Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“SAMPEL DAN POPULASI”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu :

Benny Afwadzi M. Hum

Disusun Oleh :
Ibnu Khusairi (200101110058)
Akhmad Mukhyiddin (200101110172)
Oktavia Ningrum (200101110126)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG 2021

1|METODOLOGI PENELITIAN
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Metodologi Penelitian dengan pembahasan “Sampel & Populasi”. Sholawat serta salam semoga
tercurahkan kepada baginda kita tercinta Nabi Muhammad SAW yang telah kita nantikan
Syafa’atnya di akhirat kelak.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Benny Afwadzi M. Hum selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Metodologi Penelitian yang telah membimbing kami dan mengajarkan
kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kepada teman-tean seperjuangan yang
telah ikut berpartisipasi dan mendukung kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.

Kami Menyadari Bahwasanya makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna baik dari
segi penyusun bahasa maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran
yang dapat membangun serta menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi untuk
kedepannya.

Malang, 26 September 2021

Penulis

2|METODOLOGI PENELITIAN
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab I : Pendahuluan 4

1.1 Latar Belakang 4


1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 5

Bab II : Pembahasan 6

2.1 Pengertian dan Alasan Pemilihan 6


2.2 Proses Pemilihan Sampel dan Populasi 8
2.3 Penentuan Jumlah Sampel dalam Skala Populasi 12

Bab III : Kesimpulan & Saran 15

3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran 15

Daftar Pustaka 16

3|METODOLOGI PENELITIAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang mana memerlukan data-data untuk bisa mencapai
tujuan dari kegiatan tersebut. Untuk memperoleh data, tentu seorang peneliti atau orang yang
akan melakukan kegiata penelitian harus mencari sumber rujukan atau refrensi.

Sumber data ini dapat melalui wawancara, observasi, buku, dan lain sebagainya. Kegiatan
mengumpulkan data dalam penelitian, erat kaitannya dengan sampel dan populasi. Untuk
mendapatkan data-data yang valid, maka diperlukan data yang valid pula. Ke-validan data
didapatkan setelah melewati proses yang pasti memiliki syarat dan ketentuan. Dalam lapangan
kerap kali peneliti menemukan masalah, mulai dari jumlah populasi, sampel yang akan diambil,
hingga kriteria sampel yang akan diteliti. Bagaimana sebuah data dapat dikatakan valid hanya
dengan mengambil sebagian kecil saja dari banyaknya populasi.

Kurangnya pengetahuan terkait ini bisa membuat kegiatan penelitian menjadi terhambat.
Sehingga diperlukan adanya pemahaman akan sampel dan populasi seseorang melakukan
kegiatan penelitian.

4|METODOLOGI PENELITIAN
1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah terkait dengan Sampel dan Populasi
diantaranya yaitu:

1. Bagaimana pengertian dan alasan pemilihan dari sampel dan populasi?


2. Bagaimana proses pemilihan sampel dan populasi?
3. Bagaimana penentuan jumlah sampel dalam populasi?

1.3 Tujuan Penulisan

Merujuk pada rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengertian dan alasan pemilihan dari sampel dan populasi
b. Untuk mengetahui proses pemilhan sampel dan populasi
c. Untuk mengetahui penentuan jumlah sampel dalam skala populasi

5|METODOLOGI PENELITIAN
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN & ALASAN PEMILIHAN

A. Pengertian

Berikut ini adalah beberapa istilah tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian
khususnya populasi dan sampel. Istilah ini harus kita ketahui sebelum melakukan penelitan
lebih lanjut. Terkadang masih banyak diantara kita yang salah mengartikan atau meletakkan
definisi yang termasuk dalam pengertian populasi, sampel, dan populasi target.

1. Populasi

Populasi dalam artian luas dapat kita artikan sebagai sebuah kumpulan individu
dalam ranah tertentu. Namun, dalam istilah penelitian, populasi merupakan sebuah
wilayah yang diteliti oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2011 : 80) “ Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.1

Populasi di sini tidak terbatas dalam ranah manusia saja, namun juga objek lain
seperti benda alam, peristiwa, dan lain sebagainya. Populasi juga tidak hanya
membicarakan tentang obyek atau subjek, tetapi juga mencangkup semua karakteristik
yang dimiliki oleh obyek atau subjek tersebut.2

1
Ninoy Yudhistya S, Skripsi : “Gambaran Asupan Zat Gizi Dan Aktifitas Fisik Mahasiswa Ilmu
Keolahragaan”, (Bandung, UPI, 2013), Hal 19
2
Garaika Darmanah, METODOLOGI PENELITIAN (Lampung, CV. HIRA TCH, 2019), Hal 48

6|METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Malhotra (1996), populasi adalah keseluruhan kelompok dari orang,
peristiwa, atau benda-benda yang diminati oleh peneliti untuk diteliti. Sehingga dapat
kita simpulkan bahwasannya populasi merupakan sebuah kumpulan elemen yang
dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan.3

Ada beberapa istilah yang juga penting untuk kita ketahui dalam satuan populasi.

- Sensus, yakni mencakup seluruh elemen dalam populasi atau objek


penelitian.
- Elemen, yakni unit dari mana data yang diperlukan untuk dikumpulakan.
Elemen juga dapat dianalogikan sebagai unit analisa, dan suatu unit analisa
dapat menunjukkan pada suatu organisasi, objek, benda mati atau individu.
- Sampel, yakni suatu sub kelompok yang diambil dari populasi yang dipilih
untuk digunakan dalam penelitian.
- Unit Sampling, yakni elemen yang berbeda namun tidak tumpang tindih
dari suatu populasi. Unit sampling bisa berupa elemen individu atau
seperangkat elemen.
- Populasi Target, yakni sekumpulan elemen atau objek yang memiliki
informasi dan dicari oleh peneliti yang pada akhirnya digunakan untuk
membuat kesimpulan.
- Kerangka Sampling, yakni representasi fisik objek yang penting bagi
pengembangan sampel akhir yang dipelajari dan juga merupakan daftar
sesungguhnya dari beberapa unit sampling pada berbagai tahap prosedur
seleksi.4

3
Lihat dalam karya Amirullah, SE., M. M dalam bukunya yang berjudul POPULASI DAN SAMPEL
(pemahaman, jenis dan teknik) yang merupakan intisari dari buku : Metode Penelitian Manajemen
(2015), hal 67-68
4
Amirullah. POPULASI DAN SAMPEL (pemahaman, jenis dan teknik). (Malang, Bayumedia Publishing,
2015), hal 68

7|METODOLOGI PENELITIAN
Beberapa istilah yang masih termasuk dalam populasi target ialah : 1) elemen atau
anggota tunggal dari populasi (responden), b) unit sampling atau sebuah unit yang
berisi elemen yang tersedia untuk dipilih dari beberapa tahap proses sampling.5

2. Sampel

Sampel dapat kita artikan secara sederhana sebagai bagian dari populasi yang
dapat mewakili populasi tersebut. Dalam sebuah penelitian, sampel merupakan bagian
dari populasi yang ingin diteliti oleh peneliti. Sugiyono (2011 : 81) mengutarakan
bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut”.6

Sampel juga bisa disebut sebagai “contoh”. Sebagai bagian dari populasi, sampel
menunjukkan yang benar tentang populasi, sehingga pengambilan dari suatu populasi
disebut penarikan sampel atau sampling, sedangkan data populasi yang sampelnya
ditarik untuk merencanakan suatu penelitian disebut target population, dan sebuah
populasi yang diteliti pada waktu penelitian disebut sampling population.7

Istilah-istilah yang terkait akan sampel harus kita ketahui lebih lanjut, sebelum
melakukan sebuah penelitian, berikut adalah beberapa istilah yang terkait akan sampel.

- Sampling, yakni suatu proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi (Nursalam. 2003 : 97).
- Teknik Sampling, yakni sebuah teknik pengambilan sampel
(Sugiyono.2006 : 56). Menurut Notoatmodjo (2002), teknik sampling
merupakan cara yang digunakan dalam mengambil sampel penelitian.

B. Alasan Pemilihan

Dalam penelitian pasti melibatkan sesuatu yang diteliti, sesuatu itu bisa dikatakan sebagai
obyek dari suatu penelitian, pasti memiliki kriteria dari periset/peneliti. Ada kalanya peneliti
menggunakan data populasi sebagai suatu obyek penelitian dan ada juga yang menggunakan

5
Ibid.,
6
Ninoy.,
7
W Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), Hal 77

8|METODOLOGI PENELITIAN
sampel untuk menarik kesimpulan dari suatu populasi yang diteliti. Ada beberapa kriteria
pemilihan teknik penelitian yang harus dianut oleh peneliti sebelum melakukan suatu
riset/penelitian.

1. Kriteria pemilihan penelitian populasi


a. Jumlah populasi kurang dari 100, menurut Arikunto (2006:112) “apabila
subjeknya kurang dari seratus, maka lebih baik diambil semua”8
b. Memiliki waktu yang tak terbatas, kriteria ini biasa digunakan oleh peneliti
yang memang memiliki banyak waktu untuk meneliti sebuah populasi seperti
metode sensus. Metode sensus merupakan sebuah metode penarikan
kesimpulan yang diperoleh dari satu per satu elemen yang diteliti dalam suatu
populasi. Menurut W Gulo (2002:78) metode sensus ialah suatu cara untuk
mengetahui karakteristik seluruh anggota pada populasi, setiap anggota pada
populasi tersebut harus dicermati satu per satu.9
c. Tidak memakan biaya besar, dalam penelitian tentu kondisi ekonomi peneliti
berbeda-beda, namun apabila dengan populasi yang sedikit maka tentu
peneliti dapat meneliti populasi tersebut tanpa memakan biaya yang besar.

8
Ninoy., Hal 19
9
Ibid., Hal 78

9|METODOLOGI PENELITIAN
2. Kriteria pemilihan penelitian sampling
a. Jumlah Populasi lebih dari 100, jika jumlah subjek besar, dapat diambil antara
10-15% atau 15-25% bahkan lebih. Pendapat ini sesuai menurut Roscoe
dalam Sugiono (2011:50) “ukuran sampel layak dalam penelitian ialah antara
30 sampai dengan 500”.10
b. Menghemat waktu yang dibutuhkan, dengan penarikan sampel dari populasi
tentu akan lebih memudahkan peneliti dalam meriset sesuatu, sehingga dapat
lebih menghemat waktu yang ada dan menyelesaikan riset tersebut secara
cepat dan tepat. Menurut Amirullah (2015) Pengambilan sampel dapat
mempercepat pengumpulan data dalam rangka membuat data memenuhi
tujuan penelitian.11
c. Menghemat biaya yang diperlukan, untuk melaksanakan sebuah penelitian,
pasti kita telah membuat rincian biaya yang diperlukan. Apabila peneliti tidak
cermat dalam hal pengeluaran biaya tersebut dengan menggunakan metode
sensus dalam sebuah penelitian, sedangkan dana yang disiapkan cukup rendah
untuk melakukan riset tersebut, maka akan menjadi suatu kasus apabila
metode sensus tetap dilaksanakan dalam suatu penelitian.
d. Meningkatkan ketepatan yang lebih tinggi, menurut Amirullah (2015)
Ketepatan yang lebih tinggi untuk seluruh populasi dapat diperoleh melalui
sampel yang terbatas. Jika peneliti melakukan survey tentang perilaku
konsumen dengan anggaran yang terbatas, ada dua alternatif yang timbul.
Pertama, setiap anggota populasi diperlakukan dengan pertanyaan yang tidak
mendalam (superfacial) atau suatu sampel dapat didekati lebih mendalam.12

10
Ninoy., Hal 19-20
11
Amirullah., Hal 69
12
Ibid.,

10 | M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Tabel 1 : Pertimbangan dalam memilih Sampel (sampling) atau Populasi (sensus)

Pertimbangan Sampling Sensus


1. Anggaran Kecil Besar
2. Waktu yang Tersedia Singkat Panjang
3. Ukuran Populasi Besar Kecil
4. Sifat dari Pengukuran Destructive Nondestructive
5. Biaya Kesalahan Sampling Rendah Tinggi
6. Biaya Kesalahan Nonsampling Tinggi Rendah
Sumber : Amirullah : 2015

Dengan adanya sampling atau penarikan sampel, para peneliti lebih mudah mendapatkan
data yang valid terkait populasi tersebut. Namun penarikan sampel ini tidaklah asal ambil
sebagian dari populasi, akan tetapi ada beberapa teknik sampling yang benar dan telah
disepakati oleh banyak peneliti.

Teknik Sampling pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yakni Probability Sampling
dan Non Probability Sampling. Berikut pembagiannya dan macam-macam teknik sampling :

A. Probability Sampling
1. Simple random sampling
2. Propotianote stratified random sampling
3. Dispropotianote stratified random sampling
4. Area (Cluster) sampling
B. Non Probability Sampling
1. Sampling sistematis
2. Sampling kuota
3. Sampling aksidental
4. Purposive sampling
- Sampling Jenuh
- Snowball sampling

11 | M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
PROSES PEMILIHAN SAMPEL DAN POPULASI

1. Langkah-langkah Pengambilan Sampel13:

a. Menentukan target populasi

Sebelum melakukan kegiatan penelitian, tentu dibutuhkan rencana agar memudahkan saat
kegiatan dilangsungkan. Langkah pertama dalam hal ini adalah menentukan target populasi.
Seberapa luas populasi yang akan diteliti. Besarnya populasi yang dijadikan target penelitian
dapat diukur lewat judul penelitian.

Sebagai contohnya, "Pengaruh Kartu Provider terhadap Nilai Kuis Metodologi Mahasiswa
PAI E 2020". Maka populasinya adalah mahasiswa PAI E 2020 yang mengikuti kuis
metodologi.

b. Mengenali kualitas populasi

Langkah kedua adalah mengenali kualitas populasi, yang mana ini dilakukan untuk
memudahkan langkah selanjutnya. Yang dimaksudkan mengenali populasi ialah melihat
kecenderungan populasi tersebut, apakah populasi cenderung homogen atau justru
heterogen14. Sehingga, hal tersebut akan memudahkan dalam pengambilan sampel.

c. Menentukan sumber informasi

Dalam hal ini, menentukan sumber informasi yang akan dijadikan sampel penelitian.
Seperti memilih siapa saja orang yang tepat untuk dilakukan wawancara atau siapa saja yang
sesuai diambil sebagai sampel untuk tujuan penelitian yang dilakukan15.

13
Supardi, "Populasi dan Sampel Penelitian", Unisia, No. 17 tahun XIII Triwulan VI, 1993, hal. 101-108.
14
Kusnindar Atmosukarto, "Cara Pengambilan dan Penentuan Besar Sampel untuk Penelitian Sosial",
Media Litbangkes, Vol. 4 No. 1, 1994, hal. 13.
15
Ibid.

12 | M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
d. Menentukan jumlah sampel

Hal ini juga bergantung pada jenis persebaran populasi penelitian. Apakah populasi
cenderung homogen atau heterogen. Jika kecenderungan populasi bersifat homogen maka
tentulah sedikit sampel diambil sudah cukup untuk mewakili seluruh populasi yang ada16.

e. Menentukan teknik sampling

Secara garis besar, teknik sampling terbagi menjadi dua yaitu probability sampling dan
non probability sampling17. Probability sampling ialah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang setara pada setiap satuan populasi. Sesuai dengan kata dasarnya
'probably' yang berarti 'mungkin'. Jadi kedudukannya sederajat dan sama-sama
memungkinkan untuk diambil menjadi sampel. Sedangkan non probability, 'non' yang berarti
tidak.

Dalam hal ini, tidak semua unsur dalam populasi memungkinkan diambil menjadi sampel.
Jadi hanya sebagian yang memenuhi kriteria dan dianggap bisa mewakili keseluruhan yang
memungkinkan untuk dijadikan sampel18.

2. Teknik Sampling

A. Probability Sampling
1. Simple random sampling

Mengartikan dari namanya saja, simple (sederhana) dan random(acak). Bisa diartikan
jika teknik ini adalah teknik pengambilan populasi secara sederhana dan acak dari sebuah
populasi yang dianggap homogen19. Karena populasi yang cenderung sama dan rata,
maka pengambilan sampel yang dilakukan secara acak sudah dianggap bisa mewakili
populasi.

16
Darmanah dan Garaika, Metodologi Penelitian, (Lampung Selatan: CV. Hira Tech, 2019), hal. 59-60.
17
Ibid.
18
Ibid, hal. 59-63.
19
Ibid, hal. 60.

13 | M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Contohnya:

Pengambilan sampel darah guna mengetes golongan darah. Unsur darah yang akan
dites dari seluruh tubuh bersifat homogen, sehingga tidak perlu mengambil seluruh darah
yang ada di tubuh. Selain itu, uji klorofil dalam daun juga termasuk contoh dari simple
random sampling.

2. Proportionate stratified random sampling

Pengambilan sampel secara acak ketika populasi cenderung heterogen namun


berstrata20. Jadi ketika sebuah populasi bersifat non homogen, ketika akan mengambilnya
menjadi sampel dikelompokkan lagi sehingga membentuk strata yang mengelompokkan
seluruh populasi menjadi lebih homogen untuk dijadikan sampel.

Contohnya:

Sebuah pabrik memiliki pegawai dengan tingkat lulusan beragam. SMP=100 orang,
SMA= 200, dan S1= 300. Dalam hal ini peneliti akan mengambil 10% sampel dari
populasi. Maka, dari strata SMP, SMA, dan S1 diambil masing-masing 20% untuk
dijadikan sampel.

3. Disproportionate stratified random sampling

Teknik pengambilan sampel ketika populasi bersifat heterogen dan berstrata namun
tidak proporsional21. Dalam hal ini, strata yang disproporsional diambil seluruhnya
sebagai sampel guna mewakili populasi.

Sebagai contohnya, di sebuah perusahaan digital terdapat 1 Direktur, 3 EO, 500


pegawai ruangan, 300 pegawai lapangan, dan 100 cleaning service. Misal akan diambil
20% dari tiap strata.

Maka strata direktur dan EO dianggap disproporsional karena hasil sampelnya nihil.
Maka, direktur dan EO diambil semua dari populasi sebagai wakil dari strata tersebut
dikarenakan jumlah yang terlalu kecil.

20
Ibid.
21
Ibid, hal.61.

14 | M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
4. Area ( Cluster ) sampling

Teknik cluster sampling atau biasa disebut area sampling/teknik sampling daerah
merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan karena besarnya populasi dan
luasnya sumber data yang akan diteliti22. Misalnya, penelitian tentang pendidikan negara-
negara ASEAN. Dari sebelas negara akan diambil secara acak, lalu di masing-masing
negara akan di pilih daerah-daerah mana yang akan diteliti, terus mengerucut hingga ke
sekolah atau instansi mana yang akan diteliti, dan seterusnya.

B. Non Probability Sampling


1. Sampling sistematis

Merupakan teknik pengambilan sampel secara sistematis. Jadi, seluruh populasi


didata/diurutkan dan diberi nomor, setelah ditentukan berapa sampel yang dibutuhkan,
maka pengambilan sampel dilakukan dengan menarik sampel dari nomor-nomor yang
telah ditentukan23. Seperti, kelipatan 2 atau nomor ganjil atau genap, dan lain sebagainya.

2. Sampling kuota

Teknik pengambilan sampel dengan mengambil sampel berdasarkan ciri dan ketentuan
yang diinginkan, hingga kuota sampel yang disepakati terpenuhi.

3. Sampling aksidental

Merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan 'kebetulan' atau improvisasi


ketika kegiatan dilakukan24. Misalnya ketika seseorang melakukan penelitian tentang
pengunjung Museum Secret Zoo. Maka sampel yang diambil adalah orang-orang atau
pengunjung Museum Secret Zoo yang memang kebetulan ditemui hari itu.

4. Purposive sampling25

22
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Grasindo, 2002), hlm. 84-86; Darmanah dan Garaika,
Metodologi Penelitian, (Lampung Selatan: CV. Hira Tech, 2019), hal. 64.
23
Supardi, "Populasi dan Sampel Penelitian", Unisia, No. 17 tahun XIII Triwulan VI, 1993, hal. 105.
24
Ibid, hal. 107.
25
Darmanah dan Garaika, op.cit, hlm. 63-64.

15 | M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Sesuai dengan namanya, 'purposive' yang berarti tujuan. Sampel yang akan diambil
adalah sesuai dengan tujuan dari penelitian. Mudahnya, sampel diambil digunakan untuk
sebuah tujuan. Jadi sampel akan terus diambil hingga tujuan penelitian telah terjawab tau
tercapai.

a) Sampling jenuh

Merupakan teknik pengambilan sampel yang memungkinkan seluruh populasi


diambil sebagai sampel. Seperti misalnya, jumlah populasi berkisar 20-30 orang.

b) Snowball sampling

Sebuah teknik yang berasal dari kata 'snowball' yang artinya bola salju. Awalnya
bola salju berukuran kecil, yang kemudian digelindingkan hingga bolanya menjadi
besar. Teknik ini tidak memiliki ukuran sampel yang pasti dan bersifat sementara.
Karena titik jenuh atau berhentinya pengambilan sampel ini adalah ketika tujuan
telah tercapai atau terjawab.

16 | M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DALAM SKALA POPULASI

1. Penentuan Jumlah Sampel Dengan Menggunakan Tabel Krejcie

Salah satu teknik untuk menghitung jumlah sampel minimal yang harus dijadikan sasaran
penelitian adalah dengan menggunakan tabel Krejcie. Krecjie dalam melakukan perhitungan
ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai
kepercayaan 95% terhadap populasi. Tabel Krecjie ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.

Dari tabel itu terlihat bila jumlah populasi 100 maka sampelnya 80, bila populasi 1000
maka sampelnya 278, bila populasinya 10.000 maka sampelnya 370, dan bila jumlah
populasi 100.000 maka jumlah sampelnya 384.

17 | M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Dengan demikian makin besar populasi makin kecil prosentase sampel. Oleh karena itu
tidak tepat bila ukuran populasinya berbeda prosentase sampelnya sama, misalnya 10%.

Contoh penghitungan:

Penelitian akan dilakukan terhadap iklim kerja suatu organisasi. Sumber data yang
digunakan adalah para pegawai yang ada pada organisasi tersebut (populasi). Jumlah
pegawainya 500 terdiri atas lulusan S1 = 50 orang, Sarjana muda = 300, SMK = 100, SD =
50 (populasi berstrata).

Jumlah populasi = 500. Bila kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 217. Karena
populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya menurut tingkat pendidikan.
Dengan demikian masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai
dengan populasi.

2. Jumlah Sampel Dengan Menggunakan Nomogram Harry King

Harry King menghitung sampel tidak hanya didasarkan atas kesalahan 5% saja, tetapi
bervariasi sampai 15%. Tetapi jumlah populasi paling tinggi hanya 2000. Nomogram ini
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

18 | M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
Dari gambar tersebut diberikan pula contoh bila populasi 200, kepercayaan sampel dalam
mewakili populasi 95%, maka jumlah sampelnya sekitar 58% dari populasi. Jadi 0,58 × 200
= 116. Bila populasi 800, kepercayaan sampel 90% atau kesalahan 10%, maka jumlah sampel
= 7,5% dari populasi. Jadi 0,075 × 800 = 60. terlihat di sini semakin besar kesalahan akan
semakin kecil jumlah sampel.

Contoh: misal populasi berjumlah 200. Bila dikehendaki kepercayaan sampel terhadap
populasi 95% atau tingkat kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang diambil 0,58 × 200 = 16
orang. (Tarik dari angka 200 melewati taraf kesalahan 5%, maka akan ditemukan titik di atas
angka 60. Titik itu kurang lebih 58).

3. Penentuan Jumlah Sampel Menurut Para Ahli


 Menurut Roscoe (1957) menyatakan bahwa terdapat panduan dalam pada setiap
penelitian, ukuran sampel harus berkisar antara 30 dan 500. Apabila faktor yang
digunakan dalam penelitian itu banyak, maka ukuran sampel minimal 10 kali atau
lebih dari jumlah faktor. Jika sampel akan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian,
maka ukuran sampel minimum 30 untuk tiap bagian yang diperlukan.
 Menurut Fraenkel dan Wallen (1993:92) menyarankan bahwa besar sampel minimum
untuk penelitian deskriptif sebanyak 100, penelitian korelasional sebanyak 50,
penelitian kausal-perbandingan 30/group, dan penelitian eksperimental sebanyak
30/15.
 Menurut Malhotra (1993) menyatakan bahwa besarnya jumlah sampel yang diambil
dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau 5 x jumlah
variabel. Jika variabel yang diamati berjumlah 20, maka sampel minimalnya adalah
200 (5x20).26

26
Influence of profitability activa structure to capital structure in company industry sector agriculture
listed in bursa efek indonesia period of 2011 - 2015. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan, 6(2), 1-7.

19 | M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
BAB III
KESIMPULAN & SARAN

1. Kesimpulan

Setelah melewati beberapa untaian materi diatas, maka dapat kita tarik benang merah berupa
kesimpulan, yakni :

- Populasi merupakan sebuah kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk membuat
beberapa kesimpulan.
- Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut.
- Ada beberapa kriteria dalam memilih penelitian menggunakan metode sensus atau
penarikan sampel (sampling).
- Penelitian dengan menggunakan metode sampling lebih efisien dan efektif daripada
metode sensus.
- Sebelum melakukan penarikan sampel, peneliti harus lebih dahulu mengerti akan
langkah-langkah penarikan sampel.
-
2. Saran

Telah sampai kita pada penghujung makalah ini, dengan ini kami selaku penulis mohon maaf
apabila ada litelatur yang kurang efisien, apabila ada dari pembaca memiliki kritik dan saran,
kami akan menerima nya dengan tangan terbuka.

Sekian kami sampaikan, Jazakumullah Ahsanal Jaza’

20 | M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N
DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. POPULASI DAN SAMPEL (pemahaman, jenis dan teknik). Bayumedia


Publishing. Malang. 2015

Atmosukarto, Kusnindar. "Media Litbangkes." Cara Pengambilan dan Penentuan Besar


Sampel untuk Penelitian Sosial 4, no. 1 (1994).

Darmanah, and Garaika. Metodologi Penelitian. Lampung: CV. Hira Tech, 2019.

Gulo, W. Metodologi Penelitian. Edited by Yovita Hardiwati. Jakarta: Grasindo, 2002.

Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. 2004

Nazir. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. 2005

Parlina, N. Influence of profitability activa structure to capital structure in company industry


sector agriculture listed in bursa efek indonesia period of 2011 - 2015. Jurnal Ilmiah Akuntansi
dan Keuangan, 6(2), 1-7. 2017

Sevilla, C.G., dkk. Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Universitas Indonesia. 1993

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. 2001

Supardi. "Unisia Tahun XIII Triwulan VI." Populasi dan Sampel Penelitian, no. 17 (1993).

Yudhistya S, Ninoy. Skripsi : “Gambaran Asupan Zat Gizi Dan Aktifitas Fisik Mahasiswa
Ilmu Keolahragaan”. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 2013

21 | M E T O D O L O G I P E N E L I T I A N

Anda mungkin juga menyukai