Judul Makalah :
Paradigma Penelitian dan Kerangka Berfikir
Dosen Pembimbing :
Reza Noprial Lubis,M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 3
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. Paradigma Penelitian............................................................................................5
B. Jenis-Jenis Paradigma Penelitian..........................................................................6
C. Paradigma dalam Penelitian..................................................................................8
D.Kerangka Berfikir...................................................................................................9
A. Kesimpulan ........................................................................................................13
B. Saran ..................................................................................................................13
C. Daftar Pustaka.....................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Paradigma Penelitian
1. Pengertian Paradigma
Paradigma dari segi bahasa adalah cara pandang, pola pikir atau kerangka berpikir. 1 Atau
cara melihat suatu fenomena dan fakta-fakta sekitar kita. Secara difinisi paradigma merupakan
kerangka berpikir yang menjelaskan bagiamana pandangan peniliti terhadap ilmu yang
diperoleh. Jadi dalam hal ini seorang peneliti dapat mengunakan paradigmanya dalam menetukan
apa yang harus diteliti dan metode apa saja harus digunakan.
Istilah paradigma pertama kali dikemukakan oleh Khun tahun 1996 sebagai “bangunan”
yang mencangkup seluruh konstelasi kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai dan konsep-konsep
yang dipedomani oleh komunitasa ilmiah. Lebih lanjutnya, Rizer tahun 2001 merinci bahwa
paradigma sebagai gambaran tentang pokok bahasan yang lebih fundamental dalam suatau ilmu
pengetahuan, memberikan batasan apa yang harus dikaji, pertanyaan apa yang harus ditanyakan,
bagaimana harus ditanyakan dan aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam
menginterprestasikan jawaban-jawaban yang diperoleh.2 Demikian pula Neuman tahun 1994
menjelaskan paradigma mencangkup asumsi-asumsi dasar, pertanyaan-pertanyaan penting yang
akan dijawab atau masalah yang hendak diselesaikan, dan teknik-teknik yang digunakan.
Singkatnya paradigma adalah suatu kepercayaan dasar yang berhubungan dengan prinsip pokok.
2. Pengetian Penelitian
Dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa kata teliti berati cermat, seksama, hati-
hati. Meneliti adalah memerikasa dengan cermat. Peneliti adalah orang yang meneliti. Dalam
bahasa Inggris, Penelitian dikenal dengan istilah research. Dalam epistemologi yaitu
penyelidikan dengan hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip, suatu
penyelidikan yang amat cermat untuk menetapkan sesuatu. Sedangkan dalam bahasa arab disebut
al-bahatsu yang artinya mencari, meneliti.3
1
Kamus besar bahasa indonesia
2
Didik Suharjito. Pengantar Metodelogi Penelitian. (Bogor: PT Penerbit IPB, 2014). Hlm 21-22
3
Nuraida, Halid Alkaf. Metodelogi Penelitian Pendidikan. (Ciputat: PT Islamic Research Publishing 2009).,hlm. 2
5
Menurut Hillway riset atau penelitian berarti metode yang dilakukan seseorang melalui
penyelidik yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan
terhadap masalah-masalah tersebut.
a. Penelitian adalah pencairan atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa
pencairan ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
b. Penelitian merupakan metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah
pemikiran kritis.
c. Penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk
menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum.4
Berdasarkan kutipan-kutipan diatas maka disimpulkan bahwa penelitian adalah kegiatan
untuk mengkaji kembali suatu masalah, teori, hukum dan lain-lain dengan langkah-langkah
ilmiah untuk meningkatkan pemahaman dan kualitas serta manfaat dari sesuatu yang diteliti
tesebut.
Setelah mengetahui makna dari paradigma dan penelitian maka dapat disimpulkan
paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandangan
peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan pelakuan peneliti terhadap ilmu dan teori, yang di
konstruksi sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang
menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari.
Ada beberapa aliran filsafat yang dijadikan para ilmuan sebagai paradigma penelitian
diantaranya yaitu positvisme dan postpositivisme/fenomologis yang mana diantara aliran filsafat
tersubut akan menjadi suatu paradigma yang dapat menetukan seorang peneliti dalam memilih
metode penelitian yang akan diteliti.
Paradigma positivisme, menganggap realitas itu betul-betul ada secara nyata, dan dapat
diselidiki secara terpisah. Penelitian dan objek yang diteliti adalah independent dan peneliti
4
Nuraida, Halid Alkaf. Metodelogi Penelitian Pendidikan. (Ciputat: PT Islamic Research Publishing 2009).,hlm. 3
6
mampu tanpa mempengaruhi objek atau dipengaruhi oleh keadaan. Cara menelitinya bisa dengan
percobaan atau menipulasi, sehingga dapat dikontrol objektivitasnya.
Bedasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif dan
kuantitatif bukan hanya sekedar dibedakan dalam cara pengumpulan dan pengelolaan datanya,
melainkan keduanya berbeda secara konseptual dalam melihat dunia. Paradigma kuantitatif
melihat dunia sebagai gabungan variabel, paradigma kualitatif melihat dunia sebagai suatu
kebulatan.6
5
Moh. Kasiram. Metodelogi Penelitian Refleksi Pengembangan dan Penguasaan Metodelogi Penelitian. (Malang PT
UIN Malang Press 2008)., hlm 78-79
6
Nuraida Halid Alkaf. Metodelogi Penelitian Pendidikan. (Ciputat Penerbit Islamic Research Publishing, 2009)., hlm
33-37
7
C. Paradigma dalam Penelitian
Apabila seseorang melakukan penelitian, maka disadari atau tidak dia telah memiliki cara
memandang terhadap suatu obyek, masalah, atau peristiwa yang sedang diteliti. Di dalam dirinya
telah terbentuk suatu kepercayaan yang didasarkan pada asumsi – asumsi tertentu yang menurut
Guba (dalam Moleong, 2005: 48) dinamakan aksioma atau paradigma. Lalu apa yang dinamakan
paradigma ?7
Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962), dan kemudian
dipopulerkan oleh Robert Friedrichs (1970). Menurut Kuhn, paradigma adalah cara mengetahui
realitas sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang
kemudian menghasilkan mode of knowing yang spesifik. Definisi tersebut dipertegas oleh
Friedrichs, sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang
menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Pengertian lain dikemukakan oleh George
Ritzer (1980), dengan menyatakan paradigma sebagai pandangan yang mendasar dari para
ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu
cabang/disiplin ilmu pengetahuan.8
Moleong (2005:49) mendeskripsikan definisi paradigma dengan mengutip pendapat para
pakar. Menurut Bogdan dan Biklen (1982), paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah
asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan
penelitian. Harmon ( 1970), mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar untuk
mempersepsi, berfikir, menilai, dan melakukan yang terkait dengan sesuatu secara khusus
tentang visi realitas.
Paradigma penelitian merupakan dasar pijakan untuk mencermati hakikat fenomena atau
gejala alam semesta, yang dapat di pandang sebagai realitas tunggal, dan dapat pula dipandang
sebagai realitas ganda (jamak). Pandangan pertama mengembangkan pola pikir positivistik yang
melahirkan paradigma ilmiah yang lazim diikuti oleh penelitian kuantitatif. Sedangkan
pandangan kedua mengembangkan pola pikir fenomenologis dan melahirkan paradigma alamiah,
yang lazim diikuti oleh penelitian kualitatatif.
Licoln dan guba (dalam ratna, 2010:38, dan kasiram,2010:147) mendefinisikan paradigma
sebagai sistem anggapan dasar, pandang dunia yang mengarahkan penelitian dalam menentukan
7
Dr.H.Mundir,M.Pd. MetodePenelitian Kuantatif dan Kualitatif. 2013.STAIN Jember Press:Jember (22)
8
http://gioakram13.blogspot.com
8
metologi dan kerangka ontologisnya, paradigma adalah system kepercayaan/keyakinan dasar
atau pandangan dunia yang membimbing peneliti, tidak hanya dalam pilihan metode tetapi dalam
aspek ontologis dan epistimologis. Paradigma adalah system kepercayaan/keyakinan dasar yang
didasarkan pada asumsi-asumsi ontologis, epistimologis, dan metodologis.
Dengan demikian, menurut Lincoln dan Guba, sebuah paradigma penelitian harus memuat
tiga elemen pokok, ontologis, epistimologis, dan metodologis, peneliti akan menentukan sikap
dan perlakuan terhadap sebuah gejala atau fakta dari fenomena, peristiwa atau masalah (kasiram,
2010:147). Apabila peneliti memperlakukan sebuah gejala atau peristiwa tersebut sebagai gejala
ganda, jamak, atau bahkan sebagai rangkaian kausalitas, lalu mengukurnya, menghitung, dan
memberi skor padanya, atau bahkan menguji hipotesis yang dirumuskannya, maka penelitian
kuantitatiflah yang tepat dijadikan sebagai model penelitian. Sementara itu apabila ia ingin
memperlakukannya sebagai gejala tunggal, ingin menggali lebih dalam makna yang tersembunyi
di balik gejala atau peristiwa tersebut, maka penelitian kuantitatiflah yang tepat dijadikan sebagai
model penelitian.
D. Kerangka Befikir
1. Pengertian Kerangka Berfikir
Menurut Husain dan purnomo alam bukunya Metodologi penelitian social menjelaskan
bahwa kerangka berfikir ialah penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek
permasalahan kita, atau argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis 9. Untuk merumuskan
hipotesis, maka Husain melanjutkan bahwa argumentasi kerangka berfikir menggunkan logika
deduktif (untuk metode kuantitatif) dengan memakai pengetahuan ilmiah sebagai premisis-
premisi dasarnya10.
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010)
mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Beberapa ahli juga telah mendeskripsikan mengenai kerangka berfikir, diantaranya yaitu:
a. Kerangka berfikir menurut Widayat dan Amrullah (2002) seperti dikutip Masyhuri bahwa
kerangka berfikir atau juga yang di sebut sebagai kerangka konseptual merupakan model
9
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial.(Jakarta : Bumi Aksara, 2011), hlm. 34
10
Ibid,..
9
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir juga menjelaskan sementara
terhadap gejala yang menjadi masalah (objek) penelitian
b. Sedangkan menurut Purnomo (1998), bahwa kerangka berfikir menjelaskan gejala yang
menjadi objek permasalahan kita. Kerangka berfikir disusun berdasarkan tinjauan pustaka
dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka berfikir juga merupakan argumentasi kita dalam
merumuskan hipotesis.argumentasi itu harus analisis, sistematiss, dan menggunakan teori
yang relevan.11
Secara umum Kerangka Berfikir merupakan konseptual` mengenai bagaimana satu teori
berhubungan di antara beberapa faktor yang telah di identifikasikan penting terhadap masalah
penelitian. Dalam kerangka pemikiran, penelitian harus menguraikan konsep atau variabel
penelitian secara lebih terinci. Tidak hanya mendefinisikan variabel, tetapi juga menjelaskan
keterkaitan di antara variabel. Dalam menguraikan pemikirannya peneliti tidak sekedar
memfokuskan variabel penelitiannya saja tetapi juga harus menghubungan konsep penelitian
dalam kerangka yang lebih luas lagi.
2. Penyusunan dalam Kerangka Berfikir
a. Dua bentuk penyusunan kerangka pemikiran yaitu :
1) Kerangka pemikiran memuat teori dalil konsep-konsep yang Akan dijadikan dasar dalam
penelitian. Variabel penelitian dijelaskan secara mendalam dan relevan dengan
permasalahan penelitian, sehinga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan
penelitian.
2) Kerangka pemikiran tidsk lagi memuat dalil-dalil teori dan konsep- konsep tetapi hanya
merupakan sintesis teori dalil dan konsep yang dijadikan dasar dalam penelitian dan
digambarkan dalam bentuk hubungan variabel yang di gunakan dalam penelitian, namun
variabelnya tidak dijelaskan secara mendalam.
Kerangka pemikiran dikatakan baik apabila dapat mengidentifikasi variabel yang penting
yang sesuai dengan permasalahan penelitian dan secara logis mampu menjelaskan keterkaitan
antar variabel.
a. Teknis Penyusunan Kerangka Berfikir
11
Masyhuri, Metedologi Penelitian (Bandung: PT Refika Aditama, 2008) hlm. 113
10
Agar Kerangka Berfikir dapat dipahami dan diterima oleh pembaca, maka kerangka berfikir
sebaiknya harus dibuat sendiri oleh peneliti dan bukan orang lain, yakni dengan memberikan
argumentasi berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang mempunyai relevansi dengan
objek yang diteliti. Beberapa unsur dalam kerangka berfikir yaitu konsep, proporsi, variabel,
teori, hipotesa dan definisi operasional. Agar sajian kerangka berfikir dapat diterima secara
ilmiah, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Merumuskan konsep-konsep.
b. Merumuskan proporsi.
c. Merumuskan variabel-variabel yang akan diteliti.
d. Merelevasikan teori yang dipakai dengan objek masalah.
e. Mempersiapkan rancangan hipotesis yang disusun.
f. Membuat devinisi operasional12
3. Kesalahan Teori Pada Kerangka Berfikir
Terdapat beberapa kesalahan umum dalam menggunakan landasan teori yaitu:
a. Peneliti melakukan penyajian ulang yang tergesa-gesa terhadap kepustakaan semenjak
dimulainya proses penelitian.
b. Terlalu mengandalkan sumber-sumber data sekunder.
c. Hanya memusatkan perhatian kepada penemuan-penemuan penelitian yang dibacanya
dalam jurnal penelitian, hingga mengabaikan informasi berharga seperti metode,
pengukurannya, dan sebagainya.
d. Mengabaikan hasil-hasil penelitian, ataupun teori-teori yang terdapat dalam surat kabar,
majalah popular
e. Gagal menetapkan batasan-batasan masalah dalam menerapkan keputusan
f. Mencatat data biografi tidak benar dan tidak dapat dipakai sebagai referensi yang
sebenarnya dibutuhkan.
g. Terlalu banyak mencatat bahan-bahan bacaan yang sebenarnya tidak relevan dengan
masalah yang diteliti13
4. Macam-macam Kerangka Berpikir
12
Salim Syahrum, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Cita Pusaka Media,2009), hlm 89
13
Ibid, hlm 55
11
Dilihat dari kerangka berpikir, memiliki beberapa macam. Setidaknya ada tigam macam,
berikut ulasannya.
1. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah jenis yang menegaskan tentang teori yang digunakan untuk
landasan sekaligus untuk menjelaskan fenomena yang sedang diteliti.
2. Kerangka Operasional
Kerangka operasional menjelaskan variabel yang diangkat oleh peneliti berdasarkan konsep
yang diteliti. Umumnya jenis ini sering digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antar
variable satu dengan yang lain.
3. Kerangka Konseptual
Terakhir adalah konseptual. Dikatakan kerangka konseptual apabila terdapat asumsi teoritis
yang nantinya teori teoritis ini yang akan digunakan untuk mengistilahkan objek yang
diteliti.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara
pandangan peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan pelakuan peneliti terhadap ilmu dan
teori, yang di konstruksi sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang
12
apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Paradigma penelitian dibagi
menjadi dua jenis yaitu
a. Paradigma penelitian kuantitatif yang berpandangan pada positivisme bawha segala seuatu
itu real dan sesuai dengan keilmian ilmu pengetahuan maka dari itu penelitian ini dapat
dilihat oleh pnca indra dan dapat diukur dengan mengunakan beberapa variable
b. Paradigma penelitian kualitatif yang berpandangan kepada postpositivisme atau
fenemologisme yang menyatakan bahwa penelitian itu harus dikaji sedalam-dalamnya
dengan cara pendekatan kemanusian atau hunamistis sehingga apa yang diteliti dapat
diperoleh dengan sempurna.
Kerangka berpikir merupakan bagian dari penelitian yang menggambarkan alur pikiran
penelitian dalam memberikan penjelasan kepada orang lain, mengapa dia mempunyai anggapan
seperti yang diutarakan dalam hipotesis. Karena kerangka pemikiran yang bisa meyakinkan
sesama ilmuan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir
yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan kerendahan
hati penulis sangat ada kritikan dan saran yang sifatnya untuk membangun. Terakhir penulis
berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis begitu juga pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
13
Mundir. MetodePenelitian Kuantatif dan Kualitatif. 2013.STAIN Jember
http://gioakram13.blogspot.com
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta,2010
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/landasan-teori-kerangka-pikir-dan-hipotesis/
Usman Husaini dan Akbar Purnomo Setiady . Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi
Aksara, 2011
Ibid,.
Syahrum Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Cita Pusaka Media,2009)
14