Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK

10
MONOLOGIKA
Anggota
Kelompok 10
Siti Faridah Miftah Farid Nining Nursakinah
1810631080029 1810631080146 1810631080125
Pengertian Monologika
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara
monolog. Dalam monologika hanya satu orang yang
berbicara kepada seorang lain atau kepada
sekelompok orang.
Bentuk-bentuk yang tergolong
dalam monologika ada dua, yaitu
pidato dan ceramah.
Macam-Macam Pidato

Pidato Pidato
01 Impromptu
Pidato yang disampaikan tanpa
persiapan sama sekali. 
02 Manuskrip
Pidato yang dilakukan untuk
menyampaikan pernyataan-pernyataan
resmi dengan membaca naskah yang
sudah ada. 

03 Pidato Memoriter
Pidato yang menggunakan
metode memoriter atau
04 Pidato Ekstemporer
Pidato yang bertujuan untuk
presentasi produk atau
menghafal sosialisasi.
CIRI-CIRI PIDATO
YANG BAIK
1.      Pidato yang Saklik
2.      Pidato yang Jelas
3.      Pidato yang Hidup
4.      Pidato yang Memiliki Tujuan
5.      Pidato yang Memiliki Klimaks
6.      Pidato yang Memiliki Pengulangan
7.      Pidato yang Berisi Hal-hal yang Mengejutkan
8.      Pidato yang Dibatasi
9.      Pidato yang Mengandung Humor
Gorys Keraf (1997:317)
mengemukakan tujuh langkah dalam
mempersiapkan pidato, yaitu:
1. Menentukan topik dan tujuan
2. Menganalisis pendengar dan situasi
3. Memilih dan menyempitkan topik
4. Mengumpulkan bahan
5. Membuat kerangka uraian
6. Menguraikan secara mendetail, dan
7. Melatih dengan bunyi nyaring.
Langkah Persiapan Pembelajara
Pidato
1. Menentukan bahan
2. Menyortir bahan dan Menyusun skema pidato
3. Merenungi bahan
4. Rumusan pertama dengan kata-kata kunci
5. Mengontrol secara khusus
6. Menguasai pidato berdasarkan jalan pikiran yang logis
7. Mencoba berpidato.
Pembawaan Pidato
Pelaksanaan atau pembawaan pidato memerlukan persiapan dan
latihan yang cukup. Selain persiapan dan latihan yang cukup,
masih banyak hal yang harus diperhatikan ketika seseorang
menyampaikan pidatonya di depan audiens.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam
pembawaan pidato, yaitu pembawaan awal
pembicaraan atau awal pidato, selama
berbicara, dan pembawaan akhir wicara.

Widyamartaya (1980: 32-35)


Cara Membuka Pidato
1. Langsung menyebutkan pokok persoalan. Komunikator menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakannya
dan memberikan kerangka pembicara­annya. Cara ini biasanya dilakukan bila topik adalah pusat
perhatian khalayak.
2. Melukiskan latar belakang masalah. Komunikator menjelaskan sejarah topik, membatasi perngertian, dan
menyatakan masalah-masalah utamanya.
3. Menghubungkan dengan peristiwa mutakhir atau kejadian yang tengah menjadi pusat perhatian
khalayak.
4. Menghubungkan dengan peristiwa yang  sedang diperingati.
5. Menghubungkan dengan tempat komunikator berpidato.
6. Menghubungkan dengan suasana emosi (mood) yang tengah meliputi khalayak.
7. Menghubungkan dengan kejadian sejarah yang terjadi di masa lalu
8. Menguhubungkan dengan keperluan vital pendengar
9. Memberikan pujian pada khalayak atas prestasi mereka
10. Memulai dengan pernyataan yang mengejutkan
11. Mengajukan pertanyaan provokatif atau serentetan pertanyaan
12. Menyatakan kutipan
13. Menceritakan pengalaman pribadi
14. Mengisahkan cerita faktual, fiktif atau situasi hipotetis
15. Menyatakan teori atau prinsip-prinsip yang diakui kebenarannya
16. Membuat humor.
Cara Menutup Pidato
1. Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan.
2. Cara yang paling mudah dalam menyimpulkan ini adalah dengan membilangnya dalam urutan satu, dua, tiga, dan
seterusnya.
3. Menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan setelah
menyebutkan ikhtisar pidato atau tanpa ikhtisar pidato.
4. Mendorong khalayak untuk bertindak (Appeal for Action). Cara ini biasanya dipakai terutama untuk menutup pidato
persuasif yang ditujukan untuk memperoleh tindakan tertentu dari khalayak.
5. Mengakhiri dengan klimaks. Karena akhir pidato merupakan puncak seluruh uraian, maka menuju penutup pidato
dapat dilakukan dengan uraian menjadi lebih penting dan lebih patut mendapat perhatian.
6. Mengatakan kutipan sajak, kitab suci, peribahasa, atau ucapan ahli. Kutipan dapat menambah keindahan komposisi,
asal kutipan yang dipakai tersebut ada kaitannya dengan tema yang dibicarakan atau menunjukkan   arah tindakan
yang harus dilakukan.
7. Menceritakan contoh yang berupa ilustrasi dari tema pembicaraan. Ilustrasi ini harus berbentuk cerita yang menarik
perhatian yang menghidupkan jalannya uraian. Panjang pendeknya cerita dapat disesuaikan dengan waktu yang
tersedia.
8. Menerangkan maksud sebenarnya pribadi pembicara.
9. Memuji dan menghargai khalayak. Pujian yang efektif adalah pujian yang wajar, ikhlas, dan tidak berlebih-lebihan.
Membuat pernyataan yang humoris atau anekdot lucu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai