Disusun oleh :
TOMI ABDUL AZIZ
(B2B020002)
Teori Hukum
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Herlambang, S.H., M.H.
MAGISTER KENOTARIATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
RESUME MATERI KULIAH TEORI HUKUM
OLEH : Prof.Herlambang
1. Norma Hukum (Lapisan Luar)
-Norma Hukum ada yang tertulis dan tidak tertulis.
-Norma Hukum yang lebih dalam adalah :
a. Azas (Hukum sebagai empiric / Fakta dalam masyarakat yang timbul dari interaksi
atau perilaku dalam masyarakat.
Contoh : Perkawinan, syarat salah satu sah nya suatu perkawinan didasari atas suka sama
suka.
b. Nilai / teori (Patokan sesuatu yang baik atau buruk dari suatu hal ).
c. Pancasila (Nilai-nilai terkandung)
- Jenis-jenis Norma
1. Norma Agama (Kitab Suci )
~Perjanjian Pranikah boleh asal sesuai dengan norma agama.
~Norma Agama sifatnya abstrak, jika melanggar
Akan kena sanksi berdasarkan Kitab Suci.
~Perjanjian itu dibuat dengan sebab halal dan tidak melanggar.
2.Norma Kesusilaan ( Hati Nurani )
3.Norma Adat
4.Norma Kesopanan ( Etiked Rasa )
5.Norma Hukum, Sanksi Fatual Formal,sifatnya tegas dan sumbernya Formal &
Informal.
2. Sistem Hukum
-Peraturan-peraturan hukum yang ada disuatu Negara terkait dengan sendi-sendi dalam
kehidupan masyarakat.
- Keberadaan Hukum”Ubi Societas Ibi Ius”Setiap ada manusia pasti ada hukum, karena
bicara tentang hubungan manusia dengan sesama karena setiap manusia ada
kepentingan.Karena itu bias dikatakan bahwa hukum di Indonesia sudah ada sejak adanya
masyarakat yang mendiami kepulauan Nusantara ini.
- Peraturan Hukum dalam masyarakat merupakan system hukum jika memenuhi 8 Azas
(Principles of Legality’Fuller, The Morality of law, 1971’)
6.Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung tuntutan yang melebihi apa yang dapat
dilakukan.Membuat aturan harus ada aspek menejemen, tidak boleh melebihi Peraturan-
peraturan tentang tuntutannya.Normanya itu yang harus bisa dilaksanakan.
~contoh : Perda tentan ternak, barang siapa membiarkan ternaknya berkeliaran maka
akan ditangkap.
-Dikenal dengan Hukum 12 Meja (The Law of twelvetable / Ius Civilis Justinianus).
-Napoleon BonaParte (Raja Prancis) menghilangkan Diktator, ada yang dikenal dengan
Hukum Dagang pada zaman Napoleon yang dikenal dengan”Napoleon Codedivena”
yang berlaku di Belanda sehingga berlakulah BW (Civil Law) di Indonesia.
2. Common Law (Hukum yang berlaku di eropa daratan, Inggris Raya dan Amerika
(Karena pendatang banyak berasal dari Irlandia / Inggris).
- Ciri :
Analisa Hukumnya berdasarkan Putusan Pengadilan
Prosedur yang benar daripada hasil maka dikenal dengan keadilan procedural
Sistemnya lebih Flexsibel dibandingkan dengan Civil law
3.Islamic Law
-Aturan Islam mengatur kehidupan sehari hari (Harus ada aturan/Day to day life) sejak
bangun tidur sampai tidur lagi.
4.Socialist Law
-dikenal dengan system Africa Romaden (Hidupnya berpindah-pindah dari satu tempat
ketempat yang lain karena mata pencaharian masyarakat ini adalah mengembala).
-Ciri dari Socialist law adalah Community oriented,artinya aturan hukumnya berdasarkan
kebiasaan masyarakat dimana lebih mementingkan kepentingan umum daripada
kepentingan Pribadi.
3. Pengadilan Tinggi memiliki Yurisdiksi asli, Yurisdiksi perdata dan pidana untuk
mendengarkan masalah Konstitusional dan Yurisdiksi banding dari Pengadilan Tingkat
Pertama.
-English law system Artinya Common Law (Terikat pada putusan Hakim sebelumnya
sebagai dasar sebagai putusan Hakim berikutnya).
-Dinegara Africa membangun system hukum ada yg dikenal dengan BPHN dibawah
Departemen Hukum dan HAM dimana berkewajiban mensingkronisasikan dan system
pembangunan hukum tersebut tidak ada di Indonesia.
-setelah merdeka Negara Africa tetap menjalankan hukum kebiasaan dan mengenal juga
Hakim dalam Peradilan sendiri yang mengatur interaksi sesama warga Negara juga
terhadap Pemerintah.
-Hukum Adat berlaku Lintas Negara penduduk akan selalu migrasi dinegara
tersebut,maka tunduk pada hukum sendiri.Hukum ikut pada mereka kemana mereka
pergi.tetapi di daerah perkotaan sudah berlaku hukum tertulis.
5.Hukum Islam
-Hukum Islam berkembang sejalan berkembangnya Agama Islam dimulai dari Negara
Mesir, Africa, Spanyol, hingga berkembang ke Indonesia.
1. Alquran (Qalam / Firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
melalui perantara malaikat Jibril yang membacanya merupakan suatu ibadah)
menjelaskan seluruh peristiwa dari lahir sampai mati, sampai kita hidup kembali di alam
barzah.
-Dilihat dari segi isinya,hukum islam dapat di klasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu :
1.Perintah
*Keras (Wajib)
*Biasa (Sunah)
2.Larangan
*Keras (Haram)
*Biasa (Makruh)
3.Pilihan (Mubah)
1. Fungsi Ibadah (merupakan kewajiban pokok yang harus dilakukan oleh setiap manusia
sebagai bagian dari perintah agama.
2.Amar ma’ruf nahi munkar (merupakan perintah dan larangan yang harus dijalankan
oleh setiap manusia dalam rangka untuk mencapai kemaslahatan (Kebaikan)dan
menjauhi kemadratan(keburukan)di dunia dan akhirat .
3.Fungsi Zawazir (merupakan sanksi yang akan diterima manusia tatkala melakukan
tindakan yang melanggar hukum islam, seperti ketentuan qisas, diyat, dan ta’zir).
4. Tanzin wa islah al-ummah (Fungsi ini untuk memperlancar interaksi dalam kehidupan
masyarakat agar terwujud masyarakat yang harmonis, aman dan sejahtera).
6.HUKUM
2.Ilmu Hukum bersifat Normatif, Oleh karena obyeknya terdiri dari Norma atau Kaedah.
4.Ilmu Hukum berorientasi Yurisprudensial, Ilmu Hukum peradilan, atau ilmu hukum
yang berorientasi kepada Yurisprudensi.
-Kredo Hukum
1.Fiat Jutita Ruat Caelum, Hukum harus ditegakkan walau langit runtuh.
-Kontruksi dialam idea manusia itu yang harus dipandang sebagai kebenaran pertama
yang original dan mutlak sifatnya (Plato, T.Aquino, Hegel tokoh ini merupakan Paham
Idealisme= A priori),sedangkan realitas di alam pengalaman yang dibangun berdasarkan
hasil-hasil amatan indrawi itu hanya refleksinya yang virtual alias maya.
-Seluruh proses pemikiran yang berawal dari suatu proposisi bahwa alam pengalaman
itulah yang harus dipandang sebagai sumber segala kebenaran yang akhir dan sejati
(August Comte’Positivisme’, David Hume’Paham Empirisme= a posteriori’).
-Menurut Neuman teori adalah suatu system yang tersusun oleh berbagai abstraksi yang
berinterkoneksi satu sama lainnya atau berbagai ide yang memadatkan dan
mengorganisasi pengetahuan tentang dunia.
-Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep.Misal Perilaku manusia terikat
pada norma sosial, Faktor kemiskinan ikut berpengaruh meningkatkan angka kejahatan,
dan Frustasi menyebabkan tindakan agresif.
1.Teori Formal (mencoba menghasilkan suatu skema konsep dan pernyataan dalam
masyarakat atau interaksi keseluruhan manusia yang dapat dijelaskan.
2.Teori Substantif (mencoba untuk tidak menjelaskan secara keseluruhan tetapi lebih
kepada menjelaskan hal-hal khusus, misalnya ;Hak pekerja, dominasi politik, perilaku
menyimpang.
-Kegunaan Teori
3.Memprediksi (Teori hukum digunakan untuk membuat tentang sesuatu yang akan
terjadi)
-Teori ilmu Hukum bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dan
mmberikan penjelasan sejernih mungkin tentang bahan hukum yang tersaji dan kegiatan
yuridis dalam kenyatan kemasyarakatan.
Hukum Alam pada prinsipnya menyatakan bahwa hukum itu sama karena dilahirkan oleh
manusia yang sama-sama mempunyai naluri etis, sebagaimana dijadikan demikian oleh
alamnya atau fitrahnya sendiri.
Hukum Alam Irrasional yang bersumber pada Tuhan, Hukum Alam Rasional yang
bersumber pada Rasio Manusia.
8. Yurisprudensi
-Yurisprudensi sama dengan Ilmu Hukum tetapi Yurisprudensi lebih mengacu kepada
putusan Pengadilan.
-Teori Austin yang diakui sebagai Positif Law artinya hukum yang berlaku disuatu
tempat yang dibuat oleh lembaga tertentu, dan diputuskan untuk Penguasa.
9. Plato
10. Aristoteles
-Mengemukakan hukum alam karena manusia merupakan bagian dari hukum semesta.
1. Hukum Khusus (yang dijalankan oleh rakyat untuk dirinya sendiri / orang tertentu, bisa
.
-Keadilan itu subyek dari hukum alam,keadilan yang dibuat oleh Aristoteles adalah:
1. Distributif Justica(Hukum yang baik itu yang berhubungan dengan Moral), setiap
orang berhak mendapat kehormatan.
-beliau mengatakan bahwa hanya hukum yang adil yang boleh mengatasnamakan hukum.
-On Duties (De Officilis) setiap ideal orang tidak boleh merugikan orang lain semata
mata untuk kepentingannya semata-mata.
-Dalam hubungan Internasional satu Negara tidak boleh merugikan Negara lain.
12. Austin
1. Lex Eternal / Eternal Law (Hukum Tuhan)untuk semua orang sepanjang waktu yang
tidak mengerti oleh manusia biasa tetapi hanya para Rasul yang memahami
2. Lex Temporari (Berlaku disepanjang waktu yang mengatur hukum yang baik dan tidak
baik.
-Maka jangan berharap menemukan keadilan dalam Hukum Positif pada suatu masa pada
suatu Negara.
13. Thomas
-Summa (Hukum yang paling sempurna) dimana menjelaskan Hukum adalah aturan yang
rasional untuk kebaikan masyarakat yang dibuat oleh yang memiliki kekuasaan
pemerintahan dan diundangkan.
1. aturan rasional
3. hukum yang dbuat oleh orang yang punya kekuasaan memerintahkan dan
mengumumkan.
-Hukum alam (Moral dan etik)hukum yang seharusnya bukan hukum seadanya.
Hukum itu ditegakkan oleh Majelis Hakim dan putusan pengadilan harus berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa.
-Naturalis dan Positifisme(ada kesalahpahaman karna ada dua bentuk hukum jawaban
yang berbeda dari dua pernyataan).
Hukum itu kehendak dari penguasa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan
Negara-negara yang tergabung dalam common wealth harusnya memakai aturan bersama
yang berlaku di common Law.
-Hukum Adat
Jeremy Bentham (1748-1832) adalah seorang filosof dan ahli hukum Inggris yang
dijuluki sebagai “Luther of the Legal World” (Luther dalam dunia hukum). Julukan
ini meminjam ketokohan teolog Martin Luther yang melakukan reformasi terhadap
doktrin-doktrin tertentu dalam ajaran Katolik. Bentham dianggap sebagai figur yang
melakukan reformasi sistem hukum Inggris pada abad ke-18 yang dianggap
ketinggalan zaman, dan bahkan cenderung korup. Bentham memberikan kritik tajam
sekaligus tawaran reformasi terhadap sistem hukum Inggris. Utilitarianisme adalah
tawaran Bentham untuk mendesain ulang sistem hukum Inggirs yang dinilainya
dekaden.
Dalam ilmu hukum ada empat teori yang mendasar dalam teori formasi kontrak, yaitu:
1. Teori kontrak defacto. Kontrak de facto (implied in-fact) dalah kontrak yang tidak pernah
disebutkan dengan tegas tetapi ada dalam kenyataan, pada prinsipnya dapat diterima sebagai
kontrak yang sempurna.
2. Teori kontrak ekpresif. Bahwa setiap kontrak yang dinyatakan dengan tegas (ekpresif) oleh
para pihak baik dengan tertulis ataupun secara lisan, sejauh memenuhi syarat-syarat syahnya
kontrak, dianggap sebagai ikatan yang sempurna bagi para pihak.
3. Teori promissory estoppel. Disebut juga dengan detrimental reliance, dengan adanya
persesuaian kehendak diantara pihak jika pihak lawan telah melakukan sesuatu sebagai akibat
dari tindakan-tindakan pihak lainnya yang dianggap merupakan tawaran untuk suatu ikatan
kontrak.
4. Teori kontrak quasi (pura-pura). Disebut juga quasi contract atau implied in law, dalam hal
tertentu apabila dipenuhi syarat-syarat tertentu, maka hukum dapat dianggap adanya kontrak
diantara para pihak dengan berbagai konsekwensinya, sungguhpun dalam kenyataannya kontrak
tersebut tidak pernah ada.
Asas-asas Hukum Kontrak di Indonesia
Menurut Paul Scholten, asas hukum adalah pikiran-pikiran dasar yang terdapat di
dalam dan di belakang sistem hukum, masing-masing dirumuskan dalam aturan-aturan
perundang-undangan dan putusan-putusan hakim yang berkenaan dengan ketentuan-ketentuan
dan keputusan-keputusan individu yang dapat dipandang sebagai penjabarannya. Pada umumnya
asas hukum tidak dituangkan dalam bentuk yang konkrit, misalnya “asas konsensualitas” yang
terdapat dalam pasal 1320 KUHPerdata yaitu, “sepakat mereka yang mengikatkan diri”. Untuk
menemukan asas hukum dicarilah sifat-sifat umum dalam kaedah atau peraturan yang konkrit.
Dalam tulisannya Johannes Gunawan menyebutkan, ada Asas-asas Hukum Kontrak
yang tersirat dalam Kitab KUHPerdata, yaitu, Asas Kebebasan Berkontrak,Asas Mengikat
Sebagai Undang undang, Asas Konsensualitas, dan Asas Itikad Baik.
Asas ini merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang akan melakukan dan atau
membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja, sebagaimana dalam Pasal 1315
KUH Perdata yang berbunyi : “Pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakanperikatan atau
perjanjian selain untuk dirinya sendiri”, dan Pasal 1340 KUH Perdata yang menyatakan bahwa :
“Perjanjian hanya berlaku antara pihak yang membuatnya”. Namun ketentuan ini ada
pengecualiannya sebagaimana yang diintrodusir dalam Pasal 1317 KUH Perdata, yang
menyatakan : “Dapat pula perjanjian diadakan untuk kepentingan pihakketiga,bila suatu
perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri, atau suatu pemberian kepadaorang lain, mengandung
suatu syarat semacam itu”.