Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena atas rahmat,karunia,serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Muhammadiyah sebagai
gerakan islam yang berwatak tajdid”

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan


guna memenuhi tugas mata kuliah AIK.Kami berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
tentang pengertian tajdid,model tajdid Muhammadiyah dan makna
gerakan keagamaan Muhammadiyah.Dalam penulisan makalah ini,kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalamnya.Baik dalam segi
penulisan ataupun materinya,mengingat akan kemampuan kami yang juga
masih dalam tahap pembelajaran maka dari itu kritik dan saran dari
semua pihak kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.

Secara khusus,kami menyampaikan banyak terimakasih kepada


seluruh pembimbing ataupun pengajar yang telah banyak memberi
motivasi,dorongan,serta bantuan dalam segi apapun.semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Gresik,07 Oktober 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................Error!
Bookmark not defined.
1.1. Latar
Belakang................................................................................Error!
Bookmark not defined.
1.2. Rumusan
Masalah..........................................................................Error!
Bookmark not defined.
1.3. Tujuan
Penulisan..............................................................................Error!
Bookmark not defined.
BAB II
PEMBAHASAN...............................................................................Error!
Bookmark not defined.
2.1 Tajdid menurut faham
Muhammadiyah.............................................Error! Bookmark not
defined.
2.2 Pengertian tajdid................................................................................5
2.3.Model Tajdid Muhammadiyah............................................................6
A. Bidang Keagamaan......................................................................6
B. Bidang Pendidikan........................................................................8
C. Bidang Sosial Masyarakat............................................................9
2.4 Makna gerakan keagamaan Muhammadiyah..................................10
PENUTUP BAB III.....................................................................................16
3.1. Kesimpulan.....................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Muhammadiyah lahir bukan spontanitas tetapi sebagai respon atas


panjang di masa lalu yang masih minim tentang pengetahuan
agama.Pada masa lalu silam banyak rakyat yang tak mengerti dan
tenggelam dalam kemiskinan dan kebodohan pada masa masa
rezim kolonial tentang agama,kemudian muhammadiyah lahir
dengan berbagai respon seperti tentang pendidikan modern dan
mengembangkan spirit PKO(Pertolongan Kesengsaraan
Oemoem).Ketika itu masyarakat terpengaruh dalam tradisional dan
pencampuradukan ajaran agama sehingga mudah terpengaruh
oleh ajaran-ajaran agama lain,kemudian Muhammadiyah
memberikan wacana dan spirit baru,tajdid, dan purifikasi.Sebagai
gerakan islam,muhammadiyah mencetuskan atau merumuskan
pembaharuannya dalam bentuk purifikasi dan
dinamisasi.Muhammadiyah merumuskan purifikasi berdasarkan
asusmsi bahwa terjadi kemunduran pada umat islam yang di
sebabkan oleh tidak mengembangkan ajaran-ajaran aqidah islam
dengan benar sehingga banyak menyimpang dari islam sehingga
perlu dilakukan purifikasi dalam bidang aqidah-ibadah dengan teori
“ segala sesuatu dalam ibadah madlah dilaksanakan bila ada
perintah dalam Al-Qur’an dan Hadist” sedangkan dinamisasi
dilakukan dalam bidang muamalah, dengan melakukan gerakan
modernisasi sesuai dengan teori “ segala sesuatu boleh dikerjakan
selama tak ada larangan dala Al-qur’an dan Hadist”. Gerakan
purifikasi dan dinamisasi memiliki hubungan yang sangat erat dan
sangat penting dalam memberikan wacana dan spirit baru pada
masyarakat sehingga selalu di hubungkan dan dilakukan bersama

3
dalam pembaharuannya oleh muhammadiyah dengan gerakan
muamalah.Dalam bidang aqidah,muhammadiyah melakukan
purifikasi yaitu aqidah yang memiliki keterkaitan dengan aspek
sosial kemasyarakatan. Pada konteks ini,Muhammadiyah
mendahulukan nash yang otentik sebagai landasan dan
pelaksanaan ibadah, dan setiap orang yang melanggarnyaakan
dikategorikan sebagai ahlu bid’ah. Sedangkan konteks rasionalistik
dapat menerima konsep dan bentuk pengamalan amaliah dari
mana saja asalnya, sepanjang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
dasar ajaran agama islam.

1.2. Rumusan Masalah


A. Apa pengertian Tajdid?
B. Jelaskan model Tajdid Muhammadiyah!
C. Apa Makna gerakan keagamaan Muhammadiyah!
1.3. Tujuan Penulisan
A. Untuk mengetahui apa pengertian tajdid dan apa saja materi
yang ada pada tajdid.
B. Untuk mengetahui apa saja model-model tajdid.
C. Untuk mengetahui apa saja makna gerakan keagamaan
D. Muhammadiyah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tajdid Menurut Faham Muhammadiyah

Tajdid berarti pengembangan,pembaharuan,dan peningkatan.


Dalam arti pemurnian,tajdid dimaksudkan sebagai pemeliharaan matan
ajaran islam yang berazas al-quran dan as sunah magbuh dalam arti
peningkatan pengembangan dan modernisasi,tajdid dimaksudkan sebagai
penafsiran pengalaman.Dalam melaksanakan tajdid diperlukan akuntasi
akal pikiran yang cerdas dan budi pengerti yang bersih dan dijawai ajaran
islam.Tajdid juga merupakan proses pembaharuan proses pembaharuan
umat islam menuju pada kondisi yang telah baik.Tajdid oleh
Muhammadiyah mengandung dua pengertian yaitu purifikasi (pemurnian)
dan dinamisasi (pembaharuan).

2.2. Pengertian Tajdid

Pengertian tajdid menurut istilah fikih,berkaitan erat dengan pengertiannya


menurut bahasa.Di samping itu,pengertian Tajdid dilengkapi pula oleh
sebuah hadits riwayat Ahmad bin Hambal yang Artinya: “Dari Abu
Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,perbaharuilah iman kalian.lalu ada
sahabat bertanya,ya Rasulullah,bagaimana cara memperbharui iman
kami?, Rasulullah memberi petunjuk dengan mengatakan,perbanyaklah
mengucapkan kalimat tauhid, “lailaha illallah”.1

Kata Tajdid dalam al-Quran

Dalam al-Qur’an tidak terdapat lafal jaddada atau tajdid,tetapi


terdapat kata tajdid.pemakaian kata ini dalam Al-Qur’an akan berguna
untuk memperjelas makna kata tajdid.

“Dan mereka berkata: “apakah kita sudah jadi tulang dan barang yang
rapuh,maka kita dibangkitkan sebagai kejadian yang baru”.

Kata Tajdid dalam hadits

Istilah tajdid terdapat dalam beberapa hadits Rasulullah


SAW.Pertama,hadits sahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud dalam

1
Dr.H.A. Khisni,SH. MH.,aliran-aliran pemikiran dalm hukum islam,hal 60, http://digilib.uin-
suka.ac.id/24006/2/Shofiyullah%20Mz%20-%20Praktek%20Demokrasi%20di%20IndonesiaT,11
oktober,15.31.

5
sunanya yang dikutip dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini pada setiap
penghujung seratus tahun,orang yang memperbaruhi agamanya”. Dalam
riwayat yang lain “seorang yang memperbaharui pekra ajaran agamanya”
2

Tajdid berarti menghidupkan kembali

Tajdid adalah guna mereformasi kehidupan kaum muslim secara


umum ke arah yang lebih baik sehingga menghidupkan kembali apa yang
telah dilupakan/ditinggalkan dari ajaran-ajaran agama. Dalam hal ini
makna tajdid mengubah yang lama dan menghilangkan dari aslinya
kemudian diganti dengan sesuatu yang baru.

2.3. Model Tajdid Muhammadiyah

Dalam perkembangannya,terdapat 3 model tajdid dalam muhammadiyah


yang terbagi pada beberapa bidang,ketiga bidang tersebut adalah bidang
keagamaan,pendidikan, dan kemasyarakatan.

1.Bidang Keagamaan

Pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah penemuan


kembali Sebuah ajaran atau prinsip dasar yang berlaku abadi yang
disebabkan oleh situasi lingkungan atau kondisi tertentu sehingga dasar-
dasar tersebut menjadi kurang jelas bahkan dapat tertutup atau hilang
oleh kebiasaan dan pemikiran tambahan lain.Makna dari pembaharuan
pada bidang keagamaan ini adalah memurnikan kembali atau
mengembalikan kepada bentuk aslinya tanpa mengurangi dan
menambahi isinya,karena pada hakekatnya dalam pelaksanaan agama
harus sesuai dengan aslinya karena sudah di tetapkan oleh Allah swt baik
itu menyangkut akidah ataupun ibadah,sebagaimana yang sudah di
jelaskan dan di perintahkan oleh al-qur’an.Muhammadiyah juga
melakukan pembaharuan teologi dalam perkembangannya yang meliputi

2
Amal Fathullah Zarkasyi,Tajdid dan modernisasi Pemikiran Islam,hal 397-
398,https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah/article/viewFile/59/50,11 Oktober
2018,15.07.

6
Dimensi kelasyaratan yang bertujuan agar islam dapat memimiliki peran
yang positif dan tetap menjadi pedoman bagi masyarakat sehingga dapat
membantu memecahkan masalah-masalah tanpa menyimpang pada
ajaran islam.Secara sosiologis ,Muhammadiyah memiliki korelasi dengan
konteks hidup umat manusia dan masyarakat yang dalam
keterbelakangan sedangkan secara teologis Muhammadiyah bedasarkan
islam yang berkemajuan.Pada bidang keagamaan ini,Muhammadiyah
bertujuan pada kemajuan dalam pembaharuan,yamg artinya ingin
membimbing hidup umat islam agar dapat menjalankan agama dengan
benar sehingga bisa mendapatkan rahmat bagi kehidupan oleh Allah swt.
Muhammadiyah bertujuan untuk tegaknya akidah islam yang murni, bersih
dari gejala kemusyrikan, bid’ah dan curafat tanpa mengabaikan prinsip
toleransi menurut islam dalam masalah akidah. Sedangkan dalam ibadah,
muhammadiyah bertujuan untuk tegaknya ibadah tersebut agar menjadi
ibadah yang ikhlas lillahi ta’ala sebagaimana yang sudah dituntunkan
Rasullah tanpa perubahan dan tambahan dari manusia.Muhammadiyah
sudah berusaha melakukan usha pemurnian terhadap keadaan
keagamaan yang dapat dilihat dari serapan beberapa unsur kebudayaan
yang ada di indonesia,yaitu :

A. Penentuan arah kiblat dalam sholat, yang sebelumnya mengarah tepat


ke arah barat.

B. Penggunaan perhitungan astronomi dalam menentukan awal dan akhir


bulan romadhon ( hisab) sebagai kebalikan dari pengamatan perjalanan
bulan oleh petugas agama

C. Menyelenggarakan shalat bersama di lapangan terbuka pada hari raya


islam, idul fitri dan idul adha, sebagai ganti seperti sholat yang serupa
dalam jumlah jamaah yang lebih kecil, yang diselenggarakan di masjid

D. Perngumpulan dan pembagian zakat fitrah dan kurban pada hari raya
tersebut diatas, oleh panitian khusus, mewakili masyarakat islam

7
setempat, yang dapat dibandingkan sebelumnya dengan memberikan hak
istimewa dalam persoalan ini pada pegawai tau petugas agama( penghulu
, naib, kaum, modin dan lain sebagainya)

E. Penyampaian kutbah dalam bahasa indonesia/daeerah, sebagai ganti


dari penyampaian khutbah dalam bahasa arab.

F. Penyerderhanaan upacara dan ibadah dalam upacara kelahiran,


khitanan, perkawinan dan pemakaman, dengan menghilangkan hal hal
yang bersifat politheistis.

G. Penyerderhanaan makam yang semula dihiasi secara berlebihan

H. Menghilangkan kebiasaan berjiarah kemakam-makam orang suci


(wali)

I. Membersihkan adanya berkah yang bersifat ghoib, yang dimiliki oleh


beberapa kiay terteentu, dan perngaruh ekstrim pemujaan terhadap
mereka.

J. Penggunaan kerudung untuk wanita, dan pemisahan laki-laki dan


wanita dalam pertemuan-pertemuan yang bersifat keagamaan. 3

2. Bidang pendidikan

Pada bidang ini,Muhammadiyah memiliki peran yang sangat penting


dalam mempelopori dan meyelenggarakan beberapa pembaharuan serta
inovasi yang lebih nyata.menurut Muhammadiyah Pendidikan memiliki
makna yang sangat penting dalam penyebaran agama islam terutama
bagi orang yang masih kurang yakin tentang ajaran islam karena dengan
pendidikan kita dapat mempelajari tentang dasar-dasar islam serta dapat
di wariskan dan di tanamkan dari generasi ke generasi(Anak-anak
muda).Terdapat dua segi pada pembaharuan dari segi pendidikan,yaitu :

3
Erick kuswanto,makalah muhammadiyah sebagai gerakan islam yang berwatak tajdid,halaman
6, https://www.slideshare.net/erickkuswanto54/muhammadiyah-sebagai-gerakan-islam-
berwatak-tajdid Di akses pada selasa ,9 oktober 2018 jam 14.00 WIB

8
A. Segi cita-cita

Dalam segi ini,Muhammadiyah ingin membentuk karakter manusia


menjadi seorang muslim yang baik budi, alim dan taat dalam agama, luas
pemikirannya dalam pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, dan
siap berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.

B. Segi teknik pengajaran

Dalam segi ini,akan dibahas teknik cara penyelenggaraan pengajaran


agar dapat mudah di pahami dengan baik oleh masyarakat.
Muhammadiyah sukses menerapkan dan membangun sistem pengajaran
pendidikan sendiri dengan mengambil contoh pengajaran dan unsur-
unsur yang baik dari sistem pendidikan barat dan sistem pendidikan
tradisonal, Seperti dengan menyertakan pelajaran agama di dalamnya
pada model sekolah barat serta menyertakan pelajaran umum pada
sekolah agama. setelah sukses memperbaruhi pendidikan tradisonal
formal Muhammadiyah juga telah memperbaruhi pendidikan tradisional
non formal yaitu pengajian agar dapat berjalan dengan seimbang dalam
pendidikannya.Pada awalnya pengajar hanya mengjar ngaji dan
ibadah,kemudian di kembangkan dan di perluas oleh
Muhammadiyah.Pada pengajian ini,pengajian di sistematiskan dan di
bimbing atau di arahkan langsung pada masalah kehidupan sehari-hari
agar dapat menjalankan kehidupan dengan baik sesuai ajaran islam.
Muhammadiyah juga telah berhasil mewujudkan bidang bimbingaan dan
penyuluhan agama dalam masalah-masalah yang diperlukan dan mungkin
yang bersifat pribadi.

3. Bidang sosial masyarakat

Dalam bidang ini,Muhammadiyah berhasil merintis/mebangun beberapa


bidang sosial kemasyarakatan.Beberapa diantaranya adalah dengan
mendirikan rumah sakit, piklinik, panti asuhan, rumah singgah, panti
jompo, Pusat kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), posyandu

9
lansia.Muhammadiyah mengelola ini sendiri atau secara individual
melainkan mengelolanya melalui amal usahanya.. Usaha pembaharuan
dalam bidang sosial kemasyarakatan ditandai dengan didirikannya
Pertolongan Kesengsaraan Oemoen (PKO)di tahun 1923. Sebagai
sesama muslim wajib bagi kita untuk menolong sesama terutama bagi
yang sedang menderita kesengsaraan sebagai perwujudan tuntunan
agama yang jelas untuk ber amal ma’ruf dan juga sebagai bentuk
pengamalan firman Allah dalam surat Al-ma;un 107: 1-7 Yang artinya “
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama, itulah orang yang
menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makanan orang
miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,(yaitu) orang
yang lalai dari sholatnya, orang-orang berbuat riya dan enggan(menolong
dengan) barang berguna.”4. Inti dari makna yang terkandung pada surat
Al-Ma’un adalah Anjuran untuk saling tolong menolong sebagai bentuk
dari amal shaleh yang dapat menimbulkan kesolidaritan antar insan dan
mempererat silaturrahmi yang berujung pada mahabbah atau saling
mencintai yang dimulai dari ta’aruf(mengenal), tafahum(memahami), lalu
tadhamun (saling menghargai). Tadhamun akan melahirkan trahum dan
akhirnya terbentuklah suasana ta’awun saling tolong menolong. Dari
penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa Muhammadiyah melakukan
pembaharuan sosial masyarakat yang bertujuan agar dapat mewujudkan
masyarakat islam yang sebenar-benarnya dengan menjungjung tinggi
agama islam sebagai wujud ketaatan dalam beragama.

2.4. Makna kehadiran Muhammadiyah sebagai gerakan keagamaan

Muhammadiyah telah hadir dalam situasi zaman yang


meniscayakan gerakannya untuk memberikan jawaban melalui gerakan
pembaharuan. Sebagai gerakan pembaharuan dan gerakan sosial

4
Erick kuswanto,makalah muhammadiyah sebagai gerakan islam yang berwatak tajdid,halaman
8, https://www.slideshare.net/erickkuswanto54/muhammadiyah-sebagai-gerakan-islam-
berwatak-tajdid Di akses pada selasa ,9 oktober 2018 jam 14.00 WIB

10
keagamaan, kehadiran Muhammadiyah memberikan makna tersendiri
bagi perubahan di masyarakat, dalam rumusan Anggaran Dasar 1914,
disebutkan bahwa kelahiran Muhammadiyah bertujuan:
a. Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran
Igama Islam di Hindia Nederland,
b. Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup)
sepanjang kemaunan agama (Igama?) Islam kepada lid-lidnya.Kata
“memajukan” dan kata “menggembirakan” dalam pandangan Djarnawi
Hadikusuma, kata-kata yang sederhana tersebut mengandung arti yang
sangat dalam dan luas. Yaitu, ketika umat Islam sedang dalam kelemahan
dan kemunduran akibat tidak mengerti kepada ajaran Islam yang
sesungguhnya, maka Muhammadiyah mengungkap dan mengetengahkan
ajaran Islam yang murni itu serta menganjurkan kepada umat Islam pada
umumnya untuk mempelajarinya, dan kepada para ulama untuk
mengajarkannya, dalam suasana yang maju dan menggembirakan.
Menurut Alfian seperti dalam temuan hasil penelitiannya,
mengatakan bahwa kehadiran Muhammadiyah memainkan tiga peranan
yang saling terkait, yaitu :
1) sebagai reformis keagamaan
2) sebagai pelaku perubahan sosial,
3) sebagai kekuatan politik.

Sementara menurut Mukti Ali, kelahiran Muhammadiyah memiliki


misi gerakan dan orientasi amaliyah:
1) membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan
yang bukan Islam.
2) Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran
modern.
3) Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.
4) Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar.

11
Menurut Adaby Darban menyimpulkan hasil temuan
penelitiannya[5]
sebagai berikut:” dalam bidang tauhid, K.H A. Dahlan ingin
membersihkan aqidah Islam dari segala macam syirik, dalam bidang
ibadah, membersihkan cara-cara ibadah dari bid’ah, dalam bidang
mumalah, membersihkan kepercayaan dari khurafat, serta dalam bidang
pemahaman terhadap ajaran Islam, ia merombak taklid untuk kemudian
memberikan kebebasan dalam ber-ijtihad.”
Dari beberapa pandangan dan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
makna atau urgensi kehadiran Muhammadiyah sebagai gerakan
keagamaan adalah sebagai berikut :

Pertama, Muhammadiyah hadir membawa semangat pemurnian


agama (purifikasi) dari unsur-unsur sinkritis, membersihkan Islam di
Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bu kan Islam. Semangat
untuk kembali kepada al-Qur’an wa as-Sunnah, dengan
mengejawantahkan peran khairu ummah (orang-orang terpilih) untuk
ta’muruna bi-al-ma’ruf wa tanhauna an al-munkar. Istilah khairu ummah,
yang dalam tafsir al-Maraghi dimaknai sebagai para mujahid pilihan.
Seperti diketahui bahwa, model keislaman di Indonesia, tidak lepas dari
kuatnya pengaruh tradisi, budaya maupun kepercayaan terdahulu yang
dianut masyarakat, lebih khusus lagi di Jawa, ritual-ritual seperti, nyadran,
larung, selamatan kematian, sekatenan, ruwat, berkah bumi dan lain-lain,
begitu kuat mentradisi, hampir di setiap kampung dan desa. Ritual-ritual
yang berbau animisme, dinamisme atau keyakinan hinduistik, boleh jadi
sebelumnya sekedar dijadikan instrument dakwah oleh penebar Islam
awal, namun karena begitu kuatnya tarikan tradisi tersebut ditopang pula
dengan pola kehidupan masyarakat yang agraris, ritual-ritual tersebut
kemudian menjadi bagian dari tradisi masyarakat Islam. Kehadiran

5
Syaifullah, GerakPolitikMuhammadiyahdalamMasyumi, Jakarta,
PustakaUtamaGrafiti, 1997, di download hari rabu 10 oktober 2018 jam 19.00

12
Muhammadiyah inginmembersihkan aqidah Islam dari segala macam
syirik, dalam bidang ibadah, membersihkan cara-cara ibadah dari bid’ah,
dalam bidang mumalah, membersihkan kepercayaan dari khurafat. Dalam
hal ini, gerakan Muhammadiyah merupakan satu sikap yang berani dan
penuh militansi dalam mewujudkan ide-ide perubahan dan melawan arus
keumuman ketika itu.

Kedua, Muhammadiyah hadir membawa semangat pembaharuan


dan terbukanya pintu ijtihad (bidang pemahaman ajaran Islam), serta
membangkitkan semangat izzul Islam wa al-muslimin., Ahmad Dahlan
melihat adanya kelesuan dan realitas keagamaan yang mandul pada
masanya, Islam sebagai agama terkesan tidak fungsional, hakikat Islam
yang “shalih li kulli zaman wa makan” (memberi efek kemulyaan di setiap
waktu dan tempat) seolah-olah paradok dengan realitas kehidupan
ummat. Kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, adalah gambaran
nyata mayoritas ummat ketika itu, keterpurukan ini adalah dampak dari
lamanya penjajahan. Selain itu dalam menjalankan perintah-perintah
agama, ummat Islam terjebak dalam taqlid buta dan pemujaan yang
berlebihan terhadap kyai dan tokoh agama. K.H. Ahmad Dahlan (1868-
1923), sekalipun lahir di lingkungan kultur Jawa Kraton yang kental, berkat
pergaulannya dengan berbagai kalangan dan pergulatan batinnya yang
sangat intens dengan situasi Islam yang sedang jatuh. Ahmad Dahlan
dengan membuatorganisasi Muhammadiyah berupaya membangunkan
ummat dengan memberikan pencerahan, semangat pembaharuan,
dengan jargon tajdid, dalam arti membuka pintu ijtihad, pada waktu yang
sama juga mengibarkan panji-panji non madzhab dalam paham agama,
pada saat orang bersikukuh dengan madzhab. Gebrakan semacam ini
sudah tentu mengundang reaksi keras dari berbagai pihak, tapi
Muhammadiyah tidak pernah goyah, meski dilawan atau dicaci, namun
anehnya secara diam-diam diikuti.Pada akhir abad ke-20, tampaknya apa
yang dirintis Muhammadiyah sudah menjadi milik umum diakui atau tidak.

13
Ketiga, kehadiran Muhammadiyah mendorong ummat menuju
gerakan amal nyata, Ahmad Dahlan memahami bahwa konsep-konsep
ideal al-Qur’an tidak akan berarti dan bermakna, jika konsep-konsep
tersebut tidak dimanifestasikan dalam realitas kehidupan, seperti konsep
peduli kemiskinan, perlindungan anak yatim, dan keperpihakan pada
kaum mustadh’afin. Polak ajian surat al-Ma’un yang diajarkan memberikan
gambaran bagaimana espektasi beliau kepada murid-muridnya agar
pemahaman mereka terhadap al-Qur’an berimplikasi kepada sikap nyata.
Dengan konsep teologi al-Ma’un, Muhammadiyah hadir mempelopori
semangat dakwah bilhal, yang kemudian, diwujudkan dengan membuat
lembaga-lembaga sosial, seperti membuat panti asuhan, rumah sakit, juga
menata pola baru pengelolaan zakat dan lain-lain. Sikap dan pola dakwah
bilhal, dari intepretasi menuju aksi, adalah ruh gerakan Muhammadiyah
yang sesungguhnya.
Kempat, reformulasi pola pendidikan Islam yang tradisional dan
agama ansich, menuju pendidikan yang seiring dengan misi
khalifah.Ketika terjadi dikhotomi pendidikan, satu sisi model pendidikan
umum yang hanya berorientasi duniawi, yang dimotori oleh lembaga
pendidikan colonial Belanda dan beberapa golongan ningrat, dengan
system dan saran aprasarana modern, sementara di sisi lain model
pendidikan Islam (pesantren) dengan materi ajarnya hanya berkutat pada
masalah-masalah agama dalam arti sempit (terbatas pada bidang fiqih
agama: bahasa Arab, terjemah dan tafsir, hadis, tasawuf /akhlak, aqaid,
ilmu mantiq dan ilmu falaq), dengan system dan prasarana tradisional.
Muhammadiyah lahir menjembatani dikhotomi tersebut, upaya yang
dilakukan Ahmad Dahlan dengan bergabung menjadi guru agama
di Kweek school ( yang dulu disebut Sekolah Raja) di Jetis Yogyakarta,
adalah bukti bahwa beliau ingin memasukkan materi keagamaan pada
sekolah umum. Di samping itu, beliau juga membuat sekolah Ibtidaiyah
Dienul Islam di rumah beliau. Ibtidaiyah Dienul Islam adalah sekolah yang
berbasis agama tetapi muatan ajarnya tidak hanya terbatas masalah

14
agama, akan tetapi ditambah dengan materi-materi umum, model
pendidikan dan sarana-prasarana meniru kweek school. Apa yang
dilakukan Ahmad Dahlan dengan terobosan-terobosannya tersebut
mengundang banyak dikritik dan cemoohan dari ulama dan kyai ketika itu,
sehingga sebagai akibat dari tindakan-tindakannya beliau kemudian
dituduh kyai kafir.
Kelima, kehadiran Muhammadiyah juga peduli dalam memblok
umat Islam agar tidak menjadi korban misi Zending Kristen.Kyai
Dahlan dengan cara yang cerdas dan elegan mengajak diskusi dan debat
secara langsung dan terbuka dengan sejumlah pendeta di sekitar
Yogyakarta. Dengan pemahaman adanya kemiripan selain perbedaan
antara Al-Quran sebagai Kitab Suci umat Islam dengan kitab-kitab suci
sebelumnya, Kyai Dahlan menganjurkan atau mendorong ”umat Islam
untuk mengkaji semua agama secara rasional untuk menemukan
kebenaran yang inheren dalam ajaran-ajarannya”, sehingga Kyai pendiri
Muhammadiyah ini misalnya beranggapan bahwa diskusi-diskusi tentang
Kristen boleh dilakukan di masjid.Dari jalinan persahabatan Ahmad
Dahlan dengan para pendeta menunjukkan sikap toleran beliau terhadap
agama Kristen.Hal ini dilakukan Ahmad Dahlan dengan tujuan selain
mengkondusifkan suasana eksternal Muhammadiyah, beliau juga tidak
segan-segan belajar dan meniru system sekolah dan kegiatan-kegiatan
sosial yang dilakukan oleh misionaris Kristen.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat difahami,tajdid dalam


Muhammadiyah mengalami perubahan yang sangat berarti.Tajdid dalam
Muhammadiyah pada tataran praktis dan gerakan aksi yang mengarh
pada pemurnian akidah dan ibadah,sebagai reaksi terhadap penyimpanan
yang dilakukan oleh umat islam.Model model tajdid dalam tiga bidang
diantaranya:

 bidang keagamaan,pembaharuan dalam bidang keagamaan


adalah penemuan kembali ajaran atau perinsip dasar yang berlaku
abadi.
 bidang pendidikan,Muhammadiyah mempelopori dan
menyelenggarakan sejumlah pembaharuan dan inovasi yang lebih
nyata dimana bidang pendidikan dipandang sangat penting dalam
penyebaran ajaran agama islam.
 bidang sosial Masyarakat,merintis bidang sosial kemasyarakatan
dengan mendirikan rumah sakit,klinik,panti jompo,dll.

Saran tajdid atau pembaharuan dalam islam khususnya dalam


Muhammadiyah memang perlu terus dilakukan oleh kader-kader
Muhammadiyah.Hal ini untuk melindungi ajaran-ajaran agama yang
semakin hari luntur oleh fenomena modrn yang berkembang di
masyarakat modern yang memiliki budaya baru yang lebih bebas
cenderung melupakan ajaran-ajaran agma yang sebenarnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/erickkuswanto54/muhammadiyah-sebagai-

gerakan-islam-berwatak-tajdid

http://asramakader.blogspot.com/2016/10/gerakan-keagamaan-

muhammadiyah-makna.html?m=1

https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah/article/viewFile/59/50

http://digilib.uin-suka.ac.id/24006/2/Shofiyullah%20Mz%20-

%20Praktek%20Demokrasi%20di%20IndonesiaT,

17

Anda mungkin juga menyukai