Makalah
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Menulis Teknis/Praktis
Dosen Pengampu
Dian Etikasari, M.Pd.
Disusun Oleh
Kelompok 2:
Herin Yuyung Wiji Utami (12210183061)
Sindy Yanuari (12210183071)
Mega Yulia Annisa (12210183076)
Munip Mudhario (12210183082)
Arum Rosiana Dewi (12210183091)
Magic Rukmi Kartika (12210183092)
Nuril Hidayah (12210183093)
TBIN 3B
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan hidayah
dan rahmat-Nya kepada kita melalui Baginda Rasulullah SAW yang membawa
kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang. Sholawat serta salam
senantiasa kita haturkan kepada beliau, semoga kita mendapatkan syafaatnya
dihari akhir nanti. Sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul
“Bagian-bagian Surat Dinas”. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas
terstruktur untuk meningkatkan literasi.
Makalah ini disusun berdasarkan referensi dari perpustakaan yang relevan,
agar makalah ini dapat di percaya keakuratannya sebagai referensi penyusunan
makalah yang baik, serta dapat diterima oleh semua kalangan dan dapat memberi
manfaat kepada pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada:
1. Dian Etikasari, M.Pd., selaku pengampu mata kuliah Menulis
Teknis/Praktis yang telah memberi pengarahan dan koreksi sehingga
makalah dapat terselesaikan.
2. Seluruh teman-teman TBIN 3B yang telah membantu doa dan mendukung
terselesaikannya penulisan makalah ini.
Semoga jasa mereka diterima Allah SWT, dan tercatat sebagai amal shalih.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Simpulan............................................................................................ 12
B. Saran ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Surat adalah alat komunikasi yang menggunakan bahasa tulisan di
atas lembaran kertas yang sangat erat kaitannya dengan manusia. Dalam
kehidupan sehari-hari surat merupakan salah satu sarana komunikasi
tertulis yang dipergunakan untuk menyampaikan berita. Perkembangan
zaman ditandai dengan alat teknologi yang canggih, namun peranan dan
fungsi surat dalam mejembatani hubungan komunikasi antar manusia
lewat bahasa tulisan tetap berdiri dengan kokoh. Dengan hadirnya alat
teknologi diera modern ini seolah surat tidak bisa tergantikan oleh
peralatan komunikasi yang canggih tersebut. Hal ini dapat dibuktikan
bahwa di dalam kehidupan sehari-hari surat masih digunakan untuk alat
komunikasi.
Sejak zaman dahulu hingga sampai sekarang ini, manusia tidak
bisa dipungkiri untuk lepas dari kepentingan atau kebutuhan manusia
lainnya. Oleh karena itu, manusia tetap membutuhkan komunikasi baik
yang berada di lingkungan sekitarnya maupun di tempat yang berjauhan.
Di dalam sebuah instansi atau badan usaha menggunaan surat dinas
sebagai alat komunikasi. Surat dinas adalah alat komunikasi tertulis yang
menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi. 1Surat dinas
berperan penting karena dapat membantu menyelesaikan sebuah
pekerjaan. Oleh karena itu, dalam membuat surat dinas harus mengetahui
dan memahami bagian-bagian dari surat dinas.
Pengkajian bagian-bagian dari surat dinas seperti kepala atau kop surat,
pembuka surat, salam pembuka, isi surat, dan penutup surat akan lebih
didalami lagi pada BAB II Pembahasan yang ada dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penulisan kepala atau kop surat yang benar?
1
Mustakim, Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan Ke Arah Kemahiran
Berbahasa, (Jakarta: Gramedia, 1994), hal. 163.
1
2
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mendiskripsikan penulisan kepala atau kop surat yang benar.
2. Untuk mendiskripsikan penulisan pembuka surat dan salam pembuka yang
benar.
3. Untuk mendiskripsikan penulisan isi surat dan penutup surat yang benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Muhammad Hamzah dan Andi Neneng Nurfauziah, Penuntun Praktis Menulis Surat Dinas,
(Makassar: CV. Social Politic Genius (SIGn), 2017), hal. 9.
3
Najib Amaro, Format Penulisan Karya Ilmiah, (Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2007),
hal. 5.
3
4
1. Tanggal Surat
Tanggal surat berfungsi untuk memberitahukan kepada penerima
kapan surat tersebut ditulis. Penulisan tanggal di surat dinas tidak diawali
dengan nama kota. Penulisan tanggal, bulan, dan tahun harus ditulis
secara lengkap. 5 Nama bulan tidak boleh ditulis menggunakan angka atau
disingkat, begitu pula penulisan tahun harus lengkap. Pada akhir
penulisan, tanggal tidak perlu diberi tanda baca apa pun.
Contoh:
Kepala Surat
4 September 2019
2. Nomor Surat
Surat dinas yang dikeluarkan oleh pemerintah harus diberi nomor
dan kode yang jelas. Nomor dan kode tersebut berguna untuk
memudahkan penyimpanan surat dan mengetahui setiap waktu banyaknya
4
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2002), hal. 110.
5
Muhammad Hamzah dan Andi Neneng Nurfauziah, Penuntun Praktis …, hal. 10.
5
surat yang keluar.6 Kata nomor yang dituliskan dengan lengkap diikuti
tanda titik dua, jika nomor disingkat penulisannya diikuti tanda titik
kemudian diikuti tanda titik dua (No.:). Garis miring yang digunakan
dalam nomor dan kode surat tidak didahului dan tidak diikuti spasi. Angka
tahun dituliskan dengan lengkap dan tidak diikuti tanda baca apapun.
Contoh:
a. Nomor : 2345/E9/UI.6/2019 (jika kata nomor tidak
disingkat)
b. No. : 2345/E9/UI.6/2019 (jika kata nomor disingkat)
3. Lampiran
Bagian lampiran tidak semuanya harus dicantumkan, apabila surat
tersebut tidak melampirkan sesuatu. Jika bersama surat tersebut ada
sesuatu yang dilampirkan, maka dituliskan dengan lengkap. Akan tetapi,
jika tidak ada yang dilampirkan dalam surat tersebut, kata lampiran tidak
perlu dicantumkan dalam surat.
Kata lampiran ditulis dengan lengkap diikuti tanda titik dua dan
lampiran yang disingkat penulisannya diikuti tanda titik dan tanda titik dua
(lamp.:).7 Setelah itu, dicantumkan jumlah yang dilampirkan dan tidak
diikuti tanda baca apapun. Huruf pada awal kata ditulis kapital sedangkan
kata yang lain ditulis dengan huruf kecil. Jika bilangan itu ditulis dengan
satu atau dua kata maka bilangan tersebut dituliskan menggunakan huruf.
Akan tetapi, jika bilangan itu ditulis lebih dari dua kata maka penulisannya
menggunakan angka.
Contoh:
a. Lampiran : Satu berkas
b. Lampiran : 120 lembar
4. Perihal Surat
6
Ibid…, hal. 10.
7
Hartono, Surat Dinas, (Yogyakarta: Jurdik Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY, 2013), hal. 5.
6
Bagian ini menunjukkan isi atau inti surat secara singkat. Perihal
surat berguna bagi penerima surat karena dengan membaca hal surat akan
mengetahui isi surat. Pokok surat yang dicantumkan dalam bagian ini
hendaknya diawali huruf kapital. Pokok surat ditulis dengan singkat, jelas,
dan mencakup seluruh pesan dalam surat. 8
Contoh:
a. Hal : Undangan rapat
b. Hal : Permohonan bantuan dana
5. Alamat Surat
Alamat surat memuat alamat yang akan dituju yaitu alamat penerima
surat. Fungsi alamat surat adalah petunjuk langsung pihak yang berhak
menerima surat. Untuk itu, usur-unsur alamat yang digunakan hendaknya
ditulis lengkap, tidak disingkat. 9
Menurut Parlaungan Sitonga dalam bukunya yang berjudul Bahasa
Indonesia Praktis, berikut adalah cara penulisan alamat surat, yaitu:10
a. Alamat yang dituju di sebelah kiri pada jarak tengah antara hal surat
dan salam pembuka. Posisi alamat surat pada sisi sebelah kiri lebih
menguntungkan daripada dituliskan di sebelah kanan, karena
kemungkinan pemenggalan tidak ada. Jadi, alamat yang cukup
panjang pun dapat dituliskan tanpa dipenggal, karena tempatnya
cukup luas.
b. Alamat surat tidak diawali kata kepada karena kata tersebut berfungsi
sebagai penghubung antar kalimat yang menyatakan arah.
c. Alamat yang dituju diawali Yth. (di ikuti tanda titik) atau Yang
terhormat (tidak diikuti titik).
d. Sebelum mencantumkan nama orang yang dituju, biasanya penulis
surat mencantumkan sapaan ibu, bapak, saudara, atau Sdr.
8
E. Zaenal Arifin, Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas, (Jakarta: Akademika
Pressindo,1996), hal. 21.
9
Hartono, Surat Dinas…, hal. 5.
10
Parlaungan Ritonga, Bahasa Indonesia Praktis, (Medan: Bartong Jaya, 2010), hal. 12.
7
e. Jika nama orang yang dituju bergelar akademik yang ditulis di depan
namanya, seperti drs. dan ir. Kata sapaan bapak, ibu, atau saudara
tidak digunakan. Jika yang dituju adalah jabatan orang tersebut seperti
direktur atau kepala instansi tertentu, kata sapaan bapak, ibu atau
saudara juga tidak digunakan.
Contoh:
Yth. Lurah Desa Sepatan
Yth. Ir. Soekarno
f. Penulisan kata jalan pada alamat tidak disingkat. Kemudian nama
gang, nomor, RT, RW biasanya dituliskan lengkap dengan huruf
kapital pada setiap awal kata. Selanjutnya nama kota dan provinsi di
tuliskan dengan huruf awal kapital, tidak perlu digaris bawahi atau
diberi tanda baca apapun.
Contoh:
Yth. Ir. Setiadi Nugroho
Jalan Kusumo Bangsa V, No. 11, Cirebon
Jawa Barat
6. Salam Pembuka
Salam pembuka dapat diibaratkan sebagai ucapan permisi. Salam
pembuka dalam surat dinas perlu dipertahankan, karena bagian tersebut
merupakan pertanda surat dinas itu sopan dan beradab. 11 Salam pembuka
merupakan tanda hormat penulis surat kepada penerima surat.
Penulisan salam pembuka harus mengikuti aturan atau kaidah Pusat
Pembinaan Bahasa atau yang lazim digunakan pada salam pembuka dalam
surat-surat dinas sebagai berikut: 12
Dengan hormat, (D, kapital dan h kecil)
Salam sejahtera, (S, kapital dan s kecil)
11
A. Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, dan Zainal Arifin, Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar, (Bandung: Remadja Karya, 1989), hal. 35.
12
Muhammad Hamzah dan Andi Neneng Nurfauziah, Penuntun Praktis…, hal. 12.
8
13
Muhammad Hamzah dan Andi Neneng Nurfauziah, Penuntun Praktis…, hal. 12-13.
9
2. Paragraf Isi
Paragraf isi surat merupakan pokok surat dinas yang memuat
sesuatu yang akan diberitahukan atau yang hendak dikemukakan pengirim
surat. Oleh karena itu, supaya pesan atau maksud dari surat itu sampai
pada penerima, penggunaan singkatan atau istilah yang masih asing
sebaiknya dihindari. Dalam penulisan surat resmi, seharusnya
menggunakan bahasa yang resmi atau baku.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup mempunyai fungsi sebagai kunci isi surat atau
penegasan dalam isi surat yang ditulis. Pada bagian ini dapat mengandung
makna atau harapan bahwa pengirim surat dinas dapat berupa ucapan
terima kasih kepadanya. Selain itu, paragraf penutup adalah untuk
mengakhiri pembicaraan dalam komunikasi tertulis. Contoh paragraf
penutup dalam surat dinas:
a. Atas perhatian Saudara, diucapkan terima kasih;
b. Demikian disampaikan, atas perhatian Sudara diucapkan terima kasih;
c. Demikian kami sampaikan, semoga kerja sama ini dapat berjalan
lancar.
Bagian penutup surat terdiri atas salam penutup surat, tanda tangan,
nama penanda tangan, jabatan, NIP, tembusan, dan inisial. Penjelasan
10
mengenai penutup surat menurut Najib Amaro dalam bukunya yang berjudul
Format Penulisan Karya Ilmiah, sebagai berikut:14
1. Salam Penutup
Salam penutup pada dasarnya mempunyai fungsi yang tidak jauh
berbeda dengansalam pembuka, yaitu untuk menyatakan rasa hormat
penulis surat kepada penerima surat. Dalam penulisannya, salam penutup
dicantumkan di pojok kanan bawah, tepatnya di antara paragraf penutup
dan tanda tangan penulis surat. Ungkapan yang digunakan pada salam
penutup, seperti halnya pada salam pembuka, yang ditulis dengan huruf
kapital hanya huruf awal pada unsur yang pertama, sedangkan huruf awal
pada unsur selanjutnya ditulis dengan huruf kecilbiasa. Tanda koma juga
disertakan pada akhir salam penutup. Contoh salam penutup, yaitu:
a. Hormat kami,
b. Hormat saya,
2. Tanda tangan
Tanda tangan merupakan pelengkap surat dinas yang berwajib
karena sebuah surat dinas belum dapat dianggap sah jika belum
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, yaitu pemimpin suatu
instansi, badan usaha, atau pejabat surat yang bersangkutan. Posisi tanda
tangan berada di antara salam penutup dan nama jelas penandatangan.
Jadi, letak tanda tangan itu pada pojok kanan bawah.
14
Najib Amaro, Format Penulisan…, hal. 10-11.
11
4. Tembusan Surat
Bagian tembusan surat dinas hanya dicantumkan jika surat itu
memerlukan tembusan untuk pihak lain yang berkaitan dengan isi surat.
Cara penulisan tembusan sebagai berikut:
a. Kata tembusan ditulis dengan huruf awal kapital, diikuti tanda titik
dua, tanpa digaris bawahi.
b. Jika pihak yang ditembusi itu lebih dari satu, diberi nomor urut sesuai
dengan jenjang jabatan pada instansi itu. Akan tetapi, jika pihak yang
ditembusi hanya satu, tidak perlu diberi nomor urut.
c. Pihak yang ditembusi adalah nama jabatan atau nama orang dan bukan
nama lembaga atau instansi.
d. Dalam tembusan tidak perlu digunakan kata-kata penghormatan.
e. Pencantuman kata arsip pada nomor terakhir tembusan tidak
dibenarkan, karena setiap surat dinas itu harus memiliki arsip.
A. Simpulan
1. Kepala atau kop surat dinas harus berisi nama jelas dari suatu instansi atau
organisasi.
2. Dalam penulisan kepala atau kop surat, dapat diidentifikasi suatu instansi
maupun organisasi pengirim surat.
3. Seperti dalam surat non-resmi, surat dinas juga harus memiliki tanggal
penulisan yang jelas.
4. Pada surat dinas terdapat nomor surat yang dapat memudahkan dalam
penyimpanan surat dan mengetahui setiap waktu banyaknya surat yang
keluar.
5. Lampiran dapat menjadi pilihan untuk ditulis dalam surat dinas jika
memang ada. Akan tetapi, jika tidak ada lampiran yang akan dicantumkan,
maka tidak perlu dituliskan.
6. Dalam perihal surat dinas terdapat isi atau inti secara singkat yang terdapat
dalam surat dinas.
7. Pada alamat surat, yang dituliskan yaitu alamat penerima surat dan dalam
penulisannya harus jelas, tidak boleh disingkat.
8. Salam pembuka pada surat dinas berisi ucapan permisi yang ditujukan
oleh penerima surat dari penulis surat.
9. Bagian isi surat atau pokok surat adalah hal yang penting dan saling
menentukan maksud dari surat dinas.
10. Penutup surat merupakan bagian akhir dari surat yang berisi penjelasan
penutup surat. Penutup surat yang terdiri atas salam penutup surat, tanda
tangan, nama penanda tangan, jabatan, NIP, tembusan, dan inisial.
B. Saran
Dari pembahasan di atas telah dipaparkan mengenai bagian-bagian dari
surat dinas, yang terdiri dari kepala atau kop surat, pembuka surat, salam
12
13
pembuka, isi surat, dan penutup surat. Tentunya diharapkan setelah ini
bagian-bagian dari surat dinas dapat dipahami dan dipelajari dengan lebih
mendetail untuk kepentingan penulisan surat dinas yang baik dan benar dalam
mengundang perorangan maupun pihak instansi secara formal, yang
digunakan untuk kepentingan organisasi atau suatu badan usaha. Namun
disadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena sumber dan
pengetahuan yang masih terbatas. Maka dari itu, penulis berharap agar
pemakalah selanjutnya untuk dapat lebih baik dalam membahas materi
mengenai bagian-bagian surat dinas yang sangat diperlukan dalam sebuah
instansi atau badan usaha. Maka dari itu, penulis berharap agar pemakalah
selanjutnya untuk dapat lebih baik dalam membahas materi mengenai bagian-
bagian dari surat dinas.
DAFTAR PUSTAKA
14