Anda di halaman 1dari 11

TANTANGAN

DAKWAH DAN
TAJDID MUHAMMADIYAH

Oleh Kelompok 5
PENGERTIAN DAKWAH

Dilihat dari arti bahasa (etimologi)


dakwah, berasal dari kata: Da’a:, yad’u:, -
da’watan, berarti seruan, ajakan, atau
panggilan. Sedangkan dilihat dari arti
istilah (terminologi) berarti penyampaian
Islam kepada manusia, baik secara lisan,
tulisan taupun lukisan.
SEDANGKAN ARTI DAKWAH MENURUT
BEBERAPA ILMUWAN IALAH :

1. Pendapat Bakhial Khauli, dakwah adalah satu proses menghidupkan


peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu
keadaan kepada keadaan lain.
2. Pendapat Syekh Ali Mafudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk
mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat
baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendapat ini juga selaras dengan
pendapat Al Ghazali bahwa amar ma’ruf nahi munkar adalah inti gerakan
dakwah dan penggerak dalam dinamika masyarakat Islam.
TUJUAN DAKWAH MUHAMMADIYAH
Menurut Abul A’la Al-Maududi tujuan dakwah islamiyah secara proposional
meliputi 3 sasaran yaitu:

01 Agar supaya umat manusia menyembah kepada Allah, tidak mempersyarikatkan –Nya
dengan sesuatu, dan tidak akan menyembah tuhan selain kepada Allah semata-mata.

Agar supaya umat manusia bersedia menerima islam sebagai agamanya memurnikan
keyakinannya, hanya mengakui Allah sebagai tuhannya, membersikan jiwanya dari
02 penyakit nifaq dan selalu menjaga amal perbuatannya agar tidak bertentangan dengan
ajaran agama yang dianutnya.

Dakwah islamiyah ditunjukan untuk mengubah system


03 pemerintahan yang dzalim kepemerintahan islam.
KONSEP DASAR DAN STRATEGI DAKWAH
MUHAMMADIYAH

Dakwah pada dasarnya adalah suatu proses yang


berkesinambungan yang merupakan aktivitas dinamis yang
mengarah kepada kebaikan, pembinaan dan pembentukan
masyarakat yang bahagia dunia dan akhirat melalui ajakan
yang kontinyu kepada kebaikan serta mencegah mereka dari
hal-hal yang mungkar. Oleh sebab itulah, maka kegiatan
dakwah merupakan kewajiban bagi umat Islam secara
keseluruhan, baik secara individu sesuai dengan kapasitas dan
kemampuannya masing-masing maupun secara berkelompok
atau kelembagaan yang diorganisir secara rapi dan modern,
dikemas secara apik dan profesional serta dikembangkan
secara terus menerus mengikuti irama dan dinamika
perubahan zaman dan masyarakat.
Untuk kepentingan dakwah ke depan, di samping secara terus menerus
mengoptimalkan aktivitas yang sudah ada, beberapa pilihan dapat dilakukan
Muhammadiyah untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah.

 Melakukan revitalisasi keluarga. Al-Qur’an surat al-Hasyr (66) ayat 7 menegaskan keharusan
memelihara dan menjaga diri dan keluarga. Artinya, perintah untuk melakukan revitalisasi dakwah
secara terus menerus dan berkelanjutan dari diri dan keluarga. Keluarga, sebagimana dipandukan
dalam Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah, difungsikan sebagai a. media sosialisasi nilai-nilai
ajaran Islam b. kaderisasi; sebagai pelansung dan penyempurna gerakan da’wah, c. sebagai media
pemberian keteladanan dan pembiasaan amal Islami, dan d. media penciptaan suasa dan kehidupan
islami dalam bentuk membangun pergaulan yang saling mengasihi, menyayangi, saling menghargai
danmenghormati, memelihara persamaan hak dan kewajiban.
 Optimalisasi mesin persyarikatan dalam bentuk pemberdayaan ranting dan amal usaha secara
maksimal sebagai media dakwah. Pimpinan persyarikatan dan pimpinan amal usaha baik bidang
pendidikan, kesehatan dan sosial secara aktif dan sungguh-sungguh berkerja sama mengefektifkan
gerakan dakwah di ranting dan amal usaha. Diprogramkan secara sistemik, amal usaha, terutama yang
bergerak di bidang pendidikan dan sosial untuk menjadikan peserta didiknya sebagai kader-kader
Islam yang dipersiapkan untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Sebagai telah diungkapkan di atas tentang kedahsyatan pengaruh media elektronik dan teknologi informasi
dalam membentuk pola pikir dan prilaku masyarakat, merupakan keniscayaan dakwah Muhammadiyah
memanfaatkan media elektronik dan teknologi informasi. Saatnya Muhammadiyah mulai berdakwah melalui
dunia maya sumpama lewat facebook, bolgger dan sebangsanya. Dalam pemanfaatan media elektronik,
mungkin Muhammadiyah dapat mengambil bagian dalam mengisi acara tertentu di televisi lokal yang pada
masa mendatang akan banyak dikembangkan.

Menjadikan maal sebagai obyek dakwah. Munculnya maal baru sesungguhnya memberikan peluang untuk
berdakwah, sekurang-kurangnya untuk membantu pengunjung maal melaksanakan shalat jum’at. Bagi
Muhammadiyah, ini merupakan lahan dakwah yang relatif strategis. Di antara jama’ah, ada berasalah dari
kalangan menengah atas. Dari mereka dapat dikembangkan jaringan di kalangan masyarakat menengah atas
yang belakangan banyak dikuasai oleh kelompok lain.

Melakukan sinergi dengan berbagai majlis dan lembaga di lingkungan Muhammadiyah. Sebenarnya
Muhammadiyah mempunyai obyek dakwah yang tidak pernah kering. Mereka datang ke Muhammadiyah,
baik ketika sakit yang ditampung oleh balai pengobatan Muhammadiyah, atau sekolah dan perguruan tinggi
Muhammadiyah. Selama ini, mereka belum secara maksimal dijadikan sebagai obyek dakwah betapapun
Muhammadiyah telah menegaskan semua amal usaha yang dimiliki adalah media dakwah Muhammadiyah.
Sinergi dengan berbagai majlis dan lembaga dapat membantu terselenggaranya aktivitas dakwah secara
maksimal. Wallâhu A’lam bi al-Shawâb.
PENGERTIAN TAJDID

Istilah tajdid berasal dari bahasa Arab yaitu jaddada, yang berarti memperbaharui atau
menjadikan baru. Dalam kamus Bahasa Indonesia tajdid berarti pembaruan, modernisasi atau
restorasi.

Secara bahasa (etimologi) tajdid memiliki makna pembaharuan dan pelakunya disebut
mujaddid (pembaharu). Sedangkan dalam pengertian istilah (terminology), tajdid berarti
pembaharuan terhadap kehidupan keagamaan, baik dalam bentuk pemikiran ataupun gerakan,
sebagai respon atau reaksi atas tantanganbaik internal maupun eksternal yang menyangkut
keyakinan dan sosial umat (Ibnu Salim dkk: 1998:1).

Dalam pengertian lain, tajdid adalah upaya untuk memperbaharui interpretasi- interpretasi atau
pendapat-pendapat ulama terdahulu terhadap ajaran-ajaran dasar Islam, atas dasar bahwa ajaran
tersebut sedah tidak relevan dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Oleh karena itu,tajdid
adalah usaha yang kontinyu dan dinamis, sebab selalu berhadapan dan beinteraksi dengan
historisitas kehidupan manusia.
MODUL TAJDID MUHAMMADIYAH

1. kongkrit dan produktif, yaitu melalui amal usaha yang didirikan, hasilnya
kongkrit dapat dirasakandan dimanfaatkan oleh umat Islam, bangsa Indonesia dan umat manusia
di seluruh dunia. Suburnya amal saleh di lingkungan aktivis
Muhammadiyah ditujukan kepada komunitas Muhammadiyah, bangsa dan kepada seluruh umat
manusia di dunia dalam rangka rahmatan lil alamin.

2. tajdid Muhammadiyah bersifat terbuka. Maksud dari keterbukaan tersebut,

Muhammadiyah mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan disekitar kita.Dari sekian amal
usahanya, rumah sakitnya misalnya, dapat dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapapun. Sekolah
sampai kampusnya boleh dimasuki dan dimanfaatkan oleh siapasaja. Kalau Muhammadiyah
mendirikan lembagaekonomi dan usaha atau jasa, maka yang menjadi nasabah, partner dan
komsumennya pun bisa siapa saja yang membutuhkan.

3. Tajdid Muhammadiyah sangat fungsional dan selaras dengan cita-cita

Muhammadiyah untuk menjadikan Islam itu, sebagai agamabyang berkemajuan, juga Islam yang
berkebajikan yang senantiasa hadir sebagai pemecah masalah- masalah (problem solv), temasuk
masalah kesehatan,pendidikan, dan masalah sosial ekonomi.
Dengan Demikian model Tajdid di bagi dalam tiga bidang,yaitu:
1. Bidang Keagamaan
Pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah penemuan kembali ajaran atau prinsip dasar yang
berlaku abadi, yang karena waktu lingkungan situasi dan kondisi mungkin menyebabkan dasar-dasar
tersebut kurang jelas dan tertutup oleh kebiasan dan pemikiran tambahan lain.

2. Bidang Pendidikan
Dalam bidang ini Muhammadiyah mempelopori dan meyelenggarakan sejumlah pembaharuan dan
inovasi yang lebih nyata. Bagi Muhammdiyah pendidikan memiliki arti yang penting dalam penyebaran
ajaran islam, karena melalui bidang pendidikan pemahaman tentang islam dapat diwariskan dan
ditanamkan dari generasi kegenerasi.

3. Bidang Sosial Masyarakat


Di bidang sosial dan kemasyarakatan, maka usaha yang dirintis oleh Muhammadiyah adalah didirikannya
rumah sakit poliklinik, rumah yatim piatu, yang dikelola melalui lembaga-lembaga dan bukan secara
individual sebagaimana dilakukan orang pada umumnya di dalam memelihara anak yatim piatu. Badan
atau lembaga pendidikan sosial di dalam Muhammadiyah juga ikut menangani masalah-masalah
keagamaan yang ada kaitannya dengan bidang sosial, seperti prosedur penerimaan dan pembagian
zakat ditangani sepenuhnya oleh P.K.U., yang sekaligus berwenang sebagai badan ‘amil.
SYUKRON
KATSIIRON

Anda mungkin juga menyukai