Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas individu pada mata kuliah
Sastra Nusantara
oleh:
Nining Nursakinah
NPM. 1810631080125
Kelas 4F
Karya sastra asal Bekasi sudah berkembang sejak lama. Dimulai dari
hadirnya puisi “Karawang-Bekasi” ciptaan Chairil Anwar yang mengangkat
perjuangan rakyat Bekasi dalam membantu untuk memerdekakan bangsa
Indonesia. Baru-baru ini, seniman sastra asal Bekasi yang bernama Kong Guntur
Elmogas mencetuskan karya sastra nusantara lisan yang disebut “Situn.” Situn
merupakan singkatan dari puisi dan pantun. Sebab, di dalamnya mengandung
unsur-unsur pada pantun namun tidak memiliki sampiran yang dihitung dari suku
kata dan rima, sehingga secara keseluruhan situn lebih dominan mengandung isi.
Dilansir dari pingpoint.co.id menyatakan bahwa situn adalah cikal bakal dari
bentuk pelestarian budayawan di Bekasi agar tetap terus berkarya dan tidak
melupakan bangsa Indonesia supaya tetap damai, aman, dan tentram. Hal tersebut
berkaitan dengan situn, yang seringkali disampaikan dan diperdengarkan untuk
menyindir berbagai situasi yang terjadi, menasehati anak-anak, dan mengungkap
tema-tema kehidupan berdasarkan fakta dan aktual. Meski begitu, isi yang
terkandung di dalam situn bersifat jenaka dengan tujuan menghibur dan mengajak
pada kebaikan bagi orang yang mendengarnya. Dengan hadirnya situn merupakan
harapan para budayawan di Bekasi sebagai bentuk keseimbangan antara
pembangunan, kearifan lokal, dan kebudayaan yang harus dikombinasikan
menjadi sebuah karya sastra yang indah. Situn adalah bentuk pengembangan
bahasa dan sastra Melayu betawi, khususnya di daerah Bekasi sendiri.
Dikarenakan daerah Bekasi merupakan pinggiran kota Jakarta, bahasa Betawi
yang dipergunakan oleh masyarakat sangatlah kental. Sehingga, situn ini lebih
dominan menggunakan logat bahasa Betawi sebagaimana bahasa yang dipakai
oleh masyarakat daerah Bekasi. Berikut ini adalah contoh “Situn” karya Kong
Guntur Elmogas:
DAFTAR PUSTAKA
Wijayanto, Aulia Rizky. (2018). Aktivis Budaya Menelisik Sastra Khas Bekasi
[online]. Tersedia: https://pingpoint.co.id/berita/aktivis-budaya-menelisik-
sastra-khas-bekasi/ [diakses 8 April 2020].
Winata, Gitafee. (2017). Mari Lestarikan Situn dan Ikut Jejak Kong Guntur
Elmogas [online]. Tersedia:
https://www.kompasiana.com/reragitaa12/58688d6e1fafbd361ca0876e/mari-
lestarikan-situn%20-dan-ikut-jejak-kong-guntur-elmogas# [diakses 8 April
2020].
Suyitno. (2017). Kong Guntur Elmogas, Menyapa Indonesia Dari Bekasi [online].
Tersedia: https://indikatornews.com/kong-guntur-elmogas-menyapa-
indonesia-dari-bekasi/ [diakses 8 April 2020].
Dimas. (2018). Pantun Kong Guntur Untuk Para Calon Wakil Rakyat [online].
Tersedia: https://bekasi.pojoksatu.id/baca/pantun-guntur-elmogas-untuk-
para-calon-wakil-rakyat [diakses 8 April 2020].