Anda di halaman 1dari 12

MUHAMMADIYAH SEBAGAI

GERAKAN ISLAM YANG


BERWATAK TAJRID DAN TAJDID

Oleh :
Deva almira vania ( 20181770029 )
Nabila Kurnia Larassati Samibuti( 20181770042 )
PENGERTIAN

TAJRID :

Istilah Tajrid berasal dari bahasa Arab berarti pengosongan,


pengungsian, pengupasan, Pelepasan atau pengambil alihan (Atabik Ali,
1999:410).

Dalam bahasa Indonesia berarti pemurnian.

Dalam ibadah kita tajrid, hanya mengikuti Nabi Muhammad


saw dan tidak  ada pembaharuan.
TAJDID :

Kata yang diambil dari bahasa Arab yang berkata dasar "Jaddada-
Yujaddidu-Tajdiidan" yang artinya memperbarui

Dalam perspektif Muhammadiyah, tajdid mempunyai dua pengertian.


•Pertama, tajdid berarti tanzif, atau tat}ir, yakni pemurnian atau purifikasi,
maksudnya menjaga agar tuntunan agama Islam tetap terjaga
sebagaimana aslinya;
•Kedua, tajdid berarti tas}lih atau tahdith, yakni pengembangan atau
inovasi, atau pemodernan terhadap nilai-nilai ajaran Islam.
Model Tajrid Dan Tajdid
Muhammadiyah.
TAJRID :
Dalam bidang kepercayaan dan ibadah, muatannya menjadi khurafat dan
bid’ah :

1 . Khurafat adalah kepercayaan tanpa pedoman yang sah dari al-Qur’an


dan al-Sunnah. Hanya ikut-ikutan orang tua atau nenek moyang.

2. bid’ah biasanya muncul karena ingin memperbanyak ritual tetapi


pengetahuan Islamnya kurang luas, sehingga yang dilakukan adalah bukan dari
ajaran Islam.
Lanjutan
TAJDID :

Pertama, kongkrit dan produktif, yaitu melalui amal usaha yang


didirikan, hasilnya kongkrit dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh umat
Islam, bangsa Indonesia dan umat manusia di seluruh dunia

Kedua, tajdid Muhammadiyah bersifat terbuka. Maksud dari


keterbukaan tersebut, Muhammadiyah mampu mengantisipasi
perubahan dan kemajuan di sekitar kita.

Ketiga, tajdid Muhammadiyah sangat fungsional dan selaras dengan


cita-cita Muhammadiyah untuk menjadikan Islam itu, sebagai agama
yang berkemajuan, juga Islam yang berkebajikan yang senantiasa
hadir sebagai pemecah masalah-masalah
Model Gerakan Keagamaan
Muhammadiyah
a) Gerakan Jamaah dan Dakwah (GDJD)

Esensi GDJD adalah penguatan kesadaran jamaah dan kepedulian mereka


terhadap lingkungan sosialnya.

Definisi sederhana tentang jamaah adalah kumpulan keluarga


muslim yang berada dalam suatu lingkungan tempat tinggal.

Orientasi dari gerakan ini adalah membangun basis kehidupan


dakwah bil halal di bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan
kesehatan.
b) Langkah Penguatan Jama’ah

Langkah pemberdayaan melalui penguatan institusi cabang dan ranting


akan memberi kontribusi bagi penguatan kohesi sosial /solidaritas antar
warga di tengah meluasnya paham-paham radikal yang cenderung
anarkis

Dalam hal ini adanya sebuah keterlibatan berbagai lembaga amal


Muhammadiyah, Pelibatan lembaga amal itu dalam mempercepat proses
pengembangan cabang dan ranting sebagai sentral untuk mengembangkan
Muhammadiyah sebagai organisasi yang bercorak community based. Agar
nantinya tidak hanya memperkuat infrastruktur Muhammadiyah, tetapi juga
memperkuat infrastruktur masyarakat, sehingga terbentuk masyarakat
khairah ummah sebagaimana cita-cita Muhammadiyah.
Makna Gerakan Keagamaan
Muhammadiyah.

Kata gerakan atau pergerakan mengandung arti, unsur, dan esensi yang
dinamis dan statis. “Perubahan” (change) adalah kehadiran untuk
melakukan perubahan tertentu, baik yang evolusioner maupun
revolusioner. Gerakan sosial kemasyarakatan adalah bentuk-bentuk
kolektif berkelanjutan yang mendorong atau menghambat perubahan
dalam masyarakat atau organisasi yang merupakan bagian dari
masyarakat tersebut.

Lanjutan
Dalam hal ini, para pendahulu Muhammadiyah memaknainya dengan

kaidah fiqhiyah “malayatim al wajib Illa bihi da huma wajib.” Artinya:

organisasi menjadi wajib adanya, karena keniscayaan dakwah

memerlukan perangkat-perangkat organisasi

Di sisi lain, Muhammadiyah bertujuan untuk mencetak ummat terbaik

atau ummat yang unggul. Sebagaimana pokok pikiran keenam Anggaran

Dasar Muhammadiyah disebutkan bahwa, “organisasi adalah satu-

satunya alat atau cara perjuangan yang sebaik-baiknya.”


Gerakan Tajdid Pada 100 Tahun
Kedua

Muhammadiyah 100 tahun kedua, diharapkan mampu melangkah dengan


pandangan dan strategi yang lebih tepat sasaran dan mencapai keberhasilan
dalam mewujudkan visi dan tujuannya, baik tujuan jangka menengah dan
jangka panjang, maupun tujuan ideal yakni terbentuknya masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.

Lanjutan
Dalam memasuki fase kedua gerakannya, yakni memasuki abad kedua
perjalanan sejarah Muhammadiyah, sudah tinggi waktu dan kesempatan
untuk melakukan pembaruan paradigma tajdid di tubuh persyarikatan ini.
Kodifikasi dan konsensus tajdid yang terpadu atau eklektik antara purifikasi
dan dinamisasi dapat menjadi titik tolak bagi transformasi paradigma tajdid
Muhammadiyah.
 
Keberhasilan Muhammadiyah melangkah melintasi zaman menuju 100
tahun kedua, karena potensi dan modal dasar yang dimiliki sebagai gerakan
pencerahan. Melalui gerakan pencerahan yang membawa misi dakwah dan
tajdid yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan di
tengah dinamika abad modern yang sarat tantangan.

Anda mungkin juga menyukai