Dosen Pengampu:
Dr. Agus Zaenul Fitri, M. Pd.
Dr. Agus Purwowidodo, M. Pd.
Disusun Oleh:
11. Moh Roisul Ma’had 1880507220045
i
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................... i
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
PEMBAHASAN .................................................................................... 2
A. Paradigma Penelitian............................................................... 2
B. Filsafat Penelitian..................................................................... 19
KESIMPULAN....................................................................................... 25
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tridarma perguruan tinggi adalah pendidikan, penelitian dan pengabdian.
Penelitian digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang ada, bukan
hanya itu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan juga membutuhkan
penelitian. setiap akademisi di tuntut untuk melakukan penelitian entah secara
tertulis maupun tidak tertulis supaya perkembangan pendidikan terus daopat
berlanjut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Paradigma penelitian.
2. Bagaimana Filsafat Penelitian.
3. Bagaimana hubungan antara paradigma, Filsafat dan Metode Penelitian.
1Eko Murdiyanto, Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada
Masyarakat, 2020), h. 1
1
PEMBAHASAN
A. Paradigma Penelitian
Paradigma secara etimologis berasal dari bahasa Inggris, paradigma
berarti type of something, model, pattern (bentuk sesuatu, model, pola).
Dalam bahasa Yunani, paradigma berasal kata para (di samping, di sebelah)
dan kata dekynai (memperlihatkan; yang berarti: model, contoh, arketipe,
ideal).2
2Zuchri abdussamad, Metode penelitian kualitatif, (Makassar: CV. syakir Media Press, 2021), h.
32
3Agus Zaenul fitri, Metodologi penelitian pendidikan, (Malang: Madani Media, 2020), h. 1.
4Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 42
5Salim dan Syahrun, Metodologi penelotian Kualitatif, (Bandung: Citapustaka Media, 2012), h.
28.
2
3
Jadi paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir
yang menunjukkan : 8
1. Hubungan antara variabel yang akan diteliti
2. Jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab
3. Teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis
4. Jenis dan jumlah hipotesis
5. Teknik analisis statistik yang akan digunakan
7Ibid, h. 2.
8Ratna Wijayanti Daniar Paramita dkk, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2016),
h. 46
4
Paradigma
Poster tentang
Ilmiah Alamiah
12Susilo Pradoko, Paradigma Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: UNY Press, 2017), h. 3
5
13Nikmatur Ridha, Jurnal; Proses Penelitian: masalah variable dan Paradigma penelitian,
(Medan: STAI Medan, 2017), vol. 14, h. 67.
Thomas Kun. Dalam ilmu sosial, ada empat paradigma yang dikenal
secara umum, yakni paradigma positivistik, pos-positivistik, kritis, dan
konstruktivis.15
16Febri Fajar Pratama dan Dhian Mutia, Jurnal Paradigma Kualitatif sebagai landasan berfikir
pendidikan kewarganegaraan, (Aceh: SMPIT Darul Mutaalimin, 2020), vol 17, h. 56
2) Aliran Post-strukturalisme
Poststrukturalisme adalah aliran pemikiran yang menentang
adanya struktur yang tetap dan berlaku secara universal. Dalam
bahasa misalnya tata bahasa ada yang berlaku keseluruhan yang
disebut language namun juga ada parol-parol (bahasa baha
keakraban), atau bahasa terapan pada masyarakat tertentu atau
mudahnya disebut sebagai dialek suatu masyarakat tertentu, bahasa
Indonesia namun dengan dialek Banyumas misalnya.20
3) Strukturasi
Paradigma tentang perubahan suatu masyarakat atau
struktur sosial dikarenakan pengaruh adanya agency, seseorang
atau kelompok yang memiliki gagasan dan terus menerus gagasan
itu diterjemahkan dan mampu diterima dalam masyarakat untuk
merubah struktur yang sudah tetap. Dalam musik misalnya
penelitian peran Sunan Kalijaga dalam syiar Islam melalui
kebudayaan material tradisi agama Hindu dan Budha.21
4) Aliran Dekonstruksi
Dekonstruksi adalah makna tidaklah terdapat dalam teks,
tetapi pemaknaan muncul dari masing-masing pribadi yang
membaca teks. Secara tidak langsung, hal ini seakan menyatakan
bahwa seorang penulis tidak dapat menuntut haknya atas
pemaknaan teks yang ditulisnya, semua orang boleh membaca teks
tersebut dan memaknainya sesuai dengan penafsiran masing-
masing.22
5) Etnografi
19Ibid, h. 4
20Ibid, h. 4.
21Ibid, h. 4.
6) Action Research
Penelitian tindakan di sekelompok masyarakat/ sekelompok
murid (class room) untuk memberikan solusi atas permasalahan
yang dihadapi dengan cara menerapkan solusi dan mengamati
hasilnya serta merefleksikan hasil tindakan dan terus menerus
mengembangkan menjadi putaran siklus, biasanya putaran siklus
dilakukan dua atau tiga kali dalam suatu penelitian.24
7) Fenomenologi
Kata fenomelogi berasal dari kata Yunani 'phenomenon'
yang berarti 'menunjukkan diri' (to show it self). lstilah ini
digunakan dalam diskusi filsafat sejak tahun 1765 khususnya oleh
lmmanuel Kant. Namun arti teknis istilah ini dipopulerkan oleh
Hegel.25
24Ibid, h. 5
8) Etnometodologi
Penelitian model ini, penelitian melakukan kerja lapangan
untuk mengetahui cara hidup kelompok masyarakat yang diteliti.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengungkapkan metode
yang dipakai kelompok masyarakat etnik dalam menanggapi hidup.
Dalam bidang 6 musik (produksi, pendidik, pemain, perusahaan,
manajemen, media) misalnya penelitian yang akan
mengungkapkan metode pembelajaran musik yang dilakukan oleh
kelompok musik tradisi.29
9) Life History
Penelitian tentang riwayat hidup seseorang yang terkenal,
dia memiliki potensi keilmuwan terhadap bidang yang digeluti,
ditangani. Dalam musik misalnya life history dari pakar musik
kroncong yang membuat lagu Bengawan Solo, Gesang. Riwayat
hidup pesinden dan penyanyi pop lagu-lagu jawa, Waljinah.
Penelitian dengan melakukan in depth interview, wawancara
mendalam tentang fokus permasalahan yang diteliti. Penelitian
27Muliadi, Filsafat Umum, (Bandung: UIN Sunan Gunung Djati, 2020), h. 83.
11) Hermeneutik
Hermeneutika merupakan ilmu untuk menafsirkan guna
memahami sesuatu yang sifatnya abstrak dan gelap menjadi lebih
terang mampu menjelaskan persoalan yang semula bersifat abstrak
tersebut. Hermeneutik merupakan ilmu tentang penafsiran, suatu
proses tindakan interpretasi guna memahami ke akar permasalahan,
30Ibid, h. 6
31Ibid, h. 6
11
12) Semiotika
Semiotika merupakan ilmu tentang tanda, ilmu untuk
mengungkapkan makna tanda-tanda dalam kehidupan masyarakat.
Tanda merupakan bagian dari kehidupan sosial masyarakat,
sedangkan ilmu yang mengkaji tanda adalah Semiotika. Semiotika
semula muncul dalam ilmu bahasa, namun Roland Barthes
berpendapat bahwa tidak hanya digunakan untuk bidang bahasa
saja:33
33Ibid, h. 7
35Pinton setya Mustafa dkk, Metodologi penelitian Kuantitatif, kualitatif dan PTK dalam
pendidikan olehraga, (Malang: UNM, 2020), h. 4.
12
1) Positivistik
Pendiri filsafat positivis yang sesungguhnya adalah Henry
de Saint Simon yang menjadi guru sekaligus teman diskusi
Comte.38 Aliran filsafat positivisme muncul Pada abad ke-19
Filsafat positivisme berpangkal dari apa yang diketahui, yang
faktual, dan yang positif. Artinya sesuatu yang di luar fakta dan
kenyataan dikesampingkan. Karena itulah dalam positivisme
menolak metafisika, karena positivisme hanya membatasi yang
diketahui secara positif adalah gejala-gejala yang tampak.39
36Sandu Siyoto dan Ali sodiq, Dasar metodologi Penelitian, (Yogyakarta: literasi media
publishing, 2015), cet. I, h. 43
38Taufiq Mandailing, Mengenal Filsafat lebih dekat, (Yogyakarta: tp, 2013), h. 129.
39Ibid, h. 126
40Ibid, h. 127
41Ibid, h. 128.
13
45Hardani, Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group,
2020), h. 23
14
2) Post-positifisme
Paradigma Post-positivisme lahir sebagai paradigma yang
ingin memodifikasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada
paradigma Positivisme. Asumsi dasar post-positivisme tentang
realitas adalah jamak individual. Hal itu berarti bahwa realitas
(perilaku manusia) tidak tunggal melainkan hanya bisa
menjelaskan dirinya sendiri menurut unit tindakan yang
bersangkutan yang bersifat tunggal. Fokus kajian Post-positivis
adalah tindakan-tindakan (actions) manusia sebagai ekspresi dari
sebuah keputusan.48
48Ibid, h. 136
15
3) Konstruktivisme
Paradigma ini memandang bahwa kenyataan itu hasil
konstruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu
bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan satu keutuhan.
Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir
seseorang. Pengetahuan hasil bentukan manusia itu tidak bersifat
tetap tetapi berkembang terus. Penelitian kualitatif berlandaskan
paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa
pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman
terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran
subjek yang diteliti. Pengenalan manusia terhadap realitas sosial
berpusat pada subjek dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa
ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi
merupakan juga hasil konstruksi oleh pemikiran.51
49Juliana Batubara, Jurnal: Paradigma Penelitian Kualitatif dan Filsafat Ilmu Pengetahuan
dalam Konseling, (Padang: IAIN Imam Bonjol, 2017), vol. III, h. 103.
4) Kritisisme
Aliran ini muncul pada abad ke-18 suatu zaman baru di
mana seorang yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan
antara rasionalisme dengan emperisme. Zaman baru ini disebut
zaman pencerahan (aufklarung), zaman pencerahan ini muncul di
mana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa (dalam
pemikiran filsafatnya). Akan tetapi, seorang filosof Jerman
Immanuel Kant (1724-1804) mengadakan penyelidikan (kritik)
terhadap pengetahuan akal.53
54Ibid, h. 161
17
55Ibid, h. 161
ditangkap” dimungkinkan
untuk di
tangkap”
Dualism, Modifikasi Transaksional Transaksional/
Objektif, dari dualistic, / Subjektif,
“penemuan- objektifis, Subjektifitas,, penemuan yang
penemuan tradisi kritis, nilai menjadi diciptakan.
adalah komunitas, mediasi
Epistemologi
sebagai penemuan – temuan.
kebenaran” penemuan
mungkin
mencapai
kebenaran.
Eksperimenta/ Modifikasi Dialogis/ Hermeneutic/
bersifat manipulasi dialektis dialektis.
manipulasi eksperimental,
dat, verifikasi kritik yang
hipotesis, beragam,
Metodologi menggunaka falsifikasi
metode terhadapa
Kuantitatif. hipotesis,
menggunaka
metode
kualitatif
Paradigma penelitian kualitatif dan Kuantitatif secara garis besar,
masing-masing metode tersebut berbeda sangat tajam dalam memandang
persoalan yang diangkat menjadi masalah penelitian, mulai dari tujuan
penelitian, desain penelitian, proses penelitian, bentuk pertanyaan penelitian,
metode perolehan data, mengukur keabsahan data, analisis data hingga makna
dan kegunaan teori.58
Tapi Secara umum dapat Tarik benang merah dari perbedaan paradigma
penelitian kuantutatif dan kualitatif, seperti table di bawah ini:59
B. Filsafat penelitian
Kiranya semuanya ilmu pengetahuan berasal dari Filsafat, begitu
juga dengan penelitian, yang mendasari seorang meneliti adalah sebuah
pemikiran atau filsafat. Kata Filsafat merupakan rangkaian dari dua kata
philos yang berarti cinta dan shopos berarti kebijaksanaan (philos: love:
shopos: a sage, a wise one, wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya.
Shopia juga bermakna pengetahuan (al-hikmah).64
62Khaidir dkk, Teori filsafat manajemen pendidikan Islam, (Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini, 2021), h. 177.
64Rahmad salahudin dan muadz, Buku Ajar Paradigma Baru Filsafat Pendidikan Islam,
(Sidoarjo: Umsida Press, 2019), cet. I, h. 2.
66Hisarma Saragih dkk, filsafat pendidikan, (Medan: yayasan kita menulis, 2021), cet I, h. 3
21
1. Ontologi
67Ivonne Ruth Vitamaya Oishi Situmeang, jurnal filsafat ilmu dan pendidikan dalam kajian
filsafat ilmu pengetahuan, (Medan: tp, ttt), h. 91
2. Epistemologi
72Amka, Filsafat …, h. 37
3. Aksiologi
4. Metodologis
Filsafat metodologis adalah membahas persoalan tentang
konsep, metode, baik metode pada umumnya, metode filsafat,
maupun metode ilmu. Metodologi merupakan cabang filsafat
sistematis yang membahas metode. Metode adalah suatu tata cara,
teknik, atau jalan yang telah dirancang dan dipakai dalam proses
memperoleh pengetahuan jenis apapun.78
80Ibid, h. 19.
KESIMPULAN
26
DAFTAR PUSTAKA
27
28