SKRIPSI
Disusun Oleh:
FIRDAWATI AZ-ZAHRA
NIM : 1805701064
ii
SMAN 1 Cipeundeuy
PERSETUJUAN
Oleh:
FIRDAWATI AZ-ZAHRA
NIM : 1805701064
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Ade Hidayat, S.Ag., M.S.I. Dea Jenal Mutakin, S.I.Kom., S.H., M.M
Mengetahui :
Ketua Ketua Prodi
STAI Al-Musdariyah Cimahi, Pendidikan Agama Islam,
Dr. Hj. Upi Komariah, S.H., M.H. Cecep Lukmanul Hakim, S.Kom.I., M.Ag.
iii
PENGESAHAN
Disusun Oleh:
FIRDAWATI AZ-ZAHRA
NIM : 1805701064
Asep Zakky Alamsyah, S.Sy., M.E.Sy. Cecep Lukmanul Hakim, S.Kom.I., M.Ag.
TIM PENGUJI :
Penguji I, Penguji II,
…………………………………….. ………………………………...
MENGESAHKAN
Ketua STAI Al-Musdariyah,
iv
Dr. Hj. Upi Komariah, S.H., M.H.
RIWAYAT HIDUP
v
KATA PENGANTAR
adanya bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
yang terhormat:
1. Ibu Dr. Hj. Upi Komariah, S.H., M.H., Sebagai STAI Al-Musdariyah Cimahi.
2. Bapak Asep Zakky Alamsyah, S.Sy., M.E.Sy., selaku Wakil Ketua I STAI Al-
Musdariyah Cimahi.
5. Bapak Dea Jenal Mutakin, S.I.Kom., S.H., M.M, selaku Pembimbing II yang
berharga.
vi
7. Ayahanda & Ibunda tersayang, atas do’a dan dorongan moril dan materil yang
Peserta Didik yang telah memberikan izin dan membantu penulis untuk
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran perbaikan dari pihak manapun sangat penulis harapkan,
sebagai sebuah hasil kerja yang masih layak untuk diperbaiki. Semoga Skripsi ini
dapat bermanpaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
vii
Motto :
ان يرجوا هّٰللا هّٰللا
َ ُ ْ َ َ سنَةٌ لِّ َمنْ َك َ س َوةٌ َح ْ ُس ْو ِل ِ ا ُ ان لَ ُك ْم فِ ْي َر
َ لَقَ ْد َك
َوا ْليَ ْو َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْي ًر ۗا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah”
(Al-Ahzab : 21)
PERSEMBAHAN
viii
Cimahi, 2022
Penulis
Firdawati Az-Zahra
DAFTAR ISI
Hal
COVER ........................................................................................................... i
ABSTRAK....................................................................................................... ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
ix
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
A. Implementasi ............................................................................ 13
B. Lokasi Penelitian...................................................................... 26
x
C. Sumber Data............................................................................. 26
BAB V PENUTUP..................................................................................... 55
A. Kesimpulan ............................................................................... 55
B. Saran........................................................................................... 55
LAMPIRAN ...................................................................................................
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis
(technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin.
Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai
berikut:
ARAB LATIN
ب Ba b Be
ت Ta t Te
ج Jim j Je
د Dal d De
ر Ra r Er
ز Za z Zet
س Sin s Es
xii
ش Syin sh Es dan ha
ف Fa f Ef
ق Qaf q Qi
ك Kaf k Ka
ل Lam l El
م Mim m Em
ن Nun n En
و Wawu w We
هـ Ha h Ha
ي Ya y Ye
2. Vokal rangkap atau diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dengan huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin
dilambangkan dengan gabungan huruf sebagai berikut:
a. Vokal rangkap ( ْ ) َأوdilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya:
al-yawm.
xiii
b. Vokal rangkap ( ْ ) َأيdilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya:
al-bayt.
3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat
dan huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf
dan tanda macron (coretan horisontal) di atasnya, misalnya ( = ْالفَاتِ َح ْةal-f̄atihah
), ( = ْال ُعلُوْ مal-‘ul̄um ) dan ( ٌ = قِ ْي َمةq̄ imah ).
4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama
dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( = َح ٌّدhaddun ), ( = َس ٌّد
saddun ), ( = طَيِّبthayyib ).
5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah
dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( = ْالبَيْتal-bayt ),
( = السَّمآءal-sam̄a’ ).
6. T̄a’ marb̄utah mati atau yang dibaca seperti ber-harakat suk̄un,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “h”,
sedangkan t̄a’ marb̄utah yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”,
misalnya ( = ُرْؤ يَةُ ْال ِهاللru’yah al-hil̄al atau ru’yatul hil̄al ).
7. Tanda apostrof (’) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk
yang terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya ( ُ = ُرْؤ يَةru’yah ), ( = فُقَهَاء
fuqah̄a’).
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Tabel 3 Ketaatan peserta didik dalam menjalankan perintah Allah SWT ....... 48
Tabel 4 Siswa melaksanakan shalat dhuha tampa ada paksaan dari luar ........ 49
Tabel 5 Peserta didik yang membawa perlengkapan shalat di dalam tas saat
Tabel 8 Peserta didik mengisi informasi yang benar saat meminjam buku di
perpustakaan ...................................................................................... 51
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran II Kounsioner
xvi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Islam diturunkan ke alam dunia sebagai rahmatan lil’alamin, yaitu rahmat
bagi seluruh alam. Agar rahmat Allah SWT ini sampai kepada manusia maka,
diutuslah Rasulullah Saw, tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk
kembali kepada Allah SWT. Selama kurang lebih 63 tahun, Rasulullah membina
dan memperbaiki pendidikan manusia. Pendidikanlah yang mengantar manusia
pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu.
Pendidikan merupakan persoalan penting bagi umat manusia, karena
pendidikan merupakan parameter yang mencerminkan sebuah peradaban. Maju
mundurmya suatu bangsa seringkali dihubungkan dengan kualitas system
pendidikan. Dalam Islam, dipandang sebagai proses yang terkait dengan upaya
mempersiapkan manusia untuk memiliki kemampuan memikul tugas hidup
sebagai khalifah Allah di muka bumi. Untuk itu, manusia diciptakan lengkap
dengan potensinya, berupa akal dan kemampuan. Pendidikan bertujuan
mempersiapkan generasi yang siap untuk hidup di masa kini secara sempurna,
dengan menyediakan sejumlah peluang untuk merancang masa depan. Oleh sebab
itu pendidikan dikatakan sebagai seni mentransfer warisan dan ilmu membangun
masa depan.
Pendidikan Islam sebagai lembaga yang diakui keberadaannya lembaga
pendidikan Islam secara eksplisit. Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran yang
diakui, pendidikan agama sebagai salah satu pelajaran wajib diberikan pada
tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Berikutnya pendidikan Islam sebagai nilai,
yakni ditemukannya nilai-nilai Islam dalam system pendidikan nasional.
Pendidikan agama merupakan bagian integral dari system pendidikan
nasional, dalam undang-undang no. 20 Tahun 2003, pasal 37 ayat (1) tentang
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki
keimanan dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
1
2
berilmu, cakap, inovatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang punya rasa
demokratis serta bertanggung jawab.
Salah satu tanggung jawab yang diemban oleh sekolah dalam pendidikan
adalah mendidik peserta didik dengan akhlak yang mulia yang jauh dari kejahatan
dan kehinaan. Seorang anak memerlukan pendalaman dan nilai-nilai norma dan
akhlak ke dalam jiwa mereka. Di samping pendalaman akhlak juga anak
memerlukan ketentraman jiwa, selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT,
dengan memperbanyak beribadah. Ibadah merupakan perintah Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah dalam Q. S. Ad-Dzariyat [51] ayat 56
shalat, menunjukkan dirinya sombong dan tidak memerlukan petunjuk dari Allah
SWT.
Shalat adalah tangga bagi orang-orang beriman dan tempat untuk
berkomunikasi kepada Allah, tiada perantara dalam shalat antara hambanya yang
mukmin dengan Tuhannya. Dengan shalat akan tampak bekas kecintaan seorang
hamba dengan Tuhannya, karena tidak ada yang lebih menyenangkan bagi orang
(mukmin) yang mencintai melainkan ber-khalwat kepada zat yang dicintainnya,
untuk mendapatkan apa yang dimintanya shalat fardhu lima waktu yang
hukumnya wajib dilaksanakan, Islam juga menganjurkan umatnya untuk
melaksanakan shalat-shalat sunnah.
Sholat sunnah dhuha merupakan salah satu shalat di antara shalat-shalat
sunnah yang di anjurkan Rasulullah Saw. Sebagaimana firman Allah dalam surah
ad-dhuha ayat 1 sebagai berikut :
ُّۙحى
ٰ َوالض
Artinya : “Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah)”
Tafsir dari surah ad-dhuha ayat 1 di atas dikutip dari website kemenag.go.id
adalah “Dalam ayat-ayat ini, Allah bersumpah dengan dua macam tanda-tanda
kebesaran-Nya, yaitu dhuha (waktu matahari naik sepenggalah) bersama
cahayanya dan malam beserta kegelapan dan kesunyiannya, bahwa Dia tidak
meninggalkan Rasul-Nya, Muhammad, dan tidak pula memarahinya, sebagaimana
orang-orang mengatakannya atau perasaan Rasulullah sendiri”
Shalat sunnah sebagai penyempurna dari shalat yang wajib. Dengan adanya
shalat sunnah manusia dapat menyempurnahkan amal ibadahnya. Manusia
diharapkan memperbanyak amalannya. Selain amalan yang wajib, yang sunnah
pun diharapkan dilakukan. Karena Rasulullah adalah suri tauladan bagi orang-
orang yang mengharapkan rahmat Allah. Berdasarkan firman Allah SWT dalam
(Q.S. Al-Ahzab [33] ayat 21).
4
B. Fokus Masalah
Dalam penelitian ini yang akan menjadi fokus penelitian peneliti adalah
implementasi shalat dhuha yang dilakukan setiap hari oleh peserta didik kelas X
IPA 1 dalam meningkatkan kecerdasan spiritual (indikatornya yaitu Istiqomah,
amanah dan jujur), di SMAN 1 Cipeundeuy.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada konteks penelitian, maka timbul beberapa permasalahan
yang dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi shalat dhuha peserta didik kelas X IPA 1 di
SMAN 1 Cipeundeuy ?
2. Bagaimana dampak implementasi shalat dhuha dalam meningkatkan
kecerdasan spiritual peserta didik X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy?
D. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan yang telah di rumuskan, maka tujuan
pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi shalat dhuha peserta didik
SMAN 1 Cipeundeuy
2. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari Implementasi Shalat Dhuha
Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Peserta Didik Kelas X IPA 1
SMAN 1 Cipeundeuy.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian secara teoris dan praktis yang diharapkannya
dalam penelitian ini ialah:
8
G. Defenisi Operasional
Untuk memudahkan memahami konsep judul penelitian dan memperoleh
pengertian yang benar dan tepat serta menghindari kesalahan pemahaman
tentang maksud dan isi skripsi yang berjudul “Implementasi Shalat Dhuha
Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Peserta Didik Kelas X IPA 1 di
SMAN 1 Cipeundeuy” maka diperlukan suatu penegasan istilah, sehingga
nantinya akan lebih memudahkan untuk mengetahui maksud yang
sebenarnya. Agar pengertian judul dapat dipahami maka penulis jelaskan
istilah kata-kata dalam judul sebagai berikut :
1. Implementasi
Implementasi adalah penerapan. Implementasi juga merupakan
perencanaan yang sudah disiapkan oleh sekelompok orang dengan tujuan
bahwa penerapan tersebut dapat berjalan, bermanfaat dan berdampak
positif bagi yang melakukannya.
2. Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah salah satu shalat sunnah yang Rasulullah Saw sendiri
suka atau rajin kerjakan. Pelaksanaan shalat sunnah dhuha ini di kerjakan
pada jam 7 sampai jam 11. Jumlah rakaat 2, 4, 6, 8 sampai 12. Shalat ini
juga adalah shalat yang dapat mendatangkan rezeki bagi siapa yang
dikehendaki Allah SWT.
3. Kecerdasan Spritual
Kecerdasan adalah salah satu kanuria yang diberikan oleh Allah SWT
kepada hambanya. Kecerdasan juga sering disebut dengan kepintaran atau
hal yang lebih dimiliki oleh seseorang. Sedangkan spiritual adalah ruhani,
12
hati atau jiwa seseorang yang berhubungan langsung dengan Alah SWT.
Kecerdasan Spritual adalah tolak ukur ketakwaan seorang hamba kepada
Allah SWT. Memiliki kecerdasan spiritual berarti kita telah melibatkan
segala perasaan ketuhanan dalam setiap kegiatan dan pekerjaan yang kita
lakukan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Implementasi
Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster
berasal dari Bahasa Inggris yaitu to implement. Dalam kamus tersebut, to
implement (mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying
out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu) dan to give practical
effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) implementasi adalah
pelaksanaan atau penerapan. Pengertian lain dari implementasi yaitu
penyediaan sarana untuk melakukan sesuatu yang menimbulkan dampak atau
akibat terhadap suatu hal.
Secara konseptual implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya
serta memerlukan jaringan pelaksana yang efektif.
B. Shalat Dhuha
1. Definisi Shalat Dhuha
Shalat dari bahasa arab yang artinya adalah do’a, pujian, dan
memohon kebaikan. Secara hakikatnya shalat adalah berharap pada allah
SWT dan merasa takut kepada Allah, dan menumbuhkan rasa keagungan
dalam diri kita serta kebesarannya dan kekuasannya.
Dhuha berarti menunjukkan waktu, yaitu waktu setelah shubuh dan
sebelum waktu dzuhur. Dan sebagian ulama mendefinisikan dhuha yaitu
dengan atau berdasarkan surat Adh Dhuha yaitu sebagai cahaya matahari
secara umum, atau khusunya kehangatan cahaya matahari.
Shalat sunnah atau disebut juga shalat tatawwu’ adalah shalat-
shalat di luar ke lima shalat fardhu yang dianjurkan untuk dikerjakan.
Selain itu shalat tatawwu adalah shalat yang di tuntut, bukan wajib untuk
dilakukan oleh seorang mukhalaf sebagai tambahan dari shalat wajib.
13
14
Shalat ini dituntut, baik yang mengiringi shalat fardhu (rawatib), seperti
shalat nafilah qabliah dan nafilah ba’diyah, maupun yang tidak
mengiringi shalat fardhu (gairu rawatib), seperti shalat tahajud, hajat,
taubat, dhuha dan tarawih.
Kegiatan shalat dhuha yang dikerjakan pada waktu pagi yakni
ketika matahari sedang naik setinggi tombak atau sepenggal yang kira-
kira antara jam tujuh, delapan, sembilan, sampai masuk waktu shalat
dhuhur. Shalat dhuha biasa dilakukan dengan jumlah 2, 4, 8, atau 12
raka’at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka’at sekali salam.
2. Hukum Shalat Sunnah Dhuha
Didalam alquran hukum dari sholat dhuha sejatinya tidak
dijelaskan secara tegas dan jelas. Meskipun didalam al quran tidak
dijelaskan secara langsung berkaitan dengan hukum melaksanakannya
namun itu semua tidak menjadi penghalang bagi kita untuk melaksanakan
dan kita amalkan, meskipun kita tidak menemukan dalam al quran
mengenai hukum tersebut namun banyak dijelaskan dalam beberapa
hadist, dari situlah kita bisa melihat hukum dari sholat dhuha.
Ada hadist yang bisa kita jadikan sandaran hukum dari shalat
dhuha berdasarkan hadist yang telah diriwayatkan Abu Hurairah r.a, yang
artinya “Kekasihku Rasulullah SAW, memwasiatkan kepadaku tiga hal,
yaitu puasa tiga hari, dua rakaat shalat dhuha, dan shalat witir sebelum
tidur”.
Menurut Imam An-Nawawi bahwa shalat dhuha adalah sunnah
muakkad (sangat dianjurkan).
Berdasarkan penjelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
hukum shalat dhuha merupakan sunnah yang artinya bilamana dikerjakan
mendapatkan ganjaran (pahala) dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.
3. Waktu Shalat Dhuha
Dikutip dari rumaysho.com dalam Minhatul ‘Allam, yang disebut
Dhuha yaitu mulai dari waktu setelah matahari meninggi hingga dekat
15
ُ الْ ُك َّف
ار
“Kerjakan shalat shubuh kemudian tinggalkan shalat hingga
matahari terbit, sampai matahari meninggi. Ketika matahari terbit, ia
terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang
bersujud.” (HR. Muslim no. 832).
Kapan itu? Awal waktu shalat Dhuha kita-kira 15 menit setelah
matahari terbit.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata, “Awal waktu
shalat Dhuha adalah ketika matahari meninggi setinggi tombak ketika
dilihat yaitu 15 menit setelah matahari terbit.” (Syarh Al Arba’in An
Nawawiyah, hal. 289)
b. Akhir waktu yaitu dekat dengan waktu zawal saat matahari akan
tergelincir ke barat. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Sekitar 10 atau 5
menit sebelum waktu zawal (matahari tergelincir ke barat).”
c. Waktu terbaik yaitu dikerjakan di akhir waktu.
Sedangkan waktu utama mengerjakan shalat Dhuha adalah di akhir
waktu, yaitu keadaan yang semakin panas. Dalilnya adalah dalam hadits
riwayat muslim yang artinya :
Zaid bin Arqom melihat sekelompok orang melaksanakan shalat
Dhuha, lantas ia mengatakan, “Mereka mungkin tidak mengetahui
16
bahwa selain waktu yang mereka kerjakan saat ini, ada yang lebih
utama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Waktu
terbaik) shalat awwabin (shalat Dhuha) yaitu ketika anak unta
merasakan terik matahari.” (HR. Muslim no. 748). Artinya, ketika
kondisi panas di akhir waktu.
Imam Nawawi mengatakan, “Inilah waktu utama untuk
melaksanakan shalat Dhuha. Begitu pula ulama Syafi’iyah mengatakan
bahwa ini adalah waktu terbaik untuk shalat Dhuha. Walaupun boleh
pula dilaksanakan ketika matahari terbit hingga waktu zawal.” (Syarh
Shahih Muslim, 6: 28)
4. Tatacara Shalat Dhuha
Tatacara dalam pelaksanaan shalat dhuha sendiri tidak jauh beda
dengan shalat wajib atau shalat sunnah rawatib pada umumnya, hanya
yang membedakannya dari waktu pelaksanaannya sebagaimana telah
dijelaskan diatas dan dari niatnya. Adapun niat dan tatacara shalat dhuha
adalah sebagai berikut :
a. Membaca niat shalat dhuha dan berbarengan dengan takbiratul ihram:
ِ ٍ ال اللَّه ع َّز وج َّل يا ابن آدم الَ َتع ِجز عن َأرب ِع ر َكع
َ ات م ْن ََّأو ِل الن
َّها ِر َ َ َ ْ ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َ َق
ِ َ َأ ْك ِف
ُك آخ َره
“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau
tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka
itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud
no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani
dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
b. Pahala melaksanakan sholat dhuha sama seperti pahala haji dan umrah,
dalam Hadist yang diriwayatkan Imam Tirmidzi bahwa Rasulullah
bersabda :
18
ص َدقَةٌ َو ُك ُّل ٍ ِيصبِح َعلَى ُك ِّل سالَمى ِمن َأح ِد ُكم ص َدقَةٌ فَ ُك ُّل تَسب
َ يحة
َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ ُ ُْ
ِ تَح ِمي َد ٍة ص َدقَةٌ و ُك ُّل َت ْهلِيلَ ٍة ص َدقَةٌ و ُك ُّل تَ ْكبِير ٍة ص َدقَةٌ وَأمر بِالْمعر
وف ُْ َ ٌْ َ َ َ َ َ َ َ ْ
19
ُّحى
َ الض
Artinya :
“Hendaklah masing-masing darimu setiap pagi bersedekah untuk setiap
ruas tulang badannya, maka tiap kali bacaan tasbis adalah sedekah, tiap
kali bacaan tahmid adalah sedekah, tiap kali bacaan tahlil adalah
sedekah, tiap kali bacaan takbir adalah sedekah, dan menyuruh kepada
yang makruf adalah sedekah, dan mencegah yang mungkar adalah
sedekah, dan sebagai ganti itu semua cukup lah melakukan dua rokaat
sholat dhuha”.
f. Sholatnya Orang yang Kembali Taat, keutamaan dan manfaat sholat
dhuha yang terakhir adalah menjadi sholatnya orang orang yang
kembali taat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
C. Kecerdasan Spiritual
1. Defenisi Kecerdasaan Spritual
20
الَّ ِذيْ َن ٰا َم ُن ْوا َوتَط َْم ِٕى ُّن ُقلُ ْو ُب ُه ْم بِ ِذ ْك ِر ال ٰلّ ِه ۗ اَاَل بِ ِذ ْك ِر ال ٰلّ ِه تَط َْم ِٕى ُّن
ب
ُ ۗ الْ ُقلُ ْو
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Sehingga ketika peserta didik akan memulai pelajaran jiwa mereka
tenang tidak was-was (galau), dengan begitu pikiranpun akan ikut jernih
sehingga bisa mencerna pelajaran dengan baik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kualitatif karena data
penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di
lapangan. Pada penelitian ini, menggunakan penelitian kualitatif. Kualitatif
merupakan suatu strategi inqury yang menekankan pencarian makna, pengertian,
konsep, karakteristik, gejala, symbol maupun deskripsi tentang suatu peristiwa,
perhatian dan multimetode, bersifat alami dan holistik; mengutamakan kualitas,
menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara narative. Dari segi yang lain
dan secara praktis dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
menemukan jawaban dari suatu pertanyaan terhadap suatu fenomena atau
pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan
menggunakan pendekatan kualitatif.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Cipeundeuy yang beralamat di Jl Rontog,
Desa Nanggeleng, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi
Jawa Barat 40558.
C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, data yang diklasifikasikan
maupun dianalisis untuk mempermudah dalam menguak suatu masalah yang
terdiri atas:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung
antara pengumpulan sumber data. Sumber data primer juga berarti data pokok
sebagai data utama yang diperoleh berdasarkan data hasil penelitian lapangan
yaitu peserta didik kelas X IPA 1 dengan jumlah 26. Dan sebagai pendukung
adalah kepala dan guru pengawas pelaksanaan sekolah SMAN 1 Cipeundeuy.
26
27
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari sumber-suber data
tercetak, di mana data tersebut telah dikumpulkan oleh pihak sebelumnya,
misalnya buku, laporan, perusahaan, jurnal, internet dan sebagainya. Data
sekunder juga mengenai keadaan geografis, data mengenai produktivitas
suatu lembaga, bukti catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip, data mengenai kegiatan-kegiatan yang berlangsung di SMAN 1
Cipeundeuy dan sebagainya.
D. Informan Penelitian
Informan penelitian shalat dhuha dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
pesert didik kelas X IPA 1 di sekolah SMAN 1 Cipeundeuy adalah:
1. Kurikulum
Salah satu informan yang mengetahui segala kegiatan pada sekolah ialah
kurikulum termaksud program-program keagamaan seperti shalat dhuha
yang di teliti oleh peneliti.
2. Guru piket shalat dhuha
Pelaksanaan shalat dhuha tidak dapat berjalan dengan lancar jika tidak ada
koordinasi atau kontrol secara langsung oleh pengawas piket shalat dhuha.
3. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
Peran guru keempat ini sangat baik untuk menunjang aspek keagamaan
seperti spiritual dan social dengan cara di aplikasikan pada kehidupan
sehari-hari peserta didik.
4. Wali kelas X IPA 1
Wali kelas sangat berperan penting dalam meningkatkan kecerdasan
spiritual peserta didik apalagi pada aspek keagamaan.
5. Peserta didik X IPA 1
Fokus penelitian peneliti yakni kelas X IPA 1. Di mana peserta didik ini
melaksanakan shalat dhuha sebagaimana rutinitas yang diterapkan pihak
sekolah dan berdampak pada kecerdasan spiritual peserta didik
28
kejadian dalam situasi sosial yang sesuai yang terkait dengan focus dengan
focus penelitian adalah sumber informasi yang sangat berguna dalam
penelitian kualitatif. Dokumen itu berbentuk teks tertulis, artefacts, gambar,
maupun foto.
Dokumentasi ini, peneliti gunakan untuk mendapatkan keterangan di
SMAN 1 Cipeundeuy yang meliputi; Tinjauan historis, letak geografis,
struturk organisasi, keadaan tenaga kerja dan peserta didik saat melakukan
proses shalat dhuha berjama‟ah di masjid atau di lapangan, sarana dan
prasarana, serta data-data lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Kemudian data yang diperoleh nantinya akan digunakan sebagai pendukung
dalam penelitian ini.
F. Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara,
maka dianalisis berdasarkan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data dapat berarti merangkum, memilih hal-hal yang utama, dan
memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema polanya. Reduksi
merupakan langkah awal dalam menganalisis data, yang bertujuan untuk
memudahkan pemahaman terhadap data yang diperoleh.
Reduksi data juga berarti sebagai sebuah proses pemilihan. Reduksi data
yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah analisis menajam,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data mengenai hasil pelaksanaan shalat dhuha terhadap
kecerdasan spiritual kelas X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy dengan cara
sedemikian rupa dapat ditarik kesimpulan dan kemudian di verifikasi. dapat
di tarik kesimpulan bahwa data reduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
30
2. Trianggulasi
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan berbagai sumber di luar data sebagai bahan perbandingan.
31
3. Memperpanjang pengamatan
Dengan memperpanjang pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah
ditemui maupun yang baru. Dengan memperpanjang pengamatan ini berarti
hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk rapport
(hubungan), semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling
mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Dalam
perpanjangan pengamatan ini, peneliti melakukan penggalian data secara
lebih mendalam supaya data yang diperoleh menjadi lebih konkrit dan valid.
Peneliti datang ke lokasi penelitian walaupun peneliti sudah memperoleh data
yang cukup untuk dianalisis, bahkan ketika analisis data, peneliti melakukan
crosscheck di lokasi penelitian.
4. Pemeriksaan sejawat
Pemeriksaan sejawat melalui diskusi yaitu teknik yang dilakukan dengan
cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam
bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Dari informasi yang
berhasil digali, diharapkan dapat terjadi perbedaan pendapat yang akhirnya
lebih memantapkan hasil penelitian.
5. Kebergantungan (depandibility)
Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya
kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data
sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesalahan sering
dilakukan oleh manusia itu sendiri terutama peneliti karena keterbatasan
pengalaman, waktu, pengetahuan. Cara untuk menetapkan bahwa proses
penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit dipendability oleh
ouditor independent oleh dosen pembimbing.
32
6. Kepastian (konfermability)
Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara
mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang didukung
oleh materi yang ada pada pelacakan audit.
H. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ada tiga tahapan dalam melakukan penelitian,
tahapan-tahapan yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Tahap Pra Lapangan
Ada beberapa yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahap ini
diantaranya: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian,
menjajaki dan menilai lapangan, memilih informan, menyiapkan
perlengkapan penelitian, dan masalah etika.
2. Tahap Persiapan
Adapun tahap persiapannya, peneliti mengajukan judul proposal tentang
implementasi shalat dhuha dalam meningkatkan kecerdasan spritual peserta
didik kelas X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy kepada penasehat akademik,
sekertaris jurusan, ketua jurusan pendidikan agam Islam. Kemudian
menyusun proposal penelitian ini untuk diseminarkan nanti.
3. Tahap Pekerjaan Lapangan
Uraian tentang tahap pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian,
yaitu:memahami apa yang ingin diteliti pada latar penelitian, persiapan diri,
memasuki lapangan, dan berperan serta sambil mengumpulkan data.
4. Tahap Analis Data
Dalam melakukan analisi data ada beberaapa teknik yang harus
dilakukaan, yaitu: reduksi data (pemilihan, dan penyederhanaan), penyajian
data dan menarik kesimpulan.
5. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap yang paling akhir dari sebuah
penelitian proposal ini.Pada tahap ini, peneliti peneliti menyusun data dan
33
referensi yang telah dianalisis dan dikumpulkan dalam bentuk proposal, yaitu
berupa laporan penelitian dengan mengacu pada peraturan penulisan proposal
yang berlaku di jurusan Pendidikan Agama Islam STAI Al-Musdariyah Kota
Cimahi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
34
35
3. Ekstrakurikuler
Program Bismillah, Adalah Program 19 Program Ektrakurikuler. Angka 19
Adalah Jumlah Huruf Arab Dalam Kata Bismillah.
1) Pelajar Pengibar Bendera (PASJARPARA)
2) Palang Merah Remaja (PMR)
3) Dapur Seni (DASI)
4) Pramuka
5) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
6) Pencinta Alam Palapa
7) Cipeundeuy English Club ( CEC )
8) Patroli Keaman Sekolah (PKS)
9) Teater
39
4. Struktur Organisasi
Tabel 1
Struktur Organisasi SMAN 1 Cipeundeuy
N
NAMA L/P JABATAN
O
1 Dedi Suanda, S.Pd, M.Pd L Kepala Sekola
2 Jojo, S.Pd L Kabag Tata Usaha
3 Samsudin Hidayat, S.Pd L Wakil Kepala Sekolah
4 Ugon Sugata Suksena, S.Pd L Wakil Kepala Sekolah
5 Denden Moch Nafiq L Wakil Kepala Sekolah
6 Neneng Titin Suryati, M.Pd P Wakil Kepala Sekolah
7 Drs. Hendayana L Staff Wakasek
8 Dra. Empong Teti P Staff Wakasek
9 Tresnadi Septo Utomo, S.Pd L Staff Wakasek
10 Asep Wawan N, S.Pd L Staff Wakasek
11 Risa Aisyah, S.Pd P Staff Wakasek
12 Salinan, S.Pd L Staff Wakasek
13 Yulianti Solihah, SE P Staff Tata Usaha
14 Deni Somatri L Staff Tata Usaha
15 Darman Wasdinata L Staff Tata Usaha
40
“Awal shalat dhuha ini memang sudah ada dari dulu, yang sering
dilaksanakan peserta didik hanya saja belum optimal, peserta didik sebagian
besar hanya mengambil waktu sendiri-sendiri disela-sela pembelajaran. Dan
untuk mengoptimalkan kualitas dan kuantitas dari aspek keagamaan peserta
didik kemudian kami menginisiatifkan kira-kira pada tahun 2015 untuk
bersama-sama melaksanakan shalat dhuha dilapangan secara berjamaah.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, bahwa implementasi shalat dhuha ini
sudah dilaksanakan sejak dulu dengan sendiri-sendiri tampa berjamaah dan
untuk mengoptimalkan maka dibuatlah sholat dhuha secara berjamaah untuk
pengembangan kecerdasan spiritual siswa di SMAN 1 Cipeundeuy agar
semua siswa ikut melaksanakan.
Implementasi shalat dhuha peserta didik di SMAN 1 Cipeundeuy yang
utama disediakan yaitu tempat yang disiapkan untuk terlaksanakannya shalat
dhuha. Sebagaimana yang dikutip dari hasil wawancara dengan Bapak
Kasmin, S.Pd.I “Sekolah hanya menyediakan tempat untuk pelaksanaan
shalat dhuha, semua siswa dianjurkan wudhu dari rumah karna air dari
sekolah terbatas dan membutuhkan waktu yang banyak serta antri yang
panjang, siswa juga dianjurkan membawa Al-Qur’an masing-masing”.
Dilanjutkan dengan kutipan dari Nur Salwa Zaqia, peserta didik kelas X
IPA 1 SMAN 1 Cipeundeuy.
“Al-Qur‟an, mukena dan dalam keadaan berwudhu dari rumah masing-
masing.”
Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa, perlengkapan
yang dibawahdari rumah masing-masing peserta didik adalah Al-Qur‟an,
mukena dan dalam keadaan berwudhu.
sebelumnya yaitu melalui Muatan Lokan yang telah diajarkan, hal ini
dibenarkan oleh Waka Kurikulum SMAN 1 Cipeundeuy :
“Pembinaan sholat dhuha kami lakukan yaitu pada saat waktunya atau di
jam Muatan Lokal jadi di sana kita sekalian memberikan arahan dan juga
materi sebelum dilaksanakannya sholat dhuha”.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwasanya pembinaan sebelum dilaksanakanya sholat dhuha
sangatlah penting guna tidak terjadinya kesalahan dan juga menjadikan sholat
semua siswa bisa tertib dan benar.
Menurut observasi yang peneliti lakukan di sekolah bahwa pembinaan dan
pengarahan yang dilakukan lebih mementingkan tentang penanaman nilai
nilai serta manfaat yang dapat diambil dari melaksanakannya sholat dhuha
ketepatan waktu dan juga kedisiplinan diikuti oleh semua siswa menjadikan
siswa mematuhi aturan yang telah di berikan.
datang dan melakukan shalat dhuha tinggi bukan hanya takut karena
mendapatkan sanksi jika tidak melakukan namun kesadaran siswa sendiri
juga semakin tinggi dalam melaksanakan sholat dhuha berjamaah tersebut.
Menurut observasi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu ketika sebelum
memulai jam pelajaran pertama semua siswa harus segera berada di lapangan,
dan semua siswa segera membentuk barisan sholat setelahnya ketika sholat
telah selesai guru sudah bersiap melakukan pengabsenan kepada siswa tanpa
ada satupun siswa yang terlewat dan untuk siswi yang berhalangan untuk
tidak ikut sholat berjamaah pihak sekolah sudah menyiapkan tempat sendiri
dan akan diberikan materi tentang keputrian oleh guru sehingga siswi yang
berhalangan tidak bisa main ataupun berdiam diri dikelas.
banyak lagi dan juga tidak hanya itu penanaman sholat dhuha atau
pembiasaan sholat dhuha disekolahan ini sebenarnya tidak hanya dilakukan di
sekolahan saya harap siswa juga membiasakan sholat duha dirumah masing
masing”
Berdasarkan wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa
pelaksanaan sholat duha di SMAN 1 Cipeundeuy mempunyai tujuan agar
nantinya siswa lebih giat dalam beribadah, dan juga sebagai salah satu ikhtiar
batin dalam kesuksesan belajar, dan sebagai cara untuk bersosialisasi dengan
sekitar bukan hanya itu tujuan program sholat dhuha untuk menghargai
waktu, tepat dalam melaksanakan apapun kegiatan lebih disiplin dlam
melakukan tugas mereka, kewajiban mereka dan juga kegiatan apapun, dan
bukan hanya itu saja pihak sekolah berharap pembiasaan sholat dhuha di
sekolah juga dapat dilaksanakan dan dibiasakan di rumah.
menjadi sebuah kebutuhan, bukan hanya itu siswa juga mengerti dan lebih
disiplin lagi dalam melaksanakan kegiatan yang ada”
Dampak yang dialami setelah melakukan Sholat dhuha bisa menjadi
sebuah kebiasaaan dan lebih mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa,
Sesuai yang diungkapkan oleh salah satu Siswi Kelas 10 IPA 1 Ridho
Ariansyah ramadhan :
“Dampak yang saya alami ketika melaksanakan sholat dhuha disekolahan,
saya menjadi sebuah kebiasaan juga yang saya lakukan ketika dirumah
penanaman kebiasaan sholat dhuha disekolahan sangat mempengaruhi
kebiasaan saya juga, selain itu saya lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah
SWT, dan juga selain itu saya juga lebih yakin bahwa dari sholat dhuha Allah
akan memudahkan segala urusan kita mulai dari memudahkan dalam mencari
ilmu ataupun memudahkan kita dalam mencari rezeki”.
Dalam hal ini dampak dari pelaksanaan sholat dhuha juga dapat mengerti
arti dari pentingnya beribadah kepada Allah SWT sehingga lebih giat dalam
beribadah, sesuai apa yang telah disampaikan oleh salah satu siswi kelas 10
IPA 1 Devita :
“Sholat dhuha yang dilaksanakan di sekolah sangat membantu karena
adanya peraturan yang mewajibkan siswa untuk melaksanakan sholat dhuha
maka kita akan lebih giat dalam beribadah meskipun termasuk dalam ibadah
sunah, dan bukan hanya itu saya juga lebih faham dan juga mengerti akan apa
pentingnya ibadah bagi kita sebagai umat Nya,dan juga membuat saya lebih
giat dakam beribadah tanpa ada paksaan dan tekanan, beribadah kepada Allah
menjadi jalan dalam memudahkan urusan kita”
Pernyataan diatas juga sama sesuai yang di sampaikan oleh salah satu
siswi kelas 10 IPA 1 Lainnya Jihad Ramdani:
“Membiasakan Sholat dhuha Secara Istiqomah dimana saja meskipun di
rumah dan tidak hanya di sekolahan saja, membuat hati merasa tentram dan
makin giat ibadah”
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh siswi lainnya :
48
Tabel 3
Ketaatan peserta didik dalam menjalankan perintah Allah SWT
(seperti sholat, puasa, zakat, dll)
Tabel 4
Peserta didik melaksanakan shalat dhuha tampa ada paksaan dari luar
Tabel 5
Peserta didik yang membawa perlengkapan shalat di dalam tas saat
pergi ke sekolah
Tabel 6
Peserta didik menjalankan tugas tanggung jawab kepemimpinan atas
jabatan yang dititipkan
Tabel 7
Peserta didik menjaga buku yang dipinjam dan mengembalikannya
tepat waktu
Tabel 8
Peserta didik mengisi informasi yang benar saat meminjam buku di
perpustakaan
Tabel 9
Peserta didik Betul-betul melaksanakan shalat, tidak berkata iya
apabila memang belum shalat
dibuatkan waktu sebelum masuk pembelajaran, walau di luar dari jam mata
pelajaran tapi khususnya guru piket untuk selalu mengingatkan peserta didik
SMAN 1 Cipeundeuy di wajibkan untuk datang dengan membawa perlengkapan
shalat dhuha yaitu: Al-Qur’an, mukenah dan dalam keadaan sudah berwudhu, di
karenakan jika peserta didik mengambil air wudhu ketika sampai di sekolah maka
akan membutuhkan waktu yang lama dan bisa tertinggal mengikuti sholat dhuha
berjamaah. Sebagaimana kutipan hasil wawacara dengan salah satu peserta didik
kelas X IPA 1 yaitu Ridho Ariansyah Ramadhan. Wudhu dari rumah karna air
dari sekolah terbatasi dan membutuhkan waktu yang banyak serta antri yang
panjang.
Dampak Implementasi Shalat Dhuha Berjamaah dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Peserta Didik Kelas X IPA 1 SMAN 1 Cipeundeuy. Dapak
merupakan pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif dari hasil suatu usaha
atau pelaksanaan yang telah dirancang untuk menunjang keberhasilan. Dari hasil
wawancara maka dapat dikemukakan bahwa dampak implementasi shalat dhuha
dalam meningkatkan kecerdasan spiritual peserta didik kelas X IPA 1 di SMAN 1
Cipeundeuy sebagai berikut:
a. Istiqomah
Secara etimologis, istiqomah berasal dari kata istaqomah yastaqimuh yang
artinya tegas dan lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqomah diartikan
sebagai sikap teguh pendirian yang selalu konsekuen. Dalam termonologi akhlak,
istiqomah adalah sikap teguh dalam pendirian dan selalu konsisten dalam
mengerjakan sesuatu.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Cipeundeuy
bahwa diharapkan siswa dapat istiqomah dalam menjalankan shalat dhuha
meskipun tidak berada di sekolah dan setelah lulus nanti, karena shalat dhuha ini
banyak sekali keutamaannya.
b. Amanah
Secara etimologi kata amanah, iman dan aman berasal dari akar pengertian
yang sama. Allah memberikan tempat terajat keunggulan superioritas, dan
54
c. Jujur
Jujur adalah satu pilar dalam islam, jujur merupakan suatu sikap yang
mencerminkan adanya kesesuaian hati, perbuatan dan juga perkataan. Adapun
jujur berasal dari bahasa Arab yang sama dengan “as-sidqu atau siddiq” yang
berarti benar, nyata atau berkata benar. Secara istilah jujur dalah suatu sikap yang
lurus hati, menyatakan yang sebenar-benarnya tidak berbohong atau berkata hal-
hal yang menyalahi apa yang terjadi (fakta). Jujur juga dapat diartikan tidak
curang, melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang berlaku dan lain
sebagainya.
Dari implementasi shalat dhuha yang dilakukan di SMAN 1 Cipeundeuy
diharapkan siswa memiliki kepribadian yang jujur agar menjadi insan yang tidak
merugikan orang lain dan taat terhadap aturan. Sebagimana diungkapkan oleh
salah seorang guru bidang kesiswaan menyatakan dampak dari shalat dhuha
berjamaah yang dilaksanakan secara rutin dapat menumbuhkan kecerdasan
spiritual dan sikap-sikap yang baik dalam kehidupan seperti yang dicontohkan
oleh Rasulullah SAW salah satunya sikap sifat jujur yang diharapkan tertanam
pada siswa SMAN 1 Cipeundeuy.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses pelaksanaan shalat dhuha yang dilaksanakan oleh SMAN 1
Cipeundeuy adalah shalat dhuha yang dilaksanakan sebelum dimulainya
proses belajar mengajar, tepatnya pada jam 07.15 WIB yang diawali
dengan membaca Al-Qur’an bersama. Shalat dhuha ini dilaksanakan
secara berjamaah yang dilaksanakan di lapangan upacara bendera, yang
dipimpin oleh guru atau peserta didik yang ditunjuk. Pelaksanaan shalat
dhuha ini berawal dari inisiatif staf guru dalam mengoptimalkan
kualitas keagamaan peserta didik. Pelaksanaan shalat dhuha ini di
wajibkan untuk setiap peserta didik untuk membawa perlengkapan dari
rumah seperti, Al-Qur‟an, mukena dan berwudhu. Adapun untuk
peserta didik perempuan yang sedang udzur atau haid, mereka
dipisahkan pada shaf bagian belakang sambil mendengar teman-teman
lainnya membaca Al- Qur‟an.
2. Dampak pelaksanaan shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta
didik kelas X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy yaitu, istiqomah yakni dalam
melaksanakan shalat lima waktu (seperti shalat, puasa, sedekah, zakat dll),
amanah yakni saat diberi tanggung jawab ketika melaksanakan tugas
sebagai pengawas piket pelaksanaan shalat dhuha dan jujur yakni tidak
berbohong pada orang tua saat meminta uang, senantiasa memohon izin
terlebih dahulu apabila meminjam barang milik orang lain dan betul-betul
melaksanakan shalat, tidak berkata iya apabila memang belum shalat.
B. Saran
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka penulis perlu menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan STAI Al-Musdariyah Cimahi
dengan adanya penelitian ini hendaknya bisa digunakan sebagai pustaka
55
56
2. Kepada sekolah
Perlu adanya sosialisasi dari pihak madrasah tentang pentingnya
keutamaan dan mafaat shalat dhuha, bagi seluruh warga madrasah. Agar
lebih mengetahui sehingga adanya dorongan untuk melaksanakan shalat
dhuha tepat pada waktu yang sudah disepakati bersama.Salah satunya
dengan mengoptimalkan waktu datang ke madrasah dengan lebih tepat
waktu. Dilanjutkan dengan terus memperbaiki kekurangan-kekurangannya
lainnya.
yang didapatkan dari peneliti lakukan ini belum bisa digunakan secara
umum untuk setiap tempat karena objek penelitian ini dilakukan dengan
latar belakang kota Ambon. oleh karena itu, untuk peneliti selanjutnya
diharapkan kajian lebih lanjut dan komprehensif serta memperluas
jangkauan dan aspek yang teliti, seperti peningkatan prestasi peserta didik
khususnya dalam implementasi shalat dhuha berjamaah di madrasah,
sekolah atau diinstansi pendidikan lainnya yang bisa digunakan baik untuk
di perkotaan maupun di daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Mizan, 2010.
Media, 2008.
Hadis 8; Sunan Ibnu Majah, (Cet. II; Al-Mahira, 2016), no. 1381
Hadis 8; Sunan Ibnu Majah, (Cet. II; Al-Mahira, 2016), no. 1382
58
59
Hadis 8; Sunan Ibnu Majah, (Cet. II; Al-Mahira, 2016), no. 1380
2016.
PT Gramedia, 2018.
Agung, 1982.
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya Juz 1-Juz 19, Jakarta:
Agung, 2003.
Qolbu, 2013.
Fidelis dan Monty P Stiadarma, Mendidik Kecerdasan: Pedoman Bagi Orang Tua
Obor, 2003.
Fayumi Al-Maliki, Kumpulan Doa Pembuka Rezeki, Cet I Jakarta: Qultum Media,
2007.
Halim Mahmud, Ali Abdul. Pendidikan Ruhani, Cet. I; Jakarta: Gema Insani
Press, 2000.
Ian Marshall dan Dana Zohar, SQ Kecerdasan Spritual, Cet. IX; Bandung: PT
Idris Parakkasi. Pemasaran Syariah Era Digital, Cet; I, Bogor: Lindan Bestari,
2020.
Imam Kanafi. Ilmu Tasawuf Penguatan Mental-Spritual dan Akhlak, Cet. I; Jawa
2007.
Rosdakarya, 2009
Muhammad, Syukran Muhammad. Buku Pintar Agama Islam Untuk Pelajar, Cet.
Muslim bin Hijaj, Abu Hasan. Shahih Muslim (Daar Ihyau Turats Al-Arabi,
Alfabeta, 2016.
Imam Kanafi. Ilmu Tasawuf Penguatan Mental-Spritual dan Akhlak, Cet. I; Jawa
Ruslia Isnawati. Cara Kreatif dalam Proses Belajar, Surabaya: CV Jakad Media
Publishing, 2014.
Sudjana, Nana. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 2009.
2007.
Lebih Penting Dari IQ dan EQ, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2002.
Rosdakarya, 2005.
Wisobono, Dermawan. Riset Bisnis Bagi Praktisi Dan Akademisi, Cet. I; Jakarta,
Yusuf, Muri A. Metode Penelitian, Cet. III; Jakarta : Prenada Media Group, 2016.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran I:
HASIL WAWANCARA
1. Apa saja program keagamaan yang di terapkan oleh pihak sekolah dalam
rangka meningkatkan kecerdasan spiritual peserta didik SMAN 1
Cipeundeuy?
“Program agama itu banyak pada sekolah ini ya seperti tilawah, shalat dhuha,
shalat dhuzur, kultum, mauled dan kurban karna kegiatan ini sangat penting
untuk kelanjutan kehidupan sehari-hari mereka kelak dimasyarakat nanti.”
2. Apa pandangan ibu dengan pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1
Cipeundeuy?
“Iya sangat bagus dan saya mengapresiasi semangat peserta didik dalam
mengikuti dan melaksanakan shalat dhuha secara rutin dan mengapresiasi
guru-guru di SMAN 1 Cipeundeuy ini dalam mengkoordinir disetiap harinya
tentunya dengan niat dan usaha yang suci agar peserta didik selalu menjaga
rutinitas shalat dhuha walau tidak berada di madrasah.”
3. Apa yang melatar belakangi adanya program shalat dhuha dan pada tahun
berapakah program shalat dhuha berjamaah ini berjalan di SMAN 1
Cipeundeuy?
“Awal shalat dhuha ini memang sudah ada dari dulu, yang sering
dilaksanakan peserta didik hanya saja belum optimal, peserta didik sebagian
besar hanya mengambil waktu sendiri-sendiri disela-sela pembelajaran.Dan
untuk mengoptimalkan kualitas dan kuantitas dari aspek kegamaan peserta
didik kemudian inisiatifkan pada tahun 2015 untuk bersama-sama
melaksanakan shalat dhuha dilapangan.”
4. Dasar dan tujuan adanya pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di sekolah
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Iya, dasarnya tentu dari Al-Qur’an dan hadist. Karna shalat wajib itu kita
anggap sebagai modal sedangkan shalat sunnah adalah keuntungan.
Kemudian kita ini sekolah berbasis keagamaan yang karna dasar pedoman
itulah kita menginisiatifkan melaksanakan shalat dhuha. Dan tujuan shalat
dhuha ini akan ada pada aspek pribadi, personal peserta didik dan
menimbulkan karakter-karakter positif misalnya disiplin, peduli, semangat
dan harapan karakter-karakter ini juga merupakan bagian dari kopetensi inti
yang ingin dicapai oleh peserta didik dalam mata pelajaran agama.”
5. Bagaimana cara bapak memantau kegiatan pelaksanaan shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Iya, dari pihak sekolah hanya mengkoordinir pelaksanaanya.Dan pada
umumnya di pantau atau dikontrol oleh guru piket untuk dipastikan
pelaksanaan berjalan dengan lancar.”
6. Apa factor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Pasti ada kendala, tapi kendalanya tidak terlalu berpengaruh hanya sebagian
peserta didik yang mengalami seperti itu. Contoh kecil untuk peserta didik
perempuan yang haid, karna kita tidak memastikan batul- betul haid atau
tidak. Sedangkan hal-hal yang mendukung pertama yaitu adanya guru piket
yang selalu mengkoordinir peserta didik, sebab jika tidak ada yang
mengkoordinir maka peserta didik akan cenderung lalai, kedua untuk bagian
fasilitas seperti puluhan mukenah yang bisa dipakai peserta didik walau dari
pihak sekolah selalu mengingatkan peserta didik untuk selalu membawa
mukenah atau perlengkapan shalat itu karna sebagai wujud tanggung jawab
peserta didik masing-masing.”
7. Apa harapan ibu terkait pelaksanaan shalat dhuha di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Harapannya bahwa kami sebagai pendidik di SMAN 1 Cipeundeuy,
berharap shalat dhuha ini bukan saja hal-hal yang sunnah tapi bisa dijadikan
rutinitas sehari-hari.Karna hidup ini bukan sekedar mencari ilmu saja tapi
harus dibarengi dengan aspek keagamaan dari segi magdah dan ghairul
magdah.”
Identitas Siswa
Nama :
Jenis Kelamin : (laki-laki/perempuan)
Jurusan :
Kelas/Semester :
Keterangan :
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah
No Pernyataan SL SR KK TP
Istiqomah
1. Saya selalu menjalankan perintah Allah SWT
(seperti sholat, puasa, zakat, dll)
2. Saya selalu melaksanakan shalat dhuha
berjamaah tepat waktu
3. Saya selalu merasakan ketentram pada diri
ketika selesai melaksanakan shalat dhuha
berjamaah
4. Saya selalu melaksanakan shalat dhuha
tampa ada paksaan dari luar
5. Saya selalu membawa perlengkapan shalat
di dalam tas saat pergi ke sekolah
Amanah
6. Saya selalu menjalankan seluruh perintah
Allah SWT serta kedua orang tua selama
berada di atas perintah kebaikan
7. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru maupun atasan dengan sebaik mungkin
8. Saya selalu menjalankan tugas tanggung
jawab kepemimpinan atas jabatan yang
dititipkan
9. Saya selalu menjaga buku yang dipinjam dan
mengembalikannya tepat waktu
10. Saya selalu membelanjakan uang yang diberi
orang tua sesuai kebutuhan
Jujur
11. Apabila saya berbuat salah, saya mengakui
kesalahan tersebut
12. Saya mengisi informasi yang benar saat
meminjam buku di perpustakaan
13. Betul-betul melaksanakan shalat, tidak
berkata iya apabila memang belum shalat
14. Saya tidak berbohong pada orangtua saat
meminta uang
15. Senantiasa memohon izin terlebih dahulu
apabila meminjam barang milik orang lain
Lampiran III
Dokumentasi