Anda di halaman 1dari 3

Seratus Tokoh http://media.isnet.org/iptek/100/Calvin.

html

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah


oleh Michael H. Hart

Indeks Iptek | Indeks Artikel

ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

55 JOHN CALVIN 1509-1564


Tak bisa tidak, dia salah seorang tokoh utama dalam sejarah Eropa. Orang itu adalah
John Calvin, teolog dan moralis Protestan. Pandangannya yang begitu beraneka
ragam tentang masalah seperti teologi, pemerintahan, moral pribadi dan kebiasaan
bekerja, lebih dari empat ratus tahun mempengaruhi tingkah laku dan perikehidupan
jutaan orang.

John Calvin (nama aslinya: Jean Cauvin) lahir tahun 1509 di kota Noyon, Perancis.
Dia peroleh pendidikan baik. Sesudah belajar di College de Montaigue di Paris, dia
masuk Universitas Orleans belajar hukum. Dia pun belajar hukum di Bourges.

Calvin baru berumur delapan tahun tatkala Martin Luther menempelkan posternya.
"Tesis" di pintu gereja Wittenberg yang membuahkan reformasi Protestan. Calvin
dibesarkan sebagai orang Katolik, tetapi selaku orang muda dia ganti jadi pemeluk
Protestan. Menghindari hukuman, dia segera pergi ke Paris tempat yang pernah dia
tinggali, dan sesudah mengembara beberapa lama, dia menetap di Basel, Swiss. Di
sana dia hidup dengan nama samaran dan terus memperdalam teologi. Di tahun 1536 tatkala umurnya mencapai dua
puluh tujuh tahun diterbitkanlah bukunya yang terkenal Lembaga Agama Kristen. Buku ini yang menghimpun
pokok-pokok kepercayaan Protestan dan menyuguhkan dalam bentuk yang sistematis dan mudah dicerna, membuatnya
masyhur.

Kemudian di tahun 1536 dia mengunjungi Jenewa, tempat faham Protestan dengan cepat berkembang dan menjadi kuat.
Dia minta tinggal di sana sebagai guru dan pemuka masyarakat Protestan. Tetapi, pertentangan segera timbul antara
pihak penganut Calvin yang keras dan puritan dengan orang-orang Jenewa, dan di tahun 1538 dia dipaksa meninggalkan
kota itu. Tetapi, di tahun 1541 dia diundang untuk datang lagi. Ini dilakukannya dan dia menjadi bukan semata pemuka
agama di kota itu, melainkan sekaligus jadi pemuka politik yang efektif hingga ajalnya tahun 1564.

Dalam teori, Calvin tak pernah jadi diktator di Jenewa. Banyak penduduk punya hak pilih dan banyak kekuasaan politik
formal dipegang oleh sebuah dewan yang terdiri dari dua puluh lima orang. Calvin bukanlah anggota dewan ini. Dia bisa
dipindah tiap saat (dan memang terjadi dia diusir di tahun 1538) bilamana dia tidak disukai oleh mayoritas. Namun,
dalam praktek dia menguasai kota. Dan sesudah tahun 1555 dia pada dasarnya merupakan seorang otokrat.

Di bawah kepemimpinan Calvin, Jenewa menjadi pusat Protestan yang menonjol di Eropa. Calvin dengan gigih
mencoba mendorong kemajuan dan pertumbuhan Protestan di negeri-negeri lain, khusus di Perancis, dan ada sementara
waktu Jenewa dijuluki "Romanya Protestant". Hal pertama yang dilakukannya sekembalinya di Jenewa adalah
menggariskan aturan-aturan gerejani untuk gereja pembaharuan di sana. Selama di Jenewa Calvin menulis banyak esai
keagamaan yang berpengaruh. Esai-esai ini menjadi patokan buat gereja-gereja pembaharuan di Eropa, dan berbarengan
dengan itu meneruskan memperbaiki dia punya buku Lembaga Agama Kristen. Dia juga memberi serangkaian
ceramah-ceramah tentang teologi dan Injil.

Jenewanya Calvin merupakan kota yang agak puritan dan keras. Bukan cuma perzinahan dan hubungan bebas dianggap
kejahatan berat, tetapi juga judi, mabuk dan dansa serta nyanyi lagu-lagu ngelantur semuanya terlarang dan bisa
mengakibatkan jatuhnya hukuman berat. Kunjungan ke gereja pada jam-jam yang diatur oleh acara merupakan perintah
hukum dan panjangnya khotbah sudah menjadi kebiasaan.

Calvin sangat mendorong ketekunan kerja. Dia juga mengobarkan semangat belajar. Dalam masa pemerintahannyalah
Universitas Jenewa didirikan.

Calvin orang yang tidak kenal toleransi, dan siapa yang dianggap murtad, segera dapat kutukan dan hukuman di Jenewa.
Korbannya yang terkenal (walau jumlahnya tidak banyak) adalah Michael Servetus, seorang dokter dan teolog yang
tidak percaya doktrin Trinitas. Ketika Servetus datang di Jenewa, dia ditahan, diadili dengan tuduhan murtad, dan

1 of 3 4/15/2006 10:12
Seratus Tokoh http://media.isnet.org/iptek/100/Calvin.html

dijatuhi hukuman bakar hingga hangus jadi arang (1553). Juga, beberapa orang yang dituduh jadi tukang sihir menjalani
nasib serupa di masa pemerintahannya.

Calvin meninggal dunia di Jenewa tahun 1564. Dia beristeri, tetapi sang isteri berpulang tahun 1549 dan anak
satu-satunya mati begitu lahir.

Arti penting Calvin tidak terletak pada kegiatari langsung politiknya, melainkan pada ideologi yang disiarkannya.
Ditekankannya pada kekuasaan dan makna penting Injil, dan seperti halnya Luther, menolak kebiasaan dan pentingnya
gereja Katolik Roma. Dan seperti halnya Luther, St. Augustine dan St. Paul, Calvin berpegang pada pendapat bahwa
semua manusia itu berdosa, dan penyelamatannya bukan lantaran bekerja dengan baik-baik melainkan semata-mata
lewat kepercayaan. Yang paling mengesankan adalah pikiran Calvin tentang adanya takdir serta orang terkutuk.
Menurut Calvin, Tuhan sudah ambil keputusan --tanpa pertimbangan kebajikan yang diperbuatnya--apabila seseorang
itu terselamatkan atau terkutuk. Jika demikian halnya, buat apa seseorang mesti berbuat dan bermoral baik? Jawaban
Calvin adalah "si terpilih" (orang-orang yang dipilih Tuhan menerima Nabi Isa karena itu menerima pembebasan dosa)
sudah pula dipilih Tuhan untuk berbuat benar. Kita tidak selamat berhubung sudah berbuat benar. Kita tidak selamat
berhubung sudah berbuat baik, tetapi kita berbuat baik karena Tuhan telah memilih kita untuk jadi selamat dari dosa.
Walaupun doktrin itu tampaknya ganjil, tak diragukan lagi hal itu telah mengilhami para pengikut Calvin untuk hidup
secara taat dan polos luar biasa.

Calvin sudah memberi sumbangan pengaruh besar kepada dunia. Doktrin teologinya akhirnya merebut pendukung lebih
banyak ketimbang yang diperoleh Luther. Meskipun daerah Jerman bagian utara dan Skandinavia merupakan daerah
kaum Lutheran yang berakar, tetapi Swiss dan negeri Belanda menjadi daerah Calvinis. Ada sebagian kecil penganut
Calvin di Polandia, Hongaria dan Jerman. Kaum Presbytarian di Skotlandia adalah Calvinis, seperti halnya orang-orang
Huguenot di Perancis dan kaum Puritan di Inggris. Pengaruh Puritan di Amerika, tentu saja, cukup kuat dan bertahan
lama.

Jenewanya Calvin lebih mendekati sebuah kota teokrasi ketimbang demokrasi, namun kalau ditilik-tilik, pada akhirnya
akan tampak jua bertambahnya gejala-gejala demokratis. Atau bisa juga akibat karena pengikut Calvin di banyak negeri
itu minoritas, mereka pilih mendingan bersandar saja pada kekuatan penguasa daripada beraneh-aneh tingkah. Atau
disebabkan lantaran faktor pengaruh tatanan keorganisasian gerejanya sendiri yang sedikit banyak memberi warna
kepada sikap tindakan mereka menghadapi dunia luar. Tetapi, apa pun alasannya, basis kekuatan kaum Calvinis yang
asli (Swiss, Negeri Belanda dan Inggris) menjadi basis kekuatan demokrasi pula.

Ada yang menuntut pengakuan bahwa doktrin Calvin merupakan faktor utama terbentuknya apa yang disebut "Etik kerja
Protestan", dan merupakan faktor utama pula tumbuhnya kapitalisme. Dalam hal ini agak sukar ditetapkan sampai
seberapa jauh dan banyak kadar Calvinis yang memegang peranan. Belanda, misalnya, sudah punya penduduk yang
berpembawaan rajin, jauh sebelum Calvin lahir ke dunia. Sebaliknya, tidak beralasan juga mengecilkan makna seruan
Calvin agar pengikutnya bekerja keras. (Perlu agaknya dicatat, Calvin ada mengijinkan renten (riba), sesuatu yang
dikutuk keras oleh moralis-moralis Kristen sebelumnya. Renten inilah salah satu faktor penting dalam pertumbuhan
kapitalisme).

Seberapa tinggi baiknya kedudukan Calvin mesti ditempatkan pada daftar urutan buku ini? Pengaruh Calvin telah
menurun khusus di Eropa dan Amerika Utara. Dan lebih jauh lagi, jelas sekali pengaruhnya dengan tajam menurun pada
abad lalu. Dan dalam beberapa hal, kedudukan Calvinisme telah tergeser oleh tokoh-tokoh sebelumnya seperti Nabi Isa,
St. Paul dan Luther.

Meskipun reformasi Protestan punya makna sebagai peristiwa sejarah, jelas pula bahwa Martin Luther adalah tokoh
paling bertanggung jawab atas kebangkitan itu. Calvin sendiri hanyalah salah seorang dari sekian banyak tokoh
Protestan berpengaruh lainnya yang muncul sesudah Luther. Karena itu jelaslah Calvin mesti ditempatkan dalam urutan
jauh di bawah Luther. Di lain pihak, Calvin mesti ditempatkan di atas filosof-filosof seperti Voltaire dan Rousseau
sebagian karena pengaruhnya berkembang dalam jangka waktu dua kali lamanya ketimbang pengaruh mereka, dan
sebagian lagi karena ide-idenya merasuk dalam sekali ke kalbu para pengikutnya.

Situs Web

http://www.ccel.org/c/calvin/
http://www.wsu.edu/~dee/REFORM/CALVIN.HTM
http://www.hfac.uh.edu/gbrown/philosophers/leibniz/BritannicaPages/Calvin/Calvin.html
http://www.believersweb.org/view.cfm?ID=55
http://www.worldwideschool.org/library/books/hst/european/BeaconLightsofHistoryVolumeIIIPart2/chap17.html

2 of 3 4/15/2006 10:12
Seratus Tokoh http://media.isnet.org/iptek/100/Calvin.html

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah


Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Indeks Iptek | Indeks Artikel

ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota


Please direct any suggestion to Media Team

3 of 3 4/15/2006 10:12

Anda mungkin juga menyukai