Anda di halaman 1dari 10

NAMA : IMAN SARO BATE’E

MATA KULIAH : INJIL YOHANES


DOSEN PENGAJAR : DANGA MBENI HABA, M.Th

STUDI EKSEGESE
“SEORANG NABI TIDAK DIHORMATI DI NEGERINYA SENDIRI”

Bila orang membaca injil Yohanes, orang akan merasa seolah-olah masuk dalam dunia lain
dari dunia yang tergambar pada ketiga injil yang terdahulu. Injil Yohanes merupakan Injil terakhir
dari keempat Injil dalam Alkitab Perjanjian Baru. Perbandingan Injil Yohanes dengan ketiga Injil
lainnya memiliki perbedaan yang mencolok. Injil Matius, Markus, dan Lukas ditulis dengan tujuan
memberikan pemahaman kepada orang-orang Yahudi yang Kristen agar mengenal Yesus yang
sudah dituliskan dalam Perjanjian Lama. Hanya saja dalam penyajiannya Injil Markus lebih pendek
dan singkat. Sedangkan, Injil Yohanes memasukkan apa yang tidak dimasukkan oleh ketiga Injil
lainnya.1 Dimana, Injil Yohanes merupakan salah satu dari keempat Injil yang mewartakan Yesus
Kristus sebagai Sang Juruselamat. Jikalau dibandingkan dengan Injil lainnya, maka akan ditemukan
perbedaan, seolah-olah bahwa Yesus yang “diriwayatkan” dalam Injil keempat ini berbeda dengan
Yesus yang “diriwayatkan” Injil-injil sinoptik.2 Injil Yohanes disusun untuk menceritakan asal-usul,
pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus. Injil ini juga memberitakan menurut versinya dengan
tujuan menimbulkan iman (20:30-31) sehingga dengan tujuan itu ia membentuk kesaksiannya
dengan memperhatikan kebutuhan para pembacanya3. Injil Yohanes menuliskan aspek-aspek yang
bersifat rohani, adanya perbedaan-perbedaan tersebut, ialah bahwa Injil Yohanes telah mengalami
sejumlah proses pematangan yang panjang lagi rumit. Sudah sejak awalnya Injil Yohanes telah
berhadapan dengan berbagai polemik, konflik dan bahkan perpecahan yang timbul dalam Gereja
Kristen purba. Injil keempat ini memberikan prolog (1:1-18) dan epilog atau lampiran (21:1-25),
yang memiliki dua bagian utama 1:19-12:50 dan 13:1-20:31. Kitab ini sering disebut sebagai “Kitab
Tanda-tanda Heran dan Kitab Kemuliaan”4. Sudut pandang penulis mengatakan bahwa kitab tanda-
tanda heran: penderitaan dan kebangkitan Yesus merupakan tanda heran terbesar dari semua.
Struktur puncak dari karya itu yaitu perubahan nasib dari pahlawan yang menentukan penyusunan
materi tulisan yang selebihnya5. Injil Yohanes tidak mempersoalkan tentang Torah dan soal etika
1
Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry: Injil Yohanes 1-11, dalam Iris Ardaneswari, dkk. (penerjemah),
(Surabaya: Momentum, 2010), hal. 16
2
Dr. Cletus Groenen, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 1984), hal. 143
3
D. A. Carson, The Gospel According to John, PNTC (Grand Rapids: Eerdmans, 1990) Hal. 42
4
R. E. Brown, The Gospel According to John (Garden City: Doubleday, 1966-1970) hal 37-38
5
Egil A. Wyller, “ In Solomon’s Porch: A Henological Analysis of the Architectonic of the Fourth Gospel”,
ST 42 – 1988, Hal. 151-167.
1
melainkan Injil Yohanes lebih berpusat pada masalah Iman dan Kristologi tentang siapakah Yesus?.
Perbedaan-perbedaan ini memberikan pemahaman bahwa baik Injil-injil sinoptik maupun Injil
Yohanes bukanlah sebuah “laporan”, tetapi sesungguhnya merupakan suatu pemberitaan iman
kepercayaan Kristen.
Pada umumnya, pengarang injil6 keempat adalah rasul Yohanes dan dapat diterima bahwa
rasul Yohanes menjadi sumber tradisi dalam penulisan injil tersebut. Injil ini ditulis sekitar tahun
90-100 di kota Efesus7. Bagi Ireneus bahwa Injil haruslah empat seperti empat penjuru angin. Bukti
Papias berasal dari sumber-sumber sekunder. Papias adalah orang yang sezaman dengan Polikarpus
dan telah menjadi murid Yohanes. Bukti lain mengenai Papias lebih sulit dievaluasi. Marcion
meyakini bahwa hanya rasul ini yang benar-benar mengikuti pengajaran Yesus sementara yang lain
semua kembali masuk ke dalam Yudaisme, pergi ke Roma untuk meyakinkan gereja di sana dengan
pandangannya. Adapun hal yang diragukan dari pandangan-pandangan yang lain, slaah satunya
anti-Marcion yaitu Yohanes telah mengucilkan Marcion: kronologi yang dibentangkan terlalu
lemah. Pernah dikemukakan bahwa Papias dipihaknya telah mengatakan bahwa gereja-gereja atau
murid-murid tertentu “menuliskan” apa yang dikatakan Yohanes dan kemudian dikutip secara
keliru sebagai “Aku menuliskan” karena dalam bahasa Yunani yang terkemudian mungkin secara
formal tidak dapat dibedakan dari “mereka menuliskan”. Dalam bentuk Imperfek ᾴπἑϒραφον
(apegraphon) berarti entah “Aku menuliskan” atau “mereka menuliskan”; dalam bentuk aoris,
biasanya ada perbedaan formal: “Saya menuliskan” adalah ᾴπἑϒραψα (apegrapsa), sementara
“mereka menuliskan” adalah ᾴπἑϒραψαν (apegrapsan)8. Penulisan injil ini mendapatkan
tantangan-tantangan dari luar umat Yohanes yang dianggap sebagai sekte tersendiri yang berasal
dari agama negara, gnostik dan yudaisme. Bukannya haitu saja, Yohanes juga mendapat tantangan
dari dalam, yang berasal dari murid Yohanes Pembaptis dan keadaan umat Yohanes sendiri. Alasan
penulisan injil Yohanes yaitu suatu dorongan pribadi sebagai usaha pencarian serta upaya
pembuktian mengenai apa yang menyebabkan Injil Yohanes berbeda dari ketiga Injil sinoptik. Hal
ini bertujuan untuk memahami Injil Yohanes secara lebih mendalam. Percaya kepada Tuhan bisa
muncul karena berbagai alasan yang berbeda-beda. Orang-orang Galilea percaya kepada Yesus
karena telah melihat mujizat Yesus di Yerusalem (bdk. Yoh. 2:23:25) karena itulah Yesus bersaksi
bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri, hanya karena mujizat. Mujizat dapat

6
Injil (bahasa Yunani: ευαγγέλιον, euangelion – yang berarti Kabar Baik; bahasa Inggris: Gospel) adalah
istilah yang digunakan untuk menyebut keempat kitab pertama dalam Alkitab Perjanjian Baru menurut
kepercayaan Kristen. Keempat kitab tersebut, Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes, disebut Kabar
Baik, karena orang Kristen percaya bahwa narasi keempat Injil yang berpuncak pada kematian dan kebangkitan
Yesus tersebut merupakan kisah penyelamatan Allah kepada umat manusia yang berdosa, supaya manusia dapat
kembali mengenal Allah yang sesungguhnya dan dapat masuk ke surga.
7
I. Suharyo, Pengantar Kitab Suci perjanjian Baru, FTW, Yogyakarta hal. 96
8
J. B. Lightfoot, Essays on the Work Entitled “Supernatural Religion” (London: Macmillan, 1889), Hal. 214
2
mengarahkan orang untuk percaya kepada Allah tetapi tidak selalu demikian. Mujizat bukanlah
fondasi iman dan bukan menjadi alasan untuk bergantung pada mujizat untuk beriman kepada
Allah. Apalagi Iblis pun dapat juga membuat mukjizat (bdk. 2 Tes. 2:9).

Και μετά από αυτές τις δύο μέρες ο Ιησούς πήγε από εκεί στη Γαλιλαία, επειδή ο ίδιος ο
Ιησούς είχε καταθέσει ότι ένας προφήτης δεν τιμήθηκε στη χώρα του. Έτσι, όταν ήλθε στη
Γαλιλαία, ο λαός της Γαλιλαίας τον υποδέχτηκε, επειδή είδαν όλα όσα έκανε στην
Ιερουσαλήμ κατά τη γιορτή, γιατί και οι ίδιοι παρευρέθηκαν στη γιορτή9

Now after two days he departed thence, and went into Galilee. For Jesus himself testified,
that a prophet hath  no honour in his own country. Then when he was come into Galilee, the
Galilaeans received him, having seen all the things that he did at Jerusalem at the feast :
for they also went  unto the feast (John 4:43-45).10

Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, sebab Yesus sendiri telah
bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya  sendiri. Maka setelah ia tiba di
Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala
sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiripun turut ke
pesta itu (Yohanes 4:43-45)11

Diawal teks ini menandai peralihan dari Samaria ke Galilea dan memberikan catatan tentang
penerimaan Yesus disana. Dia begitu disambut di Samaria seperti juga yang terjadi di tempat-
tempat lain. Kitab Yohanes ini menulis Yesus pergi ke Galilea namun bukan ke Nazaret negeri-Nya
sendiri (bnd. Matius 13:54-58; Markus 6:1-6; Lukas 4:16-30). Kata “berangkat” dalam KBBI yaitu
mulai berjalan (pergi, bepergian):  kereta akan segera, mari kita naik, mulai menjadi (besar, akil
balig); beranjak: anak itu sudah dewasa12. Sedangkan dalam bahasa Yunani, “berangkat” yaitu
“άδεια (adeia)” merujuk pada kata kerja pertama akusatif yaitu “berangkat/pergi”. Orang-orang
Galilea jauh lebih menerima Yesus daripada orang-orang Yerusalem. Galilea berangsur-angsur
muncul sebagai wilayah iman yang berlawanan dengan Yerusalem atau wilayah penolakan13.
Meski Nazaret ada di daerah Galilea, namun kitab Yohanes ini memaksudkan Galilea ini adalah
9
Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK) Jilid
1: Lembaga Alkitab Indonesia (Jakarta – 2003) Hal. 499
10
KJV = King James Version
11
TBI = Terjemahan Baru Indonesia
12
Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI)
13
Robert Kysar, Injil Yohanes sebagai cerita : Berkenalan dengan narasi salah satu Injil, BPK Gunung Mulia
2000 Hal. 22
3
“seluruh wilayah Galilea” dan dapat diperkirakan bahwa di wilayah Galilea ini adalah daerah-
daerah yang selain dari pada kota Nazaret. Perlu dipahami secara konteks pada Yohanes pasal 4 ini,
bahwa di daerah Galilea ini meski ada penyambutan, namun Yesus masih kurang dihormati,
berbeda dengan popularitas-Nya yang berkembang di daerah Yudea (Yoh. 3:26; 4:1). Ada orang-
orang Galilea yang telah berada di Yerusalem dan telah menyaksikan mujizat-mujizat namun
mereka banyak yang tidak menjadi percaya (bnd. Yoh. 2:23-25; 4:48). Dan pada akhirnya banyak
orang-orang di Galilea pun akan meninggalkan Yesus (Yoh. 6:66). Hal ini menunjukkan bahwa
Yesus bergerak lebih bebas dan lebih sering antara Yudea dan Galilea daripada anggapan orang dari
Injil-injil Sinoptik.14 Yesus pergi ke seluruh desa-desa namun tidak di Nazaret sebab Yesus sendiri
telah membuktikannya, yang mengenai watak orang senegerinya, yang mengetahui semua umat
manusia dan mengetahui pengalaman semua nabi bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya
sendiri15. Untuk memberikan alasan mengapa Yesus pergi ke Galilea. Dengan negaranya sendiri,
Yudea tampaknya dimaksudkan, meskipun frasa yang hampir sama, negaranya, digunakan oleh tiga
Sinoptis Nazaret di Galilea. Injil Yohanes, bagaimanapun, berurusan dengan Yudea daripada
dengan pelayanan Yesus di Galilea, dan frase, negara-Nya sendiri, sesuai untuk Yudea sebagai
“rumah dan tanah air sejati para nabi, tanah yang berisi kota kelahiran Mesias. Kota yang
diasosiasikan dengan-Nya dalam nubuatan kuno dan ekspektasi populer”. Oleh karena itu, di
Yerusalem, orang-orang berkata, “Bukankah Kitab Suci mengatakan bahwa Kristus datang dari
benih Daud, dan keluar dari kota Betlehem, di mana Daud berada” (Yoh 7:42)? Dalam Yoh 4:1-3
disebutkan bahwa Yesus meninggalkan Yudea karena suatu kontroversi yang ditimbulkan oleh
orang-orang Farisi, yang selalu ditandai oleh Yohanes sebagai pemimpin oposisi terhadap Yesus.
Lebih lanjut, disini diberitahu bahwa di Yerusalem meskipun banyak yang percaya pada nama-Nya,
namun Yesus tidak mempercayai mereka (Yoh 2:23, Yoh 2:24). Menurut penjelasan ini, γὰρ, untuk
digunakan dalam arti yang paling alami dan paling jelas untuk menjelaskan alasan kepergian
Kristus ke Galilea. Pepatah ini secara alami dikemukakan oleh referensi ke Galilea, di mana Yesus
telah menggunakannya di Nazaret (Mat 13:57). Ὅτε οὖν” “when then” (kemudian menunjukkan
urutan logis dan bukan waktu) dari Yoh 4:45 mengikuti secara alami kutipan pepatah, menandakan
korespondensi antara karakter penerimaan-Nya di Galilea dan motif kepergian-Nya ke sana.
Akhirnya, jika kita memahami negara-Nya sendiri, Nazaret, kita terpaksa menjelaskan γὰρ, karena,
dari Yoh 4:46; Yesus pergi ke Kana (utara Nazaret) tanpa melewati tempat asalnya, karena alasan
yang disebutkan. Ini sepertinya dipaksakan dan sewenang-wenang. Hal ini juga menyatakan dengan
jelas bahwa sifat iman orang-orang itu mengandung Firman Allah, sehingga mereka dapat
memuliakan-Nya dan menganggap sebagai pengajar mereka. Sesungguhnya hanya pada wewenang-

14
Dr. Bob Utley, Injil Yohanes, I, II, dan III Yohanes BPK Gunung Mulia, 2002 Hal. 21
15
Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry : Injil Yohanes pasal 1-11 Hal. 258-272
4
Nya seluruh manusia dapat bersandar dan mendapatkan rasa aman. Pengetahuan yang disebutkan
juga tidak berasal dari sumber mana pun. Karena tutur kata yang berkembang dari manusia yang
berkematian pasti dapat memenuhi dan memuaskan telinga; Tetapi itu tidak akan pernah
menegakkan jiwa dalam keyakinan yang tenang akan keselamatan, Sehingga, dia yang telah
mendengar dapat dengan adil menyatakan bahwa dia tahu. Oleh karena itu, hal pertama yang perlu
diketahui adalah bahwa kristuslah yang berbicara melalui para pelayannya. Untuk memberikan
kepadanya kehormatan yang adalah miliknya yaitu tidak meragukan bahwa dia setia dan benar,
sehingga mempercayai seperti otoritas yang pasti seluruh manusia mendapat rasa aman. Ketika
mereka memahami dan mengerti bahwa yesus adalah juruselamat dunia maka mereka akan
mendengarkan dan meneriman-Nya.16 Dari ini kita mengerti bahwa dalam dua hari kristus
mengajarkan banyak hal tentang Injil dibandingkan yang dilakukan-Nya di Nazaret. Keselamatan
yang dia bawa adalah hal yang umum di seluruh dunia, sehingga mereka harus memahami lebih
mudah bahwa itu milik mereka juga. Dia tidak menyebut mereka sebagai ahli waris yang sah, tetapi
mengajari mereka bahwa dia datang untuk mengakui orang asing ke dalam keluarga Allah dan
membawa kabar kepada mereka yang belum mengenal diri-Nya (ay. 43)
Dalam ayat selanjutnya dijelaskan bahwa Yesus memberikan satu pernyataan tentang
seorang Nabi yang tidak dihormati di negerinya sendiri. “Tidak dihormati” dalam Bahasa Yunani
“ουκ εκέι” (Ouk ekh'-o skheh'-o, used in certain tenses only) yang berasal dari kata “a primary
verb, the absolute negative adverb” berjenis kata “verb” berarti tidak, bukan, bukanlah, tidakkah;
(imperfek eicon; future (masa depan) exw; aorist escon, subjunktif scw; perfek eschka) transitif:
mempunyai, memegang; menyimpan, memelihara; memperoleh; memandang; dapat, sanggup,
harus (dengan infinitif); memakai (pakaian); terletak (sabbatou econ odon seperjalanan Sabat
jauhnya Kis 1.12); to nun econ cukuplah dahulu (Kis 24.25); intransitif: ada; impersonal (tanpa
pelaku): ada “ουτων εκέι” demikian), medium partisip: yang berdekatan, yang berikut “το
εχομένθ” pada hari berikutnya yaitu lusa (Luk 13.3317). Kalau diperhatikan bahwa sebenarnya ayat
ini sangat tidak lazim karena ini tidak cocok dengan konteks yang mendahuluinya. Ini mungkin
menunjuk pada pelayanan di Galilea yang hampir dimulai (lih. 4:3). Amsal ini juga ditemkan di
Mat13:57; Mar 6:4; Luk 4:24. Dalam Sinoptik ini menunjuk pada Galilea, namun di sini ini
menunjuk pada Yudea. Pernyataan ini, tampak kontradiksi dengan pandangan pertama dan telah
menimbulkan berbagai interpretasi. Penjelasan Agustinus terlalu halus bahwa kristus tidak memiliki
kehormatan di antara bangsanya sendiri karena ia telah melakukan kebaikan moral dalam beberapa
hari di kalangan orang Samaria daripada dalam waktu yang lama di kalangan orang Galilea dan
karena Dia telah memperoleh lebih banyak murid di Samaria tanpa mukjizat daripada banyak

16
T.H.L Parker, Calvin New tastement Commentary : The gospel according to st. John Part 1-10 Hal. 358
17
Alkitab Sabda
5
mukjizat yang luar biasa yang diterimanya di Galilea, juga tidak ada seperti pemahaman
Chrysostom tentang negeri Kristus di Kapernaum, karena ia tinggal di sana lebih sering daripada di
mana pun. Cryil mengatakan bahwa ketika Ia telah meninggalkan kota Nazaret Ia pergi ke bagian
yang berbeda dari Galilea; Bagi ketiga pemberita injil di Nazaret, ketika mereka menuturkan
kesaksian tentang kristus ini bahwa waktu perwujudan sepenuhnya belum tiba dia ingin tetap
tersembunyi di tanah kelahirannya, yang merupakan suatu kemunduran yang tidak jelas. Ada yang
menjelaskan bahwa ia tinggal selama dua hari di Samaria karena tidak ada alasan baginya untuk
bergegas ke tempat di mana ia bakal dihina. Sewaktu Ia memandang dirinya hina di kota asalnya,
Nazaret, Ia lebih suka pergi ke tempat lain, Dia datang ke kota kana untuk menghadiri perkawinan
disana. hal ini bisa dikatakan bahwa undangan yang di dapat Yesus merupakan tanda
penghormatan, bukan penghinaan. Ungkapan yang disampaikan Yesus merupakan sebuah pepatah
dan peribahasa18 yaitu sebuah replikasi karena mereka sering melayani dan penggunaan kalimat ini
juga bisa ditemukan di dalam ketiga Injil sinoptik, tapi disitu dicatat bahwa negeri-Nya adalah
Galilea, sedangkan dalam teks ini dicatat Yudea. Dalam kasus demikian, kebenaran yang tepat tidak
selalu harus dicari, seolah-olah apa yang dikatakan selalu benar. Sudah pasti bahwa para nabi lebih
dikagumi di tempat lain daripada di negara mereka sendiri. Tapi itu mungkin kadang-kadang
terjadi, dan pada kenyataannya hal ini terjadi, bahwa seorang nabi tidak dihormati oleh orang
senegerinya daripada orang asing. Tetapi peribahasa itu menyatakan apa yang biasa dan umum
bahwa para nabi lebih mudah menerima kehormatan di mana pun kecuali di antara tembolok
mereka sendiri. Makna dar peribahasa ini bisa jadi berasal dari dua sumber, yaitu bisa berupa
kesalahan universal dan kemungkinan berasal dari para nabi yang juga berasal dari bangsa mereka
sendiri. Perlu diperhatikan bahwa seorang nabi harus dihormati, sebab allah sendiri telah menaruh
hormat diatas mereka. Tetapi, sering ditemukan bahwa para Nabi sering kali tidak dihormati, malah
dipandang rendah. Penghormatan yang seharusnya diberikan ini lebih sering tidak diakui di negeri
mereka sendiri (Luk. 4:24; Mat. 13:57). Bukan berarti hal ini mutlak benar di mana-mana tetapi
untuk sebagian besar memanglah demikian. Ada 2 keanehan dalam ayat-ayat ini :
1. Yesus sendiri berkata bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri, tetapi itu
justru merupakan sebab / alasan mengapa Ia pergi ke Galilea (negerinya sendiri);
2. Setibanya di Galilea ternyata Ia disambut oleh banyak orang. Ini menyebabkan munculnya
banyak penafsiran tentang bagian ini:
a. Yang dimaksud dengan “negeriNya sendiri” bukanlah Nazaret/Galilea, tetapi Yudea,
karena Ia lahir di Betlehem (Yudea). Kalau ditafsirkan seperti ini, maka semua problem
dalam bagian ini hilang, tetapi problem lain yang muncul adalah: Dalam ketiga kitab

18
A. Simanjuntak, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius-Wahyu : Yayasan Komunikasi Bina kasih 1982, Hal.
281
6
Injil yang lain (Mat. 13:53-58; Mark. 6:1-6a; Luk. 4:16-30) negeri asal Yesus adalah
Nazaret di Galilea, bukan Yudea!  Ingat bahwa Yesus dibesarkan di Nazaret
(Mat 2:23  Luk 2:51); dan bahwa Ia disebut Jesus of Nazareth (Yesus dari Nazaret).
b. Kepopulerannya di Yudea (bdk. Yoh 4:1-3) menyebabkan tokoh-tokoh Yahudi
membenciNya.  Karena itu Yesus sengaja pergi ke negerinya sendiri (yaitu Galilea),
dengan harapan bahwa di sana Ia tidak akan terlalu popule. Bahwa ternyata di sana Ia
disambut banyak orang, dapat ditafsirkan dua macam bahwa :
 Hal ini bertentangan dengan harapan Yesus. Kalau dipilih tafsiran ini, maka tentu
saja di sini Yesus ditinjau sebagai manusia! Sebagai manusia, Ia memang tidak
mahatahu (bdk. Mat 24:36).
 Hal ini cuma sambutan lahiriah, karena mereka tidak betul-betul beriman/
menghormati Dia.
c. Yang dimaksud dengan “negeriNya sendiri” bukanlah seluruh Galilea, tetapi hanya
Nazaret (Mat 13:53-58  Mark 6:1-6a  Luk 4:16-30). Sedangkan dalam ayat 43 dikatakan
bahwa Yesus pergi ke Galilea, maksudnya Ia pergi ke kota / desa lain di Galilea, tetapi
Ia menghindari Nazaret.
Cerita nabi-nabi yang tidak dihormati bisa kita temukan di Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru, seperti Yusuf yang dibenci oleh saudara-saudaranya, Daud yang diremehkan oleh saudara
lelakinya (1 Sam. 17:28); Yeremia difitnah oleh orang Anatot (Yer. 11:21); Paulus oleh sesamanya
orang Yahudi dan saudara-saudara Kristus yang meragukan Dia (Yoh. 7:5). Kesombongan dan rasa
iri manusia membuat mereka tidak senang diajar oleh orang-orang yang pernah menjadi teman
sekolah atau teman bermain. Kesenangan akan hal baru dan hal-hal luar biasa membuat orang-orang
itu memandang hina orang lain. Kristus tidak mau pergi ke Nazaret, karena Dia tahu betapa sedikit
penghargaan yang akan diperoleh-Nya disana.
Orang-orang Galilea menyambut Kristus karena mereka telah melihat segala sesuatu yang
dikerjakanNya dan Mereka telah mengalami pengajaran-pengajaran dan mujizat-mujizat Yesus
selama kunjungan Paskah di Yerusalem. Selain menyucikan Bait Allah (Yoh 2:13-22) Yesus juga
melakukan tanda-tanda (Yoh 2:23). Hal ini mengisyaratkan bahwa mereka mempercayai Yesus
sebagai Mesias dari Allah (lih. 1:12) sedikitnya sampai pada tingkat tertentu (lih. ay 48). Ini
menyebabkan sekarang orang-orang itu menyambut Dia. Memang mujizat seharusnya membuat
seseorang mendekat kepada Tuhan! Calvin menambahkan bahwa manfaat dari mujijat adalah untuk
mempersiapkan jalan bagi doktrin/pengajaran.19. Sambutan hangat yang diberikan kepada Yesus
oleh orang-orang Galilea menunjang tafsiran dalam bagian ini bahwa ucapan ini dituliskan selaku
kata-kata dari Tuhan Yesus dalam pembicaraan langsung, tapi disini penulis injil memberikan suatu
19
Budi Asali MDiv, Eksposisi Injil Yohanes Ps. 4:43-45: Golgota Minitry
7
pernyataan yang dilaporkan. Pandangan lain ialah bahwa Penulis Injil mungkin mempertentangkan
sukses di Samaria dan di Yerusalem dengan sambutan umum di Galilea khususnya di Nazaret.
Kalau diperhatikan bahwa yang menyambut Yesus yaitu orang-orang yang mempunyai pengalaman
dengan Yesus di luar negeri-Nya sendiri. Pada pihak lain, bagi orang Yahudi, negeri seorang nabi
biasanya dianggap Yerusalem. Justru tanda-tanda ajaib di Yerusalem akan sangat mengesankan
orang-orang Galilea (Mrk. 6:4; Mat. 13:57). Mereka turut ke Yerusalem dalam pesta itu, pesta
perayaan Paskah. Orang Galilea tinggal sangat jauh dari Yerusalem, dan perjalanan mereka ke sana
harus melewati wilayah Samaria, dan ini merupakan masalah bagi orang Yahudi, lebih buruk
daripada harus melewati Lembah Baka seperti di masa lalu; namun, demi ketaatan pada perintah
Allah, mereka pergi ke perayaan itu, dan di sanalah mereka berjumpa dengan Kristus. Perhatikan,
barangsiapa giat dan selalu menaati aturan ibadah umum, pada saatnya akan mendapat keuntungan
rohani lebih dari yang mereka harapkan. Di Yerusalem, mereka melihat mujizat Kristus, yang
membangkitkan iman dan kasih mereka kepada Dia dan ajaran-Nya. Mujizat itu dilakukan bagi
orang-orang di Yerusalem; namun orang Galilea yang kebetulan berada di sana justru mendapat
keuntungan dari mujizat itu lebih daripada mereka yang terutama menjadi sasaran utama dari
mujizat. Jadi, firman yang diberitakan kepada kumpulan yang terdiri dari bermacam-macam orang,
mungkin saja dapat memuaskan pendengar yang hanya sekali-kali berada di situ lebih daripada
orang yang selalu ada di sana untuk mendengarkan.

KESIMPULAN
Injil Yohanes adalah salah satu kitab yang terdapat di Perjanjian Baru. Kitab yang termasuk
dalam rangkaian Injil kanonik ini memiliki gaya dan struktur yang membuatnya unik dan berbeda
dengan ketiga Injil yang lain (Injil Markus, Injil Matius, Injil Lukas)20. Meskipun begitu, Injil ini
tetap memuat wawasan peristiwa yang sama dengan ketiga Injil lainnya. Injil Yohanes menekankan
tentang keilahian Yesus Kristus, Anak Allah. Tidak ada Injil lain yang menekankan dengan tegas
dan jelas sifat kemanusiaan sekaligus keilahianNya. Waktu penulisannya diperkirakan terjadi pada
tahun 40-140 M. Memang tidak disebutkan dengan jelas siapa yang menulis Injil ini,
tetapi Yohanes anak Zebedeus adalah orang yang diperkirakan menulisnya 21. Selama masa
meningkatnya penganiayaan terhadap orang Kristen, berkembangnya kemurtadan, dan perbantahan
mengenai kodrat Yesus Kristus, Rasul Yohanes mencatat kesaksiannya tentang Juruselamat.
Menelaah Kitab Injil Yohanes dapat membantu siswa mengenal Bapa Surgawi melalui pelayanan
Putra-Nya, Yesus Kristus. Laporan Yohanes mengajarkan bahwa mereka yang hidup menurut
ajaran-ajaran Yesus Kristus dapat menerima berkat-berkat besar, termasuk kehidupan kekal.

20
David L. Bartlett. Pelayanan dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia – 2003, Hlm 114-142
21
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas – 1995, Hlm 231-245
8
Kitab Yohanes menuliskan tentang perjalanan Yesus ke Galilea namun bukan ke Nazaret
yang jelas adalah negeri-Nya sendiri. Yesus pergi ke desa-desa di Galilea, namun bukan
ke Nazaret karena sebuah alasan yang dikemukakan disini bahwa “seorang nabi tidak dihormati di
negerinya sendiri”. Meski Nazaret ada di daerah Galilea namun kitab Yohanes ini memaksud-
kan Galilea ini adalah “seluruh wilayah Galilea”. Wilayah Galilea ini adalah daerah-daerah yang
disediakan oleh kota Nazaret . Diimplementasikan secara konteks pada Yohanes pasal 4 ini, bahwa
di daerah Galilea ini meski ada penyambutan, namun Yesus masih kurang dihormati, berbeda
dengan popularitas-Nya yang berkembang di daerah Yudea (Yoh. 3:26; 4: 1). Ada orang-
orang Galilea yang telah berada di Yerusalem dan telah menyaksikan mujizat-mujizat namun
banyak yang tidak menjadi percaya (Yoh. 4:45). Yesus pergi ke seluruh desa-desa namun tidak di
Nazaret sebab Yesus sendiri telah membuktikannya, yang mengenai watak orang senegerinya, yang
mengetahui semua umat manusia dan mengetahui pengalaman semua nabi bahwa seorang nabi
tidak dihormati di negerinya sendiri. Sifat iman orang-orang itu mengandung Firman Allah,
sehingga mereka dapat memuliakan-Nya dan menganggap sebagai pengajar mereka. Sesungguhnya
hanya pada wewenang-Nya seluruh manusia dapat bersandar dan mendapatkan rasa aman.
Pengetahuan yang disebutkan juga tidak berasal dari sumber mana pun.
Jadi, bila setiap manusia mengalami penolaka maka setiap orang yang sudah menerima dan
percaya kepada Yesus kristus sudah tahu kebenarannya sehingga siap menerima kenyataan dimana
diri sendiri diremehkan/disepelekan, tidak dipuji dan tidak dihargai oleh orang-orang terdekat, oleh
komunitas/lingkungan sekitar . Selain ditolak karena latar belakang Yesus, anak tukang kayu yang
penuh kuasa mewartakan kebenaran Injil dan perbuatan mukjizatNya, maka bisa jadi ada irihati
melihat kehebatan Yesus.  Demikian juga jika manusia, suatu hari Tuhan memakai seseorang dan
diberi kuasa atas perkataan ketika mewartakan atau mengabarkan kebenaran Injil dan terjadi
mukjizat kepada setiap orang yang dilayani. Bersiap-siaplah ketika mengalami penolakan dan iri
hati dari orang sekitar, karena Orang yang iri hati bisa dikeluarkan melalui perkataan dan
perbuatannya seperti dialami Yesus, diusir lalu mau dijatuhkan dari tebing alias dibunuh “Mereka
bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu
terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu” (Lukas 4:29). Orang irihati bisa juga diam
disimpan dalam hati saja tetapi sikapnya dingin dan terlihat menjauhi dan tidak mau bergaul
kepada orang yang tidak disukai. Apapun perlakuan orang lain, sebaiknya terima saja dan doakan
serta tidak perlu sakit hati atau berusaha membalas dendam.
DAFTAR PUSTAKA

Alkitab
Alkitab Sabda
9
Asali, Budi. Eksposisi Injil Yohanes Ps. 4:43-45: Golgota Minitry
Brown, R. E. The Gospel According to John (Garden City: Doubleday, 1966-1970)
Carson, D. A. The Gospel According to John, PNTC (Grand Rapids: Eerdmans, 1990)
David L. Bartlett. Pelayanan dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia – 2003
Groenen, Cletus: Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 1984)
Hasan Susanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian
Baru (PBIK) Jilid 1: Lembaga Alkitab Indonesia (Jakarta – 2003)
I. Suharyo, Pengantar Kitab Suci perjanjian Baru, FTW, Yogyakarta
J. B. Lightfoot, Essays on the Work Entitled “Supernatural Religion” (London: Macmillan,
1889)
Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI)
KJV = King James Version
Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry: Injil Yohanes 1-11, dalam Iris Ardaneswari, dkk.
(penerjemah), (Surabaya: Momentum, 2010)
Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas – 1995
Kysar, Robert. Injil Yohanes sebagai cerita : Berkenalan dengan narasi salah satu Injil,
BPK Gunung Mulia 2000
Simanjuntak, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius-Wahyu : Yayasan Komunikasi Bina
kasih 1982
TBI = Terjemahan Baru Indonesia
T.H.L Parker, Calvin New tastement Commentary : The gospel according to st. John Part 1-
10
Utley, Bob. Injil Yohanes, I, II, dan III Yohanes BPK Gunung Mulia, 2002
Wyller, Egil A. “ In Solomon’s Porch: A Henological Analysis of the Architectonic of the
Fourth Gospel”, ST 42 – 1988

10

Anda mungkin juga menyukai