Anda di halaman 1dari 9

Daftar Kelompok Tiga

Muhammad Ma'sum : 23040190039


Lutfi Nur Ma'arif : 23040190036
Indah Puspitasari : 23040190046
Aeni Hafidah : 23040190054

Esensi Kurikulum IPS MI / DD


*List Keaktifan*
Kelompok 3

pemateri
1. Lutfi Nur Ma'arif 23040190036
2. Muhammad Ma'sum 23040190039
3. Indah Puspita Sari 23040190046
4. Aeni Hafidah 23040190054

🌞 *Kritik Saran*
1. Lukluk Akmila 23040190103
2. Lutfi Azizatul L 23040190082
3. Wury Novia A 23040190106
4. Susi Mulyaningsih 23040190115
5. Novita Dwi A 23040190140

🌞 *Menambah Materi*
1. Maulida Tazkiya 23040190151
2. Intan Ambarwati 23040190002

🌞 *Bertanya*
1. Wury Novia A 23040190106
2. Puji Lestari 23040190024
3. Susi Mulyati 23040190142
4. Syafira Mawaddah 23040

Penjelasan isi dari kritik dan saran Serta pertanyaan dan Jawaban.
Lukluk Akmila 23040190103
Izin mengkritik :
1. sumber yg berasal dari internet baik footnote atau daftar pustaka belum dicantumkan
kapan waktu mengaskesnya
2. footnote tidak menjorok ke kanan (ditab)
3. footnote nomor 8 belum lengkap.

Lutfi Azizatul Laila 23040190082


Ijin memberi kritik dan sara.

➡️penulisan pada footnote jika dari buku, judul sebaiknya dicetak miring.

➡️pada daftar pustaka penulisan belum times new roman semua.

➡️jika sudah ada footnote tidak usah menggunakan bodynote.

Wury Novia A 23040190106


*Kritik*

🌻 Seharusnya penulisan bahasa asing dicetak miring

🌻Kemudian ada beberapa kata yang tidak di spasi.

🌻Penulisan footnote masih kurang tepat : ada nama pengarang yang tidak menggunakan
huruf kapital, penulisan judl yang tidak menggunakan tanda kutip atau cetak miring.

🌻Penulisan daftar putaka juga masih kurang tepat terlebih yang bersumber dari web
internet tidak ada tanggao pengaksesanya.

Susi Mulyaningsih 23040190115


Ijin mengkritik

🍇terdapat kata asing namun tidak dicetak miring, seharusnya dicetak miring.
Menambah materi
Menurut M. Anshar dan H. Nurtain (Brahim, 2015:7) membagi fungsi kurikulum IPS menjadi
6 fungsi yaitu:
1. fungsi preventif agar kulit terhindar dari hal yang tidak sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan.
2. fungsi korektif yaitu berfungsi sebagai rambu-rambu yang harus dipedomani dalam
memperbaiki pelaksana pendidikan yang menyimpang dari rambu-rambu yang telah digaris
sebelumnya.
3. fungsi konstruktif yaitu memberikan arah yang benar pada pelaksana pendidikan
4. fungsi penyedia dan pengembang agar siswa dapat memperoleh sejumlah pengalaman
baru yang dapat digunakan dalam mengarungi hidup bermasyarakat.
5. bagi administrator kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam memberikan super visi
kepada guru dan proses perencanaan.
6. kurikulum juga berfungsi sebagai pedoman bagi guru untuk memperbaiki suasana dan
iklim belajar.

Novita Dwi Anggraeni 23040190140


Ijin memberi saran dan kritik :
🪶 untuk bab 1 pendahuluan sebaiknya memakai kata "tujuan masalah" bukan "tujuan
penelitian", karna di makalah ini bukan penelitian
🪶 kata bahasa inggris baiknya dicetak miring
🪶 footnote yg diambil dari internet harusnya mencantumkan nama author beserta waktu
penelusuran (footnote 2,4,7)
🪶 nama author pada daftar pustaka belum dibalik

Itu saja kritik dan saran saya, sekian 😊

Maulida Tazkiya F (23040190151)

Ijin menambahi materi


Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-Ilmu Sosial dalam Kurikulum SD 2006 Kelas 3 dan
4
A.Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Dalam hal ini dapat mengembangkan kemampuan anak didik kita untuk hal-hal berikut ini.
Kelas 3 Semester I:
1. Menceritakan Lingkungan alam dan buatan sekitar.
a. Rumah.
b. Sekolah
2. Pemeliharaan lingkungan alam dan buatan sekitar, yaitu rumah.
3.Membuat denah dan peta Lingkungan sekitar.
a. Rumah.
b. Sekolah.
c. Kelurahan/desa.
Kelas 3 Semeter II
1. Mengenal jenis-jenis pekerjaan.
2.Memahami pentingnya semangat kerja.
3.Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah.
4.Mengenal sejarah uang.
5.Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.
Kelas 4 Semester I:
1.Membaca peta lingkungan setempat dengan mengguanakan skala sederhana
meliputi wilayah berikut ini.
a.Kabupaten/kotasetempat
b. Provinsi setempat
2.Menggambarkan penampakan alam beserta hubungannya dengan keragaman social
dan budaya di lingkungan.
a.Kabupaten/kota setempat
b. Provinsi setempat
3.Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk
kegiatan ekonomi di lingkungan setempat.
4. Menghargai keseragaman suku bangsa dan budaya setempat di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi.
5.Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan kabupaten/kota, provinsi
setempat dan dapat melestarikannya.
6.Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya.
Intan Ambarwati 23040190039
Ijin mengkritik di halaman 12 dan 15 , ada kata masih typo tulisan nya.

Terimakasih😊🙏🏻

Wury Novia Arifatunnisa 23040190106.


Apakah ada perbedaan esensi kurikulum ips ktsp 2006 dengan kurikulum ips k.2013
sekrang? Jelaskan perbedaanya!.
Jawaban : terimakasih mba wurry atas pertanyaannya
izinkan kelompok kami untuk menjawab
Di tinjau dari prosesnya
1. Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif, psikomotor,
dan afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar nantinya yang
lebih dominan adalah afektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa dalam proses lebih
menonjolkan afektif dan psikomotornya.
2. Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif (intelektual),
psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP 2006 yang pada tahap
implemntasinya cenderung lebih fokus pada aspek kognitifnya
3. Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di kurikulum
2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10 menjadi 6 mata pelajaran,
tetapi esensi yang diharapkan dari setiap pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang
digunakan didalam kurikulum 2013 adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain.
Integrasi ini disebut pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada kurikulum
2013 namun dmikian berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk tingkat sekolah
dasar penambhan 4 jam dalam 1 minggu.
4. Standar proses pemebelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada penedekatan
pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya menggunkan pendekatan
behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai bergeser menuju kedekatan konstrutivisme.
Hal ini akan berimbas pada guru di kelas yang pada awalnya cenderung menggunkan guru
sebagai sumber pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi siswa dan lingkungannya
sebagai sumber (student-centered leaning).
5. Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang dilakukan
cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada proses pembelajaran.
Pada kurikulum baru ini, penilaian akan di proses belajar turut dimasukan. Nantinya akan
ada penilaian forfolio terhadap forfolio terhadap pribadi siswa.
- Di tinjau dari penilaiannya :
Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan diantaranya :
1. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetisi sesuai tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
2. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
3. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(mis'alnya pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills
dan hard skill, kewirausahaan), belum terakomodasi didalam kurikulum.
4.Kurikulum belum peka dan tanggapan terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat
lokal, nasional maupun global.
5. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.
6. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis pada kompetensi (proses
dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berskala.
7. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan
multi tafsir.
- Perbedaan masing-masing kurikulum
1. KTSP
Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan diantaranya :
a. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetisi sesuai tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
b. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
c. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan
hard skill, kewirausahaan), belum terakomodasi didalam kurikulum.
d. Kurikulum belum peka dan tanggapan terhadap perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, nasional maupun global.
e. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.
f. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis pada kompetensi
(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berskala.
g. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan
multi tafsir.
2. Kurikulum 2013 (K13)
faktor yang menjadi alasan pengembangan kurikulum 2013
a. Pada kurikulum 2013 tantangan masa depan yang dihadapi yaitu arus globalisasi,
masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konfergensi ilmu dan teknologi,
dan ekonomi berbasis pengetahuan.
b. Kompetensi masa depan yaitu meliputi kemampuan berkomunikasi, kemapuan berfikir
jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti
dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
c. Fenomena sosial yang mengemukakan seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,
plagiarisme, kecurangan dalm berbagai jenis ujian, dan kejolak sosial.
d. Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada aspek
kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan bermuatan karakter.

Puji Lestari 23040190024


Ijin bertanya
Bagaimana cara memilih suatu konsep-konsep dalam Ips dan bagaimana kriterianya ?
Konsep-konsep yang dipilih harus dapat digunakan untuk mengorganisasikan,
mensintesiskan sejumlah hubungan, fakta-fakta spesifik dan gagasan-gagasan. Kriteria
pemilihan konsep adalah sebagai berikut:
1. Validity, konsep mewakili secara tepat disiplin ilmu yang terkait
2. Significance, konsep yang bermakna
3. Appropriateness, konsep yang memiliki kelayakan atau kepantasan
4. Durability, tahan lama
5. Balance, memberikan keseimbangan dalam skop atau kedalamannya.

Sri Mulyati 23040190142


Apa esensi kurikulum itu? Jelaskan!
Jawaban : terimakasih mba sri mulyati atas pertanyaannya izinkan kelompok kami untuk
menjawabnya
Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi,analisis, sintesis, evaluasi,
pengambilan keputusan dan kreasi elemen elemen kurikulum.

Syafira Mawaddah 23040190144


pendidikan nilai harus sesuai dengan kehidupan di luar kelas.oleh karena itu
penyampaiannya tidak selalu harus mengacu kepada isi kurikulum yang tidak tertera dalam
rancangan formal.
Pertanyaan saya :
Jika pendidikan nilai tidak harus mengacu pada kurikulum, lalu bagaimana
implementasinya ?
Terimakasih
Jawaban : Menjawab pertanyaan dari mbk Syafira.
Ada tiga (3) cara untuk implementasi pendidikan nilai yang tidak harus mengacu pada
kurikulum yaitu:
1. Di lakukan melalui Pendekatan Penanaman Nilai
Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) adalah suatu pendekatan yang
memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa. Tujuan pendidikan
nilai menurut pendekatan ini adalah: Pertama, diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh
siswa; Kedua, berubahnya nilai-nilai siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang
diinginkan. Adapun metoda yang digunakan dalam proses pembelajaran menurut
pendekatan ini antara lain: keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi, permainan
peranan, dan lain-lain.
2. Pendekatan perkembangan kognitif
Pendekatan ini dikatakan pendekatan perkembangan kognitif karena karakteristiknya
memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini
mendorong siswa untuk berpikir aktif tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat
keputusan-keputusan moral. Perkembangan moral menurut pendekatan ini dilihat sebagai
perkembangan tingkat berpikir dalam membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat
yang lebih rendah menuju suatu tingkat yang lebih tinggi.
Tujuan yang ingin dicapai oleh pendekatan ini ada dua hal yang utama. Pertama, membantu
siswa dalam membuat pertimbangan moral yang lebih kompleks berdasarkan kepada nilai
yang lebih tinggi. Kedua, mendorong siswa untuk mendiskusikan alasan-alasannya ketika
memilih nilai dan posisinya dalam suatu masalah moral.
3. Pendekatan analisis nilai
Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikan penekanan pada
perkembangan kemampuan siswa untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah
yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Jika dibandingkan dengan pendekatan
perkembangan kognitif, salah satu perbedaan penting antara keduanya bahwa pendekatan
analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang memuat nilai-nilai
sosial. Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi penekanan pada dilema moral
yang bersifat perseorangan.
Terdapat dua tujuan utama pendidikan moral menurut pendekatan ini. Pertama, membantu
siswa untuk menggunakan kemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah dalam
menganalisis masalah-masalah sosial, yang berhubungan dengan nilai moral tertentu.
Kedua, membantu siswa untuk menggunakan proses berpikir rasional dan analitik, dalam
menghubung-hubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai-nilai mereka. Selanjutnya,
metoda-metoda pengajaran yang sering digunakan adalah: pembelajaran secara individu
atau kolompok tentang masalah-masalah sosial yang memuat nilai moral, penyelidikan
kepustakaan, penyelidikan lapangan, dan diskusi kelas berdasarkan kepada pemikiran
rasional.

Anda mungkin juga menyukai