Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Hakikat Desain Dan Perencanaan Pembelajaran

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah

“Desain Dan Perencanaan Pembelajaran”

Dosen Pengampu : DONI SAPUTRA SE.SY. M.Pd.I

DiSusun Oleh:

M. Abdur Rohim

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM FAQIH ASY'ARI

(IAIFA)

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat nikmat,


taufiq dan hidayahnya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Hakikat Desain Dan Perencanaan Pembelajaran” dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah “Desain Dan Perencanaan
Pembelajaran” dengan tanpa ada halangan suatu apapun.
Sholawat serta salam selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW.
Dan melewati perantara beliau kitab suci al-Quran diturunkan kepada kita semua
dan yang dijadikan sebagai pedoman hidup dan syariat bagi umat Islam agar bisa
selamat di dunia dan di akhirat. Dan beliaulah yang kita harapkan syafaatnya
mulai hari ini terlebih syafaatil udhma beliau nanti di hari kiamat nanti.
Penyusun menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penyusun berharap
dari semua pihak atas segala saran dan kritiknya yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. 
Akhirnya atas segala keterbatasan yang penyusun miliki apabila ada
kekurangan dan kesalahan mohon maaf. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca dan menjadi bekal bagi penyusun di kemudian hari. 

Kediri, 12 Februari 2021

Penyusun   

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Pengertian Hakikat Penelitian...............................................................3


B. Alasan Perlunya Penelitian.....................................................................4
C. Fungsi Penelitian.....................................................................................5
D. Definisi Penelitian Kuantitatif................................................................6
E. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif...............................10
BAB III...........................................................................................................................15
KESIMPULAN...........................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia kini
semakin pesat. Faktor yang mempengaruhi pesatnya perkembangan khususnya
ilmu pengetahuan antara lain dengan adanya temuan-temuan baru dibidang ilmu
pengetahuan. Temuan-temuan tersebut dihasilkan dari proses yang membutuhkan
waktu lama dan cara tertentu. Dimana proses tersebut diawali dengan munculnya
sebuah masalah yang kemudian diselidiki lebih lanjut untuk menemukan
pemecahan dari masalah tersebut. Kegiatan yang demikian sering disebut
“Penelitian”.
Manusia sebagai makhluk rasional sebenarnya sudah dibekali dengan hasrat
ingin tahu. Keingintahuan manusia ini sudah dapat disaksikan sejak seseorang
masih kanak-kanak dan akan terus berkembang secara dinamis mengikuti fase-
fase perkembangan kejiwaan orang tersebut. Hasrat ingin tahu manusia akan
terpuaskan bila ia sudah memperoleh pengetahuan mengenai apa yang
dipertanyakannya dan yang diinginkan adalah hal yang benar 1. Tetapi sudah
menjadi sifat manusia, yang mana setelah memperoleh pengetahuan mengenai
suatu masalah, maka akan disusul oleh kecenderungan ingin lebih tahu lagi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manusia tidak akan pernah mencapai
kepuasan mutlak untuk menerima realita untuk dihadapinya sebagai titik terminasi
yang mantap. Untuk mendukung dan menyalurkan keiingintahuannya, maka
manusia akan cenderung mengadakan penelitian.
Penelitian dilakukan untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menguji
suatu kebenaran. Didalam bidang ilmu pendidikan banyak dilakukan penelitian-
penelitian dimana hasil penelitian tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan
sehari-hari bahkan bagi berkembangnya ilmu pendidikan tersebut. Penelitian tidak
hanya dilakukan pada bidang ilmu pendidikan saja, namun penelitian juga
dilakukan pada biang ilmu-ilmu lainnya seperti, kesehatan, teknik, ekonomi dan
masih banyak yang lainnya.
Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk mengetahui dan memahami serta
menerapkan cara dan metode penelitian yang baik dan benar. Oleh sebab itu,

1 Dr. Ismael Nurdin, Dra. Sri Hartati, Metodologi Penelitian Sosial, 2019, hal 15.

1
mahasiswa diberikan mata kuliah wajib yang membahas tentang metode
penelitian. Namun sebelumnya, mahasiswa harus mengetahui tentang hakikat
penelitian. Hakikat penelitian adalah makna dasar dari penelitian.
Dilatar belakangi hal tersebut maka disusunlah makalah ini dengan topik
pembahasan tentang “ Hakikat Penelitian dan Penelitian Kuantitatif” dengan
rumusan masalah seperti yang tertera di bawah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian hakikat penelitian?
2. Apakah alasan perlunya penelitian?
3. Apakah Fungsi dari penelitian?
4. Apakah definisi penelitian kuantitatif?
5. Apa perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakikat Penelitian
Penelitian (research) pada hakikatnya merupakan salah satu cara untuk
menyelesaikan sebuah permasalah atau mencari jawaban dari persoalan yang
dihadapi secara ilmiah. Penelitian menggunakan cara berfikir reflektif, berpikir
keilmuan dengan prosedur yang sesuai dengan tujuan dan sifat penyelidikan.
Dalam ilmu filsafat, khususnya aksiologi mengemukakan bahwa salah satu cara
yang digunakan untuk memperoleh kebenaran adalah dengan melakukan sebuah
penelitian.Meskipun penelitian bukanlah satu-satunya cara memperoleh
kebenaran, karena masih ada cara lain misalnya melalui :pengalaman, otoritas,
cara berfikir deduktif dan induktif, akan tetapi penelitian dianggap sebagai upaya
yang paling efektif untuk menemukan sesuatu yang baru bagi manusia2.
Secara etimologi penelitian berasal dari bahasa inggris “research” (re
berarti kembali, dan search berarti mencari ). Sehingga dapat diartikan bahwa
penelitian itu adalah mencari kembali. Dikatakan mencari kembali karena
sebelumnya sudah ada yang meneliti. Dalam bahasa Indonesia, padanan kata riset
sering digunakan sebagai istilah penelitian. Penelitian didefinisikan sebagai suatu
usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan dan usaha-usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah.
Penelitian hakikatnya merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh
pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh
berupa fakta-fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia
dapat memahami fenomena dan memecahkan masalah yang dihadapi.
Hakikat penelitian: melakukan pengamatan terhadap fakta (fenomena),
melakukan identifikasi masalah, serta berusaha mengumpulkan data baik melalui
kajian teoritis dengan mengkaji literatur maupun melalui kajian empiris dengan
melakukan pengamatan di lapangan untuk menjawab permasalahan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat penelitian
adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk mencari kebenaran dari suatu
permasalahan dengan cara yang sistematis dan logis yang dapat dilakukan melalui

2 Dr. Ismael Nurdin, Dra. Sri Hartati 'Metodologi Penelitian Sosial', 2019 hal 13.

3
kajian empiris serta pengamatan dilapangan secara langsung menggunakan
metode-metode ilmiah yang baik dan benar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah usaha seseorang yang
dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya
observasi secara sistematis, dikontrol dan mendasarkan pada teori yang ada dan
diperkuat dengan gejala yang ada.
B. Alasan Perlunya Penelitian
Disadari ataupun tidak disadari, sesungguhnya setiap orang telah
melakukan penelitian, karena setiap orang pasti pernah menghadapi masalah atau
persoalan dan mencari jawaban dari permasalahan yang dihadapinya. Penelitian
tidak dilakukan oleh kalangan ilmuwan saja, tetapi juga dilakukan oleh kalangan
awam. Kita tinggal membatasinya, tingkat penelitian yang mana dilakukan oleh
kalangan awam dan tingkat penelitian yang mana dilakukan oleh kalangan
ilmuwan.
Penelitian dan ilmu ibarat seperti satu mata uang dengan dua sisi yang
berbeda. Penelitian adalah proses dan ilmu adalah produk. Ilmu merupakan “the
body of knowledge,” bersifat tentative dan diperoleh dengan menggunakan
metode ilmiah.
Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau dia memperoleh pengetahuan
mengenai hal yang dipertanyakan dan yang diinginkan adalah pengetahuan yang
benar. Pengetahuan yang benar atau kebenaran memang secara inherent dapat
dicapai manusia, baik melalui pendekatan non-ilmiah maupun pendekatan ilmiah.
Bahkan dikalangan masyarakat lebih banyak terjadi pendekatan non-ilmiah yang
bersumber dari: a) akal sehat ;b) prasangka; c) intuisi, d) penemuan kebetulan dan
coba-coba, dan e) pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis. Namun bagi
kalangan ilmuwan ataupun untuk kepentingan akademis pendekatan non ilmiah
tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Oleh karena itu dibutuhkan
pendekatan Ilmiah yang diperoleh melalui penelitian ilmiah dan dibangun di atas
teori tertentu.
Melalui pendekatan ilmiah itu orang berusaha untuk memperoleh
kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji
oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya.

4
C. Fungsi Penelitian
Secara umum fungsi penelitian itu ada lima 3, yaitu :
1. mendeskripsikan, memberikan data dan informasi.
Penelitian dengan tugas mendiskripsi gejala dan peristiwa yang terjadi,
maupun gejala-gejala yang terjadi disekitar kitaperlu mendapat perhatian dan
penanggulangan.gejala dan peristiwa yang terjadi itu ada yang besar dan ada
pula yang kecil tetapi, kalau dilihat dari segi perkembangan untuk masa datang
perlu mendapat perhatian segera.
2. menerangkan data atau kon- disi atau latar belakang terjadinya suatu peristiwa
atau fenomena.
Penelitian dengan tugas menerangkan. Berbeda dengan penelitian yang
menekankan pengungkapan peristiwa apa adanya, maka penelitian dengan
tugas menerangkan peristiwa jauh lebih kompleks dan luas. Dapat dilihat dari
hubungan suatu dengan hubungan yang lain.
3. meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi suatu peristiwa yang mungkin
terjadi berdasarkan data-data yang telah diketahui dan dikumpulkan.
Suatu peristiwa yang mungkin terjadi berdasarkan data-data yang telah
diketahui dan dikumpulkan, informasi yang didapat akan sangat berarti dalam
memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi untuk melalui masa
berikutnya. Melalui penelitian dikumpulkan data untuk meramalkan beberapa
kejadian atau situasi masa yag akan datang.
4. mengendalikan peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi.
Melalui penelitian juga dapat dikendalikan peristiwa maupun gejala-
gejala. Merancang sedemikian rupa suatu bentuk penelitian untuk
mengendalikan peristiwa itu. Perlakuannya disusun dalam rancangan adalah
membuat tindakan pengendalian pada variabel lain yang mungkin
mempengaruhi peristiwa itu.
5. menyusun teori.
Penyusunan teori baru memakan waktu yang cukup panjang karena akan
menyangkut pembakua dalam berbagai instrumen, prosedur maupun populasi
dan sampel.

3 S Siyoto and MA Sodik, ‘Dasar Metodologi Penelitian’, 2015, hal 9.

5
Kelima fungsi tersebut menuntut jenis dan kualitas penelitian yang
berbeda. Namun tidak pula berarti bahwa satu penelitian hanya boleh untuk
satu fungsi saja, dalam batas tertentu akan terjadi penggabugan beberapa fungsi
dalam satu penelitian.
D. Definisi Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya 4. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila
disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya 5. Namun bukan
berarti penelitian kuantitatif bersih dari data yang berupa informasi kualitatif .
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Metode kuantitatif sering juga disebut
metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode
kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini
disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional
dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode
ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut
metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik.
Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih
menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial.
Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam
beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di
tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda–beda

4 Hardani Ahyar and others, Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, 2020, hal 238.
5 Siyoto and Sodik, ‘Dasar Metodologi Penelitian’, 2015, hal 17.

6
sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan
menggunakan simbol– simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara
kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu
kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dari
metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi.
Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas
tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi
tertentu 6.
Beberapa metode penelitian kuantitatif yang cukup sering digunakan adalah
survei dan eksperimen.
1. Metode Survei
Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner
sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Metode ini adalah yang
paling sering dipakai di kalangan mahasiswa. Desainnya sederhana, prosesnya
cepat. Tetapi bila dilakukan dengan sembrono, temuan survei ini cenderung
superficial (dangkal) meskipun dalam analisisnya peneliti menggunakan
statistik yang rumit.
Penelitian survei dengan kuesioner ini memerlukan responden dalam
jumlah yang cukup agar validitas temuan bisa dicapai dengan baik. Hal ini
wajar, sebab apa yang digali dari kuesioner itu cenderung informasi umum
tentang fakta atau opini yang diberikan oleh responden.
Karena informasi bersifat umum dan (cenderung) dangkal maka
diperlukan responden dalam jumlah cukup agar “pola” yang menggambarkan
objek yang diteliti dapat dijelaskan dengan baik.
Karena validitas data sangat tergantung pada “kejujuran” responden maka
peneliti sebaiknya juga menggunakan cara lain (selain kuesioner) untuk
meningkatkan keabsahan data itu. Misalnya, peneliti mungkin bertanya kepada
responden tentang pendapatan perbulannya (dalam rupiah). Dalam hal ini,
peneliti juga mempunyai sumber data lain untuk meyakinkan kebenaran data
yang diberikan responden (misalnya dengan melihat daftar gaji si responden di
kantornya). Jika hal ini sulit ditemukan maka peneliti terpaksa harus berasumsi

6 Ibid., hal 19.

7
bahwa semua data yang diberikan responden adalah benar. Kita tahu, asumsi
semacam ini sering kali menyesatkan.
Kesalahan yang sering dibuat oleh peneliti dalam penelitian survey ini
adalah terletak pada analisis data. Peneliti sering kali lupa bahwa apa yang
dikumpulkan melalui kuesioner ini adalah sekedar “persepsi tentang sesuatu”,
bukan “substansi dari sesuatu”. Karena itu, kalaupun peneliti menggunakan
analisis statistik yang cukup kompleks (misalnya korelasi atau regresi) maka
peneliti harus ingat apa yang dianalisisnya itu tetaplah sekumpulan persepsi,
bukan substansi.
Beberapa tema penelitian dengan menggunakan metode survey adalah
sebagai berikut.
a. Survei tentang alokasi anggaran untuk pengembangan pegawai di semua
perguruan tinggi negeri.
b. Survei tentang kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan di Bank XY.
c. Analisis terhadap potensi penerimaan calon konsumen terhadap produk
baru yang akan diluncurkan.
d. Jajak pendapat masyarakat terhadap metode baru dalam hal penetapan
Pajak Pembangunan I.
Dari contoh-contoh di atas, kita sadar bahwa tidak mudah
menggolongkan suatu penelitian ke jenis penelitian tertentu dengan hanya
melihat judul atau tema penelitian itu. Jika hanya judul yang kita baca maka
kita sebenarnya bisa memasukkan suatu penelitian ke jenis penelitian mana
pun. Karena itu, kita harus bisa membaca seluruh desain penelitian untuk
mengetahui jenis penelitian atau metode yang digunakan seorang peneliti.
2. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan
untukmenjelaskan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel
dengan lainnya (variabel X dan variabel Y). Untuk menjelaskan hubungan
kausalitas ini, peneliti harus melakukan kontrol dan pengukuran yang sangat
cermat terhadap variabel-variabel penelitiannya.
Tetapi metode eksperimen tidak hanya digunakan untuk menjelaskan
hubungan sebab akibat antara satu dan lain variabel, tetapi juga untuk

8
menjelaskan dan memprediksi gerak atau arah kecenderungan suatu variabel di
masa depan. Ini adalah eksperimen yang bertujuan untuk memprediksi.
Perlu diingat, dua variabel yang berkorelasi (misalnya “tingkat
pendidikan” berkorelasi dengan “tingkat penghasilan”) tidak berarti dua
variabel tersebut mempunyai hubungan sebab-akibat. Sebaliknya, dua variabel
yang tidak berkorelasi (zero correlation) bukan berarti sudah tertutup
kemungkinan berhubungan sebab akibat. Untuk mengukur korelasi, metode
survei mungkin sudah cukup memadai. Tetapi untuk menjawab “Apakah
tingkat pendidikan menyebabkan naiknya pendapatan?” Diperlukan suatu studi
eksperimen yang sangat ketat aturannya.
Perlu pula diingat kembali, eksperimen di dalam penelitian ilmu - ilmu
sosial sering bersifat “kuasi” (semu). Artinya, pengontrolan terhadap variabel-
variabel yang diteliti sering kali tidak mungkin dilakukan secara ketat seperti
dalam eksperimen ilmu-ilmu eksakta {yang tidak menggunakan unsur
“manusia” sebagai objek penelitian). Dalam ilmu sosial, eksperimen semu
adalah eksperimen yang tidak menggunakan “random” untuk membagi
kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol. Pada model-model di atas,
semua model yang tanpa “R” adalah Eksperimen semu.
Kesalahan dalam Metode Eksperimen, Hal-hal yang mempengaruhi
validitas internal dan eksternal dalam penelitian eksperimen, disebut
“Extraneous Variables” adalah variabel selain variabel-variabel utama yang
diteliti, yang mempengaruhi hasil akhir penelitian (kesimpulan) jika tidak
dikontrol.
Apa yang dimaksud dengan “dikontrol” adalah diantisipasi sedini mungkin
dan kemudian “dijaga” agar tidak mencemari proses eksperimen. Misalnya,
agar tidak terjadi efek “Differential Selection”, maka dua kelompok harus
dipilih secara acak (random) untuk mencapai pembagian yang fair. Agar tidak
terjadi kesalahan karena faktor “Instrumentation” atau “testing”, maka
instrumen harus diuji berulang-ulang untuk mencapai validitas dan reliabilitas
yang tinggi. Untuk menghindari “experiment mortality”, peneliti harus
melibatkan jumlah subjek yang cukup banyak. Dan sebagainya.

9
E. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Perbedaan yang mendasar dari metode penelitian kuantitatif dengan
metode penelitian kualitatif itu terletak pada tujuan atau target penelitiannya 7.
Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan
deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif.
Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat
menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat
mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan
pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat
deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat
khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.
Sugiyono (2011) menjelaskan perbedaan penelitian kualitatif dan
kuantitatif secara lebih rinci. Dijelaskan bahwa perbedaan metode kuantitatif
dan kualitatif terdapat pada tiga hal, yaitu perbedaan dalam hal aksioma,
proses, dan karakteristik penelitian itu sendiri 8.
1. Perbedaan Peneltian Kuantitatif dan Kualitatif pada Aksioma
Aksioma adalah pandangan dasar, meliputi: aksioma tentang realitas,
hubungan peneliti dengan subjek yang diteliti, hubungan variabel,
kemungkinan generaliasasi dan peranan nilai.
a. Realitas
Dalam penelitian kuantitatif yang berpangkal pada falsafah
positifisme, kebenaran atau realitas dipandang sebagai sesuatu yang
kongrit, dapat diamati dengan panca indera, serta dapat
dikategorikan:menurut jenis, bentuk, warna dan perilaku. Realitas adalah
hal yang tidak berubah, dapat diukur, dan diverifikasi.
Sedangkan dalam susut pandang penelitian kualitatif yang
berpangkal pada falsafah post positifisme atau paradigma interpretive,
realitas dipandang sebagai sesuatu yang tidak dapat dilihat secara parsial
kemudian dipecah kedalam beberapa variabel.

7 Hardani Ahyar and others, Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, 2020, hal 237.
8 Hary Hermawan, ‘Riset Hospitalitas Metode Kuantitatif Untuk Riset Bidang Kepariwisataan’,
2019.

10
Penelitian kualitatif memandang objek atau subjek penelitian
sebagai suatu hal yang dinamis, hasil kontruksi pemikiran dan interprestasi
terhadap fenomena yang diamati, dan bersifat utuh (holistik), setiap aspek
dari subjek dan objek penelitian adalah satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan.
Ibarat seorang melihat seorang gadis, peneliti kualitatif akan
melihat kecantikan seorang gadis secara utuh (holistik), cantik ya
keindahan fisik (outer beauty) maupun perilakunya atau ahklaknya
(innerbeauty). Pola berfikir kualitatif memandang bahwa “Akan percuma
jika cantik hanya fisiknya saja, tetapi tidak mencerminkan adab yang baik
dalam berperilaku”.
Jadi, realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya melihat sisi
yang tampak dan teramati (contohnya: fisik), tetapi juga dibalik hal-hal
yang tampak tersebut, bisa nilai-nilai atau makna dibaliknya, pandangan
budaya, dan lain sebagainya. Sebaliknya, dalam sudut pandang penelitian
kuantitatif, kecantikan dapat dikaji hanya dengan melihat kriteria
kecantikanya dari satu sisinya saja. Misalnya pada variabel fisiknya saja
seperti: tingkat putih kulitnya saja, langsingya saja, atau keindahan
rambutnya, atau bisa tatapan matanya. Namun demikian, penelitian
kuantitatif mampu memberikan hasil yang terukur dan jelas.
b. Hubungan Peneliti dengan yang Diteliti
Dalam penelitian kualitatif, semakin banyak kontak antara peneliti
dan responden akan semakin bagus, karena penelitian kualitatif bersifat
partisipatif, pencarian data dalam peneltian kualitatif dengan in depth
interview, dan human instrument menuntut tingkat interaksi yang tinggi.
Dan peneliti harus mengenal betul siapa key personya atau orang yang
memberikan data.
Sedangkan, dalam peneltian kuantitatif kebenaran terletak diluar
kuasa peneliti, dan penelitian harus objektif, sehingga seringkali penelti
menjaga jarak dengan subjek yang diteliti dengan tunjuan untuk
mendapatkan tingkat independensi hasil penelitian. Seringkali, pencarian
data dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

11
kuisionair, sehingga peneliti sangat sedikit terlibat kontak dengan subjek
penelitian. Peneliti bisa jadi tidak kenal dengan responden dan sebaliknya.
Penelitian kuantitatif disini memiliki kelebihan dalam hal pencarian data
dengan tingkat objektifitas yang tinggi.
c. Hubungan Antar Variabel
Seringkali dalam penelitian kualitatif, hubungan antar variabel
bersifat holistik, atau interaktif, saling mempengaruhi. Sedangkan dalam
penelitian kuantitatif, hubungan antar variabel bersifat kausal (sebab-
akibat).
d. Peranan Nilai
Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sering
menimbulkan tingkat interaksi yang intensif antara peneliti dengan
responden. Dalam suatu interaksi antar manusia tentu latar belakang,
pandangan, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan dan persepsi akan berbeda-
beda. Sehingga dalam pengumpulan data dan analisis, bahkan dalam
pembuatan laporan masih akan terikat oleh nilai yang dianut masing-
masing.
Berbeda dengan penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif lebih
minim kontak karena peneliti ingin mengutamakan independensi
penelitian. Sehingga penelitian kuantitatif biasanya terbebas dari nilai-nilai
subjektif yang dianut, baik dari peneliti maupaun responden.
2. Perbedaan Peneltian Kuantitatif dan Kualitatif berdasarkan Karakteristik
Penelitian
Perbedaan karakteristik penelitian kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut :
a. Penelitian kualitatif dilakukan dalam kondisi yang alamiah. Alamiah yang
dimaksudkan adalah tidak adanya seting dan perlakuan (treatment) terhadap
objek dan subjek penelitian. Penelitian kualitatif berpegang pada falsafah
naturalism fenomenalogis.
b. Sedangkan, dalam peneltian kuantitatif dapat dilaksanakan dengan setting
alamiah seperti dalam penelitian survei, maupun dengan perlakuan
(treatment) dalam penelitian eksperimen. Penelitian kuantatif berpegang
pada falsafah positivisme.

12
c. Penelitian kualitatif cenderung merupakan bentuk penelitian deskriptif.
Deskriptif berarti hanya melukiskan dan menjelaskan sebuah fenomena
yang ada. Data dalam penelitian kualitatif sering berbentuk gambar, simbol
simbol, dan narasi (kata-kata), sehingga sering tidak membutuhkan
perhitungan angka-angka untuk mengambil sebuah kesimpulan penelitian.
Sedangkan dalam penelitian kuantitatif bisa terjadi penelitian diskriptif,
korelatif, komparatif, maupun asosiatif.
d. Fokus penelitian kualitatif lebih berorientasi ke prosesnya, dari pada hasil.
Sebaliknya, penelitian kuantitatif berorientasi pada hasil, “Untuk menjawab
atau menolak hipotesis.”
e. Penelitian kualitatif dapat menggali suatu fenomena secara lebih dalam
hingga ke tingkat makna-makna. Sedangkan penelitian kuantitatif
digunakan untuk menguji kebenaran fenomena dengan mengukur atau
menghitung variabel. Jika penelitian kuantitatif menunjukan data seringnya
mahasiswa pecinta alam mendaki puncak gunung. Pada penelitian kualitatif
lebih jauh dari itu, penelitian kualitatif melihatnya sampai pada tahap
“kenapa,” apa motivasi yang mendasari kegiatan itu dan lain sebagainya.
f. Analisis dalam penelitian kualitatif dilakukan secara induktif. Hal ini
berarti, peneliti tidak mengetahui gambaran fenomena (atau masih samar),
bisa juga peneliti belum memiliki suatu dugaan sebelum peneltian dilakukan
dan diperoleh data jenuh untuk ditarik kesimpulan. Sedangkan penelitian
kuantitatif biasanya menganut paradigma deduktif. Berarti peneliti telah
memiliki suatu dugaan atau kesimpulan sementara (hipotesis) yang
diperoleh dari kajian literatur, fenomena- fenomena yang telah terjadi,
maupun dari hasil-hasil penelitian sebelumnya. Jadi, peneliti hanya ingin
menguji apakah hal yang ia duga (hipotesis) itu benar atau tidak.
3. Perbedaan Peneltian Kuantitatif dan Kualitatif pada Proses Penelitian
Masing-masing metode penelitian memiliki ciri, peran, dan fungsi
tersendiri dalam mengungkap sebuah fenomena atau rumusan masalah
penelitian. Untuk memperjelas, perbedaan paling mendasar dari kedua
penelitian ini terletak pada alur teori dan datanya yang dijelaskan sebagai
berikut :

13
a. Penelitian kantitatif bermula dari teori kemudian dibuktikan di lapangan
(hasil data lapangan) sedangan penelitian kualitatif berlaku sebaliknya.
Penelitian kuantitatif memiliki keunggulan dalam memberikan interprestasi
data yang akurat dan terukur, serta mudah dipahami. Karena penelitian
kuantitatif bermula dari data berupa angka, proses analisis maupun
penarikan kesimpulan dilakukan berdasarakan hasil perhitungan dan
pengukuran, dengan kriteria dan aturan statistika yang berlaku universal.
Contoh jika peelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
“X” ke “Y”, pasti akan didapat data “pengaruh” berupa angka 0% sampai
dengan 100%.
b. Penelitian kualitatif berangkat dari data lapangan, menggunakan teori yang
sudah ada sebagai pendukung, kemudian hasilnya akan memunculkan teori
baru dari data tersebut. Penelitian kualitatif memiliki keunggulan dalam
menginterprestasikan makna-makna yang jauh lebih dalam dari sebuah
fenomena atau data empiris di lapangan. Penelitian kualitatif memiliki
spesialis tersendiri, seringkali makna-makna dan nilai filosofis dari suatu
fenomena budaya sulit diungkap dengan menggunakan metode riset
kuantitatif. Namun dengan riset kualitatif, keterbatasan tersebut dapat
diatasi.

14
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti
aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol dan
mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala yang ada.
2. Penelitian dan ilmu ibarat seperti satu mata uang dengan dua sisi yang berbeda.
Penelitian adalah proses dan ilmu adalah produk. Ilmu merupakan “the body of
knowledge,” bersifat tentative dan diperoleh dengan menggunakan metode
ilmiah.
3. Secara umum fungsi penelitian itu ada lima :
a. mendeskripsikan, memberikan data dan informasi.
b. menerangkan data atau kondisi atau latar belakang terjadinya suatu
peristiwa atau fenomena.
c. meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi suatu peristiwa yang
mungkin terjadi berdasarkan data-data yang telah diketahui dan
dikumpulkan.
d. mengendalikan peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi.
e. menyusun teori.
4. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak
awal hingga pembuatan desain penelitiannya.
5. Perbedaan yang mendasar dari metode penelitian kuantitatif dengan metode
penelitian kualitatif itu terletak pada tujuan atau target penelitiannya. Penelitian
kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif,
sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif.

15
DAFTAR PUSTAKA
Ahyar, Hardani, Universitas Sebelas Maret, Helmina Andriani, Dhika Juliana
Sukmana, Universitas Gadjah Mada, M.Si. Hardani, S.Pd., and others, Buku
Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, 2020
Dr. Ismael Nurdin, Dra. Sri Hartati, M.Si, Metodologi Penelitian Sosial, 2019
Hermawan, Hary, ‘Riset Hospitalitas Metode Kuantitatif Untuk Riset Bidang
Kepariwisataan’, 2019
Siyoto, S, and MA Sodik, ‘Dasar Metodologi Penelitian’, 2015

16

Anda mungkin juga menyukai