Anda di halaman 1dari 11

GERAKAN DAKWAH KULTURAL DALAM MEWUJUDKAN

MASYARAKAT BERPERADABAN DALAM PERSPEKTIF


MUHAMMADIYAH
1Muhammad Arafah, 2Budira, 3Suarni
Prodi Pendidikan Agama Islam, Program Pasca Sarjana, Universitas Muhammadiyah Parepare
Kota Parepare, Sulawasi Selatan, Indonesia
1
immawan.arfah@gmail.com , 2mukminsyam@gmail.com , 3annhyainhy0716@gmail.com

ABSTRAK. -- Permasalahan dalam penelitian I. PENDAHULUAN


ini membahas tentang Gerakan Dakwah A. Latar Belakang
Kultural dalam mewujudkan Masyarakat
Berperadaban dalam perspektif Negara Indoensia merupakan salahsatu
Muhammadiyah. Tujuan dalam Penelitian ini negara yang memiliki kebudayaan yang tinggi.
adalah: (1) Untuk mengetahui konstribusi Masyarakat Indonesia senantiasa menjunjung
Muhammadiyah khususnya dalam konsep dan tinggi adanya suatu budaya atau kebudayaan.
peran dakwah kulturalnya dalam masyarakat. Keanekaragaman budaya dalam masyarakat
(2) untuk memberikan kajian secara luas dan merupakan salahsatu indikator adanya
mendalam tentang gerakan dakwah kultural perkembangan dan kemajuan dalam suatu
Muhammadiyah dalam mewujudkan
masyarakat, sehingga budaya itu akan menjadi
masyarakat berperadaban.
patokan dalam menjalankan gerak hidupnya
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan didunia.
(Library Research) dengan menggunakan Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi
metode analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu persyarikatan dikenal sebagai gerakan dakwah
analisis yang dipergunakan dengan jalan Islam yang bergerak dibidang dakwah amar
membaca dan menelaah beberapa literatur
karya ilmiah yang ada kaitannya dengan objek
ma‟ruf nahi mungkar, dimana arah geraknya
yang akan diteliti. Hasil penelitian selalu mencoba memberikan solusi terhadap
menunjukkan bahwa (1) Gerakan dakwah masalah yang dihadapi masyarakat baik pada
kultural Muhammadiyah telah memberikan masyarakat Islam (umat Ijabi) maupun pada
konstribusi yang cukup signifikan terhadap masyarakat non Islam (Umat dakwah).
perkembangan dan kemajuan peradaban K.H Ahmad Dahlan sebagai pendiri
masyarakat. (2) Muhammadiyah menjalankan Muhammadiyah sudah meletakkan strategi dasar
dakwah kulturalnya melalui pelayanan dibidang perjuanganya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak)
agama, pendidikan maupun dibidang
Islam “amar maruf nahī munkar” dengan
kesehatan. Kegiatan yang dilakukan oleh
Muhammdiyah senantiasa menggunakan
masyarakat sebagai medan perjuangannya[1].
metode yang variatif, tentunya Muhammadiyah Gerakan dakwah Islam yang demikian sudah
harus menggunakan pola pendekatan budaya. menjadi salah satu ciri yang telah melekat dalam
Kultur. (3) Muhammadiyah dalam menjalankan jati diri Muhammadiyah semenjak awal
gerakan dakwahnya senantiasa menghadapi kelahirannya.
tantangan baik di internal Muhammadiyah Gerakan dakwah Muhammadiyah ini pada
maupun eksternal Muhammadiyah. hakikatnya merupakan kelanjutan dari misi yang
Kata Kunci: Dakwah Kultural, Muhammadiyah, telah dibawa Rasulullah Muhammad Saw, yaitu
Berperadaban menjadikan Islam sebagai agama yang raḥmatan lil
„alamīn[2]. Seiring dengan perkembangan
Muhammadiyah yang semakin pesat,
Muhammadiyah memiliki tujuan dalam gerakan
dakwahnya seperti yang tercantum dalam

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


158 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

Anggaran Dasar Muhammadiyah yaitu mengartikulasikan diri dalam wadah budaya


menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, sebagai gerakan emansipatoris , maka Islam akan
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar sulit diterima dan ditinggalkan umatnya. Atas
– benarnya[3]. dasar itu, menurut Mulkham bahwa dakwah
Dakwah kultural merupakan suatu kultural akan menempatkan Islam di atas
pendekatan dakwah dengan memperhatikan pluralitas agama dalam rangka memberikan visi,
kecendrungan mad’u sebagai makhluk berbudaya. motivasi, pencerahan kemanusiaan dalam bingkai
Dakwah yang memperhatikan kecendrungan kebangsaan dan kebudayaan.
mad‟u sebagai sasarannya akan sangat Lebih lanjut, menurut Mulkam bahwa
memudahkan penyampaian pesan-pesan hadiran dakwah kultural bagi Muhammadiyah
dakwah[4]. Untuk itu dakwah harus dihadirkan sebagai media dalam menanamkan nilai – nilai
dengan cara yang lebih cerdas, bijak dan mampu pendidikan Islam telah merubah bentuk – bentuk
membuat mad‟u dengan mudah menerima, bukan pendekatan yang sebelumnya cenderung normatif
menjauhinya. Jadi dakwah harus melihat situasi ke arah kontekstual dan peka terhadap realitas
dan kondisi mad‟u. Hal ini sejalan dengan firman (lokalitas) [6]. Dakwah kultural menjadi suatu
Allah dalam QS. Ibrahim/ 14 ayat 4: keharusan mengingat situasi dan kondisi yang
dihadapi oleh Muhammadiyah ialah struktur
masyarakat yang heterogen yang meliputi
perbedaan suku, bangsa, ras, budaya, dan lain
sebagainya. Dalam hal ini, yang menjadi fokus
utama ialah sejauh mana dakwah kultural
Muhammadiyah dapat dijadikan sebagai alat atau
media untuk memberikan pendidikan bagi
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, masyarakat, khususnya pendidikan agama.
melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia
dapat memberi penjelasan dengan terang kepada B. Rumusan Masalah
mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia Berdasarkan latar belakang di atas, maka
kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa dikemukakan masalah pokok dalam penelitian ini,
yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha sebagai berikut:
Kuasa lagi Maha Bijaksana.[5] 1. Bagaimana konstribusi gerakan dakwah
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah kultural Muhammadiyah dalam masyarakat?
mengutus para Rasul untuk berdakwah sesuai 2. Bagaimana gerakan dakwah kultural
dengan bahasa kaumnya, berarti dakwah Muhammadiyah dalam mewujudkan
disesuaikan dengan keadaan mad’û.Kesadaran masyarakat berperadaban?
terhadap ayat ini membuat para pendakwah Islam
di Indonesia memilih jalur kultural (cultural C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
approach) sebagai pendekatan dakwah. Islam
dalam adaptasinya dengan masyarakat Indonesia, 1. Tujuan Penelitian
yang justru secara geografis amat berjauhan Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai
dengan awal munculnya agama-agama samawi, berikut:
para penyebar agama lebih cenderung mengambil a. Untuk mengetahui konstribusi
sikap yang akomodatif terhadap budaya Muhammadiyah khususnya dalam konsep
setempat. dan peran dakwah kulutralnya dalam
Strategi ini sangat penting dilakukan masyarakat.
sebagai upaya untuk memahami dinamika b. Untuk memberikan kajian secara luas dan
kebudayaan dan kemajuan peradaban umat mendalam tentang gerakan dakwah
manusia akhir – akhir ini yang semakin kompleks. kultural Muhammadiyah dalam
Setidaknya, jika Islam tidak mampu mewujudkan masyarakat berperadaban

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
163
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

2. Manfaat Penelitian sebagai gerakan. Muhammadiyah bukan


a. Manfaat Ilmiah sekedar alat biasa tetapi sebagai
Diharapkan penelitian ini dapat kendaraan yang penting dan utama.
memberikan konstribusi pemikiran yang Berangkat dari latar belakang lahirnya
signifikan dikalangan para intektual muhammadiyah itu diawali dari hasil
sehingga semakin menambah khasanah perenungan dan kajian yang mendalam
ilmu pengetahuan keagamaannya. oleh KH. Ahmad Dahlan terhadap QS. Al
b. Manfaat Praktis Imran ayat 104 yang kemudian
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi membuahkan hasil berdirinya
bahan renungan dan masukan kepada persyarikatan Muhammadiyah dengan
pembaca pada umumnya dan para dai mengembangankan misi utama yaitu
pada khususnya untuk dapat digunakan menyebarluaskan dan mendakwahkan
sebagai rujukan atau gambaran dalam risalah Islamiyah.
menjalankan dakwah. 2) Muhammadiyah sebagai gerakan
dakwah
D. Tinjauan Pustaka Intensitas dan kualitas dakwah
Muhammadiyah diharapkan mampu
1. Profil Muhammadiyah
memberikan pengaruh terhadap
a. Pengertian Muhammadiyah
pembentukan masyarakat Islami yang
Menurut Pasha,dkk bahwa
bersifat luas. Menurut Munir[8]bahwa
Muhammadiyah dalam arti bahasa
Islam adalah agama dakwah yang selalu
(etimologis) berasal dari bahasa Arab
mendorong pemeluknya untuk senantiasa
“Muhammad” yaitu nama nabi dan Rasul
aktif melakukan kegiatan dakwah. Kegiatan
Allah, kemudian mendapatkan akhiran
dakwah Muhammadiyah pada umumnya
“yah” yang dalam bahasa arab disebut nisbi
dapat dikategorikan dalam tiga bentuk,
yang artinya menjeniskan atau
yaitu dakwah bi al-lisan, dakwah bi al-
meyerupakan[7]. Jadi Muhammadiyah
Qalam, dan Dakwah bi al-hal.
berarti umat Muhammad saw atau
3) Muhammadiyah sebagai gerakan Tajdid
pengikut Muhammadiyah. Sedangkan
Muhammadiyah sejak awal menempatkan
dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah
diri sebagaiorganisasi yang berkhidmat
Bab III Pasal 4 ayat 1 disebutkan bahwa
meyebarluaskan ajaran Islam sekaligus
Muhammadiyah adalah gerakan Islam,
membersihkan berbagai amalan yang
dakwah amar ma‟ruf nahi mungkar dan
terang-terangan menyimpang dari ajaran
tajdid, bersumber pada al-Quran dan As-
Islam. Muhammadiyah dikenal sebagai
Sunnah[8].
gerakan tajdid. Menurut Pasha bahwa ada
b. Ciri Perjuangan Muhammadiyah
dua bentuk tajdid yang dilakukan oleh
Muhammadiyah sebagai gerakan
Muhammadiyah yaitu tajdid dalam arti
sosial keagamaan sudah barang tentu akan
pemurnian (purifikasi) dan tajdid dalam
memiliki warna dalam menjalankan arah
arti pembaharuan (reformasi)[9].
gerak dakwahnya sehingga Muhammadiyah
4) Muhammadiyah sebagai gerakan sosial
tidak hanya nampak kaku dalam
kemasyarakatan
menjalankan misi dakwahnya untuk
Hidup bermasyarakat merupakan
memperbaiki kehidupan umat manusia.
kehendak atau sunnah Allah yang sesuai
Adapun ciri gerak dakwah muhammadiyah
dengan hukum qudrat dan iradatNya.
yaitu:
Oleh karenanya Muhammadiyah
1) Muhammadiyah sebagai gerakan Islam
membangun kerjasama dan kekuatan
Muhammadiyah adalah organisasi yang
sosial keagamaan yang memiliki hubungan
mempunyai dasar Islam yang sifatnya
asnpiratif dengan masyarakat dan

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


164 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

pemerintah yang sesuai dengan ajaran masyarakat adalah kumpulan sekian


Islam (Komprehensif, dinamis, progresif banyak individu baik kecil maupun besar
dan dinamis). yang terikat oleh satuan adat, ritus atau
5) Muhammadiyah sebagai gerakan hukum, khas, dan hidup bersama[13].
kebangsaan. Sedangkan menurut ahmad Muda,
Muhammadiyah adalah gerakan peradaban berasal dari kata adab yang
kebangsaan dituntuk pandangan dan sikap berarti “kehalusan dan kebijakan akhlak”
keagamaannya dalam merespon sedangakan peradaban berarti budaya
perkembangan demokrasi, hak asasi, batin atau kecerdasan berpikir[14]. Dengan
persoalan pluralism bangsa dan aganda- demikian, menurut Effrendi bahwa
agenda strategis bangsa yang menentukan peradaban bukan hanya kemajuan
masa depan bangsa. Rusdianto kebendaan saja, tetapi peradaban tauhid
mengatakan bahwa membangun masa yang dilahirkan yang dilahirkan oleh sistem
depan bangsa adalah suatu ungkapan yang Islam yang menyempurnakan manusia
menyiratkan harapan dan tekad untuk dengan kemanusiannya[15].
mewujudkan keadaan sebaik-baiknya, lebih Dari dua pengertian diatas maka dapat
baik dari masa sekarang atau masa-masa disimpulkan bahwa gerakan Dakwah
lalu[10]. kultural Muhammadiyah adalah suatu
bentuk strategi perubahan sosial yang
2. Gerakan Dakwah Kultural
sesuai dengan kondisi empirik yang
Muhammadiyah
diarahkan kepada pengembangan
a. Pengertian Dakwah Kultural
kehidupan Islami sesuai dengan paham
Menurut Amin, Secara umum bahwa
Muhammadiyah. Muhammadiyah
dakwah merupakan bentuk seruan (to
memperkenalkan gagasan dakwah kultural
propose), ajakan (to summon), panggilan (to
yang berlandaskan pada semangat
call), undangan (to invite) untuk melakukan
menghargai multikulturalisme dan
suatu kebaikan[11]. Selain itu, menurut
menyikapi dinamikas sosial[16].
Bakhtiar dakwah adalah suatu proses
upaya mengubah sesuatu situasi kepada
situasi yang lebih baik sesuai ajaran
II. METODE PENELITIAN
Islam[12]. Sedangkan kultural / budaya
adalah suatu realitas sosial masyarakat A. Jenis penelitian
yang menjadi kebudayaan setempat.
Penelitian ini adalah penelitian
Kebudayaan merupakan khas yang dimiliki
kepustakaan (Library Research) dengan
manusia yang menempati pada wilayah/
daerah tertentu. menggunakan metode analisis deskriptif. Menurut
Menyatukan dua pengertian tersebut, Mustika bahwa Library research adalah
Menurut Munir bahwa dakwah kultural serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
adalah melakukan rekayasa sosial (Taghyir metode pengumpulan data pustaka, membaca
ijtima’i) yaitu cara untuk mengubah tatanan dan mencatat serta mengolah bahan
kondisi masyarakat yang menyimpang, penelitiannya, dngan kata lain, suatu penelitian
salah, buruk menjadi masyarakat yang yang memanfaatkan sumber perpustakaan untuk
terarah, benar dan baik. memperoleh data penelitiannya[17].
b. Pengertian Masyarakat berperadaban B. Pendekatan Penelitian
Masyarakat berperadaban merupakan
dua gabungan kata yang memiliki Pendekatan yang digunakan dalam
pengertian yang sangat urgen dalam penelitian ini yaitu deskriptif – kualitatif, yaitu
pembahasan ini. Menurut Shihab, penelitian yang menjelaskan sesuatu yang menjadi

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
165
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

sasaran penelitian secara mendetail dan III. HASIL PENELITIAN


mendalam, dalam arti penelitian ini dilakukan
A. Konstribusi Gerakan Dakwah Kultural
untuk mengungkap segala sesuatu atau berbagai
Muhammadiyah
aspek dari sasaran penelitian. Metode penelitian
kualitatif yang dimaksudkan dalam penelitian ini Muhammadiyah adalah organisasi sosial
adalah penelitian yang dilakukan secara mendalam keagamaan yang kini sudah tumbuh dan
dengan melihat berbagai aspek dari sasaran berkembang lebih dari 100 tahun dalam
penelitiannya[18] menjalankan dakwahnya. Muhammadiyah dengan
pola gerakan dakwahnya tidak hanya menghadapi
C. Teknik Pengumpulan Data satu macam karakter masyarakat akan tetap
Menurut Nazir bahwa ada dua cara yang Muhammadiyah senantiasa menghadapi
ditempuh dalam pengambilan data yaitu: masyarakat umum yang memiliki berbagai macam
1. Kutipan Langsung yaitu kutipan yang secara suku, budaya yang kini dikenal sebagai masyarakat
langsung tanpa mengubah satu kata pun dari multikultural.
kata-kata pengarang yang biasa disebut Perjalanan Muhammadiyah telah banyak
dengan kuotasi menorekhkan prestasi dan konstribusi terhadap
2. Kutipan tidak langsung yaitu kutipan seluruh masyarakat melalui gerakan dakwahnya terutama
isi bacaan dengan menggunakan kata-kata menghadapi masyarakat multikultural.
sendiri yang biasa disebut dengan paraphrase. Kontstribusi Muhammadiyah dalam tataran
[19]
konsep dan peran dakwah kultural
Muhammadiyah terhadap masyarakat.
D. TeknikPengolaan Data
1. Konsep gerakan dakwah Kultural
Seluruh data yang dihimpun melalui riset
Muhammadiyah
kepustakaan (Library research) itu diolah secara
kualitatif yaitu pengungkapan data melalui Konsep dakwah kultural yang menjadi
deskripsi dalam pengolaannya yaitu mengadakan agenda Muhammadiyah sekaligus menjadi
dan mengemukakan terhadap sifat data yang konstribusi terhadap masyarakat telah disusun
diperoleh kemudian dianalisa lebih lanjut guna secara sistematis sebagai suatu landasan teoritis
mendapatkan kesimpulan. dalam aplikasinya sebagai gerakan Islam. Konsep
dakwah kultural didasari oleh pandangan bahwa
E. Teknik Analisis Data kehidupan seseorang atau masyarakat senantiasa
terus berubah dan berkembang. Dakwah kultural
Metode Kajian atau analisis yang
juga didasari asumsi bahwa setiap orang atau
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
masyarakat memiliki pengalaman hidup yang
1. Analisis Induktif yaitu suatu analisa yang
berbeda serta terus berubah dari, dan, dengan
berdasarkan pada penelitian terhadap hal-hal
cara yang berbeda pula. Sebagaimana dikatakan
yang bersifat khusus dan hasilnya dipakai pada
oleh Nafsih bahwa kecendrungan setiap manusia
hal-hal umum.
mempunyai perbedaan-perbedaan dalam
2. Analisis deduktif yaitu suatu analisa yang
pemahaman, makanya harus pula perlakukan
berdasarkan pada penelitian terhadap hal-hal
dakwah dengan pendekatan langsung dan bersifat
yang bersifat umum dan hasilnya dipakai
spesifik serta dakwah tersebut hendaknya
sebagai kesimpulan yang bersifat umum.
mengadakan pendekatan pendekatan dalam
3. Analisis Komparatif yaitu suatu analisa dengan
rangka mencari simpati bukan antipati[20].
jalan membandingkan beberapa teori,
pendapat atau karya kemudian menarik Membaca konsep dakwah kultural secara
kesimpulan cermat dan teliti sebenarnya akan lebih
memberikan pemahaman secara mendetail
mengenai konsep tersebut. Dakwah kultural

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


166 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

bukan hanya suatu metode yang cenderung Peran dakwah kultural Muhammadiyah
mengacak-acak ajaran Islam melalui sentuhan senantiasa berupaya mengikuti pola dakwah
secara langsung dengan lokalitas, akan tetapi Rasulullah Muhammad Saw dengan menggunakan
keanekaragaman bentuk-bentuk budaya atau berbagai macam pendekatan sebagai strategi
kebiasaan masyarakat justru potensi akan dakwahnya seperti: pendekatan personal,
dijadikan sebagai medium syiar Islam sehingga pendekatan pendidikan, pendekatan penawaran,
dakwah kultural tidak hanya terhenti pada sisi pendekatan misi, pendekatan korespondensi dan
lokalitas saja. pendekatan diskusi. Strategi dakwah Rasulullah
tersebut ternyata telah menunjukkan suatu
Konsep dakwah kultural Muhammadiyah
keberhasilan yang nyata.
sebenarnya telah memiliki alat untuk membangun
masyarakat madani atau masyarakat Menurut Ali Mustafa Yakub, mengatakan
berperadaban. Dakwah kultural dengan bahwa sekurang-kurangnya ada dua faktor yang
pengembangan masyarakat dilakukan dengan sangat menentukan dalam dakwah beliau;
pengembangan sumber daya manusia melalui pertama, adanya konsistensi Nabi dengan etika
pemberian bekal sesuai dengan kebutuhan dan dakwah yaitu tidak memisahkan antara ucapan
kecendrungan kehidupannya. Selain itu, menurut dan perbuatan, tidak mencerca sesembahan
Ghazali bahwa dakwah kultural juga harus lawan, tidak melakukan kompromi dalam hal
mampu melakukan pembebasan manusia dari agama, dan tidak meminta imbalan. Kedua,
belenggu kebodohan dan pemberian penghargan adanyan keteladanan beliau berikan kepada para
atas harkat dan martabat kemanusiaan dengan sahabat[22].
mamasukkan prinsip-prinsip Islami yaitu prinsip
Menurut Asep Muhyiddin, bahwa Peran
Tabsyir, Ishlah dan Tajdid (TIT)[21].
strategi dakwah Muhammadiyah senantiasa
2. Peran gerakan dakwah Kultural melakukan empat ragam kegiatan dakwah,
Muhammadiyah seperti Tabligh dan ta’lim, Irsyad, Tadbir, dan
Tathwir[23].
Muhammadiyah adalah organisasi yang
lahir sebagai alternatif berbagai persoalan yang Peran Muhammadiyah dalam dakwah
dihadapi umat Islam di Indonesia sekitar akhir kulturalnya senantiasa berpusat pada
abad 19 dan awal abad 20. Muhammadiyah pembaharuan (tajdid) dan pemurnian (purifikasi).
merupakan konsekuensi logis munculnya Kegiatan pembaharuan dan pemurnian itu,
pertanyaan-pertanyaan sederhana seorang Muhammadiyah mengajak masyarakat untuk
muslim kepada diri dan masyarakatnya tentang melakukan telaah ulang atas sistem mazhab dan
bagaimana memahami dan mengamalkan taklid buta dalam rangka pemberantasan TBC
kebenaran Islam yang telah diimani sehingga (takhayul, Bid‟ah dan churafat). Weinata Sairin
pesan global Islam yaitu Rahmatan Lil alamiin atau juga mengungkapkan bahwa gerakan dakwah
kesejahteraan bagi seluruh kehidupan dapat Muhammadiyah senantiasa banyak diarahkan
terwujud dalam kehidupan objektif umat untuk pemberantasan segala hal yang berbau
manusia. TBC[24].
Sejak kehadirannya di tengah-tengah
panggung sejarah, Muhammadiyah telah
B. Gerakan Dakwah Kultural
memberikan konstribusi yang nyata bagi
Muhammadiyah dalam mewujudkan
kehidupan masyarakat, bangsa dan bernegara di
masyarakat Berperadaban
Indonesia. Peran dan partisipasi Muhammadiyah
disebut dengan amal usaha Muhammadiyah dan Muhammadiyah dengan arah gerakan
itu dijalankan dengan berbagai cara dan bentuk dakwahnya delam berbagai bentuk sebagaimana
sehingga sejak gerakan itu lahir dan berlangsung dijelaskan sebelumnya bahwasanya
hingga kini memang diakui oleh banyak pihak. Muhammadiyah telah memberikan konstribusi

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
167
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

terhadap masyarakat, tentunya itu mengarahkan a. Tantangan dari Anggota Muhammadiyah


masyarakat menjadi masyarakat berperadaban. Sendiri
Namun telah dipahami bahwa konstribusi
Muhammadiyah memasuki abad ke-2
dakwah kultural Muhammadiyah baik dalam
tentunya banyak hal yang perlu dibenahi
tataran konsep maupun peran dakwah yang telah
agar tetap eksis selama-lamanya. Salahsatu
dijalaninya dengan tujuan mewujudkan
hal yang patut dilakukan adalah
masyarakat berperadaban itu telah banyak
menjadikan Muhammadiyah menjadi
mengalami tantangan dan tentu memerlukan
organisasi yang bukan hanya menginginkan
langkah-langkah strategis untuk menghadapi
banyak anggota, tetatp harus juga menjadi
tantangan tersebut.
organisasi yang berkualitas, terutama
1. Tantangan Dakwah Kulutural Muhammadiyah kualitas anggota-anggotanya.
Menyusun suatu strategi dakwah yang Tentunya bukanlah sekedar omong
caspleng dalam konteks masyarakat kosong belaka, ternyata banyak fenomena
spasiotemporal seperti sekarang ini. Kesulitan yang terjadi dikalangan Muhammadiyah.
mengahadang takkala kita menorehkan wajah Orang dengan begitu mudahnya masuk
kedepan langsung berhadapan dengan hamparan menjadi anggota Muhammadiyah hanya
tatanan masyarakat informatif-industrial beserta dengan bukti memiliki kartu anggota
segala dampak yang ditimbulkannya. Betapa Muhammadiyah yang saat ini ternyata
rumitnya memetakan arah pekembangan semakin mudah didapatkan dengan tidak
masyarakat itu sehingga kita gagap menyiasatinga. memandang siapa mereka dan apa yang
Semua itu menandakan bahwa tuntutan akan sudah mereka lakukan untuk
keharusan merubah strategi komunikasi dakwah perkembangan dakwah Muhammadiyah.
tidak bisa ditunda-tunda lagi khususnya Padahal dalam kehidupan sehari-harinya
menghadapi peradaban global yang serba tidak mencerminkan kepribadian
industrial itu. Muhammadiyah.
Kecendrungan peradaban global Selanjutnya, yang paling mengecewakan
(millenium ke-3) bukanlah sesuatu yang harus dan menyesatkan hati adalah mereka
dihindari, melainkan dihadapi dengan penuh banyak menjadi anggota Muhammadiyah
kearifan manusiawi. Iptek yang terus berkembang henya karena ingin masuk dan bekerja di
harus menjadi media pengembangan religiusitas amal usaha Muhammadiyah. Hal
dan jalan mendekatkan diri kepada Allah Swt. menjadikan bias Muhammadiyah
Masyarakat global juga menampakkan ciri-ciri kehilangan banyak aset amal usaha. Banyak
sebaga masyarakat fungsional, masyarakat kasus yang telah terjadi, sekolah
teknologis, saintifik, terbuka, pemiskinan agama, Muhammadiyah beralih nama, masjid
dan masyarakat permisif. dikuasai oleh pihak lain dan lahan/ wakah
tanah dikerjakan dan akhirnya diklaim oleh
Perkembangan Muhammadiyah yang kiat
orang lain sebagai pemiliknya. Kejadian-
pesat ini, tentunya kita akan berfikir bahwa akan
kejadian nyata ini harus segera diatasi
semakin banyak pila tantangan yang akan dihadapi
demi kelangsungan dakwah di
dan mestinya akan lebih kompleks dari apa yang
Muhamamidyah.
dihadapi oleh KH. Ahmad Dahlan. Hal ini akan
menjadi tantangan semua kader Muhammadiyah b. Tantangan dari Organisasi Lain
untuk selalu mendakwahkan ajaran Islam yang
Perkembangan Muhammadiyah yang
sebenar-benarnya melaui organisasi
sangat pesat tentunya akan menjadikan
Muhammadiyah. Adapun tantangan dakwah
banyak organisasi lain meniru untuk
Muhammadiyah adalah:
melakukan hal yang serupa, minimal

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


168 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

mereka akan belajar bagaimana menjadi Islam sebagai gerakan Sipilis, yaitu
seperti Muhammadiyah. singkatan dari sekularisme, pluralisme,
dan liberalisme.
Selain tantangan dari organisasi yang
menjadikan Muhammaidyah sebagai patner 3) Gerakan nativisasi adalah suatu
mereka, tentunya masih banyak lagi kegiatan dengan menitiberatkan pada
tantangan dari organisasi lain yang tidak penghapusan nilai-nilai etika dan moral
suka dengan gerakan Muhammadiyah, serta spritual dalam kehidupan sehari-
terutama kaum-kaum sempalan yang hari. Mereka beranggapan bahwa etiak,
mengaju Islam tetapi tidak menjalankan moral dan spritual tidak ada
ajaran Islam dan bahkan mereka merubah- hubungannya denga kkehidupan dunia.
ubah syariat Islam yeng telah Mereka ingin memisahkan nilai-nilai
disempurnakan oleh Rasulullah saw. dari umat Islam.
Muhammadiyah sebagai jargon dakwah Semua tantangan umat Islam
amar ma‟ruf nahi mungkar yang atas ketidaksenangan umat lain
memerangi ajaran yang berbau tahayyu, terhadap kejayaan Islam, hal ini telah
bid‟ah dan curafat (TBC). Hal ini pula digambarkan oleh Allah Swt dalam
menjadikan Muhammadiyah banyak FirmaNya QS. Al-baqarah/ 2 ayat 120 :
dimusuhi oleh masyarakat Indonesia
khususnya kaum tradisionalis yang banyak
dianut kebanyakan umat Islam Indonesia.
Mereka menanganggap bahwa dakwah
Muhammadiyah akan mengancam
eksistensi mereka dan pengaruh mereka
dikalangan kaum muslimin.
c. Tantangan dari agama lain
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang
Tantangan dari agama lain yang dihadapi kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
oleh umat Islam begitu banyak bentuknya, mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah
namun yang sering kita dengarkan Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya
tantangan dakwah Islam adalah gerakan jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pemurtadan, gerakan sekularisasi, dan pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak
gerakan nativisasi. lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu[25].
1) Gerakan permutadan yang dilakukan
sekelompok orang-orang yang tidak 2. Langkah-langkah dakwah Kultural
senag terhadap kemajuan Islam dan Muhammadiyah dalam mewujudkan
mengajari umat Islam dengan sesuatu masyarakat berperadaban
yang menyimpang. Gerakan ini
Menurut Soeratno bahwa geraka langkah
umumnya dilakukan pada masyarakat
dakwah Muhammadiyah sebagai gerakan kultural
yang berada pada garis kemiskinan.
tercermin dalam empat karakter yang selanjutnya
2) Gerakan sekularisasi yang dilakukan dipandang dan sekaligus menjadi strategi
dengan pemahaman keagamaan yang perjuangan Muhammadiyah[26]. Empat tersebut
seolah-olah dilaksanakan oleh gerakan adalah:
keagamaan. Gerakan ini umumnya a. Dimensi ijtihad dan tajdid yang
dilakukan melalui gerakan pemikiran. berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah
Dari pemahaman ini, timbullah apa b. Aktualisasi cita-cita perjuangan melaui
yang disebut berbagai kalangan ilmuan organisasi

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
169
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

c. Karakter Muhammadiyah yang cenderung dapat secara mudah beradaptasi


anti kemapanan terhadap lembaga dengan sistem sosial yang berkembang
keagamaan yang bersifat kaku. dilingkungan dimana ia berada. Untuk
d. Muhammadiyah selalu antipatif terhadap itu, Muhammadiyah harus cerdas dan
segala tuntutan perubahan zaman. cermat dalam memahami kondisi
psikologi masyarakat. Pemahaman
Muhammadiyah dengan gerakan
psikologi itu akan sangat menentukan
dakwahnya berupaya berjalan dengan maksimal
bagaimana Muhammadiyah bersikap
dengan harapan agar tujuan dakwah yang akan
dalam menghadapi dan menyelesaikan
menjadi cita-cita Muhammaidyah kelak akan
persoalan masyarakat.
tercapai. Itulah sebabnya Muhammadiyah
3) Langkah-langakh strategis
senantiasa optimis untuk selalu berupaya sekuat
Upaya untum memetakan langkah-
tenaga dan pikirannya untuk mencapai tujuannya
langkah strategis yang dilakukan
dengan melakukan langkah-langakh gerakan
Muhammaidyah dengan menyusus
dakwahnya baik berupa teoritis maupun secara
sistematikan dalam berdakwah serta
praksis.
mengatur rentang waktunya secara
a. Langkah teoritis dakwah kultural
simultan. Dkwah kultural jelas harus
Muhammadiyah
bertahap karna tidak mungkin
Adanya suatu tatanan sosial dalam
mengaplikasikannya secara langsung
masyarakat berupa unsur-unsur, norma-
dan totalitas.
norma, paradigma, adat istiadat, dan lain
4) Metode penyampaian yang akurat
sebagainya. Beberapa hal itu merupakan
Melalui serangkaian langkah yang telah
suatu fakta sosial yang tidak dapat
diatur secara tepat dan akurat, syiar
dihilangkan dalam suatu masyarakat
Islam diharapkan dapat berjalan sesuai
sehingga akan berdampak pada pola
dengan sasaran, meskipun pelaksanaan
gerakan dakwah Muhammadiyah yang
dakwah kultural menggunakan medium
harus ditempuh.
lokalitas, namun orientasi purifikasi
Muhammadiyah dalam langkah
tetap akan menjadi tujuan utama.
teoritisnya, dakwah kultural
Dengan demikian dakwah kultural
Muhammadiyah membutuhkan beberapa
merupakan konsep dakwah yang akan
langkah yang meliputi:
mencoba mengislamkan kultur lokal
1) Pengenalan/ pemahaman kondisi
secara bertahap dan terencana.
sosial-kultur suatu daerah
b. Langkah praktis dakwah kultural
Pengenalan/pemahaman kondisi sosial
Muhammadiyah
kutur daerah dilakukan untuk
1) Langkah praksis secara umum
mendapatkan berbagai macam
Langkah praksis dakwah Muhammadiyah
informasi seputar paradigma, tradisi,
secara umum sebagaimana tercantum
serta pemahaman agama masyarakat.
dalam Anggaran Dasar Rumah Tangga
Apakah model berpikir, tradisi dan
Muhammadiyah Pasal 3 tentang langkah/
pemahaman masyarakat setempat
usaha Muhammadiyah yang diwujudkan
masih sesuai dengan rambu-rambu
dalam bentuk amal usaha, program, dan
ajaran Islam atau berseberangan.
kegiatan.
2) Pengenalan/ pemahaman kondisi
2) Langkah praksis secara khusus
psikologi masyarakat
Muhammadiyah telah berkiprah
Pengenalan/pemahaman kodisi
diseluruh lini kehidupan untuk
psikologi masyarakat setempat yang
mewujudkan masyarakat berperadaban.
membutuhkan perangkat disiplin ilmu
psikologi. Muhammadiyah diharapkan

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


170 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

Sejumlah langkah praksis yang dapat kita langkah-langkah dalam mengambil suatu
lihat antara lain: tindakan yang tepat yang dikenal dengan
a) Pemurnian Akidah manajemen dakwah Muhammadiyah.
Muhammadiyah sejak kelahirannya telah
2. Muhammadiyah dengan gerakan dakwah
berkomitmen untuk bersama-sama
kulturalnya mampu memberikan konstribusi
memberantas segala bentuk praktik
yang signifikan (kuat) terhadap masyarakat
kesyirikan dan berusaha terus meningkatkan
dengan adanya pola pemahaman yang
keimanan dan ketaqwaan menuju kehidupan
disampaikan. Orientasi dakwah kultural
bertauhid yang sesuai dengan ajaran Islam.
Muhammaidyah dalam mewujudkan
b) Pengamalan dan pembinaan ibadah
masyarakat berperadaban senantiasa
Muhammadiyah senantiasa melakukan
terwujud dengan adanya konsistensi yang
dakwah kultural dalam bentuk pengamalan
dimiliki Muhammadiyah untuk menjalankan
dan pembinaan ibadah melalui basis-basis
gerak dakwahnya ditengah-tengah masyarakat
kegiatan jamaah dan dakwah jamaah sehingga
baik dalam bidang aqidah, ibadah, maupun
terwujud kehidupan Islami dalam masyarakat.
muamalah yang sesuai dengan syariat Islam.
c) Pembinaan akhlak
Muhammadiyah senantiasa terus melakukan
pembinaan-pembinaan akhlak agar setiap V. DAFTAR PUSTAKA
orang Islam menjadi sosok Insan Kamil
(manusia paripurna) sebagaimana idelnya tipe
manusia dalam pandangan Islam [1] Drs. H Musthafa Kamal Pasha B.Ed & Drs. H. Ahmad
Adaby Darban, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam.
d) Pengalaman muamalar yang sesuai dengan Yogyakarta: Pustaka SM, 2009), h. 136
syariat
[2] Quraish Shihab, Tafsir AL Misbah: Pesan, Kesan dan
Muamalah duniawiyah Muhammadiyah telah
Keserasian Al Qur’an. (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.
mempelopori pelaksanaan ajaran Islam dalam 519 – 520
lembaga-lembaga amal yang dikenal dengan
[3] `Rosyad Sholeh, Manajemen Dakwah Muhammadiyah.
amal usaha. (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010), h. 44
Terbentuknya amal usaha dibidang
pendidikan, kesehatan, ekonomi dan [4] Imam Muchlas, Landasan Dakwah Kultural: Membaca
Respons Al-Quran Terhadap Adat Kebiasaan Arab
sebagainya merupakan contoh dari gerakan Jahiliyyah, Cet Ke-1, (Yogyakarta: Suara
amaliah Muhammadiyah agar Islam terwujud Muhammadiyah, 2006), h. 119-122
dengan nyata kehidupan publik. [5] Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya,
(Bogor : Dharma Karsa Utama, 2007), h.255
[6] Abdul Munir Mulkhan. Dkk. 1 Abad Muhammadiyah:
IV. KESIMPULAN Gagasan Pembaharuan Sosial Keagamaan. Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara, 2010
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa
tentang gerakan dakwah kultural Muhammadiyah [7] Drs. H Musthafa Kamal Pasha B.Ed & Drs. H. Ahmad
maka dapat ditarik sebuak kesimpulan bahwa: Adaby Darban, ... h.112
[8] PP MuhammadiyahAnggaran Dasar dan Anggaran
1. Gerakan dakwah Kultural Muhammadiyah Rumah Tangga, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,
jelas bermuara pada sudut pendekatan 2011), h.9
pemahaman Islam yang memandang [9] Drs. H Musthafa Kamal Pasha B.Ed & Drs. H. Ahmad
keberadaan lokalitas secara umum. Adaby Darban, ... h.161
Muhammadiyah dengan gerakan dakwah
[10] Rusdianto, dkk, Melacak Kekafiran Berpikir. Cet.X (
kulturalnya merupakan suatu skonsep yang Yogyakarta : Ushwah, 2009), h.35
strategis aplikatif yang harus digunakan dalam
[11] Samsul Munir Amin. ILMU DAKWAH. Cet I (Jakarta:
menghadapi masyarakat secara luas sehingga AMZAH, 2009), h.1
muhammaidyah harus menyusun suatu

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
171
ISBN 978-602-50710-7-2 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

[12] Wahid Bakhtiar,Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Cet.


I (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997),:h.31
[13] M. Quraish Shihab, WAWASAN AL-QURAN, Tafsir
Tematik atas Pelbagai, cet II, (Bandung: Mizan Pustaka,
2007), h.421
[14] Ahmad Muda,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Cet I,
Reality Publise, 2006, h.13
[15] Machmoed Effrendi, Sejarah Budaya, Cet. I (Jakarta:
Depdikbud,1999), h.106-107
[16] Fachruddin Fuad.: Agama dan Pendidikan Demokrasi, :
Pengalaman Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama, Cet.I
(Jakarta: Pustaka alvabet, 2006), h. 118
[17] Mustika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta:
Yayasan Obor Nasional, 2004), h. 2-3
[18] Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk
Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h.
9
[19] Moh Nazir, Metode Penelitian, Cet III, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1988), h.124
[20] Abd. Karim Nafsih, Menggugat Orang Shalat “ antara
konsep dan Realita, Cet. I (Mojokerto: Alhikmah,2005),
h.121
[21] Abd. Rohim Ghazali,dkk. Muhammadiyah sebagai tenda
Kultural. Cet I (Jakarta Selatan: Maarif Institute, 2003),
h.6
[22] Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi,
(Jakarta: Pustaka, 2000), h. 94-95
[23] Asep Muhyiddin, Metode Pengembangan Dakwah,
(Bandung: Pustaka Setia,2002), h.34-35
[24] Weinata Sairin,Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h.48
[25] Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya,
(Bogor : Dharma Karsa Utama, 2007), h.19
[26] Chamamah Soeratno,dkk. Muhammadiyah sebagai
Gerakan Seni dan Budaya: Suatu Warisan Intelektual yang
terlupakan, Cet. I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),
h. 80

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


172 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)

Anda mungkin juga menyukai