SURABAYA
KETUA KELOMPOK:
SEKAR AYU NINGRUM
(14020104057)
ANGGOTA:
1. RULLY PUTRI ANGGRAENI (14020104058)
2. AROFA DEFAKI SERDAYANI (14020114022)
3. KARTIKA ASIH PERMANA S. (14020114133)
Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Surabaya Tematik Literasi
yang bertempat di SDN Jajartunggal III dan TBM RW 03 Kedurus Surabaya. Laporan ini
dibuat sebagai bentuk tagggung jawab kami sebagai mahasiswa dan sebagai persyaratan
mata kuliah KKN yang telah dilaksanakan mulai tanggal 9 September sampai 16
Desember 2017.
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nya
laporan KKN Tematik Literasi UNESA Gelombang 2 periode September-Desember 2017
dapat diselesaikan. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada ibu Prof. Kisyani,
selaku dosen pembimbing lapangan yang telah membimbing kami dalam pelaksanaan
kegiatan KKN Literasi.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai
pelaksanaan kegiatan serta sebagai bentuk pertanggungjawaban kami kepada pihak-pihak
terkait dalam pelaksanaan kegiatan, bahwa KKN Tematik Literasi UNESA Gelombang 2
periode September-Desember 2017 telah dilaksanakan.
Pelaksanaan KKN Tematik Literasi UNESA Gelombang 2 periode September-
Desember 2017 diuraikan secara jelas pada laporan kegiatan ini, diantaranya : hasil
analisis kondisi dan lingkungan di dua lokasi KKN yang berbeda, program yang telah
dilakukan, hambatan, output dari pelaksanaan kegiatan, serta simpulan dan saran untuk
program KKN Literasi di tahun mendatang.
Laporan kegiatan ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan tolok ukur dalam
pelaksanaan KKN Tematik Literasi UNESA Gelombang 2 periode September-Desember
2017 dan menjadi bahan perbaikan untuk masa yang akan datang.
LAMPIRAN 2 Logbook
Literasi mungkin telah menjadi istilah yang familiar. Namun tidak banyak
masyarakat yang memahami makna dan definisinya secara jelas. Karena memang Literasi
merupakan sebuah konsep yang memiliki makna kompleks, dinamis, ditafsirkan dan
didefinisikan dengan beragam cara dan sudut pandang. Menurut website Gerakan Literasi
Sekolah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (literasi.jabarprov.go.id) National Institute
for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai "Kemampuan individu untuk membaca,
menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang
diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat." Definisi ini memaknai Literasi dari
perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi
Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.
Kemudian, Education Development Center (EDC) menyatakan bahwa Literasi
lebih dari sekedar kemampuan baca tulis. Namun lebih dari itu, Literasi adalah
kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam
hidupnya. Dengan pemahaman bahwa literasi mencakup kemampuan membaca kata dan
membaca dunia.
Saat ini, istilah Literasi sudah mulai digunakan dalam arti yang lebih luas, seperti
Literasi Informasi, literasi komputer, dan literasi sains yang kesemuanya itu merujuk pada
kompetensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan baca-tulis. Hanya saja,
memang pemahaman yang paling umum mengenai literasi yaitu kemampuan membaca
dan menulis. Literasi memang tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Seseorang dikatakan
memiliki kemampuan literasi apabila ia telah memperoleh kemampuan dasar berbahasa
yaitu membaca dan menulis. Jadi, makna dasar literasi sebagai kemampuan baca-tulis
merupakan pintu utama bagi pengembangan makna literasi secara lebih luas.
Sesuai dengan makna literasi diatas, maka membaca merupakan kemampuan dasar
untuk bisa mengembangkan literasi lebih jauh. Membaca merupakan syarat mutlak yang
harus dipenuhi masyarakat untuk menjadi bangsa yang maju. Dengan membaca,
masyarakat dapat mengetahui, memahami, dan mengerti berbagai hal. Masyarakat yang
gemar membaca umumnya memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi. Tak heran jika
minat baca sebuah bangsa menjadi indikator maju atau tidaknya suatu bangsa. Bangsa
yang maju dapat dilihat dari kebiasaan dan minat baca masyarakatnya.
7|Laporan Akhir KKN Literasi
Dalam hal ini, perpustakaan berfungsi sebagai media yang memfasilitasi
masyarakat untuk membaca. Menurut Lasa Hs, perpustakaan sebagaimana yang ada dan
berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu
pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khazanah budaya bangsa, serta memberikan
berbagai layanan jasa lainnya. Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa peran perpustakaan sangat vital dalam membangun peradaban sebuah bangsa.
Mengingat betapa pentingnya fungsi perpustakaan bagi kemajuan suatu bangsa,
pemerintah saat ini sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah dengan
mewajibkan adanya perpustakaan di lembaga pendidikan. Dengan meletakkan
perpustakaan di sekolah atau universitas juga berarti mendidik kebiasaan membaca sejak
dini dan mempersiapkan kader-kader muda menjadi generasi yang maju, sekaligus
berintelektualitas tinggi.
Tidak hanya itu, kini pemerintah kota Surabaya juga bergerak secara aktif dalam
menggalakkan gerakan literasi melalui Taman Bacaan Masyarakat yang tujuan dan
fungsinya sama seperti perpustakaan di sekolah. Dengan pengawasan oleh Barsip kota
Surabaya, pelaksanaan kegiatan literasi baik di perpustakaan sekolah dan Taman Bacaan
Mayarakat bisa secara sistematis terprogram dengan baik.
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah tersebut tidak lain bertujuan untuk
meningkatkan minat baca masyarakat. Masyarakat yang gemar membaca dapat
meningkatkan kemampuan berbicara dan pemecahan masalahnya, yang secara tidak
langsung akan berdampak pada pekerjaan yang dimilikinya. Jika hal ini ditanggapi secara
positif, maka dengan membaca akan meningkatkan tingkat produktivitas seseorang, dan
hal itu dapat membuat negara menjadi lebih maju.
Perpustakaan dan Taman Baca Masyarakat disini merupakan suatu wadah yang
bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin membaca dan belajar, menumbuhkan
budaya baca sejak dini, serta meningkatkan budaya literasi. Sesuai dengan pengertian
diatas mengenai literasi, kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan disini bukan hanya
sekedar membaca, namun bisa juga melakukan hal-hal lain yang dapat meningkatkan
keterampilan masyarakat. Misalnya, untuk anak-anak dapat belajar berpidato, untuk orang
tua dapat belajar keterampilan menjahit, dsb. Kegiatan tersebut dapat disusun secara
sistematis agar dapat lebih menarik minat masyarakat untuk datang ke Perpustakaan dan
Taman Baca Masyarakat.
Lingkungan Fisik
10 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
Lingkungan Sosial dan Afektif
Lomba Mengarang
Lingkungan Akademik
Menceritakan kembali buku yang telah Membuat karakter hewan dari origami
dibaca
11 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
Kegiatan Tambahan
12 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
BAB II
Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat pengunjung. Pada dasarnya,
lingkungan fisik haruslah ramah dan kondusif untuk pembelajaran. Sekolah yang
mendukung pengembangan budaya literasi memiliki beberapa kondisi, antara lain karya
peserta didik dipajang di seluruh penjuru sekolah, termasuk koridor dan kantor kepala
sekolah dan guru. Selain itu, karya-karya peserta didik diganti secara rutin untuk
memberikan kesempatan kepada semua kelas untuk menjadi perhatian. Selain itu, buku
dan bahan bacaan lain dapat diperoleh dengan mudah di pojok baca pada semua kelas,
kantor, dan ruang lain di sekolah. Kantor kepala sekolah idealnya juga memajang karya
peserta didik dan buku-buku bacaan anak. Ruang pimpinan dengan pajangan karya peserta
didik akan memberikan kesan positif tentang komitmen sekolah terhadap pengembangan
budaya literasi.
Berikut merupakan deskripsi lingkungan fisik yang ada di SDN Jajartunggal III dan
TBM RW 3 Kedurus, beserta program, hambatan dan pihak pendukung program:
13 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
juga memiliki 4, dipilih
mading yang beberapa untuk
memajang karya ditempelkan di
peserta didik namun mading
sudah lama tidak menggantikan isi
terurus. Kemudian, mading yang
bagian dalam lama.
perpustakaan masih
minim akan poster
gerakan literasi serta
minim hiasan yang
dapat menarik minat
siswa untuk
berlama-lama di
dalam perpustakaan.
Ruang kepala
sekolah juga masih
belum terdapat
karya siswa yang
dipajang.
Dokumentasi
14 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
Tabel 2.2 Lingkungan Fisik TBM RW 3 Kedurus
15 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
Dokumentasi
16 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
BAB III
Lingkungan sosial dan afektif dibangun melalui model komunikasi dan interaksi
seluruh komponen sekolah. Hal itu dapat dikembangkan dengan pengakuan atas capaian
peserta didik sepanjang tahun. Prestasi yang dihargai bukan hanya akademik, tetapi juga
sikap dan upaya peserta didik. Dengan demikian, setiap peserta didik mempunyai
kesempatan untuk memperoleh penghargaan sekolah. Selain itu, literasi diharapkan dapat
mewarnai semua perayaan penting di sepanjang tahun pelajaran. Ini bisa direalisasikan
dalam bentuk festival buku, lomba poster dengan tema tertentu, mendongeng, karnaval
tokoh buku cerita, dan sebagainya.
Tabel 3.1 Lingkungan sosial dan afektif TBM RW 3 Kedurus
17 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
TBM ini. Setiap ditujukan pada
harinya sekitar 15-25 anak-anak kelas
anak bermain dan 2 keatas, dengan
belajar disini. tujuan agar
mereka terpacu
untuk
meningkatkan
kemampuan
menulis mereka.
Terdapat 3 juara
dalam lomba ini,
masing-masing
juara
mendapatkan
peralatan tulis.
3) Di akhir
pertemuan di
TBM kami
memberikan
reward kepada
anak-anak yang
paling sering
datang ke TBM.
Dari pertemuan
awal kami
membuat sebuah
kartu seperti
absensi, dimana
anak yang
datang akan
mendapat satu
stiker di
18 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
kartunya. Dan di
akhir pertemuan
anak yang
mendapat stiker
paling banyak
alias paling
sering datang,
mendapatkan
reward.
Dokumentasi
19 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
BAB IV
Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan akademik.
Ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di sekolah. Sekolah
sebaiknya memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran literasi.
Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan guru membacakan
buku dengan nyaring selama 15 menit sebelum pelajaran berlangsung. Dengan
membangun lingkungan akademik ini akan menumbuhkan minat baca dan menunjang
kegiatan pembelajaran di SD.
20 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
menonton film, dsb. membuat puisi. prlajaran
Kegiatan tersebut Setelah membuat
dalam pengawasan puisi, mereka
petugas perpustakaan membacakan
dan petuga dari puisinya di depan
Barsip. Setiap bulan kelas.
ada pelaporan kepada 3) Menceritakan
wali kelas tentang Kembali.
kegiatan belajar siswa Setelah membaca
di perpustakaan. buku yang ada di
perpustakaan
siswa diminta
membuat
ringkasan
kemudian
menceritakan
kembali di depan
kelas.
4) Mengarang
Siswa membuat
karangan disertai
dengan gambar
yang merupakan
ilustrasi dari
karangan yang
dibuat. Kemudian
menceritakannya
di depan kelas
dengan
menunjukkan
gambarnya.
5) Presentasi
21 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
Siswa berlatih
presentasi
didepan kelas
secara
berkelompok.
Mereka belajar
bagaimana cara
menyusun kata-
kata saat
membuka dan
menutup
presentasi.
6) Membuat
origami.
Siswa membuat
beberapa karakter
hewan dengan
origami
berdasarkan
7) Menyimak video
Siswa melihat
video yang
diputar,
kemudian dari
video tersebut
dibuat ringkasan
yang berupa peta
konsep.
22 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
Dokumentsi
23 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
24 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
Tabel 4.2 Lingkungan Akademik TBM RW 3 Kedurus
3) Membuat origami
Karena anak-anak
biasanya mudah
25 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
bosan saat belajar,
maka kami
mengajak mereka
untuk membuat
origami.
4) Membaca
bersambung.
Anak-anak senang
jika dibacakan
cerita, namun
dengan membaca
cerita bersambung
mereka dapat
berlatih membaca,
dan juga
menyimak sampai
mana cerita
dibacakan oleh
temannya.
5) Menonton film
bersama
Kegiatan ini
semata untuk
menarik agar anak-
anak yang datang
ke TBM semakin
meningkat dan
juga agar mereka
tidak bosan dengan
kegiatan yang itu-
26 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
itu saja di TBM.
6) Mendongeng
Kami
menceritakan
beberapa cerita
anak kepada anak-
anak di TBM dan
melakukan tanya
jawab
7) Belajar bahasa
Inggris
Anak-anak belajar
kosakata bahasa
Inggris dengan
lagu dan gerakan.
Hal tersebut lebih
mudah ditangkap
oleh anak-anak
daripada
memberikan
kosakata secara
langsung dengan
hafalan.
27 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
Dokumentasi
28 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
BAB V
KEGIATAN TAMBAHAN
Ada beberapa kegiatan tambahan yang kami laksanakan saat melakukan KKN
Literasi di SDN Jajartunggal III dan TBM RW III Kedurus. Kegiatan-kegiatan tersebut
diantaranya yaitu lomba memperingati hari Pahlawan yang dilaksanakan di TBM,
kemudian kami memberikan penilaian pada karangan yang dibuat oleh siswa di SDN
Jajartunggal III, dan yang ketiga kami membuat profil TBM sebagai kenang-kenangan
untuk petugas Barsip yang bertugas di TBM RW 3 Kedurus.
Dokumentasi
30 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dari kegiatan pengamatan maupun pelaksanaan program kerja
KKN yang telah direncanakan, disusun, dan dilaksanakan oleh kelompok KKN Literasi
Unesa yang berada di SDN Jajartunggal III dan TBM RW 3 Kedurus dapat disimpulkan
bahwa kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Surabaya tahun 2017 di
SDN Jajartunggal III dan TBM RW 3 Kedurus mendapat sambutan dan tanggapan, serta
perhatian yang cukup baik dari warga sekitar dan pejabat desa setempat. Secara
keseluruhan, kegiatan yang berlangsung selama KKN di sini dapat dilaksanakan dengan
baik. Program-program yang direncanakan dapat terealisasi dengan optimal walaupun
mendapatkan sedikit kendala. Keberhasilan KKN tidak lepas dari kerja sama antara
mahasiswa dengan perangkat desa, masyarakat, serta semua pihak yang membantu dan
mendukung terlaksananya kegiatan KKN tanpa adanya kerja sama yang baik, program
kerja KKN tidak akan berjalan dengan lancar. Kegiatan KKN Literasi yang telah
dilaksanakan selama hampir tiga bulan ini mempunyai tujuan untuk menanamkan budaya
literasi, menjadikan anak-anak serta masyarakat senang membaca. Selain itu juga
memberikan dukungan dan pengetahuan untuk dapat meningkatkan budaya literasi, serta
adanya dampak positif atas kehadiran kita baik dampak secara langsung maupun tidak
langsung
31 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
2. Kegiatan tambahan yang terlalu tiba-tiba
Dalam pelaksanaan KKN literasi ini terdapat kegiatan lapak yang
sebenarnya sangat menarik, namun waktunya tidak pas. Pada awal pelaksanaan
KKN literasi tidak ada informasi bahwa kami harus mengikuti kegiatan tersebut,
namun ditengah kegiatan barulah muncul informasi yang menyatakan kewajiban
untuk mengikutinya. Seperti yang telah dijelaskan pada poin nomor satu,
mahasiswa sedang sibuk menyiapkan proposal tugas akhir, karenanya
pemberitahuan tentang tugas tambahan jelas tidak berkesan positif.
3. Jadwal yang belum jelas
Sejak awal terdapat beragam informasi yang tidak sinkron tentang jangka
waktu pelaksanaan KKN literasi. Berdasarkan pelatihan yang kami terima,
pembicara mengatakan bahwa kegiatan berlangsung selama 20 minggu. Kemudian
ketika sudah berlangsung, kami mendapatkan informasi bahwa memang benar 20
minggu, namun karena sudah terpotong 4 minggu oleh kegiatan PPP maka kami
hanya perlu menjalankan kegiatan sampai 16 minggu. Setelah itu muncul surat
pandian yang mana disana tertulis bahwa kami wajib mengisi 13 minggu kegiatan.
Setelah kelompok kami berdiskusi dengan pihak sekolah terkait jangka
waktu kegiatan, kami resmi menjalankan KKN literasi selama 13 minggu. Namun
pada minggu ke 13 ketika kami akan melaksanakan kegiatan pamit pada pihak-
pihak yang telah menerima dan banyak membantu kami, justru muncul informasi
bahwa logbook harus terisi sampai minggu ke 21.
4. Kebijakan yang labil
Kurang lebih sama dengan beberapa poin yang telah disampaikan di atas.
Kebijakan yang pertama terkait dengan partisispasi pada lomba lapak literasi. Pada
awalnya tidak ada informasi bahwa kegiatan itu wajib diikuti oleh mahasiswa yang
menjalankan KKN literasi, nemun pada H-3 muncul surat ketetapan yang
menyatakan bahwa kegiatan tersebut wajib adanya, dan jika tidak berpartisipasi
kami akan mendapatkan nilai B. Serentak hampir seluruh peserta KKN literasi saat
itu menganggap surat tersebut sebagai surat ancaman. Mungkin karena menerima
banyak protes dari mahasiswa, pada H-1 pelaksanaan lapak literasi muncul lagi
surat ralat yang menyatakan bahwa surat ancaman tersebut tidak berlaku.
Kebijakan berikutnya terkait dengan jangka waktu pelaksanaan KKN literasi,
seperti yang telah disampaikan pada poin ke 5.
32 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
Tidak hanya memberikan keluhan, sebisa mungkin kami juga ingin
memberikan solusi serta saran demi perbaikan kegiatan KKN literasi. Berikut
adalah saran dari kelompok kami terkait pelaksanaan KKN literasi kali ini:
1. Pelaksaan KKN literasi sebaiknya diletakkan pada semester 5 atau 6
Ketika melaksanakan KKN di TBM, ternyata TBM kami juga menjadi
lokasi pelaksanaan KKN literasi oleh mahasiswa dari UINSA. Kami berbincang-
bincang, dan mahasiswa tersebut cukup terkejut ketika tahu kami masih
melaksanaan KKN pada semester 7. sementara mereka melaksanakan KKN pada
semester 4.
2. Segala kegiatan sudah terprogram sejak awal.
Akan lebih baik jika sejak awal sudah ada kejelasan kegiatan apa saja yang
harus kami laksanakan selama menjalani KKN literasi. Sehingga tidak ada tugas
tambahan di tengah pelaksanaan KKN, dan dengan begitu mahasiswa dapat
mengatur jadwal sejak jauh-jauh hari. Kegiatanpun bisa menjadi lebih efektif.
3. Tentukan tanggal mulai dan berakhir
Sebaiknya tanggal dimulai dan disudahinya pelaksaan KKN literasi sudah
diperjelas di awal. Bisa diambil contoh dari pelaksanaan PPP, yang sudah
menegaskan jangka waktu pengabdian kami di sekolah masing-masing.
4. Jangan terlalu mudah mengeluarkan kebijakan
Sebaiknya setiap kebijakan yang dikeluarkan sudah dipikirkan matang-
matang efek positif dan negatifnya dari beragam sudut pandang. Tolong jangan
mengabaikan pendapat mahasiswa. Jangan dengan mudah mengatakan bahwa
mahasiswa harus iklas menerima segala kebijakan yang ada walaupun tidak adil,
namun pihak penyelenggara juga harus iklas menerima beragam masukan dari
pihak mahasiswa. Dengan diberlakukannya hal tersebut, pasti KKN literasi bisa
menjadi kegiatan yang lebih menyenangkan, baik untuk para penyelenggara
maupun mahasiswa.
33 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
DAFTAR RUJUKAN
Anonim. 2010. KOMPAS (Komunitas Pembaca Setia) : Peran Masyarakat Sebagai Agent
of Change dalam Pengembangan Perpustakaan. [ONLINE]
http://www.perpusnas.go.id/magazine/kompas-komunitas-pembaca-setiaperan-
masyarakat-sebagai-agent-of-change-dalam-pengembangan-perpustakaan/ Diakses
pada 18 Desember 2017 pada pukul 02.07
Anonim.2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah Dasar. Jakarta: Direktoral Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Anonim.Apa sih Literasi itu?.[ONLINE] http://literasi.jabarprov.go.id/baca-artikel-954-
apa-sih-literasi-itu.html Diakses pada 19 Desember 2017 pada pukul 17.02
Mulyana, Aina.2016. Tahapan Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah. [ONLINE]
http://ainamulyana.blogspot.com/2016/03/tahapan-pelaksanaan-gerakan-literasi.html
Diakses pada 20 Desember 2017 pada pukul 19.14
Teguh, Mulyo. Aktualisasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar Melalui Gerakan Literasi
Sekolah Untuk Menyiapkan Generasi Unggul Dan Berbudi Pekerti. Jurnal Ilmiah.
Wimpi, Domi. 2017.Surabaya Menjadi Contoh Literasi Baca. [ONLINE]
https://humas.surabaya.go.id/2017/06/06/surabaya-menjadi-contoh-literasi-baca/
Diakses pada 19 Desember 2017 pada pukul 18.24
34 | L a p o r a n A k h i r K K N L i t e r a s i
LAMPIRAN 1
LEMBAR PRESENSI KEHADIRAN
LAMPIRAN 2
LOGBOOK