html
5 POKOK CALVINISME
Teologia Reformed
On this Content
1 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Perhatikan Kejadian 3:6, “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu
baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik
hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan
dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-
sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.” Setelah dibujuk
oleh iblis, Hawa termakan oleh bujukan itu dengan memandang
“keindahan” buah pengetahuan yang baik dan jahat itu, lalu kemudian
ia memakannya, ia tidak sadar bahwa pada saat itulah ia jatuh ke dalam
dosa. Kejadian 6:5 juga berkata hal serupa, “Ketika dilihat TUHAN,
bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala
kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,”
Begitu juga dengan Yeremia 17:9, “Betapa liciknya hati, lebih licik dari
pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat
mengetahuinya?” Di Perjanjian Baru, kita mendapati hal serupa. Di
Roma 3:10, Paulus mengajar, “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.”
Lalu di ayat selanjutnya (11 s/d 18), ia memaparkan kecenderungan
perbuatan jahat manusia.
2 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
3 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
orang itu melawan Kristus, mereka semakin kalah dan tidak bisa apa-
apa. Itulah gambaran dunia yang katanya semakin “pintar”, tetapi
realitanya bodoh.
Di Kisah Para Rasul 13:48, atas ilham Roh, dr. Lukas menulis,
“Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah
dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang
ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.” Perkataan
ini terjadi setelah Paulus memberitakan Injil kepada orang-orang
Yahudi di Antiokhia di Psidia (baca: ayat 16 dan 44). Orang-orang yang
4 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Dan terakhir, Allah yang telah memilih kita di dalam Kristus sebelum
dunia dijadikan terjadi karena kasih karunia Allah saja. Perhatikan ayat 6
di dalam Ef. 1 ini. Ketika Allah telah menentukan kita di dalam Kristus,
itu terjadi karena anugerah-Nya, sehingga anugerah-Nya itulah yang
harus dipuji selama-lamanya, bukan karena kehebatan diri kita yang
memilih Tuhan. Di sini, proposisi Arminian yang mengajarkan bahwa
5 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Pertama, bersyukur. Tidak ada respon yang paling penting selain kita
terus-menerus bersyukur atas anugerah-Nya yang begitu agung yang
telah diberikan-Nya bagi kita yang berdosa. Kalau Allah memilih
manusia berdasarkan kebaikan manusia, maka manusia bisa berbangga
karenanya, tetapi Alkitab TIDAK mengajar demikian. Alkitab mengajar
bahwa Allah memilih manusia TIDAK melihat jasa baik manusia, tetapi
murni anugerah dan kedaulatan Allah. Justru karena inilah, kita makin
bersyukur bukan hanya karena Ia telah memilih kita, tetapi juga Ia telah
memilih kita tanpa melihat diri kita yang kotor dan najis ini. Dengan
kata lain, Ia menerima kita apa adanya. Itulah penghiburan umat Tuhan
yang tak terkira.
Kedua, bersaksi dan berbuat benar. Kita tidak cukup hanya bersyukur,
kita harus menyaksikan cinta kasih Tuhan yang begitu agung ini kepada
semua orang tanpa kecuali melalui penginjilan dan perbuatan kita yang
memuliakan Tuhan sebagai seorang yang telah dipilih Allah. Kita bisa
melakukan hal ini pun merupakan anugerah Allah melalui pekerjaan
Roh Kudus. Dengan kata lain, di dalam pemilihan Allah, mengutip
perkataan Ev. Mercy G. P. Matakupan, S.Th., Ia menerima kita apa
adanya, tetapi Ia tidak membiarkan kita apa adanya. Artinya, Ia
menerima kita dalam kondisi apa adanya, tidak melihat jasa baik kita,
tetapi Ia tidak selamanya membiarkan kita terus di dalam kondisi rusak
(apa adanya), melainkan Ia akan memampukan kita berbuat baik demi
kemuliaan-Nya.
6 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
7 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan
pada akhir zaman.” Kata “jikalau” seharusnya diterjemahkan kecuali.
Dengan kata lain, tidak mungkin seorang bisa datang kepada Kristus,
kecuali orang itu ditarik oleh Bapa untuk datang kepada Kristus.
8 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal.” Ayat ini tidak asing lagi di telinga orang Kristen, tetapi yang
asing adalah penafsirannya. Biasanya, banyak orang Kristen menafsirkan
bahwa Kristus menebus semua manusia tanpa kecuali dengan
menafsirkan “dunia” menunjuk kepada semua orang.
Benarkah? Mari kita analisa. Ayat 16 diawali dengan suatu tesis bahwa
karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini. Inilah yang
membuktikan anugerah dan kasih Allah bagi umat-Nya dan dasar bagi
penebusan Kristus. Lalu, disusul dengan pernyataan, “sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,” Penebusan Kristus didasarkan
pada kasih Allah. Kemudian, penebusan Kristus ini tidak berhenti, tetapi
berdampak, yaitu supaya setiap orang yang percaya kepada Kristus
tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal.
9 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Dengan kata lain, dunia yang dimaksudkan sebagai objek kasih Allah,
bukan dunia secara universal, tetapi terbatas hanya kepada mereka
yang percaya kepada-Nya. Ada theolog yang menafsirkan bahwa
penebusan Kristus itu berlaku universal, tetapi efektif bagi umat pilihan-
Nya lalu mengutip ayat ini. Ajaran ini jelas kurang dapat
dipertanggungjawabkan. Mengapa? Karena kalau orang ini menafsirkan
bahwa penebusan Kristus berlaku universal, tetapi efektif bagi umat-
Nya, pertanyaannya adalah buat apa Kristus menebus kalau di titik
pertama, Ia mengetahui penebusan-Nya bisa berlaku universal, tetapi
efektif hanya pada umat pilihan?
Masih banyak ayat yang bisa kita teliti bersama, tetapi kita akan
mengakhirinya dan langsung mempelajari signifikansi dari doktrin
10 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Sungguh luar biasa definisi 1Ptr. 1:2 tentang siapa orang Kristen sejati,
yaitu mereka yang: telah dipilih oleh Allah Bapa, lalu dikuduskan oleh
Roh Kudus (dilahirbarukan oleh Roh Kudus) supaya bisa percaya dan
taat kepada Kristus serta menerima percikan darah-Nya. Di sini, orang
Kristen adalah orang yang telah dilahirbarukan oleh Roh Kudus untuk
percaya dan taat kepada Kristus. Jadi, kelahiran baru mendahului
pertobatan (bdk. 1Korintus 12:3b).
11 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
maka orang Reformed tidak lagi mau memberitakan Injil. Itu memang
kesalahan dari para penganut “Reformed” yang tidak sungguh-sungguh
mengerti Reformed (yang pasti Injili). Pdt. Dr. Stephen Tong sering
menyebut banyak gereja mengaku atau memasang plang Reformed,
tetapi theologinya tidak Reformed, itu sebenarnya bukan Reformed,
tetapi De-formed atau bahkan no-formed. Mengapa beliau sampai
mengatakan hal ini?
Tidak usah heran, banyak jemaat dari gereja Protestan arus utama yang
mengaku diri bertheologi “Reformed” masih pergi ke dukun, percaya
takhayul, dll. Itu semua membuktikan, gereja hanya sibuk mengurusi
hal-hal internal, tetapi lupa mengurusi hal yang lebih penting, yaitu hal-
hal eksternal, bersaksi bagi Kristus. Gereja terlalu sibuk mementingkan
organisasi, tetapi melupakan misi. Sungguh amat mengasihankan.
12 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Saat ini, ketika kita sudah belajar banyak theologi Reformed khusus
tentang Penebusan Terbatas, biarlah hati kita semakin dikobarkan untuk
memberitakan Injil dengan hikmat dan kuasa Roh Kudus. Doktrin
Predestinasi tidak pernah menyurutkan api penginjilan, karena doktrin
ini justru memberikan kekuatan pendorong pemberitaan Injil. Jika Allah
telah menentukan beberapa orang untuk dipilih dan ditebus oleh
Kristus, maka kita tinggal menuai hasilnya melalui pemberitaan Injil.
Dan lagi, ketika Allah telah menentukan umat pilihan-Nya, kita tidak
perlu terlalu ngotot memaksakan Injil di dalam penginjilan, seperti yang
dilakukan oleh beberapa misionaris Injili yang dangkal. Ketika orang
yang kita injili tidak mau menerima Injil, kita tidak perlu memaksa,
biarlah kita tinggalkan orang itu, karena mungkin sekali orang itu bukan
umat pilihan-Nya, atau mungkin juga bukan kita yang diutus-Nya
memberitakan Injil pada orang itu (mungkin rekan atau sahabat kita
yang diutus-Nya menginjili orang itu). Semua aktivitas penginjilan yang
kita kerjakan adalah bertujuan untuk memuliakan Allah, bukan untuk
menambah jumlah anggota jemaat atau orang Kristen. Ingatlah
motivasi dan tujuan ini!
Ajaran ini ditolak dengan tegas di Sinode Karthage pada tahun 418,
Konsili Efesus pada tahun 431, dan Sinode Orange pada tahun 529.[4]
Bidat kedua, Semi-Pelagianisme (Arminianisme) sebagai jalan tengah
antara Calvinisme dan Pelagianisme (model Postmodern yang suka
13 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Lalu, apa yang Alkitab ajarkan? Kembali, mengerti anugerah Allah yang
tidak dapat ditolak harus didasari dari mengerti akan kerusakan total
manusia akibat dosa. Di atas, kita telah merenungkan dan mempelajari
makna Kerusakan Total manusia berdosa yang merusak seluruh
keberadaan manusia, dari rasio, emosi, kehendak, dll, sehingga motivasi
kita dalam berbuat baik tidak lagi murni untuk memuliakan Tuhan.
14 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Tentu tidak. Justru, menerima, bahkan mungkin orang ini akan berlutut
bersyukur kepada orang yang telah membebaskannya dari hukuman
mati. Tidak tahu lagi, kalau orang yang akan dihukum mati ini adalah
orang yang kurang waras (atau gila), sehingga ia tidak mau menerima
anugerah itu. Begitu juga dengan umat pilihan-Nya. Kepada mereka
diberikan anugerah Allah yang menyelamatkan, dan tentu mereka pasti
menerima anugerah itu dengan penuh rasa syukur, karena mereka telah
dimerdekakan dari dunia kegelapan dan dibawa kepada Terang Allah.
Respon mereka ini pun adalah anugerah Allah. Mari kita telusuri apa
yang Alkitab ajarkan tentang anugerah yang tidak dapat ditolak.
Seperti yang telah kita bahas di atas, ayat Alkitab pertama yang
mengajar bahwa anugerah Roh Kudus tidak dapat ditolak adalah
perumpamaan Tuhan Yesus sebagai Gembala Domba yang baik di
dalam Injil Yohanes 10. Di ayat 16, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa
domba-domba lain yang dari kandang lain dituntun-Nya. Ayat ini
TIDAK berkata bahwa domba-domba lain yang mau ikut dituntun-Nya,
tetapi ayat ini mengatakan bahwa domba-domba lain dituntun-Nya
juga. Apakah ini paksaan? TIDAK. Ini terjadi karena anugerah.
Bayangkan, Tuhan Yesus menyamakan kita (umat pilihan-Nya) seperti
domba-domba yang suka menurut dan mengenal siapa Gembalanya.
Kalau kita disamakan seperti domba, mengapa kita maunya seperti
buaya atau binatang lain yang mau berjalan sendiri tanpa
pemimpin/gembala? Ini kegagalan manusia berdosa yang terus
menganggap diri “pintar”.
15 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Ucapan syukur atas anugerah Allah yang tidak dapat ditolak ini harus
diteruskan juga kepada orang-orang lain dengan memberitakan Injil
kepada mereka, sehingga kita membawa mereka juga bersama-sama
mengalami dan melihat kedahsyatan anugerah Allah di luar rasio
manusia yang terbatas.
16 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Dengan kata lain, Allah yang setia adalah Allah yang bisa dipercayai dan
dijamin (trustworthy). Allah yang bisa diandalkan ini adalah Allah yang
juga bisa diandalkan di dalam hal keselamatan. Ia yang telah memulai
keselamatan, Ia pulalah yang akan menggenapinya. Oleh sebab itu,
mari kita akan menelusuri apa yang Alkitab ajarkan tentang hal ini
sehingga kita makin lama makin mengerti apa yang Alkitab ajarkan
tentang kesetiaan Allah.
Tuhan Yesus di dalam Injil Yohanes 6:39 berfirman dengan jelas, “Dan
Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua
yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi
supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.” Kata “hilang” dapat
diterjemahkan binasa. Dengan kata lain, semua umat pilihan yang telah
dibawa oleh Allah Bapa kepada Kristus tidak mungkin binasa, melainkan
17 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
mereka akan dibangkitkan oleh Kristus pada akhir zaman (bdk. Yoh.
3:16b). Inilah jaminan keselamatan kekal Allah bagi umat-Nya.
18 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Roh Kudus adalah jaminan (bisa diterjemahan stempel sah) bagi umat-
Nya bahwa mereka tidak akan binasa. Mengapa? Karena Roh Kudus itu
yang menjamin kita memperoleh seluruhnya, yaitu penyempurnaan
penebusan yang menjadikan kita milik Allah (baca ayat 14). Sungguh
sangat jelas, Roh Kudus menjadi saksi dan jaminan bagi kita bahwa kita
benar-benar anak-anak Allah dan tidak akan pernah ditinggalkan
sendirian (Rm. 8:16, 28).
Pertama, kalau ada orang Kristen yang murtad, kita perlu klarifikasikan
makna Kristen itu sendiri pada diri orang itu. Apa arti Kristen? Kristen
berarti pengikut Kristus (atau bisa diterjemahkan “Kristus-kristus kecil”
yang menjadi saksi Kristus di tengah dunia.
Untuk menjadi saksi Kristus, hidup orang Kristen sejati harus berpusat
kepada Kristus dan firman Allah (Alkitab). Hidup yang berpusat kepada
Kristus dan Alkitab adalah hidup yang menTuhankan Kristus dan
memuliakan-Nya SAJA. Benarkah orang Kristen sejati tiba-tiba bisa
murtad? Dari definisi yang sudah saya paparkan secara jelas ini, kita
dapat menjawab dengan pasti, bahwa orang Kristen SEJATI tidak
pernah akan mungkin bisa murtad, mengapa? Karena keselamatannya
adalah anugerah Allah dan Roh Kudus sendiri yang menjamin kepastian
keselamatannya.
Kedua, yang bisa murtad lagi tentu BUKAN orang Kristen sejati, tetapi
orang yang memakai aksesoris dan mengklaim diri “Kristen”. Bedakan
antara aksesoris Kristen dengan iman Kristen. Aksesoris Kristen adalah
tempelan-tempelan “Kristen” yang dipakai oleh orang yang sebenarnya
tidak pernah beriman Kristen. Contoh, setiap Minggu, rajin ke gereja,
ikut Persekutuan Doa, Pendalaman Alkitab, berpuasa, dll, mereka hanya
mengenakan aksesoris “Kristen”, tetapi benarkah hatinya berpusat dan
tunduk mutlak kepada Kristus? TIDAK! Kalau disuruh belajar Alkitab, ia
pasti mau, tetapi kalau disuruh mengubah karakter dan motivasinya, ia
19 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Saya agak takut dengan banyak orang yang mengaku diri Reformed,
studi theologi Reformed di luar negeri, tetapi hidup rohaninya kering,
yang dipentingkan debat sini sana (bukan berarti tidak perlu debat),
tetapi tidak pernah mengalami anugerah Allah di dalam hidupnya.
Otaknya penuh dengan berbagai teori yang dipelajari, tetapi hatinya
kering, tidak ada semangat lagi melayani, bahkan ke gereja pun
menjadi rutinitas. Tidak heran juga, bahkan seorang pemimpin gereja
dari gereja yang mengaku bertheologi “Calvinis” tiba-tiba bisa menulis
satu artikel yang membuktikan Kristus tidak bangkit, meskipun
kemudian setelah ditegur oleh gerejanya, ia “bertobat” secara
akademis.
20 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
Kedua, realita pembeda. Doktrin ini mengantarkan kita untuk lebih teliti
dan tajam lagi membedakan mana orang Kristen sejati dengan orang
yang katanya “Kristen” (saya menyebutnya: pseudo-Christian/Kristen
palsu). Bedanya adalah orang Kristen sejati dari titik awal sampai
penghabisannya tidak akan pernah murtad lagi. Meskipun di kala
tertentu sempat murtad, Allah yang berdaulat akan “memukul” dia
untuk kembali kepada Kristus. Salah satu contoh artis Indonesia yang
menggambarkan realita ini adalah Nafa Urbach.
Menurut berita, Nafa Urbach dari kecil adalah Kristen, kemudian ikut
neneknya (kalau tidak salah), maka ia menjadi Islam, lalu kira-kira 1-2
tahun lalu, ia “dipukul” Tuhan sehingga ia menjadi Kristen lagi.
Sedangkan, orang yang mengaku diri “Kristen” dijamin akan murtad
selama-lamanya. Saya belum bisa memastikan contoh praktis di
Indonesia, karena mereka yang murtad juga belum meninggal. Yang
saya tahu, mereka yang mengaku diri “Kristen” kemudian murtad
kebanyakan dari Gereja Katolik, meskipun ada juga dari gereja-gereja
Protestan arus utama, sebut saja: Dian Sastrowardoyo (dari Gereja
Katolik menjadi Islam), Dewi Lestari dan Marcell Siahaan (suami istri
yang dulunya Protestan akhirnya menjadi Buddhis), dll.
21 of 22 9/26/2021, 4:00 AM
Firefox https://teologiareformed.blogspot.com/2021/09/5-pokok-calvinisme.html
22 of 22 9/26/2021, 4:00 AM