Anda di halaman 1dari 9

Makalah

STRATEGI PAULUS DALAM PENGINJILAN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penginjilan
Dosen Pengampu : Pdm. Wulan Agung, S.Th, M.Th (c)

Disusun oleh :
Bernadeta Beka F.A.
2018.1.0336

FAKULTAS TEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI NUSANTARA
SALATIGA
2019
I. Latar belakang
Penginjilan memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan gereja. Sebagai salah
satu tolok ukur untuk melihat adanya pertumbuhan jemaat, sebenarnya awal mula penginjilan
dipelopori oleh tokoh Agung Tuhan Yesus Kristus. Dalam amanat agung-Nya yang kita
temui di dalam Injil Matius pasal 28 ayat 19-20, dapat ditemukan bahwa penginjilan adalah
misi dari Kristus yang diembankan kepada kita.
Dengan adanya penginjilan, banyak orang mendengar kabar kelepasan, kabar
kebebasan, kabar kemenangan dan kabar baik keselamatan sehingga banyak orang percaya
dan menaruh iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Sebagai sang pemberi amanat agung, tentu
Tuhan Yesus sudah terlebih dahulu menjadi contoh dalam melakukan penginjilan. Selama
kehidupan-Nya di dunia, hidup Kristus dipenuhi oleh misi Allah dan kerinduan-Nya agar
semakin banyak orang diselamatkan oleh karena menaruh harapan yang pasti akan Injil.
Penginjilan tidak hanya dilakukan oleh kedua belas murid Yesus. Jika kita melihat di
dalam Alkitab, Injil Lukas mengatakan bahwa Ia juga mengutus tujuh puluh murid untuk
memberitakan Injil. Hal ini tercatat di dalam Injil Lukas 10: 1-12 sebagai berikut:
“10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu
mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak
dikunjungi-Nya. 10:2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi
pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia
mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku
mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. 10:4 Janganlah
membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada
siapapun selama dalam perjalanan. 10:5 Kalau kamu memasuki suatu rumah,
katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. 10:6 Dan jikalau di situ ada
orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya.
Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 10:7 Tinggallah dalam rumah itu,
makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja
patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. 10:8 Dan jikalau kamu
masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang
dihidangkan kepadamu, 10:9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ
dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. 10:10 Tetapi
jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah
ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: 10:11 Juga debu kotamu yang melekat
pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah
sudah dekat.”1

Dari ayat di atas, dapat kita lihat bahwa penginjilan tidak hanya dilakukan oleh kedua
belas murid, namun juga dilakukan oleh orang-orang lain yang pada akhirnya memutuskan
untuk mengikuti Yesus dan percaya pada pekabaran Injil. Salah satu murid Yesus yang juga

1
http://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Luk 10:1-11 diakses pada hari Minggu, 14 April 2019.
sebut rasul yang sangat terkenal adalah Saulus. Saulus dikenal sebagai penentang, penganiaya
jemaat dan penghujat. Namun hidupnya mengalami fase perubahan ketika ia berjumpa
dengan Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik. Saulus yang bertemu dengan Tuhan Yesus
mengalami perubahan total dalam hidupnya. Saulus yang berganti nama menjadi Paulus
mulai percaya pada Yesus dan belajar Injil. Kasih karunia Allah yang besar membuatnya
menyadari bahwa ia sesungguhnya tidak layak menerima anugrah keselamatan itu.
Kerinduannya akan firman Allah dan kecintaannya kepada jiwa-jiwa membakar semangat
Paulus untuk memberitakan Injil agar semakin banyak orang diselamatkan.
Di dalam Perjanjian Baru dapat kita lihat bahwa Paulus adalah salah seorang rasul
yang paling banyak menulis kitab yaitu sebanyak tiga belas kitab. Roh Kudus Allah
menaunginya, sehingga ia dapat bersaksi, menginjil dan memenangkan jiwa untuk
diselamatkan. Tekad Paulus yang kuat dan seolah tak memiliki rasa gentar kepada manusia
menyebabkan ia banyak dibenci, dimusuhi dan sering berhadapan dengan maut.
Hingga akhir hidupnya, Paulus masih setia kepada Allah dan menyatakan suatu
deklarasi iman bahwa ia telah mengakhiri pertandingan dengan baik dan siap menerima
mahkota kehidupan yang dikaruniakan Allah kepadanya. Strategi yang dimiliki Paulus dalam
penginjilan menginspirasi banyak pengikut Kristus hingga masa sekarang. Kerinduan umat
Kristen seharusnya sama seperti kerinduan yang dimiliki Kritus agar banyak orang
diselamatkan. Namun dalam prakteknya metode penginjilan harus disampaikan dengan cara
yang tepat.
Dari tokoh Paulus yang memiliki peran besar dalam penginjilan di dalam jemaat
mula-mula, maka penulis mengangkat judul makalah “Strategi pPnginjilan Paulus”.

II. Rumusan Masalah


1. Jelaskan strategi penginjilan yang digunakan oleh Paulus !
III.Pembahasan
Dalam perjalanannya memberitakan Injil, Paulus yang dipimpin oleh Roh Kudus
menggunakan metode-metode untuk dapat memenangkan sebanyak mungkin jiwa. Metode
dan strategi yang digunakan, tentunya tidak lepas dari peran Allah sendiri yang memberikan
hikmat-Nya yang kaya sehingga Paulus dapat menjadi rasul besar di dalam Alkitab. Berikut
beberapa strategi penginjilan Paulus yang ditemukan penulis di dalam Alkitab:
1. Memberikan diri dipimpin oleh Roh Kudus dan bertobat
Atas anugerah dan kasih karunia yang begitu besar yang telah diterima Paulus,
ia memberikan diri untuk bertobat dari dosa masa lalunya. Kita dapat melihat
pernyataannya di dalam 1 Timotius 1 ayat 12-13 yang berbunyi, “Aku bersyukur
kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia
menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku-- aku yang
tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku
telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu
di luar iman2.” Dalam kehidupannya setelah pertobatan, Paulus memberikan diri
dipimpin oleh Roh Kudus. Beberapa kali Paulus menulis bahwa Roh Kudus Allah-lah
yang bekerja di dalam hidupnya sehingga ia dapat berkarya bagi Allah. Satu hal yang
cukup mengesankan adalah ketika Paulus mengatakan, “Karena bagiku hidup adalah
Kristus dan mati adalah keuntungan.”

2. Menjadi teladan bagi penerima Injil


Tantangan yang dihadapi Paulus sebagai seorang penginjil tentu tidaklah mudah.
Apalagi latar belakangnya sebagai seorang penganiaya jemaat, membuatnya tidak
mudah dipercayai oleh pendengar. Tantangan demi tantangan serta berbagai ancaman
tidak membuatnya gentar. Namun sebelum terjun di dalam dunia penginjilan, Paulus
terlebih dahulu menjadi teladan iman, Di dalam 2 Korintus 6 ayat 3 sampai 7
mengatakan,
“Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya
pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami
menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan
dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam
menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam
berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan
kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam

2
1 Timotius 1 ayat 12-13. Alkitab LAI.
pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-
senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela.”

Selain itu hal ini diperjelas lagi di dalam 1 Korintus 11 ayat 23 sampai 29
yang berbunyi,
“Apakah mereka pelayan Kristus?  --aku berkata seperti orang gila--aku lebih
lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di
luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi,
setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku
dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku
terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam
bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi
dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang
gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.
Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku
lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan,
dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk
memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku
turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung,   tidakkah hatiku hancur oleh
dukacita?”

Atas semua hal yang sudah dilakukan Paulus, ia membuktikan kecintaannya


kepada Allah dan tekadnya yang mantap untuk mengikuti Tuhan hingga akhir
hayatnya. Kerinduannya agar banyak jiwa dimenangkan bagi Tuhan menjadi contoh
generasi zaman sekarang agar lebih peduli pada keselamatan sesama. Tidak peduli
berapa kali ia mendapat tantangan, namun paulus tetap berusaha memberikan telada
iman bagi orang percaya. Oleh karena itu, Paulus mengatakan didalam 1 Korintus 11
ayat 1, “Ikutilah teladanku, sama seperti aku juga mengikuti teladan Kristus.”

3. Tidak dengan sendiri memberitakan Injil Kristus


Tuhan Yesus yang mengutus Paulus untuk menjalankan misi-Nya, Tuhan
menetapkan seorang teman bagi Paulus untuk memberitakan Injil. Sebelum-
sebelumnya Paulus pernah bergabung dengan orang-orang Kristen, dan disanalah ia
meyakinkan dirinya sungguh-sungguh bertobat. Teman Paulus memberitakan Injil
adalah Barnabas dalam Alkitab Kisah Para Rasul 11:24-25, dia mencari Paulus untuk
bertemu dan membawa Paulus ke Antiokhia memberitakan Injil. Kemungkinan
Paulus telah belajar dari Barnabas memberitakan Injil. Paulus dan Barnabas
menjalankan misi Kristus bukan saja menginjil lalu meninggalkannya, tetapi juga
mengajarkan mereka yang bertobat untuk mengenal Kristus selama satu tahun
lamanya. Kita memang tidak mampu mengandalkan kekuatan kita sendiri melakukan
tugas misi Allah, kita juga harus mempunyai teman seperti Paulus dan Barnabas. Jadi
belajar dari strategi Paulus ini kita tidak boleh sendiri untuk mengerjakan tugas misi,
kita juga harus memiliki teman. Allah mengetahui apa yang menjadi kekurangan kita,
Allah mengetahui apa yang menjadi masalah kita dalam menghadapi segala perkara.
Dalam hal ini juga Allah bisa menggunakan siapa saja untuk menolong kita agar tidak
merasa sendir dalam mengabarkan Injil untuk tugas misi Allah.3

4. Beradaptasi dengan lawan bicara


Keberadaan pemberita Injil, erat hubungannya dengan pribadi seseorang
dimana Injil itu akan diberitakan. Mengabarkan Injil secara pribadi adalah
pemberitaan Injil dalam hidup sehari-hari, dimana seorang yang telah mengenal
Kristus berupaya memperkenalkan Kristus kepada orang lain dan mengajaknya
menerima Kristus. Lalu orang yang baru menerima kristus itu dibimbing menjadi
saksi kristus. Setiap orang mempunyai kepribadian sendiri, Ia harus didekati sesuai
dengan kepribadiaannya.4 Hal ini dapat kita lihat di dalam 1 Korintus 9 ayat 19
sampai 23, yang berbunyi,
“Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba
dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya
aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di
bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum
Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku
dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-
orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang
yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar
hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat
memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-
orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat
menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi
segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang
dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku
mendapat bagian dalamnya.”5

3
http://ryanteologicalvinisme.blogspot.com/2013/11/belajar-strategi-misi-dari-rasul-
paulus.html diakses pada hari Minggu, 14 April 2019.
4
https://www.academia.edu/27662935/Strategi_Penginjilan_Rasul_Paulus_Ditinjau_dari_Kit
ab_Kisah_Para_Rasul?auto=download diakses pada hari Minggu, 14 April 2019.
5
1 Korintus 9 ayat 19-23. Alkitab LAI
5. Pidato
Strategi yang digunakan oleh Paulus dalam memberitakan Injil kepada orang-
orang yang ada pada saat itu bukan saja melalui khotbah tetapi Paulus menggunakan
cara lain yaitu pidato, dimana melalui pidato orang dapat mendengar dengan cermat
apa yang disampaikan oleh Paulus dalam ia membritakan tentang Yesus.6
Hal ini dapat dijumpai di dalam Kisah Para Rasul 17 ayat 16 sampai 34 yang
menceritakan mengenai kedatangan Paulus di Athena. Dalam kedatangannya di
Athena, Paulus prihatin akan keadaan kota itu karena mereka menyembah “allah”
yang tidak mereka kenal. Dengan jalan inilah Paulus menyampaikan pidatonya untuk
penginjilan.

6. Khotbah
Berkhotbah atau memberitakan adalah cara utama untuk mengkomunikasikan
diri dalam Perjanjian Baru. Rasul Paulus mengerti pekerjaannya yang utama adalah
memberitakan. Dalam 1 Korintus 1:17 mengatakan: “sebab kristus mengutus aku
bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itu pun bukan dengan
hikmat perkataan, supaya salib kristus jangan menjadi sia-sia” Fokusnya bukan pada
dirinya sendiri, melainkan pada Yesus Kristus yang tersalib. Paulus menekankan
bahwa ia hanya ingin menjalankan tugasnya sebagai seorang pemberita yang
memeberitakan kabar tentang Yesus sebagai Mesias yang disalibkan.7

7. Mendatangi tempat ramai


Tidak hanya sekali, namun Paulus berkali-kali mendatangi tempat yang ramai
untuk bias menyampaikan berita Injil, seperti di pasar, sinagoge, ruang kuliah, dll.
Tujuannya adalah ada sebanyak mungkin orang yang mendengar sehingga percaya
dan diselamatkan. Tentu dalam hal ini, Paulus meminta pimpinan Roh Kudus, agar
Roh Kudus membukakan hati setiap orang yang mendengar kabar baik Injil yang
diberitakan oleh Paulus. Meskipun pada akhirnya tidak jarang Paulus mengalami
masalah karena keberaniannya memberitakan Injil di khalayak umum.

6
https://www.academia.edu/27662935/Strategi_Penginjilan_Rasul_Paulus_Ditinjau_dari_Kit
ab_Kisah_Para_Rasul diakses pada hari Minggu, 14 April 2019
7
Ibid.
8. Pelayanan Self Support
Dalam segala pelayanannya, Paulus tidak meminta emas dan perak. Ia tidak
meminta-minta. Jika disamakan dengan masa kini, Paulus bukanlah pelayan yang
focus terhadap materi atau money oriented. Namun pelayanannya yang luar biasa itu
dilakukannya dengan biaya sendiri. Paulus dan kawan-kawannya melakukan beberapa
perjalanan misi. Paulus berupaya untuk tetap bekerja dan tidak membebankan jemaat,
meskipun sebenarnya ia layak mendapatkan upah atas kerja kerasnya selama ini.
Paulus tidak ingin menjadi batu sandungan dengan menjadi beban bagi jemaat yang
dibinanya. Meskipun banyak bantuan yang mengalir dan banyak orang mengasihi
Paulus dengan tulus, Paulus mengucap syukur kepada Allah karena ia percaya bahwa
Allah sumber kasih karunialah yang menggerakkan setiap hati jemaat untuk
mengulurkan tangan membantunya.
DAFTAR PUSTAKA

Kitab
Alkitab LAI

Website
https://www.academia.edu/27662935/Strategi_Penginjilan_Rasul_Paulus_Ditinjau_dari_Kitab_Kisah_Para_Ra
sul?auto=download
http://ryanteologicalvinisme.blogspot.com/2013/11/belajar-strategi-misi-dari-rasul-paulus.html
http://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Luk 10:1-11

Anda mungkin juga menyukai