Anda di halaman 1dari 3

KARYA SASTRA NUSANTARA LISAN

SITUN SI PUISI PANTUN DARI BEKASI

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas individu pada mata kuliah
Sastra Nusantara

Dosen pengampu Imam Muhtarom, S.S., M.Hum.

oleh:

Nining Nursakinah

NPM. 1810631080125

Kelas 4F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2020
SITUN SI PUISI PANTUN DARI BEKASI

Karya sastra asal Bekasi sudah berkembang sejak lama. Dimulai dari
hadirnya puisi “Karawang-Bekasi” ciptaan Chairil Anwar yang mengangkat
perjuangan rakyat Bekasi dalam membantu untuk memerdekakan bangsa
Indonesia. Baru-baru ini, seniman sastra asal Bekasi yang bernama Kong Guntur
Elmogas mencetuskan karya sastra nusantara lisan yang disebut “Situn.” Situn
merupakan singkatan dari puisi dan pantun. Sebab, di dalamnya mengandung
unsur-unsur pada pantun namun tidak memiliki sampiran yang dihitung dari suku
kata dan rima, sehingga secara keseluruhan situn lebih dominan mengandung isi.
Dilansir dari pingpoint.co.id menyatakan bahwa situn adalah cikal bakal dari
bentuk pelestarian budayawan di Bekasi agar tetap terus berkarya dan tidak
melupakan bangsa Indonesia supaya tetap damai, aman, dan tentram. Hal tersebut
berkaitan dengan situn, yang seringkali disampaikan dan diperdengarkan untuk
menyindir berbagai situasi yang terjadi, menasehati anak-anak, dan mengungkap
tema-tema kehidupan berdasarkan fakta dan aktual. Meski begitu, isi yang
terkandung di dalam situn bersifat jenaka dengan tujuan menghibur dan mengajak
pada kebaikan bagi orang yang mendengarnya. Dengan hadirnya situn merupakan
harapan para budayawan di Bekasi sebagai bentuk keseimbangan antara
pembangunan, kearifan lokal, dan kebudayaan yang harus dikombinasikan
menjadi sebuah karya sastra yang indah. Situn adalah bentuk pengembangan
bahasa dan sastra Melayu betawi, khususnya di daerah Bekasi sendiri.
Dikarenakan daerah Bekasi merupakan pinggiran kota Jakarta, bahasa Betawi
yang dipergunakan oleh masyarakat sangatlah kental. Sehingga, situn ini lebih
dominan menggunakan logat bahasa Betawi sebagaimana bahasa yang dipakai
oleh masyarakat daerah Bekasi. Berikut ini adalah contoh “Situn” karya Kong
Guntur Elmogas:

Kebon paya pagerin kawat


Anak angsa nyemplung ke kolam
Kalau budaya lu pada kaga rawat
Alamat ini bangsa bakal tenggelam

Bakal apa kaen kebaya


Kalo kaga pake kudungan
Bakal apa kita pada kaya
Kalo nyontoh Gayus Tambunan
Kaen katun ngebungkus leunca
Cabangbungin, teluk ambuluh
Kalo pantun udah dibaca
Bilang bilangin anak ma cuculuh
Emang Indonesia makin amburadul
Emang ni pantun belum di beri judul
Kaga si Jhoni kaga si Bedul
Presidennya ngalor, rakyatnya ngidul.

Guntur Elmogas, Cibitung, 2018.

DAFTAR PUSTAKA

Halimah, Uun. (2019). Guntur Elmogas [online]. Tersedia: https://uun-


halimah.blogspot.com/2019/08/guntur-elmogas.html [diakses 8 April 2020].

Wijayanto, Aulia Rizky. (2018). Aktivis Budaya Menelisik Sastra Khas Bekasi
[online]. Tersedia: https://pingpoint.co.id/berita/aktivis-budaya-menelisik-
sastra-khas-bekasi/ [diakses 8 April 2020].

Winata, Gitafee. (2017). Mari Lestarikan Situn dan Ikut Jejak Kong Guntur
Elmogas [online]. Tersedia:
https://www.kompasiana.com/reragitaa12/58688d6e1fafbd361ca0876e/mari-
lestarikan-situn%20-dan-ikut-jejak-kong-guntur-elmogas# [diakses 8 April
2020].
Suyitno. (2017). Kong Guntur Elmogas, Menyapa Indonesia Dari Bekasi [online].
Tersedia: https://indikatornews.com/kong-guntur-elmogas-menyapa-
indonesia-dari-bekasi/ [diakses 8 April 2020].
Dimas. (2018). Pantun Kong Guntur Untuk Para Calon Wakil Rakyat [online].
Tersedia: https://bekasi.pojoksatu.id/baca/pantun-guntur-elmogas-untuk-
para-calon-wakil-rakyat [diakses 8 April 2020].

Anda mungkin juga menyukai