Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 10

Iptek, Seni dan


Kebudayaan Islam
Our Team

Amelia Dian N. M. Reza H.P Riski Faishal Lutfiah Trisna R


2220104092 2240104132 2240104151 2240104177
Cakupan Bahasan

1. Pengertian IPTEK dan Seni 5. Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam

2. Integrasi Agama, IPTEK dan Seni 6. Sejarah Intelektual Islam

3. Pengertian Kebudayaan 7. Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam

4. Konsep Kebudayaan dalam Islam. 8. Nilai- nilai Islam dalam Budaya

Indonesia
Pengertian Iptek dan Seni
Pengetahuan adalah suatu pemahaman yang diketahui manusia melalui
pancaindera, intuisi, firasat atau yang lainnya akan sesuatu. Sedangkan Ilmu
pengetahuan adalah metode ilmiah dalam pengembangan pengetahuan yang
dijelaskan dan dibuktikan secara teruji
Teknologi adalah terapan dari ilmu-ilmu perilaku serta alam dan juga pengetahuan
lain secara tersistem yang dapat ditunjukan dalam hasil nyata yang lebih canggih .
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia yang bernilai keindahan. Dan
keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat
raya ini.

Dalam pandangan Islam Iptek di gambarkan sebagai cara mengubah suatu sumber
daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi nilainya, Iptek bersifat terikat nilai
yang artinya harus disesuaikan dengan nilai-nilai ajaran islam, ipteks dijadikan
pedoman atau sarana bagi manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai hamba
dan khalifah Allah, agar kualitas ibadah dan kesejahteraannya meningkat.
Islam sangat mendorong pengembangan ipteks, terbukti dengan banyaknya ayat Al-
Qur'an atau Hadits.
Integrasi Agama, Iptek dan Seni
Konsep integrasi antara ilmu pengetahuan teknologi dan seni terdapat penjelasan dalam
Al-Qur’an yang berkaitan dengan tuntutan tanggung jawab yang berkaitan dengan
pengetahuan bahwa semua anggota badan yang meliputi indera pendengaran,
penglihatan dan hal yang harus dipertanggung jawabkan. Seni adalah keindahan yang
merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapkan
keindahan. Seni lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh kecenderungan seniman
yang indah, apapun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia
atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hambaNya
Dalam islam sendiri, Al-Quran tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan
modern, justru islam sangat mendukung kemajuan umatnya untuk melakukan
penelitian dan bereksperimen dalam bidang apapun termasuk dalam bidang
teknologi. Bagi islam,teknologi merupakan bagian dari ayat-ayat Allah yang perlu kita
gali dan kita cari kebenarannya, hal ini terdapat dalam Ayat Al- Qur'an QS. Ali-Imran:
190-191.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan atau Cultuur (Bahasa Belanda), Culture (Bahasa Inggris), berasal dari
perkataan Latyn “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan
mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Berkembanglah arti culture
sebagai “segala daya dan aktivitet manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.

Jadi kebudayaan adalah hasil budi atau akal manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Atau menurut para ahli Kebudayaan adalah suatu tradisi yang menghasilkan cipta, rasa,
karsa dan benda-benda hasil karya manusia baik material maupun non material (baik yang
bersifat kebendaan atau kerohanian), yang dapat mempengaruhi pola kehidupan, cara
berpikir dan gerak sosial individu maupun kelompok untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Konsep
Kebudayaan Islam
Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta, rasa dan karsa manusia yang

berlandaskan pada nilai nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia

untuk berkiprah dan berkembang. Perkembangan kebudayaan yang didasari

dengan nilai-nilai keagamaan menunjukkan agama memiliki fungsi yang

demikian jelas.
Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam
Dibangun atas dasar nilai-nilai ilahiyah

Munculnya sebagai pengembangan dan pemenuhan kebutuhan manusia

Sasaran kebudayaan adalah kebahagiaan manusia, keseimbangan alam

penghuninya

Pengembangan ide, pembuatan, dan karya dituntut sesuai kemampuan

maksimal manusia

Keseimbangan individu dan social antara makhluk lain dengan alam

merupakan cita-cita tertinggi dari kebudayaan


Sejarah Intelektual Islam
Sejarah intelektual agama islam bermula dengan diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi
Muhammad SAW. Dalam sejarah intelektual islam, ilmu pengetahuan sangatlah diagungkan.
Terbukti sebagaimana Rasulullah SAW ketika perang badar membuat keputusan yaitu, tawan kaum
dan musryikin dapat membebaskan diri dengan cara mengajar anak-anak muslimin belajar
membaca dan menulis. Bahkan Al-Quran dan sunnah sebagai pedoman islam memuat kata-kata
tuntunan, observasi dan ilmu. Konsep long life education (belajar sepanjang hidup) sudah dikenal
pada masa kelahiran islam. Ini terbukti bahwa persoalan keilmuwan dalam sejarah islam mendapat
tempat dalam kitab suci dan sabda nabi. Implikasinya menunjukkan kecintaannya pada ilmu
dengan cara menyebarluaskan ilmu tersebut kepada masyarakat.
Perkembangan Sejarah Intelektual Islam
Sejarah intelektual islam dihiasai dengan intensitas penerjemahan buku-buku asing kedalam
bahasa arab.Penerjemahan tersebut dilmulai dengan Daulah Umayah yang disponsori oleh Khalifah
Khalid bin Yazid dan baru mencapai keemasannya pada masa Khalifah Al-Ma’mum dengan
membangun Bait al-Hikmah. Akademi ini tidak hanya berfungsi sebagai lembaga terjemah melainkan
tempat pengembangan sains dan filsafat. Penerjemahan ini tidak hanya berkisar pada warisan
Yunani, tetapi juga mencakup keperadaban lainnya. Ini bukti bahwa penguasa juga ikut andil dalam
sejarah intelektual islam. Lahirnya beragam aliran-aliran pemikiran, maupun mahzab di masing-
masing bidang keilmuan membuat dinamika keilmuan terhadap sejarah intelektual islam semakin
berkembang.
Masjid sebagai Pusat Peradapan
Islam
Masjid berasal dari bahasa Arab sajada yang berarti tempat sujud atau tempat
menyembah Allah swt. Bumi yang kita tempati adalah masjid bagi kaum muslimin. Setiap
muslim boleh melakukan shalat di wilayah manapun di bumi ini; terkecuali di atas
kuburan, di tempat yang bernajis, dan di tempat-tempat yang menurut ukuran syariat
Islam tidak sesuai untuk dijadikan tempat shalat.
Masjid tidak bisa dilepaskan dari masalah shalat. Masjid merupakan tempat orang
berkumpul dan melakukan shalat secara berjamaah, dengan tujuan meningkatkan
solidaritas dan silaturrahmi di kalangan kaum muslimin.
Masjid sebagai Pusat Peradapan Islam
Di masa Nabi saw ataupun di masa sesudahnya, masjid menjadi pusat atau sentral
kegiatan kaum muslimin. Kegiatan di bidang pemerintahanpun mencakup: ideologi, politik,
ekonomi, sosial, peradilan, dan kemiliteran dibahas dan dipecahkan di lembaga masjid. Masjid
berfungsi pula sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam, terutama saat gedung-
gedung untuk itu belum didirikan. Masjid juga sebagai ajang halaqah atau diskusi, tempat
mengaji, dan memperdalam ilmu-ilmu agama ataupun umum.
Penetapan shalat menjadi lima waktu seperti sekarang ini baru disyariatkan menjelang
Nabi saw hijrah ke Madinah. Sampai saat itu, ibadah shalat dilakukan di rumah rumah.
Masjid sebagai Pusat Peradapan
Islam
Sampai saat itu Rasulullah SAW berhasil mengubah masyarakat Arab jahiliyah
menjadi masyarakat yang terbaik (Khaira Ummah). Rasulullah juga berhasil mengubah
kampung kecil bernama Yatsrib yang tidak dikenal dan tidak masuk dalam peta menjadi
Madinatul Munawaroh yaitu pusat peradaban yang gemanya sampai keseluruh dunia.
Pertumbuhan remaja masjid, dewasa ini juga termasuk upaya memaksimalkan fungsi
kebudayaan yang diemban masjid.
Contoh saja saat ini di Indonesia banyak pondok pesantren yang bermula dari
berdirinya sebuah masjid sebagai tempat para kiai mengajar. Hal tersebut merupakan
bukti bahwa masjid berperan penting sebagai pusat kebudayaan Islam.
Nilai- nilai Islam dalam
Budaya Indonesia
Nilai-nilai Islam yang telah masuk dan menjadi budaya di Indonesia

contohnya seperti bersikap ramah tamah dan mengucapkan salam kepada

sesorang yang ditemui, berpakaian dengan rapi dan sopan sesuai dengan

etika norma sosial dan agama, makanan yang diperjualbelikan memiliki

sertifikat halal, dan sebagainya.


"THANK YOU"
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai