Anda di halaman 1dari 7

HASIL KEPUTUSAN KURIKULUM PRODI MPI

MALANG 13 – 15 September 2018


Nomor: 05/PPMPI/IX/2018
Pendahuluan
Perjalanan perubahan kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia, pada Tahun
1994 melalui SK Mendiknas No. 056/U/1995 tentang Kurikulum Nasional, yang
mengutamakan ketercapaian penguasaan IPTEKS, oleh karenanya disebut sebagai
Kurikulum Berbasis Isi. Pada model kurikulum ini, ditetapkan mata kuliah wajib
nasional pada program studi yang ada. Kemudian pada tahun 2000, atas amanah
UNESCO melalui konsep the four pillars of education, yaitu learning to know, learning
to do, learning to be dan learning to live together, Indonesia merekonstruksi konsep
kurikulumnya dari berbasis isi ke Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum
era tahun 2000/2002 ini mengutamakan pencapaian kompetensi, sebagai wujud usaha
untuk mendekatkan pendidikan pada kondisi pasar kerja dan industri. KBK ini berisi
dua buah kurikulum yaitu kurikulum inti dan institusional. Di dalam
mengejawantahkan KBK, ditetapkanlah kompetensi utama oleh asosiasi/forum/badan
kerjasama program studi dan kompetensi pendukung dan lain, yang ditetapkan oleh
perguruan tinggi sendiri. Dengan dorongan perkembangan global yang saat ini dituntut
adanya pengakuan atas capaian pembelajaran yang telah disetarakan secara
internasional, dan dikembangkannya KKNI, maka kurikulum semenjak tahun 2012
mengalami sedikit pergeseran dengan memberikan ukuran penyetaraan capaian
pembelajarannya. Kurikulum ini masih mendasarkan pada pencapaian kemampuan
yang telah disetarakan untuk menjaga mutu lulusannya. Kurikulum ini dikenal dengan
nama Kurikulum Pendidikan Tinggi.
Sejak tahun 2000, paradigma pengembangkan kurikulum di Pendidikan Tinggi
Indonesia telah mengalami perubahan. Dimulai dengan diterbitkannya SK Mendiknas
232/U/2000 yang menyatakan penggantian kurikulum nasional dengan kurikulum inti
dan institusional. Pada tahun 2014 telah terbit aturan yang mengatur Standar Nasional
Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI) berdasarkan Permendikbud no 49 tahun 2014.
Pada beberapa dekade lalu, sebelum tahun 2000 proses penyusunan kurikulum
disusun berdasarkan tradisi 5 tahunan (jenjang S1) atau 3 tahunan (jenjang D3) yang
selalu menandai berakhirnya tugas satu perangkat kurikulum. Selain itu, disebabkan
pula oleh rencana strategis PT yang memuat visi dan misi PT juga telah berubah.
Sebagian besar alasan perubahan kurikulum berasal dari permasalahan internal PT
sendiri. Hal ini bukan suatu kesalahan. Namun pada situasi global seperti saat ini,
dimana percepatan perubahan terjadi di segala sektor, maka akan sulit bagi masyarakat
untuk menahan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Pada masa
sebelum tahun 1999 (pre-milleniumera) perubahan IPTEKS yang terjadi mungkin tidak
sedahsyat pasca- millennium. Jika dipahami dengan lebih dalam berdasarkan sistem
pendidikan yang telah dijelaskan di atas, maka jika terjadi perubahan pada tuntutan
dunia kerja sudah sewajarnyalah proses di dalam PT kita juga perlu untuk beradaptasi.
Alasan inilah yang seharusnya dikembangkan untuk melakukan perubahan kurikulum
PT di Indonesia.
Perubahan kurikulum didasarkan pada hasil analisis, evaluasi, prediksi dan
berbagai tantangan yang dihadapi baik internal maupun eksternal yang terus berubah.
Oleh akrenaitu, kurikulum sebagai produk kebijakan bersifat dinamis, kontekstual, dan
relatif. Dinamis sebab terus berkembang dan disesuaikan dengan perkembangan zaman
serta terbuka terhadap kritik. Kontekstual karena sangat dibutuhkan dan didasarkan
pada konteks zamannya, dan relatif sebab kebijakan kurikulum yang dihasilkan
dipandang bagus atau sempurna pada zamannya, dan akan menjadi tidak relevan pada
zaman-zaman berikutnya. Oleh karenanya prinsip dasar dalam kebijakan kurikulum
adalah change and continuity yaitu perubahan yang dilakukan secara terus menerus.
Saat ini pendidikan tinggi Indonesia memasuki dekade baru. Setelah
diratifikasinya beberapa perjanjian dan komitmen global (AFTA, WTO, GATTS) oleh
pemerintah Negara RI, maka dunia semakin mencair dalam berhubungan dan
berinteraksi. Berbagai macam parameter kualitas akan dipasang untuk menstandarkan
mutu dan kualitas lulusan di berbagai belahan bumi. Pada tahun 2013, ASEAN Economic
Community telah mempersiapkan AFTA 2012. Berbagai kesepakatan dan kesepahaman
antar Negara-negara di ASEAN mulai ditetapkan.
Pada tahun 2012, melalui Peraturan Presiden no 08 Tahun 2012, dorongan
sekaligus dukungan untuk mengembangkan sebuah ukuran kualifikasi lulusan
pendidikan Indonesia dalam bentuk sebuah kerangka kualifikasi, yang kemudian
dikenal dengan nama Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Upaya menyusun dan menstandarkan kurikulum program studi manajemen
pendidikan Islam terus dilakukan. Melalui berbagai pertemuan yang diinisasi, baik oleh
kementerian Agama maupun Perkumpulan Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam (PPMPI). Pertemuan PPMPI di Yogyakarta pada tanggal 24 – 26 April 2018 telah
merumuskan beberapa kesepakatan kurikulum MPI. Beberapa bulan setelah pertemuan
Yogyakarta keluar Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2500 Tahun
2018 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Capaian Pembelajaran Lulusan Program
Studi Jenjang Sarjana Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Dan Fakultas Agama
Islam Pada Perguruan Tinggi.
Dengan keluarnya Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2500
Tahun 2018 tersebut, kemudian direspon oleh PPMPI. Melelalui perwakilan pengurus
dan perwakilan anggota PPMPI, maka diadakan pertemuan di Malang pada tanggal 13 –
15 September 2018 di UIN Maulana Malik Ibrahim (MALIKI) Malang. Agenda pertemuan
tersebut adalah membentuk perkumpulan/asosiasi profesi manajer pendidikan islam,
dan mensingronkan, menstandarkan, dan menyamakan SKL dan CPL prodi MPI se
Indonesia.

Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5336);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5670);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4769);
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4769);
5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24);
6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
7. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
8. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1952);
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1495);
10. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2500 Tahun 2018 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Dan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi
Jenjang Sarjana Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Dan Fakultas Agama
Islam Pada Perguruan Tinggi.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : Keputusan Perkumpulan Program Studi Manajemen Pendidikan
Islam (PPMPI) Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Capaian
Pembelajaran Lulusan Program Studi jenjang Sarjana pada
perguruan tinggi keagamaan Islam dan Fakultas Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi, dan nama-nama mata kuliah wajib pada Program
Studi Manajemen Pendidikan Islam

Satu : Menetapkan Standar Kompetensi Lulusan dan Capaian


Pembelajaran Lulusan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Jenjang Sarjana pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dan
Fakultas Agama Islam pada Perguruan Tinggi sebagaimana
tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Nomor 2500 Tahun 2018 adalah bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
Kedua PPMPI dalam menetapkan Standar Kompetensi Lulusan mengacu
kepada Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU, dan merupakan kriteria minimal tentang
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian
pembelajaran lulusan.
Ketiga PPMPI dalam menetapkan Capaian Pembelajaran Lulusan mengacu
kepada Capaian Pembelajaran Lulusan sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KESATU, dan merupakan kriteria minimal tentang
rumusan operasional standar kompetensi lulusan.
Keempat PPMPI menetapkan nama mata kuliah yang wajib ada di program
studi manajemen pendidikan Islam sebagai upaya standardisasi
Program Studi, dan merupakan standar minimal mata kuliah.
Kelima Sebagaimana dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi, Prodi MPI amenempouh minimal SKS sebanyak
144
Keenam PPMPI menetapkan bahwa SKS wajib inti Prodi minimal 70 %
dari total SKS sebanyak 100 sks
Ketujuh PPMPI menetapkan 32 jumlah matakuliah beserta SKS
minimalnya sebanyak 82 SKS, sedangkan 18 SKS lainnya
diserahkan kepada prodi masing-masing untuk
menambahkan sks, bisa pada mata kuliah yang telah ada atau
dengan menambah mata kuliah lain sesuai dengan ke khasan
wilayah prodi masing-masing.

Kedelapan Masih ada 44 SKS diisi oleh mata kuliah Nasional,


Institusi/lembaga, Fakultas, dan Eleksi

Ditetapkan di Malang
pada tanggal 13 September 2018
Ketua PPMPI

Dr. Sri Rahmi, M.Pd


Lampiran:
HASIL PEMBAHASAN KURIKULUM PRODI MPI

NO PROFIL DESKRIPSI

(1) (2) (3)


Sarjana pendidikan yang memiliki kemampuan kerja, penguasaan
pengetahuan, kemampuan manajerial dan tanggung jawab sebagai
Tenaga tenaga administrasi pendidikan pada PAUD, sekolah/madrasah
Administras (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK/MAK, Dayah) dan instansi
1
i pemerintah/swasta dalam bidang pendidikan yang berkepribadian
Pendidikan baik, berpengetahuan luas dan mutakhir dibidangnya serta mampu
melaksanakan tugas dan bertanggung jawab berlandaskan ajaran
dan etika keislaman, keilmuan dan keahlian.
Sarjana pendidikan yang memiliki kemampuan kerja, penguasaan
pengetahuan, kemampuan manajerial dan tanggung jawab sebagai
Asisten asisten peneliti dalam bidang manajemen pendidikan yang
2 Peneliti berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir
Pendidikan dibidangnya serta mampu melaksanakan tugas dan bertanggung
jawab berlandaskan ajaran dan etika keislaman, keilmuan dan
keahlian.
Sarjana pendidikan yang memiliki kemampuan kerja, penguasaan
pengetahuan, kemampuan manajerial dan tanggung jawab sebagai
asisten konsultan pendidikan pada PAUD, sekolah/madrasah
Asisten
(SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK/MAK, Dayah) yang
3 Konsultan
berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir
Pendidikan
dibidangnya serta mampu melaksanakan tugas dan bertanggung
jawab berlandaskan ajaran dan etika keislaman, keilmuan dan
keahlian.
NAMA MATA KULIAH WAJIB PRODI MPI SE-INDONESIA

Kode No Nama Mata Kuliah SKS


Mata
Kuliah
MPI 1 Dasar-dasar Manajemen 2
MPI 2 Evaluasi Program Pendidikan 2
MPI 3 Filsafat Manajemen Pendidikan Islam 2
MPI 4 Kebijakan Pendidikan Islam 2
MPI 5 Kepemimpinan Pendidikan Islam 2
MPI 6 Kewirausahaan Pendidikan (EduPreneurship) 2
MPI 7 Komunikasi Organisasi 4
MPI 8 Manajemen Diklat 2
MPI 9 Manajemen Kurikulum dan Program Pendidikan 2
MPI 10 Manajemen Laboratorium Pendidikan 2
MPI 11 Manajemen Madrasah 2
MPI 12 Manajemen Mutu Pendidikan 2
MPI 13 Manajemen Pemasaran Pendidikan & PR 4
MPI 14 Manajemen Pembiayaan Pendidikan 2
MPI 15 Manajemen Perkantoran dan Kearsipan 4
MPI 16 Manajemen Perpustakaan 2
MPI 17 Manajemen Pesantren 2
MPI 18 Manajemen Peserta Didik 2
MPI 19 Manajemen Sarana dan Prasarana 2
MPI 20 Manajemen SDM 2
MPI 21 Manajemen Strategik 2
MPI 22 Metodologi Penelitian Kualitatif 2
MPI 23 Metodologi Penelitian Kuantatif 2
MPI 24 Microleading 2
MPI 25 Perencanaan Pendidikan Islam 2
MPI 26 Perilaku dan Budaya Organisasi 4
MPI 27 Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pendidikan 4
MPI 28 Statistik Manajemen Pendidikan 2
MPI 29 Supervisi Pendidikan Islam 2
MPI 30 Tafsir Ayat-Ayat Manajemen 2
MPI 31 Magang 1 2
MPI 32 Magang 2 2
MPI 33 Magang 3 2
MPI 34 KKN 4
MPI 35 Skripsi 6
Jumlah 82

Catatan:
Penyusunan buku/panduan buku magang/PPL beserta aturan/regulasi disusun oleh
tim penyusun, yaitu: Penanggungjawab Pak Jumari, M.Pd (STAI Denpasar Bali. Bahan2
didapat dari UIN Bandung, Yogyakarta, Palembang, malang)

KETERANGAN:

1. Mata Kuliah S1 MPI minimal 144 SKS


2. SKS wajib inti Prodi adalah minimal 70 % dari total SKS (144) =
70/100*144=100. Jadi SKS wajib dari prodi adalah 100 SKS
3. 32 jumlah matakuliah beserta SKS minimal berjumlah 82 SKS telah
ditentukan/dirumuskan melalui perkumpulan/Asosiasi MPI (PPMPI)
pada hari Kamis, 13 September 2018 di UIN Malang. Sehingga kurang 18
SKS (100 sks – 82 sks = 18 SKS). 18 SKS yang kurang tersebut diserahkan
kepada prodi masing-masing untuk menambahkan sks, bisa pada mata
kuliah yang telah ada atau dengan menambah mata kuliah lain sesuai
dengan ke khasan wilayah prodi masing-masing. (tentu disesuaikan
dengan CP/LO). Sehingga 82 sks + 18 sks = 100 sks (berarti minimal 70%
dari total 144 sks MPI).
4. Masih ada 44 SKS diisi oleh mata kuliah Nasional, Institusi/lembaga,
Fakultas, eleksi (pilihan),

Ditetapkan di Malang
pada tanggal 13 September 2018
Ketua PPMPI

Dr. Sri Rahmi, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai