KEMUHAMMADIYAHAN
Tajdid adalah kata yang diambil dari bahasa Arab yang berkata dasar "Jaddada-
Yujaddidu-Tajdiidan" yang artinya memperbarui. Kata ini kemudian dijadikan jargon
dalam gerakan pembaruan Islam agar terlepas dari Bid'ah, Takhayyul dan Khurafat. At-
Tajdid menurut bahasa, maknanya berkisar pada pembaharuan, peningkatan, dan
pengembangan. Dalam arti pemurnian, tajdid diartikan sebagai pemeliharaan matan
ajaran Islam yang berasas pada al-Qur’an dan as-Sunnah maqbullah.
Tajdid merupakan suatu proses pembaharuan dalam umat Islam untuk menuju pada
suatu kondisi yang lebih baik. Muhammadiyah dalam memaknai tajdid mengandung dua
pengertian, yakni pemurnian (purifikasi) dan pembaruan (dinamisasi).
Sebagai gerakan yang berlandaskan agama, maka ide pembaharuan Muhammadiyah
ditekankan pada usaha untuk memurnikan Islam dari pengaruh tradisi dan kepercayaan
lokal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Sebagaimana gerakan pembaharuan yang
lain Muhammadiyah konsisten dengan semboyan “Kembali pada ajaran yang murni,
yakni Qur’an dan Sunnah”.
Model-modelnya terdiri dari tiga bidang, yaitu bidang keagamaan, pendidikan dan
kemasyarakatan.
a) Bidang Keagamaan.
Maksud dari pembaharuan dalam bidang keagamaan adalah memurnikan
kembali atau mengembalikan kepada keasliannya. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan agama baik yang menyangkut aqidah ataupun ibadah harus sesuai
dengan aslinya, yaitu sebagaimana yang diperintahkan dalam al-Qur’an dan
dituntunkan oleh Nabi Muhammad melalui sunnah-sunnahnya. Al-Qur’an dan as-
Sunnah maqbullah merupakan landasan bagi Muhammadiyah untuk melakukan
pembaharuan Islam.
b) Bidang Pendidikan
Dalam kegiatan pendidikan, Muhammadiyah mempelopori dan
menyelenggarakan sejumlah pembaharuan dan inovasi yang lebih nyata.
Pembaharuan pendidikan meliputi dua segi yaitu segi cita-cita dan segi teknik
pengajaran.
Dari segi cita-cita, yang dimaksudkan KH. Ahmad Dahlan ialah ingin
membentuk manusia Muslim yang baik budi, alim dalam agama, luas dalam
pandangan dan faham masalah ilmu keduniaan, dan bersedia berjuang untuk
kemajuan masyarakatnya.
Adapun teknik pengajaran lebih banyak berhubungan dengan cara-cara
penyelenggaraan pengajaran, muhammadiyah berhasil mambangun system
pendidikan sendiri. Seperti : sekolah model Barat tetapi dimasukkan pelajaran
agama didalamnya. Sedangkan dalam cara penyelenggaraannya, proses belajar
mengajar itu tidak dilakukan di masjid dan langgar, tetapi digedung khusus yang
dilengkapi meja, kursi dan papan tulis tidak lagi duduk di lantai.
c. Bidang Kemasyarakatan
1. Faktor Internal
Tradisionalisme
Sinkretisme
2. Faktor Eksternal
Kristenisasi
Kolonialisme Belanda
Penjajahan Belanda telah membawa pengaruh yang sangat buruk bagi
perkembangan Islam di wilayah Nusantara ini, baik secara sosial politik, ekonomi
maupun kebudayaan. Ditambah dengan praktek politik Islam Pemerintah Hindia
Belanda yang secara sadar dan terencana ingin menjinakkan kekuatan Islam,
semakin menyadarkan umat Islam untuk melakukan perlawanan.
Amar maruf nahi munkar merupakan gerakan dakwah Islam, maka darinya
muhammadiyah di tuntut untuk mengomunikasikan pesan-pesan dakwahnya
dengan cara menanamkan hazanah pengetahuan melalui jalur penddikan.
Usaha yang telah dibangun oleh muhammadiyah yakni dengan mendirikan
dan menyelenggarakan sistem pendidikan modern, selain berkomitmen dengan
ajaran (sesuai dengan alquran dan assunah) juga menginginkan agar Islam betu-
betul menjadi rahmatan lil alamin, menjdi petunjuk dan rahmat bagi hidup atau
kehidupan segenap umat manusia.
Bagi muhammadiyah, nilai-nilai islam harus menjadi pijakan universal dan
menjadi pedoman dalam setiap langkah dan tindakan,. Oleh karena itu islam
menruut muhammadiyah harus diajarkan dan disampaikan secara rasional.
Usaha Muhammadiyah mendidrikan dan menylenggarakan sistem pendidikan
modern, sebab Muhammadiyah yakin bahwa islam bisa menjadi rahmatan
lilalamin, menjadi petunjuk dan rahmat bagi hidup dan kehidupan
segenapmanusia.
Sejarah membuktikan bahwa pada masa silam umat islam pernah
mempelopori perumusan hokum fisika, ilmu alam, ilmu falak, dan metode-
metode experimen lainnya. Mereka menyadari bahwa jagat rayadan isinya
dibentangkan oleh Allah merupakan fasilitas yang harus dimanfaatkan, dan untuk
melakukannya memerlukan seperangkat tekhnologi pertanian, peternakan,
perikanan, pertambangan, tekstil, kedokteran, farmasi, arstektur, informasi dan
transportasi. Jumlah lembaga pendidikan formal yang dimiliki muhammadiyah
sebagai berikut: SD 1132, MI/ Diniyah 1759, SMP 1184, MTS 534, SMA 511,
SMK 263, MA 172, (jumlah 5632). Universitas 39, sekolah tinggi 87, Akademik
54, Politeknik 4, (jumlah 184). Dalam catatan Asep purnama bachtiar, sampai
bulan mei 2010, pendidikan Muhammadiya yang tersebar di Indonesia meliputi :
SD/MI/MD ada 2563 buah; SMP/MTs ada 1685 buah, SMA/MA ada 747 buah;
SMK ada 396 buah; Madrasah mualimin/malimat ada 25 buah; Pondok Pesantren
ada 101 buah; PTm ada 172 buah( suara Muhammadiyah 2010). Info terbaru
PAUD 6723 buah, TK ABA 7623 buah, SD/MI 2604 buah, SMP/ MTs 1772
buah, SMA/SMK 1143 buah, PT 172 buah.
1) Hubungan kerja sama antar warga dan amal usaha muhammadiyah belum menunjukan
kebersamaan yang maksimal dalam ta’awun.
2) Etos kerja sebagai warga muhammadiyah belum menunjukan nilai-nilai seperti yang
dicontohkan oleh pendiri Muhammadiyah.
3) Para pelaku bisnis muhammadiyah di seluruh indonesia belum bekerkja sama dengan
baik, termasuk dengan sesama amal usaha muhammadiyah
Shadaqah maknanya lebih luas dari zakat dan infak. Shadaqah dapat bermakna infak,
zakat dan kebaikan non-materi. Adapun infak yaitu mengeluarkan atau membelanjakan harta
yang mencakup zakat dan non- zakat. Infak ada yang wajib dan ada yang sunnah. Infak
Wajib diantaranya adalah kafarat, nadzar dan zakat. Infak sunnah diantaranya infak kepada
fakir miskin sesama muslim, infak bencana alam dlsbg. Berbeda dengan zakat, infak dapat
diberikan kepada siapapun, meskipun tidak termaksud dalam 8 asnaf. Zakat adalah kewajiban
harta yang spesifik, memiliki syarat tertentu, alokasi tertentu da waktu tertentu. Zakat
memiliki kekhususan yang berbeda dari infak atau shadaqah. Seperti zakat fitrah yang
dilaksanakannnya setahun sekali menjelang idul fitri. Semua dana zakat baik itu zakat
penghasilan, zakat perdagangan, zakat pertanian dan zakat yang lainnya merupakan dana
yang terikat yang alokasi dan distribusinya hanya dibolehkan untuk diberikan oleh 8 asnaf.