Anda di halaman 1dari 22

AGAMA ISLAM, SENI, BUDAYA, IPTEK DAN FILASAFAT

Kelas B Kelompok HG 4 Disusun oleh Ahmad Hifni Bik (1106053275) Dwi Laksono A.(1106089073) Erna Silvia Budi Anggarwati(1106004701) Ihda Fakhriyana I.( 1106053413) Ismi Arummaning Tyas(1106053395) Tri Hidayanti(1106003951)

Makalah Agama Islam Tugas Mata Kuliah MPK Agama Islam

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2012

Kata Pengantar

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyalurkan kemampuan akademiknya melalui sebuah makalah yang berjudul Agama Islam, Seni, Budaya, Iptek Dan Filasafat Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan pada Baginda Rosulillah Muhammad SAW yang semoga kita memperoleh Syafaat darinya kelak di alam akhirat. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih penulis sempaikan kepada : 1. Bapak Fuad falahuddin selaku Fasilitator mata kuliah MPK Agama; 2. Orang tua penulis yang terus memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis; 3. Rekan-rekanita yang telah memberikan semangat dan dorongan untuk

menyelesaikan makalah ini; dan 4. Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Sebuah pengakuan akademik yang nyata bahwa susunan laporan penulis ini masih mengandung celah kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis menampung koreksi dan saran untuk dikaji dalam penyempurnaan laporan penulisan ini. Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi seluruh masyarakat secara umum dan bagi para calon perawat khususnya.

Depok, 30 April 2012

Penyusun

ABSTRAK

Islam merupakan agama yang menekankan pada kebaikan akhlak setiap umatnya. Dalam ajarannya, islam bersumber pada Al-Quran dan Al-Hadits. Keduanya ibarat dua serangkai yang tidak dapat dipisahkan, karena Al-Hadits merupakan penjabaran dari AlQuran. Islam merupakan agama yang luas dan fleksibel. Islam mengkaji banyak hal. Kajian ilmu dalam islam tidak hanya pada inti ajaran islam itu sendiri, melainkan juga pada ilmu lain yang relevan terhadap ajaran islam. Semua aspek dan hal dalam kehidupan manusia diatur oleh islam. Cakupan kajian islam sangatlah luas karena tidak ada satupun hal yang tidak diatur dan dibahas dalam islam, mulai dari keindahan dalam hal ini seni dan budaya, ilmu pengetahuan, hingga cara berpikir dengan filsafat. Islam agama yang mencintai keindahan sehingga dalam islam terdapat aspek hubungan islam dengan seni dan budaya. Islam merupakan agama yang berkembang, fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Namun hal ini perlu dipikirkan secara lebih mendasar, logis dan menyeluruh sehingga perkembangan yang terjadi tidak bertentangan dengan inti ajaran islam.

Kata kunci: Islam, Al-Quran, Al-Hadits, seni, budaya, ilmu pengetahuan, filsafat.

iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Budaya hedonisme telah erat merekat dalam hidup kita. Kelekatan itu berupa seringnya kita terjebak dalam pola hidup hedonis. Pola hidup seperti ini mudah kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Dimana orientasi hidup selalu diarahkan pada kenikmatan, kesenangan atau menghindari perasaan-perasaan tidak enak. Manusiawi memang tatkala manusia hidup untuk mencari kesenangan, karena sifat dasar manusia adalah ingin selalu bermain (homo ludes). Dan bermain adalah hal hakiki yang senantiasa dilakukan untuk memperoleh kesenangan hingga menghalalkan berbagai cara demi memperoleh kesenangan. Ketika hedonisme sudah menjadi pegangan hidup bagi sebagian besar orang, banyak nilai-nilai luhur kemanusiaan setiap individu luntur, bahkan hilang. Kepekaan sosial mereka terancam tergusur manakala mereka selalu mempertimbangkan untung rugi dalam bersosialisasi. Akibatnya ketika ada orang yang membutuhkan uluran tangan, mereka menyembunyikan diri dan enggan berkorban. Bukan hanya kepekaan sosial saja yang terancam tergusur tetapi juga nilai-nilai agama yang ada pada diri seseorang. Pada dasarnya Islam selalu mengajarkan kepada umatnya untuk tidak melakukan sesuatu hal yang berlebihan. Islam yang merupakan agama paling sempurna berpedoman pada al-quran dan hadist selalu membimbing setiap umatnya dalam hal-hal yang positif dan bermanfaat. Tentu saja hal tersebut sangat bertentangan dengan budaya hedonisme saat ini. Perspektif al-quran dan sunna tentang seni, budaya, filsafat dan IPTEK tidak pernah mengajarkan umatnya untuk melakukan hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat seperti hedonisme. 1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Apa pengertian hedonidme? Bagaimana budaya hedonisme menurut perspektif Islam? Apa yang menyebabkan budaya hedonisme merebak di Indonesia? Mengapa budaya hedonisme dapat merebak? Apa dampak dari perebakan budaya hedonisme? Bagaimana solusi untuk mengatasi budaya hedonisme?

1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pokok permasalahan dalam budaya hedonisme yang sedang merebak pada penduduk Indonesia. 2. Mahasiswa menjadi mengetahui budaya hedonisme dalam perspektif Islam. 3. Mahasiswa menjadi mengerti penyebab utama budaya hedonisme yang merebak di Indonesia. 4. Mahasiswa dapat mengantisipasi berbagai dampak yang dapat ditimbulkan oleh budaya hedonisme. 5. Mahasiswa dapat memberi solusi terbaik untuk mengatasi budaya hedonisme. 1.4 Metode Penulisan Metode penulisan yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah telusur pustaka yaitu mengadakan tinjauan ke perpustakaan guna memperoleh bahan yang berhubungan dengan judul makalah ini. Kami juga menggunakan intrnet sebagai sarana pengkayaan materi. 1.5 Sistematika Penulisan Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab satu berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode analisis, dan sistematika penulisan. Bab dua merupakan isi dan materi yang dibahas. Bab tiga berupa pembahasan kasus hedonism dikaitkan dengan Agama Islam, budaya, seni, IPTEK, dan filsafat. Bab empat berisi kesimpulan dan juga saran.Terkahir Daftar Pustaka.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


1. Pengertian, Ruang Lingkup Seni dan Budaya Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta budhaya yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan kebudayaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan akal. Kata budaya merupakan kata majemuk dari budi dan daya, yang berarti hasil yang diperoleh dari cipta, karsa, dan rasa. Secara lebih luas kebudayaan mengandung pengertian meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, dan adat istiadat dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat(Munandar Soelaiman, 1992 dalam Zakky Mubarak, 2010). Menurut Zakky Mubarrak, dilihat dari dimensi wujud, kebudayaan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Kompleks gagasan, konsep, dan fikiran manusia. Wujud dari budaya ini masih abstrak, tidak kasat mata, dan berada pada jiwa manusia. 2. Kompleks aktivitas berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkrit, kasat mata, dapat diamati dan diobservasi. Wujudnya sering disebut sistem sosial. 3. Wujud kebudayaan berupa benda. Aktivitas manusia yang saling berinteraksi dipastikan selalu menggunakan sarana dan peralatan, sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas dari karya manusia tersebut menghasilkan berbagai macam benda. Benda-benda itu bisa berwujud benda bergerak atau benda yang tidak bergerak. Unsur-unsur kebudayaan terdiri dari tujuh macam, yaitu: Bahasa Sistem teknologi Sietem mata pencaharian Organisasi social Sistem pengetahuan Religi Kesenian

vii

Bentuk kebudayaan selalu ditentukan oleh nilai-nilai kehidupan yang diyakini dan dirasakan oleh pembentuk kebudayaan tersebut. Kebudayaan yang berdasarkan pada nilai-nilai Islam disebut kebudayaan Islam. Dalam pandangan ajaran Islam, aktivitas kebudayaan manusia harus memperoleh bimbingan agama yang diwahyukan oleh Allah SWT melalui para Nabi dan RasulNya. Akal dan fikiran manusia tidak mampu menentukan semua kebaikan/ keburukan, karena itu banyak hal yang dianggap baik oleh akal fikiran ternyata buruk menurut agama. Begitu pula hal yang dianggap tercela oleh aka fikiran, justru dianggap baik oleh agama. Dengan demikian, agar kebudayaan terlepas dari jalan yang sesat maka harus dilandasi oleh ajaran agama. Sedangkan jika kita membahas masalah seni, seni merupakan bagian dari kebudayaan yang menekankan pada persoalan nilai kehidupan. Seni merupakan ekspresi dari jiwa yang halus dan indah yang lahir dari bagian yang terdalam dari jiwa menusia yang didorong oleh kecenderungan pada keindahan. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia/ fitrah yang dianugerahkan Tuhan. Seni dikaitkan dengan keindahan, bagus, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Segala sesuatu yang memiliki keindahan merupakan hasil seni. Seni ada yang bersal dari hasil karya manusia ada pula yang bersifat alamiah. Seni selalu berusaha memberikan makna yang sepenuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. Keindahan juga bersifat universal, maksudnya tidak terikat oleh selera individu, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal (Ismala Dewi dkk, 2009 dalam Zakky Mubarak, 2010). Agama Islam mendukung kesenian selama tidak melenceng dari nilai-nilai agama. Kesenian dalam Islam diwujudkan dalam seni bangunan, arsitektur, luis, ukir, suara, tari, dan lain-lain. 2. Perspektif Al Quran dan As Sunnah tentang Budaya dan Seni Budaya dan seni adalah dua hal yang sudah lama menjadi bagian dari kehidupan manusia. Seni dan budaya ini selalu berkembang di setiap zamannya. Islam, sebagai agama Rahmatan Lil Alamin juga menjadi salah satu bagian dari perkembangan budaya dan seni. Banyak seni yang memasukkan nilai-nilai islam dalam karya seninya, misalnya seni kaligrafi, nasyid, dan lainnya. Dalam setiap karya yang dihasilkan, nilai-nilai Islam yang juga merupakan sebagai syiar Islam di kehidupan bermasyarakat. Budaya pun berkembang dengan nilai-nilai Islam didalamnya. Berikut akan dijelaskan lebih dalam pengertian, ruang lingkup, dan perspektif Al Quran dan As-sunnah tentang budaya dan seni. Bersadarkan hal ini, bentuk kebudayaan selalu ditentukan oleh nilai nilai kehidupan yang diyakini dan diarasakan oleh pembentuk kebuadayaan yaitu manusia.

Kebudayaan atau peradaban yang berdasarkan pada nilai nilai ajaran islam disebut kebudayaan islam. Dalam pandangan ajaran islam, aktivitas kebudayaan manusia harus memperoleh bimbingan agama yang diawayuhkan oleh Allah SWT melalui para nabi dan rasul Nya. Dengan demikian, agar kebudayaan terlepas dari ajaran yang sesat dan sebaliknya mengikuti jalan yang benar dan terpuji yang dilandasi oleh ajaran agama. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan sebagai pendorong manusia untuk berbudaya. Dan dalam satu waktu Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman. Oleh karena itu, mungkin bisa dikatakan bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari agama. Kebudayaan Islam adalah peradaban yang berdasarkan pada nilai-nilai ajran Islam. Nilai kebudayaan Islam dapat dilihat dari tokoh-tokoh yang lahir di bidang ilmu pengetahuan agama dan bidang sains dan teknologi. Semua itu diilhami oleh ayat-ayat Al Quran dan sunnah. Nilai kebudayaan Islam yang harus dikembangkan: bersikap ikhlas, berorientasi ibadah, bekerja secara professional, mengembangkan IPTEK, kejujuran dalam berbagai aspek kehidupan, mengutamakan kemaslahatan umum, berfikir rasional, bersikap objektif. Agama Islam mendukung kesenian selama tidak melenceng dari nilai-nilai agama. Sebaliknya apabila seni itu bertentangan dengan ajaran agama dilarang secera keras. Kesenian dalam islam diwujudkan dalam seni bangunan, arsitektur, lukis, ukir, suara, tari dan berbagai macam seni lainnya. Apabila seni membawa manfaat bagi manusia, memperindah hidup dan hiasannya yang dibenarkan agama, mengabadikan nilai-nilai luhur dan menyucikannya, serta mengembangkan serta memperhalus rasa keindahan dalam jiwa manusia, maka sunnah Nabi mendukung, tidak menentangnya. Karena ketika itu ia telah menjadi salah satu nikmat Allah yang dilimpahkan kepada manusia. 3. Konsep Pengembangan Budaya dan Seni Islam Dalam kaidah fiqh disebutkan al adatu muhakkamatun artinya bahwa adat istiadat dan kebiasaan suatumasyarakat, yang merupakan bagian dari budaya manusia, mempunyai pengaruh di dalam penenntuan hokum. Tetapi yang perlu dicatat, budaya tersebut tidak bertentangan dengan Islam. Ketika terdapat kebudayaan yang bertentangan dengan Islam, maka kebudayaan itu harus dihindari. Seperti ngaben di Bali yang mengandung usur-unsur syirik.

ix

Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya, seni juga merupakan ekspresi jiwa seseorang kemudian hasil ekspresi jiwa tersebut dapat berkembang menjadi bagian dari budaya manusia, karena seni itu diidentikkan dengan keindahan. Seni yang lepas dari nilai-nilai keutuhan tidak akan abadi karena ukurannya adalah nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah. Seni di dalam agama Islam mendapatkan tempat yang istimewa, hampir seluruh aspek ajaran Islam mengandung unsur seni. Tetapi seni di dalam Islam harus diarahkan kepada hal yang positif, menimbulkan budi pekerti, sopan santun yang lemah lembut, tidak mengarahkan kepada hal yang negatif, seperti menimbulkan syahwat dan kemungkaran. Semua aspek kehidupan manusia sebenarnya mengandung unsur seni seperti pada pakaian tutur kata, kendaraan, perumahan, alat-alat rumah tangga, alat tulis,dan lainnya. Karya seni bagi umat islam dapat ditunjukan dengan bentuk bangunan yang indah, seperti istana raja seni tari, seni rabana dulunya, masjid, menara, kubah, dan lain-lain. Ada juga yang mewujudkan dengan seni lukis, seperti lukisan keindahan alam, kaligrafi, bentuk-bentuk lukisan indah, dan gambar-gambar, dll, seperti seni suara qasidah, keroncong, MTQ, ada pula yang berbentuk, dan seni musik. Islam selalu memiliki batasan-batasan tertentu untuk mengatur umatnya agar tidak melenceng dari ajaran Islam. Seni yang dikehendaki islam adalah seni yang bisa mendatangkan manfaat, bukan mendatangkan mudarat seperti menimbulkan kemungkaran, syirik, menimbulkan syahwat, dan lain sebagainya 4. Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat 4.1 Pengertian Filsafat Ilmu Istilah filsafat bisa ditinjau dari dua segi, semantik dan praktis. Segi semantik perkataan filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, philosophia yang berarti philos = cinta, suka (loving) dan Sophia = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi philosopia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafah akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut philosopher dalam bahasa Arab disebut failasuf. Dari segi praktis filsafat berarti alam pikiran atau alam berfikir. Berfilsafat artinya berpikir. Namun

tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat maknanya berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. 4.2 Dalam perspektif ini dapat diuraikan bahwa filsafat ilmu pada prinsipnya memiliki dua obyek substantif dan dua obyek instrumentatif 4.3 Obyek Subtantif a. Fakta (Kenyataan) Yaitu empiri yang dapat dihayati oleh manusia. Dalam memahami fakta (kenyataan ini ada beberapa aliran filsafat yang meberikan pengertian yang berbeda-beda, diantaranya adalah positivisme, ia hanya mengakui penghayatan yang empirik dan sensual. Sesuatu sebagai fakta apabila ada korespondensi antara yang sensual satu dengan yang sensual lainnya. Data empirik sensual tersebut harus obyektif tidak boleh masuk subyektifitas peneliti. Fakta itu yang faktual ada phenomenology. Fakta bukan sekedar data empirik sensual, tetapi data yang sudah dimaknai atau diinterpretasikan, sehingga ada subyektifitas peneliti. Tetapi subyektifitas di sini tidak berarti sesuai selera peneliti, subyektif disini dalam arti tetap selektif sejak dari pengumpulan data, analisis sampai pada kesimpulan.. Data selektifnya mungkin berupa ide , moral dan lain-lain. Orang mengamati terkait langsung dengan perhatiannya dan juga terkait pada konsep-konsep yang dimiliki. Kenyataan itu terkonstruk dalam moral realism, sesuatu itu sebagai nyata apabila ada korespondensi dan koherensi antara empiri dengan skema rasional. Mataphisik sesuatu sebagai nyata apabila ada koherensi antara empiri dengan yang obyektif universal. Yang nyata itu yang riil exsist dan terkonstruk dalam kebenaran obyektif. Empiri bukan sekedar empiri sensual yang mungkin palsu, yang mungkin memiliki makna lebih dalam yang beragam. Empiri dalam realisme memang mengenai hal yang riil dan memang secara substantif ada. Dalam realisme metaphisik skema rasional dan paradigma rasional penting. Empiri yang substantif riil baru dinyatakan ada apabila ada koherensi yang obyektif universal. Pragmatis, yang ada itu yang berfungsi, sehingga sesuatu itu dianggap ada apabila berfungsi. Sesuatu yang tidak berfungsi keberadaannya dianggap tidak ada Rasionalistik : Yang nyata ada itu yang nyata ada, cocok dengan akal dan dapat dibuktikan secara rasional atas keberadaanya.10)

xi

b. Kebenaran Positivisme, benar substantif menjadi identik dengan benar faktual sesuatu dengan empiri sensual. Kebenaran pisitivistik didasarkan pada diketemukannya frekwensi tinggi atau variansi besar. Bagi positivisme sesuatu itu benar apabila ada korespondensi antara fakta yang satu dengan fakta yang lain phenomenology, kebenaran dibuktikan berdasarkan diketemukannya yang esensial, pilah dari yang non esensial atau eksemplar dan sesuai dengan skema moral tertentu. Secara esensial dikenal dua teori kebenaran, yaitu teori kebenaran korespondensi dan teori kebenaran koherensi. 5. Perspektif Al Quran dan As Sunnah tentang Filsafat serta Kegunaan Filsafat dalam Pengembangan Pemikiran Islam Ilmu filsafat masuk ke dunia Islam melalui ekspansi Yunani, yang ketika itu dipimpin Alexander Agung, pada abad 2 H atau abad 8 Masehi di Suriah, Mesopotamia, Persia, dan Mesir. Hal itu ditandai dengan adanya pusat-pusat kebudayaan Yunani di timur, seperti Alexandria di mesir, Antiokia di Suriah, Jundisyapur di Mesopotamia, dan Bectra di Persia. Pada zaman Dinasti Ummayah, kebudayaan Yunani belum begitu menonjol karena waktu itu lebih banyak tertuju pada kebudayaan Arab. Baru ketika zaman Dinasti Abbasiyah tiba, kebudayaan Yunani secara perlahan mendapat perhatian karena mulamula mereka tertarik pada ilmu kedokteran dan ilmu pengetahuan lainnya dari Yunani. Dalam Al Quran dan As Sunnah, Islam mengakui adanya kebenaran absolut, yaitu kebenaran yang datangnya dari Allah. Namun, ada juga kebenaran tidak absolut atau relatif, yaitu kebenaran yang dicapai sebagai hasil usaha akal budi manusia. Filsafat mencari akar suatu permasalahan sehingga diperoleh kebenaran. Ilmu filsafat lalu dikembangkan menjadi filsafat Islam, karena baik Islam maupun filsafat memiliki obyek bahasan yang sama, yaitu hakikat kehidupan. Masuknya filsafat yang digabung dengan pemikiran yang mendalam tentang ayat-ayat Al Quran telah melahirkan filsafat Islam seperti filsafat ketuhanan, filsafat agama, dan lain-lain. Berfilsafat memiliki banyak manfaat, antara lain menyelesaikan berbagai permasalahan manusia, mempu berpikir secara mendalam dan logis, mengumpulkan pengetahuan manusia dan membentuk sikap kritis dalam menghadapi permasalahan sehari-hari. Jika kita menggunakan filsafat dengan akidah, maka hasil dari kegiatan berfilsafat akan menjadi terasa dan memberikan manfaat kepada orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya, jika tidak digunakan dengan benar, maka akan menghasilkan

jawaban yang salah dan pada akhirnya filsafat tidak memberi manfaat pada kita. Karena pada dasarnya filsafat mengandung ilmu-ilmu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan umat manusia, seperti ilmu kedokteran, ilmu kimia, biologi, ilmu falak, dan sebagainya, maka sudah seharusnya akidah diperlukan juga pada bidang filsafat agar dalam kehidupan sehari-hari penggunaan ilmu bisa seimbang antara ilmu dunia (ilmu umum) dan ilmu akhirat (ilmu agama). 6. Motivasi Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Wahyu Allah berfungsi sebagai sinyal dan dorongan kepada manusia untuk mendalami pemahaman sehingga mampu membaca setiap perubahan zaman dan pergantian masa.Beberapa motivasi islam dalam pengembangan Iptek yang terdapat didalam Al-Quran: 1. Yang mengetahui pengertian ayat-ayat mutasyabihat hanyalah Allah dan orangorang yang dalam ilmunya (QS.2:7) 2. Orang berilmu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah (QS.3:18) 3. Di atas orang berilmu, masih ada lagi yang Maha Tahu (QS.12:76) 4. Bertanyalah kepada ahli ilmu kalau kamu tidak tahu, (QS.16:43, dan 21:7) 5. Jangan engkau turuti apa-apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu (QS.17:36) 6. Kamu hanya mempunyai ilmu tentang ruh sedikit sekali (QS.17:85) 7. Memohonlah kepada Allah supaya ilmu bertambah (QS.20:114) 8. Ilmu mereka (orang yang menolak ajaran agama) tidak sampai tentang akhirat (QS.27:66) 9. Hanyalah orang-orang berilmu yang bisa mengerti (QS.29:43) 10. Yang takut kepada Tuhan hanyalah orang-orang berilmu (QS.35:28)

xiii

Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam hendaknya memiliki dasar dan motif bahwa yang mereka lakukan tersebut adalah untuk memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari keridhaan Allah sehingga terwujud kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kesimpulanya,motivasi-motivasi islam yang termuat dalam Al-quran,Al-Hadist dan sunnah harus dijadikan sebagai pemicu atau penyemangat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan ajaran islam. 7. Perspektif Al Quran dan As Sunnah tentang Iptek Menjadikan aqidah Islam sebagai landasan pemikiran (qaidah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Dengan jelas kita tahu bahwa Rasulullah Saw telah meletakkan aqidah Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan, sebab beliau menjelaskan, bahwa fenomena alam adalah tanda keberadaan dan kekuasaan Allah,Bukan semata-mata karena hasil pemikiran manusia. Kedua, menjadikan syariah Islam (yang lahir dari aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan Iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan Iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan Iptek jika telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek Iptek dan telah diharamkan oleh syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kesimpulanya, menurut perspektif islam,ilmu pengetahuan yang sesuai dengan aqidah dan telah di sahkan syariah islam dapat diterima,diamalkan dan dikembangkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. 8. Konsep Pengembangan Iptek Agama islam adalah agama yang sangat memperhatikan ilmu pengetahuan. Islam mendorong umatnya agar terus menuntut ilmu dalam segala aspek kehidupan. Islam adalah agama yang selalu sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat diterapkan dalam segala tempat. Allah memerintahkan hamba-Nya melalui ayat Al-Quran untuk

terus meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Dalam Surat Taha (144) Allah berfirman: Tuhanku tambahkanlah ilmu pengetahuanku. Rasulullah dalam sabdanya menyatakan: Ada dua keinginan yang tidak pernah terpuaskan, yaitu keinginan untuk mencari ilmu dan mencari harta. (M. Quraihs Shihab, 1996: 447). Ilmu pengetahuan menyediakan suatu cara untuk meneliti alam semeta dan segala isinya guna menyingkap kehebatan Allah, sehingga pengetahuan tersebut daoat disampaikan pada seluruh manusia. Dengan demikian agama mendorong ilmu pengetahuan, menjadikannya sebagai alat untuk mempelajari seluk-beluk ciptaan Tuhan. Unsur pokok yang mendasari ilmu pengetahuan o Subjek o Objek o Metodologi : keinginan untuk mengetahui sesuatu : bahan kajian : cara yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan

Pada perkembangannya, metodologi berkembang menjadi tiga. Pertama, rasionalis, yang mengunakan metode deduktif dalam menyusun pengetahuan. Kedua, empiris, berpendapat bahwa pengetahuan manusia bukan didapatkan melalui penalaran rasional yang abstrak namun melalui pengalaman yang konkrit. Ketiga, wahyu, metode ini tidak memerlukan suatu proses penalaran tertentu namun menggunakan wahyu sebagai sumber pengetahuan yang menjadi petunjuk untuk menemukan hukum alam (sunnatullah). Islam mengajarkan hidup yg dinamis, menghargai akal pikiran melalui pengembangan Iptek, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, menghargai waktu, bersifat terbuka, mengutamakan persaudaraan dan sikapsikap positif lainnya. Anugerah terbesar yg sangat berharga bagi umat Islam adl Al Quran. Keluarbiasaan Al Quran itu terletak pd aspek-aspek di dalamnya antara lain bahasa & gaya bahasanya, substansinya, jangkauannya yg tiada terbatas, dan multifungsinya bagi umat manusia. Banyak hikmah yg dapat di ambil dari Al Quran Al Quran mempunyai multifungsi bagi umat manusia, yg terlihat pd ayat-ayatnya dan dikuatkan oleh hadits, yang menyebutkan bahwa Al Quran adalah sebagai berikut:

Pedoman hidup yg harus dipegang erat oleh kaum muslimin Petunjuk bagi umat manusia Pembeda antara yang benar dan yang salah xv

Bacaan utama yang bernilai ibadah Inspirator dan pemacu terhadap kemajuan Iptek Penyembuh bagi orang-orang mumin Rahmat bagi orang-orang mukmin Pemberi peringatan bagi orang-orang yg lalai Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin berkembang. Di era

globalisasi seperti sekarang ini, manusia memang perlu mengembangkan Iptek dalam kehidupan yang semakin modern. Perkembangan Iptek dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai saran modern industri, komuikasi dan transportasi, misalnya terbukti sangat bermanfaat. Namun, di sisi lain Iptek tidak jarang berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Disinilah peran Al Quran menjadi sangat penting dengan menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup agar tidak terjerumus pada hal-hal negatif sebagai dampak berkembangnya Iptek. Al Quran dan agama harus senantiasa kita jadikan sebagai tuntunan untuk menjalani kehidupan. Jika manusia menjadikan aqidah islam sebagai landasan Iptek, bukan berarti bahwa konsep Iptek wajib bersumber kepada Al Quran dan Al-Hadits, artinya bukan berarti bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan lain sebagainya, harus didasarkan pd ayat tertentu dalam Al Quran, tetapi yg dimaksud adalah konsep Iptek wajib berstandar pd Al-Quran dan Al-Hadits. Iptek tidak boleh bertentangan dengan Al Quran. Pentingnya ilmu menurut islam, dorongan serta kewajiban mencari dan menuntut ilmu telah menjadikan dunia islam pada suatu masa dizaman lampau telah menjadi pusat pengembangan ilmu dan kebudayaan. Pada masa yang akan datang kejayaan tersebut akan berulang jika pemeluk agama islam menyadari makna bahwa umat Nabi Muhammad S.A.W. merupakan umat yang terbaik, Insyaallah.

BAB 3 PEMBAHASAN
Menurut kamus ilmiah, Hedonisme ialah perilaku untuk mencari kesenangan dan mengelakkan ketidak senangan. Terkadang orang menganggap bahwa hedonis di kalangan pemuda berkesan negatif, seperti berfoya-foya untuk mencari kesenangan. Hedonisme mempunyai dampak positif tersendiri yang menciptakan mental kreatif, inisiatif, mandiri dan kerja keras sebagai usaha mendapatkan apa yang ia mau. Dan dalam implikasinya yang menghasilkan teori bahwa, sikap hedonis dapat meningkatkan angka produktifitas dan sumber daya manusia. Ali Syariati, seorang ulama terkemuka timur tengah pernah berkata bahwa tantangan terbesar bagi remaja muslim saat ini adalah budaya hedonisme (kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup) yang seolah sudah mengurat nadi. Budaya yang bertentangan dengan ajaran islam ini digemari dan dijadikan sebagai gaya hidup (life style) kawula muda masa kini, kaya atau miskin, ningrat atau jelata, sarjana atau kaum proletar, di desa ataupun di kota seolah sepakat menjadikan hedonisme yang sejatinya kebiasaan hidup orang barat ini sebagai tauladan dalam pergaulannya. Firman Allah SWT, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. (QS. Huud: 116). Bahkan yang lebih meresahkan lagi budaya hedonisme seolah telah menjadi ideologi bagi kaum muda yang tidak tabu lagi untuk dilakukan. Remaja saat ini masih banyak yang terpengaruh gaya hidup liberal dan hedonis. Ini menjauhkan dan mengeluarkan mereka dari gaya hidup yang beradab, yaitu dari hukum Allah yang menciptakan manusia. Namun, ketika ada di ranah hubungan bisnis antarmanusia (hablumminannas), dirinya harus pula bisa bersikap hedonis, sosok manusia yang bernafsu menyukai kepentingan dunia dan gemar memburu kesenangan biologis. Dua peran itulah yang sebenarnya mencerminkan berlakunya prinsip religius yes, hedonis yes, atau agama tetap diperankan sebagai cermin dirinya yang berasal dan dibesarkan di lingkungan beragama, sementara ketika dirinya masuk di lingkaran pergaulan dunia selebriti, agama tak lagi harus diperankan sebagai kekuatan suci yang mengawalnya. Agama saat masuk dunia hedonis ini berhak dikalahkan atau dipinggirkan dan digantikan oleh gaya hidup berbingkaikan hedonisme. Prinsip tersebut tampaknya sedang memperoleh tempat

xvii

tertinggi dalam tayangan televisi dewasa ini. Kata religius yes, hedonis yes seolah sudah melekat erat dalam konstruksi manajemen pertelevisian kita. Faktor-faktor penyebab hedonisme 1. Faktor internal 1.1 Lemahnya keyakinan agama Lemahnya keyakinan agama seseorang juga berpengaruh terhadap perilaku sebagian masyarakat yang mengagungkan kesenangan dan hura-hura semata. Binzar Situmorang menyatakan bahwa, Kerohanian seseorang menjadi tolak ukur dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi mereka yang suka mengejar kesenangan. 1.2 Persepsi Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia. 1.3 Kepribadian Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu. 2. Faktor eksternal 2.1 Arus Industrialisasi dan Globalisasi Derasnya arus industrialisasi dan globalisasi yang menyerang masyarakat merupakan faktor yang tak dapat dielakkan. Nilai-nilai yang dulu dianggap tabu, kini dianggap biasa. Media komunikasi, khususnya media iklan memang sangat bersinggungan dengan masalah etika dan moral. Melalui simbol-simbol imajinatif media komunikasi massa jelas sangat memperhitungkan dan memanfaatkan nafsu, perasaan, dan keinginan. 2.2 Pergaulan dan Hubungan Sosial Perilaku Hedonis tidak terlepas daripada pergaulan sesama dalam kota-kota besar yang lebih menyukai kesenangan dan kenikmatan. Pendapat di atas itu dibenarkan oleh dosen Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, Inna Mutmainah. Dijelaskan oleh Inna, Anak muda memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan berkomunitas. Mereka paling senang nongkrong bersama kelompok dan teman-teman sebayanya. Dalam bergaul ini, selalu ada tekanan dari dalam diri si anak untuk melakukan hal yang sama dengan teman satu kelompok. Nah, tekanan itu akan membuat dia mempertanyakan kembali nilai yang selama ini telah tertanam dalam dirinya. Jika seseorang tinggal dalam lingkungan yang hidupnya suka berfoya-foya, mengejar kenikmatan, maka dengan sendirinya orang tersebut akan mengikuti gaya hidup yang telah ditanamkan dalam lingkungan pergaulan tersebut. 2.3 Keluarga Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk

kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya. penyebab utama seseorang menjadi hedonisme adalah orang tua lalai untuk mewarisi anak dengan norma dan gaya hidup timur yang punya nilai spiritual. Akhir-akhir ini kata hedon sering kali dilontarkan oleh anak-anak muda di Indonesia. Kebanyakan dari mereka mengetahui apa itu hedon, namun tak semuanya sadar untuk mengubah perilaku hedon-nya. Sikap hedon seperti ini sebenarnya telah muncul sejak ribuan tahun silam, masa dimana para filsuf mulai mengemukakan ajaran Hedonisme. Hedonisme sendiri adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Tidak heran bahwa orang yang hedon biasanya hanya mementingkan kesenangan bagi dirinya, mereka tidak mempedulikan orang-orang yang berada di sekitarnya. Celakanya, pengaruh hedonisme ini telah mewabah di Indonesia dan menimpa semua kalangan, tak terkecuali mahasiswa yang dipandang sebagai kaum intelektual. Orang-oranng tersebut kebanyakan tidak sadar bahwa sikap hedon ini nantinya lebih banyak berakibat buruk. Bukan hanya bagi diri sendiri bahkan berdampak pada bangsa kita. Dampak hedonisme 1. Menyebabkan terkikisnya budaya asli Indonesia dari waktu ke waktu 2. Hedonisme membuat orang lupa akan tanggung jawabnya karena apa yang dia lakukan semata-mata untuk mencari kesenangan diri. Jika hal-hal tersebut mampu menggeser budaya bangsa Indonesia maka sedikit demi sedikit Indonesia akan kehilangan jati diri yang sesungguhnya. 3. Manusia akan memprioritaskan kesenangan diri sendiri dibanding memikirkan orang lain, sehingga menyebabkan hilangnya rasa persaudaraan, cinta kasih dan kesetiakawanan sosial. 4. Sikap egoisme akan semakin membudaya 5. Semakin berkembangnya sistem kapitalis-sekuler karena sistem inilah yang menyebabkan hedonisme berkembang secara pesat. 6. Merusak suatu sistem nilai kehidupan yang ada dalam masyarakat sekarang, mulai sistem sosial, politik, ekonomi, hukum, pendidikan sampai sistem pemerintahan.

xix

7. Meningkatnya angka kriminalitas. Tindak kriminal yang akhir-akhir ini marak terjadi kebanyakan dilatar belakangi oleh sifat hedonisme manusia semata. Adanya dampak-dampak tersebut harusnya bisa menyadarkan semua orang untuk mengurangi bahkan menghilangkan sikap hedonnya. Tentu kita semua sebagai bangsa Indonesia tak ingin budaya kita tergantikan oleh budaya hedon ini. Sebagai umat islam, tidak seharusnya kita mempunyai hedon. Islam tidak menyukai halhal yang berlebihan, oleh karena itu islam tidak menyukai sifat hedonisme. Sebagai makhluk hidup yang diberkahi akal, sudah selaiknya kita memikirkan segala sesuatu yang kita perbuat. Dengan memikirkan terlebih dahulu apa yang akan diperbuat dengan logis, mendasar, dan menyeluruh maka sifat hedonisme dapat dihindari. Dalam hal ini, dapat kita lihat bahwa kita membutuhkan filsafat sebagai kerangka berpikir dalam kehidupan sehari-hari. Langkah mengantisipasi pengaruh negatif budaya hedonisme bagi mahasiswa perlu diadakan sosialisasi, yaitu : 1. Perlunya kearifan dalam memilih barang agar tidak terjebak dalam konsumerisme. 2. Menanamkan pola hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari. 3. Dalam memilih barang mahasiswa perlu membuat skala prioritas dalam berbelanja sehingga dapat membedakan barang apa yang benar-benar diperlukan dan barang-barang yang diinginkan namun tidak diperlukan. 4. Penerapan pola hidup sederhana dalam kegiatan sehari-hari diperlukan untuk mengatur keuangan mahasiswa agar pendapatan yang biasanya berasal dari orang tua tidaklah lebih kecil daripada pengeluaran. 5. Adanya kedewasaan dalam berpikir sehingga mahasiswa dapat membentengi diri dari pola hidup konsumerisme. Memilih gaya hidup hedonime, terus terang tidak akan pernah memberikan kepuasan dan kebahagiaan. Ibarat minum air garam, makin diminum makin haus. Bagi yang belum terlanjur menjadi pengidola hedonisme maka segeralah balik kiri, berubah seratus delapan puluh derajat. Bahwa kebahagian hidup ada pada hati yang bening, saatnya bagi kita kembali untuk menyuburkan akar-akar spiritual- kembali ke jalan Ilahi, tumbuhkan jiwa peduli pada sesama- buang jauh-jauh karakter selfish (mementingkan diri sendiri), dan miliki multi kekuatan kuat otak, kuat otot, kuat kemampuan berkomunikasi, kuat beribadah, dan kuat mencari rezeki.

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

xxi

DAFTAR PUSTAKA Agus, Bustanudin. 1999. Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial : Studi Banding Antara Pandangan Ilmiah dan Ajaran Islam.Jakarta : Gema Insani Press. Ahmed, Shabir et.al. 1999. Islam dan Ilmu Pengetahuan. Bangil : Al-Izzah. Al-Baghdadi, Abdurrahman. 1996. Sistem Pendidikan di Masa Khilafah Islam. Bagil : AlIzzah. Majid, A. (2002). Mukzizat Al-Quran dan Sunnah tentang Iptek. Jakarta: Gema Insani Press. Mubarak, Z. (2009). Menjadi Cendekiawan Muslim. Jakarta: PT Magenta Bakti Guna. http://unik.kompasiana.com/2010/12/08/pengaruh-hedonisme-di-indonesia/ (diakses pada 18 April 2012) ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/ibda/article/.../275/257 April 2012) filsafat.ugm.ac.id/downloads/artikel/kebudayaan.pdf (diakses pada 18 April http://www.scribd.com/doc/42717088/Ringkasan-Materi-Ama-Islam (diakses April 2012) Kaelany. (2009). Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahma Press Meliono, Irmayanti, dll. (2010). Logika, Filsafat Ilmu, dan Pancasila. Depok: Universitas Indonesia 2012) pada 25 (diakses pada 18

Anda mungkin juga menyukai