Anda di halaman 1dari 14

PENTINGNYA PASTORAL KONSELING DALAM

MENANGANI REMAJA YANG TERLIBAT SEBAGAI


PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan matakuliah Pastoral Konseling


Dosen pengajar: Prihtono Tjatur Waluja, M.K., M.Th.

Disusun Oleh :

IMAN SARO BATE’E

SEMESTER II

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SALEM


JL.MALENGGANG NO. 21
MALANG 2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan hormat kepada Allah Tritunggal yang telah menganugerahkan kepada penulis
hikmat dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pastoral Konseling tentang
“PENTINGNYA PASTORAL KONSELING DALAM MENANGANI REMAJA YANG
TERLIBAT SEBAGAI PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK)”. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang
digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan bagi
penulis dalam membuat makalah selanjutnya, akan diterima dengan senang hati. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mencurahkan kemampuan, namun penulis sangat
menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data dan
referensi maupun kemampuan penulis.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Semoga makalah ini dapat memenuhi syarat proses kegiatan belajar dalam mata kuliah Pastoral
Konseling dan apabila terdapat kejanggalan-kejanggalan dalam penyusunan makalah ini. Penulis
memohon maaf dan sekali lagi penulis mengucapkan terimakasih. Tuhan Memberkati!

Malang, Maret 2020


Penulis

IMAN SARO BATE’E


DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
BAB II PEKERJA SEKS KOMERSIAL DAN PANDANGAN AGAMA
MENGENAI PELACURAN .................................................................................. 2
A. Pekerja Seks Komersial ...................................................................................... 2
1. Pengertian Pekerja Seks Komersial ............................................................... 2
2. Sejarah Pekerja Seks Komersial .................................................................... 2
3. Penyebab-penyebab adanya Pekerja Seks Komersial.................................... 3
4. Dampak negatif bagi Pekerja Seks Komersial (PSK).................................... 4
B. Pandangan Agama mengenai Pelacuran.............................................................. 4
1. Kristen............................................................................................................ 4
2. Islam.............................................................................................................. 4
3. Hindu............................................................................................................. 5
4. Buddha........................................................................................................... 5

BAB III PENTINGNYA PASTORAL KONSELING DALAM MENANGANI


REMAJA YANG TERLIBAT SEBAGAI PEKERJA SEKS
KOMERSIAL (PSK)............................................................................................... 6
A. Tinjauan Alkitab Tentang Perzinahan Menurut “1 Korintus 6:19-20” ............... 6
B. Cara Menangani Remaja Yang Terlibat Dalam Pelacuran ................................. 8
a. Keluarga......................................................................................................... 9
b. Gereja.............................................................................................................. 9
c. Pemerintah.............................................................................................................. 9

BAB IV PENUTUP................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 10
B. Saran.................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Pekerjaan adalah pintu gerbang untuk mendapatkan uang. Pekerjaan yang layak juga akan
memberikan kesejahteraan bagi manusia itu sendiri. Di dalam perkembangan zaman yang semakin
maju dan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat menyebabkan sebagian remaja perempuan
melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan supaya tidak ketinggalan zaman.
Ditambah kurangnya lahan pekerjaan, maka mereka mencari jalan keluar dalam akar permasalahan
yang dihadapinya supaya kebutuhan mereka bisa terpenuhi, salah satunya sebagai Pekerja Seks
Komersial atau sering disebut sebagai pelacur atau bisa juga disebut sebagi kupu-kupu malam. Selain
permasalahan kebutuhan mereka yang kurang terpenuhi, ada hal lain yang menyebabkan mereka
melakukan pekerjaan seperti ini, ialah karena faktor relasi didalam keluarga yang rusak (Broken Home)
dan juga karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai, sehingga mereka rela melakukan apa
saja terhadap pasangannya, karena diawal mereka tidak memikirkan resiko yang akan dihadapinya.
Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang
dewasa.
Data statistik di Indonesia menunjukkan, bahwa kurang lebih 75% dari jumlah pelacur adalah
wanita-wanita muda di bawah umur 30 tahun. Mereka itu pada umumnya memasuki dunia pelacuran
pada usia yang muda, yaitu 13 – 24 tahun dan yang paling banyak ialah usia 17 – 21 tahun (Kartini
Kartono, 2011). Kementerian Sosial menyatakan bahwa Indonesia merupakan Negara dengan jumlah
lokalisasi paling banyak di dunia. ada sebanyak kurang lebih 40.000 PSK yang menghuni Lokalisasi di
Indonesia (Mesha Mediani, CNN Indonesia : 19/04/2018 11:44) 1. Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna
Sosial dan Korban Perdagangan Orang Kemensos Sonny Manalu mengatakan sej ak tahun 2013, telah
berdiri 168 lokalisasidi 24 provinsi dan 76 kabupaten/kota.
Berdasarkan hal ini, maka penulis membahas seberapa pentingnya pelayanan pastoral konseling
bagi seseorang yang menjalani pekerjaan sebagai Pekerja Seks Komersial atau Kupu-kupu malam.

BAB II
1
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20180419112100-20-291933/kemensos-40-ribu-psk-menghuni-lokalisasi-
indonesia
PEKERJA SEKS KOMERSIAL DAN PANDANGAN AGAMA
MENGENAI PELACURAN
A. PEKERJA SEKS KOMERSIAL
1. Pengertian Pekerja Seks Komersial
Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah para pekerja yang bertugas melayani aktivitas
seksual dengan tujuan untuk mendapatkan upah atau uang dari yang telah memakai jasa mereka
tersebut2. Dalam pengertian lain, Pekerja Seks Komersial adalah wanita yang pekerjaannya
menjual diri kepada banyak laki-laki yang membutuhkan pemuasan nafsu seksual, dan wanita
tersebut mendapat sejumlah uang sebagai imbalan, serta dilakukan diluar pernikahan3. Pekerja
seks komersial memiliki hubungan erat dengan pelacuran, dimana pekerja seks komersial
menunjuk pada “orangnya” sedangkan pelacuran menunjuk pada “perbuatan”. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa Pekerja Seks Komersial adalah perempuan yang menyerahkan dirinya atau
tubuhnya untuk berhubungan seksual dengan jenis kelamin yang bukan suaminya tanpa adanya
ikatan pernikahan, dengan mengharapkan imbalan berupa uang dan sebagainya dari para lelaki
atau para pelanggannya.
2. Sejarah Pekerja Seks Komersial
Prostitusi memiliki sejarah yang sangat tua, bahkan sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
“prostitusi mulai tumbuh sejak 4.000 tahun lalu di peradaban Mesir dan kemudian muncul di
peradaban-peradaban kuno lainnya, seperti peradaban Asyura, Babilonia, dan Iberia”.4 Yang
membedakannya dengan praktik prostitusi modern adalah praktik prostitusi pada peradaban
kuno dilakukan untuk kepentingan agama. Di wilayah Mesopotamia yang terletak di antara
sungai Tigris dan Efrat, terdapat berbagai suku yang tinggal di wilayah tersebut. Bangsa
Samaria yang hidup di Mesopotamia antara 5.500 hingga 4.000 tahun Sebelum Masehi
merupakan orang-orang pertama yang membangun kuil5. Pada masa itu, perempuan-perempuan
yang mengabdi pada Dewi Ishtar, dewi cinta dan perang, akan menawarkan jasa kepada pada
pria yang memberikan uang ke kuil mereka. Jasa yang ditawarkan adalah untuk menggunakan
kekuatan suci yang berasal dari tubuh mereka. Dewi Ishtar sendiri merupakan pelindung dari
pada pekerja seks yang disebut sebagai Harimtu, baik itu yang menawarkan diri mereka di luar
kuil, ataupun di tempat-tempat minum. Sejarawan abad kelima Sebelum Masehi, Herodotus,
2
Koentjoro, On The Spot Tutur Dari Sarang Pelacur, (Yogyakarta: Tinta, 2004), 26
3
Tjohjo Purnomo. Dalam Ashadi Siregar, Dolly, Membedah Dunia Pelacuran Surabaya, Kasus Kompleks
Pelacuran Dolly, (Jakarta: Grafitipers, 1983), 11.
4
Hasil studi Ehsan Rostamzadeh dari Faculty of Law Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan rekan-rekannya
5
Nils Johan Ringdal, Love For Sale: A World History of Prostitution, Hal. 27
pernah mengatakan ia pernah melihat wanita Babilonia berhubungan seks dengan pria asing di
kuil Ishtar. Ia mengatakan, setiap wanita akan melakukannya setidaknya sekali seumur hidup.
Sementara di Suriah, Herodotus mengatakan wanita akan menjual rambut atau tubuh mereka
dan memberikan uang tersebut untuk dewi cinta Astarte. Hal ini juga dilakukan di masa Mesir
Kuno yang dibuktikan oleh lembaran papirus, lukisan, mitologi, dan berbagai tulisan mengenai
prostitusi di masa tersebut.
Prostitusi Indonesia pada masa sebelum penjajahan bangsa Eropa, diperkirakan sejak
lama telah berlangsung pembelian budak seks dan hubungan seksual yang dilandasi hubungan
yang semua lazim terjadi. Pada masa tersebarnya agama Islam Setelah penyebaran Islam di
Indonesia, prostitusi diperkirakan telah meningkat karena ketidaksetujuan Islam pernikahan
kontrak6. Selama periode awal kolonial Belanda, pria Eropa yang hendak memperoleh kepuasan
seksual mulai mempekerjakan pelacur atau selir yang berasal dari wanita lokal. Para perempuan
lokal dengan senang hati melakoni aksi prostitusi ini demi termotivasi oleh masalah finansial,
bahkan tak jarang ada keluarga, yang mengajukan anak perempuan mereka untuk dilacurkan.
Aturan tentang larangan pernikahan antar ras oleh penguasa kolonial membuat praktik prostitusi
adalah hal yang paling bisa diterima oleh para pemimpin Belanda 7. Pada awal tahun 1800-an
praktik prostitusi mulai meluas, ketika itu jumlah selir dipelihara oleh tentara Kerajaan Hindia
Belanda dan pejabat pemerintah menurun. Sementara perpindahan laki-laki pribumi
meninggalkan istri dan keluarga mereka untuk mencari pekerjaan di daerah lain juga
memberikan kontribusi besar bagi maraknya praktik prostitusi pada masa itu.
3. Penyebab-penyebab adanya Pekerja Seks Komersial
Penyebab banyaknya gadis remaja tergelincir dalam lembah pelacuran yaitu :
 Kekurangan ekonomi, perceraian (broken home), kekacauan kepribadian, keputusasaan,
mengalami disharmoni dan banyak konflik batin yang tidak bisa diselesaikan, dll.
 Adanya kebutuhan seseorang untuk mencintai dan dicintai, sehingga sang remaja
perempuan rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang
akan dihadapinya.
 Adanya rasa penasaran dan keingintahuan mengenai seks;
 Adanya pengaruh lingkungan, dimana melihat teman yang memiliki kehidupan mewah
sehingga memancing kecemburuan dalam dirinya.8

6
Cribb & Kahin 2004, hlm. 357
7
Jones, Sulistyaningsih & Hull 1998, hlm. 29-30
8
Koentjoro, On The Spot Tutur Dari Sarang Pelacur, (Yogyakarta: Tinta, 2004), 16
4. Dampak negatif bagi Pekerja Seks Komersial (PSK)
Bagi setiap perempuan yang menjadi pekerja seks komersial, tentu akan mendapatkan
dampak yang besar dalam kehidupan mereka, yaitu :
 Stress yang berujung pada gangguan jiwa
 Mengalami hasrat seks yang berlebihan (hiperseks)
 Kesulitan berinteraksi dengan masyarakat sekitar
 Munculnya Penyakit Seksual seperti HIV/AIDS
 Mengalami Sulit Berkosentrasi
 Memicu Tindakan Kriminal
 Tubuh Semakin Melemah
 Sering Berhalusinasi

B. PANDANGAN-PANDANGAN AGAMA MENGENAI PELACURAN


Setiap agama memiliki pandangan-pandangan yang berbeda mengenai pelacuran, yaitu:
1. Kristen
Pandangan agama Kristen menyamakan mengenai pelacuran dengan penyembahan
terhadap dewa-dewa lain selain kepada Allah (Yeh. 23; Hos. 1:2-11). Namun demikian ada pula
kisah tentang Rahab, seorang pelacur bangsa Yerikho yang menyelamatkan dua orang mata-
mata yang dikirim Yosua untuk mengintai kekuatan Yerikho (Yos. 2:1-14). Dalam kisah ini,
Rahab dianggap sebagai pahlawan, dan karena itu ia diselamatkan sementara seluruh kota
Yerikho hancur ketika diserang oleh tentara Israel yang dipimpin oleh Yosua.
Kitab Yosua mengisahkan demikian: “Demikianlah Rahab, perempuan sundal itu dan
keluarganya serta semua orang yang bersama-sama dengan dia dibiarkan hidup oleh Yosua.
Maka diamlah perempuan itu di tengah-tengah orang Israel sampai sekarang, karena ia telah
menyembunyikan orang suruhan yang disuruh Yosua mengintai Yerikho.” (Yos. 6:25).
2. Islam
Pelacuran dalam Agama Islam juga disebut dengan zina, zina termasuk perbuatan dosa
besar. Hal ini dapat dilihat dari urutan penyebutannya setelah dosa musyrik dan membunuh
tanpa alasan yang haq (benar), Allah berfirman: “Dan orang-orang yang tidak menyembah
tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan
(alasan) yang benar dan tidak berzina.” (QS. Al-Furqaan: 68). Imam Al-Qurthubi
mengomentari, “Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang lebih besar setelah kufur
selain membunuh tanpa alasan yang dibenarkan dan zina.” (lihat Ahkaamul Quran, 3/200). Dan
menurut Imam Ahmad, perbuatan dosa besar setelah membunuh adalah zina.
3. Hindu
Dalam pandangan umat Hindu pelacuran sangat dilarang, karena dalam Hindu,
tubuh wanita itu ibarat susu kehidupan bagi generasi berikutnya, mereka yang memperjual
belikan susu kehidupan dalam pandangan hindu hukumnya adalah kutukan seumur hidup.
Dalam weda sendiri yang merupakan kitab suci umat hindu pelacuran disebutkan sebagai
sesuatu yang selain dipantangkan juga akan mendapatkan kutukan sebanyak 7 turunan.
4. Buddha
Orang- orang yang beragama Buddha harus menghindarkan diri dari perilaku hubungan
kelamin yang salah, yang keliru, yang tidak benar. Hal salah itu mencakup hubungan intim
dengan suami/istri orang lain, bukan merupakan pasangan sah dan atas unsur paksaan sehingga
pelacuran yang mengandung unsur tersebut dianggap karma buruk. Transaksi seksual juga tidak
dudukung oleh Dharma karena disebut sebagai faktor kemerosotan seseorang dan termasuk
perbuatan keliru. Bahkan penghidupan dari praktek prostitusi juga dianggap sebagai kesalahan
besar.9

BAB III
PENTINGNYA PASTORAL KONSELING DALAM MENANGANI REMAJA YANG
TERLIBAT SEBAGAI PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK)

9
https://www.fimela.com/parenting/read/3845703/prostitusi-dalam-agama-buddha-benar-atau-salah
A.TINJAUAN ALKITAB TENTANG PERZINAHAN MENURUT “1 KORINTUS 6:12-20”
Kota Korintus merupakan sebuah kota yang berada diwilayah jajahan pemerintahan
Romawi. Kota ini menjadi pusat perdagangan antara Negara-negara timur dan barat, mengingat
karena kota ini sangat strategis untuk memajukan perdagangan dan juga mempertahankan kota
Yunani. Mata pencaharian penduduk Korintus ialah berdagang, sehingga penduduk Korintus
menjadi kaya, tetapi justru kekayaan mereka itulah yang menyebabkan mereka banyak berbuat
dosa. Pengaruh agama dikota ini sangat kuat, sehingga menyebabkan kejahatan dilakukan terus
menerus. Penduduk kota ini menyembah Dewi Venus yaitu “Dewi Cinta” berdasarkan hawa nafsu
dan dalam peraturan di Korintus menetapkan bahwa di dalam kuil Dewi Venus itu harus ada seribu
gadis cantik yang tetap tinggal disana sebagai pelacur dan beribadah kepada “Dewi Cinta” itu.
Jemaat korintus sudah terpengaruh oleh hawa nafsu mereka termasuk para jemaat Kristus yang
menuruti hawa nafsu dunia. Bagi mereka hal yang penting ialah jiwa, roh dan manusia, sedangkan
tubuh merupakan suatu hal yang tidak penting10. Paulus menyatakan bahwa hidup kita merupakan
hidup yang penuh dengan kebebasan (kristen). Banyak orang berpikir dan khawatir bahwa dengan
menjadi orang kristen akan kehilangan banyak kebebasan hidup. Paulus menyatakan bahwa hidup
orang Kristen sungguh bebas, lebih bebas dari apapun. Namun, Jemaat Korintus menyalahgunakan
kebebasan tersebut. Mereka menganggap kehidupan di dalam Kristus berarti bebas melakukan
apapun yang mereka kehendaki sehingga menjadi kebebasan yang mengerikan11.
Paulus menjelaskan tentang “segala sesuatu yang halal bagiku” sama artinya dengan “saya
bebas untuk melakukan apa saja”. Orang-orang Korintus barangkali tidak menciptakan ucapan
tersebut, mereka lebih mempertahankan kebebasan terhadap nafsu-nafsu mereka. Selain itu juga,
bagian ini berkaitan dengan perbantahan sebelumnya yang pernah terjadi diantara orang-orang
Kristen mengenai makanan, lalu disusul dengan percabulan. Kedua hal ini sangat sangat berkaitan
(Kis. 15). Nah, tampaknya ada beberapa jemaat di Korintus yang begitu bebas dalam melakukan
hal percabulan, karena perbuatan percabulan tidak dianggap sebagai dosa menurut hukum di negeri
Korintus. Kebebasan bukan berarti mendapat izin untuk segala sesuatu, tetapi kebebasan dalam
lingkup menyerupai Kristus yang dilakukan dengan kasih yang membangun (bnd. 8:1). Orang dapat
mempergunakan kebebasan sedemikian rupa sehingga diperbudak oleh nafsunya (bnd. 2 Ptr. 2:19;

10
Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Surat 1 & 2 Korintus, Penerbit: BPK Gunung Mulia, 2008,
Hal. 103
11
Kristianto, Billy. Refleksi atas surat 1 Korintus: Ajarlah kami bertumbuh, Penerbit Momentum, 2006 Hal. 89
Gal. 5:1, 13)12. Jemaat Korintus juga mengatakan bahwa “makanan adalah untuk perut dan perut
untuk makanan. Orang kristen dibebaskan dari hukum-hukum pantangan dalam perjanjian lama
(Mrk. 7:18-23); apa yang kita makan tidak membuat kita lebih baik di mata Allah (8:8; 10:25-31). 13
Dalam abad pertengahan, salah satu tujuh dari dosa yang membawa maut (the seven deadly sins)
adalah kerakusan (gluttony). Kita harus belajar menahan diri. Mengapa perlu berpuasa? Karena di
dalamnya selain kita mancari Tuhan dan belajar takluk kepada Tuhan, juga mendapat dimensi
latihan fisik. Berpuasa merupakan hal yang wajar didalam kehidupan orang kristen. Puasa boleh
menjadi latihan yang berguna untuk menghancurkan dosa kerakusan, untuk menyangkal diri
terhadap makanan walaupun makan tidak salah (ay. 12-13). Kebangkitan Kristus sangat
berhubungan erat dengan kebangkitan orang Kristen. Tubuh kita dijadikan oleh Tuhan dan untuk
Tuhan, tubuh kita akan dihidupkan kembali oleh Roh Allah dan turut ambil bagian dalam
keselamatan seluruh ciptaan-Nya. Sebagaimana Allah telah membangkitkan Tuhan Yesus, maka
kita juga akan mengalami kebangkitan tubuh oleh roh-Nya (Rm. 8:11). Hal ini merupakan suatu
kehormatan bagi tubuh bahwa Yesus Kristus dibangkitkan dari kematian dan akan menjadi
kehormatan bagi tubuh kita bahwa Ia akan dibangkitkan (Fil. 3:21). Tubuh kita adalah anggota
tubuh Kristus dan menjadi milik Kristus karena telah ditebuh Kristus dengan darah-Nya dan tubuh
kita mendapat hidup dari Kristus. Karena itu, ada hubungan yang erat sekali antara manusia dan
Tuhan. Hubungan seks tidak hanya berbicara tentang masalah fisik, tetapi psikologi seks dan
fisiologi seks, karena hubungan itu melibatkan penyerahan diri yang total dari tubuh seseorang
sebagai diri pribadinya. Tidak ada lagi yang dapat menghancurkan segala hubungan dan
persekutuan terhormat dari seorang Kristen selain dosa percabulan. Setiap orang yang melakukan
percabulan maka mereka akan menjadi satu daging, dan mereka akan memberikan kehinnaan
kepada Kristus dikarenakan mereka sangat dekat dengan Kristus dan disisi lain melakukan
percabulan, yang sebenarnya hanya dapat dilakukan dalam hubungan pernikahan, sesuai dengan
ketetapan Allah. Tetapi, siapapun yang mengikat dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia,
berarti setiap manusia menjadi satu roh dengan Kristus dan sepikiran dengan Dia dibawah perintah
Roh Kudus yang diberikan oleh Kristus secara tidak terbatas kepada pengikut-pengikut-Nya, dan
kita mempunyai suatu tanggungjawab yang besar dan berat supaya hubungan kita dengan Kristus
tetap dan tidak dirusak oleh dosa. Dosa percabulan akan mendatangkan kerugian besar, dan

12
Soedarmo, Dr. : Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius - Wahyu, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, Penerbit: BPK
Gunung Mulia, Kwitang 22 – Jakarta Pusat, Hal. 507
13
Pfitzner V.C Kesatuan dalam kepelbagaian : Tafsiran atas surat 1 Korintus, penerbit: BPK Gunung
Mulia, 2000 Hal. 99
mendatangkan kehinaan besar dan noda bagi pengakuan imannya (14-17). Selanjutnya, Paulus
memperingatkan orang-orang Korintus utuk menjauhkan diri dari percabulan. Dalam hal ini
diperlukan suatu sikap dan reaksi yang tetap yang dituntut ialah perbuatan menghindarinya. Dosa
percabulan akan membawa suatu akibat yang lebih hebat kepada tubuh daripada dosa-dosa lain
karena dosa ini memutuskan hubungan manusia dengan Kristus dan membawa akibat kepada
tubuh. Dimana, tubuh ini akan mengidap dua macam penyakit yang dahsyat sekali yang akan terus-
menerus diturunkan sampai keturunan yang ketiga dan keempat (18)14. Tubuh kita adalah bait Roh
Kudus, karena bait itu merupakan tempat kediaman Allah (bait Allah) dan tidak boleh dinajiskan
orang, sebab Roh Kudus mendiami kita dan juga tubuh ini bukan milik kita sendiri tetapi milik
Tuhan. Sehingga, tubuh ini hanya boleh dipakai oleh Allah untuk maksud-maksud yang ditentukan
oleh Allah sendiri. Orang yang telah dipersatukan dengan Kristus, menjadi satu roh dengan dia.
Manusia telah diserahkan kepada Kristus dan telah dikuduskan dan dipisahkan-Nya untuk
digunakannya sehingga dimiliki, ditempati, dan dihuni oleh Roh Kudus (19). Allah sudah
memuliakan tubuh manusia dengan menciptakannya menurut gambar dan rupa-Nya. Tuhan sudah
membeli dan harganya telah dibayar lunas oleh Tuhan dengan darah-Nya sendiri, artinya tubuh
manusia sebagai umat dibawah pemilik yang baru. Tubuh mereka bukan lagi milik sendiri tetapi
milik Tuhan, manusia tidak bisa melakukan apa saja yang mereka sukai. Allah menciptakan Tubuh
dan roh manusia; dan ia menebus keduanya, itulah sebabnya keduanya milik-Nya dan harus
digunakan dan dipekerjakan untuk melayani Dia. Itulah sebabnya keduanya tidak boleh dicemari,
dipisahkan dari Dia, dan dilacurkan oleh manusia. 15 Tubuh dan roh manusia harus memuliakan
Allah, itu artinya dengan penuh kepastian manusia harus menjauhkan diri dari percabulan dan juga
termasuk perzinahan dalam hati (Mat. 5:28). Tubuh harus dijaga kesuciannya, supaya Allah dapat
dimuliakan oleh keduanya (ay. 20).

B. CARA MENANGANI REMAJA YANG TERLIBAT DALAM PELACURAN


Untuk mencegah hal-hal yang tidak di kehendaki, perlu ada perhatian dari keluarga, Gereja
maupun pemerintah, supaya pelacuran bisa ditangani secara bersama-sama. Adapun solusi dalam
menangani hal demikian agar pelacuran tidak berkembang, yaitu :
1. Keluarga

14
Brill, J. Wesley: Tafsiran Surat Korintus pertama, Yayasan Kalam Hidup – Bandung, hal. 131
15
Henry Matthew, Tafsiran Matthew Henry: Surat Roma, 1 & 2 Korintus, Penerbit Momentum – Surabaya, 2015
Hal. 598
Dalam menangani perkembangan pelacuran yang dilakukan oleh remaja, keluarga
(orang tua) sangat berperan aktif dalam memberikan informasi dan pendidikan seks; dan juga
pemahaman mengenai seks sejak anak-anak remaja sudah mulai mengenal lingkungan mereka.
Selain sekolah, keluarga (orang tua) adalah tongkat utama dalam mendidik anak-anak remaja
supaya mereka tidak salah dalam memahami dan mengenal lingkungan sekitar mereka.
2. Gereja
Gereja sangat berperan aktif dalam menangani remaja yang terlibat dalam pelacuran.
Langkah awal yang perlu dilakukan oleh gereja yaitu : melakukan pendekatan dan merangkul
pihak terkait yang terjun ke dalam rana pelacuran, kemudian melakukan pembinaan rohani baik
melalui konseling maupun pastoral; gereja mengembalikan kepada orang tua sebagai tongkat
utama dalam membina remaja tersebut. Dengan demikian, gereja lebih leluasa dalam
melakukan pembinaan kepada remaja yang terlibat dalam pelacuran. Contoh kasusnya ialah
karena faktor ekonomi. Dalam menangani kasus ini, gereja perlu melibatkan bidang diakonia
untuk membantu ekonomi sampai remaja tersebut mendapatkan pekerjaan tetap untuk
memenuhi kebutuhannya.
3. Pemerintah
Selain Keluarga dan Gereja, pemerintah juga sangat perlu mengambil tindakan dan
memberikan solusi dalam menangani pelacuran yang dilakukan oleh remaja, yaitu :
- Pemerintah terkait melakukan kegiatan “Go To School” dengan memberikan sosialisasi
tentang prostitusi, bahaya-bahaya prostitusi, dan dampak negatif dalam prostitusi.
- Memberantas setiap tindakan yang berbau pelacuran baik dalam skala kecil terlebih
dalam skala besar
- Menyediakan lapangan kerja;
- Penutupan lokalisasi tetap perlu dilakukan. Kecenderungan untuk selalu bernegosiasi
dengan para germo dan alasan perut, tidak akan pernah menyelesaikan, karena selalu
berujung sia-sia.
- Melakukan pemberdayaan pada PSK, yaitu membuka kursus keterampilan singkat bagi
para penghuni lokalisasi.
- Pengadaan acara bimbingan rohani untuk memperbaiki keimanan dan keyakinan
mereka.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pekerja Seks Komersial adalah perempuan yang menyerahkan dirinya atau tubuhnya untuk
berhubungan seksual dengan jenis kelamin yang bukan suaminya tanpa adanya ikatan pernikahan,
dengan mengharapkan imbalan berupa uang dan sebagainya dari para lelaki atau para
pelanggannya. Kehidupan seorang Pekerja Seks Komersial dalam lingkungan masyarakat
merupakan suatu hal yang kurang dapat diterima. Sampai sekarang Pekerja Seks Komersial
dipandang sebagai individu yang menyandang stereotype negatif, dan tidak dianggap pantas
menjadi bagian dari masyarakat. Pekerja Seks Komersial selalu mendapat tekanan dari masyarakat
berupa olokan dan ejekan.
Penyebab utama adanya pelacuran adalah desakan kebutuhan ekonomi. Tingginya biaya
hidup sering tidak diimbangi dengan pemasukan. Ketimpangan tersebut menuntut pemenuhan dan
bukanlah perkara mudah untuk mendapatkan pekerjaan guna pemenuhan kebutuhan tersebut.
Akhirnya diambil jalan pendek yaitu dengan menjual diri. Penyebab tersebut didukung oleh tidak
adanya aturan perundang-undangan yang jelas dan tegas dalam rangka penghapusan praktek
pelacuran di negeri ini. Pelacuran dapat dihapus apabila ada kerjasama yang baik dari semua pihak
yangg terkait yaitu pelaku pelacuran, pemerintah, dan masyarakat umum. Anggota masyarakat
harus mau untuk menerima eks-PSK dan sebaliknya PSK-pun harus mau meninggalkan pekerjaan
kotorny tersebut dan mau untuk diberdayakan sehingga dapat bekerja secara layak.

B. SARAN
Melalui makalah ini, penulis berharap dapat memberikan sedikit pemahaman mengenai
bahaya-bahaya pelacuran. Kiranya juga orang tua tetap memperhatikan segala aktivitas dan
lingkungan anak remaja mereka, dan membantu pemerintah dalam mengontrol dan memperhatikan
remaja-remaja supaya tidak terjerumus dalam pergaulan seks bebas maupun kegiatan prostitusi.

DAFTAR PUSTAKA
Alkitab
August Burns, dkk. 2000. Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta :
Yayasan Essentia Medica
Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Surat 1 & 2 Korintus, Penerbit: BPK
Gunung Mulia, 2008
Brill, J. Wesley: Tafsiran Surat Korintus pertama, Penerbit: Yayasan Kalam Hidup – Bandung
Henry Matthew, Tafsiran Matthew Henry: Surat Roma, 1 & 2 Korintus, Penerbit Momentum –
Surabaya, 2015
Koentjoro, On The Spot Tutur Dari Sarang Pelacur, (Yogyakarta: Tinta, 2004)
Kristianto, Billy. Refleksi atas surat 1 Korintus: Ajarlah kami bertumbuh, Penerbit: Momentum
-2006
Nils Johan Ringdal, Love For Sale: A World History of Prostitution
Pfitzner V.C Kesatuan dalam kepelbagaian : Tafsiran atas surat 1 Korintus, penerbit: BPK
Gunung Mulia, 2000
Soedarmo, Dr. : Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius - Wahyu, Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, Penerbit: BPK Gunung Mulia, Kwitang 22 – Jakarta Pusat
Russel P. Spittler, Pertama & Kedua Korintus, Penerbit: Gandum Mas, Malang – Jawa Timur
Tjohjo Purnomo. Dalam Ashadi Siregar, Dolly, Membedah Dunia Pelacuran Surabaya, Kasus
Kompleks Pelacuran Dolly, (Jakarta: Grafitipers, 1983)

Internet :
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20180419112100-20-291933/kemensos-40-ribu-psk-
menghuni-lokalisasi-indonesia
https://www.fimela.com/parenting/read/3845703/prostitusi-dalam-agama-buddha-benar-atau-
salah
https://hariatyburhan.blogspot.com/2011/11/makalah-seks-komersial.html
https://www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-pekerja-seks-komersial.html
https://dewasastra.wordpress.com/2012/03/12/pekerja-seks-komersial-psk/

Anda mungkin juga menyukai