KEMUHAMMADIYAHAN Kelompok 22
Tujuan Tajdid
Dimensi Tajdid
Istilah tajdid berasal dari Bahasa arab yaitu jaddad, yang berarti
memperbaharui atau menjadikan baru. Dalam kamus Bahasa
Indonesia terjadi berarti pembaruan, modernisasi atau restorasi.
Muhammadiyah bertujuan memurnikan ajaran al-quran dan sunnah dari praktek-praktek takhayul, bid’ah dan
khurafat yang dianggap syirik.
Untuk melaksanakan tajdid diperlukan aktualisasi akal pikiran yang cerdas dan fitri, serta akal budi yang bersih,
yang dijiwai oleh ajaran islam. Menurut persyarikatan Muhammadiyah, tajdid merupakan salah satu watak dari
ajaran islam.
Yang diperbaharui adalah hasil pemikiran atau pendapat, dan bukan memperbarui atau mengubah apa yang
terdapat dalam al-quran maupun al-hadis. Dengan kata lain, yang diubah atau diperbaharui adalah hasil
pemahaman terhadap al-quran dan al-hadist tersebut.
Kedua : tajdid Muhammadiyah bersifat terbuka.
Pertama : kongkrit dan produktif, yaitu melalui Maksud dari keterbukaan tersebut, Muhammadiyah
amal usaha yang didirikan, hasilnya kongkrit dapat mampu mengantisipasi perubahan dan kemajuan di
dirasakan dan dimanfaatkan oleh umat islam, sekitar kita. Dari sekian amal usahanya, rumah
bangsa Indonesia dan umat manusia diseluruh sekitarnya mesalnya, dapat dimasuki dan
dunia. Susburnya amal saleh dilingkungan aktivis dimanfaatkan oleh siapa saja. Kalau
Muhammadiyah ditujukan kepada komunitas Muhammadiyah mendirikan lembaga ekonomi dan
Muhammadiyah, bangsa dan kepada seluruh umat usaha atau jasa, maka yang menjadi nasabah,
manusia di dunia dalam rangka rahmatan lil alamin. partner dan konsumennya pun bisa siapa saja yang
membutuhkan.
Bidang Sosial Masyarakat : Muhammadiyah merintis bidang sosial kemasyarakatan dengan mendirikan
rumah sakit, klinik, panti asuhan, rumah singgah, dll, yang dikelola melalui amal usahanya dan bukan secara
individual sebagai mana dilakukan orang pada umumnya.
Bidang Keagamaan : penemuan kembali ajaran atau prinsip dasar yang berlaku abadi, yang karena waktu
lingkungan situasi dan kondisi mungkin menyebabkan dasar-dasar tersebut kurang jelas dan tertutup oleh
kebiasaan dan pemikiran tambahan lain.
TAJDID
berwawasan masa depan.
3. Pengembangan kepemimpian organisasi dan etos kerja
dalam Persyarikatan Muhammadiyah
Berdasarkan uraian di atas dapat difahami, bahwa tajdid dalam
Muhammadiyah mengalami perubahan yang sangat berarti. Tajdid dalam
Muhammadiyah pada tataran praktis dan gerakan aksi yang mengarah pada
pemurnian akidah dan ibadah, sebagai reaksi terhadap penyimpangan yang
dilakukan oleh umat Islam. Model model Tajdid dalam Muhammadiyah
digolongkan dalam tiga bidang diantaranyabidang keagarmaan yaitu
Pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah penemuan kembali ajaran
atau prinsip dasar yang berlaku abadi, yang karena waktu lingkungan situasi
dan kondisi mungkin menyebabkan dasar-dasar tersebut kurang jelas dan
KESIMPULA
tertutup oleh kebiasan dan pemikiran tambahan lain. (b) bidang pendidikan
yaitu Muhammadiyah mempelopori dan meyelenggarakan sejumlah
pembaharuan dan inovasi yang lebih nyata dimana bidang pendidikan
N
dipandang sangat penting dalam penyebaran ajaran agama islam. (c) bidang
sosial masyarakat Muhammadiyah merintis bidang sosial kemasyarakatan
dengan mendirikan rumah sakit, piklinik, panti auhan, rumah singgah, panti
jompo, Pusat kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), posyandu lansia yang
dikelola melalui amal usahanya dan bukan secara individual sebagai mana
dilakukan orang pada umumnya. 2. Saran Tajdid atau pembaharuan dalam
Islam khususnya dalam Muhammadiyah memang perlu terus dilakukan oleh
kader–kader Muhammadiyah. Hal ini untuk melindungi ajaran–ajaran agama
yang semakin hari luntur oleh fenomena modern yang berkembang di
masyarakat. Pola kehidupan masyarakat modern yang memiliki budaya baru
yang lebih bebas cenderung melupakan ajaran – ajaran agama yang
sebenarnya.
TERIMAKA
SIH