Anda di halaman 1dari 121

PENERAPAN METODE AL-MIFTAH LIL ULUM DALAM

MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA KITAB


KUNING PADA SANTRI PONDOK PESANTREN ULUMIYAH
AL-MAKRUF JOMBANGAN TERTEK PARE KEDIRI

SKRIPSI

M. Abdur Rohim

NIM 201816000010012

Dosen Pembimbing

Doni Saputra M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM FAQIH ASY’ARI (IAIFA) KEDIRI

2022
PENERAPAN METODE AL-MIFTAH LIL ULUM DALAM
MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA KITAB
KUNING PADA SANTRI PONDOK PESANTREN ULUMIYAH
AL-MAKRUF JOMBANGAN TERTEK PARE KEDIRI

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)
Program Studi Pendidikan Agama Islam

M. Abdur Rohim

NIM 201816000010012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM FAQIH ASY’ARI (IAIFA) KEDIRI

2022
NOTA DINAS

Kediri, ……………2022

Hal : Persetujuan Skripsi

Kepada : Yth. Rektor IAIFA Kediri

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Setelah membaca secara seksama skripsi secara cermat dan teliti dan telah
diadakan perbaikan serta menyempurnakan sesuai dengan petunjuk dan
pengarahan kami, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : M. Abdur Rohim

NIM : 201816000010012

Jurusa : Pendidikan Agama Islam


n

Judul : Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum Dalam Meningkatkan


Kompetensi Membaca Kitab Kuning Pada Santri Pondok
Pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan Kediri

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqosah skripsi.


Atas perhatiannya, kami sampaikan terimakasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Menyetujui,

Dosen pembimbing

Doni Saputra M.Pd.I

NIDN. 2106048903

Mengetahui,

ii
Kepala Program Studi

Pendidikan Agama Islam

Wildan Habibi M.Pd.I

NIDN. 2124028404

PERTANGGUNGJAWABAN KUALITAS PENULISAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : M. Abdur Rohim

NIM : 20181600001012

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Totokaton,Punggur,Lampung Tengah

Bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum Dalam
Meningkatkan Kompetensi Membaca Kitab Kuning Pada Santri Pondok Pesantren
Ulumiyah Al-Makruf Jombangan Kediri” adalah benar hasil karya sendiri
dibawah bimbingan dosen:
Doni Saputra M.Pd.I

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.

Kediri, …………2022

iii
Pembimbing Skripsi Penulis

( Doni Saputra M.Pd.I ) ( M. Abdur Rohim )

NIDN. 2106048903 NIM. 20181600001012

PENGESAHAN

PENERAPAN METODE AL-MIFTAH LIL ULUM DALAM


MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBACA KITAB KUNING PADA
SANTRI PONDOK PESANTREN ULUMIYAH AL-MAKRUF
JOMBANGAN KEDIRI

Disusun oleh:

M. Abdur Rohim
NIM. 20181600001012

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama


Islam Faqih Asy’ari Kediri Dan Telah Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu
Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Susunan dewan penguji Tanda tangan

iv
Ketua penguji:

………………………………………

Penguji 1:

………………………………………

Penguji 2:

………………………………………

Disahkan Oleh:

Rektor Dekan Fakultas Tarbiyah Kepala Program Studi

Pendidikan Agama Islam

Soewarno, S.Ag, M.Si Fadhil Akbar M.Pd.I Wildan Habibi M.Pd.I

NIDN. 2108086201 NIDN: 2128108702 NIDN. 2124028404

:Motto: Motto

v
ِ ‫ك مبار ٌك لِيدَّبَّروا آياتِِه ولِيتَ َذ َّكر ُأولُو اَأْللْب‬ ‫ِإ‬ ِ
‫اب‬َ َ َ َ َ ُ َ َ َُ َ ‫اب َأْنَزلْنَاهُ لَْي‬ ٌ َ‫كت‬

Artinya: "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran."1

HALAMAN PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur pada mu ya Allah, inginku persembahkan karya skripsi


ini kepada:

1
QS. Shad [38]: 29.

vi
1. Keluargaku Tercinta:
Penebar kasih sayang, pelindung jiwa, pemberi rasa aman Bapak
dan Ibuku tercinta dengan pengorbanan lahir batin, yang sudah mengasuh
dan membimbingku menuju pintu kesuksesan dan keberhasilan.Semoga
beliau mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT, agar selalu
bersabar dalam membimbing anak-anaknya sampai meraih kesuksesan di
dunia dan akhirat.
Anugrah terkasih dalam hidup, Kakak saya Atik Nurul Khoiriyah,
Adek saya Arina Rosyada. serta semua keluargaku baik dari Bapak
maupun Ibu yang senantiasa melantunkan do’a agar kami menjadi anak
yang bermanfaat kepada keluarga dan orang lain.
2. Guru guruku yang mulia:
KH. Imam Makruf, Pengasuh Pondok Pesantren Ulumiyah Al-
Makruf, jasa-jasa beliau tidak dapat dihitung dan tidak bisa ditukar dengan
apaun juga. Hanya untaian do’a yang dapat penulis panjatkan, semoga
ilmu yang telah diberikan menjadi ilmu yang manfaat dunia akhirat
KH. Moh. Fadhil, Selaku bendahara Institut Agama Islam Faqih
Asy’ari Sumbersari Kediri, yang sudah banyak membantu penulis dalam
segala urusan kampus.
Serta bapak Soewarno, S.Ag, M.Si selaku rektor IAIFA dan dosen-
dosen lainnya terkhusus kepada dosen PAI yang telah membimbing,
mengajari serta memberikan ilmu yang berharga, serta memohon doa dan
ridhonya demi ilmu yang bermanfaat dan berkah.
Kepada Doni Saputa M.Pd.I yang senantiasa bersabar dalam
membimbing penulis menyelsaikan skripsi. Semoga kebaikan bapak Doni
Saputra dibalas kebaikan oleh Allah SWT.
3. Sahabat-sahabat yang tercinta:
Para alumni SDN 1 Totokaton.
Para alumni MTs Ma’arif Roudhlotut Tholibin, MA Ma’arif Roudhlotut
Tholibin.
Para teman seperjuangan di Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri.
Para pengurus pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf.

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena


berkat rahmat dan hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan penulisan Skripsi ini

vii
dengan judul berjudul “Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum Dalam
Meningkatkan Kompetensi Membaca Kitab Kuning Pada Santri Pondok Pesantren
Ulumiyah Al-Makruf Jombangan Kediri” ini dengan baik.

Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,


bimbingan, kritik, saran, nasehat, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat diajukan
kepada jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Faqih Asy’ari
Kediri sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S1.

Dalam penulisan skripsi ini penulis berusaha semaksimal mungkin dalam


penyajian data serta tata bahasanya. Akan tetapi penulis menyadari bahwa tidak
ada karya manusia yang sempurna di dunia ini. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun sehingga
dapat memperbaiki semua kekurangan yang ada dalam penulisan karya ilmiah ini.
Semoga penulisan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. Aamiin yaa rabbal alaamiin.

Kediri, …………………

Penulis

M. Abdur Rohim
NIM. 201816000010012

DAFTAR ISI

viii
HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ ii
NOTA DINAS.................................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. v
MOTTO............................................................................................................ vi
LEMBAR PERSEMBAHAN........................................................................... vii
KATA PENGANTAR...................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI....................................................................... xiv
ABSTRAK........................................................................................................ xvii
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 6
E. Definisi Operasional...................................................................... 7
F. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan.................................................................... 13
BAB II: KAJIAN TEORI................................................................................. 15
A. Metode Pembelajaran.................................................................... 15
B. Metode Pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum................................... 17
C. Kompetensi Membaca Kitab Kuning............................................ 20
D. Pondok Pesantren........................................................................... 22
BAB III : METODE PENELITIAN................................................................. 27

ix
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian................................................... 27
B. Kehadiran Peneliti.......................................................................... 28
C. Lokasi Penelitian............................................................................ 28
D. Sumber Data.................................................................................. 29
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 29
F. Teknik Analisis Data..................................................................... 31
G. Pengecekan Dan Keabsahan Data.................................................. 34
H. Tahap-Tahap Penelitian................................................................. 36
BAB IV : TEMUAN DATA DAN PEMBAHASAN...................................... 38
A. Setting Penelitian........................................................................... 38
B. Temuan Penelitian......................................................................... 57
C. Analisis Data.................................................................................. 78
BAB V : PENUTUP......................................................................................... 87
A. Kesimpulan.................................................................................... 87
B. Saran.............................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 89
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 94

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rincian Jumlah Santri....................................................................... 43

Tabel 4.2 Aktifitas Keseharian Pondok............................................................ 45

Tabel 4.3 Aktifitas Mingguan Pondok.............................................................. 46

Tabel 4.4 Aktifitas Bulanan Pondok................................................................. 47

Tabel 4.5 Jadwal Madin Kelas Ibtida............................................................... 48

Tabel 4.6 Jadwal Madin Kelas Sanawi............................................................. 49

Tabel 4.7 Daftar Lagu Jilid 1............................................................................ 62

Tabel 4.8 Daftar Lagu Jilid 2............................................................................ 63

Tabel 4.9 Daftar Lagu Jilid 3............................................................................ 63

Tabel 4.10 Daftar Lagu Jilid 4.......................................................................... 64

xi
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf.............................. 43

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi................................................................................. 95

Lampiran 2 Kartu Konsultasi............................................................................ 97

Lampiran 3 Cek Plagiasi................................................................................... 98

Lampiran 4 Surat Pengantar............................................................................. 99

Lampiran 5 Surat Balasan................................................................................. 100

Lampiran 6 Pedoman Observasi....................................................................... 101

Lampiran 7 Pedoman Wawancara.................................................................... 102

14
15

PEDOMAN TRANSLITERASI

Translitersi yang berasal dari Bahasa arab yang dipakai dalam penyusunan
skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi Intitut Agama Islam
Faqih Asy’ari (IAIFA) Kediri. Pedoman transliterasi Arab-Latin disusun dengan
prinsip sebagai berikut:

1. Fonem konsonan Arab, yang dalam sIstem tulisan arab seluruhnya


dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasinya ke tulisan latin sebagian
dilambangkan dengan lambang huruf, sebagian dengan tanda, dan sebagian
lainnya dengan huruf dan tanda sekaligus sebagai berikut:

ARAB LATIN

Kons. Nama Kons. Nama

‫ا‬ Alif ’ Tidak dilambangkan

‫ب‬ Ba B Be

‫ت‬ Ta T Te

‫ث‬ Sa Th Te dan ha

‫ج‬ Jim J Je

‫ح‬ Ha h} Ha (dengan titik di bawah)

‫خ‬ Kha Kh Ka dan Ha

‫د‬ Dal D De

‫ذ‬ Zal Dh De dan ha

‫ر‬ Ra R Er

15
16

‫ز‬ Zai Z Zet

‫س‬ Sin S Es

‫ش‬ Syin Sh Es dan ha

‫ص‬ Sad s} Es (dengan titik di bawah)

‫ض‬ Dad d} De (dengan titik di bawah)

‫ط‬ Ta t} Te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ Za z} Zet (dengan titik di bawah)

‫ع‬ Ain ‘ Koma terbalik (di atas)

‫غ‬ Gain Gh Ge dan ha

‫ف‬ Fa F Ef

‫ق‬ Qaf Q Ki

‫ك‬ Kaf K Ka

‫ل‬ Lam L El

‫م‬ Mim M Em

‫ن‬ Nun N En

‫و‬ Wau W We

‫هـ‬ Ha H Ha

‫ء‬ Hamzah ’ Apostrof

‫ي‬ Ya Y Ya

16
17

2. Fokal tunggal atau monoftong Bahasa Arab yang lambangnya hanya berupa
tanda atau harakat, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan
huruf sebagai berikut:
a. Tanda fathah dilambangkan dengan huruf a, misalnya talaq.
b. Tanda kasrah dilambangkan dengan huruf i, misalnya bid’i.
c. Tanda dhammah dilambangkan dengan huruf u, misalnya khulu’.
3. Vokal rangkap atau diftong Bahasa arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dengan huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin
dilambangkan dengan gabungan huruf sebagai berikut:
a. Vokal rangkap ‫ او‬dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya
Syawkaniy.
b. Vokal rangkap ‫ اي‬dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya
sahihayn.
4. Vokal panjang atau maddah yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya dilambangkan dengan huruf dan tanda macron (coretan
horizontal) diatasnya, misalnya Jamal, Ridha.
5. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama
dengan huruf yang bertanda syaddah itu, mialnya mawaddah.
6. Kata sandang dalam Bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sesuai
dengan bunyinya dan ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan diberi
tanda sempang sebagai penghubung. Misalnya al-Lujjayn.
7. Ta’ marbuthah mati atau yang dibaca seperti berharakat sukun, dalam tulisan
Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan ta’ marbuthah yang hidup
dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya maslahah al-mursalah.
8. Tanda aprostof (‘) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk
yang terletak ditengah atau diakhir kata, misalnya fuqaha‘. Sedangkan di
awal kata, huruf hamzah tidak dilambangkan dengan sesuatupun, misalnya
Iqrar.

17
18

ABSTRAK

M.Abdur Rohim 2022. Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum Dalam


Meningkatkan Kompetensi Membaca Kitab Kuning Pada Santri Pondok
Pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan Kediri.Skiripsi, Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri. Pembimbing Doni
Saputra M.Pd.I.

Kata kunci:Materi Al-Miftah Lil Ulum, Kompetensi Membaca Kitab Kuning

Dalam dunia Pendidikan baik formal maupun non-formal banyak menggunakan


beberapa Materi untuk mempermudah tercapai tujuan suatu pelajaran. Begitu juga
dalam dunia pondok pesantren yang materi ajarnya menggunakan kitab-kitab
terdahulu tanpa adanya harakat (kitab kuning). Untuk memahami kitab kuning
tersebut santri harus mempelajari ilmu Nahwu dan Sharaf yang pada saat ini
sangat sulit mempelajarinya. Hal itu menjadikan para ulama membuat suatuss
Materi baca kitab yang gampang dan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam
mempelajarinya, yaitu Materi Al-Miftah Lil Ulum yang sampai saat ini banyak
diterapkan di beberapa pondok pesantren.Dalam penulisan penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana proses penerapan dari Materi Al-Miftah Lil Ulum,
mulai dari persiapan, pelaksanaan, isi/materi sampai evaluasi Materi Al-Miftah Lil
Ulum pada santri pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan.Untuk
mencapai tujuan diatas peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif
dengan jenis penelitian studi kasus, kehadiran peneliti bertindak sebagai observer,
sumber datanya menggunakan data primer dan sekunder. Materi pengumpulan
datanya menggunakan Materi observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
analisis datanya menggunakan analisa deskriptif kualitatif.Dari hasil penelitian ini
dapat diketahui bahwa penerapan Materi baca kitab kuning: Al-Miftah Lil Ulum
diperlukan adanya suatu pembaharuan baik dari segi persiapannya,
pelaksanaannya maupun evaluasinya sehingga nantinya penerapan Materi Al-
Miftah Lil Ulum sedikit demi sedikit akan berkembang dan dapat mencapai tujuan
pendidikan secara sempurna.

18
19

ABSTRACK
M.Abdur Rohim. 2022. Application of Lil Ulum Al-Miftah Material in Increasing
the Competence of Reading the Classical Islamic books (kitab kuning) in the
Islamic Boarding School Students of Ulumiyah Al-Makruf. Thesis of Islamic
Education Program. Faculty of Tarbiyah and Teachery. Islamic Institut of Faqih
As’ary State of Kediri. Advisor: Doni Saputra M.Pd.I

Keywords: Al-Miftah Lil Ulum material,Competence in Reading the Classical


Islamic books (kitab kuning)

In the education both formal and non-formal use a few material things to make it
easier for a lesson to achieve. Likewise, in the Islamic boarding schools where
teaching material uses the previous books without a harakat (classical Islamic
books (kitab kuning)). To understand the classical Islamic books (kitab kuning),
students must learn the science of Nahwu and Sharaf, which at present is very
difficult to learn. It makes the scholars make a reading material that is easy and
does not requer a long time to study it, namely Material Al-Miftah Lil Ulum
which until now has been widely applied in several boarding schools.The purpose
of this research is to find out how the process of applying the Al-Miftah Lil Ulum
Material, from preparation, implementation, content / evaluation to the evaluation
of the Al-Miftah Lil Ulum Material at the Darul Fatwa boarding school students in
Kwanyar Bangkalan Madura.To achieve the above purpose the researcher uses
descriptive qualitative research with the type of case study research, the presence
of the researcher acts as an observer, the data source uses primary and secondary
data. The collecting data uses the observation, interview and documentation. The
data analysis technique uses qualitative descriptive analysis.The result of this
research it can be seen that the application of materials reading the Classical
Islamic books (kitab kuning): Al-Miftah Lil Ulum needed an update both in terms
of its preparation, implementation and evaluation so that the application of the Al-
Miftah Lil Ulum Material will gradually develop and be able to achieve the
education.
BAB I

19
20

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Munculnya lembaga pendidikan di Indonesia sangatlah penting untuk

manusia dikehidupannya karena salah satu cara untuk menampung peserta

didik dalam membentuk kepribadian untuk tercapainya cita-cita dan tujuan

hidupnya. Penduduk agama Islam merupakan penduduk terbanyak di Indonesia

yang sangat mengiinkan putra-putrinya kelak bisa menjadi manusia yang maju

dan berkembang, menjadi penduduk warga Indonesia yang baik, dan

mempunyai kepribadian yang kuat iman serta selalu berada di jalan yang lurus.

Adanya lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam atau yang

dikenal sekarang sebagai pondok pesantren merupakan jawaban atas harapan

warga Islam di dalam menyalurkan putra- putrinya untuk dapat lebih banyak

mendapatkan Pendidikan dan budi pekerti Islam.

Pondok Pesantren sebagai basis Islam tradisional masih berhubungan erat

oleh para ulama abad pertengahan (abad III-XVII) dimana adanya budaya arab,

seperti yang dipaparkan oleh al-Jabiri, banyak mempengaruhi terhadap tradisi

ke “empisteme” yang berkembang dalam nalar struktur pesantren. Dengan

demikian merupakan suatu orientasi dan moralitas menuju pengetahuan

(alittihad min al-suluk wa al-akhlak ila al-ma’rifah)2.

2
Abdul Munir Mulkhan, Menggagas Masa Depan, (Yogyakarta: Al-Qirtas, 2003). Hal. 79

20
21

K.H Abdurrahman Wahid, meletakkan pondok pesantren menjadi sub-

kultur dalam pelataran kultur masyarakat neg ara Indonesia3. Adanya pondok

pesantren berpengaruh juga pada perubahan yang terjadi di masyarakat luas

yang berjalan cepat atau lambat. Oleh karena itu Sahal Mahfudz, mengatakan

bahwa pondok pesantren mempunyai dua pengertian yakni potensi

pengembangan pesantren dan potensi mendidik4. Masyarakat luar yang

mendukung adanya pondok pesantren, semakin terbuka pada pemerintah yang

memiliki usaha-usaha untuk mengusahakan pendidikan intensif yang salurkan

nantinya ke pada masyarakat, karena pondok pesantren dalam struktur

pedesaan telah mengakar. Coombs, memandangnya menjadi kelemahan yang

paling berpengaruh terhadap skema pembangunan masyarakat, yang pada

umumnya menurut anggapan bahwa masalah-masalah pendidikan pedesaan

dan yang ada dalam masyarakat pada umumnya sama.5

Secara umum, adanya pondok pesantren dapat dibedakan menjadi tiga

bagian, yaitu: (1) pondok pesantren salafiyah, (2) pondok pesantren

khalafiyah, dan (3) pondok pesantren campuran (salafiyah dan khalafiyah).6

Pondok pesantren salafiyah adalah pondok pesantren yang didalamnya

mengadakan suatu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tradisional,

pendekatan tradisional adalah mempelajari ilmu-ilmu tentang agama Islam yang

3
Abdurrahman Wahid, Pesantren Masa Depan, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), Hal.
13.
A Sahal Mahfudz, Pesantren Mencari makna, (Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999), Hal. 2
4

Mafred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M, 1985), Hal. 178
5
6
DepartemenaAgama RI, Pondok Pesantrenadan Madrasah Diniyah Pertumbuhanadan
perkembangannya, Jakarta, 2003, hal. 29

21
22

dilakukan dengan cara individu ataupun berkelompok memfokuskan pelajaran

kitab-kitab klasik yang berbahasa Arab.

Pondok pesantren khalafiyah adalah pondok pesantren yang mengadakan

suatu kegiatan pendidikan dengan menggunakan pendekatan modern dengan

satuan pendidikan formal, baik berupa madrasah, sekolah, atau nama lainnya

akan tetapi sama-sama menggunakan pendekatan klasikal.

Pondok pesantren campuran (salafiyah dan khalafiyah) adalah pondok

pesantren yang menggunakan pendekatan keduanya, baik pendekatan

tradisional maupun pendekatan modern.

Dalam sistem pondok pesantren pengajarannya berasal dari pengajian di

rumah, langgar dan masjid yang disalurkan secara individual. Peserta didik

menemui pendidiknya yang memberikan pelajaran tentang beberapa ayat Al-

Qur‘an atau kitab berbahasa Arab kemudian mengartikannya dalam bahasa

daerah masing-masing di seluruh Indonesia. Setelah itu, Peserta didik

kemudian mengulangi dan mengartikannya kembali kata demi kata sesuai

seperti yang telah dilakukan oleh si pendidik tadi. Dalam mengartikannya

dibuat sedemikian rupa sehingga peserta didik diharapkan mampu memahami,

baik arti maupun fungsi kata dalam kalimat Bahasa Arab.7

Pondok Pesantren di Indonesia sangat mengedapankan ajaran-ajaran

yang telah diciptakan oleh para ulama-ulama atau mushonnif terdahulu yang

dikenal dengan istilah kitab kuning atau (kutubaal-shafrâ’). Kitab-kitab

Zamakhsyari Dhofier, aTradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
7

Mengenai masa depan Indonesia, Jakarta: LP3S, 2015, hal. 54

22
23

tersebut di pondok pesantren dibaca dan dipelajari oleh para santri yang

diajarkan langsung oleh para kiai atau ustadz di pondok pesantren tersebut.

Pada umumnya kitab-kitab tersebut berasaskan ahlu sunnah waljamaah, baik

ajaran fikih, akidah, dan tasawufnya. Dalam pembelajaran di pondok

pesantren, pendalaman ilmu alat bagi para santri sangatlah penting untuk

dipelajari dan menguasai pemahaman dari kitab-kitab kuning. Penggunaan

ilmu alat, di pondok pesantren ditujukan pada para santri untuk menjadi kader

yang mempunyai wawasan dan pemahaman terhadap hukum dasar islam (Al-

Quran dan As-Sunnah) lewat dari pembelajaran yang diberikan oleh para

ulama-ulama terdahulu melalui karya-karyanya (kitab kuning). Adapun ilmu

alat tersebut yaitu ilmu nahwu, ilmu sarraf, ilmu bahasa, dan balagah.

Dalam mempelajari ilmu nahwu sorrof di pondok pesantren biasanya ada

yang menggunakan kitab yaitu Jurmiyah, Imrithi, dan Nadzom Alfiyah. Namun

sekarang, dengan berkembangnya kurikulum pondok pesantren oleh Badan

Tarbiyah Wa Ta’lim Madrasi atau yang disingkat dengan “Batartama” di

Pondok Pesantren Sidogiri mengembangkan suatu ide yang menciptakan buku

metode ajar nahwu shorof (Metode Pembelajaran Kitab Kuning: Al-Miftah Lil

Ulum) yang nantinya bakal dipelajari bagi para santri yang ingin memahami

dan bisa membaca kitab kuning.

Metode Al-Miftah Lil Ulum sendiri masih memakai istilah-istilah lama

yang ada pada kitab terdahulu, bahwa masih tetap mempertahankan

keoriginalitasan istilah pada kitab nahwu sorrof klasik. Kalau kita simak dari

23
24

isi Metode Al-Miftah Lil Ulum ini sebenarnya didalamnya merupakan

rangkuman dari kitab-kitab nahwu sorrof terdahulu.8

Dengan ini, Metode pembelajaran kitang kuning (Al-Miftah Lil Ulum)

peneliti berharap nilai-nilai dalam kitab kuning dapat berkembang dan maju.

Karena dengan Metode Al-Miftah Lil Ulum yang berperan tidak hanya author

yang sebelumnya telah diakui otoritasnya dalam memproduksi wacana

keagamaan, tetapi juga siapapun, misalnya para kiai muda, ustadz- ustadz

madrasah, atau para santri atau sekalipun masyarakat yang bisa meproduksi

nilai-nilai luhur keagamaan untuk kehidupan sehari-hari.

Pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan merupakan salah

satu lembaga yang menggunakan Metode Al-Miftah. Metode Al-Miftah ini

diwajibkan kepada para santri yang baru masuk pondok pesantren (Santri

Baru). Hal ini dikarenakan dalam membaca kitab kuning para santri baru masih

dinilai belum berkompetensi dalam membaca kitab kuning.

Dari penjelasan di atas Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf adalah

termasuk jenis pondok pesantren campuran, karenadi dalam nya terdapat

beberapa lembaga yang ada, yaitu dari lembaga formal dan nonformal, dan

madrasah Ibtidaiyah-Tsanawiyah. Berdasarkan hal tersebut peneliti

melaksanakan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Al-Miftah Lil

Ulum Dalam Meningkatkan Kompetensi Membaca Kitab Kuning Pada

Santri Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan’’.

8
Rifqi Al-Mahmudy, Training Metode Baca Kitab Al-Miftah Lil ‘Ulum Sidogiri:
Pengenalan Dasar Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum

24
25

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas, dapat kita

simpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep Metode Al-Miftah Lil Ulum yang di terapkan di pondok

pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan?

2. Bagaimana Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam meningkatkan

kompetensi membaca kitab kuning pada santri pondok pesantren Ulumiyah

Al-Makruf Jombangan?

3. Apa saja kelebihan dan kekurangan penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum

di pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Mengetahui konsep Metode Al-Miftah Lil Ulum yang di terapkan di

pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan.

2. Mengetahui Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam meningkatkan

kompetensi membaca kitab kuning pada santri pondok pesantren Ulumiyah

Al-Makruf Jombangan.

3. Mengetahui Apa saja kelebihan dan kekurangan penerapan Metode Al-

Miftah Lil Ulum di pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan.

D. Kegunaan Penelitian

25
26

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan, maka manfaat

penelitian ini peneliti bagi menjadi dua poin, yaitu:

1. Secara teoritis, Peneliti berharap dari hasil penelitian ini dapat menambah

wawasan dan khazanah pendidikan serta memberikan evaluasi penting

dalam penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam meningkatkan

kompetensi membaca kitab kuning pada santri pondok pesantren Ulumiyah

Al-Makruf Jombangan.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Peneliti, dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam mengembangkan

wawasan akademiknya;

b. Sekolah, madrasah atau pondok pesantren, khususnya bagi pondok

pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan, yaitu sebagai bahan

masukan dan bahan pertimbangan untuk pengambikan keputusan serta

kebijakan dalam pengembangan kurikulumnya;

c. Guru, dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan berbagai

strategi, tekhnik dan model pendekatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

E. Definisi Operasional

1. Pengertian Metode Al-Miftah Lil Ulum

Al-Miftah Lil Ulum merupakan sebuah Metode cepat baca kitab yang

berisikan kaidah nahwu dan sharaf untuk tingkat dasar. Hampir keseluruhan

isinya diambil dari kitab Alfiyah ibn Al-Malik karya Syekh Muhammad bin

26
27

Abdullah bin Malik al Andalusyi (Spanyol) dan Nadzom Al’Imrity

karangan Syekh Syarofuddin Yahya bin Syekh Badruddin Musa al Imrithi.9

Istilah yang digunakan dalam metode ini hamper sama dengan kitab-kitab

nahwu yang banyak di gunakan di banyak pesantren. Jadi, metode yang ada

di dalam Al-Mifath tidak merubah istilah-istilah di dalam ilmu nahwu

shorof.10

Yang menarik dari Metode ini adalah Metode ini disampaikan dengan

bahasa Indonesia, kesimpulan dan rumusan yang sederhana dan praktis,

dilengkapi dengan tabel, skema dan model latihan sistematis. Desainnnya

dirancang sedemikian menarik. Metodenya dikombinasikan dengan lagu-

lagu yang cocok untuk usia anak-anak agar memudahkan bagi mereka.

Dengan demikian Metode ini sangat cocok bagi siapapun yang ingin

menguasai baca kitab kuning baik buat pemula yang tidak pernah

mempelajari ilmu gramatika arab sama sekali atau yang lain termasuk untuk

anak-anak (santri) yang masih kecil, mengingat metodenya ditulis dengan

bahasa Indonesia dan warna–warni. Apalagi dilengkapi dengan table dan

skema yang mudah dipahami dan dihafal oleh mereka yang masih kecil.

2. Kompetensi Membaca Kitab Kuning

Kompetensi membaca kitab kuning seorang santri dapat diukur

dengan 2 aspek (aspek nahwu dan aspek sharaf). Dalam aspek nahwu ada

tiga kriteria. Antara lain:

9
Tim Penyusun, Tamassya (Pasuruan: Sidogiri Penerbit, 1438 H), Hal. 57
10
Ibid, Hal.57

27
28

a. Seorang santri mempu membaca serta membedakan

kedudukan kata beserta tanda-tandanya dari kitab kuning.

b. Seorang santri mampu untuk memaparkan kata dari teks kitab

secara detail. Misalnya mengetahui mana yang mabni dan

mu’rabnya, mengetahui tanda i’rabnya beserta alasanya.

c. Seorang santri mampu mencari kedudukan per kata dari

kalimat-kalimat beserta i’rabnya.

Sedangkan dilihat dari aspek sorrofnya, ada tiga kriteria. Antara

lain:

a. Santri mampu menentukan bentuk kata dari pelafalannya

(Wazan) dan bentuk kata dari maknanya (Sigat) dari per-kata

dalam teks kitab kuning. Adapun kemampuan diatas

merupakan kemampuan seorang santri yang sangat urgent

(Menetukan Wazan dan Sigot).

b. Santri mampu mentasrif kata pada teks yang dibacanya (baik

istilahi atau lugawi).

c. Menyesuaikan kalimat dalam teks sesuai contoh kata yang

terdapat pada kitab Tasrif.11

Haedari, Amin. dkk Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernis dan Tantangan
11

Kompleksitas Global (Jakarta: IRD PRESS, 2004), Hal. 43

28
29

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu atau studi terdahulu adalah hasil penelitian atau studi

hasil kajian yang hampir sama dengan permasalahan yang akan penulis kaji.

Namun beberapa penelitian di bawah ini dianggap berkaitan dengan judul yang

diteliti dengan penulis walaupun kaitannya tidak berkaitan secara langsung,

diantara beberapa judul penelitian tersebut sebagai berikut :

1. Muhammad Sujari mahasiswa STAIN Jember (2010) dengan judul

“Pendidikan Pondok Pesantren Tradisional dalam Persepektif Pendidikan

Islam Indonesia” yang fokus masalahnya pada: a) Visi dan misi

pendidikan pondok pesantren tradisional dalam perspektif pendidikan

Islam Indonesia, b) Kurikulum pendidikan pondok pesantren tradisional

saat ini tidak sekedar focus pada kitab-kitab klasik, tetapi juga

memasukkan banyak mata pelajaran dan keterampilan umum, c)

Manajemen kelembagaan di lembaga pendidikan pondok pesantren

tradisional saat ini terjadi perubahan mendasar, yakni dari kepemimpinan

yang sentralistik, hierarkis dan cenderung single fighter berubah menjadi

model manajemen kolektif seperti model yayasan.

2. Habiba 2010, tentang Dinamika Pondok Pesantern Khalafiyah sebagai

Media Transformasi Pendidikan di pondok pesantren Bahrul Ulum.

Penelitian ini dilakukan di salah satu pesantren di Jember dan

memfokuskan penelitian tentang dinamika pondok pesantren khalafiyah

dalam pesantren tersebut. Penelitian ini menjelaskan pondok pesantren

Bahrul Ulum adalah lembaga pendidikan Islam yang telah berupaya

29
30

mempersiapkan santrinya dalam media transformasi pendidikan dengan

mengembangkan penerapan kurikulum proses belajar mengajar dan

menerapkan evaluasi serta menciptakan kualitas intelektual dan

keagamaan santri

3. Miftah Pausi 2018, dalam judul tesis Strategi Pembelajaran Kitab Kuning

(Analisis Dimensi Humanistik dalam Pembelajaran Kitab Kuning di

Pesantren Mushtafawiyah Purba Baru), yang menjadi focus kajian dalam

penelitian ini adalah implikasi teori belajar humanistic sebagai strategi

pembelajaran kitab kuning dan kendala pembelajaran kitab kuning di

pesantren, sesuai dengan masalah yang diidentifikasi yaitu : pengajaran

kitab kuning santri semakin menurun, rendahnya penguasaan santri

terhadap kitab kuning, santri kesulitan dalam membaca dan memahami,

dan pengajaran yang monoton Sehingga muncul sebuah pendekatan teori

belajar humanistic.

Pendekatan teori belajar humanistik merupakan suatu strategi

pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.

Pendekatan ini memandang siswa sebagai individu yang memiliki

perbedaan dan bawaan potensi-potensi yang dimiliknya. Santri diarahkan

untuk mengembangkan potensinya tanpa adanya paksaan dan ancaman.

Semakin berkurang dan rendahnya penguasaan santri terhadap kajian

kitab kuning menjadi masalah dalam penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif

kualitatif yang menghasilkan kesimpulan, yaitu: 1) pembelajaran kitab

30
31

kuning berlangsung tanpa paksaan dan ancaman, 2) ustadz memberikan

reward sebagai penghargaan terhadap capaian melalui pujian, nilai dan

promosi, 3) teori belajar humanistik ditemukan dalam kegiatan

ekstrakurikuler dan kehidupan santri di lingkungan banjar/gubuk.

Adapun kendalanya diatasi melalui: a) mendorong santri agar

mengikuti kajian-kajian kitab kuning di luar kajian kelas, agar santri

semakin mendalam pemahamannya, rajin membaca dan mengeksplor

kajian kitab,b) kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler seperti: tabligh, perayaan,

dan organisasi santri merupakan wadah untuk melatih keterampilan, c)

untuk menghindari kemalasan santri para asatidz tidak bosan-bosan

memberikan nasehat dan motivasi agar santri semaikit giat dalam

mengikuti kajian.

4. Heru Setiawan 2012. Peran Kyai Pesantren Salaf dalam Melestarikan

Kajian Kitab Kuning. Studi Komparatif Kyai Pondok Pesantren Putra

Miftahul Mubtadiin Krempyang Tanjunganom Nganjuk dan Kyai Pondok

Pesantren PPAI Darun Najah Ngijo Karang Ploso Malang. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui Tipologi Kyai dalam melestarikan kajian

kitab kuning, mendeskripsikan upaya kyai pondok pesantren putra

Miftahul Mubtadidin dan PPAI Darun Najah, serta kyai pondok pesantren

melestarikan kajian kitab kuning.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan cara yang

ditempuh oleh masing-masing kyai pesantren dalam melestarikan kitab

kuning, akan tetapi pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu

31
32

tetap menjadikan kitab kuning sebagai bahan pembelajaran di Pondok.

Kiyai salaf aktif dalam mempelajari kitab kuning dengan

mengkombinasikan metode salaf dan modern dengan pemakaian

computer. Lembaga pendidikannya menggunakan kurikulum salaf dan

pemerintah.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan ditujukan untuk memberikan kerangka yang

jelas, teratur dan sistematis pada kerangka pembahasan masalah yang sedang

dikaji. Selain itu sistematika pembahasan ditujukan untuk memberikan

gambaran awal tentang pengkajian masalah. Pemaparan sistematika

pembahasan menurut penulis yakni:

BAB I Yakni membahas mengenai latar belakang masalah, fokus

masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian tulisan, originalitas penelitian,

defenisi istilah dan sistematika pembahasan

BAB II Terdiri dari kajian tentang; Yakni tentang kajian teori yang terdiri

dari landasan teori dan kerangka berfikir, pada bagian ini peneliti akan

menjelakan deskripsi tentang Metode Al-Miftah Lil Ulum, kemampuan

membaca kitab kuning, seputar pondok pesantren.

BAB III Metode Penelitian, Yakni meliputi: pendekatan dan jenis

penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik

pengumpulan data, analisa data, pengecekan keabsahan data, dan prosedur

penelitian.

BAB IV Paparan data atau Pembahasan Yakni membahas menganai

32
33

pemaparan data dan hasil penelitian

BAB V Merupakan bab yang membahas mengenai jawaban dari fokus

masalah dan menguraikan hasil penelitian yang berkaitan tentang: Perencanaan

Metode Al-Miftah Lil Ulum, Pelaksanaan Metode Al-Miftah Lil Ulum,

Isi/metode Metode Al-Miftah Lil Ulum dan Evaluasi Metode Al-Miftah Lil

Ulum dalam meningkatkan kompetensi membaca kitab kuning pada santri

pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan.

BAB VI Pada bagian ini terdapat kesimpulan dan saran.

33
BAB II

Landasan teori

1. Metode Pembelajaran

1. Pengertian

Metode pembelajaran adalah suatu proses penyampaian materi

pendidikan kepada peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

teratur oleh tenaga pengajar atau guru. Pendapat lain mengatakan,

metode pembelajaran adalah suatu strategi atau taktik dalam

melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di kelas yang

diaplikasikan oleh tenaga pengajar sehingga tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Seorang guru harus bisa

menerapkan metode yang tepat dalam kegiatan belajar-mengajar,

sesuai dengan karakter para siswanya. Dengan begitu, proses belajar-

mengajar menjadi lebih menyenangkan dan siswa dapat menyerap

pelajaran dengan lebih mudah

Menurut Hasby Ashydiqih, metode pembelajaran adalah

seperangkat cara yang dilakukan guna mencapai tujuan tertentu dalam

proses pembelajaran12

2. Macam-macam metode pembelajaran

Tenaga pengajar harus mengetahui metode pengajaran mana

yang paling efektif dalam menyampaikan materi pelajaran kepada

12
M. Ilyas dan Armizi Armizi, “Metode Mengajar dalam Pendidikan Menurut Nur Uhbiyati
dan E. Mulyasa,” Al-Liqo: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 02 (2020): 185–196.

34
35

peserta didik. Adapun macam-macam metode pembelajaran adalah

sebagai berikut:

a. Metode ceramah

Metode ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan

oleh guru di depan siswa dan di muka kelas13. Metode ceramah

memiliki keunggulan dan juga kekurangan, Adapun keunggulan

dari metode ceramah yaitu “

1) Keunggulan Metode Ceramah

Murah dikarenakan tidak memerlukan biaya yang besar

sehingga dapat menampung kelas besar dan tiap siswa

mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan

2) Kelemahan metode ceramah

Minimnya kesempatan untuk berdiskusi memecahkan

masalah dan mengembangkan keberanian dalam

mengemukakan pendapat.

b. Metode diskusi

Mendorong siswa berfikir kritis. Mendorong siswa untuk

menyampaikan pendapatnya. Melatih siswa tentang toleransi dan

menghargai pendapat orang lain. Kekurangan: Cenderung

didominasi siswa yang suka berbicara.Diperlukan cara formal

dalam menyampaikan pendapat.Tema di dalam diskusi biasanya

terbatas. Hanya cocok untuk kelompok kecil.


13
Annisa’ Ni’ma Savira et al., “Peningkatan Minat Belajar Siswa dengan Menggunakan
Metode Ceramah Interaktif,” Journal Focus Action of Research Mathematic (Factor M) 1, no. 1
(2018): 43–56.

35
36

3. Pengertian Al-Miftah Lil Ulum

Al-Miftah Lil Ulum terdiri dari kata miftah dan ulum, miftah

adalah isim alat dari fi’il madi fataha artinya pembuka sedangkan

ulum adalah jama’ dari kata ilmu artinya beberapa ilmu.14Sebetulnya

kata Al - Miftah Lil Ulum ini diambil dari nama Madrasah yang ada di

Pondok Pesantren Sidogiri yaitu Madrasah Miftahul Ulum yang

didirikan oleh KH.Abdul Jalil pada tahun 1938M.15 beliau adalah ayah

dari pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri saat ini (KH. A. Nawawi

Abdul Jalil).

Al-Miftah Lil Ulum merupakan sebuah Metode cepat baca kitab

yang berisikan kaidah nahwu dan sarraf untuk tingkat dasar. Hampir

keseluruhan isinya diambil dari kitab Alfiyah ibn Al-Malik karya

Syekh Muhammad bin Abdullah bin Malik al Andalusyi (Spanyol)

dan Nadzom Al’Imrity karangan Syekh Syarofuddin Yahya bin Syekh

Badruddin Musa al Imrithi. Istilah yang digunakan dalam metode ini

hamper sama dengan kitab-kitab nahwu.

2. Metode Pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum

Metode Al-Miftah Lil Ulum diciptakan oleh Ustaz Ahmad Qusyairi

Isma’il. Setelah meneri pengakuan dari pengasuh pondok pesantren

sidogiri dan kemudian dikembangkan oleh satuan kelompok

“Batartama” (Badan Tarbiyah wa Ta’lim Madrasi). Metode Al-Miftah


14
Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Penerbit Mahmud Yunus wa
Dzurriyyah, 2009),481, Fr. Louis Ma’luf al Yasu’i dan Fr. Bernard Tottel al Yasu’i, Al Munjid fi
al Lughoh wa al A’laam, (Lebanon: Daru al Masyreq Bairut: 2002), Hal. 527
15
Redaksi Ijtihad, Jejak langkah 9 Masyayikh Sidogiri (Pasuruan: Sidogiri Penerbit, 1435
H), Hal.7

36
37

Lil Ulum diterapkan pada para santri dikelas pemula sebagai cara untuk

memahami kitab-kitab kuning. Metode Al-Miftah Lil Ulum sendiri

memiliki Motto dan Slogan yang memotifasi santri agar bersemangat

membaca kitab kuning. Adapun mottonya yaitu “Mudah belajar

membaca kitab” sedangkan slogannya yaitu “Mari berpartisipasi

menghidupkan kembali gairah baca kitab kuning di Nusantara”.

Metode Al-Miftah Lil Ulum menggunakan modul learning dalam

strategi pembelajarannya. Jadi santri bisa langsung naik kelas apabila

sudah mencapai tergetnya tanpa menunggu santri-santri yang masih

belum mencapai target. Kelas Metode Al-Miftah Lil Ulum ada dua kelas,

(kelas pertama) kelas jilid dan praktikum yang menggunakan kitab

Fathul Qarib.

Adapun pada kelas jilid menargetkan para santri bisa menguasai

dan hafal beberapa metode nahwu sorrof pada jilid 1-4. Sedangkan pada

kelas praktikum menargetkan para santri bisa menerapkan teori pada jilid

1-4 dengan memakai bantuan kamus ketika membaca isi kitab Fathul

Qarib dengan baik benar dan lancar. Pada buku jurnal Metode ini, secara

normal kelas jilid ditempuh selama 113 tatap muka dengan durasi satu

jam pelajaran. Dan untuk dua jam pelajaran setiap pertemuan

memerlukan 59 tatap muka untuk menyelesaikan jilid 1-4. Metode Al-

Miftah Lil Ulum sendiri mempunya tujuh buku: empat buku (jilid 1-4)

teori nahwu sorrof, satu buku tasrif Al-Miftah Lil Ulum, satu buku

37
38

nadzom (Bahasa Arab dan Indonesia), dan satu buku pedoman guru yaitu

panduan bertanya.

Dalam Metode Al-Miftah Lil Ulum juga menggunakan beberapa

Metode pembelajaran saat berlangsung proses pembelajaran yaitu:

1) Supaya santri mengusai keseluruhan teori dari jilid 1-4,

maka santri menggunakan Metode memahami dan

menghafal.

2) Untuk mengurai gender dan pelaku kata pria, santri

menggunakan Metode lima jari pada metode isim dhomir.

3) Terakhir pada saat tanya jawab menggunakan Metode

takrar dengan menggunakan buku panduan bertanya

Metode takrar,

Untuk mengevaluasi hasil belajar Metode Al-Miftah Lil Ulum

menggunakan ujian tulis yang telah dibuat oleh pendidik atau tim Al-

Miftah dan ujian membaca kitab dengan menggunakan aturan-aturan

yang sudah disiapkan oleh tim Al-Miftah. Seperti halnya, kesalahan

dalam membaca tidak boleh lebih dari dua kesalahan dalam kaidah yang

berbeda dan pada kaidah yang sama tidak boleh lebih dari satu

kesalahan.16

3. Kompetensi Membaca Kitab Kuning

a) Kompetensi

16
Ibnu Ubaidillah & Ali Rifan, Efektivitas Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam
Meningkatkan Kualitas Membaca Kitab Kuning pada Santri Madrsah Madin, Jurnal Piwulang,
Vol.2 No. 1 September 2019, Hal. 42

38
39

Kompetensi itu sendiri merupakan seperangkat pengetahuan

keterampilan dan perilaku tugas yang harus dimiliki.Setelah dimiliki,

tentu harus dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut sebagai

pengajaran17

b) Kitab kuning

Kitab kuning adalah kitab-kitab klasik yang ditulis berbahasa arab

dan edisi-edisinya kebanyakan berwarna kuning.18 kata kuning

merupakan istilah yang disampaikan kalangan luar pesantren untuk

meremehkan tingkat keilmuan pesantren. Bagi mereka, kitab kuning

dianggap sebagai kitab yang memiliki kadar keilmuan yang rendah, dan

menjadipenyebab mundurnya intelektual.

Istilah kitab kuning yang umum dilekatkan pada kitab-kitab yang

ditulis pada abad pertengahan Islam yang masih digunakan pesantren

hingga kini. Kitab kuning selalu identik dengan menggunakan bahasa

arab, biasanya kitab ini tidak dilengkapi dengan harakat (fathah, kasrah,

dhommah dan sukun). Dalam kontek ini kitab kuning bisa dicirikan

sebagai berikut:

1) Kitab yang ditulis berbahasa arab

2) Umumnya ditulis tanpa shakal, bahkan tanpa tanda baca

semisal titik koma.

17
Ridwan Wirabumi, “Metode Pembelajaran Ceramah,” Annual Conference on Islamic
Education and Thought 1, no. 1 (2020): 111.
18
Ahmadi, Rulam. Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: Ar
Ruzz Media, 2017). Hal. 152

39
40

3) Berisi keilmuan islam

4) Metode penulisan yang dinilai kuno, dan bahkan

ditenggarai tidak memiliki relevansi dengan kekinian

5) Lazimnya dipelajari dan dikaji dipondok pesantren

6) Dicetak diatas kertas yang berwarna kuning

c) Kompetensi Membaca Kitab Kuning

Kompetensi membaca kitab kuning seorang santri dapat diukur

dengan 2 aspek (aspek nahwu dan aspek sharaf). Dalam aspek nahwu ada

tiga kriteria.19 Antara lain:

1) Seorang santri mempu membaca serta membedakan

kedudukan kata beserta tanda-tandanya dari kitab kuning.

2) Seorang santri mampu untuk memaparkan kata dari teks

kitab secara detail. Misalnya mengetahui mana yang mabni

dan mu’rabnya, mengetahui tanda i’rabnya beserta

alasanya.

3) Seorang santri mampu mencari kedudukan per kata dari

kalimat-kalimat beserta i’rabnya.

Sedangkan dilihat dari aspek sorrofnya, ada tiga kriteria.

Antara lain:

1) Santri mampu menentukan bentuk kata dari pelafalannya

(Wazan) dan bentuk kata dari maknanya (Sigat) dari per-

19
Ibnu Ubaidillah & Ali Rifan, Efektivitas Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam
Meningkatkan Kualitas Membaca Kitab Kuning pada Santri Madrsah Madin, Jurnal Piwulang,
Vol.2 No. 1 September 2019, Hal. 42

40
41

kata dalam teks kitab kuning. Adapun kemampuan diatas

merupakan kemampuan seorang santri yang sangat urgent

(Menetukan Wazan dan Sigot).

2) Santri mampu mentasrif kata pada teks yang dibacanya

(baik istilahi atau lugawi).

3) Menyesuaikan kalimat dalam teks sesuai contoh kata yang

terdapat pada kitab Tasrif.

4. Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Nama pondok pesantren biasanya bisa dinamakan dengan kata

pondok saja atau juga bisa kedua kata yang disatukan menjadi nama

pondok pesantren. Secara esensial, dari istilah-istilah tersebut

memiliki arti yang sama, namun sedikit perbedaan. Asrama atau

kamar yang menjadi penginapan para santri sehari-harinya dapat juga

menjadi sebagai pembeda antara pondok dan pesantren.Menurut

Chabib Thoha, internalisasi nilai merupakan teknik dalam pendidikan

nilai yang sasarannya adalah sampai pada pemilikan nilai yang

menyatu dalam kepribadian peserta didik.20

Sebagai lembaga pendidikan Islam, Pondok Pesantren dalam

perkembangan zaman yang semakin pesat mengalami perkembangan

bentuk. Dan yang paling berpengaruh yaitu dampak kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang ada di pondok pesantren. Dengan ini

20
Mujamil Qomar, Pesantren (Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi
Institusi,(ERLANGGA, 2002). Hal. 1

41
42

pondok pesantren tetap menjadi lembaga pendidikan Islam yang

tumbuh dan berkembang dari masyarakat untuk masyarakat.

Perubahan bentuk pesantren bukan berarti sebagai pondok pesantren

yang telah hilang kekhasannya.

Pernyataan Nur Kholis Madjid, bahwa pondok pesantren adalah

lembaga yang mempunyai prose wajar pengembangan sistem

pendidikan nasional.21 Menurut historisnya, pondok pesantren tidak

keislaman, tetapi berkeaslian Indonesia, karena lembaga yang sama

sudah ada pada masa Budha, Hindu, sedangkan yang meneruskannya

adalah agama Islam Sedangkan dari pendapat K.H Abdurrahman

Wahid, memliki penjelasan bahwa pondok pesantren merupakan suatu

tempat atau komplek yang memisahkan dari kehidupan sekitar.22Pada

komplek tersebut ada beberapa bangunan, kediaman pengasuh, masjid

atau mushollah tempat beribadah dan tempat tinggal atau kamar para

santri.

2. Model-model Pondok Pesantren

Pada dasarnya, model pondok pesantren dibagi menjadi dua

bagian, yaitu pondok pesantren Salaf (Tradisional) dan pondok

pesantren Khalaf (Modern). Dalam dunia pondok pesantren dimana

pondok pesantren bisa dinamakan Salaf itu dikarenakan pendidikan

yang digunakan pada pesantren tersebut menggunakan Metode

pengajaran lama atau klasik, misalnya pembelajaran kitab kuning

21
Nur Kholis Madjid, Pergulatan Dunia Pesantren, (P3M, 1985), Hal. 3
22
Abdurrahman Wahid, Pesantren dan Pembaharuan, (LP3ES: 1988), Hal. 40

42
43

yang masih belum menggunakan cara-cara modern seperti sekarang

ini. Kemudian pondok pesantren bisa dinamakan Kholaf dikarenakan

apabila dalam pondok pesantren tersebut pendidikannya

menggunakan Metode-Metode kekinian atau modern.

Pondok pesantren sistem sekolah adanya ilmu-ilmu umum

digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik. 23 Oleh karena

itu pondok pesantren Kholaf adalah suatu lembaga pendidikan

keislaman/pesantren yang diperbaharui sedemikian mungkin untuk

nantinya disesuaikan dengan sistem yang diaplikasikan oleh lembaga

pendidikan formal.

Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa model pondok

pesantren dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. pondok pesantren salaf

b. pondok pesantren khalaf

c. pondok pesantren kompeehensif

Pondok pesantren komprehensif disini merupakan sistem

pendidikan dan pengajaran gabungan antara yang salaf dan kholaf.

Maksudnya adalah di dalam pondok pesantren komprehensif para

mendidik menerapkan/menggunakan Metode sorogan, bandongan atau

wetonan untuk belajar kitab kuning. Namun disisi lain Metode-

Metode modern juga diterapkan dalam pondok pesantren

komprehensif. Bahkan pendidikan keterampilan digunakan juga

23
Departemen Agama, Pola Pembelajaran di Pesantren. Tahun 2003. Hal, 7

43
44

sehingga menjadi pembeda dari tipologi kesatu dan kedua.24

Oleh sebab itu pendidikan masyarakat menjadikan yang utama

dalan penyaluran ilmu dan keterampilan yang ada di pondok

pesantren. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pondok pesantren

telah berkiprah dalam pembangunan sosial kemasyarakatan.25

3. Tujuan pondok pesantren

Secara umum, dalam pembahasan tujuan pondok pesantren

mempunyai kesamaan antara pondok pesantren yang satu pondok

pesantren lainnya. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan oleh

para kyai dan para elemen yang membentuk visi misi pondok

pesantren yang dibuat dengan proses spontanitas. Secara intuitif, bisa

dikatakan pondok pesantren yang berdiri itu bermula dari pancaran

kepribadian pendiri/pengasuhnya. Dan disesuaikan dengan

perkembangan pesantrennya.26

Departemen agama RI menyebutkan adanya tujuan dari

pendidikan pondok pesantren baik tjuan umum dan tujuan khusus.

Antara lain:

a. Tujuan Umum

Bertujuan mendidik para santri supaya menjadi santri yang

berkepribadian yang baik, beriman. Dan mengerjakan amalan

sesuai ajaran-ajaran islam serta mendalami rasa keislaman pada

24
Bandingkan Marwan Saridjo dkk. Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia (Jakarta:
Dharma Bhakti, 1980), Hal, 9-10
25
Suyoto, Pondok dan Pembaharuan. (Jakarta: LP3ES. 1988). Hal, 61
26
Nur Kholis Madjid, Pergulatan Dunia Pesantren, (P3M, 1985), Hal. 6

44
45

semua kehidupan sehari-hari, serta menjadikan santri

bermanfaat bagi masyarakat.

b. Tujuan khusus

Bertujuan menjadikan para santri supaya menjadi penerus-

penerus para pejuang islam yang mempunyai pemahaman

agama yang luas dan mengaplikasikannya pada kehidupan

nyata, baik untuk kepentingan individu ataupun untuk

kepentingan umum.

45
BAB III

METODE PENILITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sesuai dengan judul

yang telah disebutkan diatas. Metode kualitatif merupakan metode yang

digunakan oleh peneliti untuk mendeskripsikan serta untuk menganalisis

peristiwa, fenomena, sikap, aktifitas sosial, pemikiran serta persepsi

seseorang baik individua atau kelompok.27 Sesuai dengan pendapat yang

dikutip langsung oleh Moleong, yaitu Bogdan dan Taylor mengartikan

metode kualitatif sebagai jalan peneliti untuk menghasilkan data deskriptif

berupa tulisan kata-kata maupun berupa wawancara dari pelaku yang akan

diamati.28

Sedangkan pendapat dari Imron Arifin, pada hakikatnya penelitian

kualitatif mengamati objek tertentu dalam lingkungan yang diamati,

berusaha memahami Bahasa mereka, berinteraksi bersama mereka. Menurut

Imron Arifin, penelitian kualitatif pada hakekatnya mengamati orang dalam

lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka.

Peneliti memilih menggunakan pendekatan kualitatif pada penelitian

ini karena fokus penelitiannya yaitu penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum

dalam meningkatkan kompetensi membaca kitab kuning pada santri Pondok

Pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan. Dengan pendekatan kualitatif


27
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2002), hal.
6
28
Anton Beker, Metode-metode Filsafat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hal. 1

46
47

nantinya bisa mendapatkan beberapa pengetahuan mengenai sesuatu yang

akan diteliti dengan cara mengumpulkan data secara sistematis dan intensif.

2. Kehadiran peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang

lain merupakan pengumpul data utama. Dalam hal ini, sebagaimana

dinyatakan oleh Lexy J. Moeleong, kedudukan peneliti dalam penelitian

kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana

pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi

pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini

tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.

Namun, instrumen di sini dimaksudkan sebagai alat pengumpul data seperti

tes pada penelitian kuantitatif.29

Berdasarkan pada pandangan di atas, maka pada dasarnya

kehadiran peneliti disini disamping sebagai instrumen juga menjadi

faktor penting dalam seluruh kegiatan penelitian ini.

3. Lokasi penelitian

Adapun alokasi waktu yang saya pilih adalah di dusun Botorejo desa

Jombangan– Tretek– Kediri lebih tepatnya di Ponpes Ulumiyah Al-Makruf

Jombangan.

Ponpes Ulumiyah Al-Makruf sendiri merupakan suatu lembaga yang

bernaung dalam Yayasan Ulumiyah Al-Makruf yang terletak di Rt.03,

Rw.15 di dusun Botorejo desa Jombangan – Tretek – Kediri.

4. Sumber Data
29
Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 168

47
48

Data penelitian didapatkan dari kegiatan observasi, dokumentasi dan

wawancara terhadap pengasuh pondok pesantren, koordinator dan

pendidik/guru ajar Metode Al-Miftah Lil Ulum serta segenap santri yang

ikut serta mengikuti pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum yang

bertempat di pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan. Data

tersebut nantinya digunakan untuk mengetahui informasi mengenai

bagaimana penerapan Metode pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum dalam

meningkatkan kompetensi para santri dalam membaca kitab kuning.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), data merupakan

keterangan-keterangan benar yang sesuai dengan kenyataan yang nyata.

Dengan keterangan tersebut bisa menjadikan analisis dan kesimpulan.

Menurut Ndraha yang dikutib dalam buku “Memahami Metode-Metode

Penelitian” karangan Andi Prastowo menyebutkan bahwa data adalah

beberapa keterangan mengenai suatu fakta.

Dalam penelitian ini, peneliti memakai beberapa teknik untuk

mendapatkan data yang diperlukan pada penulisan. Adapun teknik-

tekniknya antara lain:

a. Observasi

Penelitian ini menggunakan kegiatan observasi. Jadi peneliti

datang ke lokasi penelitian untuk mengamati berlangsungnya proses

pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum tanpa mengikuti

pembelajaran yang sedang berlangsung.

48
49

Pengamatan tersebut juga dikerjakan secara langsung pada objek

yang diteliti, maksudnya disini peneliti tidak menggunakan media-

media transparan.

Jadi peneliti mengamati apa yang terjadi sesuai dengan kondisi

sebenarnya.30Ada beberapa hal yang yang diteliti dalam melalukan

observasi. Antara lain:

1) Lokasi/tempat pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum

2) Pelaku yang bersangkutan dalam pembelajaran Metode Al-

Miftah Lil Ulum.

3) Kegiatan/aktifitas pembelajaran Metode Al-Miftah Lil

Ulum di lokasi tersebut.

b. Wawancara

Penelitian ini menggunakan Metode wawancara. Metode

wawancara ini kadang juga dinamakan Metode interview. Metode

wawancara merupakan Metode untuk mendapat informasi atau

keterangan untuk keperluan penelitian dengan cara proses tanya jawab

yang dilakukan oleh dua orang, yaitu peneliti dan orang yang

diwawancarai (Informan).31 Metode wawancara bertujuan untuk

memperoleh data langsung dari pengasuh pondok pesantren,

koordinator dan pengajar/ustaz serta peserta didik/santri dalam

pembelajaran Metode Al-Miftah Lil Ulum.

c. Dokumentasi
30
Buehan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial Format-format Kuantitatif dan Kualitatif,
Surabaya: Airlangga University Press, 2001, hlm. 143
31
Ibid, hlm. 133

49
50

Penelitian ini menggunakan Metode dokumentasi. Metode

dokumentasi adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan

pengumpulan pengadaan dan pengelolaan dokumen dengan

sistematis dan ilmiah.

Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan dokumen berupa

buku panduan cepat membaca kitab kuning (Al-Miftah Lil Ulum),

kitab Fathul Qarib yang digunakan untuk menguji santri dalam

membaca kitab kuning. Kemudian buku pedoman penilain

kemampuan membaca kitab kuning.

6. Teknik analisis data

Bogdan dan Biken memukakan pendapatnya bahwa analisis

merupakan usaha yang dikerjakan dengan cara bekerja dengan data,

memilih-milih data, mengorganisasikan data sehingga bisa dikelola,

mencari pola, menemukan pola, menemukan apa yang dipelajari dan

apa yang penting, serta menentukan apa aja yang bisa diceritakan

orang lain.32

Ada beberapa pendapat menurut para ahli metodologi penelitian

tentang model analisis data. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan model analisis data kualitatif dari model Miles dan

Hubernas yang memukakan bahwa ada tiga tahapan kegiatan yang

dilakukan secara bersamaan.

a. Reduksi data

32
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2017), Hal. 248

50
51

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemokusan,

penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian data mentah

yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Data yang

diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.

Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke

lapangan, maka jumlah data semakin banyak, kompleks, dan

rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui

reduksi data. Peneliti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

mefokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi dapat memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

b. Model data (Data Display)

Data Display merupakan proses penyajian data yang

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart, dan sejenisnya.33Setelah data reduksi, maka

langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam

penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan

33
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), Hal. 249

51
52

untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Dalam praktiknya tidak semudah ilustrasi yang diberikan,

karena fenomena sosial bersifat kompleks, dan dinamis,

sehingga apa yang ditemukan pada saat memasuki lapangan dan

setelah berlangsung agak lama di lapangan akan memahami

perkembangan data. Untuk itu maka peneliti harus selalu

menguji apa yang telah ditemukan pada saat kuhipotesis yang

dirumuskan selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan di

lapangan, maka hepotesis tersebut terbukti.

Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data

selama penelitian di Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf

Jombangan, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku

yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya di displaykan

pada laporan akhir penelitian.34

c. Penarikan/ Verifikasi Kesimpulan

Penarikan/verifikasi kesimpulan merupakan langkah ke

tiga dalam analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan

dilakukan secara berkala sampai peneliti menemukan bukti-

bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya.35

34
Emzir, Metodeologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016),
Hal. 131- 132
35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), Hal. 252

52
53

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut

Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap

awal, didukung oleh bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan

yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel (hasil

penelitian yang dapat diterima atau dipercaya).

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.

Dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di

lapangan dan temuan dapat berupa gambaran suatu objek masih

remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat

berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.36

7. Pengecekan keabsahan data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dari

konsep kesahihan dan keandalan. Untuk menetapkan keabsahan data

diperlukan teknik pemeriksaan, pelaksanaan teknik pemeriksaan

didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, ada empat kriteria yang

36
Emzir, Metodeologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016),
Hal. 133- 135

53
54

digunakan, yaitu derajat kepercayaan, keterampilan, kebergantungan,

dan kepastian.37

Menurut Moleong keabsahan data harus memenuhi tiga unsur

berikut:

a. Mendemonstrasikan nilai yang benar.

b. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan.

c. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang

konsistensi dari prosedurnya dan penetralan dari temuan-temuan

dan keputusan-keputusannya.38

Pengecekan ini dilakukan setelah data-data terkumpul dan

sebelum peneliti menulis laporan hasil penelitian yang diperoleh

dengan mengecek data yang didapat dari hasil observasi, interview

dan dokumen yang ada.

Dengan ini data yang didapat dari penelitian dapat diujikan

keabsahannya dan dapat dipertanggungjawabkan, disamping ini

peneliti juga mendiskusikan data yang telah terkumpul dengan pihak-

pihak yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang relevan, baik

teman atau dosen pembimbing.

8. Tahap-tahap peneletian

Menurut moleong prosedur penelitian tersebut meliputi

beberapa tahap, antara lain pra- lapangan, tahap lapangan, tahap

37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), Hal. 267
38
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2017), Hal. 321

54
55

analisa data.39

a. Tahap pra- lapangan

Pra-lapangan adalah tahap sebelum berada dilapangan,

pada tahap sebelum pra-penelitian ini dilakukan kegiatan-

kegiatan antara lain: mencari permasalahan penelitian melalui

bahan-bahan tertulis, kegiatan-kegiatan ilmiah dan non ilmiah

dan pengamatan yang kemudian merumuskan masalah yang

bersifat tentatife dalam bentuk konsep awal, berdiskusi dengan

orang-orang tertentu yang dianggap memiliki pengetahuan

tentang permasalah yang ada, menyusun sebuah konsep ide

pokok penelitian, berkonsultasi dengan pembimbing untuk

mendapatkan persetujuan, Menyusun proposal penelitian yang

lengkap, perbaikan hasil konsultasi serta menyiapkan surat izin

penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap pekerjaan lapangan adalah tahap yang

sesungguhnya, pada tahap pekerjaan lapangan ini dilakukan

kegiatan antara lain menyiapakan bahan-bahan yang diperlukan,

seperti surat izin penelitian, perlengkapan alat tulis, dan alat

perekam lainnya, berkonsultasi dengan pihak berwenang dan

yang berkepentingan dengan latar penelitian untuk mendapatkan

rekomendasi penelitian, mengumpulkan data atau informasi

yang terkait dengan fokus penelitian, berkonsultasi dengan


39
Ibid, Hal. 127

55
56

dosen pembimbing, menganalisis data, pembuatan draf awal

konsep hasil penelitian.

c. Tahap analisis data

Tahap analisis adalah tahap sesudah kembali dari

lapangan, pada tahap analisis data ini dilakukan kegiatan-

kegiatan antara lain menyusun konsep penelitian, berkonsultasi

dengan dosen pembimbing, perampungan laporan penelitian,

perbaikan hasil konsultasi, pengurusan kelengkapan persyaratan

ujian akhir dan melakukan revisi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tahap penelitian

ini adalah berbentuk urutan atau berjenjang yakni dimulai pada

tahap pra-penelitian, tahap penelitian, dan tahap pasca-

penelitian. Namun walaupun demikian sifat dari kegiatan yang

dilakukan pada masing-masing tahapan tersebut. tidaklah

bersifat ketat, melainkan sesuai dengan situasi dan konsidi yang

ada.

56
BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu Pondok Pesantren yang

berada di Dusun Botorejo, Desa Tertek, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri

yaitu Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan. Untuk lebih

jelasnya mengenai lokasi penelitian ini akan di paparkan sebagai berikut:

1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf jombangan

Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf ini adalah pondok

pesantren salafi yang terletak di Desa Tertek Kecamatan Pare

Kabupaten Kediri. Pesantren ini berdiri sejak Tahun 2018, yang di

asuh oleh KH. Imam Makruf dan Istrinya.40

Awal mula berdirinya ponpes ini diawali dari sebuah perjalanan

KH. Imam Makruf dari desa purwosari yang membeli sebidang tanah

di dusun botorejo desa tertek pare kediri yang luas ±1.476 m2 untuk

dijadikan tempat ternak sapi lalu di tengah perjalanan beliau melihat

ada musholla masnyarakat yang kelihatan sudah rapuh lalu dengan

inisiatif perjungan beliau merenovasi musholla dengan meminta izin

dari pemuka agama di desa tersebut yaitu KH. Dzulkrnain dan bapak

Bakir lalu pada tahun 2015 mushalla yang di renovasi KH. Imam

Makruf dan di bantu oleh masyarakat sekitar di resmikan menjadi

40
Wawancara dengan K.H. Imam Makruf Selaku Pendiri Pondok Pesantren Ulumiyah Al-
Makruf di kediamannya(19/7/2022)

57
58

masjid yang langsung di resmikan oleh gubernur jawa Timur

Syaifullah Yusuf dan kebetulan pada malam peresmiyan masjid juga

di adakan acara pengajian yang di isi oleh penceramah kondang dari

Bojonegoro yaitu KH Anwar Zahid dan dari kesepakatan masnyarakat

masjid itu di beri nama masjid Hidayatut Tamami.41

Selepas peresmian masjid Hidayatut Tamami banyak

masyarakat yang mengusulkan untuk mengadakan tempat mengaji

untuk anak-anak masyarakat dusun Botorejo yang pengajar nya

diambil dari masyarakat setempat yang berlatar belakang pesantren

yaitu:

a. Ustadz Imam Fathur Rahman, beliau merupakan santri lulusan

Sumbersari;

b. Ustadz M. Nur Wafa, beliau juga salah satu santri lulusan

Sumbersari;

c. Ustadzah Anisatur Rahman;

d. Ustadzah Richayatul Husna, beliau berdomisili di Kwagean di

dekat Pondok Pesantren Kwagean, yang mana beliau masih

punya hubungan persaudaraan dengan istri dari KH. Imam

Ma’ruf.

Setelah berjalan beberapa bulan anak-anak yang mengaji di

masjid itu semakin bertambah semakin banyak, akhirnya guru

41
Wawancara dengan K.H. Imam Makruf Selaku Pendiri Pondok Pesantren Ulumiyah Al-
Makruf di kediamannya (19/7/2022)

58
59

pengajarnya sangat kewalahan karena banyaknya anak-anak dan

kurangnya tenaga pengajar, lalu beliau KH. Imam Ma’ruf

bermusyawarah dengan masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut,

akhirnya di sepakati bersama untuk mengambil tenaga pengajar di

pesantren Fathul Ulum Kwagean. Akhirnya satu orang usulan dari

masyarakat datang sowan ke pengasuh pondok pesantren Fathul Ulum

Kwagean yaitu KH. Abdul Hanan Maksum dengan tujuan meminta 2

santri untuk mengajar anak-anak di masjid Hidayatut Tamami,

akhirnya beliau pun mengutus 2 santrinya yang cocok untuk

mengatasi masalah tersebut, yang mana santrinya atas nama Ustadz

Hasan Syadzili yang berasal dari sukabumi jawa barat dan yang

satunya atas nama ustadz Aminullah beliau berasal dari lampung

timur, Sumatra.

Selepas kedatangan beliau berdua proses belajar mengajar di

masjid hidayatut tamami menjadi efektif dan anak-anak nya pun

semakin banyak sehingga masjid nya tidak muat menampung anak-

anak yang mengaji.42

Lalu dewan guru bermusyawaroh dengan kh imam makruf agar

membangun 1 lokal untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi,

Akan tetapi beliau KH. Imam Makruf malah membuatkan 4 lokal,

maka dari situlah awal terbentuknya Yayasan Ulumiyah Al-Makruf,

42
Wawancara dengan Bpk. Budi Selaku masyarakat yang ikut berjuang di Pesantren
Ulumiyah Al-Makruf di kediamannya (19/7/2022)

59
60

yang sampai sekarang sudah mempunyai lembaga TPQ, TK, SDI, dan

Pondok Pesantren.43

Sistem pengajaran awal pada waktu itu yang digunakan adalah

metode weton atau bandongan atau halaqah (kyai membaca kitab dan

murid yang memaknai). Semua bentuk pengajaran tidak dibedakan

dalam jenjang pendidikan perkelas. Karena Pada masa itu sistem

pendidikannya itu belum ada jenjang-jenjang pendidikan formal,

tetapi masih menggunakan sistem pengajian-pengajian kitab di waktu

tertentu saja. Karena masih sedikitnya santri yang berada dipesantren.

Seiring bertambahnya tahun santri semakin bertambah,

sehingga pada Tahun 2018 di dirikan yayasan pendidikan formal dan

non formal yang terdapat di pondok tersebut yaitu mulai dari

Madrasah Diniyah Ibtida’iyah dan madrasah diniyah Tsanawiyah.

2. Letak geografis pondok pesantren ulumiyah Al-makuf

Adapun lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah

Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf terletak di dusun Botorejo,

Tertek, Pare, Kediri, Jawa Timur. Beralamat di Jl. Arbei RT.03

RW.15 Jombangan,Tertek. Letak lokasi Pondok Pesantren dapat

dibilang sangat kondusif dalam melaksanakan proses belajar

mengajar. Ditinjau dari lokasi Pondok Pesantren yang cukup jauh dari

perkotaan, sehingga jauh dari keramaian. Lokasi pondok pesantren

cukup sunyi dan sepi, karena memang terletak agak jauh dari jalan

43
Wawancara dengan K.H. Imam Makruf Selaku Pendiri Pondok Pesantren Ulumiyah Al-
Makruf di kediamannya (19/7/2022)

60
61

raya. Disana terdapat banyak pohon yang hijau dan rindang sehingga

membuat tenang dan nyaman, tidak panas dan adem. Pondok

pesantren Ulumiyah Al-makruf merupakan pondok gabungan santri

dan santriwati. Pondok Pesantren Ulumiyah Al-makruf merupakan

salah satu dari beberapa lembaga Islam di desa Tertek di wilayah

Kecamatan Pare.

Area Yayasan Pendidikan Ulumiyah Al Makruf yang semakin

hari semakin menambah. pengembangan dan perluasan wilayah, kini

telah menempati lahan seluas total ±1.476 m2.

Barat : Sawah

Timur : Jalan Raya

Selatan : Sawah

Utara : Sawah

Terletak di perbatasan 3 Desa 3 kecamatan, Antara lain Desa

Tertek Kec.Pare Sebelah Barat dan menjadi lokasi YPUA, Sebrang

Jalan Sebelah Timur Desa Kencong kec.Kepung,dan Sebelah Utara

berbatasan dengan desa Canggu kec.Badas.44

Gambar 4.1 Peta pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf


44
Dokumentasi pondok pesantrean Ulumiyah Al-Makruf

61
62

3. Jumlah Santri

Pondok Pesantren Ulumiyah AL-Makruf terdiri dari 2 tingkatan

atau kelas dengan jumlah santri 30, dengan perincian sebagaimana

tabel berikut :45

Tabel 4.1 Rincian Jumlah Santri

No Jenis Kelamin Jenis Santri Jumlah

Muqim 15
1 Laki-Laki
Nduduk 5

Muqim 6
2 Perempuan
Nduduk 4

45
Dokumentasi pondok pesantrean Ulumiyah Al-Makruf

62
63

4. Program kelas dan Prasarana

a. Program kelas

a) TPQ : 7 kelas

b) Ibtidaiyah : 1 kelas

c) Tsanawiyah : 1 Kelas

d) Tahfidz : 1 Kelas

b. Prasarana Pendidikan

Pondok pesantren tersebut memberikan fasilitas- fasilitas

bagi para santri, dengan adanya fasilitas yang sudah disediakan

dapat memberikan kenyamanan para santri dalam bertholabul Ilmi

di pondok pensantren Roudlussalam.

Adapun sarana prasarana pendukung yang ada di pondok

pesantren Ulumiyah Al-Makruf meliputi:46

1) Kamar Mandi : 8 unit

2) Tempat Belajar : 3 unit

3) Transportasi : 3 unit

4) Kamar Tidur : 4 unit

5) Mushola : 1 unit

6) Dapur : 1 unit

7) Kantor pondok : 1 unit

c. Prasarana lain nya

1) Meja : 15 unit

2) Papan tulis : 4 unit

46
Dokumentasi pondok pesantrean Ulumiyah Al-Makruf

63
64

3) Sapu : 5 unit

4) Spidol : 5 unit

5) Penghapus : 5 unit

5. Kegiatan santri setiap hari47

Tabel 4.2 Aktifitas Keseharian Pondok

N Waktu Kegiatan Peserta

1 04.00-05.00 Shalat Subuh Ustadz dan Santri

Berjama’ah dan Sorogan

Al-Qur’an

2 05.30-07.00 Bersih-Bersih Asrama Ustadz dan Santri

Dan Bersih Diri

3 07.00-12.00 Belajar Di Lembaga Santri

Pendidikan Formal

4 12.00-12.30 Shalat Dhuhur Ustadz dan Santri

Berjama’ah

5 12.30-13.00 Makan siang Santri

6 13.00-15.00 Istirahat Santri

7 15.00-16.00 Bersih Diri Dan Shalat Ustadz dan Santri

Ashar Berjama’ah

8 16.00-17.00 Mengaji Tpq Santri

9 18.00-19.30 Shalat Magrib Santri

Berjama’ah Dan Mengaji

Kitab

47
Dokumentasi pondok pesantrean Ulumiyah Al-Makruf

64
65

10 19.30-20.00 Sholat Isya’ Berjama’ah Ustadz dan Santri

11 20.00-21.15 Belajar pelajaran sekolah Santri

6. Kegiataan santri setiap minggu48

Tabel 4.3 Aktifitas Mingguan Pondok

No waktu kegiatan peserta

Asatidz
Malam jum’at Membaca tahlil,Manaqib
dan
1 setelah Maghrib Jawahirul ma’ani,dan
Seluruh
sampai jam 20:00 Qosidah Burdah
santri

Sorogan kitab Fathul Asatidz


Malam sabtu
qorib bagi kelas tsanawi dan
2 setelah Maghrib
dan Kitab Mabadi Fiqh Seluruh
sampai jam 20:00
bagi kelas Ibtida’ santri

3 Malam minggu Pengajian Kitab Tafsir Asatidz

setelah maghrib Ibriz dan seluruh

sampai Isya santri

48
Dokumentasi pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf

65
66

Malam minggu Asatidz

setelah maghrib Sholawatan dan seluruh

sampai Isya santri

Senam pagi dan gotong Asatidz

4 Minggu pagi royong membersihkan dan seluruh

pondok santri

7. Kegiatan santri setiapn bulan 49

Tabel 4.4 Aktifitas Bulanan Pondok

No Waktu Kegiatan peserta

Malam mimggu ketiga Asatidz dan


1 Khithobah
setelah Isya Seluruh santri

Isthighosah dan Asatidz ,Seluru


Setiap minggu pon pada
2 pengajian h santri,dan
jam 08:00
umum wali santi

Pengecekan
3 Setiap 3 bulan sekali Seluruh santri
kitab

8. Identitas Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf50


49
Dokumentasi pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf
50
Dokumentasi Yayasan Ulumiyah Al-Makruf

66
67

a. Nama Pondok : Ulumiyah Al-Makruf

b. Alamat : Jl. Arbei RT. 03 RW. 15 Jombangan Tertek

c. Kabupaten/Prov : Kediri/Jawa Timur

d. Tripologi PonPes : Khalafiyah (Modern)

e. Nama Pendiri : KH. Imam Makruf

f. SK Pendiri Nomor : 5877

g. Tahun : 2018

h. Nomor Statistik : 510035060202

9. Jadwal Madin Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf51

Tabel 4.5 Jadwal Madin Kelas Ibtida’

No Malam Kitab Pengajar Waktu

Akhlakul Ustadz M.
1 Senin 18:15 – 20:00
Banin Abdur Rohim

Mabadi Fiqih Ustadz M.


2 Selasa 18:15 – 20:00
Juz 1 Zainul Wafa

Ustadz Imam
3 Rabu Tuhfatul Athfal 18:15 – 20:00
Anshori

Ustadz Hasan
4 Kamis Al Miftah 18:15 – 20:00
Syadzilli

5 Jum’at Tahlil, Yaasin, Ustadz Hasan 18:15 – 20:00

51
Dokumentasi madin pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf

67
68

Manaqib Syadzilli

Ustadz Hasan
6 Sabtu Sorogan 18:15 – 20:00
Syadzilli

Ustadz Hasan
7 Minggu Muhafadzoh 18:15 – 20:00
Syadzilli

Tabel 4.6 Jadwal Madin Kelas Tsanawi

No Malam Kitab Pengajar Waktu

Hidayatul Ustadz Imam


1 Senin 18:15 – 20:00
Mustafid Anshori

Ustadz Hasan
2 Selasa Al Miftah 18:15 – 20:00
Syadzilli

Mabadi Fiqih Ustadz M.


3 Rabu 18:15 – 20:00
Juz 4 Zainul Wafa

Taisirul Ustadz M.
4 Kamis 18:15 – 20:00
Kholaq Abdur Rohim

Tahlil, Yaasin, Ustadz Hasan


5 Jum’at 18:15 – 20:00
Manaqib Syadzilli

6 Sabtu Sorogan Ustadz M. 18:15 – 20:00

68
69

Zainul Wafa

KH. Imam
7 Minggu Tafsir Ibriz 18:15 – 20:00
Makruf

10. Struktur pengurus Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf

Adapun struktur pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf adalah

sebagai berikut:52

a. Dewan peyantun

Pengasuh : Drs. KH. Imam Makruf

Penasehat : KH. Dzulkarnain

Pembina : M. Hasan As-Syadzili

b. Dewan harian

Kep. Pondok : M. Abdurrahim

Sekretaris : M. Ilham Ardiansyah

Bendahara : Muhamad Zainul Wafa

c. Seksi – seksi

Keamanan : Ary Wahyu Priyanto

Kebersihan : Zainal Fatihin

Perlengkapan : M. Faishol Basjafa

Kesenian : Moh. Sonhaji Alwi

Olahraga : Andre Pangestu

52
Dokumentasi pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf

69
70

11. Tenaga Pendidikan Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf

Pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf juga memiliki tenaga-

tenaga pendidikan.Yang mana didalam pesantren tersebut dijelaskan

bahwa tenaga pendidikan yang ada pada pondok pesantren Ulumiyah

Al-Makruf berasal dari Kyai, Ustadz dan Ustadzah. Tenaga

pendidikan yang ada pada pesantren Ulumiyah Al-Makruf tersebut

diberi tugas yang sesuai dengan dibutuhkan.53

Tenaga pendidikan yang ada di pondok pesantren Ulumiyah Al-

Makruf ini bermacam-macam profil, ada sebagian dari Alumni, Santri

yang sudah lulus dan biasanya disebut dengan mengabdi, dan guru

dari lulusan pondok pesantren Darussalam Sumbersari, dan tokoh

masyarakat Botorejo yang berbasis pesantren.

Adapun nama-nama tenaga pendidikan yang ada di pondok

pesantren Ulumiyah Al-Makruf yaitu:

a. KH. Imam Makruf

b. Ustadz Hasan Syadilli

c. Ustadz Zainul Wafa

d. Ustadz Imam Anshori

12. Visi dan Misi Pondok Pesantren Ulumiyah Al- Makruf

Pasti di setiap Lembaga Pendidikan mempunyai visi dan misi yang

bertujuan sebagai arah tujuan dalam berjalan nya kegiatan dalam

53
Hasil wawancara dengan bapak Budi,selaku pekerja Yayasan Ulumiyah Al-Makruf di
kantor Pondok Pesantren (19/07/2022)

70
71

Lembaga tersebut.adapaun visi dan misi Pondok Pesantren Ulumiyah Al-

Makruf adalah sebagai berikut :54

a. Visi

Membangun Umat yang bertaqwa, berilmu, berakhlakul

karimah, dan berwawasan luas dengan berdasarkan nilai-nilai

pancasila dan ahlu sunnah waljamaah

b. Misi

1) Menanamkan jiwa taat menjalankan syariat kepada santri.

2) Menyelenggarakan pendidikan islam yang berciri khas Islam Ahlu

Sunnah Waljamaah

3) Mengamalkan ilmu-ilmu keagamaan yang berlandaskan Alqur`an,

Hadis dan kepribadian salafussholih

4) Membina tenaga tenaga profesional di bidang Pendidikan formal

maupun nonformal.

5) Membentuk santri yang wira`i, tawadhu` dan beradab.

13. Tata Tertib Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf55

a. SANKSI

1) Diskors (dipulangkan) dengan tidak terbatas

2) Diskors (dipulangkan) dengan terbatas

3) Dicekal

4) Membersihkan kebun

5) Menyapu dan mengepel lantai

54
Dokumentasi pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf
55
Dokumentasi Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf

71
72

6) Membersihkan halaman

7) Membersihkan kamar mandi

8) Dijemur dan membaca Al-Quran

b. LARANGAN

1) PASAL I : Bila melanggar divonis maksimal sanksi Tertinggi

a) Mencuri senilai minimal 50 kg beras

b) Pacaran dengan satu atau lain jenis

c) Menkonsumsi atau menyimpan miras dan narkoba

2) PASAL II : Bila melanggar divonis maksimal sanksi nomor 2

a) Mencuri senilai di bawah 50 kg beras

b) Berkelahi

c) Ghosob

d) Menggangu santri

3) PASAL III : Bila melanggar divonis maksimal sanksi nomor 3

a) Pergi dari pondok tanpa izin

b) Pergi tidak sesuai izin

c) Pergi ziaroh/rekreasi kecuali yang diadakan oleh Pondok atau

Madrasah

d) Tidak mengikuti kegiatan pondok/madrasah

4) PASAL IV : Bila melanggar divonis maksimal sanksi nomor 4

a) Menyimpan atau membaca buku porno

b) Berambut panjang menyemir dan memotong rambut yang

tidak sesuai (bergaya mohawk dan sejenisnya)

72
73

c) Bertindik

d) Terlambat kembali ke Pondok bagi yang pulang atau pergi

e) Merokok dibawah usia 18 tahun

f) Menonton TV,bermain game, internet dan futsal

g) Bermain remi dan sejenisnya

h) Mengujungi pengajian umum, majlis dzikir/sholawat,

ijazahan umum, pembaiatan thoriqoh kecuali izin

i) Melihat pertunjukan seperti konser, pencak silat,bioskop,

pasar malam, dll

5) PASAL V : Bila melanggar divonis maksimal sanksi nomor 5

a) Meninggalkan sesuatu di kamar mandi, WC, teras halaman

dan tempat wudlu

b) Berkomunikasi dengan prempuan lain dengan cara apapun

c) Berpakaian yang tidak sopan

c. KEWAJIBAN

1) PASAL I : Bila melanggar divonis maksimal sanksi nomor 6

a) Mengikuti jama’ah sholat maktubah.

b) Mengikuti sorogan Al-Qur’an ba’dha shubuh.

c) Mengikuti pengajian kitab wajib.

d) Mengikuti pengajian Tpq sore bagi yang sekolah.

2) PASAL II : Bila melanggar divonis maksimal sanksi nomor 7

a) Mengikuti semua kegiatan meliputi: tahlil, qiroat, khitobah,

Al-Barzanji, Diba’an, dan sholawat.

73
74

b) Berbicara yang baik dan sopan.

c) Mengikuti setiap ada kerja bakti bagi yang bertugas.

d) Meminta surat izin kepada pengurus apabila keluar pondok

e) dan sowan ke ndalem apabila akan pulang.

3) PASAL III : Bila melanggar divonis maksimal sanksi nomor 8

a) Melapor pada keamanan bila menemukan uang atau barang

berharga

b) Meminta izin apabila tidak mengikuti kegiatan.

c) Berpakaian sopan ala santri bila keluar dan masuk pondok

d. KETENTUAN KHUSUS

1) Mendaftarkan diri di kantor PP. Ulumiyah Al-Makruf bagi santri

baru selambat-lambatnya dua hari setelah dating

2) Menjaga kebersihan lingkungan pondok

3) Menjaga nama baik almamater pondok di mana saja berada

4) Menyetorkan hafalan nadzom bagi semua santri

5) Menghafalkan surat-surat khusus

e. PERHATIAN

1) Apabila ada kehilangan harap lapor keamanan

2) Bagi pelanggar BAB II Pasal I dan Pasal II ayat 1 dan 3 selain

mendapat vonis juga harus mengembalikan atau mengganti hasil

curian atau hasil ghosoban

3) Bagi santri yang izin pulang bila terlambat kembali sampai 1

bulan maka dianggap santri baru

74
75

4) Barang siapa yang mengetahui pelanggaran supaya melapor

pada keamanan

5) Diharap berada di ruangan yang telah ditentukan dan tepat

waktu pada saat pengajian dan kegiatan

6) Diharap berakhlakul karimah lebih-lebih pada tamu

7) Diharap kembali ke pondok sebelum jam 00:00 Wib.

8) Diharap Membayar uang syahriyah setiap bulan selambat-

lambatnya tanggal 10 bulan Masehi.

9) Diharap Pujian sebelum sholat maktubah

10) Diharap Sungkem ke ndalem bila pulang dan dating

11) Hp yang disita bisa di ambil kembali setelah ada kebijakan

dari pengurus

12) Tidak boleh beraktifitas di ruang TK, SDI, & TPQ

13) Tidak boleh bergurau terlebih pada waktu jama’ah dan

mengaji

14) Tidak boleh masuk kantin selain ada keperluan membeli

15) Tidak boleh bersuara keras terlebih jam 12 malam

16) Tidak boleh keluar dari masjid sebelum selesei wiridan

17) Tidak boleh mandi dan mencuci 15 menit sebelum

berjama’ah

18) Tidak boleh menambah almari yang sudah tersedia kecuali

kebutuhan kamar

75
76

19) Santri yang berstatus di rumah, apabila berkunjung ke

pondok terbatas sampai jam 22.00 Wib, apabila melebihi maka

wajib menginap, dan peraturan pondok tetap berlaku baginya,

khususnya tentang Pasal IV ayat 3

f. ATURAN TAMBAHAN

1) Tata tertib ini berlaku pada santri, adapun pengurus dan a’wan

ada tata tertib khusus.

2) Hal – hal yang belum tercantum dalam tata tertib akan diatur

menurut kebijaksanaan pengurus.

B. Temuan Penelitian

1. Paparan data

Berdasarkan hasil dari pengamatan di lapangan, baik melalui

wawancara maupun observasi, bahwa pencetus Materi Al-Miftah Lil Ulum

adalah Pondok Pesantren Sidogiri.

Kemudian Pondok Ulumiyah Al-Makruf mengikuti jejak

pembelajarannya yang diterapkan. Dari wawancara yang dilakukan kepada

Ustadz Hasan Syadzily selaku Kepala Madrasah Pondok Pesantren

Ulumiyah Al-Makruf, adapun sejarah di terapkannya Materi pembelajaran

kitab kuning (Al-Miftah Lil Ulum) adalah

“Semenjak tahun 2019, kurikulum madrasah pondok pesantren


Ulumiyah Al-Makruf sudah menerapkan Materi baca kitab cepat
yaitu Materi Al- Miftah Lil Ulum yang berasal dari Pondok
Pesantren Sidogiri. Pada dasarnya, sebenarnya Materi ini
merupakan satu langkah kemajuan dalam pendidikan kami, sebab
dengan adanya Materi Al-Miftah yang kami rasakan para santri
yang belajar di pondok lebih gampang dan lebih menyerap cara-

76
77

cara dalam mempelajari membaca kitab kuning secara singkat. Hal


itu dapat kami rasakan sangat besar sekali manfaatnya dibanding
sebelum menggunakan Materi ini. Dengan penilaian dan
peninjauan hasil dari penerapan kepada santri yang berangkat dari
nol yang belum sama sekali mengenyam pendidikan diniyah
dirumahnya. Oleh karena itu dengan menggunakan Materi ini
dengan waktu yang singkat menurut kami, yaitu kami terapkan
dalam satu tahun jenjang pendidikan awal dan alhamdulillah,
hasilnya sangat-sangat menonjol dan sangat- sangat signifikan
sekali.”56

Di pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf sebenarnya sebelum

menerapkan Materi Al- Miftah Lil Ulum telah pernah menerapkan Materi

baca kitab kuning yang menggunakan kitab yang bernama Amtsilati,

sebagaimana yang dipaparkan oleh kepala madrasah tentang latar belakang

diterapkannya Materi Al- Miftah Lil Ulum.

“Latar belakang diterapkannya Materi Al-Miftah Lil Ulum ini,


yang mana sebelumnya di madrasah kami sudah pernah
menggunakan Materi baca kitab cepat yaitu menggunakan Materi
Amtsilati. Namun bukan berarti menganggap lebih baik, tapi
diantara kedua Materi itu sangat sama- sama punya nilai plus.
Cuma kenapa kami berpindah ke Materi Al-Miftah Lil Ulum itu
semata-mata karena ada hubungan emosional antara pondok
pesantren Ulumiyah Al-Makruf dengan pondok pesantren Sidogiri
yang Ustadz pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf merupakan
alumni dari pondok pesantren sidogiri. Sehingga harapan dari kami
(pondok pesantren Ulumiayah Al-Makruf ) ada kesinambungan
emosional antara santri-santri kami dengan pondok pesantren
Ulumiyah Al-Makruf’’57

56
Wawancara dengan Ustadz Hasdan Syadzilli Selaku Kepala Madrasah Pondok Pesantren
Ulumyah Al-Makruf (19/07/2022)
57
Wawancara dengan Ustadz Hasan Syadzilli Selaku Kepala Madrasah Pondok Pesantren
Ulumiyah Al-Makruf (19/07/2022)

77
78

Al-Miftah Lil Ulum hanya diterapkan pada santri yang baru masuk

pondok pesantren (Santri Baru) atau santri yang masih kelas 2 Ibtidaiyah.

Kitab Al-Miftah Lil Ulum sendiri memiliki 4 jilid dalam pembelajarann

Terdapat satu buku yang dikhususkan untuk nadzam dari semua jilid.

Dalam setiap akhir jilid, terdapat soal-soal latihan untuk mengetahui

kemampuan santri setelah mempelajari Al-Miftah Lil Ulum. Yang dipelajari

dalam Al- Miftah Lil Ulum ini adalah memperdalam ilmu nahwu dan shorof

sehingga santri lebih mudah mengetahui kedudukan dari setiap kalimat

dalam kitab kuning.

a. Konsep dari Al-Miftah Lil Ulum dalam Meningkatkan

Kompetensi Membaca Kitab Kuning

Al-Miftah Lil Ulum adalah Materi belajar membaca kitab yang

sesuai dengan kaidah tata bahasa, namun di kemas dalam pembelajaran

yang ringkas dan menyenangkan. Materi ini diberi nama Al-Miftah Lil

Ulum dengan motto “Mudah belajar membaca kitab”. Dalam redaksi Al-

Miftah Lil Ulum berisikan kaidah Nahwu dan Sharaf untuk tingkat dasar.

Hampir keseluruhan isinya disadur dari kitab Jurmiyah dan ditambah

beberapa keterangan dari Alfiyah Ibn Al-Malik dan Nadzm Al‘Imrity.

Istilah yang digunakan dalam materi ini hamper sama dengan kitab-kitab

nahwu yang banyak digunakan di pesantren.58 Jadi, Materi ini sama

sekali tidak merubah istilah-istilah dalam ilmu nahwu Dalam Al-Miftah

58
Analisis Metode dan Al-miftah L I L Ulum, “Klasik Di Pondok Pesantren Terpadu
‫اديس‬X‫وك " يرق‬X‫ديلقتال بتكال ميلعتال لئاس‬X‫ ي‬. ‫حي و‬X‫ صخللما لص‬: ‫مادختساب وحنال ملع ميلعت ةيجيتارتسإ فيرعتل ثحبال اذه فدهي‬
)2018( ”‫مولعلل حاتفلما " ةقيرط حتفل ةأفك كلذكو ةثيدحال ةفرعملل تأفك هيلع مزال ةبلطال نأي ثحبال اذه وهف ثحبال اذه‬.

78
79

Lil Ulum membentuk kerangka berpikir untuk memahami Bahasa Arab.

Di dalamnya terdapat rumusan sistematis untuk mengetahui bentuk atau

kedudukan kata tertentu.

Hal ini dapat dilihat pada rumus utama isim dan fi’il ataupun

tabel-tabel materi yang ada. Keterangan yang di sampaikan berupa

keterangan ringkas dan padat serta mengena pada setiap contohnya.

Semisal mengenai tentang huruf, “huruf adalah kata selain isim dan fiil

dan tidak mempunyai tanda. Contohnya ‫ المسجد في‬Keterangan “‫“في‬adalah

kalimat huruf karena bukan isim dan bukan fiil serta tidak mempunyai

tanda.

Daya tarik pada Materi ini adalah disampaikan dengan bahasa

Indonesia, kesimpulan dan rumusan yang sederhana dan praktis,

dilengkapi dengan table, skema, model latihan, desainnya menarik dan

materinya dikombinasikan dengan lagu-lagu yang cocok untuk usia

anak-anak. Serta dilengkapi beberapa Materi efektif yang mendukung

sistem pembelajarannya. Materi ini di rancang khusus bagi pemula dalam

pembelajaran gamatika arab, utamanya anak-anak kecil dan dibuat

sedemikian rupa menyenangkan dan mudah bagi mereka untuk

mempelajarinya. Sehingga tidak akan merasa jenuh dengan sistematika

nahwu sharaf yang banyak dan rumit.

Materi Al-Miftah Lil Ulum terdiri dari empat jilid dilengkapi

dengan Nadhom dan Tashrif dengan komposisi sebagai berikut:59


59
Dokumentasi Buku ajar Al-Miftah

79
80

1) Jilid I

a) Membedakan Kalimat Isim, Fi’il dan Huruf.

b) Menentukan Isim antara Mabni dan Mu’rob.

2) Jilid II

Menentukan Isim antara:

a) Nakirah dan Ma’rifat

b) Mudzakkar dan Muannast

c) Jamid dan Musytaq

3) Jilid III

Menentukan Fi’il antara:

a) Mabni dan Mu’rob

b) Mujarrad dan Mazid

c) Lazim dan Muta’addi

d) Ma’lum dan Majhul

e) Shohih dan Mu’tal

4) Jilid IV

a) Isim-isim yang dibaca Rofa’ (Al-Marfu’at)

b) Isim-isim yang dibaca Nashob’(Al-manhsubat)

c) Isim-isim yang dibaca Jer (Al-makhfudhat)

5) Nadhom

80
81

Sebagai pelengkap materi yang berisikan nazdom Al- Miftah

yang disarikan dari Alfiyah Ibn AlMalik dan Nadzom Al-‘Imrithi.

Ditambah lagu materi Al-Miftah Lil Ulum.

6) Tashrif

Sebagai pendamping materi Al-Miftah Jilid tiga yang

pembahasannya khusus seputar kalimat fi’il. Kita hanya

menampilkan sembilan wazan penting yang sering dijumpai dalam

kitab-kita kuning.

Di dalam materi Al-Miftah Lil Ulum di lengkapi dengan panduan

lagu-lagu terutama Nadhom dan Tashrifnya. Hal ini dikarenakan agar

para santri semangat dan tidak lekas jenuh dalam menggunakan materi

Al-Miftah Lil Ulum. Berikut beberapa daftar lagu pada setiap jilidnya:60

1) Daftar lagu jilid I

Tabel 4.7 Daftar Lagu Jilid I

Materi Al-Miftah Vocal/


No Judul Lagu
Keterangan
Lil Ulum
1 Rukun Kalam Aku Yang Dulu Tegar

2 Mu’rob dan Mabni Kisah Sang Rasul Habib Syekh

3 Huruf Jar Tinggal Kenangan Geby

Definisi Isim-isim
4 Indung-indung Lagu Daerah
Mu’rob

60
Dokumentasi buku ajar Al-Miftah

81
82

Tanda I’rob Isim Shalatullah


5 Wali Band
Mu’rob Salamullah

Isim-isim yang Balonku Ada


6 A.T Mahmud
Lima Lima

Macam-macam Lagu Nusa


7 Caca Marica
Illat Tenggara

Wazan Isim Ghiru Naik Delman


8 Trio Kwek-kwek
Munsharif Istimewa

2) Daftar lagu jilid II


Tabel 4.8 Daftar Lagu Jilid II
Daf
Materi Al-Miftah
Voval/
No Judul Lagu
3) Keterangan
Lil Ulum
Daftar
Lagu jilid 1 Isim Makrifat Tombo Ati Opick
III
2 Isim Mausul Sayonara Trio Kwek-kwek
3 Dhorof Insya Allah Maher Zain
4 Isim Isyarah Nggak Laku-laku Wali Band
Kalimat yang
5 Diobok-obok Joshua
menjadi Mudhof
Buleh Nekah
6 Tanda Perempuan Lagu
Reng
7 Isim ‘Adad Aku Anak Joshua
8 Isim Musytaq Baju Baru Dhea Ananda
Wazan Isim
9 Tol Jaenak Koes Plus
Musytaq
Tabel 4.9 Daftar Lagu Jilid III

82
83

Materi Al-Miftah
Vocal/
No Judul Lagu
Keterangan
Lil Ulum
Fi’il Mu’rob dan Shalatullah
1 Wali Band
Mabni Salamullah
Selamat Ulang
2 Amil Nashob Lagu Nusantara
tahun

3 Amil Jazem Muhammad-ku Haddad Alwi


Balonku Ada
4 Fiil Lima A.T Mahmud
Lima
5 Huruf-huruf Illat Caca Marica Lagu Nusa

4) Daftar lagu jilid IV


Tabel 4.10 Daftar Lagu Jilid IV

No Materi Al- Judul Lagu Vocal/Keterangan


Miftah Lil Ulum

Isim yang Rafa’


1 Serpihan Kayu Alm. Ust. Jefri
dan Nashob

Mubtada’ boleh Chlidren of


2 Yusuf Islam
Nakirah World
3 Amil Nawasikh Allah Allahu Habib Syekh

83
84

Arti Kalimat Aku punya anjing


4 Chika koswoyo
Dhorof kecil
5 Tam itu apa A BA TA SA Wali Band
6 Utawi iku Ya Rasulullah Habib Syekh

b. Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam meningkatkan

kompetensi membaca kitab kuning pada santri pondok pesantren

Ulumiyah Al-Makruf Jombangan

Sebelum menggunakan Materi Al-Miftah Lil Ulum dalam

meningkatkan kompetensi membaca kitab kuning terlebih dahulu seluruh

Asatizh pondok pesantren Ulumiyah Al-makruf membuat perencanaan

pembelajaran. Begitu juga dalam pembelajaran Materi Al-Miftah Lil

Ulum supaya pembelajaran Materi Al-Miftah Lil Ulum dapat mencapai

tujuan yang diinginkan. Adapun perencanaan Materi Al-Mfitah Lil Ulum

di Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makurf ada beberapa tahapan seperti

yang peneliti dapatkan dari wawancara dengan pendidik Al-Miftah Lil

Ulum yaitu sebagai berikut

“sebelum pembelajaran memang di pondok pesantren ini ada


perencanaan pembelajaran yang mana di perencanaan ini ada
beberapa tahapan. Yang pertama, kita merumuskan tujuan
pembelajaran. Terus kedua, menentukan materi pembelajaran.
Terus ketiga, ada menentukan Materi pembelajaran. Keempat kita
menentukan alokasi jam pembelajaran. Dan terakhir menentukan
media pembelajaran”61

1) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Materi Al-Miftah Lil Ulum

Wawancara dengan Ustadz Hasan Syadzilli Selaku Pendidik Al-Miftah Pondok Pesantren
61

Ulumiayh Al-Makruf (19/07/2022)

84
85

Tujuan pembelajaran Materi Al-Miftah Lil Ulum di pondok

pesantren Darul Fatwa adalah tujuan yang ingin dicapai oleh guru dari

setiap materi pelajaran yang telah diajarkan. Seperti yang

diungkapkan oleh Ustadz Hasan Syadzilli berikut ini:

“setiap ustadz di pondok pesantren tentunya memiliki tujuan


masing-masing dalam memberikan pembelajaran kepada setiap
muridnya. Begitupun dengan Materi Al-Miftah Lil Ulum juga
mempunyai tujuan. Jadi memang sebelum pembelajaran dimulai
saya merumuskan tujuan pembelajaran. Kalau secara umum
tujuan saya adalah dengan menggunakan Materi Al-Miftah ini
dapat mempermudah santri dalam membaca kitab gundul”62
Jadi dengan adanya tujuan pembelajaran maka, ketika guru mengajar

di kelas pasti mempunyai target-target dalam proses pembelajaran

sehingga para guru akan menggunakan waktu jam pelajaran dengan

sebaik-baiknya demi tercapainya target itu

2) Menentukan Materi Pelajaran

Dalam pembelajaran Materi Al-Miftah Lil Ulum di Pondok

Pesantren Ulumiyah Al-Makruf dibutuhkan materi-materi yang

sekiranya dapat mempermudah santri-santri untuk mempelajarinya

sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Berikut yang diungkapkan oleh

Ustadz Hasan Syadzilli:

“Materi yang digunakan untuk pembelajaran Materi Al-Miftah


Lil Ulum di pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf adalah
materi Al-Miftah itu sendiri yang bersumber dari kitab Jurmiyah
dan ditambah dengan nazham Al-fiyah, dan Imrithi, yang
membahas tentang nahwu dan sharraf. kemudian dikumpulkan
menjadi empat jilid setiap jilid ada target-target yang harus
dicapai”63

62
Wawancara dengan Ustadz Hasan Syadzilli Selaku Pendidik Al-Miftah Pondok Pesantren
Ulumiayh Al-Makruf (19/07/2022)
63
Wawancara dengan Ustadz Hasan Syadzilli Selaku Pendidik Al-Miftah Pondok Pesantren
Ulumiayh Al-Makruf (19/07/2022)

85
86

Kemudian ustadz Hasan Syadzilli melanjutkan dengan

menjabarkan pembagian 4 jilid Materi Al-Miftah Lil Ulum beserta

dengan indikator pencapaiannya

“Dalam jilid pertama santri-santri ditargetkan paham tentang


kalimat isim fi’il dan huruf sedangkan indikatornya adalah santri
bisa membedakan kalimatisim, fi’il dan huruf. Dan bisa
membedakan Isim Mabni dan Mu’rob. Dalam jilid dua santri-
santri ditargetkan paham terhadap isim nakirah dan ma’rifat
beserta pembagiannya, sedangkan indikatornya adalah santri-
santri mampu menentukan isim nakirah dan ma’rifat muzhakkar
dan muannas jamid dan mustaq. Dalam jilid ketiga target
pencapaiannya adalah santri-santri paham tentang fiil yang
babni, mu’rab mujarrad, mazid lazim mutaaddi ma’lum majhul
dan shohih mu’tal sedangkan indikatornya adalah santri-santri
mampu membedakan antara mabni dan murab mujarrad dan
mazid lazim dan mutaaddi ma’lum dan majhul dan shohih dan
mu’tal. Pada Jilid Keempat santri- santri ditargetkan harus
paham tentang isim-isim yang harus dibaca rofa’ isim-isim yang
dibaca nashob dan isim- isim yang dibaca jer. Sedangkan
indikatornya adalah santri- santri mampu menentukan mana isim
yang harus dibaca rofa’,nashob dan jer.”64

3) Menentukan Metode Pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum.

Metode merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik.

Metode pendidikan hampir sepenuhnya tergantung kepada

kepentingan peserta didik, para guru hanya bertindak sebagai

motivator, stimulator, fasilitator, ataupun hanya sebagai instruktur

Dari wawancara yang dilakukan dengan dengan Ustadz Hasan

Syadzilli selaku pendidik sekaligus koordinator Al-Miftah Lil Ulum di

Pon-Pes Ulumiyah Al-Makruf :

Wawancara dengan Ustadz Hasan Syadzilli Selaku Pendidik Al-Miftah Pondok Pesantren
64

Ulumiayh Al-Makruf (19/07/2022)

86
87

“Metode pembelajaran yang digunakan pondok pesantren


Ulumiyah Al-Makruf dalam pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum
adalah metode ceramah,metode tanya jawab dan juga
menggunakan metode pembelajaran yang mampu membuat
siswa aktif, kreatif, dan menyenangkan. Misalnya dengan
permainan yang berkaitan dengan materi. sehingga dengan
demikian di akhir proses pembelajaran santri-santri dapat
menguasai materi pelajaran dengan baik.”65

Pemilihan metode pembelajaran menjadi suatu yang sangat

penting dalam proses pembelajaran karena Materi dapat membantu

mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang dijelaskan

oleh guru, begitu juga dalam pembelajaran kitab kuning, sebagaimana

yang telah kita ketahui bersama bahwa belajar kitab kuning itu sulit

dikarenakan bahasa yang ada dalam kitab kuning bukan bahasa kita

sehingga untuk membaca dan memahaminya membutuhkan waktu

yang lama karena harus terlebih dahulu menguasai kaidah-kaidah arab

agar dapat bisa membaca dan memahaminya dengan benar.

4) Menentukan Alokasi Jam Pelajaran

Kegiatan pembelajaran Materi Al-Miftah Lil Ulum di pondok

pesantren Ulumiyah Al-Makruf sebanyak 90 menit tiap harinya

(Mulai Hari Sabtu sampai Kamis). sebagaimana yang disampaikan

oleh ustadz Hasan Syadzilli ketika wawancara:

“ada 90 menit bagi santri untuk menerima materi Al- Miftah Lil
Ulum di setiap harinya. Yaitu mulai hari sabtu sampai hari
kamis dan hari jum’at santri semunya libur.’’66

Wawancara dengan Ustadz Hasan Syadzilli Selaku Pendidik Al-Miftah Pondok Pesantren
65

Ulumiayh Al-Makruf (19/07/2022)

Wawancara dengan Ustadz Hasan Syadzilli Selaku Pendidik Al-Miftah Pondok Pesantren
66

Ulumiayh Al-Makruf (19/07/2022)

87
88

5) Menentukan Media Pembelajaran

Berdasarkan pengamatan peneliti ketika mengikuti proses

pembelajaran di Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf media yang

digunakan dalam proses pembelajaran sangat minim sekali bahkan

bisa dikatakan sangat klasik karena di sana media yang digunakan

hanya berupa papan tulis dan buku ajar.

“Namun kadang menggunakan media proyektor dalam


menyampaikan materi”67

Meskipun demikian tidak berpengaruh kepada peserta didik

dikarenakan kualitas membaca dan memahami kitab kuning tiap tahun

terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

c. kelebihan dan kekurangan penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum

di pondok pesantren Ulumiyah Al-Makruf Jombangan.

Jika kita menganalisis sebuah metode pasti tidak lepas dari sisi

positif- negatifnya, atau aspek kelebihan dan kekurangan, sesuai target

dan sasaran pembuat metode, dan juga karena antara metode satu dengan

yang lain tentunya saling melengkapi. Begitu juga yang terjadi pada Al-

Miftah Lil-Ulum di Ponpes Ulumiyah Al-Makruf.

1) Kelebihan Metode Al-Miftah Lil-Ulum

Al-Miftah Sidogiri dengan motto “mudah belajar baca kitab”

adalah sebuah metode yang cocok diterapkan dan diajarkan pada

santri di bawah umur, kelebihannya antara lain:

Wawancara dengan Ustadz Hasan Syadzilli Selaku Pendidik Al-Miftah Pondok Pesantren
67

Ulumiayh Al-Makruf (19/07/2022)

88
89

a) Simple dan praktis

Al-Miftah disuguhkan dengan dengan menggunakan bahasa

yang simple danpraktis agar mudah dipelajari oleh santri dan

pembaca. Dan ketika dianalisis lebih dalam oleh peneliti, Al-Miftah

ini secara mayoritas hanya mengambil nadzom-nadzom inti dari

Afiyah dan Imrithi, kedua kitab ini-pun hanya poin-poinya saja,

yaitu dengan mengambil kaidah-kaidah penting yang sering dipakai

dalam membaca kitab kuning, tanpa menampilkan kaidah-kaidah

yang dianggap terlalu dalam dan mejadi kajian selanjutnya. 68

Menurut Ustadz Hasan Syadzilli

“Sebagai kepala madrasah Al-Miftah itu bisa dikatakan sudah


menjadi solusi untuk problem baca kitab yang dihadapi
Sidogiri, jadi kalau ingin mengetahui baca kitab yang dasar-
dasar maka almiftah jawabnya”.69

b) Desain Warna

Kalau dilihat dari segi desainnya, Al-Miftah sangatlah

menarik, karena menampilkan desain yang elegan agar tidak

membosankan pada pembaca. Cocok sekali diajarkan dan dibuat

pegangan oleh anak-anak di bawah umur. Karena anak-anak lebih

suka belajar dengan menggunakan warna, begitu juga lebih efektif

bagi anak-anak untuk menarik baca mereka dan mempelajarinya

daripada hitam putih.70

68
Dokumentasi hasil observasi
69
Wawancara dengan Ustadz Hasan Syadzilli Selaku Pendidik Al-Miftah Pondok Pesantren
Ulumiayh Al-Makruf (19/07/2022)
70
Dokumentasi hasil observasi

89
90

Pendapat Wahyu salah satu santri Ulumiyah Al-Makruf yang

konsen pada metode Al-Miftah menyampaikan bahwa:

“senangnya belajar Al-Miftah Lil-„Ulum itu karena desain

warnanya bagus dan tidak bosan untuk dilihat, semua bagian

di lembar Al-Miftah macam-macam warna”.71

c) Lagu dan skema

Untuk memancing otak mereka agar lebih senang

mempelajarinya, dalam Al-Miftah juga dilengkapi dengan skema

dan lagu yang sudah familiar di telinga mereka seperti lagu

“balonku ada lima”, hal ini bertujuan agar peserta didik lebih

mudah memahami dan menghafal materi.72

Salah satu santri yang bernama Muhammad Sonhaji Alwi

menyampaikan:

“saya sangat senang belajar Al-Miftah karena ada lagu-


lagunya. Banyak lagunya Pak, jadi tidak ngantuk. Dan juga
ada skema- skema yang bagus dan mudah menghafal Nahwu
dan Shorof yang sudah diringkas”.73

Begitu juga menurut Ustadz M. Zainul Wafa selaku salah satu

Ustadz Al-Miftah

“Kalau mereka tidak bisa hafal dapat menggunakan lagu-


laguan, kalau tidak bisa lagu maka penjelasan materi lebih
banyak, artinya melihat kondisi santri sukanya lebih kemana,
apakah penjelasan materi, lagu-laguan, atau praktek”.74
71
Wawancara dengan Wahyu Selaku santri Madrasah Pondok Pesantren Ulumiayh Al-
Makruf (19/07/2022)
72
Dokumentasi hasil observasi
73
Wawancara dengan Alwi Selaku santri Madrasah Madrasah Pondok Pesantren Ulumiayh
Al-Makruf (19/07/2022)
74
Wawancara dengan Ustadz Zainul Wafa Selaku guru Madrasah Pondok Pesantren
Ulumiayh Al-Makruf (19/07/2022)

90
91

d) Ciri-Ciri (Rumus atau Simbol)

Diantara yang membedakan denagn metode baca kitab pada

umumnya adalah Al-Miftah Lil-Ulum dilengkapi dengan ciri-ciri

kedudukan yang sering dijumpai dalam susunan bahasa Arab,

sehingga dengan ciri-ciri tersebut anak bisa membaca kitab

sekalipun tidak memahami makna dan pemahamannya.75

2) Kekurangan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum

Ada kelebihan tentu ada kekurangan, itulah Al-Miftah.

Disamping ada kelebihan metode Al-Miftah Lil-„Ulum juga

mempunyai kekurangan, diantara kekurangan metode Al-Miftah Lil-

„Ulum sebagai berikut:

a) Minusnya di system pembelajaran, karena sebenarnya modul tapi

bukan pure modul, modul tapi semi klasikal. Karena kalau betul-

betul modul maka kelulusan gak ada batasan bulan atau waktu,

sebab kalau sudah selesai 1 bulan maka di bulan itu di wisuda.

Karena ada anak yang selesai duluan tapi wisudanya di bulan

maulid jadi ada waktu senggang ke wisuda yang digunakan

pematangan almiftah

b) Kandungan materi yang terdapat dalam Al-Miftah Lil-„Ulum

masih materi-materi dasar saja, isinya yang tidak komprehensif dan

tidak terlalu dalam membutuhkan pemantapan dan kelengkapan di

kelas fath Qorib atau dijenjang takhassus.

75
Dokumentasi Hasil Observasi

91
92

c) Metode Al-Miftah hanya untuk membaca lafadz saja. Artinya

walaupun tidak mengetahui makna peserta didik mampu membaca

kitab kuning. Jadi kalau ingin mengetahui makna dan memahami

teks yang ada dalam fath qorib dibutuhkan tambahan waktu untuk

belajar makna dan pemahaman.

d) Bagi santri yang mempunyai pengalaman nahwu-sharaf akan

merasa bosan dan jenuh, utamanya bagi orang dewasa karena

diberlakukan seprti anak-anak.

e) Tenaga pengajar (guru) yang tidak punya karakter ngopeni atau

telaten. Ini dapat diperbaiki dengan adanya halaqoh antar guru, jadi

guru harus menyesuaikan dengan karakter anak. Jangan mengukur

kemampuan dirinya sendiri pada anak, dengan murid mengikuti

guru

f) Kemampuan anak-anak yang berbeda sehingga kenaikan tidak

merata. Yang 5 naik dan yang 5 tidak. Solusinya adalah dengan

mengetahui dulu anak ini sampai mana belajarnya, kemudian guru

membangun kolaborasi atau kerja sama. Secara absesnsi ada di

kelas A tapi secara kemampuan di kelas B. maka ditukar ketika di

KBM ditanya dan absen di perbaiki. Agar ada kontinyuitas

kemampuan dan kesepadanan

g) Yang menjadi problem juga adalah ketika anak mengahdapi

berbagi fan di kelas selanjutnya ketika setelah dan sebelum

almiftah belum bisa mengatasi dan menjadi solusi. Alfiyah dengan

92
93

soal terapan yang ada di kelas atau jenjang selanjutnya almiftah

belum bisa mengcover atau masih rendah dibidang. Santri idadiyah

tahun 2018-2019 1695. Tes wisuda sudah selesai, data wisuda

menunjukkan adanya keberhasilan, karena yang lulus 1340 dan

yang tidak berhasil sekitar 300san lebih.76

Pada dasarnya Al-Miftah ini adalah sebuah metode yang disusun

oleh pengurus pondok pesantren Sidogiri dalam rangka menanggulangi

banyaknya santri yang masih belum bisa baca kitab kuning dan atas

dasar kemerosotan santri dalam membaca kitab kuning,

sehingga disusunlah sebuah metode baca cepat kitab kuning dengan

menaydur dari kitab-kitab nahwu dan sharaf, terutama Jurmiyah dan

dikembangkan dengan Alfiyah dan „Imrithi tanpa merubah isi

dan kandungannya, hanya saja dimodifikasi atau disusun sesimple

mungkin agar mudah dipahami dan dicerna oleh para pemula membaca

kitab kuning.

2. Hasil temuan

Menurut hasil yang diperoleh dari observasi, wawancara dan

dokumentasi, maka didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:

a. Konsep dari al Miftah lil ulum dlm meningkatkan kompetensi

membaca kitab kuning pada santri pondok pesantren ulumiyah al-

makruf jombangan

76
Hasil observasi

93
94

Materi Al-Miftah Lil Ulum terdiri dari empat jilid dilengkapi

dengan Nadhom dan Tashrif dengan komposisi sebagai berikut:77

1) Jilid I

a) Membedakan Kalimat Isim, Fi’il dan Huruf.

b) Menentukan Isim antara Mabni dan Mu’rob.

2) Jilid II

Menentukan Isim antara:

a) Nakirah dan Ma’rifat

b) Mudzakkar dan Muannast

c) Jamid dan Musytaq

3) Jilid III

Menentukan Fi’il antara:

a) Mabni dan Mu’rob

b) Mujarrad dan Mazid

c) Lazim dan Muta’addi

d) Ma’lum dan Majhul

e) Shohih dan Mu’tal

4) Jilid IV

a) Isim-isim yang dibaca Rofa’ (Al-Marfu’at)

b) Isim-isim yang dibaca Nashob’(Al-manhsubat)

c) Isim-isim yang dibaca Jer (Al-makhfudhat)

5) Nadhom
77
Dokumentasi Buku ajar Al-Miftah

94
95

Sebagai pelengkap materi yang berisikan nazdom Al-

Miftah yang disarikan dari Alfiyah Ibn AlMalik dan Nadzom

Al-‘Imrithi. Ditambah lagu materi Al-Miftah Lil Ulum.

6) Tashrif

Sebagai pendamping materi Al-Miftah Jilid tiga yang

pembahasannya khusus seputar kalimat fi’il. Kita hanya

menampilkan sembilan wazan penting yang sering dijumpai

dalam kitab-kita kuning.

b. Penerapan metode al Miftah lil ulum dlm meningkatkan kompetensi

membaca kitab kuning pada santri pondok pesantren ulumiyah al-

makruf jombangan

Sebelum menggunakan Materi Al-Miftah Lil Ulum dalam

meningkatkan kompetensi membaca kitab kuning terlebih dahulu

seluruh Asatizh pondok pesantren Ulumiyah Al-makruf membuat

perencanaan pembelajaran. Begitu juga dalam pembelajaran Materi

Al-Miftah Lil Ulum supaya pembelajaran Materi Al-Miftah Lil Ulum

dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun perencanaan Materi

Al-Mfitah Lil Ulum di Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makurf ada

beberapa tahapan yaitu:

1) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Materi Al-Miftah Lil Ulum

2) Menentukan Materi Pelajaran

3) Menentukan Metode Pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum.

4) Menentukan Alokasi Jam Pelajaran

95
96

5) Menentukan Media Pembelajaran

c. Kelebihan dan kekurangan penerapan metode al Miftah lil ulum pada

santri pondok pesantren ulumiyah al-makruf jombangan

1) Kelebihan Metode Al-Miftah Lil-Ulum

a) Simple dan praktis

b) Desain Warna

c) Lagu dan skema

d) Ciri-Ciri (Rumus atau Simbol)

2) Kekurangan Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum

a) Minusnya di system pembelajaran

b) Kandungan materi yang terdapat dalam Al-Miftah Lil-„Ulum

masih materi-materi dasar saja

c) Metode Al-Miftah hanya untuk membaca lafadz saja

d) Bagi santri yang mempunyai pengalaman nahwu-sharaf akan

merasa bosan dan jenuh

e) Tenaga pengajar (guru) yang tidak punya karakter ngopeni atau

telaten

f) Kemampuan anak-anak yang berbeda sehingga kenaikan tidak

merata

g) Yang menjadi problem juga adalah ketika anak mengahdapi

berbagi fan di kelas

C. Analidsis Penelitian

96
97

Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang

diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi, maka selanjutnya

peneliti akan melakukan analisa data untuk menjelaskan lebih lanjut dari

hasil penelitian.

Dari wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada beberapa

narasumber di Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf dengan mengacu

kepada teori yang telah dijabarkan di bab II, peneliti akan menganalisa hasil

penelitian mengenai penerapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan

didalam kelas dengan menggunakan Materi Al-Miftah Lil Ulum untuk

meningkatkan kompetensi membaca kitab kuning pada santri Pondok

Pesantren Ulumiyah Al-Makruf

meliputi beberapa langkah. Di bawah ini adalah hasil analisa peneliti

tentang penerapan Materi Al-Miftah dalam meningkatan kompetensi

membaca kitab kuning pada santri Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf.

1. Konsep dari Al-Miftah Lil Ulum dalam Meningkatkan Kompetensi

Membaca Kitab Kuning

Yang dimaksud garis-garis besar metode Al-Miftah adalah pola

pikiran dan penggunaan secara global sebagai ciri khas dari metode

tersebut agar dijadikan dasar dan pelaksanaannya.78

Al-Miftah Lil Ulum terdiri dari empat jilid dilengkapi dengan

Nadhom dan Tashrif dengan komposisi sebagai berikut:79

78
Choirul Mala Muzaky Dan Nurhafid Ishari. “Implementasi Metode Al-Miftah Lil Ulum
Dalam Pembelajaran Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan”. Tarbiyatuna: Jurnal
Pendidikan Islam; Volume 13, Nomor 1, Februari 2020, hlm 27.
79
Choirul Mala Muzaky Dan Nurhafid Ishari. “Implementasi Metode Al-Miftah Lil Ulum
Dalam Pembelajaran Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan”, 28.

97
98

a. Jilid I: Membedakan Kalimat Isim, Fi’il dan Huruf, Menentukan Isim

antara Mabni dan Mu’rob.

b. Jilid II: Menentukan Isim antara: Nakirah dan Ma’rifat, Mudzakkar

dan Muannast, Jamid dan Musytaq

c. Jilid III: Menentukan Fi’il antara: Mabni dan Mu’rob, Mujarrad dan

Mazid, Lazim dan Muta’addi, Ma’lum dan Majhul, Shohih dan Mu’tal

d. Jilid IV: Isim-isim yang dibaca Rofa’ (Al-Marfu’at), Isim-isim yang

dibaca Nashob’(Al-manhsubat), Isim-isim yang dibaca Jer (Al-

makhfudhat)

e. Nadhom

f. Tashrif

2. Penerapan Materi Al-Miftah Lil Ulum dalam Meningkatkan

Kompetensi Membaca Kitab Kuning

Penerapan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya

secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan

upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam

mencapai tujuan.80

Atas dasar itulah sebuah perencanaan dalam pembelajaran sangat

penting utamanya dalam pembelajaran kitab kuning.Pada

penerapan Materi Al-Miftah Lil Ulum di Pondok Pesantren Ulumiyah

Al-Makruf ada tiga tahapan, yaitu:

80
Syaiful Sagala, “Konsep dan Makna Pembelajaran” (Cet. II, Bandung: Alfabeta, 2005),
h. 141.

98
99

a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Materi Al-Miftah Lil Ulum

Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah kemampuan-

kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mengikuti

pembelajaran.81

Dengan kata lain tujuan merupakan cita-cita yang ingin dicapai

dari pelaksanaan pembelajaran.Pada Materi Al-Miftah Lil Ulum di

Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf membuat tujuan sebelum

proses pembelajaran dimulai. Adapun tujuannya yaitu secara umum

menuntun santri agar berkompeten dalam membaca kitab yang tidak

ada kharakatnya (Kitab Kuning).

b. Menentukan Materi Pelajaran

Dalam pembelajaran Materi Al-Miftah Lil Ulum dibutuhkan

materi-materi yang sekiranya dapat mempermudah santri-santri untuk

mempelajarinya sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Al- Miftah Lil

Ulum sendiri mempunya empat 4 jilid yang dijabarkan sebagai

berikut:82

1) Jilid 1: Santri ditargetkan paham tentang kalimat isim fi’il dan

huruf sedangkan indikatornya adalah santri bisa membedakan

kalimatisim, fi’il dan huruf. Dan bisa membedakan Isim Mabni dan

Mu’rob.

81
Sudirman A.M, “Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar”, Jakarta PT Raja Grafinda,
Persada.2008, h 13.
82
Anisah, Luluk. (2016). “Metode Baca Kitab “Al-Miftah Lil Ulum Pondok Pesantren
Sidogiri Pasuruan”. Pasuruan : Tanpa Tempat, h 3.

99
100

2) Jilid 2: Santri ditargetkan paham terhadap isim nakirah dan

ma’rifat beserta pembagiannya, sedangkan indikatornya adalah

santri-santri mampu menentukan isim nakirah dan ma’rifat

muzhakkar dan muannas jamid dan mustaq.

3) Jilid 3: Santri paham tentang fi’il yang babni, mu’rab mujarrad,

mazid lazim mutaaddi ma’lum majhul dan shohih mu’tal

sedangkan indikatornya adalah santri-santri mampu membedakan

antara mabni dan murab mujarrad dan mazid lazim dan mutaaddi

ma’lum dan majhul dan shohih dan mu’tal.

4) Jilid 4: Santri ditargetkan harus paham tentang isim-isim yang

harus dibaca rofa’ isim-isim yang dibaca nashob dan isim-isim

yang dibaca jer. Sedangkan indikatornya adalah santri-santri

mampu menentukan mana isim yang harus dibaca rofa’,nashob dan

jer.83

c. Menentukan Metode Pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum.

Metode merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik.

Metode pendidikan hampir sepenuhnya tergantung kepada

kepentingan peserta didik, para guru hanya bertindak sebagai

motivator, stimulator, fasilitator, ataupun hanya sebagai instruktur.84

Oleh karena itu pemilihan metode dalam proses pembelajaran

Al-Miftah Lil Ulum menjadi sangat penting karena dengan

83
Anisah, Luluk. (2016). “Metode Baca Kitab “Al-Miftah Lil Ulum Pondok Pesantren
Sidogiri Pasuruan”, h 4.
84
Solehuddin Harahap, Urgensi Metode Dalam Filsafat Pendidikan Islam, Stai Tuanku
Tambusai Pasir Pengaraian,2006, hal 1

100
101

adanya metode santri-santri menjadi mudah dalam memahami dan

menghafal kaidah-kaidah Arab.

Metode pembelajaran yang digunakan pondok pesantren

Ulumiyah Al-Makruf dalam pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum adalah

metode ceramah, metode tanya jawab dan juga menggunakan metode

pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif, kreatif, dan

menyenangkan. Misalnya dengan permainan yang berkaitan dengan

materi. sehingga dengan demikian di akhir proses pembelajaran santri-

santri dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.

d. Menentukan Alokasi Jam Pelajaran

Kegiatan pembelajaran Materi Al-Miftah Lil Ulum di pondok

pesantren Darul Fatwa sebanyak 90 menit tiap harinya (Mulai Hari

Sabtu sampai Kamis). sebagaimana yang disampaikan oleh ustadz

Hasan Syadzilli ketika wawancara.

e. Menentukan Media Pembelajaran

Media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar

yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau

penerima pesan tersebut.85

Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian

keberhasilan belajar.Hasil penelitian telah banyak membuktikan

efektivitas penggunaan alat bantu atau media dalam proses belajar-

mengajar di kelas terutama dalam hal peningkatan prestasi siswa.

85
Nunu Mahnun, Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan
Implementasinya dalam Pembelajaran, UIN Suska Riau,2012,hal 1

101
102

Terbatasnya media yang dipergunakan dalam kelas diduga merupakan

salah satu penyebab lemahnya mutu belajar siswa.86

Dalam proses pembelajaran di Pondok Pesantren Ulumiyah Al-

Makruf media yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat

minim sekali bahkan bisa dikatakan sangat klasik karena di sana

media yang digunakan hanya berupa papan tulis dan buku ajar dan

proyektor. Meskipun demikian tidak berpengaruh kepada peserta didik

dikarenakan kualitas membaca dan memahami kitab kuning tiap tahun

terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

3. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Almiftah Lil Ulum Dalam

Meningkatkan Kompetensii Membaca Kitab Kuning Di Pondok

Pesantren Ulumiyah Al-Makruf

a. Kelebihan

1) Simple dan praktis

Al-Miftah disuguhkan dengan dengan menggunakan bahasa

yang simple danpraktis agar mudah dipelajari oleh santri dan

pembaca. Dan ketika dianalisis lebih dalam oleh peneliti, Al-Miftah

ini secara mayoritas hanya mengambil nadzom-nadzom inti dari

Afiyah dan Imrithi, kedua kitab ini-pun hanya poin-poinya saja,

yaitu dengan mengambil kaidah-kaidah penting yang sering dipakai

dalam membaca kitab kuning, tanpa menampilkan kaidah-kaidah

yang dianggap terlalu dalam dan mejadi kajian selanjutnya

2) Desain Warna
86
Ibid,hal 3

102
103

Kalau dilihat dari segi desainnya, Al-Miftah sangatlah

menarik, karena menampilkan desain yang elegan agar tidak

membosankan pada pembaca. Cocok sekali diajarkan dan dibuat

pegangan oleh anak-anak di bawah umur. Karena anak-anak lebih

suka belajar dengan menggunakan warna, begitu juga lebih efektif

bagi anak-anak untuk menarik baca mereka dan mempelajarinya

daripada hitam putih

3) Lagu dan skema

Untuk memancing otak mereka agar lebih senang

mempelajarinya, dalam Al-Miftah juga dilengkapi dengan skema

dan lagu yang sudah familiar di telinga mereka seperti lagu

“balonku ada lima”, hal ini bertujuan agar peserta didik lebih

mudah memahami dan menghafal materi

4) Ciri-Ciri (Rumus atau Simbol)

Diantara yang membedakan denagn metode baca kitab pada

umumnya adalah Al-Miftah Lil-Ulum dilengkapi dengan ciri-ciri

kedudukan yang sering dijumpai dalam susunan bahasa Arab,

sehingga dengan ciri-ciri tersebut anak bisa membaca kitab

sekalipun tidak memahami makna dan pemahamannya.87

b. Kekurangan

1) Minusnya di system pembelajaran, karena sebenarnya modul tapi

bukan pure modul, modul tapi semi klasikal. Karena kalau betul-

87
Anisah, Luluk. (2016). Metode Baca Kitab “Al-Miftah Lil Ulum Pondok Pesantren
Sidogiri Pasuruan”. Pasuruan : Tanpa Tempat,hal 4-5

103
104

betul modul maka kelulusan gak ada batasan bulan atau waktu,

nsebab kalau sudah selesai 1 bulan maka di bulan itu di wisuda.

Karena ada anak yang selesai duluan tapi wisudanya di bulan

maulid jadi ada waktu senggang ke wisuda yang digunakan

pematangan almiftah

2) Kandungan materi yang terdapat dalam Al-Miftah Lil-„Ulum

masih materi-materi dasar saja, isinya yang tidak komprehensif dan

tidak terlalu dalam membutuhkan pemantapan dan kelengkapan di

kelas fath Qorib atau dijenjang takhassus.

3) Metode Al-Miftah hanya untuk membaca lafadz saja. Artinya

walaupun tidak mengetahui makna peserta didik mampu membaca

kitab kuning. Jadi kalau ingin mengetahui makna dan memahami

teks yang ada dalam fath qorib dibutuhkan tambahan waktu untuk

belajar makna dan pemahaman.

4) Bagi santri yang mempunyai pengalaman nahwu-sharaf akan

merasa bosan dan jenuh, utamanya bagi orang dewasa karena

diberlakukan seprti anak-anak.

5) Tenaga pengajar (guru) yang tidak punya karakter ngopeni atau

telaten. Ini dapat diperbaiki dengan adanya halaqoh antar guru, jadi

guru harus menyesuaikan dengan karakter anak. Jangan mengukur

kemampuan dirinya sendiri pada anak, dengan murid mengikuti

guru

104
105

6) Kemampuan anak-anak yang berbeda sehingga kenaikan tidak

merata. Yang 5 naik dan yang 5 tidak. Solusinya adalah dengan

mengetahui dulu anak ini sampai mana belajarnya, kemudian guru

membangun kolaborasi atau kerja sama. Secara absesnsi ada di

kelas A tapi secara kemampuan di kelas B. maka ditukar ketika di

KBM ditanya dan absen di perbaiki. Agar ada kontinyuitas

kemampuan dan kesepadanan

7) Yang menjadi problem juga adalah ketika anak mengahdapi

berbagi fan di kelas selanjutnya ketika setelah dan sebelum

almiftah belum bisa mengatasi dan menjadi solusi. Alfiyah dengan

soal terapan yang ada di kelas atau jenjang selanjutnya almiftah

belum bisa mengcover atau masih rendah dibidang. Santri idadiyah

tahun 2018-2019 1695. Tes wisuda sudah selesai, data wisuda

menunjukkan adanya keberhasilan, karena yang lulus 1340 dan

yang tidak berhasil sekitar 300san lebih.88

88
Anisah, Luluk. (2016). Metode Baca Kitab “Al-Miftah Lil Ulum Pondok Pesantren
Sidogiri Pasuruan” ,hal 5

105
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Konsep dari Al-Miftah Lil Ulum: jilid I (membedakan kalimat isim, fi’il dan

huruf, menentukan isim antara mabni dan mu’rob, jilid II (menentukan isim

antara: nakirah dan ma’rifat, mudzakkar dan muannast, jamid dan musytaq,

jilid III (menentukan fi’il antara: mabni dan mu’rob, mujarrad dan mazid,

lazim dan muta’addi,ma’lum dan majhul, shohih dan mu’tal), jilid IV (isim-

isim yang dibaca rofa’, isim-isim yang dibaca nashob, isim-isim yang

dibaca jer), nadhom, tashrif

2. Pelaksanaan Materi Al-Miftah Lil Ulum di Pondok pesantren Ulumiyah Al-

Makruf: kegiatan pendahuluan (tawassul ke pengarang kitab, pembacaan

nazhaman, mengucapkan salam, memimpin doa, mengabsen, menyuruh

ngisi tempat yang kosong, menjelaskan materi sebelumnya), kegiatan inti

(menjelaskan materi pelajaran, memberi kesempatan peserta didik untuk

bertanya), kegiatan penutup (menyimpulkan materi, memberikan

pertanyaan, memberi motivasi, membaca doa Bersama)

3. Faktor Kelebihan dan Kekurangan

a. Kelebihan

1) Simpel Dan Praktis

2) Desain Warna

3) Lagu Dan Skema

4) Ciri-Ciri (Rumus atau Simbol)

106
107

b. Kekurangan

1) Minusnya di system pembelajaran

2) Kandungan materi yang terdapat dalam Al-Miftah Lil-„Ulum

3) Metode Al-Miftah hanya untuk membaca lafadz saja

4) Bagi santri yang mempunyai pengalaman nahwu-sharaf akan merasa

bosan dan jenuh

5) Tenaga pengajar (guru) yang tidak punya karakter ngopeni atau

telaten. Ini dapat diperbaiki dengan adanya halaqoh antar guru

6) Kemampuan anak-anak yang berbeda sehingga kenaikan tidak merata

7) Yang menjadi problem juga adalah ketika anak mengahdapi berbagi

fan di kela

B. Saran

1. Penerapan Materi baca kitab kuning: Al-Miftah Lil Ulum diperlukan ada

suatu pembaharuan baik dari segi persiapannya, pelaksanaannya maupun

evaluasinya sehingga nantinya penerapan Materi Al-Miftah Lil Ulum sedikit

demi sedikit akan berkembang dan dapat mencapai tujuan pendidikan secara

sempurna.

2. Selalu meningkatkan kompetensi santri dalam membaca kitab kuning baik

melalui membaca kitab kuning secara rutin atau memperdalam materi Al-

Miftah Lil Ulum dengan menghafal sehingga nantinya dapat memahami dan

mengamalkan ajaran-ajaran dari kitab-kitab terdahulu

107
108

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam. Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan

(Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2017).

Analisis Metode dan Al-miftah L I L Ulum, “Klasik Di Pondok Pesantren

Terpadu . ‫حي و‬XX‫خللما لص‬XX‫ ص‬: ‫مادختساب وحنال ملع ميلعت ةيجيتارتسإ فيرعتل ثحبال اذه فدهي‬

‫يديلقتال بتكال ميلعتال لئاسوك " يرقاديس مولعلل حاتفلما " ةقيرط حتفل ةأفك كلذكو ةثيدحال ةفرعملل‬

)2018( ”‫تأفك هيلع مزال ةبلطال نأي ثحبال اذه وهف ثحبال اذه‬.

Anisah, Luluk. (2016). “Metode Baca Kitab “Al-Miftah Lil Ulum Pondok

Pesantren Sidogiri Pasuruan”. Pasuruan : Tanpa Tempat.

Annisa’ Ni’ma Savira et al., “Peningkatan Minat Belajar Siswa dengan

Menggunakan Metode Ceramah Interaktif,” Journal Focus Action of

Research Mathematic (Factor M) 1, no. 1 (2018): 43–56.

Bandingkan Marwan Saridjo dkk. Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia

(Jakarta: Dharma Bhakti, 1980).

Beker, Anton. Metode-metode Filsafat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998).

Bungin, Buehan. Metodologi Penelitian Sosial Format-format Kuantitatif dan

Kualitatif, Surabaya: Airlangga University Press, 2001.

Choirul Mala Muzaky Dan Nurhafid Ishari. “Implementasi Metode Al-Miftah Lil

Ulum Dalam Pembelajaran Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Sidogiri

108
109

Pasuruan”. Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 13, Nomor 1,

Februari 2020.

Departemen Agama, Pola Pembelajaran di Pesantren. Tahun 2003.

Departemen Agama RI, Pondok Pesantrenadan Madrasah Diniyah

Pertumbuhanadan perkembangannya, Jakarta, 2003.

Emzir, Metodeologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers,

2016).

Haedari, Amin. dkk Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernis dan

Tantangan Kompleksitas Global (Jakarta: IRD PRESS, 2004).

Ibnu Ubaidillah & Ali Rifan, Efektivitas Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum dalam

Meningkatkan Kualitas Membaca Kitab Kuning pada Santri Madrsah

Madin, Jurnal Piwulang, Vol.2 No. 1 September 2019.

Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya,

2002).

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2017).

M. Ilyas dan Armizi Armizi, “Metode Mengajar dalam Pendidikan Menurut Nur

Uhbiyati dan E. Mulyasa,” Al-Liqo: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 02

(2020): 185–196.

Mafred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M, 1985).

Mahfudz, A Sahal. Pesantren Mencari makna, (Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999).

Mujamil Qomar, Pesantren (Dari Transformasi Metodologi Menuju

Demokratisasi Institusi,(ERLANGGA, 2002).

109
110

Mulkhan, Abdul Munir. Menggagas Masa Depan, (Yogyakarta: Al-Qirtas, 2003).

Nunu Mahnun, Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan

Implementasinya dalam Pembelajaran, UIN Suska Riau,2012.

Nur Kholis Madjid, Pergulatan Dunia Pesantren, (P3M, 1985).

Redaksi Ijtihad, Jejak langkah 9 Masyayikh Sidogiri (Pasuruan: Sidogiri Penerbit,

1435 H).

Ridwan Wirabumi, “Metode Pembelajaran Ceramah,” Annual Conference on

Islamic Education and Thought 1, no. 1 (2020): 111.

Rifqi Al-Mahmudy, Training Metode Baca Kitab Al-Miftah Lil ‘Ulum Sidogiri:

Pengenalan Dasar Metode Al-Miftah Lil ‘Ulum

Solehuddin Harahap, Urgensi Metode Dalam Filsafat Pendidikan Islam, Stai

Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian,2006.

Sudirman A.M, “Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar”, Jakarta PT Raja

Grafinda, Persada.2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2011).

Suyoto, Pondok dan Pembaharuan. (Jakarta: LP3ES. 1988).

Syaiful Sagala, “Konsep dan Makna Pembelajaran” (Cet. II, Bandung: Alfabeta,

2005), h. 141.

Tim Penyusun, Tamassya (Pasuruan: Sidogiri Penerbit, 1438 H).

Wahid, Abdurrahman. Pesantren Masa Depan, (Bandung: Pustaka Hidayah,

1999).

110
111

Wahid, Abdurrahman. Pesantren dan Pembaharuan, (LP3ES: 1988).

Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Penerbit Mahmud Yunus wa

Dzurriyyah, 2009),481, Fr. Louis Ma’luf al Yasu’i dan Fr. Bernard Tottel al

Yasu’i, Al Munjid fi al Lughoh wa al A’laam, (Lebanon: Daru al Masyreq

Bairut: 2002).

Zamakhsyari Dhofier, aTradisi Pesantren Studi Pandangan Hidup Kyai dan

Visinya Mengenai masa depan Indonesia, Jakarta: LP3S, 2015.

111
112

RIWAYAT HIDUP

M.Abdur Rohim lahir pada tanggal 28 januari 1999, di punggur

lampung tengah.Anak ke 2 dari 3 bersaudara. putra dari Bapak.

Murtadlo dan Ibu Siti Rohimah. Bertempat tinggal di Desa Totokaton

Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung.

Latar belakang Pendidikan yang pernah di lalui:

1. SDN I Totokatan Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah

Provinsi Lampung LULUS Pada tahun 2011

2. MTs Ma’arif Roudlotut Tholibin desa purwosari kecamatan metro utara

kota metro Lulus tahun 2014

3. MA Ma’arif Roudlotut Tholibin desa purwosari kecamatan metro utara

kota metro Lulus tahun 2017

Karena terbilang masih muda maka pada tahun 2018 pergi ke

jawa untuk melanjutkan mencari ilmu salah satunya melanjutkan di

pendidikan dengan menempuh Strata Satu (S1) mengambil Jurusan

Tarbiyah Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Faqih

Asy’ari (IAIFA) Kediri mulai Tahun 2018-2022.

112
113

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I : Dokumentasi foto

Wanncara dengan 2 santri Ulumiyah Al-Makruf


Setelah membaca nadzom

Foto Bersama ketua pendidik Al-Miftah Lil Ulum dan ustadz wafa
setelah wawancara

Foto Bersama pengasuh dan para Asatidz pondok pesantren Ulumiyah


Al-Makruf

113
114

Observasi kegiatan pembelajaran Al-Mftah lil Ulum

Observasi kegiatan menulis Al-Miftah Lil Ulum

Observasi kegiatan menyayikan Nadzoman di buku Al-Miftah

114
115

KARTU KONSULTASI

Lampiran II

115
116

CEK PLAGIASI

Lampiran III

116
117

SURAT PENGANTAR

Lampiran IV

117
118

SURAT BALASAN

Lampiran V

118
119

PEDOMAN OBSERVASI

LAMPIRAN VI

Hari :

Tanggal :

Nama Lembaga : Pondok Pesantre Ulumiyah Al-Makruf

Judul Penelitian : Penerapan Metode Al-Miftah Lil Ulum Dalam


Meningkatkan Kompetensi Membaca Kitab
Kuning Pada Santri Pondok Pesantren
Ulumiyah Al-Makruf Jombangan.

No Fokus Pengamatan Keterangan

1 Kondisi Fisik Pesantren

2 Sarana Prasarana Pesantren

3 Saran Prasarana di Dalam Kegiatan

4 Pelaksanaan Kegiatan

a. Kegiatan umum
b. Kegiatan pembelajaran Al-Miftah Lil
Ulum
c. Cara Kegiatan pembelajaran Al-
Miftah Lil Ulum

119
120

PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN VII

A. Pengasuh Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf


1. Apakah Yang Melatar Belakangi Berdirinya Pondok Pesantren
Ulumiyah Al-Makruf Ini?
2. Kapan Berdirinya Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf Ini?
3. Apa Yang Melatar Belakangi Pondok Pesantren Diberi Nama
Ulumiyah Al-Makruf?
B. Kepala Madrasah Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf
1. Bagaimanakah Lengkapnya Sejarah Diterapkannya Materi Baca Kitab
Kuning Al- Miftah Lil Ulum Pada Santri Pondok Pesantren Ulumiyah
Al-Makruf?
2. Apakah Yang Melatar Belakangi Diterapkannya Materi Baca Kitab
Kuning Al-Miftah Lil Ulum Pada Santri Pondok Pesantren Ulumiyah
Al-Makruf?
C. Pendidik Pembelajaran Materi Al-Miftah Lil Ulum
1. Bagaimana Perencanaan Pembelajaran Materi Al-Miftah Lil Ulum Di
Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf?
2. Bagaimana Dalam Menentukan Tujuan Pembelajaran Materi Al-
Miftah Lil Ulum Di Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf?
3. Bagaimana Dalam Menentukan Materi Pelajaran Al-Miftah Lil Ulum
Di Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf?
4. Bagaimana Penjabaran 4 Jilid Dari Materi Al-Miftah Lil Ulum Ini?
5. Bagaimana Dalam Menentukan Materi Pembelajaran Al-Miftah Lil
Ulum Di Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf?
6. Bagaimana Dalam Menentukan Alokasi Jam Pelajaran Al-Miftah Lil
Ulum Di Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf?
7. Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Al-Miftah Lil Ulum Di Pondok
Pesantren Ulumiyah Al-Makruf?
8. Bagaimana Kegiatan Pendahuluan Dalam Pembelajaran Al-Miftah Lil
Ulum Di Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf?
9. Bagaimana Kegiatan Penutup Dalam Pembelajaran Al-Miftah Lil
Ulum Di Pondok Pesantren Ulumiyah Al-Makruf?

120

Anda mungkin juga menyukai