Anda di halaman 1dari 102

IMPLEMENTASI SHALAT DHUHA DALAM

MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL PESERTA


DIDIK KELAS X IPA 1 DI SMAN 1 CIPEUNDEUY

SKRIPSI

Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam


Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Musdariyah Cimahi Untuk Memenuhi Salah
Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun Oleh:
FIRDAWATI AZ-ZAHRA
NIM : 1805701064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AL-MUSDARIYAH
CIMAHI
1443 H / 2022 M
ABSTRAK

Nama Mahasiswa : Firdawati Az-Zahra


Judul Skripsi : “IMPLEMENTASI SHALAT DHUHA DALAM
MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK
KELAS X IPA 1 DI SMAN 1 CIPEUNDEUY”

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui (1) Implementasi Shalat Dhuha


dalam Meningkatkan Kecerdasan Spritual Peserta Didik di SMAN 1 Cipeundeuy.
(2) Dampak Implementasi Shalat Dhuha Dalam Meningkatkan Kecerdasan
Spiritual Peserta Didik Kelas X Ipa 1 Sman 1 Cipeundeuy.
Metode penelitian kualitatif, tipe yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Dilaksanakan sejak tanggal 09 April 2022 sampai 27
Mei 2022. Adapun lokasi penelitian yaitu di SMA Negeri 1 Cipeundeuy. Yang
menjadi subjek dari penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas X IPA
SMAN 1 Cipeundeuy. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode
observasi, wawancara, dokumentasi dan kuisioner sebagai data tambahan dalam
penelitian ini. Dalam analisa pengumpulan data ini peneliti menggunakan reduksi
data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa (1) Implementasi shalat dhuha
dilaksanakan sebelum proses belajar mengajar. Pelaksanaan shalat dhuha
berjamaah di mulai dari tahun 2018. Sebelum melaksanakan shalat dhuha peserta
didik diwajibkan membaca Al-Qur’an beberapa ayat bersama-sama dan
dilanjutkan dengan shalat dhuha. Untuk peserta didik perempuan yang sedang
udzur atau haid mereka di kumpulkan di belakang shaf untuk mendengarkan
teman-temannya membaca Al-Qur’an. (2) Dampak implementasi shalat dhuha
dalam peningkatan kecerdasan spiritual peserta didik SMAN 1 Cipeundeuy yaitu,
istiqomah, amanah dan jujur

Kata Kunci : Implementasi Shalat Dhuha, Kecerdasan Spiritual Peserta Didik,

ii
SMAN 1 Cipeundeuy

PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI SHALAT DHUHA DALAM


MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL PESERTA
DIDIK KELAS X IPA 1 DI SMAN 1 CIPEUNDEUY

Oleh:

FIRDAWATI AZ-ZAHRA
NIM : 1805701064

Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,

Ade Hidayat, S.Ag., M.S.I. Dea Jenal Mutakin, S.I.Kom., S.H., M.M

Mengetahui :
Ketua Ketua Prodi
STAI Al-Musdariyah Cimahi, Pendidikan Agama Islam,

Dr. Hj. Upi Komariah, S.H., M.H. Cecep Lukmanul Hakim, S.Kom.I., M.Ag.

iii
PENGESAHAN

IMPLEMENTASI SHALAT DHUHA DALAM


MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL PESERTA
DIDIK KELAS X IPA 1 DI SMAN 1 CIPEUNDEUY

Disusun Oleh:
FIRDAWATI AZ-ZAHRA
NIM : 1805701064

Skripsi ini telah dimunaqosahkan oleh tim penguji munaqosah pada


tanggal ……………………………., dan telah diterima sebagai salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Musdariyah
Cimahi.
Cimahi, ………………..

PANITIA UJIAN MUNAQOSYAH,

Ketua Panitia / WK. I Bid. Akademik, Sekretaris / Ketua Prodi

Asep Zakky Alamsyah, S.Sy., M.E.Sy. Cecep Lukmanul Hakim, S.Kom.I., M.Ag.

TIM PENGUJI :
Penguji I, Penguji II,

…………………………………….. ………………………………...

MENGESAHKAN
Ketua STAI Al-Musdariyah,

iv
Dr. Hj. Upi Komariah, S.H., M.H.
RIWAYAT HIDUP

FIRDAWATI AZ-ZAHRA lahir di Bandung pada


tanggal 02 Maret 2000 sebagai anak dari pasangan Bapak
Ahmad Warnita H, S.Pd dan Emi Suminar dengan jumlah
saudara tujuh.

Penulis beralamat di Kampung Cinangsi Rt 07 Rw 02 Desa Nanggeleng, Kec.


Cipeundeuy, Kabupaten/Kota Bandung Barat.

Penulis mengawali jenjang pendidikan :

1. SDN 1 Nanggeleng, di Nanggeleng Tahun Lulus 2012;


2. MTs Karya Madani, di Cipeundeuy Tahun Lulus 2015;
3. SMA Darul Ilmi, di Cipeundeuy Tahun Lulus 2018;

Selanjutnya penulis melanjutkan perkuliahan di Sekolah Tinggi Agama


Islam (STAI) Al-Musdariyah Kota Cimahi pada Program Studi Pendidikan
Agama Islam, dari tahun akademik 2017.

Selama perkuliahan penulis juga aktif di beberapa organisasi


kemasyarakatan diantaranya sebagai sekretari perpustakaan desa nanggeleng dan
di majelis ta’lim annuroh desa nanggeleng.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT., karena berkat

Rahmat dan Inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi

sebagaimana yang direncanakan. Skripsi ini diberi judul “Implementasi Shalat

Dhuha Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Peserta Didik Kelas X

IPA 1 Di Sman 1 Cipeundeuy”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan penulisan Skripsi ini berkat

adanya bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada

yang terhormat:

1. Ibu Dr. Hj. Upi Komariah, S.H., M.H., Sebagai STAI Al-Musdariyah Cimahi.

2. Bapak Asep Zakky Alamsyah, S.Sy., M.E.Sy., selaku Wakil Ketua I STAI Al-

Musdariyah Cimahi.

3. Bapak Cecep Lukmanul Hakim, S.Kom.I., M.Ag., selaku Ketua Prodi

Pendidikan Agama Islam STAI Al-Musdariyah Cimahi.

4. Bapak Ade Hidayat, S.Ag., M.S.I., selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis.

5. Bapak Dea Jenal Mutakin, S.I.Kom., S.H., M.M, selaku Pembimbing II yang

telah meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan yang begitu

berharga.

6. Dosen STAI Al Musdariyah

vi
7. Ayahanda & Ibunda tersayang, atas do’a dan dorongan moril dan materil yang

tiada habisnya untuk keberhasilan anakmu.

8. Keluarga besarku tersayang, atas do’a dan dukungannya.

9. Kepala Sekolah SMAN 1 Cipeundeuy beserta seluruh Guru, Staff serta

Peserta Didik yang telah memberikan izin dan membantu penulis untuk

melakukan penelitian di sekolah tersebut.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu demi kelancaran penelitian dan penyusunan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran perbaikan dari pihak manapun sangat penulis harapkan,

sebagai sebuah hasil kerja yang masih layak untuk diperbaiki. Semoga Skripsi ini

dapat bermanpaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Cimahi, …………….. 2022

Penulis

vii
Motto :
‫ان يرجوا هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
َ ُ ْ َ َ ‫سنَةٌ لِّ َمنْ َك‬ َ ‫س َوةٌ َح‬ ْ ُ‫س ْو ِل ِ ا‬ ُ ‫ان لَ ُك ْم فِ ْي َر‬
َ ‫لَقَ ْد َك‬
‫َوا ْليَ ْو َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْي ًر ۗا‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah”
(Al-Ahzab : 21)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dengan setulus hati kupersembahkan kepada :

 Ayahanda dan Ibunda ku tersayang yang selalu memberikan do’a dan


dukungan dengan penuh kasih sayang untuk anaknya.
 Suamiku tercinta yang selalu mendukung dan menyemangatiku untuk
terus menuntut ilmu.
 Keluarga besar yang selalu memberikan do’a dan dukungan.
 Guru ku yang telah mengajari ku banyak hal.
 Kepala Sekolah SMAN 1 Cipeundeuy yang telah mengijinkan penulis
untuk melakukan penelitian.
 Rekan-rekanku semua yang selalu memberikanku support.

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah


dari Allah SWT. Akhir kata penulis memohon maaf apabila banyak kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis pribadi umumnya bagi seluruh pembaca, Aamiin.

viii
Cimahi, 2022
Penulis

Firdawati Az-Zahra

DAFTAR ISI

Hal

COVER ........................................................................................................... i

ABSTRAK....................................................................................................... ii

PERSETUJUAN ............................................................................................ iii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ v

KATA PENGANTAR.................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

PEDOMAN TRANSLITERASI.................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Konteks Penelitian ................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ....................................................................... 7

C. Rumusan Masalah .................................................................... 7

ix
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian .................................................................... 7

F. Kajian Terdahulu yang Relevan ............................................... 8

G. Definisi Operasional ................................................................ 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 13

A. Implementasi ............................................................................ 13

B. Shalat Dhuha ............................................................................ 13

1. Definisi Shalat Dhuha .......................................................... 13

2. Hukum Shalat Dhuha ........................................................... 14

3. Waktu Shalat Dhuha ............................................................ 14

4. Tata Cara Shalat Dhua.......................................................... 16

5. Keutamaan dan Manfaat Shalat Dhuha ............................... 17

C. Kecerdasan Spiritual ................................................................ 19

1. Defenisi Kecerdasaan Spritual ............................................. 19

2. Langkah-Langkah Mendapatkan Kecerdasan Spritual ........ 20

3. Ciri-Ciri Kecerdasaan Spritual ............................................ 22

4. Manfaat Kecerdasaan Spritual ............................................. 24

5. Hubungan Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spritual

Peserta Didik ....................................................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 26

A. Jenis Penelitian ........................................................................26

B. Lokasi Penelitian...................................................................... 26

x
C. Sumber Data............................................................................. 26

D. Informan Penelitian ................................................................. 27

E. Prosedur Pengumpulan Data .................................................... 28

F. Analisis Data ............................................................................ 29

G. Pengecekan Keabsahan Data ................................................... 30

H. Tahap-Tahap Penelitian ........................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 34

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... 34

B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 42

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 52

BAB V PENUTUP..................................................................................... 55

A. Kesimpulan ............................................................................... 55

B. Saran........................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

LAMPIRAN ...................................................................................................

xi
PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis
(technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin.
Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai
berikut:
ARAB LATIN

Kons. Nama Kons. Nama

‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan

‫ب‬ Ba b Be

‫ت‬ Ta t Te

‫ث‬ Tsa ׁs Es (dengan titik di atas)

‫ج‬ Jim j Je

‫ح‬ Cha h Ha (dengan titik di bawah)

‫خ‬ Kha kh Ka dan ha

‫د‬ Dal d De

‫ذ‬ Dzal dh De dan ha

‫ر‬ Ra r Er

‫ز‬ Za z Zet

‫س‬ Sin s Es
xii
‫ش‬ Syin sh Es dan ha

‫ص‬ Shad s Es (dengan titik di bawah)

‫ض‬ Dlat d De (dengan titik di bawah)

‫ط‬ Tha t Te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ Dha z Zet (dengan titik di bawah)

‫ع‬ ‘Ain ‘ Koma terbalik di atas

‫غ‬ Ghain gh Ge dan ha

‫ف‬ Fa f Ef

‫ق‬ Qaf q Qi

‫ك‬ Kaf k Ka

‫ل‬ Lam l El

‫م‬ Mim m Em

‫ن‬ Nun n En

‫و‬ Wawu w We

‫هـ‬ Ha h Ha

‫ء‬ Hamzah ’ Apostrof

‫ي‬ Ya y Ye

2. Vokal rangkap atau diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dengan huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin
dilambangkan dengan gabungan huruf sebagai berikut:
a. Vokal rangkap ( ْ‫ ) َأو‬dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya:
al-yawm.
xiii
b. Vokal rangkap ( ْ‫ ) َأي‬dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya:
al-bayt.
3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat
dan huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf
dan tanda macron (coretan horisontal) di atasnya, misalnya ( ‫ = ْالفَاتِ َح ْة‬al-f̄atihah
), ( ‫ = ْال ُعلُوْ م‬al-‘ul̄um ) dan ( ٌ‫ = قِ ْي َمة‬q̄ imah ).
4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama
dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( ‫ = َح ٌّد‬haddun ), ( ‫= َس ٌّد‬
saddun ), ( ‫ = طَيِّب‬thayyib ).
5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah
dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( ‫ = ْالبَيْت‬al-bayt ),
( ‫ = السَّمآء‬al-sam̄a’ ).
6. T̄a’ marb̄utah mati atau yang dibaca seperti ber-harakat suk̄un,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “h”,
sedangkan t̄a’ marb̄utah yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”,
misalnya ( ‫ = ُرْؤ يَةُ ْال ِهالل‬ru’yah al-hil̄al atau ru’yatul hil̄al ).
7. Tanda apostrof (’) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk
yang terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya ( ُ‫ = ُرْؤ يَة‬ru’yah ), ( ‫= فُقَهَاء‬
fuqah̄a’).

xiv
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Tabel 1 Struktur Organisasi SMAN 1 Cipeundeuy ......................................... 39

Tabel 2 Data peserta didik SMAN 1 Cipeundeuy ........................................... 41

Tabel 3 Ketaatan peserta didik dalam menjalankan perintah Allah SWT ....... 48

Tabel 4 Siswa melaksanakan shalat dhuha tampa ada paksaan dari luar ........ 49

Tabel 5 Peserta didik yang membawa perlengkapan shalat di dalam tas saat

pergi ke sekolah ................................................................................. 49

Tabel 6 Peserta didik menjalankan tugas tanggung jawab kepemimpinan atas

jabatan yang dititipkan ....................................................................... 50

Tabel 7 Peserta didik menjaga buku yang dipinjam dan mengembalikannya

tepat waktu ......................................................................................... 50

Tabel 8 Peserta didik mengisi informasi yang benar saat meminjam buku di

perpustakaan ...................................................................................... 51

Tabel 9 Peserta didik Betul-betul melaksanakan shalat, tidak berkata iya

apabila memang belum shalat ............................................................ 51

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Hasil Wawancara

Lampiran II Kounsioner

Lampiran III Hasil Dokumentasi

Lampiran IV Surat Izin Penelitian

xvi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian
Islam diturunkan ke alam dunia sebagai rahmatan lil’alamin, yaitu rahmat
bagi seluruh alam. Agar rahmat Allah SWT ini sampai kepada manusia maka,
diutuslah Rasulullah Saw, tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk
kembali kepada Allah SWT. Selama kurang lebih 63 tahun, Rasulullah membina
dan memperbaiki pendidikan manusia. Pendidikanlah yang mengantar manusia
pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu.
Pendidikan merupakan persoalan penting bagi umat manusia, karena
pendidikan merupakan parameter yang mencerminkan sebuah peradaban. Maju
mundurmya suatu bangsa seringkali dihubungkan dengan kualitas system
pendidikan. Dalam Islam, dipandang sebagai proses yang terkait dengan upaya
mempersiapkan manusia untuk memiliki kemampuan memikul tugas hidup
sebagai khalifah Allah di muka bumi. Untuk itu, manusia diciptakan lengkap
dengan potensinya, berupa akal dan kemampuan. Pendidikan bertujuan
mempersiapkan generasi yang siap untuk hidup di masa kini secara sempurna,
dengan menyediakan sejumlah peluang untuk merancang masa depan. Oleh sebab
itu pendidikan dikatakan sebagai seni mentransfer warisan dan ilmu membangun
masa depan.
Pendidikan Islam sebagai lembaga yang diakui keberadaannya lembaga
pendidikan Islam secara eksplisit. Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran yang
diakui, pendidikan agama sebagai salah satu pelajaran wajib diberikan pada
tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Berikutnya pendidikan Islam sebagai nilai,
yakni ditemukannya nilai-nilai Islam dalam system pendidikan nasional.
Pendidikan agama merupakan bagian integral dari system pendidikan
nasional, dalam undang-undang no. 20 Tahun 2003, pasal 37 ayat (1) tentang
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki
keimanan dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

1
2

berilmu, cakap, inovatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang punya rasa
demokratis serta bertanggung jawab.
Salah satu tanggung jawab yang diemban oleh sekolah dalam pendidikan
adalah mendidik peserta didik dengan akhlak yang mulia yang jauh dari kejahatan
dan kehinaan. Seorang anak memerlukan pendalaman dan nilai-nilai norma dan
akhlak ke dalam jiwa mereka. Di samping pendalaman akhlak juga anak
memerlukan ketentraman jiwa, selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT,
dengan memperbanyak beribadah. Ibadah merupakan perintah Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah dalam Q. S. Ad-Dzariyat [51] ayat 56

ِ ‫ْج َّن وٱِإْل نس ِإاَّل لِي ْعب ُد‬


‫ون‬ ِ ُ ‫وما َخلَ ْق‬
ُ َ َ َ ‫ت ٱل‬ ََ
Artinya:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.”
Ayat di atas menjelaskan bahwa tujuan Allah menciptakan makhluknya hanya
untuk beribadah kepadanya dan tidak selain dia. Dan tidak boleh
mempersekutukannya dengan apapun. Hanya dia yang patut disembah, mengikuti
perintahnya dan menjauhi larangannya. Salah satu perintah yang harus ditaati oleh
hambanya serta wajib dilaksanakan adalah shalat.
Menurut bahasa arab, shalat berarti do’a. Secara istilah ibadah tersusun dari
beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir disudahi dengan
salam. Kemudian salah satu usaha untuk menyehatkan jiwa keagamaan yaitu
dengan melaksanakan shalat.
Shalat merupakan cara seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Shalat merupakan amalan yang pertama yang ditanya Allah, di akhirat kelak.
Ketika hambanya shalat khusyuk dengan penuh penghayatan maka akan
berimplikasi kepada perilaku keseharian, menjadi pribadi yang lebih baik. Shalat
sangat penting bagi seorang hamba yang beriman. Shalat merupakan dimensi
kebutuhan manusia kepada Allah SWT. Hamba yang melaksanakan shalat berarti
dirinya sedang membutuhkan petunjuk. Sebaliknya hamba yang tidak pernah
3

shalat, menunjukkan dirinya sombong dan tidak memerlukan petunjuk dari Allah
SWT.
Shalat adalah tangga bagi orang-orang beriman dan tempat untuk
berkomunikasi kepada Allah, tiada perantara dalam shalat antara hambanya yang
mukmin dengan Tuhannya. Dengan shalat akan tampak bekas kecintaan seorang
hamba dengan Tuhannya, karena tidak ada yang lebih menyenangkan bagi orang
(mukmin) yang mencintai melainkan ber-khalwat kepada zat yang dicintainnya,
untuk mendapatkan apa yang dimintanya shalat fardhu lima waktu yang
hukumnya wajib dilaksanakan, Islam juga menganjurkan umatnya untuk
melaksanakan shalat-shalat sunnah.
Sholat sunnah dhuha merupakan salah satu shalat di antara shalat-shalat
sunnah yang di anjurkan Rasulullah Saw. Sebagaimana firman Allah dalam surah
ad-dhuha ayat 1 sebagai berikut :

ۙ‫ُّحى‬
ٰ ‫َوالض‬
Artinya : “Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah)”
Tafsir dari surah ad-dhuha ayat 1 di atas dikutip dari website kemenag.go.id
adalah “Dalam ayat-ayat ini, Allah bersumpah dengan dua macam tanda-tanda
kebesaran-Nya, yaitu dhuha (waktu matahari naik sepenggalah) bersama
cahayanya dan malam beserta kegelapan dan kesunyiannya, bahwa Dia tidak
meninggalkan Rasul-Nya, Muhammad, dan tidak pula memarahinya, sebagaimana
orang-orang mengatakannya atau perasaan Rasulullah sendiri”
Shalat sunnah sebagai penyempurna dari shalat yang wajib. Dengan adanya
shalat sunnah manusia dapat menyempurnahkan amal ibadahnya. Manusia
diharapkan memperbanyak amalannya. Selain amalan yang wajib, yang sunnah
pun diharapkan dilakukan. Karena Rasulullah adalah suri tauladan bagi orang-
orang yang mengharapkan rahmat Allah. Berdasarkan firman Allah SWT dalam
(Q.S. Al-Ahzab [33] ayat 21).
4

‫سنَةٌ لِّ َم ْن َكا َن َي ْر ُجوا ال ٰلّهَ َوالَْي ْو َم ااْل ٰ ِخ َر‬ ِٰ ِ ِ


َ ‫لََق ْد َكا َن لَ ُك ْم ف ْي َر ُس ْول اللّه اُ ْس َوةٌ َح‬
‫َوذَ َك َر ال ٰلّهَ َكثِْي ًر ۗا‬
Artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Dari ayat di atas bahwa Rasulullah adalah teladan terbaik yang harus diikuti
oleh orang-orang beriman, sebagaimana orang-orang beriman menyakini bahwa
salah satunya jalan untuk selamat dunia dan akhirat hanya dengan mengikuti
sunnah Rasulullah Saw. Mulai dari kebiasaan Rasulullah mengerjakan shalat
dhuha, cara makan, bergaul dan lain sebagainya, yang bisa kita jadikan contoh
untuk diaplikasikan pada diri pribadi dari masa kanak-kanak hingga anak remaja
sedini mungkin.
Perkembangan remaja lebih mudah untuk digoyangkan dengan
perkembangan zaman, karena mereka sering bergaul dengan sesama remaja
bahkan dengan orang dewasa. Dengan semakin mereka bergaul dengan sesama
remaja dan dewasa maka pemikirannya akan menjurus pada jiwanya. Mereka
akan gelisah dan semakin resah untuk mencari jati diri. Apabila perkembangan
jiwa remaja yang bergejolak itu tidak disertai dengan bekal agama yang ada pada
dirinya maka akibatnya akan berbahaya.
Peran agama dalam perkembangan jiwa pada remaja ini penting maka harus
disertai dengan perkembangan agama yang cukup, agar emosi yang ada dalam
dirinya dapat dikendalikan dan terkontrol oleh aturan. Semakin dekat dengan
Tuhan dan semakin banyak ibadahnya, maka ia mampu mengahadapi kekecewaan
dan kesukaran dalam hidupnya. Dan sebaliknya semakin jauh orang itu dari
agama akan semakin susah baginya untuk mencari ketentraman batin.
Pada zaman sekarang ini pendidikan Indonesia tidak hanya membutuhkan
teori atau materi ajar yang hanya dikaji dan dimengerti, melainkan dibutuhkan
pengimplementasian dari teori tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
5

akan membentuk sebuah dimensi kepribadian dalam meniti kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air. Kadang sebagai orang tua yang hanya
bisa membimbing anak untuk beribadah pada waktu di rumah saja tapi pada saat
di sekolah maka bimbingan akan dilakukan oleh para pendidik.
Tugas pendidik adalah mendidik peserta didik kearah yang lebih baik, di
mulai dari hal-hal yang kecil hingga hal yang besar yang sangat bermanfaat bagi
kecerdasan spiritual peserta didik tersebut. Salah satunya dengan mengajak
peserta didik untuk melakukan shalat dhuha pada waktu yang telah di tentukan.
Shalat adalah sebuah panggilan rahasia yang saling menyambut antara Allah dan
hambanya.
Shalat dhuha dikerjakan pada pagi hari. Dimulai ketika matahari mulai naik
sepenggal atau 15 menit setelah terbit matahari (jam 07.00) sampai sebelum
masuk waktu dzuhur ketika matahari belum naik pada posisi tenggah-tenggah.
Peserta didik dan tenaga pendidik dapat menunaikan shalat dhuha sebelum
mengawali pembelajaran sekitar jam 07.00, peserta didik dianjurkan untuk
berwudu dari rumah. Berdoa serta memohon pertolongan-Nya agar dapat bekerja
dan belajar dengan maksimal. Dengan begitu, transfer ilmu dari pendidik ke
peserta didik menjadi lebih optimal dan lebih diserap oleh peserta didik tersebut.
Pengalaman ajaran agama dalam hal ini dilakukan dengan mensosialisasikan
shalat di lingkungan sekolah, dengan penerapan shalat, khususnya shalat dhuha
dalam lingkungan sekolah diharapkan dapat memberikan motivasi atau dorongan
untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Pengaruh shalat khususnya shalat
dhuha yang dikerjakan secara rutin akan membawa pengaruh terhadap kecerdasan
spiritual dan kepribadian yang dimiliki oleh peserta didik.
Kecerdasan spiritual dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
kecerdasan yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antar sesama manusia,
makhluk lain, dan alam sekitar berdasarkan keyakinan akan adanya Tuhan Yang
Maha Esa. Energi spiritual adalah energi yang mendorong dan mengalirkan hati
seseorang kepada energi yang bermuatan nilai-nilai kedamaian, kasih sayang,
keadilan, kejujuran, kemuliaan, tanggung jawab dan kesabaran.
6

Kebiasaan melaksanakan shalat dhuha sebelum kegiatan belajar mengajar


merupakan upaya mewujudkan fondasi anak shaleh dan unggul. Dari hasil
wawancara awal bahwa pada tahun 2014 shalat dhuha dikerjakan sendiri-sendiri
dan pada awal tahun 2018 shalat dhuha sudah dikerjakan secara berjamaah sampai
saat ini. Keistiqomaan shalat dhuha ini di wajibkan untuk seluruh staf guru dan
peserta didik, dilaksanakan pukul 07.00 WIB di lanjutkan dengan dzikir pagi
setelah itu proses belajar mengajar dimulai.
Pelaksaan ini juga dilihat dari dukungan alam yang bersahabat maksudnya,
jika cuacanya bagus maka pelaksanaan shalat dhuha dikerjakan di lapangan
upacara akan tetapi, jika cuaca hujan maka pelaksanaan shalat dhuha dikerjakan di
musholah bagi peserta didik laki-laki dan untuk peserta didik perempuan
dilaksanakan di asrama putri yang sudah di sediakan oleh pihak sekolah. Adapun
perlengkapan yang wajib dibawa oleh setiap peserta didik adalah mukena dan
dalam keadaan wudhu (bersih).
Perubahan pelaksanaan shalat dhuha ini di karenakan ada masalah- masalah
krisis peserta didik SMAN 1 Cipeundeuy ialah rendahnya persatuan dan kesatuan,
kurangnya ketaatan kepada pemimpin (kecuali pemimpin yang dzalim), tidak
berwudhu dari rumah, tidak memakai dalaman jilbab, sering terlambat shalat
dhuha berjama‟ah di lapangan, bahkan ada juga yang sengaja meninggalkan
shalat sunnah dhuha berjama‟ah di lapangan tanpa udzur yang syar’i dan lain
sebagainya. Pembiasaan tersebut dimulai dari saran guru-guru, dengan harapan
dari pembiasaan ini agar peserta didik SMAN 1 Cipeundeuy tidak hanya memiliki
kecerdasan intelektual tetapi kecerdasan spiritual walaupun hanya dengan dua
rakaat saja. Yang bertugas sebagai imam adalah guru dan peserta didik ditunjuk
yang dianggap bacaannya baik dan fashih, surah yang dibacakan dimulai dari juz
30 hal ini ditunjukan untuk membantu hafalan Al-Qur’an peserta didik. Lembaga
pendidikan ini melaksanakan shalat dhuha setiap hari kecuali hari jumat.
Berdasarkan tarikan hasil obeservasi menunjukan bahwa masalah yang
diperoleh yaitu keterkaitan antara shalat dhuha dan kecerdasan spiritual. Berpijak
dari uraian diatas timbul keinginan penulis untuk meneliti lebih dalam tentang
7

“Implementasi Shalat Dhuha Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spritual


Peserta Didik Kelas X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy”

B. Fokus Masalah
Dalam penelitian ini yang akan menjadi fokus penelitian peneliti adalah
implementasi shalat dhuha yang dilakukan setiap hari oleh peserta didik kelas X
IPA 1 dalam meningkatkan kecerdasan spiritual (indikatornya yaitu Istiqomah,
amanah dan jujur), di SMAN 1 Cipeundeuy.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada konteks penelitian, maka timbul beberapa permasalahan
yang dapat dikemukakan antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi shalat dhuha peserta didik kelas X IPA 1 di
SMAN 1 Cipeundeuy ?
2. Bagaimana dampak implementasi shalat dhuha dalam meningkatkan
kecerdasan spiritual peserta didik X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy?

D. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan yang telah di rumuskan, maka tujuan
pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi shalat dhuha peserta didik
SMAN 1 Cipeundeuy
2. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari Implementasi Shalat Dhuha
Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Peserta Didik Kelas X IPA 1
SMAN 1 Cipeundeuy.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian secara teoris dan praktis yang diharapkannya
dalam penelitian ini ialah:
8

1. Secara teoris, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan


khazanah keilmuan dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian
berikutnya.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat menambah
wawasan mengenai bimbingan shalat dhuha dalam meningkatkan
kecerdasankan spiritual dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
dorongan dan motivasi kepada peserta didik untuk mengikuti kegiatan
shalat dhuha serta meningkatkan kecerdasan spiritual peserta didik
tersebut.

F. Kajian Terdahulu yang Lerevan


Pada penelitian ini, peneliti memaparkan dua penelitian terdahulu yang
relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang implementasi shalat
dhuha berjamaah dalam meningkatkan kecerdasan spritual peserta didik di SMAN
1 Cipeundeuy.
1. Skripsi Eltia Rahti Nim 12154038 Mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sumatera Utara Medan tahun 2019 yang berjudul
“Efektifitas Bimbingan Agama Melalui Shalat Dhuha Dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spritual (SQ) Santri Pondok Pasantren
Raudhatusshalihin Aceh Tenggara.” Dalam skripsi dijelaskan tentang
efektifitas bimbingan agama melalui shalat dhuha dalam meningkatkan
kecerdasan spiritual siswa SD IT Harapan Bunda Purwokerto, dengan
diadakannya bimbingan agama ini agar dapat meningkatkan kecerdasan
spiritual bagi siswa dari pada sebelumnya. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dimana penelitian ini berdasarkan riset lapangan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Data yang di dapat kemudian di analisis dengan
menggunakan data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut:
bahwa, proses yang dilakukan tidak lepas dari program-program
keagamaan yang dilaksanakan di SD IT tersebut yaitu, shalat wajib, shalat
9

sunnah yaitu dhuha, mengaji. Hambatan yang yang dialami dalam


melakukan bimbingan agama ialah: Kurangnya waktu antara pembimbing
dan siswa, Rendahnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan, Kurangnya
sarana dan prasarana, Pendidikan guru pembimbing. Adapun efektifitas
bimbingan agama melalui shalat dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
ialah: Mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan, Adanya
perubahan sikap, Bereaksi positif dalam menghadapi berbagai masalah.
Adapun hasil dari bimbingan agama yang sudah dilaksanakan di SD IT
berjalan dengan baik dan efektif. Berdasarkan hasil penelitian dan
wawancara terhapap guru-guru dan siswa SD IT Harapan Bunda
Purwokerto.
Berdasarkan isi skripsi di atas ada beberapa persamaan dan perbedaan
yaitu persamaannya, sama-sama menggunakan shalat dhuha, metode
penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yaitu wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Sedangkan perbedaannya yaitu subjek
penelitian di SD IT Harapan Bunda sedangan penelitian yang dikaji
peneliti subjeknya di SMAN 1 Cipeundeuy.

2. Skripsi Eva Fairuzia NIM 09410204 Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan


Keguruan Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun
2013 yang berjudul “Pelaksanaan Shalat Dhuha Dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Peserta Didik Kelas VII Madrasah Tsanawiyah.”
Dalam skripsi ini dijelaskan shalat memiliki pengaruh besar dan efektif
dalam penyembuhan manusia dari duka cita dan kegelisahan, dengan
berserah diri dapat menimbulkan perasaan tenang, damai dalam jiwa
manusia serta dapat mengatasi rasa gelisah dan ketegangan. Salah satu
kelompok yang rentan untuk ikut terbawa arus adalah usia remaja. Selain
itu, dalam segi agama pun banyak ditemukan orang-orang yang secara
intelegensi menguasai berbagai disiplin agama. Namun dalam spikologi
mereka masih melanggar tatanan dan nilai dan norma agama yang mereka
anut dengan demikian selain itu intelegensi, kecerdasan spiritual penting
10

diasah sejak dini. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field


research) yang dilaksanakn di MTS Pundong Banten. Metode
pengumpulan datanya diperoleh dari dokumentasi, observasi, angket
tanggapan siswa serta di lengkapi dengan hasil wawancara. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VII, guru koordinator keagamaan, dan
Kepala Madrasah. Analisis data yang digunakan adalah analisis
campuran, yakni analisis stastistik dan analisis non stastistik. Hasil
penelitian menunjukan: 1) pelaksanaan shalat dhuha di MTS Negeri
Pundong dilaksanakan setiap hari pada pukul 06.45 sebelum diawali
dengan doa-doa, shalat dhuha dilaksanakan secara berjamaah sebanyak
empat rakaat dan diakhiri dengan doa setelah shalat dhuha dan shalawat
nariyah, yang diimami oleh guru yang bertugas. Sedangkan untuk siswa
yang berhalangan (udzur) berkumpul di ruang baca untuk membaca As-
Maul Husna dan kajian kewanitaan. 2) factor pendukung dari shalat dhuha
diantaranya adanya sarana yang memadai, andanya antusias siswa, dan
lingkungan yang nyaman. Adapun penghambat dari pelaksanaan shalat
dhuha diantaranya: kurangnya kerjasama sebagian guru sehingga dalam
pelaksanaan jadwal iman tidak terjalan. Selain itu ada beberapa siswa
yang selalu terlambat untuk mengatasi hal tersebut pihak madrasah dalam
menghadapi problematika tersebut yaitu dengan adakan pertemuan
dengan wali siswa khususnya bagi siswa yang datang terlambat.
Berdasarkan isi skripsi di atas ada beberapa persamaan dan
perbedaan yaitu persamaannya, sama-sama menggunakan shalat dhuha
dalam meningkatkan kecerdasan spiritual dan metode pengumpulan
datanya diperoleh dari dokumentasi, observasi, angket dan wawancara.
Sedangkan perbedaannya yaitu diawali dengan do’a-do’a, dilakasanakan
secara berjamaah sebanyak empat rakaat dan di akhiri dengan do’a selesai
shalat dhuha.
Kedua penelitian diatas secara umum mempunyai ikatan dengan
penelitian yang akan penulis kaji. Namun yang membedakan dengan
kedua penelitian diatas yaitu:
11

1. Salah satu penelitian diatas menggunakan metode penelitian campuran


kualitatif kuantitatif
2. Kedua penelitian di atas lokasi atau subjek berbeda penelitiannya yang
pertama di Pondok Pasantren Raudhatusshalihin Aceh Tenggara dan
kedua di MTS sedangkan penelitian yang dikaji peneliti lokasi atau
subjek peserta didik kelas X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy.

G. Defenisi Operasional
Untuk memudahkan memahami konsep judul penelitian dan memperoleh
pengertian yang benar dan tepat serta menghindari kesalahan pemahaman
tentang maksud dan isi skripsi yang berjudul “Implementasi Shalat Dhuha
Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Peserta Didik Kelas X IPA 1 di
SMAN 1 Cipeundeuy” maka diperlukan suatu penegasan istilah, sehingga
nantinya akan lebih memudahkan untuk mengetahui maksud yang
sebenarnya. Agar pengertian judul dapat dipahami maka penulis jelaskan
istilah kata-kata dalam judul sebagai berikut :
1. Implementasi
Implementasi adalah penerapan. Implementasi juga merupakan
perencanaan yang sudah disiapkan oleh sekelompok orang dengan tujuan
bahwa penerapan tersebut dapat berjalan, bermanfaat dan berdampak
positif bagi yang melakukannya.
2. Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah salah satu shalat sunnah yang Rasulullah Saw sendiri
suka atau rajin kerjakan. Pelaksanaan shalat sunnah dhuha ini di kerjakan
pada jam 7 sampai jam 11. Jumlah rakaat 2, 4, 6, 8 sampai 12. Shalat ini
juga adalah shalat yang dapat mendatangkan rezeki bagi siapa yang
dikehendaki Allah SWT.
3. Kecerdasan Spritual
Kecerdasan adalah salah satu kanuria yang diberikan oleh Allah SWT
kepada hambanya. Kecerdasan juga sering disebut dengan kepintaran atau
hal yang lebih dimiliki oleh seseorang. Sedangkan spiritual adalah ruhani,
12

hati atau jiwa seseorang yang berhubungan langsung dengan Alah SWT.
Kecerdasan Spritual adalah tolak ukur ketakwaan seorang hamba kepada
Allah SWT. Memiliki kecerdasan spiritual berarti kita telah melibatkan
segala perasaan ketuhanan dalam setiap kegiatan dan pekerjaan yang kita
lakukan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Implementasi
Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster
berasal dari Bahasa Inggris yaitu to implement. Dalam kamus tersebut, to
implement (mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying
out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu) dan to give practical
effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) implementasi adalah
pelaksanaan atau penerapan. Pengertian lain dari implementasi yaitu
penyediaan sarana untuk melakukan sesuatu yang menimbulkan dampak atau
akibat terhadap suatu hal.
Secara konseptual implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya
serta memerlukan jaringan pelaksana yang efektif.

B. Shalat Dhuha
1. Definisi Shalat Dhuha
Shalat dari bahasa arab yang artinya adalah do’a, pujian, dan
memohon kebaikan. Secara hakikatnya shalat adalah berharap pada allah
SWT dan merasa takut kepada Allah, dan menumbuhkan rasa keagungan
dalam diri kita serta kebesarannya dan kekuasannya.
Dhuha berarti menunjukkan waktu, yaitu waktu setelah shubuh dan
sebelum waktu dzuhur. Dan sebagian ulama mendefinisikan dhuha yaitu
dengan atau berdasarkan surat Adh Dhuha yaitu sebagai cahaya matahari
secara umum, atau khusunya kehangatan cahaya matahari.
Shalat sunnah atau disebut juga shalat tatawwu’ adalah shalat-
shalat di luar ke lima shalat fardhu yang dianjurkan untuk dikerjakan.
Selain itu shalat tatawwu adalah shalat yang di tuntut, bukan wajib untuk
dilakukan oleh seorang mukhalaf sebagai tambahan dari shalat wajib.

13
14

Shalat ini dituntut, baik yang mengiringi shalat fardhu (rawatib), seperti
shalat nafilah qabliah dan nafilah ba’diyah, maupun yang tidak
mengiringi shalat fardhu (gairu rawatib), seperti shalat tahajud, hajat,
taubat, dhuha dan tarawih.
Kegiatan shalat dhuha yang dikerjakan pada waktu pagi yakni
ketika matahari sedang naik setinggi tombak atau sepenggal yang kira-
kira antara jam tujuh, delapan, sembilan, sampai masuk waktu shalat
dhuhur. Shalat dhuha biasa dilakukan dengan jumlah 2, 4, 8, atau 12
raka’at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka’at sekali salam.
2. Hukum Shalat Sunnah Dhuha
Didalam alquran hukum dari sholat dhuha sejatinya tidak
dijelaskan secara tegas dan jelas. Meskipun didalam al quran tidak
dijelaskan secara langsung berkaitan dengan hukum melaksanakannya
namun itu semua tidak menjadi penghalang bagi kita untuk melaksanakan
dan kita amalkan, meskipun kita tidak menemukan dalam al quran
mengenai hukum tersebut namun banyak dijelaskan dalam beberapa
hadist, dari situlah kita bisa melihat hukum dari sholat dhuha.
Ada hadist yang bisa kita jadikan sandaran hukum dari shalat
dhuha berdasarkan hadist yang telah diriwayatkan Abu Hurairah r.a, yang
artinya “Kekasihku Rasulullah SAW, memwasiatkan kepadaku tiga hal,
yaitu puasa tiga hari, dua rakaat shalat dhuha, dan shalat witir sebelum
tidur”.
Menurut Imam An-Nawawi bahwa shalat dhuha adalah sunnah
muakkad (sangat dianjurkan).
Berdasarkan penjelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
hukum shalat dhuha merupakan sunnah yang artinya bilamana dikerjakan
mendapatkan ganjaran (pahala) dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.
3. Waktu Shalat Dhuha
Dikutip dari rumaysho.com dalam Minhatul ‘Allam, yang disebut
Dhuha yaitu mulai dari waktu setelah matahari meninggi hingga dekat
15

dengan waktu zawal (tergelincirnya matahari ke barat). Dari sini kita


dapat bagi waktu Dhuha menjadi tiga:
a. Awal waktu yaitu setelah matahari terbit dan meninggi hingga setinggi
tombak, Dalilnya adalah hadits dari ‘Amr bin ‘Abasah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :

‫س َحتَّى َت ْرتَِف َع‬ َّ ‫الصالَ ِة َحتَّى تَطْلُ َع‬


ُ ‫الش ْم‬
ِ ‫الص ْب ِح ثُ َّم َأق‬
َّ ‫ْص ْر َع ِن‬ ُّ َ‫صالَة‬
َ ‫ص ِّل‬
َ

‫ان َو ِحينَِئ ٍذ يَ ْس ُج ُد لَ َها‬


ٍ َ‫فَِإ َّن َها تَطْلُع ِحين تَطْلُع ب ْين َقرنَى َش ْيط‬
ْ ْ َ َُ َ ُ

ُ ‫الْ ُك َّف‬
‫ار‬
“Kerjakan shalat shubuh kemudian tinggalkan shalat hingga
matahari terbit, sampai matahari meninggi. Ketika matahari terbit, ia
terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang
bersujud.” (HR. Muslim no. 832).
Kapan itu? Awal waktu shalat Dhuha kita-kira 15 menit setelah
matahari terbit.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata, “Awal waktu
shalat Dhuha adalah ketika matahari meninggi setinggi tombak ketika
dilihat yaitu 15 menit setelah matahari terbit.” (Syarh Al Arba’in An
Nawawiyah, hal. 289)
b. Akhir waktu yaitu dekat dengan waktu zawal saat matahari akan
tergelincir ke barat. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Sekitar 10 atau 5
menit sebelum waktu zawal (matahari tergelincir ke barat).”
c. Waktu terbaik yaitu dikerjakan di akhir waktu.
Sedangkan waktu utama mengerjakan shalat Dhuha adalah di akhir
waktu, yaitu keadaan yang semakin panas. Dalilnya adalah dalam hadits
riwayat muslim yang artinya :
Zaid bin Arqom melihat sekelompok orang melaksanakan shalat
Dhuha, lantas ia mengatakan, “Mereka mungkin tidak mengetahui
16

bahwa selain waktu yang mereka kerjakan saat ini, ada yang lebih
utama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Waktu
terbaik) shalat awwabin (shalat Dhuha) yaitu ketika anak unta
merasakan terik matahari.” (HR. Muslim no. 748). Artinya, ketika
kondisi panas di akhir waktu.
Imam Nawawi mengatakan, “Inilah waktu utama untuk
melaksanakan shalat Dhuha. Begitu pula ulama Syafi’iyah mengatakan
bahwa ini adalah waktu terbaik untuk shalat Dhuha. Walaupun boleh
pula dilaksanakan ketika matahari terbit hingga waktu zawal.” (Syarh
Shahih Muslim, 6: 28)
4. Tatacara Shalat Dhuha
Tatacara dalam pelaksanaan shalat dhuha sendiri tidak jauh beda
dengan shalat wajib atau shalat sunnah rawatib pada umumnya, hanya
yang membedakannya dari waktu pelaksanaannya sebagaimana telah
dijelaskan diatas dan dari niatnya. Adapun niat dan tatacara shalat dhuha
adalah sebagai berikut :
a. Membaca niat shalat dhuha dan berbarengan dengan takbiratul ihram:

‫أصلي سنة الضحى ركعتين هلل تعالى اهلل أكبر‬


Artinya:
“saya niat mengerjakan shalat dhuha dua rakaat karena Allah Ta‟ala.”
b. Membaca do’a iftitah
c. Membaca surat Al-Fatihah
d. Membaca satu surah didalam Al-Qur’an, afdholnya rakaat pertama
membaca surah asy-Syam dan rakaat kedua membaca surat ad-Dhuha
e. Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali
f. I’tidal dan membaca bacaanya
g. Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
h. Duduk antara dua sujud dan membaca bacaanya
i. Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
17

j. Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara


diatas kemudian Tasyahud akhir setelah selesai maka membaca salam
dua kali. Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti cara diatas.
k. Setelah selesai melaksanakan shalat dhuha di anjurkan untuk berdoa.
5. Keutamaan dan Manfaat Shalat Dhuha
Melaksanakan Perintah Rasulullah dimana mengerjakan amalan
sunah berupa Sholat Dhuha adalah termasuk perbuatan yang mulia dan
agung, namun dalam melaksanakan sholat dhuha kita tidak hanya
mendapatkan pahala yang besar namun juga terdapat keutamaan dan juga
manfaat yang begitu banyak setelah kita melaksanakannya, ada beberapa
keutamaan dan manfaat yang bisa kita dapatkan diantaranya :
a. Sholat dhuha seseorang yang dikerjakan pada hari tersebut maka akan
tercukupinya kebutuhan di hari itu, terdapat dalam hadist yang
diriwayatkan oleh Abu Daud, Rasulullah bersabda, Dari Nu’aim bin
Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ٍ ‫ال اللَّه ع َّز وج َّل يا ابن آدم الَ َتع ِجز عن َأرب ِع ر َكع‬
َ ‫ات م ْن ََّأو ِل الن‬
‫َّها ِر‬ َ َ َ ْ ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َ َ‫ق‬
ِ َ ‫َأ ْك ِف‬
ُ‫ك آخ َره‬
“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau
tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka
itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud
no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani
dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
b. Pahala melaksanakan sholat dhuha sama seperti pahala haji dan umrah,
dalam Hadist yang diriwayatkan Imam Tirmidzi bahwa Rasulullah
bersabda :
18

‫س ثُ َّم‬ َّ ‫اع ٍة ثُ َّم َق َع َد يَ ْذ ُك ُر اللَّهَ َحتَّى تَطْلُ َع‬


ُ ‫الش ْم‬ َ ‫صلَّى الْغَ َدا َة فِى َج َم‬
َ ‫َم ْن‬

- ‫ول اللَّ ِه‬


ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬.» ‫َأج ِر َح َّج ٍة َوعُ ْم َر ٍة‬
َ َ‫ال ق‬ ْ َ‫صلَّى َر ْك َعَت ْي ِن َكان‬
ْ ‫ت لَهُ َك‬ َ

‫ « تَ َّام ٍة تَ َّام ٍة تَ َّام ٍة‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬


“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu
ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian
ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala
haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna,
sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini hasan).
c. Melaksanakan sholat dhuha juga mampu menggugurkan dosa dosa
yang sering dilakukannya. Rasulullah bersabda dari Abu hurairah,
Rasulullah bersabda, setiap orang yang senantiasa sholat dhuha maka
dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih dilautan.
d. Mendapatkan istana di surga sebagaimana hadist Rasulullah SAW dari
Anas Bin Malik bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya
“Barangsiapa menunaikan shalat dhuha dua belas rakaat niscaya Allah
akan membangunkan sebuah istana untuknya di surga.
e. Sedekah untuk seluruh tubuh, dalam hadits riwayat Ahmad, Muslim,
dann Abu Daud, dari Abu Dzar Al Ghifari menyebutkan shalat dhuha
merupakan ganti dari sedekah seluruh ruas tubuh

‫ص َدقَةٌ َو ُك ُّل‬ ٍ ِ‫يصبِح َعلَى ُك ِّل سالَمى ِمن َأح ِد ُكم ص َدقَةٌ فَ ُك ُّل تَسب‬
َ ‫يحة‬
َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ ُ ُْ
ِ ‫تَح ِمي َد ٍة ص َدقَةٌ و ُك ُّل َت ْهلِيلَ ٍة ص َدقَةٌ و ُك ُّل تَ ْكبِير ٍة ص َدقَةٌ وَأمر بِالْمعر‬
‫وف‬ ُْ َ ٌْ َ َ َ َ َ َ َ ْ
19

‫ان َي ْر َكعُ ُه َما ِم َن‬


ِ َ‫ك ر ْكعت‬ِ ِ
َ َ َ ‫ص َدقَةٌ َويُ ْج ِزُئ م ْن َذل‬
َ ‫ص َدقَةٌ َو َن ْه ٌى َع ِن ال ُْم ْن َك ِر‬
َ

‫ُّحى‬
َ ‫الض‬

Artinya :
“Hendaklah masing-masing darimu setiap pagi bersedekah untuk setiap
ruas tulang badannya, maka tiap kali bacaan tasbis adalah sedekah, tiap
kali bacaan tahmid adalah sedekah, tiap kali bacaan tahlil adalah
sedekah, tiap kali bacaan takbir adalah sedekah, dan menyuruh kepada
yang makruf adalah sedekah, dan mencegah yang mungkar adalah
sedekah, dan sebagai ganti itu semua cukup lah melakukan dua rokaat
sholat dhuha”.
f. Sholatnya Orang yang Kembali Taat, keutamaan dan manfaat sholat
dhuha yang terakhir adalah menjadi sholatnya orang orang yang
kembali taat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ وهي صالة األوابين‬،‫ال يحافظ على صالة الضحى إال أواب‬


“Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang
kembali taat). Inilah shalat awwabin.” (HR. Ibnu Khuzaimah,
dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At
Tarhib 1 : 164). Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Awwab adalah
muthii’ (orang yang taat). Ada pula ulama yang mengatakan bahwa
maknanya adalah orang yang kembali taat” (Syarh Shahih Muslim,
6:30).

C. Kecerdasan Spiritual
1. Defenisi Kecerdasaan Spritual
20

Secara terminologi, kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan


pokok yang dengannya mampu memecahkan masalah masalah makna dan
nilai, menempatkan tindakan atau jalan hidup dalam konteks yang lebih
luas, kaya dan bermakna.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan
memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya, dan dengannya pun kita bisa menilai tindakan yang kita lakukan
sebenarnya lebih bagus atau tidak dibandingkan dengan orang lain. dan
sebenarnya SQ adalah landasan yang diperlukan untuk menjalankan fungsi
secara lebih optimal dari IQ dan EQ, bahkan pula SQ memiliki posisi
kecerdasan yang paling tinggi pada diri kita.
SQ adalah kecerdasan yang berada dalam diri yang paling dalam
yang berhubungan erat dengan kearifan di luar ego atau pikiran sadar,
dengan dengan SQ kita tidak hanya bisa mengerto dan memahami nilai
yang terkandung namun juga kita mampu menemukan nilai nilai yang
lainnya secara lebi efektif. SQ tidak menuruti nilai yang ada namun
menciptakan nilai nilai yang baru itu sendiri.
Kecerdasan spiritual terdiri dari dua kata yaitu “kecerdasan “ dan
“spiritual”, kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya, dan juga kemampuan dalam mempelajari dan
menangani masalah masalah yang baru dihadapinya, sedangkan spiritual
adalah dasar bagi tumbuhnya nilai ilai moral, harga diri serta rasa
memiliki, dan mengarahkan kita tentang kepercayaan.
Jadi kecerdasan spiritual dapat diartikan sebagai kemampuan
seseorang dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang
berhubungan dengan nilai, batin, dan kejiwaan, serta dapat membantu kita
membangun diri kita secara utuh.

2. Langkah-langkah Mengembangkan Kecerdasan Spiritual


21

Ali bin Abi Thalib menyatakan bahwa Kecerdasan adalah anugerah


yang paling tinggi yang diberikan oleh Allah swt, maka sebagai manusia
jika kita mampu memanfaatkan dan mampu untuk memaknai sesuatu
sampai pada kebenaran atau fitrah dari itu sendiri maka kita sudah mampu
dalam mengembangkan kecerdasan spiritual kita.
Namun kita bisa menumbuh kembangkan kecerdasan spiritual
dengan beberapa cara diantaranya :
a. Kita tingkatkan dulu IQ, dan IE kita supaya mampu memaksimalkan
ISQ kita dengan baik.
b. Selain itu kita juga diharuskan dalam memeperbanyak ibadah ibadah
sunah, karena ibadah – ibadah sunah yang kita lakukan adalah termasuk
jalan dalam medapatkan makna daripadanya.
c. Tidak hanya itu namun mengembangkan kecerdasan spiritual bisa
dilakukan dengan yaitu membersihkan diri, dari segala macam penyakit
hati yang ada pada diri kita misalnya sifat egois, kedustaan, kebohongan
dan perbuatan dosa lainnya, dengan membersihkan diri dari semua
sikap diatas maka akan memudahkan kita dalam mengembangkan
kecerdasan spiritual kita.

Selain cara tersebut ada pula yang berpendapat beberapa langkah


yang bisa kita lakukan dalam mengembangkan kecerdasan spiritual
seseorang diantaranya adalah:
a. Membiasakan diri berpikir positif
Berpikir positif sangatlah berpengaruh pada kehidupan sesorang,
karena orang yang selalu berpikir positif, akan memudahkan dalam
menemukan makna dalam kehidupannya, bahkan membantunya untuk
lebih mudah dalam merasakan kebahagiaan karena mampu bersyukur.
Berpikir positif juga mampu mendekatkan kita kepada tuhan,
karena kita kita sudah ditakdirkan oleh tuhan yang telah membuat
skenario kehidupan ini, kita meraa lebih dekat dengan tuhan dan
mampu merasakan makna sebenarnya dalam hidup ini.
22

b. Memberikan sesuatu yang terbaik.


Apa yang kita lakukan didunia ini pastilah akan ada balasannya,
apa yang kita tanam kita pula yang akan memtiknya, kita pernah tahu
bahwasanya kalau kita baik kepada seseorang balasannya pun baik,
melakukan sesuatu yang terbaik kita akan mendekatkan diri kepada
tuhan, apapun yang kita usahakan tidak akan sia-sia. Ketika kamu mau
berusaha dengan sekuat tenaga untuk meraih sesuatu yang kamu
inginkan tanpa kenal menyerah maka tuhanpun akan menjawab apa
yang telah kamu usahakan. maka lakukanlah sesuatu itu yang terbaik
maka yang terbaik pulalah yang kamu dapatkan.
c. Menggali hikmah di setiap kejadian.
Menggali hikmah di sini mampu untuk kita menjadi tahu tentang
makna kehidupan ini, jikalau kita mampu untuk melakukannya maka
kita aka terjauhkan dari sifat kecewa, sakit hati dan putus asa. Karena
sejatinya apa yang telah tuhan tuliskan dan takdirkan maka itu adalah
yang terbaik bagi kita.
Pernah kita tahu bahwa tuhan tidak akan memberikan cobaan
diluar batas kemampuan kita. Dan maka dari itu apapun yang telah
tuhan berikan dan kasihkan kepada kita entah berupa ujian, cobaaan dan
juga kebahagiaan semua itu ternyata mempunyai hikmah sendiri
sendiri. Maka kita harus pandai pandai dalam memaknai kehidupan ini.

3. Ciri-Ciri Kecerdasaan Spritual


a. Kesadaran diri yang tinggi
Orang yang mempunyai kesadaran siri yang tinggi berarti dia
mengenali dirinya sendiri secara baik. orang yang demikian lebih mudah
dalam mengendalikan diri dalam berbagai situasi dan kondisi, termasuk
dalam mengendalikan emosi dia lebih baik. jika diliat dari segi spiritual
maka dia lebih mudah dalam mengenal tuhannya.
Dalam kehisupan sehari hari pun, tidak mudah baginya untuk berputus
asa dan jauh dari kemarahan serta mampu mengontrol dirinya lebih baik.
23

b. Melihat kehidupan dari visi dan nilai.


Visi dan nilai adalah sesuatu yang sangat bernilai mahal bagi
kehidupan, karena tidak mudah seseorang terganggu oleh pendirian orang
lain, tidak mudah percaya omongan orang, mempunyai visi dan nilai
dalam diri kita yang kuat berarti hidupnya akan bisa terarah dan gampang
mendapatkan kebahagiaan.
c. Kemampuan bersikap fleksibel.
Fleksibel disini ia mampu dalam berbagai kondisi dan juga
keadaan lingkungan yang ada sehingga mampu menyesuaikan secara
lebih bagus, dan bersikap fleksibel artinya dia mampu menerima
kenyataan yang ada dengan hati yang lapang.

d. Kemampuan dalam menghadapi penderitaan.


Karena dalam kehidupan ini banyak sekali rintangan dan juga
halangan yang dihadapi, dan tak jarang semua itu menimbulkan yang
namanya penderitaan namun penderitaan disini dijadikan sebagai cara
untuk membangun dirinya agar menjadi manusia yang lebih kuat, dan
ia sadar bahwa maih ada orang yang lebih menderita dari pada kita.
Jadi dia mampu menemukan hikmah dan makna hidup dari apa yang
dihadapinya.

e. Kemampuan menghadapi rasa takut


Rasa takut disini banyak sekali maknanya, takut tentang kehidupan
ini entah itu harta, tahta dan juga apapun itu. Namun seseorang yang
telah mengembangkan kecerdasan spiritual mereka ia mampu
mengelola dan menghadapi rasa takut dengan baik, yaitu dengan
kesabaran, karena sabar lah mampu menjadi kekuatan dalam
menghadapi kehidupan.

f. Cenderung melihat keterkaitan berbagai hal.


24

Agar keputusan seseorang menjadi keputusan yang diterima


dengan baik oleh semua orang maka, diperlukan pula kterkaitan
ataupun latar belakang dari masalah yang terjadi sebelum sebelumnya,
namun tidak semua orang mampu untuk melakukannya dan
menganalisanya maka dari itu dengan kecerdasan spiritual inilah orang
akan dapat lebih matang dalam memahami sesuatuhal dan lebih
berkualitas.
4. Manfaat Kecerdasaan Spritual
a. Kecerdasan spiritual merupakan landasan yang diperlukan untuk
memfungsikan IQ dan EQ secara efektif dan kecerdasan spiritual ini
adalah kecerdasan tertinggi manusia Kecerdasan spiritual merupakan
landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara
efektif dan kecerdasan spiritual ini adalah kecerdasan tertinggi manusia.
b. Kecerdasan spiritual membimbing manusia untuk meraih kebahagian
hidup haqiki dan membimbing manusia untuk mendapatkan kedamaian.
c. Kecerdasan spiritual menjadikan kita lebih cerdas dalam hal spiritual
dalam beragama.

5. Hubungan Shalat Dhuha Terhadap Kecerdasan Spritual Peserta


Didik
Melaksanakan shalat dhuha pada pagi hari sebelum beraktivitas,
selain menumbuhkan sikap optimis dan tawakal (pasrah atas ketentuan dan
takdir Allah), juga dapat menghindarkan kita dari sikap berkeluh-kesah
dan kecewa akibat kegagalan yang kita alami. Kita harus yakin bahwa
Allah adalah pemberi rezeki dan Dia-lah yang mengatur rezeki semua
makhluk-Nya. Meskipun shalat ini dilakukan 5 sampai 10 menit, shalat
dhuha mampu menyegarkan pikiran, menenangkan hati dan mengontrol
emosi. Shalat dhuha akan menumbuhkan kecerdasan spiritual. Dengan
kecerdasan ini, kita akan lebih tambah dalam menjalani kehidupan dan
menerima kenyataan tanpa mengurangi semangat dan perbaikan.
25

Pertama, hakikat ilmu adalah cahaya Allah. Cahaya Allah tidak


diberikan kepada para pelaku kejahatan dan mengabdi kemaksiatan.
Cahaya Allah hanya diberikan kepada orang yang senantiasa ingat kepada
Allah, baik pada waktu pagi maupun petang. Karena itu, peserta didik atau
mahasiswa yang mengawali aktivitas belajarnya dengan menjalankan
shalat dhuha, maka ia akan lebih mudah menangkap pelajaran yang telah
dipelajarinya. Dengan begitu, kecerdasannya akan meningkat.
Kedua, shalat dhuha bisa menjadikan jiwa kita tenang.
Sebagaimana firman Allah dalam Q. S Ar-Rad [13] ayat 28.

‫الَّ ِذيْ َن ٰا َم ُن ْوا َوتَط َْم ِٕى ُّن ُقلُ ْو ُب ُه ْم بِ ِذ ْك ِر ال ٰلّ ِه ۗ اَاَل بِ ِذ ْك ِر ال ٰلّ ِه تَط َْم ِٕى ُّن‬

‫ب‬
ُ ‫ۗ الْ ُقلُ ْو‬
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Sehingga ketika peserta didik akan memulai pelajaran jiwa mereka
tenang tidak was-was (galau), dengan begitu pikiranpun akan ikut jernih
sehingga bisa mencerna pelajaran dengan baik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kualitatif karena data
penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di
lapangan. Pada penelitian ini, menggunakan penelitian kualitatif. Kualitatif
merupakan suatu strategi inqury yang menekankan pencarian makna, pengertian,
konsep, karakteristik, gejala, symbol maupun deskripsi tentang suatu peristiwa,
perhatian dan multimetode, bersifat alami dan holistik; mengutamakan kualitas,
menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara narative. Dari segi yang lain
dan secara praktis dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
menemukan jawaban dari suatu pertanyaan terhadap suatu fenomena atau
pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan
menggunakan pendekatan kualitatif.

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Cipeundeuy yang beralamat di Jl Rontog,
Desa Nanggeleng, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi
Jawa Barat 40558.

C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, data yang diklasifikasikan
maupun dianalisis untuk mempermudah dalam menguak suatu masalah yang
terdiri atas:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung
antara pengumpulan sumber data. Sumber data primer juga berarti data pokok
sebagai data utama yang diperoleh berdasarkan data hasil penelitian lapangan
yaitu peserta didik kelas X IPA 1 dengan jumlah 26. Dan sebagai pendukung
adalah kepala dan guru pengawas pelaksanaan sekolah SMAN 1 Cipeundeuy.

26
27

b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari sumber-suber data
tercetak, di mana data tersebut telah dikumpulkan oleh pihak sebelumnya,
misalnya buku, laporan, perusahaan, jurnal, internet dan sebagainya. Data
sekunder juga mengenai keadaan geografis, data mengenai produktivitas
suatu lembaga, bukti catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip, data mengenai kegiatan-kegiatan yang berlangsung di SMAN 1
Cipeundeuy dan sebagainya.

D. Informan Penelitian
Informan penelitian shalat dhuha dalam meningkatkan kecerdasan spiritual
pesert didik kelas X IPA 1 di sekolah SMAN 1 Cipeundeuy adalah:
1. Kurikulum
Salah satu informan yang mengetahui segala kegiatan pada sekolah ialah
kurikulum termaksud program-program keagamaan seperti shalat dhuha
yang di teliti oleh peneliti.
2. Guru piket shalat dhuha
Pelaksanaan shalat dhuha tidak dapat berjalan dengan lancar jika tidak ada
koordinasi atau kontrol secara langsung oleh pengawas piket shalat dhuha.
3. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
Peran guru keempat ini sangat baik untuk menunjang aspek keagamaan
seperti spiritual dan social dengan cara di aplikasikan pada kehidupan
sehari-hari peserta didik.
4. Wali kelas X IPA 1
Wali kelas sangat berperan penting dalam meningkatkan kecerdasan
spiritual peserta didik apalagi pada aspek keagamaan.
5. Peserta didik X IPA 1
Fokus penelitian peneliti yakni kelas X IPA 1. Di mana peserta didik ini
melaksanakan shalat dhuha sebagaimana rutinitas yang diterapkan pihak
sekolah dan berdampak pada kecerdasan spiritual peserta didik
28

E. Prosedur Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan upaya peneliti dalam mengumpulkan
data yang diperoleh dilapangan.untuk mendapatkan data-data yang akurat, maka
dalam penelitian ini digunakan beberapa metode yaitu sebagi berikut:
1. Observasi
Menurut Nana Sudjana observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi adalah tehnik
pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai
dengan catatan-catatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.
Dengan metode ini peneliti akan mengamati langsung bagaimana
implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual pada peserta didik
kelas X IPA 1, guna mendapatkan info lebih lanjut mengenai pelaksanaan
shalat dhuhadengan cara terlibat langsung dalam pelaksanaan shalat dhuha
berjama’ah (partisipatif).
2. Wawancara
Wawancaraa adalah tehnik pengumpulan data melalui proses tanya jawab,
lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang
mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai. Wawancara
juga merupakan Komunikasi langsung dalam bentuk tanya jawab dalam
hubungan tatap muka, sehingga perbuatan dan ekspresi responden merupakan
pola media yang melengkapi katakata secara verbal.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan interview bebas terpimpin
yaitu, wawancara di mana peneliti hanya melihat pokok-pokok wawancara
yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung
mengikuti situasi. Adapun yang menjadi objek wawancara pada penelitian ini
adalah peserta didik kelas XI IPA serta guru pembimbing di SMAN 1
Cipeundeuy, untuk menggali data yaang berkenaan dengan pelaksanaan
shalat dhuha hingga sikap spritual peserta didik.
3. Dokumen
Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang
sudah berlalu.Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau
29

kejadian dalam situasi sosial yang sesuai yang terkait dengan focus dengan
focus penelitian adalah sumber informasi yang sangat berguna dalam
penelitian kualitatif. Dokumen itu berbentuk teks tertulis, artefacts, gambar,
maupun foto.
Dokumentasi ini, peneliti gunakan untuk mendapatkan keterangan di
SMAN 1 Cipeundeuy yang meliputi; Tinjauan historis, letak geografis,
struturk organisasi, keadaan tenaga kerja dan peserta didik saat melakukan
proses shalat dhuha berjama‟ah di masjid atau di lapangan, sarana dan
prasarana, serta data-data lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Kemudian data yang diperoleh nantinya akan digunakan sebagai pendukung
dalam penelitian ini.

F. Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara,
maka dianalisis berdasarkan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data dapat berarti merangkum, memilih hal-hal yang utama, dan
memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema polanya. Reduksi
merupakan langkah awal dalam menganalisis data, yang bertujuan untuk
memudahkan pemahaman terhadap data yang diperoleh.
Reduksi data juga berarti sebagai sebuah proses pemilihan. Reduksi data
yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah analisis menajam,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data mengenai hasil pelaksanaan shalat dhuha terhadap
kecerdasan spiritual kelas X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy dengan cara
sedemikian rupa dapat ditarik kesimpulan dan kemudian di verifikasi. dapat
di tarik kesimpulan bahwa data reduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
30

2. Penyajian Data (Data Display)


Langkah selanjutnya setelah mereduksi data ialah mendisplay data.dari
penjelasan tersebut, maka dapat dikelompokan tersusun dalam pola
hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar katagori, flowchart dan sejenisnya didapatkan semua
itu dari penelitian kualitatif yang merupakan data yang dikumpulkan.
3. Kesimpulan Data ( Data Verification)
Langkah terakhir dalam analisis data ini adalah menarik kesimpulan,
Kesimpulan sementara (tentatif) akan berubah bila ditemukan bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, berupa deskripsi
atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga
setelah diteliti menjadi jelas. Bila ditemukan bukti-bukti yang kuat diperoleh
dengan lebih tepat dan objektif dengan jalan membandingkan kesesuaian
pernyataan responden dengan makna yang terkandung dalam masalah
penelitian secara konseptual.

G. Pengecekan Keabsahan Data


Uji keabsahan data meliputi uji kreadibilitas data (validitas internal), uji
depenabilitas (reliabilitas) data, uji transferabilitas (validitas eksternal/
generalisasi), dan uji konfirmabilitas (obyektivitas). Dalam penelitian kualitatif ini
memakai beberapa teknik, yaitu:
1. Kepercayaan (kreadibility)
Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil
dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya.ada beberapa teknik untuk mencapai
kreadibilitas ialah teknik : perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan
dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan
membercheck.

2. Trianggulasi
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan berbagai sumber di luar data sebagai bahan perbandingan.
31

Kemudian dilakukan cross check agar hasil penelitian dapat


dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua
triangulasi yaitu triangulasi sumber data.

3. Memperpanjang pengamatan
Dengan memperpanjang pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah
ditemui maupun yang baru. Dengan memperpanjang pengamatan ini berarti
hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk rapport
(hubungan), semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling
mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Dalam
perpanjangan pengamatan ini, peneliti melakukan penggalian data secara
lebih mendalam supaya data yang diperoleh menjadi lebih konkrit dan valid.
Peneliti datang ke lokasi penelitian walaupun peneliti sudah memperoleh data
yang cukup untuk dianalisis, bahkan ketika analisis data, peneliti melakukan
crosscheck di lokasi penelitian.

4. Pemeriksaan sejawat
Pemeriksaan sejawat melalui diskusi yaitu teknik yang dilakukan dengan
cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam
bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Dari informasi yang
berhasil digali, diharapkan dapat terjadi perbedaan pendapat yang akhirnya
lebih memantapkan hasil penelitian.
5. Kebergantungan (depandibility)
Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya
kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data
sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesalahan sering
dilakukan oleh manusia itu sendiri terutama peneliti karena keterbatasan
pengalaman, waktu, pengetahuan. Cara untuk menetapkan bahwa proses
penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit dipendability oleh
ouditor independent oleh dosen pembimbing.
32

6. Kepastian (konfermability)
Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara
mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang didukung
oleh materi yang ada pada pelacakan audit.

H. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam penelitian kualitatif ada tiga tahapan dalam melakukan penelitian,
tahapan-tahapan yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Tahap Pra Lapangan
Ada beberapa yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahap ini
diantaranya: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian,
menjajaki dan menilai lapangan, memilih informan, menyiapkan
perlengkapan penelitian, dan masalah etika.
2. Tahap Persiapan
Adapun tahap persiapannya, peneliti mengajukan judul proposal tentang
implementasi shalat dhuha dalam meningkatkan kecerdasan spritual peserta
didik kelas X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy kepada penasehat akademik,
sekertaris jurusan, ketua jurusan pendidikan agam Islam. Kemudian
menyusun proposal penelitian ini untuk diseminarkan nanti.
3. Tahap Pekerjaan Lapangan
Uraian tentang tahap pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian,
yaitu:memahami apa yang ingin diteliti pada latar penelitian, persiapan diri,
memasuki lapangan, dan berperan serta sambil mengumpulkan data.
4. Tahap Analis Data
Dalam melakukan analisi data ada beberaapa teknik yang harus
dilakukaan, yaitu: reduksi data (pemilihan, dan penyederhanaan), penyajian
data dan menarik kesimpulan.
5. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap yang paling akhir dari sebuah
penelitian proposal ini.Pada tahap ini, peneliti peneliti menyusun data dan
33

referensi yang telah dianalisis dan dikumpulkan dalam bentuk proposal, yaitu
berupa laporan penelitian dengan mengacu pada peraturan penulisan proposal
yang berlaku di jurusan Pendidikan Agama Islam STAI Al-Musdariyah Kota
Cimahi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


1. Profil SMAN 1 Cipeundeuy
Berikut adalah profil atau identitas SMAN 1 Cipeundeuy :
Nama Sekolah : SMAN 1 Cipeundeuy
NPSN : 20206131
Nomor Statistik : 301020825019
Nomor Telp./HP : 0226973541
e-Mail : admin@sman1cipeundeuy.sch.id
Alamat : Jl Rontog – Cinangsi
Desa : Nanggeleng
Kecamatan : Cipeundeuy
Kabupaten : Bandung Barat
Provinsi : Jawa Barat
Kode Pos : 40558
Tahun Berdiri : 1996
Nomor SK : 13a/0/1998
Status : Negeri
Akreditasi :A
Program : IPA, IPS dan Bahasa

SMA Negeri 1 Cipeundeuy yang terletak di wilayah Desa Nanggeleng


Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu sekolah
yang mulai menerima siswa baru tahun 1996 dengan jumlah siswa sebanyak 118
orang, rombongan belajar terdiri dari 3 kelas.
Kesempatan penerimaan siswa baru disetujui oleh Kepala Kandep Dikbud
Kabupaten Bandung di bawah pengelolaan SMA Negeri 1 Cikalongwetan.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dialokasikan di wilayah Kecamatan
Cipeundeuy dengan menempati bangunan SMPN 1 Cipeundeuy.

34
35

Pada tahun 1998 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan nomor 13a/0/1998 tanggal 29 Januari 1998 secara resmi disahkan
menjadi SMA Negeri 1 Cipeundeuy dengan lokasi sekolah dipindahkan dari
SMPN I Cipeundeuy ke wilayah Desa Nanggeleng Kecamatan Cipeundeuy dan
menempati unit gedung baru.
Dari pertama kali sejak didirikan SMA Negeri 1 Cipeundeuy terus mengalami
perkembangan mulai dari jumlah siswa baru, sarana prasarana, jumlah tenaga
pendidik dan kependidikan, prestasi siswa baik akademik ataupun non akademik
dan pelayanan proses pembelajaran.
Sejak didirikan sampai sekarang sudah Delapan kepala sekolah yang berjasa
mengembangkan SMA Negeri 1 Cipeundeuy, yaitu :
1. Dra. Yoyoh Komariah
2. Drs. Suhendan Suhala
3. Drs. Ade Sumarna, M.M.Pd.
4. Drs. Amin Wijaya
5. Drs. Rondang Okinda
6. Agus Saeful Muhram, S.Pd.
7. Drs. Suhendiana Noor, M.M.Pd.
8. Drs. Dedi Juhaedi
9. Drs. Dedi Suanda
10. Toto Suharya, S.Pd, M.Pd
11. Drs. Djamhur Arifin Setiawan S
12. Dedi Suanda, S.Pd., M.Pd.

1. Visi, Misi, Tujuan dari SMA Negeri 1 Cipeundeuy adalah sebagai


berikut :
 VISI
Mewujudkan generasi religius, cerdas, kreatif dan pewirausaha
 MISI
Mengembangkan kurikulum pendidikan berbasis nilai agama
Mewujudkan pendidikan inovatif, kreatif, dan kolaboratif
36

Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pendidik dan kependidikan


Melengkapi sarana prasarana sesuai standar nasional pendidikan
 TUJUAN
Terciptanya sekolah berkultur religius
terselenggaranya layanan pendidikan sangat memuaskan
Terciptanya siswa-siswi juara lahir batin
Terciptanya lingkungan pendidikan yang ramah, bersih dan nyaman
 MOTTO
Beyond Imaginaton! Berpikir Tanpa Batas, Optimis Tanpa Batas!!!

2. Untuk mewujudkan visi dan misi sekolah, Kami kembangkan program-


program unggulan sebagai berikut:
A. Mengembangkan kurikulum pendidikan berbasis agama
 Integrasi nilai agama kedalam seluruh mata pelajaran
 Internalisasi nilai-nilai budaya lokal bernilai religius
 Membiasakan salat duha 12 rakaat tiap hari
 Pembiasaan salat lima waktu, salat duha dan asyar berjamaah
 Motivasi duha
 Seminar sukses dengan Logika Tuhan
 Janji siswa berkarakter tangguh bersumber dari nilai agama
 Gerkan sedekah tiap hari (every day giving)
 Bakti sosial di bulan-bulan utama islam
 Mengembangkan jiwa wirausaha berbasis nilai agama
 Hafalan Ayat Al Qur`an minimal surat Al Waqi`ah
 Penyebaran poster-poster religius berbasis budaya lokal

B. Mewujudkan pendidikan inovatif, kreatif, dan kolaboratif


 Intensif Care Student (ICU), layanan siswa berkemampuan khusus
 One Day Three Threatment (ODT), layanan siswa berprestasi akademik
 SMA-Project, club Bisnis berbasis internet
 Distance Learning, layanan SMA Terbuka
37

 Beyond Student, program kuliah di Chien Shien University Taiwan


 Intergrated Learning, belajar memanfaatkan lingkungan
 Program Bismillah, 19 Ektrakurikuler
 Pembelajaran interaktir di radio
 E-Learning, E-Raport, E-Examination
 Beyond Research, penelitian ilmiah siswa
 Student Labor, pemberdayaan siswa kurang mampu
 Beyond Entrepreneur, pendidikan karakter berbasis internet
 Club Entrepreneur

C. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pendidik dan kependidikan


 Insentif berbasis kinerja
 Diklat peningkatan profesi guru
 Diklat penguatan penguasaan soal-soal HOTS
 Meningkatkan literasi minat baca guru
 Penghargaan bagi guru/tendik kinerja terbaik
 Family Gathering
 Supervisi guru melalui IPKG (Indek Prestasi Kinerja Guru)
 E-Budgeting

D. Melengkapi sarana prasarana sesuai standar nasional pendidikan


 Rehabilitasi 4 unit ruang penunjang belajar
 Rehabilitasi interior ruang tata usaha
 Rehabilitasi interior ruang bendahara
 Rehabilitasi interior ruang kasubag
 Rehabilitasi interior ruang kepala sekolah
 Rehabilitasi interior ruang wakasek
 Rehabilitasi 5 unit WC Siswa
 Rehabilitasi 3 unit WC tata usaha
 Pengadaan WC Siswa
 Rehabilitasi dapur ruang tata usaha
38

 Rehabilitasi lapang voli dan futsal


 Rehabilitasi mebeler
 Pembangunan 4 unit ruang kelas baru tingkat
 Pmbangunan laboratorium kimia
 Pembangunan 6 unit kantin sekolah
 Pembangunan ruang studio musik
 Pembangunan wall climbing
 Pembangunan masjid tiga lantai
 Penataan taman sekolah
 Reboisasi
 Penataan ruang parkir
 Pengadaan sumber air artesis
 Layanan internet tiap kelas
 Pengadaan AULA
 Pengadaan kendaraan operasional
 Pengadaan sistem pengelolaan sampah ramah lingkungan
 Peningkatan kualitas benteng sekolah
 Meningkatkan izin dan daya pancar radio

3. Ekstrakurikuler
Program Bismillah, Adalah Program 19 Program Ektrakurikuler. Angka 19
Adalah Jumlah Huruf Arab Dalam Kata Bismillah.
1) Pelajar Pengibar Bendera (PASJARPARA)
2) Palang Merah Remaja (PMR)
3) Dapur Seni (DASI)
4) Pramuka
5) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
6) Pencinta Alam Palapa
7) Cipeundeuy English Club ( CEC )
8) Patroli Keaman Sekolah (PKS)
9) Teater
39

10) Remaja Islam Sekolah (Risalah)


11) Bola Basket
12) Futsal
13) Sepak Bola
14) Radio
15) Bela Diri ( Silat Perisai Diri )
16) Bola Volly
17) Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)
18) Youtuber
19) Babminton

4. Struktur Organisasi
Tabel 1
Struktur Organisasi SMAN 1 Cipeundeuy
N
NAMA L/P JABATAN
O
1 Dedi Suanda, S.Pd, M.Pd L Kepala Sekola
2 Jojo, S.Pd L Kabag Tata Usaha
3 Samsudin Hidayat, S.Pd L Wakil Kepala Sekolah
4 Ugon Sugata Suksena, S.Pd L Wakil Kepala Sekolah
5 Denden Moch Nafiq L Wakil Kepala Sekolah
6 Neneng Titin Suryati, M.Pd P Wakil Kepala Sekolah
7 Drs. Hendayana L Staff Wakasek
8 Dra. Empong Teti P Staff Wakasek
9 Tresnadi Septo Utomo, S.Pd L Staff Wakasek
10 Asep Wawan N, S.Pd L Staff Wakasek
11 Risa Aisyah, S.Pd P Staff Wakasek
12 Salinan, S.Pd L Staff Wakasek
13 Yulianti Solihah, SE P Staff Tata Usaha
14 Deni Somatri L Staff Tata Usaha
15 Darman Wasdinata L Staff Tata Usaha
40

16 Sampan Dermawan L Staff Tata Usaha


17 Guruh Odon Saputra L Staff Tata Usaha
18 Deden Gilang L Staff Tata Usaha
19 Kumalasari P Staff Tata Usaha
20 Suherman L Staff Tata Usaha
21 Neng Herni Kusmiati P Staff Tata Usaha
22 Cece Wahyudin L Staff Tata Usaha
23 Agus Ihsan L Staff Tata Usaha
24 Wawa Esa Putra L Staff Tata Usaha
25 Jejen Winawan L Staff Tata Usaha
26 Cecep L Staff Tata Usaha
27 Wahidin Hidayat L Staff Tata Usaha
28 Dian Hermawan L Staff Tata Usaha
29 Dwie Anggrainy P Staff Tata Usaha
30 Jujun J L Staff Tata Usaha
31 H. Ayi Solehudin, S.Pd L GURU
32 Drs. Agus Rohimat L GURU
33 H. Solihin, S.Pd L GURU
34 An An Setianah, S.Pd L GURU
35 Ajim Atmaka, S.Pd L GURU
36 Ade Syahid H, S.Pd L GURU
37 Suparman, S.Pd L GURU
38 Raden Endang Sulaeman S. S. Ag L GURU
39 Dian Herdiana A. S.Pd. L GURU
40 Rosmalia Eva, M.Pd P GURU
41 Ii Rukmana, S.Pd L GURU
42 Winda Hartati, S.Pd P GURU
43 Astri Novita Sari, S.Pd P GURU
44 Sumirah, S.Pd P GURU
41

45 Nuki Urip Saraswati, S.Pd P GURU


46 Riska Hasanah, S.Pd P GURU
47 Wisma Rismawati, S.Pd P GURU
48 Novi Alfiani, S.Pd P GURU
49 Ratih Pebriawan, S.Pd P GURU
50 Dewi Sanusi Noor, S.Pd P GURU
51 Ginanjar Sutrisna, S.Pd L GURU
52 Wilan Yniar Rahayu, S.Pd P GURU
53 Kasmin, S.Pd.i L GURU
54 Mr. Bae Dae Ho L GURU
55 Samsudin Hidayat, S.Pd L GURU
56 Ugon Sugata, S.Pd L GURU
57 Drs. Hendayana L GURU
58 Denden Moch Nafiq, SE L GURU
59 Neneng Titin Suryati, M.Pd P GURU
60 Dra. Empong Teti P GURU
62 Asep Wawan N, S.Si L GURU
62 Tresnadi Septo Utomo, S.Pd L GURU
63 Risa Aisyah, S.Pd P GURU
64 Salinan, SPd L GURU

5. Data Siswa Kelas X IPA 1 SMAN 1 CIPEUNDEUY


Tabel 2
Data Siswa Kelas X IPA 1 SMAN 1 Cipeundeuy
NO. NAMA L/P TEMPAT TANGGAL LAHIR
1 Arlita Felianti P Bandung, 22 Mei 2005
2 Nur salwa zaqia P Bandung, 28 Januari 2005
3 Dwi Pajriah P Bandung, 02 Mei 2005
4 Astri Pratiwi P Bandung, 25 Agustus 2005
5 Velia pratama P Cimahi, 28 february 2005
42

6 Sinta Amelia P Bandung, 29 Mei 2005


7 Widya Nuryatul Aini P Bandung, 28 November 2004
8 Sifa Sulistia P Bandung, 05 September 2005
9 Shinta Sulistiawati P Bandung, 12 Februari 2005
10 Ridho Ariansyah ramadhan L Bandung, 01 Oktober 2005
11 Vatmah hasanah P Bandung, 02 juni 2005
12 Muhamad Yasin Nurmansyah L Bandung, 17 April 2005
13 Lasita P Bandung, 14 juli 2004
14 Devita P Bandung, 16 Juni 2006
15 Dina Destiviani P Bandung 04 Desember 2004
16 Rival Andrea Junyansah L Bandung 11 juni 2004
17 Jihad Ramdani L Bandung 29 Oktober 2004
18 Erika putri nabila P Bandung 20 Maret 2005
19 Doni Jajuli L Bandung 23 Juli 2004
20 Ravly L Bandung,16 Desember 2005
21 isma fauziah P Bandung, 20 November 2005
22 Fauzan Rifat Fadilah L Karawang, 08 Juni 2005
23 Dimas Kurniawan L Bandung 22 mei 2005
24 cancan P Bandung 14 Desember 2004

B. Deskripsi Hasil Penelitian


1. Tempat dan waktu pelaksanaan shalat dhuha berjamaah
Implementasi shalat dhuha tentunya tidak lain adalah tempat dimana
mereka melaksanakan. Berdasarkan hasil observasi bahwa tempat
pelaksanaan shalat dhuha dilaksanakan secara berjamaah di lapangan upacara
bendera dengan waktu yang telah ditentukan yaitu pukul 07.15 WIB.
Awal diadakan implementasi shalat dhuha berdasarkan hasil wawancara
dengan Bapak Kasmin, S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islma dapat
dilihat di bawah ini :
43

“Awal shalat dhuha ini memang sudah ada dari dulu, yang sering
dilaksanakan peserta didik hanya saja belum optimal, peserta didik sebagian
besar hanya mengambil waktu sendiri-sendiri disela-sela pembelajaran. Dan
untuk mengoptimalkan kualitas dan kuantitas dari aspek keagamaan peserta
didik kemudian kami menginisiatifkan kira-kira pada tahun 2015 untuk
bersama-sama melaksanakan shalat dhuha dilapangan secara berjamaah.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, bahwa implementasi shalat dhuha ini
sudah dilaksanakan sejak dulu dengan sendiri-sendiri tampa berjamaah dan
untuk mengoptimalkan maka dibuatlah sholat dhuha secara berjamaah untuk
pengembangan kecerdasan spiritual siswa di SMAN 1 Cipeundeuy agar
semua siswa ikut melaksanakan.
Implementasi shalat dhuha peserta didik di SMAN 1 Cipeundeuy yang
utama disediakan yaitu tempat yang disiapkan untuk terlaksanakannya shalat
dhuha. Sebagaimana yang dikutip dari hasil wawancara dengan Bapak
Kasmin, S.Pd.I “Sekolah hanya menyediakan tempat untuk pelaksanaan
shalat dhuha, semua siswa dianjurkan wudhu dari rumah karna air dari
sekolah terbatas dan membutuhkan waktu yang banyak serta antri yang
panjang, siswa juga dianjurkan membawa Al-Qur’an masing-masing”.
Dilanjutkan dengan kutipan dari Nur Salwa Zaqia, peserta didik kelas X
IPA 1 SMAN 1 Cipeundeuy.
“Al-Qur‟an, mukena dan dalam keadaan berwudhu dari rumah masing-
masing.”
Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa, perlengkapan
yang dibawahdari rumah masing-masing peserta didik adalah Al-Qur‟an,
mukena dan dalam keadaan berwudhu.

2. Pembinaan Shalat Dhuha


Pelaksanaan Sholat Dhuha di SMAN 1 Cipeundeuy sebenarnya tidak
terlepas dari implementasi yang dilakukan dari Muatan Lokal yang telah di
ajarkan kepada siswa sebelum dilakukannya Sholat Dhuha pembinaan
44

sebelumnya yaitu melalui Muatan Lokan yang telah diajarkan, hal ini
dibenarkan oleh Waka Kurikulum SMAN 1 Cipeundeuy :
“Pembinaan sholat dhuha kami lakukan yaitu pada saat waktunya atau di
jam Muatan Lokal jadi di sana kita sekalian memberikan arahan dan juga
materi sebelum dilaksanakannya sholat dhuha”.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwasanya pembinaan sebelum dilaksanakanya sholat dhuha
sangatlah penting guna tidak terjadinya kesalahan dan juga menjadikan sholat
semua siswa bisa tertib dan benar.
Menurut observasi yang peneliti lakukan di sekolah bahwa pembinaan dan
pengarahan yang dilakukan lebih mementingkan tentang penanaman nilai
nilai serta manfaat yang dapat diambil dari melaksanakannya sholat dhuha
ketepatan waktu dan juga kedisiplinan diikuti oleh semua siswa menjadikan
siswa mematuhi aturan yang telah di berikan.

3. Pengawasan Sholat Dhuha


Dalam pengawasan Sholat Dhuha di SMAN 1 Cipeundeuy guru berperan
aktif dalam pengawasan tersebut karena dalam pengawasannya guru
melakukan pengabsenan kepada seluruh siswa yang melaksanakan dan juga
tidak melaksanakan sholat dhuha guru mempunyai data tersebut, hal ini juga
disampaikan oleh Waka Kurikulum SMAN 1 Cipeundeuy :
“kita buatkan jadwal pengabsenan jadi guru yang bertugas mengawasi
siswa tersebut apabila ada salah satu siswa yang tidak melaksanakan sholat
dhuha berjamaah di masjid karena tidak ada ijin atau udzhur maka akan
dilakukan tindakan terhadap siswa tersebut dengan cara sholat dhuha sendiri,
namun juga kita berikan sanksi yaitu menambahkan poin pelanggaran di buku
poin siswa”
Berdasarkan wawancara tersebut maka penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwasanya untuk pengawasan sholat dhuha di SMAN 1
Cipeundeuy sudah berjalan dengan baik dan tertib karena dengan pengawasan
yang diberikan guru terhadap siswa secara ketat jadi antusias siswa untuk
45

datang dan melakukan shalat dhuha tinggi bukan hanya takut karena
mendapatkan sanksi jika tidak melakukan namun kesadaran siswa sendiri
juga semakin tinggi dalam melaksanakan sholat dhuha berjamaah tersebut.
Menurut observasi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu ketika sebelum
memulai jam pelajaran pertama semua siswa harus segera berada di lapangan,
dan semua siswa segera membentuk barisan sholat setelahnya ketika sholat
telah selesai guru sudah bersiap melakukan pengabsenan kepada siswa tanpa
ada satupun siswa yang terlewat dan untuk siswi yang berhalangan untuk
tidak ikut sholat berjamaah pihak sekolah sudah menyiapkan tempat sendiri
dan akan diberikan materi tentang keputrian oleh guru sehingga siswi yang
berhalangan tidak bisa main ataupun berdiam diri dikelas.

4. Tujuan dilaksanakan Sholat Dhuha


SMAN 1 Cipeundeuy tentunya mempunyai tujuan dalam melaksanakan
sholat dhuha berjamaah, program tersebut merupakan salah satu usaha dalam
meraih kesuksesan belajar siswa pernyataan tersebut dibenarkan oleh Kepala
Sekolah SMAN 1 Cipeundeuy.
“Program sholat dhuha berjamaah bertujuan untuk pembelajaran dan
pelatihan bagi siswa khususnya dalam hal ibadah, bukan hanya itu program
sholat dhuha juga dijadikan sebagai salah satu cara untuk berikhtiar secara
batin dalam kesuksesan ibadah, program ini juga menjadi ajang pembelajaran
bagi siswa dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan yang lainnya”
Meskipun sholat dhuha termasuk ibadah sunah namun mempunyai
manfaat yang begitu banyak dan juga membiasakan sholat dhuha di SMAN 1
Cipeundeuy agar nantinya melatih kedisiplinan dan juga supaya tekun
beribadah dimanapun tempatnya, sesuai yang diungkapkan oleh Waka
Kurikulum SMAN 1 Cipeundeuy :
“Tujuan diadakannya sholat dhuha disekolahan ini yang pertama supaya
siswa lebih disiplin lagi dalam hal apapun membuat siswa tepat waktu dalam
melaksanakan kegiatan apapun dan manfaat dari sholat dhuha kan banyak
sekali bisa melapangkan rezeki, bisa dipermudah segala urusan dan masih
46

banyak lagi dan juga tidak hanya itu penanaman sholat dhuha atau
pembiasaan sholat dhuha disekolahan ini sebenarnya tidak hanya dilakukan di
sekolahan saya harap siswa juga membiasakan sholat duha dirumah masing
masing”
Berdasarkan wawancara tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa
pelaksanaan sholat duha di SMAN 1 Cipeundeuy mempunyai tujuan agar
nantinya siswa lebih giat dalam beribadah, dan juga sebagai salah satu ikhtiar
batin dalam kesuksesan belajar, dan sebagai cara untuk bersosialisasi dengan
sekitar bukan hanya itu tujuan program sholat dhuha untuk menghargai
waktu, tepat dalam melaksanakan apapun kegiatan lebih disiplin dlam
melakukan tugas mereka, kewajiban mereka dan juga kegiatan apapun, dan
bukan hanya itu saja pihak sekolah berharap pembiasaan sholat dhuha di
sekolah juga dapat dilaksanakan dan dibiasakan di rumah.

5. Dampak Sholat Dhuha dalam Pengembangan Kecerdasan Spiritual


Siswa Kelas X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy
Setelah melaksanakan sholat dhuha yang rutin dilaksanakan setiap hari di
sekolah tentunya banyak dampak yang terjadi dari apa yang sudah
dilaksanakan, khususnya dampak sholat dhuha berpengaruh dalam
pengembangan kecerdasan spiritual siswa,
Dalam hal ini sesuai apa yang telah disampaikan oleh Kepala Sekolah :
“Bahwa Program sholat dhuha ini hasilnya terlihat jelas bahwa siswa dapat
terbiasa dalam melaksanakan salah satu ibadah sunah, bukan hanya itu, dalam
kecerdasan spiritual siswa juga berkembang yakni siswa juga mengerti antara
satu dengan yang lainnya saling tolong menolong dan menghargai”
Bukan hanya itu pernyataan tersebut juga didukung oleh Waka Kurikulum
bahwa :
“Sholat dhuha tentunya sangat berdampak dalam pengembangan
kecerdasan spiritual siswa yaitu siswa lebih mengerti tentunya sholat dhuha
bukan hanya sebagai kewajiban saja namun sudah tertanam dalam diri siswa
47

menjadi sebuah kebutuhan, bukan hanya itu siswa juga mengerti dan lebih
disiplin lagi dalam melaksanakan kegiatan yang ada”
Dampak yang dialami setelah melakukan Sholat dhuha bisa menjadi
sebuah kebiasaaan dan lebih mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa,
Sesuai yang diungkapkan oleh salah satu Siswi Kelas 10 IPA 1 Ridho
Ariansyah ramadhan :
“Dampak yang saya alami ketika melaksanakan sholat dhuha disekolahan,
saya menjadi sebuah kebiasaan juga yang saya lakukan ketika dirumah
penanaman kebiasaan sholat dhuha disekolahan sangat mempengaruhi
kebiasaan saya juga, selain itu saya lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah
SWT, dan juga selain itu saya juga lebih yakin bahwa dari sholat dhuha Allah
akan memudahkan segala urusan kita mulai dari memudahkan dalam mencari
ilmu ataupun memudahkan kita dalam mencari rezeki”.
Dalam hal ini dampak dari pelaksanaan sholat dhuha juga dapat mengerti
arti dari pentingnya beribadah kepada Allah SWT sehingga lebih giat dalam
beribadah, sesuai apa yang telah disampaikan oleh salah satu siswi kelas 10
IPA 1 Devita :
“Sholat dhuha yang dilaksanakan di sekolah sangat membantu karena
adanya peraturan yang mewajibkan siswa untuk melaksanakan sholat dhuha
maka kita akan lebih giat dalam beribadah meskipun termasuk dalam ibadah
sunah, dan bukan hanya itu saya juga lebih faham dan juga mengerti akan apa
pentingnya ibadah bagi kita sebagai umat Nya,dan juga membuat saya lebih
giat dakam beribadah tanpa ada paksaan dan tekanan, beribadah kepada Allah
menjadi jalan dalam memudahkan urusan kita”
Pernyataan diatas juga sama sesuai yang di sampaikan oleh salah satu
siswi kelas 10 IPA 1 Lainnya Jihad Ramdani:
“Membiasakan Sholat dhuha Secara Istiqomah dimana saja meskipun di
rumah dan tidak hanya di sekolahan saja, membuat hati merasa tentram dan
makin giat ibadah”
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh siswi lainnya :
48

“Tentunya pelaksanaan Sholat dhuha membuat saya lebih giat dalam


melakukan ibadah meskipun ibadah sunah karena banyak sekali manfaat yang
kita ambil, misalnya hati tenang, merasa dekat dengan Allah Swt”.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dampak dari sholat dhuha dalam pengembangan spiritual
siswa mempunyai peran penting yaitu siswa lebih mengerti akan arti dari
ibadah yang dilakukannya selain itu dapat menumbuhkan sikap dan sifat baik
lainnya kedisipilnan, menghargai waktu, tolong menolong dan sikap lainnya,
bagi siswa pun juga mereka lebih mengerti pentingnya ibadah, memupuk
kebiasaan baik mereka bukan hanya dilakukan di sekolahan saja namun juga
di lingkungan mereka juga dapat dilakukan.

6. Hasil Pengisian Kuosioner Kecerdasan Spiritual Peserta Didik Kelas


X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy

Tabel 3
Ketaatan peserta didik dalam menjalankan perintah Allah SWT
(seperti sholat, puasa, zakat, dll)

No Katagori Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1. Selalu 17 67.9 %
2. Sering 4 21.4 %
3. Kadang-kadang 3 10.7 %
4. Tidak pernah - -
Jumlah 24 100

Berdasarkan tabel di atas terdapat 17 responden atau 67.9 % yang


jawab “selalu” , 4 responden atau 21.4% menjawab “sering”, 3 responden
atau 10.7% menjawab “kadang-kadang”dan tidak satupun responden atau
non % menjawab “tidak pernah”.Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa
sebagian besar peserta besar peserta didik kelas X IPA 1 peserta didik
merasakan ketentram pada diri ketika selesai melaksanakan shalat dhuha
berjamaah.
49

Tabel 4
Peserta didik melaksanakan shalat dhuha tampa ada paksaan dari luar

No Katagori Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1. Selalu 10 42.86 %
2. Sering 7 25 %
3. Kadang-kadang 7 32.14 %
4. Tidak pernah -
Jumlah 24 100

Berdasarkan tabel di atas terdapat 12 responden atau 42.86 % yang jawab


“selalu” , 7 responden atau 25% menjawab “sering”, 9 responden atau 32.14
% menjawab “kadang-kadang” dan tidak satupun responden atau non %
menjawab “tidak pernah”. dari pernyataan ini menunjukkan bahwa sebagian
besar peserta didik kelas X IPA 1 peserta didik melaksanakan shalat dhuha
tampa ada paksaan dari luar.

Tabel 5
Peserta didik yang membawa perlengkapan shalat di dalam tas saat
pergi ke sekolah

No Katagori Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1. Selalu 12 42.85 %
2. Sering 3 17.85 %
3. Kadang-kadang 5 25 %
4. Tidak pernah 4 14.3 %
Jumlah 24 100

Berdasarkan tabel di atas terdapat 12 responden atau 42.85 % yang jawab


“selalu” , 3 responden atau 17.85 % menjawab “sering”, 5 responden atau
25% menjawab “kadang-kadang”, dan 4 responden atau 14.3 % menjawab
“tidak pernah”. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar
peserta didik kelas x ipa 1 peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru maupun atasan dengan sebaik mungkin.
50

Tabel 6
Peserta didik menjalankan tugas tanggung jawab kepemimpinan atas
jabatan yang dititipkan

No Katagori Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1. Selalu 15 53.58 %
2. Sering 9 32. 14 %
3. Kadang-kadang 0 10.71 %
4. Tidak pernah 0 3.57%
Jumlah 24 100

Berdasarkan tabel di atas terdapat 15 responden atau 53.58 % yang jawab


“selalu” , 9 responden atau 32. 14 % menjawab “sering”, 0 responden atau
10. 71% menjawab “kadang-kadang”dan 0 responden atau 3.57% menjawab
“tidak pernah”. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar
peserta didik kelas XI IPA 1 peserta didik yang menjalankan tugas tanggung
jawab kepemimpinan atas jabatan yang dititipkan.

Tabel 7
Peserta didik menjaga buku yang dipinjam dan mengembalikannya
tepat waktu

No Katagori Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1. Selalu 20 71.44 %
2. Sering 4 17.85 %
3. Kadang-kadang - 10.71 %
4. Tidak pernah -
Jumlah 28 100

berdasarkan tabel di atas terdapat 20 responden atau 71.44 % yang jawab


“selalu” , 4 responden atau 17.85 %menjawab “sering”, 0 responden atau
10. 71% menjawab “kadang-kadang” dan tidak satupun responden atau non
% menjawab “tidak pernah”. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa
sebagian besar peserta didik kelas X IPA 1 peserta didik apabila berbuat
salah, mengakui kesalahan tersebut.
51

Tabel 8
Peserta didik mengisi informasi yang benar saat meminjam buku di
perpustakaan

No Katagori Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1. Selalu 18 85.7 %
2. Sering 2 3.6 %
3. Kadang-kadang 4 10.7 %
4. Tidak pernah -
Jumlah 24 100

Berdasarkan tabel di atas terdapat 24 responden atau 85.7 % yang jawab


“selalu”, 1 responden atau 3.6% menjawab “sering”, 3 responden atau 10.
7% menjawab “kadang-kadang” dan tidak satupun responden atau non %
menjawab “tidak pernah”. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa
sebagian besar peserta didik kelas XI IPA 1 peserta didik mengisi informasi
yang benar saat meminjam buku di perpustakaan.

Tabel 9
Peserta didik Betul-betul melaksanakan shalat, tidak berkata iya
apabila memang belum shalat

No Katagori Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1. Selalu 15 67.85 %
2. Sering 3 21.42 %
3. Kadang-kadang 4 7. 14 %
4. Tidak pernah 2 3.59 %
Jumlah 24 100

berdasarkan tabel di atas terdapat 15 responden atau 67.85 % yang jawab


“selalu” , 3 responden atau 21.42% menjawab “sering”, 4 responden atau
7.14 % menjawab “kadang-kadang” dan 2 responden atau 3.59 % menjawab
“tidak pernah”. dari pernyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar
peserta didik kelas X IPA 1 peserta didik senantiasa memohon izin terlebih
dahulu apabila meminjam barang milik orang lain.
52

Dari hasil angket peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembiasaan


shalat dhuha yang dilakukan oleh SMAN 1 Cipeundeuy menunjukan
sebagian besar dapat meningkatkan kecerdasan spiritul peserta didik seperti
ketentraman hati, jujur, istiqomah, tidak berbohong, dan amanah.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 09 April 2022 sampai dengan
tanggal 27 Mei 2022. Dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dengan
judul “Implementasi Shalat Dhuha dalam Meningkatkan Kecerdasan Spritual
Peserta Didik Kelas X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy”. Dari keterangan dalam
teknik analisa data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif
kualitatif dan data yang diperoleh baik melalui observasi, wawancara, dan angket
menunjukan bahwa shalat dhuha sangat berpengaruh terhadap kecerdasan spiritul
peserta didik di SMAN 1 Cipeundeuy.
Pelaksanaan shalat dhuha di SMAN 1 Cipeundeuy dilaksanakan di lapangan.
Jika cuaca mendukung seperti cerah atau matahari pagi maka pelaksanaan shalat
dhuha akan dilaksakan di lapangan, akan tetapi jika cuaca tidak mendukung
seperti hujan maka pelaksanaan shalat dhuha berjamaah ini dilakukan di aula
sekolah yang sudah disediakan oleh pihak sekolah.
Perlengkapan sekolah adalah semua benda atau alat yang berhubungan
dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah atau tempat belajar lain. Adapun
perlengkapan shalat yang wajib dibawa boleh setiap peserta didik seperti
mukenah, Al-Qur’an dan berwudhu dari rumah.
Pelaksanaan shalat dhuha ini diwajibkan untuk seluruh peserta didik dan
seluruh staf sebelum proses belajar mengajar dilakukan di SMAN 1 Cipeundeuy.
Pelaksanaan shalat dhuha ini dimulai dari pembacaan Al-Qur’an bersama-sama
setelah itu dilanjutkan dengan shalat dhuha tepat pada jam
07.15 WIB. Hal ini sebagaimana dikutip dari hasil wawancara dengan Bapak
Samsudin Hidayat selaku pembina organisasi OSIS (Organisasi Siswa Intra
Sekolah). Pelaksanaan shalat dhuha tempatnya di lapangan upacara bendera
seperti waktu yang ditentukan yaitu pagi hari. Jadi di SMAN 1 Cipeundeuy ini
53

dibuatkan waktu sebelum masuk pembelajaran, walau di luar dari jam mata
pelajaran tapi khususnya guru piket untuk selalu mengingatkan peserta didik
SMAN 1 Cipeundeuy di wajibkan untuk datang dengan membawa perlengkapan
shalat dhuha yaitu: Al-Qur’an, mukenah dan dalam keadaan sudah berwudhu, di
karenakan jika peserta didik mengambil air wudhu ketika sampai di sekolah maka
akan membutuhkan waktu yang lama dan bisa tertinggal mengikuti sholat dhuha
berjamaah. Sebagaimana kutipan hasil wawacara dengan salah satu peserta didik
kelas X IPA 1 yaitu Ridho Ariansyah Ramadhan. Wudhu dari rumah karna air
dari sekolah terbatasi dan membutuhkan waktu yang banyak serta antri yang
panjang.
Dampak Implementasi Shalat Dhuha Berjamaah dalam Meningkatkan
Kecerdasan Spiritual Peserta Didik Kelas X IPA 1 SMAN 1 Cipeundeuy. Dapak
merupakan pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif dari hasil suatu usaha
atau pelaksanaan yang telah dirancang untuk menunjang keberhasilan. Dari hasil
wawancara maka dapat dikemukakan bahwa dampak implementasi shalat dhuha
dalam meningkatkan kecerdasan spiritual peserta didik kelas X IPA 1 di SMAN 1
Cipeundeuy sebagai berikut:
a. Istiqomah
Secara etimologis, istiqomah berasal dari kata istaqomah yastaqimuh yang
artinya tegas dan lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqomah diartikan
sebagai sikap teguh pendirian yang selalu konsekuen. Dalam termonologi akhlak,
istiqomah adalah sikap teguh dalam pendirian dan selalu konsisten dalam
mengerjakan sesuatu.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Cipeundeuy
bahwa diharapkan siswa dapat istiqomah dalam menjalankan shalat dhuha
meskipun tidak berada di sekolah dan setelah lulus nanti, karena shalat dhuha ini
banyak sekali keutamaannya.

b. Amanah
Secara etimologi kata amanah, iman dan aman berasal dari akar pengertian
yang sama. Allah memberikan tempat terajat keunggulan superioritas, dan
54

supremasi tersendiri kepada mereka yang beramanah iman untuk meraih


keamanan. Iman mendorong untuk mempertegas keteguhan penjaga amanah dari
Allah, melengkapi penguatan kesadaran ini akan janji-janji Allah.
Sebagaimana pernyataan Bapak H. Solehudin, S.Pd. Wali kelas X IPA 1
bahwa, untuk amanah mereka bisa memegang jabatan yang diberikan contoh
petugas piket pelaksanaan shalat dhuha.
Amanah yang diberikan pihak sekolah terhadap pembagian penjaga piket
shalat dhuha selalu berjalan dengan rasa penuh amanah. Penggontrolan
pelaksanaan shalat dhuha yang diberikan sesuai dengan hari yang telah sepakati.
Pembagian piket shalat dhuha ini bukan saja diberikan oleh guru tetapi juga
peserta didik yang bergabung dalam organisasi OSIS (Organisasi Siswa Intra
Sekolah) yang bekerja sama untuk memperlancar pelaksanaan shalat dhuha
sampai selesai.

c. Jujur
Jujur adalah satu pilar dalam islam, jujur merupakan suatu sikap yang
mencerminkan adanya kesesuaian hati, perbuatan dan juga perkataan. Adapun
jujur berasal dari bahasa Arab yang sama dengan “as-sidqu atau siddiq” yang
berarti benar, nyata atau berkata benar. Secara istilah jujur dalah suatu sikap yang
lurus hati, menyatakan yang sebenar-benarnya tidak berbohong atau berkata hal-
hal yang menyalahi apa yang terjadi (fakta). Jujur juga dapat diartikan tidak
curang, melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang berlaku dan lain
sebagainya.
Dari implementasi shalat dhuha yang dilakukan di SMAN 1 Cipeundeuy
diharapkan siswa memiliki kepribadian yang jujur agar menjadi insan yang tidak
merugikan orang lain dan taat terhadap aturan. Sebagimana diungkapkan oleh
salah seorang guru bidang kesiswaan menyatakan dampak dari shalat dhuha
berjamaah yang dilaksanakan secara rutin dapat menumbuhkan kecerdasan
spiritual dan sikap-sikap yang baik dalam kehidupan seperti yang dicontohkan
oleh Rasulullah SAW salah satunya sikap sifat jujur yang diharapkan tertanam
pada siswa SMAN 1 Cipeundeuy.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses pelaksanaan shalat dhuha yang dilaksanakan oleh SMAN 1
Cipeundeuy adalah shalat dhuha yang dilaksanakan sebelum dimulainya
proses belajar mengajar, tepatnya pada jam 07.15 WIB yang diawali
dengan membaca Al-Qur’an bersama. Shalat dhuha ini dilaksanakan
secara berjamaah yang dilaksanakan di lapangan upacara bendera, yang
dipimpin oleh guru atau peserta didik yang ditunjuk. Pelaksanaan shalat
dhuha ini berawal dari inisiatif staf guru dalam mengoptimalkan
kualitas keagamaan peserta didik. Pelaksanaan shalat dhuha ini di
wajibkan untuk setiap peserta didik untuk membawa perlengkapan dari
rumah seperti, Al-Qur‟an, mukena dan berwudhu. Adapun untuk
peserta didik perempuan yang sedang udzur atau haid, mereka
dipisahkan pada shaf bagian belakang sambil mendengar teman-teman
lainnya membaca Al- Qur‟an.
2. Dampak pelaksanaan shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta
didik kelas X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy yaitu, istiqomah yakni dalam
melaksanakan shalat lima waktu (seperti shalat, puasa, sedekah, zakat dll),
amanah yakni saat diberi tanggung jawab ketika melaksanakan tugas
sebagai pengawas piket pelaksanaan shalat dhuha dan jujur yakni tidak
berbohong pada orang tua saat meminta uang, senantiasa memohon izin
terlebih dahulu apabila meminjam barang milik orang lain dan betul-betul
melaksanakan shalat, tidak berkata iya apabila memang belum shalat.

B. Saran
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, maka penulis perlu menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan STAI Al-Musdariyah Cimahi
dengan adanya penelitian ini hendaknya bisa digunakan sebagai pustaka

55
56

bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji dalam pengembangan


akhlak yang baik dalam strategi pembelajaran pendidikan agama islam.

2. Kepada sekolah
Perlu adanya sosialisasi dari pihak madrasah tentang pentingnya
keutamaan dan mafaat shalat dhuha, bagi seluruh warga madrasah. Agar
lebih mengetahui sehingga adanya dorongan untuk melaksanakan shalat
dhuha tepat pada waktu yang sudah disepakati bersama.Salah satunya
dengan mengoptimalkan waktu datang ke madrasah dengan lebih tepat
waktu. Dilanjutkan dengan terus memperbaiki kekurangan-kekurangannya
lainnya.

3. Bagi penulis tentunya bisa menambah pengetahuan serta wawasan yang


lebih dalam permasalahan pendidikan yang ada, khususnya dalam
pengembangan sifat spiritual siswa dan penelitian ini juga sebagai
pembelajaran dan pedoman serta bahan latihan dalam penulisan ilmiah
serta menambah hasanah pemikiran konsep pendidikan.

4. Kepada peserta didik


Hendaknya peserta didik lebih aktif dalam mengikuti kegiatan- kegiatan
yang diselenggarakan oleh madrasah seperti shalat dhuha ini dan
menjadikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan kesadaran dan penuh
tanggung jawab yang nantinya membentuk kepribadian peserta didik yang
bisa melekat pada diri masing-masing sebagai rutinitas yang melekat dan
selalu dilakukan dimanapun dan kapan pun kecuali uzur yang Syar’i.

5. Kepada peneliti yang akan mendatang


Penelitian implementasi shalat dhuha berjamaah meningkatkan kecerdasan
spiritual peserta didik kelas X IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy merupakan
salah satu wilayah kajian pendidikan umum yang perlu dikembangkan
lebih lanjut melalui kajian-kajian yang lebih luas dan mendalam. Hasil
57

yang didapatkan dari peneliti lakukan ini belum bisa digunakan secara
umum untuk setiap tempat karena objek penelitian ini dilakukan dengan
latar belakang kota Ambon. oleh karena itu, untuk peneliti selanjutnya
diharapkan kajian lebih lanjut dan komprehensif serta memperluas
jangkauan dan aspek yang teliti, seperti peningkatan prestasi peserta didik
khususnya dalam implementasi shalat dhuha berjamaah di madrasah,
sekolah atau diinstansi pendidikan lainnya yang bisa digunakan baik untuk
di perkotaan maupun di daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ginanjar Ary. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual ESQ; Emosional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun

Iman dan 5 Rukun Islam, Jakarta: Arga, 2007.

Al-Firdaus, Iqro. Berdhuhalah, Allah Akan Menjaminmu Kaya, Cet. I;

Yogyakarta, Noktah, 2019.

Ali, Muhammad. Kebijakan Pendidikan Menengah Dalam Prespektif Governance

di Indonesia, Cet. I; Malang: UB Press, 2017.

Al-Jaziri, Abdullahman Syeikh. Kitab Shalat Fiqih Empat Mahzab, Bandung:

Mizan, 2010.

Al-Mahfani, M. Khalilurrahman, Berkah Shalat Dhuha, Cet. I; Jakarta: PT Wahyu

Media, 2008.

Amin, Saifuddin. Etika Peserta Didik,Cet. I; Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019.

Amirulloh Syarbini, The Miracle of Ibadah, Meraih Kesuksesan Hidup dengan

Kekuatan 7 Ibadah Super Ajaib, Bandung: Fajar Media Bandung, 2011.

Ar-Rahbawi, Qadir Abdul. Panduan Lengkap Shalat Menurut Empat Madzhab,

Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2007.

Al-Qazwini Ibnu Majah, Abu Abdullah Muhammad Bin Yazid, Ensiklopedia

Hadis 8; Sunan Ibnu Majah, (Cet. II; Al-Mahira, 2016), no. 1381

Al-Qazwini Ibnu Majah, Abu Abdullah Muhammad Bin Yazid, Ensiklopedia

Hadis 8; Sunan Ibnu Majah, (Cet. II; Al-Mahira, 2016), no. 1382

58
59

Al-Qazwini Ibnu Majah, Abu Abdullah Muhammad Bin Yazid, Ensiklopedia

Hadis 8; Sunan Ibnu Majah, (Cet. II; Al-Mahira, 2016), no. 1380

Bagir, Muhammad. Paduan Lengkap Ibadah, Cet. I; Jakarta: PT Mizan Publika,

2016.

Bajri Muhammad, Transformasi Ibadah Ritual Dalam Kehidupan Sosial, Jakarta:

PT Gramedia, 2018.

Danim Sudarwan, Perkembangan Peserta Didik, Bandung: CV Alfabeta, 2010.

Darajat, Zakiah. Peran Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung

Agung, 1982.

Daulay, Putra Haidar, Pendidikan Islam Dalam System Pendidikan Nasional Di

Indonesia, Cet. I; Jakarta: Kencana, 2012.

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya Juz 1-Juz 19, Jakarta:

Mahkota Surabaya, 2002.

Djaali & Muhammad Faraouk, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Restu

Agung, 2003.

El-Hamdi, Ubaidurrahmim. Super Lengkap Shalat Dhuha, Cet. I; Jakarta: Wahyu

Qolbu, 2013.

Erkan, Ahmed. 4 Shalat Dasyat, Jakarta: Karya Media, 2016.

Fajriudin. Historiografi Islam, Cet. I; Jakarta: Prenada Media Group, 2018.

Fathoni, Abdurrahman. Metodologi Penelitian dan Tehnik Penyusunan Skripsi,

Jakarta: Rineka Cipta, 2011.


60

Fidelis dan Monty P Stiadarma, Mendidik Kecerdasan: Pedoman Bagi Orang Tua

dan Guru Dalam Mendidik Anak Cerdas, Jakarta: Pustaka Populer

Obor, 2003.

Firdianti, Arinda. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, Cet. I; Yogyakarta:

CV. Gre Publishing, 2018.

Fayumi Al-Maliki, Kumpulan Doa Pembuka Rezeki, Cet I Jakarta: Qultum Media,

2007.

Halim Mahmud, Ali Abdul. Pendidikan Ruhani, Cet. I; Jakarta: Gema Insani

Press, 2000.

Himpunan Peraturan Perundan-Undangan, Undang-undang SISDIKNAS (Sistem

Pendidikan Nasional), Bandung: Fokusmedia, 2010.

Ian Marshall dan Dana Zohar, SQ Kecerdasan Spritual, Cet. IX; Bandung: PT

Mizan Pustaka, 2007.

Ibnu Majah, Abu Abdullah. Sunan Ibnu Majah. no. 1380.

Idris Parakkasi. Pemasaran Syariah Era Digital, Cet; I, Bogor: Lindan Bestari,

2020.

Imam Kanafi. Ilmu Tasawuf Penguatan Mental-Spritual dan Akhlak, Cet. I; Jawa

Tengah: PT Nasya Expanding Managemen, 2020

Ismail, Ahmad Al-Muqaddam, Mengapa harus Shalat, Jakarta: Amzah,

2007.

Joan Declaire dan John Gottman, Terjemahan: Tengku Hermaya,

Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak, Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2008.


61

Kurniasih, Imas. Mendidik SQ Anak Menurut Nabi Muhammad SAW,

Yogyakarta: Pustaka Marwan, 2010.

Moleong, J Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2009

Mubayidh, Makmun. Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak terjemahan

Muhammad Muchson Anasy, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006.

Muhammad, Syukran Muhammad. Buku Pintar Agama Islam Untuk Pelajar, Cet.

I; Yogyakarta: Mutiara Media, 2011.

Muslim bin Hijaj, Abu Hasan. Shahih Muslim (Daar Ihyau Turats Al-Arabi,

Beirut, t.th), Hadis no.717.

Novitasari, Yuni. Bimbingan dan Konseling Belajar, Akademik, Bandung: CV

Alfabeta, 2016.

Nurdin Ibrahim dan Muhammad Yaumi, Pembelajaran Berbasis Kecerdasan

Jamak Multiple Inteligences, Jakarta: Kencana, 2013.

Imam Kanafi. Ilmu Tasawuf Penguatan Mental-Spritual dan Akhlak, Cet. I; Jawa

Tengah: PT Nasya Expanding Managemen, 2020.

Rasyid, Sulaiman H. Fiqih Islam, Bandung: CV, Sinar Baru, 1980.

Ruslia Isnawati. Cara Kreatif dalam Proses Belajar, Surabaya: CV Jakad Media

Publishing, 2014.

Sarintan Efratani Damanik. Pemberdayaan Masyarakat Desa Sekitar Kawasan

Hutan, Ponegoro, Cet I; Uwais Inspirasi Indonesia, 2019


62

Sudjana, Nana. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 2009.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Cet, X;Bandung: CV Alfabeta, 2014.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012.

Sulaiman Al-Kumayi. Shalat Penyembahan dan Penyembuhan, Jakarta: Erlanga,

2007.

Sukidi. Rahasia Sukses Hidup Bahagia; Kecerdasan Spiritual; Mengapa SQ

Lebih Penting Dari IQ dan EQ, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2002.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005.

Wisobono, Dermawan. Riset Bisnis Bagi Praktisi Dan Akademisi, Cet. I; Jakarta,

PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Yusuf , Muri A. Metode Penelitian, Jakarta: Kencana, 2016.

Yusuf, Muri A. Metode Penelitian, Cet. III; Jakarta : Prenada Media Group, 2016.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran I:

HASIL WAWANCARA

Nama Informan : Kasmin, S.Pd


Jabatan : Guru PAI
Hari/tanggal : Kamis, 12 April 2022

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Apa saja program keagamaan yang di terapkan oleh pihak sekolah dalam
rangka meningkatkan kecerdasan spiritual peserta didik SMAN 1
Cipeundeuy?
“Program agama itu banyak pada sekolah ini ya seperti tilawah, shalat dhuha,
shalat dhuzur, kultum, mauled dan kurban karna kegiatan ini sangat penting
untuk kelanjutan kehidupan sehari-hari mereka kelak dimasyarakat nanti.”
2. Apa pandangan ibu dengan pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1
Cipeundeuy?
“Iya sangat bagus dan saya mengapresiasi semangat peserta didik dalam
mengikuti dan melaksanakan shalat dhuha secara rutin dan mengapresiasi
guru-guru di SMAN 1 Cipeundeuy ini dalam mengkoordinir disetiap harinya
tentunya dengan niat dan usaha yang suci agar peserta didik selalu menjaga
rutinitas shalat dhuha walau tidak berada di madrasah.”
3. Apa yang melatar belakangi adanya program shalat dhuha dan pada tahun
berapakah program shalat dhuha berjamaah ini berjalan di SMAN 1
Cipeundeuy?
“Awal shalat dhuha ini memang sudah ada dari dulu, yang sering
dilaksanakan peserta didik hanya saja belum optimal, peserta didik sebagian
besar hanya mengambil waktu sendiri-sendiri disela-sela pembelajaran.Dan
untuk mengoptimalkan kualitas dan kuantitas dari aspek kegamaan peserta
didik kemudian inisiatifkan pada tahun 2015 untuk bersama-sama
melaksanakan shalat dhuha dilapangan.”
4. Dasar dan tujuan adanya pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di sekolah
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Iya, dasarnya tentu dari Al-Qur’an dan hadist. Karna shalat wajib itu kita
anggap sebagai modal sedangkan shalat sunnah adalah keuntungan.
Kemudian kita ini sekolah berbasis keagamaan yang karna dasar pedoman
itulah kita menginisiatifkan melaksanakan shalat dhuha. Dan tujuan shalat
dhuha ini akan ada pada aspek pribadi, personal peserta didik dan
menimbulkan karakter-karakter positif misalnya disiplin, peduli, semangat
dan harapan karakter-karakter ini juga merupakan bagian dari kopetensi inti
yang ingin dicapai oleh peserta didik dalam mata pelajaran agama.”
5. Bagaimana cara bapak memantau kegiatan pelaksanaan shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Iya, dari pihak sekolah hanya mengkoordinir pelaksanaanya.Dan pada
umumnya di pantau atau dikontrol oleh guru piket untuk dipastikan
pelaksanaan berjalan dengan lancar.”
6. Apa factor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Pasti ada kendala, tapi kendalanya tidak terlalu berpengaruh hanya sebagian
peserta didik yang mengalami seperti itu. Contoh kecil untuk peserta didik
perempuan yang haid, karna kita tidak memastikan batul- betul haid atau
tidak. Sedangkan hal-hal yang mendukung pertama yaitu adanya guru piket
yang selalu mengkoordinir peserta didik, sebab jika tidak ada yang
mengkoordinir maka peserta didik akan cenderung lalai, kedua untuk bagian
fasilitas seperti puluhan mukenah yang bisa dipakai peserta didik walau dari
pihak sekolah selalu mengingatkan peserta didik untuk selalu membawa
mukenah atau perlengkapan shalat itu karna sebagai wujud tanggung jawab
peserta didik masing-masing.”
7. Apa harapan ibu terkait pelaksanaan shalat dhuha di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Harapannya bahwa kami sebagai pendidik di SMAN 1 Cipeundeuy,
berharap shalat dhuha ini bukan saja hal-hal yang sunnah tapi bisa dijadikan
rutinitas sehari-hari.Karna hidup ini bukan sekedar mencari ilmu saja tapi
harus dibarengi dengan aspek keagamaan dari segi magdah dan ghairul
magdah.”

Nama Informan : Samsudin Hidayat, S.Pd


Jabatan : Pembina OSIS Bidang Keagamaan
Hari/tanggal : Selasa, 17 April 2022

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Bagaimana proses pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1


Cipeundeuy?
“Iya, pelaksanaanya shalat dhuha tempatnya di lapangan upacara bendera
seperti waktu yang ditentukan yaitu pagi hari. Jadi di SMAN 1 Cipeundeuy
ini dibuatkan waktu sebelum masuk pembelajaran walau di luar dari jam mata
pelajaran tapi menjadi program andalan madrasah ini. Diawali dengan tilawah
dulu setelah itu dilanjutkan dengan shalat dhuha, shalat dhuha sendiri ada
yang mengerjakan secara berjamaah dan ada yang sendiri-sendiri.Biasanya
gelombang pertama itu untuk peserta didik yang datang tepat waktu dan
untuk gelombang kedua untuk yang terlambat melaksanakan sendiri-sendiri.”
2. Apa latar belakang adanya shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Awal kita rencanakan itu bukan shalat dhuha tapi tilawah atau literasi dan
karna kita lihat konsentrasi dari peserta didik dan disitu juga sudah masuk
waktu dhuha sekaligus juga kita buat pelaksaan shalat dhuha berjamaah dan
itu dilaksanakan di lapangan.Karna kami merasakan kegiatan religi dipagi
hari yang kita pergunakan dengan tilawah dan shalat dhuha ketika mereka
tidak melaksanakan itu, konsentrasi peserta didik di kelas itu berbeda.”
3. Apa dasar dan tujuan adanya pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1
Cipeundeuy?
“Ya, menanamkan nilai-nilai agama yang terutama karna mengandung
syari‟at dan yang merupakan sunnah yang diajarkan agama kita, jadi kita
menanamkan mereka agar mengetahui oh iya, kalau waktu seperti ini kita
sebagai muslim atau kewajiban kita kepada sang maha pencipta itu apa,
sebagai rasa bentuk syukur kita masih diberi kehidupan dan masih bisa
melaksanakan ibadah-ibadah yang lain.”
4. Apakah ada factor penghambat dan pendukung dari pelaksanaan shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Biasanya yang menjadi kendala yaitu tenaga pengawas untuk membantu
mengarahkan peserta didik, kadang-kadang kalau guru piket terlambat
otomatis tidak tertip saat melaksanakan shalat dhuha sedangkan factor
pendukung yaitu fasilitas yang sudah disediakan dari madrasah untuk
memudahkan kita shalat dhuha berjamaah di lapangan seperti mukena, tarpal,
tempat wudhu dan lain sebagainya .”
5. Apakah perubahan yang ibu lihat pada peserta didik kelas XI IPA 1 setelah
mengikuti pelaksanakan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Iya, kami merasakan ada perbedaan rutinitas ketika peserta didik istiqomah
dan mereka tidak istiqomah itu kita merasakan, terutama di jam pertama
ketika peserta didik itu memang sudah terkondisikan dengan tilawah dan
shalat dhuha mereka lebih menyesuaikan untuk lebih mudah konsentrasi
dalam belajar.”
6. Apa yang dilakukan oleh guru piket terhadap peserta didik perempuan yang
tidak ikut melaksanakan shalat dhuha di karena sedang uzur?
“Kami memisahkan peserta didik yang sedang uzur atau haid. Peserta didik
itu mereka duduk dibagian belakang shaf dan sambil mendengarkan tilawah
yang dibacakan teman-temannya yang lain.”
7. Apa harapan ibu untuk peserta didik dalam pelaksanaan shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Mereka tetap melaksanakan shalat dhuha walau tidak di sekolah, dalam
keadaan libur sekolah, di manapun dan dalam keadaan apapun kecuali
uzur.Harapannya juga peserta didik bisa melaksanakan dan menjadi
kepribadian yang merasa berhutang atau rasa keganjelan jika mereka belum
melaksanakan shalat dhuha.”

Nama Informan : H. Solehudin, S.Pd


Jabatan : Wali Kelas X IPA 1
Hari/tanggal : 19 April 2022

PERTANYAAN DAN JAWABAN


Wali Kelas XI IPA 1 Di SMAN 1 Cipeundeuy ?

1. Apa pandangan Bapak terhadap pelaksanaan shlat dhuha berjamaah di SMAN


1 Cipeundeuy?
“Banyak sekali kalau kita baca di internet atau google kita sudah mengetahui
keutamaan-keutamaan itu. Jadi shalat dhuha merupakan shalat sunnah atau
shalat tambahan kendekatan dan pendekatan kepada Allah SWT. Untuk
sekolah SMAN 1 Cipeundeuy ini dibiasakan setiap pagi sebagai pembuka
bagi peserta didik bahwa segala sesuatu bisa kita lakukan dan kebaikan dan in
syaa Allah dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.”
2. Apa perubahan selama pelaksanaan shalat dhuha berjamaah pada kelas XI
IPA 1 di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Alhamdulillah peserta didik SMAN 1 Cipeundeuy ini yang dulunya jarang
shalat akhirnya ada ghiroh (semangat) karna ini secara berjamaah dilakukan
dan dari situ mungkin ada yang belum menghafal surah ad- Dhuha dan asy-
Syam jadi mereka dengan sendirinya mau menghafal kedua surah itu.Peserta
didik juga diberikan kedisiplinan dalam hal sebelum memulai suatu aktifitas
dengan shalat dhuha karna peserta didik juga butuh yang namanya perubahan,
sebab itu perubahan tidak instan tetapi ada prosesnya. Untuk anak wali saya
sendiri.Pertama terlatih, karna peserta didik yang masuk di SMAN 1
Cipeundeuy ini mau tidak mau harus melaksanakan shalat
dhuha.keduakejujuran, untuk peserta didik wanita sedang haid ditanya apakah
benar dalam keadaan haid dan dari situ dari pihak sekolah khususnya guru
piket wanita yang memeriksa satu persatu peserta didik agar rasa takut
berbohong dihilangkan dan saya rasa itu adalah suatu hal yang sangat bagus
agar mereka terbiasa. Ketiga amanah, untuk amanah mereka bisa memegang
jabatan yang diberikan contoh petugas piket dari pihak Osis (Organisasi
Siswa Intra Sekolah). Keempat pembiasaan wudhu sebelum berangkat ke
sekolah, karna awalnya wudhu membutuhkan waktu yang lama dan antria
jadi dari pihak sekolah meminta agar seluruh peserta didik dalam keadaan
berwudhu dari rumah masing-masing.“
3. Apa yang dilakukan Bapak sebagai wali kelas agar peserta didik dapat
melaksanakan shalat dhuha di rumah pada masa covid?
“Pada masa covid 19, ada juga rasa sedih karena kita tidak tahu apakah semua
peserta didik melakukan atau tidak.Kami berharap orang tua peserta didik
dapat meninggatkan karna dari pihak sekolah hanya bisa menggingatkan
melalui daring.”
4. Apa yang dilakukan Bapak sebagai Wali Kelas agar peserta didik dapat
melaksanakan shalat dhuha di rumah semasa Covid 19?
“Dan pada masa covid 19 ini saya selalu mengigatkan peserta didik saya
walau pembelajaran secara daring sebab takutnya pembiasaan itu hilang. Dan
Alhamdulillah masih banyak yang melaksanakan walaupun di rumah masing-
masing.”
5. Adakah sanksi tersendiri yang diberikan oleh Bapak untuk kelas X IPA 1
sebagai wali kelas yang tidak ikut serta melaksanakan shalat dhuha berjamaah
di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Tidak ada sanki yang saya berikan.”
6. Apa harapan Bapak terkait shalat dhuha berjamaah untuk kelas X IPA 1 di
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Harapan saya mereka tetap istiqomah tampa diberi tahu pun mereka tetap
melaksanakan.Makanya saya punya rasa tanggung jawab setiap hari sebelum
saya melakukann pembelajaran. Saya sebagai wali kelas selalu
menggingatkan anak wali saya tentang, shalat dhuha, tilawah pagi itu dengan
cara di WhatsApp. Saya mengatakan bahwa ayo, diawali dengan shalat dhuha
agar ilmu yang diterimah mendapat berkah, otak cerdas‟. Jadi banyak yang
saya berikan berupa motivasi kepada peserta didik, in syaa Allah sampai lulus
dari sekolah ini mereka masih melaksanakan shalat dhuha ini.

Nama Informan : Rosmalia Eva, S.Pd


Jabatan : Selaku Guru Piket Shalat Dhuha
Hari/tanggal : 23 April 2022

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Bagaimana pandangan ibu terhadap pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Pelaksanaan shalat dhuha menurut saya Alhamdulillah sudah bagus.
Sebelum kita melaksanakan shalat dhuha kita tilawah di lapangan setelah itu
kita melakukan proses belajar mengajar di kelas masing-masing.”
2. Apa saja fasilitas yang diberikan pihak sekolah terhadap pelaksanaan shalat
dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Mukenah, tempat air wudhu, tempat shalat dhuha yaitu lapangan itu pun
kalau cuaca mendukung, kalau tidak kita arahkan peserta didik ke aula
sekolah yang sudah di sediakan oleh pihak sekolah.”
3. Apa saja factor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Kalau berbicara tentang factor pasti ada, ada factor pendukung yaitu
disediakan sarana prasarana, kerja sama antar guru mata pelajaran agama
islam tapi semua yang berkaitan dengan aktifitas warga madrasah dan factor
penghambat yaitu keterlambatan peserta didik”
4. Apa perubahan yang ibu lihat pada peserta didik kelas X IPA 1 setelah
melaksanakan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Alhamdulillah, tidak semua peserta didik melakukan shalat dhuha tapi sudah
menjadi aktifitas atau rutinitas kita, Alhamdulillah sudah ada perubahan.Efek
dari shalat dhuha itu akhlak peserta didik sudah perbaiki perlahan-lahan,
disiplin, yang tadinya ikhlas melaksanakan menjadi ikhlas dan bisa di jadikan
kebiasaan yang bisa dilaksanakan juga di rumah.”
5. Apa hukuman yang diberikan kepada peserta didik jika terlambat
melaksanakan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Kalau dari saya, saya hanya menyuruh mereka menghafal surah-surah
pendek, kadang juga saya menyuruh dia membaca satu ayat di dalam Al-
Qur‟an lalu memahami ayat itu dan dia berikan contoh apa yang dia sudah
baca pada ayat tersebut.”
6. Apakah pelaksanaan shalat dhuha ini akan mempengaruhi nilai peserta didik
kelas X IPA 1?
“Iya sangat berpengaruh karna, shalat dhuha ini masuk pada nilai sikap
spiritual dan sosial peserta didik.”
7. Apa yang dilakukan ibu sebagai guru agar peserta didik dapat melaksanakan
shalat dhuha di rumah semasa Covid 19?
“Saya selalu menginggatkan mereka setiap hari sebelum pembelajar akan
mulai melalui daring.”
8. Apa harapan ibu sebagai guru mata pelajaran agama untuk peserta didik
terhadap pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
9. “Harapan saya, in syaa Allah dengan shalat dhuha ini, yang menjadi
kebiasaan di sekolah bukan hanya saja dilaksanakan sekolah tapi juga di
rumah dan yang paling utama yaitu selalu belajar bersyukur. Selain itu juga
masalah jujur atau tidaknya saya selalu berfikir positif, pasti mereka lakukan
dan saya selalu berdoa semoga mereka selalu melakukan shalat dhuha
tersebut”
Nama Informan : Kumalasari
Jabatan : Selaku Guru Piket Shalat Dhuha
Hari/tanggal : 25 April 2022

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Bagaimana pandangan ibu terhadap pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Sangat bagus ya, pelaksaan shalat dhuha ini juga dilaksanakan secara
terjadwal dan dari pihak sekolah sudah mengatur sebelum di mulai
pembelajaran.”
2. Apa saja fasilitas yang diberikan pihak sekolah terhadap pelaksanaan shalat
dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Fasilitas yang disedikan oleh sekolah yaitu masjid, asrama putri, mukenah
dan tempat wudhu.”
3. Apa saja factor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Faktor pendukung yaitu sarana dan prasana yang mendung berjalanannya
proses shalat dhuha dan factor penghambat hanya keterlambatan peserta didik
yang karna tempat tinggal mereka jauh.”
4. Apa perubahan yang ibu lihat pada peserta didik kelas X IPA 1 setelah
melaksanakan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Sekolah ini berbeda dengan sekolah-sekolah yang lainnya ya, jadi kalau
perbedaannya setelah mereka melaksanaan tilawah dan shalat dhuha mereka
lebih tenang dan tertib di dalam kelas.Dibandingkan dengan mereka yang
tidak tilawah dan shalat dhuha maka pada saat mereka masuk ke kelas pasti
beribut. Disiplin juga karna mereka sudah diatur waktu jam sekian mereka
tilawah, shalat, masuk kelas dan lain lain. Kalau kita lihat kecerdasan spiritual
mereka berbanding lurus dengan ibadahnya maka IQ, pemahaman mereka
terhadap materi di kelas dan akhlak juga, baik terhadap guru dan temannya.
Ada juga beberapa anak yang menonjol ibadahnya ya, shalat dhuha rajin,
tilawah. Adapun akhlak mereka pada guru juga bagus, kepada teman-
temannya juga mereka baik, berbeda dengan teman-teman mereka yang lain,
yang enggan dan malas-malasan .”
5. Apa hukuman yang diberikan kepada peserta didik jika terlambat
melaksanakan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Hukuman itu diberikan untuk beberapa peserta didik yang terlambat, sengaja
tidak melaksanakan shalat dan alasan yang lain. Kami menasehati mereka dan
memberikan hukuman mendidik seperti membaca Al-Qur’an mendidik
sebelum masuk ke kelas.”
6. Apakah pelaksanaan shalat dhuha ini akan mempengaruhi nilai peserta didik
kelas X IPA 1?
“Iya, karna itu masuk pada nilai sikap spiritual jadi, kita sebagai guru
mempunyai beberapa penilaian untuk peserta didik salah satu penilaian sikap
spiritual seperti shalat dhuha, tilawah otomatis sangat berpengaruh.”
7. Apa yang dilakukan ibu sebagai guru agar peserta didik dapat melaksanakan
shalat dhuha di rumah semasa Covid 19 ?
“Jadi, kita sebagai guru mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis.Setiap kita masuk
ngajar pasti selalu mengigatkan mereka melalui online agar selalu
melaksanakan shalat dhuha.”
8. Apa harapan ibu sebagai guru mata pelajaran agama untuk peserta didik
terhadap pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Saya berharap, meskipun tampa pembelajaran tatap muka di sekolah,mereka
terus melaksanakan dan istiqomah shalat dhuha di rumah dan salah satu tugas
kita sebagai guru PAI di kelas selalu menggingatkan mereka di rumah untuk
melaksanakan ibadah shalat dhuha ini.
Nama Informan : Neneng Titin Suryati, S.Pd.
Jabatan : Guru Piket Shalat Dhuha
Hari/tanggal : Rabu, 27 April 2022

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Bagaimana pandangan ibu terhadap pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di
SMAN 1 Cipeundeuy?
"Pandangan saya terhadap pelaksanaan shalat dhuha SMAN 1 Cipeundeuy
sangat efektif, bagus dan itu salah satu tradisi yang dilakukan oleh Madrasah
terutama SMAN 1 Cipeundeuy, agar bias meningkatkan rasa ketakwaan
kepada masing-masing peserta didik agar setiap peserta didik itu punya rasa
bahwa kita ini orang muslim yang memang punya kewajiban untuk
melaksanakn shalat. Bukan saja fardhu A‟in saja tapi juga sunnah-sunnahnya
juga harus dilaksanakan.Karna keutamaan shalat dhuha ini sangat luar biasa.
2. Apa saja fasilitas yang diberikan pihak sekolah terhadap pelaksanaan shalat
dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Fasilitas yang disediakan pihak sekolah yaitu, Musholah, mukenah dan Al-
Qur‟an.Biasanya kalau peserta didik perempuan tidak membawa mukenah
maka mereka memakai mukena yang sudah disediakan oleh pihak sekolah.”
3. Apa saja factor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Faktor pendukungnya itu yang saya lihat disini semua peserta didik, guru
sangat antusias dalam melaksanakan shalat dhuha sehingga guru-guru
mengontol peserta didik mealksanakan shalat dhuha terutama guru-guru wali
kelasnya sehingga satu persatu mengecek anak walinya.Kemudian peserta
didik juga sangat senang karna mereka setelah melaksanakan shalat dhuha itu
mereka merasa semangat, pikiran mereka itu sangat gemilang.
Sedangkan factor penghambat itu kadang peserta didik yang kebanyakan itu
kaum lelaki yang tidak melaksanakan shalat dhuha karna beralasan terlambat
dan juga melaksanakan shalat dhuha itu juga susah kepada mereka tetapi kita
paksakan terus in syaa Allah tinggal beberapa saja yang tidak melaksanakan
shalat dhuha tapi dalam control guru .”
4. Apa perubahan yang ibu lihat dari siswa dalam melaksanakan shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Perubahan yang saya lihat yaitu peserta didik yang hanya datang ke sekolah,
awal-awalnya mungkin tidak melaksanakan shalat dhuha mungkin lulusan
dari SMP atau sekolah-sekolah negeri lainnya mereka pada saat masuk di
sekolah ini mereka terasa terisi, terisi bahwa ada hikmah, keimanan mereka
lebih meningkat lagi, karna shalat dhuha itu mereka merasa bahwa terisi
dengan sesuatu yang baik. Setelah itu masuk di kelas-kelas diawali dengan
doa, tilawah dan lain sebagainya sehingga merasa bahwa hal-hal yang baik-
baik itu dalam dri mereka merasa ada perubahan.”
5. Apa hukuman yang diberikan kepada peserta didik jika terlambat
melaksanakan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Saya sebagai guru piket kita tidak memberikan hukuman yang berlebihan
tapi kita mengarahkan mereka kembali untuk melaksanakan shalat dhuha
berjamaah ketika mereka terlambat melaksanakan dan itu langsung dikontrol
oleh guru piket. Klau hukuman itu tergantung masing-masing guru piket,
terkadang ada guru piket yang memberikan hukuman berupa lari, Putaap tapi
kalau hukuman dari saya tidak ada”
6. Apakah pelaksanaan shalat dhuha ini akan mempengaruhi nilai peserta didik
kelas X IPA 1?
“Kalau untuk shalat dhuha mempengaruhi nilai itu sangat mempengaruhi
karna bukan hanya saja dilihat dari teori atau dari sisi potennsi peserta didik
tapi juga dilihat dari aplikasi atau pengamalan peserta didik itu dari nilai-
nilai agama.Jadi jika peserta didik tidak melaksanakan shalat dhuha maka kita
sebagai guru PAI akan mengecek peserta didik siapa-siapa saja yang tidak
melaksanakan shalat dhuha dan itu akan mempengaruhi nilai dan kita juga
berusaha agar peserta didik melaksanakan shalat apa pun yang terjadi.”
7. Apa yang dilakukan ibu sebagai guru PAI agar peserta didik dapat
melaksanakan shalat dhuha di rumah semasa Covid 19?
“Kalau semasa covid 19 kita arahkan peserta didik untuk melaksanakan shalat
dhuha itu kita minta tiap-tiap wali kelas agar bias mengontrol anak walinya
melaksanakan shalat dhuhanya di rumah. Dengan cara daring saja. Jadi setiap
pembelajaran daring kita selalu mengingatkan, menginggatkan mereka terleih
dahulu untuk melaksanakn shalat dhuha, tilawah dan shalawat yang selalu
kami ingatkan mereka terus.”
8. Apa harapan bapak terhadap pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1
Cipeundeuy?
“Harapan saya, bahwa pelaksanaan shalat dhuha di SMAN 1 Cipeundeuy
harus ditingkatkan lagi walupun dalam keadaan covid karna keutamaan dan
manfaat yang luar biasa seperti kata Rasululah „shalat dhuha ini seperti kita
bersedekah kepada diri kita yaitu dipersendian itu dengan melaksanakan
shalat dhuha ini kita bersedekah 630 persendian‟. Jadi kalau kita tidak
bersedakah dalam satu bulan atau satu hari dengan uang, mungkin kita bias
bersedekah dengan melaksanakan shalat dhuha 2 rakaat saja suudah cukup,
itu makanya manfaatnya luar biasa sehingga kita yang generasi mudah
dianjurkan kalau boleh jadi budanya sampai ke generasi- generasi
seterusnya.”

Nama Informan : Ahmad Rizki Wijaya


Jabatan : Ketua OSIS (Organisasi Siswa Intar Sekolah)
Hari/tanggal : Rabu, 29 April 2022

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Apa latar belakang sampai diadakan pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Kalau yang saya tahu itu dari pihak sekolah yang merekomendasikan pada
masa gempa.Shalat dhuha berjamaah ini dilakukan sebelum masuk ke kelas
masing-masing agar peserta didik merasa tenang dan aman pada saat di
sekolah.”
2. Bagaimana pandangan anda terhadap pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Tentunya sangatlah istimewa, karna bagaimana pun juga tidak banyak
sekolah di kota Ambon bias menerapkan kegiatan shalat dhuha berjamaah
sebelum melaksanakan pembelajaran.”
3. Apa saja program kerja osis terkait keharonian?
“Tadarus, shalat dhuha, shalat dzuhur, azan, kultum, instarohis, pembersihan
masjid seperti mencuci perangakat-perangakat shalat, ilmu qiro‟at, mabit, dan
memperingati hari besar islam.”
4. Apa saja fasilitas yang diberikan pihak sekolah terhadap pelaksanaan shalat
dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah tentunya tempat shalat yaitu
lapangan untuk sholat dhuha berjamaah dikarenakan peserta didik banyak
sekali, terpal,sajadah, mukenah, masjid dan asrama putri.”
5. Apa saja factor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Factor pendukung tentunya cuaca yang baik, parsitipasi peserta didik yang
baik, terpenuhinya fasilitas-fasilitas untuk melaksanakan shalat dhuha
bersama walaupun terpaksa sebelumnya melakukan pembelajaran dan
Alhamdulillah banyak tentunya yang merespon baik.”
6. Apa hukuman yang diberikan kepada peserta didik jika terlambat
melaksanakan shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Tetap disuru tilawah dan shalat dhuha dan tentunnya diberikan sanksi yang
mendidik, contohnya membersihkan taman dan membersihkan terpal-terpal
yang sudah selesai dipakai untuk shalat.”
7. Apa harapan ketua OSIS terhadap pelaksanaan shalat dhuha berjamaah di
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Saya berharap tetap terus berjalan dengan lancar terus menerus karna setelah
selesai pelaksanaan shalat dhuha kita merasa tenang dan damai saat berada di
sekolah.”
Nama Informan : Fauzan Rifat Fadilah
Jabatan : Ketua Kelas X IPA 1
Hari/tanggal : Senin, 30 April 2022

PERTANYAAN DAN JAWABAN


Peserta didik Kelas XIIPA 1 Di SMAN 1 Cipeundeuy
1. Bagaimana pandangan anda terkait pelaksanaan shalat dhuha berjamaan di
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Bagus, karna mengajarkan hal yang baik untuk peserta didik di SMAN 1
Cipeundeuy ini. Juga sebagai rutinitas yang selalu dilakukan sebelum proses
belajar mengajar yang wajib diikuti.”
2. Perlengkapan apa yang anda bawa dari rumah ke sekolah untuk
melaksanakan shalat dhuha berjamaah?
“Al-Qur‟an dan dalam keadaan berwudhu dari rumah.”
3. Apakah perubahan yang anda rasakan semenjak mengikuti shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Jauh lebih tenang, merasa lebih baik dari sebelumnya, disiplin waktu, dan
tidak pernah terlambat datang ke sekolah tapi waktu di sekolah. Dan pada
masa covid 19 ini saya tidak pernah melaksanakan shalat dhuha di rumah,
memang dari wali kelas sendiri selalu mengingatkan setiap pagi agar tidak
lupa melaksanakan shalat dhuha tapi, karna tidak ada pengawasan dan kontrol
langsung dari guru-guru maka jadi malas untuk melaksanakan shalat dhuha.”
4. Apakah anda pernah terlambat melaksanakan shalat dhuha berjamaah di
SMAN 1 Cipeundeuy?
"Tidak pernah.”
Nama Informan : Devita
Jabatan : Siswa Kelas X IPA 1
Hari/tanggal : 02 Mei 2022

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Bagaimana pandangan anda terkait pelaksanaan shalat dhuha berjamaan di
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Sangat bagus sekali karna belum tentu semua orang dapat melaksanakan
shalat dhuha di rumah. Kalau dari pihak sekolah membuat program sholat
dhuha mungkin lebih banyak yang biasanya tidak shalat di rumah dan bias
melaksanakan di sekolah.”
2. Perlengkapan apa yang anda bawa dari rumah ke sekolah untuk
melaksanakan shalat dhuha berjamaah?
“Wudhu dari rumah karna air dari sekolah terbatasi dan membutuhkan waktu
yang banyak serta antri yang panjang, Al-Qur‟an dan terkadang saya
membawa peci.”
3. Apakah ada perubahan yang kamu rasakan semenjak mengikuti shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Tidak terlalu banyak juga perubahan yang saya rasakan, sebab sebelum saya
masuk ke SMAN 1 Cipeundeuy ini saya sudah terbiasa melaksanakan shalat
dhuha. Kalau dari saya sendiri yaitu tenang, focus dalam belajar, istiqomah,
dan sudah disiplin waktu.”
4. Apakah anda pernah terlambat melaksanakan shalat dhuha berjamaah di
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Pernah, 1 kali saja”
5. Apakah anda pernah mendapatkan hukuman karena terlambat melaksanakan
shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Pernah, berdiri di lapangan sambil membaca Al-Qur‟an dan selesai shalat
saya disuru Pushup”
6. Apa yang anda lakukan agar tidak terlambat dan tidak diberi hukuman lagi
oleh guru piket diSMAN 1 Cipeundeuy?
“Saya melakukan sebelum waktunya, bangun harus lebih awal agar tidak
terlambat lagi.”

Nama Informan : Ariansyah Ramadhan


Jabatan : Anggota X IPA 1
Hari/tanggal : 03 Mei 2022

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Bagaimana pandangan anda terkait pelaksanaan shalat dhuha berjamaan di
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Menurut saya sangat baik shalat dhuha berjamah di sekolah karena ada sisi
positifnya seperti lebih tenang belajarnya dan lebih terbuka otaknya.”
2. Perlengkapan apa yang anda bawa dari rumah sekolah untuk
melaksanakan shalat dhuha berjamaah?
“Al-Qu‟an, mukena,dan dalam keadaan berwudhu dari rumah.”
3. Apakah ada perubahan yang anda rasakan semenjak mengikuti shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Tentram dan suasana hati lebih enak saja.”
4. Apakah anda pernah terlambat melaksanakan shalat dhuha berjamaah di
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Pernah, 2 kali
5. Apakah anda pernah mendapatkan hukuman karena terlambat melaksanakan
shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Berdiri di lapangan sambil membaca Al-Qur‟an dan pergantian jam baru
masuk ke kelas.”
6. Apa yang dilakukan guru piket saat kamu sedang uzur?
“Kami dipisahkan di belakan shaf teman-teman sambil mendengarkan tilawah
Al-Qur‟an yang dibacakan.”
7. Apa yang anda lakukan agar tidak terlambat dan tidak diberi hukuman lagi
oleh guru piket di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Saya melakukan sebelum waktunya, bangun harus lebih awal agar tidak
terlambat lagi.”

Nama Informan : Vatmah Hasanah


Jabatan : Anggota Kelas X IPA 1
Hari/tanggal : 04 Mei 2022

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Bagaimana pandangan anda terkait pelaksanaan shalat dhuha berjamaan di
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Menurut pandangan saya sangat bagus ya. Hal ini dilaksanakan dalam
rangka merealisasikan visi dan misi sekolah yaitu membangun kepribadian
siswa yang religious.”
2. Perlengkapan apa yang anda bawa dari rumah ke sekolah untuk
melaksanakan shalat dhuha berjamaah?
“Al-Qur‟an, mukenah dan dalam keadaan wudhu.”
3. Apakah ada perubahan yang anda rasakan semenjak mengikuti shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Ya ada, jiwa tentram, karna dengan shalat dhuha saya dapat merasakan
kebersamaan dan lebih dekat kepada Allah SWT.”
4. Apakah anda pernah mendapatkan hukuman karena terlambat melaksanakan
shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Belum pernah.”
5. Apakah anda pernah mendapatkan hukuman karena terlambat melaksanakan
shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Semoga tetap dilaksanakan di sekolah sebagai sarana lebih mendekatkan diri
kepada Allah SWT dan lebih mendekatkan kepada sesama kita.
Nama Informan : Isma Fauziah
Jabatan : Anggota Kelas X IPA 1
Hari/tanggal : 06 Mei 2022

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Bagaimana pandangan anda terkait pelaksanaan shalat dhuha berjamaan di
SMAN 1 Cipeundeuy?
“Bagus, untuk meningkatkan ketakwaan dan karna dilaksanakan pada pagi
hari dan sangat efektif.Bagus juga karna berjamaah karna dari situ dapat
menambah solidaritas, ketakwaan.”
2. Perlengkapan apa yang anda bawa dari rumah ke sekolah untuk
melaksanakan shalat dhuha berjamaah?
“Al-Qur‟an, mukena dan dalam keadaan berwudhu dari rumah masing-
masing.”
3. Apakah ada perubahan yang anda rasakan semenjak mengikuti shalat dhuha
berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Saya senang karna suasana lebih kondusif, tenang saat memulai pelajaran
jauh lebih konsentrasi. Dan dapat menyadari betapa manfaatnya sholat dhuha
dari sholat sunnah lainnya
4. Apa yang dilakukan guru piket saat kamu sedang uzur?
“Kami dipisahkan di belakan shaf teman-teman sambil mendengarkan tilawah
Al-Qur‟an yang dibacakan.”
5. Apakah anda pernah mendapatkan hukuman karena terlambat melaksanakan
shalat dhuha berjamaah di SMAN 1 Cipeundeuy?
“Pernah, tapi tidak ingat berapa kali.”
6. Hukuman apa yang diberikan guru piket?
“Terkadang angkat sampah sambil di control oleh guru piket.
7. Apa yang anda lakukan agar tidak terlambat dan tidak diberi hukuman lagi
oleh guru piket diSMAN 1 Cipeundeuy?
“Bangunnya lebih awal agar persiapannya lebih mantap.”
Lampiran II:

Kuensioner Pengukur Kecerdasan Spritual Peserta Didik Kelas X IPA 1 di


SMAN 1 Cipeundeuy

Petunjuk Pengisian Kuensioner:


1. Baca basmalah sebelum mengisi kuensioner!
2. Bacalah terlebih dahulu setiap butir pertanyaan dengan cermat!
3. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya!
4. Berilah tanda (√) pada jawaban yang mewakili keadaan anda yang
sebenarnya di kolom yang sudah disediakan!

Identitas Siswa
Nama :
Jenis Kelamin : (laki-laki/perempuan)
Jurusan :
Kelas/Semester :

Keterangan :
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah

No Pernyataan SL SR KK TP
Istiqomah
1. Saya selalu menjalankan perintah Allah SWT
(seperti sholat, puasa, zakat, dll)
2. Saya selalu melaksanakan shalat dhuha
berjamaah tepat waktu
3. Saya selalu merasakan ketentram pada diri
ketika selesai melaksanakan shalat dhuha
berjamaah
4. Saya selalu melaksanakan shalat dhuha
tampa ada paksaan dari luar
5. Saya selalu membawa perlengkapan shalat
di dalam tas saat pergi ke sekolah
Amanah
6. Saya selalu menjalankan seluruh perintah
Allah SWT serta kedua orang tua selama
berada di atas perintah kebaikan
7. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru maupun atasan dengan sebaik mungkin
8. Saya selalu menjalankan tugas tanggung
jawab kepemimpinan atas jabatan yang
dititipkan
9. Saya selalu menjaga buku yang dipinjam dan
mengembalikannya tepat waktu
10. Saya selalu membelanjakan uang yang diberi
orang tua sesuai kebutuhan
Jujur
11. Apabila saya berbuat salah, saya mengakui
kesalahan tersebut
12. Saya mengisi informasi yang benar saat
meminjam buku di perpustakaan
13. Betul-betul melaksanakan shalat, tidak
berkata iya apabila memang belum shalat
14. Saya tidak berbohong pada orangtua saat
meminta uang
15. Senantiasa memohon izin terlebih dahulu
apabila meminjam barang milik orang lain

Lampiran III
Dokumentasi

Foto-Foto Kegiatan Shalat Dhuha

Anda mungkin juga menyukai