Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

Daftar Isi .......................................................................................................... iii


BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1............................................................................................................Latar
Belakang............................................................................................ 1
1.2............................................................................................................Identi
tas Mitra............................................................................................. 3
1.3............................................................................................................Urge
nsi Permasalahan Mitra..................................................................... 4
1.4............................................................................................................Luara
n......................................................................................................... 4
1.5............................................................................................................Manf
aat Kegiatan....................................................................................... 4
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA............................. 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ............................................................. 5
3.1. Tahapan dan Frekuensi Pelaksanaan Program................................. 5
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN................................................ 7
4.1. Anggaran Biaya................................................................................ 7
4.2. Jadwal Kegiatan............................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 8
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1.Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping......................... 9
Lampiran 2.Justifikasi Anggaran Kegiatan...................................................... 16
Lampiran 3.Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas............ 17
Lampiran 4.Surat Pernyataan Ketua Pelaksanaan............................................ 19
Lampiran 5.Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra......................................... 20
Lampiran 6.Denah Detail LokasiMitra............................................................. 21

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan yang meliputi aspek
fisik, kognitif dan emosional. Pada tahap ini remaja memiliki rasa keingintahuan
yang tinggi dan dihadapkan pada krisis identitas. Latihan assertive ialah dimana
suatu latihan keterampilan yang dapat membantu seseorang berprilaku assertive,
dimana perilaku assertive adalah suatu perilaku antar perorangan atau
interpersonal yang dimana itu dapat melibatkan aspek kejujuran, keterbukaan
pikiran dan perasaan.
Freiberg (dalam Marshall, 2004) menjelaskan bahwa iklim sekolah dapat
memberikan pengaruh positif pada lingkungan belajar dan dapat juga menjadi
barrier dari proses belajar. Kuperminc (dalam Marshall, 2004) mengungkapkan
bahwa iklim sekolah yang positif dapat meminimalisasi munculnya masalah
perilaku dan emosi pada siswa. Untuk menciptakan iklim positif, sekolah harus
meminimalisir permasalahan pada peserta didiknya. Permasalahan tersebut seperti
yang diungkapkan Thomas Lickona (dalam Setiawan, 2011) bahwa sepuluh tanda
perilaku manusia yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa yaitu:
meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, penggunaan bahasa dan kata-kata
yang memburuk, pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan,
meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol, dan
seks bebas, semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, menurunnya etos
kerja, semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, rendahnya rasa
tanggung jawab individu dan warga negara, membudayanya ketidakjujuran, dan
adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. (Azis, 2015)
Bimbingan dan konseling merupakan pelayananan bantuan untuk siswa,
baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bimbingan pribadi - sosial, belajar dan karier (Depdiknas, 2008:4).
Peran konselor sebagai pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah tentunya
juga harus memberikan kontribusi dalam memberikan intervensi serta bantuan
kepada seluruh siswa yang dikemas dalam layanan-layanan bimbingan dan
konseling. Salah satu layanan bimbingan dan konseling untuk menangani siswa
yang mengalami tindak kekerasan atau apapun dalam sekolah melalui pelatihan
asertivitas. Soendjojo (dalam Gowi, 2009) menjelaskan bahwa karakteristik utama
korban bullying adalah siswa yang belum mampu bersikap asertif. (Azis, 2015)
Cawood (1997) menyatakan perilaku asertif yaitu ekspresi yang langsung,
jujur, dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak siswa
tanpa kecemasan yang tidak beralasan. Langsung berarti perilaku siswa dapat
menyampaikan pesan di-sampaikan dengan lugas dan wajar, serta tidak
menghakimi siswa lain. Jujur berarti berperilaku menunjukkan semua isyarat
pesan cocok artinya kata-kata, gerak-gerik, perasaan semuanya mengatakan hal
yang sama. Sedangkan pada tempatnya berarti siswa dapat mempertahankan hak-
2

hak dan perasaan-perasaan siswa lain maupun dirinya sendiri, waktu dan
tempatnya. (Azis, 2015)
Assertive training merupakan suatu makna pelatihan yang diadakan untuk
membentuk perilaku seseorang menjadi berperilaku yang assertive. Assertive
suatu kemampuan yang mengekspresikan hak, pikkiran, persaan, jujur, terhormat
dan tidak mengganggu hak orang lain.
Pelatihan asertivitas terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan
interpersonal siswa (Trisnaningtias, 2010), mereduksi kebiasaan merekok
(Fidiyanti, 2009:125), meningkatkan kedisiplinan siswa (Oktariana, 2012:135),
meningkatkan self esteem dan prestasi akademik siswa (Mona, 2010),
meningkatkan keterampilan perilaku asertif dan mengurangi kecemasan interaksi
sosial (Mousa, 2011), peningkatan harga diri (Sipayung, 2007).
Akbari (2012:12) dalam penelitiannya bahwa “pelatihan asertivitas pada
masa remaja berfungsi untuk mengurangi kebimbangan, memecahkan masalah,
menyelesaikan konflik, dan mengembang-kan cara-cara pengambilan keputusan”.
Fensterheim (1980) mengatakan orang yang berperilaku asertif memiliki 4 ciri
yaitu merasa bebas untuk mengemukakan emosi yang dirasakan melalui kata dan
tindakan. Misalnya “inilah diri saya, inilah yang saya rasakan dan saya inginkan”.
Dapat berkomunikasi dengan orang lain, baik dengan orang yang tidak dikenal,
sahabat, dan keluarga. Dalam berkomunikasi relatif terbuka, jujur, dan
sebagaimana mestinya. Mempunyai pandangan yang aktif tentang hidup, karena
orang asertif cenderung mengejar apa yang diinginkan dan berusaha agar sesuatu
itu terjadi serta sadar akan dirinya bahwa ia tidak dapat selalu menang, maka ia
menerima keterbatasannya, akan tetapi ia selalu berusaha untuk mencapai sesuatu
dengan usaha yang sebaik-baiknya dan sebaliknya orang yang tidak asertif selalu
menunggu terjadinya sesuatu. Bertindak dengan cara yang dihormatinya sendiri.
Maksudnya karena sadar bahwa ia tidak dapat selalu menang, ia menerima
keterbatasan namun ia berusaha untuk menutupi dengan mencoba
mengembangkan dan selalu belajar dari lingkungan.
Hamoud (2011:1086) dalam Journal of American Science menjelaskan
bahwa “pelatihan asertivitas adalah pendekatan sistemik untuk ekspresi diri lebih
tegas, didasarkan pada keseimbangan antara pencapaian tujuan sendiri dan
menghormati kebutuhan orang lain”
Dalam hal itu perilaku asertif itu ialah hal yang sangat diperlukan agar
kita lebih mengenal diri dan lebih jujur dalam membina suatu hubungan dengan
sesama. Dengan melalui asertivitas yang kita miliki, kita dapat belajar untuk lebih
menghargai diri sendiri dan orang lain, mengekspresikan perasaan postif dan
negatif, percaya diri, mau mendengarkan orang lain, mengembangkan kontrol diri,
mengembangkan kemampuan untuk menolak tanpa merasa bersalah atau tanpa
menyinggung perasaan orang lain dan dapat berani meminta bantuan orang lain
ketika membutuhkan. Dengan begitu jelas bahwa assertive itu menyangkut sikap
3

dan perilaku seseorang, seorang yang tegas dapat diartikan dia orang yang
assertive.

Gambar 1.0 SMK PAB 2 Helvetia

1.2. Identitas Mitra


Untuk menentukan identitas mitra dalam kegiatan pengabdian masyarakat
ini, tim pelaksana menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono
(2016:85) Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Alasan pemilihan sampel dengan menggunakan purposive
sampling adalah:
1. Sekolah SMK PAB 2 Helvetia dipilih karena merupakan tempat salah satu
anggota Tim pernah mengemban pendidikan.
2. Sekolah SMK PAB 2 Helvetia dekat dengan lokasi kampus.
SMK PAB 2 Helvetia terletak di Jalan Veteran Pasar IV Helvetia
Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Kelurahan Helvetia. SMK
PAB 2 Helvetia memulai jam pembelajaran tepat pada pukul 07:00 Wib hingga
pukul 13:00. SMK PAB 2 Helvetia merupakan sekolah yang tidak hanya
menuntun murid menguasai pelajaran dunia, tetapi juga mengharuskan para
muridnya menguasai akhirat. Membaca surah pendek di juz 30 dari Al-Qur’an
sudah menjadi rutinitas pelajar SMK PAB 2 Helvetia sebelum memulai proses
pembelajaran. Dan setiap pulang sekolah diharuskan shalat dzuhur terlebih
dahulu.

1.3. Urgensi Permasalahan Mitra


4

1. Pada saat anak mulai memasuki usia remaja merupakan fase awal
pembentukan jati diri, sehingga diperlukan kondisi lingkungan sekolah yang
kondusif serta mampu menunjang kegiatan belajar-mengajar siswa.
2. Lingkungan sekolah yang tidak kondusif bagi siswa SMK PAB 2
Helvetia Jdapat membentuk perilaku yang tidak diharapkan seperti malas belajar,
datang sekolah terlambat, dan tidak disiplin. Terbukti dalam hal disiplin pakaian
sekolah yang dirasa sudah melenceng dari standar seragam sekolah pelajar SMP.
3. kurang pedulinya guru Bimbingan konseling dalam memberikan
sosialisasi didalam sekolah.

1.4. Luaran
Luaran yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah :
1. Laporan Kemajuan
2. Laporan Akhir
3. Artikel Ilmiah yang akan dipublikasikan di jurnal Litera
4. Program berbentuk Pendampingan kepada guru bimbingan dan konseling di
SMK PAB 2 Helvetia untuk menerapkan teknik Assertive

1.5. Manfaat kegiatan


Manfaat dalam kegiatan adalah
1. Menciptakan pembelajaran aktif disertai keassertivan didalamnya
2. Menghasilkan lulusan yang dibutuhkan pada abad 21.

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA


Medan merupakan kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk yang
padat serta karakteristik penduduk yang heterogen. Kawasan perkotaan erat terkait
dengan berbagai masalah urban seperti kemiskinan, kepadatan penduduk, dan
rendahnya tanggungjawab sosial. Selain itu, Medan merupakah daerah yang
paling merasakan pengaruh dari dampak globalisasi. Tak khayal banyak siswa dan
siswi yang kerap menjadi korban dari kejahatan.
SMK PAB Helvetia merupakan salah satu sekolah formal di kawasan
perkotaan tepatnya di Jalan Veteran Pasar IV Helvetia Kecamatan Labuhan Deli,
Kabupaten Deli Serdang, Kelurahan Helvetia. SMK ini bersebelahan dengan
kelurahan Helvetia dan juga dengan Masjid al-Ihsan. Sekolah ini memiliki tiga
tingkatan kelas pendidikan yaitu kelas 10, 11 dan 12 dengan total kelas yang ada
mencapai 27 kelas. Di sekolah ini, terdapat banyak kegiatan yang dapat diikuti
siswa, seperti pramuka dan OSIS. Kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung
dari pukul 07:00 sampai dengan pukul 13:00 WIB. Namun untuk kondisi New
Normal saat ini kegiatan belajar mengajar dilakukan secara Daring(dalam
jaringan) kecuali bagi mata pelajaran kejurusan dilakukan pergelombang mulai
dari jam 9.00-13.00 WIB.
5

Latar belakang siswa dan siswi di SMK PAB Helvetia rata-rata dari
kalangan menegah ke bawah. Sebagian besar siswa SMK PAB Helvetia berasal
dari keluarga berpendidikan yang rendah, masyarakat kurang mampu, dan banyak
penerima KIP (Kartu Indonesia Pintar). Zahid (2011) mengungkapkan bahwa
penting untuk memperhatikan berbagai faktor di dalam sekolah yang
memengaruhi prestasi belajar. Iklim sekolah dan latar belakang keluarga yang
dinyatakan memiliki hubungan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan
berbagai latar belakang yang sangat beragam di sekolah ini dan iklim sekolah
yang kondusif perlu untuk ditingkatkan kembali, maka dari itu program
kreativitas mahasiswa di bidang pengabdian kepada masyarakat ini akan
dilakukan di SMK PAB Helvetia

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1. Tahapan dan Frekuensi Pelaksanaan Program

Beberapa tahap-tahap assertive training yang akan tim lakukan, yaitu:

Analisis pendahuluan

Pembuatan Assertive The


Best

Simulasi

Bimbingan

Pendampingan

1. Tahap pertama Analisis


Analisis tersebut bertujuan untuk mengidentifikasikan suatu penyebab
siswa yang tidak berprelikau assertive dalam proses pembelajaran ataupun
tidak di SMK PAB 2 Helvetia. Kemudian setelah penyebab tersebut di
dapati maka akan di pecahkan dengan adanya suatu aplikasi Assertive The
Best yang untuk mengukur sifat perilaku siswa tersebut. Analisi ini
dilakukan pada bulan pertama minggu pertama
6

2. Tahap kedua Pembuatan Aplikasi


Pembuatan aplikasi ini akan di lakukan oleh tim yang tergabung ke dalam
PKM-PM, Aplikasi ini di buat selama jangka waktu satu bulan dimana itu
bulan ke-1 minggu ke dua sampai bulan ke-2 minggu pertama
3. Tahap ketiga simulasi
Kegiatan simulasi akan dilaksanakan pada bulan ke-2 minggu ke dua dan
minggu ke tiga. Dimana simulasi ini bertujuan untuk memberi tahu kepada
gutru Bimbingan Konseling di SMK PAB 2 Helvetia mengenai tata cara
penggunaan Aplikasi Assertive The Best.
4. Tahap kelima Bimbingan
Selanjutnya dimna tahap ini memberikan suatu tentang pemahaman
assertive terhadap siswa-siswa dan memperkenalkan dan menjelaskan
tentang aplikasi tersebut . kegiatan bimbingan dilakukan di bulan ke-2
minggu ke empat sampai bulan ke-3 minggu ke dua
5. Tahap pendampingan
tim pelaksana ikut melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sambil
melakukan pendampingan kepada guru untuk melaksanakan program
teknik assertive metode roll playing dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Kegiatan pendampingan akan dilakukan di bulan ke-3 minggu ke tiga
sampai bulan ke-4 minggu pertama

Untuk pelatihan asertivitas dengan Aplikasi Assertive The Best dan teknik
metode roll playing dapat dilakukan selama 4 bulan, dimana 1 kali pertemuan itu
digunakan untuk Analisis, 1 bulan untuk pembuatan aplikasi untuk mengukur
perilaku siswa tersebut, 2 pertemuan digunakan untuk tahap simulasi, tahap
bimbingan dilakukan 3 kali pertemuan, tahapan keempat (pendampingan)
dilakukan pada 3 pertemuan yang ditujukan untuk guru bimbingan konseling. dan
evaluasi dilakukan disetiap akhir kegiatan. Dalam pertimbangan tim
menggunakan distiap akhir pertemuan dilakukan evaluasi karena dalam tim dapat
mengamati keterampilan apa yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan
siswa dapat mampu menerapkan keterampilan yang sudah dipelajari seperti hal
nya mengungkapkan perasaan negatif, afirmasi diri dan mengungkapkan perasaan
positif dengan metode bermain peran (Roll playing). Pembuatan artikel imiah
dilakukan selama 3 kali pertemuan.
7

Gambar 2.0 Halaman Awal Aplikasi Assertive The Best

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

Tabel 4.1 AnggaranBiaya


NO JENIS PENGELUARAN BIAYA
1 Bahan/perlengkapan habis pakai Rp. 5.353.000
2 Paket data Rp. 100.000
3 Penyimpanan data Rp. 1.200.000
4 Lain-lain Rp. 1.200.000
Jumlah Rp. 7.853.000

4.2. Jadwal Kegiatan


Tabel4.2 JadwalKegiatan
Bulan Person
No Kegiatan Penanggung Jawab
1 2 3 4
1 Analisis Tim
Pembuatan aplikasi Wahyu Wardana
2
Assertive The Best
3 Tahap simulasi Tim
4 Tahap Bimbingan Tim
5 Tahap pendamping Tim
6 evaluasi Tim
7 Pembuatan artikel Tim
8

ilmiah

DAFTAR PUSTAKA
Azis, A. R. (2015). Efektivitas Pelatihan Asertivitas untuk Meningkatkan Perilaku
Asertif Siswa Korban Bullying. 3, 8–14.
Corey, G. 2005. Theory and Practice of Counseling & Psychotherapy. Belmont:
Thomson.
Corey, G. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Cowood, R. 1997. And Asserts That for Companies to Survive.
Daryono. 2011. Program Bimbingan & Konseling Komprehensif dalam Upaya
Mengembangkan Kecerdasan Emosional Siswa SMA.Tesis. Tidak
Diterbitkan. Bandung : UPI.
Depdiknas. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Pelayanan Bimbingan dan
Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Depdiknas.
Mahmud M. 2005. Desain Penelitian. Alfabeta: Bandung.
Marini, L., & Andriani, E. (2005). Perbedaan Tingkat Asertivitas Remaja
Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua. Jurnal Psikologia.
Mona M., Promila, S. (2010). “Efektivitas Program Asertif Training untuk
Meningkatkan Self Esteem dan Prestasi Akademik pada Remaja”.
International Research Journal. 1, (11).
Mousa, A., & Amira Y.S. 2011. The Effect of An Assertiveness Training Program
on Assertiveness Skill and Social Interaction Anxiety of Individuals with
Schizophrenia. Journal of American Science 254-466.
Nurfaizal. 2013. Efektivitas Assertive Training untuk Meningkatkan Perilaku
Asertif Siswa. Tesis. Tidak Diterbitkan. Bandung : UPI.

Lampiran 1.Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing


A. Biodata Ketua Pengusul
9

Biodata Anggota 1
10

Biodata Anggota 2
11
12

Biodata Anggota 3
13

Biodata Anggota 4

Biodata Dosen Pendamping


14
15
16

Lampiran 2.Justifikasi Anggaran Kegiatan


No Jenis Pengeluaran Volume Harga Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
1 Bahan/perlengkapan
habis pakai
a. PHP (Hypertext 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000
Processor)
b. Editor Coding 1 Rp. Rp. 3.800.000
(Sublime Text / 3.800.000
Dreamweaver)
c. Database Xampp 1 Rp. 1.000.000
d. Penggaris 1 Rp. 35.000 Rp. 35.000
e. Pulpen 1 kotak Rp. 30.000 Rp. 30.000
f. Materai 10.000 2 Buah Rp. 12.000 Rp. 24.000
g. Kertas 1 Rim Rp. 50.000 Rp. 50.000
h. Handsenitaizer 5 Botol Rp. 28.000 Rp. 140.000
i. Masker 1 Kotak Rp. 50.000 Rp. 50.000
j. Spidol 3 Buah Rp. 8000 Rp. 24.000
SUB Rp. 5.353.000
TOTAL
2 Paket data
a. Data 25 GB 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
SUB Rp. 100.000
TOTAL
3 Penyimpanan data
a. Hardisk Eksternal Rp. 700.000 Rp. 700.000
b. Memori Rp. 500.000 Rp. 500.000
SUB Rp. 1.200.000
TOTAL
4 Lain-lain
a. Junal 1 Rp. 700.000 Rp. 700.000
b. Laporan 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000
SUB Rp. 1.200.000
TOTAL(Rp)
TOTAL 1+2+3+4 Rp. 7.853.000
Tujuh Juta Delapan Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah

Lampiran 3.Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama/ NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


17

Waktu
Studi Ilmu (jam/
minggu)
Bertanggung
jawab atas seluruh
pelaksanaan
program , Menguji
Bimbingan Keguruan coba aplikasi ,
1. Syarifah Lubis dan dan Ilmu 5 jam memebeli bahan-
Konseling pendidikan bahan dan
memberikan
layanan
Bimbingan
konseling
Menyusun
kegiatan teknik roll
Playing,
memperkenalkan
Bimbingan Keguruan aplikasi dan
2. Sulistyani dan dan Ilmu 5 jam menjelaskan
Konseling pendidikan tentang aplikasi
dan memberikan
layanan
Bimbingan
konseling
Memberikan dan
menjelaskan
materi,
mengumpulkan
data,
Bimbingan Keguruan memperkenalkan
3. Ratih Amara dan dan ilmu 5 jam aplikasi dan
Konseling pendidikan menjelaskan
aplikasi dan
memberikan
layanan
Bimbingan
konseling
Sebagai moderator,
Abdul Wahid Teknik Teknik pembuatan aplikasi
4. 5 jam
Kodri Elektro Elektro dan menguji coba
aplikasi
18

Pembuatan apliksi,
Teknik Teknik membeli bahan-
5. Wahyu Wadana 5 jam
Elektro Elektro bahan dan menguji
coba aplikasi

Lampiran 4.Surat Pernyataan Ketua Pelaksanaan


19
20

Lampiran 5.Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra

Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra


21

Anda mungkin juga menyukai