Anda di halaman 1dari 4

NAMA : IMAN SARO BATE’E

MATA KULIAH : HERMENEUTIK I


SEMESTER : I (SATU)
JUDUL BUKU : PRINSIP DAN METODE PENAFSIRAN ALKITAB
JUMLAH HALAMAN : 457 Halaman
PENERBIT BUKU : LITERATUR SAAT (Pdt. Dr. Hasan Sutanto, D. Th)

BAB I
PENGERTIAN HERMENEUTIK
A. Defenisi
Kata Hermenutik berasal dari kata Yunani, Hermes. Yang berarti menginterprestasikan, menjelaskan,
dan menterjemahkan. Kata Hermes berhubungan dengan Dewa Hermes, yang bertugas menyampaikan
berita dari dari para dewa kepada Manusia. Dalam arti pemakaian umum, hal ini dipergunakan untuk
mencari arti yang sesungguhnya, misalnya : kesenian, sejarah, literature, ilmu purbakala dan penerjemah.
Hermeneutik biblikal bertujuan memahami makna yang disampaikan melalui komunikasi, pertolongan Roh
Kudus, iman kepercayaan dan kerohanian penafsir.
B. Pentingnya Hermeneutik
Beberapa hal mengenai Hermeneutik berhubungan erat dengan Alkitab, yaitu : Firman Allah yang
menyelamatkan manusia yang tersesat (Rm. 10:13-14; Yes. 49:8), Makanan rohani orang Kristen (Mat. 4:4;
Yoh. 6:63; Rm. 8:2), Petunjuk Allah Bagi orang Kristen (Mzm. 119-105), Senjata Rohani Orang Kristen (Ibr
4:12; Ef. 6:12-17 Mat. 4;1-11; Luk, 4:1-13), Dasar Theologi Agama Kristen, Dasar Ajaran dan pelayanan
berkhotbah dengan jemaat Allah (Ef. 2:19, 22), Dasar Harapan Orang Kristen (1 Ptr. 1:6,7; 1 Ptr. 1:3,4),
Wahyu Allah tentang Jemaat dan Universum (Ef. 1:3-23; Mat. 28:16-20), Kitab yang sangat dimengerti dan
sulit dimengerti. Syarat menjadi seorang penafsir alkitab yang baik: Seorang yang sudah lahir baru (1 Kor.
2:14; Yoh. 3:1-12; 1 Ptr. 1:23), Seorang yang memiliki sikap dan motivasi yang benar (Rindu akan firman
Allah (Mzm. 119:103), Menjadi murid Tuhan yang Sejati (Yes. 50:4), Memiliki Iman Yang Kuat (Ibr. 11:6),
Membaca Alkitab denga tekun dan teliti (Kis. 17:11), Bertekad menjalankan Firman Tuhan (Mat. 7:24-25;
Yak. 1:22)), Selalu memohon penerangan Roh Kudus (Yoh. 16:13; Kis. 1:8), Mengakui alkitab seluruhnya
Firman Allah (2 Tim. 3:16; 2 Ptr. 1:21; 1 Ptr. 1:10-12). Praanggapan Dalam Penafsiran Alkitab. Alkitab
Diilhamkan Allah, Alkitab memberi norma tertinggi bagi iman kepercayaan, Alkitab merupakan wahyu
khusus (Why. 22:18, 19), Ilham Allah bersifat Lisan dan keseluruhan (Verbal Plenary) (2 Tim. 3:16), Kitab
Kanonikal hanya berjumlah Enam Puluh Enam Alkitab (Gereja Roma Katolik dan gereja Ortodoks Yunani,
Gereja Protestan, Perkembangan Baru), Alkitab ditulis bagi mereka yang hidup sezaman dengan penulisnya,
Alkitab terdiri atas kitab-kitab yang memiliki ciri khasnya sendiri, tetapi secara keseluruhan, Allah memberi
Wahyu yang makin jelas.
BAB II
SEJARAH SINGKAT PENAFSIRAN ALKITAB
Penafsiran Alkitab yang ringkas ini memiliki beberapa manfaat. Pertama, memperkenalkan
persoalan pokok yang berhubungan dengan penafsiran Alkitab, yang mempersiapkan para mahasiswa untuk
memahami pendekatan kepada isu-isu yang ditampilkan. Kedua, para pembaca menjadi peka terhadap
tantangan dan kesukaran dalam mengontekstualisasikan pengajaran Alkitab pada masa kini. Ketiga,
pengetahuan tentang sejarah penafsiran memupuk sikap kerendahhatian atas proses penafsiran Alkitab.
Dengan demikian, kita berusaha untuk menghindari kesalahan penafsiran yang terjadi dalam sejarah. (Yer.
31:29-30 => 2 Taw. 36:17-21; Zak. 1:12; Dan. 9:24-27). masing-masing kelompok menunjukkan inovasinya
dengan lima pendekatan, yaitu: Penafsiran Harfiah, penafsiran Midrash, pesher, alegoris, dan tipologis.
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil : Tuhan Yesus percaya apa yang dicatat PL merupakan fakta
sejarah, Tuhan Yesus banyak memakai penafsiran pesher, harfiah dan midrash (Luk. 4:16-21; Mrk. 12:29-
30; Yoh. 7:23), Tuhan Yesus menolak praktik pada zaman itu yang sering mengganti Firman Allah dengan
tradisi (Mrk. 7:6-13; Mat. 15:1-9). Salah satu keunikan penafsir orang kristen adalah mereka percaya Yesus
adalah Kristus yang memenuhi nubuat dalam PL.
Perkembangan Penafsir Alegoris, beberapa penafsir terkenal (clemens dari Roma, Flavius Yustinus,
Titus Flavius Clemens, Origenes). Penafsir Harfiah pada abad pertama. Ada 2 tokoh aliran yang patut
disebut dalam bagian ini adalah Theodorus dan Yohanes Chrysostomus. Ilham diberikan kepada penulis
alkitab yang berada dalam keadaan sadar dan melalui pikiran mereka. Pola penafsiran Bapa-bapa gereja latin
dan abad pertengahan. Bapa-bapa gereja latin, abad pertengahan, Aliran Mistis, Pola Penafsir pada masa
Renaisans, Reformasi, dan Pascareformasi, Pola Penafsiran pada abad ke-19, Pola Penafsiran Pada 7 Dekade
Pertama abad Ke-20, Pola Penafsiran 3 Dekade terakhir abad-20. Beberapa Macam Analisis yang selama ini
dipakai secara luas. Analisis salinan kuno (Textual Criticism), analisis sumber (Source Criticism) anlisis tata
bahasa, analisis latar belakang, analisis kesustraan (Literary Criticism), analisis Tradisi (Tradition Criticism),
analisis ragam sastra (Form Criticism) analisis Redaksi (Redaction Criticism).
BAB III
PRINSIP DAN METODE UMUM PENAFSIRAN ALKITAB
Pada umunya, penafsiran suatu bagian alkitab dimulai dengan analisis salinan kuno, kemudian
diakhiri dengan tahap intergrasi. Urutan analisis mungkin saja berubah dari satu kasus ke kasus lain. Analisis
tertentu akan lebih banyak dipakai, sedangkan dalam kasus lain lebih sedikit atau bahkan tidak dibutuhkan.
 Analisis Salinan kuno : Analisis salinan kuno PL : sejarah singkat PL diterima sebagai kanon (masa
ucapan yang berotoritas, masa pengumpulan tulisan-tulisan yang berotoritas, masa PL secara resmi
dihormati sebagai kanon), bahasa-bahasa yang dipakai PL (bahasa ibrani, bahasa aram), bahan dan
bentuk buku zaman PL (Batu, kayu, tanah liat, pecahan barang pecah belah, gulungan tembaga, dan
kulit binatang), sejarah singkat salinan-salinan kuno PL (Tahun 400 SM – abad ke-20), Salinan dan
terjemahan kuno PL (kodeks yang berhubungan dengan keluarga ben asher, salinan kuno lain, kodeks
bahasa yunani, terjemahan kuno PL). Analisis salinan Kuno PB : Masa Awal, masa penulisan, masa
menerima kanon secara resmi, bahasa yang dipakai PB (bahasa yunani koine, bahasa aram), bahan dan
bentulk buku zaman PB (tablet dari tanah liat, batu, tulang, kayu, logam, tembikar, dan gulungan
papirus/perkamen), salinan kuno PB (huruf bahasa yunani ditulid dengan gaya kursif, unsial, minuskul),
terjemahan kuno (siria, latin, koptik, gothis, armenian, georgian, etiopia, slavonik kuno), pembagian
salinan PB zaman kuno (berdasrkan tipenya (tipe koine/bizantin, tipe pra-koine/pra-bizantin).
 Analisis isi Alkitab atau introduksi : Pembacaan yang efektif, persiapan, penulis kitab, tanggal, dan
tempat penulisan kitab, pembaca kitab.
 Analisi latar belakang : berkaitan dengan fakta sejarah yang mencakup informasi berbagai bidang
(geografi, waktu, agama, politik, sosial, ekonomi, budaya, kebiasaan, dan hubungan. analisi latar
belakang yang berhubungan erat dengan identitas penulis kitab dan pembaca pertama kitab yang dirafsir,
analisis yang bermutu dan menentukan kualitas sebuah tafsiran,
 Analisis Kesustraan : Tujuan Alkitab, struktur kitab, ragam sastra.
 Analisis Konteks : analisis konteks dekat, analisis konteks jauh, prinsip umum.
 Analisis makna kata : Fonologi, morfologi, semantik.
 Analisis tata bahasa
 Integrasi
BAB IV
PRINSIP DAN METODE KHUSUS PENAFSIRAN ALKITAB
Penafsiran alkitab terlebih dahulu harus menguasai prinsip dan metode yang bersifat umum dan
khusus, karena penulis-penulis kitab memakai bermacam-macam ragam sastra dan pola komunikasi yang
mempunyai cirinya tersendiri : Bahasa kiasan pendek : Bersifat perbandingan (Ibarat (Simile), Metafora
(Metaphor)), Asosiasi (Metonimia, sinekdoke), personifikasi (personifikasi, apostrofe), menekankan suatu
makna /makna sebaliknya (Hiperbole, ironi), menghindari atau ungkapan yang kurang menyenangkan,
berfokus kepada sebuah ide. Perumpamaan : sumber perumpamaan, tujuan perumpamaan, struktur
perumpamaan, dan teologi perumpamaan dalam PB. Alegori : pengenalan, memiliki persamaan denga
metafora, perumpamaan, dan ibarat. Simbol : bermakna harfiah, menyampaikan sebuah makna atau ajaran,
memiliki hubungan tertentu dengan makna yang ingin disampaikannya, diadakan penyelidikan yang lebih
mendalam, memberi makna yang dalam kepada pembacanya). Tipe : mengenal tipe, ciri-ciri tipe (tipe
sepadan dengan antitipe, tipe bersifat nubuat, memiliki posisi, fungsi, dan makna dalam sejarah
penyelamatan, memiliki hubungan yang dirancang atas mereka), pandangan mengenai tipe, pembagian tipe.
Syair : ragam sastra yang mengambil sepertiga bagian tempat dalam PL. Ciri-ciri syair PL (unit membentuk
sebuah syair, paradelisme) mengenal kitab mazmur (penulisan mazmur, pengumpulan dan pembagian kitab
mazmur, keterangan yang terdapat pada bagiann awal), hal yang perlu diperhatikan (memastikan bagian
yang ditafsirnya merupakan sebuah syair, fungsi atau corak syair yang ditafsir, pembagian syair atau bait
syair yang terkait. Nubuat : Fungsi nabi, klasifikasi berita nabi, ciri nubuat (ciri progresif, berulang-ulang dan
pararel, ragam sastra, tata bahasa yang tidak lazim, harapan mesianik), masalah dalam penafsira nubuat
(apakah nubuat dicatat setelah peristiwa terjadi). Susastra apokaliptik : ciri-ciri (Eskatologis, dualisme,
determinisme, esoteris, penulisan, simbolisme, nama samaran) asal usul (timbulnya kelompok-kelompok
yang melihat diri mereka orang benar yang tersisa, kejahatan yang menjadi-jadi, orang yahudi tidak lagi
mendengar nubuat. Surat : jenis surat, struktur surat abad pertama, pembagian surat-surat dalam PB.
Kutipan-kutipan PL yang ada dalam PB : batas sebuah kutipan, salinan atau terjemahan alkitab yang dipakai
penulis PB, penafsiran penulis PB, nubuat dalam PL dipenuhi dalam PB, fungsi kutipan PL.

Anda mungkin juga menyukai