GERAKAN SOSIAL
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas
Mata kuliah Kemuhammadiyahan 3
Dosen : Eldawati, M.Pdl
Disusun Oleh :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “MUHAMMADIYAH SEBAGAI
GERAKAN SOSIAL”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Kemuhammadiyahan 3 di Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
2. Bidang Kesehatan
Dalam amal usaha bidang kesehatan, Muhammadiyah telah dan terus mengembangkan
layanan kesehatan masyarakat, sebagai bentuk kepedulian. Balai-balai pengobatan seperti rumah
sakit PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah, yang pada masa berdirinya
Muhammadiyah bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemat), kini mulai meningkat baik
kuantitas maupun kualitasnya. Berdasarkan buku Profil dan Direktori Amal Usaha
Muhammadiyah & ‘Aisyiyah Bidang Kesehatan pada tahun 1997, sebagai berikut:
Rumah sakit berjumlah 34
Rumah bersalin berjumlah 85
Balai Kesehatan Ibu dan Anak berjumlah 504. Balai Kesehatan Masyarakat berjumlah
115
Balai Pengobatan berjumlah 846
Apotek dan KB berjumlah 4
4. Bidang Kaderisasi
Dalam bidang kaderisasi Muhammadiyah telah melakukan program diantaranya:
Peningkatan kualitas pengkaderan
Melaksanakan program pengkaderan formal dan informalsecara berkelanjutan
Menyelenggaraka baitul arqam dan darul arqam Muhammadiyah
Tranformasi kader per jenjang dan per generasi
Sinergi Building antar unit persyarikatan untuk kaderisasi
2. Revitalisasi Ideologis
Revitalisasi ideologis menyangkut penyusunan ulang dan penguatan sistem paham
disertai langkah-langkah pelembagaannya yang menjadi landasan membangun kesadaran dan
ikatan kolektif dalam memperjuangkan gerakan muhammadiyah. Pemikiran dasar Kyai Dahlan,
12 lagkah dari Kyai Mas Mansur, muqaddimah anggaran dasar, kepribadian muhammadiyah,
matan keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah, khittah perjuangan muhammadiyah, dan
pedoman hidup islami warga muhammadiyah merupakan rujukan dasar sekaligus perlu
disistematisasi dalam konsep terpadu sehingga menjadi basis ideologi gerakan muhammadiyah
yang mengikat seluruh anggota muhammadiya dalam melaksanakan gerakan. Ketika dirasakan
adanya krisis kemuhammadiyahan, maka krisis tersebut harus dibaca dalam konteks pelemahan
ideologis di kalangan muhammadiyah karena tuntutan-tuntutan dan pertimbangan-pertimbangan
yang biasanya serba pragmatis.
3. Revitalisasi Pemikiran
Revitalisasi pemikiran menyangkut upaya mengembangkan wawasan pemikiran seluruh
anggota, termasuk kader dan pemimpin, baik mengenai format pemikiran muhammadiyah
sebagai gerakan islam yang bercorak dakwah dan tajdid, maupun dalam memahami
permasalahan-permasalahan dan perkembangan kehidupan tingkat lokal, nasional, dan global.
Dikotomi yang keras tentang pemikiran literal versus liberal, pemurnian versus pembaruan atau
pengembangan, ekslusif versus inklusif, organisasi versus alam pikiran, structural versus cultural
menggambarkan masih terperangkapnya sebagian kalangan dalam muhammadiyah mengenai
orientasi pemikiran pada wilayah orientasi atau paradigm yang sempit atau terbatas. Sejauh
menyangkut pemikiran perlu dijelaskan domain relativitas setiap pemikiran agar tidak terjadi
pengabsolutan setiap pemikiran, lebih-lebih jika klaim pemikiran tertentu dijadikan alat pemukul
dan saling menegaskan terhadap pemikiran yang lain, sehingga yang terjadi ialah perebutan
dominasi dan bukan sikap tasamuh.
4. Revitalisasi Organisasi
Revitalisasi organisasi berkaitan dengan perbaikan-perbaikan sistem pengelolaan
kelembagaan persyarikatan seperti menyangkut penataan struktur dan fungsi organisasi,
birokrasi, pengelolaan dan pelayanan administrasi, hingga pengembangan organisasi yang
mengarah pada peningkatan kualitas, efisiesnsi-efektivitas, dan menjadikan organisasi sebagai
instrument gerakan untuk kemajuan dan pencapaian tujuan Muhammadiyah.
5. Revitalisasi Kepemimpinan
Revitalisasi kepemimpinan merupakan langkah penguatan kualitas fungsi efektivitas
pimpinan persyarikatan diseluruh lini, termasuk di lingkungan organisasi otonom dan amal
usaha, yang secara langsung menjadi kekuatan dinamik dalam menggerakan muhammadiyah.
Kepemimpinan muhammadiyah juga tidak cukup dokonstruksi dengan idealis normative semata
seperti mengenai hak akhlaq dan standar-standar idela kepemimpinan, tetapi juga harus disertai
format aktualisasi Kepemimpinan yang nyata (bukan Kepemimpinan yang berumah diatas angin
tetapi harus membumi), karena kepemimpinan Muhammadiyah merupakan kepemimpinan
sistem dan bukan Kepemimpinan figure. Faktor figure pun tidak dapat dikonstruksikan sekadar
dari kejauhan sebagaimana konsep kepemimpinan pesona Ratu adil. Kepemimpinan
Muhammadiyah juga bukan sekadar domain diniyyah (aspek-aspek kemampuan aktual dalam
mengelola kehidupan yang di pimpin), sehingga dapat menjalankan misi kerisalahan islam.
6. Revitalisasi Amal Usaha
Revitalisasi amal usaha menyangkut pengembangan kualitas amal usaha Muhammadiyah
diberbagai bidang yang dapat tumbuh diatas misi dan visi gerakan sekaligus dapat memenuhi
hajat hidup masyarakat. Amal usaha Muhammadiyah bukan ladang mencari nafkah bagi para
penghuninya, tetapi harus menjadi sarana atau media dakwah dan perwujudan misi
Persyarikatan.
7. Revitalisasi Aksi
Revitalisasi aksi menyangkut pengembangan model-model kegiatan atau aktivitas
gerakan Muhammadiyah yang secara langsung dapat memenuhi kepentingan masyarakat luas
dengan misi dakwah dan tajdid seperti dalam pemberdayaan ekonomi kaum miskin, advokasi
kaum marjinal dan tertindas, memperkuat, potensi dan peran masyarakat madani, advokasi
lingkungan hidup, resolusi konflik gerakan anti kekerasan, gerakan anti korupsi, kegiatan-
kegiatan pembinaan umat yang bercorak partisipatif, dan aktivitas sosial masyarakat lainnya
semangat etos Al-Maun.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Muhammadiyah sendiri mengambil surat Al-Ma’un dalam Al-Qur’an sebagai dasar untuk
berjalan pada ranah sosial. Saat ini Muhammadiyah banyak mempunyai amal usaha, mulai dari
pondok anak yatim, sekolah/lembaga pendidikan, sampai rumah sakit. Revitalisasi adalah salah
satu bentuk perubahan yang mengandung proses penguatan, meliputi peneguhan terhadap aspek-
aspek yang selama ini dimiliki maupun dengan melakukan pengembangan sehingga menjadi
lebih baik dan lebih maju dari kondisi sebelumnya. Salah satu langkah revitalisasi gerakan
Muhammadiyah yaitu melakukan penguatan seluruh aspek gerakan dan menggerakkan segenap
potensi Muhammadiyah dalam menjalankan amanat Muktamar.
3.2 SARAN
Tujuan dakwah Muhammadiyah adalah meningkatkan kualitas hidup manusia. Seharusnya
kita ikut berpartisipasi dalam dakwah tersebut. Karena dengan dakwah tersebut menggerakkan
dinamika kehidupan masyarakat Islam di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial-budaya.
DAFTAR PUSTAKA
http://fitrafg.blogspot.in/2014/11/memahami-gerakan
http://munawarohblog.blogspot.com/2012/11/muhammadiyah-gerakan-sosial
http://www.artikelsiana.com
http://riadhariansari.blogspot.com