4
H.M. Djindar Tamimy, Pokok-pokok Pemahaman Islam dalam Muhammadiyah, tulisan lepas tidak
diterbitkan, 1985; lihat pula A. Rosyad Sholeh et.al, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam.
Yogyakarta: Persatuan, 1980
5
ibid.
Dakwah Kultural dan Pluralitas Budaya
Interaksi Muhammadiyah dengan pluralitas budaya, dan lebih khusus seni
budaya dan komunitasnya telah melahirkan sejumlah ketegangan, baik yang bersifat
kreatif maupun destruktif.
Ketegangan tersebut bersumber pada realitas historis-sosiologis, bahwa
banyaknya kebudayaan dan seni budaya pada khususnya yang dikembangkan berasal
dari ritual-ritual keagamaan sebelum kedatangan Islam. Sehingga banyak seni-budaya
dan tradisi budaya lokal yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang
bertentangan dengan aqidah, syari’ah dan akhlak Islam. Di samping itu, juga
bersumber dari kerigidan pemahaman agama, yang tidak memberi ruang kepada
pluralitas budaya dan pemahaman keagamaan, dan pemahaman terhadap ajaran Islam
yang terlalu tekstual dan literal, dengan tidak melakukan pemekaran makna, tidak
menggunakan pendekatan rasional dan pendekatan integratif (tauhidi).
Dalam kaitan dengan dengan pluralitas budaya dan tradisi lokal, dakwah
kultural, sebagaimana dikemukakan di muka, Muhammadiyah memberikan sikap ko-
eksistensi dan pro-eksisten dalam rangka tabsyiriyah, tetapi pada saatnya
Muhammadiyah melakukan islah dan tajdid, sehingga seni dan budaya lokal yang
tidak bertentangan dengan aqidah, syari’ah dan akhlak Islam dapat dipertahankan
dengan memberikan isi dengan pesan-pesan keislaman. Di samping itu melakukan
kreasi baru dengan menawarkan kultur alternatif yang merupakan ekspresi dari
pengahayatan ajaran Islam, serta meluruskan segala kultur, dan seni-budaya yang
membawa nilai-nilai kemusyrikan, takhayul, bid’ah dan khurafat menuju al-tauhid al-
khalis. Dengan demikian sikap ko-eksistensi dan pro-eksistensi merupakan
konsekwensi pluralitas budaya dan sikap rasional Muhammadiyah, akan tetapi sikap
ini merupakan bagian dari proses dalam tahapan dan marhalah dakwah. Sedangkan
tujuan akhir dakwah cultural Muhammadiyah adalah tujuan dakwah Islam itu sendiri,
yaitu tegaknya aqidah, syari’ah dan akhlak Islam secara kaffah, dan bersih dari syirk
dan TBC. Wa fawqa kulli dzi 'ilmin 'Alim.