Anda di halaman 1dari 13

Kebudayaan dan Seni Islam di Indonesia

Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah SII


Dosen pengampu : Imamul Huda, M. Pd.I

Disusun Oleh :

1. Weni Nuraning Tiyas 23040170005


2. Elviyani 23040190032
3. Jana In Nabila 23040190122

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam merupakan agama yang luas dan fleksibel. Islam mengkaji banyak
hal. Kajian ilmu dalam islam tidak hanya pada inti ajaran islam itu sendiri,
melainkan juga pada ilmu lain yang relevan terhadap ajaran islam. Semua
aspek dan hal dalam kehidupan manusia diatur oleh islam. Cakupan kajian
islam sangatlah luas karena tidak ada satupun hal yang tidak diatur dan
dibahas dalam islam, mulai dari keindahan dalam hal ini seni dan budaya,
ilmu pengetahuan, hingga cara berpikir dengan filsafat. Islam agama yang
mencintai keindahan sehingga dalam islam terdapat aspek hubungan islam
dengan seni dan budaya. Islam merupakan agama yang berkembang, fleksibel
dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Namun hal ini perlu
dipikirkan secara lebih mendasar, logis dan menyeluruh sehingga
perkembangan yang terjadi tidak bertentangan dengan inti ajaran islam. Islam
adalah agama yang sangat menghargai seni. Hampir dalam setiap masa
penyebaran islam diberbagai belahan dunia, seni selalu dianggap sebagai cara
dakwah yang paling tepat. Karena masyarakat akan lebih mudah memahami
nilai-nilai yang dibawa oleh agama islam melalui seni tanpa perlu ada
kekerasan. Setelah agama islam diterima hampir diseluruh dunia, timbul lah
banyak jenis kebudayaan islam. Jenis kebudayaan disetiap daerah berbeda-
beda. Namun, saat ini seluruh kebudayaan islam tersebut telah mengalami
perkembangan yang sangat signifikan dan semakin baik. Hal yang sangat
mempengaruhi perkembangan kebudayaan islam adalah adanya konsep
pengembangan budaya islam. Kebudayaan Islam adalah peradaban yang
berdasarkan pada nilai-nilai ajaran islam. Nilai kebudayaan Islam dapat dilihat
dari tokoh-tokoh yang lahir di bidang ilmu pengetahuan agama dan bidang
sains dan teknologi. Semua itu di ilhami oleh ayat-ayat Al Quran dan sunnah.

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada manusia
sebagai rahmatan lil alamin atau rahmat bagi alam semesta. Hal itu membuat
ajaran Islam tampil sebagai solusi dari segala permasalahan yang menimpa
umat manusia. Upaya Islam sebagai agama rahmatan lil alamin dibuktikan
dengan peran wali songo yang begitu besar dalam penyebaran Islam
khususnya di pulau Jawa. Salah satu cara yang digunakan wali songo adalah
pendekatan melalui kebudayaan, misalnya kesenian. Hal itu menunjukkan
bahwa wali songo mengutamakan jalan yang menjadikan masyarakat tertarik
dan sarat dengan ajakan yang baik daripada mengedepankan hal-hal yang
bersifat normatif dan tekstual. Islam adalah agama yang diturunkan kepada
manusia sebagai rahmat bagi alam semesta dan selalu membawa
kemaslahatan bagi kehidupan manusia di dunia ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kebudayaan dan seni islam?

2. Bagaimana kebudayaan dan seni islam di Indonesia?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui kebudayaan


dan seni dalam islam secara lebih mendalam. Selain itu untuk sebuah
pemikiran dasar tentang apa dan bagaimana seni dan budaya islam
berkembang sekarang di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan dan Seni


Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang
merupakan singkatan dari kata budi (akal atau alat batin yang merupakan
panduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk) dan daya
(kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak).
Sedangkan Seni berasal dari bahasa Latin yaitu “Ars” yang artinya
keahlian. Selain itu seni juga bisa diartikan mengekspresikan ide-ide dan
pemikiran estetika, mewujudkan kemampuan dan imajinasi penciptaan
(benda, suasana, atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah), dan
mewujudkan salah satu dari sejumlah pengekspresian yang dikategorikan
secara konvensional.1
Pada dasarnya setiap karya seni merupakan perpaduan berbagai unsur dan
dibentuk oleh karakteristik tertentu. Suatu bentuk seni yang dilandasi oleh
hikmah atau kearifan dan sebuah spirual tidak hanya berkaitan dengan
penampakan lahir semata (wujud), tetapi juga realitas batinnya (makna).
B. Pengertian Kebudayaan dan Seni Islam
1. Kebudayaan Islam

Dalam sejarah Islam terdapat konsep tentang budaya. Menurut


Mohammad Natsir, Islam merupakan sumber kekuatan yang mendorong
terbitnya suatu kebudayaan. Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT
melaalui malaikat Jibril dengan cara mewahyukan kepada Nabi Muhammad

1
Nur Saidah, “Pendidikan Agama Islam dan Pengembangan Seni Budaya Islam” Jurnal
Pendidikan Agama Islam Vol. 5, No. 1, 2008, hlm. 45.
Saw. Islam bukanlah hasil atau bagian dari kebudayaan. Kebudayaan hasil
ciptaan manusia. Secara kontekstual keduanya memiliki hubungan, bukan
saling berdiri sendiri. Kebudayaan manusia wajib berasas dan dibentuk oleh
ajaran agama. Agama mengarahkan arah yang tepat dalam berkebudayaan
atau berperadaban. Manusia adalah mekhluk yang memiliki berbagai
kelemahan, untuk itu perlu dibimbing oleh agama.2

Dengan berbagai kelebihan dan fasilitas yang diberikan oleh Allah kepada
manusia, beserta tanggung jawab atas semua itu, manusia melahirkan berbagai
ide dan muncul keinginan untuk selalu berbuat dan berkarya. Dan pada
puncaknya, manusia akan menghasilkan apa yang disebut dengan
kebudayaan. Prinsip-prinsip yang diperlukan untuk menghasilkan kebudayaan
yang Islami antara lain:

a) Dibangun atas dasar nilai-nilai Illahiyah


b) Munculnya sebagai pengembangan dan pemenuhan kebutuhan
manusia.
c) Sasaran kebudayaan adalah kebahagiaan manusia, keseimbangan alam
dan penghuninya.
d) Pengembangan ide, perbuatan dan karya, dituntut sesuai kemampuan
maksimal manusia.
e) Keseimbangan individu, sosial dan antara makhluk lain dengan alam
merupakan cita tertinggi dari kebudayaan.
Prinsip kebudayaan dalam Islam adalah suatu di antara dua alternatif.
Sepanjang sejarah umat manusia, kebudayaan hanya mempunyai dua model
yaitu “membangun” atau “merusak”. Kedua model itu hidup dan berkembang
dan saling bergantian (Al-Anbiya : 104). Selain itu prinsip kebudayaan dalam
pandangan Islam adalah adanya ruh (jiwa) di dalamnya dan ruh itu tidak lain
adalah wahyu Allah (Al-Qur’an menurut Sunnah Rasul-Nya), seperti yang
2
Muhammad Takari, Konsep Kebudayaan dalam Islam. Diakses 1 April 2020, 11:36.
telah di nyatakan oleh surat Asy-Syuraa : 52-53. Jika ruh kebudayaan adalah
wahyu Allah, maka kebudayaan bergerak ke arah kemajuan atau membangun.
Dan sebaliknya jika ruh kebudayaan bukan berasal dari wahyu Allah maka
arah kebudayaan ialah akan merusak.

2. Seni Islam

Dalam teori Ernst Diez yang menyatakan bahwa seni Islam atau seni yang
Islamis adalah seni yang mengungkapkan sikap pengabdian kepada Allah
SWT. Kemudian M. Abdul Jabbar melengkapi pernyataan itu dengan
pendapatanya bahwa suatu seni menjadi Islamis, jika hasil seni itu
mengungkapkan pandangan hidup kaum Muslimin, yaitu konsep tauhid,
sedangkan seniman yang membuat objek seninya tidak mesti orang Muslim.

Sedangkan menurut M. Quraish Shihab adalah kesenian Islam tidak harus


berupa nasihat langsung, atau anjuran berbuat kebajikan, bukan juga abstrak
tentang akidah. Seni yang Islami adalah seni yang dapat menggambarkan
wujud ini, dengan bahasa yang indah serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni
islam adalah eskpresi tentang keindahan wujud dari sisi pandang Islam
tentang Islam, hidup manusia yang mengantar pertemuan sempurna antara
kebenaran dan keindahan (Shihab, 1996: 389).

Objek dan cara penampilan seni dapat bebas, artinya boleh


menggambarkan kenyataan yang hidup dalam masyarakat dan memadukannya
dengan apa saja. Lapangan seni Islami adalah semua wujud, tetapi seni yang
ditampilkan tidak bertentangan dengan fitrah atau pandangan Islam tentang
wujud itu sendiri. Pada saat seni telah berfungsi sebagai sarana dakwah
Islamiyah dan bertujuan untuk memperhalus budi, mengingatkan tentang jati
diri manusia serta menggambarkan baik atau buruknya suatu pengalaman,
maka seni tersebut merupakan seni yang bernafaskan Islam.3

C. Kebudayaan dan Seni Islam di Indonesia


Kebudayaan dan seni Islam pada dasarnya sudah mulai berkembang
seiring dengan penyebaran agama Islam di wilayah Nusantara. Saat itu, para
ulama dan mubaligh banyak memanfaatkan berbagai media seni sebagai salah
satu media dakwah, antara lain melalui lantunan syair-syair shalawat, dengan
menggunakan peralatan kesenian gamelan, pementasan wayang golek, dan
lain-lain.
Menurut M. Quraish Shihab, Seni Budaya Islam diartikan sebagai ekspresi
tentang keindahan wujud dari sisi pandangan Islam tentang alam, hidup, dan
manusia yang mengantar menuju pertyhemuan sempurna antara kebenaran
dan keindahan.4
Eksistensi Islam sejak abad ke-11 (sebagian berpendapat abad ke-12 dan
ke-13) di bumi Nusantara meninggalkan warisan keislaman yang bertahan
hingga kini, tidak hanya tradisi dan budaya, tetapi juga peninggalan-
peninggalan situs yang memiliki ciri khas dan guratan seni tersendiri.
1. Kebudayaan Islam di Indonesia
a) Halal Bihalal

Setelah melaksanakan puasa Ramadhan, umat muslim di Indonesia


mempunyai budaya unik yang tidak dimiliki oleh negara lain. Budaya itu
bernama Halal bihalal. Halal bihalal biasanya diisi dengan kegiatan yang
positif seperti berkunjung ke rumah kerabat, silaturahmi, ajang maaf-
maafan, hingga makan bersama.5
3
Nanang Rizali, (Kedukan Seni dalam Islam, TSAQAFA, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam Vol. 1,
No. 1, Juni 2012), hal. 3-4.
4
M. Quraish Shihab, “Islam dan Kesenian”, (Yogyakarta: MKM UAD Lembaga Litbang PP
Muhammadiyah, 1995), hlm. 7 & 193.
5
https://amanat.id/mengenal-halalbihalal-budaya-islam-yang-hanya-ada-di-Indonesia/.
Diakses 28 Maret 2020 pukul 17.00
b) Kupatan

Kupatan adalah salah satu budaya masyarakat Islam di Indonesia


khususnya di Jawa. Kupatan biasanya dilaksanakan 7 hari setelah Hari
Raya Idul Fitri. Menurut masyarakat Jawa kupatan juga memiliki
filosofisnya.6 Budaya kupatan ini merupakan budaya turun temurun yang
dilaksanakan oleh generasi ke generasi dengan menggunakan media
ketupat.

c) Grebeg besar di Demak

Grebeg besar merupakan hasil akulturasi budaya Jawa Islam dengan


budaya Arab. Grebeg besar adalah tradisi ritual yang bertujuan
menghormati perjuangan para wali dalam menyebarkan agama Islam di
tanah Jawa khususnya di Demak Bintoro, yang di prakarsai oleh Sunan
Kalijaga. Grebeg besar dilaksanakan satu tahun sekali pada tanggal 10
Dzulhijjah di masjid agung Demak.7

d) Rabu Kasan di Bangka

Rabu Kasan adalah upacara tradisional yang diadakan sebagai tolak bala
yang dilaksanakan hari Rabu terakhir pada bulan Syafar oleh masyarakat
Bangka. Keunikan dari tradisi ini tidak dilakukan di masjid atau di balai
desa melainkan di pantai desa Air Anyir. Di sana warga berkumpul di
pantai memanjatkan do’a sambil membawa makanan seadanya.

e) Dugderan di Semarang

Dugderan merupakan budaya khas Kota Semarang yang menandai


dimulainya ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Tradisi dugderan ini
telah diadakan sejak tahun 1882 pada masa Kebupatian Semarang di

6
Agus Wahyudi, Pesona Kearifan Jawa, (Yogyakarta: DIPTA, 2014), hlm. 43.
7
Setiyarini, “Ritual Grebeg Besar di Demak” Jurnal PP, Vol. 1, No. 2, 2011, hlm. 166.
bawah kepemimpinan Bupati R.M. Tumenggung Ario Purbaningrat. 8
Perayaaan yang telah dimulai sejak zaman kolonial ini dahulu dipusatkan
dikawasan Masjid Agung Semarang (Masjid Kauman).

2. Seni Islam di Indonesia


a) Batu nisan
Kebudayaan dalam bidang seni, mula-mula ke Indonesia dalam bentuk
batu nisan. Di Pasai masih dijumpai batu nisan makam Sultan Malik as-
Saleh yang wafat tahun 1292, dan di Jawa seperti makam Maulana Malik
Ibrahim di Gresik. Nisan itu umumny didatangkan dari Gujarat sebagai
barang pesanan. Bentuknya lunas (bentuk badan kapal terbalik) yang
mengesankan pengaruh Persia. Bentuk-bentuk nisan kemudian hari tidak
selalu demikian, pengaruh kebudayaan setempat sering mempengaruhi,
sehingga ada bentuk teratai, keris, atau bentuk gunungan.
b) Arsitektur (Seni Bangunan)
Kegiatan keagamaan Islam di Indonesia diadakan di masjid atau
mushala. Pada mulanya, bentuk masjid di Indonesia dipengaruhi oleh seni
bangunan Indosesia-Hindu. Setelah Indonesia merdeka dan dapat
berhubungan dengan negara lain, maka unsur lama secara berangsur-
angsur hilang. Seperti masjid yang menyerupai Taj Mahal India adalah
masjid Syuhada di Yogyakarta.
c) Seni Sastra Islam

Menurut Sukron Kamil di Indonesia sastra Islam dikenal dengan


banyak sebutan, diantaranya:

8
Moh Umar, Sejarah Daerah Jawa Tengah, (Jakarta: Depdikbud Dirjen Kebudayan
Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional,
1994), hlm. 103.
1) Sastra Sufistik, yaitu sastra yang mementingkan pembersihan hati
(tazkiyah an-nafs) dengan berakhlak baik agar bisa dekat sedekat
mungkin dengan Allah SWT.
2) Sastra Suluk, yaitu karya sastra yang menggambarkan perjalanan
spiritual seorang sufi mencapai taraf dimana hubungan jiwanya telah
dekat dengan Tuhan, yaitu musyahadah, penyaksian terhadap Allah
SWT.
3) Sastra Transendental, yaitu sastra yang dibentuk berdasarkan atau
untuk tujuan mengungkapkan prinsip-prinsip kenabian/wahyu.
d) Seni Ukir
Untuk seni ukir hias orang mengambil pola-pola berupa daun, bunga
bukit, pemandangan, garis geometri, dan huruf Arab. Pola ini kerap
digunakan untuk menyamarkan lukisan makhluk hidup. Menghias masjid
pun ada larangan, cukup tulisan-tulisan yang mengingtakan manusia
kepada Allah SWT dan Nabi serta firman-firman Nya.
e) Seni Kaligrafi

Kaum muslimin telah membuat kaligrafi tidak hanya untuk


membentuk tulisan tangan yang indah, tetapi juga untuk mendisiplinkan
jiwa. Menaarik dari sebuah garis dari kanan ke kiri yang merupakan arah
penulisan kaligrafi Arab, bergerak dari pinggir menuju ke hati yang
terletak di sebelah kiri tubuh. Seorang kaligrafer menyadari bahwa dengan
konsentrasi pada penulisan kata-kata dalam bentuk indah, seakan-akan
membawa kepingan jiwa yang tercerai berai kembali bersatu kepusatnya
ini merupakan sisi spiritualis kaligrafi.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Budaya dan seni adalah dua hal yang sudah lama menjadi bagian dari
kehidupan manusia. Seni dan budaya ini selalu berkembang di setiap zamannya.
Islam, sebagai agama Rahmatan Lil Alamin juga menjadi salah satu bagian dari
perkembangan budaya dan seni. Banyak seni yang memasukkan nilai-nilai islam
dalam karya seninya, misalnya seni kaligrafi, nasyid, dan lainnya. Dalam setiap
karya yang dihasilkan, nilai-nilai Islam yang juga merupakan sebagai syiar Islam
di kehidupan bermasyarakat. Budaya pun berkembang dengan nilai-nilai Islam
didalamnya.

Agama Islam mendukung kesenian selama tidak melenceng dari nilai-nilai


agama. Sebaliknya apabila seni itu bertentangan dengan ajaran agama dilarang
secera keras. Kesenian dalam islam diwujudkan dalam seni bangunan, arsitektur,
lukis, ukir, suara, tari dan berbagai macam seni lainnya. Apabila seni membawa
manfaat bagi manusia, memperindah hidup dan hiasannya yang dibenarkan
agama, mengabadikan nilai-nilai luhur dan menyucikannya, serta
mengembangkan serta memperhalus rasa keindahan dalam jiwa manusia, maka
sunnah Nabi mendukung, tidak menentangnya. Karena ketika itu ia telah menjadi
salah satu nikmat Allah yang dilimpahkan kepada manusia.

B. Saran

Dalam kaidah fiqh disebutkan “al adatu muhakkamatun” artinya bahwa


adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari
budaya manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi
yang perlu dicatat, budaya tersebut tidak bertentangan dengan Islam. Ketika
terdapat kebudayaan yang bertentangan dengan Islam, maka kebudayaan itu
harus dihindari. Seperti ngaben di Bali yang mengandung usur-unsur syirik.
Islam selalu memiliki batasan-batasan tertentu untuk mengatur
umatnya agar tidak melenceng dari ajaran Islam. Seni yang dikehendaki islam
adalah seni yang bisa mendatangkan manfaat, bukan mendatangkan mudarat
seperti menimbulkan kemungkaran, syirik, menimbulkan syahwat, dan lain
sebagainya

DAFTAR PUSTAKA

Agus Wahyudi, Pesona Kearifan Jawa, (Yogyakarta: DIPTA, 2014), hlm. 43.
I Gede Arya Sucitra, “Transformasi Sinkretisme Indonesia dan Karya Seni Islam”,
Journal Of Urban Society’s Arts, Vol. 2, No. 2, 2015, hlm. 94.

https://amanat.id/mengenal-halalbihalal-budaya-islam-yang-hanya-ada-di-Indonesia/.
Diakses 28 Maret 2020 pukul 17.00

Moh Umar, Sejarah Daerah Jawa Tengah, (Jakarta: Depdikbud Dirjen Kebudayan
Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi
Sejarah Nasional, 1994), hlm. 103.

M. Quraish Shihab, “Islam dan Kesenian”, (Yogyakarta: MKM UAD Lembaga


Litbang PP Muhammadiyah, 1995), hlm. 7 & 193.

Nur Saidah, “Pendidikan Agama Islam dan Pengembangan Seni Budaya Islam”
Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 5, No. 1, 2008, hlm. 45.

Setiyarini, “Ritual Grebeg Besar di Demak” Jurnal PP, Vol. 1, No. 2, 2011, hlm. 166.

Anda mungkin juga menyukai