Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................Error!
Bookmark not defined.
1.1. Latar
Belakang................................................................................Error!
Bookmark not defined.
1.2. Rumusan
Masalah..........................................................................Error!
Bookmark not defined.
1.3. Tujuan
Penulisan..............................................................................Error!
Bookmark not defined.
BAB II
PEMBAHASAN...............................................................................Error!
Bookmark not defined.
2.1 Tajdid menurut faham
Muhammadiyah.............................................Error! Bookmark not
defined.
2.2 Pengertian tajdid................................................................................5
2.3.Model Tajdid Muhammadiyah............................................................6
A. Bidang Keagamaan......................................................................6
B. Bidang Pendidikan........................................................................8
C. Bidang Sosial Masyarakat............................................................9
2.4 Makna gerakan keagamaan Muhammadiyah..................................10
PENUTUP BAB III.....................................................................................16
3.1. Kesimpulan.....................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
dalam pembaharuannya oleh muhammadiyah dengan gerakan
muamalah.Dalam bidang aqidah,muhammadiyah melakukan
purifikasi yaitu aqidah yang memiliki keterkaitan dengan aspek
sosial kemasyarakatan. Pada konteks ini,Muhammadiyah
mendahulukan nash yang otentik sebagai landasan dan
pelaksanaan ibadah, dan setiap orang yang melanggarnyaakan
dikategorikan sebagai ahlu bid’ah. Sedangkan konteks rasionalistik
dapat menerima konsep dan bentuk pengamalan amaliah dari
mana saja asalnya, sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
dasar ajaran agama islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
“Dan mereka berkata: “apakah kita sudah jadi tulang dan barang yang
rapuh,maka kita dibangkitkan sebagai kejadian yang baru”.
1
Dr.H.A. Khisni,SH. MH.,aliran-aliran pemikiran dalm hukum islam,hal 60, http://digilib.uin-
suka.ac.id/24006/2/Shofiyullah%20Mz%20-%20Praktek%20Demokrasi%20di%20IndonesiaT,11
oktober,15.31.
5
sunanya yang dikutip dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini pada setiap
penghujung seratus tahun,orang yang memperbaruhi agamanya”. Dalam
riwayat yang lain “seorang yang memperbaharui pekra ajaran agamanya”
2
1.Bidang Keagamaan
2
Amal Fathullah Zarkasyi,Tajdid dan modernisasi Pemikiran Islam,hal 397-
398,https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah/article/viewFile/59/50,11 Oktober
2018,15.07.
6
Dimensi kelasyaratan yang bertujuan agar islam dapat memimiliki peran
yang positif dan tetap menjadi pedoman bagi masyarakat sehingga dapat
membantu memecahkan masalah-masalah tanpa menyimpang pada
ajaran islam.Secara sosiologis ,Muhammadiyah memiliki korelasi dengan
konteks hidup umat manusia dan masyarakat yang dalam
keterbelakangan sedangkan secara teologis Muhammadiyah bedasarkan
islam yang berkemajuan.Pada bidang keagamaan ini,Muhammadiyah
bertujuan pada kemajuan dalam pembaharuan,yamg artinya ingin
membimbing hidup umat islam agar dapat menjalankan agama dengan
benar sehingga bisa mendapatkan rahmat bagi kehidupan oleh Allah swt.
Muhammadiyah bertujuan untuk tegaknya akidah islam yang murni, bersih
dari gejala kemusyrikan, bid’ah dan curafat tanpa mengabaikan prinsip
toleransi menurut islam dalam masalah akidah. Sedangkan dalam ibadah,
muhammadiyah bertujuan untuk tegaknya ibadah tersebut agar menjadi
ibadah yang ikhlas lillahi ta’ala sebagaimana yang sudah dituntunkan
Rasullah tanpa perubahan dan tambahan dari manusia.Muhammadiyah
sudah berusaha melakukan usha pemurnian terhadap keadaan
keagamaan yang dapat dilihat dari serapan beberapa unsur kebudayaan
yang ada di indonesia,yaitu :
D. Perngumpulan dan pembagian zakat fitrah dan kurban pada hari raya
tersebut diatas, oleh panitian khusus, mewakili masyarakat islam
7
setempat, yang dapat dibandingkan sebelumnya dengan memberikan hak
istimewa dalam persoalan ini pada pegawai tau petugas agama( penghulu
, naib, kaum, modin dan lain sebagainya)
2. Bidang pendidikan
3
Erick kuswanto,makalah muhammadiyah sebagai gerakan islam yang berwatak tajdid,halaman
6, https://www.slideshare.net/erickkuswanto54/muhammadiyah-sebagai-gerakan-islam-
berwatak-tajdid Di akses pada selasa ,9 oktober 2018 jam 14.00 WIB
8
A. Segi cita-cita
9
lansia.Muhammadiyah mengelola ini sendiri atau secara individual
melainkan mengelolanya melalui amal usahanya.. Usaha pembaharuan
dalam bidang sosial kemasyarakatan ditandai dengan didirikannya
Pertolongan Kesengsaraan Oemoen (PKO)di tahun 1923. Sebagai
sesama muslim wajib bagi kita untuk menolong sesama terutama bagi
yang sedang menderita kesengsaraan sebagai perwujudan tuntunan
agama yang jelas untuk ber amal ma’ruf dan juga sebagai bentuk
pengamalan firman Allah dalam surat Al-ma;un 107: 1-7 Yang artinya “
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama, itulah orang yang
menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makanan orang
miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,(yaitu) orang
yang lalai dari sholatnya, orang-orang berbuat riya dan enggan(menolong
dengan) barang berguna.”4. Inti dari makna yang terkandung pada surat
Al-Ma’un adalah Anjuran untuk saling tolong menolong sebagai bentuk
dari amal shaleh yang dapat menimbulkan kesolidaritan antar insan dan
mempererat silaturrahmi yang berujung pada mahabbah atau saling
mencintai yang dimulai dari ta’aruf(mengenal), tafahum(memahami), lalu
tadhamun (saling menghargai). Tadhamun akan melahirkan trahum dan
akhirnya terbentuklah suasana ta’awun saling tolong menolong. Dari
penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa Muhammadiyah melakukan
pembaharuan sosial masyarakat yang bertujuan agar dapat mewujudkan
masyarakat islam yang sebenar-benarnya dengan menjungjung tinggi
agama islam sebagai wujud ketaatan dalam beragama.
4
Erick kuswanto,makalah muhammadiyah sebagai gerakan islam yang berwatak tajdid,halaman
8, https://www.slideshare.net/erickkuswanto54/muhammadiyah-sebagai-gerakan-islam-
berwatak-tajdid Di akses pada selasa ,9 oktober 2018 jam 14.00 WIB
10
keagamaan, kehadiran Muhammadiyah memberikan makna tersendiri
bagi perubahan di masyarakat, dalam rumusan Anggaran Dasar 1914,
disebutkan bahwa kelahiran Muhammadiyah bertujuan:
a. Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran
Igama Islam di Hindia Nederland,
b. Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup)
sepanjang kemaunan agama (Igama?) Islam kepada lid-lidnya.Kata
“memajukan” dan kata “menggembirakan” dalam pandangan Djarnawi
Hadikusuma, kata-kata yang sederhana tersebut mengandung arti yang
sangat dalam dan luas. Yaitu, ketika umat Islam sedang dalam kelemahan
dan kemunduran akibat tidak mengerti kepada ajaran Islam yang
sesungguhnya, maka Muhammadiyah mengungkap dan mengetengahkan
ajaran Islam yang murni itu serta menganjurkan kepada umat Islam pada
umumnya untuk mempelajarinya, dan kepada para ulama untuk
mengajarkannya, dalam suasana yang maju dan menggembirakan.
Menurut Alfian seperti dalam temuan hasil penelitiannya,
mengatakan bahwa kehadiran Muhammadiyah memainkan tiga peranan
yang saling terkait, yaitu :
1) sebagai reformis keagamaan
2) sebagai pelaku perubahan sosial,
3) sebagai kekuatan politik.
11
Menurut Adaby Darban menyimpulkan hasil temuan
penelitiannya[5]
sebagai berikut:” dalam bidang tauhid, K.H A. Dahlan ingin
membersihkan aqidah Islam dari segala macam syirik, dalam bidang
ibadah, membersihkan cara-cara ibadah dari bid’ah, dalam bidang
mumalah, membersihkan kepercayaan dari khurafat, serta dalam bidang
pemahaman terhadap ajaran Islam, ia merombak taklid untuk kemudian
memberikan kebebasan dalam ber-ijtihad.”
Dari beberapa pandangan dan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
makna atau urgensi kehadiran Muhammadiyah sebagai gerakan
keagamaan adalah sebagai berikut :
5
Syaifullah, GerakPolitikMuhammadiyahdalamMasyumi, Jakarta,
PustakaUtamaGrafiti, 1997, di download hari rabu 10 oktober 2018 jam 19.00
12
Muhammadiyah inginmembersihkan aqidah Islam dari segala macam
syirik, dalam bidang ibadah, membersihkan cara-cara ibadah dari bid’ah,
dalam bidang mumalah, membersihkan kepercayaan dari khurafat. Dalam
hal ini, gerakan Muhammadiyah merupakan satu sikap yang berani dan
penuh militansi dalam mewujudkan ide-ide perubahan dan melawan arus
keumuman ketika itu.
13
Ketiga, kehadiran Muhammadiyah mendorong ummat menuju
gerakan amal nyata, Ahmad Dahlan memahami bahwa konsep-konsep
ideal al-Qur’an tidak akan berarti dan bermakna, jika konsep-konsep
tersebut tidak dimanifestasikan dalam realitas kehidupan, seperti konsep
peduli kemiskinan, perlindungan anak yatim, dan keperpihakan pada
kaum mustadh’afin. Polak ajian surat al-Ma’un yang diajarkan memberikan
gambaran bagaimana espektasi beliau kepada murid-muridnya agar
pemahaman mereka terhadap al-Qur’an berimplikasi kepada sikap nyata.
Dengan konsep teologi al-Ma’un, Muhammadiyah hadir mempelopori
semangat dakwah bilhal, yang kemudian, diwujudkan dengan membuat
lembaga-lembaga sosial, seperti membuat panti asuhan, rumah sakit, juga
menata pola baru pengelolaan zakat dan lain-lain. Sikap dan pola dakwah
bilhal, dari intepretasi menuju aksi, adalah ruh gerakan Muhammadiyah
yang sesungguhnya.
Kempat, reformulasi pola pendidikan Islam yang tradisional dan
agama ansich, menuju pendidikan yang seiring dengan misi
khalifah.Ketika terjadi dikhotomi pendidikan, satu sisi model pendidikan
umum yang hanya berorientasi duniawi, yang dimotori oleh lembaga
pendidikan colonial Belanda dan beberapa golongan ningrat, dengan
system dan saran aprasarana modern, sementara di sisi lain model
pendidikan Islam (pesantren) dengan materi ajarnya hanya berkutat pada
masalah-masalah agama dalam arti sempit (terbatas pada bidang fiqih
agama: bahasa Arab, terjemah dan tafsir, hadis, tasawuf /akhlak, aqaid,
ilmu mantiq dan ilmu falaq), dengan system dan prasarana tradisional.
Muhammadiyah lahir menjembatani dikhotomi tersebut, upaya yang
dilakukan Ahmad Dahlan dengan bergabung menjadi guru agama
di Kweek school ( yang dulu disebut Sekolah Raja) di Jetis Yogyakarta,
adalah bukti bahwa beliau ingin memasukkan materi keagamaan pada
sekolah umum. Di samping itu, beliau juga membuat sekolah Ibtidaiyah
Dienul Islam di rumah beliau. Ibtidaiyah Dienul Islam adalah sekolah yang
berbasis agama tetapi muatan ajarnya tidak hanya terbatas masalah
14
agama, akan tetapi ditambah dengan materi-materi umum, model
pendidikan dan sarana-prasarana meniru kweek school. Apa yang
dilakukan Ahmad Dahlan dengan terobosan-terobosannya tersebut
mengundang banyak dikritik dan cemoohan dari ulama dan kyai ketika itu,
sehingga sebagai akibat dari tindakan-tindakannya beliau kemudian
dituduh kyai kafir.
Kelima, kehadiran Muhammadiyah juga peduli dalam memblok
umat Islam agar tidak menjadi korban misi Zending Kristen.Kyai
Dahlan dengan cara yang cerdas dan elegan mengajak diskusi dan debat
secara langsung dan terbuka dengan sejumlah pendeta di sekitar
Yogyakarta. Dengan pemahaman adanya kemiripan selain perbedaan
antara Al-Quran sebagai Kitab Suci umat Islam dengan kitab-kitab suci
sebelumnya, Kyai Dahlan menganjurkan atau mendorong ”umat Islam
untuk mengkaji semua agama secara rasional untuk menemukan
kebenaran yang inheren dalam ajaran-ajarannya”, sehingga Kyai pendiri
Muhammadiyah ini misalnya beranggapan bahwa diskusi-diskusi tentang
Kristen boleh dilakukan di masjid.Dari jalinan persahabatan Ahmad
Dahlan dengan para pendeta menunjukkan sikap toleran beliau terhadap
agama Kristen.Hal ini dilakukan Ahmad Dahlan dengan tujuan selain
mengkondusifkan suasana eksternal Muhammadiyah, beliau juga tidak
segan-segan belajar dan meniru system sekolah dan kegiatan-kegiatan
sosial yang dilakukan oleh misionaris Kristen.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/erickkuswanto54/muhammadiyah-sebagai-
gerakan-islam-berwatak-tajdid
http://asramakader.blogspot.com/2016/10/gerakan-keagamaan-
muhammadiyah-makna.html?m=1
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah/article/viewFile/59/50
http://digilib.uin-suka.ac.id/24006/2/Shofiyullah%20Mz%20-
%20Praktek%20Demokrasi%20di%20IndonesiaT,
17