Anda di halaman 1dari 11

PARADIGMA PENELITIAN

MAKALAH

Oleh:

Boby Leo Fernando Simanjuntak


17051111014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS DARMA AGUNG
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah banyak
memberikan nikmat kepada kita semua. Rahmat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada-
Nya
Makalah yang berjudul “Paradigma Penelitian ” ini penyusun bahas guna memenuhi
tugas mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan dan PTK, serta agar mahasiswa dan mahasiswi
mampu memahami dan menerapkan paradigma dan teori dalam penelitian. Selanjutnya,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan-
pengarahan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu..
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi pembaca.

                         Medan,    3 April 2020

                                        Penyusun

 
DAFTAR ISI
 
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan

BAB II
PEMBAHASAN
A.          Perbedaan Paradigma Penelitian kuantitatif dan kualitatif
B.           Perbedaan paradigma penelitian kaji tindak dan tindakan kelas

BAB III
PENUTUP
A.          Kesimpulan
B.           Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara
pandangan peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan pelakuan peneliti terhadap ilmu dan
teori, yang di konstruksi sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang
apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari.
Paradigma penelitian dijelaskan untuk menjawab masalh dan menjelaskan pencapian
tujuan penelitian sesuai dengan karakteritik data yang akan dikumpulkan. Paradigma penelitian
merupakan pandangan terhadap objek penelitian yang berimplikasi terhadap metodologi
penelitian atau dapat juga disebut sebagai langkah pertama yang menjadi dasar pilihan untuk
selanjutnya membentuk desain penelitian yang dilakukan.
Apabila seseorang melakukan penelitian, maka disadari atau tidak dia telah memiliki cara
memandang terhadap suatu obyek, masalah, atau peristiwa yang sedang diteliti. Di dalam dirinya
telah terbentuk suatu kepercayaan yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu yang dinamakan
aksioma atau paradigma. Cara pandang seseorang dalam menentukan objek penelitian itu
berbeda-beda sehingga antara satu peneliti dengan peneliti yang lain memeliki pola pikir yang
berbeda pula tentang apa yang akan mereka teliti. Sehingga dalam penelitian seorang peneliti
harus tahu apa yang harus dibahasa, apa yang harus dijawab dan bagaimana cara melakukan
penelitian tersebut.
Maka dalam makalah ini akan mengambil paradigma penelitian secara garis besar saja
dari beberapa sumber yang kami simpulkan sehingga pengambilan keputusan dalam paradigma
penelitian dapat membentuk pendekatan penelitian yang sempurna.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar berlakang diatas maka dapat dikemukakan bahwa rumusan masalah
yang dapat disimpulkan adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan paradigma penelitian ?
2.      Apa apa perbedaan paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif ?
3.      Apa perbedaan paradigma penelitian kaji tindak dan penelitian tindakan kelas ?
C.     TUJUAN dan MANFAAT
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dikemukakan tujuan dan manfaat yang
kita amati adalah :
1.      Untuk mengetahui paradigma penelitian
2.      Untuk mengetahui perbedaan paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif
3.      Untuk mengetahui perbedaan paradigma penelitian kaji tindak dan tindakan kelas

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Paradigma penelitian
Istilah paradigma pertama kali dikemukakan oleh Khun tahun 1996 sebagai “bangunan”
yang mencangkup seluruh konstelasi kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai dan konsep-konsep
yang dipedomani oleh komunitasa ilmiah. Paradigma dari segi bahasa adalah cara pandang, pola
pikir atau kerangka berpikir atau cara melihat suatu fenomena dan fakta-fakta sekitar kita.
Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara
variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah
yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis
dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistic yang akan digunakan. Model penelitian
kuantitatif atau model paradigma khususnya untuk penelitian mempunyai banyak bentuk
diantaranya paradigma sederhana, paradigma sederhana berurutan, paradigma paradigma ganda
dengan dua variable independen, paradigma ganda dengan tiga variable independen, paradigma
ganda dengan dua variable dependen, paradigma ganda dengan dua variable independen dan dua
dependen, dan paradigma jalur. Menurut Egon G. Guba, “A paradigm may be viewed as set of
basic beliefs (or metaphisies) that deals with ultimates or principles” (Guba 1988). Dengan
demikian, dapat dikatakan, paradigma adalah cara pandang atau kreangka dalam melihat dunia
atau kenyataan. Paradigma diterima sebagai keyakinan yang benar atau kebenarannya dipercaya.
Karena itu, paradigma tidak perlu divalidasi atau bersifat self validating.
Penyelesaian masalah penelitian pada tahap awal ditentukan paradigma dari peneliti.
Paradigma merupakan suatu cara pandang, cara memahami, cara menginterpretasi, suatu
kerangka berfikir, dasar keyakinan yang memberikan arahan pada tindakan. Dalam penyelesaian
masalah, peneliti diharuskan melihat dari sudut pandang yang mampu dilakukan oleh peneliti
tersebut.
Menurut Harmon (dalam Moleong, 2004: 49), paradigma adalah cara mendasar untuk
mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus
tentang realitas. Bogdan & Biklen (dalam Mackenzie & Knipe, 2006) menyatakan bahwa
paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi, konsep, atau proposisi yang
berhubungan secara logis, yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Sedangkan Baker
(dalam Moleong, 2004: 49) mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan
yang membangun atau mendefinisikan  batas-batas, menjelaskan bagaimana sesuatu harus
dilakukan dalam batas-batas itu agar berhasil. membatasi paradigma sebagai tujuan atau motif
filsofis pelaksanaan suatu penelitian. Berdasarkan definisi definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa paradigma merupakan  seperangkat konsep, keyakinan, asumsi, nilai, metode, atau aturan
yang membentuk kerangka kerja pelaksanaan sebuah penelitian.
Berdasarkan paradigma seorang peneliti akan menggunakan salah satu dari tiga
pendekatan yang diajukan Creswell yaitu: kuantitatif, kualitatif, dan metode gabungan. Menurut
Emzir (2008: 9) perbedaan perbedaan yang terdapat dalam ketiga pendekatan ini dapat ditinjau
melalui tiga elemen kerangka kerja, yaitu asumsi-asumsi psikologis tentang pembentuk tuntutan
pengetahuan prosedur umum penelitian dan prosedur penjaringan dan analisis data serta
pelaporan.
Paradigma penelitian ada 2 macam, yaitu paradigma positivistik (ilmu didasarkan pada
hukum-hukum & prosedur-prosedur yang baku) dan paradigma interpretif (setiap gejala bisa jadi
memiliki makna yang berbeda). Paradigma positivistik akan melahirkan pendekatan kuantitatif
(data berupa angka atau data diangkakan), sedangkan paradigma interpretif akan melahirkan
pendekatan kualitatif (data berupa kata-kata).

Jenis – jenis paradigma penelitian


Adapun jenis – jenis paradigma penelitian berdasarkan pendekatannya :
1.      Penelitian Kuantitatif
Paradigma penelitian kualitatif adalah paradigma penelitian yang berisi pandangan-
pandangan atau keyakinan bahwa fokus penelitian adalah kualitas (hakikat dan esensi), akar
filsafat yang dianut di antaranya adalah fenomenologi dan interaksi simbolik, aktivitas utamanya
adalah kerja lapangan, etnografis, grounded, tujuannya adalah pemahaman, deskripsi, temuan,
dan pemunculan hipotesis, desain yang digunakan bersifat lentur, fleksibel, berevolusi, dinamis,
latar penelitiannya alamiah, sumber data yang dijadikan sasaran kecil, tidak acak, pengumpulan
data dengan memanfaatkan peneliti sebagai instrumen utama, modus analisis induktif, dan
temuannya komprehensif dan holistik serta mementingkan transferabilitas (Alwasilah, 2002).
Paradigma penelitian selalu dihubungkan dengan penelitian kuantitatif yang didasarkan
pada postpositivisme. Penelitian kuantitatif mencakup penelitian survai, deskriptif causal
comparative, retrospektif (ex-post facto), pre-experimental, quasi-experimental, true
experimental, korelasional, dan eksperimen kompleks dengan banyak variabel dan perlakuan
(seperti desain faktorial dan desain pengukuran berulang).
Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian yang
menggunakan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis merupakan penelitian
yang menggunakan paradigma kuantitatif. Paradigma ini disebut juga dengan paradigma
tradisional (traditional), positivis (positivist), eksperimental (experimental), atau empiris
(empiricist).
Paradigma penelitian kuantitatif dipilih bila penelitian bertujuan menjelaskan berapa
banyak suatu fenomena, bagaimana hubungan antaraspek, datanya bersifat numerikal, dapat
diukur, ”bebas” konteks, dan untuk menguji teori.
Ciri Paradigma penelitian kuantitatif :
a.       Paradigma tradisional, positivis, eksperimental, empiris.
b.      Menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka
dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
c.       Realitas bersifat obyektif dan berdimensi tunggal.

d.      Peneliti independen terhadap fakta yang diteliti.


e.       Bebas nilai dan tidak bias.
f.       Pendekatan deduktif.
g.      Pengujian teori dan analisis kuantitatif.

2.      Penelitian Kualitatif


Paradigma penelitian kuantitatif adalah paradigma penelitian yang mempunyai keyakinan
bahwa fokus penelitian merujuk kepada kuantitas (berapa banyak) dengan menggunakan
landasan filsafat positivisme dan empirisme. Kegiatan penelitian ini di antaranya dilakukan
melalui eksperimen dengan menggunakan analisis statistik. Tujuan penelitian diarahkan kepada
deskripsi, prediksi, kontrol, dan pebuktian hipotesis. Desain ditentukan lebih awal dan cenderung
terstruktur ”sempurna” dengan menggunakan sampel besar, acak, dan representatif.
Pengumpulan data menggunakan tes, skala angka, survei, kuesener, dan hasilnya dianalisis
menggunakan statistik untuk memperoleh temuan yang persis untuk melakukan generalisasi.
Paradigma penelitian kualitatif dipilih bila penelitian bertujuan menjelaskan apa dan
mengapa suatu fenomena terjadi, datanya verbal, interpretatif, multirealitas dan multitafsir,
bergantung konteks, dan untuk mengembangkan teori.
Ciri paradigma penelitian kualitatif :
a.              Pendekatan konstruktifis, naturalistis (interpretatif), atau perspektif postmodern.
b.              Menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial
berdasarkan kondisi realitas.
c.              Realitas bersifat subyektif dan berdimensi banyak.
d.             Peneliti berinteraksi dengan fakta yang diteliti.
e.              Tidak bebas nilai dan bias.
f.               Pendekatan induktif.
g.              Penyusunan teori dengan analisis kualitatif.
B. Perbedaan Paradigma Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
perbedaan paradigma yang cukup signifikan antara penelitian kuantitatif dengan kualitatif.
Seperti dikemukakan sebelumnya, penelitian kuantitatif memiliki perbedaan paradigmatik
dengan penelitian kualitatif. Secara garis besar, perbedaan dimaksud mencakup beberapa hal:
KUANTITATIF
 1.  Positivistik
 2.  Deduktif-Hipotetis
 3.  Partikularistik
 4.  Obyektif
 5.  Berorientasi kpd hasil
 6.  Menggunakan pandangan ilmu pengetahuan alam

KUALITATIF
 1.  Fenomenologik
 2.  Induktif
 3.  Holistik
 4.  Subyektif
 5.  Berorientasi kpd proses
 6.  Menggunakan pandangan ilmu sosial/antropological

Lebih lanjut perbedaan paradigma kedua jenis penelitian ini dapat dielaborasi sebagai berikut:

Paradigma Kuantitatif

1. Cenderung menggunakan metode kuantitatif, dalam pengumpulan dan analisa data,


termasuk dalam penarikan sampel.
2. Lebih menenkankan pada proses berpikir positivisme-logis, yaitu suatu cara berpikir
yang ingin menemukan fakta atau sebab dari sesuatu kejadian dengan mengesampingkan
keadaan subyektif dari individu di dalamnya.
3. Peneliti cenderung ingin menegakkan obyektifitas yang tinggi, sehingga dalam
pendekatannya menggunakan pengaturan-pengaturan secara ketat (obstrusive) dan berusaha
mengendalikan stuasi (controlled).
4. Peneliti berusaha menjaga jarak dari situasi yang diteliti, sehingga peneliti tetap berposisi
sebagai orang “luar” dari obyek penelitiannya.
5. Bertujuan untuk menguji suatu teori/pendapat untuk mendapatkan kesimpulan umum
(generasilisasi) dari sampel yang ditetapkan.
6. Berorientasi pada hasil, yang berarti juga kegiatan pengumpulan data lebih dipercayakan
pada intrumen (termasuk pengumpul data lapangan).
7. Keriteria data/informasi lebih ditekankan pada segi realibilitas dan biasanya cenderung
mengambil data konkrit (hard fact).
8. Walaupun data diambil dari wakil populasi (sampel), namun selalu ditekankan pada
pembuatan generalisasi.
9. Fokus yang diteliti sangat spesifik (particularistik) berupa variabel-variabel tertentu saja.
Jadi tidak bersifat holistik.
           
Paradigma Kualitatif

1. Cenderung menggunakan metode kualitatif, baik dalam pengumpulan maupun dalam


proses analisisnya.
2. Lebih mementingkan penghayat-an dan pengertian dalam menangkap gejala
(fenomenologis).
3. Pendekatannya wajar, dengan menggunakan pengamatan yang bebas (tanpa pengaturan
yang ketat).
4. Lebih mendekatkan diri pada situasi dan kondisi yang ada pada sumber data, dengan
berusaha menempatkan diri serta berpikir dari sudut pandang “orang dalam”.
5. Bertujuan untuk menemukan teori dari lapangan secara deskriptif dengan menggunakan
metode berpikir induktif. Jadi bukan untuk menguji teori atau hipotesis.
6. Berorientasi pada proses, dengan mengandalkan diri peneliti sebagai instrumen utama.
Hal ini dinilai cukup penting karena dalam proses itu sendiri dapat sekaligus terjadi kegiatan
analisis, dan pengambilan keputusan.
7. Keriteria data/informasi lebih menekankan pada segi validitasnya, yang tidak saja
mencakup fakta konkrit saja melainkan juga informasi simbolik atau abstrak.
8. Ruang lingkup penelitian lebih dibatasi pada kasus-kasus singular, sehingga tekannya
bukan pada segi generalisasinya melainkan pada segi otensitasnya.
9. Fokus penelitian bersifat holistik,meliputi aspek yang cukup luas (tidak dibatasi pada
variabel tertentu

C. Perbedaan Paradigma Penelitian Kaji Tindak dan Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang bertujuan memperbaiki dan/atau meningkatkan
kualitas proses dan praktik pendidikan dan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas bukan penelitian
eksperimen (experimental research), bukan penelitian deskriptif (descriptive research), dan bukan
penelitian pengembangan (developmental research).
Peningkatan mutu meliputi:
1. kompetensi tertentu dari peserta didik,
2. kulaitas proses dan hasil ipótes,
3. keprofesionalan pendidik,
4. kualitas pembelajaran Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian konvensional (penelitian
deskriptif, eksperimen, atau pengembangan). Perbedaan tersebut terdapat pada Tabel 1 (Tim Pusdik
Dikdasmen Lemlit UNY, 2007: 5-6).
No Aspek Penelitian kaji tindak Penelitian tindakan kelas
1. Masalah Masalah dan hasil amatan berasal dari Masalah berasal dari sesuatu yang
pihak lain dirasakan dan dihadapi peneliti sendiri
saat melaksanakan tugas
2. Tujuan Menguji hipótesis, membuat generalisasi, Melakukan perbaikan dan/atau
dan mencari explanasi perbaikan kualitas proses dan praktik
pendidikan dan pembelajaran
3. Manfaat/kegunaan Tidak langsung dan sifatnya sebagai saran Langsung dapat dirasakan dan
dinikmati oleh peneliti.
4. Teori Digunakan sebagai dasar perumusan Digunakan sebagai dasar untuk
hipótesis memilih aksi /solusi tindakan
berikutnya
5. Metodologi Menuntut paradigma penelitian yang jelas. Bersifat fleksibel. Langkah kerja
Langkah kerja punya kecenderungan bersifat siklik dan setiap siklus terdiri
linear. Analisis dilakukan setelah data tiga tahap, perencanaan – tindakan dan
terkumpul pengamatan, dan refleksi. Analisis
terjadi saat proses setiap siklus
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Penelitian adalah cara mendapatkan data yang dilakukan secara sistematis yang bertujuan
untuk mengungkapkan kebenaran. Ada dua jenis penelitian yakni penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif. penelitian kuantitatif terbagi lagi menjadi dua yakni penelitian eksperimen
dan penelitian non-ekseperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang meneliti
hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel pada satu (atau lebih)
kelompok eksperimental, dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak
mengalami manipulasi.

B.     Saran
Saya menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Saya tetap
berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi pembaca. Saya juga
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://ulvanurmala.blogspot.com/2015/05/paradigma-penelitian.html diakses pada pukul 15.00 
https://www.academia.edu/16355071/PARADIGMA_PENELITIAN_PENDIDIKAN
http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-masalah-variabel-paradigma-
penelitian/
Parjono, Paidi, dkk. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Lembaga
Penelitian UNY. Raka Joni, T. (1998). Penelitian Tindakan Kelas : Beberapa
Permasalahannya. Jakarta: PCP PGSM Ditjen Dikti

Anda mungkin juga menyukai