Anda di halaman 1dari 15

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

D i su su n o le h ke lom p ok 10 / Ke las A :
DELL A SE K AR SARI A. (h u ku m )
AND I AC HM AD J UNIAR M ARIO ( hu k u m)
M UHAM MAD IK HSANULL AH PUT RA ( hu ku m)
SITI RAHM AH ( ASM )
HIK M AH M AGFIRA (ASM )
Latar Belakang

Islam diketahui memiliki karakteristik yang khas di


bandingkan dengan agama-agama yang datang
sebelumnya. Di era globalisasi ini, banyak masyarakat
dan khususnya bagi para pelajar yang acuh tak acuh
dengan sejarah Negara, apalagi sejarah paradaban
islam. Dewasa ini mereka hanya memandang sejarah
sebagai dongeng yang membosankan untuk di dengar.
Padahal, sejarah, apalagi sejarah peradaban islam
sangat penting bagi kita semua.
Tujuan

1.    Mengetahui konsep kebudayaan dalam Islam.


2.    Mengetahui sejarah intelektual Islam.
3.    Mengetahui masjid sebagai pusat peradaban
Islam.
4.    Mengetahui nilai –nilai dalam budaya Islam.    
Manfaat
1.    Menumbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan Islam yang merupakan buah

karya kaum muslimin masa lalu

2.     Memahami berbagai hasil pemikiran dan hasil karya para ulama untuk

diteladani dalam kehidupan sehari-hari.

3.    Membangun kesadaran generasi muslim akan tanggung jawab terhadap

kemajuan dunia Islam.

4.    Memberikan pelajaran kepada generasi muslim dari setiap kejadian untuk

mencontoh/meneladani dari perjuangan para tokoh di masa lalu guna perbaikan

dari dalam diri sendiri,masyarakat,lingkungan negerinya serta demi Islam pada

masa yang akan datang.

5.    Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah

diraih umat terdahulu.


Pembahasan
A.  Konsep Kebudayaan dalam Islam

Kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu buddhayah yang merupakan

bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Budi mempunyai arti akal, kelakuan,

dan norma. Sedangkan “daya” berarti hasil karya cipta manusia. Dengan

demikian, kebudayaan adalah semua hasil karya, karsa dan cipta manusia di

masyarakat. Istilah "kebudayaan" sering dikaitkan dengan istilah "peradaban".

Perbedaannya : kebudayaan lebih banyak diwujudkan dalam bidang seni, sastra,

religi dan moral, sedangkan peradaban diwujudkan dalam bidang politik, ekonomi,

dan teknologi.

Sedangkan pengertian Islam berasal dari bahasa arab yaitu “Aslama-Yuslimu-

Islaman” yang artinya selamat. Menurut istilah, Islam adalah agama samawi yang

diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi
Sehingga disimpulkan bahwa Kebudayaan Islam adalah kejadian
atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan
cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam.
Sehubungan dengan hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi
nilai-nilai ketuhanan atau disebut sebagai peradaban Islam, maka
fungsi agama disini semakin jelas. Ketika perkembangan dan
dinamika kehidupan umat manusia itu sendiri mengalami kebekuan
karena keterbatasan dalam memecahkan persoalannya sendiri, disini
sangat terasa akan perlunya suatu bimbingan wahyu. Allah
mengangkat seorang Rasul dari jenis manusia karena yang
akan menjadi sasaran bimbingannya adalah umat manusia. Oleh
sebab itu misi utama Muhammad diangkat sebagai Rasul adalah
menjadi Rahmat bagi seluruh umat manusia dan alam.
Mengawali tugas utamanaya, Nabi meletakkan dasar – dasar
perkembangan Islam yang kemudian berkembang menjadi
peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dari jazirah Arab,
kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka terjadilah suatu proses
panjang dan rumit, yaitu asimilasi budaya - budaya setempat dengan
nilai – nilai Islam yang kemudian melahirkan budaya
Islam. Kebudayaan ini berkembang menjadi suatu peradaban yang
 Sejarah Intelektual Islam
Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh
Harun Nasution, dilihat dari segi perkembangannya, sejarah
intelektual Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga masa,
yaitu masa klasik, antara tahun 650 -1250 M, masa pertengahan,
antara tahun 1250 – 1800 M, dan masa modern atau
kebangkitan intelektual Islam kembali, antara tahun
1800 M hingga sekarang dan seterusnya.
Pada masa klasik lahir ulama-ulama besar seperti Imam Hanafi,
Imam Hambali, Imam Syafi’i, dan Imam Maliki dibidang
Hukum Islam. Di bidang filsafat Islam seperti  Al Kindi  tahun
801 M, yang berpendapat bahwa kaum Muslimin hendaknya
menerima filsafat sebagai bagian dari kebudayaan Islam.
Sebagian ulama kontemporer sering melontarkan tuduhan
kepada Al-Ghazali sebagai yang pertama menjauhkan filsafat
dengan agama sebagaimana dalam tulisannya “Tahafutul
Falasifah” (kerancuan filsafat). Tulisan Al-Ghazali itu
dijawab Ibnu Rusyd dengan tulisan “TahafutuTahafut” (kerancua
n diatas kerancuan). Pada saat ini ada pertanyaan mendasar yang
sering dilontarkan oleh paraintelektual muda muslim. Mengapa
umat Islam tidak bisa mengusai ilmu danteknologi modern ?.
Jawabannya sangat sederhana, yaitu karena umat Islam
tidak mau melanjutkan tradisi keilmuan yang diwariskan oleh
para ulama besar padamasa klasik. Pada masa kejayaannya umat
Islam terbuai dengan kemegahan yang bersifat material. Sebagai
contoh kasus pada zaman modern ini tidak
lahir  para ilmuwan dan tokoh – tokoh caliber
dunia dikalangan umat Islam dari Negara-negara kaya di Timur
Tengah. Pada sisi yang lain umat Islam yang tinggal di Negara
bekas jajahan sangat sulit membangun semangat kebangkitan
intelektual Islam karena keterbatasannya.
Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam
Dalam bahasa Arab, masjid berarti tempat sujud atau tempat ibadah.Dalam
perjalanan sejarah Islam, masjid bukan sekadar tempat untuk menunaikan
ibadah shalat (terutama shalat berjamaah), namun juga berperan lebih
fenomenal dan krusial dalam menunjang kehidupan masyarakat. Islam
mengajarkan pendirian masjid harus memberikan manfaat luas, terdalam
dan lengkap mengingat seluruh permukaan bumi adalah masjid
namun Masjid pada umumnya hanya dipahami oleh masyarakat sebagai
tempat ibadah khusus seperti shalat, padahal masjid mestinya berfungsi
lebih luas dari pada sekedar sebagai tempat shalat. Sejak awal berdirinya
masjid belum bergeser  dari fungsi utamanya, yaitu sebagai peribadatan.
Padaumumnya,disamping tempat shalat. Masjid pada zaman Nabi
dijadikan sebagai pusat peradaban Islam. Nabi Muhammad SAW
mensucikan jiwa kaum muslimin,membina sikap dasar kaum muslimin
terhadap orang yang berbeda agama atau ras,hingga upaya – upaya
meningkatkan kesejahteraan umat justru melaui Masjid. Masjid dijadikan
symbol kesatuan dan persatuan umat Islam.Selama sekitar 700 tahun sejak
Nabi Muhammad mendirikan masjid pertama,,fungsi masjid masih sebagai
pusat peribadatan umat islam.
.
  Belajar dari sejarah Islam, seharusnya eksistensi masjid pada masa kini harus lebih
mampu memberi makna terdalam, terluas dan terlengkap bagi kehidupan
masyarakat Muslim. Karena itu, pengembangan dan pengayaan ulang atau
revitalisasi fungsi masjid sebagai pusat berbagai kegiatan sosial-keagamaan,
pendidikan, politik, kesehatan dan sebagainya kini menjadi lebih diperlukan.
Tujuannya untuk menciptakan manfaat dan dampak masjid yang maksimal serta
berkesinambungan dalam mengembangkan peradaban dunia Islam yang maju,
ramah, mandiri, damai dan modern
“Sesungguhnya yang dapat memakmurkan masjid-masjid Allah itu hanyalah:orang-
orang yang beriman kepada Allah dan hari yang akhir orang-orang yang
menegakkan shalat dan menunaikan zakat dia tidak takut melainkan hanya
kepada Allah, maka mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. At-
Taubah (9):18).

Allah berfirman dalam Al-Quran: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu


kepunyaan Allah Ta`ala, maka janganlah kamu menyeru seseorang beserta-Nya.”
(Q.S. Al-Jin (72):18)

 Firman Allah dalam Al-Quran: “Sesungguhnya masjid itu dibangun diatas takwa”
(Q.S. At-Taubah (9):108).
 
Nilai-nilai Islam dalam budaya Indonesia
Dalam perkembangan dakwah islam di Indonesia para da’i
mendakwahkan ajaran islam melalui bahasa budaya,
sebagaimana  dilakukan oleh para wali di tanah Jawa. Karena
kehebatan para wali Allah dalam mengemas ajaran islam dengan
budaya setempat sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-
nilai islam telah masuk dan menjadi teradisi dalam kehidupan
sehari-hri mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilai-nilai islam sudah
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan
mereka. Seperti dalam upacara-upacara, adab dan penggunaan
bahasa sehari-hari. Bahasa Arab/ Al Qur’an sudah banyak masuk
dalam bahasa daerah bahkan kedalam bahasa Indonesia baku.
Semua itu tanpa disadari bahwa apa yang dilakukannya
merupakan bagian dari ajaran Islam
Semua itu tanpa disadari bahwa apa yang
dilakukannya merupakan bagian dari ajaran Islam
Banyak tradisi masyarakat indonesia yang bernuansa
islami, biasanya tradisi tersebut dilaksanakan untuk
memperingati hari besar umat islam, seperti misalnya
perayaan sekaten yang diselenggarakan untuk
menyambut maulid nabi, ada juga perayaan yang
dimaksudkan untuk memperingati perjuangan
penyebaran ajaran islam seperti perayaan tabuik di
Pariaman ( Sumatera Barat ) yang diselenggarakan
pada tanggal 10 muharam.
Kesimpulan
1.    Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT
dengan perantara wahyu yang di berikan kepada nabi
Muhammad SAW untuk disebarkan untuk umat manusia
dan kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta
dan masyarakat.
2.    Agama merupakan sumber kebudayaan dengan kata
lain kebudayaan bentuk nyata dari agama islam itu sendiri.
3.    Budaya hasil daya cipta manusia dengan menggunakan
dan mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya. Dan
pada pra islam banyak yang mengandung atau berbau
keislaman.
Saran:
Dengan pemahaman materi kebudayaan dalam islam
di atas, kita dapat memulai untuk meletakkan islam
dalam kehidupan keseharian kita. Kita pun dapat
membangun kebudayaan islam dengan landasan
konsep yang berasal dari islam pula. 
Sekian dan Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai