Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

SISTEM GERAKAN DAN ORGANISASI


MUHAMMADIYAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah AIK 3

Disusun oleh :

Dandi (221411008)

Nadia Elvansa Putri (221411007)

Program Studi Teknik Industri

Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Cirebon

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang masih

memberikan napas kehidupan, sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah,

tentang sistem gerakan dan organisasi muhammadiyah.

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Kemuhammadiyahan. Di

dalam makalah ini, dijelaskan banyak pokok bahasan mengenai peranan Muhammadiyah di

Tanah Air, yang lebih spesifik lagi di bidang sosial.

Perlu diketahui, kemaslahatan umat memang menjadi salah satu aspek penting di

dalam kehidupan sosial-kemanusiaan, yang mana esensinya "manusia sebagai makhluk

sosial". Sehingga, manusia tentu tak bisa hidup tanpa manusia lain, dan saling membutuhkan

satu sama lainnya.

Peran Muhammadiyah di sini ialah membantu mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kami sampaikan banyak terima kasih atas segala bentuk perhatiannya terhadap

makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini mampu memberikan manfaat yang

lebih banyak lagi bagi diri penulis sendiri, dan khususnya bagi para pembaca pada umumnya.

Tak ada gading yang tak retak, hal ini tentu senada dengan makalah ini. Dengan

segala bentuk kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif, tentu sangat kami harapkan

dari para pembaca, dalam upaya meningkatkan penyusunan makalah yang lebih baik lagi di

waktu yang akan datang.

Cirebon, 23 Maret 2023

Penyusun
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 5

1.3 Tujuan .............................................................................................................. 5

1.4 Manfaat ............................................................................................................ 6

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 7

2.1 Nilai-nilai dan Ajaran Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah(Teologi Al-Ma'un) ...... 7

2.1.1 Tipe-tipe Orang yang Mendustakan Agama, Menurut Surat Al-Ma'un .............. 8

2.2 Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskin dan Anak Yatim ........................................ 10

2.3 Bentuk dan Model Gerakan Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah ........................ 11

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 15

3.2 Saran .............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perjalanannya, Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah "Amar Ma'ruf

Nahi Munkar", dan bukan hanya semata menyeru terhadap kebaikan dan mencegah yang

munkar. Akan tetapi, mengandung 3 hal yang mencakup gerakan tersebut, yakni liberasi,

humanisasi, dan transendensi.

Liberasi merupakan membebaskan manusia dari segala bentuk ketertindasan, dalam

artian kebodohan, penyakit, kelompok rentan, hingga kemiskinan.

Humanisasi sendiri bisa diartikan memanusiakan manusia, atau bisa disebut juga

manusia yang diberdayakan.

Yang terakhir, transendensi yang berarti membawa manusia kepada keimanan dan

kesholehan.

Sebagai gerakan tajrih (pemurnian) dan tajdid (pembaharuan), Muhammadiyah

memiliki banyak kiprah di berbagai macam bidang, mulai dari akidah, ibadah, pendidikan,

kesehatan, hingga pelayanan sosial.

Melalui teologi Al-Maun, Muhammadiyah telah membuktikan diri sebagai gerakan

yang sangat menekankan mengenai pentingnya amal saleh. Bahkan, Muhammadiyah juga

telah membuktikan ajaran sedikit berbicara banyak bekerja, disiplin, kerja keras, dan

tanggung jawab secara organisasi.

Hingga sekarang, Muhammadiyah mencoba tetap berusaha dalam menjalin

komunikasi yang baik, hingga memberikan pelayanan sosial terhadap masyarakat dan bagi
4
siapa saja yang membutuhkan. Hal inilah yang dinilai penting dalam perkembangan

Muhammadiyah itu sendiri.

Sementara itu, revitalisasi gerakan Muhammadiyah bisa dimaknai sebagai salah satu

bentuk atau proses dalam penguatan kembali sistem paham dan jati diri, sesuai dengan

prinsip ideal dalam mewujudkan tercapainya kekuatan Muhammadiyah, sebagai gerakan

Islam, yang bisa menjalankan fungsi dakwah, demi terwujudnya masyarakat Islam yang

sebenar-benarnya.

1.2 Rumusan Masalah

• Bagaimana prinsip nilai-nilai dan ajaran sosial-kemanusiaan Muhammadiyah (teologi

Al-Ma'un)?

• Bagaimana langkah Muhammadiyah dalam kepedulian terhadap fakir miskin dan anak

yatim?

• Bagaimana bentuk dan model gerakan sosial-kemanusiaan Muhammadiyah?

• Langkah apa yang harus ditempuh dalam revitalisasi gerakan sosial Muhammadiyah?

1.3 Tujuan

Tujuan umum :

Penyusunan makalah berjudul "Muhammadiyah sebagai Gerakan Sosial" ini menjadi salah

satu tugas dari mata kuliah Kemuhammadiyahan, yang di sisi lain juga mampu memberikan banyak

wawasan secara lebih luas, tentang peranan Muhammadiyah.

Tujuan khusus :

• Menambah pengetahuan akan pentingnya peranan Muhammadiyah di berbagaibidang,

khususnya di bidang sosial-kemanusiaan

• Menerapkan materi perkuliahan yang telah didapatkan dari kampus

5
1.4 Manfaat

Penyusunan makalah "Muhammadiyah sebagai Gerakan Sosial" ini mampu memberikan

manfaat lebih banyak lagi bagi kami dan para pembaca, untuk menambah wawasan mengenai peranan

Muhammadiyah yang gerakannya begitu masif, dalam mewujudkan umat yang beradab dan kembali

sesuai khittahnya.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nilai-nilai dan Ajaran Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah

(Teologi Al-Ma'un)

Teologi dalam bahasa Yunani dikenal dengan "theos" yang berarti Tuhan dan "logia" yang

berarti kata-kata, ucapan, atau wacana. Jadi, teologi adalah wacana yang berdasar nalar tentang agama,

spiritualitas, dan Tuhan.

Dengan demikian, teologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang

berkaitan dengan keyakinan beragama. Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan

Sang Pencipta.

Teologi memampukan seseorang dalam memahami tradisi agamanya sendiri atau agama lain,

melestarikan, memperbarui, hingga menerapkan sumber dari suatu tradisi dalam situasi atau kebutuhan

yang terjadi di masa kini, atau bisa juga dijadikan sebagai alasan yanglain.

Surat Al-Ma'un termasuk ke dalam surat-surat pendek yang terdapat di dalam juz 30. Surat ini

terdiri atas sebanyak 7 ayat, yang tergolong Makkiyah (yang diturunkan di Mekkah).

Tafsir surat Al-Ma'un menurut Prof. Dr. H. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, vol.

15 hal. 643-658, menjelaskan jika asbabun nuzul surat Al-Ma'un sehubungan dengan kebiasaan dari

Abu Sofyan dan Abu Jahal yang kabarnya tiap minggu menyembelih seekor unta.

Pada suatu ketika, seorang anak yatim datang meminta sedikit daging yang sudah disembelih

tersebut. Akan tetapi, Abu Jahal dan Abu Sofyan malah tidak memberinya, malah anak yatim tersebut

dihardik dan diusir.

Jika seseorang membenci anak yatim, maka orang tersebut membenci keberasalan Nabi

Muhammad. Sebab, Nabi merupakan anak yatim, yang dipinggirkan oleh keluarganya, dan hidup
7
dengan cara menggembala, berkutat dengan kemiskinan selama masa kecilnya.

Kata Al-Ma'un dalam bahasa Arab berarti bantuan, membantu dengan bantuan yang jelas

(baik itu dengan alat ataupun fasilitas), sehingga memudahkan tercapainya sesuatu yang diharapkan.

Sementara itu, Al-Ma'un juga bisa bermakna :

• Zakat

• Harta benda

• Alat-alat rumah tangga

• Air

• Keperluan sehari-hari

• dan lain sebagainya

Dalam makna yang lebih luas, Al-Ma'un dimaknai dengan membantu sesuatu yang kecil dan

dibutuhkan oleh orang lain.

2.1.1 Tipe-tipe Orang yang Mendustakan Agama, Menurut Surat Al-Ma'un

• Orang yang menghardik dan berlaku keras terhadap anak yatim

"Maka itulah orang yang menghardik anak yatim" (Al-Ma'un ayat 2)

Orang yang di sini berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim, dengan cara menganiaya

haknya dan tak memberi makan, serta memperlakukan dengan kasar. Di dalam ayat ini sangat jelas

melarang untuk membiarkan dan meninggalkan anak yatim dalam kondisi apapun dan di manapun,

termasuk juga mengabaikan anak yatim.

• Orang yang tidak saling menganjurkan untuk memberi makan orang miskin

"Dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin" (Al-Ma'un ayat 3)

Mengentaskan kemiskinan tidak hanya menjadi tanggung jawab orang-orang berada.

Semua muslim memiliki tanggung jawab yang sama terhadap orang-orang miskin.

Jika tidak mampu memberikan bantuan secara langsung, seorang muslim masih memiliki

kewajiban untuk mendorong dan bersama-sama untuk membantu yang miskin. Tak ada alasan lagi
8
untuk muslim tidak ikut membantu orang-orang yang membutuhkan.

• Orang yang lalai terhadap sholatnya

"Maka celakalah orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya"

(Al-Ma'un ayat 4-5)

Yang dimaksud celaka di sini adalah orang-orang yang mengerjakan sholat secara terang-

terangan, sedangkan dalam kesendirian, orang tersebut malah tidak sholat.

Orang-orang yang lalai di sini bisa ditafsirkan seseorang yang tidak menunaikan sholat di awal

waktu, melainkan malah menangguhkannya hingga batas akhir waktu, secara terus- menerus, dan

malah lama-kelamaan menjadi kebiasaan.

Adakalanya juga, di dalam menunaikan sholat, tak memenuhi rukun sholat dan segala

persyaratan, sesuai dengan apa yang diperintahkan. Ada juga yang mengerjakan tidak khusyuk.

• Orang yang riya'

"yang berbuat riya" (Al-Ma'un ayat 6)

Riya' merupakan melakukan suatu perbuatan yang bukan diniatkan karena Allah SWT,

melainkan agar orang lain bisa melihat dan merasa takjub dengan apa yang dilakukan oleh orang

tersebut.

Seperti yang kita ketahui, setiap manusia suka dipuji dan disanjung orang lain. Maka dari itu,

seorang muslim yang baik harus bisa menata niat, sehingga amal ibadahnya hanya ditujukan untuk

Allah SWT.

• Orang yang enggan memberikan bantuan

"Dan enggan (memberikan) bantuan" (Al-Ma'un ayat 7)

Tipe yang terakhir ini ialah orang yang enggan memberi bantuan, walaupun berupa hal-hal

kecil yang bersifat remeh.

Ayat ini berarti bagi mereka yang tidak menyembat Allah SWT dengan baik dan juga tak mau

berbuat baik dengan sesama makhluk-Nya, sehingga sangat susah untuk menolongorang lain.

9
2.2 Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskin dan Anak Yatim

Tujuan dakwah Muhammadiyah ialah meningkatkan kualitas atau taraf hidup manusia.

Segala amal usaha Muhammadiyah digerakkan untuk tujuan tersebut.

Hal ini bukan tanpa alasan, namun semenjak pendirian Muhammadiyah, upaya dari KH

Ahmad Dahlan yang dilandasi dengan dasar ayat Al Quran dan Hadits, mampu menggerakkan

dinamika kehidupan masyarakat Islam di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.

Salah satu teologi Al-Ma'un, KH Ahmad Dahlan secara organisatoris menggerakkan usaha-

usaha di bidang ekonomi, dalam mengangkat dan mengentaskan kemiskinan umat Islam. Dengan

gerakan inilah, mendorong inspirasi untuk warga Muhammadiyah dalam upayamewujudkan kepedulian

terhadap masyarakat di berbagai bidang dan berbagai macam cara.

Salah satu gerakan peduli terhadap fakir miskin dan yatim piatu salah satunya dengan

melakukan zakat. Di dalam surat At-Taubah ayat 60, menjelaskan golongan yang wajib menerima

zakat, terutama fakir miskin dan yatim piatu.

Muhammadiyah dalam praktisi sosial dengan pemihakan terhadap kaum mustadh'afin (lemah

atau tidak berdaya), dhuafa, miskin, dan anak yatim, yang mengilhami Muhammadiyah untuk

mendirikan banyak lembaga, seperti :

• Pendidikan

• Panti asuhan

• Rumah sakit

• dan tempat layanan sosial yang lainnya

Fakta dan realita dari kemiskinan ialah wajah lain dari dehumanisasi (kemerosotantata-

nilai). Kemiskinan tersebut terjadi akibat dari kemungkaran sosial dan dosa sosial akut.

Kemiskinan tersebut bukan hanya menjadi masalah individu saja, melainkan jugamenjadi

masalah bersama yang harus dicari jalan keluarnya bersama juga.

10
Dalam konteks inilah, Muhammadiyah bisa memainkan peran yang strategis, dengan

memberikan sumbangsih nyata terhadap masyarakat.

2.3 Bentuk dan Model Gerakan Sosial-Kemanusiaan Muhammadiyah

1. Bidang Pendidikan

Pendidikan yang dirintis oleh Muhammadiyah merupakan pendidikan yang berorientasi

terhadap 2 hal, yakni perpaduan antara sistem sekolah umum dan madrasah ataupesantren.

Dalam mewujudkan rintisan pendidikan tersebut, Muhammadiyah mendirikan amal usaha,

seperti :

• Sekolah umum modern

• Madrasah/pesantren modern

2. Perguruan tinggi

3. Bidang Kesehatan

Sejak awal berdiri, Muhammadiyah meletakkan perhatian besar terhadap

kesejahteraan masyarakat, terlebih masyarakat dhuafa. Hal tersebut terbukti, dengan :

• Penyaluran dan pembagian zakat fitrah dan zakat maal kepada fakir miskin atau

golongan lain yang berhak menerima

• Pendirian panti asuhan, panti miskin, hingga panti jompo

• Pendirian balai kesehatan, poliklinik, rumah sakit umum, hingga rumah sakit ibu dananak

• Pendampingan terhadap masyarakat dhuafa agar bisa hidup mandiri

4. Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, memiliki tujuan guna membimbing dan mendampingi masyarahat ke

arah perbaikan dan mengembangkan ekonomi, sesuai dengan ajaran Islam dan untuk meningkatkan

kualitas pengelolaan amal usaha Muhammadiyah. Amal usaha Muhammadiyah di bidang ekonomi,

meliputi :

11
• Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

• Baitul Maal wa Tamwil (BMT)

• Koperasi

• Biro perjalanan

• dan lain sebagainya

5. Bidang Kaderisasi

Di bidang kaderisasi, Muhammadiyah mencoba untuk terus tetap mengepakkan sayapnya

dengan berbagai macam jalan yang harus ditempuh. Program yang dilakukan oleh Muhammadiyah di

bidang kaderisasi, meliputi :

• Peningkatan kualitas pengkaderan

• Melaksanakan program pengkaderan formal dan informal secara berkelanjutan

• Menyelenggarakan baitul arqam (ajang penambah wawasan) dan darul arqam (sistem

pengkaderan) Muhammadiyah

• Transformasi kader per jenjang dan per generasi

• Synergy building antar unit persyarikatan untuk kaderisasi

2.4 Revitalisasi Gerakan Sosial Muhammadiyah

Revitalisasi merupakan suatu bentuk proses atau cara dan perbuatan dalam menghidupkan

kembali hal yang sebelumnya terberdaya, sehingga konsep revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau

perbuatan untuk menjadi vital.

Dalam hal ini, Muhammadiyah mencoba untuk melakukan proses perubahan yang

direncanakan, meliputi berbagai macam tahapan, mulai dari penataan, pemantapan, peningkatan, dan

pengembangan, yang kesemuanya tersebut dilakukan secaraberkesinambungan.

Beberapa langkah revitalisasi gerakan Muhammadiyah dalam menguatkan dan menggerakkan

segenap potensi Muhammadiyah dalam menjalankan amanat Muktamar, dengan melalui langkah-

12
langkah sebagai berikut :

1. Memperluas peran Muhammadiyah dalam dinamika kehidupan bermasyarakat di daerah

lokal, nasional, dan global, dengan cara menjalankan fungsi dakwah dan tajdid, serta

mengembangkan ukhuwah dan kerja sama dengan semua pihak.

2. Mewujudkan kehidupan Islami sesuai dengan paham agama dalam Muhammadiyah, dengan

mengedepankan uswah hasanah.

3. Mengembangkan pemikiran Islam, sesuai dengan prinsip Manhaj Tajrih dan ijtihad, yang

menjadi salah satu acuan atau pedoman Muhammadiyah.

4. Mengembangkan infrastruktur dan perbaikan sistem pengelolaan organisasi yang mampu

menjalankan fungsi-fungsi gerakan dan kian mengarah terhadap pencapaian tujuan

Muhammadiyah.

5. Mendinamisasi kepemimpinan Persyarikatan di berbagai tingkatan, dalam lingkup wilayah,

daerah, cabang, dan ranting.

6. Meningkatkan kualitas dan memperluas jaringan amal usaha Muhammadiyah.

7. Mengembangkan model-model kegiatan atau aksi yang lebih sensitif dalam hal umat,

masyarakat, dan dunia, yang berkaitan dengan kemanusiaan, secara konsisten.

8. Menggerakkan seluruh potensi angkatan muda dan ortom (organisasi otonom)

Muhammadiyah.

9. Meningkatkan berbagai macam arahan, bimbingan, dan panduan, kepada seluruhtingkatan

pimpinan dan warga Muhammadiyah.

10. Menggerakkan kembali ranting dan jamaah sebagai basis gerakan Muhammadiyah.

Macam-macam Aspek Revitalisasi Gerakan Muhammadiyah

1. Revitalisasi Teologis. Menyangkut ikhtiar dalam menafsir ulang pemikiran dasar keagamaan

(keislaman) dalam Muhammadiyah, sebagaimana prinsip tersebut mengenai agama Islam,

dunia, ibadah, sabilillah, dan ijtihad.

2. Revitalisasi Ideologis. Menyangkut penyusunan ulang dan penguatan sistem paham, disertai

dengan langkah-langkah pelembagaannya, yang menjadi landasan guna membangun

13
kesadaran dan ikatan kolektif, guna memperjuangkan gerakan Muhammadiyah.

3. Revitalisasi Pemikiran. Menyangkut upaya dalam mengembangkan wawasan pemikiran

bagi seluruh anggota, termasuk kader dan pemimpin, baik itu dalam format pemikiran

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang bercorak dakwah dan tajdid (pembaharuan),

maupun dalam memahami berbagai macam permasalahan dan perkembangan kehidupan di

tingkat lokal, nasional, hingga global.

4. Revitalisasi Organisasi. Menyangkut terhadap perbaikan sistem atau tata kelola

kelembagaan persyarikatan, yang menyangkut penataan struktur dan fungsi organisasi,

birokrasi, pengelolaan dan pelayanan administrasi, hingga pengembangan organisasi yang

mengarah terhadap peningkatan kualitas, dan efisiensi-efektivitas.

5. Revitalisasi Kepemimpinan. Menyangkut langkah-langkah penguatan kualitas fungsi

efektivitas pimpinan persyarikatan di seluruh lini, termasuk itu di lingkungan organisasi

otonom dan amal usaha, di mana secara langsung menjadi suatu kekuatan dinamik dalam

menggerakkan Muhammadiyah.

6. Revitalisasi Amal Usaha. Menyangkut pengembangan kualitas amal usaha Muhammadiyah

di berbagai macam bidang yang tumbuh di atas visi dan misi gerakan, sekaligus mampu

memenuhi hajat hidup masyarakat.

7. Revitalisasi Aksi. Menyangkut pengembangan model-model kegiatan atau aktivitas gerakan

Muhammadiyah, di mana secara langsung mampu memenuhi kepentingan masyarakat luas,

dengan misi dakwah dan tajdid (pembaharuan).

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam masalah sosial, Muhammadiyah mengambil surat Al-Ma'un dan mengaplikasikannya

di dalam kehidupan manusia. Hal inilah yang tak mengherankan, Muhammadiyah begitu gencar dan

begitu banyak memiliki amal usaha, mulai di bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan masih

banyak lagi yang lainnya.

Sementara itu, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam juga tengah melakukan upaya

revitalisasi, sehingga bisa berubah dan berkembang, menjadi lebih baik dan lebih maju, dari kondisi

yang sebelumnya.

Muhammadiyah mencoba melakukan revitalisasi di seluruh lini dalam segala bidang, dengan

penguatan seluruh aspek gerakan dan menggerakkan segenap potensi Muhammadiyah, dalam

menjalankan amanat Muktamar.

3.2 Saran

Dalam melakukan upaya revitalisasi, tentu tidak serta-merta jalannya lurus, melainkan banyak

rintangan dan hambatan yang harus dilalui.

Revitalisasi memang diperlukan, sehingga Muhammadiyah bisa kokoh dalam mengimbangi

perkembangan zaman, sehingga bisa secara terus-menerus berkontribusipositif dalam maslahat umat.

Maka dari itu, semua warga, semua lini, di segala penjuru, harus saling bisa mendorong,

saling membantu satu sama lain, sehingga tercipta revitalisasi yang lebih optimalke depannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Irwanda, B. G. (2016, 27 September). Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah "Amar

Ma'ruf Nahi Munkar". Dikutip 10 April 2019

Ishomuddin (2013, 24 September). Memahami Gerakan Peduli Kepada Fakir Miskindan

Anak Yatim. Dikutip 10 April 2019

16

Anda mungkin juga menyukai