Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


METODOLOGI PENELITIAN
Dosen pengampu: Asrorul Azizi M.pd

Disusun oleh:
1. Dedi irawan(2108050
2. Siti Aisyah(210805016
3. Parihan(21080850

INSTITUT PENDIDIKAN NUSANTARA GLOBAL


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT Pencipta dan


Pemelihara Alam Semesta. yang telah menerangi hambanya yang taqwa dengan
cahaya yang medekatkan kepada-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah pada mata kuliah “Metodologi penelitian” dengan judul “populasi dan
sampel penelitian”.
Kami sadar bahwa keberhasilan kami dalam menyusun makalah ini bukan
hanya usaha kami namun karena adanya kerja keras dan kerjasama yang baik
dalam pelaksanaan penyusunan makalah ini.
Akhir dari penutup pengantar ini penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya pada diri kami (penulis) dan umumnya bagi para
pembaca. Amin.. Aminyaarabbal ‘alamin.

Praya,21 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. pengertian sampek dan populasi...................................................................3
B. Manfaat sampel.............................................................................................4
C. Teknik pengambilan sampel.........................................................................5
D. Ukuran sampel..............................................................................................6
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu
secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh.
Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui
cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi
tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan
sebelumnya.
Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan
sampel penelitian. Kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan penarikan
sampel, karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat,
serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan
metode sensus. Penentuan sampel dari suatu populasi, disebut sebagai
penarikan sampel.
Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik
objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain objek yang
diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin
meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya,
untuk menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling.
Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada
penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan
kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan
yang dihadapi, yaitu pertama, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk
mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa
mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang
diangkat dari sampel harus merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga
masalah yang dihadapi adalah bagaimana memperoleh sampel yang
representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau
mencerminkan keadaan populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam
penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis adalah tentang
bagaimana proses pengambilan sampel dan berapa banyak unit analisis yang
akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan
sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan masalah
penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran
sampel (sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian.

4
Berdasarkan pengertian diatas, maka makalah ini membahas materi mengenai
populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif.
B.RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud pengertian populasi dan sampel?
2.Apa saja manfaat-manfaaat sampel
3.Apa saja teknik pengambilan sampel?
4.Bagaimana cara menentukan ukuran sampel?
C.TUJUAN
1.Untuk mengetahui pengertian populasi dan jenis-jenisnya.
2.Untuk mengetahui pengertian sampel.
3.Untuk mengetahui teknik sampling.
4.Untuk mengetahui cara menentukan ukuran sampel

BAB II
PEMBAHASAN

5
A.PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL
1.Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah
penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Secara sederhana, populasi
adalah semua subjek atau objek sasaran penelitian.
Populasi bukan hanya bersifat orang saja, tetapi juga bisa benda-benda alam
lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek
atau objek itu. Wujud subjek itu bermacam-macam, bisa berupa: manusa,
hewan, tumbuh-tumbuhan, barang produk (hasil-hasil kerajinan, basil-basil
industri, dan lain-lain), barang-barang nonproduk (batu, pasir, tanah, air, dan
lain-lain), dan bentuk lingual atau ungkapan verbal (kata, frasa, kalimat, paragraf,
teks), atau dokumen dan barang cetak.
Perlakuan peneliti terhadap subjek atau objek tersebut dapat memungkinkan
dua alternatif status populasi. Pertama, populasi penelitian itu bersatus sebagai
objek penelitian jika populasi itu bukan sebagai sumber informasi, tetapi subagai
substansi yang diteliti, seperti hasil produksi (susu kaleng, cat, topeng, dan lain-
lain). Kedua, populasi penelitian itu berstatus sebagai sumber informasi, seperti
manusia dan dokumen. Dalam survei sosial, orang atau sekelompok orang lazim
berfungsi sebagai sumber informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan
diri mereka atau fenomena-fenomena sosial yang berhubungan dengan
mereka. Dalam penelitian tertentu, populasi penelitian dapat berstatus ganda,
sebagai objek penelitian yang informasinya juga dari populasi itu. Penelitian
tentang “perbedaan cara belajar antara mahasiswa bidang eksakta dan
mahasiswa bidang sosial” mengisyaratkan populasi penelitian akan
berstatus ganda: sebagai objek penelitian yang sekaligus juga sebagai sumber
data penelitian.
Menurut S. Margono, Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi
berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika manusia memberikan suatu
data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama banyaknya dengan
ukuran manusia.
Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri
populasi tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata

6
bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter
populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah,
maka populasinyapun berubah.
Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi
(universe) atau sampel.

2.Sampel
Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh, comotan atau
mencomot yaitu mengambil sebagian saja dari yang banyak. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan yang banyak adalah populasi. Dalam suatu penelitian, tidaklah
selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi karena akan
memakan banyak waktu dan biaya yang besar. Oleh karena itu dilakukan
pengambilan sampel, dimana sampel yang diambil adalah sampel yang benar-
benar representasi atau yang mewakili seluruh populasi.
Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan sampel
adalah memperhitungkan masalah efisiensi (waktu dan biaya) dan masalah
ketelitian dimana penelitian dengan pengambilan sampel dapat mempertinggi
ketelitian karena jika penelitian terhadap populasi belum tentu dapat dilakukan
secara teliti. Seorang peneliti dalam suatu penelitian harus memperhitungkan
dan memperhatikan hubungan antara waktu, biaya dan tenaga yang akan
dikeluarkan dengan presisi (tingkat ketepatan) yang akan diperoleh sebagai
pertimbangan dalam menentukan metode pengambilan sampel yang akan
digunakan. Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi dalam penelitian.

B.MANFAAT SAMPEL
Populasi yang jumlahnya tidak terlalu besar, sering juga diteliti secara
keseluruhan tanpa mengambil sampel. Namun kalau jumlah populasi besar,
sebaiknya diambil sampel sebagai bahan kajian. Karena meneliti sebagian saja
sebagai sampel penelitian , mempunyai banyak manfaat, yaitu:
-Dapat menghemat biaya, tenaga, fikiran dan waktu peneliti.

7
-Meneliti sampel hasil yang diperoleh sama atau hampr sama dengan meneliti
populasi.
-Data lebih cepat diperoleh dibandingkan dengan meneliti populasi secara
keseluruhan.
-Dapat menghasilkan gambaran (representative) yang dapat dipercaya dari
seluruh populasi. Misal: tinggi badan di kelas, rata-rata pendapatan petani, dan
lain-lain.
-Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian. Presisi adalah
ketepatan yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh.
-Sederhana sehingga mudah dilaksanakan.
-Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-
rendahnya.
Manfaat Sampel adalah untuk memperoleh data yang representative dalam
kaitanya dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian. Bila metode
pengambilan sampel yang dipakai tepat, diharapkan individu-individu sampel
yang diobservasi maupun mewakili seluruh anggota populasi dan mampu
memberi informasi yang terkait dengan populasi yang diteliti. Informasi yang
diperoleh akan menjadi bahan baku bagi pengambilan keputusan. Dalam hal ini
agar informasi yang diperoleh bisa memenuhi tujuan tersebut dibutuhkan
ketepatan dari data yang dikumpulkan. Agar data yang diambil berguna maka
data tersebut haruslah objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya),
representative (mewakili keadaan yang sebenarnya), variasinya kecil, tepat
waktu dan relevan untuk menjawab persoalan yang sedang menjadi pokok
bahasan

C.TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

8
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak
atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak
atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud
dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan
kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya
jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25,
maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih
menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom
sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai
kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih
sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang
lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang
berbeda. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk
mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka
seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun jika peneliti
tidak mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel
bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika
peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan informasi
lengkap tentang setiap elemen populasi.
Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol,
kemungkinan besar peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah
konsumennya, dan juga karakteristik konsumen. Karena dia tidak mengetahui
ukuran pupulasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa 200 konsumen
sebagai sampel dikatakan “representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti memilih
sampel secara acak, jika tidak ada informasi yang cukup lengkap tentang diri
konsumen?. Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel dengan cara acak
tidak dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali sampel diambil dengan

9
cara tidak acak atau nonprobability sampling, namun dengan konsekuensi hasil
penelitiannya tersebut tidak bisa digeneralisasikan. Jika ternyata dari 200
konsumen teh botol tadi merasa kurang puas, maka peneliti tidak bisa
mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh botol merasa kurang puas
terhadap the botol.
Di setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang
lebih spesifik lagi. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan
istilah simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling,
systematic sampling, dan area sampling. Pada nonprobability sampling dikenal
beberapa teknik, antara lain adalah convenience sampling, purposive sampling,
quota sampling, snowball sampling

1.Probability/Random Sampling.
Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak
adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan
nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah
daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel.
Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian,
tentang tempat, atau juga tentang benda. Jika populasi penelitian adalah
mahasiswa perguruan tinggi “A”, maka peneliti harus bisa memiliki daftar semua
mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi “A “ tersebut selengkap mungkin.
Nama, NRP, jenis kelamin, alamat, usia, dan informasi lain yang berguna bagi
penelitiannya.. Dari daftar ini, peneliti akan bisa secara pasti mengetahui jumlah
populasinya (N). Jika populasinya adalah rumah tangga dalam sebuah kota, maka
peneliti harus mempunyai daftar seluruh rumah tangga kota tersebut. Jika
populasinya adalah wilayah Jawa Barat, maka penelti harus mepunyai peta
wilayah Jawa Barat secara lengkap. Kabupaten, Kecamatan, Desa, Kampung. Lalu
setiap tempat tersebut diberi kode (angka atau simbol) yang berbeda satu sama
lainnya.
Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa
dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang
bisa dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka
Random, kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan
melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika
sudah ratusan, cara undian bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu
sendiri.
a. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana

10
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap
unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana
analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya
dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan
lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam
organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu
hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil
penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana.
Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama
untuk bisa dipilih menjadi sampel. Terdapat 2 pendapat mengenai metode
pengambilan sampel acak sederhana. Pendapat pertama menyatakan bahwa
setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan lagi sehingga setiap sampel
memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat kedua menyatakan
bahwa tidak diperlukan pengembalian pada pengambilan sampel menggunakan
metode ini. Namun, metode yang paling sering digunakan adalah Simple Random
Sampling dengan pengembalian.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat
mengetahui standard error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak
adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar dapat
merepresentasikan populasi yang dimaksud.

Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:


Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian
berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan
sampel pertama. Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang
terpilih dikembalikan lagi agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas
responden berikutnya tetap sama dengan responden pertama. Langkah tersebut
kembali dilakukan hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian.
b.Systematic Sampling atau Sampel Sistematis

11
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki
alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat
digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa”.
Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota diberi
nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel
dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari
bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu, yang diambil
sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.
c.Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut
mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti
dapat mengambil sampel dengan cara ini. Metode Pengambilan sampel acak
berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu. Misalnya penelitian
mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah
dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-masing
kelompok tersebut.

 Cluster Sampling atau Sampel Acak Berdasar Area


Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan
sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan
metode Cluster Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal
pada bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu instansi.
Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD,
dan ruang poli di RS A dan lain sebagainya.

 Area Sampling atau Sampel Wilayah


Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Proses pengambilan sampel jenis ini
dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga atau lebih.
Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW –>RT

12
2.Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak
Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara
acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama
untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel
bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya
sudah direncanakan oleh peneliti.
a).Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan.
Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih
sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan
tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang
menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan
dari kelompok penelitian. Misalnya, calon responden mengalami penyakit
penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes
mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang
dipakai antara lain:
1.Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki Usia
18-59 tahun
2. Bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:
1.Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti
gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
2.Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
b).Accidental Sampling.

13
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok
untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.
Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven
Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan
tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali menemukan
kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu juga, saat
menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan pencarian sampel
hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang
bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota
Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada
warga Bandung yang dia temui saat itu.
c).Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional,
namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja.
Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% .
Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis
kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18
orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan
ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara
kebetulan saja.
d).Snowball Sampling – Sampel Bola Salju
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara
atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk
mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh
kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.
Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk
penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat
tinggi, misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok
khusus lainnya.

14
e).Teknik Sampling Jenuh
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua
anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari
30 orang.
D.Ukuran Sampel
Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan
tabel yang dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional
jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan
dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing
kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.
Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum untuk
menentukan ukuran sampel :
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian
2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda),
ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam
penelitian
4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen
yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel
kecil antara 10 sampai dengan 20
Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat
ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat
kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5%

15
(0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun
yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin
mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan
sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka
semakin besar peluang kesalahan generalisasi.
Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain :
1. UKURAN SAMPEL DENGAN TEORI SLOVIN (1960)
Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran
sampel menggunakan rumus slovin (1960). Seorang ahli yang bernama slovin ini
ternyata sampai saat ini belum diketahui Siapa nama aslinya, bahkan pernah
menjadi perdebatan mengenai tahun terbit dari naskah yang ditulis oleh slovin
ini yaitu tahun 1960 dan 1843. Dalam tulisan Riduwan (2005), dengan judul
penelitian “belajar mudah penelitian untuk guru”, dia mengutip rumus slovin
dengan formula sebagai berikut;
RUMUS SAMPEL : RUMUS SLOVIN
n=N1+Ne2
n= besar sampel yang ;
N= ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi ;
e= nilai presisi atau tingkat signifikansi yang telah ditentukan. Umumnya dalam
penelitian tingkat signifikansi ditentukan sebesar 95% atau 0,05.
Karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan
pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka kita
bulatkan ke atas dan sebaliknya.
2. UKURAN SAMPEL PENELITIAN PENURUT GAY, LR DAN DIEHL, PL (1992)
Hasil penelitian dari Gay, LR dan Diehl, PL (1992), dengan judul penelitian
“Research Methods for Business and Management disebutkan bahwa ukuran
sampel penelitian haruslah sebesar-besarnya. Asumsi yang disampaikan oleh Gay
dan Diehl didasarkan pada semakin besar sampel yang diambil maka semakin
merepresentasikan bentuk dan karakter populasi serta lebih dapat untuk
digeneralisir. Meskipun demikian, ukuran pasti sampel yang akan diambil sangat
bergantung pada jenis penelitian yang sedang digarap.
Berikut beberapa kondisi yang perlu diperhatikan;

16
 Apabila penelitian yang sedang dikerjakan merupakan penelitian
deskriptif, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah sebesar 10%
dari total elemen populasi.
 Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat korelasi
atau berhubungan, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah
sebesar 30 subjek ( unit sampel).
 Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat
perbandingan, maka ukuran sampel penelitian yang direkomendasikan
adalah sebesar 30 subjek.
 Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan eksperimental
berkelompok, maka ukuran sampel yang direkomendasikan adalah
sebesar 15 sampel perkelompok.
3. UKURAN SAMPEL PENELITIAN MENURUT WIRATNA SUJARWENI (2008).
Dalam tulisan Wiratna Sujarweni (2008) tentang “Belajar mudah SPSS untuk
skripsi, tesis, desertasi & umum” memang tidak ada jumlah atau nilai tertentu
yang syaratkan. Sujarweni berbendapat bahwa jumlah sampel yang diharapkan
100% mewakili populasi adalah keseluruhan anggota populasi itu sendiri.
Menurut saya pendapat ini memberi kita pemahaman yang lebih dalam bahwa
hampir tidak mungkin untuk mendapatkan gambaran 100% populasi dari data
sampel. Untuk itu dibutuhkan kehati-hatian dalam memilih metode sampling,
menentukan jumlah sampel, dan perlunya memperhitungkan tingkat kesalahan.
Sujarweni juga menambahkan jika ukuran suatu populasi sangat besar maka
penelitiannya dapat dilakukan dengan survei sampel. Penentuan ukuran sampel
boleh menggunakan rumus slovin.
4. UKURAN SAMPEL PENELITIAN MENURUT JACOB COHEN (DALAM SUHARSIMI
ARIKUNTO, 2010:179)
Formula sampel Jacob Cohen
N=LF²+u+
Dimana :
N = Ukuran sampel
F² = Effect Size
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = Fungsi Power dari u= 0

17
5. UKURAN SAMPEL PENELITIAN BERDASARKAN PROPORSI (TABEL ISAAC DAN
MICHAEL)
Menentukan ukuran sampel penelitian menggunakan tabel Isaac dan Michael
sedikit lebih mudah, dimana sudah ditentukan tingkat kesalahan untuk 1%, 5%
dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran
sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak
ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita
teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya,
agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan
sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan
elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya

DAFTAR PUSTAKA

18
Yusuf, Muri, 2014. Metode Penelitian populasi,sampelf, dan Penelitian
Gabungan; Jakarta Kencana.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Methods), Bandung: Alfabeta.
Soehartono, Irawan, 1995. Metode Peelitian Sosial, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sukandarrumidi, 2012. Metodelogi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti
Pemula, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

19

Anda mungkin juga menyukai