DAKWAH DAN
TAJDID MUHAMMADIYAH
Oleh Kelompok 5
PENGERTIAN DAKWAH
01 Agar supaya umat manusia menyembah kepada Allah, tidak mempersyarikatkan –Nya
dengan sesuatu, dan tidak akan menyembah tuhan selain kepada Allah semata-mata.
Agar supaya umat manusia bersedia menerima islam sebagai agamanya memurnikan
keyakinannya, hanya mengakui Allah sebagai tuhannya, membersikan jiwanya dari
02 penyakit nifaq dan selalu menjaga amal perbuatannya agar tidak bertentangan dengan
ajaran agama yang dianutnya.
Melakukan revitalisasi keluarga. Al-Qur’an surat al-Hasyr (66) ayat 7 menegaskan keharusan
memelihara dan menjaga diri dan keluarga. Artinya, perintah untuk melakukan revitalisasi dakwah
secara terus menerus dan berkelanjutan dari diri dan keluarga. Keluarga, sebagimana dipandukan
dalam Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah, difungsikan sebagai a. media sosialisasi nilai-nilai
ajaran Islam b. kaderisasi; sebagai pelansung dan penyempurna gerakan da’wah, c. sebagai media
pemberian keteladanan dan pembiasaan amal Islami, dan d. media penciptaan suasa dan kehidupan
islami dalam bentuk membangun pergaulan yang saling mengasihi, menyayangi, saling menghargai
danmenghormati, memelihara persamaan hak dan kewajiban.
Optimalisasi mesin persyarikatan dalam bentuk pemberdayaan ranting dan amal usaha secara
maksimal sebagai media dakwah. Pimpinan persyarikatan dan pimpinan amal usaha baik bidang
pendidikan, kesehatan dan sosial secara aktif dan sungguh-sungguh berkerja sama mengefektifkan
gerakan dakwah di ranting dan amal usaha. Diprogramkan secara sistemik, amal usaha, terutama yang
bergerak di bidang pendidikan dan sosial untuk menjadikan peserta didiknya sebagai kader-kader
Islam yang dipersiapkan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Sebagai telah diungkapkan di atas tentang kedahsyatan pengaruh media elektronik dan teknologi informasi
dalam membentuk pola pikir dan prilaku masyarakat, merupakan keniscayaan dakwah Muhammadiyah
memanfaatkan media elektronik dan teknologi informasi. Saatnya Muhammadiyah mulai berdakwah melalui
dunia maya sumpama lewat facebook, bolgger dan sebangsanya. Dalam pemanfaatan media elektronik,
mungkin Muhammadiyah dapat mengambil bagian dalam mengisi acara tertentu di televisi lokal yang pada
masa mendatang akan banyak dikembangkan.
Menjadikan maal sebagai obyek dakwah. Munculnya maal baru sesungguhnya memberikan peluang untuk
berdakwah, sekurang-kurangnya untuk membantu pengunjung maal melaksanakan shalat jum’at. Bagi
Muhammadiyah, ini merupakan lahan dakwah yang relatif strategis. Di antara jama’ah, ada berasalah dari
kalangan menengah atas. Dari mereka dapat dikembangkan jaringan di kalangan masyarakat menengah atas
yang belakangan banyak dikuasai oleh kelompok lain.
Melakukan sinergi dengan berbagai majlis dan lembaga di lingkungan Muhammadiyah. Sebenarnya
Muhammadiyah mempunyai obyek dakwah yang tidak pernah kering. Mereka datang ke Muhammadiyah,
baik ketika sakit yang ditampung oleh balai pengobatan Muhammadiyah, atau sekolah dan perguruan tinggi
Muhammadiyah. Selama ini, mereka belum secara maksimal dijadikan sebagai obyek dakwah betapapun
Muhammadiyah telah menegaskan semua amal usaha yang dimiliki adalah media dakwah Muhammadiyah.
Sinergi dengan berbagai majlis dan lembaga dapat membantu terselenggaranya aktivitas dakwah secara
maksimal. Wallâhu A’lam bi al-Shawâb.
PENGERTIAN TAJDID
Istilah tajdid berasal dari bahasa Arab yaitu jaddada, yang berarti memperbaharui atau
menjadikan baru. Dalam kamus Bahasa Indonesia tajdid berarti pembaruan, modernisasi atau
restorasi.
Secara bahasa (etimologi) tajdid memiliki makna pembaharuan dan pelakunya disebut
mujaddid (pembaharu). Sedangkan dalam pengertian istilah (terminology), tajdid berarti
pembaharuan terhadap kehidupan keagamaan, baik dalam bentuk pemikiran ataupun gerakan,
sebagai respon atau reaksi atas tantanganbaik internal maupun eksternal yang menyangkut
keyakinan dan sosial umat (Ibnu Salim dkk: 1998:1).
Dalam pengertian lain, tajdid adalah upaya untuk memperbaharui interpretasi- interpretasi atau
pendapat-pendapat ulama terdahulu terhadap ajaran-ajaran dasar Islam, atas dasar bahwa ajaran
tersebut sedah tidak relevan dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Oleh karena itu,tajdid
adalah usaha yang kontinyu dan dinamis, sebab selalu berhadapan dan beinteraksi dengan
historisitas kehidupan manusia.
MODUL TAJDID MUHAMMADIYAH
1. kongkrit dan produktif, yaitu melalui amal usaha yang didirikan, hasilnya
kongkrit dapat dirasakandan dimanfaatkan oleh umat Islam, bangsa Indonesia dan umat manusia
di seluruh dunia. Suburnya amal saleh di lingkungan aktivis
Muhammadiyah ditujukan kepada komunitas Muhammadiyah, bangsa dan kepada seluruh umat
manusia di dunia dalam rangka rahmatan lil alamin.
Muhammadiyah mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan disekitar kita.Dari sekian amal
usahanya, rumah sakitnya misalnya, dapat dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapapun. Sekolah
sampai kampusnya boleh dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapasaja. Kalau Muhammadiyah
mendirikan lembagaekonomi dan usaha atau jasa, maka yang menjadi nasabah, partner dan
komsumennya pun bisa siapa saja yang membutuhkan.
Muhammadiyah untuk menjadikan Islam itu, sebagai agamabyang berkemajuan, juga Islam yang
berkebajikan yang senantiasa hadir sebagai pemecah masalah- masalah (problem solv), temasuk
masalah kesehatan,pendidikan, dan masalah sosial ekonomi.
Dengan Demikian model Tajdid di bagi dalam tiga bidang,yaitu:
1. Bidang Keagamaan
Pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah penemuan kembali ajaran atau prinsip dasar yang
berlaku abadi, yang karena waktu lingkungan situasi dan kondisi mungkin menyebabkan dasar-dasar
tersebut kurang jelas dan tertutup oleh kebiasan dan pemikiran tambahan lain.
2. Bidang Pendidikan
Dalam bidang ini Muhammadiyah mempelopori dan meyelenggarakan sejumlah pembaharuan dan
inovasi yang lebih nyata. Bagi Muhammdiyah pendidikan memiliki arti yang penting dalam penyebaran
ajaran islam, karena melalui bidang pendidikan pemahaman tentang islam dapat diwariskan dan
ditanamkan dari generasi kegenerasi.