Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya beserta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Dalam Penelitian
Kualitatif” dengan tepat waktu. Demikian pula, sholawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabat
yang selalu setia bersama beliau dan selalu berada di jalan Allah.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya,
untuk menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling.
Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik
pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan
pendekatan kualitatif setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau
persoalan yang dihadapi. Pertama, bagaimana memperoleh sampel yang
representatif yaitu sampel yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi
atau mencerminkan keadaan populasi serta bagaimana proses pengambilan
sampel dan berapa banyak unit analisis yang akan diambil sehingga masalah
yang dihadapi diantaranya teknik penarikan sampel manakah yang cocok
dengan karakteristik populasi, tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji.
BAB II
2
PEMBAHASAN
3
Sampel Non-representatif adalah keadaan suatu sampel
yang tidak dapat menggambarkan populasinya.
b. Populasi
Kata populasi merupakan serapan kata dari bahasa Inggris, yaitu
population yang berarti jumlah penduduk. Maka dari itu terkadang
beberapa orang mengaitkan kata ini dengan masalah-masalah
kependudukan.
Pengertian populasi sangat beragam seperti yang dikatakan oleh
beberapa ahli. Menurut Arikunto Suharsimi (1998) populasi
merupakan keseluruhan objek dari penelitian. Sugiyono (1997)
menyatakan bahwasannya populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek ataupun subjek yang memiliki kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Nazir (2005) populasi
merupakan sekumpulan individu dengan kualitas dan karakter yang
telah ditetapkan oleh peneliti.
Pada penelitian kualitatif tidak mengenal istilah populasi namun
cenderung kepada situasi sosial. Situasi sosial inilah yang nantinya
dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin digali.
4
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa teknik sampling pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Probability sampling
Probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang
atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel yang meliputi :
a. Simple random sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak;
b. Proportionate stratified random yaitu penarikan sampel berstrata secara
proporsional;
c. Disproportionate stratified random yaitu teknik pengambilan sampel
berstrata secara tidak proporsional / tidak seimbang dan
d. Cluster sampling/area random yaitu penarikan sampel dilakukan
dengan cara membagi atas kelompok-kelompok, atau cluster dengan
kriteria tertentu.
5
2. Nonprobability sampling
Nonprobability sampling yaitu teknik sampling yang tidak memberikan
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel yang meliputi:
a. Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut;
b. Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah/kuota yang
diinginkan;
c. Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat dipakai sebagai sampel, jika dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok untuk dijadikan sebagai sumber data;
d. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu;
e. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel
f. Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Pengambilan sampel pada pendekatan kualitatif berbeda dengan
pengambilan sampel pada pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif,
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan melalui seleksi secara acak,
memiliki formulasi tertentu dan wajib ditentukan oleh peneliti pada tahap
pembuatan proposal penelitian. Sementara pada penelitian kualitatif,
pengambilan sampel memiliki prinsip dasar yaitu data yang didapatkan tidak
representatif tetapi lebih dititikberatkan pada penggalian informasi yang
ditujukan untuk memperoleh atau menemukan sampel kasus atau individu
yang memiliki banyak informasi dan mendalam tentang fenomena yang
diteliti.
Penentuan jumlah sampel pada penelitian kualitatif didasari pada fokus
atau tujuan, topik penelitian, lokasi penelitian, dan situasi atau konteks yang
menjadi sampel yang diteliti. Selain itu, penentuan sampel juga bergantung
6
pada teori dan berbagai keputusan tentang siapa atau objek apa saja yang
diseleksi untuk menjadi sampel penelitian baik dilakukan sebelum
pengumpulan data atau pada saat pengumpulan data berlangsung. Pada
penelitian kualitatif bukan hal yang wajib dilakukan peneliti untuk
menentukan jumlah sampel secara tepat di awal penelitian. Peneliti cukup
menentukan rentang jumlah sampel yang diperlukan (misal diperlukan 3-10
partisipan) disertai sumber referensi yang menjadi rujukannya.
Dalam penelitian kualitatif, komponen yang sangat penting salah satunya
adalah pemilihan dari responden yang akan digunakan dalam penelitian.
Seperti halnya dalam penelitian kuantitatif, dalam penelitian kualitatif perlu
adanya teknik sampling. Peneliti kualitatif biasanya menggunakan teknik
nonprobability sampling yang bertujuan untuk memilih kasus yang kaya
informasi. Adapun teknik sampling yang dapat digunakan dalam penelitian
kualitatif yaitu :
7
berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu yang dianggap dapat
memenuhi kriteria yang ditetapkan sehingga perwakilannya terhadap
populasi dapat dipertanggungjawabkan. Ciri atau kriteria yang ada
tergantung pada pertimbangan (judment) peneliti sehingga sering disebut
juga judment sampling.
Jumlah sampel bisa ditentukan sebelum penelitian atau pada saat
penelitian bergantung kepada sumber data yang ada, tersedianya waktu
penelitian serta bergantung pada tujuan penelitian. Jumlah sampel
ditentukan juga oleh teori saturation yaitu berhenti mengumpulkan data
jika tidak ada lagi informasi yang baru.
Contoh:
Penelitian ASI Ekslusif, kriterianya adalah ibu yang mempunyai bayi
berumur 6 bulan ke atas.
Penelitian tentang “Evaluasi Standar Operasional Pengelolaan Rekam
Medis di Puskesmas X”, peneliti menetapkan karakteristik subjek
penelitian adalah tenaga kesehatan yang bekerja di Bagian Rekam
Medis lebih dari 1 tahun.
Penelitian yang berkaitan dengan kriminalitas di Kota atau daerah
tertentu, responden yang dipilih yaitu Kapolresta kota atau daerah
tersebut, seorang pelaku kriminal dan seorang korban kriminal yang ada
di kota tersebut.
8
Sampling kuota (quota sampling) adalah teknik untuk menentukan
sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan. Teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan
akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil
dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok.
Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah
terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan.
Quota sampling, dipertimbangkan sebagai bagian dari purposive
sampling. Pada saat merancang studi, jumlah sampel dan karakteristiknya
sudah ditentukan. Karakteristik sampel misalnya umur, jenis kelamin,
kelas sosial, profesi, status perkawinan dari informan. Dengan kriteria
yang telah ditentukan, memungkinkan peneliti terfokus pada informan
yang mempunyai banyak pengalaman yang berhubungan dengan topik
penelitian, juga mengetahui atau mempunyai wawasan yang berkaitan
dengan judul penelitian. Kemudian peneliti turun ke lapangan
menggunakan strategi yang sesuai dengan lokasi, budaya dan populasi.
Selanjutnya memilih informan yang sesuai dengan kriteria yang sudah
ditentukan sebelumnya dan memilih informan yang sesuai dengan kriteria
sampai memenuhi quota.
Persamaan antara purposive sampling dengan quota sampling adalah
keduanya memilih informan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan,
meskipun demikian quota sampling lebih spesifik dalam menentukan
besarnya sampel dan proporsi subsampel. Misalnya jika gender digunakan
sebagai kriteria dalam menggali informasi yang berhubungan dengan HIV,
9
maka dengan quota sampling akan dicari 1 wanita dengan HIV dan 1 laki-
laki dengan HIV, sedangkan dengan studi purposive sampling, dimana
jumlah sampel hanya sebagai target bukan sebagai persyaratan dan hanya
perkiraan jumlahnya bukan quota yang ketat yang harus dipenuhi.
10
Penarikan sampel pada populasi berdasarkan pola ini dilakukan
dengan menentukan sampel pertama. Sampel berikutnya ditentukan
berdasarkan informasi dari sample pertama, sampai ketiga ditentukan
berdasarkan informasi dari sampel kedua, dan seterusnya sehingga jumlah
sampel semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.
Contoh: Seorang peneliti di bidang kedokteran ingin mengetahui perilaku
orang-orang yang terjangkit HIV/AIDS. Karena data di rumah sakit
bersifat rahasia maka peneliti tidak dapat mengetahui informasi identitas
orang yang terjangkit penyakit tersebut. Kemudian dengan menggunakan
banyak cara, akhirnya peneliti berhasil menemui 1 orang yang mengidap
HIV/AIDS dan pasien tersebut menyatakan bersedia untuk dijadikan
responden. Dengan menggunakan informasi dari 1 responden tersebut,
maka peneliti meminta informasi rekan seperjuangannya (sama-sama
mengidap penyakit) dalam menghadapi penyakit HIV/AIDS untuk
dijadikan responden Snowball sampling (penarikan sample secara bola
salju).
11
urutan nomor dalam daftar diacak. Setelah diacak, pada setiap perhitungan
tertentu, satu sampel diambil, dihitung lagi, satu sampel diambil lagi untuk
diteliti. Begitu seterusnya sampai jumlah sampel sesuai dengan rencana
awal. Misalnya anggota populasi diberi nomor urut terdiri dari 50 orang
dari nomor 1 sampai dengan nomor 50 pengambilan sampel dapat nomor
ganjil atau genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu.
Sebagai contoh, seorang peneliti ingin meneliti pola belajar
mahasiswa Fakultas Agama Islam di suatu Universitas Muhammadiyah
Surabaya. Jumlah total populasinya 1000 mahasiswa. Peneliti ingin
melakukan survei pada 100 mahasiswa saja. Teknik sampling yang
dilakukan, pertama peneliti merencanakan, misal sampel yang diambil
adalah daftar nomor urut ke 10 dan kelipatannya (20,30,40, dst sampai
1000), lalu peneliti mengacak daftar 1000 nomor yang semula berurutan.
Setelah diacak, dilihat kembali, mereka yang namanya berada di urutan
nomor 10 dan kelipatannya diambil sebagai sampel.
12
Dengan kata lain, bahwa sampel aksidental ini merupakan sampel
yang diambil berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara
tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya,
maka orang tersebut dapat dijadikan sampel. Tanpa kriteria peneliti bebas
memilih siapa saja yang ditemuinya untuk dijadikan sampel. Contoh:
penelitian tentang “Evaluasi kepuasan mahasiswa terhadap proses
pembelajaran”. Maka pada waktu penelitian, jika ditemui mahasiswa dapat
dijadikan sebagai sampel.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
14
Afiyanti, Y., & Rachmawati, I. N. (2014). Metodologi penelitian kualitatif dalam
riset keperawatan.
Hadi, A., Asrori, A., & Rusman, R. (2021). Penelitian kualitatif: studi
fenomenologi, case study, grounded theory, etnografi, biografi.
Martha, E., & Kresno, S. (2016). Metodologi penelitian kualitatif untuk bidang
kesehatan.
Nawari, I. (2015). Metodologi Penelitian untuk Studi Islam: Panduan Praktis dan
Diskusi Isu.
https://www.academia.edu/42283076/Buku_Metodologi_Penelitian
https://stietrisnanegara.ac.id/wp-content/uploads/2020/09/Metodologi-
Peneltian.pdf.
15
Raco, J. (2018). Metode penelitian kualitatif: jenis, karakteristik dan
keunggulannya.
16