Oleh :
Amanda Patrissia
(19089014003)
SEMESTER VII
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang maha pengasih lagi maha
penyayang, karena berkat-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas
dari mata kuliah Metodologi Penelitian denganiijudul “Konsep Penelitian Dan Prinsip
Penelitian”. Penulis menyadari penyusunan dan penyajian makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini
dan dapat menjadi acuan dalam menyusun makalah atau tugas selanjutnya. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam pembuatan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.
ii
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah...............................................................................................1
BAB II HASIL RESUME DAN ANALISIS..............................................................2
A. Pengertian Penelitian..........................................................................................2
1. Hakikat Ilmu Pengetahun dan Penelitian........................................................
2. Pendekatan Penelitia ( Induktif & Deduktif)..................................................
3. Pengertian Metodologi Penelitian, Berfikir dab Bersikap Ilmiah Serta
Urgensi Metodologi Penelitian dalam Pengembangan IPTEK .....................
4. Pengembangan Metodologi Ilmu dan Penelitian ...........................................
5. Mencari Kebenaran.........................................................................................
6. Definisi Penelitian
7. Klasifikasi Penelitian .....................................................................................
B. Jenis-Jenis Penelitian..........................................................................................4
BAB III PENUTUP.....................................................................................................6
A. Kesimpulan.........................................................................................................6
B. Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................7
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan salah satunya diperoleh dari adanya penelitian.
Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan
kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan
penelitian.
Pada pokoknya kegiatan penelitian merupakan upaya untuk merumuskan
permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jalan menemukan fakta-fakta. Dalam dunia
kemahasiswaan, pengenalan mengenai metodologi penelitian sangat penting.
Metodologi penelitian dipelajari sebagai jalur atau langkah yang ditempuh untuk
menanggapi suatu masalah sampai kepada kesimpulannya.
Didalam hakikat ilmu dan penelitian terdapat pengetahuan. Pengetahuan ini
digunakan seseorang untuk melakukan penelitian, dengan mempunyai pengetahuan
yang tinggi maka seseorang dapat melakukan penelitian secara logis dan empiris.
Penelitian (riset) dan ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian penelitian
2. Mengetahui jenis-jenis penelitian
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian?
2. Apa saja jenis-jenis dari penelitian?
1
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian
Pengertian penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu, terdapat
beberapa pengertian penelitian yang dikemukakan oleh para ahli antara lain sebagai
berikut:
1. Menurut Hill Way, penelitian adalah suatu metode studi yang bersifat hati-hati
dan mendalam dari segala bentuk fakta yang dapat dipercaya atas masalah
tertentu guna membuat pemecahan masalah tersebut.
2. Menurut Soetrisno Hadi, penelitian adalah usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana
dilakukan dengan metode ilmiah.
•meng-upgrade
•membuat up to date dan canggih
diaplikasi untuk kebutuhan masyarakat
Karena di dalam sebuah kegiatan penelitian didasarkan pada pertanyaan yang
diajukan, dan jawaban atas pertanyaan itu. Sehingga membutuhkan ilmu
pengetahuan agar dapat dilakukan dengan baik. Selain ilmu pengetahuan, kita juga
harus mengetahui teori, proposisi dan konsep. Toeri, proposisi dan konsep ini
merupakan langkah awal untuk mengetahui bagaimana seharusnya penelitian itu
dilakukan dengan baik dan benar.
A. Hakikat Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab, yaitu “ ilm” yang artinya adalah memahami,
mengerti atau mengetahui. Ilmu dalam bahasa Inggris adalah “science” yaitu
sejenis pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset terhadap objek-objek
yang empiris; hal ini dapat berpengaruh pada kebenaran sains tersebut.
Sebenarnya banyak sekali pengertian atau definisi tentang ilmu, tetapi pada
akhirnya mereka menyimpulkan pada satu tujuan yang sama. Ilmu merupakan hal
yang sangat penting karena dengan adanya ilmu maka manusia tidak akan disebut
bodoh, dengan manusia memiliki ilmu maka segala apa yang diciptakan Allah
swt. dapat digunakan sebaik-baiknya. Tetapi kegunaan ilmu ini tergantung dari
dari tujuan manusia, karena dengan memiliki ilmu yang tinggi maka manusia
dapat berbuat semena-mena, jika tujuan manusia adalah untuk kebaikan dunia ini
maka tidak akan terjadi kekacauan dan perilaku-perilaku yang menyimpang.
Banyak sekali definisi tentang ilmu yang dikemukakan oleh para pakar
diantaranya:
1. Moh. Nazir, Ph.D (1983:9) mengemukakan bahwa ilmu tidak lain dari suatu
pengetahuan, baik natural maupun sosial, yang sudah terorganisir serta
4
tersusun secara sistematik menurut kaidah umum.
Dari beberapa pengertian ilmu di atas dapat diperoleh gambaran bahwa pada
prinsipnya ilmu merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan
mensistematisasikan pengetahuan atau fakta yang berasal dari pengalaman dan
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara
cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam
penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, survai, studi kasus dan lain-lain).
Pengertian ilmu yang sesungguhnya memang sangatlah luas tidak bersifat mutlak dan
dengan arti yang tidak mutlak itu kita dapat menafsirkan sesuatu dengan berbagai
sudut pandang, sehingga dapat memperkaya tatanan content yang mungkin suatu saat
akan sangat bermanfaat sekali bagi kelangsungan suatu pendidikan di Dunia dan
dengan itu demi menjaga hilangnya ilmu dari muka bumi, karena menurut suatu
keterangan suatu saat di dunia ini kelak nanti akan terkena musibah yang sangat
dahsyat yaitu hilangnya ilmu di muka bumi ini dan itu tandanya dunia ini akan
berakhir.
Ilmu yang sudah kita miliki harus benar-benar dijaga dengan sebaik-baiknya,
karena agar tidak menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku. Dan dapat
bermanfaar bagi kehidupan manusia baik dunia dan akhirat, yaitu dengan
penyampaian / mentransfer ilmu itu dengan baik dan benar. Masalah-masalah yang
sering datang dapat dijadikan tantangan bagi manusia untuk menyelesaikannya
dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang benar.
Ilmu mempunyai karakteristik atau sifat yang menjadi cirri khas dari ilmu, yang
dikemukakan oleh beberapa pakar antara lain:
1. Randall dan Buchler mengemukakan ada beberapa cirri umum ilmu, yaitu :
a. hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama,
b. hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan, dan
c. obyektif tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.
2. Lorens Bagus (1996:307-308) mengemukakan bahwa salah satu sifat ilmu adalah
koheren yakni tidak kontradiksi dengan kenyataan. Sedangkan berkenaan dengan
metode pengembangan ilmu, ilmu memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang reliable,
valid, dan akurat. Artinya, usaha untuk memperoleh dan mengembangkan ilmu
dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang memiliki
keterandalan dan keabsahan yang tinggi, serta penarikan kesimpulan yang
memiliki akurasi dengan tingkat siginifikansi yang tinggi pula. Selain itu dapat
memberikan daya prediksi atas kemungkinan-kemungkinan suatu hal.
5
1. Ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti, baik yang berhubungan dengan
alam (kosmologi) maupun tentang manusia (Biopsikososial). Ilmu
mensyaratkan adanya obyek yang diteliti. Lorens Bagus (1996) menjelaskan
bahwa dalam teori skolastik terdapat pembedaan antara obyek material dan
obyek formal. Obyek formal merupakan obyek konkret yang disimak ilmu.
Sedang obyek formal merupakan aspek khusus atau sudut pandang terhadap
ilmu. Yang mencirikan setiap ilmu adalah obyek formalnya. Sementara obyek
material yang sama dapat dikaji oleh banyak ilmu lain.
1. Akal sehat. Pengetahuan ini dapat diperoleh secara mudah oleh semua orang,
tetapi pengetahuan ini didasarkan pada emosional seseorang. Apabila
seseorang sedang mendapatkan masalah, tetapi dia dapat mengendalikan
emosinya maka ia akan dengan mudah menyelesaikan masalahnya dengan
menggunakan akal sehat. Cara ini disebut juga dengan metode keteguhan,
dimana seseorang akan menerima suatu kebenaran karena ia telah yakin akan
kebenaran tersebut.
2. Otoritas. Pengetahuan didasarkan pada penghormatan atas kekuasaan
seseorang atau sesuatu tanpa kritik.
3. Intuitif. Pengetahuan ini didapatkan berdasarkan pengalaman atau firasat,
sehingga pengetahuan yang didapat mudah diingat dan apabila suatu hari
terjadi kembali masalah yang serupa akan dengan mudah menyelesaikannya.
Karena dengan pengalaman banyak hal yang dapat diperbaiki dalam
memecahkan soal.
4. Logika. Pengetahuan yang didasarkan pada kebenaran rasional atau logika.
5. Empiris. Pengetahuan diperoleh dari objek pegetahuan itu sendiri,
pengetahuan diperoleh dari data-data hasil penelitian.
6. Metode metafisik. Pengetahuan ini didapatkan melalui metafisik, yaitu
sebuah jawaban yang ditemukan dalam dunia empiris dicari dalam dunia
supernatural (dunia tidak nyata)
7. Metode ilmiah. Pengetahuan ini diperoleh melalui proses deduksi dan
induksi, dimana setiap masalah-masalah yang ditemukan di dunia empiris
maka jawabannya juga harus dicari dalam dunia empiris, melalui proses
deduksi dan induksi yang dilakukan secara sistematis.
Dalam ilmu pengetahuan terdapat masalah-masalah yang berkisar pada tiga
hal, yaitu: ontologi, epistemology dan aksiologi. Ketiga hal tersebut
merupakan pertanyaan dalam suatu masalah. Pertama, apa itu pengetahuan?
pertanyaan yang disebut dengan ontologi. Kedua, bagaimana cara
mengetahui pengetahuan? pertanyaan yang disebut dengan epistemologi.
Dan ketiga, untuk apa pengetahuan itu? Pertanyaan yang disebut dengan
aksiologi.
B. Penelitian
Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan
secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan
menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan
usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.
Penelitian ini biasanya digunakan untuk sebuah karya ilmiah, dimana di dalam
karya ilmiah tersebut terdapat pernyataan-pernyataan yang membutuhkan
penelitian karena tidak memungkinkan untuk menggunakan akal.
Ada juga beberapa pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang
pengertian dari penelitian, diantaranya:
Secara etimologi penelitian berasal dari bahasa Inggris “research” (re berarti
kembali, dan search berarti mencari). Sehingga dapat diartikan bahwa penelitian
itu adalah mencari kembali. Penelitian ini harus dilakukan secara hati-hati dan
mengandung pemikiran yang sistematis juga empiris sehingga akan menghasilkan
karya ilmiah yang sesuai dengan kenyataan. Dalam sebuah penelitian harus
memenuhi kriteria penelitian, karena dalam kriteria penelitian ini terdapat faktor-
faktor yang harus diperhatikan agar hasilnya sesuai dengan apa yang telah
diharapkan. Ada empat kriteria yang harus dipenuhi dalam sebuah penelitian,
yaitu:
1. Penelitian harus dilakukan secara sistematis. Artinya, dalam setiap pengerjaan
sebuah penelitian harus dilakukan secara berurutan, tidak boleh melewati tahap-
tahap yang telah ditentukan.
2. Penelitian dilakukan secara terkendali.
3.Penelitian dilakukan secara empiris. Artinya, semua permasalahan-permasalahan
yang akan diteliti harus dibuktikan secara empiris yaitu data yang benar-benar
sesuai dengan hasil penelitian.
4. Penelitian bersifat kritis. Kritis dalam sebuah penelitian adalah sebagai tolok
ukur (kriteria) yang gunanya ialah untuk menentukan suatu penelitian agar
dapat diterima. Tolok ukur disini adalah dalam menetapkan hipotesis,
menetapkan besarnya sampel penelitian dan lain-lain.
Setelah kita mengetahui pengertian serta kriteria dari sebuah penelitian, maka kita
juga harus mengetahui berbagai macam jenis-jenis penelitian, agar kita dapat
menentukan jenis penelitian manakah yang akan kita gunakan, karena didalam
penelitian ada tiga pertanyaan dasar dimana pertanyaan ini yang menentukan tipe
penelitian secara empiris. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah : apa, bagaimana,
dan mengapa. Jenis-jenis penelitian ini didasarkan pada tiga jenis, antara lain :
1.Pengertian Induktif
Langkah Induktif
2. Amati polanya
3. Mengembangkan teori
Keterbatasan induktif
Kesimpulan yang diambil atas dasar metode induktif tidak pernah dapat
dibuktikan, tetapi dapat dibatalkan.
1
2. Pengertian Deduktif 0
Langkah deduktif
Pendekatan penelitian deduktif terdiri dari empat langkah. Di bawah ini
adalah langkah dengan contoh penelitian deduktif:
Keterbatasan deduktif
Kesimpulan dari penalaran deduktif hanya bisa benar jika semua premis yang
ditetapkan pada studi induktif benar dan jelas.
Berlandaskan premis yang telah ada, kesimpulannya pasti benar. Namun, jika
premis pertama ternyata salah, kesimpulan bahwa Teguh memiliki kutu tidak bisa
diandalkan.
Metodologi penelitian berasal dari kata “metode” yang artinya cara yang
tepat untuk melakukan sesuatu; dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan.
Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara saksama untuk mencapai suatu tujuan.
Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris research (re berarti
kembali dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari
kembali. Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu
sistematika. Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan
dan menganalisis sampai menyusun laporannya.
Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut:
1. David H Penny
2. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang
dijalankan fakta –fakta atau prinsip-prisip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis
3. Sutrisno Hadi
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau
asaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang
dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
Berfikir ilmiah adalah cara berfikir yang menggunakan aturan tertentu dari
penemuan masalah sampai di tariknya kesimpulan setelah masalah itu dipecahkan.
Dalam hal cara berfikir ilmiah, John Dewey (yang dikutip Prof. Sutrisno Hadi)
menggunakan taraf berfikir ilmiah sebagai berikut:
b) The problem
Setelah menyadari masalahnya, dalam langkah ini pemikir ilmiah berusaha
menegaskan persoalan itu dalam bentuk perumusan masalah.
c) The hypothesis
Dalam langkah ini pemikir ilmiah mulai mengajukan kemungkinan
pemecahannya atau mencoba menerangkan; berdasarkan atas teori-teori, dugaan-
dugaan, kesan-kesan umum yang belum merupakan kesimpulan akhir.
e) Concluding belief
Dalam langkah ini pemikir menganbil kesimpulan berdasarkan analisa terhadap
bukti-bukti yang dihayati untuk menguji hipotesis.
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal,
empiris: Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana beerpikir.
Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara
teratur dan cermat. Penguasaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang
bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan.
1
Penguasaan sarana berpikir ilmiah tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir 3
ilmiah yang baik. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik
diperlukan sarana berpikir ilmiah berupa: “[1] Bahasa Ilmiah, [2] Logika metematika,
[3] Logika statistika. Bahasa ilmiah merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai
dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Bahasa merupakan alat berpikir dan alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah kepada
orang lain. Logika matematika mempunyai peran penting dalam berpikir deduktif
sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya Sedangkan logika
statistika mempunyai peran penting dalam berpikir induktif mencari konsep- konsep
yang berlaku umum”.
1. Berpikir sederhana
Dimaksudkan cara berpikir, cara menyatakan pendapat atau cara pengujian
dilkukan dengan cara sederhana. Apabila suatu gejala dapat dijelaskan secara
memadai oleh suatu penjelasan yang sederhana, tidak perlu dilakukan secara
berputar-putar dan dipandang rumit.
2. Sikap tidak memihak
Ilmu tidak dimaksudkan membuat penilaian baik atau buruk, tetapi semata-mata
mencari kebenaran. Seorang peneliti tidak boleh memutar balikkan fakta dan
berpihak pada preferensi politik, agama, maupun moral tertentu.
3. Sikap sabar
Seorang peneliti tidak boleh mudah menyerah dan kuat menerima tekanan
dalam usaha mempertahankan pendapatnya dan tetap berusaha mencari fakta
yang lain sebagai dukungan pernyataan dimaksud
4. Bersikap skeptis
Skeptis diartikan yaitu harus tetap bersikap tidak mudah percaya pada pernyataan
selama hal tersebut belum didukung oleh data yang cukup kuat. Seorang peneliti
harus berhati-hati dan teliti dalam memberikan penilain pada pernyataan ilmiah.
Sikap ini yang menyebabkan seorang peneliti selalu kritis terhadap persoalan
yang di hadapi.
5. Bersikap obyektif
Yaitu menilai suatu masalah atau gejala sebagimana adanya. Hindarkan
pengaruh yang bersikap subyektif akibat adanya muatan tertentu.
6. Bersifat relative
Seorang peneliti harus mengusai ilmunya, tidak memihak pada suatu kepentingan
tertentu diluar konteks dan harus mempunyai keyakinan berdasarkan atas fakta
yang diperoleh.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang
biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode
ilmiah, antara lain :
Masa ini ditandai adanya keraguan dari dokrin penguasa. orang mulai
berkelompok mendiskusikan dan berdebat untuk mencari kebenaran, spekulasi
dilawan spekulasi, argument dilawan argumentasi. ilmu pengetahuan yang
berkembang pada periode ini lebih mengutamakan akal dan ketangkasan bicara
saja, tanpa dukungan bukti empiris atau ajaran yang menjadi dasar pemikiran.
4. Hypothesis and experimentation
diawali dengan dugaan atau hipotesis, kemudian dikumpulkan fakta atau bukti
empiris, dan akhirnya diambil kesimpulan dari masalah yang dihadapi dengan pola
piker deduktif dan induktif. pada masa ini, kebenaran dari hasil kesimpulan
penelitian relative dapat dipercaya, sehingga metodologi penelitian sangat
berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. ilmu pengetahuan berkembang
semakin maju sejalan dengan kemampuan manusia dalam mempelajari sebab
akibat peristiwa di alam semesta atau fenomena yang terjadi di sekitarnya.
penelitian sebab akibat atau sering disebut dengan casual research, dalam
ilmu social sekarang ini dapat dilakukan dengan metode percobaan. mungkin banyak
orang yang berfikit bahwa metode percobaan tidak mungkin dilakukan dalam ilmu
social, sekarang ini dapat dilakukan dengan metode percobaan tidak mungkin
dilakukan dalam ilmu social. tetapi mereka lupa, bahwa dahulupun orang berfikir
bahwa dalam fisika tidak dapat dibuat suatu eksperimen, tetapi sekarang dapat
dilakukan eksperimen.
Pada zaman Aristoteles, fisika bukan merupakan experimental science,
tetapi setelah ada innovator seperti galileo galilei, maka fisika itu dianggap sebagai
experimental science, tetapi setelah ada inivator seperti Pasteur dan mrndel, biologi
baru disebut experimental science. tetapi setelah ada inivator seperti Pasteur dan
mendel,biologi baru disebut experimental science. saat ini metode experiment mulai
banyak digunakan dalam Pendidikan, psikologi bahkan dalam ilmu ekonomi
1
6
5. Mencari Kebenaran
Menurut Nasoetion (1992), ada 3 (tiga) metode dalam menemukan kebenaran ilmiah
yang digunakan dalam kegiatan penelitian ilmiah, yaitu sebagai berikut:
6. Definisi Penelitian
1. Devinisi penelitian
suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang hati-hati dan kritis
dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Penelitian atau riset merupakan
terjemahan dari kata Inggris research. Kata research ini berasal dari suku kata re
yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian,
1
secara harfiah penelitian adalah mencari kembali. Secara lebih luas penelitian 7
dapat didefinisikan sebagai kegiatan pencarian atas sesuatu secara sistimatis dan
berencana mengikuti konsep ilmiahuntuk mendapatkan kebenaran
ilmiah.Terdapat beberapa pengertian penelitian yang dikemukakan oleh para ahli
antara lain sebagai berikut:
1. Menurut Hill Way, penelitian adalah suatu metode studi yang bersifat hati-
hati dan mendalam dari segala bentuk fakta yang dapat dipercaya atas
masalah tertentu guna membuat pemecahan masalah tersebut.
2. Menurut Soetrisno Hadi, penelitian adalah usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana
dilakukan dengan metode ilmiah.
3. Menurut Hasan Disini hasan menjelaskan bahwa penelitian yaitu penyaluran
tentang rasa ingin tahu manusia kepada sesuatu maupun masalah dengan
perlakuan tertentu (misalnya memeriksa, menelaah, mengusut, serta dipelajari
secara cermat dan juga sungguh-sungguh) sehingga mendapatkan sesuatu
(mencapai kebenaran, mendappatkan jawaban atas masalah yang tadinya
masih dipertanyakan, serta pengembangan ilmu pengetahuan, dan lain
sebagainya
4. Menurut Woody menjeaslaskan bahwa penelitian yaitu metode dalam
menemukan
5. sebuah pemikiran yang kritis. Penelitian ini terdiri atas pemberian definisi
serta redefinisi kepada masalah, sehingga membuat formulasi hipotesis atau
mengadakan uji coba secara hati-hati dari segala kesimpulan yang diambil
guna menentukan apakah kesimpulan itu sendiri sesuai.
7 Klasifikasi Penelitian
Sebagai karya ilmiah, penelitian memiliki cakupan yang teramat luas, hal ini
karena penelitian bisa dilakukan pada semua bidang ilmu, mulai dari ilmu ekonomi,
kesehatan, teknologi dan lain-lain. Penelitian ini juga bisa menggunakan metode yang
berbeda-beda, maka dari itu penelitian dibagi menjadi beberapa macam. Secara garis
besar, penelitian digolongkan menjadi dua penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan
kuantitatif..
1. Penelitian Kualitatif . Jenis penelitian ini memiliki deskriptif, dan penelitian ini
lebih cenderung menggunakan analisis. Dalam penelitian kualitatif proses dan
1
makna lebih banyak ditonjolkan dengan menggunakan landasan teori sebagai 8
panduan untuk fokus pada penelitian berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Peran
dari landasan teori teramat penting demi menambahkan gambaran umum secara
luas mengenai latar penelitian dan sebagai bahan sebuah pembahasan dari hasil
penelitian. Penelitian kualitatif memiliki objek penelitian yang cukup terbatas.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus ikut serta dalam kondisi atau peristiwa
yang diteliti, hal ini karena hasil dari penelitian kualitatif membutuhkan analisis
yang mendalam dari peneliti.
Ada sejumlah metode yang bisa dipakai dalam penelitian kualitatif, yaitu metode
fenomenologi, metode grounded theory, metode etnografi, metode studi kasus, dan
metode narrative research.
Metode narrative research adalah metode penelitian di mana si peneliti
melakukan sebuah studi pada seseorang untuk mendapatkan data dari sejarah
perjalanan kehidupannya. Metode fenomenologi adalah metode di mana peneliti
akan mengumpulkan data-data dengan observasi dari partisipan untuk
mengetahui fenomena yang esensial dari para partisipan dalam pengalaman
hidupnya.
metode grounded theory adalah metode di mana peneliti
menggeneralisasi objek yang diamati secara induktif, atau berinteraksi
berdasarkan pandangan dari para partisipan yang diteliti.
metode etnografi adalah metode di mana peneliti akan melakukan studi
pada budaya dalam suatu kelompok dan melalui observasi serta wawancara.
Untuk metode studi kasus adalah metode yang digunakan untuk memahami atau
mendalami suatu alasan dari sebuah kasus yang terjadi, kasus ini bisa menjadi
dasar untuk digunakan dalam riset selanjutnya.
B. Jenis-Jenis Penelitian
1. Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsinya
Jenis penelitian bila dilihat dari fungsinya dapat digolongkan menjadi 3 (tiga),
yang pertama yaitu Penelitian dasar adalah penelitian yang dilakukan untuk
menguji teori atau menjawab pertanyaan tertentu dalam suatu disiplin ilmu
tanpa dikaitkan dengan penerapan atau penggunaan hasilnya. Penelitian terapan
adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk menerapkan dan mengembangkan
pengetahuan dalam bidang praktis tertentu. Sedangkan, penelitian evaluasi
dilakukan untuk mengukur manfaat dan nilai praktek dalam situasi tertentu.
2. Menurut metodenya
Jenis penelitian dilihat dari segi metodenya adalah sebagai berikut:
a. Penelitian Historis
b. Penelitian Filosofis
c. Penelitian Observasional
d. Penelitian Eksperimental
3. Menurut sifat permasalahannya
Berdasarkan penggolongan ini dapat dipilih rancangan penelitian yang sesuai
yakni:
a. Penelitian historis ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau secara
sistematis dan objektif memahami peristiwa-oeristiwa masa lampau itu.
b. Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat
fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu.
c. Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau
perubahan sebagai fungsi dari waktu.
d. Penelitian kasus dan penelitian lapangan memusatkan perhatian pada suatu
kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan
sekarang yang dipermasalahkan.
e. Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau
lebih. Misalnya, apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa
dengan prestasi anak mereka.
f. Penelitian kausal-komparatif (sebab-akibat) yaitu penelitian untuk
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor tertentu yang
mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki.
g. Penelitian eksperimental yaitu dengan melakukan percobaan terhadap
kelompok-kelompok eksperimen. Kepada tiap kelompok eksperimen
dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi- kondisi yang dapat
dikontrol.
h. Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru
untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain.
2
2
6
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Sopiyudin. 2015. Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran
dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research Jilid 1. Edisi II. Yogyakarta: CV
Andi Offset
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research Jilid 4. Edisi II. Yogyakarta: CV
Andi Offset
Hasnudin, Neni. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan. Edisi I.
Yogyakarta: Medis Akademi.
Hidayat, Anwar. 2017. Metode Penelitian. Diperoleh 7 Februari 2020 dari
https://www.statistikian.com/2017/02/metode-penelitian-metodologi
penelitian.html
Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Edisi IV. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Masturoh, Imas dan Nauri Anggita T. 2018. Metodologi Penelitian
Kesehatan.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sandu, Siyoto dan Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Literasi media publishing
Siswanto, Victorianus Aries. 2012. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian.
Edisi
I. Yogyakarta: Graha Ilmu
Susanti, Nur Ikhsan. 2017. Objek dan Metodologi Penelitian. Diperoleh 8
Februari 2020 dari https://www.slideshare.net/ikhsanadzja/makalah-
metodologi-
73521039