Anda di halaman 1dari 5

Budaya dan Seni Dalam Islam

Hatta Gusnadi Putra, 1106847086, Architecture International


Data Publikasi:

Menjadi Cendekiawan Muslim; DR KH Zakky Mubarak, MA


Makalah Agama Kebudayaan dan Seni Islam. Humaira Hana.
http://humairahanads.blogspot.com/2012/11/makalah-agama-kebudayaan-dan-seniislam.html

Pengertian Seni dan Budaya


Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta budhaya yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti
budi atau akal. Sedangkan kebudayaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan akal. Kata budaya
merupakan kata majemuk dari budi dan daya, yang berarti hasil yang diperoleh dari cipta, karsa,
dan rasa. Secara lebih luas kebudayaan mengandung pengertian meliputi pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, dan adat istiadat dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari
anggota masyarakat (Munandar Soelaiman, 1992 dalam Zakky Mubarak, 2010).
Menurut Zakky Mubarrak, dilihat dari dimensi wujud, kebudayaan dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:

Kompleks gagasan, konsep, dan fikiran manusia. Wujud dari budaya ini masih abstrak,
tidak kasat mata, dan berada pada jiwa manusia.
Kompleks aktivitas berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkrit,
kasat mata, dapat diamati dan diobservasi. Wujudnya sering disebut sistem sosial.
Wujud kebudayaan berupa benda. Aktivitas manusia yang saling berinteraksi dipastikan
selalu menggunakan sarana dan peralatan, sebagai hasil karya manusia untuk mencapai
tujuannya. Aktivitas dari karya manusia tersebut menghasilkan berbagai macam benda.
Benda-benda itu bisa berwujud benda bergerak atau benda yang tidak bergerak.

Unsur-unsur kebudayaan terdiri dari tujuh macam, yaitu:

Bahasa
Sistem teknologi
Sietem mata pencaharian
Organisasi social
Sistem pengetahuan
Religi
Kesenian

Bentuk kebudayaan selalu ditentukan oleh nilai-nilai kehidupan yang diyakini dan dirasakan oleh
pembentuk kebudayaan tersebut. Kebudayaan yang berdasarkan pada nilai-nilai Islam disebut
kebudayaan Islam. Dalam pandangan ajaran Islam, aktivitas kebudayaan manusia harus
memperoleh bimbingan agama yang diwahyukan oleh Allah SWT melalui para Nabi dan RasulNya. Akal dan fikiran manusia tidak mampu menentukan semua kebaikan/keburukan, karena itu
banyak hal yang dianggap baik oleh akal fikiran ternyata buruk menurut agama. Begitu pula hal

yang dianggap tercela oleh aka fikiran, justru dianggap baik oleh agama. Dengan demikian, agar
kebudayaan terlepas dari jalan yang sesat maka harus dilandasi oleh ajaran agama.
Sedangkan jika kita membahas masalah seni, seni merupakan bagian dari kebudayaan yang
menekankan pada persoalan nilai kehidupan. Seni merupakan ekspresi dari jiwa yang halus dan
indah yang lahir dari bagian yang terdalam dari jiwa menusia yang didorong oleh kecenderungan
pada keindahan. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia/fitrah yang dianugerahkan Tuhan.
Seni dikaitkan dengan keindahan, bagus, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Segala sesuatu
yang memiliki keindahan merupakan hasil seni. Seni ada yang bersal dari hasil karya manusia
ada pula yang bersifat alamiah. Seni selalu berusaha memberikan makna yang sepenuhnya
mengenai obyek yang diungkapkan. Keindahan juga bersifat universal, maksudnya tidak terikat
oleh selera individu, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal (Ismala Dewi dkk,
2009 dalam Zakky Mubarak, 2010). Agama Islam mendukung kesenian selama tidak melenceng
dari nilai-nilai agama. Kesenian dalam Islam diwujudkan dalam seni bangunan, arsitektur, luis,
ukir, suara, tari, dan lain-lain.
Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam
Perumusan prinsip-prinsip kebudayaan islam antara lain:

Sumber segala sesuatu adalah Allah karena dari-Nya berasal semua ciptaan.
Diembankan amanah khalifah kepada manusia.
Manusia diberi potensi yang lebih dibanding makhluk lainnya.
Ditundukkan ciptaan Allah yang lain kepada manusia, baik tanah, air, angin, tumbuhan
dan hewan.
Dinyatakan bahwa semua fasilitas dan amanah tersebut akan diminta pertanggung
jawabannya kelak.

Dengan berbagai kelebihan dan fasilitas yang diberikan oleh Allah kepada manusia, beserta
tanggung jawab atas semua itu, manusia melahirkan berbagai ide dan muncul keinginan untuk
selalu berbuat dan berkarya. Dan pada puncaknya, manusia akan menghasilkan apa yang disebut
dengan kebudayaan. Prinsip-prinsip yang diperlukan untuk menghasilkan kebudayaan yang
Islami antara lain:

Dibangun atas dasar nilai-nilai Illahiyah.


Munculnya sebagai pengembangan dan pemenuhan kebutuhan manusia.
Sasaran kebudayaan adalah kebahagiaan manusia, keseimbangan alam dan penghuninya.
Pengembangan ide, perbuatan dan karya, dituntut sesuai kemampuan maksimal manusia.
Keseimbangan individu, sosial dan anatara makhluk lain dengan alam merupakan cita
tertinggi dari kebudayaan.

Prinsip kebudayaan dalam Islam adalah suatu di antara dua alternatif. Sepanjang sejarah umat
manusia, kebudayaan hanya mempunyai dua model yaitu membangun atau merusak. Kedua
model itu hidup dan berkembang dan saling bergantian (Al-Anbiya : 104). Selain itu prinsip
kebudayaan dalam pandangan Islam adalah adanya ruh (jiwa) di dalamnya dan ruh itu tidak lain
adalah wahyu Allah (Al-Quran menurut Sunnah Rasul-Nya), seperti yang telah di nyatakan oleh
surat Asy-Syuraa : 52-53. Jika ruh kebudayaan adalah wahyu Allah, maka kebudayaan bergerak

ke arah kemajuan atau membangun. Dan sebaliknya jika ruh kebudayaan bukan berasal dari
wahyu Allah maka arah kebudayaan ialah akan merusak.
Perspektif Al Quran dan As Sunnah tentang Budaya dan Seni
Budaya dan seni adalah dua hal yang sudah lama menjadi bagian dari kehidupan manusia. Seni
dan budaya ini selalu berkembang di setiap zamannya. Islam, sebagai agama Rahmatan Lil
Alamin juga menjadi salah satu bagian dari perkembangan budaya dan seni. Banyak seni yang
memasukkan nilai-nilai islam dalam karya seninya, misalnya seni kaligrafi, nasyid, dan lainnya.
Dalam setiap karya yang dihasilkan, nilai-nilai Islam yang juga merupakan sebagai syiar Islam di
kehidupan bermasyarakat. Budaya pun berkembang dengan nilai-nilai Islam didalamnya. Berikut
akan dijelaskan lebih dalam pengertian, ruang lingkup, dan perspektif Al Quran dan As-sunnah
tentang budaya dan seni. Bersadarkan hal ini, bentuk kebudayaan selalu ditentukan oleh nilai
nilai kehidupan yang diyakini dan diarasakan oleh pembentuk kebuadayaan yaitu manusia.
Kebudayaan atau peradaban yang berdasarkan pada nilai nilai ajaran islam disebut kebudayaan
islam. Dalam pandangan ajaran islam, aktivitas kebudayaan manusia harus memperoleh
bimbingan agama yang diawayuhkan oleh Allah SWT melalui para nabi dan rasul Nya. Dengan
demikian, agar kebudayaan terlepas dari ajaran yang sesat dan sebaliknya mengikuti jalan yang
benar dan terpuji yang dilandasi oleh ajaran agama.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu
menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan sebagai
pendorong manusia untuk berbudaya. Dan dalam satu waktu Islamlah yang meletakkan
kaidah, norma dan pedoman. Oleh karena itu, mungkin bisa dikatakan bahwa kebudayaan itu
sendiri, berasal dari agama. Kebudayaan Islam adalah peradaban yang berdasarkan pada nilainilai ajran Islam. Nilai kebudayaan Islam dapat dilihat dari tokoh-tokoh yang lahir di bidang
ilmu pengetahuan agama dan bidang sains dan teknologi. Semua itu diilhami oleh ayat-ayat Al
Quran dan sunnah. Nilai kebudayaan Islam yang harus dikembangkan: bersikap ikhlas,
berorientasi ibadah, bekerja secara professional, mengembangkan IPTEK, kejujuran dalam
berbagai aspek kehidupan, mengutamakan kemaslahatan umum, berfikir rasional, bersikap
objektif.
Agama Islam mendukung kesenian selama tidak melenceng dari nilai-nilai agama. Sebaliknya
apabila seni itu bertentangan dengan ajaran agama dilarang secera keras. Kesenian dalam islam
diwujudkan dalam seni bangunan, arsitektur, lukis, ukir, suara, tari dan berbagai macam seni
lainnya. Apabila seni membawa manfaat bagi manusia, memperindah hidup dan hiasannya yang
dibenarkan agama, mengabadikan nilai-nilai luhur dan menyucikannya, serta mengembangkan
serta memperhalus rasa keindahan dalam jiwa manusia, maka sunnah Nabi mendukung, tidak
menentangnya. Karena ketika itu ia telah menjadi salah satu nikmat Allah yang dilimpahkan
kepada manusia.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya, seni juga
merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut dapat berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu diidentikkan dengan keindahan. Seni yang
lepas dari nilai-nilai keutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalah nafsu bukan akal dan
budi.

Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya
terus bertambah. Seni di dalam agama Islam mendapatkan tempat yang istimewa. Hampir
seluruh aspek ajaran Islam mengandung unsur seni. Seni di dalam Islam harus diarahkan kepada
hal yang positif, menimbulkan budi pekerti, sopan santun yang lemah lembut, tidak
mengarahkan kepada hal yang negatif, seperti menimbulkan syahwat dan kemungkaran.
Semua aspek kehidupan manusia sebenarnya mengandung unsur seni seperti pada pakaian, tutur
kata, kendaraan, perumahan, alat-alat rumah tangga, alat tulis,dan lainnya. Karya seni bagi umat
islam dapat ditunjukan dengan bentuk bangunan yang indah, seperti istana raja seni tari, seni
rabana dulunya, masjid, menara, kubah, dan lain-lain. Islam selalu memiliki batasan-batasan
tertentu untuk mengatur umatnya agar tidak melenceng dari ajaran Islam. Seni yang dikehendaki
islam adalah seni yang bisa mendatangkan manfaat, bukan mendatangkan mudarat seperti
menimbulkan kemungkaran, syirik, menimbulkan syahwat, dan lain sebagainya.
Konsep Pengembangan Budaya dan Seni Islam
Dalam kaidah fiqh disebutkan al adatu muhakkamatun artinya bahwa adat istiadat dan
kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya manusia, mempunyai pengaruh
di dalam penenntuan hukum. Tetapi yang perlu dicatat, budaya tersebut tidak bertentangan
dengan Islam. Ketika terdapat kebudayaan yang bertentangan dengan Islam, maka kebudayaan
itu harus dihindari. Seperti ngaben di Bali yang mengandung usur-unsur syirik.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya, seni juga
merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut dapat berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu diidentikkan dengan keindahan. Seni yang
lepas dari nilai-nilai keutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalah nafsu bukan akal dan
budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan
jiwanya terus bertambah.
Seni di dalam agama Islam mendapatkan tempat yang istimewa, hampir seluruh aspek ajaran
Islam mengandung unsur seni. Tetapi seni di dalam Islam harus diarahkan kepada hal yang
positif, menimbulkan budi pekerti, sopan santun yang lemah lembut, tidak mengarahkan kepada
hal yang negatif, seperti menimbulkan syahwat dan kemungkaran. Semua aspek kehidupan
manusia sebenarnya mengandung unsur seni seperti pada pakaian tutur kata, kendaraan,
perumahan, alat-alat rumah tangga, alat tulis,dan lainnya.
Karya seni bagi umat islam dapat ditunjukan dengan bentuk bangunan yang indah, seperti istana
raja seni tari, seni rabana dulunya, masjid, menara, kubah, dan lain-lain. Ada juga yang
mewujudkan dengan seni lukis, seperti lukisan keindahan alam, kaligrafi, bentuk-bentuk lukisan
indah, dan gambar-gambar, dll, seperti seni suara qasidah, keroncong, MTQ, ada pula yang
berbentuk, dan seni musik.
Islam selalu memiliki batasan-batasan tertentu untuk mengatur umatnya agar tidak melenceng
dari ajaran Islam. Seni yang dikehendaki islam adalah seni yang bisa mendatangkan manfaat,
bukan mendatangkan mudarat seperti menimbulkan kemungkaran, syirik, menimbulkan syahwat,
dan lain sebagainya.
Nilai-Nilai Islam Dalam Budaya Indonesia

Islam masuk ke Indonesia lengkap dengan budayanya. Oleh karena Islam besar dari negeri arab,
maka islam yang masuk ke Indonesia, dirasakan sangat sulit membedakan mana ajaran islam dan
mana budaya Arab. Masyarakat awam menyamakan antara perilaku yang ditampilkan orang arab
dengan perilaku ajaran islam. Seolah-olah apa yang dilakukan orang arab masih melekat pada
tradisi masyarakat Indonesia.
Dalam perkembangan dakwah islam di Indonesia, pada da'i mendakwahkan ajaran islam melalui
bahasa budaya, sebagaimana dilakukan para wali di tanah jawa. Kehebatan para wali adalah
kemampuannya dalam mengemas ajaran islam dengan bahasa budaya setempat, sehingga
masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai islam telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan
sehari-hari mereka.
Lebih jauh lagi nilai-nilai islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kebudayaan mereka. Seperti dalam upacara-upacara adat dan dalam penggunaan bahasa seharihari. Bahasa arab sudah banyak masuk ke dalam bahasa daerah, bahkan ke dalam bahasa
Indonesia yang baku. Hal itu tanpa disadari apa yang dilakukannya merupakan bagian dari ajaran
islam.
Istilah-istilah arab masuk dalam budaya Jawa, misalnya dalam wayang, aktor janoko tidak lain
adalah bahasa arab jannaka. Empat sekawan semar, gareng, petruk, dan bagong merupakan
produk personifikasi dari ucapan Ali bin Abi Thalib "itsmar kalimosodo fatruk ma bagha"
(berbuatlah kebaikan, tinggalkan perbuatan sia-sia). Sedang kalimosodo, tidak lain adalah
kalimah syahadat. Banyak istilah-istilah bahasa arab lainnya, yang diadopsi menjadi bahasa
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai