Anda di halaman 1dari 14

HASIL ANALISIS JURNAL

Fatmah Nur Hasanah (110119003)


Jurnal Nasional

 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI POSTPARTUM DI


PRAKTIK MANDIRI BIDAN MISNI HERAWATI, HUSNIYATI DAN SORAYA
FACTORS RELATING OF POSTPARTUM DEPRESSION IN INDEPENDENT PRACTICES
OF MIDWIFE MISNI HERAWATI, HUSNIYATI AND SORAYA
Inge Anggi Anggarini Program Studi D III Kebidanan, STIKes Muhammadiyah Palembang
Email: anggiinge@gmail.com
file:///C:/Users/USER/Downloads/4244-10852-1-PB.pdf
 Maternal depressive symptoms merupakan kondisi kelainan psikiatri yang
terjadi pada ibu hamil sampai dengan postpartum. Kondisi ini dibagi
menjadi postpartum blues, postpartum depression dan postpartum
psychosis. Perbedaan mendasar ketiga kondisi ini adalah lama gejala yang
dialami oleh ibu postpartum sampai gejala tersebut menghilang. Gejala
yang dialami beragam dan sulit membedakan tahap apa yang sedang
terjadi pada ibu. Belum jelas apakah kelainan tersebut merupakan kelainan
yang terpisah antara satu dengan lainnya, sehingga lebih mudah dipahami
seandainya ketiganya dianggap sebagai suatu kejadian yang
berkesinambungan sebagai maternal depressive symptoms (Pearlstein et
al., 2009)
 Ibu yang mengalami depressive symptoms cenderung mengabaikan
kondisi yang dialami dan memilih untuk tidak mencari bantuan petugas
kesehatan profesional walaupun sering berkontak dengan pelayanan
kesehatan (Pearlstein et al., 2009). Bahkan lebih dari setengah perempuan
tersebut juga tidak meminta bantuan pada teman atau keluarga.
Perempuan cenderung menutupi perasaan (Tezel & Gozum, 2006).
 Faktor penyebab maternal depressive symptoms terdiri dari faktor biologis,
karakteristik dan latar belakang ibu. Kadar hormon estrogen (estradiol dan
estriol), progesteron, prolaktin, kortisol yang meningkat dan menurun terlalu
cepat atau terlalu lambat merupakan faktor biologis yang menyebabkan
timbulnya depresi postpartum (Thompson & Fox, 2010). Semakin besar
penurunan kadar estrogen dan progesteron setelah persalinan makin besar
kecenderungan seorang wanita mengalami depresi dalam waktu 10 hari
pertama setelah melahirkan.
 Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan
postpartum. Adapun salah satu peran dan tanggung jawab bidan dalam
masa nifas antara lain memberikan dukungan secara berkesinambungan
selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi
ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas. Dukungan yang dapat
diberikan oleh bidan dapat berupa pendidikan kesehatan maupun latihan
senam nifas yang dapat diajarkan oleh bidan dalam 24 jam pertama
postpartum (Saleha, 2009).
Jurnal Nasional

 PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO DEPRESI POSTPARTUM DI KOTA DENPASAR


MENGGUNAKAN EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE
I Komang Prayoga Ariguna Dira1 , Anak Ayu Sri Wahyuni2
1 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian/SMF Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar.
Email: prayogaariguna@gmail.com
file:///C:/Users/USER/Downloads/21560-1-41903-1-10-20160702.pdf
 Depresi postpartum adalah gangguan mood yang terjadi setelah
melahirkan. Depresi postpartum merupakan masalah yang sering
ditemukan dan merupakan gangguan mood nonpsikotik yang biasanya
terjadi 6-8 minggu setelah melahirkan. Beberapa literatur lain menyebutkan
depresi postpartum terjadi 4-6 minggu setelah melahirkan. Karakteristik
depresi postpartum adalah perasaan depresi, kecemasan yang berlebihan,
insomnia, dan perubahan berat badan.
 Menurut Gausia et al, salah satu penyebab terjadinya depresi postpartum
adalah kemiskinan, hubungan yang tidak baik dengan ibu mertua,
melahirkan bayi dengan jenis kelamin perempuan, kehamilan yang tidak
terencana, kerentanan terhadap gejala psikiatri, bayi yang dirawat dirumah
sakit, suami yang tidak bekerja serta perselisihan yang serius dengan salah
satu anggota keluarga.
 Depresi postpartum bukan saja berdampak besar kepada keadaan ibu
tetapi juga terhadap anak. Sulitnya interaksi antara ibu yang sedang
mengalami depresi dengan anaknya meningkatkan risiko gangguan tingkah
laku dan gangguan kognitif anak bahkan dapat membahayakan anak. Oleh
sebab efek tersebut, alat skrining untuk diagnosis awal sangatlah penting.
Jurnal Internasional

 Effectiveness of a new approach for exclusive breastfeeding counselling on


breastfeeding prevalence, infant growth velocity and postpartum weight
loss in overweight or obese women: protocol for a randomized controlled
trial
Fanny Aldana-Parra1* , Gilma Olaya1 and Mary Fewtrell2
file:///C:/Users/USER/Downloads/s13006-019-0249-2.pdf
 Ibu yang kelebihan berat badan, pemberian makan bayi dan kecepatan
pertumbuhan dini merupakan faktor risiko terjadinya obesitas di kemudian
hari.Seribu hari pertama adalah jendela kesempatan untuk memprogram
kesehatan dan penyakit. ASI Eksklusifdapat melindungi dari obesitas;
namun, hal itu tidak dipraktikkan secara konsisten. Angka obesitas terus
meningkatdi seluruh dunia. Wanita yang kelebihan berat badan atau
obesitas memiliki tingkat menyusui yang lebih rendah dan menghadapi
mekanis, psikologis dankesulitan biologis.
 Konseling menyusui merupakan strategi yang berhasil untuk mendukung
pemberian ASI dengan berat badan normalperempuan; tetapi ada
kekurangan bukti tentang keefektifannya pada wanita yang kelebihan berat
badan. Tujuan kami adalah untuk mengevaluasi yang barupendekatan
konseling menyusui eksklusif berdasarkan Carl Rogers 'Centered-Client
Theory dalam kelebihan berat badanwanita, dan untuk memeriksa efek
pada prevalensi menyusui, kecepatan pertumbuhan bayi dan postpartum
ibupenurunan berat badan.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai