Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH POPULASI DAN SAMPEL

METODOLOGI PENELITIAN

Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
Friska Wisa Sofia Tumangger
Rohman

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-IKHLAS DAIRI
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Populasi dan Sampel.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Populasi dan Sampel
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

SIdikalang, 20 Mei 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan


rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap
dan kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan
suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi.
Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-
masalah yang dipertanyakan sebelumnya.

Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi


dan sampel penelitian. Kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan
penarikan sampel, karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya
lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit
dibandingkan dengan metode sensus. Penentuan sampel dari suatu
populasi, disebut sebagai penarikan sampel.

Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki


karakteristik objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara
lain objek yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat
homogen, tidak mungkin meneliti secara fisik seluruh objek dalam
populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan tenaga,
serta keakuratan hasil sampling.

Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik


pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan
pendekatan kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah
atau persoalan yang dihadapi, yaitu pertama, bahwa persoalan sampling
adalah proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini
sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan populasi, artinya
kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan
kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah
bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang
dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan
populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam penelitian yang
menggunakan sampel sebagai unit analisis adalah tentang bagaimana
proses pengambilan sampel dan berapa banyak unit analisis yang akan
diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan
sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan
masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis
atau ukuran sampel (sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan
penelitian. Berdasarkan pengertian diatas, maka makalah
ini membahas materi mengenai populasi dan sampel dalam penelitian
kuantitatif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud pengertian populasi dan sampel?
2. Apa saja manfaat-manfaaat sampel
3. Apa saja teknik pengambilan sampel?
4. Bagaimana cara menentukan ukuran sampel?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian populasi dan jenis-jenisnya.
2. Untuk mengetahui pengertian sampel.
3. Untuk mengetahui teknik sampling.
4. Untuk mengetahui cara menentukan ukuran sampel.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL


1. Populasi

Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti


jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Secara sederhana, populasi adalah semua subjek atau objek sasaran
penelitian.

Populasi bukan hanya bersifat orang saja, tetapi juga bisa benda-benda
alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek/subjek yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Wujud subjek itu bermacam-
macam, bisa berupa: manusa, hewan, tumbuh-tumbuhan, barang produk
(hasil-hasil kerajinan, basil-basil industri, dan lain-lain), barang-barang
nonproduk (batu, pasir, tanah, air, dan lain-lain), dan bentuk lingual atau
ungkapan verbal (kata, frasa, kalimat, paragraf, teks), atau dokumen dan
barang cetak.

Perlakuan peneliti terhadap subjek atau objek tersebut dapat


memungkinkan dua alternatif status populasi.  Pertama, populasi penelitian
itu bersatus sebagai objek penelitian jika populasi itu bukan sebagai
sumber informasi, tetapi subagai substansi yang diteliti, seperti hasil
produksi (susu kaleng, cat, topeng, dan lain-lain).  Kedua, populasi
penelitian itu berstatus sebagai sumber informasi, seperti manusia dan
dokumen. Dalam survei sosial, orang atau sekelompok orang lazim
berfungsi sebagai sumber informasi tentang hal-hal yang berhubungan
dengan diri mereka atau fenomena-fenomena sosial yang berhubungan
dengan mereka.  Dalam penelitian tertentu, populasi penelitian dapat
berstatus ganda, sebagai objek penelitian yang informasinya juga dari
populasi itu.  Penelitian tentang “perbedaan cara belajar antara mahasiswa
bidang eksakta dan mahasiswa bidang sosial” mengisyaratkan populasi
penelitian akan berstatus ganda: sebagai objek penelitian yang
sekaligus juga sebagai sumber data penelitian.

Menurut S. Margono, Populasi adalah seluruh data yang menjadi


perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika manusia
memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama
banyaknya dengan ukuran manusia.

Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan


ciri populasi tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-
rata bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai
parameter populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap nilainya, jika
nilainya berubah, maka populasinyapun berubah.

Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa


populasi (universe) atau sampel.

2. Sampel

Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh,


comotan atau mencomot yaitu mengambil sebagian saja dari yang banyak.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan yang banyak adalah populasi. Dalam
suatu penelitian, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam
populasi karena akan memakan  banyak waktu dan biaya yang besar. Oleh
karena itu dilakukan pengambilan sampel, dimana sampel yang diambil
adalah sampel yang benar-benar representasi atau yang mewakili seluruh
populasi.

Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan


sampel adalah memperhitungkan masalah efisiensi (waktu dan biaya) dan
masalah ketelitian dimana penelitian dengan pengambilan sampel dapat
mempertinggi ketelitian karena jika penelitian terhadap populasi belum
tentu dapat dilakukan secara teliti. Seorang peneliti dalam suatu penelitian
harus memperhitungkan dan memperhatikan hubungan antara waktu, biaya
dan tenaga yang akan dikeluarkan dengan presisi (tingkat ketepatan) yang
akan diperoleh sebagai  pertimbangan dalam menentukan metode
pengambilan sampel yang akan digunakan. Sampel adalah bagian dari
populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian.

B. MANFAAT SAMPEL

Populasi yang jumlahnya tidak terlalu besar, sering juga diteliti secara
keseluruhan tanpa mengambil sampel. Namun kalau jumlah populasi besar,
sebaiknya diambil sampel sebagai bahan kajian. Karena meneliti sebagian
saja sebagai sampel penelitian , mempunyai banyak manfaat, yaitu:

1. Dapat menghemat biaya, tenaga, fikiran dan waktu peneliti.


2.   Meneliti sampel hasil yang diperoleh sama atau hampr sama dengan
meneliti populasi.
3. Data lebih cepat diperoleh dibandingkan dengan meneliti populasi
secara keseluruhan.
4. Dapat menghasilkan gambaran (representative) yang dapat dipercaya
dari seluruh populasi. Misal: tinggi badan di kelas, rata-rata pendapatan
petani, dan lain-lain.
5. Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian. Presisi
adalah ketepatan yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh.
6. Sederhana sehingga mudah dilaksanakan.
7. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya
serendah-rendahnya.

Manfaat Sampel adalah untuk memperoleh data yang representative dalam


kaitanya dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian. Bila metode
pengambilan sampel yang dipakai tepat, diharapkan individu-individu sampel
yang diobservasi maupun mewakili seluruh anggota populasi dan mampu
memberi informasi yang terkait dengan populasi yang diteliti. Informasi yang
diperoleh akan menjadi bahan baku bagi pengambilan keputusan. Dalam hal
ini agar informasi yang diperoleh bisa memenuhi tujuan tersebut dibutuhkan
ketepatan dari data yang dikumpulkan. Agar data yang diambil berguna maka
data tersebut haruslah objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya),
representative (mewakili keadaan yang sebenarnya), variasinya kecil, tepat
waktu dan relevan untuk menjawab persoalan yang sedang menjadi pokok
bahasan.

C. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

       Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak
atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak
atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud
dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan
kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya
jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25,
maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa
dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom
sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak
mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen
populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti,
sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0
(nol).
         Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang
berbeda. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk
mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi
maka seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun jika
peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian
maka sampel bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak biasanya juga
diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan
informasi lengkap tentang setiap elemen populasi.

Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol,


kemungkinan besar peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah
konsumennya, dan juga karakteristik konsumen. Karena dia tidak mengetahui
ukuran pupulasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa 200 konsumen
sebagai sampel dikatakan “representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti 
memilih sampel secara acak, jika tidak ada informasi yang cukup lengkap
tentang diri konsumen?. Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel
dengan cara acak tidak dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali
sampel diambil dengan cara tidak acak atau nonprobability sampling, namun
dengan konsekuensi hasil penelitiannya tersebut tidak bisa digeneralisasikan.
Jika ternyata dari 200 konsumen teh botol tadi merasa kurang puas, maka
peneliti tidak bisa mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh botol
merasa kurang puas terhadap the botol.

         Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang
lebih spesifik lagi. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan
istilah simple random sampling, stratified random sampling, cluster
sampling, systematic sampling, dan area sampling. Pada nonprobability
sampling dikenal beberapa teknik, antara lain adalah convenience sampling,
purposive sampling, quota sampling, snowball sampling

1. Probability/Random Sampling.
       Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara
acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal
dengan nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan  kerangka
sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa
diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang
orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda.
Jika populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi “A”, maka
peneliti harus bisa memiliki daftar semua mahasiswa yang terdaftar di
perguruan tinggi “A “ tersebut selengkap mungkin. Nama, NRP, jenis
kelamin, alamat, usia, dan informasi lain yang berguna bagi penelitiannya..
Dari daftar ini, peneliti akan bisa secara pasti mengetahui jumlah
populasinya (N). Jika populasinya adalah rumah tangga dalam sebuah
kota, maka peneliti harus mempunyai daftar seluruh rumah tangga kota
tersebut.  Jika populasinya adalah wilayah Jawa Barat, maka penelti harus
mepunyai peta wilayah Jawa Barat secara lengkap. Kabupaten,
Kecamatan, Desa, Kampung. Lalu setiap tempat tersebut diberi kode
(angka atau simbol) yang berbeda satu sama lainnya.

        Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang


bisa dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana
saja yang bisa dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan
adalah Tabel Angka Random, kalkulator, atau  undian. Pemilihan sampel
secara acak bisa dilakukan melalui sistem undian jika elemen populasinya
tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah ratusan, cara undian bisa
mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri.

a) Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana


Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya
cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang
mungkin ada pada setiap unsur atau elemen  populasi tidak
merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya,
dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang
miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan
lainnya.  Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan
kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut
bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti
dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian
setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel. Terdapat 2 pendapat mengenai metode
pengambilan sampel acak sederhana. Pendapat pertama menyatakan
bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan lagi sehingga
setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat
kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian pada
pengambilan sampel menggunakan metode ini. Namun, metode yang
paling sering digunakan adalah Simple Random Sampling dengan
pengembalian.

Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat


mengetahui standard error penelitian. Sementara kekurangannya
yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar
dapat merepresentasikan populasi yang dimaksud.

Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:


Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi
penelitian berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat
undian untuk mendapatkan sampel pertama. Setelah mendapatkan
sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi agar
populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap
sama dengan responden pertama. Langkah tersebut kembali
dilakukan hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian.

b) Systematic Sampling atau Sampel Sistematis

Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan
sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti
untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi
yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”. 

Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua
anggota diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil  saja,
genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan
dari bilangan lima. Untuk itu, yang diambil sebagai sampel adalah 5,
10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.

c) Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan


Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas
tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan
penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini.
Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel
berdasar tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi
kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah dan
manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-
masing kelompok tersebut.

d) Cluster Sampling atau Sampel Acak Berdasar Area 


Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok.
Pengambilan sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area
tertentu. Tujuan  metode Cluster Random Sampling antara lain untuk
meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda di dalam
suatu instansi.
Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap,
ruang IGD, dan ruang poli di RS A dan lain sebagainya.

e) Area Sampling atau Sampel Wilayah

Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa


populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Proses
pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu
bertingkat dua, tiga atau lebih.

Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW –>RT

2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak

        Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara
acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan
sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih
menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain
yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.
a) Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering


digunakan. Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh
peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi
menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti


berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan
kriteria khusus yang menyebabkan calon responden yang memenuhi
kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya,
calon responden mengalami penyakit penyerta atau gangguan
psikologis yang dapat memengaruhi hasil penelitian.

Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien


diabetes mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka
kriteria inklusi yang dipakai antara lain:

1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada


tungkai kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi:

1. Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta


lainnya seperti gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain
sebagainya.
2. Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.

b) Accidental Sampling.
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian
ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya
sulit didapatkan.
Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit
Steven Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa
atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.

Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali


menemukan kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil
sampel saat itu juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti
melanjutkan pencarian sampel hingga periode tertentu yang telah
ditentukan oleh peneliti.

Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk


penelitian yang bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti
kebersihan Kota Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang
kebersihan Kota Bandung pada warga Bandung yang dia temui saat itu.

c) Quota Sampling

Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara


proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara
kebetulan saja.

Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60%  dan


perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang
pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil
sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai
perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh
sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan
saja.

d) Snowball Sampling – Sampel Bola Salju

Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan


wawancara atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari
sampel pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian
secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat
terpenuhi.

Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok


untuk penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan
privasi tingkat tinggi, misalnya penelitian tentang kaum waria,
penderita HIV, dan kelompok khusus lainnya.

e) Teknik Sampling Jenuh

Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang


menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat
populasi yang ada kurang dari 30 orang.

D. Ukuran Sampel

Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun


acuan tabel yang dikembangkan para ahli.  Secara umum, untuk penelitian
korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik
adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum
15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel
minimum adalah 100.

Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum
untuk menentukan ukuran sampel :

 Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian

Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan


sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat

Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran


sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian

Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang


ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil
antara 10 sampai dengan 20

Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat
ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat
kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5%
(0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel.
Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel
(semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan
generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah
populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

    Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika
tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan
kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus.
Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus
melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti
keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Muri, 2014.  Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Penelitian Gabungan; Jakarta Kencana.
Sugiyono, 2014.  Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Methods), Bandung:  Alfabeta.
Soehartono, Irawan, 1995.  Metode Peelitian Sosial, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sukandarrumidi, 2012.  Metodelogi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk
Peneliti Pemula, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai