Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HAKEKAT MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN TAJDID

AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

Dosen pengampu : Ya’kub.,S.Pd.I.,M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

HADDAD HAMDA ODE

ALFIAN

NUR MAISARAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Muhammadiyah Sebagai Gerakan tajdid”. Dan tidak
lupa pula kita kirimkan Shalawat serta Salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pak Ya’kub.,S.PD.I.,M.Pd.I selaku


dosen pada mata kuliah “Al-Islam Kemuhammadiyahan”. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis maupun pembaca berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam prosesn penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak
kesalahan. Oleh karena itu,penulis memohon maaf atas kesalahan yang pembaca temukan dalam
makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dan pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Muhammadiyah merupakan salah satu dari dua organisasi islam besar di Indonesia. Sejak

didirikan pada November 18, 1912, di Yogyakarta oleh K.H Ahmad dahlan Muhammadiyah

Dikenal dengan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar (mengajak kepada kebaikan dan

mencegah kemungkaran). Untuk menyiarkan ajaran islam dari sudut pandang yang humanis

dan kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits, karena model gerakan ini membuat

Muhammadiyah kurang diminati oleh masyarakat muslim pada umumnya, disebabkan pola

keagamaan masyarakat jawa yang kental dengan tradisi-tradisi peninggalan hindu dan
Budha dikolaborasi dalam nilai-nilai kerohanian islam.

Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang banyak menaruh perhatian pada bidang

dakwah, pendidikan, kesehatan, dan amal usaha lainny, juga dalam hal politik.

Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan tajdid reformis, gerakan pembaharuan yang

berkemajuan sudah seharusnya Muhammadiyah berperan aktif dalam menanggulangi dan

mencari solusi dari berbagai problematika sosial yang ada. Kader muhammadiyah yang

dikenal kritis sudah sepatutnya tidak berdiam diri menyikapi berbagai persoalan yang

dihadapi umat. Muhammadiyah harus berani menciptakan peluang-peluang bagi umat dalam

menghadapi segala bentuk persaingan yang ada.

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi yang sampai saat ini masih

menunjukkan eksistensinya dan bahkan berkembang dengan sangat pesat seiring

perkembangan zaman yang membuat Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi Islam

yang terbesar di Repubik Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hakikat dan Makna Gerakan Tajdid?


2. Bagaimana Bentuk Gerakan Tajdid?

3. Bagaimana Hubungan Antara Gerakan Tajrid dengan Tajdid Muhammadiyah?

C. Tujuan Pembahasan

1. Memahami Hakikat dan Makna Gerakan Tajdid

2. Memahami bentuk gerakan tajdid

3. Memahami hubungan antara gerakan tajdid dengan tajdid Muhammadiyah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Makna Gerakan Tajdid

Tajdid secara linguistik mengandung makna menjadikan sesuatu itu baru, pengertian

lainnya adalah mengadakan sebuah manuver (gebrakan) sehingga keadannya itu statis dan
tidak goyah, yang pada saat itu dilanda dilema, kegoncangan hidup sehingga keadaannya

boleh jadi berubah menjadi buruk dan hina. Manakala keadaan itu tidak sempat mengalami

perubahan dalam dirinya maka hal itu disebut dengan tajdid (pembaharuan).

Tajdid adalah menghidupkan kembali apa yang telah dilupakan/ ditinggalkan dari

ajaran-ajaran agama guna mereformasi kehidupan kaum muslim secara umum kearah yang

lebih baik. Dalam hal ini makna tajdid bukanlah mengubah yang lama dan

menghilangkannya dari aslinya untuk kemudian digantikan dengan sesuatu yang baru.

Sebagian ulama mendefinisikan tajdid sebagai upaya menghidupkan kembali apa yang telah
hilang dan terhapus dalam penerapan kandungan al-Qur’an dan al-Sunah, serta perkara yang

wajib dikerjakannya. Adapun makna tajdid Secara etimologi, tajdid berasal dari Bahasa

Arab “jaddada” yang artinya memperbaharuhi, dan “tajaddada al-syai”, artinya sesuatu itu

menjadi baru. Sebagai contoh adalah kata-kata “jaddada al-wudûi”, artinya memperbaharuhi

wudhu, dan “jaddada al-’ahda”, artinya memperbaharuhi janji. Dari sini, makna tajdid

memberikan gambaran pada pikiran kita terkumpulnya tiga arti yang saling berkaitan dan

tidak terpisah :

1. bahwa sesuatu yang diperbaharuhi itu telah ada permulaannya dan dikenal oleh orang

banyak,

2. bahwa sesuatu itu telah berlalu beberapa waktu, kemudian usang dan rusak, dan

3. sesuatu itu telah dikembalikan kepada keadaan semula sebelum usang dan rusak

Tajdid Muhammadiyah berakar pada konteks historis dan dinamika kemodernan. Dalam

menjalankan dakwahnya, pertimbangan masa lalu yang sarat dengan nilai etik sosial dan

spiritual dan kondisi kekinian yang sarat dengan inovasi dan persaingan selalu menjadi dasar

pertimbangan utama dalam menjalankan dakwah besar yang digeluti. Muhammadiyah

mengambil dan menjalankan peran tajdidnya dalam konteks memberikan kemaslahatan umat.
Sejalan dengan itu tajdid membutuhkan ruang untuk terus dimodifikasi dan
dikembangkan. Pemikiran terbuka Muhammadiyah sebagai ciri utama purifikasi dan
dinamika kemodernan, menjadi modal utama bagi setiap kader dan penggiat Persyarikatan
untuk mengabdikan diri di dalamnya, hal ini disadari karena pembaharuan menjadi pilihan
penting untuk menjadi lokomotif perubahan masyarakat, bangsa dan negara.

Tajdid (pembaharu) dalam pemikiran klasik mempunyai makna dalam memberikan


peluang pada pemikiran yang lebih luas. Tajdid bukan sekadar hanya sekedar mengembalikan
sesuatu pada asal mulanya, tetapi juga menghidupkan sesuatu yang mati, atau juga sebagai
pembangun, memperbaharui ke hal yang baru dan juga mengembangkan.

B. Bentuk gerakan Tajdid

Pertama, kongkrit dan produktif, yaitu melalui amal usaha yang didirikan,

hasilnyakongkrit dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh umat Islam, bangsa Indonesia dan

umatmanusia di seluruh dunia. Suburnya amal saleh di lingkungan aktivis

Muhammadiyahditujukan kepada komunitas Muhammadiyah, bangsa dan kepada seluruh

umat manusia didunia dalam rangka rahmatan lil alamin.

Kedua, tajdid Muhammadiyah bersifat terbuka. Maksud dari keterbukaan

tersebut,Muhammadiyah mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan di sekitar

kita.Dari sekianamal usahanya, rumah sakitnya misalnya, dapat dimasuki dan dimanfaatkan

oleh siapapun.Sekolah sampai kampusnya boleh dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapa saja.

KalauMuhammadiyah mendirikan lembaga ekonomi dan usaha atau jasa, maka yang

menjadinasabah, partner dan komsumennya pun bisa siapa saja yang membutuhkan.
Ketiga, tajdid Muhammadiyah sangat fungsional dan selaras dengan cita-

citaMuhammadiyah untuk menjadikan Islam itu, sebagai agama yang berkemajuan, juga

Islamyang berkebajikan yang senantiasa hadir sebagai pemecah masalah-masalah (problem

solv),temasuk masalah kesehatan,pendidikan, dan masalah sosial ekonomi.

Dengan Demikian model Tajdid dibagi dalam tiga bidang, yaitu :

1. Bidang keagamaan

Pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah penemuan kembali ajaran atau prinsip

dasar yang berlaku abadi, yang karena waktu

lingkungan situasi dan kondisi mungkinmenyebabkan dasar-dasar tersebut kurang jelas

dan tertutup oleh kebiasan dan pemikirantambahan lain.

Pembaharuan dalam bidang kaagamaan adalah memurnikan kembali atau

mengembalikan kepada aslinya, oleh karena itu dalam pelaksanaan agama baik

yangmenyangkut akidah atau pun ibadah harus sesuai dengan aslinya, yang sebagai

manadiperintahkan dalam Al-Qur’an dan as sunah.

Usaha permurnian yang dilakukan muhamaadiyah terhadap keadaan keagamaan yang

tampak dari serapan berbagai unsur kebudayaan yang ada di indonesia yaitu

penentuanarah kiblat dalam sholat, yang sebelumnya mengarah tepat ke arah barat.

2. Bidang Pendidikan

Dalam bidang ini Muhammadiyah mempelopori dan meyelenggaraka sejumlah

pembaharuan dan inovasi yang lebih nyata. Bagi Muhammdiyah pendidikan memiliki

artiyang penting dalam penyebaran ajaran islam, karena melalui bidang pendidikan

pemahamantentang islam dapat diwariskan dan ditanamkan dari generasi

kegenerasi.Pembaharuan dari segi pendidikan memiliki dua segi yaitu:


a. Segi cita-cita

Dari segi ini ingin membentuk manusia muslim yang baik budi, alim dalam

agama,luas dalam pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, dan bersidia

berjuang untukkemajuan masyarakatnya.

b. Segi teknik

pengajaran Dari segi ini lebih banyak berhubungan dengan cara penyelenggaraan

pengajaran.Dengan mengambil unsur-unsur yang

baik dari sistem pendidikan barat dansistem pendidikan tradisonal, muhammadiyah

berhasil membangun sistem pendidikan sendiri.Seperti sekolah model barat yang

dimasukkan pelajaran agama didalamnya, sekolah agamadengan menyertakan

perlajaran umum.

Selain pembaharuan dalam pendidikan formal, Muhammadiyah juga

telahmempebaharui pendidika tradisional non formal yaitu pengajian. Dimana yang

semula pengajarnya hanya mengajar ngaji dan ibadah oleh muhammadiyah diperluas

dan pengajiandi sistematiskan dan diarahkan pada masalah kehidupan sehari-hari.

Begitupulamuhammadiyah telah mewujudkan bidang bimbingaan dan penyuluhan

agama dalammasalah-masalah yang diperlukan dan mungkin bersifat pribadi.

c. Bidang Sosial

masyarakat Muhammadiyah merintis bidang sosial kemasyarakatan dengan

mendirikan rumah sakit, piklinik, panti auhan, rumah singgah, panti jompo, Pusat

kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM),

posyandu lansia yang dikelola melalui amal usahanya dan bukan secara

individualsebagai mana dilakukan orang pada umumnya. Usaha pembaharuan dalam

bidang sosialkemasyarakatan ditandai dengan didirikannya Pertolongan

Kesengsaraan Oemoen (PKO)ditahun 1923.


Bentuk gerakan tajdid yaitu:

1. Mengajak ummat islam yang ada pada saat itu untuk Kembali kepada Al-qur’an dan

hadis melalui Gerakan tajdid dan tajrid,

2. Bagaimana melakukan Gerakan dakwah yang bersifat pencerahan yang tentunya

tidak akan terlepas dari media TEKNOLOGI aTau bisa sdisebut sebagai berdakwa

secara modern karna melihat kondisi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat

itu.
3. Membentuk dan memberdayakan organisasi yang ada di Muhammadiyah

4. Mengkaji Kembali bagaimana bentuk Gerakan yang dilakukan oleh generasi awal

Muhammadiyah, tapi tetap diselaraskan dengan perkembangan teknologi

C. Hubungan antara gerakan tajdid dengan gerakan tajdid Muhammadiyah

Tajrid itu pemurniaan sedangkan tajdid itu pembaharuaan dalam bidang muamalah,

tajrid itu diranahnya berada didalam ibadah, sedangkan tajdid ranahnya didalam muamalah,

artinya mencangkup hal-hal yang luas. Gerakan tajdid dan jajrid adalah bagaimana

mengembalikan islam pada asalnya yaitu alquraan dan hadis, Artinya pemurniad dari hal

ibadah, akidah dan muamalah. Artinya menyelartaskan dengan keajuaan ilmu pengetahuaan

teknologi. Jaded tajdid itu tetap mengikuti perkembangan zaman tampah mengurangi

sumber pedoman islam yang sebelumnya.

Hubungan antara Tajdid dan tajrid itu sangat erat hubungannya, dalam perkara ibadah

kita harus tajrid tidak boleh menambahkan, mengurangi atau membuat sesuatu yg baru, baik

dalam bentuk Gerakan maupun kepercayaan, misalnya pada sholat, tidak boleh ada

penambahan jumlah rakaat,sebagai contoh, rakaat sholat zuhur ada 4, tidak boleh menjadi 3

tidak boleh menjadi 5, bagaimanapun kondisinya, kecuali pada kondisi yang telah diberih

rukhsa(keringanan) oleh rasulullah. Begitu pulah dengan ibadah lain tidak


8

boleh dilakukan diluar dari apa yang telah di ajarkan oleh rasulullah, meskipun niatnya baik

atau tidak ada pembaharuaan. Berbeda dengan tajdid yang harus mengikuti perkembangan

zaman sehingga akan selalu terjadi pembaharuaan didalanmnya.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Tajdid menurut Muhammadiyah bukan sekadar pemurnian, dan juga tidak memadai
lagi. Tajdid yang dimaksudkan Ahmad Dahlan bukan sekadar pemurnian seperti
meluruskan arah kiblat, tetapi juga memperbarui cara paham beragama dan
mendirikan lembaga-lembaga sosial baru yang bersifat pembaruan dalam rangka
pengembangan
2. Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik Muhammadiyah dalam konteks ini:
Pertama, konkrit dan produkuf, yaitu melalui amal usaha yang didirikan, hasilnya
konkrit dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh umat Islam, bangsa Indonesia dan
umat manusia di seluruh dunia. Suburnya amal salih di lingkungan aktivis
Muhammadiyah ditujukan kepada komunitas Muhammadiyah, bangsa dan kepada
seluruh umat manusia di dunia dalam rangka rahmatan bl al amin. Kedua, taydid
Muhammadjyyah bersifat terbuka. Makna dari keterbukaan tersebut adalah bahwa
Muhammadiyah mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan di sekitar kita. Dari
sekian amal usahanya, rumah sakitnya misalnya, dapat dimasuki dan dimanfaatkan
oleh siapa pun. Sekolah sampai kampusnya boleh dimasuki dan dimanfaatkan oleh
siapa saja. Kalau Muhammadiyah mendirikan lembaga ekonomi dan usaha atau jasa,
mereka yang menjadi nasabah, mitra dan konsumennya pun bisa siapa saja yang
membutuhkan. Ketiga, tajdid Muhammadiyah sangat fungsional dan selaras dengan
cita-cita Muhammadiyah untuk menjadikan Islam sebagai agama yang berkemajuan,
juga Islam yang berkebaj:kan yang senantiasa hadir sebagai pemecah masalah-
masalah (problem sofving), temasuk masalah kesehatan, pendidikan, dan sosial
ekonomi.

3. Hubungan antara Tajdid dan tajrid itu sangat erat hubungannya, dalam

10

perkara ibadah kita harus tajrid tidak boleh menambahkan, mengurangi atau membuat

sesuatu yg baru, baik dalam bentuk Gerakan maupun kepercayaan.


B. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah

diatas masih ada banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya

penuilis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan

pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca

11

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat dan Makna Gerakan Tajdid.................................................3
B. Bentuk Gerakan Tajdid.....................................................................5
C. Hubungan Antara Gerakan Tajdid Dengan Gerakan Tajdid
Muhammadiyah................................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................10
B. Saran.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................iii

ii

DAFTAR PUSTAKA

Bakry muhammad Muhiddin, “tajdid dan taqlid” Jurnal Al-asas, (3), 2, 2019
Zarkasyi Fathullah Amal “Tajdid dan modernisasi pemikiran islam”, Jurnal Tsaqafah, (9), 2,
(2013)

Setiawan Agus Bahar”Manhaj Tarjih dan Tajdid: Asas Pengembangan Pemikiran dalam

Muhammadiyah”, TARI.IM jurnal Pendidikan agama islam,(2), 1, 2019

iii

Anda mungkin juga menyukai