Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF

TENTANG
“PARADIGMA DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN
KUALITATIF”

OLEH
KELOMPOK II
ERMIYANTO : 212031003
HENDRA SUSANTI : 212032005

DOSEN PEMBIMBING
Dr. GUSTINA, M.Pd

SEMESTER 1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BATUSANGKAR
2021
PARADIGMA DAN KARAKTERISTIK
PENELITIAN KUALITATIF

A. PENDAHULUAN
Dani Vardiansyah dalam buku Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, tahun
2008, halaman 27 menyatakan pengertian paradigma dalam disiplin intelektual adalah
cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya
dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif).
Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (1999) menyatakan bahwa paradigma adalah
seperangkat aturan yang digunakan untuk mengevaluasi informasi dan menyatukannya
ke dalam hidupnya
Setiap orang memiliki paradigma sendiri berdasarkan pada pengalaman
hidupnya. Dalam banyak hal berpikir dengan suatu paradigma itu lebih baik dari pada
tidak memiliki sama sekali. Tetapi, juga dapat membatasi karena dapat menutupi
peluang-peluang yang mungkin ada. Dengan paradigma baru pola pikir menjadi lebih
segar. Jadi, akan lebih baik lagi bila dimiliki banyak paradigma, banyak jendela, banyak
sudut pandang, banyak perspektif.
Sesungguhnya, di dalam bidang penelitian, memang tidak ada satu paradigma pun
yang diterima oleh semua peneliti pendidikan. Ada banyak debat yang mereka
kembangkan, misalnya: kuantitaif lawan kualitatif, positivistik lawan interpretif,
objektif lawan subjektif, atau rasionalistik lawan naturalistik. Namun demikian, kiranya
hampir satu napas apabila kelompok pertama menekankan analisis kuantitatif dan
kelompok kedua menekankan analisis kualitatif.
Di makalah sederhana ini akan dibahaskan mengenai paradigma dan karakteristik
penelitian kualitatif.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Paradigma
Istilah paradigma pertama kali di kemukakan oleh Khun tahun 1996 sebagai
“bangunan yang mencakup seluruh konstelasi kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai dan
konsep-konsep yang di pedomani oleh komunitasa ilmiah.”
Paradigma dari segi bahasa adalah cara pandang, pola pikir atau kerangka berpikir
atau cara melihat suatu fenomena dan fakta-fakta sekitar kita. Paradigma penelitian
diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variable yang akan
diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu
dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan
jumlah hipotesis dan teknik analisis statistic yang akan di gunakan.
Model penelitian kuantitatif atau model paradigma khususnya untuk penelitian
mempunyai banyak bentuk di antaranya paradigma sederhana, paradigma sederhana
berurutan, paradigma ganda dengan dua variabel independen, paradigma dengan tiga
variable independen, paradigma ganda dengan dua variable dependen, dan paradigm
jalur.
Menurut Egon G.Guba, “A paradigm may be viewed as set of basic beliefs ( or
metaphisies) that deals with ultimates or principles” (Guba 1988).
Menurut Harmon ( dalam Moleong, 2004:49), paradigma adalah cara mendasar
untuk mepersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara
khusus tentang realitas.
Bogdan dan Biklen (dalam Mackenzie dan Knipe,2006) menyatakan bahwa
paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi, konsep, atau proposisi yang
berhubungan secara logis, yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.
Baker (dalam Moleong,2004:49) mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat
aturan yang membangun atau mendefinisikan batas-batas, menjelaskan bagaiamana
sesuatu harus dilakukan dalam batasa-batas itu agar berhasil. Membatasi paradigma
sebagai tujuan atau motif filosofis pelaksanaan suatu penelitian. Berdasarkan definisi-
definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa paradigm merupakan seperangkat konsep,
keyakinan, asumsi, nilai, metode, atau aturan yang membentuk kerangka kerja
pelaksanaan sebuah penelitian.
Sedangkan Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D menyatakan bahwa paradigma penelitian diartikan
sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang
sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis,
dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa paradigma adalah cara pandang atau
kerangka dalam melihat dunia atau kenyataan. Paradigma diterima sebagai keyakinan
yang benar atau kebenarannya dipercaya.

2. Paradigma Penelitian Kualitatif


Paradigma penelitian berdasarkan pendekatannya ada dua jenis yaitu Penelitian
Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif. Paradigma penelitian kuantitatif adalah paradigma
penelitian yang mempunyai keyakinan bahwa fokus penelitian merujuk kepada kuantitas
(berapa banyak) dengan menggunakan landasan filsafat positivisme dan empirisme.
Kegiatan penelitian ini di antaranya dilakukan melalui eksperimen dengan
menggunakan analisis statistik. Tujuan penelitian diarahkan kepada deskripsi, prediksi,
kontrol, dan pebuktian hipotesis. Desain ditentukan lebih awal dan cenderung terstruktur
”sempurna” dengan menggunakan sampel besar, acak, dan representatif. Pengumpulan
data menggunakan tes, skala angka, survei, kuisioner, dan hasilnya dianalisis
menggunakan statistik untuk memperoleh temuan yang persis untuk melakukan
generalisasi.
Paradigma penelitian kualitatif dipilih bila penelitian bertujuan menjelaskan apa
dan mengapa suatu fenomena terjadi, datanya verbal, interpretatif, multirealitas dan
multitafsir, bergantung konteks, dan untuk mengembangkan teori.
Ciri paradigma penelitian kualitatif :
a. Pendekatan konstruktifis, naturalistis (interpretatif), atau perspektif
postmodern.
b. Menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam
kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas.
c. Realitas bersifat subyektif dan berdimensi banyak.
d. Peneliti berinteraksi dengan fakta yang diteliti.
e. Tidak bebas nilai dan bias.
f. Pendekatan induktif.
g. Penyusunan teori dengan analisis kualitatif.

3. Karakteristik Penelitian Kualitatif

Karakteristik khusus penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan berbagai


keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, atau organisasi dalam
kehidupan sehari-hari secara komprehensif atau hollistik dan rinci. Adapun karakteristik
penelitian kualitatif, yaitu:

1. Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu
keutuhan (enity)
2. Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan
bantuan orang lain
3. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif
4. penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif
5. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif
yang berasal dari data
6. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar) bukan angka-
angka
7. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus
yang timbul sebagai masalah dalam penelitian
9. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas dalam
versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik
10. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan
kenyataan lapangan (bersifat sementara)
11. Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang
diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data.

Karakteristik penelitian kualitatif tersebut, pada dasarnya hampir sama dengan


pendapat Bondan dan Biklen dalam Ghony dan Almanshur antara lain:

a. Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and the
researcher is the key instrument.
b. Qualitative research is descriptive.
c. Qualitative researchers are concerned with proces rather than simply with outcome
or products.
d. Qualitative researchers tend to analyze their data inductively
e. “meaning” is essential concern to the qualitative approach.

Penelitian kualitatif dapat menghasilkan hasil penelitian yang kredibelitasnya tinggi


jika peneliti yang tidak lain berfungsi sebagai instrumen memiliki integritas yang tinggi
yang menguasai metode penelitian kualitatif, etika penelitian, dan ilmu pengetahuan
sesuai dengan bidang yang ditelitinya. Sehingga dalam penelitian kualitatif peneliti biasa
disebut sebagai Human Instrumen. Adapun ciri-ciri manusia sebagai human instrumen
menurut Ghony antara lain:

1. Peneliti sebagai alat, peka, dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakan memiliki makna atau tidak bagi penelitian.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan
dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan.
4. Dapat merasakan dan menyelami suatu situasi berdasarkan penghayatan mereka
sebagai peneliti.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
6. Dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan.
7. Manusia sebagai instrumen segala respon yang aneh, yang menyimpang dari objek
penelitian diberi perhatian.
Hal tersebut hampir sama relevansinya berdasarkan apa yang dikemukakan oleh
Lincoln dan Guba dalam Ghony, dimana ciri-ciri manusia sebagai instrumen penelitian
adalah:

1. Responsif.
2. Dapat menyesuaikan diri.
3. Menekankan keutuhan.
4. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan.
5. Memiliki kemampuan memperluas dan meningkatkan pengetahuan berdasarkan
pengalaman-pengalaman praktisnya.
6. Memproses data secepatnya.
7. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan mengikhtisarkan.
8. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon yang tidak lazim.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian yang sudah dijabarkan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa :
a. paradigma adalah cara pandang atau kerangka dalam melihat dunia atau
kenyataan. Paradigma diterima sebagai keyakinan yang benar atau kebenarannya
dipercaya.
b. Paradigma penelitian kualitatif dipilih bila penelitian bertujuan menjelaskan apa
dan mengapa suatu fenomena terjadi, datanya verbal, interpretatif, multirealitas
dan multitafsir, bergantung konteks, dan untuk mengembangkan teori.
c. Karakteristik khusus penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan berbagai
keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, atau organisasi
dalam kehidupan sehari-hari secara komprehensif atau hollistik dan rinci.
2. Saran
Karena keterbatasan kami sebagai pemakalah, tentunya makalan ini masih banyak
memiliki kekurangan, perlu adanya kajian mendalam lagi terhadap materi yang
dibahas serta penambahan referensi agar makalah ini menjadi lebih baik dan dapat
digunakan sebagai salah satu pedoman dan bekal dalam menulis karya ilmiah
nantinya. Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anggito, Albi & Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: Jejak.
Fitrah, Muh. & Luthfiyah. 2017. Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas &
Studi Kasus. Sukabumi: Jejak.
Samsu. 2017. Metode Penelitian (Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed
Methods, serta Research & Development). Jambi: Pusaka.
Siyoto, Sandu & Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Cet. 1. Yogyakarta: Literasi
Media.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Cet. 22. Bandung: Alfabeta.
Suwendra, I Wayan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif: dalam Ilmu Sosial, Pendidikan,
Kebudayaan, dan Keagamaan. Bali: Nilacakra.

http://ulvanurmala.blogspot.com/2015/05/paradigma-penelitian.html diakses pada pukul 15.00


23 februari 2019
https://www.academia.edu/16355071/PARADIGMA_PENELITIAN_PENDIDIKAN
http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-masalah-variabel-paradigma-
penelitian/
https://fatkhan.web.id/karakteristik-penelitian-kualitatif/

Anda mungkin juga menyukai