Anda di halaman 1dari 15

“METODOLOGI PENELITIAN SAMPLING JENUH (SENSUS)”

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Metodelogi Penelitian IPS”


Dosen Pengampu : Dr. Jajang Hendar Hendrawan, M.Pd.

Oleh :

AYIRANA SUTISNA, S.Pd NPM : 20870015

FARIZ CHOERONI, S.PD NPM. 20870013

POGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
PASUNDAN CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita kesempatan, kesehatan, waktu luang
serta fasilitas sehingga kami mampu merampungkan makalah ini tanpa ada kesulitan yang
berarti. Salam serta shalawat kepada suri tauladan sekaligus nabi terakhir yang diutus untuk
seluruh manusia, Muhaammad SAW. Yang telah berjuang maksimal demi agama Islam ini.
Makalah ini kami buat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
IPS. Tentunya, tanpa bantuan dan peranan seluruhnya, pembuatan makalah ini tak akan
berjalan sebagaimana mestinya. Semoga Allah membalas kebaikan kita semua. Amiin.
Namun, sebagai manusia yang tak terlepas dari kesalahan, kami memohon maaf
yang sebesar-besarnya jika dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan, baik itu ejaan,
kekurangan huruf, kesalahan kalimat, ataupun format dll. Untuk itu, saran serta kritik yang
membangun sangat kami harapkan sebagai pertimbangan pembuatan makalah selanjutnya.
Terlepas dari itu semua, besar harapan kami, makalah ini dapat membantu dalam
perkuliahan ‘metodelogi penelitian IPS’ sebagai referensi bagi teman-teman mahasiswa
maupun dosen. Sekian.

Cimahi, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..... ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Populasi......................................................................................... 3
2.2 Pengertian Sampel.......................................................................................... 3
2.3 Kriteria Sampel............................................................................................... 3
2.4 Penentuan Jumlah Sampel.............................................................................. 4
2.5 Menentukan Anggota Sampel........................................................................ 4
2.6 Pengertian Teknik Sampling........................................................................... 5
2.7 Persyaratan Pengambilan Sampel................................................................... 5
2.8 Manfaat Sampling........................................................................................... 6
2.9 Syarat-syarat teknik sampling.......................................................................... 6
2.10Jenis-jenis teknik sampling............................................................................. 6
2.11Pengertian Sampling Jenuh............................................................................. 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam penelitian kita mengenal populasi dan sample. Sebagaimana yang kita

ketahui kedua hal itu berperan penting dalam suatu penelitian. Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan. Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.

Hampir dalam seluruh penelitian, kebanyakan peneliti hanya menggunakan

sampel dari populasi untuk dipelajari dan diambil kesimpulan sebagai hasil akhir

penelitian, yang sekaligus juga mewakili populasi yang ada. Oleh karena itu sampel yang

diambil dari populasi harus benar – benar representatif (mewakili). Semakin banyak

perbedaan antara antara populasi dengan sampel maka akan semakin besar pula resiko

kesalahannya.

Hal ini bisa digambarkan ibarat 3 orang buta yang disuruh menyimpulkan

karakteristik seekor gajah, ketika orang buta yang satu memegang telinga gajah maka ia

menyimpulkan gajah itu seperti kipas, sedangkan orang buta kedua yang memegang

badan gajah, ia menyimpulkan gajah seperti tembok besar. Lalu, orang buta ketiga ia

menyimpulkan gajah itu kecil, karena ia memegang ekornya. begitulah gambaran hasil

jika kita salah memilih sampel dalam penelitian. Untuk menghindari resiko - resiko di

atas, kita harus bisa memilih sampel yang benar – benar representatif, dan untuk

mendapatkan itu kita harus berhati-hati dan menguasai teknik-teknik yang tepat dalam

menentukan sampel yang benar.

1
Maka dari itu, untuk membantu kita dalam melakukan penelitian khususnya

ketika pengambilan sampel, dalam makalah ini kami membahas tentang teknik

pengambilan sampel dan segala ruang lingkupnya, sehingga kita mengerti dan mampu

memilih teknik- teknik yang benar dalam pengambilan sampel.

1.2 TUJUAN

1. Mengetahui pengertian sampel penelitian.

2. Mengetahui pengertian sampling jenuh

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sampling jenuh

2
BAB II

ISI

2.1 Pengertian populasi

Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau

individu- individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut

dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda,

dst. (Djawranto, 1994: 420)

2.2 Pengertian Sampel

Sampel (bahasa inggris: sample) merupakan bagian dari populasi yang ingin

diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu

sendiri.Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili

keseluruhan gejala yang diamati.Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik

tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara pengambilan sampel, yaitu secara acak

(random)/probabilita dan tidak acak (non-random)/non-probabilita.

2.3 Kriteria Sampel

Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penentuan

kriteria sampel diperlukan untuk mengurangi hasil peneliian yang bias.

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003: 96). Sedangkan yang

dimaksud dengan Kriteria eksklusi adalah meng-hilangkan/mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu (Nursalam, 2003:

97).

3
Sebab-sebab yang dipertimbangkan dalam menentukan kriteria ekslusi antara lain:

a. subjek mematalkan kesediannya untuk menjadi responden penelitian, dan

b. subjek berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan data dilakukan.

2.4 Penentuan Jumlah Sampel

Bila jumlah populasi dipandang terlalu besar, dengan maksud meng-hemat

waktu, biaya, dan tenaga, penelitili tidak meneliti seluruh anggota populasi. Bila peneliti

bermaksud meneliti sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang selalu muncul

adalah berapa jumlah sampel yang memenuhi syarat. Ada hukum statistika dalam

menentukan jumlah sampel, yaitu semakin besar jumlah sampel semakin

menggambarkan keadaan populasi (Sukardi, 2004 : 55).

Selain berdasarkan ketentuan di atas perlu pula penentuan jumlah sampel dikaji

dari karakteristik populasi. Bila populasi bersifat homogen maka tidak dituntut sampel

yang jumlahnya besar. Misalnya saja dalam pemeriksaan golongan darah.

Walaupun pemakaian jumlah sampel yang besar sangat dianjurkan, dengan

pertimbangan adanya berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti berusaha

mengambil sampel minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi

sebagaimana dianjurkan oleh Isaac dan Michael (Sukardi, 2004 : 55). Dengan

menggunakan rumus tertentu (lihat Sukardi, 2004 : 55-56), Isaac dan Michael

memberikan hasil akhir jumlah sampel terhadap jumlah populasi antara 10 – 100.000.

2.5 Menentukan Anggota Sampel

Di bagian depan dalam bab ini telah dikemukakan terdapat dua teknik sampling,

yaitu Probability Sampling dan No probability Sampling. Probability Sampling adalah

teknik sampling yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih

untuk menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan random sampling,

atau cara pengambilan sampel secara acak.

4
Pengambilan sampel secara acak dapat dilakukan dengan bilangan random,

komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka

setiap anggota populasi diberi nomor 1 sampai 100. selanjutnya bila kesalahan 5%, maka

jumlah sampelnya = 80. Bila sampel tidak strata, maka pengambilan sampel tidak perlu

memperhatikan strata yang ada pada sampel.

Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi

mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

2.6 Pengertian Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk sampel

yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang

dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling

(Sugiyono,2011).

2.7 Persyaratan Pengambilan Sampel (Sampling)

Cara mengambil (pengambilan) sampel dari populasinya disebut dengan

sampling. Cara pengambilan sampel akan menentukan ketepatan penggeneralisasian

hasil penelitian dari sampel kepada populasinya. Penggeneralisasian hasil penelitian dari

sampel dikatakan tepat apabila “sifat atau keadaan” yang ditunjukkan atau digambarkan

dari hasil penelitian terhadap sampel itu benar-benar cocok dengan sifat atau keadaan

populasi tersebut. Sayur (dari penelitian terhadap sampel, cicipan) dikatakan kurang

garam, misalnya, jika seluruh sayur (sebelanga atau sepanci) itu memang benar-benar

kurang asin. Dikatakan tidak tepat jika berdasar hasil penelitian (pencicipan) terhadap

sampel sayur simpulannya sayur itu kurang garam, padahal dalam kenyataan secara

keseluruhan sayur itu justru terlampau asin. Dikatakan tidak tepat, contoh lain, jika dari

penelitian terhadap sampel dikatakan bahwa “semuanya senang menonton sinetron

berbau misteri”, tetapi dalam kenyataan para penonton sebagian besar tidak suka

sinetron misteri.
5
Agar hasil penelitian dari sampel benar-benar dapat mencerminkan sifat atau

keadaan populasinya, maka sampel itu harus benar-benar representatif, yaitu

mencerminkan ciri-ciri kondisi populasinya.Dalam bahasa lain, sampel harus benar-

benar mewakili populasinya. Jadi, jika populasinya beragam (dalam aspek tertentunya),

maka sampelnya pun harus beragam pula seperti populasinya.

Oleh karena itu, sebelum mengambil sampel, hendaknya diketahui terlebih

dahulu ciri-ciri kondisi populasinya. Berikut dipaparkan penggolongan ciri-ciri kondisi

populasi (dalam hal ini populasi subjek dan atau responden penelitian) yang perlu

diperhatikan dalam (untuk) pengambilan sampel.

2.8 Manfaat sampling

1) Menghemat beaya penelitian.

2) Menghemat waktu untuk penelitian.

3) Dapat menghasilkan data yang lebih akurat.

4) Memperluas ruang lingkup penlitian.

2.9 Syarat-syarat teknik sampling

Teknik sampling boleh dilakukan bila populasi bersifat homogen atau memiliki

karakteristik yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama. Bila keadaan populasi

bersifat heterogen, sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif atau

tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi.

2.10 Jenis-jenis teknik sampling

1. Teknik sampling secara probabilitas

Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling

yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota

populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan

merupakan sampel yang representatif.

6
Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

a. Teknik sampling secara rambang sederhana.

Cara paling populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang

sederhana adalah dengan undian.

b. Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling).

Prosedur ini berupa penarikan sample dengan cara mengambil setiap kasus

(nomor urut) yang kesekian dari daftar populasi.

c. Teknik sampling secara rambang proportional.

Jika populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian

diambil dari setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilan- nya dapat dilakukan

secara undian maupun sistematis.

d. Teknik sampling secara rambang bertingkat.

Bila subpoplulasi-subpopulasi sifatnya bertingkat, cara peng-ambilan sampel

sama seperti pada teknik sampling secara proportional.

e. Teknik sampling secara kluster (cluster sampling)

Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin

dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk

itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang

ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut cluster

sampling atau multi-stage sampling.

2. Teknik sampling secara nonprobabilitas.

Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sample yang

ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar.

Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai

berikut.

7
a. Puposive sampling atau judgmental sampling

Penarikan sampel secara puposif merupakan cara penarikan sample yang

dilakukan memiih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti.

b. Snow-ball sampling (penarikan sample secara bola salju).

Penarikan sample pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama.

Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sample

ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sample kedua, dan seterusnya sehingga

jumlah sample semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.

c. Quota sampling (penarikan sample secara jatah).

Teknik sampling ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah

ditentukan. Biasanya yang dijadikan sample penelitian adalah subjek yang mudah

ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.

d. Accidental sampling atau convenience sampling

Dalam penelitian bisa saja terjadi diperolehnya sampel yang tidak

direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek

tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel

semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.

2.11 PENGERTIAN SAMPLING JENUH (SENSUS)

Sampling jenuh adalah tehnik pengambilan sampling bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil

yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan

kesalahan yang sangat kecil. istilah lainnya adalah sampel jenuh atau sensus, dimana

semua anggota populasi dijadikan sampel. Sampling dikatakan jenuh (tuntas) bila

seluruh populasi dijadikan sampel (Nasution, 2003).

8
Misal, semua guru disuatu sekolah. Sedangkan dikatakan padat bila jumlah

sampel lebih dari setengah dari populasi (Nasution, 2003), misalnya 250-300 orang

dari populasi 500 orang. Sampling jenuh baik digunakan jika julah populasinya

dibawah 1000 orang. tapi, apabila jumlah samplingnya lebih dari 1000 orang maka

sampling jenuh tidak praktis lagi dikarenakan biaya dan waktu yang digunakan sangat

banyak.

1. Sampling jenuh/sensus

Teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel, ini syaratnya populasi tdk banyak, atau peneliti ingin membuat

generalisasi dengan kesalahan sangat kecil.

9
Tabel 2.1.

Kelebihan dan Kekurangan Sensus

No KELEBIHAN KEKURANGAN

1. Dapat diketahui gambaran sebenarnya Biaya, waktu dan tenaga yang

dari suatu populasi dibutuhkan sangat besar

2. Dapat diperoleh kerangka sampel Kesalahan dari petugas

(sample frame) yang berguna untuk (nonsampling error) sulit

survei diperkirakan

3. Tidak mempunyai sampling error Jenis data yang diperoleh terbatas

(kesalahan karena pengambilan dan sifatnya sederhana (tidak

sampel) mendalam)

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan .

Sampling jenuh adalah tehnik pengambilan sampling bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil

yaitu kurang dari 30 orang. Penelitian sampling jenuh ingin membuat generalisasi dengan

kesalahan yang sangat kecil.

11
DAFTAR PUSTAKA

- Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keduabelas 2008. Penerbit Alfabeta.

Bandung

- http://alisarjunip.blogspot.com/2013/06/tekhnik-sampling.html

- http://emmasalim.blogspot.com/2013/09/materi-teknik-pengambilan-sampel.html

- http://statistikian.blogspot.com/2012/10/populasi-dan-sampel.html

- http://spupe07.wordpress.com/2010/01/23/populasi-dan-sampel/

12

Anda mungkin juga menyukai