Anda di halaman 1dari 299

IDENTITAS PERGURUAN TINGGI

Nama Perguruan Tinggi : INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


Lhokseumawe

Alamat : Jln. Medan-Banda Aceh, Km. 275 No. 1


Buket Rata, Alue Awe, Kec. Muara Dua,
Kota Lhokseumawe

Nomor Telepon : (0645) 47267 / Fax. (0645) 40239

E-mail dan Website : www.iainlhokseumawe.ac.id

Nomor SK Pendirian PT *) : Nomor 72 Tahun 2016

Tanggal SK Pendirian PT : Tanggal 1 Agustus 2016

Pejabat Penandatangan
SK Pendirian PT : Presiden RI Bapak Joko Widodo

Tahun Pertama Kali


Menerima Mahasiswa : Menerima Mahasiswa Sejak Status STAIN
Tahun 2004

Peringkat Terbaru
Akreditasi Perguruan Tinggi :C

Nomor SK BAN-PT : No. 325/SK/BAN-PT/Ak-PNB/PT/XI/2018


Daftar Program Studi,
Status dan Peringkat Akreditasi IAIN Lhokseumawe
Status dan Nomor dan Tanggal
No. Program Program Studi Peringkat Tanggal SK **) Kadaluarsa
Akreditasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Pascasarjana Komunikasi dan Terakreditasi B 1942/SK/BAN- 12 Juni 2019
Penyiaran Islam PT/Akred/M/VI/20
19
Pendidikan Terakreditasi B 3555/SK/BAN- 28 Desember
Agama Islam PT/Akred/M/XII/20 2018
18
Manajemen Terakreditasi B 180/SK/BAN- 20 Februari
Pendidikan Islam PT/Akred/M/II/201 2019
9
Hukum Keluarga Terakreditasi B 5002/SK/BAN- 18 Desember
Islam PT/Ak- 2019
PKP/M/XII/2019
2 Fakultas Hukum Keluarga Terakreditasi B 2942/SK/BAN- 9 Oktober
Syariah Islam (Sedang Re- PT/Ak- 2018
Akreditasi) PNB/S/X/2018
Hukum Ekonimi Terakreditasi B 2941/SK/BAN- 9 Oktober
Syariah PT/Ak- 2018
(Muamalah) PNB/S/X/2018
Hukum Tata Sedang - -
Negera (Syiasah) Menunggu Visit
Astronomi Islam Prodi baru - -
(Ilmu Falak)
3 Fakultas Pendidikan Terakreditasi B 2932/SK/BAN- 9 Oktober
Tarbiyah dan Agama Islam PT/Ak- 2018
Ilmu PNB/S/X/2018
Kependidikan Tadris Matematika Terakreditasi B 2933/SK/BAN- 9 Oktober
(FTIK) PT/Ak- 2018
PNB/S/X/2018
Tadris Bahasa Terakreditasi B 2934/SK/BAN- 9 Oktober
Inggris PT/Ak- 2018
PNB/S/X/2018
Pendidikan Terakreditasi B 2935/SK/BAN- 9 Oktober
Bahasa Arab PT/Ak- 2018
PNB/S/X/2018
Pendidikan Islam Terakreditasi B 2938/SK/BAN- 9 Oktober
Anak usia Dini PT/Ak- 2018
PNB/S/X/2018
Pendidikan Guru Terakreditasi C 2936/SK/BAN- 9 Oktober
Madrasah PT/Ak- 2018
Ibtidaiyah PNB/S/X/2018
Manajemen Terakreditasi B 2937/SK/BAN- 20 Februari
Pendidikan Islam PT/Ak- 2019
PNB/S/X/2018
Tadris Bahasa Terakreditasi B 3232/SK/BAN- 27 Agustus
Indonesia PT/Ak- 2019
PNB/S/VIII/2019
4 Fakultas Komunikasi dan Terakreditasi B 2939/SK/BAN- 9 Oktober
ushuluddin Penyiaran Islam PT/Ak- 2018
Adab dan PNB/S/X/2018
Dakwah Bimbingan dan Terakreditasi C 4902/SK/BAN- 18 Desember
(FUAD) Konseling Islam PT/Ak- 2019
PKP/S/XII/2019
Ilmu Al-Quran dan Prodi Baru - -
Tafsir
5 Fakultas Ekonomi Syariah Terakreditasi B 2940/SK/BAN- 9 Oktober
Ekonomi dan PT/Ak- 2018
Bisnis Islam PNB/S/X/2018
Akutansi Syariah Prodi Baru - -
Perbankan Prodi Baru - -
Syariah
Catatan:
*) Lampirkan salinan Surat Keputusan Pendirian Perguruan Tinggi.
**) Lampirkan salinan Surat Keputusan Akreditasi Program Studi terakhir.
IDENTITAS TIM PENYUSUN
LAPORAN EVALUASI DIRI

Nama : Dr. H. Hafifuddin, M.Ag


NIDN : 2031126515
Jabatan : Rektor IAIN Lhokseumawe
Tanggal Pengisian : 24 –03 – 2020
Tanda Tangan :

Nama : Dr. Zulfikar Ali Buto Siregar, MA


NIDN : 2031128001
Jabatan : Wakil Rektor I
Tanggal Pengisian : 24 – 03 – 2020
Tanda Tangan :

Nama : Dr. Bastiar, MA


NIDN : 2006087504
Jabatan : Ketua LPM
Tanggal Pengisian : 24 – 03 – 2020
Tanda Tangan :

Nama : Dr. Rahmy Zulmaulida, M.Pd


NIDN : 0124108801
Jabatan : Sekteraris LPM
Tanggal Pengisian : 24 – 03 – 2020
Tanda Tangan :
KATA PENGANTAR

Sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun


2003 tentang Sisdiknas, pada pasal 60 menyatakan bahwa akreditasi terhadap
program dan satuan pendidikan seperti IAIN Lhokseumawe dilakukan oleh
Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk
akuntabilitas publik, dan akreditasi dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat
terbuka.
Selaras dengan isi Undang-undang Nomor 12 tahun 2003 tersebut, saat
ini IAIN Lhokseumawe telah terakreditasi dengan nilai C. Dengan berakhirnya
sertifikat akreditasi tersebut pada tahun 2020, maka kami telah memiliki Tim
Pelaksanaan Penjaminan Mutu Fakultas maupun Tim Pelaksanaan
Penjaminan Mutu Program Studi dengan tugas untuk menjamin kualitas dan
mutu tridharma perguruan tinggi bidang pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dengan baik dan terukur. Terkait dengan hal
tersebut sudah menjadi kewajiban kami sebagai pengelola perguruan tinggi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe untuk mengajukan
akreditasi kembali. Pencapaian kinerja yang kami laporkan melalui instrumen
9 standar dari menjaga standar mutu capaikan kinerja kriteria pertama visi,
misi, dan strategi, Tata pamong, kriteria kedua, tata kelola dan kerja sama,
kriteria ketiga mahasiswa, kriteria keempat sumber daya manusia, kriteria
lima keuangan, sarana dan prasarana, kriteria ke enam pendidikan, kriteria
ketujuh penelitian, kriteria kedelapan pengabdian kepada masyarakat dan
kesembilan luaran dan capaian tridharma.
Borang akreditasi ini disusun untuk memberikan gambaran secara
menyeluruh terhadap proses pengelolaan satuan kerja IAIN Lhokseumawe
yang melaporkan dalam sembilan standar Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi
(AIPT) yang ditetapkan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-
PT). Pengajuan ini dilakukan mengingat kebutuhan lembaga sendiri,
stakeholder dan kebutuhan mahasiswa serta pemenuhan standar nasional
perguruan tinggi sebagaimana dalam undang-undang BAN-PT.
Walaupun borang akreditasi ini telah disusun secara cermat dan teliti
oleh tim, tetapi disadari masih belum mampu menyampaikan atau masih
terlewatkan kegiatan yang sudah rutin dilaksanakan tetapi tidak tertulis dalam
borang akreditasi ini. Oleh sebab itu, secara intrinsik satuan kerja IAIN
Lhokseumawe sebenarnya dapat lebih baik dibandingkan yang tertulis dalam
borang akreditasi ini, dan hal-hal tersebut dapat dikonfirmasi pada saat
asesmen lapangan.
Tim akreditasi melibatkan management executive team (Warek I, Warek
II, dan Warek III), dosen senior, asesor pendamping, Ketua LPPM, Ketua LPM,
dan Ketua Unit lainnya yang diharapkan mempunyai pemahaman yang
komperhensif atas tata kelola satuan kerja IAIN Lhokseumawe dan
menghasilkan sinergiitas bersama menuju kematangan kompetensi sehingga
dapat disajikan borang akreditasi dengan kualitas yang maksimal.
Kepada seluruh Kepala satuan kerja di lingkungan IAIN Lhokseumawe
dan stakeholder pada umumnya diucapkan terima kasih atas
komitmennya dalam mendukung tersusunnya borang akreditasi ini.

Lhokseumawe, 23 Maret 2020


Rektor,

Dr. Hafifuddin, M. Ag
Nip. 19651231 199303 1 022
RINGKASAN EKSEKUTIF

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe merupakan sebuah


Perguruan Tinggi yang telah mengalami transformasi besar dalam sebuah
dinamika pengembangannya. IAIN Lhokseumawe lahir dengan nama Akademi
Ilmu Agama (AIA) dan menjadi Perguruan Tinggi Malikussaleh (PERTIM).
Selanjutnya berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Malikussaleh,
kemudian berubah lagi menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Malikussaleh
(STAIM). Menjadi Perguruan Tinggi Negeri dengan ditandatangani keputusan
Presiden Megawati Soekarno Putri, Nomor 2 tentang Penegerian Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe pada tanggal 5
Januari 2005. Selanjutnya berhasil melakukan konversi status menjadi Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dengan terbitnya Peraturan Presiden
Nomor 72 Tahun 2016.
Menyahuti perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat, IAIN
Lhokseumawe mengusung visi “Menjadi Perguruan Tinggi Islam yang Unggul
dan Berwawasan Global Dalam Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada
Masyarakat”. Dengan misi (1) Mencetak sarjana yang cerdas dan berakhlak
mulia. (2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. (3) Mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kesenian yang islami melalui pengkajian dan penelitian ilmiah;
dan. (4) Membangun kerjasama tingkat lokal, nasional, dan internasional untuk
pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan, penelitian, pengabdian
kepada masyarakat, dan institusional.
IAIN Lhokseumawe memiliki tujuan: (1) Memberikan akses pendidikan
tinggi keislaman yang lebih besar bagi masyarakat, (2) Menyediakan sumber
daya manusia yang terdidik dan berkualitas, dan (3) Membantu menyelesaikan
permasalahan keislaman, kemasyarakatan, dan kebangsaan. Tujuan ini
diwujudkan melalui beberapa Strategi, yaitu: (1) Membangun budaya mutu
layanan pendidikan dan pembelajaran yang religius dan kompetitif dengan
memanfaatkan teknologi yang berperadaban; (2) Membangun budaya riset yang
religius dan kompetitif dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi keagamaan
Islam yang berperadaban. (3) membangun budaya pengabdian kepada
masyarakat yang religius, kompetitif, dan tepat guna dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi keagamaan Islam yang berperadaban.
IAIN Lhokseumawe juga mengemban Nilai-nilai filosofis yang dimuat dalam
tujuh (7) Pilar pengembangan dengan Landasan Konsep Mutamaddin. Tujuh (7)
pilar pengembangan tersebut yaitu: (1) Tazkiyatun Nafsi (Jiwa yang Bersih), (2)
At-Tarahum (Kasih Sayang), (3) At-Ta'abbud (Nilai Ibadah), (4) At-Takhallus (Nilai
Keikhlasan), (5) Ruhul Mustaqbal (Visioner), (6) Dinamikiyyah Bittakhyir (Dinamis),
dan (7) Qimah At-Tarikh (Belajar dari Sejarah). Sehingga dengan histori dan
semangat yang ada, maka kondisi hari ini IAIN Lhokseumawe telah memiliki 4
(empat) Fakultas, yaitu Fakultas Syariah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam. Dimana masing-masing fakultas memiliki prodi-prodi sesuai bidangnya,
sehingga secara keseluruhan IAIN Lhokseumawe memiliki 22 Prodi termasuk
Pascasarjana dengan 4 (empat) Prodi.
Susunan borang LED IAIN Lhokseumawe secara sistematis dan berurutan
memuat Identitas Perguruan Tinggi, Identitas Tim Penyusun Laporan, Evaluasi
Diri, Kata Pengantar, Ringkasan Eksekutif. Selanjutnya pada Bab I Pendahuluan,
memuat Dasar Penyusunan, Tim Penyusun dan Tanggungjawabnya, Mekanisme
Kerja Penyusunan Evaluasi Diri. Pada Bab II Laporan Evaluasi Diri yang memuat
Kondisi Eksternal, Profil Institusi, Kriteria, dan Analisis Dan Penetapan Program
Pengembangan. Serta Bab III sebagai Penutup.
Kebijakan penyusunan evalusai diri IAIN Lhokseumawe didasari oleh
undang-undang perguruan tinggi melalui peraturan Menteri Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2016 tentang program
studi dan Perguruan Tinggi. Peraturan ini untuk melaksanakan ketentuan Pasal
55 ayat (1) Udang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi merupakan
kegiatan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Untuk melihat kondisi eksternal makro mencakup aspek politik, ekonomi,
kebijakan, sosial, budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
melihat kondisi eksternal mikro mencakup aspek pesaing, pengguna lulusan,
sumber calon mahasiswa, sumber calon dosen, sumber tenaga kependidikan,
e-Learning, pendidikan jarak jauh, Open Course Ware (OCW), kebutuhan dunia
usaha/industri dan masyarakat, mitra. Untuk itu IAIN Lhokseumwe melakukan
beberapa langkah sebagai berikut: 1) Identifikasi Kondisi Eksternal lingkungan
makro dan mikro, 2) Keberdaan IAIN terhadap kondisi eksternal lingkungan
makro dan mikro, 3) SOWT identifikasi keberadaan IAIN terhadap kondisi
eksternal lingkungan makro dan mikro, dan 4) Program Pengembangan Strategis
IAIN Lhokseumawe.
Dokumen formal organisasi dan tata kerja IAIN Lhokseumawe sesuai
dengan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2016
yang di tandatangani langsung oleh Bapak Lukman Hakim Saifuddin selaku
Menteri Agama Repubilk Indonesia pata tanggal 9 Nobember 2016. Jumlah
mahasiswa IAIN Lhokseumawe terhitung dalam tiga tahun terakhir yang
terakumulasi pata tahun 2016, 2017, dan 2018 berjumlah Sarjana Strata Dua
(S2) berjumlah 462 mahasiswa dan Sarjana Strata satu (S1) berjumlah 3.178
mahasiswa artinya jumlah mahasiswa IAIN Lhokseumawe adalah 3.640
mahasiswa. Sedang jumlah lulusan dalam 3 tahun terakhir adalah 2.372
mahasiswa.
Jumlah tenaga pendidik atau dosen di IAIN Lhokseumawe berjumlah 162
Dosen dengan kualifikasi pendidikan Doktoral (S3) berjumlah 42 Dosen dan
Magister (S2) berjumlah 120 Dosen. Sedangkan kulifikasi jabatan akademik
tenaga pendidik adalah Lektor Kepala Berjumlah 11 Dosen, Lektor 64 Dosen dan
Asisten Ahli 87 Dosen. Jika dilihat jumlah kecukupan dosen yang dimiliki oleh
IAIN Lhokseumawe dengan jumlah mahasiswa 3640 artinya bahwa
perbandingan jumlah dosen dengan mahasiswa adalah 1:22 mahasiswa/dosen.
Untuk Jumlah tenaga kependidikan IAIN Lhokseumawe berjumlah 164 dengan
klasifikasi tenaga administrasi PNS berjumlah 60 orang, administrasi non PNS
berjumlah 33 orang, tenaga keamanan berjumlah 31 orang, tenaga kebersihan
35 orang dan tenaga supir berjumlah 5 orang.
IAIN Lhokseumawe memiliki dana yang sangat memadai untuk
pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Sumber dana yang diterima diantaranya
adalah Dana yang bersumber dari SPP (PNBP) mahasiswa, BOPTN, sumber
Rupiah Murni (APBN) dan Kontribusi dari Pihak lainnya (Alumni, stakeholder dan
hasil kerjasama) selama tiga tahun terakhir berjumlah 175.800.000.000. Dengan
demikian kelayakan dana operasional pendidikan, penelitian, dan pengabdian
yang diperoleh melalui beberapa sumber yang ada, maka kelayakan dana IAIN
Lhokseumawe untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi sangat layak,
dana tersebut jika diakumulasi dengan jumlah mahasiswa, maka diperoleh 1:21
juta permahasiswa. Sedangkan kecukupan dana pembangunan sarana dan
prasana yang dimiliki oleh IAIN Lhokseumawe bersumber dari APBN, DPRA,
SBNS dan PUPR dalam tiga tahun terakhir berjumlah 171.450.994.186,
penggunaan dana pembangunan sarana dan prasarana IAIN Lhhokseumawe
sangat memadai untuk membangun Gedung perkuliah, Lababolatorium Center,
Gedung Auditorium, Asrama Mahasiswa, Rusunawa, Rektorat dan Jalan
sekitaran kampus IAIN Lhokseumawe. Akumulatif jumlah keseluruhan dana
operasional IAIN Lhokseumawe dalam tiga tahun terakhir berjumlah
354.237.994.186, ini berarti keuangan yang dimiliki IAIN Lhokseumawe sangat
mencukupi berdasarkan sumber dana yang jelas dan akuntabel.
Sistem penjaminan mutu IAIN Lhokseumawe sesuai dengan amanat
peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kelola Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe Paragraf
(5) tentang lembaga dijelaskan pada Pasal 62 bahwa lembaga penjaminan mutu
mempuyai tugas mengkoordinasikan, mengendalikan, mengaudit, memantau,
menilai, dan mengembangkan mutu penyelenggaraan kegiatan akademik. Untuk
menjamin keberlangsungan sistem penjaminan mutu IAIN Lhokseumawe Melalui
Surat Keputusan Rektor Nomor 263 Tahun 2017.
Tata Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama, pedoman pelaksanaan tata
pamong mengacu pada RIP, RENSTRA, SOP, Standar mutu dan pedoman
pendidikan perguruan tinggi yang disahkan bersama oleh Rektor IAIN
Lhokseumawe. Pelaksanaan Tata pamong IAIN Lhokseumawe juga
memperhatikan kode etik dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan. Budaya
akademik seperti memberikan reward kepada dosen dan tenaga kependidikan
yang berprestasi sangat diperhatikan, demikian sebaliknya apabila ada dosen
dan tenaga kependidikan yang melanggar kode etik, maka akan di berikan
Punishment sesuai dengan peraturan yang ada di IAIN Lhokseumawe dan buku
panduan pemberian reward dan Punishment. Dalam mengoptimalkan
pelaksanaan tata pamong dilingkungan IAIN Lhokseumawe dilakukan
sosialiasasi secara menyeluruh dan dievaluasi secara menyeluruh kepada
semua unit lembaga oleh lembaga penjamin mutu IAIN Lhokseumawe. Setiap
sivitas akademika mempunyai kesempatan yang sama dalam memberikan
pendapat, saran dan kritikan yang membagun untuk pengembangan lembaga
baik kepemimpinan ataupun kebijakan yang bersifat demokratis.
Sistem tata pamong IAIN Lhokseumawe tersusun dalam Rencana Induk
Pengembangan yang disingkat menjadi RIP yang diberlakukan dalam SK
pemberlakuan Rencana Induk Pengembangan Nomor 188 tahun 2017. Di
samping itu, sistem tata pamong IAIN Lhokseumawe juga dijabarkan dalam
Rencana Strategis yang disingkat menjadi Restra dan diberlakukan melalui SK
Pemberlakuan Rencana Strategis IAIN Lhokseumawe nomor 191 tahun 2017.
Selain itu, sistem tata pamong IAIN Lhokseumawe dioperasionalkan dalam
Rencana Operasional yang disingkat menjadi Renop yang diberlakukan melalui
SK tentang Pemberlakuan Rencana Operasional IAIN Lhokseumawe nomor
187.a Tahun 2017.
Sistem penjaminan mutu IAIN Lhokseumawe, mencakup beberapa
dokumen yaitu Kebijakan Akademik, SOP Akademik, dan Standar Mutu
Akademik. Demikian juga, kebijakan kerjasama diatur dalam Pedoman
Kerjasama IAIN Lhokseumawe dan berpedoman pada pencapaian indikator yang
ditetapkan pada Renstra IAIN Lhokseumawe dan Standar Mutu yang ditetapkan
oleh Lembaga Penjaminan Mutu. Salah satu fokus dari pengembangan mutu
bidang akademik adalah dalam hal peningkatan mutu standar mahasiswa.
Penetapan standar mutu mahasiswa menjadi kriteria minimal kualifikasi
mahasiswa yang dilakukan melalui Sistem seleksi dan layanan mahasiswa.
Salah satu misi IAIN Lhokseumawe adalah mencetak sarjana yang cerdas dan
berakhlak mulia. Maka untuk mencapai misi tersebut, IAIN Lhokseumawe
menetapkan standar mahasiswa yang bertujuan untuk memastikan bahwa
seluruh mahasiswa yang masuk memiliki kualitas yang baik dan memiliki
kemampuan akademik yang baik dan gemilang sehingga mampu menjadi
sarjana yang cerdas dan berkulaitas. Acuan tata kelola penerimaan mahasiswa
dan pengembangan mahasiswa untuk mencapai visi dan misi IAIN
Lhokseumawe yang merupakan bentuk pertanggung jawaban IAIN
Lhokseumawe secara transparan dan akuntabel dalam menerima dan mengelola
mahasiswa.
IAIN Lhokseumawe berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik sesuai
dengan hak-hak yang seharusnya didapat oleh mahasiswa. Layanan kepada
mahasiswa diwujudkan dalam bentuk, soft skill, minat dan bakat, pengembangan
kegiatan mahasiswa dan UKM, layanan kesehatan, beasiswa, bimbingan
konseling, bimbingan karir dan kewirausahaan. Layanan tersebut sangat
dibutuhkan oleh mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan
Tinggi. Mengacu pada pentingnya layanan kepada mahasiswa, Rektor IAIN
Lhokseumawe menetapkan pedoman layanan mahasiswa meliputi panduan
layanan bimbingan konseling, layanan pengembangan bakat dan minat, layanan
pengembangan soft skill, layanan beasiswa, layanan kesehatan mahasiswa, dan
layanan kesehatan mahasiswa.
Pengelolaan sumberdaya manusia di IAIN Lhokseumawe pada prinsipnya
dilaksanakan sesuai dengan aturan/perundangan pengelolaan PNS yang berlaku
di Indonesia. Beberapa peraturan yang diterapkan dalam pengelolaan PNS di
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe adalah UU Nomor 8 Tahun
1074 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan UU
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas UU Nomor 1974; dan UU Nomor
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang merupakan perubahan dari UU
Nomor 43 Tahun 1999.
Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) sesuai dengan UU Nomor 5
Tahun 2014 merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal ini sekaligus untuk
mendorong pencapaian aparatur sipil negara sebagai bagian dari reformasi
birokrasi sehingga aparatur sipil negara menjadi profesi yang memiliki kewajiban
mengelola dan mengembangkan dirinya serta mempertanggungjawabkan
kinerjanya mengacu pada prinsip sistem merit.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, kebutuhan keuangan dan
pembiayaan serta sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat
menentukan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Karena itu, IAIN
Lhokseumawe sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi juga dituntut untuk dapat
melakukan pengelolaan keuangan, sarana dan prasarana yang memadai demi
mengoptimalkan penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi. Kebijakan
pengelolaan keuangan IAIN Lhokseumawe dilaksanakan berdasarkan pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara serta merujuk pada standar pembiayaan dan standar biaya operasional
pendidikan tinggi sebagaimana yang terdapat dalam Permenristekdikti Nomor 44
tahun 2015 tentang SN DIkti, dimana Kebijakan pengelolaan keuangan, IAIN
Lhokseumawe mencakup: 1) Perencanaan, 2) Sumber-sumber Keuangan, 3)
Pengalokasian, 4) Realisasi, dan 5) Pertanggung Jawaban.
Rasional Standar Mutu Pendidikan mengacu pada upaya untuk
mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran (VMTS) IAIN Lhokseumawe.
Mekanisme penetapan dilaksanakan berdasarkan kebijakan Rektor IAIN
Lhokseumawe Nomor 234 Tahun 2017 tentang Standar Mutu Pendidikan yang
terdiri dari 8 komponen yaitu: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi
Pembelajaran, Standar Proses Pembelajaran, Standar Penilaian Pembelajaran,
Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana
Pembelajaran, Standar Pengelolaan Pembelajaran, Standar Pembiayaan
Pembelajaran.
Penetapan Standar, Pelaksanaan standar, Evaluasi Standar,
Pengendalian Standar, dan Peningkatan Standar. Evaluasi yang dimaksud
melalui Audit Mutu Internal (AMI). (3) Sistem Penjaminan Mutu Internal
dilaksanakan pada semua bidang kegiatan PT, yaitu bidang: akademik dan
bidang non akademik. Bidang akademik terdiri atas pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat; dan bidang non akademik, antara lain sumber
daya manusia, keuangan, sarana dan prasarana. (6) SPMI ditetapkan dalam
peraturan pemimpin perguruan tinggi bagi PTN atau peraturan badan hukum
penyelenggara bagi PTS, setelah disetujui senat atau senat akademik
perguruan tinggi. Terkait kurikulum, IAIN Lhokseumawe telah menggunakan
kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang
disahkan dengan keputusan Rektor IAIN Lhokseumawe No. 253 Tahun 2017
tentang pelaksanaan KKNI di semua Fakultas yang ada di IAIN Lhokseumawe.
Peran tridarma perguruan tinggi sangat penting dalam pengembangan
suatu lembaga untuk dapat bersaing di era 4.0, salah satunya dengan
mengembangkan dan mengelola kegiatan penelitian secara profesional.
Kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Litabdimas) di IAIN
Lhokseumawe dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat (LPPM) dengan harapan menjadi Research University. Pengelolaan
kegiatan Penelitian dilaksanakan berdasarkan Permenristekdikti No. 62 pasal 1
Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Bidang Penelitian menyebutkan
bahwa SPMI direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi, dikendalikan dan
dikembangkan oleh perguruan tinggi yang di implementasikan pada semua
bidang kegiatan perguruan tinggi baik pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IAIN
Lhokseumawe berupaya meningkatkan kualitas penelitian di lingkungan IAIN
LHokseumawe. Untuk meningkatkan mutu penelitian LPPM bersinergi dengan
Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) mengembangkan standar mutu internal
bidang penelitian, keberadaan standar mutu bidang penelitian untuk mendukung
rencana kerja yang tertuang dalam Renstra penelitian. Standar Mutu bidang
penelitian ini di SK kan dengan SK Rektor No. 235 Tahun 2017 Untuk
merealisasi standar mutu bidang penelitian pihak Pimpinan IAIN Lhokseumawe
melalui Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) dan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) melakukan sosialisasi standar proses
kepada seluruh sivitas akademika.
Adapun bahasan utama dalam standar mutu bidang penelitian mencakup
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan penelitian sesuai dengan SN DIKTI.
Salah satu Misi dari IAIN Lhokseumawe adalah meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, maka
LPPM di bentuk untuk mengelola, mengkoordinasikan, memfasilitasi,
menyediakan pendanaan serta sarana prasarana yang memadai untuk
mendukung penelitian. Saat ini LPPM telah memiliki regulasi yang tepat dan jelas
dalam menyeleksi kualitas penelitian yang diajukan oleh dosen, melalui berbagai
kegiatan akademik para dosen diarahkan untuk melakukan penelitian yang
mampu mengembangkan kearifan lokal serta mengikuti perkembangan teknologi
informasi terkini.
Hal utama dalam penelitian dosen selain output atau luaran penelitian, juga
diperlukan adanya keterlibatan mahasiswa agar transfer of knowledge lebih
optimal. Peran mahasiswa dalam penelitian dapat sebagai enumerator yang
bertugas mengumpulkan data di lapangan dalam kegiatan penelitian survei.
Tahapan penting dalam suatu penelitian yaitu pelaporan hasil penelitian, LPPM
IAIN Lhokseumawe telah mendesain kegiatan pelaporan melalui kegiatan
seminar tahap sementara dan seminar akhir laporan penelitian. Kegiatan ini
dijalannkan sesuai dengan SOP LPPM IAIN Lhokseumawe, dengan melibatkan
reviewer yang kompeten.
Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu tridharma
Perguruan Tinggi, selain pendidikan dan penelitian. Kegiatan Pengabdian
kepada Masyarakat (PkM) di IAIN Lhokseumawe dikelola dan dikoordinasikan
oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) di
bawah arahan Pembantu Rektor bidang akademik dan kelembagaan. Dalam hal
ini LPPM IAIN Lhokseumawe berupaya meningkatkan kualitas pengabdian di
lingkungan IAIN LHokseumawe. Untuk meningkatkan mutu penelitian LPPM
bersinergi dengan Lembaga Penjaminan Mutu mengembangkan standar mutu
internal bidang pengabdian, keberadaan standar mutu bidang pengabdian untuk
mendukung rencana kerja yang tertuang dalam Renstra pengabdian yaitu
Nomor: 191 Tahun 2017. Standar Mutu bidang pengabdian ini di SK-kan dengan
SK Rektor Nomor: 190.a Tahun 2017 untuk merealisasi standar mutu bidang
pengabdian pihak Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui Lembaga Penjaminan
Mutu dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat melakukan
sosialisasi standar proses kepada seluruh sivitas akademika.
Adapun bahasan utama dalam standar mutu bidang PkM mencakup
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan PkM sesuai dengan SN DIKTI. Salah
satu Misi dari IAIN Lhokseumawe adalah meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, maka
LPPM dibentuk untuk mengelola, mengkoordinasikan, memfasilitasi,
menyediakan pendanaan serta sarana prasarana yang memadai untuk
mendukung penelitian. Saat ini, LPPM telah memiliki regulasi yang tepat dan
jelas dalam menyeleksi kualitas pengabdian yang diajukan oleh dosen, melalui
berbagai kegiatan akademik para dosen diarahkan untuk melakukan pengabdian
yang mampu mengembangkan kearifan lokal serta mengikuti perkembangan
terkini, yakni era 4.0.
Perencanaan Pengabdian kepada Masyarakat dilakukan melalui penelitian
pendahuluan atau memanfaatkan hasil penelitian yang telah ada atau muncul
dari proses pembelajaran yang telah ada sehingga pengabdian kepada
masyarakat merupakan satu kesatuan dari tridharma perguruan tinggi dan
terpadu dengan kedua dharma yang lain, yaitu penelitian dan pengajaran. Pusat
Pengabdian kepada Masyarakat bersama dengan para pemangku kepentingan
dan semua mitra menyusun desain program pengabdian kepada masyarakat.
Mitra PkM pada dasarnya adalah masyarakat kampus dan luar kampus yang
meliputi: perorangan atau individu komunitas atau kelompok lembaga atau
organisasi, dan dunia usaha atau industri.
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat didasarkan pada
asas partisipasi, pemberdayaan, inklusifitas, kesetaraan dan keadilan gender,
ramah lingkungan, akuntabilitas, transparansi, kemitraan, keberlanjutan,
kesukarelaan, manfaat, serta keterkaitan ilmu, amal dan transformasi sosial.
Pelaksanaan kegiatan PkM juga memiliki tema dan sasaran yang beragam
sesuai keilmuan dosen dan kebutuhan masyarakat tempat melakukan
pengabdian kepada masyarakat. PkM di IAIN Lhokseumawe dilaksanakan
secara individu maupun kolektif.
Hasil luaran dan capaian IAIN Lhokseumawe adalah bertanggung jawab
menyelenggarakan pendidikan yang melahirkan lulusan yang memiliki etika dan
moral yang baik, memiliki kemandirian, siap bekerja serta berwirausaha, serta
mampu beradaptasi terhadap setiap bentuk perubahan lingkungan yang terjadi.
Mutu pendidikan tinggi sangat penting dalam menjawab berbagai tantangan,
untuk telah dilakukan berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan, dengan
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing secara global dalam
merebut pasar kerja ditengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di samping itu, hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang
telah dilakukan merupakan salah program pengembangan inovasi yang dapat
diterapkan untuk kemajuan masyarakat. Dengan menyadari bahwa perbaikan
kualitas penelitian akan dapat mewujudkan negara yang bersih dan berwibawa,
yang salah satu indikator utamanya adalah publikasi ilmiah para peneliti dan
akademisi, dalam rangka meneguhkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI). IAIN Lhokseumawe berusaha menjawab tantangan dalam hal ini melalui
sejumlah skema penelitian dosen. Yang kemudian disebarkan melalui Publikasi
Ilmiah, dan Sitasi Karya Ilmiah. Sementara Luaran lainnya berupa HAKI, Buku
Ber-ISBN, Book Chapter, Buku Ajar, Monograf atau Referensi yang sesuai
dengan bidang/rumpun keahliannya yang diterbitkan oleh lembaga penerbit baik
nasional maupun internasional, mempunyai ISBN, Publikasi hasil penelitian
dalam jurnal internasional terindeks bereputasi (memiliki impact factor, terindeks
di Scopus atau Thomson Reuthers), dan Gagasan-gagasan yang disebar
luaskan melalui penyampaian orasi ilmiah, pembicara seminar, memberikan
pelatihan, penyuluhan, dan penataran kepada masyarakat.
DAFTAR ISI

IDENTITAS PERGURUAN TINGGI .................................................................2


IDENTITAS TIM PENYUSUN LAPORAN ........................................................5
EVALUASI DIRI KATA PENGANTAR ..............................................................6
RINGKASAN EKSEKUTIF ..............................................................................8
BAB I. PENDAHULUAN
A. DASAR PENYUSUNAN ..................................................................17
B. TIM PENYUSUN DAN TANGGUNGJAWABNYA ............................19
C. MEKANISME KERJA PENYUSUNAN EVALUASI DIRI ..................23
BAB II. LAPORAN EVALUASI DIRI
A. KONDISI EKSTERNAL ...................................................................26
B. PROFIL INSTITUSI .........................................................................30
C. KRITERIA .......................................................................................41
D. ANALISIS DAN PENETAPAN PROGRAM PENGEMBANGAN ... 279
BAB III. PENUTUP....................................................................................... 298
BAB I

I. PENDAHULUAN
A. Dasar Penyusunan
Kebijakan penyusunan Evaluasi diri satuan kerja IAIN Lhokseumawe
didasari oleh undang-undang perguruan tinggi melalui peraturan Menteri Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2016
tentang program studi dan Perguruan Tinggi. Peraturan ini untuk melaksanakan
ketentuan pasal 55 ayat 1 undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Akreditasi merupakan kegiatan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Lanjutan ayat 4
yaitu akreditasi perguruan tinggi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi.
Berdasarkan amanah undang-udang Nomor 12 Tahun 2012 serta
peraturan Menteri Nomor 32 Tahun 2016. Undang-undang dan peraturan
tersebut dipertegas kembali oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Akreditasi
Program Studi dan Perguruan Tinggi. Untuk itu, setiap perguruan tinggi tanpa
terkecuali harus mengajukan akreditasi serta reakreditasi jika masa belaku
sertifikat akan berakhir. Sesuai dengan amanah Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2020 Bab 2 pasal 1
bahwa jangka waktu akreditasi program studi dan Perguruan Tinggi yang
dilakukan BAN-PT selama lima tahun.
Mengingat pengajuan Reakreditasi atau perpanjangan akreditasi satuan
kerja IAIN Lhokseumawe perlu diajukan Kembali sebagai usulan, maka
penyusunan laporan evaluasi diri perlu kami laporkan melalui sistem akreditasi
pada 9 standar terbaru sesuai dengan sertifikat awal, peringkat akreditasi
satuan kerja IAIN Lhokseumawe memperoleh peringkat C dengan batas waktu
sampai tanggal 3 Oktober 2020. Sebagaimana syarat pengajuan reakreditasi
perguruan tinggi, maka satuan kerja IAIN Lhokseumawe melaporkan beberapa
dokumen terkait seperti Laporan Kinerja Perguruan Tinggi (LKPT) dan Laporan
Evaluasi Diri Perguruan Tinggi (LEDPT).
Pengembangan satuan kerja IAIN Lhokseumawe melakukan
pengembangan berbasis evaluasi diri yang dilakukan secara komprehensif.
Evalusi diri satuan kerja IAIN Lhokseumawe ditulis untuk mendalami kondisi
dan mutu institusi kondisi terkini (Institution Quality and Condition at
Present/IQCAP) sebagai landasan satuan kerja IAIN Lhokseumawe dalam
menentukan pengembangan dimasa mendatang (Institution Quality and
Condition at Future/IQAF). Sebagai bahan evaluasi melihat kondisi dan mutu
institusi kondisi terkini (Institution Quality and Condition at Present/IQCAP)
maka, satuan kerja IAIN Lhokseumawe merujuk pada Peraturan Menteri Agama
Nomor 46 Tahun 2016 Tentang ORTAKER IAIN Lhokseumawe, Peraturan
Menteri Agama Nomor 58 Tahun 2016 Tentang STATUTA IAIN Lhokseumawe.
Selanjutnya jabaran dua hal di atas, satuan kerja IAIN Lhokseumawe

17
mengembangkan melalui Rencana Induk Pengembangan IAIN Lhokseumawe
SK Rektor Nomor 188 Tahun 2017, Rencana Stategis IAIN Lhokseumawe SK
Rektor Nomor 191 Tahun 2017 dan Rencana Operasional IAIN Lhokseumawe
SK Rektor Nomor 187.a Tahun 2017.
Kebijakan selanjutnya yang diambil oleh satuan kerja IAIN Lhokseumawe
dalam melakukan evaluasi diri kondisi dan mutu institusi kondisi terkini
(Institution Quality and Condition at Present/ IQCAP) merujuk pada Standar
Penjaminan Mutu Intenal (SPMI) IAIN Lhokseumawe yang telah ditetapkan oleh
SK rektor Nomor 193.a Tahun 2017. Beberapa Standar Penjaminan Mutu
Internal IAIN Lhokseumawe selanjutnya dijabarkan melalui Kebijakan Mutu
Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe SK Rektor Nomor 264.a Tahun 2017, Manual Mutu Standar
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
SK Rektor Nomor 264.b Tahun 2017 dan Formulir Mutu Standar Penjaminan
Mutu Internal (SPMI) Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe SK Rektor
Nomor 264.d Tahun 2017.
Laporan evaluasi diri Perguruan Tinggi bertujuan untuk peningkatan
kinerja satuan kerja IAIN Lhokseumawe dalam berbagai bidang khususnya
tridharma perguruan tinggi. Ada beberapa tujuan yang diinginkan satuan kerja
IAIN Lhokseumawe dalam melaporkan evaluasi diri ini diantaranya adalah:
1) Menyampaikan capaian mutu dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe.
2) Menjadi tolak ukur dan menjaga capaian satuan kerja IAIN Lhokseumawe
tetap stabil selama mengelola perguruan tinggi.
3) Menjadi acuan penyusunan rencana pengembangan pengelolaan
perguruan tinggi satuan kerja IAIN Lhokseumawe dimasa mendatang.
Laporan evaluasi diri yang dimaksud oleh satuan kerja IAIN
Lhokseumawe bertujuan untuk menilai kinerja dan capaian kualitas yang
ditetapkan melalui standar penjaminan mutu internal (SPMI) IAIN Lhokseumawe
yang dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Lhokseumawe yang
diketuai oleh Bapak Dr. Alhusaini M. Daud, MA tahun 2017 akan tetapi pada
tahun 2019 terjadi perubahan menjadi Bapak Dr. Bastiar, MA. Agar
memudahkan TIM melakukan pelaporan evaluasi diri satuan kerja IAIN
Lhokseumawe maka, indikator kinerja yang digunakan dalam menggambarkan
evalusi diri perguruan tinggi dilihat melalui beberapa indikator seperti efesiensi,
produktivitas, efektivitas, akuntabilitas, suasana akademik dan kemampuan
inovatif.
Hasil yang telah dievalusi diri yang telah dilakukan oleh tim menjadi bahan
rujukan rencana pengembangan perguruan tinggi satuan kerja IAIN
Lhokseumawe dalam mengambil langkah strategis selanjutnya. Misalnya ketika
pelaksanaan Rapat Kerja Tahunan temaun-temuan atau masalah yang
ditemukan selama 1 tahun terakhir menjadi rujukan atau pedoman
pengembangan lembaga pada tahun selanjutnya. Menurut manajemen
kelembagaann, maka Renstra yang telah ditulisakan secara bersama tindak

18
lanjuti dengan langkah strategis yang tertuang dalam rencana operasional pada
tahun selanjuntnya. Rencana Induk Pengembangan IAIN Lhokseumawe tahun
2017-2041 dituangkan melalui Rencana Strategis IAIN Lhokseumawe Tahun
2017-2021 selanjutnya rencana operasional pertahunnya dikembangkan
berdasarkan hasil RAKER tahunan melalui rencana operasional IAIN
Lhokseumawe tahun 2017, 2018, 2019, 2020, dan 2021.
Keterkaitan antara laporan evaluasi diri dengan rencana pengembangan
IAIN Lhokseumawe tergambar pada hasil evaluasi pada rapat kerja yang
disepakati bersama melalui temuan-temuan selama satu tahun disampaikan
pada rapat kerja IAIN Lhokseumawe dan selanjutnya menjadi rencana
pengembangan IAIN Lhokseumawe untuk tahun selanjutnya.

B. Tim Penyusun dan Tanggung Jawabnya


Tim Penyusun Laporan Evaluasi Diri (LED) Satuan Kerja IAIN
Lhokseumawe dibentuk dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Rektor Nomor:
76 tentang Tim Penyusun Borang Akreditasi Satuan Kerja IAIN Lhokseumawe
Tahun 2020. Adapun personalia Tim Penyusun Borang Akreditasi Satuan Kerja
IAIN Lhokseumawe Tahun 2020 adalah orang-orang yang memahami
manajemen Satuan Kerja IAIN Lhokseumawe, TIM Evaluasi yang dibentuk oleh
Surat Keputusan Rektor termasuk juga dalam TIM yang menyusun Laporan
Kinerja Perguruan Tinggi (LKPT) IAIN Lhokseumawe yang dikerjakan secara
bersama sebelum penyusunan Laporan Evaluasi Diri IAIN Lhokseumawe
dilakukan. Selanjutnya TIM yang disusun adalah sebagai berikut:
NARASUMBER JABATAN Uraian Tugas
Dr. H. Hafifuddin, Rektor Memberikan Bimbingan dan Arahan
M.Ag. Penyusunan Borang
Dr. Zulfikar Ali Wakil Rektor I Melakukan Arahan Pengisian Borang
Buto Siregar, MA Bidang Akademik dan Kelembagaann
Dr. Darlan A. Wakil Rektor 2 Melakukan Arahan Pengisian Borang
Rahman, M.Si Bidang Administrasi umum, Perencanaan
dan Keuangan
Dr. M. Nazar, Wakil Rektor 3 Melakukan Arahan Pengisian Borang
M.Hum Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan
Kerjasama
Drs. Jafar Yacob Kepala BIRO Memberikan Data dan Informasi ke
sembilan standard
Suadi Yahya Pemerintahan Memberikan Informasi Terhadap Pengguna
Kota Lulusan
Muhammad Pemerintahan Memberikan Informasi Terhadap Pengguna
Thaib Aceh Utara Lulusan
1. Dr. Mahlil Koordinator Melakukan Koordinasi dengan semua
2. Dr. Said Alwi, penanggung jawab kriteria 1 sampai 9
MA tentang pengumpulan, deskrpsi dan

19
3. Dr. analisis data LKPT dan LED APT
Kamaruzzama
n
4. Dr. muktasar
5. Dr. Alimuddin
6. Syahrizal,
M.Ag., Ph.D
7. Sofyan
Arianto, M.Pd
Dr. Bastiar, MA Ketua Tim Melakukan Koordinasi dengan koordinator,
menjadwalkan evaluasi (rapat) TIM serta
melakukan pengawasan terhadap
penanggung jawab Setiap Kriteria
Dr. Rahmy Sekretaris Tim Mendampingi ketua TIM, megumumkan
Zulmaulida, M.Pd rapat, sekaligus Mengapload SAPTO APT
Criteria / TIM Penyusuan Uraian Tugas
Standar
C.1. Visi, Misi, 1. Trie Nadilla, 1. Tim Menjelaskan latar belakang, tujuan,
Tujuan dan SE., M.Si. Ak rasional dan mekanisme penetapan Visi,
Strategi 2. Taufiq Hidayah, Misi, dan Strategi IAIN Lhokseumawe
S.Pd.I, M.Pd 2. Mendeskripsikan dokumen formal
3. Suhaili, S.Pd kebijakan, Staregi Pencapaian VMTS,
Indikator Kinerja Utama, Indikator Kinerja
Tambahan, Evaluasi Capaian melalui
civitas akademika, dan menyimpulkan
hasil evaluasi diri capaian VMTS dengan
melakukan survei terhadap civitas
akademik serta stakeholder dan tindak
lanjutnya.
C.2. Tata 1. M. Iqbal, M.Pd 1. Tim Menjelaskan latar belakang, tujuan,
Pamong, Tata 2. Dr, Maya rasional dan mekanisme penetapan
Kelola dan Safitri, M.Pd Standar IAIN Lhokseumawe terkait tata
Kerjasama 3. Noval Fuadi, pamong tata kelola dan kerjamama IAIN
M.Pd Lhokseumawe berkoordinasi dengan
4. Nihal, SE wakil rektor 3 dan wakil dekan 3.
2. Mendeskripsikan dokumen formal
tentang kebijakan, Staregi Pencapaian
standar, Indikator Kinerja Utama,
Indikator Kinerja Tambahan, Evaluasi
Capaian Kinerja berkordinasi dengan
wakil rektor 2, Penjaminan Mutu Tata
Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama.
Mengukur kepuasan Pengguna dengan
melakukan sirvei kepada mitra/

20
stakeholder dan terakhir menyimpulkan
hasil evaluasi diri capaian Tata Pamong,
Tata Kelola, Kerjasama dan tindak
lanjutnya dengan Rektor dan para wakil
Rektor.
C.3. Mahasiswa 1. Annisaturrahmi, 1. Tim Menjelaskan latar belakang, tujuan,
MA rasional dan mekanisme penetapan
2. Fauziana, M.Pd Standar IAIN Lhokseumawe tentang
3. Ana Miswar, mahasiswa.
MA 2. Mendeskripsikan dokumen formal
4. Darul Ula kebijakan, staregi pencapaian Standar
5. Fajar IAIN Lhokseumawe, indikator kinerja
Ramadhan Al utama, indkator kinerja tambahan,
Farizi melakukan evaluasi capaian kinerja,
6. Husna penjaminan Mutu Mahasiswa,
7. Mauliza Kepuasan Pengguna dengan
8. Intan melakukan survei kepada para dosen,
9. Mitra Kala Fase dan menarik kesimpulan hasil evaluasi
pencapaian standar mahasiswa dan
tindak lanjut dengan berkoordinasi
dengan wakil rektor 3 dan para wakil
dekan 3 di setiap fakultas serta para
ORMAWA.
C.4. Sumber 1. Almira Keumala 1. Tim Menjelaskan latar belakang, tujuan,
Daya Manusia Ulfah, rasio dan mekanisme penetapan
SE,M.Si.Ak.CA Standar IAIN Lhokseumawe bidang
2. Syukran, M.Pd. SDM yang mencakup kualifikasi,
I kompetensi, beban kerja, proporsi serta
3. Fauziana, M.Pd pengelolaan SDM lainnya.
4. Ainul 2. Menguraikan dokumen formal tentang
Mardhiyah, MM kebijakan, strategi pencapaian standar,
indikator kinerja utama, indikator kinerja
tambahan, evaluasi capaian kinerja
SDM, penjaminan mutu SDM, kepuasan
pengguna SDM, dan menyimpulkan
hasil evaluasi pencapaian standar SDM
serta tindak lanjut dengan berkoordinasi
dengan wakil rektor 2, wakil dekan 2
serta Subbag kepegawaian.
C.5. Keuangan, 1. Elfiadi, M.Pd 1. Tim Menguraikan latar belakang, tujuan,
Sarana dan 2. Abdul Qadir, rasio dan mekanisme penetapan
Prasana M.Pd Standar IAIN Lhokseumawe bidang
3. Misrina, M.Pd Keuangan, Sarana dan
4. Saputri, S.Pd 2. Menguraikan dokumen formal tentang

21
5. Iskandar, S.Ag kebijakan, strategi pencapaian standar,
6. Ridwan, SE indikator kinerja utama, indikator kinerja
tambahan, evaluasi capaian kinerja
Keuangan, Sarana dan prasarana,
penjaminan mutu Keuangan, Sarana
dan prasarana, kepuasan pengguna
Keuangan, Sarana dan prasarana, dan
menyimpulkan hasil evaluasi
pencapaian standar Keuangan, Sarana
dan prasarana serta tindak lanjut
berkoordinasi dengan wakil rektor 2,
KARO, dan Subbag Umum.
C.6. Pendidikan 1. Dwhy Dinda 1. Tim menjelaskan latar belakang, tujuan,
Sari, M.Pd rasional dan mekanisme penetapan
2. Nurul Fadhila, Standar IAIN Lhokseumawe tentang
M.Hum kurikulum, pembelajaran, integrasi
3. Samsul Bahri, penelitian dengan PkM.
MA 2. Menguraikan dokumen formal, panduan
4. Mutia Sari, akademik, strategi pencapaian standar,
S.Pd.I, M.Pd Indikator kinerja utama, indikator kinerja
5. Mutia, S.Pd.I, tambahan, evaluasi capaian kinerja,
M.Pd penjaminan mutu proses pembelajaran,
kepuasan pengguna, dan
menyimpulkan hasil evaluasi
ketercapaian standar pendidikan serta
tindak lanjut dengan berkoordinasi
kepada wakil rektor 1, dekan, wakil
dekan 2, dan subbag akademik fakultas.
C.7. Penelitian 1. Nurul Akmal, 1. Tim menjelaskan latar belakang, tujuan,
M.Pd rasional dan mekanisme penetapan
2. Sarah Fazilla, Standar IAIN Lhokseumawe tentang
M.Pd perencanaan, pelaksanaan, dan
3. Aufa, M.Pd. I pelaporan penelitian.
Syahrizal, P.hD 2. Menguraikan dokumen formal, panduan
Dr. Iskdandar, MA penelitian, strategi pencapaian standar,
Indikator kinerja utama, indikator kinerja
tambahan, evaluasi capaian kinerja,
penjaminan mutu penelitian, kepuasan
pengguna, dan menyimpulkan hasil
evaluasi ketercapaian standar penelitian
serta tindak lanjut dan berkoordinasi
dengan wakil rektor 1, Ketua LPPM dan
serkteraris LPPM.
C.8. 1. Nurul Khansa, 1. Tim menguraikan latar belakang, tujuan,

22
Pengabdian S. Sos, M.Si rasional dan mekanisme penetapan
Kepada 2. Istiqamah, Standar IAIN Lhokseumawe tentang
Masyarakat M.Pd perencanaan, pelaksanaan, dan
3. Nurasiah, M.Pd pelaporan PkM.
4. Syarboini, MA 2. Menguraikan dokumen formal, panduan
5. Dr. Nazaruddin, PkM, strategi pencapaian standar,
MA Indikator kinerja utama, indikator kinerja
tambahan, evaluasi capaian kinerja,
penjaminan mutu PkM, kepuasan
pengguna dengan melakukan survei
kepada mitra atau stakeholder, dan
menyimpulkan hasil evaluasi
ketercapaian standar PkM serta tindak
lanjut dengan berkoordinasi dengan
wakil rektor 1, Ketua LPPM dan
serkteraris LPPM.
C.9. Luaran dan 1. Lisa, M.Pd 1. Tim menguraikan capaian luaran dan
Capaian 2. Dr. Suryani, capaian Tridharma IAIN Lhokseumawe
Tridharma M.Si yang mencakup indikator kinerja utama
3. Nurul Hikmah, pendidikan, penelitian, dan PkM.
M.Pd Menjelaskan indikator kinerja tambahan,
4. Fauzan, S.Ag evaluasi capaian kinerja, penjaminan
5. Ahmad Liza, mutu luaran, kepuasan pengguna
MA dengan melakukan survei kepada
6. Nazaruddin, MH stakeholder, dan menyimpulkan evaluasi
7. Boyhagi, MA capaian standar luaran Tridharma serta
8. Muhmmad Aji, tindak lanjutnya. dan berkoordinasi
MTh dengan dengan berkoordinasi dengan
9. Ismuhar, wakil rektor 1, wakil rektor 2, dan 3,
M.Kom.I Ketua LPPM serta serkteraris LPPM.
C. Mekanisme Kerja Penyusunan LED
Penyelesaian tugas yang diamanahkan oleh Rektor terhadap TIM
penyusunan Laporan Evaluasi Diri IAIN Lhokseumawe diatur secara sistematis.
Kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data dilakan tim dengan tahapan
sebagai berikut:
1) Identifikasi data dan informasi yang dibutuhkan.
Bagian ini, tim melakukan pada awal tangal 25 Februari 2019 TIM
mencoba melakukan rapat awal persiapan. Langkah awal adalah
mengidentifikasi data yang dibutuhkan pada LKPT dan cakupan laporan
LED. Selain mengidentifikasi kedua data tersebut tim juga melakukan
indentifkasi dimana data dan informasi dapat diperoleh. Kemudian dengan
personil tim yang ada ketua TIM membagikan penanggung jawab pencari
dokumen dan informasi. Masing-masing anggota TIM diberi tanggung
jawab sesuai dengan proposinya masing-masing.

23
2) Validasi data dan informasi.
Tahap ini, tim melakukan validasi berulang-ulang terhadap data dan
informasi diyakini kebenarannya. Pengumpulan data dan informasi sangat
melelahkan, berbagai cara dilakukan secara online dan manual. Online
dilakukan dengan meminta di group Whatshap, IG, Facebook, Web,
Google shcolar, aplikasi sinta, jurnal OJS dan secara manual Tim
mengumpulkan secara tatap muka dengan dosen, mahasiswa, pimpinan,
kasubbag, stakeholder dan studi dokumen BKD dan DUPAK. Validasi
data ini menghabiskan waktu hampir lima bulan walau sampai penulisan
LKPT selesai tim tetap menerima data dan informasi untuk melengkapi
dan menyempurnakan data yang diperoleh.
3) Pengelompokan data informasi
Tahap ini, tim melihat data sudah diyakini kebenarannya, selanjutnya tim
mulai melakukan pengelompokan tepat di awal bulan juni 2019 yang
disesuaikan dengan tabel LKPT dan LED sehingga memudahkan TIM
untuk mengananalisanya. Tim bersama-sama Melakukan Pengelompokan
data dan infomasi LKPT/ LED yang dilakukan pada Tangal 28 Juli 2019.
4) Pengecekan konsistensi data dan informasi
Tahap ini, tim melakukan pengecekan ulang bahkan berulang-ulang.
Pengecekan dilakukan dengan sistematis berdasarkan tabel LKPT/ LED
konsistensi data seperti jumah mahasiswa, dosen, sertifkat dosen dan
mahasiswa dan lain-lain. Konsistensi data dan informasi disesuaikan
dengan jumlah kecukupan berdasarkan matrik penilaian LKPT/ LED APT
BAN-PT pada tangl 6 Agustus 2019.
5) Analisis Awal atau interpretasi Tabel
Tahap ini tepatnya pada tanggal 25 Agustus 2019, semua tim sudah
mengumpulkan, mengklasifikasi dan memvalidasi data dan informasi. Tim
membagi data dalam dua kategori data profil dan data kinerja. Data profil
adalah data yang diambil saat Tahun Sekarang (TS), sedangkan data
kinerja adalah data yang diambil dari tahun tertentu. Tim melakukan
interpretasi bertahap, membandingkan antara data tersebut dengan
indikator kinerja institusi berdarkan Rencana Induk Pengembangan,
Rencana Strategi, Rencana Operasional IAIN Lhokseumawe. setelah data
LKPT selesai selanjutnya interpretasi atau dekripsi Laporan Evaluasi Diri
dilakukan tim sejak akhir bulan Agustus 2019 sampai bulan Maret 2020.
Berikut jadwal tim Borang IAIN Lhokseumawe yang sudah direncanakan
akhir tahun 2018 yang lalu.

24
NO Waktu Program Capaian
1 20 Desember Rencana Penyusunan Borang Rancangan Tim
2018 APT Borang APT
2 5 Januari 2019 Menyusun TIM Borang Rapat TIM Borang
3 25 Feberuari Rapat Awal Tim Borang APT Penunjukan Ketua
2019 dan Sekteraris dan
Anggota TIM
4 2 Maret 2019 Pembagian Tugas Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan LKPT/ LED
Informasi LKPT/ LED
5 10 Juni 2019 Rapat Tim Validasi Data dan Valisasi data dan
Informasi LKPT/ LED informasi LKPT/ LED
6 28 Juli 2019 Rapat Pengelompokan data Pengelompokan data
dan informasi data LKPT/ LED dan Informasi LKPT/
LED
7 6 Agustus Rapat Tim Pengecekan Penyempurnaan data
2019 konsistensi data dan informasi dan informasi LKPT/
LKPT/ LED berdasarkan metrik LED
penilaian
8 25 Agustus Rapat Analisis Awal data dan Pembagian
2019 informasi LKPT Penangung Jawab
mengisi LKPT
9 20 Sepetember Rapat Analisis data dan Pembagian
2019 informasi LED Penangung Jawab
Deksripsi LED
10 10 Februari Rapat Evaluasi Kesiapan dan Kerangka dan
2020 Kendala Mendeskrispkan LED Sistematika penulisan
11 13 Maret 2020 Review LKPT dan LED Perbaikan LKPT dan
LED

25
BAB II

II. LAPORAN EVALUASI DIRI


A. Kondisi Eksternal
Untuk melihat kondisi eksternal Makro mencakup aspek politik,
ekonomi, kebijakan, sosial, budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan melihat kondisi eksternal Mikro mencakup aspek pesaing,
pengguna lulusan, sumber calon mahasiswa, sumber calon dosen, sumber
tenaga kependidikan, e-Learning, pendidikan jarak jauh, Open Course Ware
(OCW), kebutuhan dunia usaha/industri dan masyarakat, mitra, dan aliansi.
Satuan Kerja IAIN Lhokseumwe melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1) Identifikasi Kondisi Eksternal lingkungan makro dan Mikro
Perkembangan eksternal dalam lingkungan makro IAIN Lhokseumawe
sangat baik. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe langsung
mengikuti perkembangan zaman tingkat internasional, nasional dan lokal
sehingga lembaga tetap eksis serta bertahan dengan perkembangan eksternal
dalam lingkungan makro. Ada beberapa isu kondisi eksternal lingkungan makro
yang dapat dijelaskan diantaranya:
Pertama bidang politik, perkembangan politik yang kini terjadi tingkat
Internasional, nasional, dan lokal misalnya perkembangan poltik militer dan
krisis kepemimpinan serta maraknya kekerasan yang mengatasnamakan
agama. Sikap radiakalis, anarkis, dan teroris manjadi isu politik yang sangat
hangat bahkan dekat dilembaga IAIN Lhokseumawe. Kedua, bidang ekonomi,
isu kondisi eksternal lingkungan IAIN Lhokseumawe bidang ekonomi yang kini
marak adalah pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tingkat
Internasional, nasional dan lokal. Pemberlakukan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) dikawasan Asia menjadi modal awal untuk mengembangkan kawasan
industri geoekonomi dan geoindustri perdagangan internasional, nasional dan
lokal. Perkembangan tersebut memberi pengaruh besar terhadap
perkembangan ekonomi mikro dan makro masyarakat. Ketiga bidang
kebijakan, kondisi ekskternal lingkungan makro IAIN Lhokseumawe tentunya
memliki Isu yang cukup besar. Isu bidang kebijakan eksternal lingkungan IAIN
Lhokseumawe misalnya kebijakan PBB terhadap bebas Narkoba,
pemberlakukan sistem digitalisasi, bahkan baru-baru ini isu kesehatan virus
Covid-19 yang sedang merebah di belahan dunia yang menerapkan kebijakan
lockdown. Keempat kondisi eksternal IAIN Lhokseumawe bidang sosial,
yaitu masih berkisar isu global tentang karakter masyarakat yang cenderung
mengatasnamakan agama dalam bersosial sehingga sebagian masyarakat
memahami agama yang sangat parsial. Sikap radikalis, anarkis, dan teroris
yang merebah di tengah masyatakat menjadi topik utama diberbagai media di
dunia. Indonesia misalnya, indonesia merupakan negera tertinggi kasus sosial
keagamaan yang cenderung mengeluarkan sikap radikalis, anarkis, dan teroris
sehingga dapat merugikan masyarakatnya sendiri. Kelima bidang budaya, isu
tentang kondisi eksternal IAIN Lhokseumawe bidang budaya yang berkembang

26
saat ini adalah arus modernisasi dan globalisasi yang berkembangan
memberikan pengaruh besar terhadap peradaban bangsa tingkat internasional,
nasional bahkan lokal. Modernisasi cenderung dipahami pembaharuan yang
harus diikuti dan lakukan tanpa melakukan filter terhadap modernisasi tersebut
sehingga nilai-nilai tradisional yang seharusnya dipertahankan kini terkikis
sedikit-demi sedikit. Keenam adalah bidang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kondisi eksternal lingkungan IAIN Lhokseumawe
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi banyak isu yang berkembang.
Beberapa isu di antaranya adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang serba cepat ternyata sulit diimbangi dengan baik. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tataran global menyebabkan infomasi yang begitu
cepat sampai kepada masyarakat. Seharusnya dampak informasi yang begitu
sampai kepada masyarakat memberikan dampak positif, akan tetapi kesiapan
dan kemampuan filter masyarakat sedikit lemah sehingga dampak yang muncul
adalah negatif. Kecenderungan masyarakat menjadi konsumen bukan produktif,
masyarakat statif bukan dinamis, masyarakat yang sosial bukan individual,
masyarakat gotong royong bukan berpikir untuk dirinya sendiri.
Selanjutnya beberapa isu kondisi eksternal lingkungan mikro IAIN
Lhokseumawe yang dapat dijelaskan diantaranya: Bidang Pesaing, bidang ini
tentu banyak pesaing yang tumbuh dan berkembang misalnya disekitaran Kota
Lhokseumawe sendiri ada 2 kampus negeri (Universitas Negeri Malikussaleh
dan Politeknik Negeri Lhokseumawe), terhitung jumlah perguruan tinggi negeri
dan swasta berjumlah 109 perguruan tinggi yang tercacat pada (http://ban-
ptkemendikbut.go.id). Selanjutnya bidang pengguna lulusan, pengguna
lulusan dari hasil pengisian google form yang disebarkan di media sosial
menunjukkan hasil yang sangat baik. Rata-rata memberikan penilaian terhadap
lulusan IAIN Lhokseumawe baik tingkat S2 ataupun S1 memberikan jawaban
yang sangat baik sesuai dengan indikator yang ditetapkan oleh BAN-PT atau
Tabel LKPT 5.e.1 IAIN Lhokseumawe. Berikutnya adalah bidang
sumber calon mahasiswa, saat ini kontribusi wilayah asal mahasiswa baru
sangat bervariatif berbeda dengan 4 tahun sebelumnya. Wilayah yang menjadi
sumber mahasiswa baru meluas sampai luar pulau sumetera misalnya, bangka
belitung, batam, dan jawa. Sedangkan dari pulau sumatera penyumpang
terbesar adalah Sumatera Barat dan sumatera Utara, untuk wilayah Aceh
penyumbang mahasiswa terbesar adalah Kabupaten Bener Meriah dan
Kabupaten Bireuen. Bidang berikut yang perlu kami jelaskan adalah sumber
calon dosen dan sumber tenaga kependidikan. Bidang ini ditunjukan dari
pelamar CPNS di setiap tahunnya, banyak wilayah atau alumni yang datang
melamar dari alumni luar negeri (Mesir, Malaysia, Maroko, Sudan dan lain-lain)
sedangkan dari perguruan tinggi dalam negeri seperti UGM, UNISA, UI, UPI,
UNY, UNJ, UNIMED, UNSYIAH, UNIMA, UIN Yogyakarta, UIN Banda Aceh,
UIN Jakarta, UIN Bandung, UNP, UIN Medan dan lain-lain. Demikian halnya
dengan bidang e-Learning untuk kebutuhan pendidikan jarak jauh saat ini
pendidikan jarak jauh yang ada seperti aplikasi Zoom, Google Meet, Ed_Mode,

27
Edlink, Schoology, dan aplikasi E-learning lainnya menjadi media pembelajaran
jarak jauh yang dapat digunakan dalam menunjang pembelajaran. selanjutnya
juga pengembangan yang dilakukan untuk memenuhi Open Course Ware
(OCW), kebutuhan dunia usaha/ industri dan masyarakat, mitra, dan
aliansi. Sesuai dengan perkembangan dunia industri berbasis digitalisasi
menjadi isu melenial yang harus disikapi bersama sehingga mitra dan aliansi
lainnya tidak menjadi penghalang perkembangan masyarakat era digital atau
era revolusi industri 4.0.
2) Keberdaan IAIN Terhadap Kondisi Eksternal Lingkungan Makro dan
Mikro.
Sebagai lembaga perguruan tinggi, satuan kerja IAIN Lhokseumawe
memiliki posisi penting terhadap kondisi eksternal lingkungan kampus. Posisi
atau peran IAIN Lhokseumawe terhadap kondisi eksternal lingkungan makro
dan mikro adalah sebagai lembaga akademik yang memiliki peran independen
untuk menyikapi berbagai macam infomasi yang datang dari tingkat
internasional, nasional dan lokal. Misalnya posisi lembaga IAIN Lhokseumawe
terhadap isu politik adalah menjadi wadah dan lembaga independen yang
memberikan pemahaman yang baik, memberikan diskursus terhadap kondisi
politik, ekonomi, sosial, budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Lembaga akademik menjadi wadah tempat berdialog, berdiskusi,
secara emperis dan memberikan solusi teoritis dan praktis sehingga
masyarakat menyadari kontribusi lembaga yang sesungguhnya. Posisi satuan
kerja IAIN Lhokseumawe ditengah lingkungan makro dan mikro adalah sebagai
agen perubahan berdasarkan pengembangan ilmu keIslaman khususnya dan
ilmu lain pada umumnya, IAIN Lhokseumawe menggagas epistimologi keilmuan
Qur’ani, Pendekatan nilai-nilai ilahiyah dalam menyelami lautan ilmiah itulah
yang menjadi tempat berpijak epistimologi ilmu yang akan dikembangkan di
IAIN Lhokseumawe sesuai dengan amanah rencana induk pengembangan IAIN
Lhokseumawe 2017-2041.
3) SOWT Indektifikasi Keberadaan IAIN Terhadap Kondisi Eksternal
Lingkungan Makro dan Miro
Berikut Analisis SWOT berdasarkan identifikasi kondisi Eksternal
lingkungan Makro dan Mikro IAIN Lhokseumawe.

28
4) Program Pengembangan Strategis IAIN Lhokseumawe.
Berdasarkan kondisi eksternal satuan kerja IAIN Lhoksuemawe
lingkungan makro dan lingkungan mikro di atas, maka IAIN Lhokseumawe
merencanakan program pengemngan strategi sesuai dengan Rencana
Strategis (RENSTRA) IAIN Lhokseumawe Nomor Surat Keputusan Rektor
187.a Tahun 2017-2021. Program pengembangan strategis IAIN Lhokseumawe
diklasifikasi sesuai dengan 9 kriteria BAN-PT.
a) Pengembangan Strategi Visi, Misi dan Strategis Iain Lhokseumawe.
Melaksanakan Peningkatan Pemahaman Visi, Misi dan Tujuan Lembaga,
Pencapaian Visi, Misi dan Tujuan Lembaga dan Melakukan Monitoring
Relevansi Pencapaian Visi, Misi dan Tujuan Lembaga.
b) Pengembangan Strategi Kepemimpinan, Tata Pamong, Sistem
Pengelolaan dan Penjaminan Mutu. Melaksanakan Penyusunan dan
Peninjuanan Ulang RIP, RENSTRA dan RENOP IAIN Lhokseumawe,
Peningkatan Status Akreditasi Lembaga Eksternal Internasional dan
Nasional (BAN-PT), Peningkatan Akreditasi Unit (Pustaka, Laboratorium
dan Jurnal), Peningkatan kualitas penjaminan mutu berbasis ISO,
Ketersediaan dokumen terkait kelembagaann dan mudah diakses yang
terintegrasi. Dan perluasan Kerjasama tingkat Internasional, Nasional dan
Wilayah Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada
masyarakat.
c) Pengembangan Strategi Mahasiswa IAIN Lhokseumawe Melaksanakan;
Penerimaan Mahasiswa Baru 3 Jalur (SPAN, UM-PTKIN dan SPMB
LOKAL) Strata 1 dan Strata 2, Peningkatan Sosialisasi Penerimaan
Mahasiswa Baru, Penerimaan Mahasiswa Asing, dan peningkatan
keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan akademik dan non akademik di
tingkat internasional, nasional dan wilayah
d) Pengembangan Strategi Sumber Daya Manusia IAIN Lhokseumawe
Melaksanakan; Penambahan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PNS/ ASN), Penambahan Tenaga Keperpustakaan (PNS/ ASN),
Penambahan Tenaga Laboran (PNS/ ASN), Penambahan Tenaga IT (PNS/
ASN), Peningkatan Kualifikasi Tenaga Dosen S2 Ke S3, Peningkatan
Kualifikasi Tenaga Kependidikan Yang lebih tinggi, Peningkatan Kualifikasi
Fungsional Dosen dan penambahan Sertifikat Pendidik Peningkatan
kapasitas dosen dan tenaga kependidikan
e) Pengembangan Strategi Keuangan, Sarana dan Prasarana IAIN
Lhokseumawe Melaksanakan; Peningkatan Penetapan UKT secara
proporsional, Pemanfaatan keuangan berdasarkan skala prioritas,
Penguatan Perencanaan Berbasis Mutu dan Akreditasi, Peningkatan Dana
Pendidikan, Penelitian dan Pkm Melalui Sumber Dana PT Sendiri dan Luar,
Perbaikan sistem tata kelola keuangan berbasis teknologi, Optimalisasi
Pembangunan Gedung menggunakan Dana SBSN dan PUPR,
Peningkatan Layanan Pustaka Berbasis Digital dan optimaliasi Kapasitas
Jaringan Internet

29
f) Pengembangan Strategi Pengembangan Kurikulum IAIN
Lhokseumawe Melaksanakan; Peninjauan dan Evaluasi Kurikulum KKNI,
Peningkatan skill dosen dalam proses pembelajaran, Ketersediaan
dokumen suasana akademik dan otonomi keterkaitan kelembagaann dan
mudah diakses, Peningkatan Suasana Akademik dan Mimbar Akademik
Melalui Seminar Pendidikan, Model, Strategi, Metode, Pendekatan dan
Teknik Pembelajaran dan peningkatan Pelaksanaan Audit Mutu Internal
(AMI) Setiap Akhir Semester
g) Pengembangan Strategi Penelitian IAIN Lhokseumawe Melaksanakan;
Adanya regulasi, rencana induk pengembangan parsial dan instrumen
penelitian, Penelitian diarahkan pada pengembangan yang teringrasi
dengan disiplin ilmu dosen dan pengembangan Program Studi,
Peningkatan Luaran Penelitian (HKI), Peningkatan Luaran Penelitian (Buku
ISBN), Peningkatan Penelitian Jurnal Internasional Terindeks, Peningkatan
Penelitian Jurnal Internasional Tidak Terindeks, Peningkatan Penelitian
Jurnal Nasional Terakreditasi, Peningkatan Penelitian Jurnal Nasional
Tidak Terakreditasi, Penulisan Opini di Media Nasional dan Internasional
h) Pengembangan Strategi Pengabdian Kepada Masyarakat IAIN
Lhokseumawe Melaksanakan; Klasifikasi Pkm Kelompok dan Individu
sesuai dengan keilmuan yang melibatkan mahasiswa, Peningkatan Pkm
Mandiri Dosen Sesuai Dengan Bidang Keilmuan masing-masing, Klasifikasi
Pkm Kelompok Dosen sesuai dengan keilmuan Luar Negeri, Regulasi
rencana induk pengembangan parsial dan instrumen pengabdian pada
masyarakat dan pengabdian pada masyarakat diarahkan pada
pengembangan Program Studi dan bersifat kolaboratif
i) Pengembangan Strategi Luaran IAIN Lhokseumawe Melaksanakan;
Pelaksanaan Penelitian Kompetitif, Pelaksanaan PkM Kompetitif,
Penguatan Kompetensi Lulusan, Menguatan Perstasi Akademik dan Non
Akademik dan pelaksanan Pelacakan Alumni.

B. Profil Institusi
1) Sejarah Berdirinya Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe merupakan transformasi dari
Akademi Ilmu Agama (AIA) yang diprakarsai oleh Drs. Tgk. H. A. Wahab
Dahlawi, saat menjabat sebagai Bupati Aceh Utara. Bersama para tokoh
masyarakat lainnya, sang Bupati menginisiasi lahirnya lembaga perguruan
tinggi Islam pertama di Kota Lhokseumawe, ibukota Kabupaten Aceh Utara
ketika itu. Tanggal 12 Juni 1969 merupakan momentum awal bagi keberadaan
Akademi Ilmu Al-Qur’an. Selang 3 (tiga) tahun kemudian, yaitu pada tanggal 24
Mei 1972, Bupati bersama beberapa tokoh masyarakat setempat mengadakan
rapat penting Yayasan. Hasil rapat menyebutkan bahwa untuk kepentingan
pengembangan lembaga perguruan tinggi, disepakati perubahan nama dari AIA
menjadi Perguruan Tinggi Malikussaleh yang selanjutnya disingkat dengan
PERTIM. Keberadaan AIA kemudian dilebur menjadi Fakultas Syariah PERTIM.

30
Pada tahun 1975 Fakultas Syariah PERTIM menjadi filial dari Fakultas Syariah
IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Sejak pertama berdiri AIA hingga tahun 1975
tampuk kepemimpinan berada di bawah kepemimpinan Drs. Tgk. H. A. Wahab
Dahlawi.
Selanjutnya kepemimpinan Fakultas Syariah PERTIM dijabat oleh Drs.
Tgk. H. A. Gani El-Ahmady sebagai pengganti pimpinan sebelumnya. Pada
tanggal 15 Mei 1980, estafet kepemimpinan beralih dari Drs. Tgk. H. A. Gani El-
Ahmady kepada Drs. H. Ghazali Muhammad Syam.terjadi perubahan naman
Perguruan Tinggi Pendidikan Malikussaleh di bawah Yayasan Pendidikan
Malikussaleh. Drs. H. Ghazali Muhammad Syam memimpin Perguruan Tinggi
Yayasan Pendidikan Malikussaleh hingga tahun 1986. Selanjutnya Tampuk
kepemimpinan Periode 1987-1994 kepemimpinan lembaga pendidikan ini
dipercayakan kepada Drs. Idris Mahmudi dengan kampus kuliah di Reuleut.
Akibat situasi konflik yang sudah memuncak pada tahun akademik 1991/1992.
Kurun waktu 1996-2001, tongkat kepemimpinan Sekolah Tinggi Ilmu
Syariah beralih ke tangan oleh Drs. H. A. Muthalib Hasan. Di bawah otoritas
kepemimpinannya, STIS Malikussaleh mendapat penghargaan dari
Departemen Agama RI dengan peningkatan status menjadi diakui, sekaligus
penambahan 1 (satu) jurusan yakni Tarbiyah dengan status terdaftar untuk
program studi Pendidikan Agama Islam berdasarkan SK Menteri Agama RI No.
181 tahun 1996. Dengan bertambahnya satu jurusan lagi maka pada tahun
yang sama pemerintah pusat melalui Departemen Agama Republik Indonesia
mengapresiasi lembaga pendidikan tinggi dengan mengganti nama dengan
Sekolah Tinggi Agama Islam Malikussaleh (STAIM) dengan dua jurusan yaitu
Jurusan Syariah dan Jurusan Tarbiyah.
Setelah periode kepemimpinan Drs. H. A. Muthalib Hasan berakhir pada
bulan Juni 2001, berdasrkan keputusan hasil rapat senat STAI Malikussaleh
Lhokseumawe mengangkat Drs. Hafifuddin untuk memimpin lembaga ini pada
periode 2001-2004. Pada masa kepemimpinannya, STAI Malikussaleh
Lhokseumawe mulai melakukan berbagai persiapan dan pembenahan menuju
penegerian. Ikhtiar tersebut membuahkan hasil dengan ditandatangani
keputusan Presiden Megawati Soekarno Putri, Nomor 2 tentang Penegerian
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe pada
tanggal 5 Januari 2005. Pasca Penegerian institusi pendidikan tinggi Islam satu-
satunya di kawasan industri saat itu, Drs. Hafifuddin, M.Ag kembali
mendapatkan amanah melanjutkan estafet kepemimpinannya untuk periode
2006-2010. Kemudian, digantikan oleh Dr. Iskandar Budiman, M.CL sejak 2010
hingga Tahun 2013.
Tahun 2014, dalam sebuah rapat senat STAIN Malikussaleh
Lhokseumawe, kembali Dr. Hafifuddin, M.Ag terpilih sebagai Ketua STAIN
Malikussaleh Lhokseumawe periode 2014-2018 setelah selang satu periode.
Namum belum sempat menghabiskan masa jabatan hingga tahun 2018,
Hafifuddin bersama dengan para mujahid/aktifis kampus berhasil melakukan
konversi status institusi ini menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

31
Lhokseumawe dengan terbitnya Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2016.
Setelah peralihan status ke IAIN, Presiden melalui Menteri Agama R.I.,
menunjuk Dr. Hafifuddin, M. Ag., melanjutkan amanah kepemimpinan untuk
jangka waktu 2017-2021

2) Visi, misi, tujuan, strategi, dan tata nilai IAIN Lhokseumawe


VISI IAIN Lhokseumawe
Menjadi perguruan tinggi Islam yang unggul dan berwawasan global dalam
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
MISI IAIN Lhokseumawe
(1) Mencetak sarjana yang cerdas dan berakhlak mulia.
(2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
(3) Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian yang
islami melalui pengkajian dan penelitian ilmiah; dan.
(4) Membangun kerjasama tingkat lokal, nasional, dan internasional untuk
pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat, dan institusional.
TUJUAN IAIN Lhokseumawe
(1) Memberikan akses pendidikan tinggi keislaman yang lebih besar bagi
masyarakat
(2) Menyediakan sumber daya manusia yang terdidik dan berkualitas; dan
(3) Membantu menyelesaikan permasalahan keislaman, kemasyarakatan,
dan kebangsaan.
STRATEGI IAIN Lhokseumawe
(1) Membangun budaya mutu layanan pendidikan dan pembelajaran
yang religius dan kompetitif dengan memanfaatkan teknologi yang
berperadaban;
(2) Membangun budaya riset yang religius dan kompetitif dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi keagamaan Islam yang
berperadaban.
(3) membangun budaya pengabdian kepada masyarakat yang religius,
kompetitif, dan tepat guna dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi keagamaan Islam yang berperadaban.
TATA NILAI IAIN Lhokseumawe
IAIN Lhokseumawe memiliki tujuh (7) Pilar pengembangan dengan
Landasan Konsep Mutamaddin. Tujuh (7) pilar pengembangan yang nanti
akan dikembangkan oleh IAIN Malikussaleh yaitu (1) Tazkiyatun Nafsi
(Jiwa yang Bersih). (2) At Tarahum (Kasih Sayang) (3) At Ta'abbud (Nilai
Ibadah) (4) At-Takhallus (Nilai Keikhlasan) (5) Ruhul Mustaqbal (Visioner)
(6) Dinamikiyyah Bittakhyir (Dinamis) (7) Qimah At Tarikh (Belajar dari
Sejarah).

32
3) Organisasi dan tata kerja
Dokumen formal organisasi dan tata kerja IAIN Lhokseumawe sesuai
dengan pretauran Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2016
yang di tanda tangani langsung oleh Bapak Lukman Hakim Saifuddin selaku
Menteri Agama Repubilk Indonesia pata tanggal 9 Nobember 2016. Berikut
struktur organisasi dan tata kerja Satuan Kerja IAIN Lhokseumawe;
a) Organisasi pengelola IAIN Lhokseumawe terdiri dari Rektor, Fakultas,
Pasacasarjana, Biro Administrasi, Akademik, dan Kemahasiswaan.
Rektor bertugas memimpin dan mengelola penyelenggaraan pendidikan
tinggi. Rektor memiliki 3 wakil rektor, wakil rektor 1 membidangi
akademik dan kelembagaann, wakil rektor 2 membidangi administrasi
umum, perencanaan dan keuangan, wakil rektor 3 membidangi
kemahasiswaan dan kerjasama.
b) Organisasi Fakultas di IAIN Lhokseumawe terdiri dari Dekan, Wakil
Dekan, Jurusan, Laboran dan Tata Usaha.
Dekan bertugas menyelenggarakan pendidikan akademik dan berfungsi
sebagai pelenggara pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu,
pengabdian kepada masyarakat, membina civitas akademika dan
melaporkan kinerja kepada rektor. Dekan dibantu oleh tiga wakil dekan,
wakil dekan 1 membidangi akademik dan kelembagaan, wakil dekan 2
membidangi administrasi umum, perencanaan, dan keuangan, dan wakil
dekan 3 membidangi kemahasiswaan dan kerjasama.
c) Organisasi Jurusan di IAIN Lhokseumawe terdiri dari Ketua Jurusan,
Sekretaris Jurusan dan Dosen.
Ketua jurusan bertugas sebagai penyelenggara program studi (jurusan)
dalam 1 disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, ketua jurusan
dibantu oleh sekretaris yang bertugas membantu ketua jurusan dalam
menyelenggarakan jurusan, evaluasi dan pelaporan. Tata usaha
Fakultas bertugas melaksanakan pelaynan administrasi umum,
akademik, kemahasiswaan, perencanaan, keuangan, dan pelaporan
fakultas. Serta berfungsi sebagai penyusun rencana dan program,
melaksanakan urusan keuangan, melaksanakan administasi akademik,
kemahasiswaan dan alumni, melaksanakan administrasi kepegawaian
dan sistem informasi, pelaksanaan urusan ketatausahaan,
kerumahtanggaan dan pengelolaan barang milik negara serta
melaksanakan evaluasi dan pelaporan Fakultas.
d) Organisasi Pascasarjana IAIN Lhokseumawe terdiri dari Direktur, Wakil
Direktur, Ketua Program Studi, Sekretaris Program Studi, dan Subbagian
Tata Usaha.
Direktur pascasarjana bertugas memimpin dan melaksanakan
penyelenggaraan pendidikan. Direktur pascasarjana dibantu oleh wakil
direktur yang bertugas membantu Direktur dalam bidang akademik,
kelembagaan, administrasi umum, perencanaan dan keuangan,
kerjasama, pembinaan kemahasiswaan, dan alumni. Ketua Program

33
Studi bertugas memimpin dan melaksanakan penyelenggaraan program
studi berdasarkan kebijakan Direktur. Ketua program studi dibantu
sekretaris program studi yang bertugas membantu ketua program studi
dalam bidang penyelenggaraan program studi, evaluasi dan pelaporan.
Sedangkan Subbagian Tata usaha bertugas melakukan layanan
administrasi umum, akademik, kemahasiswaan, perencanaan, keuangan
dan pelaporan pascasarjana.
e) Biro Umum, Akademik, dan Kemahasiswaan IAIN Lhokseumawe terdiri
dari Bagian Umum yang bertugas melaksanakan ketatausahaan,
kearsipan, kerumahtanggaan, perlengkapan pengelolaan barang milik
negara, dokumentasi, publikasi, kehumasan, penataan organisasi, tata
laksana, kepegawaian, dan menyusun peraturan berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan oleh keputusan Rektor IAIN Lhokseumawe. serta Bagian
Umum berfungsi sebagai pena organisasi, tata laksana, kepegawaian,
menyusun peraturan perundang-undangan, melaksanakan urusan
ketatausahaan dan kearsipan, melaksanakan humas, dokumentasi, dan
publikasi serta berfungsi sebagai pelaksana kerumahtanggaan,
perlengkapan dan pengelolaan barang miliki negara. Bagian
Perencanaan dan Keuangan bertugas sebagai penyusun rencana,
evaluasi dan anggaran serta melaporkan pembendaharaan, akuntasi, dan
pelaporan barang milik negara. Bagian Akademik dan Kemahasiswaan
bertugas melaksanakan administrasi akademik, kerjasama
kemahasiswaan dan alumni.
f) Lembaga di IAIN Lhokseumawe terdiri dari Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat yang bertugas melaksanakan
mengkoordinasikan, memantau, dan menilai kegiatan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat berdasarkan kebijakan rektor. Selain itu
fungsi LPPM adalah menyusun rencana, evaluasi program, anggaran, dan
pelaporan, mengklasifikasi penelitian ilmiah murni dan terapan, memantau
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta publikasi hasil
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat memiliki struktur Ketua yang bertugas
memimpin dan mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyaraka. Sekretaris yang bertugas melakanakan pemberian dukungan
administrasi, evaluasi, dan pelaporan sesuai dengan kebijakan ketua
LPPM. Bidang Pusat, pusat memiliki tiga bidang (1) Pusat penelitian dan
penerbitan yang bertugas melaksanakan penelitian dan penerbitan. (2)
pusat Pengabdian kepada masyarakat yang bertugas melaksanakan
pengabdian kepada masyarakat. (3) pusat studi Gender dan anak yang
bertugas melakanakan studi gender dan anak. Bidang terakhir dari LPPM
adalah Subbagian Tata Usaha yang bertugas melakukan layanan
admnistrasi, perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan dan
kerumahtanggaan.
g) Lembaga Pejaminan Mutu IAIN Lhokseumawe bertugas memberikan

34
pelayanan, administrasi, perencanaan, keuangan, kepegawaian,
ketatausahaan, kerumahtanggaan pada LPM. LPM berfungsi sebagai
penyusus rencana, evaluasi program, anggaran dan pelaporan,
pengembangan mutu akademik IAIN Lhokseumawe, audit, pemantauan,
penilaian mutu akademik dan administasi LPM. LPM memiliki struktur
Ketua yang bertugas membangun sistem penjaminan mutu internal IAIN
Lhokseumawe berdarakan kebijakan Rektor. Sekretaris yang bertugas
memberikan dukungan admnistrasi, evaluasi, pelaporan sesuai dengan
ketua LPM. Penjaminan Mutu memiliki dua Pusat yaitu Pusat
Pengembangan Standar Mutu yang bertugas mengembangkan standar
mutu akademik dan Pusat Audit serta Pengendalian Mutu yang
bertugas melaksanakan audit dan pengendalian mutu akademik.
Sedangkan bagian terakhir dari LPM adalah Subbagian Tata Usaha yang
bertugas melakukan layanan administrasi, perencanaan, keuangan,
kepegawaian, ketatausahaan, dan kerumahtanggaan di LPM.
h) Unit Pelaksana IAIN Lhokseumawe sebagai penunjang yaitu Unit
pelaksana kerja Perpustakaan, Teknologi informasi dan Pangkalan Data,
Unit Pengembangan Bahasa dan Ma’had Jami’ah. Unit pelaksana kerja
Perpustakaan bertugas melaksanakan layanan, pembinaan,
pengembangan kepustakaan, mengendalikan, mengevaluasi dan
menyusun laporan kepustakaan. Unit Teknologi informasi dan
Panggalan Data yang bertugas mengelola dan mengembangkan sistem
teknologi informasi dan pangkalan data IAIN Lhokseumawe, Unit
Pengembangan Bahasa yang bertugas melaksanakan pelatihan dan
pengembangan bahasa bagi civitas akademika IAIN Lhokseumawe dan
unit terakhir adalah Unit Ma’had Jami’ah yang bertugas melaksanakan
pendidikan dan pembinaan pemahaman keislaman melalui pendidikan
pesantren pada IAIN Lhokseumawe.
i) Organisasi Pertimbangan IAIN Lhokseumawe memiliki Senat dan
Dewan Pertimbangan. Organisasi Pertimbangan IAIN Lhokseumawe
Senat berfungsi menetapkan dan mempertimbngakan pelaksanaan
kebijakan akademik dan Dewan Pertimbangan yang berfungsi
memberikan saran dan pertimbangan di bidang non akademik kepada
rektor.
j) Organisasi Pengawasan IAIN Lhokseumawe satuan pengawasan internal
yang dibantu oleh seorang sekretaris. Satuan pengawasan internal
(SPI) IAIN Lhokseumawe berfungsi mengawasi bidang non akademik.
k) Kelompok Jabatan Fungsional di IAIN Lhokseumawe terdiri dari dosen,
peneliti, pustakawan, Laboran, dan Jabatan fungsional lainnya.
kelompok jabatan fungsional tersebut bertugas melakukan kegiatan
sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional berdasarkan
ketentuan perundang-undangan.

35
4) Mahasiswa dan lulusan
Jumlah mahasiswa IAIN Lhokseumawe terhitung dalam tiga tahun
terakhir yang terakumulasi pata tahun 2016, 2017, dan 2018 berjumlah Sarjana
Strata Dua (S2) berjumlah 462 mahasiswa dan Sarjana Strata satu (S1)
berjumlah 3.178 mahasiswa artinya jumlah mahasiswa IAIN Lhokseumawe
adalah 3.640 mahasiswa. Sedang jumlah lulusan dalam 3 tahun terakhir
adalah 2.372 mahasiswa.
Kulitas masuk mahasiswa IAIN Lhokseumawe sangat kompetitif dan
bervariatif. Jalur masuk IAIN Lhokseumawe melalui 3 jalur yaitu jalur SPAN-
PTKIN, UM-PTKIN dan Jalur Lokal. Jika dilihat dari persentasi yang mendaftar
dari ketiga jalur tersebut disetiap tahunnya hampir 5:1. Dari jumlah tersebut
melihat sebaran peminat dari yang mendaftar setiap tahun sangat meluas dari
Luar Sumatera seperti Batam, Bangka Belitung, Pulau Jawa. Sedangkan
sebaran mahasiswa dari wilayah sumatera sendiri sangat signifikan,
penyumbang mahasiswa terbesar adalah Provinsi Aceh dilanjutkan Sumatera
Utara dan Sumatera Barat. Untuk wilayah Aceh penyumbang mahasiswa
terbesar adalah Aceh Tengah kemudian disusul (Bener Meriah, Bireuen, dan
Aceh Utara).
Prestasi mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang pernah diraih oleh
mahasiswa yang sangat modumental tingkat lokal, nasional bahkan sampai ke
ajang internasional adalah juara 1 kaligrafi jabar dekorasi dan naskhi al-quran.
Selain itu prestasi yang sangat gemilang yang pernah diraih oleh mahasiswa
pendidikan bahasa arab pernah terpilih mewakili indonesia untuk lomba debat
yang dilaksanakan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pemuda
internasional di malaysia. Demikian dengan mahasiswa lainnya, banyak
Prestasi akademik dan non akademik yang pernah diraih di antaranya menjadi
juara 1 MTQ cabang tilawah, kaligrafi (dekorasi dan naskhi al-quran), syarhir
quran, murattal, juara 2 olimpiade ekonomi islam, indonesia science project
olympiad (ISPO), international humanitarian law debate competion 2017, global
youth muslim exchange malaysia, karnival amal islam IPTIM peringkat asean
4th southest asia creative camp, game development online workshop,
Internattional karate championship, Asean dynamics category the 3 th students'
seminar on malaysia-indonesia, Internasional conference on pesantren students
dan The e-learning deanship. Untuk prestasi lulusan IAIN Lhokseumawe
yang pernah dicapai di antaranya adalah Calon Bupati Aceh Utara dan Wali
Kota Lhokseumawe, Menjadi Anggota DPRA dan DPRK, Menjadi Ketua MPU
Aceh dan MPU Kota/Kabupaten, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Jabang
Bank, Pengurus Partai, Rektor Institut Agama Islam (IAI), Pimpinan Dayah,
Wakil Rektor 1, 2 dan 3 UNIMA/IAIN, Guru Pretasi Tingkat Nasional, Penulis
Buku dan Berita di Media Indonesia dan lain-lain.
Hasil survei yang dilakukan oleh TIM yang dibentuk oleh Rektor dalam
melihat kinerja lulusan IAIN Lhokseumawe melalui pengguna lulusan dapat
dilihat dari tabel LKPT 5e1 diperoleh bahwa kemampuan nilai Etika lulusan
sangat baik berkisar 91%, untuk bidang Keahlian pada bidang ilmu

36
(kompetensi utama) berjumlah sangat baik 77,7%, bidang kemampuan
berbahasa Asing sangat baik berkisar 54,6%, bidang Penggunaan teknologi
informasi sangat baik berkisar 76,1%, bidang kemampuan berkomunikasi
sangat baik 83,2%, bidang kerjsama tim sangat baik berkisar 81% dan yang
terakhir bidang pengembangan diri sangat baik berkisar 80%.

5) Dosen dan tenaga kependidikan


Jumlah tenaga pendidik atau dosen pada Satuan Kerja IAIN
Lhokseumawe berjumlah 162 Dosen dengan kualifikasi pendidikan Doktoral
(S3) berjumlah 42 Dosen dan Magister (S2) berjumlah 120 Dosen. Sedangkan
kulifikasi jabatan akademik tenaga pendidik adalah Lektor Kepala Berjumlah 11
Dosen, Lektor 64 Dosen dan Asisten Ahli 87 Dosen. Jika dilihat jumlah
kecukupan dosen yang dimiliki oleh IAIN Lhokseumawe dengan jumlah
mahasiswa 3640 artinya bahwa perbandingan jumlah dosen dengan mahasiswa
adalah 1:22 mahasiswa/dosen. Untuk Jumlah tenaga kependidikan IAIN
Lhokseumawe berjumlah 164 dengan klasifikasi tenaga administrasi PNS
berjumlah 60 orang, administrasi non PNS berjumlah 33 orang, tenaga
keamanan berjumlah 31 orang, tenaga kebersihan 35 orang dan tenaga supir
berjumlah 5 orang. Rata-rata kualifikasi pendidikan tenaga admnitrasi IAIN
Lhokseumawe adalah bergelas Sarjana Strata satu (S1), sedangkan tenaga
kemanaman, kebersihan dan supir berkualifikasi SMA/Sederajat.
Kinerja Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan IAIN
Lhokseumawe berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh TIM adalah
Terlibatnya dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam
berbagai aktivitas keagamaan baik internal maupun eksternal. Partisipasi aktif
tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam
berbagai aktivitas keagamaan baik internal maupun eksternal. Peningkatan
kualifikasi akademik dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
sesuai bidangnya masing-masing. Keaktifan dosen Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dalam seminar dan publikasi karya ilmiah (jurnal dan
proceeding) bereputasi dan terakreditasi di tingkat Nasional maupun
Internasional Terlibatnya dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dalam program desa binaan, safari ramadhan di daerah terpencil
dan perbatasan. Partisipasi aktif tenaga kependidikan Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam kegiatan pendidikan, pelatihan baik formal
maupun non-formal. Partisipasi aktif dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dalam pengkajian, karya seni islami dan penelitian ilmiah.
Pelibatan tenaga kependidikan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
dalam magang/ pelatihan mewujudkan kinerja pelayanan prima. Partisipasi aktif
dosen dalam program short course, post doktoral, magang, pertemuan ilmiah,
secara nasional maupun internasional. Partisipasi aktif tenaga kependidikan
dalam program magang, Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), secara nasional
maupun internasional.
Saat ini, ada beberapa dosen yang memilki prestasi yang dipandang

37
sangat monumental. Prestasi monumental dosen IAIN Lhokseumawe di
antaranya penerbitan 53 buku ber ISBN, 26 Jurnal Internasional Bereputasi, 37
Jurnal Nasional Terakrditasi DIKTI dan 43 HKI dosen. Penghargaan lain yang
pernah diterima oleh Dr. Danial sebagai pemimpin perubahan Indonesia inspiratif
dan inovatif indonesia bidang pendidikan tahun 2020, Dr. Danial juga menerima
penghargaan sebagai the Most Inpiring leader of Change and Education Figure
of the Year tahun 2020.

6) Keuangan, sarana, dan prasarana


IAIN Lhokseumawe memiliki dana yang sangat memadai untuk
pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. , sumber dana yang diteri di
antaranya adalah Dana yang bersumber dari SPP (PNBP) mahasiswa, BOPTN,
sumber Rupiah Murni (APBN) dan Kontribusi dari Pihak lainnya (Alumni,
stakeholder dan hasil kerjasama) selama tiga tahun terakhir berjumlah
175.800.000.000. Dengan demikian kelayakan dana operasional pendidikan,
penelitian, dan pengabdian yang diperoleh melaluui beberaa sumber yang ada,
maka kelayakan dana IAIN Lhokseumawe untuk melaksanakan tridharma
perguruan tinggi sangat layak, dana tersebut jika diakumulasi dengan jumlah
mahasiswa, maka diperoleh 1:21 juta permahasiswa.
Sedangkan kecukupan dana pembangunan sarana dan prasana yang
dimiliki oleh IAIN Lhokseumawe bersumber dari APBN, DPRA, SBNS dan
PUPR dalam tiga tahun terakhir berjumlah 171.450.994.186, penggunaan dana
pembangunan sarana dan prasarana IAIN Lgokseumawe sangat memadani
untuk membangun Gedung Kuliah FTIK, Lababolatorium Center, Gedung FEBI,
Gedung Dakwah, Gedung Auditorium, Gedung Makrak (Asrama Mahasiswa),
Rusunawa, Rektorat dan Jalan sekitaran kampus IAIN Lhokseumawe. Akumulatif
jumlah keseluruhan yang dioperasionalkan oleh lembaga IAIN Lhokseumawe
dalam tiga tahun terakhir berjumlah 354.237.994.186, hal ini menunjukkan bahwa
keuangan yang dimiliki IAIN Lhokseumawe sangat mencukupi berdasarkan
sumber dana yang jelas dan akuntabel.
Aksesibilitas sumber daya keuangan, sarana dan prasarana IAIN
Lhokseumawe dipengaruhi terhadap perhatian pemerintah pusat Kementerian
Keuangan, Menteri Agama Republik Indonesia, Pemerintah Aceh, Pemerintah
Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Alumni, Stakeholder dan beberapa instansi
kerjasama. Aksesibilitas sumber daya keuangan, sarana dan prasarana IAIN
Lhokseumawe sepenuhnya dibantu dan didanai oleh beberapa sumber di atas.

7) Sistem penjaminan mutu


Sistem penjaminan mutu IAIN Lhokseumawe sesuai dengan amanah
peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2016 tentang
organisasi dan tata kerja Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe Paragraf 5
tentang lembaga dijelaskan pada pasal 62 bawah lembaga penjaminan mutu
mempunyai tugas mengkoordinasikan, mengendalikan, mengaudit, memantau,
menilai, dan mengembangkan mutu penyelenggaraan kegiatan akademik.

38
Untuk menjamin keberlangsungan sistem penjaminan mutu IAIN Lhokseumawe
Melalui Surat Keputusan Rektor Nomor 263 Tahun 2017, Rektor menunjuk
ketua LPM beserta organisasinya yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Kepala
Pusat Pengembangan standar mutu, Kepala Pusat Audit dan Pengendalian
mutu yang secara khusus bertugas membangun sistem penjaminan mutu
internal Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe sesuai dengan kebijakan
Rektor. Organisasi LPM yang ditetap Rektor, untuk mempermudah sistem dan
tata kerja yang baik, sistem menjamin mutu IAIN dibantu oleh sistem
penjaminan mutu Fakultas, Sistem Penjaminan Mutu Jurusan dan auditor.
Keberlangsungan sistem pemjaminan mutu pada satuan kerja IAIN
Lhokseumawe ditetapkan standar penjaminan mutu internal (SPMI) IAIN
Lhokseumawe yang dituangkan melalui Surat Keputusan Rektor nomor 246.c
Tahun 2017. Sistem penjaminan mutu internal IAIN Lhokseumawe menetapkan
beberapa standar tridharma perguruan tinggi IAIN Lhokseumawe berupa
Manual Mutu Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe sesuai dengan Surat Keputusan Rektor nomor 246.b
Tahun 2017, Kebijakan Mutu Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Institut
Agama Islam Negeri Lhokseumawe melalui Surat Keputusan Rektor nomor
246.a Tahun 2017 dan Formulir Mutu Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe melalui Surat Keputusan Rektor
nomor 246.d Tahun 2017. Beberapa dokumen mutu yang disiapkan untuk
menjamin mutu tri dharma di IAIN Lhokseumawe melalui Surat Keputusan
Rektor nomor 193.a Tahun 2017 tentang Pemberlakuan Buku Pedoman
Pengelolaan Sistem Pemjaminan Mutu Internal IAIN Lhokseumawe.
Impelentasi sistem penajaminan mutu internal IAIN Lhokseumawe
ditetapkan melalui beberapa buku pedoman pengelolaan. Buku-buku pedoman
pengelolaan yang dimaksud adalah sebagai standar pengelolaan implementasi
sustem penjaminan mutu internal IAIN Lhokseumawe. Buku-buku yang
dimaksud adalah Pedoman Pengelolaan Pendidikan IAIN Lhokseumawe
melalui Surat Keputusan Rektor nomor 187 Tahun 2017, Buku Pedoman
Pengelolaan Pembelajaran IAIN Lhokseumawe melalui Surat Keputusan Rektor
nomor 188.a Tahun 2017, Buku Pedoman Pengelolaan Penelitian IAIN
Lhokseumawe melalui Surat Keputusan Rektor nomor 194.a Tahun 2017, Buku
Pedoman Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat IAIN Lhokseumawe
melalui Surat Keputusan Rektor nomor 190.a Tahun 2017, Buku Pedoman
Pengelolaan Kerja Sama IAIN Lhokseumawe melalui Surat Keputusan Rektor
nomor 191.a Tahun 2017, Buku Pedoman Pengelolaan Keuangan IAIN
Lhokseumawe melalui Surat Keputusan Rektor nomor 192 Tahun 2017, Buku
Pedoman Pengelolaan Sarana dan Prasarana IAIN Lhokseumawe melalui Surat
Keputusan Rektor nomor 192.a Tahun 2017, Buku Pedoman Pengelolaan
Sistem Infomasi IAIN Lhokseumawe melalui Surat Keputusan Rektor nomor 193
Tahun 2017, Buku Pedoman Pengelolaan Pengembangan Kurikulum IAIN
Lhokseumawe melalui Surat Keputusan Rektor nomor 197.a Tahun 2017, Buku
Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Manusia IAIN Lhokseumawe melalui

39
Surat Keputusan Rektor nomor 194 Tahun 2017, Buku Pedoman Pengelolaan
Kemahasiswaan IAIN Lhokseumawe melalui Surat Keputusan Rektor nomor
194 Tahun 2017, dan Buku Pedoman Pengelolaan Penyelenggaraan dan
Pengembangan Suasana Akademik dan Otonomi Keilmuan IAIN Lhokseumawe
melalui Surat Keputusan Rektor nomor 197 Tahun 2017.
Monitoring sistem penjaminan mutu Internal IAIN Lhokseumawe
sesuai dengan tugasnya melalui Kepala Pusat Audit dan Pengendalian mutu
berkoordinasi dengan sistem penjaminan mutu Fakultas dan Jurusan yang
diistilahkan dengan gugus mutu Fakultas/Jurusan. Monitoring dilakukan secara
berkala disesuaikan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja
Tambahan (IKT) Perguruan Tinggi. Sistem evaluasi sistem penjaminan mutu
internal IAIN Lhokseumawe menggunakan dengan cara melakukan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan menentukan indikator
dan instrumen yang valid selanjutnya pelaksanaan evaluasi terstruktur sesuai
dengan hasil monitoring dan menyusun laporan evaluasi. Selanjutnya laporan
audit sistem penjaminan mutu internal IAIN Lhokseumawe dilaporkan melalui
rapat pimpinan yang dilaksanakan pada Rapat Tinjuan Manajemen (RTM) yang
dihadiri oleh seluruh unsur pimpinan untuk mengetahui dan melihat hasil kinerja
tridharma IAIN Lhokseumawe dalam satu semester.
Berikut skema cakupan sistem penjaminan mutu internal (dengan siklus
PPEPP) yang dilakukan oleh IAIN Lhokseumawe.

Pengakuan mutu dari lembaga audit eksternal (bukan BAN-PT),


lembaga akreditasi, dan lembaga sertifikasi IAIN Lhokseumawe sampai saat ini
dilaporkan belum ada sertifikat yang diperoleh, kecuali Akreditasi
Perpusatakaan IAIN Lhokseumawe sedang pengajuan.

8) Kinerja institusi
Capaian Satuan Kerja IAIN Lhokseumawe selama beberapa tahun
terakhir di antaranya pengembangan lembaga dari Sekolah Tinggi Agama Islam

40
Negeri (STAIN) Lhokseumawe beralih status menjadi Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe. Capain tersebut diperkuat dengan hampir semua
akreditasi jurusan yang ada di IAIN Lhokseumawe terakreditas B kecuali
jurusan baru. Capaian yang menarik lainnya adalah IAIN menerima
penghargaan karena dinilai berprestasi dalam realisasi anggaran tertinggi se-
Indonesia di kategori Satuan Kerja Perguruan Tinggi Keagamaan Kementerian
Agama Republik Indonesia Tahun 2018. IAIN juga pernah menerima
penghargaan dari Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Kabupaten Aceh
Utara atas kategori sebagai lemaga yang memberikan sosialisasi dan
pendidikan politik kepada masyarakat khususnya mahasiswa Aceh Utara tahun
2019. IAIN Lhokseumawe juga menrima penghargaan dari PT PIM Aceh atas
kerjasama selama puluhan tahun lamanya.
Beberapa capaian yang pernah diterima IAIN Lhokseumawe sebagai
lembaga perguruan tinggi Islam di tingkat Nasional adalah penghargaan dari
Persatuan Wartawan Indonesia sebagai lembaga terkooperatif dalam memberi
berita ke media tahun 2017. Capaian fisik yang diraih bidang pembangunan
gedung adalah capaian penerima bantuan SBSN dan PUPR dalam 3 tahun
berturut-turut sejak tahun 2017 sampai dengan 2020.
luaran perguruan tinggi yang paling diunggulkan oleh IAIN
Lhokseumawe pada dasarnya semua menjadi setiap jurusan menjadi
uanggulan, namun ada yang sangat diunggulkan, pertama bidang keunggalan
bidang akademik Kepercayaan pemerintah pusat dan provinsi untuk
memperkuat ilmu perbintangan (Ilmu Falaq) melalui Jurusan Ilmu Falaq yang
dapat memberikan informasi perbintangan dalam perspektif Islam seperti Waktu
Shalat, Penentuan Arah Kiblat Majid, Waktu Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan
Idul Adha keunggulan ini diperkuat dengan fasiltas laboratorium center khusus
ilmu perbindangan Islam. Kedua bidang non akademik adalah keunggulan
luaran bidang seni kaligrafi yang sering menggunakan jasa mahasiswa kita
untuk menulis dan melukis tulisan kaligrafi di beberapa Masjid yang ada di
wilayah Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara.

C. Kriteria
C.1 Visi, Misi, Tujuan dan Strategi
1. Latar Belakang
Untuk penyusunan tahap awal visi, misi, dan tujuan IAIN Lhokseumawe
mengambil beberapa strategi dan kebijakan. Strategi mencakup peningkatan
pemahaman dan pencapaian Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga, serta melakukan
monitoring relevansi pencapaian Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga.
Dasar penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran IAIN Lhokseumawe
adalah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tanggal 1
Agustus 2016 tentang alih status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Malikussaleh Lhokseumawe menjadi Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe.
Kebijakan mencakup pelaksanaan workshop Visi, Misi dan Tujuan

41
Lembaga, melakukan peninjauan serta monitoring relevansi pencapaian Visi,
Misi dan Tujuan lembaga. Melalui mekanisme ini, tahap penyusunan IAIN
Lhokseumawe memiliki sistem kepemimpinan yang inovatif, responsif, dan
operasional. Semua dokumen yang dibutuhkan harus tersedia lengkap dan di-
manage dengan baik, serta tersedia dalam Bahasa Indonesia, juga mudah
diakses. Ini merupakan persiapan vital untuk menuju perubahan status menjadi
Universitas. IAIN Lhokseumawe perlu mengimplementasikan sistem penjamin
mutu berbasis ISO, serta APT (Nilai B pada 2021) dan 85% Prodi yang ada
terakreditasi dengan peringkat B sesuai standar BAN PT. Maka dari itu, sistem
informasi publik perlu ditingkatkan. Targetnya pada 2021 sudah tersedia
kelengkapan dokumen dan informasi yang mudah diakses dalam bahasa
indonesia dan sekitar 20% dari informasi yang ditampilkan, terutama informasi-
informasi vital.
Mekanisme yang diawali dengan pembentukan tim penyusun Visi dan Misi
yang dituangkan dalam Surat Keputusan Rektor tentang Penyusunan Visi, Misi,
Tujuan dan Sasaran IAIN Lhokseumawe tertanggal 01 Februari 2017 bertempat
di ruang rapat Biro dalam rangka penyusunan draft awal rencana Visi dan Misi
IAIN Lhokseumawe yang melibatkan pihak/ para pimpinan Institut dan
Pimpinan Fakultas, yakni Rektor, Wakil Rektor I,Wakil Rektor II, Wakil Rektor III,
Kepala Lembaga Penjamin Mutu (LPM), Dekan dan para Wakil Dekan fakultas
serta perwakilan dosen dari berbagai fakultas di lingkungan IAIN Lhokseumawe.
Hasil dari rapat internal tersebut melahirkan draft awal terkait Visi,Misi, Tujuan
dan Sasaran IAIN Lhokseumawe. Selanjutnya berdasarkan draft tersebut
diworkshopkan pada tanggal 10 Februari 2017 sebelum draft statua disusun.
Rekomendasi workshop dibahas kembali secara komperhensif oleh Tim
penyusun visi, misi, tujuan, dan sasaran IAIN Lhokseumawe dengan
mengikutsertakan seluruh pemangku kepentingan di lingkungan IAIN
Lhokseumawe. Hasil bahasan tersebut kemudian diserahkan kepada senat
untuk dipelajari dan disahkan oleh Senat IAIN Lhokseumawe.
Workshop tersebut dengan melibatkan pihak-pihak eksternal yakni turut
dihadiri oleh : para stakeholders dan perwakilan dari lembaga maupun jenjang
pendidikan yang ada di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, yakni
para praktisi dari lembaga pemerintah maupun non pemerintah, alumni STAIN
Lhokseumawe. Dari hasil saran dan rekomendasi dari Workshop tersebut, maka
lahirlah Visi, Misi, Tujuan, Sasaran IAIN Lhokseumawe. Pihak yang terlibat
langsung dalam proses penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran IAIN
Lhokseumawe terdiri dari pihak internal dan eksternal. Pihak internal yang
dilibatkan antara lain rektor IAIN Lhokseumawe, wakil rektor, para dekan, wakil
dekan, kepala Lembaga, direktur pasca sarjana, kepala biro, kepala bagian,
kepala sub bagian, kepala UPT, ketua jurusan/ketua prodi baik pada Strata 1
(S-1) dan Strata 2 (S-2), dosen tetap dan perwakilan mahasiswa.
Sedangkan pihak eksternal yang diikutsertakan dalam penyusunan VMTS
ini adalah (a) DPD Republik Indonesia perwakilan Pemerintah Aceh,
Kementerian Agama Aceh Utara dan Lhokseumawe, Kepala perwakilan

42
Pemerintah Aceh, Kementerian Agama Aceh Utara dan Lhokseumawe, Kepala
perbankan seperti Bank Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Aceh Syariah
dan konvensional, Bank Negara Indonesia syariah dan konvensional. Kepala
Mahkamah Syariah, Pengurus Wartawan Indonesia (PWI), kepala Radio
(Latansa FM 107,2 Mhz radio komunitas kampus IAIN Lhokseumawe, Radio
Cities FM, Sapa FM, dan RRI Lhokseumawe), Unsur Pemerintah Daerah, yaitu
Dinas Syariat Islam, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Bappeda, Dinas
Sosial, Majelis Pendidikan Daerah (MPD), Majelis Permusyawaratan Ulama
(MPU/MUI), dan Majelis Adat Aceh (MAA), (b) Kepala sekolah pada tingkat usia
dini, dasar, lanjutan dan menengah yang berdomisili di Lhoskeumawe dan Aceh
Utara TKIT Bunayya Lhokseumawe, MIN Punteut, MTsN Punteut, SMPN 10
Lhokseumawe, SMPN 11 Lhokseumawe, SMPN 5 Lhokseumawe, SMKN 1
Lhokseumawe, SMAN 7 Lhokseumawe, SMPN 11 Lhokseumawe, SMPN 5
Lhokseumawe, SMKN 1 Lhokseumawe, SMAN 7 Lhokseumawe, SMPN 6
Lhokseumawe, SMA 6 Lhokseumawe, SMPN 13 Lhokseumawe, SMPN 7
Lhokseumawe, SMPN 6 Lhokseumawe, SMA 6 Lhokseumawe , SMPN 13
Lhokseumawe, SMPN 7 Lhokseumawe, MTsS Ulumuddin, MIN Peukan Cunda,
MIN Kuta Blang, MIN Blang Mane 2, SMPN 9 Lhokseumawe, MTsS Darul Ulum
Cunda, SMPN 15 Lhokseumawe, SMAN 5 Lhokseumawe, SMP Sukma
Bangsa, MIN Lhokseumawe, MIS Banda Masen, SMAN 3 Lhokseumawe,
SMPN 12 Lhokseumawe, SMPN 4 Lhokseumawe, MAN Lhokseumawe, SMKN
2 Lhokseumawe, SMPN 8 Lhokseumawe, SMKN 6 Lhokseumawe, SMKN 5
Lhokseumawe, MTsS Safinatussalamah Blang Panyang, SMPN 4
Lhokseumawe, SMAN 2 Lhokseumawe, MAS Darul Ulum Cunda, MIN Meuriah
Paloh, MTsN Lhokseumawe, MAS Misbahul Ulum Paloh, MTsS Misbahul Ulum
Paloh dan Aceh Utara seperti : SMAN 1 Kuta Makmur, MTsN Kuta Makmur,
MAS Jabal Nur, MTsS Jabal NurMAS Al-Falah, SMAN 1 Nisam, SMPN Kuta
Makmur, SMPN 1 Nisam, MTsS Nisam, SMKN 1 Nisam, MAN Beureungang,
SMAN 1 Meurah Mulia, SMP 2 Meurah Mulia, MTsS Samudera, MAS Darul
Muttaqin, MAS Samudera, MIN Geudong, MTsN Samudera, SMA 1 Samudera,
SMP Swasta Ruhul Islam, SMAN 1 Dewantara, SMA Swasta Ruhul Islam.

2. Kebijakan
Dokumen formal kebijakan Visi, Misi dan Tujuan serta Sasaran di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe terdapat di Peraturan Menteri Agama
No.46 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja, Rencana Induk
Pengembangan dengan SK Rektor No. 188 Tanggal 23 Maret 2017, Rencana
Strategis dengan SK Rektor No 191 Tanggal 23 Maret 2017 dan Rencana
Operasional dengan SK Rektor No. 187.a Tanggal 23 Maret 2017 mencakup:
penyusunan, evaluasi, sosialisasi, dan implementasi Visi, Misi, Tujuan serta
Sasaran ke dalam peraturan dan program pengembangan.

3. Strategi Pencapaian VMTS


a) Mencetak lulusan yang cerdas dan berakhlak mulia.

43
1) Mahasiswa memiliki pemahaman terhadap Al Quran dan ilmu-ilmu
keislama secara komperhensif. Strategi yang dilakukan dengan
memberikan pelatihan kajian kitab kuning, ilmu falaq dan tahfidzul
Qur’an. Dan keterlibatan dosen dalam berbagai aktivitas keagamaan
baik internal maupun eksternal.
2) Terciptanya lulusan yang memiliki pemahaman nilai-nilai Al Qur’an dan
keislaman yang terintegrasi di lingkungan masyarakat dengan
melibatkan alumni dalam berbagai aspek kehidupan keagaam di
masyarakat.
3) Terwujudnya mitra masyarakt dalam menampung sarjana yang
memiliki nilai-nilai Al Quran dan keislaman. Dengan terlibatnya sivitas
akademika dalam program desa / sekolah binaan daerah terpencil dan
perbatasan, narasumber/ pelaksana/ pengelola kegiatan
kemasyarakatan, perumusan dan sosialisasi qanun syariat islam serta
qanun pendidikan dayah.
b) Meningkatkan kualitas penyelenggaran pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat.
1) Mahasiswa memiliki kompetensi keilmuan, penelitian dan pengabdian
masyarakat di bidang sosial dan kegamaan dengan melibatkan
mahasiswa dalam matrikulasi pelatihan, bimbingan konseling, forum
ilmiah, penelitian dan pengabdian bersama dosen.
2) Dosen memiliki kemampuan kualifikasi akademik sesuai bidang
keahliannya. Dengan menerapkan proses pembelajaran berbasis
active learning dengan sarana teknologi.
3) Meningkatkan publikasi dan partisipasi pertemuan ilmiah nasional dan
internasional. Dengan meningkatkan kualifikasi akademik sesuai
bidangnya. Dosen diharapkankan melakukan pengabdian kepada
masyarakat berbasis syariat Islam dengan melibatkan dosen dalam
program desa binaan, safari ramadhan di daerah terpencil dan
perbatasan.
4) Alumni mampu berpartisipasi di berbagai lapangan kerja,
mengembangkan dan menerapkan keilmuan di bidang sosial dan
keagamaan dengan melibatkan sivitas akademika dalam program
desa/sekolah binaan daerah terpencil dan perbatasan,
narasumber/pelasana/pengelola kegiatan kemasyarakatan, perumusan
dan sosialiasi qanun syariat islam serta qanun pendidikan dayah.
c) Mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi, dan kesenian yang islami
melalui pengkajian dan penelitian ilmiah.
1) Mahasiswa diharapkan mumpuni dalam pengembangan ilmu
penggetahuan, teknologi dan kesenian yang islami melalui pengkajian
dan penelitian ilmiah.Dengan melibatkan mahasiswa dalam penulisan
karya ilmiah yang berikaitan dengan teknologi dan kesenian serta
kontestasi karya-karya islami.
2) Dosen mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

44
kesenian yang islami melalui pengkajian dan penelitian ilmiah. Dengan
melibatkan dosen dalam pengkajian, karya seni islami dan penelitian
ilmiah.
3) Menciptakan lulusan yang unggul dalam bidang agama dan sosial dan
mampu mengembangkannya dengan melibatkan alumni dalam karya
teknologi dan seni-seni islami.
4) Mewujudkan mitra masyarakat dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kesenian yang islami melalui pengkajian
dan penelitian ilmiah dengan cara melibatkan sivitas akademika dalam
merancang karya teknologi dan seni-seni islami masyarakat.
d) Membangun kerjasama tingkat lokal, nasional, dan internasional untuk
pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat dan institusional.
1) Terselenggaranya program mahasiswa kerjasama tingkat lokal,
nasional dan internasional. Dengan melibatkan program pertukaran
mahasiswa, magang, Kuliah Pengabdian Kepada Masyarakt (KPM),
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), dan perlombaan secara
nasional maupun internasional.
2) Terselenggaranya program dosen kerjasama tingkat lokal, nasional,
dan internasional dengan melibatkan dalam program short course, post
doctoral, magang, pertemuan ilmiah, secara nasional maupun
internasional.
3) Terwujudnya kerjasama alumni tingkat lokal, nasional dan internasional
dengan melibatkan dalam program magang, studi lanjut, dan kerja
secara nasional maupun internasional.
4) Terwujudnya kerjasama Masyarakat di tingkat lokal, nasional, dan
internasional dengan keterlibatan masyarkat dalam program seminar,
silaturahim, nara sumber, dan pengembangan daerah.

4. Indikator Kinerja Utama


IAIN Lhokseumawe memiliki rencana pengembangan jangka panjang
(RIP) IAIN Lhokseumawe, meliputi (1) sasaran pengembangan di bidang
Pendidikan dan Pengajaran melalui tecapainya kualitas pendidikan yang lebih
baik. Terlaksananya Sistem Kredit Semester (SKS) sesuai dengan pedoman
dan peraturan yang berlaku. Adanya penambahan tenaga dosen yang
mempunyai kualfikasi akademik. Tercapainya peningkatan kualitas staf
perpustakaan menjadi pustakawan. Terlaksananya penambahan buku
perpustakaan IAIN Lhokseumawe. Tersedianya sarana penunjang akademik
yang memadai. Terselenggaranya kegiatan akademik seperti seminar dan
forum kegiatan ilmiah lainnya. Menyempurnakan dan meningkatkan kegiatan
pembinaan kebahasaan, (2) Sasaran pengembangan di bidang penelitian
meliputi tercapainya peningkatan mutu penelitian yang diselenggarakan IAIN
Lhokseumawe. Tersusunnya sistem dan prosedur penelitian yang dapat
memenuhi persyaratan. Tersedianya tenaga peneliti tetap, (3) Sasaran

45
pengembangan di bidang Pengabdian Masyarakat meliputi terbinanya tenaga
terampil di bidang pengabdian masyarakat. Terlaksananya Kuliah Kerja
Mahasiswa (KKM) dan program pengabdian masyarakat yang lain, dan
sarana/fasilitas di bidang pengabdian masyarakat sesuai dengan keperluan (4)
sasaran pengembangan di bidang Kemahasiswaan meliputi tersedianya standar
penerimaan mahasiswa yang berorientasi pada peningkatan mutu masukan
(input), (2) tersedianya sistem pembinaan kemahasiswaan yang mantap serta
dapat menghasilkan (output) sesuai dengan tujuan IAIN Lhokseumawe,
terlaksananya kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan bakat dan minat
mahasiswa serta membina kepemimpinan dan organisasi kemahasiswaan, (5)
Sasaran pengembangan di bidang Organisasi dan Adminstrasi meliputi
terlaksananya kegiatan-kegiatan untuk pengembangan organisasi, adminstrasi
serta pemantapan kerja dalam organisasi IAIN Lhokseumawe, terlaksananya
pembinaan di bidang perencanaan, (6) Sasaran pengembangan di bidang
sarana fisik meliputi sarana fisik yang memenuhi standar.
Rencana Pengembangan Jangka Menengah (Renstra) yaitu (1)
peningkatan kualitas pendidikan (2) peningkatan kualitas penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, (3) peningkatan kualitas kemahasiswaan dan
alumni, dan (4) peningkatan kualitas kelembagaan dan kerjasama. Rencana
Pengembangan Jangka Pendek (Renop) meliputi (1) menghasilkan Sarjana
yang Cerdas dan Berakhlak mulia dengan pelatihan kemampuan berbahasa
Arab dan Inggris, Pelatihan kajian kitab kuning, ilmu falaq dan tahfidzul Qur’an.
Serta keterlibatan dosen dalam berbagai aktivitas kegamaan baik internal
maupun eksternal, (2) meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan melibatkan
mahasiswa dalam matrikulasi, pelatihan, bimbingan konseling, forum ilmiah,
penelitian dan pengabdian bersama dosen. Selanjutnya, dosen menerapkan
proses pembelajaran berbasis active learning dengan saran teknologi serta
keterlibatan dosen dalam presentasi dan publikasi karya ilmiah.
IAIN Lhokseumawe dan rencana jangka pendek dalam bentuk rencana
operasional (renop) IAIN Lhokseumawe meliputi (1) aspek pengembangan di
bidang pendidikan dan pengajaran. Dalam bidang ini dititikberatkan pada
kegiatan pemantauan dan pembaruan kurikulum, kualifikasi ratio dosen dan
mahasiswa, pembinaan tenaga edukatif, pengadaan buku-buku wajib dan
penunjuang atau pelengkap lain dengan meningkatkan seluruh sub sistem yang
terkait dan juga bekerjasama dengan instansi atau perguruan tinggi lain dengan
maksud agar terdapat pembinaan dan peningkatan mutu IAIN Lhokseumawe,
(2) pengembangan di bidang penelitian melalui kegiatan pelatihan penelitian,
pengembangan model penelitian, penulisan karya ilmiah, publikasi hasil
penelitian di jurnal terakreditasi dan bereputasi di tingkat nasional dan
internasional, (3) pengembangan di bidang pengabdian pada masyarakat
melalui kegiatan pengembangan kegiatan tenaga pengajar dan mahasiswa
yang berkenaan dengan pengabdian pada masyarakat dan program pembinaan
masyarakat, (4) pengembangan di bidang kemahasiswaan dilakukan melalui

46
program standarisasi persyaratan penerimaan mahasiswa baru, peningkatan
sarana dan kegiatan mahasiswa untuk program ko-kurikuler, keorganisasisan
dan lain-lain (5) pengembangan di bidang organisasi dan adminstrasi melalui
kegiatan pemanatapan/pembina organisasi, pembinaan sistem adminstrasi dan
tata kerja, pembinaan tenaga dan keterampilan pegawai tenaga adminstrasi
dan keuangan (6) pengembangan di bidang sarana fisik melalui program
pengembangan kampus/pengadaan sarana dan prasaran menurut jenis, jumlah
dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan.

5. Indikator Kinerja Tambahan


a) IAIN Lhokseumawe memiliki rencana pengembangan jangka panjang,
menengah, dan pendek yang memuat indikator kinerja dan targetnya
untuk mengukur ketercapaian tujuan strategis yang telah ditetapkan.
Selanjutnya Rektor menetapkan standar visi Institut Agama
Islam Negeri Lhokseumawe dengan prinsip futuristik,
menantang, memotivasi seluruh pemangku kepentingan untuk
berkonstribusi, realistik terhadap: a.kemampuan dan faktor- faktor
internal maupun eksternal; b. Asumsi; c. Kondisi lingkungan yang
didefinisikan dengan kaidah yang baik dan benar, konsisten
dari institut sampai fakultas, pasca sarjana, lembaga, program
studi dan unit pelaksana di lingkungan IAIN Lhokseumawe, yang
disusun setiap awal periode kepemimpinan Rektor Rektor
menetapkan Visi IAIN Lhokseumawe berdasarkan hasil
workshop yang melibatkan pihak internal dan eksternal .
b) IAIN Lhokseumawe wajib memiliki misi yang jelas dan mewakili misi.
Selanjutnya Rektor menetapkan misi IAIN Lhokseumawe meliputi tri
dharma. Selanjutnya rektor menetapkan misi IAIN Lhokseumawe meliputi
tri dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan
pelayanan/pengabdian kepada masyarakat) sebagai upaya mewujudkan
visi institut yang disusun setiap awal periode kepemimpinan Rektor.
Rektor menetapkan Misi IAIN Lhokseumawe berdasarkan hasil workshop
yang melibatkan pihak internal dan eksternal.
c) Perguruan tinggi wajib memiliki tujuan yang jelas dan relevan dengan visi
dan misi. Selanjutnya, Rektor menetapkan tujuan dan sasaran IAIN
Lhokseumawe yang baik adalah yang realistik, unik, terfokus, dan
keberhasilan pelaksanaannya dapat diukur dengan tentang waktu yang
jelas dan relevan dengan visi dan misi, yang disusun setiap awal periode
kepemimpinan Rektor.
d) Perguruan tinggi wajib memiliki visi misi tujuan dan sasaran. Selanjutnya,
Rektor menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran IAIN. Selanjutnya
Rektor menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran IAIN. Lhokseumawe
melibatkan dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, alumni dan
masyarakat, yang disusun setiap awal periode kepemimpinan Rektor.
e) Perguruan tinggi wajib mensosialisasikan visi, misi, tujuan dan sasaran

47
IAIN Lhokseumawe. Selanjutnya, Rektor menetapkan visi, misi, tujuan
dan sasaran IAIN Lhokseumawe untuk disosialiasasikan secara
sistematis dan berkelanjutan kepada semua pemangku kepentingan,
internal maupun eksternal setiap tahun dengan berbagai cara dan media.
f) Perguruan tinggi menjadikan visi misi tujuan dan sasaran sebagai acuan
merancang resntra. Selanjutnya Rektor menetapkan visi, misi, tujuan dan
sasaran IAIN Lhokseumawe untuk dipahami dengan baik dan dijadikan
acuan penjabaran resntra pada semua tingkat unit kerja setiap tahunnya.

6. Evaluasi Capaian Kinerja


Evaluasi capaian kinerja Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
dilakukan pada saat Rapat Kerja tahunan. Dalam Raker tersebut membahas
mengenai analisis keberheasilan pencapaian standar dan ketidakberhasilan
pencapaian standar Visi Misi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
Adapun hasil evaluasi capain kinerja kinerja tersebut terdapat dari tabel dibawah
ini:
N Target Capaian
o 2017 2018 2019
1. Sosialisasi Visi, Misi, Tujuan 85% 85% 90%
2. Workshop Penyusunan dan Peninjauan RIP. 80% 85% 90%
3. Workshop Penyusunan dan Peninjauan Renstra. 80% 80% 95%
4. Workshop Penyusunan dan Peninjauan Renop. 85% 85% 90%
5. Pelatihan Penyusunan Dokumen Akreditasi 85% 87% 95%
Penguatan Lembaga.
6. Pelatihan Penyusunan Dokumen Akreditasi APS 85% 85% 90%
a) Analisis keberhasilan
1) Peningkatan status STAIN ke IAIN.
2) Terlaksananya Sosialisasi Visi, Misi, Tujuan Institusi
3) Terlaksananya Rencana pengembangan jangka panjang (RIP)
4) Terlaksananya pengembangan jangka menengah (Renstra)
5) Terlaksananya pengembangan jangka pendek (Renop)
6) Terlaksannya Pelatihan Penyusunan Dokumen Akreditasi Penguatan
Lembaga
7) Melaksanakan Penyusunan Dokumen Akreditasi APS
8) Tenaga dosen menerapkan nilai-nilai keislaman, budaya, bangsa dan
Pancasila
9) Bekerjasama dengan Instansi Pemerintah dan Instansi Swasta
b) Faktor Pendukung
1) Melaksanakan Tracer Study alumnni.
2) Terlaksananya Sosialisasi Visi, Misi, Tujuan
3) Peningkatan kemampuan bahasa Arab bagi dosen.
4) Peningkatan kemampuan bahasa Inggris bagi dosen.
5) Terlaksananya Penyusunan Dokumen Akreditasi APS
6) Penambahan sarana dan prasarana

48
7) Melaksanakan survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran, teknisi
dan tenaga adminstrasi terhadap sistem pengelolaan sumber daya
manusia.
8) Tersedianya sistem informasi untuk mengorganisir informasi
akademik dan non akademik (SIAKAD, SIMPEG, SIRKU)
c) Analisis Ketidakberhasilan
1) Masih minimnya dosen dan mahasiswa Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dalam menguasai bahasa asing.
2) Masih minimnya dosen tidak memanfaatkan fasilitas SIAKAD.
3) Masih minimnya kerjasama Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dengan universitas lain.
4) Masih minimnya kerjasama Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dengan instansi pemerintah atau pihak swasta.
5) Masih minimnya partisipasi aktif dosen Insititu Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dalam program short course , post doctoral ,
magang, pertemuan ilmiah secara nasional maupun internasional.
d) Faktor Penghambat
1) Tidak semua dosen mengajar sesuai dengan rumpun ilmu.
2) Jumlah dosen yang memiliki kualifikasi pendidikan doktor belum
memadai
3) Belum adanya dosen yang memiliki jabatan Guru Besar
4) Minimnya partisipasi publikasi dan partisipasi ilmiah nasional dan
internasional.
5) Publikasi ilmiah masih belum banyak bertaraf nasional.
6) Sebaran kualitas input mahasiswa dalam bidang ilmu- ilmu keislaman
belum merata
7) Minimnya pelatihan kemampuan bahasa Arab dan Inggris
e) Identifikasi Akar Masalah
1) Tidak semua dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumwawe, tamatan dayah atau perguruan tinggi islam.
2) Kurangnya koordinasi antar unit di Institusi Agama Islam Negeri
Lhokseumawe.
3) Mutu tenaga kependidikan masih belum memaai baik dari segi
kuantitas maupun kualitas.
4) Pemanfaatn IT yang masih terbatas oleh civitas akademik.
f) Tindak Lanjut
1) Melakukan pemantauan secara periodik pada akhir semester, pada
aspek kegiatan penyelenggaran pendidikan, misalnya melaksanakan
monitoring dan evaluasi pembelajaran, monitoring dan evaluasi
pelayanan akademik.
2) Hasil monitoring dan evaluasi tersebut yang tidak sesuai dengan
standar pencapaian visi. Misi, tujuan dan sasaran sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dan ditinjau penyimpangan-
penyimpangan yang telah terjadi.

49
3) Penyimpangan dari standar yang telah ditetapkan pada setiap
tahunnya, atau bila terjadi kegagalan yang dicapai dari standar yang
harus dicapai setiap tahunnya.
4) Mengambil tindakan korektif terhadap setiap pelanggaran atau
penyimpangan dari penetapan standar pencapaian.
5) Membuat program percepatan pengembangan fungsional dosen.
6) Mengadakan pelatihan IT untuk civitas akademik

7. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian VMTS dan Tindak Lanjut


Berisi ringkasan dari: pemosisian, masalah dan akar masalah, serta
rencana perbaikan dan pengembangan institusi.
a) Pemosisian masalah yang didapatkan yaitu :
1) Masih minimnya dosen dan mahasiswa Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dalam menguasai bahasa asing.
2) Masih minimnya dosen tidak memanfaatkan fasilitas SIAKAD.
3) Masih minimnya kerjasama Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dengan universitas lain.
4) Masih minimnya kerjasama Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dengan instansi pemerintah atau pihak swasta.
5) Masih minimnya partisipasi aktif dosen Insititu Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dalam program short course , post doctoral ,
magang, pertemuan ilmiah secara nasional maupun internasional.
b) Identifikasi Akar Masalah antara lain:
1) Tidak semua dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumwawe, tamatan dayah atau perguruan tinggi islam.
2) Kurangnya koordinasi antar unit di Institusi Agama Islam Negeri
Lhokseumawe.
3) Mutu tenaga kependidikan masih belum memaai baik dari segi
kuantitas maupun kualitas.
4) Pemanfaatan IT yang masih terbatas oleh civitas akademik.
c) Rencana Perbaikan dan pengemangan yang perlu menjadi perhatian dan
perlu dipertimbangkan untuk dapat dijadikan bahan program strategis
yang dapat dilakukan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe,
antara lain :
1) Melakukan pemantauan secara periodik pada akhir semester, pada
aspek kegiatan penyelenggaran pendidikan, misalnya melaksanakan
monitoring dan evaluasi pembelajaran, monitoring dan evaluasi
pelayanan akademik.
2) Hasil monitoring dan evaluasi tersebut yang tidak sesuai dengan
standar pencapaian visi. Misi, tujuan dan sasaran sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dan ditinjau penyimpangan-
penyimpangan yang telah terjadi.
3) Penyimpangan dari standar yang telah ditetapkan pada setiap
tahunnya, atau bila terjadi kegagalan yang dicapai dari standar yang

50
harus dicapai setiap tahunnya.
4) Mengambil tindakan korektif terhadap setiap pelanggaran atau
penyimpangan dari penetapan standar pencapaian.
5) Membuat program percepatan pengembangan fungsional dosen.
6) Mengadakan pelatihan IT untuk civitas akademik.

C.2 Tata Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama


1. Latar Belakang
Pedoman pelaksanaan tata pamong mengacu pada RIP, RENSTRA, SOP,
Standar mutu dan pedoman pendidikan perguruan tinggi yang disahkan bersama
oleh Rektor IAIN Lhokseumawe. Pelaksanaan Tata pamong IAIN Lhokseumawe
juga memperhatikan kode etik dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan.
Budaya akademik seperti memberikan reward kepada dosen dan tenaga
kependidikan yang berprestasi sangat diperhatikan, demikian sebaliknya apabila
ada dosen dan tenaga kependidikan yang melanggar kode etik, maka akan di
berikan Punishment sesuai dengan peraturan yang ada di IAIN Lhokseumawe
dan buku panduan pemberian reward dan Punishment. Dalam mengoptimalkan
pelaksanaan tata pamong dilingkungan IAIN Lhokseumawe dilakukan
sosialiasasi secara menyeluruh dan dievaluasi secara menyeluruh kepada
semua unit lembaga oleh lembaga penjamin mutu IAIN Lhokseumawe. Setiap
sivitas akademika mempunyai kesempatan yang sama dalam memberikan
pendapat, saran dan kritikan yang membagun untuk pengembangan lembaga
baik kepemimpinan ataupun kebijakan yang bersifat demokratis.
Pelaksanaan penjaminan mutu tersebut memiliki dampak cukup positif
sebagai pedoman yang jelas agar berjalan dengan optimal dan berkualitas,
seperti terbentuknya lulusan berkompeten, berakhlak mulia dan berdaya guna.
Tujuan penjaminan mutu bertujuan meningkatkan kualitas dan mengoptimalkan
kapasitas yang dimiliki serta penyaluran lulusan. Untuk penguatan tata pamong
dan tata kelola, melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun
instansi swasta dalam meningkatkan kualitas tridharma Perguruan Tinggi.
Pelaksanaan kerjasama tersebut, melibatkan Rektor IAIN Lhokseumawe
dengan mengajukan Memorandum of Understanding (MoU) dan MoA. Semua
kegiatan kerjasama dengan pihak lain dibuat dalam bentuk laporan hasil
kerjasama sesuai dengan isi MoU yang telah ditandatangani dan ditindak lanjuti
dalam pelaksanaan. Latar belakang, tujuan, rasional, dan mekanisme
penetapan standar IAIN Lhokseumawe terkait tata pamong, tata kelola, dan
kerja sama yang mencakup:
a) Sistem Tata Pamong
Sistem tata pamong IAIN Lhokseumawe tersusun dalam Rencana Induk
Pengembangan yang disingkat menjadi RIP yang diberlakukan dalam SK
pemberlakuan Rencana Induk Pengembangan Nomor 188 tahun 2017. Di
samping itu, sistem tata pamong IAIN Lhokseumawe juga dijabarkan dalam
Rencana Strategis yang disingkat menjadi Restra dan diberlakukan melalui SK
Pemberlakuan Rencana Strategis IAIN Lhokseumawe nomor 191 tahun 2017.

51
Selain itu, sistem tata pamong IAIN Lhokseumawe dioperasionalkan dalam
Rencana Operasional yang disingkat menjadi Renop yang diberlakukan melalui
SK tentang Pemberlakuan Rencana Operasional IAIN Lhokseumawe nomor
187.a tahun 2017.
Sistem tata pamong menjamin akuntabilitas, keberlanjutan, dan
transparansi, serta mitigasi potensi risiko yang telah dijabarkan dalam sistem
pengelolaan IAIN Lhokseumawe tertuang dalam (1) SK Pengelolaan Pendidikan
IAIN Lhokseumawe nomor 187 tahun, (2) SK Pemberlakuan Buku Pedoman
Pengelolaan Pembelajaran IAIN Lhokseumawe nomor 188.a, (3) SK
Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Penelitian IAIN Lhokseumawe
nomor 194.a, (4) SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Pengabdian
Kepada Masyarakat IAIN Lhokseumawe nomor 190.a, (5) SK Pemberlakuan
Buku Pedoman Pengelolaan Kerja Sama IAIN Lhokseumawe nomor 191.a, (6)
SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Keuangan IAIN Lhokseumawe
nomor 192, (7) SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Sarana dan
Prasarana IAIN Lhokseumawe nomor 192.a, (8) SK Pemberlakuan Buku
Pedoman Pengelolaan Sistem Informasi IAIN Lhokseumawe nomor 193, (9) SK
Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Pengembangan Kurikulum IAIN
Lhokseumawe nomor 197.a, (10) SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan
Sumber Daya Manusia IAIN Lhokseumawe nomor 194, (11) SK Pemberlakuan
Buku Pedoman Pengelolaan Kemahasiswaan IAIN Lhokseumawe nomor 196.a
SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Penyelenggaraan dan
Pengembangan Suasana Akademik dan Otonomi Keilmuan IAIN Lhokseumawe
nomor 197, dan SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Sistem
Penjaminan Mutu Internal IAIN Lhokseumawe nomor 193.a.
Sistem penjaminan mutu IAIN Lhokseumawe, yang mencakup beberapa
instrumen yaitu Kebijakan Akademik, SOP Akademik, dan Standar Mutu
Akademik. Demikian juga, kebijakan kerjasama diatur dalam Pedoman
Kerjasama IAIN Lhokseumawe dan berpedoman pada pencapaian indikator yang
ditetapkan pada Renstra IAIN Lhokseumawe dan Standar Mutu yang ditetapkan
oleh Badan Penjaminan Mutu. Upaya untuk menjamin produktivitas kerjasama,
IAIN Lhokseumawe memiliki kebijakan bahwa setiap kerjasama dilakukan sesuai
dengan kepentingan dan kebutuhan dosen, mahasiswa, serta institusi di IAIN
Lhokseumawe. Indikator dari meningkatnya kerjasama pada IAIN Lhokseumawe
terlihat dengan adanya MoU dengan berbagai instansi pemerintah dan swasta.
Kegiatan kerjasama tersebut dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi,
melaksanakan misi, dan mencapain tujuan dan strategi IAIN Lhokseumawe.
Strategi pencapaian standar pada IAIN Lhokseumawe sebagai berikut:
1) Peningkatan Standar Mutu
(a) Melaksanakan standar merujuk kepada standar mutu IAIN
Lhokseumawe dan disesuaikan dengan Visi Misi Tujuan dan Sasaran
IAIN Lhokseumawe;
(b) Melaksanakan evaluasi standar. Evaluasi dan monitoring dilaksanakan
minimal setahun sekali.

52
(c) Peningkatan standar di seluruh unit kerja memiliki standar mutu dan
indikator yang jelas.
2) Peningkatan Animo Mahasiswa
(a) melakukan pendekatan dengan alumni dan orang tua mereka pada
saat wisuda.
(b) melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah yang terdapat alumni
(c) memasang iklan di media cetak dan menyebarkan informasi melalui
web IAIN LHOKSEUMAWE, spanduk, dan lain-lain
(d) Sosialisasi ke sekolah-sekolah (door to door).
(e) Menghadir kuliah tamu dengan pakar baik akademisi maupun praktisi
(f) Melakukan kerja sama dengan stakeholder
3) Peningkatan Mutu Manajemen
(a) Mengadakan program pelatihan kepemimpinan dan manajemen bagi
seluruh tenaga struktural pada lingkunagan IAIN Lhokseumawe.
(b) Memaksimalkan Informasi dalam web www.iainlhokseumawe.,ac.id
yang di kelola oleh Institut dalam peningkatan pelayan kepada
mahasiswa dan alumni.
(c) Meningkatkan Layanan kepada Mahasiswa melalui SIAKAD Cloud
(d) Melaksanakan audit internal yang sudah dimulai dengan melakukan
evaluasi atas mutu manajemen secara keseluruhan yang dimulai pada
semester ganjil dan direncanakan akan dilakukan secara berkala
setiap tahun.
(e) Memaksimalkan data ke PDDIKTI dan EMIS.
4) Peningkatan Mutu Lulusan
(a) Upaya peningkatan mutu lulusan dilakukan secara berkesinambungan
melalui proses pembelajaran yang berkualitas, serta penilaian proses
perkuliahan mahasiswa pada setiap mata kuliah melalui ujian dan
penugasan dosen.
(b) Melaksanakan kuliah umum dengan menghadirkan praktisi maupun
akademisi.
(c) Melaksanakan pelatihan bahasa Inggris dan bahasa Arab bagi
mahasiswa melalui lab bahasa.
(d) Melakukan cek plagiasi pada klarya ilmiah mahasiswa S1 maupun s2
5) Upaya untuk Pelaksanaan dan Hasil Kerja Kemitraan
Pelaksana kerjasama kemitraan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Pelaksanaan kerjasama kemitraan berpedoman kepada SOP
sehingga pelaksanaan kegiatan berhasil dengan baik dan terukur. Selain
itu, dilakukan pelatihan, pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
b) Kepemimpinan
Kepemimpinan Rektor, Wakil Rektor sampai pada satuan terkecil IAIN
Lhokseumawe tersusun dalam Rencana Induk Pengembangan yang
diberlakukan dalam SK pemberlakuan Rencana Induk Pengembangan Nomor

53
188 tahun 2017. Di samping itu, pelaksanaan kepemimpinan di IAIN
Lhokseumawe juga dijabarkan tugasnya dalam Rencana Strategis dan
diberlakukan melalui SK Pemberlakuan Rencana Strategis IAIN Lhokseumawe
nomor 191 tahun 2017. Selain itu, kepemimpinan itu dioperasionalkan dalam
Rencana Operasional yang diberlakukan melalui SK tentang Pemberlakuan
Rencana Operasional IAIN Lhokseumawe nomor 187.a tahun 2017.
Sistem kepemimpinan IAIN Lhokseumawe untuk menjamin kepemimpinan
yang mengutamakan akuntabilitas, keberlanjutan, dan transparansi, serta
mitigasi potensi risiko yang telah dijabarkan dalam sistem pengelolaan IAIN
Lhokseumawe tertuang dalam (1) SK Pengelolaan Pendidikan IAIN
Lhokseumawe nomor 187 tahun, (2) SK Pemberlakuan Buku Pedoman
Pengelolaan Pembelajaran IAIN Lhokseumawe nomor 188.a, (3) SK
Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Penelitian IAIN Lhokseumawe
nomor 194.a, (4) SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Pengabdian
Kepada Masyarakat IAIN Lhokseumawe nomor 190.a, (5) SK Pemberlakuan
Buku Pedoman Pengelolaan Kerja Sama IAIN Lhokseumawe nomor 191.a, (6)
SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Keuangan IAIN Lhokseumawe
nomor 192, (7) SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Sarana dan
Prasarana IAIN Lhokseumawe nomor 192.a, (8) SK Pemberlakuan Buku
Pedoman Pengelolaan Sistem Informasi IAIN Lhokseumawe nomor 193, (9) SK
Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Pengembangan Kurikulum IAIN
Lhokseumawe nomor 197.a, (10) SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan
Sumber Daya Manusia IAIN Lhokseumawe nomor 194, (11) SK Pemberlakuan
Buku Pedoman Pengelolaan Kemahasiswaan IAIN Lhokseumawe nomor 196.a
SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Penyelenggaraan dan
Pengembangan Suasana Akademik dan Otonomi Keilmuan IAIN Lhokseumawe
nomor 197, dan SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Sistem
Penjaminan Mutu Internal IAIN Lhokseumawe nomor 193.a.
Kepemimpinan pada IAIN Lhokseumawe dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Kepemimpinan Operasional
Rektor dalam menerapkan visi, misi, tujuan, strategi pencapaian, tujuan
struktur organisasi, berdasarkan pada RIP, RENSTRA, SOP, Standar mutu
dan pedoman pendidikan perguruan tinggi yang disahkan bersama oleh
Rektor IAIN Lhokseumawe. Secara praktis, Berdasarkan visi, misi, tujuan, dan
strategi lembaga tersebut kemudian diderivasi menjadi visi, misi, tujuan, dan
strategi pencapaian Institusi. Visi, misi, tujuan, dan strategi pencapaian tujuan
dijabarkan menjadi program kerja Institusi dan berangkat dari program kerja
tersebut diturunkan dalam berbagai kegiatan Institusi.

54
Berdasarkan visi, misi dan tujuan Institusi IAIN Lhokseumawe, Rektor telah
menyusun program kerja tahunan yang dilaksanakan dalam berbagai kegiatan
Institusi, antara lain:
(a) Seleksi penerimaan mahasiswa baru yang dilaksanakan secara SPAN-
PTKIN, UM-PTKIN dan Ujian mandiri setiap tahun. Proses seleksi
peneriman mahasiswa dilaksanakan dengan cara menjaga akuntabilitas
dan transparansi baik dari segi akademis, administratif, dan keuangan.
Untuk itu, demi efisiensi dan efektivitas, maka Rektor IAIN
Lhokseumawe membentuk kepanitiaan dengan nama Panitia Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru. penerimaan Mahasiswa baru yang akan
dilaksanakan oleh IAIN Lhokseumawe diharapkan mampu
menghasilkan lulusan yang memiliki ciri keilmuan, mutu profesionalitas,
dan berakhlak mulia.
(b) Melaksanakan stadium general (Kuliah Umum) dan workshop dalam
bidang pendidikan dan penelitian guna meningkatkan mutu pendidikan
pada Institusi IAIN Lhokseumawe. stadium general (Kuliah Umum) dan
workshop yang telah dilaksanakan, antara lain:
(c) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pada proses pembelajaran yang
dilaksanakan pada setiap akhir semester, pelayanan akademik dan
monitoring evaluasi terhadap sarana dan prasarana Institusi IAIN
Lhokseumawe.
(d) Menjalin kerjasama dengan lnstansi dalam negeri dan instansi luar
negeri guna pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat.
2) Kepemimpinan Organisasi
Rektor berserta seluruh jajarannya menjalankan tugas dan fungsinya
sesuai dengan statuta IAIN, ORTAKER, SOP, Standar Mutu, dan garis
struktur organisasi perguruan tinggi IAIN Lhokseumawe. Dalam melaksanakan
kegiatan akademik dan non akademik Rektor memiliki hubungan konsultatif-
instruktif dengan Rektor dan hubungan koordinatif-konsultatif dengan Wakil
rektor I, II dan III, Dekan fakultas, direktur pascasarjana, lembaga dan UPT di
lingkungan IAIN Lhokseumawe.
Kepemimpinan organisasi dijalankan sesuai dengan visi, misi, tujuna dan
sasaran IAIN Lhokseumawe. Pelaksanaan program kerja pada lingkunagn
Intitusi mengedepankan suasana kerja yang harmonis, dinamis, dan
komunikatif.
3) Kepemimpinan Publik
Rektor dalam hal kepemimpinan publik, telah membangun jaringan dengan
berbagai pihak baik tingkat lokal, nasional dan internasional. Jaringan pada
tingkat nasional antara lain bekerjasama dengan instansi pemerintahan
daerah/pusat, asosiasi profesi dan lembaga pendidikan. Beberapa
kepemimpinan publik di antaranya staf ahli Bupati Aceh Utara, Anggota MPU
Kota Lhokseumawe, Pengurus PDRI Aceh, dan lain-lain
Keterlibatan rektor dan pimpinan dilingkunag IAIN Lhokseumawe dalam

55
membangun jaringan dengan berbagai pihak memberikan dampak positif
terhadap perkembangan IAIN Lhokseumawe. Setiap tahun animo
mahasiswa meningkat baik S1 dan S2.
c) Pengelolaan
Pengelolaan IAIN Lhokseumawe tersusun dalam Rencana Induk
Pengembangan yang diberlakukan dalam SK pemberlakuan Rencana Induk
Pengembangan Nomor 188 tahun 2017. Di samping itu, pelaksanaan
pengelolaan tersebut dijabarkan dalam Rencana Strategis dan diberlakukan
melalui SK Pemberlakuan Rencana Strategis IAIN Lhokseumawe nomor 191
tahun 2017. Selain itu, pengelolaan itu dioperasionalkan dalam Rencana
Operasional yang diberlakukan melalui SK tentang Pemberlakuan Rencana
Operasional IAIN Lhokseumawe nomor 187.a tahun 2017.
Sistem pengelolaan IAIN Lhokseumawe tertuang dalam (1) SK Pengelolaan
Pendidikan IAIN Lhokseumawe nomor 187 tahun, (2) SK Pemberlakuan Buku
Pedoman Pengelolaan Pembelajaran IAIN Lhokseumawe nomor 188.a, (3) SK
Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Penelitian IAIN Lhokseumawe
nomor 194.a, (4) SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Pengabdian
Kepada Masyarakat IAIN Lhokseumawe nomor 190.a, (5) SK Pemberlakuan
Buku Pedoman Pengelolaan Kerja Sama IAIN Lhokseumawe nomor 191.a, (6)
SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Keuangan IAIN Lhokseumawe
nomor 192, (7) SK Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Sarana dan
Prasarana IAIN Lhokseumawe nomor 192.a, (8) SK Pemberlakuan Buku
Pedoman Pengelolaan Sistem Informasi IAIN Lhokseumawe nomor 193, (9) SK
Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Pengembangan Kurikulum IAIN
Lhokseumawe nomor 197.a, (10) SK Pemberlakuan Buku Pedoman
Pengelolaan Sumber Daya Manusia IAIN Lhokseumawe nomor 194, (11) SK
Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Kemahasiswaan IAIN
Lhokseumawe nomor 196.a (12) SK Pemberlakuan Buku Pedoman
Pengelolaan Penyelenggaraan dan Pengembangan Suasana Akademik dan
Otonomi Keilmuan IAIN Lhokseumawe nomor 197, dan (13) SK Pemberlakuan
Buku Pedoman Pengelolaan Sistem Penjaminan Mutu Internal IAIN
Lhokseumawe nomor 193.a.
d) Kode Etik
Kode etik IAIN Lhokseumawe diatur dalam Rencana Induk Pengembangan
yang diberlakukan dalam SK pemberlakuan Rencana Induk Pengembangan
Nomor 188 tahun 2017. Di samping itu, pelaksanaan kode etik IAIN
Lhokseumawe dijabarkan dalam Rencana Strategis dan diberlakukan melalui
SK Pemberlakuan Rencana Strategis IAIN Lhokseumawe nomor 191 tahun
2017. Selain itu, kode etik itu dioperasionalkan dalam Rencana Operasional
yang diberlakukan melalui SK tentang Pemberlakuan Rencana Operasional
IAIN Lhokseumawe nomor 187.a tahun 2017.
e) Penjaminan Mutu
SIstem penjaminan mutu IAIN Lhokseumawe diatur dalam Rencana Induk
Pengembangan yang diberlakukan dalam SK pemberlakuan Rencana Induk

56
Pengembangan Nomor 188 tahun 2017. Di samping itu, pelaksanaan kode etik
IAIN Lhokseumawe dijabarkan dalam Rencana Strategis dan diberlakukan
melalui SK Pemberlakuan Rencana Strategis IAIN Lhokseumawe nomor 191
tahun 2017. Selain itu, kode etik itu dioperasionalkan dalam Rencana
Operasional yang diberlakukan melalui SK tentang Pemberlakuan Rencana
Operasional IAIN Lhokseumawe nomor 187.a tahun 2017. Penjaminan mutu
dikelola dengan berpedoman pada Buku Pedoman Pengelolaan Sistem
Penjaminan Mutu Internal IAIN Lhokseumawe yang ditetapkan melalui SK nomor
193.a tahun 2017.
Indikator sistem penjaminan mutu pada IAIN Lhokseumawe sebagai berikut:
1) Mutu lulusan dilakukan secara berkesinambungan;
2) Penugasan dosen mengikuti pelatihan, seminar ataupun workshop;
3) Kuliah umum dengan menghadirkan praktisi maupun akademisi;
4) Pelatihan bahasa Inggris dan bahasa Arab bagi mahasiswa oleh lembaga
bahasa;
5) Pelatihan kepemimpinan dan manajemen bagi seluruh tenaga struktural
6) Pelayanan akademik kepada mahasiswa dan alumni serta pelayanan
SIAKAD;
7) Audit internal terhadap mutu manajemen secara keseluruhan pada
semester secara berkala setiap tahun.
f) Kerjasama
Kerjasama IAIN Lhokseumawe tersusun dalam Rencana Induk
Pengembangan yang disingkat menjadi RIP yang diberlakukan dalam SK
pemberlakuan Rencana Induk Pengembangan Nomor 188 tahun 2017. Di
samping itu, kerjasama IAIN Lhokseumawe juga dijabarkan dalam Rencana
Strategis yang disingkat menjadi Restra dan diberlakukan melalui SK
Pemberlakuan Rencana Strategis IAIN Lhokseumawe nomor 191 tahun 2017.
Selain itu, kerjasama IAIN Lhokseumawe dioperasionalkan dalam Rencana
Operasional yang disingkat menjadi Renop yang diberlakukan melalui SK
tentang Pemberlakuan Rencana Operasional IAIN Lhokseumawe nomor 187.a
tahun 2017.
IAIN Lhokseumawe melaksanakan kerjasama kemitraan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Pelaksanaan kerjasama kemitraan berpedoman kepada
SOP sesuai SK Rektor No 98 Tahun 2017 sehingga pelaksanaan kegiatan
senantiasa dilakukan secara baik dan terukur. Selain itu, dilakukan pelatihan,
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. IAIN Lhokseumawe
mengevaluasi dokumen perencanaan kerjasama kemitraan yang telah
ditetapkan untuk mencapaian visi, misi dan tujuan strategis institusi.

2. Kebijakan
Kebijakan pengembangan sistem tata pamong yang ditetapkan oleh IAIN
Lhokseumawe, legalitas organisasi dan tata kerja institusi, sistem pengelolaan,
sistem penjaminan mutu, dan kerjasama adalah sebagai berikut.

57
NO.
NO NAMA SK TANGGAL
SK
1 SK tentang Pemberlakuan Rencana Induk 188 23 Maret 2017
Pengembangan IAIN Lhokseumawe
2 SK tentang Pemberlakuan Rencana Strategis 191 23 Maret 2017
IAIN Lhokseumawe
3 SK tentang Pemberlakuan Rencana 187.a 23 Maret 2017
Operasional IAIN Lhokseumawe
4 SK tentang Pemberlakuan Pedoman 187 23 Maret 2017
Pengelolaan Pendidikan IAIN Lhokseumawe
5 SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 188.a 23 Maret 2017
Pengelolaan Pembelajaran IAIN Lhokseumawe
6 SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 194.a 24 Maret 2017
Pengelolaan Penelitian IAIN Lhokseumawe
7 SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 190.a 23 Maret 2017
Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat
IAIN Lhokseumawe
8 SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 191.a 23 Maret 2017
Pengelolaan Kerja Sama IAIN Lhokseumawe
9 SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 192 24 Maret 2017
Pengelolaan Keuangan IAIN Lhokseumawe
10 SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 192.a 24 Maret 2017
Pengelolaan Sarana dan Prasarana IAIN
Lhokseumawe
11 SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 193 24 Maret 2017
Pengelolaan Sistem Informasi IAIN
Lhokseumawe
12 SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 197.a 27 Maret 2017
Pengelolaan Pengembangan Kurikulum IAIN
Lhokseumawe
13 SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 194 24 Maret 2017
Pengelolaan Sumber Daya Manusia IAIN
Lhokseumawe
14 SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 196.a 27 Maret 2017
Pengelolaan Kemahasiswaan IAIN
Lhokseumawe
15 SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 197 27 Maret 2017
Pengelolaan Penyelenggaraan dan
Pengembangan Suasana Akademik dan
Otonomi Keilmuan IAIN Lhokseumawe
16 SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 193.a 24 Maret 2017
Pengelolaan Sistem Pemjaminan Mutu Internal
IAIN Lhoseumawe

58
17 SK Standar Mutu Sumber Daya Manusia 245 13 April 2017
18 SK Tentang Standar Mutu Sumber Daya 245.a 13 April 2017
Manusia
19 SK Mekanisme Pelaksanaan KKNI 253 17 April 2017
20 SK Tentang Penjaminan Mutu 263 19 April 2017
21 SK Tentang Kebijakan Mutu Standar 264.a 19 April 2017
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Institut
Agama Islam Negeri Lhokseumawe
22 SK Tentang Manual Mutu Standar Penjaminan 264.b 19 April 2017
Mutu Internal (SPMI) Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe
23 SK Tentang Standar Mutu SPMI Institut Agama 264.c 19 April 2017
Islam Negeri Lhokseumawe
24 SK Tentang Formulir Mutu Standar Penjaminan 264.d 19 April 2017
Mutu Internal (SPMI) Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe
25 SK Standar Mutu Bidang Pendidikan 234 10 April 2017
26 SK Tentang Penetapan Standar Kompetensi 234.1 10 April 2017
Lulusan Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe
27 SK Tentang Penetapan Standar Isi 234.2 10 April 2017
Pembelajaran Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe
28 SK Tentang Penetapan Standar Proses 234.3 10 April 2017
Pembelajaran Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe
29 SK Tentang Penetapan Standar Penilaian 234.4 10 April 2017
Pembelajaran Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe
30 SK Tentang Penetapan Standar Dosen Dan 234.5 10 April 2017
Tenaga Kependidikan Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe
31 SK Tentang Penetapan Standar Sarana Dan 234.6 10 April 2017
Prasarana Pembelajaran Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe
32 SK Tentang Penetapan Standar Pengelolaan 234.7 10 April 2017
Pembelajaran Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe
33 sk Tentang Penetapan Standar Pembiayaan 234.8 10 April 2017
Pembelajaran Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe
34 SK Standar Mutu Bidang Penelitian 235 10 April 2017
35 SK Tentang Penetapan Standar Hasil 235.1 10 April 2017

59
Penelitian Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe
36 SK Tentang Penetapan Standar Isi Penelitian 235.2 10 April 2017
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
37 SK Tentang Penetapan Standar Proses 235.3 10 April 2017
Penelitian institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe
38 SK Tentang Penetapan Standar Penilaian 235.4 10 April 2017
Penelitian Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe
39 SK Tentang Penetapan Standar Peneliti Institut 235.5 10 April 2017
Agama Islam Negeri Lhokseumawe
40 SK Tentang Penetapan Standar Sarana Dan 235.6 10 April 2017
Prasarana Penelitian Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe
41 SK Tentang Penetapan Standar Pengelolaan 235.7 10 April 2017
Penelitian Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe
42 SK Tentang Penetapan Standar Pembiayaan 235.8 10 April 2017
Penelitian Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe
43 SK Standar Mutu Bidang Pengabdian Kepada 236 10 April 2017
Masyarakat
44 SK Tentang Penetapan Standar Hasil 236.1 10 April 2017
Pengabdian Kepada Masyarakat Institut
Agama Islam Negeri Lhokseumawe
45 SK Tentang Penetapan Standar Isi Pengabdian 236.2 10 April 2017
Kepada Masyarakat Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe
46 SK Tentang Penetapan Standar Proses 236.3 10 April 2017
Pengabdian Kepada Masyarakat institut Agama
Islam Negeri Lhokseumawe
47 SK Tentang Penetapan Standar Penilaian 236.4 10 April 2017
Pengabdian Kepada Masyarakat Institut
Agama Islam Negeri Lhokseumawe
48 SK Tentang Penetapan Standar Pelaksana 236.5 10 April 2017
Pengabdian Kepada Masyarakat Institut
Agama Islam Negeri Lhokseumawe
49 SK Tentang Penetapan Standar Sarana Dan 236.6 10 April 2017
Prasarana Pengabdian Kepada Masyarakat
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
SK Tentang Penetapan Standar Pengelolaan 236.7 10 April 2017
50 Pengabdian Kepada Masyarakat Institut

60
Agama Islam Negeri Lhokseumawe
51 SK Tentang Penetapan Standar Pembiayaan 236.8 10 April 2017
Pengabdian Kepada Masyarakat Institut
Agama Islam Negeri Lhokseumawe
3. Standar IAIN Lhokseumawe dan Strategi Pencapaian Standar
Strategi pencapaian standar pada IAIN Lhokseumawe sebagai berikut:
a) Peningkatan Standar Mutu
1) Melaksanakan standar merujuk kepada standar mutu IAIN
Lhokseumawe dan disesuaikan dengan Visi Misi Tujuan dan Sasaran
IAIN Lhokseumawe;
2) Melaksanakan evaluasi standar. Evaluasi dan monitoring dilaksanakan
minimal setahun sekali.
3) Peningkatan standar di seluruh unit kerja memiliki standar mutu dan
indikator yang jelas.
b) Peningkatan Animo Mahasiswa
1) Melakukan pendekatan dengan alumni dan orang tua mereka pada saat
wisuda.
2) Mmemasang iklan di media cetak dan menyebarkan informasi melalui
web IAIN LHOKSEUMAWE, spanduk, dan lain-lain
3) Sosialisasi ke sekolah-sekolah (door to door).
4) Menghadiri kuliah tamu dengan pakar baik akademisi maupun praktisi
5) Melakukan kerja sama dengan stakeholder
c) Peningkatan Mutu Manajemen
1) Mengadakan program pelatihan kepemimpinan dan manajemen bagi
seluruh tenaga struktural pada lingkungan IAIN Lhokseumawe.
2) Memaksimalkan Informasi dalam web www.iainlhokseumawe.,ac.id
yang di kelola oleh Institut dalam peningkatan pelayan kepada
mahasiswa dan alumni.
3) Meningkatkan Layanan kepada Mahasiswa melalui SIAKAD Cloud
4) Melaksanakan audit internal yang sudah dimulai dengan melakukan
evaluasi atas mutu manajemen secara keseluruhan yang dimulai pada
semester ganjil dan direncanakan akan dilakukan secara berkala setiap
tahun.
5) Memaksimalkan data ke PDDIKTI dan EMIS.
d) Peningkatan Mutu Lulusan
1) Upaya peningkatan mutu lulusan dilakukan secara berkesinambungan
melalui proses pembelajaran yang berkualitas, serta penilaian proses
perkuliahan mahasiswa pada setiap mata kuliah melalui ujian dan
penugasan dosen.
2) Melaksanakan kuliah umum dengan menghadirkan praktisi maupun
akademisi.
3) Melaksanakan pelatihan bahasa Inggris dan bahasa Arab bagi
mahasiswa melalui lab bahasa.
4) Melakukan cek plagiasi pada karya ilmiah mahasiswa S1 maupun s2

61
e) Upaya untuk Pelaksanaan dan Hasil Kerja Kemitraan
Pelaksana kerjasama kemitraan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pelaksanaan kerjasama kemitraan berpedoman kepada SOP sehingga
pelaksanaan kegiatan berhasil dengan baik dan terukur. Selain itu, dilakukan
pelatihan, pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Untuk memaksimalkan pencapaian standar tata pamong, tata kelola dan
kerjasama membutuhkan keterlibatan semua pihak, yaitu; (1). Pihak Internal,
terdiri dari jajaran pimpinan IAIN Lhokseuamwe dimulai dari Rektor, Wakil
Rektor III dan Wakil Dekan III bidang kerjasama, Lembaga Penjaminan Mutu
(LPM), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM),
Dekan, Ketua Program Studi dan Dosen. (2). Pihak Eksternal, terdiri dari mitra
baik local, Nasional maupun Internasional yang mempuyai MoU dan MoA
dengan IAIN Lhokseumawe

4. Indikator Kinerja Utama


a) Tata Pamong dan Tata Kelola
1) Sistem tata pamong dan tata kelola yang ada di IAIN Lhokseumawe
tertuang di dalam PMA Nomor 58 tahun 2016 tentang STATUTA
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe yang secara keseluruhan
telah menggambarkan IAIN Lhokseumawe yang konsisten, efektif, dan
efisien sesuai konteks IAIN Lhokseumawe serta menjamin
akuntabilitas, keberlanjutan, transparansi, dan mitigasi potensi risiko.
2) Struktur organisasi dan tata kerja IAIN Lhokseumawe beserta tugas
pokok dan fungsinya tertuang dalam sistem pengelolaan IAIN
Lhokseumawe tertuang dalam PMA Nomor 58 tentang STATUTA.
Secara umum, strukutur organisasi dan tata kerja IAIN Lhokseumawe
terdiri atas rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan, ketua jurusan,
sekretaris jurusan, kepala bagian dan kepala subbagian, kepala
lembaga, dan kepala UPT. Semua struktur organisasi dan tata kerja
serta tugas dan fungsinya itu tertuang dalam PMA Nomor 58 tahun
2016 tentang STATUTA Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe.
3) Praktik baik perwujudan GUG IAIN Lhokseumawe mencakup 5 pilar,
yaitu:
(a) Kredibel, berdasarkan PMA Nomor 58 tentang STATUTA IAIN
Lhokseumawe pelaksanaan tata pamong secara kredibel. Pola
kepemimpinan yang dijalankan menganut asas kepercayaan yang
dapat memberikan kepuasan dan kenyamanan serta mengayomi
semua dosen, karyawan dan mahasiswa.
(b) Transparan, pola organisasi kepemimpinan IAIN Lhokseumawe
secara menyeluruh dengan cara melibatkan seluruh unsur pimpinan
dan Rapat Kerja Tahunan untuk mengatur perencanaan pendidikan,
penelitian dan pengabdian serta rumah tangga IAIN Lhokseumawe.
Di samping itu, IAIN Lhokseumawe juga menganut sistem

62
tansparansi dalam hal pengelolaan keuangan. Hasil dari
transparansi itu dilaporkan secara berkala kepada unit kerja masing-
masing.
(c) Akuntabel, IAIN Lhokseumawe diejawantahkan dengan cara
merujuk pada aturan-aturan yang berlaku dalam menjalankan
tridarma perguruan tinggi guna menghasilkan lulusan yang
berkualitas. Untuk menjamin akuntabel itu benar-benar
terejawantahkan, maka IAIN Lhokseumawe selalu melakukan Audit
Mutu Internal secara berkala, melakukan akreditasi, membuat
laporan kegiatan, dan sejenisnya.
(d) Bertanggung jawab, menjunjung tinggi asas tanggung jawab, setiap
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tupoksi dan SOP yang
berlaku. Ketua dalam menjalankan kepemimpinannya bertanggung
jawab terhadap atasannya dan begitu juga dengan dosen dan
tenaga kependidikan bertangung jawab dan amanah pada setiap
tugas yang diberikan sesuai dengan SOP.
(e) Berkeadilan, dalam menjalankan tata kelola mengedepankan sikap
adil, baik dosen maupun tenaga kependidikan. Dosen yang
berprestasi dalam bidangnya diberikan reward dan bagi yang
melanggar kode etik maka akan di berikan punisment. Semua tata
kelola yang dijalankan merujuk kepada statuta IAIN Lhokseumawe
dan buku pedoman pemberian reward punisment.
b) Kepemimpinan
Efektivitas kepemimpinan yang mencakup:
1) Kepemimpanan Operasional
Rektor melaksanakan kebijakan operasional berdasarkan PMA Nomor
58 tahun 2016 tentang STATUTA Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe.
Kepemimpinan operasional IAIN Lhokseumawe sudah berjalan dengan
efektif. Setiap unsur atau bidang menjalankan tugas dan fungsi sesuai
dengan ruang lingkup bidang pekerjaan yang diatur dalam PMA Nomor
58 tahun 2016 tentang STATUTA Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe dan dijabarkan dalam SK Rektor IAIN Lhokseumawe.
Selain itu, kepemimpinan operasional juga tecermin dalam
mengkoordinasikan dan mengarahkan setiap kegiatan akademik dan
nonakademik, menyampaikan permasalahan melalui rapat rutin yang
dilakukan minimal setiap semester menjelang perkuliahan dimulai.
Dalam mengejawantahkan visi, misi, tujuan, strategi pencapaian,
pimpinan melaksanakan aktivitas tridharma perguruan tinggi sesuai RIP,
Renstra, SOP, standar mutu, dan pedoman pendidikan perguruan tinggi
yang disahkan dan ditetapkan oleh Dr. H. Hafifuddin, M,Ag. Uraian-
uraian itu diubah menjadi program kerja yang selanjutnya
dioperasionalkan dalam bentuk kegiatan.
Secara praktis, Berdasarkan visi, misi, tujuan, dan strategi lembaga

63
tersebut kemudian diderivasi menjadi visi, misi, tujuan, dan strategi
pencapaian Institusi. Visi, misi, tujuan, dan strategi pencapaian tujuan
dijabarkan menjadi program kerja Institusi dan berangkat dari program
kerja tersebut diturunkan dalam berbagai kegiatan Institusi.
a) Berdasarkan visi, misi dan tujuan Institusi IAIN Lhokseumawe,
Rektor telah menyusun program kerja tahunan yang dilaksanakan
dalam berbagai kegiatan Institusi, antara lain:
b) Seleksi penerimaan mahasiswa baru yang dilaksanakan secara
SPAN-PTKIN, UM-PTKIN dan Ujian mandiri setiap tahun. Proses
seleksi peneriman mahasiswa dilaksanakan dengan cara menjaga
akuntabilitas dan transparansi baik dari segi akademis,
administratif, dan keuangan. Untuk itu, demi efisiensi dan
efektivitas, maka Rektor IAIN Lhokseumawe membentuk
kepanitiaan dengan nama Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Baru. penerimaan Mahasiswa baru yang akan dilaksanakan oleh
IAIN Lhokseumawe diharapkan mampu menghasilkan lulusan
yang memiliki ciri keilmuan, mutu profesionalitas, dan berakhlak
mulia.
c) Melaksanakan stadium general (Kuliah Umum) dan workshop
dalam bidang pendidikan dan penelitian guna meningkatkan mutu
pendidikan pada Institusi IAIN Lhokseumawe. stadium general
(Kuliah Umum) dan workshop yang telah dilaksanakan, antara
lain:
d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pada proses pembelajaran
yang dilaksanakan pada setiap akhir semester, pelayanan
akademik dan monitoring evaluasi terhadap sarana dan prasarana
Institusi IAIN Lhokseumawe.
e) Menjalin kerjasama dengan lnstansi dalam negeri dan instansi luar
negeri guna pengembangan pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat.
2) Kepemimpinan Organisasi
a) Rektor berserta seluruh jajarannya menjalankan tugas dan
fungsinya sesuai dengan statuta IAIN, ORTAKER, SOP, Standar
Mutu, dan garis struktur organisasi perguruan tinggi IAIN
Lhokseumawe. Dalam melaksanakan kegiatan akademik dan non
akademik Rektor memiliki hubungan konsultatif-instruktif dengan
Rektor dan hubungan koordinatif-konsultatif dengan Wakil rektor I,
II dan III, Dekan fakultas,direktur pascasarjana, lembaga dan UPT
di lingkungan IAIN Lhokseumawe.
b) Kepemimpinan organisasi dijalankan sesuai dengan visi, misi,
tujuan dan sasaran IAIN Lhokseumawe. Pelaksanaan program
kerja pada lingkungan IAIN Lhokseumawe dengan
mengedepankan suasana kerja yang harmonis, dinamis, dan
komunikatif

64
3) Kepemimpinan Publik
Rektor dalam hal kepemimpinan publik, telah membangun jaringan
dengan berbagai pihak baik tingkat lokal, nasional dan internasional.
Jaringan pada tingkat nasional antara lain bekerja sama dengan
instansi pemerintahan daerah/pusat, asosiasi profesi dan lembaga
pendidikan. Keterlibatan rektor dan pimpinan dilingkungan IAIN
Lhokseumawe dalam membangun jaringan dengan berbagai pihak
memberikan dampak positif terhadap perkembangan IAIN
Lhokseumawe. Setiap tahun animo mahasiswa meningkat baik S1 dan
S2.
c) Pengelolaan
1) Sistem pengelolaan fungsional dan operasional perguruan tinggi yang
meliputi
(a) Perencanaan (Planning)
IAIN Lhokseumawe melakukan perencanaan dengan
berpedoman Rencana Induk Pengembangan Nomor 188 tahun
2017, Rencana Strategis IAIN Lhokseumawe nomor 191 tahun
2017, dan Rencana Operasional Nomor 187.a tahun 2017 dan
RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Wujud penyusunan perencanaan dijabarkan menjadi 11 bidang
program kerja, yaitu 1) pendidikan, 2) pengembangan suasana
akademik dan otonomi keilmuan, 3) kemahasiswaan, 4)
penelitian, 5) PkM, 6) SDM, 7) keuangan, 8) sarana dan
prasarana, 9) sistem informasi, 10) sistem penjaminan mutu, dan
11) kerjasama. Progam kerja ini disingkronisasi dengan program
kerja IAIN Lhokseumawe yang kemudian dibahas dalam Rapat
Kerja IAIN Lhokseumawe yang dilaksanakan setiap tahun.
(b) Pengorganisasian (Organizing)
Dalam mengorganisasikan 1) pendidikan, 2) pengembangan
suasana akademik dan otonomi keilmuan, 3) kemahasiswaan, 4)
penelitian, 5) PkM, 6) SDM, 7) keuangan, 8) sarana dan
prasarana, 9) sistem informasi, 10) sistem penjaminan mutu, dan
11) kerjasama, Rektor IAIN Lhokseumawe mengorganisasi
bagian-bagian itu dengan wakil rekor, kepala BIRO, kepala LPM,
kepala LPPM, dan jajarannya. Organisasi merujuk pada panduan
yang telah diatur dalam pedoman dan ditanda tangan langsung
oleh Rektor dalam dokumen SK berikut ini;
Nama SK Nom Tanggal
or
SK tentang Pemberlakuan Pedoman Pengelolaan 187 23 Maret
Pendidikan IAIN Lhokseumawe 2017
SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 188. 23 Maret
Pengelolaan Pembelajaran IAIN Lhokseumawe a 2017
SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 194. 24 Maret

65
Pengelolaan Penelitian IAIN Lhokseumawe a 2017
SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 190. 23 Maret
Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat a 2017
IAIN Lhokseumawe
SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 191. 23 Maret
Pengelolaan Kerja Sama IAIN Lhokseumawe a 2017
SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 194 24 Maret
Pengelolaan Sumber Daya Manusia IAIN 2017
Lhokseumawe
SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 192 24 Maret
Pengelolaan Keuangan IAIN Lhokseumawe 2017
SK Tentang Pemberlakuan Buku Pedoman 192. 24 Maret
Pengelolaan Sarana dan Prasarana IAIN a 2017
Lhokseumawe
SK Tentang Penjaminan Mutu IAIN Lhokseumawe 263 19 April 2017
SK Tentang Kerja Sama IAIN Lhokseumawe 328 24 April 2017

(c) Penempatan Personil (Staffing)


Pimpinan pada IAIN Lhokseumawe mendelegasikan warganya
untuk mengikuti berbagai kegiatan yang sesuai untuk
pengembangan kemampuan kompetensi kepribadian, profesional,
sosial, dan pedagogik/keterampilan IT masing-masing. Selain itu,
Pimpinan pada IAIN Lhokseumawe juga mendelegasikan semua
unsur dan warga setiap jurusan dan program studi dalam rapat-
rapat yang diselenggarakan setiap semester, menyangkut
pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Pendelegasian juga
dilakukan untuk terlibat dalam bidang-bidang 1) pendidikan, 2)
pengembangan suasana akademik dan otonomi keilmuan, 3)
kemahasiswaan, 4) penelitian, 5) PkM, 6) SDM, 7) keuangan, 8)
sarana dan prasarana, 9) sistem informasi, 10) sistem penjaminan
mutu, dan 11) kerjasama. Progam kerja ini disingkronisasi dengan
program kerja IAIN Lhokseumawe yang kemudian dibahas dalam
Rapat Kerja IAIN Lhokseumawe yang dilaksanakan setiap tahun.
(d) Pengarahan (Leading)
Sistem tata pamong yang berjalan di IAIN Lhokseumawe juga
berpedoman pada prinsip leading. Hal ini tercermin bahwa semua
jajaran pimpinan, staf, dan dosen ikut dilibatkan dalam setiap
perencanaan 1) pendidikan, 2) pengembangan suasana akademik
dan otonomi keilmuan, 3) kemahasiswaan, 4) penelitian, 5) PkM,
6) SDM, 7) keuangan, 8) sarana dan prasarana, 9) sistem
informasi, 10) sistem penjaminan mutu, dan 11) kerjasama. Di
samping itu, pimpinan juga memberikan tugas dan tanggung
jawab kepada warga IAIN Lhokseumawe untuk melakukan
perencanaan kegiatan pada 11 bidang itu akan dilaksanakan.
Selanjutnya, setiap kegiatan yang dilakukan melalui kepanitiaan

66
tersendiri di bawah kontrol oleh SPI. Hasil kegiatan tersebut akan
dilaporkan secara tertulis pada Laporan Pertanggungjawaban
(LPJ).
(e) Pengawasan (Controlling)
Sistem pengawasan pada IAIN Lhokseumawe pada bidang 1)
pendidikan, 2) pengembangan suasana akademik dan otonomi
keilmuan, 3) kemahasiswaan, 4) penelitian, 5) PkM, 6) SDM, 7)
keuangan, 8) sarana dan prasarana, 9) sistem informasi, 10)
sistem penjaminan mutu, dan 11) kerjasama dilakukan dalam
AMI yang dilakukan secara berkala. Di samping itu, pengawasan
itu juga dilakukan oleh SPI yang ditetapkan oleh rektor IAIN
Lhokseumawe berdasarkan amanah PMA Nomor 58 tahun 2016
tentang STATUTA Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe.
2) Pedoman pengelolaan IAIN Lhokseumawe mencakup aspek:
(a) Pedoman pendidikan IAIN Lhokseumawe yang diberlakukan
dalam SK tentang pemberlakuan pedoman Pendidikan IAIN
Lhokseumawe nomor 187 tanggal 23 Maret 2017;
(b) Pedoman pengelolaan pembelajaran IAIN Lhokseumawe yang
diberlakukan dalam SK tentang pemberlakuan pengelolaan
pembelajaran IAIN Lhokseumawe nomor 188.a tanggal 23 Maret
2017;
(c) Pedoman pengelolaan kemahasiswaan IAIN Lhokseumawe yang
diberlakukan dalam SK tentang pemberlakuan pengelolaan
kemahasiswaan IAIN Lhokseumawe nomor 196.a tanggal 27
Maret 2017;
(d) Pedoman pengelolaan penelitian IAIN Lhokseumawe yang
diberlakukan dalam SK tentang pemberlakuan pengelolaan
penelitian IAIN Lhokseumawe nomor 187 tanggal 23 Maret 2017;
(e) Pedoman pengelolaan pengabdian kepada masyarakat IAIN
Lhokseumawe yang diberlakukan dalam SK tentang
pemberlakuan pengelolaan pengabdian kepada masyarakat IAIN
Lhokseumawe nomor 190.a tanggal 23 Maret 2017;
(f) Pedoman pengelolaan Sumber Daya Manusia IAIN Lhokseumawe
yang diberlakukan dalam SK tentang pemberlakuan pengelolaan
Sumber Daya Manusia IAIN Lhokseumawe nomor 194 tanggal 23
Maret 2017;
(g) Pedoman pengelolaan Keuangan IAIN Lhokseumawe yang
diberlakukan dalam SK tentang pemberlakuan pengelolaan
Keuangan IAIN Lhokseumawe nomor 192 tanggal 24 Maret 2017;
(h) Pedoman pengelolaan Sarana dan Prasarana IAIN Lhokseumawe
yang diberlakukan dalam SK tentang pemberlakuan pengelolaan
Sarana dan Prasarana IAIN Lhokseumawe nomor 192.a tanggal
24 Maret 2017;
(i) Pedoman pengelolaan Sistem Penjaminan Mutu IAIN

67
Lhokseumawe yang diberlakukan dalam SK tentang
pemberlakuan pengelolaan Sistem Penjaminan Mutu IAIN
Lhokseumawe nomor 263 tanggal 19 April 2017;
(j) Pedoman pengelolaan Kerjasama IAIN Lhokseumawe yang
diberlakukan dalam SK tentang pemberlakuan pengelolaan
Kerjasama IAIN Lhokseumawe nomor 328 tanggal 24 April 2017;
3) Implementasi kebijakan dan pedoman pengelolaan aspek a)
pendidikan, b) pengembangan suasana akademik dan otonomi
keilmuan, c) kemahasiswaan, d) penelitian, e) PkM, f) SDM, g)
Keuangan, h) Sarana dan Prasarana i) Sistem Penjaminan Mutu, dan
j) Kerjasama.
4) Ketersediaan dokumen formal dan bukti mekanisme persetujuan dan
penetapan terhadap rencana strategis (yang mencakup perencanaan
finansial dan sumber daya, pengelolaan dan pengendalian risiko,
kepatuhan terhadap peraturan, konflik kepentingan, pelaporan dan
audit).
d) Sistem Penjaminan Mutu
Pengembangan sistem penjaminan mutu IAIN Lhokseumawe tersusun
dalam Rencana Induk Pengembangan yang disingkat menjadi RIP yang
diberlakukan dalam SK pemberlakuan Rencana Induk Pengembangan Nomor
188 tahun 2017 yang diturunkan dalam bentuk buku Penjaminan Mutu, Kebijakan
Mutu Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe, Manual Mutu Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Institut
Agama Islam Negeri Lhokseumawe, Standar Mutu SPMI Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe. Rencana implementasi penjaminan mutu yang mencakup
strategi, kebijakan, pemberdayaan para pemangku kepentingan yang merupakan
bagian dari rencana jangka menengah maupun jangka panjang IAIN
Lhokseumawe.
Efektivitas pelaksanaan penjaminan mutu yang ditetapkan dalam SK
Tentang Penjaminan Mutu nomor 263 tahun 2017, SK Tentang Kebijakan Mutu
Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe nomor 264.a tahun 2017, SK Tentang Manual Mutu Standar
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
nomor 264.b tahun 2017, SK Tentang Standar Mutu SPMI Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe nomor 264.c tahun 2017. Efektivitas ini dilaksanakan,
dievaluasi, dikendalikan, dan ditindaklanjuti untuk perbaikan yang berkelanjutan
(PPEPP).
Penetapan standar di IAIN Lhokseuamwe mengikuti aturan yang belaku
baik untuk Standar Nasional Pendidikan Tinggi maupun standar Perguruan
Tinggi. Dalam penetapan melibatkan pihak yang terkait dan dikontrol oleh
lembaga penjaminan mutu (LPM).
Pada saat akan dilaksanakan, IAIN Lhokseumawe mendeklarasikan
pemberlakuan Standar dalam SPMI di IAIN Lhokseumawe kepada pemangku
kepentingan internal dan eksternal. Sosialisasi merupakan langkah penting untuk

68
keberhasilan pelaksanaan standar dalam SPMI dan dikukung sumber daya yang
memadai.
Evaluasi standar dilakukan untuk melihat proses dalam pelaksanaan
standar SPMI (Standar Dikti), evaluasi dilakukan oleh pejabat struktural pada
setiap unit kerja di IAIN Lhokseumawe. Tahap berikutnya untuk menjamin
obyektivitas juga dilakukan evaluasi internal yaitu Audit Mutu Internal yang
dilakukan oleh para auditor internal yang dapat berada di bawah koordinasi
Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Lhokseumawe. Objek yang dievalusi berupa
proses, prosedur, hasil dan otput dari pelaksanaan standar Perguruan Tinggi
bidang Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama. Jika hasil dari audit internal ini
buruk, maka diperlukan langkah atau tindakan koreksi, sebaliknya jika baik maka
praktik baik tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan mutunya. Pada
akhirnya, berdasarkan hasil audit internal ini IAIN Lhokseumawe dapat meminta
pihak eksternal untuk melakukan akreditasi atau SPME.
Akreditasi sesuai Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (UU Dikti) merupakan bagian dari Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi (SPM Dikti), yang terdiri atas Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI), Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) atau akreditasi, dan
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti). SPMI dan SPME yang kredibel
dan akuntabel akan mendorong tercapainya fungsi pengendalian
penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh IAIN Lhokseumawe. Melalui standar tata
pamong, tata kelola dan kerjasama yang baik dapat mewujudkan kualitas
pendidikan tinggi yang bermutu, sekaligus menjamin adanya akuntabilitas publik
(public accountabilty) dan perbaikan mutu berkelanjutan (continuous quality
improvement) yang kuat dan seimbang. Proses penilaian akreditasi diarahkan
pada capaian kinerja Tridharma Perguruan Tinggi (outcome-based accreditation),
serta pencapaian mutu akademik dan non-akademik, berdasarkan ketersediaan
bukti yang sesungguhnya dan sah (evidence-based) serta ketertelusuran
(traceability) dari setiap aspek penilaian.
Tahapan penjaminan berikutnya yaitu pengendalian standar mutu, yaitu
siklus kegiatan tindak lanjut atas temuan yang pada tahap evaluasi pelaksanaan
standar Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama. Bentuk kegiatan
pengendalian mutu di IAIN Lhokseumawe adalah audit tindak lanjut. Audit tindak
lanjut dilaksanakan setelah ada upaya perbaikan dari temuan audit mutu internal
ynag dilakukan satu kali dalam setahun. Penentuan waktu audit tindak lanjut
selama tiga bulan untuk memberi kesempatan unit auditee memperbaiki temuan
audit yang disampaikan pada saat Rapat Tinjauan Manajemen.
Peningkatan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) adalah kegiatan IAIN
Lhokseumawe untuk menaikkan atau meninggikan isi Standar dari Tata Pamong,
Tata Kelola dan Kerjasama yang dapat ditingkatkan adalah unsur Behaviour,
Competence, Degree, atau kombinasi ketiganya. Hasil evaluasi berupa rumusan
Standar yang baru untuk menggantikan isi Standar Tata Pamong, Tata Kelola
dan Kerjasama sebelumnya,
Salah satu indicator penting dalam peningkatan sistem penjaminan mutu

69
standar tata pamong, tata kelola, dan kerjama adalah adanya peningkatan
jumlah perolehan sertifikasi/akreditasi oleh lembaga akreditasi nasional (BAN-
PT) dan Lembaga Akrediatsi Mandiri (LAM) dapat terlihat pada Tabel 1.b LKPT).
Saat ini IAIN Lhokseumawe belum memiliki sertifikasi/ akreditasi eksternal
oleh lembaga internasional atau nasional bereputasi (Tabel 1.a2. LKPT). Begitu
juga untuk perolehan akreditasi program studi oleh lembaga akreditasi
internasional bereputasi (Tabel 1.a3. LKPT).
e) Kerjasama
Kebijakan kerjasama IAIN Lhokseumawe berpedoman pada pencapaian
indikator yang ditetapkan pada Statuta IAIN Lhokseumawe, serta Standar Mutu
yang ditetapkan oleh Lembaga Penjaminan Mutu. Institusi melaksanakan
kerjasama kemitraan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan
pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan
kerjasama kemitraan berpedoman kepada SOP sehingga pelaksanaan kegiatan
senantiasa dilakukan secara baik dan terukur.
Ada beberapa hal yang diperhatikan oleh IAIN Lhokseumawe dalam
menjalin kerjasama, yaitu:
1) IAIN Lhokseumawe memastikan adanya ketersediaan dokumen formal
kebijakan dan prosedur pengembangan jejaring dan kemitraan (dalam dan luar
negeri), dan monitoring dan evaluasi kepuasan mitra kerjasama.
2) IAIN Lhokseumawe memastikan adanya ketersediaan dokumen
perencanaan pengembangan jejaring dan kemitraan yang ditetapkan untuk
mencapai visi, misi dan tujuan strategis institusi.
3) IAIN Lhokseumawe memastikan cukupnya ketersediaan data jumlah, lingkup,
relevansi, dan kemanfaatan kerjasama.
4) IAIN Lhokseumawe memastikan adanya ketersediaan bukti monitoring dan
evaluasi pelaksanaan program kemitraan, tingkat kepuasan kepuasan mitra
kerjasama yang diukurdengan instrumen yang sahih, serta upaya perbaikan
mutu jejaringdan kemitraan untuk menjamin ketercapaian visi, misi dan tujuan
strategis.
5) IAIN Lhokseumawe memastikan adanya bukti sahih kerjasama tridharma
yang dilengkapi dengan hasil analisis data terkait manfaat kerjasama bagi
perguruan tinggi

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja tata pamong, tata kelola
dan kerjasama lain berdasarkan standar yang ditetapkan oleh IAIN
Lhokseumawe. Adapun indikator kinerja tambahan yang telah dikembangkan oleh
IAIN Lhokseumawe, yaitu;
a) IAIN Lhokseumawe melalui Wakil Rektor III bidang ke mahasiswaan
dan kerjasama telah mengembangkan pedoman kerjasama setiap
tahun sesuai dengan kebutuhan secara jelas, terperinci dan terukur.
b) IAIN Lhokseumawe melalui Wakil Rektor bidang kemahasiswaan dan

70
kerjasama mengkoordinasikan kerjasama IAIN Lhokseumawe dengan
berbagai pihak, baik dalam negeri maupun luar negeri dengan
menetapkan arah dan kebijakan di bidang kerjasama untuk mencapai
visi, misi, dan tujuan IAIN Lhokseumawe dengan berpedoman pada
prosedur kerjasama dengan prinsip kesetaraan, saling menghormati
dan saling menguntungkan dalam pelaksanaan tridarma perguruan
tinggi.
c) IAIN Lhokseuamwe melalui Wakil Rektor bidang kemahasiswaan dan
kerjasama melakukan penguatan kerjasama dengan berbagai pihak
melalui perjanjian kerjasama berupa kesepakatan atau memorandum
of understanding (MOU), Memorandum OfAgreement (MOA) atau
kesepakatan lain yang disetujui bersama. Adanya evaluasi terhadap
kinerja dan kualitas kerjasama yang telah dilakukan dengan berbagai
pihak minimal satu kali dalam setahun.
d) IAIN Lhokseumawe melalui Wakil Rektor bidang kemahasiswaan dan
kerjasama serta berkerjasama dengan Lembaga Penjaminan Mutu
(LPM) melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
kemitraan dengan menggunakan instrumen yang sahih dan terukur;
Pelaksanaan survey terhadap kepuasan mitra dilakukan secara
online baik tingkat lokal, nasional, dan internasional.
e) IAIN Lhokseumawe melalui Wakil Rektor III dan Wakil Dekan III
Bidang Kemahawiswaan dan Kerjasama menindaklanjuti kerjasama
dengan kegiatan nyata yang dilaksanakan secara bersama dengan
mitra kerjasama khususnya di bidang tridharma perguruan tinggi.
f) Jumlah rasio kerjasama IAIN Lhokseumawe di bidang tridarma
perguruan tinggi mencapai 30%

6. Evaluasi Capain Kinerja


Berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur dengan
metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis terhadap
capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor pendukung
keberhasilan dan faktor penghambat ketercapaian standar, dan deskripsi
singkat tindak lanjut yang akan dilakukan institusi.
Evaluasi capaian kinerja Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dilakukan rutin pada saat Raker tahunan. Evaluasi capaian
kinerja tersebut membahas mengenai analisis keberhasilan pencapaian standar
dan ketidakberhasilan pencapaian standar yang ada pada Tata Pamong, Tata
Kelola, dan Kerjasama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
Capaian kinerja tersebut diukur dengan metoda yang tepat, serta hasil yang
didapatkan dianalisis dan dievaluasi. Adapun hasil dari evaluasi capaian kinerja
pada tata pamong, tata kelola dan kerja sama yang dilakukan rutin pada saat
raker tahunan dari tahun 2017, 2018, dan 2019 bisa dilihat pada tabel berikut.

71
No Target Capaian
2017 2018 2019
1 Sistem kepemimpinan yang responsif, inovatif dan operasional 75% 80% 85%

2 Kelengkapan struktur organisasi dan keefektifan penyelenggaraan 70% 75% 80%


organisasi di semua unit
3 Mengimplementasikan sistem penjaminan mutu berbasis ISO 60% 65% 65%

4 85 % Prodi yang ada terkreditasi dengan peringkat Baik Sekali sesuai 75% 80% 85%
standar BAN PT
5 Tersedia kelengkapan dokumen dan informasi yang mudah diakses 75% 80% 85%
dalam bahasa Indonesia
6 Menjalin Kerjasama Tingkat Internasional Bidang Pendidikan, 60% 65% 70%
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
7 Menjalin Kerjasama Tingkat Nasional Bidang Pendidikan, Penelitian 70% 75% 75%
dan Pengabdian kepada Masyarakat
8 Menjalin Kerjasama Tingkat Wilayah Bidang Pendidikan, Penelitian 80% 90% 95%
dan Pengabdian kepada Masyarakat
Hasil dari capaian kinerja Tata Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe tersebut selanjutnya di
lakukan analisis dan dievaluasi dengan mengidentifikasi akar masalah, analisis
faktor keberhasilan dan faktor penghambat serta tindak lanjut yang akan
dilakukan.
a) Identifikasi akar masalah,
1) Sistem kepemimpinan yang masih kurang responsif, inovatif dan
operasional
2) Sistem penjaminan mutu masih belum berbasis ISO
3) Masih belum lengkapnya dokumen dan informasi yang mudah diakses
dalam bahasa Indonesia
4) Minimnya kerjasama tingkat internasional bidang pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat.
5) Minimnya Kerjasama Tingkat Nasional Bidang Pendidikan, Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat
b) faktor pendukung keberhasilan
1) Adanya penyusunan dan Peninjuanan Ulang RIP, RENSTRA dan
RENOP IAIN Lhokseumawe
2) IAIN Lhokseumawe telah memiliki Renop tahunan yang merupakan
realisasi Renstra dalam untuk pengelolaan institusi.
3) IAIN Lhokseumawe telah memiliki struktur organisasi yang baik
dengan tupoksi yang jelas dan telah mencakup semua aspek yang
harus dikelola dari Unit dan Bidang, Fakultas sampai ke Program
Studi.
4) Adanya koordinasi yang baik dalam tata pamong mulai dari tingkat
program studi sampai dengan tingkat universitas.

72
5) Telah memiliki mekanisme evaluasi kebijakan dalam program studi
melalui rapat pimpinan dan rapat rutin dosen sehingga upaya tindak
lanjut dapat segera dilakukan.
6) Telah memiliki instrument dan sop terkait dengan mutu tenaga
pendidik, seperti prosedur dan sop kenaikan pangkat, jabatan,
validasi karya ilmiah dan UPMF.
7) Adanya komitmen tinggi dari pimpinan IAIN Lhokseumawe dan staf
untuk meningkatkan dan mengembangkan fasilitas pendidikan sesuai
dengan perkembangan IPTEK.
8) Ketersediaan dokumen terkait kelembagaan dan mudah diakses yang
terintegrasi.
9) Terlaksananya Pelatihan Penyusunan Dokumen Akreditasi
Penguatan Lembaga
10) Terlaksananya Kerjasama Tingkat Internasional Bidang Pendidikan,
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
11) Terlaksananya Kerjasama Tingkat Nasional Bidang Pendidikan,
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
c) faktor penghambat ketercapaian standar
1) Masih minimnya kemampuan tenaga struktural dalam bidang
manajemen dan sistem kepemimpinan.
2) Masih belum ada progress dalam pengajuan Instrumen kualitas
penjaminan mutu berbasis ISO
3) Dokumen dan informasi yang mudah diakses dalam bahasa
Indonesia masih belum efisien dan efektif.
4) Kerjasama tingkat internasional bidang pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat masih kurang.
5) Kerjasama Tingkat Nasional Bidang Pendidikan, Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat masih kurang
d) Tindak lanjut yang akan dilakukan pada capaian kinerja pada Tata
Pamong, Tata Kelola, dan Kerjasama Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yaitu:
1) Mengadakan pelatihan kepemimpinan dan manajemen bagi seluruh
tenaga struktural pada lingkungan IAIN Lhokseumawe
2) Mengadakan workshop penjaminan mutu berbasis ISO
3) Peningkatan kualitas penjaminan mutu berbasis ISO
4) Memaksimalkan ketersediaan dokumen terkait kelembagaan yang
mudah diakses dan terintegrasi.
5) Perluasan Kerjama tingkat Internasional, Nasional dan Wilayah
Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat.

7. Penjaminan Mutu Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama


Sistem penjaminan mutu Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama di IAIN
Lhokseumawe yang ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan

73
dikendalikan serta dilakukan sebagai upaya peningkatan sesuai dengan siklus
PPEPP dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Keberadaan dokumen formal Standar Mutu Perguruan Tinggi dengan SK
Rektor No 264c Tahun 2017.
b) Tersedianya SOP Pelaksanaan Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama.
c) Pelaksanaan Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama secara konsisten
berlandaskan pada standar Mutu Perguruan Tinggi bidang Tata Pamong,
Tata Kelola dan Kerjasama.
d) Metode evaluasi dan pengendalian terhadap capaian Tata Pamong, Tata
Kelola dan Kerjasama yang telah ditetapkan.
e) Hasil evaluasi ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu Tata Pamong, Tata
Kelola dan Kerjasama yang lebih baik.
Sistem penjaminan mutu Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama di IAIN
Lhokseumawe ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan dikendalikan
serta dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus PPEPP. Penjaminan
Mutu pada tingkat institusi telah ditetapkan oleh IAIN Lhokseumawe melalui
Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) dengan ketentuan;
a) Dokumen legal pembentukan unsur pelaksana penjamin mutu tertuang
dalam:
1) PMA nomor 46 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut
Agama Islam Negeri Lhokseumawe
2) PMA Nomor 58 tahun 2016 Tentang Statuta Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe
3) SK Rektor Nomor 263 tahun 2017 Tentang Penjaminan Mutu
b) Dokumen Mutu IAIN Lhokseumawe tertuang dalam:
1) SK Rektor Nomor 264.a Tahun 2017 Tentang Kebijakan Mutu
2) SK Rektor Nomor 264.b Tahun 2017 Tentang Manual Mutu
3) SK Rektor Nomor 264.c Tahun 2017 Tentang Standar Mutu
4) SK Rektor Nomor 264.d Tahun 2017 Tentang Formulir Mutu

a) Penetapan
Standar mutu adalah seperangkat tolok ukur kinerja sistem pendidikan
yang mencakup masukan, proses, hasil, keluaran serta manfaat pendidikan
yang harus dipenuhi oleh unit-unit kerja. Suatu standar mutu terdiri atas
beberapa parameter (elemen penilaian) yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk mengukur dan menetapkan mutu dan kelayakan unit kerja
untuk menyelenggarakan program-programnya.
Dalam penetapan Standar mutu Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama
Warek III, Wakil Dekan III bidang mahasiswa dan kerjasama merumuskan
standar dengan memperhatikan perundang - undangan yang relevan serta
melakukan pelacakan terhadap pemangku kepentingan internal dan
eksternal. Sebelum disahkan pihak LPM melakukan uji publik untuk melihat
kualitas standar berdasarkan masukan dari pemangku kepentingan. Hasil
perbaikan berdasarkan masukan pemangku kepentingan di sahkan dengan

74
surat keputusan Rektor IAIN Lhokseumawe.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu di bidang Tata Pamong, Tata Kelola
dan Kerjasama dilaksanakan sesuai dengan buku manual mutu standar
Tata Pamong Kerkjasama dengan SK Rektor Nomor 264b tahun 2017.
Pelaksanaan penjaminan mutu Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama
terwujud dalam berbagai kegiatan, diantaranya:
IAIN Lhokseumawe melalui Wakil Rektor III dan LPM telah melaksanakan
sosialisasi standar mutu bidang tata kelola, tata pamong dan kerjasama
yang rutin diadakan di awal semester. Salah satu sub standar yang
disampaikan diantaranya pelaksanaan kode etik dosen, mahasiswa dan
tenaga kependidikan. Dalam rangka pengembangan IAIN Lhokseumawe,
diaharapkan adanya perbaikan layanan dalam segala aspek dan juga
semua nya tersistem dengan kemajuan teknologi dan informasi, sehingga
kinerja IAIN Lhokseumawe dan kualitas lulusan dapat diakses dengan
mudah oleh pemangku kepentingan secara online.
c) Evaluasi
Evaluasi sistem penjaminan mutu Tata Pamong, Tata Kelola dan
Kerjasama dilakukan dalam program Audit Mutu Internal yang dilakukan
setiap tahunnya. Audit Mutu Internal diselenggarakan oleh Lembaga
Penjaminan Mutu IAIN Lhokseumawe.
Pada tahun 2016 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan Audit
Mutu Internal (AMI) Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama. Ada pun
hasil temuan Audit Mutu Internal (AMI) yaitu:
(1) Sistem kepemimpinan yang kurang responsif, inovatif dan operasional
(a) Renop tahunan tidak merealisasikan Renstra dalam pengelolaan
institusi.
(b) Struktur organisasi yang masih belum baik dengan tupoksi yang
masih belum jelas dan belum mencakup semua aspek yang harus
dikelola dari Unit dan Bidang, Fakultas sampai ke Program Studi.
(c) Sistem penjaminan mutu belum berbasis ISO
(d) Tidak adanya koordinasi yang baik dalam tata pamong mulai dari
tingkat program studi sampai dengan tingkat universitas.
(e) Belum memiliki mekanisme evaluasi kebijakan dalam program studi
melalui rapat pimpinan dan rapat rutin dosen sehingga upaya tindak
lanjut dapat segera dilakukan.
(f) Belum memiliki instrument dan sop terkait dengan mutu tenaga
pendidik, seperti prosedur dan sop kenaikan pangkat, jabatan,
validasi karya ilmiah dan UPMF.
(g) Tidak lengkapnya dokumen dan informasi yang mudah diakses
dalam bahasa Indonesia
(h) Belum adanya kerjasama tingkat internasional bidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
(i) Kerjasama Tingkat Nasional Bidang Pendidikan, Penelitian dan

75
Pengabdian kepada Masyarakat masih sangat minim
Pada tahun 2017 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan Audit
Mutu Internal (AMI) Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama. Ada pun
hasil temuan Audit Mutu Internal (AMI) yaitu:
(2) Sistem kepemimpinan yang kurang responsif, inovatif dan operasional
(a) Struktur organisasi yang sudah baik tetapi tupoksi yang masih
belum jelas dan belum mencakup semua aspek yang harus
dikelola dari Unit dan Bidang, Fakultas sampai ke Program Studi.
(b) Sistem penjaminan mutu belum berbasis ISO
(c) Belum memiliki instrument dan sop terkait dengan mutu tenaga
pendidik, seperti prosedur dan sop kenaikan pangkat, jabatan,
validasi karya ilmiah dan UPMF.
(d) Tidak lengkapnya dokumen dan informasi yang mudah diakses
dalam bahasa Indonesia
(e) Belum adanya kerjasama tingkat internasional bidang
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
(f) Kerjasama Tingkat Nasional Bidang Pendidikan, Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat masih sangat minim
Pada tahun 2018 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan Audit
Mutu Internal (AMI) Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama. Ada pun
hasil temuan Audit Mutu Internal (AMI) yaitu:
(a) Sistem kepemimpinan yang kurang responsif, inovatif dan operasional
(b) Sistem penjaminan mutu belum berbasis ISO
(c) Tidak lengkapnya dokumen dan informasi yang mudah diakses dalam
bahasa Indonesia
(d) Belum adanya kerjasama tingkat internasional bidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
(e) Kerjasama Tingkat Nasional Bidang Pendidikan, Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat masih sangat minim
Pada tahun 2019 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan Audit
Mutu Internal (AMI) Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama. Ada pun
hasil temuan Audit Mutu Internal (AMI) yaitu:
(a) Sistem kepemimpinan yang masih kurang responsif, inovatif dan
operasional
(b) Sistem penjaminan mutu belum berbasis ISO
(c) Masih belum lengkapnya dokumen dan informasi yang mudah
diakses dalam bahasa Indonesia
(d) Minimnya kerjasama tingkat internasional bidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
(e) Minimnya Kerjasama Tingkat Nasional Bidang Pendidikan, Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat
Hasil temuan dari audit mutu internal tersebut dijadikan bahan untuk
rapat tinjauan manajemen dengan menghadirkan jajaran pimpinan rektorat
dan dekanan serta mengundang pakar keilmuan dari perguruan tinggi lain,

76
pengguna lulusan baik dilembaga, dunia usaha dan dunia industri, asosiasi
profesi dan asosiasi keilmuan sebagai bentuk external benchmarking
dalam peningkatan mutu di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe.
d) Pengendalian
Pengendalian pelaksanaan sistem penjaminan mutu di bidang Tata
Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama dilaksanakan oleh Lembaga
Penjaminan Mutu (LPM). Dalam melakukan pengendalian, LPM
menetapkan standar untuk pelaksanaan sistem penjaminan mutu di bidang
Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama. LPM melakukan evaluasi
terhadap standar yang ditetapkan terhadap pelaksanaan sistem
penjaminan mutu di bidang Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama, dan
kemudian LPM melakukan pelaporan di rapat tinjauan manajemen dengan
menghadirkan menghadirkan seluruh pimpinan Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam upaya peningkatan mutu sumber daya
manusia yang ada di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
e) Perbaikan Berkelanjutan
Sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi dalam kegiatan audit mutu internal,
beberapa hal berikut ini akan diupayakan oleh IAIN Lhokseumawe untuk
memperbaiki sistem Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama melalui
LPM.
(1) Meningkatkan kuantitas dan kualitas kerjasama dengan mitra secara
nasional dan interansional khususnya bidnag penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
(2) Adanya kegiatan rutin Rapat Tinjauan Manajemen untuk mengevaluasi
ketercapaian standar di bidang Tata Pamong, Tata Kelola dan
kerjasama.
(3) Mengadakan pelatihan kepemimpinan dan manajemen bagi seluruh
tenaga struktural pada lingkungan IAIN Lhokseumawe
(4) Mengadakan workshop penjaminan mutu berbasis ISO
(5) Peningkatan kualitas penjaminan mutu berbasis ISO
(6) Memaksimalkan ketersediaan dokumen terkait kelembagaan yang
mudah diakses dan terintegrasi.
(7) Perluasan Kerjama tingkat Internasional, Nasional dan Wilayah Bidang
Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat.

8. Kepuasan Pengguna
Pengukuran kepuasan layanan manajemen terhadap para pemangku
Kepentingan IAIN Lhokseumawe: mahasiswa, dosen, tenaga
kependidikan, lulusan, pengguna dan mitra yang memenuhi aspek-aspek
berikut:
1) Pengukuran kepuasan pengguna menggunakan instrumen kepuasan
yang sahih, andal, mudah digunakan,

77
2) Pengukuran kepuasan pengguna dilaksanakan secara berkala, serta
datanya terekam secara komprehensif,
3) Pengukuran kepuasan pengguna dianalisis dengan metode yang tepat
serta bermanfaat untuk pengambilan keputusan, dan
4) Tingkat kepuasan dan umpan balik ditindaklanjuti untuk perbaikan dan
peningkatan mutu luaran secara berkala dan tersistem.
5) Dilakukannya review terhadap pelaksanaan pengukuran kepuasan
para pemangku kepentingan.
6) Hasilnya dipublikasikan dan mudah diakses oleh para pemangku
kepentingan.
Kepuasan pengguna layanan manajemen terhadap para pemangku
kepentingan telah dilakukan IAIN Lhokseumawe dengan menggunakan
survey secara offline dan online keapda mahasiswa, dosen, tenaga
kependidikan, lulusan, pengguna dan mitra.
a) Instrumen kepuasan Pengguna
Kriteria utama yang digunakan IAIN Lhokseumawe dalam
mengembangkan instrument yaitu sahih, andal, mudah digunakan.
Pelaksanaannya dilakukan secara berkala, sehingga data yang terekam
lebih komprehensif. Data hasil survey dianalisis dengan metode yang tepat
dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan, dan tingkat kepuasan dan
umpan balik ditindaklanjuti untuk perbaikan dan peningkatan mutu luaran
secara berkala dan tersistem.
Adapun instrumen yang digunakan untuk mengukur kepuasan pengguna
secara internal dan ekternal terdiri dari 2 ianggket untuk mengukur
kepuasan pengguna internal yaitu dosen dan tenaga kependidikan, serta 1
angket untuk mengukur kepuasan mitra.
b) Pelaksanaan pengukuran Kepuasan Pengguna
Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang berisi 5 pernyataan
untuk masing – masing pengguna. Sebelum kuesioner di sebar terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan
Cronbach’s Alpha dengan signifikansi 5%. Kesahihan (validitas) instrumen
diujicobakan kepada 30 orang pengguna internal dan eksternal, sehingga
didapatkan 5 butir pertanyaan dalam kuesioner valid. Proses selanjutnya
kuesioner di distribusikan ke seluruh mitra baik secara langsung maupun
melalui secara online dalam bentuk google form. Berikut butir pertanyaan
dalam kuesioner untuk mengukur kepuasan pengguna;
No Pernyataan SS S KS TS TM
Mahasiswa dan Almuni
1. Sistem pelayanan sudah berbasi teknologi dan informasi
yang terkini
2. Saya Puas Terhadap Layanan yang diberikan oleh
Tenaga Kependidikan
3. Adanya kepuasan terhadap pengembangan skill
mahasiswa IAIN Lhokseumawe

78
4. Adanya kemudahan dalam menyelesaikan permasalahan
dari tingkat PS sampai ke rektorat
5. Tersedianya sarana dan prasana yang memadai dalam
peningkatan skill mahasiswa dan lulusan IAIN
Lhokseumawe
Dosen dan Tenaga Kependidikan
1 Saya Puas Terhadap Beban Kerja yang diberikan sudah
sesuai dengan Tupoksi
2 Hubungan kerja sangat baik dari tingakt pimpinan sampai
bawahan.
3 Kecukupan pelatihan di bidang manajemen, adminstrasi
dan pengembangan program studi
4 Adanya penghargaan terhadap kinerja Dosen dan
Tenaga Kependidikan
5 Adanya kesempatan yang sama dalam program
penguatan kemampuan bagi dosen dan Tenaga
Kependidikan
Mitra dan Pengguna Eksternal
1 Kegiatan kerjasama di bidang Tridharma Perguruan
Tinggi telah berlangsung secara maksimal.
2 Adanya kepuasan terhadap layanan ynag diberikan oleh
IAIN Lhokseuamwe dalam semua bidang kerjasama.
3 Adanya kemudahan mendapatkan informasi terhadap
kinerja IAIN Lhokseuamwe melalui web IAIN
Lhokseuamwe dan media masa lainnya
4 Adanya program penguatan kerjasama dan pengkajian
ulang terkait MoU dan MoA setiap tahunnya
5 Adanya keterlibatan pengguna eksternal dalam
pengambilan kebijakan yang terkait bidang Kerjasama
SS: Sangat Setuju S: Setuju KS: Kurang Setuju TS: Tidak Setuju
TM: Tidak Menjawab
c) Hasil Survey Kepuasan Pengguna
Hasil pengukuran kepuasan pengguna baik internal (mahasiswa dan
alumni, dosen dan tenaga kependidikan) dan eksternal (mitra) telah dilaksanakan
secara konsisten, dan ditindaklanjuti secara berkala dan tersistem dengan baik.
Hasil survey ini dapat dengan mudah diakses di website IAIN Lhokseumawe.
Adapun hasil rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan survey kepuasan
pengguna/mitra kegiatan PkM pada tahun 2016-2019, yaitu:
No Pernyataan 2016 - 2017 2017 - 2018 2018 - 2019

Mahasiswa dan Almuni


1. Sistem pelayanan sudah berbasi teknologi 45,6 % 62% setuju, 86 % setuju
dan informasi yang terkini setuju dan 20% tidak dan 14%
54,4% setuju dan tidak setuju
kurang 42% tidak
setuju menjawab
2. Saya Puas Terhadap Layanan yang 53 % setuju 65% setuju, 87% setuju

79
diberikan oleh Tenaga Kependidikan dan 47% 14% tidak dan 13%
kurang setuju dan kurang
setuju 21% kurang setuju
setuju
3. Adanya kepuasan terhadap 46,05% 62% setuju 82% setuju
pengembangan skill mahasiswa IAIN setuju dan dan 38% dan 18%
Lhokseumawe 53,95% kurang tidak setuju
tidak setuju setuju
4. Adanya kemudahan dalam menyelesaikan 53% setuju 68,05% 78% setuju
permasalahan dari tingkat PS sampai ke dan 47% setuju dan dan 22%
rektorat tidak setuju 31,05% kurang
kurang setuju
setuju
5. Tersedianya sarana dan prasana yang 48,05% 71% setuju 86,05%
memadai dalam peningkatan skill setuju dan dan 29% setuju dan
mahasiswa dan lulusan IAIN 51,05% kurang 13,95%
Lhokseumawe tidak setuju setuju kurang
setuju
Dosen dan Tenaga Kependidikan
1 Saya Puas Terhadap Beban Kerja yang 54% setuju 76% setuju 91% setuju
diberikan sudah sesuai dengan Tupoksi dan 46% dan 24% dan
kurang setuju 8% kurang
setuju setuju
2 Hubungan kerja sangat baik dari tingkat 67% setuju 83% setuju 89% setuju
pimpinan sampai bawahan. dan 33% dan 17 % dan 11 %
tidak kurang kurang
menjawab setuju setuju
3 Kecukupan pelatihan di bidang 56% setuju 73% setuju 89% setuju
manajemen, adminstrasi dan dan 44% dan 27% dan 11 tidak
pengembangan program studi kurang kurang setuju
setuju setuju
4 Adanya penghargaan terhadap kinerja 43% setuju 72% setuju 20% sangat
Dosen dan Tenaga Kependidikan dan 57% dan 28% setuju, 43%
kurang kurang setuju dan
setuju setuju 31% tidak
setuju
5 Adanya kesempatan yang sama dalam 55% setuju, 63% sangat 84% setuju,
program penguatan kemampuan bagi 32% kurang setuju, 12% 16% kurang
dosen dan Tenaga Kependidikan setuju dan setuju dan setuju
13 % tidam 25% kurang
menjawab setuju
Mitra dan Pengguna Eksternal
1 Kegiatan kerjasama di bidang Tridharma 56% setuju 75% setuju 78% setuju
Perguruan Tinggi telah berlangsung secara dan 44% dan 25% dan
maksimal. kurang setuju 22% kurang
setuju setuju
2 Adanya kepuasan terhadap layanan ynag 68% setuju 86% setuju 89% setuju
diberikan oleh IAIN Lhokseuamwe dalam dan 32% dan 14 % dan 11 %

80
semua bidang kerjasama. tidak kurang kurang
menjawab setuju setuju
3 Adanya kemudahan mendapatkan 52% setuju 76% setuju 85% setuju
informasi terhadap kinerja IAIN dan 48% dan 24% dan 15 tidak
Lhokseumawe melalui web IAIN kurang kurang setuju
Lhokseumawe dan media masa lainnya setuju setuju
4 Adanya program penguatan kerjasama dan 48% setuju 78% setuju 23% sangat
pengkajian ulang terkait MoU dan MoA dan 52% dan 22% setuju, 56%
setiap tahunnya kurang kurang setuju dan
setuju setuju 21% tidak
setuju
5 Adanya keterlibatan pengguna eksternal 53% setuju, 68% sangat 87% setuju,
dalam pengambilan kebijakan yang terkait 47% kurang setuju, 14% 13% kurang
bidang kerjasama setuju setuju dan setuju
18% kurang
setuju
Merujuk pada statistik deskriptif hasil survey dari tahun 2016 hingga tahun
2019 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Tata Pamong, Tata kelola
dan Kerjasama di IAIN Lhokseumawe terus mengalami perbaikan. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor konsistensi dari pimpinan ynag berkerjasma dengan
pihak terkait untuk meningkatkan mutu dan kualitas layanan disegala bidang.

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Tata Pamong, Tata


Kelola dan Kerjasama serta Tindak Lanjut
Berdasarkan pemosisian, masalah dan akar masalah, serta rencana
perbaikan dan pengembangan tata pamong, tata kelola dan kerjasama dilakukan
dengan merujuk pada RIP, RENSTRA, SOP, Standar mutu, dan pedoman
pendidikan perguruan tinggi yang disahkan bersama oleh Rektor IAIN
Lhokseumawe. Optimalisasi pelaksanaan tata pamong dilingkungan IAIN
Lhokseumawe dilakukan secara menyeluruh dan dievaluasi secara menyeluruh
kepada semua unit lembaga oleh lembaga penjamin mutu IAIN Lhokseumawe.
Tujuan penjaminan mutu bertujuan meningkatkan kualitas dan mengoptimalkan
kapasitas yang dimiliki serta penyaluran lulusan. Untuk penguatan tata pamong
dan tata kelola, melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun
instansi swasta dalam meningkatkan kualitas tridharma Perguruan Tinggi.
Strategi pencapaian standar tata pamong, tata kelola dan kerjasama serta
tindak lanjut merujuk kepada standar mutu IAIN Lhokseumawe dan disesuaikan
dengan Visi Misi Tujuan dan Sasaran IAIN Lhokseumawe. Di samping itu,
melaksanakan evaluasi standar. Evaluasi dan monitoring dilaksanakan minimal
setahun sekali serta peningkatan standar di seluruh unit kerja memiliki standar
mutu dan indikator yang jelas.
Peningkatan mutu manajemen dilakukan dengan mengadakan program
pelatihan kepemimpinan dan manajemen bagi seluruh tenaga struktural pada
lingkunagan IAIN Lhokseumawe. Selain itu, memaksimalkan Informasi dalam
web www.iainlhokseumawe.,ac.id yang di kelola oleh IAIN Lhokseumawe dalam

81
peningkatan pelayan kepada mahasiswa dan alumni. Meningkatkan Layanan
kepada Mahasiswa melalui SIAKAD Cloud dan melaksanakan audit internal yang
sudah dimulai dengan melakukan evaluasi atas mutu manajemen secara
keseluruhan yang dimulai pada semester ganjil dan direncanakan akan dilakukan
secara berkala setiap tahun. Di samping itu, memaksimalkan data ke PDDIKTI
dan EMIS.
Pemosisian pelaksana kerjasama kemitraan dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Pelaksanaan kerjasama kemitraan berpedoman kepada SOP
sehingga pelaksanaan kegiatan berhasil dengan baik dan terukur. Selain itu,
dilakukan pelatihan, pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

C.3 Mahasiswa
1. Latar Belakang
Mahasiswa merupakan komponen penting yang menjadi titik awal
akademik dalam proses belajar mengajar pada suatu perguruan tinggi.
Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif
dan sedang menempuh perkuliahan. Sebagai peserta didik dalam struktur
perguruan tinggi, mahasiswa memiliki hak untuk memperoleh pendampingan
dalam hal akademik, pengembangan minat dan bakat, pengembangan
kepribadian, dan pengembangan profesi. Bimbingan pembelajaran yang
dilakukan bertujuan untuk mengembangkan potensi mahasiswa sehingga
menjadi kompetensi yang bermanfaat dalam lingkungan hidupnya, hal inilah
yang mendasari adanya proses bimbingan kegiatan kemahasiswaan.
Daya dukung keberadaan suatu perguruan tinggi adalah ketersediaan
mahasiswa yang bertujuan agar terciptanya keunggulan kooperatif, karena
perguruan tinggi yang memiliki kulaitas yang baik akan mempunyai kualitas
hidup yang survive. Salah satu ujung tombak untuk menentukan kualitas
perguruan tinggi adalah kualitas mahasiswa. Pencapaian tujuan pendidikan dan
kompetensi lulusan setiap mahasiswa yang telah ditetapkan oleh satuan
pendidikan dalam program kegiatan pendidikan, atau disebutkan dengan
kesesuaian tujuan dan kompetensi dengan standar yang telah ditetapkan
sangat berkaitan erat dengan kualitas pendidikan di perguruan tinggi.
Penetapan standar mahasiswa menjadi kriteria minimal kualifikasi
mahasiswa yang dilakukan melalui Sistem seleksi dan layanan mahasiswa.
Salah satu misi IAIN Lhokseumawe adalah mencetak sarjana yang cerdas dan
berakhlak mulia. Maka untuk mencapai misi tersebut, IAIN Lhokseumawe
menetapkan standar mahasiswa yang bertujuan untuk memastikan bahwa
seluruh mahasiswa yang masuk memiliki kualitas yang baik dan memiliki
kemampuan akademik yang baik dan gemilang sehingga mampu menjadi
sarjana yang cerdas dan berkulaitas.
Acuan tata kelola penerimaan mahasiswa dan pengembangan mhasiswa
untuk mencapai visi dan misi IAIN Lhokseumawe merupakan tujuan dari
penetapan standar mahasiswa. Penetapan standar mahasiswa juga merupakan

82
bentuk pertanggung jawaban IAIN Lhokseumawe secara transparan dan
akuntabel dalam menerima dan mengelola mahasiswa. Selain itu, hal tersebut
juga merupakan bentuk pemenuhan standar nasional pendidikan tinggi yang
ditetapkan melalui permenresdikti nomor 62 tahun 2016 tentang Sistem
penjaminan mutu pendidikan tinggi.
Mekanisme penetapan mahasiswa yaitu: Pertama, rektor menetapkan tim
perumus untuk merumuskan (a) pedoman seleksi mahasiswa, (b) jenis kegiatan
mahasiswa, (c) target kegiatan mahasiswa, (d) pembimbingan mahaiswa, (e)
fasilitas kegiatan mahasiswa, dan (f) standar mutu kegiatan mahasiswa yang
meliputi bidang penalaran, minat dan bakat, oerganisasi dan kesejahteraan;
Kedua, Rektor mengesahkan penetapan standar mahasiswa.

2. Kebijakan
Penerimaan mahasiswa baru merupakan serangkaian proses atau
rangkaian kegiatan yang meliputi pemberi informasi, pendaftaran, seleksi, dan
pengumuman. Melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru tersebut, IAIN
Lhokseumawe berupaya merekrut mahasiswa yang unggul secara akademik
dan kepribadian, memiliki integritas dan dapat dididik menjadi agen perubahan
sosial menuju masyarakat yang lebih baik. Penerimaan mahasiswa baru
merupakan gerbang utama dalam menciptakan alumni-alumni yang bermutu.
Hal ini berdasarkan pada beberapa landasan yuridis, yaitu:
a) Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 24 menjelaskan Perguruan Tinggi memiliki otonomi untuk
mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan
tinggi, penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat.
b) Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, Pasal 5 menjelaskan bahwa pendidikan tinggi bertujuan
berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, manidiri, terampil, kompeten dan berbudaya untuk
kepentingan bangsa.
c) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 menjelaskan bahwa standar
nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan republik Indonesia meliputi
standar kompetensi lulusan, standar isi (tingkat kompetensi), standar
proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar
penilaian pendidikan.
d) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi,
Pasal 1 menjelaskan bahwa Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah
pengaturan, perencanaan, pengawasan, pemantauan, dan evaluasi serta
pembinaan dan koordinasi pelaksanaan jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan

83
Tinggi oleh Menteri untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi. Sedangkan
Pengelolaan Perguruan Tinggi adalah kegiatan pelaksanaan jalur, jenjang,
dan jenis Pendidikan Tinggi melalui pendirian Perguruan Tinggi oleh
Pemerintah dan/atau Badan Penyelenggara untuk mencapai tujuan
Pendidikan Tinggi.
e) Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2016 tentang Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe, Pasal 1 menjelaskan bahwa dengan Peraturan
Presiden ini didirikan Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe sebagai
perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Malikussaleh
Lhokseumawe.
f) Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2016
tentang Statuta IAIN Lhokseumawe, Pasal 1 menjelaskan bahwa statuta
institut adalah peraturan dasar pengelolaan Institut yang digunakan
sebagai landasan penyusunan peraturan dan prosedur operasional.
g) Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe.
h) Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 191 tahun 2017
tentang Renstra IAIN Lhokseumawe.
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru atau SPMB adalah salah satu bentuk
ujian penerimaan mahasiswa untuk perguruan tinggi negeri, selain program
mandiri (melalui ujian mandiri) dan penyaluran minat dan bakat melalui sekolah-
sekolah. Penerimaan mahasiswa baru menekankan pada pemerolehan calon
mahasiswa yang berpotensi dan berkualitas secara akademik maupun non
akademik. Sistem seleksi mahasiswa baru untuk seluruh jenjang pendidikan
dilakukan secara objektif, transparan, akuntabel, dan memperhatikan
pemerataan pendidikan.
Pelaksanaannya berdasarkan pada prinsip-prinsip yaitu:
a) Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan ini menekankan pada suatu kondisi yang adil dan tidak
diskriminatif, yaitu tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras,
umur, kedudukan sosial, dan tingkat ekonomi calon mahasiswa, dengan
tetap memperhatikan potensi calon mahasiswa terkait kondisi internal IAIN
Lhokseumawe. Prinsip ini selanjutnya dapat dijabarkan ke dalam (1) prinsip
keterjangkauan, (2) prinsip ekuisitas, dan (3) prinsip pemerataan. Prinsip
keterjangkauan menekankan pada perimbangan jumlah mahasiswa
menurut tingkat ekonomi. Prinsip ekuisitas menekankan pada perimbangan
jumlah mahasiswa yang bervariasi dalam suku, agama, ras, gender, dan
status sosial politik. Prinsip pemerataan menekankan pada perimbangan
jumlah mahasiswa menurut daerah asal mahasiswa, baik dari kabupaten
hingga provinsi, yang tersebar di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Perimbangan jumlah mahasiswa baru dalam ketiga
kualifikasi tersebut perlu ditetapkan dalam setiap kebijakan penerimaan
calon mahasiswa baru guna memperjelas kuantitas formasi penerimaan

84
calon mahasiswa baru terkait dengan prinsip keadilan ini. Dengan
demikian, prinsip keadilan ini merupakan suatu acuan untuk mewujudkan
pemerataan kesempatan yang adil dalam pemerolehan peluang untuk
dapat mengenyam pendidikan pada perguruan tinggi.
b) Prinsip Keterbukaan
Prinsip ini menekankan pada suatu kondisi yang transparan dan akuntabel,
yaitu keterbukaan dalam penyelenggaraan proses penerimaan calon
mahasiswa baru, baik dari pendaftaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi,
hingga pada pendaftaran kembali calon mahasiswa baru yang dinyatakan
lulus seleksi. Prinsip ini dapat mengarahkan pada terwujudnya proses
penerimaan calon mahasiswa baru yang terencana, tertata, dan terlaksana
secara terpadu yang pada akhirnya dapat menunjukkan kesesuaian jumlah
calon mahasiswa baru yang diterima terhadap daya tampung masing-
masing prodi. Prinsip keterbukaan ini menuntut pihak penyelenggara untuk
dapat memberikan kemudahan akses dalam pelayanan terhadap
keseluruhan proses seleksi hingga pada kepuasan terhadap hasil seleksi
yang diumumkan. Perkembangan teknologi informasi (IT) yang kian pesat
dan telah terinternalisasi secara efektif dalam pendidikan merupakan suatu
media yang produktif dalam menghasilkan layanan prima terkait dengan
prinsip keterbukaan dalam penerimaan calon mahasiswa baru. Dengan
demikian, prinsip keterbukaan ini merupakan suatu acuan untuk
mewujudkan suatu layanan informasi dan pelaksanaan seluruh proses
penerimaan calon mahasiswa baru yang terjangkau secara menyeluruh
bagi setiap calon mahasiswa baru.
c) Prinsip Kesesuaian
Prinsip ini menekankan pada kondisi dan potensi internal masing-masing
perguruan tinggi terkait dengan penerimaan calon mahasiswa baru yang
dilakukan. Hal ini terutama tampak pada kebijakan tentang penetapan
formasi penerimaan calon mahasiswa baru setiap tahun. Kebijakan
tersebut dapat menunjukkan daya tampung masing-masing prodi terhadap
jumlah calon mahasiswa baru yang dapat diterima dalam pelaksanaan
penerimaan calon mahasiswa selanjutnya. Penetapan daya tampung
tersebut terkait erat dengan karakteristik serta prospek pengembangan
masing-masing prodi, jumlah dosen pada masing-masing prodi, dan
keberadaan sarana maupun prasarana penunjang bagi prodi tersebut. Hal
ini dapat menghindari pembludakan mahasiswa baru pada sejumlah prodi
tertentu yang berimbas pada suasana pembelajaran yang tidak nyaman,
tidak efektif, dan tidak kondusif dalam proses pembelajaran hingga pada
penjaminan kualitas mutu lulusan. Dengan demikian, prinsip kesesuaian ini
merupakan suatu acuan untuk mewujudkan suatu perencanaan
penerimaan calon mahasiswa baru secara realistis guna memperoleh
mahasiswa baru yang berkualitas dan sesuai daya dukung prodi secara
internal maupun lembaga secara eksternal dalam upaya mewujudkan

85
kualitas mutu dari proses penciptaan lulusan hingga pada penempatan
lulusan tersebut kemudian.
d) Prinsip Keberlanjutan
Prinsip ini menekankan pada pengembangan seluruh prodi secara terpadu
terkait dengan penyelenggaraan proses penerimaan mahasiswa baru.
Dalam hal ini, perencanaan dan pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru
semestinya dapat diarahkan sebagai momentum untuk mengembangkan
seluruh prodi sehingga dinamika prodi tersebut secara keseluruhan dapat
berlangsung dengan seimbang. Hal ini memerlukan suatu kebijakan untuk
mengendalikan perkembangan sejumlah prodi yang ramai peminat dan
memberdayakan sejumlah prodi yang sepi peminat. Kebijakan ini tentunya
dapat menekan membludaknya mahasiswa baru pada sejumlah prodi
tertentu dan mengantisipasi nihilnya mahasiswa baru pada sejumlah prodi
yang lain. Membludaknya mahasiswa baru tanpa diimbangi daya dukung
yang memadai seperti telah diuraikan pada prinsip kesesuaian di atas
berdampak pada kualitas lulusan. Begitu pula dengan nihilnya mahasiswa
baru pada sejumlah prodi juga berdampak pada penutupan prodi tersebut.
Kedua hal ini berimbas terhadap upaya lembaga dalam menjaga dan
meningkatkan kualitas mutu secara berkelanjutan. Di samping
mengendalikan dan memberdayakan sejumlah prodi yang telah ada,
prinsip keberlanjutan ini juga diarahkan untuk mendorong lahirnya prodi-
prodi baru sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
kebutuhan para pemangku kepentingan. Dengan demikian, prinsip
keberlanjutan dapat menjadi acuan dalam mewujudkan dinamika lembaga
secara terencana dan berkelanjutan melalui pengendalian dan
pemberdayaan sejumlah prodi yang telah dimiliki dan pengembangan prodi
baru yang belum dimiliki.
Faktor penting yang diperhatikan IAIN Lhokseumawe adalah potensi yang
dimiliki oleh calon mahasiswa dan diprediksi akan mampu menyelesaikan studi
program kuliah. Efektivitas implementasi sistem seleksi mahasiswa baru untuk
menghasilkan calon mahasiswa yang bermutu diukur dari jumlah peminat
proporsi pendaftar terhadap daya tampung dan proporsi yang diterima dan yang
registrasi. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Lhokseumawe
Nomor 167 tahun 2017 tentang Pedoman Penerimaan Mahasiswa jalur SPAN-
PTKIN, Jalur UM-PTKIN, dan Jalur Mandiri. Surat Keputusan Rektor IAIN
Lhokseumawe Nomor 241 tahun 2018 tentang Pedoman Penerimaan Mahasiswa
jalur SPAN-PTKIN, Jalur UM-PTKIN, dan Jalur Mandiri. Surat Keputusan Rektor
IAIN Lhokseumawe Nomor 234 tahun 2019 tentang Pedoman Penerimaan
Mahasiswa jalur SPAN-PTKIN, Jalur UM-PTKIN, dan Jalur Mandiri.
Kebijakan tentang seleksi penerimaan mahasiswa baru berdasarkan
Peraturan Menteri Agama Nomor 17 tahun 2017 tentang perubahan atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 74 Tahun 2015tentang Penerimaan Mahasiswa
Baru Program Sarjanapada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri.

86
Sistem seleksi mahasiswa baru untuk jenjang Strata 1 (S1) dilakukan
melalui tiga jalur, yaitu:
a) Jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam Negeri (SPAN-PTKIN),
Jalur prestasi akademik merupakan jalur seleksi undangan masuk ke
PTKIN yang diperuntukkan bagi siswa siswi berprestasi lulusan SMU/SMK,
MAN dan Sederajat. Tujuannya untuk mencari calon mahasiswa yang
memiliki bakat, minat dan prestasi yang tinggi di sekolahnya.Mekanisme
pada Jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN), yaitu Kepala Sekolah/Madrasah
membuka laman resmi pendaftaran SPAN-PTKIN di www.span-ptkin.ac.id.
Kepala Sekolah/Madrasah mengisikan data sekolah dan siswa pada
formulir pendaftaran yang tersedia. Kemudian Kepala Sekolah/Madrasah
mendapatkan User ID dan Password untuk masing-masing calon peserta
(siswa) dan memberikan kepada calon peserta tersebut. Setelah
mendapatkan rekomenasi tersebut, siswa dapat melakukan login
pendaftaran SPAN-PTKIN melalui www.span-ptkin.ac.id. Selanjutnya siswa
entri biodata, memilih program studi, dan finalisasi data. Kemudian siswa
cetak kartu pendaftaran dan cek kelulusan.
b) Jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN)
Jalur UM-PTKIN adalah jalur seleksi nasional untuk menyeleksi calon
mahasiswa baru yang ingin melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam Negeri, seperti UIN, IAIN, dan STAIN. Seleksi jalur UM-
PTKIN didasarkan pada ujian tertulis, meliputi tes kemampuan dasar
(TKD), tes kemampuan bidang IPA, dan tes kemampuan bidang IPS. Ujian
tertulis dilakukan dengan dua tipe dan mahasiswa dapat memilih, yaitu tipe
Paper Based Test (PBT) adalah soal dan jawaban disajikan di dalam kertas
menggunakan lembar jawaban komputer (LJK), peserta wajib membawa
pensil 2B. Dan sistem sekelsi elektronik (SSE) adalah ujian yang
menggunakan komputer baik untuk naskah soal maupun lembar jawaban.
Mekanisme pada Jalur UM-PTKIN yaitu calon peserta mendaftar dan
mengisi biodata secara online di www.um-ptkin.ac.id hingga mendapat
nomor SIP (Slip Intruksi pembayaran), PIN dan informasi nominal yang
harus dibayarkan serta tatacara pembayaran. Calon peserta melakukan
pembayaran ke bank BNI dengan menunukkan atau memasukkan nomor
SIP. Peserta mendapat bukti pembayaran dan melanjutkan pendafataran
online di www.um-ptkin.ac.id dengan memasukkan nomor SIP dan PIN
untuk memilih kelompok ujian, program studi, lokasi ujian dan tipe ujian
hingga cetak kartu ujian.
c) Jalur Mandiri,
Jalur mandiri yaitu alternatif lain bagi calon mahasiswa yang telah
mengikuti jalur nasional (SPAN-PTKIN dan UM-PTKIN) tetapi tidak lulus.
Selain seleksi calon mahasiswa melalui jalur Nasional, yaitu SPAN-PTKIN
dan UM-PTKIN, IAIN Lhokseumawe juga melakukan seleksi melalui jalur

87
mandiri. Jalur mandiri dimaksudkan sebagai alternatif bagi calon
mahasiswa yang telah mengikuti jalur Nasional tetapi tidak lulus. Seleksi
jalur mandiri dilakukan melalui ujian tertulis. Informasi lengkap mengenai
pendaftaran jalur mandiri, dapat dilakukan calon mahasiswa dengan
mengakses di website resmi IAIN Lhokseumawe di alamat
iainlhokseumawe.ac.id

Kriteria mahasiswa baru secara umum, yaitu:


a) Lulus dari satuan pendidikan SMA/MA/SMK/MAK/ Pesantren atau yang
sederajat pada tahun berjalan dan pada tahun sebelumnya (3 tahun
mundur);
b) Memiliki kesehatan yang memadai yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan Sehat dari Dokter/Puskesmas sehingga tidak mengganggu
kelancaran proses pembelajaran di PTKIN;
c) Berkelakuan baik yang dinyatakan dengan surat kelakukan baik dari
Kepala Sekolah untuk lulusan tahun berjalan atau SKCK dari Kepolisian
untuk lulusan 3 tahun sebelumnya;
d) Memenuhi persyaratan akademis lainnya yang ditetapkan;
e) Lulus seleksi jalur undangan dengan prestasi baik termasuk ranking 10
besar di sekolah;
f) Lulus ujian tertulis (UM-PTKIN dan Mandiri).
Sistem seleksi mahasiswa untuk jenjang Magister (S2) dilakukan secara
mandiri berdasarkan ketersediaan dan kemampuan berbagai sumber daya, yaitu
daya tampung (ruang kelas) dan jumlah dosen. Persyaratan penerimaan
mahasiswa baru, yaitu:
a) Fotocopy ijazah S1 dan transkrip akademik yang sudah dilegalisir
b) Surat rekomendasi dari dua orang pakar (Guru Besar atau Doktor) yang
mengetahui kemampuan akademik yang bersangkutan
c) Proposal penelitian tentatif
d) Memiliki surat izin belajar dari atasan bagi yang telah bekerja.
e) Memiliki kesehatan yang memadai yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan Sehat dari Dokter/Puskesmas sehingga tidak mengganggu
kelancaran proses pembelajaran di PTKIN
f) Formulir pendaftaran
g) Slip bank biaya pendaftaran
Proses pendaftaran diawali dengan pembayaran biaya pendaftaran ke
bank Aceh syariah Cabang Lhokseumawe sesuai ketentuan. Kemudia
mengambil dan mengisi formulir pendaftaran, menyerahkan slip bukti setoran
dan berkas lainnya ke sekretariat Pascasarjana IAIN Lhokseumawe. Informasi
lengkap mengenai pendaftaran Pascasarjana IAIN Lhokseumawe, dapat
dilakukan calon mahasiswa dengan mengakses di website resmi Pascasarjana
IAIN Lhokseumawe di alamat pasca.iainlhokseumawe.ac.id
IAIN Lhokseumawe berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik sesuai
dengan hak-hak yang seharusnya didapat oleh mahasiswa. Layanan kepada

88
mahasiswa diwujudkan dalam bentuk, soft skill, minat dan bakat, pengembangan
kegiatan mahasiswa dan UKM, layanan kesehatan, beasiswa, bimbingan
konseling, bimbingan karir dan kewirausahaan. Layanan tersebut sangat
dibutuhkan oleh mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan
Tinggi. Mengacu pada pentingnya layanan kepada mahasiswa, Rektor IAIN
Lhokseumawe menetapkan pedoman layanan mahasiswa meliputi panduan
layanan bimbingan konseling, layanan pengembangan bakat dan minat, layanan
pengembangan soft skill, layanan beasiswa, layanan kesehatan mahasiswa, dan
layanan kesehatan mahasiswa.
Kebijakan terkait layanan mahasiswa meliputi bimbingan dan konseling,
pengembangan nalar, minat dan bakat, pengembangan soft skills, layanan
beasiswa, bimbingan karir dan kewirausahaan, dan layanan kesehatan
berdasarkanUndang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, Pasal 14 menjelaskan bahwa mahasiswa mengembangkan
bakat, minat, dan kemampuan dirinya melalui kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler sebagai bagian dari proses Pendidikan. Kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler dapat dilaksanakan melalui organisasi kemahasiswaan.
Ketentuan lain mengenai kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler diatur dalam
statuta Perguruan Tinggi.
Bantuan tutorial akademik diberikan oleh dosen selaku Pembimbing
akademik. Bimbingan akademik dapat dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran maupun diluar waktu pembelajaran. Pembimbing akademik
memiliki tangggung jawab untuk memonitor kelancaran kegiatan belajar
mengajar mahasiswa, baik dari segi kehadiran, kondisi serta kinerja dosen
maupun mahasiswa kelas yang bersangkutan. Selain itu, pembimbing akademik
juga dapat menampung dan menyelesaikan persoalan yang timbul karenanya,
bertindak sebagai orang tua dan mengusahakan mengenal pribadi masing-
masing mahasiswa dan menjaga serta meningkatkan keharmonisan dan
ketertiban suasana lingkungan kelas
Pembimbing akademik dapat memberikan memberi peluang dan
kesempatan kepada mahasiswa yang memerlukan nasehat atau pandangan
kepada mahasiswa yang ingin mengungkapkan persoalan akademik seperti
penyusunan KRS dan non akademik seperti proses konseling baik secara
periodik dan non periodik. Informasi karir dapat di akses melalui papan
pengumuman, web, WA dan facebook IAIN Lhokseumawe. Selain itu, bimbingan
karir umumnya dilakukan melalui pelatihan-pelatihan pengembangan karir
mahasiswa misalnya seminar nasional dan internasional, pelatihan IT, pelatihan
penulisan karya ilmiah, dan workshop kurikulum.
Berdasarkan Statuta IAIN Lhokseumawe Nomor 58 tahun 2016,
menjelaskan bahwa mahasiswa memiliki hak:
a) memperoleh pendidikan yang berkualitas;
b) memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikanuntuk kegiatan kurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler;

89
c) membentuk organisasi kemahasiswaan danmendapatkan dukungan
sarana dan prasaranaserta dana untuk mendukung kegiatan organisasi
kemahasiswaan tersebut; dan
d) mendapatkan beasiswa dan bantuan biayapendidikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan untuk mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan
mahasiswa dilakukan melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler sebagai
bagian dari pendidikan. Kegiatan kokurikuler tersebut dilakukan secara
terprogram untuk memperkaya kompetensi lulusan. Kegiatan ekstrakurikuler
dapat diikuti oleh mahasiswa sebagai penunjang kompetensi lulusan. Kegiatan
kokurikuler dan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan melalui organisasi
kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan berkewajiban menyelenggarakan
organisasi dan melaksanakan fungsinya sesuai dengan nilai, tujuan, asas, dan
prinsip IAIN Lhokseumawe. IAIN Lhokseumawe menyediakan sarana dan
prasarana serta dana untuk mendukung kegiatan organisasi kemahasiswaan.
Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler serta organisasi kemahasiswaan
ditetapkan dengan Keputusan Rektor IAIN Lhokseumawe Nomor 170 tahun
2017. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler serta organisasi kemahasiswaan
ditetapkan dengan Keputusan Rektor IAIN Lhokseumawe Nomor 251 tahun
2018. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler serta organisasi kemahasiswaan
ditetapkan dengan Keputusan Rektor IAIN Lhokseumawe Nomor 242 tahun
2019.

3. Standar IAIN Lhokseumawe dan Strategi Pencapaian Standar


Standar mutu mahasiswa sangat mendukung terciptanya penjaminan
mutu perguruan tinggi. Penetapan standar mahasiswa merupakan upaya untuk
memberikan kriteria minimal kualifikasi mahasiswa yang ingin menempuh
pendidikan di IAIN Lhokseumawe. Standar IAIN Lhokseumawe terkait
mahasiswa meliputi:
a) Standar Perencanaan, yaitu:
1) Penerimaan mahasiswa baru dengan kriteria yang jelas sesuai
ketentuan yang berlaku
2) Sarana dan prasarana atau fasilitas bagi pembinaan dan kesejahteraan
mahasiswa
3) Prosedur atau tata cara penggunaan fasilitas
4) Visi dan Misi IAIN Lhokseumawe dan kode etik
b) Standar Pelaksanaan, yaitu:
1) Layanan dalam bidang akademik dan non akademik yang berkualitas
2) Layanan bimbingan karir bagi mahasiswa yang akan lulus
3) Mendorong mahasiswa untuk terlibat aktif dan berprestasi dalam
kegiatan ilmiah dan minat bakat.
Sedangkan upaya untuk mencapai standar yang telah ditetapkan yang
disebut dengan strategi pencapaian standar terkait mahasiswa dan layanan
mahasiswa, yaitu:

90
a) Standar Perencanaan Kemahasiswaan meliputi:
1) Input mahasiswa, strategi dilakukan melalui penetapan pedoman seleksi
mahasiswa barudengan kriteria yang jeas dan sesuai ketentuan berlaku.
Seta sosialisasi prosedur penerimaan mahasiswa baru melalui website
IAIN Lhokseumawe dan media lainnya.
2) Fasilitas kemahasiswaan, strategi dilakukan dengan membangunan
fasilitas kegiatan kemahasiswaan dan pengembangan nalar, bakat
minat, seni, olah raga dan kerohanian.
3) Menetapkan tatacara penggunaan fasilitas melalui SOP yang dikoordinir
oleh Wakil Rektor 3 bidang kemahasiswaan. Selain itu, menyediakan
sarana kesejahteraan bagi mahasiswa berupa beasiswa dan bantuan
kesehatan serta jenis layanan mahasiswa
4) Visi dan misi IAIN Lhokseumawe, strategi dilakukan dengan
mensosialisaikan pada mahasiswa sebelum masa perkuliahan pada
saat PBAK
b) Standar Pelaksanaan kemahasiswaan meliputi:
Layanan dalam bidang akademik dilakukan dengan menetapkan Dosen
Penasehat Akademik (DPA) yang ditetapkan oleh Ketua program Studi dengan
mempertimbangkan rasio dosen; mahasiswa. Menetapkan panduan penasehat
akademik yang dirumuskan secara efektif dan efisien. Metode pendampingan
dilakukan dengan prinsip cura personalis. Sedangkan untuk layanan bidang non
akademik dilakukan dengan pendampingan kegiatan ekstra kurikuler yang
dikelola oleh wakil dekan 3 pada tingkat fakultas dan wakil rektor 3 pada tingkat
institut atau lembaga. Sedangkan pelaksanaan kegiatan mahasiswa pada tingkat
Institut atau lembaga dikoordinir oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang
meliputi unsur-unsur Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Pada tingkat Fakultas
dikoordinir oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas yang meliputi unsur-unsur
Unit Kegiatan Fakultas (UKF) dan pada tingkat Program Studi dikoordinir oleh
Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS).
Pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam mencapai standar mahasiswa,
yaitu:
1) Rektor
2) Wakil Rektor 1 bidang Akademik
3) Dekan
4) Wakil Dekan 1 bidang Akademik
5) Ketua Jurusan
6) Kepala Biro
7) Dosen dan Tenaga Kependidikan
Mekanisme kontrol terhadap pencapaian standar kemahasiswaan dan
layanan mahasiswa dilakukan melalui evaluasi secara menyeluruh berdasarkan
pencapaian Indikator Utama (IKU). Dan melakukan monitoring terahadap
capaian standar kemahasiswaan dan layanan mahasiswa.

91
4. Indikator Kinerja Utama
a) Kualitas Input Mahasiswa
1) Seleksi Mahasiswa Baru
Seleksi mahasiswa baru pada program sarjana IAIN Lhokseumawe:
Tahun ajaran 2014 - 2015 jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah 3215,
jumlah mahasiswa yang lulus leseksi adalah 643, rasio jumlah pendaftar
terhadap mahasiswa yang lulus seleksi adalah 1 : 5, jumlah mahasiswa yang
mendaftar ulang adalah 641, persentase jumlah pendaftar terhadap jumlah
mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 99,6%.
Tahun ajaran 2015 - 2016 jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah
3645, jumlah mahasiswa yang lulus leseksi adalah 729, rasio jumlah pendaftar
terhadap mahasiswa yang lulus seleksi adalah 1: 5, jumlah mahasiswa yang
mendaftar ulang adalah 723, persentase jumlah pendaftar terhadap jumlah
mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 99,1%.
Tahun ajaran 2016 - 2017 jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah
4420, jumlah mahasiswa yang lulus leseksi adalah 884, rasio jumlah pendaftar
terhadap mahasiswa yang lulus seleksi adalah 1: 5, jumlah mahasiswa yang
mendaftar ulang adalah 641, persentase jumlah pendaftar terhadap jumlah
mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 99,5%.
Tahun ajaran 2017 - 2018 jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah
6305, jumlah mahasiswa yang lulus leseksi adalah 1261, rasio jumlah pendaftar
terhadap mahasiswa yang lulus seleksi adalah 1: 5, jumlah mahasiswa yang
mendaftar ulang adalah 1258, persentase jumlah pendaftar terhadap jumlah
mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 99,7%.
Tahun ajaran 2018-2019 jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah 6955,
jumlah mahasiswa yang lulus leseksi adalah 1391, rasio jumlah pendaftar
terhadap mahasiswa yang lulus seleksi adalah 1 : 5, jumlah mahasiswa yang
mendaftar ulang adalah 1388, persentase jumlah pendaftar terhadap jumlah
mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 99,7%.
Seleksi mahasiswa baru pada Program Magister Program Pascasarjana
IAIN Lhokseumawe: Tahun ajaran 2015 - 2016 jumlah mahasiswa yang
mendaftar adalah 625, jumlah mahasiswa yang lulus leseksi adalah 125, rasio
jumlah pendaftar terhadap mahasiswa yang lulus seleksi adalah 1 : 5, jumlah
mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 125, persentase jumlah pendaftar
terhadap jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 100%.
Tahun ajaran 2016-2017 jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah 1010,
jumlah mahasiswa yang lulus leseksi adalah 202, rasio jumlah pendaftar
terhadap mahasiswa yang lulus seleksi adalah : 5, jumlah mahasiswa yang
mendaftar ulang adalah 202, persentase jumlah pendaftar terhadap jumlah
mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 100%. Tahun ajaran 2017 - 2018
jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah 1110, jumlah mahasiswa yang lulus
leseksi adalah 222, rasio jumlah pendaftar terhadap mahasiswa yang lulus
seleksi adalah 1: 5, jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 222,
persentase jumlah pendaftar terhadap jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang

92
adalah 100%.
Tahun ajaran 2018 - 2019 jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah
1200, jumlah mahasiswa yang lulus leseksi adalah 240, rasio jumlah pendaftar
terhadap mahasiswa yang lulus seleksi adalah 1: 5, jumlah mahasiswa yang
mendaftar ulang adalah 240, persentase jumlah pendaftar terhadap jumlah
mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 100%.
2) Mahasiswa Asing: rasio jumlah mahasiswa asing terhadap jumlah seluruh
mahasiswa adalah pada tahun ajaran 2017 – 2018 adalah 2: 2509 = 1:
1254,5.

b) Layanan Mahasiswa
Layanan mahasiswa yang disediakan oleh perguruan tinggi untuk seluruh
mahasiswa dalam bentuk pembinaan, peningkatan dan pengembangan:
1) Penalaran, termasuk di dalamnya Softskills,
Kegiatan ini terbuka untuk seluruh mahasiswa IAIN Lhokseumawe untuk
peningkatan diri mahasiswa.
Bentuk Kegiatan: (1) peningkatan public speaking skill, terhadap 3178
mahasiswa (2) Silatuhrami mahasiswa baru melalui kegiatan OPAK
(Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan) terahadap 1254
mahasiswa baru, (3) Siakad terhadap 3178 mahasiswa , (4) Ta’aruf
mahasiswa baru (Assalamualaikum Tarbiyah) 645 mahasiswa baru (5)
Pelatihan Karya Tulis Ilmiah terhadap 3178 mahasiswa (5) Kuliah Umum
setiap semester, (6) Seminar dan workshop, (7) Kegiatan kreativitas
mahasiswa di bidang seni (sanggar seni Gesbika, Sanggar Meusigak),
sanggar seni ini aktif di lingkungan IAIN Lhokseumawe serta aktif juga
dalam event-event lain diluar kampus IAIN Lhokseumawe.
Pelaksanaan: Kegiatan dilaksanakan terjadwal pada semester ganjil dan
genap yang dilakukan oleh institusi, oleh setiap fakultas, Himpunan
Mahasiswa Prodi, serta oleh UPT.
Hasilnya: peningkatan soft skill sehingga mahasiswa memiliki keahlian dan
kemampuan, kemampuan disini tidak hanya dalam bidang keahliannya
saja tetapi juga di bidang yang lain sehingga mahasiswa mampu untuk
mengelola diri sendiri dan mampu berinteraksi dengan orang lain karena
mereka mempunyai intrapersonal serta interpersonal skill yang baik. Oleh
karena itu, mereka siap dalam menghadapi tantangan di abad 21 sehingga
mahasiswa memiliki nilai lebih.
2) Minat dan bakat, termasuk di dalamnya pengembangan kegiatan
mahasiswa dan UKM
Kegiatan ini terbuka untuk seluruh mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang
ingin mengembangkan diri dalam berbagai kegiatan yang ditawarkan
sesuai dengan minat dan bakatnya
Bentuk Kegiatan: Kegiatan Ekstrakurikuler pramuka, UKM Seni, UKM
Olahraga, Koperasi Mahasiswa, UKM Perss Mahasiswa, UKM Lembaga
Dakwah Kampus UPMI, UKM Lembaga Kaligrafi, UKM Bahasa dan IT,

93
UKM Palang Merah Remaja (dalam rintisan), UKM IPQAH (dalam
rintisan), UKM Bela Diri Nusantara (dalam rintisan), UKM Penelitian,
pengabdian dan Inovasi Mahasiswa(dalam rintisan).
Pelaksanaan: Ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan 4 kali dalam sebulan
setiap semester. Ekstrakurikuler Olahraga terbagi atas futsal, silat, tenis
meja, volly dan bulu tangkis. Ekstrakurikuler UKM Seni terbagi atas seni
tari, teater dan puisi. Koperasi mahasiswa aktif dilingkungan kampus yang
dikelola oleh mahasiswa. UKM Press Kampus aktif hingga sekarang
disetiap ada kegiatan dilingkungan kampus. Lembaga Dakwah Kampus
aktif setiap minggunya. UKM Kaligrafi aktif dilakukan setiap minggunya.
UKM Bahasa dan IT aktif setiap bulannya. Kegiatan Mahasiswa diberi
kebebasan untuk memilih ekstrakurikuler sesuai dengan bakatnya.
Hasilnya: (1) Mahasiswa memiliki kemampuan di bidang kepramukaan,
meningkatkan pengalaman kerja tim, dan melatih kedisiplinan, (2)
Mengembangkan/mengasah bakat mahasiswa, mahasiswa dapat
menyelenggarakan turnamen olahraga, dan mahasiswa bisa mengikuti
perlombaan seni ataupun mengisi acara.
3) Kesejahteraan yang dapat meliputi bimbingan konseling, beasiswa,
dan layanan kesehatan
Kegiatan ini terbuka dan diberikan kepada seluruh mahasiswa IAIN
Lhokseumawe
Bimbingan Konseling
Bentuk kegiatan: Bimbingan dan konseling dibagian akademik, pertemuan
rutin antara dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa.
Pelaksanaan: proses pembimbingan akademik dilakukan secara rutin
setiap awal semester, dosen pembimbing akademik membimbing dan
mengarahkan mahasiswa dalam mengambil keputusan pada saat
pengisian KRS dari evaluasi kartu hasil studi (KHS), serta secara tidak rutin
sesuai dengan kesepakatan antara dosen dan mahasiswa. Setiap
mahasiswa dibimbing oleh satu orang dosen yang ditunjuk sebagai
Pembimbing Akademik oleh Jurusan Tadris Bahasa Indonesia.
Hasilnya: Mahasiswa mendapat arahan dan bimbingan sekaligus
mahasiswa dapat memprogramkan mata kuliah sesuai dengan alur yang
ditentukan dan kemampuannya dari hasil studi semester yang lalu serta
memiliki motivasi yang tinggi sehingga meningkatnya prestasi mahasiswa.
Bentuk Kegiatan: Layanan bimbingan dan konseling di bidang
nonakademik yang berkaitan dengan masalah psikologi mahasiswa.
Karena masalah psikologi dapat mempengaruhi perkuliahan mahasiswa
seperti menurunnya prestasi mahasiswa.
Pelaksanaan: Konsultasi dilakukan secara individual oleh konselor yang
ditugaskan Program Studi yaitu Dosen yang berkompeten di bidang
psikologi. Konsultasi dilakukan sesuai kebutuhan mahasiswa yang
disesuaikan dengan jam kerja.
Hasilnya: Mahasiswa dapat mengatasi kesulitannya dan menempuh kuliah

94
dengan lancar
Beasiswa
Bentuk Kegiatan:
Memberi kesempatan kepada mahasiswa berprestasi dan miskin melalui
beasiswa dari berbagai instansi meliputi Bidik Misi, beasiswa Tahfiz Qur’an
(minimal 5 juz), Supersemar, Bank Mandiri, BI (Bank Indonesia), PT LNG
Arun, APBN, dan APBA. Pemberian beasiswa kepada mahasiswa tugas
akhir melalui program MPD Kota Lhokseumawe.
Pelaksanaan: Untuk mendapatkan beasiswa, setiap mahasiswa
mengusulkan proposal sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.
Kemudian diseleksi oleh pemberi beasiswa baik dari kampus atau instansi
terkait. Hal ini dilakukan dan dievaluasi setiap tahun.
Hasilnya: Program beasiswa membantu memotivasi belajar mahasiswa
serta meringankan beban mereka yang mimiliki kekurangan dari segi
ekonomi, namun berprestasi di bidang akademik sehingga studinya dapat
berjalan dengan baik tanpa terkendala masalah ekonomi.
Layanan Kesehatan
Bentuk Kegiatan :
Mengikutsertakan seluruh mahasiswa dalam asuransi kesehatan Takaful
serta mendapatkan pelayanan dari asuransi tersebut. Mahasiswa mengikuti
jalan santai tahunan melalui program STAIN FAIR, memanfaatkan fasilitas
olah raga seperti lapangan badminton, volly, futsal dan lapangan bola kaki
untuk meningkatkan kesehatan. Mahasiswa mengikuti penyuluhan
pergaulan bebas, bahaya narkoba dan HIV/AIDS. Kemudian adanya
layanan kesehatan insidental.
Pelaksanaan: Mahasiswa menunjukkan kartu mahasiswa dan melengkapi
administrasi yang menjadi persyaratan asuransi, fasilitas olah raga dapat
digunakan secara gratis. Penyuluhan dilaksanakan sesuai jadwal,
sedangkan layanan insidental diberikan antara lain pada saat acara-acara
resmi institusi.
Hasilnya: meningkatkan kesehatan mahasiswa jasmani dan rohani untuk
dapat mengikuti segala aktivitas perkuliahan. Mahasiswa menambah
wawasan dalam bidang kesehatan, dan mahasiswa memperoleh layanan
kesehatan secara gratis.
4) karir dan bimbingan kewirausahaan.
Career Development Centre adalah unit pengembangan yang bertujuan
untuk mengurangi masa tunggu lulusan dalam memperoleh pekerjaan
pertama dan membina mental mahasiswa untuk berani menjadi seorang
wirausaha sehingga dapat berkontribusi pada pengurangan tingkat
pengangguran.
Pelaksanaan: menyelenggarakan beberapa tugas utama diantaranya
menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan (sekolah),
perusahaan/instansi, dan juga UMKM khususnya dalam bidang
ketenagakerjaan, pemagangan, pendampingan dan pengembangan.

95
Dalam pengembangan karir, menyiapkan lulusan atau mahasiswa tingkat
akhir sebelum terjun ke dunia kerja melalui berbagai pelatihan
pengembangan karir khususnya yang menyangkut dengan soft skill, dan
mengadakan bursa kerja, termasuk mengembangan informasi bursa kerja
secara online yang secara langsung menjembatani antara
perusahaan/instansi, lembaga pendidikan dengan yang mencari kerja
khususnya para alumi. Dibidang kewirausahaan, memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan dan sikap atau jiwa wirausaha
(entrepreneurship) berbasis Ipteks kepada para
mahasiswa agar dapat mengubah pola pikir (mindset) dari pencari k
erja (job
seeker) menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job creator) serta
menjadi pengusaha yang tangguh dan sukses menghadapi persaingan
global.

5. Indikator Kinerja Tambahan


Pelatihan Bahasa Asing
Bentuk Kegiatan: Belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris bagi
mahasiswa baru melalui program Ma’had ‘Ali. Pelatihan berbicara
(Speaking) dan debat Bahasa Indonesia bagi mahasiswa semester IV s.d
VI. Pelatihan Public Speaking oleh Laboratorium Bahasa. Matrikulasi
bahasa Arab dan bahasa Inggris bagi mahasiswa baru secara full selama
dua minggu.
Pelaksanaan : Kegiatan dilaksanakan terjadwal pada awal semester
ganjil atau genap oleh lembaga dan UPT Lembaga Bahasa IAIN
Lhokseumawe.
Hasilnya: Meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam berbicara
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di depan umum
dan mampu menguasai bahasa Asing sebagai bekal kepada mereka
ketika memasuki dunia kerja.

6. Evaluasi Capaian Kinerja


Evaluasi capaian kinerja IAIN Lhokseumawe dibidang kemahasiswaan
dilakukan pengukurannya dengan metode yang tepat, kemudian hasilnya di
evaluasi setiap tahunnya dalam kegiatan Raker tahunan. Dalam kegiatan Raker
tersebut membahas tentang analisis keberhasilan capaian standard dan
ketidakberhasilan pencapaian standar kemahasiswaan. Evaluasi Capaian
kinerja IAIN Lhokseumawe pada standard kemahasiswaan dari tahun 2017,
2018, dan 2019 dapat dilihat pada table berikut ini:

CAPAIAN
NO TARGET
2017 2018 2019
1. Terwujudnya pemahaman terhadap Al Qur’an dan ilmu-imu 65% 75% 85%
keislaman secara komprehensif

96
2. memiliki kompetensi keilmuan, penelitian dan pengabdian93% 94% 95%
masyarakat di bidang sosial dan keagamaan
3. Terciptanya mahasiswa yang mumpuni dalam65% 70% 75%
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian
yang islami melalui pengkajian dan penelitian ilmiah
4. Terwujudnya kerjasama tingkat lokal, nasional, dan60% 63% 65%
internasional
a) Analisis keberhasilan
1) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe mengikuti pelatihan untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa Arab dan Inggris pada
mahasiswa IAIN Lhokseumawe
2) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe mengikuti pelatihan kajian kitab kuning,
ilmu falaq, dan tahfidzul Qur’an
3) Pelibatan mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam matrikulasi , pelatihan,
bimbingan konseling, forum ilmiah, penelitian dan pengabdian bersama
dosen
4) Pelibatan mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam penulisan karya ilmiah
yang berkaitan dengan teknologi dan kesenian;
5) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe terlibat dalam kontestasi karya-karya
seni islami
6) Pelibatan mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam program pertukaran
mahasiswa , magang, Kuliah Pengabdian Kepada Masyarakat (KPM) ,
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), dan perlombaan secara
nasional maupun internasional
b) Faktor pendukung
1) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe mendapatkan sertifikat TOEFL dan
TOAFL
2) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe mendapatkan sertifikat/surat
keterangan
3) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe lulus ujian komprehensif dan skripsi
4) Adanya laporan hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat
5) Meningkatnya Karya Tulis Ilmiah mahasiswa; dan
6) Meningkatnya karya-karya seni islami mahasiswa
7) Meningkatnya mahasiswa yang mengikuti program pertukaran,
magang, dan perlombaan secara nasional maupun internasional.
c) Analisis ketidakberhasilan
1) Masih adanya mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang tidak mengikuti
pelatihan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Arab dan
Inggris di lingkungan IAIN Lhokseumawe.
2) Masih ada mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang kurang tertarik untuk
mengikuti pelatihan kajian kitab kuning, ilmu falaq, dan tahfidzul Qur’an
3) Pelibatan mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam matrikulasi sudah
dilakukan secara keseluruhan, tetapi dalam kegiatan seperti pelatihan,
bimbingan konseling, forum ilmiah, penelitian dan pengabdian bersama

97
dosen masih kurang.
4) Masih kurangnya pelibatan mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam
penulisan karya ilmiah yang berkaitan dengan teknologi dan kesenian;
5) Masih kurang mahasiswa IAIN Lhokseumawe terlibat dalam kontestasi
karya-karya seni islami
6) Kurangnya pelibatan mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam program
pertukaran mahasiswa baik nasional maupun international.
7) Kurangnya pelibatan mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam magang,
Kuliah Pengabdian Kepada Masyarakat (KPM) , Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL), dan perlombaan secara nasional dan internasional
d) faktor penghambat
1) Tidak semua Mahasiswa IAIN Lhokseumawe mampu mendapatkan
sertifikat TOEFL dan TOAFL
2) Masih ada mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang belum mendapatkan
sertifikat/surat keterangan
3) Adanya mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang terhambat lulus ujian
komprehensif sehingga harus mengulang kembali.
4) Masih adanya mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang belum memiliki
laporan hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat
5) Masih adanya mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang belum
meningkatkan penulisan Karya Tulis Ilmiah.
6) Masih adanya mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang belum
meningkatkan karya-karya seni islami.
7) Masih kurangnya mahasiswa yang mengikuti program pertukaran,
magang, dan perlombaan secara nasional maupun internasional.
e) Identifikasi akar masalah
1) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang tidak mengikuti pelatihan Bahasa
Arab dan Bahasa Inggris tidak akan mendapatkan sertifikat TOEFL dan
TOAFL.
2) Mahasiswa yang tidak mengikuti pelatihan pelatihan kajian kitab
kuning, ilmu falaq, dan tahfidzul Qur’an tidak akan mendapatkan
sertifikat/surat keterangan.
3) Mahasiswa yang tidak mengikuti pelatihan pelatihan/workshop, seminar
ilmiah dan pelatihan penunjang lainnya tidak akan mendapatkan
sertifikat/surat keterangan.
4) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang kurang focus mengulang
keilmuan dasar keislaman akan terhambat lulus ujian komprehensif
sehingga harus mengulang kembali.
5) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe belum memiliki laporan hasil penelitian
dan pengabdian pada masyarakat
6) Masih adanya mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang belum
meningkatkan penulisan Karya Tulis Ilmiah.
7) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang kurang kreatif belum mampu
meningkatkan karya-karya seni islami.

98
8) Mamahasiswa IAIN Lhokseumawe yang mengikuti program pertukaran,
magang, dan perlombaan secara nasional maupun internasional masih
sangat sedikit.
f) Tindak lanjut
1) Melakukan sosialisasi secara menyeluruh pada mahasiswa IAIN
Lhokseumawe untuk mengikuti pelatihan Bahasa Arab dan Bahasa
Inggris sehingga mereka akan mendapatkan sertifikat TOEFL dan
TOAFL.
2) Sosialisasi secara luas juga dilakukan pada mahasiswa IAIN
Lhokseumawe untuk mengikuti pelatihan-pelatihan berupa kajian kitab
kuning, ilmu falaq, dan tahfidzul Qur’an yang bertujuan untuk
mengembangkan keilmuan mahasiswa dan untuk mendapatkan
sertifikat/surat keterangan.
3) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe digalakkan untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan/workshop, seminar ilmiah dan pelatihan penunjang lainnya
untuk mengembangkan keilmuan mereka serta untuk mendapatkan
sertifikat/surat keterangan.
4) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe diintruksikan untuk focus mengulang
dan mempelajari keilmuan dasar keislaman agar lulus ujian
komprehensif sehingga tidak harus mengulang kembali.
5) Memberikan pelatihan bagi mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam
menyusun laporan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
sehingga mahasiswa IAIN Lhokseumawe memiliki laporan hasil
penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
6) Memberikan pelatihan penilisan karya ilmiah pada mahasiswa,
sehingga mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang belum meningkatkan
penulisan Karya Tulis Ilmiah.
7) Memberdayakan mahasiswa yang aktif dibidang karya-karya seni
islami untuk mengajarkan teman-temannya yang lain, sehingga
mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang kurang kreatifpun mampu
meningkatkan karya-karya seni islami.
8) Melakukan kerjasama dalam bidang kemahasswaan pada lembaga-
lembaga tingkat nasional dan internasional yang bertujuan agar
mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang mengikuti program pertukaran,
magang, dan perlombaan secara nasional maupun internasional makin
bertambah.
g) Publikasi hasil evaluasi capaian kinerja
Publikasi hasil evaluasi capaian kinerja disosialisasikan kepada seluruh
keluarga besar IAIN Lhokseumawe dalam bentuk manual dengan ditempel
dipapan pengumuman dan melalui media elektronik, di website kampus.

7. Penjaminan Mutu Mahasiswa


Sistem penjaminan mutu di IAIN Lhokseumawe sesuai dengan standar
pendidikan tinggi yang ditetapkan IAIN Lhokseumawe terkait kemahasiswaan

99
dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Dokumen legal pembentukan unsur pelaksana penjaminan mutu tertuang
dalam:
1) PMA nomor 46 tahun 2016 entang Organisasi Dan Tata KerjaInstitut
Agama Islam Negeri Lhokseumawe
2) PMA nomor 58 tahun 2016 Tentang Statuta Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe
3) SK Rektor nomor 263 tahun 2017 Tentang Penjaminan Mutu
b) Dokumen mutu:
1) SK Rektor nomor 264.a tahun 2017 Tentang Kebijakan Mutu
2) SK Rektor nomor 264.b tahun 2017 Tentang Manual Mutu
3) SK Rektor nomor 264.c tahun 2017 Tentang Standar Mutu
4) SK Rektor nomor 264.d tahun 2017 Tentang Formulir Mutu.
c) Siklus penjaminan mutu (siklus PPEPP)
1) Penetapan
Sistem penjaminan mutu di bidang pendidikan ditetapkan dengan:
(a) SK Rektor nomor 175 tahun 2017 tentang standar mutu
mahasiswa
(b) SK Rektor nomor 251 tahun 2018 tentang standar mutu
mahasiswa
(c) SK Rektor nomor 242 tahun 2019 tentang stnadar mutu
mahasiswa
(d) SK Rektor nomor 234.1 tahun 2017 tentang standar mutu
Pendidikan Substandar Kompetensi Lulusan (SKL)
2) pelaksanaan
Sistem penjaminan mutu di bidang kemahasiswaan dilaksanakan
sesuai dengan buku pedoman pengelolaan kemahasiswaan yang
tertuang dalam SK Rektor nomor 196.a tahun 2017 tentang
Pemberlakuan Buku Pedoman Pengelolaan Kemahasiswaan IAIN
Lhokseumawe. Pelaksanaan Sistem penjaminan mutu ini dilaksanakan
di seluruh IAIN Lhokseumawe.
3) evaluasi
Evaluasi Sistem penjaminan mutu di bidang kemahasiswaan dilakukan
melalui Audit Mutu Internal (AMI) setiap tahun. (temuan AMI setiap tahun
dijabarkan/dinarasikan).
Pada bidang Peningkatan Mutu pelayanan mahasiswa baru, tersedianya
pedoman tertulis kebijakan tentang peningkatan mutu mahasiswa baru
melalui peningkatan capacity building dengan ketetapan wajib asrama
selama dua semester.
Pada bidang Pengukuran Kepuasan mahasiswa terhadap layanan
kemahasiswaan, tersedianya instrument dan tata cara pengukuran
kepuasan mahasiswa terhadap layanan kemahasiswaan.
Pada Unit pembinaan dan pengembangan bagi Mahasiswa, Tersedianya
aksesibilitas dan layanan unit pembinaan dan pengembangan bidang:

100
bimbingan dan konseling, minat dan bakat, pembinaan soft skills,
beasiswa dan kesehatan.
Pada Layanan bimbingan karir dan informasi kerja bagi mahasiswa serta
lulusan, Tersedianya Dokumen formal kebijakan dan program terjadual
tentang pemberian layanan bimbingan karir dan informasi kerja bagi
mahasiswa serta lulusan, yang mencakup:
(1) Penyebaran informasi kerja
(2) Penyelenggaraan bursa kerja secara berkala
(3) Perencanaan karir
(4) Pelatihan melamar kerja
(5) Layanan penempatan kerja
Pada bidang Pembinaan peningkatan dan pencapaian prestasi
mahasiswa, Pencapaian prestasi mahasiswa sangat beragam, baik pada
tingkat provinsi/wilayah, nasional, atau internasional.
Pengendalian Sistem penjaminan mutu di bidang kemahasiswaan
dilakukan oleh LPM IAIN Lhokseumawe. Pengendalian itu meliputi
penetapan standar, pelaksanaan, dan evaluasi.

4) Perbaikan berkelanjutan (PPEPP).


(1) Hasil temuan audit mutu internal Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawepada tahun 2016 dan diperbaiki pada tahun 2017
dengan cara memberikan sosialisasi terkait pengembangan prestasi
mahasiswa di lingkungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe.
(2) Hasil temuan audit mutu internal Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawepada tahun 2017 diperbaikin pada tahun 2018 dengan
berupaInstitusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
memberikan workshop dan pelatihan untuk meningkatkan keahlian
mahasiswa dalam berbagai bidang, memberikan sosialisasi mengenai
publikasi karya mahasiswa baik itu nasional dan internasional di
lingkungan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
(3) Hasil temuan audit mutu internal Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe pada tahun 2018 diperbaikin pada tahun 2019 dengan
berupa Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
memberikan workshop dan pelatihan untuk meningkatkan keahlian
mahasiswa dalam berbagai bidang, melakukan kerja sama dengan
perguruan tinggi lainnya dalam tingkat lokal, nasional dan
internasional, memberikan sosialisasi mengenai publikasi karya
bekerjasama dengan mahasiswa dari lembaga lain baik itu nasional
dan internasional. Memberikan dukungan dan apresiasi kepada
mahasiswa yang berprestasi di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe.
(4) Hingga saat ini pelaksanaan penjaminan mutu efektif dilakukan di
lingkungan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawekarena

101
adanya temuan yang didapatkan dari audit mutu internal dan adanya
tindak lanjut dalam menyikapi hasil teman audit mutu internal
tersebut.

8. Kepuasan Pengguna
a) Sistem yang digunakan untuk mengukur kepuasan mahasiswa
Instrumen yang digunakan adalah berupa beberapa item, Itemnya
dinyatakan berupa pernyataan yang menggambarkan skala pengukuran
kepuasan menurut persepsi responden. Untuk mengukur kepuasaan
mahasiswa terhadap proses pembelajaran dan pelayanan akademik di Institusi
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe menggunakan kuesioner.
Instrumen yang digunakan dalam survey kepuasaan mahasiswa yang
dilakukan di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe adalah berikut:
a) Jelas yaitu survey jelas subyeknya, pertanyaan yang tertuang dalam
instrumen mudah dipahami oleh subyeknya, tata cara survei mudah
dilaksanakan dengan melibatkan pihak fakultas dan prodi. Sebelum
survey dilaksanakan diadakan sosialisasi kepada mahasiswa dengan
maksud dan tujuan survey serta waktu pelaksanaannya.
b) Komprehensif, yaitu seluruh item pertanyaan untuk menilai tingkat
kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran dan pelayanan
akademik di Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe disusun secara
komprehensif yaitu aspek tangibles, aspek empathy, aspek
responsiveness, aspek assurance, aspek reliability, information Sistem.
c) Mudah diakses oleh pemangku kepentingan yaitu hasil survei tentang
penilaian mahasiswa terhadap proses pembelajaran dan pelayanan
akademik disampaikan secara tertulis kepada seluruh unsure pimpinan.
Tujuan penyerahan hasil survei kepada pimpinan institut sebagai dasar
untuk mengambil keputusan atau tindak lanjut.
Pelaksanaan, perekaman dan analisis data dapat dijabarkan sebagai
berikut, Tingkat kepuasan merupakan suatu nilai yang diberikan oleh
mahasiswa dalam hal proses pembelajaran dan pelayanan akademik yang
dilakukan oleh IAIN Lhokseumawe. sebelumnya dilakukan pengujian validitas
dan pengujian reliabilitas. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas
instrumen diperoleh hasil bahwa seluruh item pertanyaan adalah valid dan
reliabel.
Kuesioner disusun dengan menggunakan Skala Likert dengan skor
penilaian 1 – 4, skala ini kemudian dikonversikan dalam bentuk skala
penilaian sebagai berikut:
Rentang Kualifikasi Keterangan
3.60 – 4.00 A Sangat Setuju
3.00 – 3.59 B Setuju
2.40 – 2.99 C Cukup
1.00 – 2.39 D Kurang

102
Responden yang dilibatkan untuk mengetahui kepuasan adalah seluruh
mahasiswa di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe. Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang sesuai dengan kenyataan.
Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang kepuasan
dengan menyebarkan seluruh instrumen kepada setiap mahasiswa melalui
fakultas dan prodi yang dilakukan sekali dalam setahun dan dilakukan pada
akhir tahun. Adapun indikator yang menjadi acuan dalam pengukuran ini
adalah kehandalan, cepat tanggap, jaminan, empati, dan bentuk fisik.
Tujuannya untuk membentuk karakter SDM yang prima dan memiliki kinerja
professional dengan pelayanan yang prima.
b) Bukti yang shahih tentang hasil pengukuran kepuasan pengguna
yang dilaksanakan secara konsisten, dan ditindaklanjuti secara
berkala dan tersistem.
Adapun indikator yang menjadi acuan dalam pengukuran ini adalah
kehandalan, cepat tanggap, jaminan, empati, dan bentuk fisik. Tujuannya untuk
membentuk karakter SDM yang prima dan memiliki kinerja professional dengan
pelayanan yang prima.
Analisa Hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2017 dengan jumlah
responden 1890 mahasiswa tingkat sarjana dan 327 mahasiswa pascasarjana,
maka jumlah total responden adalah 2217 mahasiswa.
Dari hasil keseluruhan berdasarkan rata-rata nilai persentase perindikator
pada tabel di atas, maka rata-rata kepuasan mahasiswa IAIN Lhokseumawe
terhadap proses pembelajaran dan pelayanan akademik adalah seperti pada
tabel berikut:
Indikator Jumlah responden %
Sangat Setuju 56570 85.05
Setuju 7740 11.63
Cukup 1820 2.73
Kurang 380 0.58
Jumlah 66510
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe harus meningkatkan proses
pembelajaran dan pelayanan akademik bagi mahaiswa, karena presentasi
sangat setuju rata-rata 85 %.
Analisa Hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2018 dengan jumlah
responden 2509 mahasiswa tingkat sarjana dan 424 mahasiswa pascasarjana,
maka jumlah total responden adalah 2933 mahasiswa.

103
N
Pernyataan A % B % C % D %
o
A. Aspek Tangibles: sarana dan prasarana pendidikan
1 Ruang kuliah tertata rapi dan bersih 26
90.35 251 8.55 30 1.02 2 0.06
50
2 Sarana Pembelajaran yang tersedia 26
90.52 252 8.91 25 0.85 1 0.03
di ruang kuliah cukup memadai 55
3 Fasilitas Perpustakaan yang tersedia 26
90.69 250 8.52 21 0.71 2 0.06
cukup lengkap 60
4 Laboratorium dan ruang media
pembelajaran yang tersedia relevan 26
90.5 260 8.86 15 0.51 1 0.03
dengan kebutuhan keilmuan 57
mahasiswa
5 Fasilitas kamar kecil yang tersedia 26
90.01 271 9.2 20 0.68 2 0.06
untuk mahasiswa cukup dan bersih 40
6 Fasilitas ibadah yang dapat
26
dipergunakan oleh mahasiswa cukup 91.03 240 8.18 23 0.78 - -
70
memadai
7 Tersedianya tempat parkir kendaraan 26
90.6 250 8.5 20 0.68 3 0.10
mahasiswa yang cukup memadai 60
B. Aspek Empathy: Keramahan dan kepedulian dalam memberikan pelayanan
1 Staf administrasi santun dalam 26
90.01 271 9.2 20 0.68 2 0.06
memberikan pelayanan 40
2 Staf administrasi memiliki kepedulian
dalam membantu manusia yang 26
90.35 251 8.55 30 1.02 2 0.06
mengalami kendala terkait bidang 50
administrasi
3 Dosen bersikap terbuka dan 26
90.69 250 8.52 21 0.71 2 0.06
kooperatif terhadap mahasiswa 60
4 Dosen menunjukkan kepedulian
terhadap mahasiswa yang mengalami 26
90.5 260 8.86 15 0.51 1 0.03
kesulitan bidang akademik atau 57
perkuliahan
5 Perguruan Tinggi kepedulian dalam
26
memahami kepentingan dan kesulitan 90.01 271 9.2 20 0.68 2 0.06
40
mahasiswa
C. Aspek Responsiveness: kemampuan pelayanan meliputi daya tanggap
1 Pembimbing Akademik menunjukkan
26
kepedulian terhadap perkembangan 90.6 250 8.5 20 0.68 3 0.10
60
akademik saya
2 Pimpinan Perguruan Tingg beserta
26
jajarannya menyediakan waktu yang 90.01 271 9.2 20 0.68 2 0.06
40
cukup bagi orang tua mahasiswa

104
untuk berkonsultasi
3 Perguruan Tinggi menyediakan
26
beasiswa yang memadai bagi 90.35 251 8.55 30 1.02 2 0.06
50
mahasiswa yang tidak mampu
4 Perguruan Tinggi memberikan
26
bantuan pengobatan bagi mahasiswa 90.69 250 8.52 21 0.71 2 0.06
60
yang sakit
5 Perguruan Tinggi memberikan
26
bantuan asuransi bagi mahasiswa 90.52 252 8.91 25 0.85 1 0.03
55
yang mendapat musibah/ kecelakaan
D. Aspek Assurance: Kepastian informasi dan proses
1 Saya telah mengenal dosen
Pembimbing Akademik (PA) dari
semester pertama dan saya 26
90.52 252 8.91 25 0.85 1 0.03
memahami bahwa ketika saya 55
memiliki keluahan/ permasalahan
maka saya bias menjumpai dosen PA
2 Saya dapat mengetahui dengan jelas
staf-staf yang perlu saya jumpai untuk 26
90.69 250 8.52 21 0.71 2 0.06
urusan akademik (seperti: daftar 60
ulang, perbaikan KRS dsb)
3 Penilaian mata kuliah pada umumnya 26
90.5 260 8.86 15 0.51 1 0.03
diberikan secara transparan 57
4 Bahan ajar (handout, modul,
26
dll)diberikan kepada mahasiswa untuk 90.35 251 8.55 30 1.02 2 0.06
50
melengkapi materi perkuliahan
5 Alokasi uang SPP mahasiswa 26
90.69 250 8.52 21 0.71 2 0.06
dipaparkan secara jelas 60
6 Saya mengetahui aturan-aturan
26
kampus yang berlaku untuk 91.03 240 8.18 23 0.78 - -
70
mahasiswa dengan jelas
E. Aspek Reliability: Ketepatan waktu
1 Perkuliahan dimulai tepat waktu dan
26
dosen mempergunakan waktu 90.69 250 8.52 21 0.71 2 0.06
60
pembelajaran secara efektif
2 Dosen yang mengajar sesuai dengan 26
90.5 260 8.86 15 0.51 1 0.03
bidang keahliannya 57
3 KRS dan KHS diberikan oleh staf
26
akademik kepada mahasiswa sesuai 90.01 271 9.2 20 0.68 2 0.06
40
dengan jadwal yang ditetapkan
4 Proses pelayanan surat menyurat 26
90.52 252 8.91 25 0.85 1 0.03
tidak terbelit dan cepat 55
F. Information Sistem: Sistem informasi

105
1 Informasi akademik dapat diakses
dengan mudah melalui website 26
90.01 271 9.2 20 0.68 2 0.06
(online), media social, dan/atau 40
pertemuan rutin
2 Pertanyaan terkait layanan akademik
dapat diajukan oleh mahasiswa 26
90.52 252 8.91 25 0.85 1 0.03
secara online dan secara umum 55
sudah berjalan efektif
3 Informasi Sistem perkuliahan
disediakan dengan jelas dalam 26
90.69 250 8.52 21 0.71 2 0.06
bentuk buku panduan pendidikan 60
yang diberikan kepada mahasiswa
Dari hasil keseluruhan berdasarkan rata-rata nilai persentase perindikator
pada tabel di atas, maka rata-rata kepuasan mahasiswa IAIN Lhokseumawe
terhadap proses pembelajaran dan pelayanan akademik adalah seperti pada
tabel berikut:
Indikator Jumlah responden %
Sangat Setuju 79623 90.49
Setuju 7660 8.70
Cukup 658 0.75
Kurang 49 0.05
Jumlah 87990
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe adanya peningkatan dari hasil survey
yang dilakukan pada tahun 2017 proses pembelajaran dan pelayanan akademik
bagi mahaiswa, karena presentasi sangat setuju rata-rata adalah 90%. Hasil
survey ini dapat dikatakan sudah baik, tetapi proses pembelajaran dan
pelayanan akademik bagi mahasiswa masih harus ditingkatkan lagi.
Analisa Hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2019 dengan jumlah
responden 3178 mahasiswa tingkat sarjana dan 462 mahasiswa pascasarjana,
maka jumlah total responden adalah 3640 mahasiswa.
N
Pernyataan A % B % C % D %
o
A. Aspek Tangibles: sarana dan prasarana Pendidikan
1 Ruang kuliah tertata rapi dan bersih 3420 93.95 208 5.71 12 0.32 - -
2 Sarana Pembelajaran yang tersedia
3422 94.01 207 5.68 11 0.30 - -
di ruang kuliah cukup memadai
3 Fasilitas Perpustakaan yang tersedia
3418 93.90 212 5.82 10 0.27 - -
cukup lengkap
4 Laboratorium dan ruang media
pembelajaran yang tersedia relevan 3417 93.87 211 5.79 10 0.27 2 0.05
dengan kebutuhan keilmuan

106
mahasiswa
5 Fasilitas kamar kecil yang tersedia
3410 93.68 210 5.76 17 0.46 3 0.08
untuk mahasiswa cukup dan bersih
6 Fasilitas ibadah yang dapat
dipergunakan oleh mahasiswa cukup 3430 94.23 206 5.65 4 0.10 - -
memadai
7 Tersedianya tempat parkir kendaraan
3423 94.03 207 5.68 9 0.24 1 0.02
mahasiswa yang cukup memadai
B. Aspek Empathy: Keramahan dan kepedulian dalam memberikan pelayanan
1 Staf administrasi santun dalam
3425 94.09 200 5.49 15 0.41 - -
memberikan pelayanan
2 Staf administrasi memiliki kepedulian
dalam membantu manusia yang
3419 93.92 216 5.93 5 0.13 - -
mengalami kendala terkait bidang
administrasi
3 Dosen bersikap terbuka dan
3424 94.06 206 5.65 10 0.27 - -
kooperatif terhadap mahasiswa
4 Dosen menunjukkan kepedulian
terhadap mahasiswa yang mengalami
3425 94.09 206 5.65 9 0.24 - -
kesulitan bidang akademik atau
perkuliahan
5 Perguruan Tinggi kepedulian dalam
memahami kepentingan dan kesulitan 3417 93.87 218 5.98 5 0.13 - -
mahasiswa
C. Aspek Responsiveness: kemampuan pelayanan meliputi daya tanggap
1 Pembimbing Akademik menunjukkan
kepedulian terhadap perkembangan 3422 94.01 207 5.68 11 0.30 - -
akademik saya
2 Pimpinan Perguruan Tingg beserta
jajarannya menyediakan waktu yang
3418 93.90 212 5.82 10 0.27 - -
cukup bagi orang tua mahasiswa
untuk berkonsultasi
3 Perguruan Tinggi menyediakan
beasiswa yang memadai bagi 3417 93.87 211 5.79 10 0.27 2 0.05
mahasiswa yang tidak mampu
4 Perguruan Tinggi memberikan
bantuan pengobatan bagi mahasiswa 3424 94.06 206 5.65 10 0.27 - -
yang sakit
5 Perguruan Tinggi memberikan
bantuan asuransi bagi mahasiswa 3425 94.09 206 5.65 9 0.24 - -
yang mendapat musibah/ kecelakaan
D. Aspek Assurance: Kepastian informasi dan proses
1 Saya telah mengenal dosen 3410 93.68 210 5.76 17 0.46 3 0.08

107
Pembimbing Akademik (PA) dari
semester pertama dan saya
memahami bahwa ketika saya
memiliki keluahan/ permasalahan
maka saya bias menjumpai dosen PA
2 Saya dapat mengetahui dengan jelas
staf-staf yang perlu saya jumpai untuk
3430 94.23 206 5.65 4 0.10 - -
urusan akademik (seperti: daftar
ulang, perbaikan KRS dsb)
3 Penilaian mata kuliah pada umumnya
3425 94.09 200 5.49 15 0.41 - -
diberikan secara transparan
4 Bahan ajar (handout, modul,
dll)diberikan kepada mahasiswa untuk 3419 93.92 216 5.93 5 0.13 - -
melengkapi materi perkuliahan
5 Alokasi uang SPP mahasiswa
3420 93.95 208 5.71 12 0.32 - -
dipaparkan secara jelas
6 Saya mengetahui aturan-aturan
kampus yang berlaku untuk 3422 94.01 207 5.68 11 0.30 - -
mahasiswa dengan jelas
E. Aspek Reliability: Ketepatan waktu
1 Perkuliahan dimulai tepat waktu dan
dosen mempergunakan waktu 3410 93.68 210 5.76 17 0.46 3 0.08
pembelajaran secara efektif
2 Dosen yang mengajar sesuai dengan
3430 94.23 206 5.65 4 0.10 - -
bidang keahliannya
3 KRS dan KHS diberikan oleh staf
akademik kepada mahasiswa sesuai 3430 94.23 206 5.65 4 0.10 - -
dengan jadwal yang ditetapkan
4 Proses pelayanan surat menyurat
3425 94.09 200 5.49 15 0.41 - -
tidak terbelit dan cepat
F. Information Sistem: Sistem informasi
1 Informasi akademik dapat diakses
dengan mudah melalui website
3418 93.90 212 5.82 10 0.27 - -
(online), media social, dan/atau
pertemuan rutin
2 Pertanyaan terkait layanan akademik
dapat diajukan oleh mahasiswa
3417 93.87 211 5.79 10 0.27 2 0.05
secara online dan secara umum
sudah berjalan efektif
3 Informasi Sistem perkuliahan
disediakan dengan jelas dalam
3424 94.06 206 5.65 10 0.27 - -
bentuk buku panduan pendidikan
yang diberikan kepada mahasiswa

108
Dari hasil keseluruhan berdasarkan rata-rata nilai persentase perindikator
pada tabel di atas, maka rata-rata kepuasan mahasiswa IAIN Lhokseumawe
terhadap proses pembelajaran dan pelayanan akademik adalah seperti pada
tabel berikut:
Indikator Jumlah responden %
Sangat Setuju 102636 94
Setuju 6247 5.72
Cukup 301 0.27
Kurang 16 0.01
Jumlah 109200 100
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe adanya peningkatan dalam proses
pembelajaran dan pelayanan akademik bagi mahaiswa dibandingkan dengan
tahun 2018, karena presentasi sangat setuju rata-rata 94%. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa peningkatannya sudah sangat baik.

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Mahasiswa serta


Tindah Lanjut
Pemosisian masalah yang diperoleh dari temuan audit mutu internal
terhadap ketercapaian standar mutu pendidikan adalah:
a) Masih adanya mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang tidak mengikuti
pelatihan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Arab dan Inggris
di lingkungan IAIN Lhokseumawe.
b) Masih ada mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang kurang tertarik untuk
mengikuti pelatihan kajian kitab kuning, ilmu falaq, dan tahfidzul Qur’an
c) Pelibatan mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam matrikulasi sudah
dilakukan secara keseluruhan, tetapi dalam kegiatan seperti pelatihan,
bimbingan konseling, forum ilmiah, penelitian dan pengabdian bersama
dosen masih kurang.
d) Masih kurangnya pelibatan mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam
penulisan karya ilmiah yang berkaitan dengan teknologi dan kesenian,
e) Masih kurang mahasiswa IAIN Lhokseumawe terlibat dalam kontestasi
karya-karya seni islami
f) Kurangnya pelibatan mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam program
pertukaran mahasiswa baik nasional maupun international.
g) Kurangnya pelibatan mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam magang,
Kuliah Pengabdian Kepada Masyarakat (KPM), Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL), dan perlombaan secara nasional dan internasional
Rencana Perbaikan dan pengembangan kemahasiswaan yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan untuk dilaksanakan sebagai program tindak
lanjut untuk meningkatkan kualitas mahasiswa oleh IAIN Lhokseumawe adalah
sebagai berikut:
a) Melakukan sosialisasi secara menyeluruh pada mahasiswa IAIN

109
Lhokseumawe untuk mengikuti pelatihan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
sehingga mereka akan mendapatkan sertifikat TOEFL dan TOAFL.
b) Sosialisasi secara luas juga dilakukan pada mahasiswa IAIN Lhokseumawe
untuk mengikuti pelatihan-pelatihan berupa kajian kitab kuning, ilmu falaq,
dan tahfidzul Qur’an yang bertujuan untuk mengembangkan keilmuan
mahasiswa dan untuk mendapatkan sertifikat/surat keterangan.
c) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe digalakkan untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan/workshop, seminar ilmiah dan pelatihan penunjang lainnya untuk
mengembangkan keilmuan mereka serta untuk mendapatkan
sertifikat/surat keterangan.
d) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe diintruksikan untuk focus mengulang dan
mempelajari keilmuan dasar keislaman agar lulus ujian komprehensif
sehingga tidak harus mengulang kembali.
e) Memberikan pelatihan bagi mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam
menyusun laporan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
sehingga mahasiswa IAIN Lhokseumawe memiliki laporan hasil penelitian
dan pengabdian pada masyarakat.
f) Memberikan pelatihan penilisan karya ilmiah pada mahasiswa, sehingga
mahasiswa IAIN Lhokseumawe yang belum meningkatkan penulisan Karya
Tulis Ilmiah.
g) Memberdayakan mahasiswa yang aktif dibidang karya-karya seni islami
untuk mengajarkan teman-temannya yang lain, sehingga mahasiswa IAIN
Lhokseumawe yang kurang kreatifpun mampu meningkatkan karya-karya
seni islami.
h) Melakukan kerjasama dalam bidang kemahasswaan pada lembaga-
lembaga tingkat nasional dan internasional yang bertujuan agar mahasiswa
IAIN Lhokseumawe yang mengikuti program pertukaran, magang,
dan perlombaan secara nasional maupun internasional makin bertambah.

C.4 Sumber Daya Manusia


1. Latar Belakang
Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peran yang sentral dalam
perguruan tinggi oleh karena itu sumber daya manusia harus dikelola dan
ditingkatkan kualifikasinya baik dari aspek akademis yang merupakan tuntutan
profesional, maupun dari sisi kualitas kepribadian yang sangat dibutuhkan
dalam pelayanan kepada mahasiswa sebagai pihak yang dilayani.
Pengelolaan sumberdaya manusia pada Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe pada prinsipnya dilaksanakan sesuai dengan
aturan/perundangan pengelolaan PNS yang berlaku di Indonesia. Beberapa
peraturan yang diterapkan dalam pengelolaan PNS di Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe adalah UU Nomor 8 Tahun 1074 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun
1999 tentang Perubahan atas UU Nomor 1974; dan UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara yang merupakan perubahan dari UU No 43

110
Tahun 1999.
Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) sesuai dengan UU Nomor 5
Tahun 2014 merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal ini sekaligus untuk
mendorong pencapaian aparatur sipil negara sebagai bagian dari reformasi
birokrasi sehingga aparatur sipil negara menjadi profesi yang memiliki
kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya serta
mempertanggungjawabkan kinerjanya mengacu pada prinsip sistem merit.
Berdasarkan UU ASN, manejemen ASN meliputi dua hal utama yaitu:
a) Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
b) Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki Nomor Induk Pegawai secara
Nasional sedang PPPK merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai
pegawai dengan perjanjian kerja oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai
dengan kebutuhan instansi pemerintah dan ketentuan undang-undang.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, serta
perlindungan. Manajemen PNS pada instansi pusat dilaksanakan oleh
pemerintah pusat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan
yang berlaku. Adapun manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan,
pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan
kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian
kerja, dan perlindungan.
Sumber daya manusia adalah komponen utama untuk menyukseskan
program-program pendidikan yang ada di perguruan tinggi. Oleh karena itu,
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe memiliki sistem pengelolaan
sumber daya manusia yang lengkap sesuai dengan kebutuhan perencanaan dan
pengembangan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan dalam rangka pengelolaan yang profesional dan berkualitas serta
mewujudkan obyektivitas. Dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia perlu
ditetapkan Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Manusia Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe yang terdiri dari:
a) Sumber Daya Dosen
b) Sumber Daya Manusia Tenaga Kependidikan
c) Perencanaan Pegawai
d) Rekrutmen dan Seleksi Pegawai
e) Orientasi dan Penempatan Pegawai
f) Pengembangan Karir Pegawai
g) Retensi, Penghargaan dan Sanksi Pegawai
h) Pemberhentian Pegawai

111
2. Kebijakan
b) Kebijakan penetapan standar kualifikasi, kompetensi, beban kerja,
proporsi serta pengelolaan Sumber Daya Manusia (dosen dan tenaga
kependidikan) di Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe yang diatur
dalam Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan SK Rektor
Nomor: 194 Tahun 2017 PEMBERLAKUAN BUKU PEDOMAN
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA IAIN LHOKSEUMAWE DI
LINGKUNGAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
LHOKSEUMAWE TAHUN ANGGARAN 2017.
c) Pengelolaan Buku Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Manusia Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe mencakup:
1) Perencanaan, rekrutmen, seleksi, penempatan, pengembangan,
retensi, pemberhentian, dan pensiun telah ditetapkan untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, dan PkM.
2) Kriteria perencanaan, rekrutmen, seleksi, penempatan,
pengembangan, retensi, pemberhentian, dan pensiun ditetapkan
serta dikomunikasikan.
3) Kegiatan Kegiatan mencakup studi lanjut, seminar, konferensi,
workshop, simposium, dll.
4) Skema Skema pemberian penghargaan (reward), pengakuan,
mentoring yang diimplementasikan untuk memotivasi dan mendukung
pelaksanaan tridharma.

3. Standar IAIN Lhokseumawe dan Strategi Pencapaian Standar


Standar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dan strategi
pencapaian standar terkait Sumber Daya Manusia diatur pada Rencana Strategis
(Renstra) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dan Rencana
Operasional (Renop) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe yang
berisi bagaimana menetapkan standar terkait sumber daya manusia di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe. Adapun standar yang ditetapkan
terkait sumber daya manusia di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
yaitu:
a) Penambahan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PNS/ASN)
b) Penambahan Tenaga Keperpustakaan (PNS/ASN)
c) Penambahan Tenaga Laboran (PNS/ASN)
d) Penambahan Tenaga IT (PNS/ASN)
e) Peningkatan Kualifikasi Tenaga Dosen S2 Ke S3
f) Peningkatan Kualifikasi Tenaga Kependidikan Yang lebih tinggi
g) Peningkatan Kualifikasi Fungsional Dosen
h) Penambahan Sertifkat Pendidik
i) Peningkatan kapasitas dosen dan tenaga kependidikan.
Straegi pencapaian standar terkait sumber daya manusia di Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe yaitu:
a) Penerimaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PNS/ASN)

112
b) Penerimaan Tenaga Keperpustakaan (PNS/ASN
c) Penerimaan Tenaga Laboran (PNS/ASN)
d) Penerimaan Tenaga IT (PNS/ASN)
e) Pemberian Beasiswa Dosen S2 Ke S3
f) Pemberian Beasiswa Tenaga Kependidikan
g) Percepatan dan Reward Fungsional Dosen Teringgi
h) Menambah Kuata Peserta Sertifkasi Pendidik
i) Mengikutsertakan dan Melaksanakan Pelatihan dan Worksho
Peningkatan kapasitas dosen dan tenaga kependidikan
j) Melaksanakan sistem monitoring, evaluasi dan rekam jejak kinerja
dosen dan tenaga kependidikan diantaranya survey kepuasan terhadap
sistem pengelolaan sumber daya manusia.
k) Menghadirkandan berkejasama luar negeri untuk rekruitmen dosen
asing.
Pengembangan skill (bahasa Arab dan Inggris aktif, penguasaan
teknologi) bagi dosen dan tenaga kependidikan, diharapkan tercapai 30% pada
2021

4. Indikator Kinerja Utama


a) Profil Dosen
1) Jumlah dosen di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
adalah sebanyak 162 dosen, dengan jumlah program studi di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe sebanyak 22 program
studi. Jumlah dosen tetap pada setiap program studi IAIN
lhokseumawe minimal 5 orang. Jumlah dosen tetap program studi
dengan pendidikan S3 ada sebanyak 42 orang dan sisanya sebanyak
120 orang berpendidikan S2
2) Jabatan Akademik Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yaitu 11 dosen memiliki jabatan akademik sebagai
Lektor Kepala, 64 dosen memiliki jabatan akademik sebagai lektor
3) Dosen yang memiliki sertifikat Sertifikasi Dosen (Pendidik
Profesional/Profesi/Industri/Kompetensi) di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe ada sebanyak 139 dosen
4) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe memiliki 9 dosen
tidak tetap
5) Beban Kerja Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
(pendidikan, penelitian, PkM, dan tugas tambahan) 12 sks. Rasio
jumlah mahasiswa terhadap jumlah dosen tetap 1:25
b) Kinerja Dosen
1) Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe sangat
produktif dalam melakukan penelitian dan PKM setiap tahunnya.
Pada tahun ajaran 2016-2017 terdapat 105 penelitan dan 142
kegiatan PKM yang dilakukan oleh dosen Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe. Pada tahun ajaran 2017-2018 terdapat 224

113
penelitan dan 139 kegiatan PKM yang dilakukan oleh dosen Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe. Pada tahun ajaran 2018-
2019 terdapat 503 penelitan dan 197 kegiatan PKM yang dilakukan
oleh dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
2) Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe banyak
mendapat pengakuan atas prestasi dan kinerja dosen, jumlah
pengakuan dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
dalam 3 tahun terakhir yaitu ada sebanyak 265 recognisi dosen.
Untuk rekognisi dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yaitu:
a) Menjadi visiting di perguruan tinggi nasional/ internasional
b) Menjadi keynote speaker/invited speaker pada pertemuan ilmiah
tingkat nasional/ internasional.
c) Menjadi staf ahli di lembaga tingkat nasional.
d) Menjadi editor atau mitra bestari pada jurnal nasional terakreditasi/
jurnal internasional bereputasi.
e) Mendapat penghargaan atas prestasi dan kinerja di tingkat
nasional/ internasional.
Rata-rata jumlah pengakuan atas prestasi/ kinerja dosen terhadap
jumlah dosen tetap dalam 3 tahun terakhir ≥ 0,5.
c) Tenaga Kependidikan
Tenaga Kependidikan IAIN Lhokseumawe adalah pegawai dengan
status Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai Non PNS. Sistem seleksi atau
perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi dan pemberhentian bagi
pegawai PNS dan pegawai Non PNS. Sistem Seleksi atau perekrutan dan
penempatan Pegawai PNS berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan oleh
kementerian Pendayagunaan Apratur Negara dan Reformasi Birokrasi, Badan
Kepegawaian Negara, dan Kementerian Agama RI. Proses Seleksi atau
perekrutan, diawali dengan usulan kebutuhan dosen pada masing- masing unit
kerja, penetapan formasi, pengumuman pendaftaran, seleksi administrasi,
pengumuman hasil seleksi administrasi, ujian melalui sistem CAT/CBT,
Pengumuman hasil CAT/CBT, pemberkasan, selanjutnya mendapat surat
keputusan pengangkatan dari BKN yang ditindaklanjuti surat pelaksanaan tugas
dan penempatan oleh pimpinan satuan kerja.
Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi antara
lain, pustakawan, tenaga administrasi, laboran dan teknisi, serta pranata teknik
informasi. Tenaga Kependidikan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe. Berdasarkan
fungsinya tenaga kependidikan dilkelompokkan menjadi tenaga kependidikan
fungsional khusus dan umum. Tenaga kependidikan fungsional khusus di
perguruan tinggi meliputi pustakawan dan pranata laboratorium pendidikan

114
sedangkan lainnya disebut sebagai tenaga kependidikan fungsional umum.
1) Pustakawan
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan dalam Pasal 1 ayat (8) dinyatakan bahwa Pustakawan
adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas
dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan.
(a) Kualifikasi Pustakawan
Seorang pustakawan wajib memenuhi kualifikasi seperti yang terdapat
dalam KEPMENPAN No 132/KEP/M.PAN/12/2002 pada pasal 21 yaitu
sebagai berikut:
(1) Pustakawan tingkat ahli memiliki kualifikasi akademik paling
rendah sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) bidang ilmu
Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi dari perguruan tinggi
yang terakreditasi.
(2) Seseorang yang memiliki kualifikasi akademik serendah-
rendahnya sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) di luar bidang
ilmu Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi, dapat menjadi
pustakawan tingkat ahli setelah lulus pendidikan dan pelatihan
dalam bidang Perpusakan, Dokumentasi dan Informasi serta
pengalaman kerja di perpustakaan minimal 2 tahun.
(3) Pustakawan tingkat terampil minimal memiliki kualifikasi akademik
berlatar pendidikan D-II Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi
(4) Seseorang yang memiliki kualifikasi akademik serendah-
rendahnya D-II dan luar bidang Perpustakaan, Dokumentasi dan
Informasi, dapat menjadi pustakawan tingkat terampil setelah
mengikuti pendidikan dan pelatihan perpustakaan, dokumentasi
dan informasi, serta pengalaman bekerja di perpustakaan minimal
2 tahun.
(5) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana yang dimaksud pada butir
2 dan 4 diselenggarakan oleh Perpustkaan Nasional RI atau
lembaga lain yang diakreditasi oleh Perpustakaan Nasional RI atau
lembaga sertifikasi.
(b) Tugas Pokok dan Fungsi Pustakawan
Menurut KEPMENPAN No 132/KEP/M.PAN/12/2002 pasal 4
disebutkan bahwa tugas pokok pustakawan tingkat terampil meliputi
pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber
informasi, serta pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan
informasi. Tugas pokok pustakawan tingkat ahli meliputi
pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber
informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi,
serta pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan
informasi.

115
2) Pranata Laboratorium
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Permen PANRB) RI No 03 Tahun 2010, tentang
Jabatan Fungsinonal Pranata Laboratorium Pendidikan dan Angka
Kreditnya, yang dimaksudkan dengan Pranata Laboratorium Pendidikan
(PLP) adalah seseorang yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung
jawab, dan wewenang untuk melakukan pengelolaan laboratorium
pendidikan. Mengacu pada Permen PANRB tersebut, laboratorium
pendidikan adalah suatu unit penunjang akademik pada lembaga
pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau
bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi,
dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan meggunakan peralatan
dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada
masyarakat.
(a) Kualifikasi Pranata Laboratorium Pendidikan
Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) merupakan tenaga pokok
yang harus ada dan selalu siap melayani keperluan praktikum, maupun
penelitian mahasiswa dan dosen. Fungsi dan jabatan Pranata
Laboratorium Pendidikan (PLP) dsangat berbeda dengan pegawai non
Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP). Sebagai tenaga spesifik yang
bertugas di laboaratorium, Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP)
berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang
pengelolaan laboratorium. Dengan demikian jabatan Pranata
Laboratorium Pendidikan (PLP) memerlukan persyaratan-persyaratan
khusus yang berbeda dengan pegawai non Pranata Laboratorium
Pendidikan (PLP). Berdasarkan hal tersebut, kualifikasi seorang
Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) sebagai tenaga profesional di
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe selayaknya
memenuhi ketentuan yang diatur dalam Permen PANRB RI No
03/2010, tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Pendidikan (PLP) dan Angka kreditnya sebagai berikut.
(1) Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) tingkat Terampil
mempunyai kualifikasi:
- Berijazah minimal Diploma III sesuai kualifikasi akademik yang
relevan dengan laboratorium tempatnya bekerja
- Pangkat minimal Pengatur dengan golongan ruang II/c
- Sertifikat keterampilan yang relevan dengan laboratorium
tempatnya bekerja
(2) Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) tingkat Ahli mempunyai
kualifikasi:
- Berijazah minimal Si/DIV sesuai kualifikasi akademik yang
relevan dengan laboratorium tempatnya bekerja
- Pangkat minimal Penata Muda, golongan ruang III/a

116
- Sertifikat keahlian relevan dengan laboratorium tempatnya
bekerja, serta sertifikat Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
(b) Tugas Pokok dan Fungsi Pranata Laboratorium Pendidikan
Fungsi Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) adalah memperlancar
jalannya proses belajar mengajar yang berlangsung di
laboratorium/bengkel kerja yang diampunya. Oleh karena itu, Pranata
Laboratorium Pendidikan (PLP) selain bertanggung jawab atas
administrasi laboratorium, pengelolaan bahan, kelancaran fungsi
peralatan laboratorium, juga bertanggung jawab terhadap
pengembangan laboratorium untuk masa yang akan datang. Secara
umum, tugas pokok dan fungsi tenaga Pranata Laboratorium
Pendidikan (PLP) Instusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
mengacu pada Permen PANRB RI No 03/2010, tentang Jabatan
Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) dan Angka
kreditnya.
3) Tenaga Kependidikan Fungsional Umum
Tenaga kependidikan fungsional umum adalah tenaga kependidikan yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan
administrasi, kearsipan, maupun teknisi. UU ASN No 5 2014 Jabatan
Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan.
(a) Kualifikasi Tenaga Kependidikan Fungsional Umum
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 49
Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam Pasal 29
dinyatakan bahwa Tenaga kependidikan ini memiliki kualifikasi
akademik paling rendah lulusan SMA atau sederajat yang dinyatakan
dengan ijazah sesuai dengan kualifikasi tugas pokok dan fungsinya.
Tenaga kependidikan yang memerlukan keahlian khusus wajib
memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan
keahliannya. Kualifikasi lainnya yang diperlukan adalah:
(1) Warga Negara Indonesia; berusia minimal 18 (delapan belas)
tahun dan maksimal 35 (tiga puluh lima) tahun;
(2) Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan
putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap, karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan:
(3) Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri atau tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil,
atau diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta;
(4) Tidak berkedudukan sebagai Calon/Pegawai Negeri;
(5) Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian dan ketrampilan
yang diperlukan;
(6) Berkelakuan baik:
(7) Sehat jasmani dan rohani; dan

117
(8) Syarat lain yang ditenlukan dalam persyaratan pegawai.
(b) Kompetensi Tenaga Kependidikan Fungsional Umum
Kompetensi yang harus dimiliki oleh Tenaga Kependidikan Fungsional
Umum meliputi kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan
komptensi sosial. Selain itu Tenaga Kependidikan Fungsional Umum
juga harus memiliki integritas dan moralitas yang baik. Hal ini mengacu
pada Undang-undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
(1) Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi
pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja
secara teknis;
(2) Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan,
pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman
kepemimpinan; dan
(3) Kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja
berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku,
dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
(4) Integritas diukur dari kejujuran, kepatuhan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan, kemampuan bekerja sama, dan
pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.
(5) Moralitas diukur dari penerapan dan pengamalan nilai etika
agama, budaya, dan sosial kemasyarakatan.

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan sumber daya manusia Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe terbagi menjadi 2, yaitu:
a) Indikator kinerja tambahan dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yaitu:
1) Dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe 100%
memiliki kualifikasi akademik sesuai dengan bidang keilmuan program
studi, jumlah dosen tetap adalah 12 per program studi, dan lebih
besar 15% dosen bergelar guru besar.
2) Jumlah dosen tetap di program studi dengan pendidikan S3 lebih
besar sama dengan 50%, dan dibuktikan dengan ijazah.
3) Dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe memiliki
sertifikat pendidik lebih dari sama dengan 80%.
4) Seluruh dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
untuk jenjang sarjana minimal bergelar Magister/Master relevan
dengan program studi.
5) Seluruh dosen untuk program magister, dosen minimal bergelar Doktor
relevan dengan program studi.
6) Dosen tugas tambahan wajib mengajar minimal 6 sks
Kelompok Sains Teknologi
Rasio jumlah mahasiswa terhadap jumlah dosen tetap diantara 15
sampai 25

118
Kelompok Sosial Humaniora
Rasio jumlah mahasiswa terhadap jumlah dosen tetap diantara 25
sampai 35
7) 100% dosen pembimbing pertama di Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe membimbing maksimal 10 mahasiswa.
8) Beban kerja dosen (pendidikan, penelitian, PkM, dan tugas tambahan)
minimal 12 sks dan maksimal 13 sks dalam satu semester, jumlah
penelitian dengan biaya luar negeri dalam 3 tahun terakhir lebih besar
sama dengan 0,1 dari Jumlah dosen tetap, dan Jumlah PkM dengan
biaya luar negeri dalam 3 tahun terakhir lebih besar sama dengan
0,05 dari Jumlah dosen tetap
9) Pencapaian prestasi dosen dalam bentuk seperti:
(a) Menjadi visiting professor di perguruan tinggi nasional/
internasional
(b) Menjadi keynote speaker/invited speaker pada pertemuan ilmiah
tingkat nasional/ internasional.
(c) Menjadi staf ahli di lembaga tingkat nasional/ internasional.
(d) Menjadi editor atau mitra bestari pada jurnal nasional terakreditasi/
jurnal internasional bereputasi.
(e) Mendapat penghargaan atas prestasi dan kinerja di tingkat
nasional/ internasional.
(f) Rata-rata jumlah pengakuan atas prestasi/ kinerja dosen terhadap
jumlah dosen tetap dalam 3 tahun terakhir ≥ 0,5.
10) Dosen meneladani 7 pilar pengembangan Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe, yaitu:
(a) Tazkiyatun Nafsi (Jiwa yang bersih);
(b) At-Tarahum (Kasih sayang);
(c) At-Ta’abbud (Nilai ibadah);
(d) At-Takhallus (Nilai keikhlasan);
(e) Ruhul Mustaqbal (Visioner);
(f) Dinamikiyyah Bittakhyir (dinamis); dan
(g) Qimah At-Tarikh (Belajar dari sejarah)
b) Indikator kinerja tambahan tenaga kependidikan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe yaitu:
1) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe memiliki tenaga
kependidikan yang memenuhi tingkat kecukupan dan kualifikasi
berdasarkan jenis pekerjaannya (pustakawan, laboran, teknisi, dll.)
untuk mendukung pelaksanaan tridharma, fungsi dan pengembangan
institusi secara efektif. Laboran, pustakawan, operator, dan teknisi
minimal S1. Tendik menerapkan 7 pilar pengembangan IAIN
Lhokseumawe, yaitu:
(a) Tazkiyatun Nafsi (Jiwa yang bersih);
(b) At-Tarahum (Kasih sayang);
(c) At-Ta’abbud (Nilai ibadah);

119
(d) At-Takhallus (Nilai keikhlasan);
(e) Ruhul Mustaqbal (Visioner);
(f) Dinamikiyyah Bittakhyir (dinamis); dan
(g) Qimah At-Tarikh (Belajar dari sejarah)
2) Tenaga administrasi IAIN Lhokseumawe minimal D-3 dan tenaga
administrasi menerapkan 7 pilar pengembangan IAIN Lhokseumawe,
yaitu:
(a) Tazkiyatun Nafsi (Jiwa yang bersih);
(b) At-Tarahum (Kasih sayang);
(c) At-Ta’abbud (Nilai ibadah);
(d) At-Takhallus (Nilai keikhlasan);
(e) Ruhul Mustaqbal (Visioner);
(f) Dinamikiyyah Bittakhyir (dinamis); dan
(g) Qimah At-Tarikh (Belajar dari sejarah)
3) Unit pengelola Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
memiliki tenaga kependidikan yang memenuhi tingkat kecukupan dan
kualifikasi berdasarkan kebutuhan layanan program studi:
pelaksanaan akademik, fungsi unit pengelola, dan pengembangan
program studi, unit pengelola Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe memiliki jumlah laboran yang cukup terhadap jumlah
laboratorium yang digunakan program studi, kualifikasinya sesuai
dengan laboratorium yang menjadi tanggungjawabnya, dan
bersertifikat laboran serta bersertifikat kompetensi tertentu sesuai
bidang tugasnya
4) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe memberikan
penghargaan kepada dosen, dan tenaga kependidikan, yang dinilai
berjasa atau berprestasi dalam kegiatan tridharma perguruan tinggi,
berupa penghargaan kesetiaan, penghargaan prestasi akademik
dan/atau nonakademik
Data indikator kinerja tambahan sumber daya manusia di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe sudah diukur, dimonitor,
dikaji, dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.
6. Evaluasi Capaian Kinerja
Capaian kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) diukur dengan metoda yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi
setiap tahun pada saat Raker tahunan. Dimana pada saat raker tersebut
membahas mengenai analisis keberhasilan pencapaian standar dan
ketidakberhasilan pencapaian standar yang ada pada Sumber Daya Manusia
(SDM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe. Berikut hasil dari
evaluasi capaian kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) Institut Agama Islam
Negeri (IAIN)dari tahun 2017, 2018, dan 2019 dapat dilihat dari tabel dibawah ini

120
Capaian
No Target
2017 2018 2019
1 Terealisasinya nilai-nilai Al Qur’an dan keislaman
pada Dosen dan tenaga kependidikan dalam 80% 95% 95%
realitas kehidupan kemasyarakatan
2 Meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada 80% 90% 95%
masyarakat;
3 Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian yang islam melalui pengkajian 70% 75% 80%
danpenelitian ilmiah.
4 Membangun kerjasama tingkat lokal, nasional, dan
internasional untuk pengembangan dan
60% 65% 70%
peningkatan kualitas pendidikan, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat, dan institusional
5 Tersedianya sumber daya manusia yang cermat,
cepat dan tepat (pelayanan prima) dalam 70% 75% 80%
pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas
6 Meningkatnya sumber daya manusia yang
70% 75% 80%
profesional dalam sistem tata kelola institute
a) Identifikasi akar Masalah
1) Tidak semua dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
tamatan dayah atau perguruan tinggi islam.
2) kurangnya informasi dan sosialisasi mengenai seminar karya ilmiah
dan publikasi karya ilmiah (jurnal dan proceeding) bereputasi dan
terakreditasi di tingkat Nasional maupun Internasional Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
3) Kurangnya sosialisai mengenai HAKI ke dosen Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
4) Kuota dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe yang
minim dalam program desa binaan, safari ramadhan di daerah
terpencil dan perbatasan, sehingga tidak semua dosen bisa terlibat
pada program tersebut.
5) Masih minimnya tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe yang mengikuti pendidikan dan pelatihan.
6) Minimnya kegiatan magang/pelatihan mewujudkan kinerja pelayanan
prima.
7) Masih kurangnya kemampuan berbahasa asing pada dosen Institusi
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
Masih kurangnya kerja sama secara nasional dan internasional
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dengan
perguruan tinggi lainnya baik itu nasional dan internasional yang
menyebabkan dosen dan tenaga kependidikan Institusi Agama Islam

121
Negeri (IAIN) Lhokseumawe susah mendapatkan akses untuk
mengikuti program short course, postdoktoral , magang, pertemuan
ilmiah, secara nasional maupun internasional serta program magang,
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), secara nasional maupun
internasional
b) Analisis keberhasilan
1) Terlibatnya dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
dalam berbagai aktivitas keagamaan baik internal maupun eksternal.
2) Partisipasi aktif tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dalam berbagai aktivitas keagamaan baik internal
maupun eksternal.
3) Peningkatan kualifikasi akademik dosen Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe sesuai bidangnya masing-masing.
4) Keaktifan dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
dalam seminar dan publikasi karya ilmiah (jurnal dan proceeding)
bereputasi dan terakreditasi di tingkat Nasional maupun Internasional
5) Terlibatnya dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
dalam program desa binaan, safari ramadhan di daerah terpencil dan
perbatasan.
6) Partisipasi aktif tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dalam kegiatan pendidikan, pelatihan baik formal
maupun non-formal.
7) Partisipasi aktif dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dalam pengkajian, karya seni islami dan penelitian
ilmiah
8) Pelibatan tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dalam magang/pelatihan mewujudkan kinerja
pelayanan prima.
9) Partisipasi aktif dosen dalam program short course, post doktoral,
magang, pertemuan ilmiah, secara nasional maupun internasional.
10) Partisipasi aktif tenaga kependidikan dalam program magang,
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), secara nasional maupun
internasional
c) Faktor Pendukung
1) Surat Keputusan (SK) mengajar dalam rumpun ilmu Al Qur’an dan
keislaman.
2) Mendapatkan undangan dan sertifikat sebagai narasumber dalam
rumpun ilmu Al Qur’an dan keislaman
3) Dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe mengajar
sesuai mata kuliah yang diampu.
4) Meningkatnya jumlah dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang berkualifikasi S3 dan mempunyai jabatan
akademik lektor kepala.
5) Meningkatnya partisipasi dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)

122
Lhokseumawe dalam seminar karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah
(jurnal dan proceeding) bereputasi dan terakreditasi di tingkat Nasional
maupun Internasional
6) Meningkatnya HAKI pada karya dosen Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe.
7) Meningkatnya partisipasi dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dalam program desa binaan, safari ramadhan di daerah
terpencil dan perbatasan.
8) Meningkatnya kualifikasi pendidikan, pangkat dan golongan pada
dosen dan tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe.
9) Tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe mendapatkan undangan dan sertifikat pendidikan dan
pelatihan.
10) Meningkatnya forum kajian ilmiah dosen Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe.
11) Meningkatnya karya penelitian dosen Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dari hasil kompetitif di dalam dan luar institusi.
12) Meningkatnya publikasi bereputasi dan terakreditasi di tingkat Nasional
maupun Internasional;
13) Meningkatnya karya-karya seni islami dosen Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
14) Meningkatnya tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe yang mengikuti magang/pelatihan mewujudkan
kinerja pelayanan prima.
15) Meningkatnya dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang mengikuti program short course, postdoktoral,
magang, pertemuan ilmiah, secara nasional maupun internasional
16) Meningkatnya tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dalam program magang, Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat), secara nasional maupun internasional
d) Analisis Ketidakberhasilan
1) Masih ada dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
yang belum terlibatnya dalam berbagai aktivitas keagamaan baik
internal maupun eksternal.
2) Masih kurangnya partisipasi aktif tenaga kependidikan Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam berbagai aktivitas
keagamaan baik internal maupun eksternal.
3) Masih kurang keaktifan dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dalam seminar dan publikasi karya ilmiah (jurnal dan
proceeding) bereputasi dan terakreditasi di tingkat Nasional maupun
Internasional
4) Masih ada dosen yang belum terlibatnya dosen Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam program desa binaan, safari

123
ramadhan di daerah terpencil dan perbatasan.
5) Masih kurangnya partisipasi aktif tenaga kependidikan Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam pendidikan, pelatihan baik
formal maupun non-formal.
6) Masih kurangnya partisipasi aktif dosen Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dalam pengkajian, karya seni islami dan
penelitian ilmiah
7) Masih belum optimalnya keterlibatan tenaga kependidikan Institusi
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam magang/pelatihan
mewujudkan kinerja pelayanan prima.
8) Masih kurangnya partisipasi aktif dosen Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dalam program short course, post doktoral,
magang, pertemuan ilmiah, secara nasional maupun internasional.
9) Masih kurangnya partisipasi aktif tenaga kependidikan Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam program magang,
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), secara nasional maupun
internasional
e) Faktor Penghambat
1) Tidak semua dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
mampu mengajar dalam rumpun ilmu Al Qur’an dan keislaman.
2) Masih ada dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
yang ilmunya terbatasnya pada ilmu Al Qur’an dan keislaman.
3) Minimnya info mengenai seminar karya ilmiah dan publikasi karya
ilmiah (jurnal dan proceeding) bereputasi dan terakreditasi di tingkat
Nasional maupun Internasional di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe
4) Masih kurangnya HAKI pada karya dosen Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dikarenakan masih adanya dosen yang
beranggapan HAKI sesuatu yang tidak diwajibkan.
5) Minimnya partisipasi dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dalam program desa binaan, safari ramadhan di daerah
terpencil dan perbatasan, dikarenakan kuota dalam program tersebut
tidak bisa menampung banyak dosen.
6) Masih minimnya tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe yang mendapatkan undangan dan sertifikat
pendidikan dan pelatihan.
7) Tidak semua tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang mengikuti magang/pelatihan mewujudkan kinerja
pelayanan prima.
8) Masih minimnya dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang mengikuti program short course, postdoktoral,
magang, pertemuan ilmiah, secara nasional maupun internasional.
9) Masih minim tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang terlibat dalam program magang, Pendidikan dan

124
Pelatihan (Diklat), secara nasional maupun internasional
f) Tindak Lanjut yang akan dilakukan
1) Memberikan pendidikan tambahan kepada dosen Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dibidang ilmu Al Qur’an dan
keislaman.
2) Memaksimalkan informasi mengenai seminar karya ilmiah dan
publikasi karya ilmiah (jurnal dan proceeding) bereputasi dan
terakreditasi di tingkat Nasional maupun Internasional, serta
memberikan support serta apresiasi kepada dosen Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe agar setiap dosen Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dapat mengikuti seminar karya
ilmiah dan publikasi karya ilmiah (jurnal dan proceeding) bereputasi
dan terakreditasi di tingkat Nasional maupun Internasional
3) Memberian sosialisai mengenai HAKI kedosen dalam bentuk workshop
di lingkungan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
4) Meningkatkan Kuota dosen dalam program desa binaan, safari
ramadhan di daerah terpencil dan perbatasan, sehingga semua dosen
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe bisa terlibat pada
program tersebut.
5) Mengadakan pendidikan dan pelatihan tenaga kependidikan didalam
lingkungan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dengan
mengundang tenaga ahli yang kompeten dibidangnya.
6) Bekerja sama dengan bidang yang dapat memberikan kegiatan
magang/pelatihan mewujudkan kinerja pelayanan prima kepada
tenaga kependidikan.
7) Memberikan pelatihan berbahasa asing kepada dosen Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
8) Menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi lainnya baik secara local,
nasional dan internasional sehingga dosen dan tenaga kependidikan
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe mendapatkan akses
untuk mengikuti program short course, postdoktoral, magang,
pertemuan ilmiah, secara nasional maupun internasional
9) Membangun kerjasama tingkat lokal, nasional, dan internasional antara
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dan perguruan
tinggi atau lembaga lainnya di tingkat local, nasional, dan internasional
untuk pengembangan dan peningkatan kualitas tenaga kependidikan
sehingga tenaga kependidikan dapat ikut serta program magang,
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), secara nasional maupun
internasional
10) Memotivasi dan memberikan dukungan penuh kepada dosen yang
sedang menempuh pendidikan S3 untuk segera menyelesaikan
studinya, dan mendorong dosen yang berpredikat master untuk
melanjutkan pendidikan ke tahap yang lebih tinggi (S3).
11) Memberikan kesempatan, fasilitas dan dukungan pada dosen dan

125
tenaga kependidikan secara merata untuk mendapatkan pelatihan
dan pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan keahlian dan profesinya serta
kepangkatan akademik.
12) Mengajukan dosen dan tenaga kependidikan yang berprestasi
kepada rektor IAIN Lhokseumawe untuk dipertimbangkan untuk
mendapatkan penghargaan setiap tahun.
13) Meningkatkan kualitas layanan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
14) Meningkatkan layanan dan informasi pengembangan SDM melalui
bantuan studi lanjut, bimbingan studi lanjut, layanan diklat di luar,
magang, seminar dan workshop.
Memberikan sosialisasi mengenai perkembangan pengajuan jabatan
fungsional akademik dan sertifikikasi dosen berdasarkan ketentuan
yang berlaku

7. Penjaminan Mutu SDM


Sistem penjaminan mutu Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
berisi mengenai deskripsi sistem penjaminan mutu SDM yang ditetapkan oleh
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Dokumen legal pembentukan unsur pelaksama penjamin mutu tertuang
dalam:
1) PMA nomor 46 tahun 2016 entang Organisasi Dan Tata Kerja Institut
Agama Islam Negeri Lhokseumawe
2) PMA nomor 58 tahun 2016 Tentang Statuta Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe
3) SK Rektor nomor 263 tahun 2017 Tentang Penjaminan Mutu
b) Dokumen Mutu
1) SK Rektor nomor 264.a tahun 2017 Tentang Kebijakan Mutu
2) SK Rektor nomor 264.b tahun 2017 Tentang Manual Mutu
3) SK Rektor nomor 264.c tahun 2017 Tentang Standar Mutu
4) SK Rektor nomor 264.d tahun 2017 Tentang Formulir Mutu
c) Siklus Penjaminan Mutu (Siklus PPEPP)
1) Penetapan
sistem penjaminan mutu dibidang sumber daya manusia ditetapkan
dengan:
(a) SK Rektor nomor 245 tahun 2017 Tentang standar mutu sumber
daya manusia
(b) SK Rektor nomor 245.a tahun 2017 tentang substandar dari
standar mutu sumber daya manusia
2) Pelaksanaan
Sistem penjaminan mutu di bidang sumber daya manusia
dilaksanakan sesuai dengan buku pedoman pengelolaan sumber
daya manusia (SK Rektor nomor 194 tahun 2017). Pelaksanaannya

126
diberlakukan diseluruh unit iain lhokseumawe.
3) Evaluasi
Evaluasi sistem penjaminan mutu dibidang sumber daya manusia.
Dilakukan melalui audit mutu internal setiap tahun.
(a) Pada tahun 2016 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan
kegiatan Audit Mutu Internal (AMI) sumber daya manusia. Ada
pun hasil temuan Audit Mutu Internal (AMI) yaitu:
(1) Masih kurangnya dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang memilik kompetensi pendidik yang
dinyatakan dengan sertifikat pendidik, dan/atau sertifikat
profesi.
(2) Masih minimnya dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang menghasilkan karya ilmiah pada jurnal
nasional terakreditasi atau jurnal internasional yang
bereputasi.
(3) Dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
sebagai pembimbing utama dalam penelitian terstuktur dalam
rangka penyusunan skripsi/ tugas akhir, dan tesis masih
melebihi 10 mahasiswa.
(4) Dosen tetap pada program studi di Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe yang ditugaskan menjalankan
proses pembelajaran pada setiap program studi secara penuh
waktu masih berjumlah kurang dari 6 (enam) orang;
(5) Masih kurangnya tenaga kependidikan yang melayani
kegiatan pendidikan yang memerlukan keahlian khusus harus
yang memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang
tugas dan keahliannya
(b) Pada tahun 2017 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan
kegiatan Audit Mutu Internal (AMI)
(1) Masih ada dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang tidak memilik kompetensi pendidik yang
dinyatakan dengan sertifikat pendidik, dan/atau sertifikat
profesi.
(2) Dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
yang menghasilkan karya ilmiah pada jurnal nasional
terakreditasi atau jurnal internasional yang bereputasi masih
belum banyak.
(3) Dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
sebagai pembimbing utama dalam penelitian terstuktur dalam
rangka penyusunan skripsi/ tugas akhir, dan tesis masih
melebihi 10 mahasiswa.
(4) Dosen tetap pada program studi di Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe yang ditugaskan menjalankan
proses pembelajaran pada setiap program studi secara penuh

127
waktu masih kurang dari 6 (enam) orang;
(5) Masih kurangnya tenaga kependidikan yang melayani
kegiatan pendidikan yang memerlukan keahlian khusus harus
yang memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang
tugas dan keahliannya
(c) Pada tahun 2018 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan
kegiatan Audit Mutu Internal (AMI)
(1) Masih ada beberapa dosen Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe yang tidak memilik kompetensi pendidik
yang dinyatakan dengan sertifikat pendidik, dan/atau sertifikat
profesi.
(2) Masid ada dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang belum menghasilkan karya ilmiah pada
jurnal nasional terakreditasi atau jurnal internasional yang
bereputasi.
(3) Dosen tetap pada program studi di Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe yang ditugaskan menjalankan
proses pembelajaran pada setiap program studi secara penuh
waktu masih kurang dari 6 (enam) orang;
(4) Masih kurangnya tenaga kependidikan yang melayani
kegiatan pendidikan yang memerlukan keahlian khusus harus
yang memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang
tugas dan keahliannya di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe
(d) Pada tahun 2019 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan
kegiatan Audit Mutu Internal (AMI)
(1) Masih ada beberapa dosen Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe yang tidak memilik kompetensi pendidik
yang dinyatakan dengan sertifikat pendidik, dan/atau sertifikat
profesi.
(2) Masih ada dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang masih minim dalam menghasilkan karya
ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi atau jurnal
internasional yang bereputasi.
(3) Masih kurangnya tenaga kependidikan yang melayani
kegiatan pendidikan yang memerlukan keahlian khusus harus
yang memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang
tugas dan keahliannya di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe.
Hasil temuan dari audit mutu internal tersebut dijadikan bahan untuk
rapat tinjauan manajemen dengan menghadirkan jajaran pimpinan
rektorat dan dekanan serta mengundang pakar keilmuan dari perguruan
tinggi lain, pengguna lulusan baik dilembaga, dunia usaha dan dunia
industri, asosiasi profesi dan asosiasi keilmuan sebagai bentuk external

128
benchmarking dalam peningkatan mutu di Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe.
4) Pengendalian
Pengendalian sistem penjaminan mutu dibidang sumber daya
manusia dilakukan oleh LPM. Dimana dalam melakukan
pengendalian itu, LPM melakukan penetapan standar untuk
pelaksanaan sistem penjaminan mutu sumber daya manusia. LPM
melakukan evaluasi terhadap standar yang ditetapkan untu
pelaksanaan sistem penjaminan mutu sumber daya manusia
tersebut, dan kemudian LPM melakukan pelaporan di rapat tinjauan
manajemen dengan menghadirkan menghadirkan seluruh pimpinan
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam upaya
peningkatan mutu sumber daya manusia yang ada di Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
5) Perbaikan Berkelanjutan
(a) Hasil temuan audit mutu internal Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe pada tahun 2016 dan diperbaikin pada
tahun 2017 dengan berupa memberikan workshop dan pelatihan
kepada sumber daya manusia, melaporkan kebutuhan dosen di
lingkungan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
kepada badan kepegawaian negara.
(b) Hasil temuan audit mutu internal Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe pada tahun 2017 diperbaikin pada tahun
2018 dengan berupa Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe memberikan workshop dan pelatihan untuk
meningkatkan keahlian sumber daya manusia, memberikan
sosialisasi mengenai publikasi karya ilmiah dijurnal bereputasi
baik itu nasional dan internasional melaporkan kebutuhan dosen
dan tenaga kependidikan di lingkungan Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe kepada badan kepegawaian negara.
(c) Hasil temuan audit mutu internal Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe pada tahun 2018 diperbaikin pada tahun
2019 dengan berupa Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe memberikan workshop dan pelatihan untuk
meningkatkan keahlian sumber daya manusia, melakukan kerja
sama dengan perguruan tinggi lainnya dalam tingkat lokal,
nasional dan internasional, memberikan sosialisasi mengenai
publikasi karya ilmiah dijurnal bereputasi baik itu nasional dan
internasional. Memberikan dukungan dan apresiasi kepada
dosen yang mengikuti Memberikan dukungan dan apresiasi
kepada dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
yang berpartisipasi dalam seminar karya ilmiah dan publikasi
karya ilmiah (jurnal dan proceeding) bereputasi dan terakreditasi
di tingkat Nasional maupun Internasional, melaporkan kebutuhan

129
dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe kepada badan kepegawaian
negara. Memaksimalkan informasi mengenai seminar karya
ilmiah dan publikasi karya ilmiah (jurnal dan proceeding)
bereputasi dan terakreditasi di tingkat Nasional maupun
Internasional.
(d) Hasil temuan audit mutu internal Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe pada tahun 2019 diperbaikin pada tahun
2020 dengan berupa Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe memotivasi dan memberikan dukungan penuh
kepada dosen yang sedang mengajukan dosen dan tenaga
kependidikan yang berprestasi kepada rektor IAIN Lhokseumawe
untuk dipertimbangkan untuk mendapatkan penghargaan setiap
tahun, meningkatkan kualitas layanan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. meningkatkan layanan dan informasi
pengembangan SDM melalui bantuan studi lanjut, bimbingan
studi lanjut, layanan diklat di luar, magang, seminar dan
workshop. memaksimalkan informasi dan mensupport dosen
untuk mengikuti seminar karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah
(jurnal dan proceeding) bereputasi dan terakreditasi di tingkat
Nasional maupun Internasional dan memberikan reward kepada
dosen yang aktif dalam kegiatan seminar karya ilmiah dan
publikasi karya ilmiah.
Sampai saat ini pelaksanaan penjaminan mutu efektif dilakukan di
lingkungan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe karena
adanya temuan yang didapatkan dari audit mutu internal dan adanya
tindak lanjut dalam menyikapi hasil teman audit mutu internal tersebut.

8. Kepuasan Pengguna
Sistem yang digunakan untuk mengukur kepuasaan dosen dan tenaga
kependidikan di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
menggunakan kuesioner untuk melihat seberapa besar tingkat kepuasan dosen
dan tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
Pelaksanaan pengukuran kepuasan kepuasan dosen dan tenaga kependidikan
di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dilakukan setiap tahun
dengan melibatkan pihak fakultas dan prodi.
Instrumen yang disusun untuk mengukur kepuasan dosen dan tenaga
kependidikan berupa beberapa pertanyaan bersifat tertutup yang dituangkan
dalam kuesioner. Responden diwajibkan memilih salahsatu jawaban yang
disediakan dan cocok dengan pendapatnya. Skalayang digunakan untuk
mengukur kepuasan adalah skala interval 4, yaitu mulai tidak puas yang
nilainya rendah hingga sangat puas yang nilainya tinggi. Dengan cara ini, pihak
responden mudah mengisi dan LPM sebagai penyelenggara penilaian mudah
melakukan analisa.

130
Responden yang dilibatkan untuk mengetahui kepuasan adalah seluruh
dosen tetap dan tenaga kependidikan di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang sesuai
dengan kenyataan. Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data
tentang kepuasan dengan menyebarkan seluruh instrumen kepada setiap
dosen dan karyawan melalui fakultas dan prodi yang dilakukan sekali dalam
setahun dan dilakukan pada akhir tahun.
Instrumen yang digunakan dalam survey kepuasaan sumber daya
manusia yang dilakukan di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
jelas seperti penjabaran berikut:
a) Jelas yaitu survei jelas subyeknya, pertanyaan yang tertuang dalam
instrumen mudah dipahami oleh subyeknya, tata cara survei mudah
dilaksanakan dengan melibatkan pihak fakultas dan prodi. Sebelum survei
dilaksanakan diadakan sosialisasi kepada dosen dan tenaga
kependidikan dengan maksud dan tujuan survei serta waktu
pelaksanaannya
b) Komprehensif, yaitu seluruh item pertanyaan untuk menilai tingkat
kepuasan dosen dan tenaga kependidikan terhadap praktek dan sistem
informasi pengelolaan SDM di Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
disusun secara komprehensif yaitu:
1) Rekrutmen dosen dan tenaga kependidikan yang transparan dan
tidak diskriminatif.
2) Penempatan yang sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi
akademik.
3) Pemberian kesempatan tugas belajar, peningkatan kompetensi dan
karir.
4) Keteladanan yang dapat dijadikan contoh dan motivasi dalam
peningkatan kinerja.
5) Komitmen profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
pelayanan.
6) Ketepatan waktu penggajian dan keikutsertaan program peningkatan
kesejahteraan.
7) Pemberian penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
8) Pemberian solusi, bantuan hukum atas masalah yang dihadapi
pegawai dosen dan tenaga kependidikan.
9) Konsistensi penegakan aturan dan mekanisme penjatuhan sanksi.
10) Pemberian kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi
keilmuan dan sosial
c) Mudah diakses oleh pemangku kepentingan yaitu hasil survei tentang
penilaian dosen dan tenaga kependidikan terhadap praktik dan sistem
informasi pengelolaan SDM disampaikan secara tertulis kepada Pimpinan
Institut, Fakultas dan Kepala Biro.Tujuan penyerahan hasil survei kepada
pimpinan institut sebagai dasar untuk mengambil keputusan atau tindak
lanjut.

131
Adapun indikator yang menjadi acuan dalam pengukuran ini adalah
kehandalan, cepat tanggap, jaminan, empati, dan bentuk fisik. Tujuannya untuk
membentuk karakter SDM yang prima dan memiliki kinerja professional dengan
pelayanan yang prima.
Indikator yang menunjukkan ketidakpuasan dan yang menjadi concern
untuk membenahi sistem pengelolaan SDM terkait dengan: (1) Konsistensi
penegakan aturan dan mekanisme penjatuhan sanksi, (2) Pemberian
penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; (3) pemberian solusi, (4)
Bantuan hukum atas masalah yang dihadapi dosen dan tenaga kependidikan; (5)
rekruitmen dosen dan tenaga kependidikan yang transparan dan tidak
diskriminatif; dan (6) keteladanan yang dapat dijadikan contoh dan motivasi
dalam peningkatan kinerja.
Sebelum disebarkan kuesioner tersebut, sebelumnya kuesioner dilakukan
pengujian validitas dan pengujian reliabilitas untuk melihat kejelasan setiap
instrument yang digunakan untuk mengukur kepuasan dosen dan tenaga
kependidikan di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
Uji Validitas
Uji validitas yang dilakukan meliputi validitas contruct dan validitas
instrumen. hasil uji validitas pada instrumen kuesioner tersebut diperoleh hasil
bahwa seluruh item pertanyaan adalah valid.

Scale Scale Cronbach's


Corrected Squared
Item Mean if Variance Alpha if
Item-Total Multiple VALIDITAS
Pertanyaan Item if Item Item
Correlation Correlation
Deleted Deleted Deleted
Pertanyaan 1 25.23 23.227 .752 .685 .839 VALID
Pertanyaan 2 25.21 22.562 .776 .789 .836 VALID
Pertanyaan 3 25.15 24.224 .579 .584 .852 VALID
Pertanyaan 4 25.24 23.268 .560 .403 .854 VALID
Pertanyaan 5 24.69 23.691 .558 .501 .854 VALID
Pertanyaan 6 25.19 23.470 .642 .449 .847 VALID
Pertanyaan 7 24.77 24.440 .466 .370 .861 VALID
Pertanyaan 8 24.94 22.815 .634 .458 .847 VALID
Pertanyaan 9 24.03 27.114 .180 .297 .880 VALID
Pertanyaan10 25.23 23.194 .659 .643 .845 VALID
Uji Reliabilitas
Institut berusaha agar instrumen kuesioner yang digunakan untuk
mengukur kepuasan dosen dan tenaga kependidikan Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe reliabel, untuk itu sebelum digunakan instrumen
tersebut diuji reliabilitasnya dengan menggunakan jumlah sampel kecil.

132
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized N of
Alpha Items Items
.865 .865 10
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil bahwa seluruh
item pertanyaan adalah reliabel.
Analisa Hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2017 dengan total
responden 175 sumber daya manusia.
No Pernyataan SS % S % N % TS %
1 Sistem pengelolaan sumber daya
manusia di IAIN Lhokseumawe handal 140 80.00 25 14.29 8 4.57 2 1.14
dan professional
2 Penerapan sistem pengelolaan sumber
daya manusia di IAIN Lhokseumawe 143 81.71 20 11.43 7 4.00 5 2.86
cepat dan akurat
3 Penerapan sistem pengelolaan sumber
daya manusia di IAIN Lhokseumawe 150 85.71 20 11.43 5 2.86 -
memberikan jaminan dan keamanan
4 Penerapan sistem pengelolaan sumber
daya manusia di IAIN Lhokseumawe 130 74.29 22 12.57 15 8.57 8 4.57
sudah berjalan optimal
5 IAIN Lhokseumawe melibatlkan seluruh
sumber daya manusia dalam
mensosialisasikan sistem pengelolaan 146 83.43 24 13.71 5 2.86 -
suber daya manusia di lingkungan IAIN
Lhokseumawe
6 penerapan sistem pengeloalaan sumber
daya manusia didukung oleh sarana dan 130 74.29 30 17.14 13 7.43 2 1.14
prasarana yang memadai
7 Sistem pengelolaan sumber daya
manusia di IAIN Lhokseumawe mampu
mendukung dalam meningkatkan 138 78.86 25 14.29 12 6.86 -
suasanan akademik bagi semua civitas
akademika
8 kegiatan pelayanan sumber daya
manusia di lingkungan IAIN
Lhokseumawe selaras dalam 149 85.14 16 9.14 10 5.71 -
pencapaian visi, misi tujuan dan sasaran
IAIN Lhokseumawe
9 Sistem pengelolaan sumber daya
120 68.57 20 11.43 20 11.43 15 8.57
manusia di IAIN Lhokseumawe perlu

133
ditingkatkan dalam aspek teknis dan
nonteknis
10 Sistem pengelolaan sumber daya
manusia di IAIN Lhokseumawe sudah
131 74.86 29 16.57 15 8.57 -
berjalan dalam pelaksanaan program
sehari-hari

Apabila melihat hasil keseluruhan berdasarkan rata-rata nilai persentase per


indikator pada tabel diatas, maka rata-rata kepuasan sumber daya manusia IAIN
Lhokseumawe terhadap sistem pengelolaan sumber daya manusia tertuang
pada tabel berikut:
Jumlah
Indikator %
Responden
Sangat Setuju 1377 78.69
Setuju 231 13.20
Netral 110 6.29
Tidak setuju 32 1.83
Jumlah 1750
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa Institut
agama islam negeri (IAIN) Lhokseumawe harus meningkatkan sistem
pengelolaan sumber daya manusia, dikarenakan presentasi sangat setuju
dibawah 80 %
Analisa Hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2018 dengan total
responden 205 sumber daya manusia (ada peningkatan responden pada tahun
2018 dikarenakan adanya penambahan sumber daya manusia).
No Pernyataan SS % S % N % TS %
Sistem pengelolaan sumber daya
1 manusia di IAIN Lhokseumawe handal 170 82.93 25 12.20 2 0.98 8 3.90
dan professional
Penerapan sistem pengelolaan sumber
2 daya manusia di IAIN Lhokseumawe 172 83.90 23 11.22 7 3.41 3 1.46
cepat dan akurat
Penerapan sistem pengelolaan sumber
3 daya manusia di IAIN Lhokseumawe 180 87.80 22 10.73 3 1.46 -
memberikan jaminan dan keamanan
Penerapan sistem pengelolaan sumber
4 daya manusia di IAIN Lhokseumawe 160 78.05 32 15.61 10 4.88 3 1.46
sudah berjalan optimal
IAIN Lhokseumawe melibatlkan seluruh
sumber daya manusia dalam
5 mensosialisasikan sistem pengelolaan 176 85.85 27 13.17 2 0.98 -
suber daya manusia di lingkungan IAIN
Lhokseumawe

134
penerapan sistem pengeloalaan
6 sumber daya manusia didukung oleh 162 79.02 36 17.56 7 3.41 -
sarana dan prasarana yang memadai
Sistem pengelolaan sumber daya
manusia di IAIN Lhokseumawe mampu
7 mendukung dalam meningkatkan 168 81.95 30 14.63 7 3.41 -
suasanan akademik bagi semua civitas
akademika
kegiatan pelayanan sumber daya
manusia di lingkungan IAIN
8 Lhokseumawe selaras dalam 180 87.80 20 9.76 5 2.44 -
pencapaian visi, misi tujuan dan
sasaran IAIN Lhokseumawe
Sistem pengelolaan sumber daya
manusia di IAIN Lhokseumawe perlu
9 150 73.17 30 14.63 15 7.32 10 4.88
ditingkatkan dalam aspek teknis dan
nonteknis
Sistem pengelolaan sumber daya
manusia di IAIN Lhokseumawe sudah
10 161 78.54 36 17.56 8 3.90 -
berjalan dalam pelaksanaan program
sehari-hari
Apabila melihat hasil keseluruhan berdasarkan rata-rata nilai persentase per
indikator pada tabel diatas, maka rata-rata kepuasan sumber daya manusia IAIN
Lhokseumawe terhadap sistem pengelolaan sumber daya manusia tertuang
pada tabel berikut:
Jumlah
Indikator %
Responden
Sangat Setuju 1679 81.90
Setuju 281 13.71
Netral 66 3.22
Tidak setuju 24 1.17
Jumlah 2050
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas dan apa bila dibandingkan dengan hasil
pada tahun 2017 dapat disimpulkan bahwa Institut agama islam negeri (IAIN)
Lhokseumawe meningkatkan sistem pengelolaan sumber daya manusia, hal ini
bisa dilihat meningkatnya presentasi sangat setuju pada tahun 2017 yang
berjumlah 78,69 % menjadi 81,90% ditahun 2018 ada peningkatan sebanyak
3,21%.
Analisa Hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2019 dengan total responden
255 sumber daya manusia (ada peningkatan responden pada tahun 2019
dikarenakan adanya penambahan sumber daya manusia).

135
No Pernyataan SS % S % N % TS %
Sistem pengelolaan sumber daya
1 manusia di IAIN Lhokseumawe handal 233 91.37 22 8.63 - -
dan professional
Penerapan sistem pengelolaan sumber
2 daya manusia di IAIN Lhokseumawe 230 90.20 25 9.80 - -
cepat dan akurat
Penerapan sistem pengelolaan sumber
3 daya manusia di IAIN Lhokseumawe 240 94.12 15 5.88 - -
memberikan jaminan dan keamanan
Penerapan sistem pengelolaan sumber
4 daya manusia di IAIN Lhokseumawe 230 90.20 20 7.84 5 1.96 -
sudah berjalan optimal
IAIN Lhokseumawe melibatlkan seluruh
sumber daya manusia dalam
5 mensosialisasikan sistem pengelolaan 236 92.55 17 6.67 2 0.78 -
suber daya manusia di lingkungan IAIN
Lhokseumawe
penerapan sistem pengeloalaan sumber
6 daya manusia didukung oleh sarana dan 232 90.98 23 9.02 - -
prasarana yang memadai
Sistem pengelolaan sumber daya
manusia di IAIN Lhokseumawe mampu
7 mendukung dalam meningkatkan 238 93.33 17 6.67 - -
suasanan akademik bagi semua civitas
akademika
kegiatan pelayanan sumber daya
manusia di lingkungan IAIN
8 Lhokseumawe selaras dalam pencapaian 236 92.55 19 7.45 - -
visi, misi tujuan dan sasaran IAIN
Lhokseumawe
Sistem pengelolaan sumber daya
manusia di IAIN Lhokseumawe perlu
9 235 92.16 20 7.84 - -
ditingkatkan dalam aspek teknis dan
nonteknis
Sistem pengelolaan sumber daya
manusia di IAIN Lhokseumawe sudah
10 236 92.55 19 7.45 - -
berjalan dalam pelaksanaan program
sehari-hari
Apabila melihat hasil keseluruhan berdasarkan rata-rata nilai persentase
per indikator pada tabel di atas, maka rata-rata kepuasan sumber daya manusia
IAIN Lhokseumawe terhadap sistem pengelolaan sumber daya manusia tertuang
pada tabel berikut:

136
Jumlah
Indikator %
Responden
Sangat Setuju 2346 92.00
Setuju 197 7.73
Netral 7 0.27
Tidak setuju 0 -
Jumlah 2550
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas dan apa bila dibandingkan dengan
hasil pada tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa Institut agama islam negeri
(IAIN) Lhokseumawe meningkatkan sistem pengelolaan sumber daya manusia,
hal ini bisa dilihat meningkatnya presentasi sangat setuju pada tahun 201 yang
berjumlah 81,90% menjadi 92% ada peningkatan sebanyak 10,01%. Dapat
disimpulak pada tahun 2019 sistem pengelolaan sumber daya manusia di
Institut agama islam negeri (IAIN) Lhokseumawe sudah sangat baik.
Tersedianya bukti yang sahih dari hasil pengukuran kepuasan dosen
dan tenaga kependidikan di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
yang dilaksanakan secara konsisten setiap tahun, dan hasil pengukuran
kepuasan tersebut ditindaklanjuti secara berkala dan tersistem dengan
melibatkan pihak fakultas dan prodi.

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar SDM serta Tindak


Lanjut
Pemosisian masalah yang didapatkan dari temuan audit mutu internal
terhadap ketercapaian standar mutu sumber daya manusia yaitu:
a) Masih ada beberapa dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang tidak memilik kompetensi pendidik yang dinyatakan
dengan sertifikat pendidik, dan/atau sertifikat profesi.
b) Masih ada dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe yang
belum menghasilkan karya ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi atau
jurnal internasional yang bereputasi.
c) Dosen tetap pada program studi di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang ditugaskan menjalankan proses pembelajaran pada
setiap program studi secara penuh waktu masih kurang dari 6 (enam)
orang;
d) Masih kurangnya tenaga kependidikan yang melayani kegiatan pendidikan
yang memerlukan keahlian khusus harus yang memiliki sertifikat
kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya di Institusi
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe

Identifikasi akar masalah yang didapatkan dari hasil temuan audit mutu internal
yaitu:
a) Kurangnya informasi dan sosialisasi mengenai seminar karya ilmiah dan
publikasi karya ilmiah (jurnal dan proceeding) bereputasi dan terakreditasi

137
di tingkat Nasional maupun Internasional Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe
b) Masih minimnya tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang mengikuti pendidikan dan pelatihan.
c) Minimnya kegiatan magang/pelatihan mewujudkan kinerja pelayanan
prima.
d) Masih kurangnya kerja sama secara nasional dan internasional Institusi
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dengan perguruan tinggi
lainnya baik itu nasional dan internasional yang menyebabkan dosen dan
tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
susah mendapatkan akses untuk mengikuti program short course,
postdoktoral , magang, pertemuan ilmiah, secara nasional maupun
internasional serta program magang, Pendidikan dan Pelatihan (Diklat),
secara nasional maupun internasional
e) kurangna sosialisasi mengenai perkembangan pengajuan jabatan
fungsional akademik dan sertifikikasi dosen berdasarkan ketentuan yang
berlaku

Rencana perbaikan dan pengembangan yang perlu menjadi perhatian


dan perlu dipertimbangkan untuk dapat dijadikan bahan program strategis yang
dapat dilakukan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam
meningkatkan sistem pelayanan SDM adalah:
a) Memberikan pendidikan tambahan kepada dosen Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe dibidang ilmu Al Qur’an dan keislaman.
b) Memaksimalkan informasi mengenai seminar karya ilmiah dan publikasi
karya ilmiah (jurnal dan proceeding) bereputasi dan terakreditasi di tingkat
Nasional maupun Internasional, serta memberikan support serta apresiasi
kepada dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe agar
setiap dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dapat
mengikuti seminar karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah (jurnal dan
proceeding) bereputasi dan terakreditasi di tingkat Nasional maupun
Internasional
c) Memberian sosialisai mengenai HAKI kedosen dalam bentuk workshop di
lingkungan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
d) Meningkatkan Kuota dosen dalam program desa binaan, safari ramadhan
di daerah terpencil dan perbatasan, sehingga semua dosen Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe bisa terlibat pada program tersebut.
e) Mengadakan pendidikan dan pelatihan tenaga kependidikan didalam
lingkungan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dengan
mengundang tenaga ahli yang kompeten dibidangnya.
f) Bekerja sama dengan bidang yang dapat memberikan kegiatan
magang/pelatihan mewujudkan kinerja pelayanan prima kepada tenaga
kependidikan.
g) Memberikan pelatihan berbahasa asing kepada dosen Institusi Agama

138
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
h) Menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi lainnya baik secara local,
nasional dan internasional sehingga dosen dan tenaga kependidikan
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe mendapatkan akses
untuk mengikuti program short course, postdoctoral, magang, pertemuan
ilmiah, secara nasional maupun internasional
i) Membangun kerjasama tingkat lokal, nasional, dan internasional antara
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dan perguruan tinggi
atau lembaga lainnya di tingkat local, nasional, dan internasional untuk
pengembangan dan peningkatan kualitas tenaga kependidikan sehingga
tenaga kependidikan dapat ikut serta program magang, Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat), secara nasional maupun internasional
j) Memotivasi dan memberikan dukungan penuh kepada dosen yang
sedang menempuh pendidikan S3 untuk segera menyelesaikan studinya,
dan mendorong dosen yang berpredikat master untuk melanjutkan
pendidikan ke tahap yang lebih tinggi (S3).
k) Memberikan kesempatan, fasilitas dan dukungan pada dosen dan tenaga
kependidikan secara merata untuk mendapatkan pelatihan dan
pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan yang
sesuai dengan keahlian dan profesinya serta kepangkatan akademik.
l) Mengajukan dosen dan tenaga kependidikan yang berprestasi kepada
rektor IAIN Lhokseumawe untuk dipertimbangkan untuk mendapatkan
penghargaan setiap tahun.
m) Meningkatkan kualitas layanan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
n) Meningkatkan layanan dan informasi pengembangan SDM melalui
bantuan studi lanjut, bimbingan studi lanjut, layanan diklat di luar,
magang, seminardan workshop.
o) Memberikan sosialisasi mengenai perkembangan pengajuan jabatan
fungsional akademik dan sertifikikasi dosen berdasarkan ketentuan yang
berlaku

C.5 Keuangan, Sarana, dan Prasarana


1. Latar Belakang
Dalam penyelenggaraan pendidikan, kebutuhan keuangan dan
pembiayaan serta sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat
menentukan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Pembiayaan atau keuangan merupakan salah satu dari standar nasional
pendidikan dan menjadi faktor yang menentukan dalam tercapainya suatu
tujuan pendidikan. Standar Pembiayaan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
BAB IX pasal 63 menyebutkan bahwa:
“Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, dan biaya operasi.
Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan

139
prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.
Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau
peralatan pendidikanhabis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak
langsung berupa daya,air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan
prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain
sebagainya”.1
Keuangan merupakan salah satu substansi dan komponen yang sangat
menentukan bagi berjalannya kegiatan pendidikan di setiap jenjang pendidikan.
Ketersediaan keuangan yang dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan tinggi
menjadi salah satu faktor terpenting dalam mempengaruhi perkembangan
kualitas dan kuantitasnya. Sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi negeri,
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe juga telah memiliki keuangan dan
pembiayaan yang memadai demi terlaksananya kegiatan tri dharma perguruan
tinggi.
Disamping itu juga, sarana dan prasarana juga menjadi aspek yang tidak
kalah penting bagi suatu lembaga pendidikan tinggi. Sarana pendidikan adalah
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai media atau alat dalam mencapai
tujuan pendidikan, dan prasarana pendidikan adalah perangkat penunjang
utama suatu proses agar tujuan pendidikan tercapai.
Oleh karena itu, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe sebagai
suatu lembaga pendidikan tinggi juga dituntut untuk dapat melakukan
pengelolaan keuangan, sarana dan prasarana yang memadai demi
mengoptimalkan penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi.
Tujuan
Dalam upaya menjalankan amanat undang-undang SISDIKNAS Nomor 20
Tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab”.2
Setiap lembaga pendidikan wajib menyediakan sarana dan prasarana
serta standar pembiayaan dan keuangan yang memadai dalam rangka
mewujudkan pendidikan yang berkualitas sehingga mampu mencerdasakan
kehidupan bangsa. Oleh karena itu, IAIN Lhokseumawe sebagai salah satu
lembaga pendidikan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan yang
layak dan bermutu dengan memenuhi setiap standar pendidikan yang telah di
atur oleh pemerintah, diantaranya adalah standar keuangan/pembiayaan dan
standar sarana dan prasarana. Hal ini sesuai dengan PP No. 19 tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas

1
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
2
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

140
disebutkan bahwa; “setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang
meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”.
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas bertujuan
untuk dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap pelaksanaan proses
pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
IAIN Lhokseumawe sebagai lembaga penyelenggara pendidikan tinggi negeri
memiliki visi “menjadi perguruan tinggi Islam yang unggul dan berwawasan
global dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat”.
Sehingga dalam upaya mewujudkan visi tersebut, IAIN Lhokseumawe harus
memiliki standar penyelenggaraan pendidikan yang memadai sesuai dengan
tuntutan standar nasional pendidikan tinggi termasuk ketersedian keuangan,
sarana dan prasarana yang memenuhi standar. Dengan demikian, tujuan
pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dapat diwujudkan
oleh IAIN Lhokseumawe.
2. Kebijakan
a) Kebijakan pengelolaan keuangan IAIN Lhokseumawe
Kebijakan pengelolaan keuangan dilaksanakan berdasarkan pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara serta merujuk pada standar pembiayaan dan standar biaya operasional
pendidikan tinggi sebagaimana yang terdapat dalam Permenristekdikti nomor
44 tahun 2015 tentang SN DIkti pasal 39-42.
Kebijakan pengelolaan keuangan, IAIN Lhokseumawe mencakup:
1) Perencanaan
sistem perencanaan keuangan dilakukan berdasarkan usulan dan
kebutuhan dari setiap unit kerja dan unit pelaksana tugas. Sistim
perencanaan juga menganut konsep bottom up, yakni sistim
perencanaan yang dilakukan dengan mengakomodir usulan dari
bawah berupa usulan dan kebutuhan dari setiap unit kerja. Usulan
tersebut dari tiap unit tersebut dituangkan dalam bentuk TOR dan
RAB serta RAPB masing-masing. Usulan tersebut akan di bahas
bersama untuk kemudian disetujui dalam Rapat Kerja (Raker)
lembaga bersama pembahasan RAPB dan RKKL. Kemudian
dihimpun untuk disusulkan sebagai DIPA IAIN Lhokseumawe, ke
Kementrian Agama Republik Indonesia melalui anggaran direktorat
jenderal pendidikan islam.
2) Sumber-sumber Keuangan
Secara umum sumber keuangan pada perguruan tinggi keagamaan
islam negeri (PTKIN) bersumber dari 4 (empat) sumber pembiayaan
yaitu dari rupiah murni (RM), penerimaan negera bukan pajak
(PNBP), biaya operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) dan
terakhir berasal dari surat berharga syariah negara (SBSN). Bantuan

141
operasional perguruan tinggi negeri yang selanjutnya disingkat
BOPTN adalah bantuan biaya dari Pemerintah yang diberikan kepada
perguruan tinggi untuk membiayai kekurangan biaya operasional
sebagai akibat adanya batasan pada sumbangan pendidikan di
perguruan tinggi. SBSN merupakan salah satu bentuk sumber
keuangan dari APBN yang digunakan untuk pengembangan sarana
dan prasarana IAIN Lhokseumawe, mencakup: pengadaan gedung,
laboratorium dan perkantoran. PNBP merupakan sumber keuangan
yang berasal dari sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP) dan
setoran lainnya yang sebagi sumber keuangan. Sumber-sumber
keuangan tersebut di atas yang di gunakan untuk keterlaksanaan tri
dharma perguruan tinggi yakni pembiayaan pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat. Selin itu juga terdapat beberapa
sumber keuangan lainnya berupa investasi dan sumbangan dari
lembaga mitra sebagai tindak lanjut dari kerja sama.
3) Pengalokasian
Setelah DIPA APBN Tahun Anggaran ditetapkan oleh Kementerian
Agama RI, selanjutnya dilakukan pengalokasian keuangan dengan
berpedoman kepada RAKL yang telah disusun dalam tahap
perencanaan. Selain itu, pengalokasian juga alokasikan kepada
setiap unit kerja, fakultas, pascasarjana, lembaga serta setiap unit
pelaksana tugas lainnya selaku pengguna anggaran/keuangan.
Disamping itu juga dalam pengalokasian kuangan mengacu pada
kebijakan pengalokasian dan pendustribusian dana dari peraturan
menteri keuangan.
4) Realisasi
Realisasi Penggunaan keuangan disesuaikan dengan kebutuhan dan
perencanaan serta berpedoman pada skala prioritas setiap kegiatan.
Selain itu, realisasi anggaran juga berpedoman pada kebijakan
penegelolaan pusat tentang penggunaan rupiah murni (RM), BOPTN,
PNBP, dan SBSN. Untuk dana RM direalisasikan untuk kebutuhan
yang bersifat pengeluaran rutin seperti pembayaran gaji, honor serta
tunjangan. Dana SBSN direalisasikan untuk pemenuhan sarana dan
prasarana. Dana BOPTN direalisasikan untuk pembiayaan
pelaksanaan penelitian, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada
masyarakat, hal ini sebagaimana tertuang dalam keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Islam Nomor 702 Tahun 2019 tentang Petunjuk
Teknis Pengelolaan Dana BOPTN Pada Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam. Untuk realisasi Penggunaan PNBP digunakan
untuk pembiayaan berbagai kegiatan yang tidak terakomodir dalam
keuangan DIPA APBN serta menyesuaikan dengan aturan
penggunaan PNBP oleh kemeterian keuangan.
5) Pertanggung Jawaban
IAIN Lhokseumawe menyelenggarakaan akuntansi dan laporan

142
pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara, dengan menyusun laporan keuangan yang merujuk
pada peraturan perundang-undangan terkait dengan bentuk, jenis,
dan sistimatika pelaporan penggunaan dana Negara. Selain itu,
pertanggungjawaban keuangan di IAIN Lhokseumawe disusun setiap;
triwulan, laporan tengah tahunan (semester), dan tahunan.
Bentuk pertanggungjawaban terkait penerimaan dana Rupiah Murni
dan BOPTN, diatur tersendiri dalam Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) nomor 73/PMK-05/2008 tentang Penatausahaan dan
Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja. Pelaporan pengelolaan dana
juga dilakukan oleh setiap unit kerja atau pelaksana kegiatan.
b) Dokumen formal Kebijakan pengelolaan sarana dan prasarana
mengacu pada kebijakan pemerintah pusat dalam hal ini kementerian
agama serta mengikuti standar sarana dan prasarana dari permenristekdikti
nomor 44 tahun 2015 pasal 32-35 tentang standar sarana dan prasarana pada
perguruan tinggi. Kebijakan pengelolaan sarana dan prasarana pada IAIN
Lhokseumawe mencakup:
1) Perencanaan
Sistem perencanaan terhadap aspek sarana dan prasarana
berpedoman pada rencana induk pengembangan, rencana strategis
serta rencana operasional yang telah disusun sebelumnya sehingga
setiap pengadaan sarana dan prasarana yang akan dikerjakan
terintegrasi dan komprehensif sesuai dengan Visi, Misi serta
menyesuaikan dengan sasaran dan tujuan yang hendak di capai
dalam rangka mencapai penyelenggaraan pendidikan yang bermutu
dan berdaya saing. Disamping itu juga, sistim perencanaan sarana
dan prasarana memiliki tata urut yang teratur dan di susun
berdasarkan skala prioritas. Setelah itu kebutuhan dan prioritas
terhadap kebutuhan sarana dan prasarana diusulkan kepada
Kementerian Agama direktorat jenderal pendidikan islam untuk
mendapatkan pembiayaan.
2) Pengadaan
Proses pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh
perguruan tinggi keagamaan negeri (PTKIN) pada umumnya yakni
dengan mengacu pada aturan yang berlaku pada kementerian agama
pada dirertorat pendidikan islam. Saat ini, proses pengadaan sarana
dan prasarana pada PTKIN dengan menggunakan anggaran DIPA
yang bersumber dari SBSN. Setelah melalui proses pengajuan ke
kementerian agama, usulan pengadaan sarana dan prasarana dari
setiap PTKIN akan dimasukkan kedalam daftar prioritas proyek oleh
Bappenas. Setelah itu, baru dituangkan ke dalam DIPA APBN
masing-masing PTKIN sehingga selanjutnya dilakukan pelelangan
pengadaan secara terbuka melalui Layanan Pengadaan secara

143
elektronik kementerian Agama pada website:
www.lpse.kemenag.go.id.
3) Pemanfaatan
Pemanfaatan sarana dan prasarana yang telah ada dimanfaatkan
dengan baik sesuai dengan kebutuhan. Misalnya ruang kuliah yang
telah dibangun digunakan sebagai sarana terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien, laboratorium center juga di
manfaatkan sebagai tempat belajar dan pelatihan sesuai dengan
bidang keahlian masing-masing.
4) Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari
kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut selalu dalam
kondisi baik dan siap pakai. Pemeliharaan terhadap semua inventaris
sarana dan prasarana yang ada di IAIN Lhokseumawe dilakukan
secara berkala dan berkelanjutan. Pemeliharaan dimulai dari
pemakaian barang dengan berhati-hati dalam menggunakannya
sampai dengan petugas khusus yang secara professional mempunyai
keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.
5) Penghapusan
Penghapusan sarana dan prasarana juga dilakukan oleh IAIN
Lhokseumawe terhadap barang-barang yang sudah tidak dapat
dimanfaatkan dan dipergunakan lagi untuk kepentingan pendidikan,
hal ini dikarenakan juga dikarenakan oleh beberapa faktor,
diantaranya: rusak berat, barang tersebut sudah tidak sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan, biaya pemeliharaan yang tinggi, jumlah
barang tersebut berlebihan sehingga tidak bisa dimanfaatkan, dan
nilai guna barang tersebut tidak perlu dimanfaatkan.
Oleh karena itu, dengan keadaan seperti diatas maka barang-barang
tersebut harus segera dihapus, artinya, menghapus barang-barang inventaris
(milik Negara) dari daftar inventaris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sehingga dengan adanya penghapusan ini maka barang tersebut dibebaskan
dari biaya perbaikan dan pemeliharaan.

3. Standar IAIN Lhokseumawe dan Strategi Pencapaian Standar


a) Standar pengelolaan keuangan IAIN Lhokseumawe mengacu pada surat
keputusan Rektor nomor 241 tahun 2017 tentang standar pengelolaan
keuangan Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe. Standar
pengelolaan keuangan IAIN Lhokseumawe mencakup:
1) Perencanaan
Sistem perencanaan kebutuhan yang diterapkan IAIN Lhokseumawe
yakni mengacu pada rencana strategis dan rencana operasional serta
berdasarkan usulan dan kebutuhan dari setiap fakultas, pascasarjana,
lembaga dan setiap unit pelaksana tugas. Kegiatan perencanaan ini
dilakukan dalam bentuk rapat kerja (RAKER) tahunan yang dihadiri

144
oleh seluruh pimpinan unit kerja IAIN Lhokseumawe. Berdasarkan
usulan dan pembahasan dari Raker tersebut dihimpunlah seluruh
usulan pembiayaan kegiatan dan dianalisis sesuai kemampuan,
kebutuhan dan renstra maupun Renop institute. Setelah mendapatkan
hasil akhir dari perencanaan penggunaan keuangan dibuat dalam satu
dokumen RKA-KL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Lembaga) untuk diusulkan ke kementerian agama sehingga
ditetapkan sebagai dana DIPA APBN IAIN Lhokseumawe setiap
tahun.
2) Sumber-sumber keuangan
Sebagai Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTKIN) yang berada
di lingkungan Kementerian Agama, IAIN Lhokseumawe memiliki
sumber-sumber keuangan/pembiayaan yang didanai dari pemerintah
setiap tahunnya dalam bentuk DIPA APBN yang biasa disebut Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Anggaran pendapatan Belanja
Negara (APBN). Dana DIPA yang diperoleh IAIN Lhokseumawe
setiap tahunnya dari pemerintah pusat terdiri dari beberapa jenis
anggaran yaitu: rupiah murni (RM) yang merupakan sumber
keuangan untuk pembiayaan rutin, BOPTN yang merupakan sumber
keuangan dari Bantuan operasional perguruan tinggi, selanjutnya
sumber keuangan dari SBSN yang merupakan keuangan yang
diperuntukkan untuk pembangunan/pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan. Selain itu, IAIN Lhokseumawe juga memiliki sumber-
sumber keuangan yang berasal Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP), hal ini seperti dari sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP)
dan biaya setoran dari mahasantri Ma’had Al Jami’ah, serta sumber
keuangan dari hasil kerjasama dengan berbagai pemerintah daerah
Aceh, Pemerintah kota Lhokseumawe, pemerintah kabupaten Aceh
Utara, dana aspirasi DPR, Pertamina Arun Gas, PT PIM, Bank
Indonesia, kementerian PUPR, dan juga dari lembaga mitra lainnya
yang telah melakukan kerjasama dengan IAIN Lhokseumawe.
3) Pengalokasian
Sistem pengalokasian keuangan yang diterapkan IAIN Lhokseumawe
yakni dengan menyesuaikan dengan perencanaan yang telah disetujui
sebelumnya dari setiap unit kerja dan unit pelaksana tugas.
Selanjutnya keuangan yang ada tersebut dialokasikan ke setiap
fakultas, pascasarjana, lembaga serta setiap unit pelaksana tugas
masing-masing selaku pengguna anggaran. Disamping itu juga
Pengalokasian dana mengacu pada kebijakan pengalokasian dan
pendustribusian dana yang dikeluarkan Rektor IAIN Lhokseumawe
setiap tahun anggaran.
4) Realisasi
Dalam melakukan realisasi anggaran/keuangan, IAIN Lhokseumawe
melimpahkan kepada setiap unit kerja dan pelaksana tugas untuk

145
melakukan realisasi pembiayaan sesuai kebutuhan dan usulan
sebelumnya dibawah pengawasan SPI. Dana yang bersumber dari
rupiah murni digrealisasikan untuk pengeluaran rutin seperti
pembayaran gaji, honor serta tunjangan seluruh civitas akademika IAIN
Lhokseumawe, meliputi: gaji, tunjangan kinerja, tunjangan sertifikasi,
tunjangan struktural dan pejabat, THR, pembiayaan tugas belajar
dosen dan karyawan serta berbagai kebutuhan lain yang bersifat
pengeluaran rutin sesuai dengan perencanaan sebelumnya. RM juga
digunakan sebagai pembiayaan pengeluaran rutin, misalnya
pembayaran gaji dan tinjangan kinerja dosen dan tenaga kependidikan,
sertifikasi dosen, tunjangan hari raya, biaya tugas belajar dosen,
tunjangan jabatan, dan biaya operasional lainnya yang bersifat
pengeluaran rutin sesuai dengan perencanaan dan RAKL.
Dana SBSN direalisasikan sebagai dana pemenuhan sarana dan
prasarana berupa pengadaan gedung perkuliahan dan laboratorium.
Dana BOPTN direalisasikan untuk pembiayaan penelitian, publikasi
ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat, hal ini sebagaimana
tertuang dalam keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
702 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana BOPTN
Pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Dana PNBP direalisasikan
untuk pembiayaan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, kegiatan kuliah
umum di setiap jurusan/program studi, kegiatan seminar nasional,
pembayaran biaya sertifikasi dosen non PNS, pembayaran honor
pejabat yang tidak include dalam anggaran rutin rupiah murni, serta
berbagai pembiayaan-pembiayaan berbagai kebutuhan lain yang tidak
tersedia dalam DIPA APBN.
5) Pertanggung Jawaban
Pertanggungjawaban anggaran yang dilakukan IAIN Lhokseumawe
dengan cara mempertanggungjawabkan melalui laporan keuangan
pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan;
mewujudkan transparansi dalam pelaporan keuangan IAIN
Lhokseumawe dengan menyediakan informasi keuangan yang terbuka
bagi masyarakat. Setiap unit kerja selaku pengguna anggaran di IAIN
Lhokseumawe harus melaporkan secara rinci setiap pengeluaran
keuangan yang telah digunakan dalam bentuk laporan
pertanggungjawaban atas setiap kegiatan penggunaan anggaran.
Proses pertanggungjawaban anggaran juga selalu dipantau oleh
sistem audit keuangan baik internal yaitu (SPI) maupun eksternal yaitu:
Inspektorat dan BPK. Disamping itu juga, pelaporan
pertanggungjawaban pengelolaan dana juga dilakukan oleh setiap unit
kerja atau pelaksana kegiatan, dengan melampirkan dokumen
penggunaan dana, seperti: SPTJM, tanda penerimaan uang, SPTJB,
SSP dan juga SPTB.

146
6) Strategi Pencapaian Standar Keuangan di IAIN Lhokseumawe
IAIN Lhokseumawe melakukan berbagai strategi dan upaya dalam
rangka pencapaian standar keuangan, diantaranya; menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak dan lembaga baik di dalam maupun
luar negeri. Dari hasil kerja sama tersebut telah menunjukkan bahwa
IAIN Lhokseumawe mendapatkan berbagai tambahan keuangan baik
yang berbentuk barang, jasa, uang, bangunan, beasiswa, gedung dan
lainnya. Dari hasil kerja sama dengan kementerian PUPR, IAIN
Lhokseumawe mendapatkan bantuan gedung rumah susun sewa
(rusunawa), rehab gedung rektorat, rehab gedung Ma’had Al Jami’ah,
Rehab gedung serba guna. Dari pemerintah Aceh, yang diperoleh
IAIN Lhokseumawe antara lain, dana bantuan gedung dari APBA,
beaisiswa Aceh carong bagi mahasiswa miskin, bantuan pengadaan
pembangunan sarana air bersih. Dari pemerintah Aceh Utara dan
pemko Lhokseumawe, IAIN Lhokseumawe mendapatkan bantuan
lahan untuk pengembangan kampus, mobil dinas, beasiswa bagi
mahasiswa tingkat akhir, pembiayaan untuk program pendidikan islam
atau beasiswa bagi guru yang belum sarjana, Beasiswa dari bank
Indonesia, dari anggota DPR berupa bantuan keuangan untuk rehab
gedung, dari PT PIM dan PT ARUN bantuan tenaga ahli dan
keuangan serta beasiswa. Selanjutnya dari lembaga luar negeri, hasil
kerja sama dengan Universitas pendidikan sultan idris Malaysia
(UPSI) mendapatkan bantuan dana untuk pembiayaan pertukaran
pelajar, pembiayaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
b) Standar pengelolaan sarana dan prasarana di IAIN Lhokseumawe
mengacu pada surat keputusan Rektor nomor 192.a tahun 2017 tentang
standar pedoman pengelolaan sarana dan prasarana Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe. Standar pengelolaan sarana dan prasarana IAIN
Lhokseumawe mencakup:
1) Perencanaan
Sistem perencanaan sarana dan prasarana yang diterapkan di IAIN
Lhokseumawe berpedoman pada rencana induk pengembangan (RIP),
rencana strategis (Renstra) serta rencana operasional (Renop) yang
telah disusun sebelumnya sehingga pengadaan dan pembangunan
sarana dan prasarana terintegrasi serta sesuai dengan Visi, Misi serta
Master plan IAIN Lhokseumawe. Selanjutnya sistim perencanaan
terhadap sarana dan prasarana yang di lakukan IAIN Lhokseumawe
juga menyesuaikan dengan skala prioritas dan kebutuhan. Setelah di
analisis kebutuhan dan prioritas selanjunya pimpinan IAIN
Lhokseumawe mengajukan kebutuhan sarana dan prasarana dan
mengusulkan sejumlah proyek pembangunan gedung kepada
Kementerian Agama melalui direktorat jenderal pendidikan islam untuk
mendapatkan pembiayaan dari SBSN terkait pengadaan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.

147
2) Pengadaan
Sistem pengadaan sarana dan prasarana yang diterapkan pada IAIN
Lhokseumawe sebagaimana yang dilakukan oleh perguruan tinggi
keagamaan negeri (PTKIN) pada umumnya yakni dengan mengacu
pada aturan yang berlaku pada kementerian agama hal ini sesuai
dengan kebijakan pemerintah tentang mekanisme pengadaan barang
dan jasa. Selama ini dalam melakukan pengadaan terhadap sarana
dan prasarana, IAIN Lhokseumawe mempergunakan anggaran yang
bersumber dari SBSN. Pengajuan pengadaan sarana dan prasarana
yang telah disetujui oleh kementerian agama selanjutnya dimasukkan
kedalam daftar prioritas proyek oleh Bappenas. Setelah itu, proyek
pengadaan sarana dan prasarana IAIN Lhokseumawe disahkan serta
dianggarkan dalam DIPA IAIN Lhokseumawe yang bersumber dari
SBSN sehingga selanjutnya dilakukan pelelangan pengadaan barang
dan jasa secara terbuka pada website pelelangan kementerian agama
yaitu: www.lpse.kemenag.go.id melalui Layanan Pengadaan secara
Elektronik (LPSE) kementerian agama RI.
3) Pemanfaatan
Sistem pemanfaatan terhadap sarana dan prasarana yang diterapkan
pada IAIN Lhokseumawe menunjukkan bahwa seluruh sarana dan
prasarana yang telah ada telah dimanfaatkan dengan baik oleh civitas
akademika IAIN Lhokseumawe sesuai dengan kebutuhan pada unit
masing-masing. Misalnya ruang kuliah yang telah dibangun digunakan
sebagai sarana terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien, laboratorium center juga di manfaatkan sebagai tempat belajar
dan pelatihan sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.
4) Pemeliharaan
Sistem pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana IAIN
Lhokseumawe dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan
inventarisasi terhadap sarana dan prasarana yang ada. Setelah
terinventarisasi dengan lengkap dapat memudahkan dalam
pengelolaan dan pemeliharaan terhadap seluruh sarana dan
prasarana. Pemeliharaan secara total dilakukan secara berkala setiap
dua kali dalam setahun. Disamping itu juga, IAIN Lhokseumawe juga
memiliki tenaga ahli dan tenaga kebersihan atau cleaning service yang
bertugas setiap hari untuk melakukan pemeliharaan terhadap sarana
dan prasarana di setiap unit masing-masing.
5) Penghapusan
Sistem penghapusan yang dilakukan oleh IAIN Lhokseumawe terhadap
sarana dan prasarana yang tidak lagi memenuhi persyaratan standar
pemakaian serta terhadap sarana dan prasarana yang tidak dapat
dimanfaatkan lagi. Penghapusan terhadap suatu sarana dan prasarana
yang dilakukan dikarenakan karena sarana dan prasarana tersebut
telah: rusak berat, sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan keadaan,

148
biaya pemeliharaan yang terlalu tinggi, jumlah barang tersebut
berlebihan sehingga tidak bisa dimanfaatkan, dan nilai guna barang
tersebut tidak perlu dimanfaatkan. Saat ini sarana dan prasarana yang
tersedia di IAIN Lhokseumawe secara umum masih sangat baru-baru
hal ini dikarenakan karena IAIN Lhokseumawe selama tiga tahun
terakhir telah melakukan pembangunan dan pengembangan yang
sangat signifikan sehingga penghapusan terhadap sarana dan
prasarana masih belum banyak dilakukan.
6) Strategi Pencapaian standar srana dan prasarana di IAIN
Lhokseumawe
Dalam upaya memenuhi semua kebutuhan terhadap sarana dan
prasarana serta menyesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan
oleh permenristekdikti nomor 44 tahun 2015. Untuk itu, IAIN
Lhokseumawe telah melakukan berbagai strategi pencapaian sarana
dan prasarana, diantaranya: bekerja sama dengan berbagai pihak baik
pemerintah daerah maupun swasta sehingga mendapatkan berbagai
bantuan dalam pengembangan sarana dan prasarana. Saat ini IAIN
Lhokseumawe telah berturut-turut selama empat tahun mendapatkan
dana SBSN untuk pengadaan sarana dan prasarana sejak tahun 2016
sampai dengan sekarang. Selain itu, IAIN Lhokseumawe juga telah
melakukan upaya penjajakan dengan kemeterian PUPR sehingga saat
ini telah berhasil mendapatkan empat tambahan gedung dan renovasi
gedung mangkrak yang bernilai total 76 milyar, yakni pembangunan
Ma’had Al Jami’ah, Rusunawa, Gedung serbaguna dan rehabilitasi
gedung rektorat. Strategi lainnya yang dilakukan dengan kerjasama
dengan pemerintah aceh, pemerintah kabupaten aceh utara,
pemerintah kota Lhokseumawe. Dari hasil kerja sama tersebut IAIN
Lhokseumawe telah mendapatkan tambahan anggaran untuk
penyelesaian gedung perkuliahan yang bersumber dari anggaran
pendapatan belanja aceh (APBA). Serta mendapatkan hibah lahan dari
Pamerintah kota Lhokseumawe dan kabupaten aceh utara. Disamping
itu juga mendapatkan kesempatan untuk penggunaan fasilitas sarana
dan prasarana dari PT ARUN dan PT PIM.

4. Indikator Kinerja Utama


a) Keuangan
Analisis Tabel 4.a LKPT
1) Kecukupan Dana
IAIN Lhokseumawe sebagai perguruan tinggi negeri memiliki
anggaran dan pembiayaan yang tergolong sudah mencukupi dan
memadai untuk penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Pada bidang penelitian perolehan
dana penelitian yang bersumber dari Bantuan Operasional
Pendidikan Tinggi Negeri (BOPTN) melalui aplikasi

149
www.litabdimaskemanag.go.id selama tiga tahun terakhir berjumlah
Rp. 4.110.000.000 serta dana pengabdian kepada masyarakat
sebesar Rp. 2.877.000.000.
2) Analisis Proporsi Dana
Secara proporsi perolehan dana di IAIN Lhokseumawe sudah
menunjukkan rasio yang proporsional, hal ini dapat dilihat dari sumber
dana yang dimiliki oleh IAIN Lhokseumawe. Secara umum alokasi
dana teah dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku serta
mengacu pada peraturan menteri keuangan, yakni terdiri dari: dana
anggaran rutin, dana penyelenggaraan pendidikan, pembiayaan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
3) Analisis Keberlanjutan dari perolehan data
Saat ini IAIN Lhokseumawe terus meningkatkan perolehan dana
secara berkelanjutan demi terlaksananya tridharma perguruan tinggi
yang berkualitas, setiap tahunnya perolehan dana mengalami
peningkatan setiap tahunnya baik dana yang bersumber dari pusat
seperti rupiah murni, dana SBSN untuk pengembangan sarana dan
prasarana serta dana dari berbagai donatur dari berbagai pihak.
4) Analisis Perolehan Dana Tabel 4.a LKPT
IAIN Lhokseumawe sebagai Perguruan tinggi keagamaan islam negeri
memperoleh dana setiap tahunnya dari pemerintah pusat melalui
kementerian agama dibawah direktorat pendidikan islam dalam bentuk
DIPA APBN dalam jenis anggaran rutin/ rupiah murni dimana dalam
tiga tahun terakhir berjumlah total sebesar Rp. 94,928.632.000 dan
anggaran pembangunan bersumber dari SBSN dalam tiga tahun
terakhir berjumlah Rp. 76.272.135.000. selain itu juga, IAIN
Lhokseumawe memiliki perolehan dana dari sumber lain berupa
sumbangan yang didalamnya termasuk dari pemerintah Aceh/APBA
dan juga dari Pemerintah kabupaten Aceh Utara dan Kota
Lhokseumawe, sumbangan Alumni, Pertamina Arus Gas dan lain-lain
yang berjumlah total Rp. 140.890.186. selain itu juga, IAIN
Lhokseumawe memiliki perolehan dana yang bersumber Pendapatan
Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam bentuk Sumbangan Pembiayaan
Pendidikan (SPP) mahasiswa, dalam tiga tahun terakhir berjumlah
sebesar Rp. 35.160.000.000.
Analisis Tabel 4.b LKPT
1) Analisis Kecukupan dan Penggunaan dana Tabel 4.b LKPT
Dari tabel penggunaan dana dapat dilihat bahwa IAIN Lhokseumawe
memiliki anggaran yang mencukupi dan memadai sehingga mampu
membiayai operasional penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi.
Dalam pelaksanaan pendidikan, IAIN Lhokseumawe memiliki dana
operasional proses pembelajaran selama tiga tahun terakhir sebesar
Rp. 175.800.000.000 dengan rincian TS sejumlah Rp. 72.800.000.000,
TS-1 sebesar 58.660.000.000 dan pada TS-2 sebesar Rp.

150
44.340.000.000.
Untuk bidang penelitian juga dapat dilihat bahwa IAIN Lhokseumawe
juga memiliki dana operasional penelitian yang berasal dari dana
bantuan operasional pendidikan tinggi (BOPTN) sebagaimana yang
tertera dalam apkilasi www.litabdimaskemenag.go.id yakni dapat
ditotalkan selama tiga tahun terakhir sebesar Rp. 4.110.000.000
dengan rincian pada TS dana penelitian sebesar Rp. 1.620.000.000
dan pada TS-1 sejumlah Rp. 1.290.000.000 serta pada TS-3 sebesar
Rp. 1.200.000.000. Disamping itu juga, IAIN Lhokseumawe
merealisasikan dana dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat
selama tiga tahun terakhir sebesar Rp. 2.877.000.000, dengan rincian
dana pengabdian kepada masyarakat pada TS sebesar Rp.
1.134.000.000 dan pada TS-1 sejumlah Rp. 903.000.000 serta pada
TS-2 sebesar Rp. 840.000.000.
2) Proporsi Dana IAIN Lhokseumawe
Secara proporsional, penggunaan dana yang telah direalisasikan oleh
IAIN Lhokseumawe telah menunjukkan keseimbangan dan
pemerataan ke semua bidang sesuai dengan kebutuhan masing-
masing. Hal ini dapat dilihat bahwa penggunaan dana IAIN
Lhokseumawe selama tiga tahun terakhir telah di gunakan pada
jenis-jenis penggunaan: dana operasional proses pembelajaran
sebesar Rp. 175.800.000.000, dana penelitian sebesar Rp.
4.100.000.000, dana pengabdian kepada masyarakat sebesar Rp.
2.877.000.000, dana investasi prasarana sebesar Rp.
78.571.298.000, dana investasi sarana sebesar Rp. 2.373.905.000,
dana investasi SDM sebesar Rp. 2.093.630.000.
b) Sarana
1) Kecukupan, Aksebilitas, dan Mutu Sarana
Kecukupan sarana terlihat dari ketersediaan, kemutakhiran, kesiap
pakaian mencakup: fasilitas dan peralatan untuk Proses Belajar
Mengajar (PBM), Penelitian, dan PkM. Mengacu kepada SN DIKTI
Pasal 32. IAIN Lhokseumawe menyediakan sarana untuk yang
berkebutuhan khusus.
(a) Kecukupan Sarana
Kecukupan sarana yang dimiliki oleh IAIN Lhokseumawe dapat
diihat dari ketersediaan berbagai Sarana dan fasilitas dan peralatan
untuk proses belajar mengajar; diantaranya: perabot, sarana
teknologi dan informasi peralatan praktek laboratorium, peralatan
perkantoran, peralatan dalam gedung perkuliahan, buku dan jurnal,
fasilitas internet serta berbagai sarana lainnya berupa bahan habis
pakai pada IAIN Lhokseumawe.
Sarana tersebut sudah sesuai dengan standar nasional pendidikan
tinggi sebagaimana Permenristekdikti nomor 44 tahun 2015 tentang
SN Dikti pasal 32. Sarana yang ada sebagaimana tersebut di atas

151
juga digunakan sebagai fasilitas dalam melaksanakan kegiatan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana yang
terdapat dalam bab III dan IV SN Dikti pasal 44. Selain itu, IAIN
Lhokseumawe juga memiliki sarana yang mampu digunakan bagi
berkebutuhan khusus.
(b) Aksebilitas Sarana
Sarana yang ada di IAIN Lhokseumawe juga telah menunjukkan
dapat memberikan kemudahan bagi setiap penggunanya khusus
bagi civitas akademika. Misalnya sarana teknologi informasi yang
ada sudah memiliki standar aksesibilitas termasuk kekuatan
jaringan, keberadaan server dan ketersedian wifi di setiap sudut
dalam mempermudah akses internet bagi seluruh civitas
akademika.
(c) Mutu Sarana
Sarana yang dimiliki IAIN Lhokseumawe secara umum sudah
memenuhi standar mutu sesuai dengan standar nasional
pendidikan tinggi sebagaimana dalam Permenristekdikti nomor 44
tahun 2015 tentang SN Dikti pasal 32. Disamping itu, sarana yang
ada memiliki kualitas yang memenuhi persyaratan pemakaian, hal
ini dapat di lihat dari kebijakan yang diterapkan oleh IAIN
Lhokseumawe terhadap sarana dan prasaran yang tersedia.
Sarana yang ada selalu diupayakan terjaga keamanannya,
terpelihara dengan baik, mengalami perbaikan dalam
pengelolaannya, dan peningkatan kualitas pemanfaatannya.
Selain itu juga, sarana yang telah ada juga mengalami sistem;
pengadaan, inventrisasi, legal audit, penilaian, operasi,
pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian, pengalihan, dan
penghapusan bagi sarana yang tidak memenuhi standar
penggunaan. IAIN Lhokseumawe juga berpedoman pada
pedoman penjamiman mutu pendidikan tinggi tahun 2003.
2) Kecukupan, Aksebilitas dan Mutu Sistem Informasi
(a) Ketersediaan sistem TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
(1) Kecukupan TIK
Ketersediaan TIK di IAIN Lhokseumawe guna menjamin
terlaksananya program tri dharma perguruan tinggi sampai saat
ini sudah mencukupi. Seluruh fakultas, lembaga, Jurusan dan
setiap unit pelaksana tugas (UPT) di lingkungan IAIN
Lhokseumawe memiliki sarana TIK tersendiri dibawah kontrol
website Institut yakni www.iainlhokseumawe.ac.id hal ini dapat
dilihat dari ketersedian sistem informasi dan fasilitas TIK yang
digunakan IAIN Lhokseumawe untuk proses penyelenggaraan
akademik dan administrasi, diantaranya SIAKAD, SIMKEU,
SIMAWA, SIMFA, SIMPEG, SEVIMA, TIPD, website, email
lembaga dan berbagai jenis sarana dan teknologi informasi dan

152
komunikasi lainnya yang ada di IAIN Lhokseumawe. Jenis
layanan teknologi informasi yang dimiliki IAIN lhokseumawe juga
telah mencakup semua layanan informasi, yakni: akademik,
keuangan, SDM, dan sarana dan prasarana (aset).
IAIN Lhokseumawe juga memiliki sistem informasi untuk layanan
proses pembelajaran (SIAKADCLOUD), penelitian dan PkM
yakni (Litabdimas) yang mencakup layanan e-learning,
perpustakaan (e-journal , e-book), dapat diakses oleh sivitas
akademika, serta seluruh jenis layanan dievaluasi secara berkala
yang hasilnya ditindak lanjuti untuk penyempurnaan sistem
informasi.
(2) Aksebilitas TIK
Sistem Informasi yang dimiliki oleh IAIN Lhokseumawe
sebagaimana yang telah disebutkan di atas dapat diakses
dengan mudah oleh seluruh civitas akademika dan seluruh unit
kerja dalam lingkup IAIN Lhokseumawe sesuai dengan
kebutuhan masing-masing. Hal ini karena system informasi
yang diterapkan berbasis online sehingga dapat diakses oleh
siapa saja, dimana saja dengan menngunakan password dan
akun masing-masing civitas akademika.
(3) Mutu Sistem Informasi
Semua sistem informasi yang dimiliki oleh IAIN Lhokseumawe
sampai saat ini memiliki kualitas yang baik serta dalam kondisi
aktif. Setiap TIK yang ada selalu diupayakan terjaga
keamanannya, terpelihara dengan baik, mengalami perbaikan
dalam pengelolaannya, dan peningkatan kualitas
pemanfaatannya. Selain itu juga, TIK yang ada terus mengalami
peningkatan dan pembaharuan sehingga semakin berkualitas,
misalnya penambahan software, peningkatan kekuatan jaringan,
upgrad/update, penambahan server, penambahan wifi disetiap
sudut serta dilakukan pemeliharaan, pengawasan dan
pengendalian, pengalihan, dan penghapusan bagi yang tidak
memenuhi standar penggunaan.
Selain itu juga, seluruh jenis layanan telah terintegrasi dan
digunakan untuk pengambilan keputusan dievaluasi secara
berkala dan hasilnya ditindak lanjuti untuk penyempurnaan
sistem informasi.
3) Kecukupan, Aksebilitas, dan Mutu Prasarana
Kecukupan prasarana terlihat dari ketersediaan, kemutakhiran, kesiap
pakaian mencakup: fasilitas dan peralatan untuk PBM, Penelitian, dan
PkM. Mengacu kepada SN DIKTI Pasal 32. IAIN Lhokseumawe juga
menyediakan prasarana untuk yang berkebutuhan khusus.
a) Kecukupan Prasarana
Kecukupan prasarana yang dimiliki oleh IAIN Lhokseumawe dapat

153
diihat dari ketersediaan berbagai prasarana yang digunakan
sebagai fasilitas: gedung ruang kuliah di setiap fakultas, gedung
pusat administrasi, Gedung Perpustkaan, gedung laboratorium
center, Lapangan olahraga, Gedung sebaguna, Taman, dan
berbagai fasilitas kesehatan, seni, maupun fasilitas umum lainnya:
jalan, air, listrik serta fasilitas lain yang dimiliki IAIN Lhokseumawe.
Prasarana tersebut juga mengacu pada standar nasional
pendidikan tinggi sebagaimana Permenristekdikti nomor 44 tahun
2015 tentang SN Dikti pasal 32. Sarana dan prasarana yang ada
sebagaimana tersebut di atas juga digunakan sebagai fasilitas
dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat sebagaimana yang terdapat dalam bab III dan IV SN
Dikti pasal 44. Selain itu, IAIN Lhokseumawe juga memiliki
prasarana yang mampu digunakan bagi berkebutuhan khusus
yakni toilet dan kamar mandi untuk pengguna kursi roda.
b) Aksebilitas Prasarana
Prasarana yang dimiliki IAIN Lhokseumawe juga telah menunjukkan
dapat memberikan kemudahan bagi setiap penggunanya khusus
bagi civitas akademika. Misalnya setiap gedung yang ada sudah
memiliki standar aksesibilitas bangunan, detil ukuran dan fasilitas
lingkungannya sebagaimana yang tertera dalam peraturan menteri
pekerjaan umum nomor 30 tahun 2006. Pada setiap sarana dan
prasarana yang ada telah memenuhi standar aksesibilitas yang
memudahkan para mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan.
Misalnya memiliki jalur pemandu, area parker, tangga yang yang
dirancang vertikal mempertimbangkan ukuran kemiringanpijakan
dan tanjakan yang lebar.
c) Mutu Prasarana
Prasarana yang dimiliki IAIN Lhokseumawe secara umum sudah
memenuhi standar mutu sesuai dengan standar nasional
pendidikan tinggi sebagaimana dalam Permenristekdikti nomor 44
tahun 2015 tentang SN Dikti pasal 32. Disamping itu, Prasarana
yang ada memenuhi kualitas dan persyaratan pemakaian yang
terstandar, hal ini dapat di lihat dari kebijakan yang diterapkan oleh
IAIN Lhokseumawe terhadap pengelolaan sarana dan prasarana.
Dimana IAIN Lhokseumawe selalu mengupayakan Prasarana
untuk terjaga keamanannya, terpelihara dengan baik, mengalami
perbaikan dalam pengelolaannya, dan peningkatan kualitas
pemanfaatannya. Selanjutnya prasarana juga melalui manajemen
pengadaan, inventrisasi, legal audit, penilaian, operasi,
pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian, pengalihan, dan
penghapusan bagi prasarana yang tidak memenuhi standar
penggunaan. IAIN Lhokseumawe juga berpedoman pada
pedoman penjamiman mutu pendidikan tinggi tahun 2003.

154
5. Indikator Kinerja Tambahan
Indikator kinerja tambahan merupakan indikator kinerja yang telah
disusun dan ditetapkan oleh IAIN Lhokseumawe yang melampaui SN-DIKTI
pada setiap kriteria sebagai acuan standar mutu dalam pengembangan IAIN
Lhokseumawe. Data indikator kinerja tersebut juga telah diukur, dimonitor, dikaji, dan
dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.
Indikator kinerja tambahan dalam bidang keuangan, sarana dan
prasarana yang dimiliki IAIN Lhokseumawe sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam keputusan Rektor IAIN Lhokseumawe melalui surat keputusan nomor
198 tahun 2017 tentang pemberlakukan Indikator Kinerja Tambahan IAIN
Lhokseumawe.
a) Indek kinerja Tambahan IAIN Lhokseumawe dibidang Keuangan
1) Tersedianya dokumen analisis kecukupan, proporsi, dan keberlanjutan
dari perolehan dana dan penggunaan dana, dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip ajaran Islam setiap semester.
2) Jumlah dana yang bersumber dari penerimaan mahasiswa dalam 3
tahun terakhir 50% dari umlah penerimaan dana perguruan tinggi
dalam 3 tahun terakhir.
3) Rata-rata dana operasional proses pembelajaran/ mahasiswa/ tahun
(DOM) ≥ 20)
4) Jumlah dana yang bersumber ddari berbagai pihak luar dalam 3 tahun
terakhir. adalah ≥ 10% dari jumlah penerimaan dana perguruan tinggi
dalam 3 tahun terakhir
b) Indek Kinerja Tambahan IAIN Lhokseumawe di bidang Sarana dan
Prasarana
1) Kapasitas ruang kuliah paling banyak adalah 40 (empat puluh) orang
untuk program sarjana dan untuk program magister dan doktor,
dengan rasio luas ruang kuliah paling sedikit 1,5 (satu setengah)
m2/mahasiswa dan luas ruang kuliah tidak kurang dari 20 (dua puluh)
m2
2) Kapasitas ruang kuliah untuk kuliah mimbar/umum paling sedikit
adalah 80 (delapan puluh) orang dengan rasio luas ruang 1 (satu)
m2/mahasiswa.
3) Kapasitas ruang kuliah untuk kuliah mimbar/umum paling sedikit
adalah 80 (delapan puluh) orang dengan rasio luas ruang 1 (satu)
m2/mahasiswa.
4) Paling sedikit terdapat 2 (dua) buah ruang kelas untuk setiap program
sarjana, dan 1 (satu) buah ruang kelas untuk program lainnya.
5) Ruang kuliah dilengkapi dengan peralatan penunjang pembelajaran
berupa kursi kuliah sesuai jumlah mahasiswa pengguna ruang, meja
kursi dosen, dan media pembelajaran.
6) Ruang kerja pimpinan perguruan tinggi harus disediakan dengan luas
paling sedikit 12 (dua belas) m2 per orang, dilengkapi dengan perabot

155
kerja, perabot penyimpanan, peralatan kantor, peralatan komunikasi,
peralatan penunjang sistem informasi mutu pendidikan.
7) Ruang kerja dosen tetap yang dapat menjaga privasi harus
disediakan dengan luas paling sedikit 4 (empat) m2 per dosen,
dilengkapi dengan perabot kerja, perabot penyimpanan, dan akses
informasi dan komunikasi.
8) Ruang tata usaha harus disediakan dengan luas paling sedikit 4
(empat) m2 per tenaga kependidikan, dilengkapi dengan perabot
kerja, perabot penyimpanan, peralatan kantor, peralatan komunikasi.
9) Ruang perpustakaan harus jumlah mahasiswa lebih besar dari 400
(empat ratus) orang luas ruang paling sedikit 200 (dua ratus) m2; dan
dilengkapi dengan perabot kerja, perabot penyimpanan, peralatan
multimedia, dan perlengkapan pendukung pengelolaan perpustakaan.
10) Ruang akademik khusus berupa laboratorium, studio, bengkel kerja,
lahan praktik atau tempat praktik lainnya harus disediakan dengan
luas ruang yang memenuhi syarat gerak dan spesifikasi aktivitas
praktikum, bengkel dan studio, dan didasarkan pada efektivitas
keberlangsungan proses pembelajaran untuk ketercapaian capaian
pembelajaran praktik.
11) Ruang belajar mandiri disediakan paling sedikit untuk 1/3 (sepertiga)
dari jumlah mahasiswa program doktor dengan luas 4 (empat)
m2/mahasiswa.
12) Memiliki ruang-ruang penunjang yang meliputi tempat beribadah,
ruang kesehatan, ruang organisasi kemahasiswaan, jamban, gudang,
bengkel pemeliharaan, dan tempat parkir, dengan jumlah dan luas
ruang yang sesuai dengan jumlah penggunanya.
13) Teknologi informasi dan komunikasi wajib memiliki bandwith minimal
5 (lima) Kbps/mahasiswa.
Kedua indikator kinerja tambahan di atas yakni, indikatir kinerja tambahan
standar keuangan dan sarana serta prasarana sebagaimana yang telah
tersebut diatas, IAIN Lhokseumawe juga telah melakukan pengukuran,
monitoring, pengkajian, serta dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan bagi
pengembangan.

6. Evaluasi Capaian Kinerja


Deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan
pencapaian standar yang telah ditetapkan.
IAIN Lhokseumawe telah melakukan evaluasi terhadap capaian Kinerja
dengan menggunakan metoda yang tepat dan hasilnya dianalisis serta
dievaluasi sebagaimana analisis berikut ini:

156
Analisis capaian kinerja keuangan:
N Capaian
Target
o 2017 2018 2019
1 Jumlah dana yang bersumber dari
penerimaan mahasiswa dalam 3 tahun 50 % 70 % 95%
terakhir 65% dari jumlah penerimaan dana
perguruan tinggi dalam 3 tahun terakhir.
2 Rata-rata dana operasional proses 65 % 85 % 98%
pembelajaran/ mahasiswa/ tahun (DOM) < 20
3 Tersedianya RAPB PT tahunan sesuai
dengan standar satuan biaya operasional 75 % 88 % 95%
pendidikan tinggi yang ditetapkan secara
periodik oleh Menteri
4 Jumlah dana yang bersumber dari berbagai
pihak luar dalam 3 tahun terakhir. adalah 10% 45 % 65 % 80%
dari jumlah penerimaan dana perguruan tinggi
dalam 3 tahun terakhir
5 Tersedianya dana lain di luar biaya 55 % 75 % 96%
pendidikan untuk hibah, jasa layanan profesi,
dana lestari dan dana filantropis
6 Tersusunnya dokumen kebijakan,
mekanisme, dan prosedur dalam menggalang 70 % 87 % 96%
sumber dana lain secara akuntabel dan
transparan

Analisis capaian kinerja Sarana dan Prasarana:


Capaian
No Target
2017 2018 2019
1 Kapasitas ruang kuliah paling banyak
adalah 40 (empat puluh) orang untuk
program sarjana dan untuk program 80 % 100% 100%
magister dan doktor, dengan rasio luas
ruang kuliah paling sedikit 1,5 (satu
setengah) m2/mahasiswa dan luas ruang
kuliah tidak kurang dari 20 (dua puluh) m2
2 Paling sedikit terdapat 2 (dua) buah ruang
kelas untuk setiap program sarjana, dan 1 90% 100% 100%
(satu) buah ruang kelas untuk program
lainnya
3 Ruang kuliah dilengkapi dengan peralatan
penunjang pembelajaran berupa kursi
kuliah sesuai jumlah mahasiswa pengguna 90% 100% 100%
ruang, meja kursi dosen, dan media

157
pembelajaran
4 Ruang kerja pimpinan perguruan tinggi
harus disediakan dengan luas paling
sedikit 12 (dua belas) m2 per orang,
dilengkapi dengan perabot kerja, perabot 75% 90% 100%
penyimpanan, peralatan kantor, peralatan
komunikasi, peralatan penunjang sistem
informasi mutu pendidikan
5 Ruang perpustakaan harus jumlah
mahasiswa lebih besar dari 400 (empat
ratus) orang luas ruang paling sedikit 200
(dua ratus) m2; dan dilengkapi dengan 80% 100% 100%
perabot kerja, perabot penyimpanan,
peralatan multimedia, dan perlengkapan
pendukung pengelolaan perpustakaan.
6 Ruang akademik khusus berupa
laboratorium, studio, bengkel kerja, lahan
praktik atau tempat praktik lainnya harus
disediakan dengan luas ruang yang 60% 85% 94%
memenuhi syarat gerak dan spesifikasi
aktivitas praktikum, bengkel dan studio,
dan didasarkan pada efektivitas
keberlangsungan proses pembelajaran
untuk ketercapaian capaian pembelajaran
praktik.
Memiliki ruang-ruang penunjang yang
meliputi tempat beribadah, ruang
kesehatan, ruang organisasi 80% 90% 100%
kemahasiswaan, jamban, gudang, bengkel
pemeliharaan, dan tempat parkir, dengan
jumlah dan luas ruang yang sesuai
dengan jumlah penggunanya.
Ruang tata usaha harus disediakan
dengan luas paling sedikit 4 (empat) m2
per tenaga kependidikan, dilengkapi 75% 96% 100%
dengan perabot kerja, perabot
penyimpanan, peralatan kantor, peralatan
komunikasi.
Analisis pencapaian kinerja IAIN Lhokseumawe dilaksanakan dalam
setiap tahun dan hasilnya telah dipublikasikan kepada para pemangku
kepentingan serta dicantumkan dalam website lembaga penjaminan mutu IAIN
Lhokseumawe.
Selanjutnya analisis terhadap capaian kinerja IAIN Lhokseumawe juga
mencakup:

158
a) Analisis Keberhasilan
Berdasarkan analisis terhadap kinerja di bidang sarana dan prasarana,
IAIN Lhokseumawe saat ini memiliki sarana dan prasarana yang sangat
memadai. Disamping memiliki lahan yang sangat luas yakni 34 hektare,
IAIN Lhokseumawe juga memiliki gedung perkuliahan dan ruang
adminsitrasi di setiap fakultas yang lengkap dengan mobilernya.
Selanjutnya terdapat laboratorium center sebagai pusat praktek
perkuliahan sesuai dengan program studi masing-masing. Saat ini gedung
rektorat juga sedang mengalami pengembangan sehingga semakin luas
dan menarik. IAIN Lhokseumawe juga memiliki gedung ma’had Aly dan
gedung serbaguna serta berbagai fasilitas penunjang seperti sarana
olahraga, seni, kesehatan dan tempat ibadah.
b) Faktor Pendukung
IAIN Lhokseumawe memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan
memadai tidak terlepas dari dukungan pemerintah pusat dan juga
kerjasama dengan pemerintah daerah. Sarana dan prasarana yang ada
dibangun berdasarkan bantuan dana dari SBSN, dimana setiap tahunnya
mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Disamping itu juga
terdapat sarana dan prasarana yang dibangun berdasarkan bantuan dari
kementerian PUPR. IAIN Lhokseumawe juga menapatkan bantuan dana
dan hibah dari pemerintah Aceh, pemerintah kabupaten aceh Utara dan
pemerintah kota Lhokseumawe.
c) Analisis Ketidakberhasilan
Berdasarkan analisis di atas terlihat bahwa sejauh ini secara umum indek
kinerja IAIN Lhokseumawe dalam bidang sarana dan prasarana tidak
memiliki kendala dan analisis ketidakberhasilan, hanya saja
memaksimalkandan memanfaatkan segala sarana dan prasarana yang
telah ada dengan baik sesuai dengan kebutuhan di unit kerja masing-
masing.
d) Faktor Penghambat
Berdasarkan analisis terhadap indek kinerja sarana dan prasarana sejauh
ini IAIN Lhokseumawe tidak memiliki faktor penghambat yang berarti.
e) Akar Masalah
Indek kinerja sarana dan prasarana saat ini sudah menunjukkan
peningkatan yang sangat signifikan dalam pengadaan sarana dan
prasana di IAIN Lhokseumawe sehingga dapat dikatakan bahwa pada
bagian ini, IAIN Lhokseumawe belum memiliki akar masalah yang dapat
menghambat pengembangan sarana dan prasarana
f) Tindak Lanjut yang akan dilakukan IAIN Lhokseumawe
Dengan semakin memadainya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
IAIN Lhokseumawe, tindak lanjut yang akan dilakukan IAIN Lhokseumawe
adalah dengan memaksimalkan penggunaan dan pemanfaatan terhadap
segala sarana dan prasarana yang tersedia. Disamping itu juga, IAIN
Lhokseumawe terus melakukan manajemen pengelolaan yang baik

159
terhadap sarana dan prasarana yang ada dengan inventrisasi, legal audit,
penilaian, operasi, pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian
sehingga segala sarana dan prasarana yang ada dapat terjaga mutu dan
kualitas demi mencapai visi dan misi IAIN Lhokseumawe menjadi kampus
peradaban.

7. Penjaminan Mutu Keuangan, Sarana dan Prasarana


Deskripsi dan bukti sistem penjaminan mutu keuangan, sarana dan
prasarana IAIN Lhokseumawe sesuai dengan siklus PPEPP (penetapan,
pelaksanaan, evaluasi, pengendalian dan peningkatan).
Pelaksanaan sistem penjaminan mutu pada IAIN Lhokseumawe
khususnya dalam bidang keuangan, sarana dan prasarana dilakukan dengan
melibatkan reviewer ekternal. Mekanisme pelaksanaan penjaminan mutu
dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah:
a) Penetapan
Sistem penjaminan mutu di bidang keuangan, sarana dan prasarana
dilakukan berdasarkan surat keputusan rektor nomor 193.a tahun 2017
tentang penetapan dan pemberlakukan pedoman penjaminan mutu IAIN
Lhokseumawe termasuk bidang keuangan, sarana dan prasarana.
Penetapan tim penjaminan mutu dalam bidang keuangan, sarana dan
prasarana juga melibatkan para pimpinan dan tenaga kependidikan yakni
sub bagian umum dan sub bagian keuangan IAIN Lhokseumawe.
b) Pelaksanaan
Sistem penjaminan mutu IAIN Lhokseumawe melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya dalam melakukan penjaminan mutu terhadap bidang
keuangan dan sarana dan prasarana sesuai dengan panduan buku
Pedoman Pengelolaan Sistem Pemjaminan Mutu Internal (SPMI) IAIN
Lhoseumwe yang telah ada. Pelaksanaan penjaminan mutu di bidang
keuangan berpedoman pada Buku Pedoman Pengelolaan Keuangan
IAIN Lhokseumawe dengan surat keputusan Rektor nomor 192 tahun
2017 dan di bidang sarana dan prasarana pelaksanaan penjaminan mutu
juga berpedoman pada buku pedoman pengelolaan sarana dan
prasarana IAIN Lhokseumawe sebagaimana yang telah disahkan dalam
surat keputusan rektor nomor 192.a tahun 2017
c) Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauhmana efektifitas dan kualitas
terhadap sistim penjaminan mutu yang telah dilaksanakan khususnya
ketercapaian dan pelaksanaan penjaminan mutu di bidang keuangan
serta sarana dan prasarana. Selain itu, pelaksanaan evaluasi penjaminan
mutu dilaksanakan setiap tahun sejak tahun 2017 sesuai dengan Sk
Rektorh nomor 1114, 2018 sesuai dengan Sk Rektorh nomor 1214, dan
2019 sesuai dengan Sk Rektorh nomor 1647. Rata-rata hasil evaluasi
yang dilakukan menghasil pesentasi keberhasilan sangat baik.
Kerehasilan tersebut dilihat melalui indikator penyerapan anggaran yang

160
dibuktikan tahun 2018 IAIN Pernah mendapatkan perngahrgaan PTKIN
sealisasi anggarana terbaik di Kementerian Agama. Sedangkan bidang
sarana dan prasana keberhasilan dibuktikan dengan pembangunan
gedung yang sangat siginifikan dari tahun-ketahun berdasarkan bantuan
SBSN sejak tahun 2017, 2018 dan 2019. Secara umum hasil evaluasi
yang diperoleh menunjukkan sangat baik, realiasasi ngagaran dinilai
sangat baik hal ini dibuktikan pada tahun 2018 IAIN memperloleh
penghargaan PTKIN yang mempu merealisasikan anggran terbaik di
kementerian Agama RI, sedangkan bidang sarana dan prasana dibuktikan
pembangunan fisik yang sangat signifikan sejak tahun 2017, 2018, dan
2019 memperoleh SBSN kementerian Keuangan RI. Kelanjutan dengan
tujuan mendapatkan hasil dan kendala sebagai landasan untuk perbaikan
kedepannya. Pelaksanaan dan evaluasi penjaminan mutu dilakukan oleh
tim audit mutu internal yang telah di bentuk dan di SK-an oleh Rektor IAIN
Lhokseumawe.
d) Pengendalian
Pengendalian sistem penjaminan mutu dibidang keuangan, sarana dan
prasarana dilakukan oleh Lembaga Penjaminan mutu (LPM) di bawah
kontrol kepala pusat audit dan pengendalian mutu. Dimana dalam
melakukan pengendalian itu, LPM melakukan penetapan standar untuk
pelaksanaan sistem penjaminan mutu terhadap keuangan, sarana dan
prasana. LPM melakukan evaluasi terhadap standar yang ditetapkan untu
pelaksanaan sistem penjaminan mutu tersebut, dan kemudian LPM
melakukan pelaporan hasil audit dalam rapat tinjauan manajemen (RTM)
yang diikuti oleh seluruh pimpinan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe.
e) Peningkatan
Pada tahap ini merupakan tahapan akhir dari sistim penjaminan mutu,
dimana pada tahap ini dilakukan berbagai upaya dalam rangka
peningkatan kualitas penjaminan mutu khususnya dalam bidang
keuangan, sarana dan prasarana. Kegiatan yang dilakukan merupakan
berbagai upaya perbaikan yang bertujuan untuk peningkatan kualitas di
bidang keuangan, sarana dan prasarana sebagai tindak lanjut dari
tahapan sebelumnya. Upaya-upaya perbaikan atau usaha peningkatan
yang dilakukan diantaranya telaah kembali setiap standar dan indikator
serta jika diperlukan dilakukan penambahan untuk setiap standard dan
indikator yang dibutuhkan sehingga mampu meningkatkan kualitas
penjaminan mutu kedepannya khususnya dalam bidang keuangan,
sarana dan prasarana.

8. Kepuasan Pengguna
Pengukuran kepuasan sivitas akademika IAIN Lhokseumawe terhadap
layanan pengelolaan keuangan maupun sarana dan prasarana memenuhi
aspek-aspek:

161
a) Menggunakan Instrumen yang sahih dan mudah digunakan
Pengukuran kepuasaan sivitas akademika Institusi Agama Islam Negeri
Lhokseumawe terhadap layanan pengelolaan keuangan maupun sarana
dan prasarana dilakukan dengan menggunakan instrumen dan kuesioner
yang disebarkan kepada sivitas akademika Institusi Agama Islam Negeri
Lhokseumawe dalam bentuk google form.
Instrumen yang disusun untuk mengukur kepuasan layanan pengelolaan
keuangan maupun sarana dan prasarana berupa daftar
pertanyaan/pernyataan yang bersifat tertutup yang dituangkan dalam
kuesioner serta di distribusikan kepada sivitas akademika IAIN
Lhokseumawe.
Instrumen yang dipergunakan tersebut telah memenuhi aspek yang sahih,
andal, serta mudah digunakan. Guna memenuhi validitas isi dan bobot
instrumen, awalnya dilakukan telaah mendalam tentang aspek-aspek
yang berhubungan dengan layanan pengelolaan keuangan maupun
sarana dan prasarana. Selanjutnya, dari setiap aspek diuraikan lagi sub
aspek apa saja yang dapat dijadikan indikator survey.
Proses pembuatan dan penyiapan instrumen dan kuesioner survei ini
telah menghasilkan instrumen kepuasan 25 butir indikator kepuasan
layanan, yaitu 10 butir pertanyaan/pernyataan untuk layanan keuangan,
25 butir pertanyaan/pernyataan untuk layanan sarana dan prasarana.
Kuesioner tersebut juga telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan
menggunakan Cronbach’s Alpha dengan signifikansi 5%. Metode
sampling yang digunakan adalah purposive sampling.
Kesahihan (validitas) instrumen diujicobakan kepada 25 orang mahasiswa
yang mewakili masing-masing fakultas di IAIN Lhokseumawe pada bulan
september 2017. Hasil akhir pengujian validitas dan reliabilitas
menunjukkan semua item kuesioner sebanyak 25 butir dinyatakan valid
untuk digunakan sebagai instrumen kepuasan layanan pengelolaan
keuangan maupun sarana dan prasarana dan selanjutnya baru di
distribusikan ke seluruh sivitas akademika melalui metode google form.
Selanjutnya nilai jawaban tersebut diakumulasi untuk setiap jenis butir
pernyataan yang disurvei, dan setelah itu nilai akumulasi tersebut diolah
dengan menggunakan Microsoft Window Excel dan kemudian di analisis
dalam bentuk persentase pada setiap butir pernyataan dan jenis layanan
yang ada. Nilai persentase tersebut kemudian diasumsikan sebagai
tingkat kepuasan layanan terhadap keuangan maupun sarana dan
prasarana IAIN Lhokseumawe.
b) Pelaksanaannya dilakukan secara berkala dan data terekam secara
komprehensif.
Pelaksanaan sur vei kepuasan layanan terhadap keuangan
m aupun sarana dan pr asarana dilaksanakan oleh t im audit
m ut u int er nal yang telah dit unj uk oleh rekt or IAIN
Lhokseum awe, Tim t er sebut m er upakan tenaga ahli yang

162
t elah lulus dan mem enuhi st andar sebagai t i m audit or m ut u
int er nal I AI N Lhokseumawe. Survei kepuasan layanan
keuangan m aupun sar ana dan prasar ana saat in i dilakukan
secar a ber kala set iap sat u tahun sekali yakni pada akhir
t ahun akadem ik set iap tahun berj alan. survei t er sebut j uga
dilaksanakan denga n m elibat kan pihak dar i set iap f akult as
dan pr odi serta perwakilan dar i unit kerj a masing -m asing.
Pelaksanaan sur vey kepuasan secara umum berada di bawah
kont rol lembaga penj am inan mutu ( LPM).
Perekaman
Survei pengukuran kepuasan sivitas akademika terhadap layanan
pengelolaan keuangan maupun sarana dan prasarana dilakukan secara
berkala setiap tahunnya. Selain itu, hasil analisis dari data-data kepuasan
layanan keuangan maupun sarana dan prasarana terekam secara
komprehensif dan lengkap sebagaimana yang tertera dalam laporan audit
mutu internal (AMI) dalam tiga tahun terakhir seperti hasil pengukuran
kepuasan yang dilakukan pada aspek-aspek yang lain.
c) Analisis Data dengan menggunakan metode yang tepat dan bermanfaat
untuk pengambilan keputusan.
Berdasarkan hasil survey kepuasan terhadap layanan keuangan maupun
sarana dan prasarana dapat di analisis bahwa layanan yang diberikan
oleh Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe terhadap bidang
keuangan, maupun sarana dan prasarana mengalami peningkatan dalam
tiga tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei kepuasan pada
pada tahun 2017 menunjukkan bahwa kepuasan civitas akademika IAIN
Lhokseumawe terhadap layanan keuangan maupun sarana dan
prasarana menunjukkan persentase sebesar 86 %. Seiring berjalannya
waktu dimana pengelolaan keuangan dan anggaran dan sumber-sumber
keuangan semakin bertambah serta sarana dan prasarana yang ada juga
semakin memadai dan lengkap setelah menerima dana SBSN secara
berturut-turut empat tahun, maka di peroleh peningkatan kepuasan sivitas
akademika terhadap layanan keuangan, sarana dan prasarana yang
signifikan sehingga pada tahun 2018 persentase kepuasan layanan
keuangan maupun sarana dan prasarana sebesar 93 %. Selanjutnya
pada akhir tahun akademik 2018/2019, kepuasan sivitas akademikan IAIN
Lhokseumawe terhadap layanan keuangan maupun sarana dan
prasarana mencapai sangat baik dengan persentase sebesar 96 %.
d) Tingkat kepuasan dan umpan balik ditindaklanjuti untuk perbaikan dan
peningkatan mutu luaran secara berkala dan tersistem dengan baik
Hasil pengukuran kepuasan sivitas akademika terhadap layanan
keuangan, sarana dan prasarana dilaksanakan secara konsisten, dan
ditindaklanjuti secara berkala serta tersistem dengan baik. Kemudian hasil
tersebut juga dipublikasikan dalam website lembaga penjaminan mutu
sehingga mudah diakses oleh pemangku kepentingan.

163
Hasil pengukuran kepuasan layanan sivitas akademika IAIN
Lhokseumawe terhadap bidang keuangan maupun sarana dan prasarana
terekam secara komprehensif dan tersistem secara lengkap sebagaimana
yang tertera dalam laporan audit mutu internal. Disamping itu juga hasil
pengukuran yang telah di analisis tersebut selalu ditindaklanjuti sebagai
landasan untuk perbaikan dan peningkatan mutu keuangan maupun
sarana dan prasarana untuk tahun berikutnya.
Dari hasil analisis data tersebut juga dapat teridentifikasi aspek kualitas
layanan yang belum optimal untuk diperbaiki dan dikembangkan dalam
sebuah Rencana Tindak Lanjut (RTL). RTL kemudian direkomendasikan
oleh Lembaga Penjaminan Mutu kepada unit terkait pengguna lulusan
dan mitra. Upaya kegiatan dan program tindak lanjut akan menjadi bahan
kajian dalam rapat di tingkat unit dan merupakan materi umpan balik pada
di tingkat Institusi.

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Keuangan, Sarana


dan Prasarana serta Tindak Lanjut
Berdasarkan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Keuangan, Sarana dan
Prasarana pada IAIN Lhokseumawe di atas sejak tahun 2017 sampai dengan
tahun 2019 dapat disimpulkan bahwa:
a) Pemosisian yang telah didapatkan oleh IAIN Lhokseumawe dalam
ketercapaian standar keuangan, sarana dan prasarana antara lain:
1) IAIN Lhokseumawe telah memiliki pengelolaan keuangan yang
memadai, hal ini dapat dilihat dari sumber-sumber keuangan yang
telah dimiliki yang berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah
Aceh dan pemerintah kabupaten dan kota serta dari instansi swasta.
2) IAIN Lhokseumawe telah mempergunakan penggunaan keuangan
untuk berbagai jenis kebutuhan sesuai standar yang dibutuhkan,
diantaranya penggunaan dana operasional proses pembelajaran,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, investasi sarana dan
prasarana, serta investasi pengembangan sumberdaya manusia.
3) Dalam bidang sarana dan prasarana, IAIN Lhokseumawe telah
memiliki sarana dan prasarana yang telah memadai serta melampaui
standar nasional pendidikan tinggi. Hal ini dikarenakan secara
berturut-turut empat tahun terakhir IAIN Lhokseumawe berhasil
mendapatkan dana SBSN yang diperuntukkan khusus untuk
pengadaan dan pembangunan sarana dan prasarana.
4) IAIN Lhokseumawe juga selalu mendapatkan dukungan dari
pemerintah daerah provinsi, pemerintah kabupaten Aceh Utara dan
Kota Lhokseumawe khususnya dalam pengembangan sarana dan
prasarana, hal ini dapat dilihat dari sumbangan lahan dari pemerintah
Aceh Utara, sumbangan gedung bekas pemerintah kota
Lhokseumawe, sumbangan dana aspirasi dan dana otonomi khusus
dari pemerintah Aceh untuk rehabilitasi dan rekontruksi gedung

164
perkuliahan.
b) Identifikasi akar masalah yang didapatkan dari hasil temuan Audit Mutu
Internal terhadap bidang keuangan, sarana dan prasarana antara lain:
1) Kerjasama luar negeri yang masih kurang sehingga sumber keuangan
yang bersumber dari lembaga luar negeri masih sangat terbatas.
2) IAIN Lhokseumawe belum mampu menerapkan pengelolaan
keuangan secara badan layanan umum (BLU) dikarenakan sumber-
sumber keuangan dari PNBP belum memadai.
3) Suasana dan desain pembangunan sarana dan prasarana di IAIN
Lhokseumawe masih belum tertata dengan baik dikarenakan proses
pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana masih
berlangsung setiap tahun.
4) System teknologi informasi yang ada pada semua unit kerja belum
terintegrasi maksimal pada satu server.
c) Rencana perbaikan dan pengembangan pengelolaan keuangan, sarana
dan prasarana yang perlu dilakukan IAIN Lhokseumawe dalam rangka
pengembangan pengelolaan keuangan dan sarana dan prasarana antara
lain:
1) IAIN Lhokseumawe perlu memaksimalkan penjajakan kerjasama
internasional sehingga dapat menambah sumber-sumber keuangan/
pembiayaan untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
2) IAIN Lhokseumawe perlu menambah sumber-sumber bisnis yang
mampu mendongkrak pendapatan PNBP sebagai persiapan menuju
pengelolaan keuangan secara BLU.
3) IAIN Lhokseumawe perlu melakukan desain grafis pembangunan
yang sesuai dengan arsitektur master plan pengembangan IAIN
Lhokseumawe sehingga tata letak sarana dan prasarana yang di
bangun terlihat indah dan asri.
4) IAIN Lhokseumawe perlu melakukan penambahan server yang
berkapasitas besar sehingga semua system teknologi informasi
terpusat pada satu server.

C.6 Pendidikan
1. Latar Belakang
Rasional Standar Mutu Pendidikan mengacu pada upaya untuk
mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran (VMTS) IAIN Lhokseumawe.
Mekanisme penetapan dilaksanakan berdasarkan kebijakan Rektor IAIN
Lhokseumawe Nomor 234 Tahun 2017 tentang Standar Mutu Pendidikan yang
terdiri dari 8 komponen yaitu: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi
Pembelajaran, Standar Proses Pembelajaran, Standar Penilaian Pembelajaran,
Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana
Pembelajaran, Standar Pengelolaan Pembelajaran, Standar Pembiayaan
Pembelajaran.
Mekanisme penetapan adapun sebagai berikut: Lembaga Penjaminan

165
Mutu (LPM) IAIN Lhokseumawe dibawah koordinasi kepala pusat
pengembangan standar mutu internal bersama tim gugus mutu fakultas
merumuskan standar mutu pendidikan yang disesuaikan dengan permenristek
dikti nomor 44 tahun 2015 dan disesuaikan dengan kemampuan institusi. Draft
standar mutu yang telah dirumuskan LPM kemudian diperiksa oleh ketua LPM
IAIN Lhokseumawe. Setelah proses profread oleh Ketua LPM, selanjutnya draft
tersebut diserahkan ke wakil rektor I IAIN Lhokseumawe untuk disetujui tentang
isi secara keseluruhan dan jika ada hal yang perlu direvisi, maka tim LPM akan
merevisi sesuai saran wakil Rektor I dan terakhir ditetapkan oleh Rektor IAIN
Lhokseumawe.
Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Permenristekdikti No. 62 Tahun 2016
Tentang SPM Dikti (1) SPMI memiliki siklus kegiatan yang terdiri atas:
Penetapan Standar, Pelaksanaan standar, Evaluasi Standar, Pengendalian
Standar, dan Peningkatan Standar. Evaluasi yang dimaksud melalui Audit Mutu
Internal (AMI). (3) Sistem Penjaminan Mutu Internal dilaksanakan pada semua
bidang kegiatan PT, yaitu bidang: akademik dan bidang non akademik. Bidang
akademik terdiri atas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat; dan bidang non akademik, antara lain sumber daya manusia,
keuangan, sarana dan prasarana. (6) SPMI ditetapkan dalam peraturan
pemimpin perguruan tinggi bagi PTN atau peraturan badan hukum
penyelenggara bagi PTS, setelah disetujui senat atau senat akademik
perguruan tinggi. Terkait kurikulum, IAIN Lhokseumawe telah menggunakan
kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sejak tahun
akademik 2018/2019 yang disahkan dengan keputusan Rektor IAIN
Lhokseumawe No. 253 Tahun 2017 tentang pelaksanaan KKNI di semua
Fakultas yang ada di IAIN Lhokseumawe.

2. Kebijakan
Dokumen formal kebijakan Pendidikan di IAIN Lhokseumawe yang diatur
dalam buku pedoman pengelolaan pendidikan yang telah ditetapkan dengan SK
Rektor Nomor 187 tahun 2017. Buku pedoman pengelolaan Pendidikan IAIN
Lhokseumawe ini mencakup tujuan dan sasaran pendidikan, strategi dan metode
untuk mencapainya dan instrumen atau cara untuk mengukur efektivitasnya.

3. Standar IAIN Lhokseumawe dan Strategi Pencapaian Standar


Standar mutu Pendidikan terdiri atas Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Isi Pembelajaran, Standar Proses Pembelajaran, Standar Penilaian
Pembelajaran, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan
Prasarana Pembelajaran, Standar Pengelolaan Pembelajaran, Standar
Pembiayaan Pembelajaran.
Strategi pencapaian standar terkait pendidikan di antaranya adalah sebagai
berikut:
a) Peninjauan dan Evaluasi Kurikulum KKNI
b) Peningkatan skill dosen dalam proses pembelajaran.

166
c) Ketersediaan dokumen suasana akademik dan otonomi keterkait
kelembagaan dan mudah diakses
d) Peningkatan suasana akadmik dan mimbar akademik melalui seminar
pendidikan, model, strategi, metode, pendekatan dan teknik pembelajaran.
e) Peningkatan pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) setiap akhir semester
Penilaian pembelajaran di IAIN Lhokseumawe yang mengacu pada
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan SN- Dikti. Sistem pembelajaran di
IAIN Lhokseumawe selalu dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan,
sebagai upaya untuk memperbaiki sistem dan mutu pembelajaran sesuai standar
kompetensi lulusan yang ingin dicapai. Evaluasi ini dilakukan di semua unit yang
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pembelajaran, baik di tingkat
fakultas, pascasarjana, maupun institut. Adapun tahapan evaluasi tersebut
adalah (1) mewajibkan dosen untuk RPS dan SAP sesuai mata kuliah yang
diampunya (2) Mewajibkan kepada dosen untuk mengisi daftar hadir kuliah
lengkap dengan materinya dalam bentuk pokok bahasan dan sub pokok
bahasannya (3) Menyebar kuesioner penilaian dosen dengan responden
mahasiswa yang diajar oleh dosen yang bersangkutan (4) Melakukan evaluasi
terhadap mutu pembelajaran dosen berdasarkan silabi dan SAP, pokok dan sub
pokok bahasan yang diberikan setiap kali kuliah, dan hasil kuesioner penilaian
dosen.
Untuk mencapai standar pendidikan yang telah ditetapkan, IAIN
Lhokseumawe memiliki sumber daya manusia yang ditugaskan untuk
pencapaian standar tersebut. Semua tenaga pendidik yang ada di lingkungan
IAIN Lhokseumawe ditugaskan untuk mencapai standar pendidikan tersebut.
Tenaga pendidik berjumlah 162 orang secara bersinergi untuk mencapai standar
yang telah ditetapkan.

4. Indikator Kinerja Utama


a) Kurikulum
1) Kebijakan pengembangan kurikulum yang mempertimbangkan
keterkaitan dengan visi dan misi IAIN Lhokseumawe, pengembangan
ilmu pengetahuan dan kwbutuhan para pemangku kepentingan tertuang
dalam buku pedoman pengembangan kurikulum yang telah disahkan
dengan surat keputusan Rektor nomor 197.a Tahun 2017 yang
bertujuan diantaranya untuk: (a) memberi arah dalam pengembangan
kurikulum IAIN Lhokseumawe pada tingkat Jurusan/ Program Studi; (b)
menghasilkan kompetensi lulusan yang setingkat dengan tingkat pada
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan sesuai dengan visi
misi IAIN Lhokseumawe; dan (c) memberi arah dalam proses evaluasi
dan pemutakhiran kurikulum jurusan/ program studi. Kebijakan
pengembangan kurikulum ini mempertimbangkan 1) penyediaan sumber
daya manusia yang terampil untuk mengantisipasi kebutuhan masa kini
dan masa depan, 2) perkembangan industri, 3) pengembangan
kemampuan lulusan untuk berwirausaha, dan 4) penerapan metode

167
pembelajaran Sistem ganda (dual Sistem), di industri dan di perguruan
tinggi.
Sasaran dari pedoman pengembangan kurikulum IAIN
Lhokseumawe adalah kurikulum jurusan/program studi di IAIN
Lhokseumawe yang mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia dan SN- Dikti. Pengembangan kurikulum yang diarahkan
sesuai dengan kebijakan nasional dan kebutuhan stakeholders. Sistem
dan pengembangan mutu pembelajaran dilakukan dengan mengikuti
tahapan perkembangan kurikulum yang berlaku di Indonesia dengan
mengintegrasikan kearifan lokal yang ada untuk menghasilkan kualitas
sumber daya manusia yang unggul dan mampu menginternalisasi nilai-
nilai keislaman dalam bermasyarakat.
Prinsip pengembangan kurikulum IAIN Lhokseumawe didasarkan
pada: (1) Integrasi, yang meliputi 4 hal yaitu: Integrasi Islam dalam
pembahasan keilmuan, Integrasi hard skill dan soft skill, integrasi hasil-
hasil penelitian ke dalam sistem pembelajaran dan integrasi pengabdian
kepada masyarakat ke dalam sistem pembelajaran; (2)
Mempertimbangkan pengembangan secara simultan tiga potensi
mahasiswa, yaitu:a) potensi fisik; b) potensi pikir; dan c) potensi qalbu;
(3) Mempertimbangkan tujuan dan kompetensi lulusan Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam (PTKI) dalam lingkungan sosial, budaya, dan alam
sekitar dalam kehidupan bermasyarakat menuju masyarakat belajar,
beradab dan cerdas; dan (4) untuk mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu-ilmu keislaman serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional; (5) memiliki relevansi dengan Visi,
Misi, Tujuan, Sasaran Institusi, Fakultas dan Program studi, juga
kesesuaian dengan profil lulusan yang telah dirumuskan bersama
asosiasi, kesesuaian antar komponen dalam kurikulum; dan yang
terakhir (6) mengandung kontinuitas yaitu memberi peluang kepada
alumni untuk melanjutkan proses pembelajaran ke jenjang yang lebih
tinggi. Selain itu memberi ruang untuk dilakukan reviu dan perubahan
untuk keberlanjutan kurikulum yang adaptif dengan perkembangan
kebutuhan masyararakat.
2) Buku pedoman pengembangan kurikulum IAIN Lhokseumawe
mengandung:
(a) Profil lulusan, capaian pembelajaran Bahan kajian, struktur
kurikulum dan rencana pembelajaran semester (RPS) yang
mengacu kepada KKNI dan peraturan-peraturan terkini, dan
kepekaan terhadap isu-isu terkini (seperti pendidikan karakter,
SDGs, NAPZA, dan pendidikan anti korupsi)
Kurikulum KKNI IAIN Lhokseumawe memiliki tingkat kedalaman dan
keluasan materi dalam pembelajaran yang diintegrasikan dengan
nilai-nilai keislaman Untuk mengembangkan dan menyebarluaskan

168
ilmu-ilmu keislaman serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.
(b) Mekanisme penetapan kurikulum telah ditetapkan dengan SK
Rektor Nomor 253 Tahun 2017 tentang “Mekanisme Penetapan dan
Pelaksanaan Kurikulum di IAIN Lhokseumawe”; sebagai berikut:
(1) Penetapan kurikulum merupakan proses pemberlakuan
kurikulum pada program studi dalam lingkup IAIN
Lhokseumawe;
(2) Penetapan kurikulum program studi dilakukan oleh Rektor IAIN
Lhokseumawe;
(3) Mekanisme penetapan kurikulum program studi melalui
tahapan sebagai berikut:
- Pengelola program studi mengusulkan kepada pimpinan
Fakultas/Pascasarjana untuk mendapatkan pertimbangan
dan surat pengantar ke Rektor;
- Pimpinan Fakultas/Pascasarjana membaca dan memberi
pertimbangan atas usul penetapan kurikulum, dan
menandatangani surat pengantar ke Rektor;
- Rektor menerima surat usul penetapan kurikulum dari
fakultas/pascasarjana dan meneruskannya ke Lembaga
Penjaminan Mutu (LPM) untuk pengecekan struktur dan isi
kurikulum;
- LPM memberi rekomendasi penetapan kurikulum program
studi ke Rektor;
- Rektor menetapkan pemberlakuan kurikulum program studi
setelah mendapatkan rekomendasi dari LPM.
3) Pedoman pelaksanaan kurikulum mencakup pemantauan dan
peninjauan kurikulum yang mempertimbangkan umpan balik dari para
pemangku kepentingan, pencapaian isu-isu strategis untuk menjamin
kesesuaian dan kemutakhirannya tertuang dalam pelaksanaa kurikulum
KKNI yang telah disahkan dengan surat keputusan Rektor nomor 253
Tahun 2017. Pelaksanaan kurikulum ini memuat mekanisme
pelaksanaan kurikulum KKNI di IAIN Lhokseumawe, pengelolaan,
pengorganisasian hingga monitoring dan evaluasi yang dilakukan
secara berkala oleh pimpinan tiap tiap fakultas. Setiap prodi terdiri dari
kurikulum inti yang mencirikan kompetensi utama prodi dan kurikulum
institusional yang terdiri dari kompetensi pendukung dan kompetensi
lainnya.
b) Pembelajaran
1) Bukti yang sahih tentang penerapan sistem penugasan dosen
berdasarkan kebutuhan, kualifikasi, keahlian dan pengalaman tertuang
dalam buku pedoman pengelolaan pembelajaran yang telah disahkan
dengan surat keputusan Rektor nomor 188.a Tahun 2017 yang

169
mecakup penerapan sistem penugasan dosen berdasarkan kebutuhan,
kualifikasi, keahlian dan pengalaman.
IAIN Lhokseumawe mengharuskan dosen untuk melaksanakan proses
pembelajaran per semester secara interaktif, yaitu proses interaksi dua
arah antara mahasiswa dan dosen untuk meraih capaian pembelajaran
lulusan. IAIN Lhokseumawe mengharuskan dosen per semester untuk
melaksanakan proses pembelajaran secara holistik, dimana proses
pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif
dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal
maupun nasional. IAIN Lhokseumawe mengharuskan dosen per
semester untuk melaksanakan proses pembelajaran secara integratif,
di mana capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran
lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui
pendekatan antardisiplin dan multidisiplin.
IAIN Lhokseumawe mengharuskan dosen per semester untuk
melaksanakan proses pembelajaran secara saintifik dimana capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang
mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan
akademik yang berdasarkan Sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu
pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
kebangsaan.
IAIN Lhokseumawe mengharuskan dosen per semester untuk
melaksanakan proses pembelajaran secara kontekstual di mana
capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang
disesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah
dalam ranah keahliannya. Program studi mengharuskan dosen per
semester untuk melaksanakan proses pembelajaran secara tematik di
mana capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program
studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan
transdisiplin.
IAIN Lhokseumawe mengharuskan dosen per semester untuk
melaksanakan proses pembelajaran secara tematik dimana capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang
disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan
dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin. IAIN
Lhokseumawe mengharuskan dosen per semester untuk
melaksanakan proses pembelajaran secara efektif di mana capaian
pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan
mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun
waktu yang optimum.
IAIN Lhokseumawe mengharuskan dosen per semester untuk
melaksanakan proses pembelajaran secara kolaboratif di mana

170
capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran
bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk
menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. IAIN
Lhokseumawe mengharuskan dosen per semester untuk
melaksanakan proses pembelajaran secara Berpusat pada mahasiswa
di mana capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas,
kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta
mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan
pengetahuan.
Dosen atau tim dosen per semester menyusun dan mengembangkan
Rencana Pembelajaran Semester (RPS), dilakukan secara terbuka,
dialogis, dan memberi ruang untuk perbaikan. Dosen per semester
melaksanakan proses pembelajaran dengan interaksi antara
mahasiswa dan dosen, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar
tertentu, yang dilakukan secara humanis dan androgogik serta
berpakaian yang sopan.
Bukti sahih tentang penerapan strategi, metode dan media pembelajaran serta
penilaian pembelajaran tertuang dalam Buku pedoman pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan SK Rektor Nomor 234. Tahun 2017 tentang
standar proses pembelajaran IAIN.
IAIN Lhokseumawe menyusun karakteristik proses pembelajaran secara
berkala tiap 4 s.d. 5 tahun harus memenuhi:
(a) Nilai-nilai Islami (Islamic Value) yang menyatakan bahwa capaian
pembelajaran diraih melalui kesabaran (istibar),ketekunan (hirsun),
kejujuran (sidiq), dan amanah;
(b) Akhlaqul karimah yang menyatakan bahwa capaian pembelajaran
diraih melalui budi pekerti yang baik;
(c) Kearifan (hikmah) yang menyatakan bahwa capaian pembelajaran
diraih melalui cara yang arif dan bijaksana;
(d) Kesucian jiwa (tazkiyah) yang menyatakan bahwa capaian
pembelajaran diraih melalui ketulusan dan keikhlasan; dan
(e) Menerapkan sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual,
tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa.
Dosen per semester dapat memilih metode pembelajaran berupa
diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif,
pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran
berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain, yang dapat secara
efektif memfasiliitasi pemenuhan capaian
Metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk pelaksanaan
pembelajaran antara lain: diskusi kelompok, simulasi, studi kasus,
pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran
berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau metode
pembelajaran lain yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan

171
capaian pembelajaran lulusan atau gabungan dari beberapa metode
pembelajaran.
Bentuk pembelajaran dapat berupa: kuliah, response, tutorial,
seminar, praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik
lapangan dan bagi program pendidikan diploma empat dan program
sarjana wajib ditambah bentuk pembelajaran berupa pengabdian
kepada masyarakat (KpM).
Beban belajar mahasiswa dinyatakan dalam besaran satuan kredit
semester (sks). Satu sks setara dengan 160 (seratus enam puluh)
menit kegiatan belajar per minggu per semester, dimana:
(a) Satu sks pada bentuk pembelajaran kuliah, responsi dan tutorial,
mencakup:
(1) kegiatan belajar dengan tatap muka 50 (lima puluh) menit per
minggu per semester;
(2) kegiatan belajar dengan penugasan terstruktur 50 (lima puluh)
menit per minggu per semester; dan
(3) kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per
semester.
(b) Satu sks pada bentuk pembelajaran seminar atau bentuk
pembelajaran lain yang sejenis, mencakup:
(1) kegiatan belajar tatap muka 100 (seratus) menit per minggu per
semester; dan
(2) kegiatan belajar mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per
semester.
(c) Satu sks pada bentuk pembelajaran praktikum, praktik studio,
praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara, adalah
160 (seratus enam puluh) menit per minggu per semester.
Proses pembelajaran di IAIN Lhokseumawe menerapkan pendekatan
(approach) pembelajaran yang berpusat /berfokus pada mahasiswa
(Student centered learning = SCL). Pada proses ini para mahasiswa
aktif belajar untuk mencari dan mempelajari ilmu pengetahuan yang
diperlukan sedangkan dosen adalah sebagai fasilisator. Para
mahasiswa secara otomatis belajar sesuai dengan sarana pembelajaran
yang ada yaitu melalui tugas yang dituangkan dalam bentuk Lembaran
Kerja (Worksheet), video; menggunakan website atau lembaran tugas.
Para mahasiswa dengan alat belajar yang ada, langsung belajar
mencari pengetahuan/keterampilan yang diperlukan dari buku-buku
teks/ referensi yang telah ditetapkan oleh dosen.
Berdasarkan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 metode
dan model pembelajaran di Perguruan Tinggi diantaranya:
(a) Metode Dıskusı kelompok (Small Group Discussion);
(b) Metode Sımulasi (Role-Play & Simulation);
(c) Metode Studi kasus (Case Study);

172
(d) Model Pembelajaran kolaboratif (Collaborative Learning);
(e) Model Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning);
(f) Model Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning);
(g) Model Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning
and Inquiry);
(h) Model pembelajaran Discovery Learning (DL)
(i) Model pembelajaran Self-Directed Learning (SDL).
Berdasarkan Permenristekdikti No. 44 tahun 2015 menjelaskan Teknik
penılaıan yang dapat dilaksanakan diantaranya; Observasi, Partisipasi,
Unjuk kerja, Tes tertulis, Lisan dan Angket. Penilaian pembelajaran yang
dilaksanakan terdiri dari penilaian proses pembelajaran dan penilaian hasil
pembelajaran (kognitif, afektif dan psikomotor). Penilaian dilakukan oleh
dosen terhadap proses dan hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran dan pencapaian kompetensi mahasiswa.
Hasilnya digunakan sebagai bahan penyusun laporan kemajuan hasil
belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara
konsisten, sitematik dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes
dalam bentuk tertulis dan lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan atau produk, dan penilaian
diri. Penilaian proses dan hasil pembelajaran menggunakan standar
penilaian yang ditetapkan oleh IAIN Lhokseumawe.
3) Bukti sahih tentang implementasi sistem monitoring dan evaluasi
pelaksanaan dan mutu proses belajar tertuang juga dalam Buku pedoman
pembelajaran sesuai standar kompetensi lulusan yang ingin dicapai.
Monitoring dan evaluasi pembelajaran di tingkat program studi dilakukan
oleh GKM dan ketua program studi, di tingkat fakultas oleh Dekan dan
ditingkat Institusi oleh SPM dan Wakil Rektor I. Pelaksanaan monitoring
dilaksanakan pada tengah semester dan akhir semester. Disamping itu
monitoring pembelajaran juga dilakukan pada saat awal pelaksanaan
perkuliahan. Pada awal perkuliahan, ketua Program Studi (PS)
menyelenggarakan rapat Beban Ajar seluruh dosen di PS tersebut
sekaligus membahas silabus setiap MK yang hendak direalisasikan
beserta kepastian kelengkapan bahan ajar meliputi Rencana
Pembelajaran Semester dan materi perkuliahan. Hasil rapat PS tersebut
disampaikan pada Dekan dan dikoordinasikan dengan SPM dan Wakil
Rektor 1.
Pada tengah semester, Koordinator PS memonitor tingkat realisasi mata
kuliah melalui data monitoring kehadiran dosen dan mahasiswa. Hasil
monitoring ini bermanfaat guna realisasi Ujian Tengah Semester.
Berdasarkan temuan pada hasil monitoring dilakukan evaluasi dan tindak
lanjut dalam rangka perbaikan layanan kualitas pendidikan. Hasil evaluasi
di tingkat program studi dilaporkan kepada fakultas untuk kemudian
diteruskan ke tingkat Institusi melalui Wakil Rektor 1 sebagai bahan
informasi dan masukan terhadap pengambilan keputusan berkaitan

173
dengan perlu atau tidaknya inovasi dan revisi dalam kegiatan
pembelajaran. Selain dilakukan oleh atasan, monitoring dan evaluasi
pembelajaran juga dilakukan melalui penilaian persepsi dari mahasiswa.
Khusus persepsi mahasiswa, Dosen dievaluasi secara menyeluruh dari
empat kompetensi yang harus dimiliki oleh Dosen, sehingga diperoleh
informasi sebagai bahan kajian untuk perbaikan layanan akademik
terhadap mahasiswa.
Instrumen Monitoring dan Evaluasi Pembelajaran; Jadwal perkuliahan di
IAIN Lhokseumawe, Rencana Pembelajaran Semester (RPS), Buku dan
Modul Ajar, Monitoring kehadiran dosen dan mahasiswa (DHMD),
Panduan Penyusunan Soal UTS dan UAS, Panduan Validasi Soal UTS
dan UAS, Kuisioner Evaluasi Pembelajaran Dosen (EPD) oleh mahasiswa
dan atasan langsung, Notulen Rapat, Instrumen Audit Pembelajaran,
Beban Kinerja Dosen (BKD)
c) Integrasi kegiatan penelitian dan PkM dalam pembelajaran
1) Dokumen formal kebijakan dan pedoman untuk mengintegrasikan
kegitan penelitian dan PkM ke dalam pembelajaran tertuang dalam
buku pedoman integrasi kegiatan penelitian dan PkM ke dalam
pembelajaran yang telah disahkan dengan surat keputusan Rektor
nomor 250 Tahun 2017.
2) Bukti sahih tentang pelaksanaan, evaluasi, pengendalian dan
peningkatan kualitas secara berkelanjutan terintegrasi kegiatan
penelitian dan PkM ke dalam pembelajaran tertuang juga dalam buku
pedoman integrasi kegiatan penelitian dan PkM ke dalam
pembelajaran. Permenristek Dikti No. 44 tahun 2015 tentang SNPT
telah menetapkan standar nasional pengabdian kepada masyarakat
yang meliputi standar hasil, standar isi, standar proses, standar
penilaian, standar pelaksana, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pendanaan serta pembiayaan pengabdian
kepada masyarakat.
IAIN Lhokseumawe berupaya mencapai tujuan dan standar
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang senantiasa
mendorong dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat secara terprogram dan berkelanjutan
guna meningkatkan kualitas pendidikan sehingga lulusan mempunyai
daya saing dan mampu memberikan kontribusi di dalam
mensejahterakan masyarakat. Permenristek Dikti No. 44 tahun 2015
tentang SNPT pasal 56 yang memuat tentang standar isi pengabdian
kepada masyarakat yang merupakan kriteria minimal tentang
kedalaman dan keluasan materinya harus mengacu kepada standar
hasil pengabdian kepada masyarakat yang bersumber dari hasil riset
atau pengembangan iptek.
Berdasarkan pasal tersebut, IAIN Lhokseumawe melaksanakan
pengabdian kepada masyarakat dengan materi hasil riset atau

174
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Hasil pengabdian kepada
masyarakat yang berorientasi hasil riset tersebut harus dapat
diterapkan langsung oleh masyarakat pengguna sehingga taraf hidup
dan kesejahteraannya menjadi meningkat, harus dapat digunakan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, merekayasa
sosial, meningkatkan kekayaan intelektual, dan menjadi rujukan
kebijakan yang dapat diterapkan oleh masyarakat, dunia usaha,
industri, atau pemerintah di tingkat nasional.
Selanjutnya, hasil pengabdian kepada masyarakat yang bersumber
dari hasil riset tersebut akan menjadi bahan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bahan ajar atau modul pelatihan sehingga
kualitas pendidikan menjadi meningkat. Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat yang dilaksanakan IAIN Lhokseumawe merupakan suatu
kegiatan atau wadah untuk mengaplikasikan hasil-hasil riset dosen di
masyarakat, dengan demikian hasil-hasil riset tersebut memberikan
kemaslahatan guna peningkatan kesejahteraan masyarakat,
penyelesaian masalah (problem solving) yang dilaksanakan secara
komprehensif, bermakna, tuntas, dan berkelanjutan melalui penerapan
teknologi tepat guna (TTG), pembentukan dan pengembangan
wirausaha kelompok masyarakat (UKM) berskala kecil maupun
menengah, serta rekayasa sosial dan budaya. Kegiatan pengabdian
kepada masyarakat di lingkungan IAIN Lhokseumawe, selain
diperuntukkan guna penerapan hasil-hasil riset, juga bertujuan
menggali permasalahan yang terjadi di masyarakat untuk dicarikan
solusinya melalui kegiatan-kegiatan riset berbasis pada persoalan
riil di masyarakat yang dilakukan oleh dosen IAIN Lhokseumawe
sehingga kegiatan riset dapat langsung memberikan dampak bagi
kesejahteraan masyarakat.
Dosen per semester dalam melaksanakan proses pembelajaran,
perlu menambah kegiatan penelitian ke dalam pembelajaran. Dosen
per semester membimbing mahasiswa dalam melaksanakan
pembelajaran berupa penelitian dan pembelajaran berupa PkM,
perancangan, atau pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan,
pengalaman otentik, serta meningkatkan kesejahteran masyarakat dan
daya saing bangsa.
3) Bukti sahih SPMI melakukan monitoring dan evaluasi integrasi
penelitian dan PkM terhadap pembelajaran juga tertuang didalam buku
pedoman integrasi kegiatan penelitian dan PkM ke dalam
pembelajaran. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Permenristekdikti No. 62
Tahun 2016 Tentang SPM Dikti (1) SPMI memiliki siklus kegiatan yang
terdiri atas: Penetapan Standar, Pelaksanaan standar, Evaluasi
Standar, Pengendalian Standar, dan Peningkatan Standar. Evaluasi

175
yang dimaksud melalui Audit Mutu Internal (AMI). (3) Sistem
Penjaminan Mutu Internal dilaksanakan pada semua bidang kegiatan
PT, yaitu bidang: akademik dan bidang non akademik. Bidang
akademik terdiri atas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat; dan bidang non akademik, antara lain sumber daya
manusia, keuangan, sarana dan prasarana. (6) SPMI ditetapkan dalam
peraturan pemimpin perguruan tinggi bagi PTN atau peraturan badan
hukum penyelenggara bagi PTS, setelah disetujui senat atau senat
akademik perguruan tinggi.

d) Suasana akademik
1) Dokumen formal kebijakan suasana akademik yang mencakup
kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi
keilmuan tertuang dalam buku pedoman pengelolaan penyelenggaraan
dan pengembangan suasana akademik IAIN Lhokseumawe yang
disahkan dengan surat keputusan Rektor IAIN Lhokseumawe Nomor
197 Tahun 2017.
Secara spesifik, kebijakan suasana akademik meliputi:
(a) Kebebasan akademik IAIN Lhokseumawe adalah kebebasan warga
kampus IAIN Lhokseumawe untuk mendalami dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan dilandasi nilai-nilai
Islam secara bertanggungjawab melalui pelaksanaan kegiatan tri
dharma perguruan tinggi. IAIN Lhokseumawe memberikan
keleluasaan kepada seluruh warga kampusnya untuk
melaksanakan kegiatan tri dharma perguruan tinggi melalui
kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat,
secara bertanggung jawab;
(b) Rektor IAIN Lhokseumawe memberikan keleluasaan kepada warga
kampus untuk menemukan, mengembangkan, mengungkapkan,
dan mempertahankan kebenaran ilmiah menurut kaidah metode
keilmuan dengan dilandasi nilai-nilai Islam. Otonomi keilmuan juga
diberikan seluas-luasnya sesuai dengan bidang ilmu yang
dikembangkan di IAIN Lhokseumawe. Hasil penerapan kebijakan
otonomi keilmuan adalah adanya peningkatan partisipasi dosen dan
mahasiswa dalam berbagai kegiatan ilmiah;
(c) Kebebasan mimbar akademik IAIN Lhokseumawe adalah
kewenangan yang dimiliki dosen yang memiliki otoritas dan wibawa
ilmu untuk menyatakan secara terbuka dan bertanggungjawab
mengenai sesuatu yang berkenaan dengan rumpun ilmu yang
dikembangkan di IAIN Lhokseumawe. Dalam melaksanakan
kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik setiap
anggota warga kampus di IAIN Lhokseumawe;
(d) Terkait budaya akademik, kehidupan dan kegiatan akademik di
lingkungan IAIN Lhokseumawe diharapkan selalu berkembang,

176
bergerak maju bersama dinamika perubahan dan pembaharuan
sesuai tuntutan zaman. Pimpinan institusi, fakultas, pascasarjana,
bagian dan program studi dengan komitmen tinggi dan penuh
tanggung jawab menggerakkan sivitas akademika untuk
mengembangkan dan memajukan budaya akademik.
Pengembangan budaya akademik dilakukan melalui interaksi sosial
tanpa membedakan suku, agama, ras, antar golongan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, tingkat kemampuan ekonomi, dan aliran
politik.

Terkait dengan standar mutu suasana akademik, pimpinan IAIN


Lhokseumawe telah menetapkan standar mutu budaya akademik yang
terdiri atas beberapa komponen, di antaranya yaitu:
(a) Dalam bidang perilaku akademik terdapat dua komponen yaitu:
1. Setiap dosen harus terlibat aktif dalam kegiatan membaca,
menulis, meneliti, menghasilkan karya keilmuan dan
menyampaikan pendapat, pikiran dan gagasan.
2. Setiap mahasiswa harus terlibat aktif dalam kegiatan membaca,
menulis, meneliti, menghasilkan karya keilmuan, menyampaikan
pendapat, pikiran dan gagasannya kepada masyarakat.
(b) Dalam bidang kebebasan akademik terdapat empat komponen yaitu:
(1). Setiap dosen harus mendapatkan hak kebebasan pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sesuai dengan
bidangnya;
(2). Setiap dosen harus mendapatkan hak kebebasan menulis dan
menerbitkan buku ilmiah yang sesuai dengan bidangnya;
(3). Setiap dosen harus mendapatkan hak kebebasan
mendemonstrasikan dan mendiskusikan kajian pengetahuan,
teknologi, dan seni dalam bidangnya sesuai dengan etika dan
moral akademik;
(4). Setiap mahasiswa harus mendapatkan hak kebebasan
mendemonstrasikan dan mendiskusikan kajian pengetahuan,
teknologi, dan seni dalam bidangnya sesuai dengan etika dan
moral akademik.
(c) Dalam bidang tradisi akademik terdapat dua komponen yaitu:
(1). Setiap acara dies natalis harus menyelenggarakan kegiatan
akademik seperti orasi ilmiah atau seminar/ lokakarya/ simposium
ilmiah;
(2). Setiap dosen yang memperoleh jabatan guru besar dan dosen
yang telah memasuki masa purnabakti seharusnya menyampaikan
orasi ilmiah yang relevan dengan karyanya.
(d) Dalam hal pengembangan budaya akademik terdapat tujuh komponen
yaitu:
(1). Institusi/ pascasarjana /fakultas/ jurusan/ program studi harus

177
memfasilitasi dosen untuk meningkatkan jenjang pendidikan dosen
ke jenjang yang lebih tinggi.
(2). Institusi/ pascasarjana /fakultas/ jurusan/ program studi harus
menfasilitasi dosen untuk memperoleh jabatan akademik yang
lebih tinggi;
(3). Institusi/pascasarjana/fakultas harus menyediakan anggaran untuk
kegiatan akademik seperti pengembangan bahan ajar, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat, publikasi ilmiah, keikutsertaan
dosen dalam seminar/ pelatihan/ lokakarya/ symposium
(4). Institusi/ pascasarjana /fakultas/ jurusan/ program studi harus
menyelengarakan kuliah tamu yang bersifat ilmiah oleh tenaga
pakar yang bereputasi skala nasional/ internasional;
(5). Institusi/ pascasarjana/ fakultas harus menyediakan anggaran
untuk menyediakan media publikasi berupa jurnal terakreditasi
atau jurnal elektronik ilmiah bagi semua bidang ilmu;
(6). Institusi/ pascasarjana/ fakultas/ jurusan/ program studi harus
memberikan penghargaan kepada dosen terbaik dalam meraih
prestasi akademik;
(7). Institusi/ pascasarjana/ fakultas/ jurusan/ program studi harus
memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang meraih
prestasi akademik dan ekstra kurikuler.
(e) Dalam bidang integritas dan kejujuran, terdapat tiga komponen yaitu:
(1). Setiap karya ilmiah dosen harus terbebas dari kasus plagiat;
(2). Setiap skripsi/tesis/disertasi mahasiswa harus terbebas dari kasus
plagiat;
(3). Setiap tenaga kependidikan harus menjunjung tinggi integritas dan
kejujuran tentang kerahasian dokumen soal ujian.
(f) Dalam bidang kebenaran ilmiah terdapat dua unsure yaitu:
(1). Setiap dosen harus menjunjung tinggi kebenaran ilmiah;
(2). Setiap mahasiswa harus menjunjung tinggi kebenaran ilmiah.
(g) Dalam bidang etika dan moral terdapat lima unsur yaitu:
(1). Institusi harus memiliki kode etik dosen tenaga kependidikan dan
mahasiswa;
(2). Institusi harus memiliki komisi etik untuk penanganan kasus-
kasus pelanggaran integritas dan kejujuran ilmiah, kebenaran
ilmiah, etika dan moral serta norma kademik;
(3). Setiap dosen harus menjunjung tinggi etika dan moral;
(4). Setiap tenaga kependidikan harus menjunjung tinggi etika dan
moral dalam setiap layanan proses akademik;
(5). Setiap mahasiswa harus menjunjung tinggi etika dan moral dalam
setiap kegiatan akademik.
(h) Dalam bidang norma akademik terdapat tiga unsur yaitu:
(1). Institusi/ fakultas/ jurusan/ bagian/ program studi harus
menetapkan norma-norma yang berlaku bagi dosen dan

178
mahasiswa dalam kegiatan tridharma perguruan tinggi;
(2). Setiap dosen harus mematuhi norma akademik yang berlaku bagi
dosen dalam proses pembelajaran;
(3). Setiap mahasiswa harus mematuhi norma akademik yang
berlakubagi mahasiswa dalam proses pembelajaran.

2) Bukti sahih tentang terbangunnya suasana akademik yang kondusif


berupa:
(a) Bukti sahih keterlaksanaan interaksi akademik antar sivitas
akademika dalam bidang pendidikan di antaranya yaitu:
(1). Institusi memberi kebebasan kepada sivitas akademika untuk
merancang program atau kegiatan rutinitas
fakultas/jurusan/program dalam bidang pendidikan, misalInya
kegiatan kuliah umum atau stadium general. Kegiatan tersebut
didukung oleh penganggaran dana secara sistematis dan
berkelanjutan. Pembagian dana yang dimaksud dilakukan melalui
program rapat kerja tahunan sehingga kebutuhan dan pembagian
kegiatan pendukung di setiap bidang dapat teratasi dengan baik.
Terlaksananya kegiatan pembelajaran selama ini berkat
dukungan dana yang memadai, dana yang dimaksud bersumber
dari APBN, APBA, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe. Pembagian dana
dilakukan secara kebersamaan dan transparan sehingga seluruh
sivitas akademika IAIN Lhokseumawe mengetahui dan ikut andil
berpartisipasi dalam penggunaan anggaran yang dimiliki oleh
institusi.
(2). Dosen memiliki kebebasan untuk menyusun perangkat
pembelajaran, menyampaikan pembelajaran di kelas maupun di
luar kelas, mengembangkan model, strategi, metode, melakukan
evaluasi sesuai dengan keahlian atau profesinya. Mahasiswa
diberi kebebasan untuk mencari sumber belajar, metode belajar
secara mandiri dan kelompok.
(3). Berbagai kebijakan dan strategi yang berkontribusi untuk
mewujudkan suasana akademik yang kondusif di IAIN
Lhokseumawe di antaranya adalah sebagai berikut:
- Menyediakan layanan perpustakaan yang terus dilengkapi
dengan buku-buku, jurnal dan koneksi internet yang memadai,
baik di fakultas maupun di institusi
- Menyediakan area freehotspot di seluruh kampus IAIN
Lhokseumawe,
- Menyediakan fasilitas laboratorium yang mendukung keilmuan
program studi yang ada di IAIN Lhokseumawe.
Menyelenggarakan berbagai kegiatan ilmiah dalam bentuk
seminar, loka karya dan workshop.

179
- Menyediakan jurnal-jurnal yang bisa diakses dan digunakan
oleh mahasiswa, dosen dan karyawan.
- Menyediakan layanan akademik secara online menggunakan
siakad.
- Mengintensifkan pembimbingan akademik kepada mahasiswa
- Menyediakan ruang kuliah yang dilengkapi dengan LCD
projector, komputer, AC, meja kursi dosen dan mahasiswa,
dan whiteboard.
- Menyelenggarakan pertukaran dosen
- Menyelenggarakan perkuliahan dosen tamu dengan
mengundang berbagai pakar keilmuan dari dalam maupun luar
negeri.
- Mendorong perkuliahan berbasis e-learning
- Menyediakan ruang kantor untuk dosen dan staf
- Menyediakan ruang tunggu mahasiswa.
- Menyediakan masjid di institut dan mushala-mushala di
fakultas
- Penguatan perkuliahan dengan kegiatan-kegiatan di luar kelas
seperti kuliah kerja lapangan, praktik pengalaman lapangan
dan kuliah kerja nyata.
- Mengirim dosen untuk mengikuti studi S3.
- Melakukan berbagai perjanjian kerja sama untuk memperkuat
semangat akademik
- Mengirim dosen untuk melakukan penelitian
(b) Bukti sahih keterlaksananya kegiatan non akademik yang melibatkan
seluruh warga kampus didukung ketersediaan saran, prasarana dan
dana yang memadai seperti kegiatan pramuka, lomba karya ilmiah
mahasiswa, palang merah mahasiswa, olah raga futsal dan lain-lain.
Kegiatan non akademik tersebut diadakan semata- mata untuk
mewujudkan sivitas akademika yang mampu mengembangkan
potensi dirinya baik potensi keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Hal ini selaras dengan amanat
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang mendefinisikan pendidikan sebagai suatu usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana akademik atau suasana
belajar dan proses pembelajaran agar sivitas akademika secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Untuk itu institusi perlu memberikan kebebasan pada sivitas
akademika untuk mendapatkan prestasi baik di bidang akademik
maupun bidang non akademik. Seperti dengan menyalurkan berbagai

180
bakat melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang ada di IAIN
Lhokseumawe.

3) Bukti sahih tentang langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk


meningkatkan suasana akademik:
a) Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe melalui Wakil Rektor
Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan yang
direncanakan secara musyawarah dalam kegiatan Rapat Kerja
(RAKER) tahunan bahwasanya setiap Fakultas melalui Jurusan
/Program Studi masing-masing menyediakan dana untuk melakukan
evaluasi dan workshop kurikulum untuk pengembangan kurikulum
sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Proses penyediaan dana
tidak hanya pada evaluasi dan penyusunan, lembaga juga
menyediakan dana untuk lokakarya kurikulum di setiap Fakultas secara
bersamaan dan menyeluruh pada setiap Program Studi di lingkungan
IAIN Lhokseumawe. Besarnya anggaran yang diberikan untuk setiap
kegiatan tersebut rata-rata berjumlah Rp. 20-30 juta rupiah;
b) Institusi juga menganggarkan dana setiap tahun secara berkelanjutan
untuk kegiatan kuliah umum dan stadium general baik di program
sarjana maupun program pasca sarjana.
c) Institusi memberikan dukungan dalam bidang pendidikan yaitu berupa
penyediaan fasilitas yang memadai dalam menyelenggarakan kegiatan
penyusunan kurikulum, workshop, sosialisasi penyusunan Laporan
Kegiatan, musyawarah rumpun mata kuliah. Penyediaan fasilitas di
antaranya adalah mendatangkan pemateri yang ahli dalam bidangnya,
memfasilitasi kebutuhan kegiatan (LCD), aula pertemuan, ruangan
diskusi dan alat-alat kebutuhan lainnya. Setelah penyusunan,
workshop, dan lokakarya kurikulum dilaksanakan lembaga dengan
memfasilitasi kurikulum setiap Program Studi untuk dipublikasikan
melalui buku pedoman pendidikan lembaga yang dibagikan pada
mahasiswa baru setiap tahunnya. Sarana dan prasarana tersebut
diatas selalu ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya sesuai
dengan tuntutan kurikulum dan stakeholder.
Pimpinan IAIN Lhokseumawe juga secara berkelanjutan
mengirimkan dosen untuk kuliah S3 baik dengan menggunakan
beasiswa dalam kampus maupun beasiswa luar kampus, dalam negeri
maupun luar negeri. Berikut nama-nama dosen yang telah dan sedang
melanjutkan kuliah ke jenjang S3.

5. Indikator Kinerja Tambahan


Indikator kinerja tambahan (IKT) dalam bidang proses pendidikan telah
ditetapkan institusi untuk ditindaklanjuti oleh semua Fakultas dan semua jurusan
yang ada di lingkungan IAIN Lhokseumawe, di antaranya yaitu:
a) Penyusunan proses pembelajaran direview juga oleh alumni dan pejabat

181
pemerintahan secara berkala tiap 3 tahun;
b) Program studi menyusun karakteristik proses pembelajaran berdasarkan
7 pilar pengembangan IAIN Lhokseumawe, yaitu: Tazkiyatun Nafsi (Jiwa
yang bersih); At-Tarahum (Kasih sayang), At-Ta’abbud (Nilai ibadah), At-
Takhallus (Nilai keikhlasan), Ruhul Mustaqbal (Visioner), Dinamikiyyah
Bittakhyir (dinamis), dan Qimah At-Tarikh (Belajar dari sejarah);
c) Semua matakuliah Program studi mengharuskan dosen per semester
untuk mendesain dan melaksanakan proses pembelajaran secara:
Responsif Gender, Kelompok Berkebutuhan Khusus dan Kepedulian HAM
Menempatkan laki-laki dan perempuan secara setara dalam proses
pembelajaran dan penilaian. Keduanya memiliki peran, partisipasi, akses,
dan manfaat yang sama dalam proses pembelajaran. Perwujudan
response gender dalam proses pembelajaran dan penilaian dapat
diwujudkan dengan mengintegrasikan perspektif gender dalam
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Selain itu, proses
pembelajaran dan penilaian dapat mendorong terwujudnya perlindungan
dan pemenuhan hak asasi manusia sebagai wujud penghormatan
terhadap harkat dan martabat manusia;
d) Program studi mengharuskan dosen untuk mendesain dan melaksanakan
proses pembelajaran secara: (a). Menerapkan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dalam pembelajaran daring dengan pola adjunction
learning, blended learning, dan full learning; (b) Responsif Gender,
Kelompok Berkebutuhan Khusus dan Kepedulian HAM; (c) Menempatkan
laki-laki dan perempuan secara setara dalam proses; (d) pembelajaran
dan penilaian. Keduanya memiliki peran, partisipasi, akses, dan (e)
manfaat yang sama dalam proses pembelajaran. Perwujudan response
gender dalam proses pembelajaran dan penilaian dapat diwujudkan
dengan mengintegrasikan perspektif gender dalam perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Selain itu, proses pembelajaran
dan penilaian dapat mendorong terwujudnya perlindungan dan
pemenuhan hak asasi manusia sebagai wujud penghormatan terhadap
harkat dan martabat manusia;
e) Dosen atau tim dosen per semester menyusun RPS dalam konteks
integrasi keilmuan; Dokumen RPS memuat target capaian pembelajaran,
bahan kajian, metode pembelajaran, waktu dan tahapan, asesmen hasil
capaian pembelajaran. RPS ditinjau dan disesuaikan secara berkala serta
dapat diakses oleh mahasiswa, dilaksanakan secara konsisten; dan Isi
materi pembelajaran sesuai dengan RPS, memiliki kedalaman dan
keluasan yang relevan untuk mencapai capaian pembelajaran lulusan,
serta ditinjau ulang secara berkala;
f) Dosen melaksanakan pembelajaran berlangsung dalam bentuk interaksi
antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar
tertentu secara on-line dan off-line dalam bentuk audio-visual
terdokumentasi;

182
g) Metode pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan capaian
pembelajaran yang direncanakan pada 75% s.d. 100% matakuliah;
h) Dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran yang terkait dengan
penelitian oleh mahasiswa wajib mengacu pada Standar Penelitian IAIN
Lhokseumawe;
i) Dosen per semester dapat memilih metode pembelajaran yang
mendukung pembelajaran era revolusi industri 4.0, yaitu: (a) penguatan
literasi intermodal;(b) penguatan higher order thinking skills; (c) kecakapan
abad 21; (d) pembelajaran berbasis daring; dan (e) pembelajaran
sepanjang hayat ;
j) Program studi menyusun persentase jam pembelajaran praktikum, praktik
atau praktik lapangan (termasuk KPM) terhadap jam pembelajaran total
selama masa pendidikan lebih besar sama dengan 20%;
k) Pembelajaran dapat dilakukan dengan pola penelitian khususnya yang
berhubungan dengan integrasi. Dalam hal ini, penelitian dalam
pembelajaran dapat menggunakan teknik review jurnal dan hasil
penelitian, juga melakukan survei. Riset dapat dilaksanakan secara
mandiri dan kolaboratif sesuai dengan pengalaman belajar dan CP mata
kuliah. Teknis yang dikembangkan dapat berupa riset mini, kolaborasi
mahasiswa, dan kolaborasi dosen dan mahasiswa;
l) Dosen per semester membimbing mahasiswa secara berkelanjutan
mengintegrasikan kegiatan penelitian ke dalam pembelajaran, IAIN
Lhokseumawe memiliki bukti yang sahih tentang hasil monitoring dan
evaluasi integrasi PkM terhadap pembelajaran yang ditindak lanjuti secara
berkelanjutan;
m) Pembelajaran dengan integrasi pengabdian kepada masyaakat dapat
dilakukan dengan bentuk kolaboratif pengabdian mahasiswa, kolaboratif
mahasiswa dan dosen, riset pendampingan, dan penyuluhan kepada
masyarakat, serta bentuk lainnya.

6. Evaluasi Capaian Kinerja


Evaluasi capaian kinerja IAIN Lhokseumawe dilakukan dengan melalui
Raker tahunan. Tahun 2017 Raker dilaksanakan di Hotel Grand Kanaya Medan
pada tanggal 26-28 Maret 2017 dan tahun 2018 dilaksanakan di Hotel Harun
Square Lhokseumawe serta tahun 2019 dilaksanakan di Hotel Grand Kanaya
Medan, beberapa narasi tersebut menghasilkan:
a) Analisis Keberhasilan:
1) Penggunaan kurikulum KKNI mencapai 100%
2) Dosen menyusun silabus pelaksanan perkuliahan yang memuat
tentang mekanisme penilaian yang meliputi metode penilaian, kriteria
dan indikator penilaian serta bobot penilaian mencapai 80%
3) Dosen memiliki dan menggunakan rubrik penilaian untuk setiap
instrumen penilaian mencapai 80%
4) Mahasiswa lulus dengan predikat terpuji (cumlaude) mencapai 40%

183
5) Lulusan bekerja dengan kompetensi bidang keahliannya mencapai
93%
6) Setiap Program Studi memiliki rasio dosen: mahasiswa sebesar 1:30
mencapai 80%
7) Dosen memiliki keahlian dan kualifikasi kompetensi professional
mencapai 90%
8) Rata-rata persentase kesesuaian bidang kerja lulusan dari program
utama di IAIN Lhokseumawe terhadap kompetensi bidang studi
adalah 93%
9) Presentase keberhasilan studi untuk program sarjana (S1) adalah
100% dan Program magister (S2) adalah 100%.
10) Rata-rata lama studi program Sarjana (S1) di IAIN Lhokseumawe
adalah 4 tahun dan rata rata lama studi program magister (S2) di IAIN
Lhokseumawe adalah 2 tahun
11) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan IAIN Lhokseumawe baik
program sarjana (S1) dan Program Magister (S2) diatas 3.25.
12) Dosen melakukan integritasi PkM dan Penelitian ke dalam
pembelajaran sebanyak 5%
b) Faktor pendukung
1) Rata-rata lama studi program Sarjana (S1) di IAIN Lhokseumawe
adalah 4 tahun dan rata rata lama studi program magister (S2) di IAIN
Lhokseumawe adalah 2 tahun didukung dengan bimbingan akademik
yang dilakukan setiap semester, dimana dosen pembimbing
akademik akan memantau dan memotivasi mahasiswa agar lulus 4
tahun untuk program sarjana dan 2 tahun untuk program magister
2) Presentase keberhasilan studi untuk program sarjana (S1) adalah
100% dan Program magister (S2) adalah 100% yaitu didukung
dengan fasilitas kampus juga dosen yang berkualitas
3) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan IAIN Lhokseumawe program
sarjana (S1) dan Program Magister (S2) yaitu dengan kualitas dosen
yang sesuai dengan bidang keahlian.
4) Rata-rata persentase kesesuaian bidang kerja lulusan dari program
utama di IAIN Lhokseumawe terhadap kompetensi bidang studi
adalah 93% dengan faktor pendukung yaitu menyiapkan mata kuliah
yang memiliki kemampuan keahlian dalam bidangnya
c) Analisis ketidakberhasilan
1) Kurangnya keaktifan dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dalam seminar dan publikasi karya ilmiah (jurnal dan
proceeding) bereputasi dan terakreditasi di tingkat Nasional maupun
Internasional
2) Masih kurangnya ruang kelas yang mendukung pembelajaran berbasis
ICT
3) Masih kurangnya pelatihan dan workshop tentang pembelajaran yang
mencakup isi, proses, pengelolaan serta penilaian pembelajaran.

184
4) Masih kurangnya minat dosen melakukan integrasi kegiatan penelitian
dan Pkm dalam pembelajaran
d) Identifikasi akar masalah
1) Kurangnya informasi dan sosialisasi mengenai seminar karya ilmiah
dan publikasi karya ilmiah (jurnal dan proceeding) bereputasi dan
terakreditasi di tingkat Nasional maupun Internasional Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
2) Kurangnya sosialisasi dan pelatihan tentang perencanaan
pembelaajran dan perangkat pembelajaran
3) Kurangnya sosialisasi dan minat dosen tentang penelitian berbasis
pembelajaran.
e) Tindak Lanjut
1) Memberikan sosialisasi mengenai karya ilmiah dan publikasi karya
ilmiah bereputasi
2) Memberikan sosialisasi dan pelatihan tentang pembuataan
perencanaan pembelajaran
3) Memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada dosen mengenai
penulisan karya ilmiah dan integrasi PkM dan penelitian ke dalam
pembelajaran.

7. Penjaminan Mutu Proses Pendidikan


Sistem penjaminan mutu dalam bidang pendidikan telah ditetapkan oleh
Rektor IAIN Lhokseumawe dan dilimpahkan kepada lembaga penjaminan mutu
(LPM) IAIN Lhokseumawe.
Penetapan standar mutu pendidikan telah disahkan dalam SK Rektor
Nomor 234 Tahun 2017 tentang Standar Mutu Pendidikan yang mencakup 8
komponen yaitu: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses Pembelajaran,
Standar Isi Pembelajaran, Standar Penilaian Pembelajaran, Standar Dosen dan
Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana Pembelajatran, Standar
Pengelolaan Pembelajaran dan Standar Pembiayaan Pembelajaran.
Evaluasi terhadap proses pendidikan dilakukan dalam bentuk monitoring
dan evaluasi (Monev) yang dilaksanakan oleh Tim LPM IAIN Lhokseumawe, hal
ini bertujuan agar pengembangan kurikulum memperoleh hasil yang maksimal.
Komponen evaluasi mencakup: (1) peninjauan kebijakan dan standar mutu
kurikulum sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku; (2) penyesuaian
dengan visi dan misi Institusi/Fakultas/Program Studi; dan (3) penyesuaian
dengan kebutuhan masyarakat atau pengguna lulusan. Secara lebih rinci, berikut
dituliskan hal-hal yang dievaluasi:
Prosedur pelaksanaan dan monitoring Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) bidang pendidikan di IAIN Lhokseumawe dilakukan dalam beberapa
tahap sebagai berikut:
a) Tim LPM IAIN Lhokseumawe merumuskan dokumen akademik yang terdiri
dari kebijakan akademik, peraturan akademik, dan standar-standar mutu
akademik, kemudian disahkan oleh senat IAIN Lhokseumawe

185
b) Unit Penjaminan Mutu Fakultas merumuskan dokumen akademik tingkat
fakultas yang harus mengacu pada dokumen mutu institusi dan penetapan
dan pelaksnaannya merujuk pada manual mutu dan formulir mutu institusi.
c) Program Studi menyusun kompetensi lulusan dan spesifikasi Program
studi.
d) Tim LPM IAIN Lhokseumawe melakukan monitoring terhadap proses
pembelajaran di akhir semester pada setiap jurusan/program studi yang
ada di IAIN Lhokseumawe.
e) Tim LPM menyusun laporan hasil Audit Mutu proses pembelajaran dan
melaporkannya kepada Rektor dengan tembusan senat institusi, kemudian
unsur pimpinan bersama tim LPM melakukan usulan rencana tindak lanjut
untuk peningkatan mutu proses pembelajaran.
f) Senat IAIN Lhokseumawe merekomendasikan kebijakan dan peraturan
institusi secara tertulis untuk peningkatan mutu akademik IAIN
Lhokseumawe.

a) Penetapan
1) SK Rektor nomor 234 tahun 2017 Tentang standar mutu sumber daya
manusia
2) SK Rektor 234.1 Tahun 2017 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
3) SK Rektor 234.2 Tahun 2017 Tentang Standar Isi Pembelajaran Institut
Agama Islam Negeri Lhokseumawe
4) SK Rektor 234.3 Tahun 2017 Tentang Standar Proses Pembelajaran
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
5) SK Rektor 234.4 Tahun 2017 Tentang Standar Penilaian Pembelajaran
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
6) SK Rektor 234.5 Tahun 2017 Tentang Standar Dosen dan Tenaga
Kependidikan Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
7) SK Rektor 234.6 Tahun 2017 Tentang Standar Sarana dan Prasarana
Pembelajaran Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
8) SK Rektor 234.7 Tahun 2017 Tentang Standar Pengelolaan
Pembelajaran Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
9) SK Rektor 234.8 Tahun 2017 Tentang Standar Pembiayaan
Pembelajaran Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
b) Pelaksanaan
Sistem penjaminan mutu di bidang pendidikan dilaksanakan sesuai
dengan buku pedoman pengelolaan pendidikan (SK Rektor nomor 187 tahun
2017). Pelaksanaannya dibelakukan diseluruh unit IAIN lhokseumawe.
c) Evaluasi
Evaluasi sistem penjaminan mutu dibidang pendidikan. Dilakukan melalui
Audit Mutu Internal setiap tahun.
1) Pada tahun 2017 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan
Audit Mutu Internal (AMI) Pendidikan. Ada pun hasil temuan Audit Mutu

186
Internal (AMI) yaitu:
(a) Masih kurangnya dosen yang menyediakan perencanaan
pembelajaran di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
(b) Masih minimnya dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang melakukan integrasi penelitian dan PkM ke
dalam pembelajaran.
(c) Masih kurangnya tenaga kependidikan yang melayani kegiatan
pendidikan yang memerlukan keahlian khusus harus yang memiliki
sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya
(d) Kurangnya fasilitas pembelajaran yang berbasis ICT
2) Pada tahun 2018 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan
Audit Mutu Internal (AMI) Pendidikan. Ada pun hasil temuan Audit Mutu
Internal (AMI) yaitu:
(a) Masih ada beberapa dosen yang belum menyediakan perencanaan
pembelajaran dan perangkat pembelajaran di Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe
(b) Dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe yang
melakukan integrasi penelitian dan PkM ke dalam pembelajaran
masih sedikit.
(c) Minimnya tenaga kependidikan yang melayani kegiatan pendidikan
yang memerlukan keahlian khusus harus yang memiliki sertifikat
kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya
(d) Minimnya fasilitas pembelajaran yang berbasis ICT
3) Pada tahun 2019 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan
Audit Mutu Internal (AMI) Pendidikan. Ada pun hasil temuan Audit Mutu
Internal (AMI) yaitu:
(a) Beberapa dosen yang belum menyediakan perencanaan
pembelajaran di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
(b) Masih minimnya dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe yang melakukan integrasi penelitian dan PkM ke
dalam pembelajaran.
(c) Masih ada beberapa fasilitas pembelajaran yang belum berbasis
ICT
Hasil temuan dari Audit Mutu Internal tersebut dijadikan bahan
untuk rapat tinjauan manajemen dengan menghadirkan jajaran
pimpinan rektorat dan dekanan serta mengundang pakar keilmuan dari
perguruan tinggi lain, pengguna lulusan baik dilembaga, dunia usaha
dan dunia industri, asosiasi profesi dan asosiasi keilmuan sebagai
bentuk external benchmarking dalam peningkatan mutu di Institusi
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
d) Pengendalian
Pengendalian sistem penjaminan mutu dibidang pendidikan dilakukan
oleh LPM. Dimana dalam melakukan pengendalian itu, LPM melakukan
penetapan standar untuk pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan.

187
LPM melakukan evaluasi terhadap standar yang ditetapkan untu pelaksanaan
sistem penjaminan mutu sumber daya manusia tersebut, dan kemudian LPM
melakukan pelaporan di rapat tinjauan manajemen dengan menghadirkan
menghadirkan seluruh pimpinan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe.
e) Perbaikan berkelanjutan
1) Hasil temuan Audit Mutu Internal Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe pada tahun 2016 dan diperbaiki pada tahun 2017
dengan berupa memberikan workshop dan pelatihan kepada dosen
mengenai pembuatan perencanaan pembelajaran, memberikan
motivasi dan pelatihan mengenai integrasi PkM dan penelitian kedalam
pembelajaran.
2) Hasil temuan Audit Mutu Internal Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe pada tahun 2017 diperbaiki pada tahun 2018 dengan
berupa Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe memberikan
workshop dan pelatihan kepada dosen mengenai pembuatan
perencanaan pembelajaran dan manfaatnya terhadap proses
pembelajaran, memberikan motivasi dan pelatihan mengenai integrasi
PkM dan penelitian kedalam pembelajaran, mengembangkan
perencanaan pembangunan sarana prasarana di IAIN Lhokseumawe.
3) Hasil temuan audit mutu internal Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe pada tahun 2018 diperbaiki pada tahun 2019 dengan
berupa Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe memberikan
workshop dan pelatihan kepada dosen mengenai pembuatan
perencanaan pembelajaran, manfaatnya, implementasi serta evaluasi;
memberikan apresiasi dan pelatihan mengenai integrasi PkM dan
penelitian kedalam pembelajaran; melakukan pembangunan secara
bertahap pada sarana prasarana di IAIN Lhokseumawe; memberikan
dukungan dan apresiasi kepada dosen yang melaksanakan integrase
PkM dan penelitian ke dalam pembelajaran; memberikan pelatihan
untuk tenaga kependidikan terkait pelayanan prima.

8. Kepuasan Pengguna
Untuk mengukur kepuasaan Pendidikan di Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe menggunakan kuesioner untuk melihat seberapa besar
tingkat kepuasan pendidikan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe. Sebelum disebarkan survey tersebut, sebelumnya dilakukan
pengujian validitas dan pengujian reliabilitas
Uji validitas yang dilakukan meliputi validitas contruct dan validitas
instrumen. hasil uji validitas pada instrumen kuesioner berjumlah 10 soal dan
diperoleh hasil bahwa seluruh item pertanyaan adalah valid.
Uji reliabilitas Institut berusaha agar instrumen kuesioner yang digunakan
untuk mengukur kepuasan Pendidikan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe reliabel, untuk itu sebelum digunakan instrumen tersebut diuji

188
reliabilitasnya dengan menggunakan jumlah sampel kecil. Berdasarkan hasil
uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil bahwa seluruh item pertanyaan adalah
reliabel.
Instrumen yang digunakan dalam survey kepuasaan pendidikan yang
dilakukan di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe adalah berikut:
a) Jelas yaitu survey jelas subyeknya, pertanyaan yang tertuang dalam
instrumen mudah dipahami oleh subyeknya, tata cara survei mudah
dilaksanakan dengan melibatkan pihak fakultas dan prodi. Sebelum
survey dilaksanakan diadakan sosialisasi kepada mahasiswa dengan
maksud dan tujuan survey serta waktu pelaksanaannya.
b) Komprehensif, yaitu seluruh item pertanyaan untuk menilai tingkat
kepuasan pendidikan terhadap proses pembelajaran dan pelayanan
akademik di Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe disusun secara
komprehensif yaitu aspek tangibles, aspek empathy, aspek
responsiveness, aspek assurance, aspek reliability, information Sistem.
c) Mudah diakses oleh pemangku kepentingan yaitu hasil survei tentang
penilaian mahasiswa terhadap Pendidikan disampaikan secara tertulis
kepada seluruh unsur pimpinan. Tujuan penyerahan hasil survei kepada
pimpinan institut sebagai dasar untuk mengambil keputusan atau tindak
lanjut.
Instrumen yang disusun untuk mengukur kepuasan pendidikan berupa
beberapa pertanyaan bersifat tertutup yang dituangkan dalam kuesioner.
Responden diwajibkan memilih salah satu jawaban yang disediakan dan
cocok dengan pendapatnya. Responden yang dilibatkan untuk mengetahui
kepuasan adalah seluruh mahasiswa di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang sesuai
dengan kenyataan. Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data
tentang kepuasan dengan menyebarkan seluruh instrumen kepada setiap
mahasiswa melalui fakultas dan prodi yang dilakukan sekali dalam setahun
dan dilakukan pada akhir tahun.
Adapun indikator yang menjadi acuan dalam pengukuran ini adalah
kehandalan, daya tanggap, kepastian, empati, dan tangible. Tujuannya untuk
membentuk Pendidikan yang berkualitas di IAIN Lhokseumawe.
Analisa Hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2017 dengan total
responden 2217 mahasiswa.
No PERNYATAAN SS % S % N % TS %
1 Sarana prasarana 1805 81,42 235 10,58 110 5 67 3
Pendidikan di IAIN
Lhokseumawe sudah
memadai

2 Fasilitas yang 1774 80 221 10 155 7 67 3


mendukung
pembelajaran yang

189
sudah memadai di
IAIN Lhokseumawe

3 Kesiapan dosen 1774 80 221 10 177 8 45 2


menyediakan
perangkat
pembelajaran
sebelum perkuliahan
dimulai

4 Kualitas layanan 1730 78 288 13 110 5 89 4


tenaga kependidikan
untuk memberikan
layanan yang prima
5 Tenaga 1819 82 221 10 110 5 67 3
kependidikan dan
tenaga pendidik
membantu
mahasiswa jika
mengalami masalah
akademik.
6 IAIN Lhoseumawe 1774 80 288 13 110 5 45 2
menyediakan
beasiswa bagi
mahasiswa yang
tidak mampu
7 Permasalahan dan 1995 90 110 5 67 3 45 2
keluhan akademik
mahasiswa ditangani
oleh IAIN
Lhokseumawe
memlalu dosen PA
(Pembimbing
Akademik)
8 Sanksi bagi 1884 85 221 10 67 3 45 2
mahasiswa yang
melanggar peraturan
IAIN Lhokseumawe
tanpa terkecuali
9 IAIN Lhokseumawe 1929 87 221 10 45 2 22 1
selalu memonitoring
kemajuan akademik
mahasiswa melalui

190
dosen pembimbing
akakdemik
10 IAIN Lhokseumawe 1819 82 178 8 110 5 110 5
memahami minat
dan bakat
mahasiswa dan
bersedia
mengembangkannya
Apabila melihat hasil keseluruhan berdasarkan rata-rata nilai persentase
per indikator pada tabel diatas, maka rata-rata kepuasan pengguna pendidikan
IAIN Lhokseumawe terhadap sistem pengelolaan Pendidikan tertuang pada tabel
berikut:
Indikator Iumlah %
responden
Sangat setuju 18303 82,56
Setuju 2204 9,94
Netral 1061 4,78
Tidak setuju 601 2,72
Jumlah 22170
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa Bahwa
Institut agama islam negeri (IAIN) Lhokseumawe harus meningkatkan sistem
pengelolaan pendidikan dikarenakan presentasi sangat setuju dibawah 90 %
Analisa Hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2018 dengan total
responden 2933 mahasiswa
No PERNYATAAN SS % S % N % TS %
1 Sarana prasarana
Pendidikan di IAIN
Lhokseumawe sudah 2570 87,62 235 8,01 96 3,27 32 1,09
memadai

2 Fasilitas yang
mendukung
pembelajaran yang
2410 82,17 313 10,7 150 5,11 60 2,05
sudah memadai di
IAIN Lhokseumawe

3 Kesiapan dosen
menyediakan
perangkat
pembelajaran 2510 85,58 213 7,26 170 5,8 40 1,36
sebelum perkuliahan
dimulai

191
4 Kualitas layanan
tenaga kependidikan
2455 83,7 303 10,3 95 3,24 80 2,73
untuk memberikan
layanan yang prima
5 Tenaga
kependidikan dan
tenaga pendidik
membantu 2503 85,34 278 9,48 98 3,34 54 1,84
mahasiswa jika
mengalami masalah
akademik.
6 IAIN Lhoseumawe
menyediakan
beasiswa bagi 2406 82,03 359 12,2 110 3,75 58 1,98
mahasiswa yang
tidak mampu
7 Permasalahan dan
keluhan akademik
mahasiswa ditangani
oleh IAIN
2706 92,26 110 3,75 72 2,45 45 1,53
Lhokseumawe
memlalu dosen PA
(Pembimbing
Akademik)
8 Sanksi bagi
mahasiswa yang
melanggar peraturan 2670 91,03 157 5,35 56 1,91 50 1,7
IAIN Lhokseumawe
tanpa terkecuali
9 IAIN Lhokseumawe
selalu memonitoring
kemajuan akademik
2803 95,57 65 2,22 45 1,53 20 0,68
mahasiswa melalui
dosen pembimbing
akakdemik
10 IAIN Lhokseumawe
memahami minat
dan bakat
2670 91,03 140 4,77 78 2,66 45 1,53
mahasiswa dan
bersedia
mengembangkannya
Apabila melihat hasil keseluruhan berdasarkan rata-rata nilai persentase
per indikator pada tabel diatas, maka rata-rata kepuasan pengguna Pendidikan
IAIN Lhokseumawe terhadap sistem pengelolaan Pendidikan tertuang pada tabel

192
berikut:
Indikator Iumlah %
responden
Sangat setuju 25703 87,36
Setuju 2173 7,68
Netral 970 3,31
Tidak setuju 484 1,65
Jumlah 29330
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa Bahwa
Institut agama islam negeri (IAIN) Lhokseumawe harus meningkatkan sistem
pengelolaan pendidikan dikarenakan presentasi sangat setuju masih dibawah 90
%
Analisa Hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2019 dengan total
responden 3640 mahasiswa.
No PERNYATAAN SS % S % N % TS %
1 Sarana prasarana
Pendidikan di IAIN
3432 94,29 150 4,12 58 1,59 0 0
Lhokseumawe sudah
memadai
2 Fasilitas yang
mendukung
pembelajaran yang 3277 90,03 251 6,9 100 2,75 12 0,33
sudah memadai di
IAIN Lhokseumawe
3 Kesiapan dosen
menyediakan
perangkat
3219 88,43 320 8,79 91 2,5 10 0,27
pembelajaran
sebelum perkuliahan
dimulai
4 Kualitas layanan
tenaga kependidikan
3221 88,49 281 7,72 118 3,24 20 0,55
untuk memberikan
layanan yang prima
5 Tenaga
kependidikan dan
tenaga pendidik
membantu 3320 91,21 222 6,1 98 2,69 0 0
mahasiswa jika
mengalami masalah
akademik.
6 IAIN Lhoseumawe
3455 94,92 129 3,54 56 1,54 0 0
menyediakan

193
beasiswa bagi
mahasiswa yang
tidak mampu
7 Permasalahan dan
keluhan akademik
mahasiswa ditangani
oleh IAIN
3411 93,71 229 6,29 0 0 0 0
Lhokseumawe
memlalu dosen PA
(Pembimbing
Akademik)
8 Sanksi bagi
mahasiswa yang
melanggar peraturan 3455 94,92 185 5,08 0 0 0 0
IAIN Lhokseumawe
tanpa terkecuali
9 IAIN Lhokseumawe
selalu memonitoring
kemajuan akademik
3477 95,52 118 3,24 45 1,24 0 0
mahasiswa melalui
dosen pembimbing
akakdemik
10 IAIN Lhokseumawe
memahami minat
dan bakat
3488 95,82 112 3,08 40 1,1 0 0
mahasiswa dan
bersedia
mengembangkannya
Apabila melihat hasil keseluruhan berdasarkan rata-rata nilai persentase
per indikator pada tabel di atas, maka rata-rata kepuasan pengguna pendidikan
IAIN Lhokseumawe terhadap sistem pengelolaan Pendidikan tertuang pada tabel
berikut:
Indikator Iumlah %
responden
Sangat setuju 33755 92,73
Setuju 1997 5,49
Netral 606 1,66
Tidak setuju 42 0,12
Jumlah 36400
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas dan apa bila dibandingkan dengan
hasil pada tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe meningkatkan sistem pengelolaan pendidikan, hal ini bisa
dilihat meningkatnya presentasi sangat setuju pada tahun 2019. Dapat

194
disimpulak pada tahun 2019 sistem pengelolaan pendidikan di Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe sudah sangat baik.
9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Pendidikan serta
Tindak Lanjut
Pemosisian masalah yang didapatkan dari temuan Audit Mutu Internal
terhadap ketercapaian standar mutu pendidikan yaitu:
a) Masih kurangnya dosen yang menyediakan perencanaan pembelajaran di
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
b) Masih minimnya dosen Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
yang melakukan integrasi penelitian dan PkM ke dalam pembelajaran.
c) Masih kurangnya tenaga kependidikan yang melayani kegiatan pendidikan
yang memerlukan keahlian khusus harus yang memiliki sertifikat
kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya
d) Kurangnya fasilitas pembelajaran yang berbasis ICT
Identifikasi akar masalah yang didapatkan dari hasil temuan Audit Mutu
Internal yaitu:
a) Kurangnya informasi dan sosialisasi mengenai pembuatan perencanaan
pembelajaran di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
b) Kurangnya pelatihan dan workshop terhadap tenaga kependidikan untuk
meningkatkan pelayanan prima
c) Minimnya sosialisasi mengenai integrasi PkM dan penelitian ke dalam
pembelajaran.
Rencana perbaikan dan pengembangan yang perlu menjadi perhatian
dan perlu dipertimbangkan untuk dapat dijadikan bahan program strategis yang
dapat dilakukan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam
meningkatkan sistem pelayanan Pendidikan adalah:
a) Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala kepada ketua jurusan
dan sekretaris jurusan terkait kelngkapan perangkat pembelajaran
b) Memberikan workshop dan pelatihan kepada dosen mengenai pembuatan
perencanaan pembelajaran, manfaatnya, implementasi serta evaluasi;
c) Memberikan apresiasi dan pelatihan mengenai integrasi PkM dan
penelitian kedalam pembelajaran;
d) Melakukan pembangunan secara bertahap pada sarana prasarana di IAIN
Lhokseumawe;
e) Memberikan dukungan dan apresiasi kepada dosen yang melaksanakan
integrasI PkM dan penelitian ke dalam pembelajaran;
f) Memberikan pelatihan untuk tenaga kependidikan terkait pelayanan prima.
g) Memberikan kesempatan lebih besar kepada dosen untuk mendapatkan
otonomi studi lanjutan ataupun short course
h) Memberikan dukungan serta apresiasi kepada dosen ataupun
fakultas/program studi dalam melaksanakan program ataupun kegiatan
dalam bidang kegiatan
i) Memberikan dukungan dan apresiasi kepada dosen yang aktif menulis
buku

195
C.7 Penelitian
1. Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu tridharma Perguruan Tinggi, selain
pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Peran tridarma perguruan tinggi
sangat penting dalam pengembangan suatu lembaga untuk dapat bersaing di era
4.0, salah satunya dengan mengembangkan dan mengelola kegiatan penelitian
secara profesional. Kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(Litabdimas) di IAIN Lhokseumawe dikelola oleh Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dengan harapan menjadi Research
University.
Pengelolaan kegiatan Penelitian dilaksanakan berdasarkan
Permenristekdikti No. 62 pasal 1 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Bidang Penelitian menyebutkan bahwa SPMI direncanakan, dilaksanakan,
dievaluasi, dikendalikan dan dikembangkan oleh perguruan tinggi yang di
implementasikan pada semua bidang kegiatan perguruan tinggi baik pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Lhokseumawe berupaya
meningkatkan kualitas penelitian di lingkungan IAIN LHokseumawe. Untuk
meningkatkan mutu penelitian LPPM bersinergi dengan Lembaga Penjaminan
Mutu (LPM) mengembangkan standar mutu internal bidang penelitian,
Mekanisme penetapan standar mutu bidang penelitian dilaksanakan
berdasarkan kebijakan Rektor yang tertuang dalam SK Rektor No. 235 Tahun
2017 tentang Standar Mutu Penelitian yang terdiri dari 8 komponen yaitu:
Standar Hasil Penelitian, Standar Isi Penelitian, Standar Proses Penelitian,
Standar Penilaian Penelitian, Standar Pelaksana Penelitian, Standar Sarana dan
Prasarana Penelitian, Standar Pengelolaan Penelitian, Standar Pembiayaan
Penelitian.
Proses penetapan standar mutu bidang penelitian dilakukan oleh pihak
Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) dan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) melakukan
sosialisasi standar proses kepada seluruh sivitas akademika. Adapun bahasan
utama dalam standar mutu bidang penelitian mencakup perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan penelitian sesuai dengan SN DIKTI. Salah satu Misi
dari IAIN Lhokseumawe adalah meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, maka LPPM di bentuk untuk
mengelola, mengkoordinasikan, memfasilitasi, menyediakan pendanaan serta
sarana prasarana yang memadai untuk mendukung penelitian. Saat ini LPPM
telah memiliki regulasi yang tepat dan jelas dalam menyeleksi kualitas penelitian
yang diajukan oleh dosen, melalui berbagai kegiatan akademik para dosen
diarahkan untuk melakukan penelitian yang mampu mengembangkan kearifan
lokal serta mengikuti perkembangan teknologi informasi terkini.
Perencanaan Penelitian dilakukan melalui pemanfaatan masalah
dilingkungan kampus baik internal maupun eksternal yang telah ada atau muncul
dari proses pembelajaran sehingga Penelitian merupakan satu kesatuan dari

196
tridharma perguruan tinggi. LPPM IAIN Lhokseumawe bersama dengan para
pemangku kepentingan dan mitra menyusun desain program Penelitian.
Adapun proses pelaksanaan kegiatan penelitian di IAIN Lhokseumawe,
seperti:
a) Kegiatan bimbingan teknis dan pendampingan kepada dosen untuk
mengembangkan roadmap penelitian.
b) Proses seleksi proposal dosen yang masuk ke LPPM IAIN Lhokseumawe
dilakukan seleksi secara administrasi dan teknis oleh Tim Ahli yang sudah
terbentuk dari berbagai unsur dan keahlian.
c) Keterlibatan mahasiswa dalam penelitian dosen sebanyak 25% dari
keseluruhan proposal penelitian yang diajukan.
d) Proses pelaksanaan penelitian diarahkan sesuai Renstra dan SOP yang
ada di LPPM IAIN Lhokseumawe.

Tujuan Kegiatan Penelitian yang dilakukan oleh IAIN Lhokseumawe untuk


mengembangkan, mengamalkan, dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, agama,
teknologi dan seni yang diperoleh dari hasil pembelajaran. Secara khusus
tujuan tersebut dirincikan sebagai berikut:
a) Memfasilitasi dan memperluas peluang bagi dosen untuk melaksanakan
Penelitian dalam rangka memenuhi tugas dan fungsinya dalam bidang
Penelitian.
b) Menerapkan dan menyebarluaskan hasil-hasil penelitian/kajian kepada
masyarakat sebagai bagian dari upaya untuk memberdayakan dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
c) Mempercepat upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia
dengan tuntutan dinamika pembangunan melalui pendidikan.
d) Mempercepat upaya pembinaan institusi dan profesi masyarakat sesuai
dengan perkembangannya dalam proses modernisasi.
e) Memberi masukan bagi pengembangan kurikulum di perguruan tinggi agar
lebih relevant dengan meningkatnya kegiatan.
f) Mengoptimalkan sumber daya lembaga untuk melaksanakan program
Penelitian
g) Menjalin kerjasama dengan lembaga mitra dan Wilayah mitra binaan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas program Penelitian
Pelaporan Penelitian dilaksanakan melalui kegiatan diseminasi hasil
Penelitian yang diselenggarakan LPPM. Kegiatan ini dijalankan sesuai dengan
SOP LPPM IAIN Lhokseumawe dengan melibatkan reviewer yang kompeten.
Selain itu, Peneliti wajib mempublikasikan hasil Penelitian dalam bentuk: jurnal
ilmiah, buku, tulisan di media massa (majalah ataupun surat kabar). Peneliti
juga wajib membuat abstrak hasil Penelitiann untuk dibukukan oleh LPPM.
Hal utama dalam penelitian dosen selain output atau luaran penelitian, juga
diperlukan adanya keterlibatan mahasiswa agar transfer of knowledge lebih
optimal. Peran mahasiswa dalam penelitian dapat sebagai enumerator yang
bertugas mengumpulkan data di lapangan dalam kegiatan penelitian survei.

197
Tahapan penting dalam suatu penelitian yaitu pelaporan hasil penelitian, LPPM
IAIN Lhokseumawe telah mendesain kegiatan pelaporan melalui kegiatan
seminar tahap sementara dan seminar akhir laporan penelitian. Kegiatan ini
dijalannkan sesuai dengan SOP LPPM IAIN Lhokseumawe, dengan melibatkan
reviewer yang kompeten.
Peningkatan kualitas penelitian juga didukung dengan adanya berbagai
kerjasama IAIN Lhokseumawe dengan berbagai pihak baik di dalam maupun
luar negeri, selain itu sarana dan prasarana pendukung penelitian juga
ditingkatkan dengan tersedianya pusat laboratorium untuk berbagai bidang ilmu.
Untuk mendukung kualitas judul, pihak LPPM melalui Fakultas dan Program
Studi berupaya mengikutsertakan para dosen pada berbagai workshop
metodelogi serta penulisan untuk publikasi ilmiah. Upaya ini diharapkan mampu
meningkatkan kualitas penelitian serta output penelitian dapat di publikasi pada
jurnal – jurnal terakreditasi dan terindeks secara nasional dan internasional,
hasil penelitian juga diharapkan dapat menjadi rujukan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan bagi lingkungan masyarakat terutama di bidang keagamaan.

2. Kebijakan
Saat ini LPPM IAIN Lhokseumawe telah mengembangkan arah dan fokus
penelitian yang tertera dalam Renstra IAIN Lhokseumawe Nomor: 191 Tahun
2017. Untuk mendukung kinerja dalam penelitian LPPM IAIN Lhokseumawe telah
menyiapkan beberapa dokumen terkait diantaranya:
Kualitas dan mutu LPPM IAIN Lhokseumawe terus ditingkatkan melalui
perencanaan yang terstruktur seperti:
a) Telah memiliki Rencana Strategis (Renstra) Lembaga Penelitian dan
Pengabdian yang memuat visi dan misi utama untuk menjadikan LPPM
IAIN Lhokseumawe menjadi Lembaga terdepan dan terupdate tentang
penelitian baik nasional maupun internasional.
b) SOP LPPM IAIN Lhokseumawe Bidang Penelitian
c) Telah memiliki buku Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan
di Lingkungan Balitbang dan Diklat Kementerian Agama tahun 2019.
d) Telah terbentuk sentra HaKI sejak tahun 2018, yang berperan untuk
memberikan pelayanan dalam perolehan HaKI bagi dosen dan Mahasiswa
di lingkungan IAIN Lhokseumawe.
e) Adanya usaha perencanaan terkait meningkatkan anggaran penelitian
internal (DIPA) sebanyak 10% dari anggaran operasional IAIN
Lhokseumawe.
f) Adanya SOP yang mengatur keterlibatan mahasiswa dalam penelitian
dosen sebanyak 25% dari keseluruhan proposal penelitian yang diajukan.
g) Pedoman Standar Mutu. Pedoman ini memuat kesiapan dan standar kerja
LPPM IAIN Lhokseumawe dalam mengelola dan meningkatkan kualitas
penelitian yang sesuai dengan visi dan misi IAIN Lhokseumawe. Standar
mutu juga dapat digunakan sebagai sumber informasi yang akurat bagi
para pimpinan dan stakeholders terkait kinerja LPPM.

198
h) Pedoman Keselamatan Kerja Pedoman ini memuat
i) Pedoman Kenyamanan dan Kesehatan Pedoman ini memuat
j) Pedoman Kemanan Peneliti, Masyarakat dan Lingkungan.
Pedoman ini memuat Peran SOP dan pedoman penting bagi para peneliti,
dengan dokumen yang tepat dan sistematis dapat menjadi acuan untuk
mengembangkan arah dan fokus penelitian, serta output penelitian yang
nantinya dihasilkan.
Dokumen formal kebijakan penelitian pelaksanaan, dan dokumen formal
kebijakan penelitian pelaporan serta panduan penelitian terdapat di dalam buku
panduan penelitian IAIN Lhokseumawe. Pemberlakuan buku tersebut di SK kan
dengan SK Rektor No. 194.a Tahun 2017.
Mekanisme pelaksanaan kegiatan penelitian di IAIN Lhokseumawe dibagi
ke dalam dua tipe yaitu pelaksanaan kegiatan penelitian yang dibiayai oleh
DIPA IAIN Lhokseumawe dan penelitian yang tidak dibiayaioleh DIPA.
Mekanisme pelaksanaan kegiatan penelitian yang dibiayai oleh DIPA di IAIN
Lhokseumawe yang tertuang di dalam buku panduan penelitian IAIN
Lhokseumawe tahun 2017 adalah :
a) Penyusunan panduan penelitian
b) Sosialisasi, dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dosen yang akan
melakukan penelitian.
c) Pengajuan dan Proses Seleksi Proposal Penelitian.
d) Seminar Proposal Penelitian
e) Pendatanganan kontrak penelitian, ini dilakukan oleh peneliti atau
kelompok peneliti yang sudah dinyatakan lolos sebagai penerima hibah
penelitian.
f) Pencairan termin 1
g) Pelaksanaan Penelitian
h) Monitoring dan Evaluasi Terhadap Proses dan Hasil Penelitian
i) Seminar hasil penelitian
j) Pengumpulan Laporan Hasil penelitian
k) Pencairan termin 2
l) Publikasi jurnal, hal ini merupakan salah satu outcome dari kegiatan
penelitian.
Mekanisme pelaksanaan penelitian yang tidak dibiayai oleh DIPA adalah
sebagai berikut, yaitu: Penelitian yang diselenggaran dengan pembiayaan dari
sumber pendanaan Non-DIPA IAIN Lhokseumawe dilaksanakan dengan
koordinasi dan fasilitasi dari LPPM. Adapun mekanisme pelaksanaannya adalah
sebagai berikut:
a) Pengajuan surat tugas. Sebelum pelaksanaan kegiatan penelitian, peneliti
mengajukan permohonan untuk dibuatkan surat tugas oleh LPPM, dengan
melampirkan proposal penelitian.
b) Pengumpulan laporan penelitian. Pengumpulan laporan penelitian
dilakukan pada saat meminta pengesahan ke pihak LPPM. Peneliti

199
mengumpulkan laporan penelitian sebanyak 3 (tiga) eksemplar yang
akan didistribusikan untuk LPPM, Fakultas dan Perpustakaan.
Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian yang tidak dibiayai oleh DIPA IAIN
Lhokseumawe tidak ditentukan secara spesifik dalam panduan ini.
Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh
sponsor atau ditentukan oleh peneliti.

3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar


Standar dan strategi pencapaian standar terkait Penelitian di IAIN
Lhokseumawe mengacu pada Surat Keputusan Rektor Nomor 235 tahun 2017.
Standar Mutu Penelitian meliputi:
a) Standar Hasil Penelitian
Standar hasil Penelitian merupakan kriteria minimal luaran Penelitian yang
dilakukan oleh sivitas akademika IAIN Lhokseumawe dalam
mengembangkan serta menerapkan ilmu pengetahuan, sains dan seni
guna memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Strategi pencapaian standar hasil Penelitian di IAIN
Lhokseumawe adalah sebagai berikut:
1) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM memotivasi peneliti untuk
senantiasa melakukan penelitian yang sesuai dengan kaidah dan
metode ilmiah secara sistematis sesuai otonomi keilmuan dan budaya
akademik;
2) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM mendorong dosen untuk
melakukan publikasi penelitian pada jurnal yang berkualifikasi nasional
maupun internasional;
3) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM Memberikan insentif
kepada dosen yang jurnalnya dapat terbit pada jurnal terindeks baik
pada level nasional atau internasional;
4) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM memberikan pelatihan
tentang konsep-konsep dasar penelitian yang melibatkan mahasiswa
dalam pelaksanaannya minimal dua mahasiswa perdosen;
5) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM membuat peraturan
tentang hasil penelitian dosen dan mahasiswa/skripsi wajib diterbitkan
pada jurnal baik lokal maupun nasional, atau minimal diterbitkan dalam
repository institusi.
b) Standar Isi Penelitian
Standar isi Penelitian IAIN Lhokseumawe merupakan kriteria minimal
tentang kedalaman dan keluasan materi Penelitian yang mengacu pada
standar hasil Penelitian dan bersumber dari hasil penelitian atau
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan dengan
kebutuhan masyarakat dan pemangku kepentingan. Strategi pencapaian
standar isi Penelitian di IAIN Lhokseumawe adalah sebagai berikut:
1) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dan Pusat Penjaminan Mutu

200
(LPM) melakukan sosialisasi standar isi penelitian kepada seluruh
sivitas akademika;
2) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) mengirimkan dosen untuk
mengikuti workshop/seminar penyusunan proposal penelitian;
3) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) mengalokasikan dana untuk
penelitian bagi para dosen.
c) Standar Proses Penelitian
Standar proses Penelitian merupakan kriteria minimal tentang proses
kegiatan Penelitian yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan. Strategi pencapaian
standar Proses Pengabdian Penelitian di IAIN Lhokseumawe adalah
sebagai berikut:
1) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui Lembaga Penjaminan Mutu dan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat melakukan
sosialisasi standar proses kepada seluruh sivitas akademika;
2) Pimpinan IAIN Lhokseumawe mengupayakan sarana dan prasarana
penelitian dilingkungan IAIN Lhokseumawe;
3) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM dan jurusan mengadakan
pelatihan metodologi penelitian;
4) Pimpinan IAIN Lhokseumawe memfasilitasi dosen untuk mengikuti
penelitian yang berskala nasional dan international
d) Standar Penilaian Penelitian
Standar penilaian Penelitian IAIN Lhokseumawe merupakan kriteria
minimal tentang penilaian terhadap proses dan hasil Penelitian. Penelitian
kompetisi dibedakan menjadi dua yaitu kompetisi yang bersifat internal dan
eksternal. Strategi pencapaian standar proses penilaian Penelitian di IAIN
Lhokseumawe adalah sebagai berikut.
1) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) memotivasi seluruh dosen
peneliti untuk melaksanakan penelitian dengan mengikuti kaidah
prinsip penilaian edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan.
2) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) mensosialisasikan kepada
dosen peneliti untuk memperhatikan kesesuaian penelitian sesuai
dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses penelitian;
3) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) mengarahkan seleksi
proposal penelitian dan seminar proposal sesuai instrument penilaian
yang berlaku;
4) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menyediakan fasilitas
seminar hasil penelitian yang memadai;

201
5) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) selalu mengundang tim
pakar/ reviewer untuk mereview atau menilai penelitian dosen mulai
dari seleksi proposal, seminar proposal dan seminar hasil penelitian
setiap tahun.
e) Standar Peneliti
Standar Peneliti adalah kriteria minimal pelaksana dalam melakukan
Penelitian. Strategi pencapaian standar Peneliti di IAIN Lhokseumawe
adalah sebagai berikut:
1) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM membekali dosen tentang
pedoman penelitian yang berlaku pada tingkat lokal (IAIN
Lhokseumawe) dan tingkat nasional;
2) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM membekali dosen tentang
pengetahuan penyusunan usulan/proposal/ laporan penelitian melalui
pelatihan/workshop;
3) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM menjalin kerjasama
dengan lembaga eksternal yang berkaitan dengan kegiatan penelitian;
4) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM memfasilitasi dosen
sebagai peneliti untuk mendapatkan informasi penelitian baik pada
instansi pemerintah maupun instansi swasta.
f) Standar Sarana dan Prasarana Penelitian
Standar sarana dan prasarana Penelitian merupakan kriteria minimal
sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melaksanakan Penelitian,
yang meliputi: laboratorium, studio, masyarakat sasaran atau lainnya
sesuai dengan kebutuhan. Strategi pencapaian standar Sarana dan
Prasarana Penelitian di IAIN Lhokseumawe adalah sebagai berikut:
1) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM menyusun daftar
kebutuhan sarana dan prasarana penelitian sesuai dengan rencana
strategis penelitian;
2) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM mengadakan kajian dan
evaluasi terhadap sarana dan prasarana penelitian sehingga
terpenuhinya standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan,
kenyamanan, dan keamanan peneliti, masyarakat, serta lingkungan.
3) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM mengirim dosen untuk
mengikuti workshop/pelatihan tentang penelitian agar mendapatkan
isu-isu baru penelitian yang dapat menunjang karir dan prestasi
kampus;
4) Pimpinan IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan seminar dan
lokakarya yang berkaitan dengan penelitian guna meningkatkan
kemampuan, kualitas dan kuantitas penelitian yang dilakukan civitas
akademika IAIN Lhokseumawe minimal dua kali dalam satu tahun.
g) Standar Pengelolaan Penelitian
Standar pengelolaaan merupakan kriteria minimal tentang
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi,

202
pelaporan dan diseminasi hasil Penelitian serta pengembangan program
Penelitian yang dilaksanakan oleh LPPM. Strategi pencapaian standar
Pengelolaan Penelitian di IAIN Lhokseumawe adalah sebagai berikut.
1) LPPM IAIN Lhokseumawe merevisi struktur organisasi setiap
tahunnya sehingga menggambarkan fungsi dan tanggungjawab yang
jelas;
2) LPPM IAIN Lhokseumawe melakukan pengarsipan yang teratur
sehingga setiap kegiatan LPPM dapat terdokumentasi dan tertata
dengan baik;
3) LPPM IAIN Lhokseumawe membekali dosen dengan berbagai
pelatihan/seminar/lokakarya terkait dengan pengelolaan penelitian;
4) LPPM IAIN Lhokseumawe menjalin hubungan kerjasama dengan
stakeholder baik pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional;
5) LPPM IAIN Lhokseumawe mensosialisasikan standar pengelolaan
penelitian kepada para dosen atau calon peneliti IAIN Lhokseumawe;
h) Standar Pembiayaan Penelitian
Standar Pendanaan dan Pembiayaan adalah kriteria minimal dana dan
biaya dalam pelaksanaan Penelitian yang bersumber dari pemerintah,
masyarakat, serta kerja sama dengan lembaga lain di dalam maupun di
luar negeri. Strategi pencapaian standar Pendanaan dan Pembiayaan
Penelitian di IAIN Lhokseumawe adalah sebagai berikut:
1) Ketua LPPM IAIN Lhokseumawe menyusun dan menetapkan strategi
dalam upaya peningkatan pembiayaan penelitian;
2) Ketua LPPM IAIN Lhokseumawe menerapkan manajemen penelitian
yang terdiri atas seleksi proposal, presentasi proposal yang dinilai oleh
dua pakar penelitian, pemantauan dan evaluasi, pelaporan penelitian
dan melakukan seminar hasil penelitian;
3) Ketua LPPM IAIN Lhokseumawe melakukan sosialisasi standar
pembiayaan penelitian kepada seluruh sivitas akademika;
4) Ketua LPPM IAIN Lhokseumawe melakukan sosialisasi alokasi dana
penelitian pada RAPBU kepada civitas akademika;
5) Ketua LPPM IAIN Lhokseumawe merancang SOP tentang pembiayaan
penelitian;
6) Ketua LPPM IAIN Lhokseumawe menerapkan mekanisme monitoring
tentang pembiayaan penelitian kepada sivitas akademika minimal
sekali dalam setahun.
Selanjutnya, LPPM IAIN Lhokseumawe melakukan perencanaan kegiatan
Penelitian dengan mengacu pada buku pedoman Penelitian. Pelaksanaan proses
Penelitian dilaksanakan dengan SOP terkait mekanisme penerimaan proposal
dan proses seleksi administrasi.

4. Indikator Kinerja Utama


a) LPPM IAIN Lhokseumawe telah memiliki dokumen formal berupa Renstra
Penelitian yang telah disahkan dengan SK Rektor No 254 Tahun 2017

203
dalam Renstra memuat landasan pengembangan Penelitian di lingkungan
IAIN LHokseumawe, selain itu juga memuat Roadmap Penelitian, sasaran
program strategis dan indikator kinerja. Dalam mengembangkan Indikator
Kinerja Utama, pihak LPPM dan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM)
menyusun sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam SN Dikti no 62
Tahun 2016 terdiri dari standar hasil Penelitian, standar isi Penelitian,
standar proses Penelitian, standar penilaian Penelitian, standar Peneliti,
standar sarana dan prasarana Penelitian, standar pengelolaan Penelitian
dan standar pembiyaan Penelitian, kedelapan standar ini tersedia dalam
dokumen standar mutu bidang Penelitian yang telah disahkan dengan
Surat Keputusan Rektor IAIN Lhokseumawe No 235 Tahun 2017.
b) Dalam peningkatan kualitas pelaksanaan Penelitian, LPPM telah memiliki
Pedoman Pengelolaan Penelitian IAIN Lhokseumawe yang telah disahkan
dengan Surat Keputusan Rektor No.194.a Tahun 2017, pedoman ini
menguraikan teknis dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
kegiatan Penelitian. Pedoman tersebut juga telah disosialisasikan kepada
peneliti yaitu para dosen dan mahasiswa di lingkungan IAIN Lhokseumawe
pada kegiatan FGD, selain itu pedoman juga disosialisaikan secara online
dengan membagi tautan di dalam web resmi LPPM IAIN Lhokseumawe.
c) Proses pelaksanaan kegiatan Penelitian di IAIN lhokseumawe telah
memiliki mekanisme sesuai dengan SOP yang jelas dan terdokumentasi
dengan baik. Bukti yang sahih tentang pelaksanaan proses Penelitian yang
mencakup 6 aspek (1) tata cara penilaian dan review, (2) legalitas
pengangkatan reviewer, (3) hasil penilaian usul Penelitian, (4) legalitas
penugasan pelaksana Penelitian, (5) berita acara hasil monitoring dan
evaluasi, serta (6) dokumentasi output Penelitian, serta melakukan review
terhadap pelaksanaan proses Penelitian (aspek 1 sampai 6) secara berkala
dan ditindaklanjuti.
Mekanisme pelaksanaan kegiatan penelitian di IAIN Lhokseumawe
dibagi ke dalam dua tipe yaitu pelaksanaan kegiatan penelitian yang
dibiayai oleh DIPA IAIN Lhokseumawe dan penelitian yang tidak
dibiayaioleh DIPA. Mekanisme pelaksanaan kegiatan penelitian yang
dibiayai oleh DIPA di IAIN Lhokseumawe yang tertuang di dalam buku
panduan penelitian IAIN Lhokseumawe tahun 2017 adalah:
1) Penyusunan panduan penelitian
2) Sosialisasi, dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dosen yang
akan melakukan penelitian.
3) Pengajuan dan Proses Seleksi Proposal Penelitian.
4) Seminar Proposal Penelitian
5) Pendatanganan kontrak penelitian, ini dilakukan oleh peneliti atau
kelompok peneliti yang sudah dinyatakan lolos sebagai penerima
hibah penelitian.
6) Pencairan termin 1
7) Pelaksanaan Penelitian

204
8) Monitoring dan Evaluasi Terhadap Proses dan Hasil Penelitian
9) Seminar hasil penelitian
10) Pengumpulan Laporan Hasil penelitian
11) Pencairan termin 2
12) Publikasi jurnal, hal ini merupakan salah satu outcome dari kegiatan
penelitian.
Mekanisme pelaksanaan penelitian yang tidak dibiayai oleh DIPA
adalah sebagai berikut, yaitu: Penelitian yang diselenggaran dengan
pembiayaan dari sumber pendanaan Non-DIPA IAIN Lhokseumawe
dilaksanakan dengan koordinasi dan fasilitasi dari LPPM. Adapun
mekanisme pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1) Pengajuan surat tugas. Sebelum pelaksanaan kegiatan penelitian,
peneliti mengajukan permohonan untuk dibuatkan surat tugas oleh
LPPM, dengan melampirkan proposal penelitian.
2) Pengumpulan laporan penelitian. Pengumpulan laporan penelitian
dilakukan pada saat meminta pengesahan ke pihak LPPM. Peneliti
mengumpulkan laporan penelitian sebanyak 3 (tiga) eksemplar yang
akan didistribusikan untuk LPPM, Fakultas dan Perpustakaan.
Waktu pelaksanaan kegiatan penelitian yang tidak dibiayai oleh DIPA IAIN
Lhokseumawe tidak ditentukan secara spesifik dalam panduan ini.
Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh
sponsor atau ditentukan oleh peneliti.
Dalam indikator ketercapaian standar proses penelitian, kegiatan
penelitian di LPPM IAIN Lhokseumawe telah dilakukan sesuai SOP yang ada
yaitu adanya mekanisme yang jelas dalam proses pengajuan proposal yaitu;
peneliti mengajukan proposal melalui web libtabdimas dengan sumber dana
dari DIPA, tahap berikutnya yaitu adanya evaluasi dari reviewer untuk
menganalisis kualitas dan menentukan kelayakan proposal untuk di teliti,
setelah disetujui maka LPPM IAIN Lhokseumawe mengumumkan kelulusan
proposal untuk tahun berjalan. adapun peningkatan minat dosen dalam
kegiatan penelitian dari tahun 2016 sampai tahun 2018.
Tabel 7.1 Rekap Jumlah Peneliti
NO Tahun Kluster Penelitian Jumlah Peneliti
(Dosen)
Penelitian Dasar 19
1 2016 Penelitian Pembinaan 12
Penelitian Kelompok 18
Total 49
Penelitian Dasar 30
2 2017 Penelitian Pembinaan 14
Penelitian Kelompok 21
Total 65
Penelitian Pembinaan 23

205
Penelitian Dasar dan Pengembangan 40
3 2018 Program Studi
Penelitian Terapan dan 12
Pengembangan Perguruang Tinggi
Penelitian Indisipliner 26
Total 75
50
40 Penelitian Dasar

30
Penelitian
20 Pembinaan
10
Penelitian
0 Pengembangan
2016 2017 2018

Gambar 7.1 Grafik Peningkatan Jumlah Peneliti


Pendanaan penelitian di IAIN Lhokseumawe berasal dari dana internal dan
eksternal. Dana internal berasal dari DIPA IAIN Lhokseumawe yang dianggarkan
per tahun dengan rincian:
Tabel 7.2 Jumlah Dana DIPA Penelitian Per Tahun
NO Tahun Jumlah Dana Penelitian
(Rp)
1 2016 945.000.000
2 2017 2.016.000.000
3 2018 4.527.000.000
Selain pendanaan yang bersumber dari DIPA para dosen di lingkungan
IAIN Lhokseumawe juga melakukan kegiatan penelitian dengan dana mandiri.
Adanya peningkatan jumlah dana dari berbagai sumber dana diharapkan akan
mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian, sehingga akan mampu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu para dosen sebagai peneliti di
lingkungan IAIN Lhokseumawe.
Sebagai peneliti dosen harus memenuhi standar utama yang diatur dalam
indikator kinerja utama diantaranya menguasai metodelogi penelitian sesuai
dengan objek yang diteliti, memenuhi standar kualifikasi akademik dan hasil
penelitian, memenuhi rumpun ilmu yang dikuasai. Standar peneliti ini telah diatur
dalam Buku Pedoman Pengelolaan Penelitian No.194.a Tahun 2017.
Dalam hal legalitas reviewer dan proses penilaian Penelitian, semua
proposal yang masuk akan dinilai oleh reviewer yang bersertifikat. Adapun
reviewer yang terlibat yaitu;
Tabel 7.3 Nama Reviewer Internal dan Eksternal
NO NAMA REVIEWER BIDANG KEAHLIAN
INTERNAL
1 Dr. H. Hafifuddin Hukum Islam
2 Dr. Nasrullah, M.Ag Fiqh Modern

206
3 Dr. Kamaruzzaman Komunikasi Islam
4 Dr. Syahrizal, MA. Kurikulum dan Metologi Pengajaran
5 Sofyan Arianto, S.Ag., M.Pd. Administrasi Pendidikan
6 Yusnaini, S.Ag., M.Pd. Teknologi Pendidikan
EKSTERNAL
7 Prof. Dr. Eka Srimulyani, Sosiologi dan Antropologi (Islamic
M.A. Studies)
8 Nurmawati, Ph.D Evaluasi Pendidikan
9 Dr. Mustafa AR Bahasa Inggris
10 Abdul Manan, Ph.D Ekonomi Islam
11 Dr. Hafas Furqani Ekonomi Syariah
12 Dr. Sukiati, MA Metodelogi Penelitian Hukum Islam
Tahap berikutnya yaitu kegiatan seminar proses penilaian dari kualitas
laporan Penelitian dosen maupun penelitian dosen dengan mahasiswa di
lingkungan IAIN Lhokseumawe mengacu pada indikator kinerja utama yaitu;
proses penilaian sudah terintegrasi dan memenuhi unsur – unsur edukatif,
objektif, akuntabel dan transparan. Selain itu proses penilaian yang dilakukan
LPPM IAIN Lhokseumawe telah memenuhi prinsip penilaian dan memperhatikan
kesesuaian dengan standar hasil, isi dan proses penilaian.
Setelah nomine lulusan ditentukan, LPPM IAIN Lhokseumawe menyiapkan
kontrak penelitian yang memuat komitmen peneliti dan PPK. Proses pelaksanaan
penelitian oleh para dosen telah diatur dalam SOP dan pengaturan keuangan
melalui PMK No.2 Tahun 2019. Untuk mendukung proses pelaksanaan
penelitian, IAIN Lhokseumawe telah memiliki sentra laboratorium (Laboratorium
center) yang memilki beberapa laboratorium, diantaranya laboratorium IPA,
Laboratorium PIAUD, Laboratorium BKI, Laboratorium Ilmu Falak, ICT,
Laboratorium Bahasa, Laboratorium KPI dan labaoratorium Keagamaan.
Laboratorium ini dapat dimanfaatkan oleh dosen sebagai peneliti sebagai sarana
yang dapat mendukung penelitian sesuai objek yang dikaji. Ketersediaan
laboratorium ini telah diatur dalam SOP LPPM IAIN Lhokseumawe dan telah
memenuhi standar mutu aitu; a). Pedoman Keselamatan Kerja, b). Pedoman
Kenyamanan dan Kesehatan, c). Pedoman Keamanan Peneliti, Masyarakat dan
Lingkungan.
Tahapan akhir dari penelitian yang dilakukan oleh dosen yaitu laporan hasil
penelitian. Untuk laporan hasil penelitian dosen sebelum dikumpukan ke LPPM,
terlebih dahulu harus dicek plagiasi untuk menghindari terjadinya plagiat pada
karya yang dihasilkan. Hasil penelitian diarahkan agar dapat bermanfaat bagi
para stakeholder dan masyarakat secara umum, yang sesuai dengan indikator
kinerja utama yaitu para dosen dan mahasiswa diarahkan untuk;
1) Adanya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa di era 4.0
saat ini.

207
2) Adanya kesesuaian dengan Visi IAIN Lhokseumawe “Menjadi Perguruan
Tinggi Islam yang Unggul dan berwawasan global dalam pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat” dan Misi IAIN
Lhokseumawe adalah a) Mencetak sarjana yang cerdas dan berakhlak
mulia; b) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat; c) Mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kesenian yang islami melalui pengkajian dan penelitian ilmiah;
dan d) Membangun kerjasama tingkat lokal, nasional, internasional untuk
pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dan institusional
3) Roadmap Penelitian diangkat dari isu-isu nasional dan kearifan lokal dengan
memperhatikan sumber daya yang dimiliki, bidang-bidang penelitian
dikembangkan dan diintegrasikan berkelanjutan dari hulu hingga hilir
dibawah LPPM IAIN Lhokseumawe. Penelitian juga dikembangkan melalui
kerjasama dengan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Sekolah (DUDIS)
sehingga berdayaguna dan mendatangkan income generating.

Untuk dapat mencapai target dan output penelitian, LPPM IAIN


Lhokseumawe telah menyusun pedoman penelitian IAIN Lhokseumawe dengan
SK Rektor No.194.a Tahun 2017, buku pedoman tersebut telah disosialisasikan
pada acara Rapat Kerja Tahun 2017.
Proses berikutnya dalam penelitian yaitu adanya seminar hasil, LPPM IAIN
Lhokseumawe sudah melaksanakan seminar hasil penelitian sejak tahun 2017
dengan mengundang reviewer yang kompeten dibidangnya, kegiatan ini
dilakukan minimal 1 bulan sebelum pengumpulan akhir laporan hasil penelitian,
yang dilakukan di kampus IAIN Lhokseumawe. Dalam kegiatan ini para peneliti
dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan 6 peneliti dalam satu kelompok
yang di nilai oleh 1 orang reviewer, adapun rekap kegiatan seminar hasil dari
tahun 2017 sampai tahun 2018, terlampir pada dokumen laporan LPPM.
Pada kegiatan seminar hasi, reviewer memberi masukan dan saran baik
terhadap laporan maupun publikasi yang nantinya akan dihasilkan. Hal ini sejalan
dengan indikator utama yaitu setiap hasil penelitian dosen wajib dipublikasikan
dalam bentuk artikel ilmiah, buku ajar, buku daras (sebagai bahan ajar), publikasi
ilmiah baik secara nasional dan Internasional, HaKI/Paten dan kebijakan yang
dapat digunakan oleh pemangku kepentingan. Adapun output penelitian dosen di
lingkungan IAIN Lhokseumawe dari tahun 2016 sampai tahun 2018 terlampir
pada LKPT IAIN Lhokseumawe sheet 5f (Publikasi Ilmiah), 5g (Sitasi Dosen),
5h2 (HKI), 5h4 (Buku Ber-ISBN, Book Chapter).
Pada kegiatan seminar proses penilaian dari kualitas laporan penelitian
dosen maupun penelitian dosen dengan mahasiswa di lingkungan IAIN
Lhokseumawe mengacu pada indikator kinerja utama yaitu; proses penilaian
sudah terintegrasi dan memenuhi unsur – unsur edukatif, objektif, akuntabel
dan transparan. Selain itu proses penilaian yang dilakukan LPPM IAIN
Lhokseumawe telah memenuhi prinsip penilaian dan memperhatikan

208
kesesuaian dengan standar hasil, isi dan proses penilaian. Hal ini telah diatur
dalam Buku Pedoman penelitian yang telah di sahkan oleh Rektor No. 194.a
Tahun 2017
Dalam pelaporan oleh pengelola Penelitian kepada pimpinan perguruan
tinggi dan mitra/pemberi dana, IAIN Lhokseumawe melalui LPPM telah memiliki
dokumen pelaporan kegiatan Penelitian yang komprehensif, rinci, relevan,
mutakhir dan tepat waktu setiap tahunnya. Kualitas Penelitian dosen terus
ditingkatkan dengan mengarahkan judul Penelitian yang berorientasi pada
kesesuaian bidang ilmu dan kearifan lokal. Selain itu, diharapkan luaran
Penelitian sesuai dengan standar SN Dikti bidang Penelitian yaitu; hasil
penelitian diarahkan untuk mengembangkan ilmupengetahuan dan teknologi,
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa.

5. Indikator Kinerja Tambahan


Dalam meningkatkan kinerjanya LPPM IAIN Lhokseumawe selain merujuk
pada renstra, SOP dan regulasi yang ada, juga memperhatikan indikator kinerja
tambahan (IKT). Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja di bidang
Penelitian berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN DIKTI).
Indikator Kinerja tambahan bidang Penelitian telah ditetapkan oleh Rektor IAIN
Lhokseuamwe melalui Surat Keputusan No 198 Tahun 2017 tentang
pemberlakukan Indikator Kinerja Tambahan IAIN Lhokseumawe. Adapun
indikator tambahan bidang Penelitian diantaranya;
a) Orientasi materi penelitian diarahkan pada luaran penelitian berupa
penjelasan dan penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala, fenomena,
kaedah, model, atau postulat baru.
b) Pelibatan mahasiswa semester akhir dalam menghasilkan luaran penelitian
dengan tujuan memberikan pengalaman riset kepada mereka dan mendapat
latar empiris ketika menyusun skripsi minimal 25%.
c) Penelitian yang dilaksanakan harus mampu menjawab visi misi IAIN
Lhokseumawe
d) Hasil penelitian terintegrasi pada capaian lulusan pembelajaran yang sesuai
dengan bidang masing-masing
e) Tersedianya 4 (empat) dokumen dalam melaksanakan penelitian:
(1) Rencana Strategis (Renstra) Perguruan Tinggi,
(2) Roadmap Penelitian PT,
(3) Pedoman Penelitian, dan
(4) Pedoman Pengelolaan Penelitian,
f) Dilakukan sosialisasi melalui seminar penelitian, workshop penelitian, dan
konsorsium keilmuan dosen,
g) Adanya acuan dan ketentuan baku bagaimana mengukur kedalaman dan
keluasan materi penelitian
h) Tersedianya dokumen formal kebijakan dan pedoman yang komprehensif
dan rinci untuk mengintegrasikan kegiatan penelitian dan ke dalam
pembelajaran

209
i) Materi penelitian yang ditentukan peneliti harus mampu menjawab berbagai
gejala, fenomena yang ada dalam mayarakat sesuai dengan bidang
keilmuan
j) Isi/ Materi penelitian yang bersifat terapan harus mampu mengembangkan
aspek pengetahuan serta mampu menghasilkan berbagaiinovasi yang dapat
diaplikasikan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri.
k) Materi penelitian harus relevan dengan prinsip-prinsip kemanfaatan,
kemutakhiran, serta bias dimanfaatkan dalam waktu jangka panjang.
l) Semua proposal penelitian dosen yang masuk ke LPPM wajib dilakukan
seleksi baik seleksi administrasi maupun seleksi teknis (substansi dan
metodologi) yang dilakukan oleh tim ahli;
m) Adanya sosialisasi sebagai bentuk kesepakatan dalam melaksanakan
penelitian sehingga memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis
sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya akademik
n) Institusi melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
wajib menyusun pedoman penilaian penelitian dengan mengacu pada
standar norma penelitian setiap tahun;
o) Setiap hasil penilaian baik proses maupun hasil penelitian diumumkan
secara transparan
p) Proses penilaian penelitian mengacu kepada pedoman penilaian penelitian
lembaga dan diumukan secara transparan
q) Setiap Peneliti diwajibkan mempublikasikan hasil penelitiannya sekurang-
kurangnya dua artikel ilmiah setiap tahun
r) Jenis penelitian yang diangkat peneliti sesuai dengan bidang keilmuan
sehingga bisa dijadikan referensi utama bagi penelitian berikutnya
s) Institusi wajib memfasilitasi tersedianya laboratorium-laboratorium untuk
memenuhi kebutuhan civitas akademika dan juga memfasilitasi tersedianya
sarana teknologi informasi dan komunikasi yang memadai (fasilitas internet)
t) Institusi wajib memfasilitasi tersedianya sistem informasi penelitian secara
online secara periodik agar memudahkan peneliti mendapat akses informasi
terbaru tentang penelitian
u) LPPM wajib menyusun kriteria dan prosedur penilaian penelitian paling sedikit
menyangkut aspek peningkatan jumlah publiaksi ilmiah, penemuan baru di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, jumlah dan mutu bahan ajar;
v) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat wajib menyusun
Rencana Induk Pengambangan (RIP) Penelitian dalam rangka
meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian yang mengacu pada Renstra
IAIN Lhokseumawe, Dikti, Litapdimas dan Pemerintah Daerah Aceh;
w) Adanya penetapan anggaran/ dana penelitian yang disusun dalam RAP
lembaga dalam berbagai klasifikasi sesuai dengan anggaran pertahunnya.

Dalam meningkatkan kinerjanya LPPM IAIN Lhokseumawe selain merujuk


pada renstra, SOP dan regulasi yang ada, juga memperhatikan indikator kinerja
tambahan (IKT). Dimana dalam kegiatan penelitian proses seleksi dan

210
pengumuman nomine dilakukan melalui web Liptabdimas untuk menyeleksi
berkas proposal penelitian baik secara administrasi maupun teknis oleh reviewer,
pelaksanaannya dilakukan dengan mengajukan nomine yang layak dan sudah di
seleksi di internal oleh pihak LPPM.
Semua hasil penelitian diarahkan memiliki output penelitian yang sesuai
dengan tuntutan era 4.0, dan mengikuti perkembangan teknologi serta mampu
meningkatkan kesejahteraan bangsa dan daya dukung bangsa. Hal ini sejalan
dengan idikator kinerja tambahan institusi yaitu;
a) Orientasi materi penelitian diarahkan pada luaran penelitian berupa
penjelasan dan penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala, fenomena,
kaedah, model atau postulat baru sesuai peraturan PERBAN PT No.59
Tahun 3018.
b) Adanya keterlibatan mahasiswa semester akhir dalam menghasilkan luaran
penelitian dengan tujuan memberikan pengalaman riset kepada mereka
dan mendapat latar empiris ketika menyusun skripsi minimal 25% sesuai
SNPT No 44 Tahun 2015 BAB III Pasal 43.
Hasil penelitian dosen di bawah LPPM IAIN Lhokseumawe telah diarahkan
untuk di publikasikan baik melalui seminar secara regional dan nasional,
publikasi melalui jurnal ilmiah secara nasional dan internasional, melalui web dan
berbentuk opini di koran dan media social, adapun rekap terlampir pada LKPT
IAIN Lhokseumawe sheet 5f (Publikasi Ilmiah).
Output lain dari hasil penelitian dosen juga dapat dilihat dari bahan ajar
ataupun buku daras, yang dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa dalam
pengembangan keilmuwannnya. Selain itu LPPM IAIN Lhokseumawe juga
mengarhkan peneliti untuk mengHaKI kan karya yang dihasilkan, adapun HaKI
dosen di IAIN Lhokseumawe terlampir sheet 5h2 (HKI).
proses penelitian, LPPM IAIN Lhokseuamwe juga telah melakukan proses
penilaian kualitas penelitian dosen berdasarkan pedoman penilaian yang telah
disusun. Dalam pedoman penilaian tersebut diuraikan tata cara penilaian dan
review, mekanisme legalitas pengangkatan reviewer, proses penilaian dari
usulan penelitian dosen, mekanisme legalitas penugasan peneliti. Hal ini terlihat
dari tata cara pengangkatan reviewer dan SK penunjukan, serta laporan
penilaian dari reviewer. Untuk mendukung terlaksananya kegiatan penelitian,
LPPM IAIN Lhokseumawe juga menyiapkan panduan monitoring dan evaluasi
untuk dapat memantau output yang dihasilkan peneliti.

6. Evaluasi Capaian Kinerja


Evaluasi capaian kinerja Penelitian IAIN Lhokseumawe dilakukan dengan
Raker Tahunan yaitu Rapat kerja Tahun 2017 yang dilaksanakan di Hotel
Grand Kanaya Medan, Rapat Kerja Tahun 2018 di Hotel Harun Square dan
Tahun 2019 di Hotel Granda Kanaya menghasilkan beberapa poin penting.
Dimana pada saat raker tersebut membahas mengenai analisis keberhasilan
pencapaian standar dan ketidakberhasilan pencapaian standar yang ada pada
Bidang Penelitian Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe. Adapun

211
hasil dari evaluasi capaian kinerja tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 7.4 Evaluasi Capaian Kinerja
Capaian
No Target
2017 2018 2019
Peningkatan Judul Penelitian Dosen
1 80% 85% 90%
Pendanaan Internasional
Peningkatan Judul Penelitian Dosen
2 Pendanaan Perguruan Tinggi dan Mandiri 80% 83% 88%
dalam Luar dan PT Sendiri
Klasifikasi Penelitian kelompok dan individu
3 dosen Berbasis Integrasi Keilmuan 72% 75% 80%
(matakuliah) Yang Melibatkan Mahasiswa
4 Peningkatan Luaran Penelitian (HKI) 68% 70% 75%
5 Peningkatan Luaran Penelitian (Buku ISBN) 65% 75% 80%
Peningkatan Artikel Jurnal Internasional
6 70% 80% 85%
Terindeks
Peningkatan Penelitian Jurnal Internasional
7 60% 63% 65%
Tidak Terindeks
Peningkatan Penelitian Jurnal Nasional
8 70% 75% 85%
Terakreditasi
Peningkatan Penelitian Jurnal Nasional Tidak
9 80% 85% 95%
Terakreditasi
Penulisan Opini di Media Nasional dan
10 70% 75% 80%
Internasional
a) Analisis keberhasilan sesuai IKU (strategi)
1) Melaksanakan Peningkatan Dana Penelitian Dosen Pendanaan
Internasional.
2) Adanya regulasi, Rencana Induk Ppengembangan parsial dan
instrument penelitian.
3) Penelitian diarahkan pada pengembangan yang terintegrasi dengan
disiplin ilmu dosen dan pengembangan program studi.
4) Melaksanakan Peningkatan Judul Penelitian Dosen Pendanaan
Perguruan Tinggi dan Mandiri dalam dan Luar PT Sendiri
5) Melaksanakan Klasifikasi Penelitian kelompok dan individu dosen
Berbasis Integrasi Keilmuan (matakuliah) Yang Melibatkan Mahasiswa
6) Melaksanakan Peningkatan Luaran Penelitian (HKI)
7) Melaksanakan Peningkatan Luaran Penelitian (Buku ISBN)
8) Melaksanakan Peningkatan Artikel Jurnal Internasional Terindeks
9) Melaksanakan Peningkatan Penelitian Jurnal Internasional Tidak
Terindeks
10) Melaksanakan Peningkatan Penelitian Jurnal Nasional Terakreditasi
11) Melaksanakan Peningkatan Penelitian Jurnal Nasional Tidak
Terakreditasi

212
12) Melaksanakan Penulisan Opini di Media Nasional dan Internasional
b) Faktor Pendukung
1) Terlaksananya Peningkatan Dana Penelitian Dosen Pendanaan
Internasional
2) Terlaksananya regulasi, rencana induk pengembangan parsial dan
instrument penelitian
3) Terlaksananya penelitian kepada pengembangan yang terintegrasi
dengan disiplin ilmu dosen dan pengembangan Program Studi
4) Terlakasananya peningkatan Judul Penelitian Dosen Pendanaan
Perguruan Tinggi dan Mandiri dalam dan Luar PT Sendiri
5) Terlaksananya Klasifikasi Penelitian kelompok dan individu dosen
Berbasis Integrasi Keilmuan (matakuliah) Yang Melibatkan
Mahasiswa
6) Terlaksananya Peningkatan Luaran Penelitian (HKI)
7) Terlaksananya Peningkatan Luaran Penelitian (Buku ISBN)
8) Terlaksananya Peningkatan Artikel Jurnal Internasional Terindeks
9) Terlaksananya Peningkatan Penelitian Jurnal Internasional Tidak
Terindeks
10) Terlaksananya Peningkatan Penelitian Jurnal Nasional Terakreditasi
11) Peningkatan Penelitian Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi
12) Terlaksananya Penulisan Opini di Media Nasional dan Internasional
c) Analisis Ketidakberhasilan
1) Masih kurangnya Dana Penelitian Dosen Pendanaan Internasional.
2) Masih belum efektif peningkatan Judul Penelitian Dosen Pendanaan
Perguruan Tinggi dan Mandiri dalam dan Luar PT Sendiri.
3) Masih kurangnya Penelitian kelompok dan individu dosen Berbasis
Integrasi Keilmuan (matakuliah) Yang Melibatkan Mahasiswa.
4) Masih belum efektif Peningkatan Luaran Penelitian (HKI).
5) Masih kurangnya Peningkatan Luaran Penelitian (Buku ISBN).
6) Masih kurang Peningkatan Artikel Jurnal Internasional Terindeks.
7) Masih kurang Peningkatan Penelitian Jurnal Internasional Tidak
Terindeks.
8) Masih belum efektif Peningkatan Penelitian Jurnal Nasional
Terakreditasi
d) Faktor Penghambat
1) Perlu kerjasama yang baik dari pihak kampus dan pihak pemberi
Dana Penelitian Dosen Pendanaan Internasional.
2) Minimnya informasi dan partisipasi oleh para dosen untuk
meningkatkan Judul Penelitian Dosen Pendanaan Perguruan Tinggi
dan Mandiri dalam dan Luar PT Sendiri.
3) Minimnya partisipasi Dosen dalam melakukan Penelitian kelompok
dan individu dosen Berbasis Integrasi Keilmuan (matakuliah) Yang
Melibatkan Mahasiswa.
4) Minimnya informasi dalam hal Peningkatan Artikel Jurnal

213
Internasional Terindeks.
5) Minimnya partisipasi Dosen dalam hal Peningkatan Penelitian Jurnal
Internasional Tidak Terindeks.
6) Minimnya partisipasi Dosen dalam meningkatkan Penelitian Jurnal
Nasional Terakreditasi
e) Identifikasi Akar Masalah
1) Sulitnya menjalin kerjasama dari pihak kampus dengan pihak pemberi
Dana Penelitian Dosen Pendanaan Internasional
2) Kurangnya sosialisasi dan motivasi dari pihak kampus untuk para
dosen guna meningkatkan Judul Penelitian Dosen Pendanaan
Perguruan Tinggi dan Mandiri dalam dan Luar PT Sendiri.
3) Kurangnya sosialisasi dan motivasi dari pihak kampus untuk para
Dosen dalam hal melakukan Penelitian kelompok dan individu dosen
Berbasis Integrasi Keilmuan (matakuliah) Yang Melibatkan
Mahasiswa.
4) Kurangnya sosialisasi dan motivasi kampus dalam hal Peningkatan
Artikel Jurnal Internasional Terindeks.
5) Kurangnya sosialisasi dan motivasi dari pihak kampus untuk Dosen
dalam hal Peningkatan Penelitian Jurnal Internasional Tidak
Terindeks.
6) Belum efektifnya sosialisasi dan motivasi dari pihak kampus untuk
Dosen dalam meningkatkan Penelitian Jurnal Nasional Terakreditasi
f) Tindak Lanjut yang akan dilakukan
1) Menjalin kerjasama yang lebih baik dari pihak kampus dengan pihak
pemberi Dana Penelitian Dosen Pendanaan Internasional.
2) Memberikan sosialisasi dan motivasi yang dibutuhkan oleh para
dosen guna meningkatkan Judul Penelitian Dosen Pendanaan
Perguruan Tinggi dan Mandiri dalam dan Luar PT Sendiri.
3) Memberikan sosialisasi dan motivasi yang dibutuhkan oleh para
Dosen dalam hal melakukan Penelitian kelompok dan individu dosen
Berbasis Integrasi Keilmuan (matakuliah) Yang Melibatkan
Mahasiswa.
4) Memberikan sosialisasi dan reward untuk Dosen yang mampu
menghasilkan Artikel Jurnal Internasional Terindeks.
5) Memberikan sosialisasi dan reward untuk Dosen yang mampu
menghasilkan Penelitian dan di upload artikelnya di Jurnal
Internasional Tidak Terindeks.
6) Memberikan sosialisasi dan reward untuk Dosen yang mampu
menghasilkan Penelitian dan diupload artikelnya di Jurnal Nasional
Terakreditasi

7. Penjaminan Mutu Proses Penelitian


Sistem penjaminan mutu d i L P P M I A I N L h o k s e u m a w e proses
penelitian yang ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan dikendalikan

214
serta dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus PPEPP dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Dokumen legal pembentukan unsur pelaksana penjamin mutu tertuang
dalam:
1) PMA nomor 46 tahun 2016 entang Organisasi Dan Tata Kerja Institut
Agama Islam Negeri Lhokseumawe
2) PMA nomor 58 tahun 2016 Tentang Statuta Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe
3) SK Rektor nomor 263 tahun 2017 Tentang Penjaminan Mutu
b) Dokumen Mutu
1) SK Rektor nomor 264.a tahun 2017 Tentang Kebijakan Mutu
2) SK Rektor nomor 264.b tahun 2017 Tentang Manual Mutu
3) SK Rektor nomor 264.c tahun 2017 Tentang Standar Mutu
4) SK Rektor nomor 264.d tahun 2017 Tentang Formulir Mutu.
c) Siklus Penjaminan Mutu (Siklus PPEPP)
1) Penetapan
Penetapan dan pemenuhan standar mutu penelitian harus dilakukan
mengikuti mekanisme penyusunan. Penetapan Standar SPMI
merupakan tahapan ketika seluruh Standar SPMI dirancang,
dirumuskan dan ditetapkan hingga disahkan oleh Rektor dengan
Surat Keputusan Rektor. Sistem penjaminan mutu di bidang
penelitian ditetapkan dengan;
(a) SK Rektor No.235 tahun 2017 tentang standar mutu Penelitian
(b) SK Rektor No.328 Tahun 2017 tentang Kerjasama
2) Pelaksana
Sistem penjaminan mutu di bidang penelitian dilaksanakan sesuai
dengan buku pedoman pengelolaan penelitian (SK Rektor No. 194.a
Tahun 2017 tentang pemberlakuan buku pedoman pengelolaan
penelitian IAIN Lhokseumawe). Pelaksanaan system penjaminan
mutu ini dilaksanakan di seluruh IAIN Lhokseumawe.
3) Evaluasi
Evaluasi system penjaminan mutu di bidang penelitian dilakukan
melalui audit mutu internal setiap tahun.
Pada tahun 2016 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan
Audit Mutu Internal (AMI) Penelitian. Adapun hasil temuan Audit Mutu
Internal (AMI) yaitu:
(a) Belum adanya penelitian dengan biaya luar negeri dan penelitian
dengan biaya luar.
(b) Masih minimnya Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen
tetap baik pada jurnal Internasional terakreditasi, tidak
terakreditasi, dan jurnal nasional terakreditasi.
(c) Banyaknya artikel yang tercatat dalam lembaga sitasi juga masih
kurang dikarenakan dosen belum memiliki akun sinta.
(d) Belum ada partisipasi Dosen dalam melakukan Penelitian

215
kelompok dan individu dosen Berbasis Integrasi Keilmuan
(matakuliah) Yang Melibatkan Mahasiswa.
(e) Masih kurang partisipasi Dosen dalam membuat HKI
(f) Masih kurang partisipasi Dosen dalam membuat Buku ISBN

Pada tahun 2017 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan


Audit Mutu Internal (AMI) Penelitian. Adapun hasil temuan Audit Mutu
Internal (AMI) yaitu:.
(a) Belum adanya penelitian dengan biaya luar negeri dan
penelitian dengan biaya luar.
(b) Masih minimnya Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh
dosen tetap baik pada jurnal Internasional terakreditasi, dan
tidak terakreditasi.
(c) Sudah ada partisipasi aktif dosen dalam mempublikasikan
artikelnya pada jurnal nasional terakreditasi namun belum
maksimal.
(d) Banyaknya artikel yang tercatat dalam lembaga sitasi juga
masih kurang dikarenakan dosen masih ada yang belum belum
memiliki akun sinta.
(e) Sudah ada partisipasi Dosen dalam melakukan Penelitian
kelompok dan individu dosen Berbasis Integrasi Keilmuan
(matakuliah) Yang Melibatkan Mahasiswa namun belum
maksimal.
(f) Partisipasi Dosen dalam membuat HKI sudah meningkat.
(g) Sudah ada partisipasi Dosen dalam membuat Buku ISBN
namun belum maksimal.
Pada tahun 2018 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan
Audit Mutu Internal (AMI) Penelitian. Adapun hasil temuan Audit
Mutu Internal (AMI) yaitu:
(a) Belum adanya penelitian dengan biaya luar negeri dan
penelitian dengan biaya luar.
(b) Sudah ada artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap baik
pada jurnal Internasional terakreditasi, dan tidak terakreditasi.
(c) Partisipasi dosen dalam publikasi jurnal nasional terakreditasi
meningkat.
(d) Jumlah sitasi artikel yang tercatat dalam lembaga sitasi sudah
meningkat namun belum maksimal.
(e) Jumlah partisipasi Dosen dalam melakukan Penelitian kelompok
dan individu dosen Berbasis Integrasi Keilmuan (matakuliah)
dengan Melibatkan Mahasiswa meningkat.
(f) Partisipasi Dosen dalam membuat HKI dan Buku ISBN
meningkat.
Hasil temuan dari audit mutu internal tersebut dijadikan bahan untuk
rapat tinjauan manajemen (RTM) dengan menghadirkan jajaran pimpinan

216
rektorat dan dekanan serta mengundang pakar keilmuan dari perguruan
tinggi lain, pengguna lulusan baik dilembaga, dunia usaha dan dunia
industri, asosiasi profesi dan asosiasi keilmuan sebagai bentuk external
benchmarking dalam peningkatan mutu di Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe.
4) Pengendalian
Pengendalian sistem penjaminan mutu dibidang penelitian dilakukan
oleh LPM. Dimana dalam melakukan pengendalian tersebut LPM
melakukan penetapan standar untuk pelaksanaan sistem penjaminan
mutu penelitian. LPM melakukan evaluasi terhadap standar yang
ditetapkan untuk pelaksanaan sistem penjaminan mutu penelitian
tersebut, dan kemudian LPM melakukan pelaporan di rapat tinjauan
manajemen dengan menghadirkan seluruh pimpinan Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam upaya peningkatan mutu
penelitian yang ada di Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.
5) Perbaikan berkelanjutan
Hasil Audit Mutu Internal (AMI) IAIN Lhokseumawe temuan yang
diperoleh terkait bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yaitu:
(a) Pada tahun 2016 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan
kegiatan Audit Mutu Internal (AMI) Penelitian. Adapun tindak
lanjut terhadap hasil temuan Audit Mutu Internal (AMI) yaitu:
(1) Kampus akan menjalin kerjasama yang baik dengan pihak
pemberi biaya penelitian luar negeri.
(2) Adanya sosialisasi untuk dosen guna menambah artikel
ilmiah yang dihasilkan pada jurnal Internasional
terakreditasi, tidak terakreditasi, dan jurnal nasional
terakreditasi.
(3) Memberikan arahan dan pendampingan untuk dosen yang
belum memiliki akun Sinta.
(4) Memberikan sosialisasi untuk Dosen dalam melakukan
Penelitian kelompok dan individu dosen Berbasis Integrasi
Keilmuan (matakuliah) Yang Melibatkan Mahasiswa
(5) Adanya sosialisasi untuk dosen terkait urgensi HaKI dan
Buku ISBN untuk meningkatkan kualitas dosen dalam Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
(b) Pada tahun 2018 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan
kegiatan Audit Mutu Internal (AMI) Penelitian. Adapun tindak
lanjut terhadap hasil temuan Audit Mutu Internal (AMI) yaitu:
(1) Kampus akan mengevaluasi kerjasama yang masih relevan
dengan pihak pemberi biaya penelitian luar negeri.
(2) Memberikan sosialisasi, dan workshop untuk dosen guna
menambah artikel ilmiah yang dihasilkan pada jurnal
Internasional terakreditasi, tidak terakreditasi, dan jurnal

217
nasional terakreditasi.
(3) Memberikan sosialisasi dan motivasi untuk Dosen dalam
melakukan Penelitian kelompok dan individu dosen
Berbasis Integrasi Keilmuan (matakuliah) Yang Melibatkan
Mahasiswa
(4) Memberikan sosialisasi dan reward untuk dosen yang
membuat HKI dan Buku ISBN
(c) Pada tahun 2018 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan
kegiatan Audit Mutu Internal (AMI) Penelitian. Adapun hasil
temuan Audit Mutu Internal (AMI) yaitu:
(1) Kampus akan menjalin kerjasama yang lebih baik dengan
pihak pemberi biaya penelitian luar negeri.
(2) Memberikan sosialisasi, pelatihan, dan reward untuk dosen
guna menambah artikel ilmiah yang dihasilkan pada jurnal
Internasional terakreditasi, tidak terakreditasi, dan jurnal
nasional terakreditasi.
(3) Memberikan sosialisasi, workshop dan pendampingan
untuk dosen yang belum memiliki akun sinta.
(4) Memberikan sosialisasi dan motivasi untuk Dosen dalam
melakukan Penelitian kelompok dan individu dosen
Berbasis Integrasi Keilmuan (matakuliah) Yang Melibatkan
Mahasiswa
(5) Memberikan sosialisasi dan reward untuk dosen yang
membuat HKI
(6) Memberikan sosialisasi dan reward untuk dosen yang
membuat Buku ISBN

8. Kepuasan Pengguna
a) Sistem untuk mengukur kepuasan pengguna
Proses mengukur kepuasan pengguna terhadap pelaksanaan Penelitian
di IAIN Lhokseumawe dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan
kepada para Peneliti. Tim LPPM mengumpulkan Informasi kepuasan mitra
kerjasama dengan melaksanakan monitoring pelaksanaan di mitra kerjasama.
Informasi tersebut membantu LPPM dalam memperbaiki, meningkatkan dan
melaksanakan kerjasama dengan mitra lain.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kepuasan pengguna telah
memenuhi aspek sahih, andal dan mudah digunakan. Untuk validitas isi dan
bobot instrument dilakukan dengan telaah mendalam terkait aspek – aspek yang
terkait dengan layanan dan proses Penelitian, hasil telaah di uraikan menjadi sub
aspek yang nantinya menjadi indikator dalam merancang kuesioner. Proses
pembuatan kuesioner berdasarkan indikator yang telah ditelaah menghasilkan 12
butir pernyataan terkait pelaksanaan Penelitian oleh IAIN Lhokseumawe.
Sebelum kuesioner di sebar terlebih dahulu dilakukan uji validitas ahli untuk

218
menilai setiap pernyataan sudah sesuai atau belum, bahasa dari
pernyataan sudah benar atau belum..
Kesahihan (validitas) instrumen dilakukan orang 2 orang Dosen yang ahli
pada metodologi Penelitian yang ada di IAIN Lhokseumawe. Proses selanjutnya
kuesioner dalam bentuk google form di distribusikan ke seluruh Peneliti baik
secara langsung maupun melalui social media. Adapun butir pernyataan yang
diberikan kepada pengguna adalah sebagai berikut:
Tabel 7.5 Kuisioner kepuasan Penelitian Tahun 2017
No Pernyataan S/ A TS/ TA
1 Ketersediaan akses terhadap jurnal online mendukung
dosen dalam melakukan penelitian *
2 Distribusi informasi oleh LPPM (Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat) tentang
jenis hibah untuk penelitian telah dapat terakses dengan
baik oleh dosen
3 Prosedur penelitian internal sesuai dengan SOP.
4 Penelitian hibah eksternal difasilitasi dengan baik oleh
LPPM. *
5 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi pembiayaan publikas
artikel di jurnal nasional terakreditasi. *
6 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi pembiayaan publikasi
artikel di jurnal internasional. *
7 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi pembiayaan kegiatan
call for paper pada tingkat internasional. *
8 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi pembiayaan kegiatan
call for paper pada tingkat nasional.
9 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi pengurusan HAKI (hak
cipta kekayaan intelektual) dengan baik. *
10 Penelitian dosen melibatkan mahasiswa *
11 Hasil penelitian dijadikan bahan kajian pada matakuliah *
12 Hasil penelitian dosen yang melibatkan mahasiswa,
dijadikan tema/bahan rujuk tugas akhir mahasiswa *

Pelaksanaan survey kepuasan pengguna dilakukan oleh LPPM untuk


mengetahui tingkat kepuasan Peneliti terhadap pelaksanaan Penelitian, dalam
bentuk respon dan tindak lanjut mitra setelah kegiatan Penelitian dilaksanakan.
Kegiatan Penelitian dapat dikatakan memiliki nilai positif dan memuaskan.
Secara rinci Cara mendapatkan informasi kepuasan para pengguna antara lain
melalui:
1) Angket kepuasan, angket diberikan kepada Peneliti yang ada di IAIN
Lhokseumawe untuk mengetahui seberapa besar kebermanfaatan kegiatan
Penelitian yang telah dilaksanakan.

219
2) Testimoni, Peneliti menerima pelayanan dalam penelitian dari IAIN
Lhokseumawe terkait tanggapannya tentang kebermanfaatan kegiatan
Penelitian yang telah dilaksanakan.
3) Kepuasan mitra dapat juga ditunjukkan oleh pernyataan ketertarikan untuk
menerima penelitian kembali di kemudian hari

b) Hasil pengukuran kepuasan pengabdi dan mitra telah dilaksanakan secara


konsisten, dan ditindaklanjuti secara berkala dan tersistem dengan baik.
Adapun hasil rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan survey kepuasan
pengguna/mitra kegiatan Penelitian pada tahun 2017-2019, yaitu:
Analisa Hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2017 dengan total
responden 120 dosen tetap.
Tabel 7.6 Kuisioner kepuasan Penelitian Tahun 2017
No Pernyataan S/ A % TS/ TA %
1 Ketersediaan akses terhadap jurnal online 102 85,00 18 15,00
mendukung dosen dalam melakukan
penelitian *
2 Distribusi informasi oleh LPPM (Lembaga 95 79,17 25 20,83
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat)
tentang
jenis hibah untuk penelitian telah dapat
terakses dengan baik oleh dosen
3 Prosedur penelitian internal sesuai 85 70,83 35 29,17
dengan SOP.
4 Penelitian hibah eksternal difasilitasi 110 91,67 10 8,33
dengan baik oleh LPPM. *
5 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi 82 68,33 38 31,67
pembiayaan publikas artikel di jurnal
nasional terakreditasi. *
6 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi 86 71,67 34 28,33
pembiayaan publikasi artikel di jurnal
internasional. *
7 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi 96 80,00 24 20,00
pembiayaan kegiatan call for paper pada
tingkat internasional. *
8 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi 87 72,50 33 27,50
pembiayaan kegiatan call for paper pada
tingkat nasional.
9 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi 97 80,83 23 19,17
pengurusan HAKI (hak cipta kekayaan
intelektual) dengan baik. *
10 Penelitian dosen melibatkan mahasiswa * 98 81,67 22 18,33
11 Hasil penelitian dijadikan bahan kajian 96 80,00 24 20,00
pada matakuliah *
12 Hasil penelitian dosen yang melibatkan 103 85,83 17 14,17
mahasiswa, dijadikan tema/bahan rujuk
tugas akhir mahasiswa *

220
Apabila melihat hasil keseluruhan berdasarkan rata-rata nilai persentase
perindikator pada tabel di atas, maka rata-rata kepuasan dosen IAIN
Lhokseumawe terhadap sistem pengelolaan penelitian tertuang pada tabel
berikut:
Tabel 7.7 Akumulasi Nilai Kuisioner
Kepuasan Penelitian Tahun 2017
Indikator Jumlah responden %
Sesuai/ Ada 1137 78,96
Tidak Sesuai/ Tidak Ada 303 21,04
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe harus meningkatkan sistem
pengelolaan penelitian, dikarenakan presentasi sesuai/ ada dibawah 80 %
Analisa Hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2018 dengan total
responden 134 dosen tetap dikarenakan adanya penambahan dosen tetap pada
tahun tersebut.
Tabel 7.8 Kuisioner kepuasan Penelitian Tahun 2018
No Pernyataan S/ % TS/ %
A TA
1 Ketersediaan akses terhadap jurnal online 120 89,55 14 10,45
mendukung dosen dalam melakukan
penelitian *
2 Distribusi informasi oleh LPPM (Lembaga 115 85,82 19 14,18
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat)
tentang jenis hibah untuk penelitian telah
dapat terakses dengan baik oleh dosen
3 Prosedur penelitian internal sesuai dengan 112 83,58 22 16,42
SOP.
4 Penelitian hibah eksternal difasilitasi dengan 114 85,07 20 14,93
baik oleh LPPM. *
5 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi pembiayaan 105 78,36 29 21,64
publikas artikel di jurnal nasional
terakreditasi. *
6 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi pembiayaan 110 82,09 24 17,91
publikasi artikel di jurnal internasional. *
7 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi pembiayaan 117 87,31 17 12,69
kegiatan call for paper pada tingkat
internasional. *
8 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi pembiayaan 100 74,63 34 25,37
kegiatan call for paper pada tingkat nasional.
9 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi pengurusan 116 86,57 18 13,43
HAKI (hak cipta kekayaan intelektual) dengan
baik. *
10 Penelitian dosen melibatkan mahasiswa * 115 85,82 19 14,18

221
11 Hasil penelitian dijadikan bahan kajian pada 113 84,33 21 15,67
matakuliah *
12 Hasil penelitian dosen yang melibatkan 119 88,81 15 11,19
mahasiswa, dijadikan tema/bahan rujuk tugas
akhir mahasiswa *
Apabila melihat hasil keseluruhan berdasarkan rata-rata nilai persentase
per indikator pada tabel diatas, maka rata-rata kepuasan dosen IAIN
Lhokseumawe terhadap sistem pengelolaan penelitian tertuang pada tabel
berikut:
Tabel 7.9 Akumulasi Nilai Kuisioner
kepuasan Penelitian Tahun 2018
Indikator Jumlah responden %
Sesuai/ Ada 1356 84,33
Tidak Sesuai/ Tidak 252 15,67
Ada
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas dan apa bila dibandingkan dengan
hasil pada tahun 2017 dapat disimpulkan bahwa Institut agama islam negeri
(IAIN) Lhokseumawe meningkatkan, hal ini bisa dilihat meningkatnya presentasi
sesuai/ ada pada tahun 2017 yang berjumlah 78,96 % menjadi 84,33% ditahun
2018 ada peningkatan sebanyak 5,37%.
Analisa Hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2019 dengan total
responden 162 dosen dikarenakan ada penambahan dosen tetap pada tahun
tersebut sebanyak 28 orang.
Tabel 7.10 Kuisioner kepuasan Penelitian Tahun 2019
No Pernyataan S/ A % TS/ %
TA
1 Ketersediaan akses terhadap jurnal online 146 90,12 16 9,88
mendukung dosen dalam melakukan
penelitian *
2 Distribusi informasi oleh LPPM (Lembaga 140 86,42 22 13,58
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat)
tentang jenis hibah untuk penelitian telah
dapat terakses dengan baik oleh dosen
3 Prosedur penelitian internal sesuai dengan 145 89,51 17 10,49
SOP.
4 Penelitian hibah eksternal difasilitasi dengan 138 85,19 24 14,81
baik oleh LPPM. *
5 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi 136 83,95 26 16,05
pembiayaan publikas artikel di jurnal
nasional terakreditasi. *
6 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi 146 90,12 16 9,88
pembiayaan publikasi artikel di jurnal
internasional. *

222
7 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi 140 86,42 22 13,58
pembiayaan kegiatan call for paper pada
tingkat internasional. *
8 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi 131 80,86 31 19,14
pembiayaan kegiatan call for paper pada
tingkat nasional.
9 IAIN Lhokseumawe memfasilitasi 142 87,65 20 12,35
pengurusan HAKI (hak cipta kekayaan
intelektual) dengan baik. *
10 Penelitian dosen melibatkan mahasiswa * 145 89,51 17 10,49
11 Hasil penelitian dijadikan bahan kajian pada 147 90,74 15 9,26
matakuliah *
12 Hasil penelitian dosen yang melibatkan 150 92,59 12 7,41
mahasiswa, dijadikan tema/bahan rujuk
tugas akhir mahasiswa *
Apabila melihat hasil keseluruhan berdasarkan rata-rata nilai persentase
per indikator pada tabel diatas, maka rata-rata kepuasan dosen IAIN
Lhokseumawe terhadap sistem pengelolaan penelitian tertuang pada tabel
berikut:
Tabel 7.11 Akumulasi Nilai Kuisioner
kepuasan Penelitian Tahun 2019
Indikator Jumlah responden %
Sesuai/ Ada 1706 87,76
Tidak Sesuai/ Tidak Ada 238 12,24
Berdasarkan hasil rekapitulasi di atas dan apa bila dibandingkan dengan
hasil pada tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa Institut agama islam negeri
(IAIN) Lhokseumawe meningkatkan, hal ini bisa dilihat dari meningkatnya
presentasi Sesuai/ Ada pada tahun 2018 yang berjumlah 84,33% menjadi
87,76% ada peningkatan sebanyak 3,43%. Dapat disimpulkan pada tahun 2019
sistem pengelolaan penelitian di Institut agama islam negeri (IAIN)
Lhokseumawe sudah sangat baik.
Merujuk pada statistik deskriptif hasil survey dari tahun 2017 hingga tahun
2019 tersebut, dapat disimpulkan bahwa Penelitian yang telah dilakukan oleh
Peneliti di IAIN Lhokseumawe terus mengalami perbaikan.

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Penelitian serta


Tindak Lanjut
Pemosisian masalah yang didapatkan dari temuan audit mutu internal
terhadap ketercapaian standar mutu pendidikan yaitu:
a) Belum adanya penelitian dengan biaya luar negeri dan penelitian dengan
biaya luar.
b) Sudah ada artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap baik pada jurnal
Internasional terakreditasi, dan tidak terakreditasi namun belum maksimal

223
c) Sudah ada partisipasi dosen dalam mempublis jurnal nasional
terakreditasi namun belum maksimal.
d) Banyaknya artikel yang tercatat dalam lembaga sitasi juga masih kurang
dikarenakan dosen masih ada yang belum belum memiliki akun sinta.
e) Masih kurangnya partisipasi Dosen dalam melakukan Penelitian kelompok
dan individu dosen Berbasis Integrasi Keilmuan (matakuliah) Yang
Melibatkan Mahasiswa.
Rencana perbaikan dan pengembangan yang perlu menjadi perhatian
dan perlu dipertimbangkan untuk dapat dijadikan bahan program strategis yang
dapat dilakukan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam
meningkatkan sistem pelayanan penelitian adalah:
a) Kampus akan menjalin kerjasama yang lebih baik dengan pihak pemberi
biaya penelitian luar negeri.
b) Memberikan sosialisasi, pelatihan, dan reward untuk dosen guna
menambah artikel ilmiah yang dihasilkan pada jurnal Internasional
terakreditasi, tidak terakreditasi, dan jurnal nasional terakreditasi.
c) Memberikan sosialisasi, workshop dan pendampingan untuk dosen yang
belum memiliki akun sinta.
d) Memberikan sosialisasi dan motivasi untuk Dosen dalam melakukan
Penelitian kelompok dan individu dosen Berbasis Integrasi Keilmuan
(matakuliah) Yang Melibatkan Mahasiswa

C.8 Pengabdian Kepada Masyarakat


1. Latar Belakang
Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu tridharma
Perguruan Tinggi, selain pendidikan dan penelitian. Kegiatan Pengabdian
kepada Masyarakat (PkM) di IAIN Lhokseumawe dikelola dan dikoordinasikan
oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) di
bawah arahan Pembantu Rektor bidang akademik dan kelembagaan.
Permenristek Dikti No 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi menyebutkan bahwa Pendidikan Tinggi wajib melaksanakan pengabdian
kepada masyarakat sebagai kegiatan civitas akademika yang memanfaatkan
iptek untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Untuk melaksanakan peraturan tersebut dan merealisasikan visi dan
misi IAIN Lhokseumawe khususnya pada pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat agar dapat terlaksana secara efektif, maka diperlukan adanya
Standar Mutu Pengabdian Kepada Masyarakat. Standar ini menjadi acuan bagi
IAIN Lhokseumawe menghasilkan karya yang dapat digunakan untuk
pengabdian kepada masyarakat
Mekanisme penetapan Standar Mutu Pengabdian Kepada Masyarakat
dilaksanakan berdasarkan kebijakan Rektor IAIN Lhokseumawe Nomor 236
Tahun 2017 tentang Standar Mutu PkM yang terdiri dari 8 komponen yaitu:
Standar Hasil PkM, Standar Isi PkM, Standar Proses PkM, Standar Penilaian
PkM, Standar Pelaksana PkM, Standar Sarana dan Prasarana PkM, Standar

224
Pengelolaan PkM, Standar Pembiayaan PkM.
Proses penetapan standar dilakukan oleh pihak LPPM yang bersinergi
dengan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Lhokseumawe dibawah
koordinasi kepala pusat pengembangan standar mutu internal merumuskan
standar mutu PkM yang disesuaikan dengan permenristek dikti nomor 44 tahun
2015 dan kemampuan institusi, serta mengacu pada pada Permenristekdikti No.
62 Tahun 2016 Pasal 5 ayat (1) Tentang SPM Dikti. SPMI memiliki siklus
kegiatan yang terdiri atas: Penetapan Standar, Pelaksanaan standar, Evaluasi
Standar, Pengendalian Standar, dan Peningkatan Standar. Proses evaluasi yang
dimaksud melalui Audit Mutu Internal (AMI). Draft standar mutu yang telah
dirumuskan kemudian diperiksa oleh ketua LPM IAIN Lhokseumawe. Draft yang
telah di profread oleh Ketua LPM selanjutnya akan diserahkan ke Wakil Rektor I
IAIN Lhokseumawe untuk disetujui tentang isi secara keseluruhan dan jika ada
hal yang perlu direvisi, maka tim LPM akan menyerahkan draft kepada LPPM
untuk direvisi sesuai saran wakil Rektor I dan tahapan terakhir penetapan oleh
Rektor IAIN Lhokseumawe. Untuk merealisasi standar mutu bidang PkM pihak
Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) dan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) melakukan
sosialisasi standar kepada seluruh sivitas akademika.
Salah satu Misi dari IAIN Lhokseumawe adalah meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, maka
LPPM dibentuk untuk mengelola, mengkoordinasikan, memfasilitasi,
menyediakan pendanaan serta sarana prasarana yang memadai untuk
mendukung penelitian. Saat ini, LPPM telah memiliki regulasi yang tepat dan
jelas dalam menyeleksi kualitas pengabdian yang diajukan oleh dosen, melalui
berbagai kegiatan akademik para dosen diarahkan untuk melakukan pengabdian
yang mampu mengembangkan kearifan lokal serta mengikuti perkembangan
terkini, yakni era 4.0.
Perencanaan Pengabdian kepada Masyarakat dilakukan melalui
pemanfaatan hasil penelitian yang telah ada atau muncul dari proses
pembelajaran sehingga pengabdian kepada masyarakat merupakan satu
kesatuan dari tridharma perguruan tinggi yaitu penelitian dan pengajaran. LPPM
IAIN Lhokseumawe bersama dengan para pemangku kepentingan dan mitra
menyusun desain program pengabdian kepada masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat didasarkan
pada asas partisipasi, pemberdayaan, inklusifitas, kesetaraan dan keadilan
gender, ramah lingkungan, akuntabilitas, transparansi, kemitraan, keberlanjutan,
kesukarelaan, manfaat, serta keterkaitan ilmu, amal dan transformasi sosial.
Pelaksanaan kegiatan PkM juga memiliki tema dan sasaran yang beragam
sesuai keilmuan dosen dan kebutuhan masyarakat. PkM di IAIN Lhokseumawe
dilaksanakan secara individu maupun kolektif, dengan beberapa kategori sebagai
berikut:
a) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh dosen
b) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa

225
c) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat kolaborasi oleh dosen dan
mahasiswa
d) Kegiatan Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat.
Tujuan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh IAIN
Lhokseumawe untuk mengembangkan, mengamalkan, dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan, agama, teknologi dan seni yang diperoleh dari hasil
pembelajaran dan penelitian. Secara khusus tujuan tersebut dirincikan sebagai
berikut.
h) Memfasilitasi dan memperluas peluang bagi dosen untuk melaksanakan
pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi tugas dan
fungsinya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.
i) Menerapkan dan menyebarluaskan hasil-hasil penelitian/kajian kepada
masyarakat sebagai bagian dari upaya untuk memberdayakan dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
j) Membangun kerjasama dan kemitraan dengan masyarakat sebagai
perwujudan dari pengembangan kompoteneis Sosial di kalangan para
dosen.
k) Mempercepat upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia
dengan tuntutan dinamika pembangunan melalui pendidikan.
l) Mempercepat upaya pengembangan masyarakat ke arah dinamika
masyarakat yang siap menempuh perubahan- perubahan menuju
perbaikan dan kemajuan, yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang
berlaku.
m) Mempercepat upaya pembinaan institusi dan profesi masyarakat sesuai
dengan perkembangannya dalam proses modernisasi.
n) Memberi masukan bagi pengembangan kurikulum di perguruan tinggi agar
lebih relevant dengan meningkatnya kegiatan.
o) Mengoptimalkan sumber daya lembaga untuk melaksanakan program
pengabdian kepada masyarakat.
p) Meningkatkan potensi masyarakat melalui penyadaran, pelatihan,
pembinaan, pendampingan, dengan menerapkan iptek sehingga terjadi
perubahan pola pikir, sikap, dan perilaku untuk mencapai kesejahteraan
hidup.
q) Menjalin kerjasama dengan lembaga mitra dan Wilayah mitra binaan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas program pengabdian kepada
masyarakat.
Pelaporan PkM dilaksanakan melalui kegiatan diseminasi hasil pengabdian
yang diselenggarakan LPPM. Kegiatan ini dijalankan sesuai dengan SOP LPPM
IAIN Lhokseumawe dengan melibatkan reviewer yang kompeten. Selain itu,
Pelaksana PkM wajib mempublikasikan hasil pengabdian kepada masyarakat
dalam bentuk: jurnal ilmiah, buku, tulisan di media massa (majalah ataupun
surat kabar). Pelaksana PkM juga wajib membuat abstrak hasil pengabdian
untuk dibukukan oleh LPPM.
Peningkatan kualitas PkM juga didukung dengan adanya berbagai

226
kerjasama IAIN Lhokseumawe dengan berbagai pihak baik di dalam maupun luar
negeri, selain itu sarana dan prasarana pendukung PkM juga ditingkatkan serta
adanya mengikutsertakan para dosen pada berbagai workshop metodelogi serta
penulisan untuk publikasi ilmiah. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan
kualitas PkM serta output PkM yang terpublikasi serta hasil PkM dapat menjadi
rujukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Kebijakan
Saat ini LPPM IAIN Lhokseumawe telah mengembangkan arah dan fokus
PkM yang tertera dalam Renstra Nomor: 191 Tahun 2017. Untuk mendukung
kinerja tentang PkM, LPPM IAIN Lhokseumawe telah menyiapkan beberapa
dokumen terkait. Kualitas dan mutu LPPM IAIN Lhokseumawe terus ditingkatkan
melalui perencanaan yang terstruktur seperti:
a) Telah memiliki Rencana Strategis (Renstra) Lembaga Penelitian dan
Pengabdian
b) Telah memiliki SOP LPPM IAIN Lhokseumawe
c) Telah memiliki buku Pedoman Pelaksanaan PkM dengan SK Nomor: 190.a
Tahun 2017
d) Telah terbentuk sentra HaKI sejak tahun 2018, yang berperan untuk
memberikan pelayanan dalam perolehan HaKI bagi dosen dan Mahasiswa
di lingkungan IAIN Lhokseumawe.
e) Adanya SOP yang mengatur keterlibatan mahasiswa dalam PkM dosen
sebanyak 25% dari keseluruhan proposal PkM yang diajukan.
f) Telah memiliki Pedoman Standar Mutu
Standar mutu ini memuat kesiapan dan standar kerja LPPM IAIN
Lhokseumawe dalam mengelola dan meningkatkan kualitas PkM yang sesuai
dengan visi dan misi IAIN Lhokseumawe. Standar mutu juga dapat digunakan
sebagai sumber informasi yang akurat bagi para pimpinan dan stakeholders
terkait kinerja LPPM.
.
3. Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar
Standar dan strategi pencapaian standar terkait PkM di IAIN
Lhokseumawe mengacu pada Surat Keputusan Rektor Nomor 236 tahun 2017.
Standar Mutu Pengabdian Kepada Masyarakat meliputi:
c) Standar Hasil PKM
Standar hasil PkM merupakan kriteria minimal luaran PkM yang dilakukan
oleh sivitas akademika IAIN Lhokseumawe dalam mengembangkan serta
menerapkan ilmu pengetahuan, sains dan seni guna memajukan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi
pencapaian standar hasil PkM di IAIN Lhokseumawe adalah sebagai
berikut:
1) LPPM IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan ketersediaan sarana
dan prasarana pendukung kegiatan PkM di tingkat IAIN Lhokseumawe;

227
2) Pimpinan Fakultas, Ketua Jurusan, dan Ketua Program Studi
menyelenggarakan koordinasi dengan dosen dan perwakilan
mahasiswa untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
PkM di tingkat jurusan dan program studi.
3) Memberlakukan standar laporan hasil PkM dan publikasinya.
4) Sosialisasi hasil kepada seluruh pemangku kepentingan dengan
standar hasil PkM.
5) Meningkatkan kerjasama dengan instansi-instansi yang mendukung
PkM dalam skala Nasional dan Internasional.
d) Standar isi PkM
Standar isi PkM IAIN Lhokseumawe merupakan kriteria minimal tentang
kedalaman dan keluasan materi PkM yang mengacu pada standar hasil
PkM dan bersumber dari hasil penelitian atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat
dan pemangku kepentingan. Strategi pencapaian standar isi PkM di IAIN
Lhokseumawe adalah sebagai berikut:
1) LPPM IAIN Lhokseumawe mensosialisasikan standar isi pengabdian
kepada masyarakat kepada civitas akademika IAIN Lhokseumawe;
2) Pimpinan Fakultas dan Pimpinan Pascasarjana menyelenggarakan
koordinasi dengan dosen dan perwakilan mahasiswa untuk
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi standar isi kegiatan
pengabdian kepada masyarakat di tingkat jurusan dan program studi;
3) LPPM IAIN Lhokseumawe mengadakan pelatihan menulis artikel
ilmiah dan materinya disesuaikan dengan standar isi pengabdian
kepada masyarakat minimal setahun sekali.
e) Standar Proses Pengabdian Kepada Masyarakat
Standar proses PkM merupakan kriteria minimal tentang proses kegiatan
PkM yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi,
serta pelaporan kegiatan. Strategi pencapaian standar Proses Pengabdian
PkM di IAIN Lhokseumawe adalah sebagai berikut:
1) LPPM IAIN Lhokseumawe melakukan sosialisasi standar proses dan
mengawasi serta mengevaluasi tahapan perencanaan, pelaksanaan
proses pembelajaran dan pengawasan proses pengabdian kepada
masyarakat secara terus menerus;
2) LPPM IAIN Lhokseumawe menyediakan dana, sarana dan prasarana
pendukung kegiatan pengabdian kepada masyarakat bagi dosen
secara berkala;
3) LPPM IAIN Lhokseumawe mengirim dosen untuk mengikuti
seminar/workshop tentang penyusunan proposal pengabdian kepada
masyarakat setiap tahun.
f) Standar Penilaian Pengabdian Kepada Masyarakat
Standar penilaian PkM IAIN Lhokseumawe merupakan kriteria minimal
tentang penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada

228
masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat kompetisi dibedakan menjadi
dua yaitu kompetisi yang bersifat internal dan eksternal.
1) Kompetisi internal adalah pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan oleh dosen dan atau mahasiswa atau sekelompok dosen
dan atau sekelompok mahasiswa yang sumber dananya berasal dari
IAIN Lhokseumawe;
2) Kompetisi eksternal adalah pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan oleh dosen dan atau mahasiswa atau sekelompok dosen
dan atau sekelompok mahasiswa yang sumber dananya berasal dari
luar Institusi seperti; DIKTI, Kementrian RISTEK, Dinas Pendidikan
Propinsi dan Lembaga lainnya.
Strategi pencapaian standar proses Pengabdian di IAIN Lhokseumawe
adalah sebagai berikut.
1) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM mensosialisasaikan
standar penilaian pengabdian kepada masyarakat kepada semua
civitas akademika;
2) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui LPPM mengirim dosen untuk
mengikuti seminar/ workshop tentang penyusunan proposal
pengabdian kepada masyarakat;
3) Minimal setahun pimpinan IAIN Lhokseumawe mengundang reviewer
untuk memberi pelatihan menulis artikel ilmiah dari hasil-hasil
pengabdian kepada masyarakat.
f) Standar Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat
Standar Pelaksana PkM adalah kriteria minimal pelaksana dalam
melakukan pengabdian kepada masyarakat. Strategi pencapaian standar
pelaksana Pengabdian di IAIN Lhokseumawe adalah sebagai berikut:
1) Pimpinan IAIN Lhokseumawe melalui Kepala Pusat pengabdian
kepada masyarakat mensosialisasikan standar pelaksana pengabdian
kepada masyarakat kepada semua civitas akademika di IAIN
Lhokseumawe;
2) Kepala pusat pengabdian kepada masyarakat dan tim reviewer
melakukan seleksi pelaksana pengadian kepada masyarakat;
3) Kepala pusat pengabdian kepada masyarakat dan tim monitoring dan
evaluasi melakukan monitoring pelaksanaan pengadian kepada
masyarakat.
4) Pimpinan IAIN Lhokseumawe mengalokasikan dana untuk pengabdian
kepada masyarakat.
g) Standar Sarana dan Preasarana Pengabdian Kepada Masyarakat
Standar sarana dan prasarana PkM merupakan kriteria minimal sarana
dan prasarana yang dibutuhkan dalam melaksanakan PkM, yang meliputi:
laboratorium, studio, masyarakat sasaran atau lainnya sesuai dengan
kebutuhan. Strategi pencapaian standar Sarana dan Prasarana
Pengabdian di IAIN Lhokseumawe adalah sebagai berikut:

229
1) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat melakukan
sosialisasi standar sarana dan prasarana pengabdian kepada
masyarakat kepada seluruh sivitas akademika IAIN Lhokseumawe;
2) Unit Perencanaan IAIN Lhokseumawe mengalokasikan dana untuk
melengkapi sarana dan prasarana kegiatan pengabdian kepada
masyarakat.
h) Standar Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat
Standar pengelolaaan merupakan kriteria minimal tentang perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan
diseminasi hasil pengabdian serta pengembangan program PkM yang
dilaksanakan oleh LPPM. Strategi pencapaian standar Pengelolaan
Pengabdian di IAIN Lhokseumawe adalah sebagai berikut.
1) Mengikut sertakan pengurus unit lembaga penelitian pengabdian
kepada masyarakat pada pelatihan mengelola penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat;
2) Pimpinan IAIN Lhokseumawe menilai kinerja unit lembaga penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat setiap tahun;
3) Pimpinan IAIN Lhokseumawe meninjau struktur kepengurusan unit
lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dilakukan
secara berkala minimal setiap 2 tahun sekali.
i) Standar Pendanaan dan Pembiayaan Pengabdian Kepada Masyarakat
Standar Pendanaan dan Pembiayaan adalah kriteria minimal dana dan
biaya dalam pelaksanaan PkM yang bersumber dari pemerintah,
masyarakat, serta kerja sama dengan lembaga lain di dalam maupun di
luar negeri. Strategi pencapaian standar Pendanaan dan Pembiayaan
Pengabdian di IAIN Lhokseumawe adalah sebagai berikut:
1) Rektor, Wakil Rektor III Bidang Kerjasama, lembaga penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat melakukan sosialisasi standar
pendanaan pengabdian melalui rapat pimpinan, rapat dosen, dan
pertemuan tambahan jika dirasa perlu;
2) Unit TIPD mensosialisasikan standar pendanaan pengabdian kepada
masyarakat melalui laman (homepage) internal institusi.
Selanjutnya, LPPM IAIN Lhokseumawe melakukan perencanaan kegiatan
PkM dengan mengacu pada buku pedoman PkM. Pelaksanaan proses PkM
dilaksanakan dengan SOP terkait mekanisme penerimaan proposal dan proses
seleksi administrasi.
Untuk mencapai standar pengabdian kepada masyarakat yang telah
ditetapkan, IAIN Lhokseumawe memiliki sumber daya manusia yang ditugaskan
untuk pencapaian standar tersebut. Semua tenaga pendidik yang ada di
lingkungan IAIN Lhokseumawe ditugaskan untuk mencapai standar pendidikan
tersebut.
Tahap awal dimulai dengan pengajuan proposal kepada LPPM, semua
proposal yang masuk akan dinilai oleh reviewer. Tahap berikutnya nomine yang
telah lulus tahap administrasi akan mengikuti seminar proposal penelitian dengan

230
menghadirkan reviewer yang bersertifikat. Adapun reviewer yang terlibat yaitu;
Tabel 8.1 Nama Reviewer Internal dan Eksternal
NO NAMA REVIEWER BIDANG KEAHLIAN
INTERNAL
1 Dr. H. Hafifuddin Hukum Islam
2 Dr. Nasrullah, M.Ag Fiqh Modern
3 Dr. Kamaruzzaman Komunikasi Islam
4 Dr. Syahrizal, MA. Kurikulum dan Metologi Pengajaran
5 Sofyan Arianto, S.Ag., M.Pd. Administrasi Pendidikan
6 Yusnaini, S.Ag., M.Pd. Teknologi Pendidikan
EKSTERNAL
7 Prof. Dr. Eka Srimulyani, Sosiologi dan Antropologi (Islamic
M.A. Studies)
8 Nurmawati, Ph.D Evaluasi Pendidikan
9 Dr. Mustafa AR Bahasa Inggris
10 Abdul Manan, Ph.D Ekonomi Islam
11 Dr. Hafas Furqani Ekonomi Syariah
12 Dr. Sukiati, MA Metodelogi Penelitian Hukum Islam
Pelaksanaan kegiatan PkM (Standar mutu proses pengabdian) merujuk
pada Standar Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar Bagian
Penelitian LPPM IAIN Lhokseumawe terus berbenah untuk meningkatkan luaran
penelitian dan mengikuti perkembangan zaman. Adapun output PkM yang
diharapkan mampu menyelesaikan masalah dalam msyarakat dengan
memanfaatkan keahlian sivitas akademika yang relevan serta mampu
memanfaatkan teknologi tepat guna.
Kualitas PkM dosen terus ditingkatkan dengan mengarahkan judul PkM
yang berorientasi pada kesesuaian bidang ilmu dan kearifan lokal. Selain itu,
diharapkan luaran PkM sesuai dengan standar SN Dikti bidang PkM yaitu
a) Mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat dengan
memanfaatkan keahlian sivitas akademika yang relevan;
b) Mampu memanfaatkan teknologi tepat guna;
c) Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; atau
d) bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar.
Saat ini LPPM IAIN Lhokseumawe rutin mengadakan seminar hasil PkM
pada tahap akhir dari masa PkM. Seminar hasil PkM menghadirkan reviewer
yang tersertifikasi, tujuan pelaksanaan seminar hasil ini untuk menilai hasil PkM
dosen sebelum dipublikasi pada berbagai media. LPPM juga terus mendorong
dosen untuk mempresentasikan hasil PkM pada berbagai pertemuan ilmiah baik
lokal maupun nasional ataupun internasional.

4. Indikator Kinerja Utama


a) LPPM IAIN Lhokseumawe telah memiliki dokumen formal berupa Renstra
PkM yang telah disahkan dengan SK Rektor No 254 Tahun 2017 dalam

231
Renstra memuat landasan pengembangan pengabdian kepada masyarakat
di lingkungan IAIN LHokseumawe, selain itu juga memuat peta jalan PkM,
sasaran program strategis dan indikator kinerja. Dalam mengembangkan
Indikator Kinerja Utama, pihak LPPM dan Lembaga Penjaminan Mutu
(LPM) menyusun sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam SN Dikti
no 62 Tahun 2016 terdiri dari standar hasil pengabdian, standar isi
pengabdian, standar proses pengabdian, standar penilaian pengabdian,
standar pelaksana pengabdian, standar sarana dan prasarana pengabdian,
standar pengelolaan pengabdian dan standar pembiyaan pengabdian,
kedelapan standar ini tersedia dalam dokumen standar mutu bidang
pengabdian kepada masyarakat yang telah disahkan dengan Surat
Keputusan Rektor IAIN Lhokseumawe No 236 Tahun 2017.
b) Dalam peningkatan kualitas pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat,
LPPM telah memiliki Pedoman Pengelolaan Pengabdian Kepada
Masyarakat IAIN Lhokseumawe yang telah disahkan dengan Surat
Keputusan Rektor No. 190a Tahun 2017, pedoman ini menguraikan teknis
dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat. Pedoman tersebut juga telah disosialisasikan kepada
peneliti yaitu para dosen dan mahasiswa di lingkungan IAIN Lhokseumawe
pada kegiatan FGD, selain itu pedoman juga disosialisaikan secara online
dengan membagi tautan di dalam web resmi LPPM IAIN Lhokseumawe.
c) Proses pelaksanaan kegiatan PkM di IAIN lhokseumawe telah memiliki
mekanisme sesuai dengan SOP yang jelas dan terdokumentasi dengan
baik. Bukti yang sahih tentang pelaksanaan proses PkM yang mencakup 6
aspek (1) tata cara penilaian dan review, (2) legalitas pengangkatan
reviewer, (3) hasil penilaian usul PkM, (4) legalitas penugasan pelaksana
PkM/kerjasama PkM, (5) berita acara hasil monitoring dan evaluasi, serta
(6) dokumentasi output PkM, serta melakukan review terhadap
pelaksanaan proses PkM (aspek 1 sampai 6) secara berkala dan
ditindaklanjuti.
Proses awal dimulai dengan pengajuan proposal yaitu; peneliti mengajukan
proposal kepada LPPM dengan sumber dana dari DIPA, tahap berikutnya
yaitu adanya evaluasi dari reviewer untuk menganalisis kualitas dan
menentukan kelayakan proposal, setelah disetujui maka LPPM IAIN
Lhokseumawe mengumumkan kelulusan proposal untuk tahun berjalan.
Adapun peningkatan minat dosen dalam kegiatan PkM dari tahun 2016
sampai tahun 2018.
Tabel 8.1 Rekap PkM Berdasarkan Sumber Pembiayaan
NO Tahun Sumber Pembiayaan Jumlah PkM
Perguruan tinggi atau mandiri 16
1 2016 Lembaga dalam negeri (diluar PT) 120
Lembaga luar negeri 6
Total 142
Perguruan tinggi atau mandiri 13

232
2 2017 Lembaga dalam negeri (diluar PT) 117
Lembaga luar negeri 9
Total 139
Perguruan tinggi atau mandiri 14
Lembaga dalam negeri (diluar PT) 173
3 2018 Lembaga luar negeri 10
Total 197
200
Pembiayaan
150 PT/Mandiri
100 Pembiayaan
50 DN (luar PT)

0 Pembiayaan
LN
2016 2017 2018

Gambar 8.1 Grafik Peningkatan Jumlah PkM


Pendanaan PkM di IAIN Lhokseumawe berasal dari dana internal dan
eksternal. Dana internal berasal dari DIPA IAIN Lhokseumawe yang dianggarkan
per tahun dengan rincian:
Tabel 8.2 Jumlah Dana DIPA PkM Per Tahun
NO Tahun Jumlah Dana PkM
(Rp)
1 2016 840.000.000
2 2017 903.000.000
3 2018 1.134.000.000
Selain pendanaan yang bersumber dari DIPA, para dosen di lingkungan
IAIN Lhokseumawe juga melakukan kegiatan PkM dengan dana mandiri. Adanya
peningkatan jumlah dana dari berbagai sumber dana diharapkan mampu
meningkatkan kuantitas dan kualitas PkM, sehingga akan mampu meningkatkan
kualitas para dosen sebagai pengabdi di lingkungan IAIN Lhokseumawe.
Sebagai pengabdi, dosen harus memenuhi standar utama yang diatur dalam
indikator kinerja utama di antaranya mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademika yang
relevan, memenuhi standar kualifikasi akademik dan hasil PkM, memenuhi
rumpun ilmu yang dikuasai.
Dalam hal legalitas reviewer dan proses penilaian PkM, semua proposal
yang masuk akan dinilai oleh reviewer yang bersertifikat. Adapun reviewer yang
terlibat yaitu;
Tabel 8.31 Nama Reviewer Internal dan Eksternal
NO NAMA REVIEWER BIDANG KEAHLIAN
INTERNAL
1 Dr. H. Hafifuddin Hukum Islam
2 Dr. Nasrullah, M.Ag Fiqh Modern
3 Dr. Kamaruzzaman Komunikasi Islam

233
4 Dr. Syahrizal, MA. Kurikulum dan Metologi Pengajaran
5 Sofyan Arianto, S.Ag., M.Pd. Administrasi Pendidikan
6 Yusnaini, S.Ag., M.Pd. Teknologi Pendidikan
EKSTERNAL
7 Prof. Dr. Eka Srimulyani, Sosiologi dan Antropologi (Islamic
M.A. Studies)
8 Nurmawati, Ph.D Evaluasi Pendidikan
9 Dr. Mustafa AR Bahasa Inggris
10 Abdul Manan, Ph.D Ekonomi Islam
11 Dr. Hafas Furqani Ekonomi Syariah
12 Dr. Sukiati, MA Metodelogi Penelitian Hukum Islam
Tahap berikutnya yaitu kegiatan seminar proses penilaian dari kualitas
laporan PkM dosen maupun penelitian dosen dengan mahasiswa di lingkungan
IAIN Lhokseumawe mengacu pada indikator kinerja utama yaitu; proses
penilaian sudah terintegrasi dan memenuhi unsur – unsur edukatif, objektif,
akuntabel dan transparan. Selain itu proses penilaian yang dilakukan LPPM IAIN
Lhokseumawe telah memenuhi prinsip penilaian dan memperhatikan kesesuaian
dengan standar hasil, isi dan proses penilaian.
Setelah nomine lulusan PkM ditentukan, LPPM IAIN Lhokseumawe
menyiapkan kontrak penelitian yang memuat komitmen peneliti dan PPK. Proses
pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh para dosen
telah diatur dalam SOP dan pengaturan keuangan melalui PMK No.2 Tahun
2019. Dalam pelaksanaan kegiatan PkM dosen dan mahasiswa harus
mempertimbangkan standard mutu, keselamatan kerja, kenyaman serta
keamanan pelaksana, masyarakat dan lingkungan. Untuk mendukung proses
pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, IAIN Lhokseumawe telah memiliki
sentra laboratorium (Laboratorium center) yang memilki beberapa laboratorium,
diantaranya laboratorium IPA, Laboratorium PIAUD, Laboratorium BKI,
Laboratorium Ilmu Falak, ICT, Laboratorium Bahasa, Laboratorium KPI dan
labaoratorium Keagamaan. Ketersediaan laboratorium ini telah diatur dalam SOP
LPPM IAIN Lhokseumawe dan telah memenuhi standar mutu yaitu; 1). Pedoman
Keselamatan Kerja, b). Pedoman Kenyamanan dan Kesehatan, dan c). Pedoman
Keamanan Peneliti, Masyarakat dan Lingkungan. Proses pelaksanaan kegiatan
PkM baru dapat dilaksanakan setelah pelaksana mendapatkan surat tugas dari
LPPM sebagai legalitas dalam pelaksanaan kegiatan.
Tahap akhir dari kegiatan PkM yaitu adanya seminar hasil, LPPM IAIN
Lhokseumawe sudah melaksanakan seminar hasil penelitian sejak tahun 2016
dengan mengundang reviewer yang kompeten di bidangnya, kegiatan ini
dilakukan minimal 1 bulan sebelum pengumpulan akhir laporan hasil PkM, yang
dilakukan di kampus IAIN Lhokseumawe. Dalam kegiatan ini, para peneliti dibagi
ke dalam beberapa kelompok dengan 6 peneliti dalam satu kelompok yang di
nilai oleh 2 orang reviewer.
Pada kegiatan seminar hasil, reviewer memberi masukan dan saran baik

234
terhadap laporan maupun publikasi yang nantinya akan dihasilkan. Hal ini sejalan
dengan indikator utama yaitu setiap hasil PkM dosen harus dipublikasikan dalam
bentuk artikel ilmiah, buku ajar, buku daras (sebagai bahan ajar), publikasi ilmiah
baik secara nasional dan Internasional, HaKI/Paten dan kebijakan yang dapat
digunakan oleh pemangku kepentingan. Adapun output PkM dosen di lingkungan
IAIN Lhokseumawe berupa bahan ajar ataupun buku daras, menjadikan
masyarakat menjadi lebih mandiri dan memiliki keterampilan melalui kegiatan
desa binaan, dapat mengembangkan kreativitas mayarakat, serta dapat
menyelesaikan permasalahan dalam masyarakat. Untuk mendukung
terlaksananya kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan baik, LPPM
IAIN Lhokseumawe telah menyiapkan panduan monitoring dan evalausi
sehingga dapat memantau secara langsung proses pelaksanaan dan output
yang dihasilkan dalam kegiatan PkM. Kegiatan Monev ini dilakukan secara
langsung dan online melalui google form. Hasil Monev menjadi bahan masukan
bagi LPPM untuk meningkatkan kualitas kegiatan PkM di periode berikutnya.
Pelaksanaan kegiatan PkM (Standar mutu proses pengabdian) merujuk
pada Standar Nasional Perguruan Tinggi dan Strategi Pencapaian Standar
Bagian Pengabdian Kepada Masyarakat. LPPM IAIN Lhokseumawe terus
berbenah untuk meningkatkan luaran penelitian dan mengikuti perkembangan
zaman. Adapun output PkM yang diharapkan mampu menyelesaikan masalah
dalam msyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademika yang
relevan serta mampu memanfaatkan teknologi tepat guna. Adapun rekap output
PkM terlampir pada LKPT sheet 5h2 (Luaran Lainnya; Luaran Penelitian dan
PkM)
d). Dalam pelaporan oleh pengelola PkM kepada pimpinan perguruan tinggi
dan mitra/pemberi dana, IAIN Lhokseumawe melalui LPPM telah memiliki
dokumen pelaporan kegiatan PkM yang komprehensif, rinci, relevan,
mutakhir dan tepat waktu setiap tahunnya. Kualitas PkM dosen terus
ditingkatkan dengan mengarahkan judul PkM yang berorientasi pada
kesesuaian bidang ilmu dan kearifan lokal. Selain itu, diharapkan luaran
PkM sesuai dengan standar SN Dikti bidang PkM yaitu;
1) Penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dengan
memanfaatkan keahlian sivitas akademika yang relevan;
2) Pemanfaatan teknologi tepat guna;
3) Bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; atau
4) Bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar.

5. Indikator Kinerja Tambahan


Dalam meningkatkan kinerjanya LPPM IAIN Lhokseumawe selain merujuk
pada renstra, SOP dan regulasi yang ada, juga memperhatikan indikator kinerja
tambahan (IKT). Indikator kinerja tambahan adalah indikator kinerja di bidang
pengabdian kepada masyarakat berdasarkan Standar Nasional Pendidikan
Tinggi (SN DIKTI). Indikator Kinerja tambahan bidang Pengabdian Kepada
masyarakat telah ditetapkan oleh Rektor IAIN Lhokseuamwe melalui Surat

235
Keputusan No 198 Tahun 2017 tentang pemberlakukan Indikator Kinerja
Tambahan IAIN Lhokseumawe. Adapun indikator tambahan bidang Pengabdian
Kepada Mayarakat diantaranya;
1) LPPM IAIN Lhokseumawe memiliki dokumen formal RENSTRA PkM
yang memuat landasan pengembangan, peta jalan PkM, sumber
dana, sasaran program strategis dan indikator kinerja ynag mengacu
pada daya saing nasional.
2) Adanya program berkesinambungan untuk pengadaan sarana dan
prasarana, pemenuhan kebutuhan bahan di perpustakaan yang
mengikuti perkembangan zaman. Serta adanya Adanya jaminan
pemeliharaan sarana dan prasarana PkM secara berkala tiap tahun
3) IAIN Lhokseumawe memiliki kelompok pelaksana PkM yang fungsional
yang ditunjukkan dengan: adanya bukti legal formal keberadaan
kelompok pelaksana PkM, dandihasilkannya produk PkM yang
bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
4) Tersedianya dokumen tata cara penilaian PkM yang mencakup aspek,
legalitas, pengangkatan reviewer, hasil penilaian usul pengabdian,
legalitas penugasan pengabdian/kerjasama pengabdian, berita acara
hasil monitoring dan evaluasi, serta dokumentasi luaran PkM serta
melakukan review terhadap pelaksanaan proses PkM secara berkala
dan ditindaklanjuti. Proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat
yang dilakukan Dosen dan Mahasiswa IAIN Lhokseumawe harus
dinilai oleh 2 orang reviewer yang ditetapkan oleh LPPM. Mekanisme
penilaian pengabdian kepada masyarakat harus memenuhi unsur
kejelasan, akuntabilitas dan sesuai visi dan misi IAIN Lhokseumawe
5) Pelaksana kegiatan PkM memiliki kualifikasi akademik, yaitu Dosen
IAIN Lhokseumawe yang menjadi ketua pelaksana PkM memiliki
jabatan akademik minimal Lektor sedangkan pelaksana minimal
asisten ahli, adanya SK keterlibatan mahasiswa dalam PkM yang
dilaksanakan oleh dosen, adanya sertifikat lulus kompetensi
keagamaan dari LPPM, pelaksana PkM wajib menguasai metodologi
penerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis
kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalaman sasaran kegiatan,
mampu mengintegrasikan ilmu – ilmu keislaman , mempunyai etika
(tanggung jawab, berintegritas, mematuhi kode etik dosen pelaksana)
dan mampu mengintegrasikan output PkM sesuai disiplin
keilmuwannya.
6) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan mahasiswa
harus sesuai dengan capaian pembelajaran dan aturan yang telah
ditetapkan di IAIN Lhokseumawe, kegiatan PkM yang dilakukan
mahasiswa dinyatakan dalam besaran SKS yaitu sebesar 4 SKS, dan
sudah direncanakan dalam kartu rencana studi pada awal semester.
7) IAIN Lhokseumawe menjalin kerjasama dengan desa dan
mempersiapkan desa binaan beserta prasarananya yang memenuhi
standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan
keamanan sebagai tempat pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat baik oleh dosen maupun mahasiswa;
8) Tersedianya SOP proses pelaksanaan PkM dosen yang terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan PkM. Selain itu

236
LPPM juga menyediakan SOP pengajuan izin penggunaan sarana
prasarana untuk keperluan PkM, pedoman kerja penggunaan sarana
dan prasarana.
9) Tersedianya Pedoman PkM yang memuat penetapan kriteria dan
prosedur penilaian PkM, kewenangan melaksanakan pengabdian
kepada masyarakat di IAIN Lhokseumawe mengacu pada ketetapan
Direktur Jenderal Penguatan Riset Pedoman pelaksanaan
pengabdian kepada masyarakat yang ditetapkan oleh Rektor IAIN
Lhokseumawe. Pedoman ini disosialisasikan, mudah diakses, sesuai
dengan rencana strategis PkM, serta dipahami oleh pemangku
kepentingan.
10) Untuk mendukung terlaksananya kegiatan PkM, LPPM IAIN
Lhokseumawe juga menyiapkan panduan monitoring dan evaluasi
untuk dapat memonitor output dari kegiatan PkM.
11) Pengelolaan pengabdian kepada masyarakat di IAIN Lhokseumawe
meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan
evaluasi, serta pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
12) IAIN Lhokseuamwe melaksanakan pengukuran kepuasan pemangku
kepentingan internal dan eksternal pada masing-masing tahapan,
hasilnya dipublikasikan serta mudah diakses oleh kepentingan, dan
dilakukan review terhadap pelaksanaan pengukuran kepuasan
pengguna.
13) LPPM melaksanakan kegiatan penguatan kemampuan dosen di
bidang PkM secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas PkM
dosen dan mahasiswa.
14) Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi minimal dua kali
dalam setahun dan tersedia dalam bentuk laporan hasil MONEV.
15) LPPM IAIN Lhokseumawe memiliki sumber dan mekanisme
pendanaan dan pembiyaan PkM dengan mempertimbangkan prinsip-
prinsip ajaran Islam dan ditetapkan dengan SK Rektor dengan
mengacu pada ketetapan Direktur Jenderal.
16) Sumber dana PkM selain dana internal juga dapat berasal dari
Kementerian, Pemerintah Daerah, Bantuan asing, organisasi
kemasyarakatan maupun sumber lain yang sah dan mengikat.
17) IAIN Lhokseumawe memiliki laporan kegiatan PkM yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan secara
rinci dan transparan
18) Tersedianya SOP Pembiayaan PkM

6. Evaluasi Capaian Kinerja


Evaluasi Capaian Kinerja Pengabdian kepada Masyarakat di IAIN
Lhokseumawe dilakukan dengan mengadakan rapat kerja yang dilaksanakan
rutin setiap tahunnya, yaitu Rapat kerja Tahun 2017 yang dilaksanakan di Hotel
Grand Kanaya Medan, Rapat Kerja Tahun 2018 di Hotel Harun Square dan

237
Tahun 2019 di Hotel Granda Kanaya menghasilkan beberapa poin penting. Pada
dasarnya, evaluasi pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara
partisipatoris, responsive gender, berjenjang dan regular oleh Direktorat
Pendidikan Tinggi Islam. Untuk level institusi, evaluasi dilakukan oleh Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bekerjasama dengan
Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), hasilnya menjadi bahan untuk perbaikan
sistem Pengabdian kepada Masyarakat. Adapun Capaian Kinerja berdasarkan
hasil evaluasi rapat kerja tahunan IAIN Lhokseumawe:
Tabel 8.4 Capaian Kinerja PkM IAIN Lhokseumawe
CAPAIAN
NO TARGET
2017 2018 2019
1 Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga Luar 40% 50% 70%
negeri di bidang PkM
2 Meningkatnya kerjasama dengan 50% 75% 80%
Instasi/Lembaga dalam negeri di bidang PkM
3 Pemanfaatan hasil PkM oleh Pemangku 40% 50% 65%
Kebijakan
4 Pelaksanaan PkM telah tepat guna dan efektif 55% 60% 80%
menyelesaikan permasalahan di Masyarakat
5 Outcome PkM berupa Bahan ajar/Modul 50% 65% 75%
a) Analisis Keberhasilan
1) Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh para dosen IAIN
Lhokseumawe telah berkontribusi dalam memecahkan berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, sehingga terjadi
peningkatan kepuasan masyarakat.
2) Rekomendasi yang diberikan pasca Pengebdian kepada Masyarakat
telah dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kebijakan.
3) Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh para dosen IAIN
Lhokseumawe menggunakan teknologi yang tepat guna agar efektif
dan efisien dalam menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat.
4) Untuk pengabdian kepada masyarakat yang bergerak dalam ranah
pendidikan dan ilmu sosial, IAIN Lhokseumawe telah mampu
melakukan pembelajaran serta pematangan sivitas akademika.
5) Sebagai outcome Pengabdian kepada Masyarakat, para pelaksana
telah membuat bahan ajar/modul pelatihan sebagai bahan pengayaan
sumber belajar.
b) Faktor Pendukung
1) Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh para dosen IAIN
Lhokseumawe telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
memenuhi kriteria minimal yang diperlukan untuk menunjang proses
PkM.
2) Rekomendasi yang diberikan dapat dimanfaatkan oleh para pemangku
kebijakan didukung dengan kerja sama yang kontinyu dengan

238
beberapa lembaga dan instansi sehingga rekomendasi dapat
berkesinambungan.
3) Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh para dosen IAIN
Lhokseumawe menggunakan teknologi yang tepat guna didukung
dengan terpenuhinya fasilitas teknologi PkM bagi sedikitnya 22 bidang
ilmu dari 22 program studi yang dikelola oleh perguruan tinggi.
4) Untuk pengabdian kepada masyarakat yang bergerak dalam ranah
pendidikan dan ilmu sosial, IAIN Lhokseumawe telah mampu
melakukan pembelajaran serta pematangan sivitas akademika, hal ini
didukung oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
telah diupayakan oleh perguruan tinggi melalui LPPM.
5) Para pelaksana membuat bahan ajar/modul pelatihan sebagai bahan
pengayaan sumber belajar didukung oleh perguruan tinggi melalui
program studi/fakultas.
c) Analisis Ketidakberhasilan
1) Cakupan Pengabdian kepada Masyarakat yang telah dilaksanakan
masih berada pada taraf lokal dan nasional.
2) Sumber dana PkM yang berasal dari luar negeri masih relative
terbatas.
3) Jumlah bahan ajar yang berbasis (diintegrasikan) pada hasil PkM
masih relatif sedikit.
4) Jumlah kerjasama Pengabdian kepada Masayarakat dengan luar
negeri masih relative kurang.
d) Faktor Penghambat
1) Cakupan Pengabdian kepada Masyarakat yang telah dilaksanakan
masih berada pada taraf lokal dan nasional, sebab perguruan tinggi
masih belum menjalin kerja sama yang maksimal dalam bidang PkM
dengan instansi dari Luar Negeri.
2) Sumber dana PkM yang berasal dari luar negeri masih terbatas
dikarenakan proses kerjasama IAIN Lhokseumawe dengan instansi
luar negeri di bidang PkM masih belum maksimal.
3) Meski sudah ada, namun hasil PkM yang diintegrasikan dengan bahan
ajar di kelas masih relatif sedikit. Hal ini dikarenakan pembuatan buku
pedoman atau modul bahan ajar berbasis hasil PkM masih belum
difasilitasi dengan maksimal oleh perguruan tinggi. Para dosen juga
belum sepenuhnya berupaya untuk menuangkan hasil PkM dalam
bentuk RPS.
4) Jumlah kerja sama Pengabdian kepada Masyarakat dengan luar
negeri masih relative kurang, sebab perguruan tinggi masih berfokus
pada penjalinan kerjasama dengan lembaga dalam negeri sebelum
nantinya akan berlanjut pada taraf internasional
e) Identifikasi Akar Masalah
Beberapa kendala yang dihadapi dalam Pengabdian kepada Masyarakat
oleh IAIN Lhokseumawe, maka dapat diidentifikasi bahwa akar masalah

239
dari kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kerjasama dengan instansi luar negeri belum dilaksanakan dengan
maksimal dikarenakan belum ada perhatian khusus perguruan tinggi
untuk mewujudkannya. Mengingat IAIN Lhokseumawe masih perlu
memperluas jaringan nasional yang juga belum mencapai tahap
maksimal. Pendidik dan tenaga kependidikan di IAIN Lhokseumawe
belum memiliki relasi yang erat dengan instansi luar negeri. IAIN
Lhokseumawe sesungguhnya memiliki peluang untuk
mengembangkan jaringan kerjasama dengan instansi luar negeri
mengingat banyaknya dosen yang merupakan lulusan dari perguruan
tinggi di luar negeri.
2) Belum adanya program khusus yang memfasilitasi proses produksi
bahan ajar atau modul yang berbasis pada hasil pengabdian kepada
Masyarakat. PAdahal dosen dapat diarahkan untuk dapat menuangkan
hasil pengabdiannya ke dalam RPS.
f) Tindak Lanjut
1) Sebagai tindak lanjut dari hasil identifikasi akar masalah di atas, IAIN
Lhokseumawe berusaha mengerahkan sumber daya manusia yang
ada untuk sebisa mungkin menjadi penyambung jaringan kepada
instansi nasional maupun internasional agar terus berekspansi. Salah
satu upaya yang telah dilaksanakan adalah dengan mengundang
pembiacara dari luar negeri untuk mengisi kuliah umum di IAIN
Lhokseumawe. Mendukung dosen yang akan ikut serta dalam
konferensi internasional di berbagai tempat dengan memberikan
bantuan dana. Memberikan dukungan moril kepada dosen yang akan
melanjutkan pendidikan ke luar negeri agar kelak menjadi bakal
penghubung jaringan internasional.
2) IAIN Lhokseumawe akan membentuk program khusus pembinaan
kepada para dosen agar dapat secara maksimal menjalankan
Pengabdian kepada Masyarakat dengan alur yang mencapai pada
outcome berupa RPS dan/atau buku/modul yang terintegrasi dalam
proses perkuliahan. Diharapkan dengan adanya program tersebut,
dosen dapat secara sustematis merencanakan dan menyusun program
PkM sesuai dengan keahliannya.

7. Penjaminan Mutu PKM


Sistem penjaminan mutu Pengabdian kepada Masyarakat di IAIN
Lhokseumawe yang ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan
dikendalikan serta dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus PPEPP
dengan ketentuan sebagai berikut:
f) Keberadaan dokumen formal standar mutu Pengabdian kepada
Masyarakat
g) Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat secara konsisten
berlandaskan pada standar Mutu Pengebdian kepada Masyarakat

240
h) Metode evaluasi dan pengendalian terhadap capaian PkM IAIN
Lhokseumawe telah ditetapkan
i) Hasil evaluasi ditindaklanjuti untuk mutu PkM yang lebih baik

Sistem penjaminan mutu Pengabdian kepada Masyarakat di IAIN


Lhokseumawe ditetapkan, dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan dikendalikan
serta dilakukan upaya peningkatan sesuai dengan siklus PPEPP. Penjaminan
Mutu pada tingkat institusi telah ditetapkan oleh Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe dengan ketentuan;
a) Dokumen legal pembentukan unsur pelaksana penjamin mutu tertuang
dalam:
4) PMA nomor 46 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut
Agama Islam Negeri Lhokseumawe
5) PMA Nomor 58 tahun 2016 Tentang Statuta Institut Agama Islam
Negeri Lhokseumawe
6) SK Rektor Nomor 263 tahun 2017 Tentang Penjaminan Mutu
b) Dokumen Mutu IAIN Lhokseumawe tertuang dalam:
5) SK Rektor Nomor 264.a Tahun 2017 Tentang Kebijakan Mutu
6) SK Rektor Nomor 264.b Tahun 2017 Tentang Manual Mutu
7) SK Rektor Nomor 264.c Tahun 2017 Tentang Standar Mutu
8) SK Rektor Nomor 264.d Tahun 2017 Tentang Formulir Mutu

a) Penetapan
Standar mutu adalah seperangkat tolok ukur kinerja sistem pendidikan
yang mencakup masukan, proses, hasil, keluaran serta manfaat pendidikan yang
harus dipenuhi oleh unit-unit kerja. Suatu standar mutu terdiri atas beberapa
parameter (elemen penilaian) yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengukur dan menetapkan mutu dan kelayakan unit kerja untuk
menyelenggarakan program-programnya.
Standar mutu pengabdian kepada masyarakat IAIN Lhokseumawe terdiri
atas 8 (delapan) standar dengan rincian sebagai berikut:
1) Standar Hasil Pengabdian yang ditetapkan dalam SK Rektor nomor
236.1 Tahun 2017 Tentang Penetapan Standar Hasil Pengabdian
Kepada Masyarakat Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
2) Standar Isi Pengabdian yang ditetapkan dalam SK Rektor nomor 236.2
Tahun 2017 Tentang Penetapan Standar Isi Pengabdian Kepada
Masyarakat Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
3) Standar Proses Pengabdian yang ditetapkan dalam SK Rektor nomor
236.3 Tahun 2017 Tentang Penetapan Standar Proses Pengabdian
Kepada Masyarakat Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
4) Standar Penilaian Pengabdian yang ditetapkan dalam SK Rektor
nomor 236.4 Tahun 2017 Tentang Penetapan Standar Penilaian
Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe

241
5) Standar Pelaksana Pengabdian yang ditetapkan dalam SK Rektor
nomor 236.5 Tahun 2017 Tentang Penetapan Standar Pelaksana
Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe
6) Standar Sarana dan Prasarana Pengabdian yang ditetapkan dalam
SK Rektor nomor 236.6 Tahun 2017 Tentang Penetapan Standar
Sarana dan Prasarana Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Agama
Islam Negeri Lhokseumawe
7) Standar Pengelolaan Pengabdian yang ditetapkan dalam SK Rektor
nomor 236.7 Tahun 2017 Tentang Penetapan Standar Pengelolaan
Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Agama Islam Negeri
Lhokseumawe
8) Standar Pendanaan dan Pembiayaan Pengabdian yang ditetapkan
dalam SK Rektor nomor 236.8 Tahun 2017 Tentang Penetapan
Standar Pembiayaan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Agama
Islam Negeri Lhokseumawe
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu di bidang Pengabdian kepada
Masyarakat dilaksanakan sesuai dengan buku pedoman Pengabdian kepada
Masyarakat yang di-sah-kan dengan SK Rektor Nomor 190a tahun 2017.
Pelaksanaan penjaminan mutu Pengabdian kepada Masyarakat terwujud dalam
berbagai kegiatan, diantaranya:
menjadi pemateri workshop dan seminar, pemateri pada program radio,
penyuluhan kepada masyarakat, pemateri desa binaan, pengurus yayasan
sosial, narasumber kegiatan dinas pemberdayaan masyarakat, memimpin
monitoring dan evaluasi eksternal kampus, ketua tim pernggerak pemberdayaan
kesejahteraan keluarga, pemateri kegiatan ilmiah keagamaan, pengurus badan
kemakmuran masjid, dewan hakim dan juri berbagai kompetisi ilmiah, voluntir
gerakan sosial, dan lain-lain.
Sebagai contoh, pada periode tahun 2016-2017, dosen IAIN Lhokseumawe
telah melaksanakan beberapa pengabdian kepada masyarakat berupa melatih
tafsiril Qur’an, penjadi pemateri talkshow Ramadhan, menjadi pemateri
pencegahan P4G, pemateri pada seminar LP3MI, pengurus LAZIZMU, Pembina
masyarakat dalam mengembangkan yayasan Anak Yatim Nashrul Yatama,
pemateri desa binaan di desa Sukadamai, Geureudong Pase, melakukan safari
Ramadhan di berbagai desa (Blang Weu, Paloh Batee, Blang Mee), mengajarkan
TIK di desa Paya Gaboh.
Pada periode tahun 2017-2018, dosen IAIN Lhokseumawe telah
melaksanakan beberapa pengabdian kepada masyarakat dengan menjadi
pengurus Yayasan Raudhatul Jannah Lhokseumawe, menjadi narasumber
kegiatan dinas pemberdayaan masyarakat Aceh Utara, memberikan pembekalan
santri Saweu Gampong Dayah Raudhatul Ma’arif Cot Trueng, menjadi guru
pengasuh tauhid majelis ta’lim al-hidayah gampong Kuwala Cangkoi, Volunteer
dalam kegiatan Melek Literasi: Lapak Baca Trotoar yang diinisiasikan oleh

242
Rumoh Baca Hasan Savvas, Pemateri pada anak DDS (Didikan Subuh) dengan
Tema “Perkenalan Perbankan Syariah”, memberikan kursus Bahasa Inggris
untuk anak-anak remaja masjid Al-Ikram Masjid Cot Murong, dan lain-lain.
Pada periode tahun 2018-2019, dosen IAIN Lhokseumawe telah
melaksanakan beberapa pengabdian kepada masayarakat berupa menjadi
pemateri pengukuran arah kiblat, mentor cara cepat belajar tes Deret TPA,
menjadi pemateri pengajian ilmu falak, pemateri pembekalan coaching KPM, dan
lain-lain.
c) Evaluasi
Evaluasi sistem penjaminan mutu Pengabdian kepada Masyarakat
dilakukan dalam program Audit Mutu Internal yang dilakukan setiap tahunnya.
Audit Mutu Internal diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu IAIN
Lhokseumawe. Hasil evaluasi mengenai mutu Pengabdian kepada Masyarakat
IAIN Lhokseumawe dari tahun 2016 hingga 2018 menunjukkan hasil yang relatif
sama, yaitu menunjukkan bahwa jumlah kegiatan PkM oleh dosen tetap dengan
biaya dari luar negeri, selama tiga tahun terakhir masih sangat kurang. Oleh
karena itu, dibutuhkan tindakan pengendalian dan peningkatan mutu PkM.
d) Pengendalian
Pengendalian pelaksanaan sistem penjaminan mutu di bidang Pengabdian
kepada Masayarakat dilaksanakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM).
Penetapan standar Pengabdian kepada Masyarakat diwujudkan dalam SK
Rektor. Kemudian LPM melakukan evaluasi kegiatan PkM dan menentukan
apakah dibutuhkan perbaikan dan pengembangan. Evaluasi ini juga terwujud
dalam kegiatan audit mutu internal yang setiap tahun diselenggarakan LPM.
e) Perbaikan Berkelanjutan
Sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi dalam kegiatan audit mutu internal,
beberapa hal berikut ini akan diupayakan oleh IAIN Lhokseumawe untuk
memperbaiki sistem Pengabdian kepada Masyarakat melalui LPPM.
(8) Menambah desa binaan di luar Kabupaten Aceh Utara dan Kota
Lhokseumawe,
(9) Melakukan pengabdian kolaboratif dengan berbagai pihak termasuk di
dalamnya mahasiswa dan lembaga-lembaga yang terkait,
(10) Mengadakan pengabdian tematik,
(11) Melakukan KPM ke luar negeri
(12) Memperbaiki standar pengabdian secara berkala.

8. Kepuasan Pengguna
a) Sistem untuk mengukur kepuasan pengguna
Proses mengukur kepuasan pengguna terhadap pelaksanaan PkM
(pengabdi dan mitra) di IAIN Lhokseumawe dilakukan dengan
menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada para penerima layanan
Pengabdian kepada masyarakat. Tim LPPM mengumpulkan Informasi
kepuasan mitra dengan melaksanakan monitoring pelaksanaan melalui
alumni yang bekerja di mitra kerjasama, informasi juga didapatkan dari

243
pengisian kuesioner oleh masyarakat pengguna. Informasi tersebut
membantu LPPM dalam memperbaiki, meningkatkan dan melaksanakan
kerjasama dengan mitra lain dan/atau kelompok masyarakat yang berbeda.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kepuasan pengguna telah
memenuhi aspek sahih, andal dan mudah digunakan. Untuk validitas isi
dan bobot instrument dilakukan dengan telaah mendalam terkait aspek –
aspek yang terkait dengan layanan dan proses Pengabdian Kepada
Masyarakat, hasil telaah di uraikan menjadi sub aspek yang nantinya
menjadi indikator dalam merancang kuesioner. Proses pembuatan
kuesioner berdasarkan indikator yang telah ditelaah menghasilkan 7 butir
pernyataan terkait pelaksanaan PkM oleh IAIN Lhokseumawe. Sebelum
kuesioner di sebar terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas
dengan menggunakan Cronbach’s Alpha dengan signifikansi 5%.
Kesahihan (validitas) instrumen diujicobakan kepada 20 orang mitra dan
alumni ynag bekerja di mitra, didapatkan 7 butir pertanyaan dalam
kuesioner valid. Proses selanjutnya kuesioner dalam bentuk google form di
distribusikan ke seluruh mitra baik secara langsung maupun melalui alumni
yang bekerja di mitra.
Adapun daftar pertanyaan yang diberikan kepada pengguna adalah
sebagai berikut:
No Pernyataan STS TS N S SS
1. Kegiatan PkM ini sesuai dengan kebutuhan di
lingkungan anda
2. Pelaksana kegiatan PkM telah memberikan
pendampingan yang baik untuk memenuhi
kebutuhan anda
3. Proses pelaksanaan kegiatan PkM ini telah sesuai
dengan harapan anda
4. Anda senang jika kegaiatan yang sama atau
sejenis dilakukan kembali di lingkungan anda
5. Anda akan mengajak/merekomendasikan pihak
lain untuk menerima manfaat PkM dari pelaksana
PkM IAIN Lhokseumawe
6. Manfaat dari kegiatan PkM dapat dirasakan secara
langsung
7. Saran dan kritik bagi pelaksanaan PkM oleh IAIN
Lhokseumawe
*ss: sangat setuju
s : setuju
n : netral
ts: tidak setuju
sts: sangat tidak setuju

244
Pelaksanaan survey kepuasan pengguna dilakukan oleh LPPM untuk
mengetahui tingkat kepuasan mitra terhadap pelaksanaan PkM, dalam
bentuk respon dan tindak lanjut mitra setelah kegiatan PkM dilaksanakan.
Kegiatan PkM dapat dikatakan memiliki nilai positif dan memuaskan, jika
mitra menyatakan ketertarikan untuk kembali bekerjasama dalam kegiatan
PkM yang lain yang dapat dilihat saat masyarakat memberikan tanggapan
positif dalam kuesioner. Secara rinci Cara mendapatkan informasi
kepuasan para pengguna antara lain melalui:
a) Angket kepuasan, angket diberikan kepada pengguna/mitra yang telah
menerima pelayanan dalam pengabdian oleh dosen IAIN Lhokseumawe
untuk mengetahui seberapa besar kebermanfaatan kegiatan PkM yang
telah dilaksanakan.
b) Testimoni, pengguna/mitra telah menerima pelayanan dalam
pengabdian dari dosen IAIN Lhokseumawe diminta tanggapannya
tentang kebermanfaatan kegiatan PkM yang telah dilaksanakan.
c) Kepuasan mitra dapat juga ditunjukkan oleh pernyataan ketertarikan
untuk menerima pengabdian kembali di kemudian hari
Angket kepuasan dibagikan kepada masyarakat
pengguna/penerima manfaat PkM. LPPM menghubungi pihak terkait
setelah berakhirnya masa PkM dalam kurun waktu yang tidak terlampau
jauh, dan mendatangi masyarakat agar kuesioner diisi oleh perwakilan
masyarakat secara manual berdasarkan jumlah sampel yang telah
ditentukan. Hasil pengisian kuesioner di input dan dihitung dengan
pendekatan kuantitatif. Outputnya berupa statistik deskriptif yang
ditunjukkan dalam bentuk angka dan persentase.

b) Hasil pengukuran kepuasan pengabdi dan mitra telah dilaksanakan secara


konsisten, dan ditindaklanjuti secara berkala dan tersistem dengan baik.
Adapun hasil rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan survey kepuasan
pengguna/mitra kegiatan PkM pada tahun 2016-2017, yaitu:
1) 52.06% pengguna menjawab setuju dan 21,80% menjawab sangat
setuju bahwa kegiatan PkM sesuai dengan kebutuhan di
lingkungannya.
2) 52,70% pengguna menjawab setuju dan 27,60% menjawab sangat
setuju bahwa Pelaksana kegiatan PkM telah memberikan
pendampingan yang baik untuk memenuhi kebutuhannya.
3) 40,13% pengguna menjawab setuju dan 28,29% menjawab sangat
setuju bahwa Proses pelaksanaan kegiatan PkM ini telah sesuai
dengan harapan.
4) 56,12% pengguna menjawab setuju dan 13,91% menjawab sangat
setuju bahwa mereka merasa senang jika kegaiatan yang
sama/sejenis dilakukan kembali di lingkungannya.
5) 45,92% pengguna mejawab setuju dan 23,48% menjawab sangat
setuju bahwa mereka mungkin akan mengajak/merekomendasikan

245
pihak lain untuk menerima manfaat PkM dari pelaksana PkM IAIN
Lhokseumawe.
6) 53,26% pengguna menjawab setuju dan 16,74% menjawab sangat
setuju bahwa mereka merasakan manfaat langsung dari kegiatan PkM.

Hasil rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan survey kepuasan


pengguna/mitra kegiatan PkM pada tahun 2017-2018, yaitu:
1) 61.00% pengguna menjawab setuju dan 14,80% menjawab sangat
setuju bahwa kegiatan PkM sesuai dengan kebutuhan di
lingkungannya.
2) 50,23% pengguna menjawab setuju dan 30,27% menjawab sangat
setuju bahwa Pelaksana kegiatan PkM telah memberikan
pendampingan yang baik untuk memenuhi kebutuhannya.
3) 63,21% pengguna menjawab setuju dan 17,75% menjawab sangat
setuju bahwa Proses pelaksanaan kegiatan PkM ini telah sesuai
dengan harapan.
4) 63.00% pengguna menjawab setuju dan 13,00% menjawab sangat
setuju bahwa mereka merasa senang jika kegaiatan yang
sama/sejenis dilakukan kembali di lingkungannya.
5) 64,23% pengguna mejawab setuju dan 7,22% menjawab sangat setuju
bahwa mereka mungkin akan mengajak/merekomendasikan pihak lain
untuk menerima manfaat PkM dari pelaksana PkM IAIN
Lhokseumawe.
6) 45,12% pengguna menjawab setuju dan 13,27% menjawab sangat
setuju bahwa mereka merasakan manfaat langsung dari kegiatan PkM.

Hasil rata-rata yang diperoleh dari pelaksanaan survey kepuasan


pengguna/mitra kegiatan PkM pada tahun 2018-2019, yaitu:
1) 62,05% pengguna menjawab setuju dan 20,11% menjawab sangat
setuju bahwa kegiatan PkM sesuai dengan kebutuhan di
lingkungannya.
2) 56,87% pengguna menjawab setuju dan 28,17% menjawab sangat
setuju bahwa Pelaksana kegiatan PkM telah memberikan
pendampingan yang baik untuk memenuhi kebutuhannya.
3) 61,29% pengguna menjawab setuju dan 13,28% menjawab sangat
setuju bahwa Proses pelaksanaan kegiatan PkM ini telah sesuai
dengan harapan.
4) 65,70% pengguna menjawab setuju dan 16,20% menjawab sangat
setuju bahwa mereka merasa senang jika kegaiatan yang
sama/sejenis dilakukan kembali di lingkungannya.
5) 53,91% pengguna mejawab setuju dan 26,07% menjawab sangat
setuju bahwa mereka mungkin akan mengajak/merekomendasikan
pihak lain untuk menerima manfaat PkM dari pelaksana PkM IAIN
Lhokseumawe.

246
6) 49,28% pengguna menjawab setuju dan 26,50% menjawab sangat
setuju bahwa mereka merasakan manfaat langsung dari kegiatan PkM.

Merujuk pada statistik deskriptif hasil survey dari tahun 2016 hingga tahun
2018 tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pengabdian kepada Masyarakat yang
telah oleh para dosen di IAIN Lhokseumawe terus mengalami perbaikan. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor konsistensi sebagian pelaksana PkM untuk
melaksanakan pengabdian di tempat yang sama dari tahun ke tahun, sehingga
semakin mudah dalam mendeteksi kekurangan dan melakukan perbaikan.

9. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar PkM serta Tindak


Lanjut
Berikut ini adalah kesimpulan hasil evaluasi ketercapaian standar PkM
yang tertuang dalam poin pemosisian, identifikasi masalah dan akar masalah
PkM, dan rencana yang disusun dalam upaya perbaikan mutu PkM di IAIN
Lhokseumawe.
a) Pemosisian masalah yang ditemukan dalam evaluasi ketercapaian standar
Pengabdian kepada Masyarakat adalah:
1) Sebagian besar dosen IAIN Lhokseumawe masih memilih lokasi-lokasi
terdekat (wilayah Lhokseumawe atau provinsi Aceh) sebagai sasaran
pengabdian kepada masayarakat.
2) Belum banyak dosen yang menjadikan hasil pengabdian kepada
masyarakatnya sebagai rujukan dalam pelaksanaan kegiatan belajar di
kelas atau sebagai bahan pertimbangan utama dalam menyusunan
RPS.
3) Kerjasama dengan mitra bertaraf nasional dan internasional masih
perlu penambahan.
4) Sumber dana PkM sebagian besar masih merupakan dana pribadi dari
dosen.
5) Manajemen hasil PkM oleh LPPM sudah ditetapkan namun belum
100% berjalan sebagaimana mestinya. Masih ada hasil PkM yang tidak
tertuang dalam bentuk artikel ilmiah, buku ajar, buku daras, ataupun
dipublikasi.
6) Pemanfaatan teknologi tepat guna belum maksimal dilakukan.
b) Masalah dan akar masalah
1) Sebagian besar dosen IAIN Lhokseumawe masih memilih lokasi-lokasi
terdekat (wilayah Lhokseumawe atau provinsi Aceh) sebagai sasaran
pengabdian kepada masayarakat dikarenakan keterbatasan dana dan
kesempatan untuk dapat melakukan pengabdian di luar provinsi Aceh.
Kerjasama dengan mitra di luar provinsi Aceh masih perlu
diperbanyak. Selain itu, institusi perlu mempersiapkan/meningkatkan
skill dan kemampuan dosen untuk dapat melakukan PkM di wilayah
luar Aceh ataupun di luar Indonesia.

247
2) Belum banyak dosen yang menjadikan hasil pengabdian kepada
masyarakatnya sebagai rujukan dalam pelaksanaan kegiatan belajar di
kelas atau sebagai bahan pertimbangan utama dalam menyususn
RPS. Hal ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman dosen untuk
dapat mengintegrasikan antara PkM yang dilaksanakanannya dengan
Mata Kuliah yang diampu. Sementara pada hakikatnya, agar hasil PkM
dan substansi mata kuliah dapat terintegrasi perlu perencanaan
khusus sejak awal. Sebagian dosen juga masih belum berpedoman
secara utuh terhadap SOP PkM yang ada dalam standar mutu PkM.
3) Kerjasama dengan mitra bertaraf nasional dan internasional masih
perlu penambahan. Terkait dengan poin nomor 1, hubungan kerjasama
dengan berbagai mitra perlu secara konseptual dirancang oleh
institusi, khususnya untuk menjalin kerjasama PkM dengan mitra
bertaraf nasional dan internasional. Sebab berdasarkan pada
pengalaman yang pernah ada, beberapa dosen belum memiliki
kekuatan sendiri untuk menjalin kerjasama dengan mitra di luar Aceh
dan di luar Indonesia. Perlu bantuan khusus dari institusi untuk melatih
dan menyalurkan dosen IAIN Lhokseumawe kepada mitra bertaraf
nasional dan internasional sesuai dengan bidangnya masing-masing.
4) Meski sumber dana DIPA PkM untuk IAIN Lhokseumawe telah tersedia
secara konsisten pada tiga tahun terakhir, namun sebagian besar
sumber dana PkM dosen masih berasal dari dana pribadi. Hal ini
dikarenakan tidak diterapkannya SOP pengajuan proposal pengabdian
secara maksimal oleh beberapa dosen. Sebagian dosen masih
memilih jalan yang lebih praktis dan mudah untuk melangsungkan
Pengabdian kepada masyarakat melalui relasi masing-masing.
5) Manajemen hasil PkM oleh LPPM sudah ditetapkan namun belum
100% berjalan sebagaimana mestinya. Masih ada hasil PkM yang tidak
tertuang dalam bentuk artikel ilmiah, buku ajar, buku daras, ataupun
dipublikasi. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman dan dorongan
keinginan dosen untuk memanfaatkan hasil PkM nya agar diolah
kembali menjadi karya terpublikasi.
6) Pemanfaatan teknologi tepat guna belum bisa dilaksanakan dengan
maksimal dikarenakan lokasi dan jenis pengabdian kepada masyarakat
yang dilaksanakan oleh dosen-dosen masih bersifat sederhana,
sehingga pelaksanaannya masih menggunakan cara dan teknologi
yang sederhana pula. Namun beberapa dosen sudah mampu dan
telah menerapkan penggunaan teknologi tepat guna dalam proses
PkM.
c) Rencana Perbaikan PkM
Berdasarkan pada masalah dan akar masalah Pengabdian kepada
Masyarakat di IAIN Lhokseumawe yang telah dijabarkan di atas, perlu
adanya tindak lanjut dalam rangka perbaikan mutu PkM. Sejalan dengan
rekomendasi hasil Audit Mutu Internal, maka beberapa hal di bawah ini

248
menjadi fokus utama IAIN Lhokseumawe untuk melakukan perbaikan
kualitas Pengabdian kepada Masyarakat.
1) Memperluas jaringan secara konsisten dengan menjalin kerjasama
dengan mitra baru setiap tahun. Kemudian, menambah desa binaan di
luar kota Lhokseumawe /luar provinsi Aceh.
2) Mempersiapkan/meningkatkan skill dan kemampuan dosen untuk
menjalankan Pengabdian kepada Masyarakat sesuai dengan standar
mutu yang telah diterapkan. Tujuannya agar proses pengajuan hingga
pengolahan hasil PkM berjalan dengan maksimal. Termasuk di
dalamnya meningkatkan pemahaman dosen agar dapat
mengintegrasikan antara PkM yang dilakukan dengan Mata Kuliah
yang diampu.
3) Sebagai tindak lanjut dari perluasan jaringan dengan berbagai mitra
/desa binaan, dan memanfaatkan hasil pelatihan PkM, maka dosen
diasumsikan telah siap menjalankan dan diarahkan untuk menjalani
PkM taraf nasional dan internasional sesuai dengan bidangnya
masing-masing.
4) Menambah dana PkM dari berbagai sumber (dalam dan luar kampus),
serta memanfaatkannya sebaik mungkin untuk mendukung rangkaian
upaya berbaikan mutu PkM.
5) Mendorong dosen untuk secara aktif mengajukan usul PkM-nya
kepada LPPM sesuai dengan SOP yang berlaku. Memberikan
penghargaan kepada dosen yang berhasil menjalankan prosedur
pelaksanaan PkM dengan baik, mulai dari pengajuan proposal,
pelaksanaan, publikasi/meng-HAKI-kan hasil PkM nya, hingga
mengintegrasikan hasil PkM dengan mata kuliah yang diampu.
6) Melakukan pengabdian kolaboratif dengan berbagai pihak termasuk
di dalamnya mahasiswa dan lembaga-lembaga yang terkait.
7) Mendorong dosen untuk secara inovatif melaksanakan Pengabdian
yang memanfaatkan teknologi terbaru dan tepat guna.

C.9 Luaran dan Capaian Tridharma


1. Indikator Kinerja Utama
a) Pendidikan
Keberadaan dan implementasi sistem yang menghasilkan data luaran dan
capaian pendidikan yang sahih dan mencakup IPK, prestasi akademik/non-
akademik, masa studi, daya saing lulusan (masa tunggu dan kesesuaian bidang
kerja) dan kinerja lulusan (kepuasan pengguna dan tempat kerja), yang
dikumpulkan, dimonitor, dikaji dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan.
Untuk capaian pendidikan dari indikator kinerja utama yang digunakan yakni:
1) Capaian pembelajaran yang diukur melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
lulusan (Tabel 5.a.1 LKPT).
Jumlah lulusan program magister (S2) pada TS-1 yaitu tahun akademik
2017/2018 jumlah lulusan sebanyak 125 mahasiswa dengan rata-rata IPK

249
lulusan 3.70 dan pada TS yaitu tahun akademik 2018/2019 jumlah lulusan
sebanyak 202 mahasiswa dengan rata-rata IPK lulusan 3.78
Sedangkan jumlah lulusan program sarjana (S1) pada TS-2 sebanyak 639
mahasiswa dengan rata-rata IPK lulusan 3.49, pada TS-1 jumlah lulusan
sebanyak 751 mahasiswa dengan rata-rata IPK lulusan 3.5 dan pada TS
jumlah lulusan sebanyak 719 mahasiswa dengan rata-rata IPK lulusan 3.57
IAIN Lhokseumawe haruslah senantiasa meningkatkan mutu yang dimilikinya
tiap waktu agar dapat mencetak sumberdaya manusia yang unggul. Terlebih
lagi di era globalisasi saat ini yang ditandai dengan semakin ketatnya
persaingan di segala bidang, lembaga pendidikan dituntut mampu bersaing
agar dapat mempertahankan eksistensinya. untuk dapat melihat
keberhasilan suatu perguruan tinggi dalam meningkatkan mutu yang
dimilikinya, hal tersebut dapat dilihat dari indeks prestasi kumulatif oleh tiap-
tiap mahasiswa yang bersangkutan selama masa pendidikan (IPK).
2) Prestasi akademik mahasiswa (Tabel 5.b.1 LKPT) dan prestasi non-
akademik mahasiswa (Tabel 5.b.2 LKPT).
Prestasi Akademik Mahasiswa IAIN Lhokseumawe 5 tahun terakhir yaitu
pada tahun 2016 prestasi akademik mahasiswa untuk tingkat nasional
sebanyak 2 prestasi dan tingkat Internasional sebanyak 1 prestasi. Pada
tahun 2017 prestasi akademik mahasiswa untuk tingkat provinsi/wilayah
sebanyak 5 prestasi, tingkat nasional sebanyak 3 prestasi dan tingkat
Internasional sebanyak 2 prestasi. Pada tahun 2018 prestasi akademik
mahasiswa untuk tingkat provinsi/wilayah sebanyak 3 prestasi, tingkat
nasional sebanyak 43 prestasi dan tingkat Internasional sebanyak 2 prestasi.
Pada tahun 2019 prestasi akademik mahasiswa untuk tingkat
provinsi/wilayah sebanyak 7 prestasi, tingkat nasional sebanyak 14 prestasi
dan tingkat Internasional sebanyak 4 prestasi.
Total Prestasi akademik mahasiswa IAIN Lhokseumawe selama lima tahun
terakhir yaitu tingkat provinsi/wilayah sebanyak 15 prestasi, tingkat nasional
62 prestasi dan tingkat Internasional 9 prestasi
Prestasi Non Akademik Mahasiswa IAIN Lhokseumawe 5 tahun terakhir
yaitu pada tahun 2016 prestasi non akademik mahasiswa untuk tingkat
provinsi dan wilayah 16 prestasi, tingkat nasional 8 prestasi dan tingkat
Internasional 4 prestasi. Pada tahun 2017 prestasi non akademik mahasiswa
untuk tingkat provinsi/wilayah 9 prestasi, tingkat nasional 19 prestasi dan
tingkat Internasional 1 prestasi. Pada tahun 2018 prestasi non akademik
mahasiswa untuk tingkat provinsi/wilayah 8 prestasi, tingkat nasional 18
prestasi dan tingkat Internasional 8 prestasi. Pada tahun 2019 prestasi non
akademik mahasiswa untuk tingkat provinsi/wilayah sebanyak 8 prestasi dan
tingkat nasional 17 prestasi.
Total Prestasi non akademik mahasiswa IAIN Lhokseumawe selama lima
tahun terakhir yaitu tingkat provinsi/wilayah sebanyak 41 prestasi, tingkat
nasional 62 prestasi dan tingkat Internasional 13 prestasi
Keberhasilan prestasi akademik dan non akademik mahasiswa merupakan

250
program pengembangan kegiatan mahasiswa yaitu dalam peningkatan daya
saing baik provinsi/wilayah, nasional maupun internasional yaitu dengan
melalui peningkatan kualitas dari seluruh sumberdaya yang dimiliki Institusi
khususnya mahasiswa sebagai unsur penting dalam proses regenerasi
kepemimpinan bangsa. Untuk mewujudkan hal tersebut IAIN Lhokseumawe
berupaya untuk meningkatkan daya saing lulusan di masyarakat, sehingga
diperlukan pengembangan softskil bagi mahasiswa IAIN Lhokseumawe,
maka IAIN Lhokseumawe memberikan kesempatan dan keterampilan
kepada mahasiswa untuk belajar dan berkembangan dengan optimal dan
memberikan ruang yang cukup bagi pengembangan kepribadian, bakat,
minat dan pembinaan diri. Untuk itu pola pembinaan kemahasiswaan di IAIN
Lhokseumawe diarahkan pada pengembangan budaya kampus yang
mengintegrasikan antara pembinaan intrakurikuler melalui kegiatan proses
belajar mengajar dengan pembinaan ekstrakurikuler yang menyangkut
pembinaan penalaran, minat bakat dan kesejahteraan mahasiswa.
3) Efektivitas dan produktivitas pendidikan (Tabel 5.c.1, Tabel 5.c.2 a s.d. h
LKPT).
Rata-rata lama studi program Sarjana (S1) di IAIN Lhokseumawe adalah
4 tahun dan rata rata lama studi program magister (S2) di IAIN Lhokseumawe
adalah 2 tahun
Waktu penyelesaian studi yang melebihi standar waktu berdampak negatif
tidak hanya bagi mahasiswa, namun juga pihak-pihak lain yang berkaitan
seperti Institusi dan dosen pembimbing. Pendidikan merupakan investasi
masa depan, sehingga sudah sewajarnya harus dikelola dengan baik.
Kerugian bagi mahasiswa bukan hanya dari segi biaya namun juga waktu
yang lebih panjang dalam menyelesaikan studi, sedangkan bagi Institusi
tentunya terkait dari kredibilitas pengelolaan perguruan tinggi sebagai
penyelenggara pendidikan tinggi.
Dilihat dari sisi ekonomi secara global, ketika tingkat penyelesaian studi
rendah, atau kelulusan tertunda, produksi tenaga kerja terampil dalam
perekonomian berkurang. Hal ini dirasa penting mengingat dampaknya
tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa, namun juga menyangkut kredibilitas
institusi itu sendiri. Orangtua dan mahasiswa membutuhkan informasi
mengenai kepastian kelulusan pada saat mendaftar pada suatu institusi, dan
keuntungan yang diperoleh dari gelar yang dicapai, sedangkan pemerintah
ingin memperoleh jaminan bahwa dana masyarakat diinvestasikan secara
efektif dalam dunia pendidikan.
Rasio kelulusan tepat waktu dan rasio keberhasilan studi pada program
Sarjana (S1) dan program magister (S2) sebagai berikut :
a. Tahun masuk TS-6 yaitu tahun akademik 2012/2013 jumlah mahasiswa
program sarjana yang mendaftar sebanyak 427 mahasiswa dan jumlah
lulusan mahasiswa TS-6 sampai TS yaitu tahun akademik 2018/2019
yaitu sebanyak 427 mahasiswa yang lulus tepat waktu.
b. Tahun masuk TS-5 yaitu tahun akademik 2013/2014 jumlah mahasiswa

251
yang mendaftar mahasiswa program sarjana sebanyak 587 mahasiswa
dan jumlah lulusan mahasiswa TS-5 sampai TS yaitu sebanyak 587
mahasiswa yang lulus tepat waktu.
c. Tahun masuk TS-4 yaitu tahun akademik 2014/2013 jumlah mahasiswa
mahasiswa program sarjana yang mendaftar sebanyak 641 mahasiswa
dan jumlah lulusan mahasiswa TS-4 sampai TS sebanyak 641
mahasiswa yang lulus tepat waktu.
d. Tahun masuk TS-3 yaitu tahun akademik 2015/2014 jumlah mahasiswa
yang mendaftar mahasiswa program sarjana sebanyak 723 mahasiswa
dan jumlah lulusan mahasiswa TS-3 samapai TS sebanyak 723
mahasiswa yang lulus tepat waktu. Sedangkan untuk program magister
jumlah mahasiswa yang mendaftar sebanyak 125 mahasiswa dan jumlah
lulusan mahasiswa TS-3 sampai TS sebanyak 125 mahasiswa yang lulus
tepat waktu.
e. Tahun masuk pada TS-2 yaitu tahun akademik 2016/2017 jumlah
mahasiswa yang mendaftar di program sarjana sebanyak 880 mahasiswa
dan belum ada lulusan mahasiswa TS-2 sampai TS, sedangkan program
magister tahun akademik 2016/2017 jumlah mahasiswa yang mendaftar
sebanyak 202 mahasiswa dan jumlah lulusan mahasiswa TS-2 sampai
TS yaitu tahun akademik 2018/2019 yaitu sebanyak 202 mahasiswa yang
lulus tepat waktu.
f. Tahun masuk TS-1 yaitu tahun akademik 2017/2018 jumlah mahasiswa
yang mendaftar di program sarjana sebanyak 1258 mahasiswa
mahasiswa dan belum ada lulusan mahasiswa TS-1 sampai TS,
sedangkan program magister 2018 jumlah mahasiswa yang mendaftar
sebanyak 188 mahasiswa dan jumlah lulusan mahasiswa TS-1 sampai
TS sebanyak 222 mahasiswa yang lulus tepat waktu.
g. Tahun masuk TS yaitu tahun akademik 2018/2019 jumlah mahasiswa
yang mendaftar di program sarjana sebanyak 1388 mahasiswa dan
mahasiswa program magister sebanyak 240 mahasiswa dan belum ada
lulusan mahasiswa sampai TS,
4) Daya saing lulusan (Tabel 5.d.1 dan Tabel 5.d.2 LKPT).
Masa tunggu lulusan mendapatkan pekerjaan < 6 bulan di IAIN
Lhokseumawe pada TS-4 untuk program sarjana (S1) 3 bulan. Sedangkan pada
TS-3 untuk program sarjana (S1) 3 bulan. Serta pada TS-2 untuk program
sarjana (S1) 3 bulan. Rata-rata masa tunggu lulusan IAIN Lhokseumawe adalah
3 bulan.
Kesesuaian bidang kerja lulusan dari program utama di IAIN
Lhokseumawe terhadap kompetensi bidang studi pada TS-4 presentase
kesesuaian bidang kerja untuk program sarjana (S1) sebanyak 96%. Pada TS-3
presentase kesesuaian bidang kerja untuk program sarjana (S1) sebanyak 93%.
Pada TS-2 presentase kesesuaian bidang kerja untuk program sarjana (S1)
sebanyak 90%.
Keberhasilan pendidikan tinggi adalah aspek relevansi. Aspek relevansi ini,

252
perguruan tinggi dituntut mampu menghasilkan lulusan yang memiliki daya
saing. Daya saing lulusan yang ditunjukkan melalui masa tunggu mendapatkan
pekerjaan pertama, keberhasilan lulusan berkompetisi dalam seleksi, dan gaji
yang diperoleh. Relevansi (kesesuaian) pendidikan lulusan ini ditunjukkan
melalui profil pekerjaan (macam dan tempat pekerjaan), relevansi pekerjaan
dengan latar belakang pendidikan, manfaat mata kuliah yang diprogram dalam
pekerjaan, saran lulusan untuk perbaikan kompetensi lulusan. Selain itu,
relevansi pendidikan juga ditunjukkan melalui pendapat pengguna lulusan
tentang kepuasan pengguna lulusan, kompetensi lulusan dan saran lulusan untuk
perbaikan kompetensi lulusan.
5) Kinerja lulusan (Tabel 5.e.1 dan Tabel 5.e.2 LKPT).
Aspek penilaian Kinerja lulusan berdasarkan hasil penilaian dari
kepuasan penguna lulusan yaitu: (1) Etika untuk melihat kedisiplinan, kejujuran,
dan komitmen sebanyak 552 orang dari 607 orang (91%) dengan hasil penilaian
dalam kategori sangat baik dan 55 orang dari 607 orang (9%) dalam kategori
baik, (2) Keahlian pada bidang ilmu (kompetensi utama) untuk melihat
kemampuan dalam menerapkan keahlian, produktivitas kerja, inovasi dan
kreativitas, kemampuan menyelesaikan masalah dalam pekerjaan, dan responsif
terhadap kemajuan dan kebutuhan masyarakat, sebanyak 472 orang dari 607
orang (77.7%) dalam kategori sangat baik dan 135 orang dari 607 orang (22.3%)
dalam kategori baik. (3) Kemampuan berbahasa asing (Bahasa Arab dan
Inggris) untuk melihat kemampuan menggunakan bahasa arab dalam pekerjaan
secara lisan maupun tertulis, dan kemampuan bahasa inggris dalam pekerjaan
secara lisan maupun tertulis, sebanyak 331 orang dari 607 orang (54.6%) dalam
kategori sangat baik, 255 orang dari 607 orang (42%) dalam kategori baik dan 21
orang dari 607 orang (3.4%) dalam kategori cukup (4) Penggunaan Teknologi
Informasi untuk melihat kemampuan menguasai teknologi komputer dan
internet, kemampuan memanfaatkan teknologi komputer dan internet dalam
pekerjaan, sebanyak 462 orang dari 607 orang (76.1%) dalam kategori sangat
baik, 138 orang dari 607 orang (22.8%) dalam kategori baik dan 7 orang dari 607
orang (1.1%) dalam kategori cukup (5) Kemampuan Berkomunikasi untuk
melihat kemampuan dalam pengendalian emosi, kepercayaan diri, dan
kemampuan mengemukakan ide,sebanyak 505 orang dari 607 orang (83.2%)
dalam kategori sangat baik, dan 102 orang dari 607 orang (16.8%) dalam
kategori baik (6) Kerjasama Tim untuk melihat keterbukaan terhadap kritik dan
saran, dan kemampuan bekerjasama dengan tim, sebanyak 492 orang dari 607
orang (81%) dalam kategori sangat baik, dan 115 orang dari 607 orang (19%)
dalam kategori baik (7) Pengembangan Diri untuk melihat memiliki rasa ingin
tahu yang kuat terhadap informasi baru dan motivasi mempelajari hal baru untuk
kemajuan lembaga/perusahaan, sebanyak 486 orang dari 607 orang (80%)
dalam kategori sangat baik, 115 orang dari 607 orang (19%) dalam kategori baik
dan 6 orang dari 607 orang (1%) dalam kategori cukup
Kinerja lulusan juga dinilai berdasarkan tingkat dan ukuran tempat
kerja lulusan

253
Banyaknya lulusan yang telah bekerja/berwirausaha adalah 781 lulusan
IAIN Lhokseumawe (Program S2 sebanyak 16 orang dan program S1 sebanyak
765 orang). Dengan rincian lokal/wilayah/berwirausaha tidak berbadan hukum
sebanyak 187 lulusan (Program S2 sebanyak 3 orang dan program S1
sebanyak 184 orang), untuk nasional/berwirausaha berbadan hukum sebanyak
584 lulusan (Program S2 sebanyak 13 orang dan program S1 sebanyak 571
orang) dan multinasional/internasional sebanyak 12 lulusan yaitu lulusan
program S1.
b) Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Untuk capaian penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berisi data
publikasi, sitasi dan luaran penelitian dari indikator kinerja utama Dalam bidang
penelitian, IAIN Lhokseumawe bertanggung jawab untuk mengembangkan
penelitian terapan yang bermutu dan bermanfaat untuk meningkatkan efektifitas,
efisiensi, dan produktivitas dalam perkembangan teknologi, dan ilmu pengetahuan
yang mengarah kepada pencapaian HAKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) dan
kesejahteraan masyarakat. Sedangkan dalam bidang pengabdian masyarakat,
IAIN Lhokseumawe bertanggung jawab untuk mengembangkan terselenggaranya
pengabdian kepada masyarakat yang bermanfaat secara langsung dan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. IAIN Lhokseumawe berupaya untuk
menyusun program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara
simultan dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan IPTEK dan
kebutuhan pembangunan. Reformulasi berbagai program penelitian merupakan
tanggapan atas keinginan para peneliti dan stakeholders serta sekaligus
tanggapan atas kemajuan IPTEK itu sendiri.
IAIN Lhokseumawe telah berhasil mendapatkan hibah penelitian. Hasil
penelitian tersebut akan dijadikan sebagai inovasi untuk melakukan kerjasama
dengan mitra, pemerintah daerah dalam upaya untuk turut serta
menyejahterakan masyarakat dan membangun perekonomian Indonesia. Dalam
program pengembangan penelitian, pada tahun 2017 IAIN Lhokseumawe telah
melaksanakan kegiatan penelitian berjumlah 50 judul, 2018 sebanyak 47 Judul
dan 2019 sebanyak 25 Judul yang terbagi dalam beberapa skema yaitu skema
penelitian dasar sebnayak 30 judul, penelitian pembinaan/peningkatan kualitas
sebanyak 48 judul, penelitian dasar interdisipliner sebanyak 15 judul, penelitian
dasar pengembangan program studi sebanyak 28 judul, penelitian terapan dan
pengembangan perguruan tinggi sebanyak 4 judul serta penelotian kelompok
sebanyak 6 judul. Sedangkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat,
pada tahun 2019 IAIN Lhokseumawe telah melaksanakan kegiatan pengabdian
kepada berjumlah 2 judul. Judul yang terbagi dalam beberapa skema
pengabdian kepada masyarakat yaitu pengabdian berbasis program studi dan
pengabdian berbasis riset,
Hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang telah IAIN
Lhokseumawe merupakan salah program pengembangan inovasi yang dapat
diterapkan untuk kemajuan masyarakat dan wilayah. Pogram pengembangan
inovasi harus berlandaskan kepada inovasi teknologi mengingat bahwa kemajuan

254
sebuah negara tidak dapat dicapai tanpa pembangunan ekonomi yang
berlandaskan pada teknologi dan pengetahuan. IAIN Lhokseumawe menyadari
bahwa jumlah publikasi internasional yang dihasilkan oleh akademisi IAIN
Lhokseumawe masih tertinggal dibandingkan dengan perguruan tinggi yang
terkemuka. IAIN Lhokseumawe juga menyadari bahwa perbaikan kualitas
penelitian akan dapat mewujudkan negara yang bersih dan berwibawa, yang
salah satu indikator utamanya adalah publikasi internasional para peneliti dan
akademisi, dalam rangka meneguhkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI). Surat Edaran Direktur jenderal pendidikan islam 152 E T 2012 tentang
Publikasi Karya Ilmiah Dijadikan sebagai pijakan dalam upaya untuk meningkatan
kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah akademisi, IAIN Lhokseumawe diharapkan
mampu menjawab tantangan ini melalui sejumlah skema penelitian dosen.
Sasaran Meningkatnya Relevansi Produktivitas Hasil Penelitian dan
Pengabdian pada Masyarakat merupakan upaya yang harus dilakukan dengan
menetapkan indikator kinerja utama yang harus ditingkatkan yaitu Untuk
capaian penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari indikator kinerja
utama yang digunakan yakni:
1) Publikasi Ilmiah (Tabel 5.f LKPT)
Jumlah Publikasi jurnal penelitian tidak berakreditasi setiap tahunnya
meningkat, dosen sudah mulai meningkatkan tulisannya dalam bentuk
jurnal penelitian tidak terakreditasi, total keseluruhan jurnal penelitian tidak
terakreditasi 3 tahun adalah 386 judul. Jurnal penelitian nasional
terakreditasi dalam 3 tahun terakhir sebanyak 37 judul, dapat dilihat jumlah
jurnalnya setiap tahun agak menurun perlu peningkatan dalam jurnal
penelitian nasional terakreditasi. Jurnal penelitian internasional setiap
tahun mengalami peningkatan, walaupun belum banyak dosen untuk
menerbitkan tulisannya dalam jurnal internasional, jumlah jurnal penelitian
internasional sebanyak 19 judul. Jurnal penelitian internasional bereputasi
setiap tahunnya mengalami peningkatan, sudah banyak dosen menulis di
jurnal internasional bereputasi, jumlahnya sebanyak 26 judul.
Jumlah publikasi di seminar/tulisan di media massa dalam 3 tahun
terakhir adalah Jumlah Publikasi di Seminar wilayah/lokal/perguruan tinggi
dalam 3 tahun terakhir adalah 52 judul. Seminar nasional dalam 3 tahun
terakhir sebanyak 6 judul. Jumlah judul di seminar Internasional sebanyak
17 judul. Jurnal penelitian internasional bereputasi setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Jumlah Judul tulisan di media massa nasional
sebanyak 29 judul.
Salah satu cara agar IAIN Lhokseumawe bisa semakin meningkatkan
posisinya di kancah internasional adalah dengan memperbanyak jumlah
jurnal internasional. Selain program sabbatical leave, ada beberapa
program internasional yang juga berjalan, salah satunya adalah Award for
International Journal Publication (SCOPUS). Dosen diharapkan dapat
meningkatkan publikasi internasional hasil karya tulisannya serta
menambah bintang pada QS Star terutama untuk kerjasama Internasional.

255
Jika itu mampu diraih tidak menutup kemungkinan IAIN Lhokseumawe
mendapatkan peringkat go internasional.
2) Sitasi Karya Ilmiah
Jumlah sitasi karya ilmiah merupakan tolak ukur tingkat keterpakaian atau
kemanfaatan suatu karya yang dihasilkan. Melalui sitasi dapat ditentukan
apakah suatu karya memberikan dampak dan konstribusi terhadap bidang
keilmuan yang relevan. Jumlah sitasi juga digunakan untuk menentukan h-
indeks seorang penulis dan faktor dampak (impact factor) dari sebuah
jurnal. Jumlah sitasi karya ilmiah IAIN Lhokseumawe 3 tahun terakhir
sebnyak 79 sitasi. Peningkatan jumlah sitasi karya ilmiah dosen di IAIN
Lhokseumawe setiap tahunnya meningkat.
Hasil sitasi ini masih dapat ditingkatkan melalui desiminasi dan
peningkatan kualitas karya ilmiah yang dihasilkan. Disamping itu,
mahasiswa masih banyak yang menjadikan karya dosen atau
pembimbingnya sebagai referensi dalam menulis karya ilmiahnya. Untuk
terus meningkatkan jumlah sitasi tiap tahun, beberapa kegiatan yang akan
dilaksanakan antara lain melaksanakan seminar internasional, coaching
clinic penulisan artikel ilmiah dan mewajibkan publikasi karya imiah bagi
mahasiswa. Disamping itu, kualitas riset perlu ditingkatkan agar dihasilkan
karya ilmiah yang berkualitas sehingga disitasi oleh peneliti lain. Melalui
program tersebut diharapkan jumlah sitasi karya ilmiah IAIN Lhokseumawe
terus mengalami peningkatan yang mengindikasikan karya yang dihasilkan
bermanfaat bagi peneliti lainnya.
3) Luaran lainnya (Tabel 5.h LKPT)
Luaran lainnya berupa HKI, jumlah HKI TS-1 sebanyak 3 HKI dan TS
sebanyak 36 HKI. Pemasyarakatan HKI di IAIN Lhokseumawe
dimaksudkan untuk menimbulkan kesadaran akan pentingnya daya kreasi
dan inovasi intelektual sebagai kemampuan yang perlu diraih oleh para
sivitas yang ingin maju sebagai faktor pembentuk kemampuan daya saing.
Oleh karena itu karya temuan lain yang didaftarkan untuk dilindungi harus
dihormati dan dihargai. Di samping itu kesadaran dan wawasan mengenai
HKI diharapkan akan dapat menimbulkan motivasi agar para sivitas
akademika terdorong untuk berkreasi dan berinovasi di bidang karya tulis,
penelitian dan pengabdian masyarakat
Buku Ber-ISBN dan Book Chapter TS-2 berjumlah sebanyak 14 Buku
Ber-ISBN dan Book Chapter TS-1 sebanyak 17 Buku Ber-ISBN dan Book
Chapter dan TS sebanyak 13 Buku Ber-ISBN dan Book Chapter
Capaian luaran dalam bentuk (1) Buku Ajar, Monograf atau Referensi
yang sesuai dengan rumpun keahliannya atau bidang ilmu dalam jabatan
akademiknya, diterbitkan oleh lembaga penerbit baik nasional maupun
internasional, mempunyai ISBN. (2) Publikasi hasil penelitian dalam jurnal
internasional terindeks bereputasi (memiliki impact factor, terindeks di
Scopus atau Thomson Reuthers) (3) Gagasan yang disebar luaskan,
dapat berupa penyampaian orasi ilmiah, pembicara seminar, memberikan

256
pelatihan, penyuluhan, dan penataran kepada masyarakat

2. Indikator Kinerja Tambahan


IAIN Lhokseumawe memiliki standar mutu yang melampaui SN DIKTI dan
memiliki daya saing internasional. Indikator kinerja utama dan indikator kineja
tambahan untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dituangkan
dalam SK Rektor Nomor 198 tahun 2017. Indikator kinerja tambahan mencakup
seluruh standar yang ditetapkan. Data indikator kinerja telah diukur, dimonitor,
dikaji dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan. Adapun Indikator kinerja
tambahannya yaitu:
Standar Mutu Pendidikan
a) Indikator kinerja utama: Pengelola Program Studi harus menggunakan
standar kompetensi lulusan seperti disebutkan pada nomor 1 sebagai
acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses
pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar
pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran
Indikator Kinerja Tambahan: Rata-rata persentase lulusan PS memiliki
kesesuaian bidang kerja dari program utama di IAIN Lhokseumawe
terhadap kompetensi bidang studi 80%
Alasan: Hal ini sesuai dengan Permenristekdikti No.44 Tahun 2015 Pasal
5 ayat 2 tentang Standar kompetensi lulusan serta sesuai dengan matrik
PerBAN PT No. 53 tentang Kesesuaian bidang kerja lulusan dari program
utama diperguruan tinggi terhadap kompetensi bidang studi
b) Indikator kinerja utama Setiap lulusan pada program studi harus memiliki
komptensi sikap yang merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai
hasil dari internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam
kehidupan spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran, pengalaman
kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang
terkait pembelajaran
Indikator Kinerja Tambahan :
Tingkat kepuasan pengguna lulusan dinilai terhadap aspek etika, hasil
penilaiannya adalah 100 % sangat baik
Alasan : Sesuai dengan KepDirjen Diktis No. 102 Tahun 2019 BAB II
Standar Keagamaan Pada Pendidikan , bagian B point 4 dan sesuai
matrik PerBAN PT No. 54 tentang tingkat kepuasan pengguna lulusan
dinilai terhadap aspek : etika, keahlian pada bidang ilmu (kompetensi
utama), kemampuan berbahasa asing, penggunaan teknologi informasi,
kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, pengembangan diri.
c) Indikator kinerja utama: Setiap lulusan harus memiliki Kompetensi
Pengetahuan yakni merupakan penguasaan konsep, teori, metode,
dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh
melalui penalaran dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja

257
mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang
terkait pembelajaran
Indikator Kinerja Tambahan :
Tingkat kepuasan pengguna lulusan dinilai terhadap aspek Keahlian pada
bidang ilmu (kompetensi utama), hasil penilaiannya adalah 100 % sangat
baik.
Alasan : Sesuai dengan KepDirjen Diktis No. 102 Tahun 2019 BAB II
Standar Keagamaan Pada Pendidikan , bagian B point 5 dan sesuai
matrik PerBAN PT No. 54 tentang tingkat kepuasan pengguna lulusan
dinilai terhadap aspek : etika, keahlian pada bidang ilmu (kompetensi
utama), kemampuan berbahasa asing, penggunaan teknologi informasi,
kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, pengembangan diri.
d) Indikator kinerja utama: Setiap lulusan harus memiliki Kompetensi
Keterampilan yang merupakan kemampuan melakukan unjuk kerja dengan
menggunakan konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen, yang
diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian
dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran,
mencakup: a. keterampilan umum sebagai kemampuan kerja umum yang
wajib dimiliki oleh setiap lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan
kemampuan lulusan sesuai tingkat program dan jenis pendidikan tinggi;
dan b. keterampilan khusus sebagai kemampuan kerja khusus yang wajib
dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi.
Indikator Kinerja Tambahan :
1) Tingkat kepuasan pengguna lulusan dinilai terhadap aspek
kemampuan berbahasa asing, penggunaan teknologi informasi,
kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim dan pengembangan diri.
Hsil penilaiannya adalah 100 % sangat baik.
2) Mampu menghafal dan memahami isi kandungan Al-Quran juz 30
(JuzAmma), yang dibuktikan dengan sertifikat masih berlaku; dan
3) Lulusan memiliki kemampuan bahasa inggris dan bahasa arab, yaitu
Program Sarjana Untuk Prodi Umum harus mencapai skor TOEFL ≥ 450
dan ≥ 375 TOAFL. Sedangkan untuk Prodi Keagamaan, mahasiswa
disyaratkan mencapai skor TOAFL ≥ 400, dan Prodi Kebahasaaraban
seperti PBA meraih skor TOAFL ≥ 500.
Program Magister untuk Prodi Umum harus mencapai skor TOEFL ≥ 500
dan ≥ 400 TOAFL. Sedangkan untuk Prodi Keagamaan, mahasiswa
disyaratkan mencapai skor TOAFL ≥ 500, yang dibuktikan dengan sertifikat
masih berlaku.
Alasan : Sesuai dengan KepDirjen Diktis No. 102 Tahun 2019 BAB II
Standar Keagamaan Pada Pendidikan , bagian B point 6 dan sesuai
matrik PerBAN PT No. 54 tentang tingkat kepuasan pengguna lulusan
dinilai terhadap aspek : etika, keahlian pada bidang ilmu (kompetensi
utama), kemampuan berbahasa asing, penggunaan teknologi informasi,
kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, pengembangan diri. Juga

258
Sesuai dengan RIP dan Renstra IAIN Lhokseumawe
e) Indikator kinerja utama: Program Studi dalam merumuskan Capaian
Pembelajaran lulusan harus memuat Kompetensi Pengalaman kerja
mahasiswa berupa pengalaman dalam kegiatan di bidang tertentu pada
jangka waktu tertentu, berbentuk pelatihan kerja, kerja praktik, praktik kerja
lapangan atau bentuk kegiatan lain yang sejenis
Indikator Kinerja Tambahan :
1) Tingkat dan ukuran tempat kerja lulusan kurang dari 5%
2) Jumlah lulusan yang bekerja di badan usaha tingkat internasional/multi
nasional kurang dari 5% dari jumlah lulusan Dan
3) Jumlah lulusan yang bekerja di badan usaha tingkat nasional atau
berwirausaha yang berizin lebih dari sama dengan 20% dari jumlah
lulusan
Alasan : Sesuai dengan PerBan PT Matriks No. 55 tentang tingkat dan
ukuran tempat kerja lulusan
f) Indikator kinerja utama: Setiap mahasiswa harus menempuh seluruh
beban belajar yang ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan
yang ditargetkan oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif
(IPK) lebih besar atau sama dengan 3,00 (tiga koma nol) sebelum
dinyatakan lulus pada program magister
Indikator Kinerja Tambahan :
Setiap mahasiswa harus menempuh seluruh beban belajar yang
ditetapkan dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan
oleh program studi dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar
atau sama dengan 3,25 (tiga koma dua nol) sebelum dinyatakan lulus
pada program magister
Alasan: sesuai Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Pasal 25 ayat 3
g) Indikator kinerja utama: Mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak
memperoleh:
1) ijazah bagi lulusan program sarjana; 2). sertifikat profesi, bagi
lulusan program profesi yang diterbitkan oleh perguruan tinggi
bersama dengan Kementerian, Kementerian lain, Lembaga Pemerintah
Non Kementerian, dan/atau organisasi
Indikator Kinerja Tambahan :
1) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe memperoleh jumlah prestasi akademik
mahasiswa di tingkat provinsi/wilayah, nasional, dan/atau internasional
terhadap jumlah mahasiswa dalam 3 tahun terakhir (TS-2 s.d. TS),
dimana:
(a).Jumlah mahasiswa prestasi akademik internasional adalah
minimal 0,05% dari Jumlah mahasiswa aktif pada saat TS; dan (b)
Jumlah mahasiswa prestasi akademik nasional adalah lebih besar
sama dengan 1% dari Jumlah mahasiswa aktif pada saat TS
2) Mahasiswa IAIN Lhokseumawe memperoleh lumlah prestasi
non akademik mahasiswa di tingkat provinsi/wilayah, nasional,

259
dan/atau internasional terhadap jumlah mahasiswa dalam 3
tahun terakhir (TS-2 s.d. TS), dimana: 1).Jumlah mahasiswa prestasi
non akademik internasional adalah minimal 0,1% dari Jumlah
mahasiswa aktif pada saat TS; dan 2).Jumlah mahasiswa prestasi non
akademik nasional adalah lebih besar sama dengan 2% dari
Jumlah mahasiswa aktif pada saat TS
Alasan: sesuai Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Pasal 25 ayat 5
s.d 7 dan matrik PerBan PT No 47 dan 48
h) Indikator kinerja utama: Jumlah mahasiswa yang lulus tepat waktu
adalah kurang dari 50% dari Jumlah mahasiswa yang diterima pada
angkatan tersebut
Indikator Kinerja Tambahan :
Jumlah mahasiswa yang lulus tepat waktu adalah lebih dari 50% dari
Jumlah mahasiswa yang diterima pada angkatan tersebut
Alasan: Sesuai matrik PerBan PT No. 50 tentang lama studi mahasiswa
untuk setiap program dalam 3 tahun terakhir
i) Indikator kinerja utama: Lama waktu tunggu lulusan program utama di
perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan pertama lebih dari 6
bulan
Indikator Kinerja Tambahan :
Lama waktu tunggu lulusan program utama di perguruan tinggi untuk
mendapatkan pekerjaan pertama kurang dari 6 bulan
Alasan: Sesuai matrik PerBan PT No. 50 tentang lama waktu tunggu
lulusan program utama di perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan
pertama
j) Indikator kinerja utama: Kesesuaian bidang kerja lulusan dari program
utama di perguruan tinggi terhadap kompetensi bidang studi kurang dari
80%
Indikator Kinerja Tambahan :
Kesesuaian bidang kerja lulusan dari program utama di perguruan tinggi
terhadap kompetensi bidang studi lebih dari 80%
Alasan: Sesuai matrik PerBan PT No. 53 tentang kesesuaian bidang
kerja lulusan dari program utama di perguruan tinggi terhadap kompetensi
bidang studi
k) Indikator kinerja utama: PT melakasanakan survey untuk melihat
tingkat kepuasan pengguna lulusan terhadap aspek: 1.Etika, 2.Keahlian
pada bidang ilmu (kompetensi utama),3.Kemampuan berbahasa asing,
4.Penggunaan teknologi informasi, 5.Kemampuan berkomunikasi, 6.:
Kerjasama tim, 7. Pengembangan diri
Indikator Kinerja Tambahan :
IAIN Lhokseumawe melakasanakan survey untuk melihat tingkat
kepuasan pengguna lulusan terhadap aspek: 1.Etika, 2.Keahlian pada
bidang ilmu (kompetensi utama), 3.Kemampuan berbahasa asing,
4.Penggunaan teknologi informasi, 5.Kemampuan berkomunikasi, 6.:

260
Kerjasama tim, 7. Pengembangan diri Survey dilaksanakan secara berkala
setiap tahun, dan hasilnya disosialisasikan , serta digunakan untuk
pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Alasan : sesuai matrik PerBAN PT No. 54 tentang tingkat kepuasan
pengguna lulusan dinilai terhadap aspek : etika, keahlian pada bidang ilmu
(kompetensi utama), kemampuan berbahasa asing, penggunaan teknologi
informasi, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, pengembangan diri.
l) Indikator kinerja utama: Tingkat dan ukuran tempat kerja lulusan ,
yaitu: Jumlah lulusan yang bekerja di badan usaha tingkat
wilayah/lokal atau berwirausaha tidak berizin.lebih besar sama dengan
90% % dari jumlah lulusan
Indikator Kinerja Tambahan :
Tingkat dan ukuran tempat kerja lulusan , yaitu: 1) Jumlah lulusan
yang bekerja di badan usaha tingkat internasional/multi nasional adalah
kurang dari 5% dari jumlah lulusan; dan 2).Jumlah lulusan yang
bekerja di badan usaha tingkat nasional atau berwirausaha yang berizin
lebih dari sama dengan 20% dari jumlah lulusan.
Alasan: Sesuai matrik PerBan PT No. 55 tentang tingkat dan ukuran
tempat kerja lulusan
Standar Hasil Penelitian
a) Indikator kinerja utama: Mahasiswa dan dosen harus menghasilkan
penelitian yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing
bangsa sesuai dengan Road map penelitian Perguruan Tinggi.
Indikator Kinerja Tambahan :
1) Orientasi materi penelitian diarahkan pada luaran penelitian berupa
penjelasan dan penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala,
fenomena, kaedah, model, atau postulat baru.
2) Pelibatan mahasiswa semester akhir dalam menghasilkan luaran
penelitian dengan tujuan memberikan pengalaman riset kepada mereka
dan mendapat latar empiris ketika menyusun skripsi minimal 25%.
Alasan : SNPT No. 44 2015 BAB III Pasal 43 dst.tentang Standar hasil
penelitian
b) Indikator kinerja utama: Mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan
penelitian harus menghasilkan luaran yang memenuhi kaidah dan metode
ilmiah secara sistematis sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik
pada setiap judul penelitianKetersediaan dokumen formal; Rencana
Strategis Penelitian yang memuat landasan pengembangan, peta jalan,
sasaran program strategis dan indikator kinerja, serta pelaksanaan rencana
strategis.
Indikator Kinerja Tambahan :
Ketersediaan dokumen formal; Rencana Strategis Penelitian yang memuat
landasan pengembangan, peta jalan, sasaran program strategis dan
indikator kinerja, serta pelaksanaan rencana strategis.

261
Alasan: SNPT No. 44 2015 BAB III Pasal 43 dst.tentang Standar hasil
penelitian
c) Indikator kinerja utama: Mahasiswa dan dosen harus melaksanakan
penelitian yang mengarah pada terpenuhinya capaian pembelajaran
lulusan dan ketentuan peraturan di Perguruan Tinggi.
Indikator Kinerja Tambahan :
Ketersediaan pedoman penelitian yang memuat tentang penetatapan
standar hasil penelitian untuk memenuhi standar mutu penelitian di IAIN
Lhokseumawe
Alasan : SNPT No. 44 2015 BAB III Pasal 43 dst.tentang Standar hasil
penelitian
d) Indikator kinerja utama: Mahasiswa dan dosen dalam pelaksanaan
penelitian yang hasilnya tidak bersifat rahasia, tidak mengganggu dan/atau
tidak membahayakan kepentingan umum atau nasional wajib
disebarluaskan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, dipatenkan,
dan/ atau cara lain yang dapat digunakan untuk menyampaikan hasil
penelitian kepada masyarakat
Indikator Kinerja Tambahan :
1) Hasil penelitian wajib diseminarkan secara regional dan nasional
kemudian dipubikasikan melalui website terpercaya, dan artikel ilmiah
dalam bentuk opini di koran dan media sosial.
2) Setiap hasil penelitian dosen wajib dijadikan sebagai sumber bahan ajar
(materi ajar berbasis penelitian), sehingga bahan ajar yang ditransfer
kepada mahasiswa akan lebih orisinal dan selalu up-date sesuai
atmosfir kekinian. Selain itu, hasil penelitian juga dijadikan sebagai Hak
Kekayaan Intelektual (HaKI) 4 artikel/buku/produk lainnya dalam
setahun.
3) Hasil penelitian dosen wajib dipublikasikan dalam bentuk jurnal ilmiah
minimal 2 (dua) artikel ilmiah pada tingkat nasional terakreditasi setiap
tahun atau 1 (satu) artikel ilmiah pada level jurnal internasional
bereputasi per-tahun.
Alasan : SNPT No. 44 2015 BAB III Pasal 43 dst.tentang Standar hasil
penelitian
Standar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
a) Indikator kinerja utama: Pengabdian kepada masyarakat harus
menghasilkan:
1) penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dengan
memanfaatkan keahlian sivitas akademika yang relevan;
2) pemanfaatan teknologi tepat guna;
3) bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; atau bahan ajar
atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar
b) Indikator Kinerja Tambahan :
Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen dan
mahasiswa IAIN Lhokseumawe menghasilkan:

262
1) model pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau rekomendasi
kebijakan yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, umat, dunia
usaha, industri, dan/atau Pemerintah;
2) pemanfaatan teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam
rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat;
3) bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
memberdayakan masyarakat;
4) output: publikasi di jurnal online, karya, paten dan/HKI, buku/bahan ajar,
outcome: sitasi, produk baru, penghargaan, atau implikasi kebijakan;
5) bahan pengembangan integrasi sains dan ilmu-ilmu keislaman yang
rahmatan lil-alamin;
6) hasil pengabdian yang dapat diterapkan langsung dan dibutuhkan oleh
masyarakat pengguna; dan atau
7) kekayaan intelektual (KI) yang dapat diterapkan langsung oleh
masyarakat, umat, dunia usaha, dan/atau industri.
Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Dosen dan
Mahasiswa IAIN Lhokseumawe bertujuan untuk menjadikan Perguruan
Tinggi Islam yang unggul dan berwawasan global dalam pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
Hasil pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dosen IAIN
Lhokseumawe wajib disebarluaskan dengan cara diseminarkan,
dipublikasikan, dipatenkan, dan atau cara lain yang dapat digunakan
untuk menyampaikan hasil pengabdian tersebut.
Alasan : SNPT No. 44 2015 BAB III Pasal 55 dst.tentang Standar
hasil pengabdian kepada masyarakat

3. Evaluasi Capaian Kinerja


Evaluasi capaian kinerja IAIN Lhokseumawe dilakukan dengan melalui
Raker tahunan. Tahun 2017 Raker dilaksanakan di Hotel Grand Kanaya Medan
pada tanggal 26-28 Maret 2017 dan tahun 2018 dilaksanakan di Hotel Harun
Square Lhokseumawe serta tahun 2019 dilaksanakan di Hotel Grand Kanaya
Medan, beberapa narasi tersebut menghasilkan:
a) Analisis keberhasilan
1) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan IAIN Lhokseumawe baik
program sarjana (S1) dan Program Magister (S2) diatas 3.25.
2) Prestasi akademik mahasiswa IAIN Lhokseumawe 5 tahun terakhir
yaitu tingkat provinsi/wilayah sebanyak 15 prestasi, tingkat nasional 62
prestasi dan tingkat Internasional 9 prestasi
3) Prestasi Non Akademik Mahasiswa IAIN Lhokseumawe 5 tahun
terakhir yaitu tingkat provinsi/wilayah sebanyak 41 prestasi, tingkat
nasional 62 prestasi dan tingkat Internasional 13 prestasi
4) Rata-rata lama studi program Sarjana (S1) di IAIN Lhokseumawe
adalah 4 tahun dan rata rata lama studi program magister (S2) di IAIN
Lhokseumawe adalah 2 tahun

263
5) Presentase kelulusan tepat waktu untuk program sarjana (S1) adalah
100% dan Program magister (S2) adalah 100%.
6) Presentase keberhasilan studi untuk program sarjana (S1) adalah
100% dan Program magister (S2) adalah 100%.
7) Masa tunggu lulusan IAIN Lhokseumawe mendapatkan pekerjaan
pertama < 6 bulan
8) Rata-rata persentase kesesuaian bidang kerja lulusan dari program
utama di IAIN Lhokseumawe terhadap kompetensi bidang studi adalah
93%
9) Jumlah publikasi di jurnal dalam 3 tahun terakhir jurnal tidak
terakreditasi 386 judul. Jurnal nasional terakreditasi 37 judul, jurnal
internasional 19 judul. Jurnal internasional bereputasi 26 judul.
10) Jumlah publikasi di seminar/tulisan di media massa dalam 3 tahun
terakhir jumlah publikasi di Seminar wilayah/lokal/perguruan tinggi 52
judul. Seminar nasional 6 judul, di seminar Internasional 17 judul., di
media massa nasional 29 judul.
b) Faktor Pendukung
Faktor yang mendukung dalam dalam meningkatkan
1) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan IAIN Lhokseumawe program
sarjana (S1) dan Program Magister (S2) yaitu Faktor mahasiswa,
dosen, kurikulum, layanan akademik dan sarana dan prasarana dari
IAIN Lhokseumawe
2) Prestasi akademik dan non mahasiswa IAIN Lhokseumawe yaitu
dengan memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi dan
mengirimkan mahasiswa dalam mengikuti lomba-lomba baik akademik
maupun non akademik, memberi pelatihan-pelatihan kepada
mahasiswa yang mendukung kegiatan akademik maupun non
akademik
3) Rata-rata lama studi program Sarjana (S1) di IAIN Lhokseumawe
adalah 4 tahun didukung dengan bimbingan akademik yang dilakukan
setiap semester, dimana dosen pembimbing akademik akan
memantau dan memotivasi mahasiswa agar lulus 4 tahun untuk
program sarjana.
4) Presentase kelulusan tepat waktu untuk program sarjana (S1) adalah
100% dan Program magister (S2) adalah 100% yaitu mahasiswa
didukung dengan fasilitas dan waktu bimbingan
5) Presentase keberhasilan studi untuk program sarjana (S1) adalah
100% dan Program magister (S2) adalah 100%.yaitu didukung dengan
fasilitas kampus juga dosen yang berkualitas
6) Masa tunggu lulusan IAIN Lhokseumawe mendapatkan pekerjaan
pertama < 6 bulan yaitu lulusan IAIN Lhokseumawe adalah lulusan
yang dipersiapkan untuk bias langsung terjun ke lapangan pekerjaan
dengan program PPL, OJT sehingga rata-rata kurang dari 3 bulan
sudah mendapatkan kerja

264
7) Rata-rata persentase kesesuaian bidang kerja lulusan dari program
utama di IAIN Lhokseumawe terhadap kompetensi bidang studi adalah
93% dengn faktor pendukung yaitu menyiapkan mata kuliah yang
memiliki kemampuan keahlian dalam bidangnya.
8) Jumlah publikasi di jurnal dalam 3 tahun terakhir jurnal tidak
terakreditasi. Jurnal nasional terakreditasi, jurnal internasional, Jurnal
internasional bereputasi, Jumlah publikasi di Seminar
wilayah/lokal/perguruan tinggi. Di seminar nasional, di seminar
Internasional, di media massa nasional hal ini didukung dengan
motivasi dosen IAIN Lhokseumawe dalam meningkatkan kualitas juga
untuk meningkatkan fungsional dosen hingga lektor kepala sampai
guru besar.
c) Analisis ketidakberhasilan
1) Tingkat kepuasan pengguna lulusan dinilai terhadap aspek: (1) Etika
(91% kategori sangat baik dan 9% kategori baik), (2) Keahlian pada
bidang ilmu (kompetensi utama) (77.7% kategori sangat baik 22.3%
kategori baik). (3) Kemampuan berbahasa asing (54.6% kategori
sangat baik, 42% kategori baik dan 3.4% kategori cukup) (4)
Penggunaan Teknologi Informasi (76.1% kategori sangat baik,
22.8% kategori baik dan 1.1% kategori cukup) (5) Kemampuan
Berkomunikasi (83.2% kategori sangat baik, dan 16.8% kategori baik)
(6) Kerjasama Tim (81% kategori sangat baik, dan 19% kategori baik
(7) Pengembangan Diri (80% kategori sangat baik, 19% kategori baik
dan 1% kategori cukup.
2) Tingkat dan ukuran tempat kerja lulusan IAIN Lhokseumawe lulusan
untuk program sarjana yang lokal/wilayah/berwirausaha tidak
berbadan hukum sebanyak 184 lulusan dan 3 lulusan untuk program
magister, untuk program sarjana nasional/berwirausaha berbadan
hukum sebanyak 571 lulusan dan 13 lulusan untuk program magister
serta untuk program sarjana multinasional/internasional sebanyak 12
lulusan. Dan program magister tidak ada.
3) Jumlah artitel karya ilmiah dosen tetap yang disitasi dalam 3 tahun
terakhir 79 sitasi.
4) Luaran Lainnya berupa HKI, jumlah HKI 36 HKI, dan Buku Ber-ISBN
dan Book Chapter sebanyak 44 Buku
d) Faktor penghambat
1) Tingkat kepuasan pengguna lulusan dinilai terhadap aspek : (1) Etika,
(2) Keahlian pada bidang ilmu (kompetensi utama), (3) Kemampuan
berbahasa asing, (4) Penggunaan Teknologi Informasi, (5)
Kemampuan Berkomunikasi, (6) Kerjasama Tim, (7) Pengembangan
Diri masih kurang. Faktor penghambatnya lulusan tidak memiliki
kesempatan dalam mengembangakan dirinya untuk memiliki
kemampuan berbahasa asing dan penggunaan teknologi informasi.
Lulusan IAIN Lhokseumawe juga kurangnya dalam mengikuti

265
organisasi kemahasiswaan dilingkungan IAIN Lhokseumawe maupun
diluar IAIN Lhokseumawe.
2) Tingkat dan ukuran tempat kerja lulusan IAIN Lhokseumawe lulusan
untuk program sarjana yang lokal/wilayah/berwirausaha tidak
berbadan hukum, nasional/berwirausaha berbadan hukum dan
multinasional/internasional masih kurang. Faktor penghambatnya
lulusan kurang dibina dalam softkillnya
3) Jumlah artitel karya ilmiah dosen tetap yang disitasi masih kurang.
Faktor penghambatnya masih ada dosen yang belum memiliki goggle
scholer dan sinta,
4) Luaran Lainnya berupa HAKI, dan Buku Ber-ISBN dan Book Chapter
yang masih kurang. Faktor penghambatnya dosen masih beranggapan
HAKI dan buku ber-ISBN sesuatu yang tidak diwajibkan, dan belum
banyaknya dosen untuk tergerak dalam membuat karya tulis yang di
HAKI kan maupun di buat buku ber-ISBN
e) Identifikasi akar masalah
Berdasarkan analisis ketidakberhasilan maka identifikasi akar masalahnya
yaitu:
1) Tingkat kepuasan pengguna lulusan dinilai terhadap aspek: (1) Etika, (2)
Keahlian pada bidang ilmu (kompetensi utama). (3) Kemampuan
berbahasa asing, (4) Penggunaan Teknologi Informasi, (5) Kemampuan
Berkomunikasi, (6) Kerjasama Tim, (7) Pengembangan Diri. Akar
masalahnya yaitu di aspek Kemampuan berbahasa asing, jika dilihat
presentase di semua aspek lulusan IAIN Lhokseumawe masih kurang
dalam hal kemampuan berbahasa asing yaitu berbahasa inggris untuk
listening, speaking, reading, dan writing dan TOEFL yang masih
dibawah skore yang ditetapkan. Hal ini juga dapat dilihat lulusan masih
kurang mampu dalam penggunaan teknologi informasi, dimana di
zaman globalisasi saat ini teknologi informasi adalah hal yang paling
utama.
2) Tingkat dan ukuran tempat kerja lulusan IAIN Lhokseumawe yang
multinasional/internasional masih sangat sedikit. Akar masalahnya
dikarenakan lulusan masih kurang memiliki skill dan ketrampilan
berbahasa serta kemampuan teknologi informatika.
3) Jumlah artitel karya ilmiah dosen tetap yang disitasi masih kurang. Akar
masalahnya dosen masih ada yang belum mendaftarkan diri di goggle
scholer dan sinta.
4) Jumlah HAKI dan Buku Ber-ISBN serta Book Chapter masih sangat
sedikit. Akar masalahnya adalah dosen belum tergerak dalam membuat
karya tulis yang di HAKI kan maupun di buat buku ber-ISBN
f) Tindak lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan IAIN Lhokseumawe adalah meningkatkan
Etika mahasiswa IAIN Lhokseumawe melalui perkuliahan dalam matakuliah
Akhlak Tasawuf dan Pendidikan Kewarganegaraan, adanya tata aturan perilaku

266
perkulihan, meningkatkan keahlian dan pengembangan serta update materi
perkulihan, meningkatkan mutu dosen, sarana dan prasarana belajar, baik yang
terkait dengan bidang akademik atau bidang soft skill lainnya, meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris mahasiswa IAIN Lhokseumawe melalui penugasan
dengan literatur berbahasa Inggris dan melakukan tes TOEFL bagi mahasiswa
baru, meningkatkan kemampuan penggunaan teknologi informasi bagi
mahasiswa melalui pengembangan teknologi informasi dalam perkuliahan dan
pelatihan ICT bagi mahasiswa baru, kemampuan komunikasi dapat dilakukan
dengan meningkatkan kemampuan komunikasi mahasiswa melalui mata kuliah
Public Speaking, pelatihan softskill (kepemimpinan dan kreativitas) bagi
mahasiswa, meningkatkan kemampuan kerjasama tim melalui proses
perkuliahan, salah satunya dalam mata kuliah Pendidikan Karakter, serta
pengadaan pelatihan softskill (kepemimpinan dan kreativitas) bagi mahasiswa,
meningkatkan pengembangan diri mahasiswa IAIN Lhokseumawe melalui
proses perkuliahan (mata kuliah Pendidikan Karakter, Kewirausahaan),
pelatihan softskill (kepemimpinan dan kreativitas), dan pelatihan ESQ,
meningkatkan tingkat dan ukuran tempat kerja lulusan IAIN Lhokseumawe yang
lokal/wilayah/berwirausaha tidak berbadan hokum, nasional/berwirausaha
berbadan hokum, multinasional/internasional, meningkatkan jumlah artitel karya
ilmiah dosen yang disitasi, meningkatkan HAKI dan Buku Ber-ISBN serta Book
Chapter.

4. Penjaminan Mutu Luaran


Sistem penjaminan mutu luaran dan capaian yang ditetapkan,
dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan dikendalikan serta dilakukan upaya
peningkatan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Keberadaan dokumen formal penetapan standar mutu
b) Standar mutu dilaksanakan secara konsisten
c) Monitoring, evaluasi dan pengendalian terhadap standar mutu telah
ditetapkan dan
d) Hasilnya ditindak lanjuti untuk perbaikan dan peningkatan mutu
Sistem penjaminan mutu luaran dan capaian untuk standar mutu
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang ditetapkan,
dilaksanakan, hasilnya dievaluasi dan dikendalikan serta dilakukan upaya
peningkatan dijabarkan sebagai berikut :
a) Penetapan.
Penyusunan tiap standar mengikuti suatu mekanisme penetapan dan
pemenuhan standar yang bersifat khusus sesuai jenis standar. Penetapan
dan pemenuhan standar mutu pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat harus dilakukan mengikuti mekanisme penyusunan.
Penetapan Standar SPMI merupakan tahapan ketika seluruh Standar SPMI
dirancang, dirumuskan dan ditetapkan hingga disahkan oleh Rektor
dengan Surat Keputusan Rektor. Standar SPMI berisi tentang pernyataan
kualitatif dan/atau kuantitatif yang dapat diukur pencapaian atau

267
pemenuhannya oleh seluruh pelaksana penjaminan mutu diseluruh unit
kerja IAIN Lhokseumawe.
Penetapan Sistem Penjaminan mutu di bidang pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat ditetapkan dengan :
1) SK Rektor No 234 tahun 2017 tentang Standar Mutu pendidikan
2) SK Rektor No. 235 tahun 2017 tentang Standar Hasil penelitian
3) SK Rektor No. 236 tahun 2017 tentang Standar Mutu bidang
pengabdian kepada masyarakat
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan Sistem Penjaminan mutu di bidang pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan sesuai dengan: buku pedoman
pendidikan (SK Rektor Nomor 187 tahun 2017), penelitian (SK Rektor Nomor
194a tahun 2017) dan pengabdian kepada masyarakat (SK Rektor Nomor 190a
tahun 2017) Pelaksanaan sistem penjaminan mutu ini dilaksanakan di seluruh
IAIN Lhokseumawe dengan berbagai kegiatan sebagai berikut :
1) Pada tahun 2016 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan
dalam bidang pendidikan yaitu: Olimpiade ekonomi syariah, MTQ, Debat
hukum islam, Debat Bahasa arab dan Bahasa inggris, Penghargaan/
Akademik Word, Stain cup. Serta bidang penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat yaitu: Penelitian kelompok, Penyusunan jurnal,
Penulisan buku sejarah islam, Penulisan bahan ajar/buku daras, Jurnal
kolaborasi, Workshop karya ilmiah mahasiswa, Resensi buku
mahasiswa, Jurnal sarwah, Pelatihan jurnalistik, Penulisan naskah film
dan sinetron, AICIS di lampung, Penulisan artikel jurnal dan
penelitian,Kegiatan desa binaan
2) Pada tahun 2017 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan
dalam bidang pendidikan yaitu: Pengembagan Skill dan Karya
Mahasiswa, POMNAS Mahasiswa, SELEKDA Mahasiswa, Pionir
Mahasiswa di UIN Ar Raniry Banda Aceh, Kegiatan Olahraga IAIN Cup.
Serta bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yaitu:
Penelitian Kelompok, Kegiatan Desa Binaan, Penelitian dan Penulisan
Artikel Ilmiah, Kelas Penulisan Karya Ilmiah dan Penelitian, Peer Review
Penulisan Artikel Jurnal,
3) Pada tahun 2018 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan
dalam bidang pendidikan yaitu: Kegiatan UKM Olahraga, Pembinaan
Jurnal, PELATIHAN TOEFL, IAIN CUP 2018, Seminar Internasional,
SEMINAR KARYA TULIS ILMIAH, Workshop Jurnalistik Dasar. Serta
bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yaitu: Penelitian
Pembinaan, Penelitian Peningkatan Kapasistas/Pembinaan, Pembinaan
Desa Tertinggal, Penelitian Dasar, Penelitian Dasar Interdisipliner,
Penelitian Dasar Pengembangan Prodi.
4) Pada tahun 2019 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan
dalam bidang pendidikan yaitu: Pengiriman Mahasiswa POMNAS,
Pelatihan Bahasa Asing Bagi Mahasiswa, Pelatihan Karya Tulis Ilmiah

268
Bagi Mahasiswa, Kegiatan Pioner, Percepatan dan Ketepatan Lama
Studi Mahasiswa, Percepatan Lama Tunggu Lulusan Bekerja Sesuai
dengan Komptensi Lulusan, MONEV Kepuasan Penggunaan Alumni.
Serta bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yaitu:
Penelitian dosen, Pelatihan Menulis Berita (UKM AL Kalam),
Peningkatan Penelitian Dosen Pendanaan Internasional, Peningkatan
Penelitian Dosen Pendanaan Perguruan Tinggi dan Mandiri dalam Luar
dan PT Sendiri, Peningkatan Judul Pkm Dosen Pendanaan
Internasional, Peningkatan Judul Pkm Dosen Pendanaan Perguruan
Tinggi dan Mandiri dalam Luar PT Sendiri, Peningkatan Pkm Dosen,
Peningkatan Judul Penelitian Dosen Pendanaan Internasional,
Peningkatan Judul Penelitian Dosen Pendanaan Perguruan Tinggi dan
Mandiri dalam Luar dan PT Sendiri, Klasifikasi Penelitian kelompok dan
individu dosen Berbasis Integrasi Keilmuan (matakuliah) Yang
Melibatkan Mahasiswa, Penelitian Dasar Interdisipliner, Penelitian
Terapan dan Pengembangan PTKIN, Penelitian Dasar Pengembangan
Prodi, Penelitian Dasar, Peningkatan Luaran Penelitian (HKI),
Peningkatan Luaran Penelitian (Buku ISBN), Peningkatan Artikel Jurnal
Internasional Terindeks, Jurnal Internasional Tidak Terindeks, Jurnal
Nasional Terakreditasi, Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Penulisan
Opini di Media Nasional dan Internasional, Klasifikasi Pkm Kelompok
dan Individu sesuai dengan keilmuan yang melibatkan mahasiswa,
Peningkatan Pkm Mandiri Dosen Sesuai Dengan Bidang Keilmua
masing-masing, Klasifikasi Pkm Kelompok Dosen sesuai dengan
keilmuan Luar Negeri,
c) Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan sistem penjaminan mutu dibidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui audit mutu
internal setiap tahunnya.
1) Pada tahun 2016 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan Audit
Mutu Internal (AMI). Dengan temuan Pencapaian prestasi akademik
mahasiswa IAIN Lhokseumawe di tingkat propinsi/ wilayah tidak ada,
nasional 2, dan internasional 1. Rasio alumni dalam lima tahun terakhir
yang memberikan respons terhadap studi pelacakan masih kurang yaitu
≤ 20%,
Jumlah penelitian dosen tetap selama tiga tahun terakhir yaitu belum
adanya jumlah penelitian dengan biaya luar negeri juga jumlah
penelitian dengan biaya luar. Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh
dosen tetap dalam tiga tahun terakhir masih kurang, Banyaknya artikel
yang tercatat dalam lembaga sitasi juga masih kurang dikarenakan
dosen belum memiliki akun sinta. Karya dosen dan atau mahasiswa
yang berupa paten/hak atas kekayaan intelektual (HaKI)/karya yang
mendapatkan penghargaan tingkat nasional/internasional belum ada,
Jumlah kegiatan PkM dosen tetap selama tiga tahun terakhir masih

269
kurang di jumlah PkM dengan biaya luar negeri dan jumlah PkM dengan
biaya luar. Buku berISBN masih kurang yaitu cuman 6 buku
2) Pada tahun 2017 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan Audit
Mutu Internal (AMI)
Dengan temuan Rasio alumni dalam lima tahun terakhir yang
memberikan respons terhadap studi pelacakan masih kurang yaitu ≤
20%,
Jumlah penelitian dosen tetap selama tiga tahun terakhir belum adanya
jumlah penelitian dengan biaya luar negeri juga jumlah penelitian
dengan biaya luar. Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen
tetap dalam tiga tahun terakhir masih kurang, Banyaknya artikel yang
tercatat dalam lembaga sitasi juga masih kurang. Karya dosen dan atau
mahasiswa yang berupa paten/hak atas kekayaan intelektual
(HaKI)/karya yang mendapatkan penghargaan tingkat nasional/
internasional masih belum ada,
Jumlah kegiatan PkM dosen tetap selama tiga tahun terakhir masih
kurang di jumlah PkM dengan biaya luar negeri dan jumlah PkM dengan
biaya luar. Buku berISBN masih kurang.
3) Pada tahun 2018 IAIN Lhokseumawe menyelenggarakan kegiatan Audit
Mutu Internal (AMI)
Dengan temuan Jumlah penelitian dosen tetap selama tiga tahun
terakhir belum adanya jumlah penelitian dengan biaya luar negri juga
jumlah penelitian dengan biaya luar. Banyaknya artikel yang tercatat
dalam lembaga sitasi masih kurang. Karya dosen dan atau mahasiswa
yang berupa paten/hak atas kekayaan intelektual (HaKI)/karya yang
mendapatkan penghargaan tingkat nasional/internasional sudah ada
tetapi masih kurang.
Jumlah kegiatan PkM dosen tetap selama tiga tahun terakhir masih
kurang di jumlah PkM dengan biaya luar negeri dan jumlah PkM dengan
biaya luar. Buku berISBN masih kurang.
d) Pengendalian
Pengendalian pelaksanaan sistem penjaminan mutu di bidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh Lembaga
Penjaminan Mutu (LPM) bersama IAIN Lhokseumawe. Pengendalian itu meliputi.
penetapan standar pelaksanaan sistem penjaminan mutu bidang
pendidikan berupa SK Rektor sesuai dengan kegiatan pelaksanaan terkait
bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, setelah
melaksanakan kegiatan akan dievaluasi kegiatan tersebut apakah perlu adanya
peningkatan kegiatan atau pengembangan kegiatan tersebut, untuk mengetahui
tentang keberhasilan atau tidaknya sebuah kegiatan dan dokumen yang ada di
jurusan/prodi dituang dalam hasil AMI dimana temuan dari AMI menjadi bahan
untuk RTM dengan menghadirkan pimpinan IAIN Lhokseumawe dalam upaya
peningkatan mutu
e) Perbaikan berkelanjutann

270
Hasil Audit Mutu Internal (AMI) IAIN Lhokseumawe temuan yang diperoleh
terkait bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yaitu
1) Tahun 2016 untuk bidang pendidikan pencapaian prestasi akademik
mahasiswa IAIN Lhokseumawe masih kurang. Rasio alumni dalam lima
tahun terakhir yang memberikan respons terhadap studi pelacakan
masih kurang yaitu ≤ 20%. Bidang Penelitian untuk jumlah penelitian
dosen tetap selama 3 tahu terakhir yaitu belum adanya jumlah penelitian
dengan biaya luar negeri juga jumlah penelitian dengan biaya luar.
Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen tetap dalam tiga tahun
terakhir masih kurang, Banyaknya artikel yang tercatat dalam lembaga
sitasi juga masih kurang dikarenakan dosen belum memiliki akun sinta.
Karya dosen dan atau mahasiswa yang berupa paten/hak atas
kekayaan intelektual (HaKI)/karya yang mendapatkan penghargaan
tingkat nasional/internasional belum ada. Bidang Pengabdian kepada
masyarakat Jumlah kegiatan PkM dosen tetap selama tiga tahun
terakhir masih kurang di jumlah PkM dengan biaya luar negeri dan
jumlah PkM dengan biaya luar. Buku berISBN masih kurang. Hal ini
akan diperbaiki ditahun 2017
2) Tahun 2017 untuk bidang pendidikan rasio alumni dalam lima tahun
terakhir yang memberikan respons terhadap studi pelacakan masih
kurang yaitu ≤ 20% masih belum diatas 20%, Bidang penelitian belum
adanya jumlah penelitian dengan biaya luar negeri dan jumlah penelitian
dengan biaya luar, Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen
tetap dalam tiga tahun terakhir masih kurang, Banyaknya artikel yang
tercatat dalam lembaga sitasi juga masih kurang. Karya dosen dan atau
mahasiswa yang berupa paten/hak atas kekayaan intelektual
(HaKI)/karya yang mendapatkan penghargaan tingkat nasional/
internasional masih belum ada. Bidang Pengabdian Masyarakat jumlah
kegiatan PkM dosen tetap selama tiga tahun terakhir masih kurang di
jumlah PkM dengan biaya luar negeri dan jumlah PkM dengan biaya
luar. Buku berISBN masih kurang. Hal ini akan diperbaiki ditahun 2018
3) Tahun 2018 untuk bidang penelitian jumlah penelitian dosen tetap
selama tiga tahun terakhir belum adanya jumlah penelitian dengan biaya
luar negeri. Banyaknya artikel yang tercatat dalam lembaga sitasi masih
kurang. Karya dosen dan atau mahasiswa yang berupa paten/hak atas
kekayaan intelektual (HaKI)/karya yang mendapatkan penghargaan
tingkat nasional/ internasional sudah ada tetapi masih kurang. Bidang
pengabdian masyarakat jumlah kegiatan PkM dosen tetap selama tiga
tahun terakhir masih kurang di jumlah PkM dengan biaya luar negeri dan
jumlah PkM dengan biaya luar. Buku berISBN masih kurang.

5. Kepuasan Pengguna
a) Deskripsi sistem untuk mengukur kepuasan pengguna luaran perguruan
tinggi (pengguna lulusan dan mitra), termasuk kejelasan instrumen yang

271
digunakan, pelaksanaan, perekaman, dan analisis datanya.
Kepuasan pengguna lulusan dan mitra dengan menggunakan metode
membagikan kuesioner kepada lulusan dan mitra sebagai responden
dengan metode purposive sampling. Kuesioner dalam bentuk goggle form.
Kuesioner diterbitkan oleh LPM yang kemudian didistribusikan kepada
pengguna lulusan dan mitra. Analisis deskriptif data hasil survei dilakukan
untuk mendapatkan perspektif dari setiap aspek yang diukur. Olah data
menggunakan Window Excel.
Metode Analisis Data Data skor kepuasan pengguna lulusan dan mitra
untuk setiap aspek kualitas layanan diolah untuk memperoleh persentase
tingkat kepuasan Analisis data menggunakan statistik deskriptif, membuat
tabel, grafik. Nilai rata-rata data disajikan dalam tabel untuk memperoleh
gambaran ringkas tentang kinerja seluruh aspek yang diukur. Grafik
disajikan untuk memperoleh kemudahan pemahaman, analisis dan
kesimpulan.
Analisis data juga mengidentifikasi aspek kualitas layanan yang belum
optimal untuk diperbaiki dan dikembangkan dalam sebuah Rencana Tindak
Lanjut (RTL). RTL kemudian direkomendasikan oleh Lembaga Penjaminan
Mutu kepada unit terkait pengguna lulusan dan mitra. Upaya kegiatan dan
program tindak lanjut akan menjadi bahan kajian dalam rapat di tingkat unit
dan merupakan materi umpan balik pada di tingkat Institusi.
b) Ketersediaan bukti yang sahih tentang hasil pengukuran kepuasan
pengguna yang dilaksanakan secara konsisten, dan ditindaklanjuti secara
berkala dan tersistem.

Sebanyak 426 pegguna lulusan yang mengisi angket tentang kepuasan


pengguna lulusan IAIN Lhokseumawe
Kepuasan pengguna lulusan dinilai terhadap aspek :
a) Etika
Tabel 9.1 Tanggapan pihak pengguna terhadap etika
Alumni IAIN Lhokseumawe
Tanggapan Pihak Pengguna
No. terhadap Etika Alumni IAIN Persentase
Lhokseumawe (%)
1. Sangat Baik 91
2. Baik 9
3. Cukup 0
4. Kurang 0
Jumlah 100
Sumber: Data Primer, 2019
Dari tabel 9.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar pihak pengguna menilai
etika alumni sangat baik sebesar 91% (386) dan penilaian baik sebesar 9
% (40). Tingginya penilaian sangat baik terhadap etika menunjukkan

272
bahwa alumni IAIN Lhokseumawe mempunyai sifat yang sangat baik,
ditunjukkan dari etika dan moral (integritas) mereka terhadap orang lain.
Etika alumni yang baik memungkinkan mereka dipercaya orang lain,
karena di dalam diri alumni biasanya terdapat karakter jujur, amanah,
tanggung jawab, kedewasaan, sopan, kemauan bersikap baik, dan
sebagainya. Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan IAIN
Lhokseumawe adalah meningkatkan Etika mahasiswa IAIN Lhokseumawe
melalui perkuliahan, salah satunya dalam mata kuliah Akhlak Tasawuf dan
Pendidikan Kewarganegaraan. Dimana tata aturan perilaku ini secara
implimentasi telah tercantum di setiap kontrak perkulihan. Sosialisasi
tentang etika juga lelaui pamphlet, baliho yang terpasang di lingkunagan
kampus IAIN Lhokseumawe.
b) Keahlian pada bidang ilmu (kompetensi utama)
Tabel 9.2 Tanggapan pihak pengguna terhadap Keahlian
pada bidang ilmu (kompetensi utama)
No. Tanggapan Pihak Penggunaterhadap Persentase
Keahlian pada bidang ilmu (kompetensi (%)
utama)
1. Sangat Baik 77.7
2. Baik 22.3
3. Cukup 0
4. Kurang 0
Jumlah 100
Sumber: Data Primer,2019
Dari tabel 9.2 dapat dilihat bahwa penilaian pihak pengguna terhadap
Keahlian pada bidang ilmu (kompetensi utama) alumni sebagian besar
(77.7%) (331) adalah sangat baik, diikuti penilaian baik sebesar 22.3
%.(95) Tingginya penilaian sangat baik terhadap Keahlian pada bidang
ilmu (kompetensi utama) alumni menunjukkan bahwa alumni I AIN
Lhokseumawe dimungkinkan telah menguasai aspek, yaitu (1) kemampuan
merencanakan program belajar mengajar, (2) kemampuan melaksanakan
dan mengelola proses belajar mengajar, (3) kemampuan menilai kemajuan
proses belajar mengajar, dan (4) kemampuan menguasai mata pelajaran
yang dipegangnya. (5) Kemampuan berwirausaha(6) menganalisis
kebijakan ekonomi Islam, bisnis Islam, dan keuangan Islam, mengelola
lembaga keuangan syariah dan entitas bisnis syariah lainnya, (7)
menganalisis dan mengkaji implementasi ilmu pengetahuan di bidang
ekonomi Islam, (8) bisnis Islam dan keuangan Islam memiliki jiwa mandiri
dan kewirausahaan serta memiliki sikap kepekaan sosial dan kepedulian
kepada masyarakat. (9) Kemampuan bidang ilmu Syariah baik dalam
tataran teoritis maupun praktis. Oleh karena itu IAIN lHokseumawe
menindak lanjuti dengan meningkatkan keahlian dan pengembangan serta
update materi perkulihan, sperti metodoligi penelitian. IAIn Lhokseumawe
juga berupaya meningkatkan mutu dosen, sarana dan prasarana belajar,

273
baik yang terkait dengan bidang akademik atau bidang soft skill lainnya
c) Kemampuan berbahasa asing
Tabel 9.3 Tanggapan pihak pengguna terhadap kemampuan bahasa Inggris
No. Tanggapan Pihak Pengguna Persentase
terhadap Kemampuan bahasa (%)
Inggris
1. Sangat Baik 54.6
2. Baik 42
3. Cukup 3.4
4. Kurang 0
Jumlah 100
Sumber: Data Primer, 2019
Dari tabel 9.3 dapat diketahui bahwa penilaian pihak pengguna terhadap
kemampuan bahasa Inggris alumni sebagian besar (54.6%) (233) adalah
sangat baik, diikuti penilaian baik sebesar 42% (179), dan penilaian cukup
sebesar 3.4% (14). Berimbangnya penilaian sangat baik dan baik terhadap
kemampuan bahasa Inggris alumni menunjukkan bahwa keterampilan
alumni terhadap bahasa Inggris yang mencakup listening, speaking,
reading, dan writing dimungkinkan sudah lumayan baik. Tetapi perlu
peningkatan lagi dengan rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan IAIN
Lhokseumawe adalah meningkatkan kemampuan bahasa Inggris
mahasiswa IAIN Lhokseumawe melalui penugasan dengan literatur
berbahasa Inggris dan melakukan tes TOEFL bagi mahasiswa baru.
d) Penggunaan Teknologi informasi
Tabel 9.4 Tanggapan pihak pengguna terhadap
kemampuan penggunaan teknologi informasi
No. Tanggapan Pihak Pengguna terhadap Persentase
Kemampuan Teknologi Informasi (%)
1. Sangat Baik 76.1
2. Baik 22.8
3. Cukup 1.1
4. Kurang 0
Jumlah 100
Sumber: Data Primer, 2019
Dari tabel 9.4 (76.1 %) (324) pihak pengguna menilai kemampuan
penggunaan teknologi informasi oleh alumni sangat baik, yang diikuti
2 2 . 8 % (97) penilaian b a i k , d a n 1 . 1 % ( 5 ) penilaian c u k u p .
Tingginya penilaian sangat baik oleh pihak pengguna dimungkinkan karena
alumni telah menguasai dan sekaligus memanfaatkan seluruh kemampuan
dan potensi teknologi informasi ke dalam pembelajaran maupun bukan
pembelajaran adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran bagi peserta
didik juga meningkatkan kualitas tempat bekerja. Penggunaan teknologi
informasi untuk seorang pendidik memungkinkan semakin terbukanya

274
informasi dan pengetahuan yang diperoleh peserta didik, sedangkan untuk
yang bukan pendidik untuk mendukung pekerjaan alumni dalam
pekerjaannya. Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan IAIN
Lhokseumawe adalah meningkatkan kemampuan penggunaan teknologi
informasi bagi mahasiswa melalui pengembangan teknologi informasi
dalam perkuliahan dan pelatihan ICT bagi mahasiswa baru.
e) Kemampuan berkomunikasi
Tabel 9.5 Tanggapan pihak pengguna terhadap kemampuan komunikasi
Tanggapan Pihak Pengguna terhadap Persentase
No. Kemampuan Komunikasi (%)
1. Sangat Baik 83.2
2. Baik 16.8
3. Cukup 0
4. Kurang 0
Jumlah 100
Sumber: Data Primer, 2019
Dari tabel 9.5 dapat diketahui bahwa penilaian kemampuan komunikasi
alumni oleh pihak pengguna sebagian besar (83.2%) (354) dinilai sangat
baik, dan diikuti 16.8 % (72) dinilai baik. Tingginya penilaian sangat baik
terhadap kemampuan komunikasi alumni oleh pihak pengguna
dimungkinkan karena alumni mampu berkomunikasi dengan baik terhadap
berbagai pihak, seperti atasan/bawahan di sekolah, teman sejawat,
karyawan, peserta didik, orang tua/wali, keluarga, dan tamu yang datang
ke sekolah maupun diluar sekolah. Rencana tindak lanjut yang dapat
dilakukan IAIN Lhokseumawe terhadap kemampuan komunikasi dapat
dilakukan dengan meningkatkan kemampuan komunikasi mahasiswa
melalui mata kuliah Public Speaking, pelatihan softskill (kepemimpinan dan
kreativitas) bagi mahasiswa.
f) Kerjasama Tim
Tabel 9.6. Tanggapan pihak pengguna terhadap
kemampuan kerjasama tim
No. Tanggapan Pihak Pengguna terhadap Persentase
Kemampuan Kerjasama Tim (%)
1. Sangat Baik 81
2. Baik 19
3. Cukup 0
4. Kurang 0
Jumlah 100
Sumber: Data Primer, 2019
Dari tabel 9.6 diketahui bahwa kemampuan kerjasama alumni dalam tim
sebagian besar (81%) (345) dinilai sangat baik oleh pihak pengguna, dan
diikuti 19% (81) dinilai baik. Tingginya penilaian sangat baik terhadap
kemampuan kerjasama tim dimungkinkan karena alumni memiliki komitmen

275
yang tinggi pada pekerjaannya sehingga selalu menjaga kekompakan
dengan teman sejawat untuk totalitas tim. Kerjasama yang baik didukung
adanya rasa saling percaya, ketulusan, saling memahami, dan toleransi
Rencana tindak lanjut IAIN Lhokseumawe terhadap kemampuan
kerjasama tim bagi mahasiswa IAIN Lhokseumawe adalah dengan
meningkatkan kemampuan kerjasama tim melalui proses perkuliahan,
salah satunya dalam mata kuliah Pendidikan Karakter, serta pengadaan
pelatihan softskill (kepemimpinan dan kreativitas) bagi mahasiswa.
g) Pengembangan diri
Tabel 9.7 Tanggapan pihak pengguna terhadap
Kemampuan pengembangan diri
No. Tanggapan Pihak Pengguna terhadap Persentase
Kemampuan Pengembangan Diri (%)
1. Sangat Baik 80
2. Baik 19
3. Cukup 1
4. Kurang 0
Jumlah 100
Sumber: Data Primer, 2019
Dari tabel 9.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar (80%) (341) alumni
dinilai sangat baik kemampuan pengembangan dirinya, diikuti penilaian baik
sebesar 19% (81), dan penilaian cukup sebesar 1% (4) . Tingginya penilaian
sangat baik terhadap kemampuan pengembangan diri alumni dimungkinkan
karena alumni memiliki kemampuan untuk instropeksi diri dan terbuka untuk
menerima masukan berupa informasi dan penilaian tentang dirinya dari orang
lain (atasan/bawahan di sekolah, teman sejawat, anggota keluarga) guna
pengembangan dirinya mencapai kinerja unggul. Masih adanya penilaian
kurang terhadap kemampuan pengembangan diri alumni, maka IAIN
Lhokseumawe dapat menindaklanjuti dengan meningkatkan pengembangan
diri mahasiswa IAIN Lhokseumawe melalui proses perkuliahan (mata kuliah
Pendidikan Karakter, Kewirausahaan), pelatihan softskill (kepemimpinan dan
kreativitas), dan pelatihan ESQ.
Hasil analisis evaluasi kinerja lulusan IAIN Lhokseumawe dari 7 (tujuh)
jenis kemampuan sebagai berikut: (1) Sebagian besar (91%) kemampuan
etika dinilai sangat baik. (2) Sebagian besar (77.7%) kemampuan Keahlian
pada bidang ilmu (kompetensi utama) dinilai sangat baik. (3) Sebagian besar
(54.6%) kemampuan bahasa Inggris dinilai sangat baik (4) Sebagian besar
(76.1%) kemampuan pengunaan teknologi informasi dinilai sangat baik. (5)
Sebagian besar (83.2%) kemampuan komunikasi dinilai sangat baik. (6)
Sebagian besar (81%) kemampuan kerjasama tim dinilai sangat baik. (7)
Sebagian besar (80%) kemampuan pengembangan diri dinilai sangat baik.
Berdasarkan analisis evaluasi kinerja lulusan dari ketujuh jenis
kemampuan, seperti disajikan pada tabel 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7, maka
dapat diketahui rata-rata sebanyak 36 % pihak pengguna menilai sangat

276
baik, sebanyak 12.71% pihak pengguna menilai baik, dan sebanyak 0.14%
pihak pengguna menilai cukup. Hasil analisis evaluasi kinerja lulusan ini
selanjutnya dapat ditindaklanjuti IAIN Lhokseumawe dengan beberapa
upaya, antara lain: (1) melakukan usaha perbaikan dalam proses
pembelajaran (penyelenggaraan mata kuliah pendidikan karakter,
kewirausahaan, komunikasi interpersonal), (2) melakukan pelatihan-
pelatihan (ICT, ESQ, softskill, TOEFL), (3) mengintensifkan jejaring dengan
alumni.

6. Kesimpulan Hasil Evaluasi Ketercapaian Standar Luaran dan


Capaian Tridharma serta Tindak Lanjut
Berdasarkan evaluasi diri tentang pendidikan di atas, sejak tahun 2016
sampai dengan tahun 2019 IAIN Lhokseumawe secara ringkas telah melakukan
hal-hal sebagai berikut :
a) Program yang telah dilaksanakan di bidang pendidikan adalah Olimpiade
ekonomi syariah, MTQ, Debat hukum islam, Debat Bahasa arab dan
Bahasa inggris, Penghargaan/ Akademik Word, Stain cup, Pengembagan
Skill dan Karya Mahasiswa, POMNAS Mahasiswa, SELEKDA Mahasiswa,
Pionir Mahasiswa di UIN Ar Raniry Banda Aceh, Kegiatan Olahraga IAIN
Cup., Kegiatan UKM Olahraga, Pembinaan Jurnal, pelatihan TOEFL, IAIN
CUP 2018, Seminar Internasional, Workshop Jurnalistik Dasar, Pengiriman
Mahasiswa POMNAS, Pelatihan Bahasa Asing Bagi Mahasiswa, Pelatihan
Karya Tulis Ilmiah Bagi Mahasiswa, Kegiatan Pioner, Percepatan dan
Ketepatan Lama Studi Mahasiswa, Percepatan Lama Tunggu Lulusan
Bekerja Sesuai dengan Komptensi Lulusan, MONEV Kepuasan
Penggunaan Alumni.
b) Program yang belum berhasil dilaksanakan di bidang pendidikan adalah
kemampuan TOEFL dan pelatihan karya tulis
c) Masalah utama yang menjadi penghambat pelaksanaan program di bidang
pendidikan adalah mahasiswa masih kurang di kemampuan TOEFL
sehingga harus banyak memperdalam dalam listening, speaking, reading,
dan writing.
d) Rencana perbaikan dan pengembangan yang dilakukan di bidang
pendidikan meliputi: pelatihan TOEFL ditingkatkan lagi.

Berdasarkan evaluasi diri tentang penelitian di atas, sejak tahun 2016


sampai dengn tahun 2019 IAIN Lhokseumawe secara ringkas telah melakukan
hal-hal sebagai berikut :
a) Program yang telah dilaksanakan di bidang penelitian adalah Penelitian
kelompok, Penyusunan jurnal, Penulisan buku sejarah islam, Penulisan
bahan ajar/buku daras, Jurnal kolaborasi, Workshop karya ilmiah
mahasiswa, Resensi buku mahasiswa, Jurnal sarwah, Pelatihan jurnalistik,
Penulisan naskah film dan sinetron, AICIS di lampung, Penulisan artikel
jurnal dan penelitian, Penelitian dan Penulisan Artikel Ilmiah, Kelas

277
Penulisan Karya Ilmiah dan Penelitian, Peer Review Penulisan Artikel
Jurnal, Penelitian Pembinaan, Penelitian Peningkatan
Kapasistas/Pembinaan, Penelitian Dasar, Penelitian Dasar Interdisipliner,
Penelitian Dasar Pengembangan Prodi., Penelitian dosen, Pelatihan
Menulis Berita (UKM AL Kalam), Peningkatan Penelitian Dosen Pendanaan
Internasional, Peningkatan Penelitian Dosen Pendanaan Perguruan Tinggi
dan Mandiri dalam Luar dan PT Sendiri, Peningkatan Judul Penelitian
Dosen Pendanaan Internasional, Peningkatan Judul Penelitian Dosen
Pendanaan Perguruan Tinggi dan Mandiri dalam Luar dan PT Sendiri,
Klasifikasi Penelitian kelompok dan individu dosen Berbasis Integrasi
Keilmuan (matakuliah) Yang Melibatkan Mahasiswa, Penelitian Dasar
Interdisipliner, Penelitian Terapan dan Pengembangan PTKIN, Penelitian
Dasar Pengembangan Prodi, Penelitian Dasar, Peningkatan Luaran
Penelitian (HKI), Peningkatan Luaran Penelitian (Buku ISBN), Peningkatan
Artikel Jurnal Internasional Terindeks, Jurnal Internasional Tidak Terindeks,
Jurnal Nasional Terakreditasi, Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi,
Penulisan Opini di Media Nasional dan Internasional.
b) Program yang belum berhasil dilaksanakan di bidang penelitian adalah
Penelitian yang melibatkan mahasiswa. Penelitian Dosen di Internasional,
mengintegrasi penelitian dalam pembelajaran. Luaran Penelitian (HKI) dan
(Buku ISBN), Jurnal Internasional Terindeks, Jurnal Internasional Tidak
Terindeks, Jurnal Nasional Terakreditasi, Jurnal Nasional Tidak
Terakreditasi, Penulisan Opini di Media Nasional dan Internasional.
c) Masalah utama yang menjadi penghambat pelaksanaan program di bidang
penelitian adalah Kurang tertariknya mahasiswa dalam membuat karya
tulis ilmiah sehingga kurangnya kolaborasi dosen dan mahasiswa dalam
penelitian. Masih kurangnya dosen dalam mengikuti kompetisi setingkat
internasional. Masih kurangnya dosen melakukan integrasi penelitian di
dalam pembelajarannya. Kurangnya keberanian dosen dalam menulis di
jurnal internasional terindeks maupun tidak terindeks, kurangnya motivasi
dosen dalam menulis di Jurnal Nasional Terakreditasi, Jurnal Nasional
Tidak Terakreditasi dan menulis Opini baik di media Nasional dan
Internasional. Kurangnya dosen dan mahasiswa dalam menghasilkan
Luaran Penelitian (HKI) dan (Buku ISBN).
d) Rencana perbaikan dan pengembangan yang dilakukan di bidang
penelitian meliputi: pelatihan karya tulis ilmiah ditingkatkan lagi sehingga
biasa menghasilkan karya tulis mahasiswa yang dapat dimasukkan ke
jurnal-junal yang terakreditasi atau bereputasi, hendaknya dosen
memotivasi dan mengajak kolaborasi penelitian antara dosen dan
mahasiswa. memotivasi dan menyediakan dana untuk dosen dalam
mengikuti kompetisi setingkat internasional. Mewajibkan kepada dosen
yang telah melakukan penelitian untuk mengintegrasi penelitian dalam
pembelajarannya. Memotivasi dan menyediakan dana bagi dosen yang
ingin menulis di artiket jurnal internasional terindeks maupun tidak

278
terindeks, Memotivasi dan meningkatkan hasil karya dosen dalam menulis
di Jurnal Nasional Terakreditasi maupun Jurnal Nasional Tidak
Terakreditasi. Memotivasi dan menyediakan fasilitas bagi dosen yang
menulis Opini baik di media Nasional dan Internasional. Meningkatkan
Luaran Penelitian (HKI) dan (Buku ISBN) bagi dosen.

Berdasarkan evaluasi diri tentang pengabdian kepada masyarakat di atas,


sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 IAIN Lhokseumawe secara ringkas
telah melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Program yang telah dilaksanakan di bidang pengabdian kepada
masyarakat adalah Kegiatan desa binaan, Peningkatan Judul Pkm Dosen
Pendanaan Internasional, Peningkatan Judul Pkm Dosen Pendanaan
Perguruan Tinggi dan Mandiri dalam Luar PT Sendiri, Peningkatan Pkm
Dosen, Klasifikasi Pkm Kelompok dan Individu sesuai dengan keilmuan
yang melibatkan mahasiswa, Peningkatan Pkm Mandiri Dosen Sesuai
Dengan Bidang Keilmua masing-masing, Klasifikasi Pkm Kelompok Dosen
sesuai dengan keilmuan Luar Negeri,
b) Program yang belum berhasil dilaksanakan di bidang pengabdian kepada
masyarakat adalah Peningkatan Judul Pkm Dosen Pendanaan
Internasional, Peningkatan Pkm Dosen, Klasifikasi Pkm Kelompok dan
Individu sesuai dengan keilmuan yang melibatkan mahasiswa, Peningkatan
Pkm Mandiri Dosen Sesuai Dengan Bidang Keilmua masing-masing,
Klasifikasi Pkm Kelompok Dosen sesuai dengan keilmuan Luar Negeri,
c) Masalah utama yang menjadi penghambat pelaksanaan program di bidang
pengabdian kepada masyarakat adalah Belum adanya dosen yang
melakukan Pkm dengan pendanaan Internasional, belum banyak dosen
terlibat dalam PkM, masih kurangnya klasifikasi PkM Kelompok dan
Individu sesuai dengan keilmuan yang melibatkan mahasiswa, Kurangnya
morivasi Peningkatan PkM Mandiri Dosen Sesuai Dengan Bidang Keilmua
masing-masing dan kurangnya Klasifikasi Pkm Kelompok Dosen sesuai
dengan keilmuan Luar Negeri,
d) Rencana perbaikan dan pengembangan yang dilakukan di bidang
pengabdian kepada masyarakat meliputi : peningkatan dan motivasi
kepada dosen yang melakukan PkM dengan pendanaan Internasional,
peningkatan dosen dalam PkM, peningkatan klasifikasi PkM Kelompok dan
Individu sesuai dengan keilmuan yang melibatkan mahasiswa, peningkatan
dan morivasi PkM Mandiri Dosen Sesuai Dengan Bidang Keilmua masing-
masing dan Klasifikasi Pkm Kelompok Dosen sesuai dengan keilmuan Luar
Negeri,

D. Analisis dan Penetapan Program Pengembangan


1) Analisis Capaian Kinerja
Analisis capaian kinerja IAIN Lhokseumawe yang cicapai perguruan tinggi
berdasarkan kriteria yang telah disakripsikan sebelumnya adalah:

279
a) Capaian Kinerja Visi, Misi, Staregi dan Nilai IAIN Lhokseumawe
Capian ketepatan kinerja Visi, Misi, Strategi dan Nilai IAIN
Lhokseumawe yang didasari dari standar perguruan tinggi sesuai dengan
indikator kinerja utama dan indikator kinerja tambahan dinilai sangat baik.
Indikator tersebut melalui kepemilihan dokumen rencana pengembangan jangka
panjang (RIP) IAIN Lhokseumawe, Rencana Pengembangan Jangka Menengah
(Renstra), Rencana Pengembangan Jangka Pendek (Renop); IAIN
Lhokseumawe dan rencana jangka pendek dalam bentuk rencana operasional
(renop) IAIN Lhokseumawe. Rencana pengembangan tersebut memuat
Indikator kinerja utama (IKU) dan didalamnya ada target yang digunakan untuk
mengukur ketercapaian strategis yang telah ditetapkan.
Capaian ketepatan kinerja visi, misi, strategi dan Nilai IAIN
Lhokseumawe dianalisis dengan berdasarkan data dan informasi keberhasilan
selama beberapa tahun terakhir. Analisis temuan di antaranya Peningkatan
status STAIN ke IAIN,Terlaksananya Sosialisasi Visi, Misi, Tujuan Institusi,
Terlaksananya Rencana pengembangan jangka panjang (RIP), Terlaksananya
pengembangan jangka menengah (Renstra), Terlaksananya pengembangan
jangka pendek (Renop), Terlaksannya Pelatihan Penyusunan Dokumen
Akreditasi Penguatan Lembaga, Melaksanakan Penyusunan Dokumen
Akreditasi APS, Tenaga dosen menerapkan nilai-nilai keislaman, budaya,
bangsa dan Pancasila, dan Bekerjasama dengan Instansi Pemerintah dan
Instansi Swasta. Ketepan capaian kinerja visi, misi, strategi dan Nilai IAIN
Lhokseumawe dinilai sangat tepat karena berbagai program yang direncanakan
berdasarkan analisis masalah yang ditemukan melalui rapat rutin selanjutnya
dibawa kepada rapat kerja tahunan sehingga menjadi program perencanaan
IAIN Lhokseumawe yang dituangkan melalui Rencana Operasional yang
disusun setiap satu tahun sekali.
Sedangkan capaian ketajaman kinerja visi, misi, strategi dan Nilai IAIN
Lhokseumawe berdasarkan analisis capaian yang selama beberapa tahun
terakhir dinilai sangat baik. Capaian ketajaman kinerja visi, misi, strategi dan
Nilai IAIN Lhokseumawe dilihat melalui perumusan visi, misi, strategi dan nilai
lahir melalui proses yang panjang, dari penyusunan TIM perumus, melakukan
rapat internal TIM, rapat umum internal, worshop, lokakarya, sosialiasai sampai
dengan melahirkan rumusan dengan menghadirkan beberapa pihak internal dan
eksternal termasuk stakeholder. Ketajaman kinerja visi, misi, strategi dan Nilai
IAIN Lhokseumawe lahir atas kebutuhan pasar dan kebutuhan masyarakat
pengguna sehinga tetap up todate sampai telaah evaluasi dilakukan. Ketajaman
kinerja visi, misi, strategi dan Nilai IAIN Lhokseumawe ini dinilai sangat baik
didasari pada hasil survei pengguna yang dilakukan TIM ketika menyusun
Laporan Evaluasi diri ini.
Capaian berikutnya adalah capaian kesesuain kinerja visi, misi,
strategi dan Nilai IAIN Lhokseumawe. capaian kesesuain kinerja visi, misi,
strategi dan Nilai IAIN Lhokseumawe yang dicapai dalam beberapa tahun

280
terakhir berdasarkan IKU dan IKT perguruan tinggi dinilai sangat sesuai.
Indikator kesesuain tersebut dilihat berdasarkan sosialiasi dan angket
pemahaman internal terhadap visi, misi, strategi dan Nilai IAIN Lhokseumawe.
Sedangkan indikator capaian kesesuain kinerja visi, misi, strategi dan Nilai IAIN
Lhokseumawe dinilai sangat sesuai lainnya adalah melalui angket stakeholder
terhadap capaian keberadaan dan kinerja lulusan diberbagai lembaga
pemerintah dan swasta.
b) Capaian Kinerja Tata Pamong, Tata Kelola dan Kerjasama IAIN
Lhokseumawe
Capaian ketepataan kinerja tata pamong, tata kelola dan kerjama IAIN
Lhokseumawe dinilai sudah sangat tepat, ketepatan tersebut melihat capaian
indikator kinerja utama perguruan tinggi dimana Sistem tata pamong dan tata
kelola yang ada di IAIN Lhokseumawe tertuang di dalam PMA Nomor 58 tahun
2016 Tentang Ortaker. Struktur organisasi dan tata kerja IAIN Lhokseumawe
beserta tugas pokok dan fungsinya tertuang dalam sistem pengelolaan IAIN
Lhokseumawe tertuang dalam beberapa buku pedoman pengelolaan IAIN
Lhokseumawe. Sistem pengelolaan fungsional dan operasional perguruan tinggi
yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penempatan personil (staffing), pengarahan (leading), dan pengawasan
(controlling).
Selanjutnya Rektor dalam menerapkan visi, misi, tujuan, strategi
pencapaian, tujuan struktur organisasi, berdasarkan pada RIP, RENSTRA,
SOP, Standar mutu dan pedoman pendidikan perguruan tinggi yang disahkan
bersama oleh Rektor IAIN Lhokseumawe. Secara praktis, Berdasarkan visi,
misi, tujuan, dan strategi lembaga tersebut kemudian diderivasi menjadi visi,
misi, tujuan, dan strategi pencapaian Institusi. Visi, misi, tujuan, dan strategi
pencapaian tujuan dijabarkan menjadi program kerja Institusi dan berangkat dari
program kerja tersebut diturunkan dalam berbagai kegiatan Institusi. Capaian
ketepataan kinerja tata pamong, tata kelola dan kerjama IAIN Lhokseumawe
yang dilaksanakan sudah sangat baik. Tatapamong dan tata kelola IAIN
Lhokseumawe sudah sangat sesuai dengan Ortaker badan hukum Peraturan
Menteri Agama nomor 46 tahun 2016 serta STATUTA IAIN Lhokseumaw otahun
2016 nomor 58. Tata pamong dan tatakelola IAIN Lhokseumawe berjalan
dengan sangat baik dan terisi semua sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Capaian ketepataan kinerja tata pamong, tata kelola dan kerjama IAIN
Lhokseumawe nilai sangat baik mengingat struktur dan capaian kinerja
dimobiliasi oleh Rektor dan Wakil Rektor serta struktur lainnya menjalankan
tugas dan fungsinya sesuai dengan aturan yang berlaku (ORTAKER DAN
STATUTA) IAIN Lhokseumawe.
Demikian halnya dengan Capaian ketajaman kinerja tata pamong, tata
kelola dan kerjama IAIN Lhokseumawe dinilai sangat baik. Indikator Capaian
ketajaman kinerja tata pamong, tata kelola dan kerjama IAIN Lhokseumawe
dinilai sangat baik melalui proses dan analisis jabatan dan ketepatan orang-

281
orang yang menjabat sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan
masing-masing. Capaian tersebut didasari praktik baik perwujudan GUG IAIN
Lhokseumawe mencakup 5 pilar, yaitu kredibel, transparan, akuntabel,
bertangung jawab dan berkeadilan. Pemberian tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan ORTAKER dianalisis dan diberikan melalui pertimbangan
SENAT akademik serta tim khusus yang dibentuk oleh Rektor sebagai bahan
masukan untuk memiliih dan menentukan orang-orang yang duduk di jabatan
sesuai dengan ORTAKER IAIN Lhokseumawe. selaian itu, untuk pejabat yang
struktural lainnya IAIN Lhokseumawe juga memiliki BAPERJAKAT yang
memberikan penilaian admisttif dan analisis jabatan sehingga ketajaman untuk
menentukan jabatan tersebut sangat baik. Setidaknya mengurangi kesalahan
dalam menunjuk pejabat yang duduk dijabatan tertentu.
Selanjutnya analisis Capaian Kesesuain kinerja tata pamong, tata
kelola dan kerjama IAIN Lhokseumawe dinilai sudah sangat baik. Capaian
Kesesuain kinerja tata pamong, tata kelola dan kerjama IAIN Lhokseumawe
dinilai sangat baik melihat indikator kiner setiap bidang dilakukan evaluasi
kinerja uang dilakukan setiap tahunnnya. Selain itu penujukan yang duduk pada
jabatan tertentu sudah dilakukan proses administrasi sesuai dengan kualifikasi
pendidikan, kepangkatan akademik dan golongan. Setelah ditelaah secara
mendalam dari tata palong dan tata kelola IAIN Lhokseumawe sudah dangat
memenuhi syarat sesuai dengan peraturan dalam ORTAKER DAN STATUTA
IAIN Lhokseumawe tahhun 2017.
c) Capaian Kinerja Mahasiswa IAIN Lhokseumawe
Capaian ketepatan kinerja mahasiswa IAIN Lhokseumawe
berdasarkan indikator kinerja utama perguruan tinggi melaui kualitas input
mahasiswa baru dinilai sangat tepat. Hasil hasil tersbeut dinyatakan melalui
Seleksi mahasiswa baru pada program sarjana IAIN Lhokseumawe: Tahun
ajaran 2014 - 2015 jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah 3215, jumlah
mahasiswa yang lulus leseksi adalah 643, rasio jumlah pendaftar terhadap
mahasiswa yang lulus seleksi adalah 1 : 5, jumlah mahasiswa yang mendaftar
ulang adalah 641, persentase jumlah pendaftar terhadap jumlah mahasiswa
yang mendaftar ulang adalah 99,6%. Tahun ajaran 2015 - 2016 jumlah
mahasiswa yang mendaftar adalah 3645, jumlah mahasiswa yang lulus leseksi
adalah 729, rasio jumlah pendaftar terhadap mahasiswa yang lulus seleksi
adalah 1 : 5, jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 723, persentase
jumlah pendaftar terhadap jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang adalah
99,1%. Tahun ajaran 2016 - 2017 jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah
4420, jumlah mahasiswa yang lulus seleksi adalah 884, rasio jumlah pendaftar
terhadap mahasiswa yang lulus seleksi adalah 1 : 5, jumlah mahasiswa yang
mendaftar ulang adalah 641, persentase jumlah pendaftar terhadap jumlah
mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 99,5%. Tahun ajaran 2017 - 2018
jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah 6305, jumlah mahasiswa yang lulus
leseksi adalah 1261, rasio jumlah pendaftar terhadap mahasiswa yang lulus

282
seleksi adalah 1 : 5, jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 1258,
persentase jumlah pendaftar terhadap jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang
adalah 99,7%. Tahun ajaran 2018-2019 jumlah mahasiswa yang mendaftar
adalah 6955, jumlah mahasiswa yang lulus leseksi adalah 1391, rasio jumlah
pendaftar terhadap mahasiswa yang lulus seleksi adalah 1 : 5, jumlah
mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 1388, persentase jumlah pendaftar
terhadap jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 99,7%. Seleksi
mahasiswa baru pada Program Magister Program Pascasarjana IAIN
Lhokseumawe: Tahun ajaran 2015 - 2016 jumlah mahasiswa yang mendaftar
adalah 625, jumlah mahasiswa yang lulus leseksi adalah 125, rasio jumlah
pendaftar terhadap mahasiswa yang lulus seleksi adalah 1 : 5, jumlah
mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 125, persentase jumlah pendaftar
terhadap jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 100%.
Tahun ajaran 2016-2017 jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah 1010,
jumlah mahasiswa yang lulus leseksi adalah 202, rasio jumlah pendaftar
terhadap mahasiswa yang lulus seleksi adalah 1 : 5, jumlah mahasiswa yang
mendaftar ulang adalah 202, persentase jumlah pendaftar terhadap jumlah
mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 100%. Tahun ajaran 2017 - 2018
jumlah mahasiswa yang mendaftar adalah 1110, jumlah mahasiswa yang lulus
leseksi adalah 222, rasio jumlah pendaftar terhadap mahasiswa yang lulus
seleksi adalah 1 : 5, jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 222,
persentase jumlah pendaftar terhadap jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang
adalah 100%. Tahun ajaran 2018 - 2019 jumlah mahasiswa yang mendaftar
adalah 1200, jumlah mahasiswa yang lulus leseksi adalah 240, rasio jumlah
pendaftar terhadap mahasiswa yang lulus seleksi adalah 1 : 5, jumlah
mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 240, persentase jumlah pendaftar
terhadap jumlah mahasiswa yang mendaftar ulang adalah 100%. Perolehan
tersebut mengindikasikan bahawa kinerja ketepatan yang dilakukan melalui
sosialisasi mahasiswa baru melalui media online dan manual dinilai sangat
tepat. Jumlah prolehan mahasiswa baru tersebut dilakukan melalui media online
dengan menyebarluaskan vidoe provil IAIN, Fakultas, Jurusan, lembaga sampai
dengan kegiatan ORMAWA IAIN Lhokseumawe sehingga calon mahasiswa
baru mengatahui percis eksistensi IAIN Lhokseumawe selama ini.
Selanjutnya analisis capaian ketajaman kinerja mahasiswa IAIN
Lhokseumawe yang dinilai sangat baik adalah dilihat dari analisis capaian
keberhasilan yang beberapa tahun terakhir di antaranya Mahasiswa IAIN
Lhokseumawe mengikuti pelatihan untuk mengembangkan kemampuan
berbahasa Arab dan Inggris pada mahasiswa IAIN Lhokseumawe, Mahasiswa
IAIN Lhokseumawe mengikuti pelatihan kajian kitab kuning, ilmu falaq, dan
tahfidzul Qur’an, Pelibatan mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam matrikulasi ,
pelatihan, bimbingan konseling, forum ilmiah, penelitian dan pengabdian
bersama dosen, Pelibatan mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam penulisan
karya ilmiah yang berkaitan dengan teknologi dan kesenian; Mahasiswa IAIN
Lhokseumawe terlibat dalam kontestasi karya-karya seni islami, Pelibatan

283
mahasiswa IAIN Lhokseumawe dalam program pertukaran mahasiswa,
magang, Kuliah Pengabdian Kepada Masyarakat (KPM), Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL), dan perlombaan secara nasional maupun internasional.
Capaian ini dinilai sangat baik karena bimbingan yang dilakukan sesuai dengan
bakat dan minat mahasiswa sehingga dapat mencapai prestasi akademik dan
nonakademik yang gemilang. Capaian ini juga didorong dengan memberikan
fasiltas mahasiswa dan alokasi anggaran yang besar melalului wakil rektor tiga
untuk memfasilitasi kebutuhan mahasiswa sesuai dengan kemampuan
lembaga. Pemberian tersebut dilakukan dengan berdasarkan tugas dan fungsi
ORMAWA masing-masing dari Dema dan SEMA IAIN, DEMA dan SEMA
Fakultas, UKM, dan UKK serta HMJ disetiap fakultas yang dimiliki oleh IAIN
Lhokseumawe.
Berdasarkan capaian tersebut maka, capaian kesesuain kinerja
mahasiswa IAIN Lhokseumawe dinilai sangat baik sekali. Indikator capaian
kesesuaian mahasiswa IAIN Lhokseumawe melalui hasil input dan ouput yang
dicapaia selama ini sangat sesuai dengan yang diharapkan. Kesesaian tersebut
diperkuat melalui capaian mahaisswa masuk dengan perbandiangan rata-rata
1:5 serta capaian hasil lulusan yang memberikan kontribusi besar terhadap
kemajuan masyarakat Aceh khususnya dan bangsa Indonesia umumnya.
d) Capaian Kinerja Sumber Daya Manusia IAIN Lhokseumawe
Capaian kinerja IAIN Lhokseumawe berdasarkan standar sumberdaya
manusia yang tetapkan melalui buku pedomana pengelolaan sumber daya
manusia yang ditetapkan melalui SK Rektor nomor 194 Tahun 2017 dan
ketetapakan dokumen mutu tentang stansan mutu sumber daya manusia yang
ditetapkan melalui SK Rektor nomor 245 Tahun 2017. Adapun Adapun standar
yang ditetapkan terkait sumber daya manusia di Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe yaitu: (a) Penambahan Tenaga Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PNS/ASN), (b) Penambahan Tenaga Keperpustakaan
(PNS/ASN), (c) Penambahan Tenaga Laboran (PNS/ASN), (d) Penambahan
Tenaga IT (PNS/ASN), (e) Peningkatan Kualifikasi Tenaga Dosen S2 Ke S3 (f)
Peningkatan Kualifikasi Tenaga Kependidikan Yang lebih tinggi, (g) Peningkatan
Kualifikasi Fungsional Dosen, (h) Penambahan Sertifkat Pendidik dan (i)
Peningkatan kapasitas dosen dan tenaga kependidikan.
Jumlah dosen di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe adalah
sebanyak 162 dosen, dengan jumlah program studi di Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe sebanyak 22 program studi. Jumlah dosen tetap
pada setiap program studi IAIN lhokseumawe minimal 5 orang. Jumlah dosen
tetap program studi dengan pendidikan S3 ada sebanyak 42 orang dan sisanya
sebanyak 120 orang berpendidikan S2. Jabatan akademik dosen Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe yaitu 11 dosen memiliki jabatan akademik
sebagai Lektor Kepala, 64 dosen memiliki jabatan akademik sebagai lektor.
Dosen yang memiliki sertifikat Sertifikasi Dosen (Pendidik
Profesional/Profesi/Industri/Kompetensi) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe ada sebanyak 139 dosen. Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

284
Lhokseumawe memiliki 9 dosen tidak tetap. Untuk beban kerja dosen Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe (pendidikan, penelitian, PkM, dan
tugas tambahan) 12 sks. Rasio jumlah mahasiswa terhadap jumlah dosen tetap
1:22.
Analisis kelengkapan sumberdaya manusia yang dimiliki IAIN
Lhokseumawe sudah sangat lengkap. Berdasarkan kondisi sekarang ini jumlah
mahasiswa yang memerlukan bimbingan, arahan, serta bantuan akademik
pembelajaran dinilah sangat mencukupi. Dengan jumlah mahasiswa, tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan dan yang dimiliki IAIN Lhokseumawe sangat
memungkinkana untuk memberikan pelayanan akademik yang prima. Demikian
halnya dengan klasifikasi kelimuan para tenaga pendidik dengan pembagian
Jurusan yang dimiliki sebanyak 22 Jurusan dengan rata-rata jumlah dosen
homebase 6 orang dosen, maka secara bidang keilmuan sudah sangat lengkap
sebagaimana yang ditentukan oleh ketentuan yang berlaku. Hanya saja bagi
tenaga kependidikan bidang tenaga Laboran bidang tertentu masih dinilai relatif
kurang dengan kondisi yang apa adanya. Tenaga laboran yang kita miliki repatif
masih kurang dengan kebutuhan yang ada, misalnya laboran MIPA, laboran
Bank Mini namuan dapat terakatis dengan memberikan kerja tambahan kepada
tenaga pendidik yang memiliki kemampuan dalam mengelola laboratorium
tertentu. Sedangkan tenaga kependidikan IAIN Lhokseumawe sampai hari ini
sangat mencukup sesuai dengan bidang dan keahlian yang dibutuhkan.
Analisis kelauasan dan kedalaman sumber daya manusia IAIN
Lhokseumawe baik pada sektor tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
dinilai sangat luas. Indikator standar mutu SDM IAIN Lhokseumawe
sebagaimana yang tersebut di atas memberikan informasi kelausan yang sangat
signifikan. Analisis keluasan dan kedalaman terlihat dari keberhasilkan yang
dicapai oleh SDM IAIN Lhokseumawe. Terlibatnya dosen Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam berbagai aktivitas keagamaan baik internal
maupun eksternal. Partisipasi aktif tenaga kependidikan Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam berbagai aktivitas keagamaan baik internal
maupun eksternal. Peningkatan kualifikasi akademik dosen Institusi Agama Islam
Negeri (IAIN) Lhokseumawe sesuai bidangnya masing-masing. Keaktifan dosen
Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam seminar dan publikasi
karya ilmiah (jurnal dan proceeding) bereputasi dan terakreditasi di tingkat
Nasional maupun Internasional. Terlibatnya dosen Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dalam program desa binaan, safari ramadhan di daerah
terpencil dan perbatasan. Partisipasi aktif tenaga kependidikan Institusi Agama
Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe dalam kegiatan pendidikan, pelatihan baik
formal maupun non-formal. Partisipasi aktif dosen Institusi Agama Islam Negeri
(IAIN) Lhokseumawe dalam pengkajian, karya seni islami dan penelitian ilmiah.
Dan Pelibatan tenaga kependidikan Institusi Agama Islam Negeri (IAIN)
Lhokseumawe dalam magang/pelatihan mewujudkan kinerja pelayanan prima.
Demikian halnya dengan analisis ketepatan sumber daya manusia IAIN
Lhokseumawe bidang tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang dimiliki.

285
Kedalaman. Indikator ketepatan bidang tenaga pendidikn dilihat melalui
penempatan homebase bidang keilmuan masing-masing. Dengan memberikan
kesempatan bagi dosen untuk mengembangkan keilmuanya di bidang masing-
masing maka dengan sendirinya ketepatan penempatan tenaga pendidik dilihat
melalui latar belakang pendidikan dan keahlian yang dimiliki. Berdasarkan
indikator tersebut maka, maka pencapaian kinerja dosen untuk mengembangkan
dan mengabdikan diri terjada tridharma perguruan tinggi Satuan Kerja IAIN
Lhokseumawe sangat baik dan akuntabel. Demikian halnya dengan analisis
ketepatan sumberdaya manusia bidang tenaga kependidikan IAIN Lhokseumawe
bidang tenaga pustakawan, pranata komputer, pratana laboratorium, dan tenaga
fungsional umum dinilai sangat tepat. Indikator ketepatan yang dimaksud adalah
IAIN Lhokseumawe malalui Kepala Biro dan Wakil Rektor 2 memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi semua tenaga kependidikan berkarir
sesuai dengan bidang dan keahlian serta latar belakang pendidikan masing-
masing. Penempatan tenaga kependidikan dilakukan secara terstruktur melalui
analisis jabatan sesuai dengan ketentuan yang diamanahkan oleh undang-
undang.
e) Capaian Kinerja Keuangan, Sarana dan Prasana IAIN Lhokseumawe
Capaian ketepatan kinerja keuangan, sarana dan prasarana IAIN
Lhokseumawe dinilai sangat tepat. Ketepatan Capaian ketepatan kinerja
keuangan, sarana dan prasarana IAIN Lhokseumawe ini dilihat melalui standar
kinerja utama dan tambahan perguruan tinggi yang telah dicapai dalam
beberapa tahun terakhir. Capaian kinerja utama IAIN Lhokseumawe berupa
Tersedianya dokumen analisis kecukupan, proporsi, dan keberlanjutan dari
perolehan dana dan penggunaan dana, dengan mempertimbangkan prinsip-
prinsip ajaran Islam setiap semester, Jumlah dana yang bersumber dari
penerimaan mahasiswa dalam 3 tahun terakhir 50% dari umlah penerimaan
dana perguruan tinggi dalam 3 tahun terakhir, Rata-rata dana operasional
proses pembelajaran/ mahasiswa/ tahun (DOM) ≥ 20) dan Jumlah dana yang
bersumber ddari berbagai pihak luar dalam 3 tahun terakhir. adalah ≥ 10% dari
jumlah penerimaan dana perguruan tinggi dalam 3 tahun terakhir.
Sedangkan capaian kineja tambahan bidang keuangan, sarana dan
prasaran IAIN Lhokseumawe di antaranya Kapasitas ruang kuliah paling banyak
adalah 40 (empat puluh) orang untuk program sarjana dan untuk program
magister dan doktor, dengan rasio luas ruang kuliah paling sedikit 1,5 (satu
setengah) m2/mahasiswa dan luas ruang kuliah tidak kurang dari 20 (dua puluh)
m2. Kapasitas ruang kuliah untuk kuliah mimbar/umum paling sedikit adalah 80
(delapan puluh) orang dengan rasio luas ruang 1 (satu) m2/mahasiswa.
Kapasitas ruang kuliah untuk kuliah mimbar/umum paling sedikit adalah 80
(delapan puluh) orang dengan rasio luas ruang 1 (satu) m2/mahasiswa. Paling
sedikit terdapat 2 (dua) buah ruang kelas untuk setiap program sarjana, dan 1
(satu) buah ruang kelas untuk program lainnya. Ruang kuliah dilengkapi dengan
peralatan penunjang pembelajaran berupa kursi kuliah sesuai jumlah

286
mahasiswa pengguna ruang, meja kursi dosen, dan media pembelajaran.
Ruang kerja pimpinan perguruan tinggi harus disediakan dengan luas paling
sedikit 12 (dua belas) m2 per orang, dilengkapi dengan perabot kerja, perabot
penyimpanan, peralatan kantor, peralatan komunikasi, peralatan penunjang
sistem informasi mutu pendidikan dan lain-lain.
Penentuan dan penggunaan keuangan dan sarana dan prasaran IAIN
Lhokseumawe sudah dangat tepat sesuai dengan arahan dan ketentuan yang
berlaku. Namun demikian banyak juga hal-hal yang belum terpenuhi sesuai
dengan rencana stategis IAIN Lhokseumawe dalam lima tahun, karena
keterbatasan anggaran yang dimiliki lembaga. Namun demikian proses
penentuan dan penggunaan anggaran, sarana dan prasana dilakukan melalui
analisis kebutuhan yang dilakukan melalui RAKER LEMBAGA setiap tahunnya
untuk melihat capaian penggunaan anggaran tahun sebelumnya dan
menentukan penggunaan anggaran untuk tahun berjalan serta mengajukan
perencanaan untuk tahun selanjutnya.
Selanjutnya capaian ketajaman kinerja keuangan, sarana dan
prasarana IAIN Lhokseumawe juga dinilai sangat tajam. Ketajaman ini dilihat
melalui analisis kebutuhan yang sangat mendalam serta melalui berdasarkan
akar permasalahan yang dilalui selama satu tahun terakhir. Permasalahan dan
kendala yang dilalui dalam satu tahun terakhir menjadi dasar menentukan
penggunaan anggran, serta pengalokasian pembangunan sarana dan prasaran.
Akan tetapi untuk penggunaan anggran pembangunan sarana dan prasaran
IAIN Lhokseumawe sangat tidak mengalami kedala yang berati. Hal ini
dikarenakan bantuan yang berikan oleh pusat melalui dana SBSN dan PUPR
berupa pembangunan gedung kuliah, laboratorium beserta mobilernya menjadi
sangat terbantu sejak tahun 2017 yang lalu.
Analisis selanjutnya adalah analisis capaian kesesuaian kinerja
keuangan, sarana dan prasarana IAIN Lhokseumawe. Analisis kesesuaian
kinerja keuangan, sarana dan prasarana IAIN Lhokseumawe dinilai sangat
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi IAIN Lhokseumawe dalam melakukan
pengembangan Tridharma perguruan tinggi. Kesesuaian capaian kinerja
keuangan, sarana dan prasarana IAIN Lhokseumawe sudah sangat sesuai
dengan aturan kementerian keaungaan Republik Indonesia, Penggunaan
keuangan, pembangunan sarana dan prasarana diikat oleh peraturan keuangan
negara dari perencanaan, pencairan dan pelaporan keuangan. Untuk itu
perencanaan yang dilakukan IAIN Lhokseumawe sudah sangat sesuai dengan
ketentuan keuangan, selanjutnya dilakukan pencairan sesuai dengan ketentuan
keuangan dan dilakukan pelaporan sesuai dengan ketentuan keuangan yang
berlaku.
f) Capaian Kinerja Pendidikan IAIN Lhokseumawe
Capaian kinerja pendidikan IAIN Lhokseumawe telah memiliki buku
pedoman pengeolaan pengembangan kurikulum yang telah disahkan
dengan surat keputusan Rektor nomor 197.a Tahun 2017 yang bertujuan

287
diantaranya untuk: (a) memberi arahan dalam pengembangan kurikulum IAIN
Lhokseumawe pada tingkat Jurusan/ Program Studi; (b) menghasilkan
kompetensi lulusan yang setingkat dengan tingkat pada Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) dan sesuai dengan visi misi IAIN Lhokseumawe; dan
(c) memberi arah dalam proses evaluasi dan pemutakhiran kurikulum jurusan/
program studi. Kebijakan pengembangan kurikulum ini mempertimbangkan 1)
penyediaan sumber daya manusia yang terampil untuk mengantisipasi
kebutuhan masa kini dan masa depan, 2) perkembangan industri, 3)
pengembangan kemampuan lulusan untuk berwirausaha, dan 4) penerapan
metode pembelajaran sistem ganda (dual system), di industri dan di perguruan
tinggi.
IAIN Lhokseumawe memiliki buku pedoman pengelolaan pembelajaran
yang telah disahkan dengan surat keputusan Rektor nomor 188.a Tahun 2017
yang mecakup penerapan sistem penugasan dosen berdasarkan kebutuhan,
kualifikasi, keahlian dan pengalaman. Dosen atau tim dosen per semester
menyusun dan mengembangkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS),
dilakukan secara terbuka, dialogis, dan memberi ruang untuk perbaikan. Dosen
per semester melaksanakan proses pembelajaran dengan interaksi antara
mahasiswa dan dosen, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu,
yang dilakukan secara humanis dan androgogik serta berpakaian yang sopan.
Proses pembelajaran di IAIN Lhokseumawe menerapkan pendekatan
(approach) pembelajaran yang berpusat /berfokus pada mahasiswa (Student
centered learning = SCL). Pada proses ini para mahasiswa aktif belajar untuk
mencari dan mempelajari ilmu pengetahuan yang diperlukan sedangkan dosen
adalah sebagai fasilitator. Para mahasiswa secara otomatis belajar sesuai
dengan sarana pembelajaran yang ada yaitu melalui tugas yang dituangkan
dalam bentuk Lembaran Kerja (Worksheet), video; menggunakan website atau
lembaran tugas. Para mahasiswa dengan alat belajar yang ada, langsung
belajar mencari pengetahuan/keterampilan yang diperlukan,dari buku-buku teks/
referensi yang telah ditetapkan oleh dosen.
IAIN Lhokseumawe memiliki buku pedoman pengelolaan
penyelenggaraan dan pengembangan suasana akademik IAIN Lhokseumawe
yang memuat tentang kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan
otonomi keilmuan yang disahkan dengan surat keputusan Rektor IAIN
Lhokseumawe Nomor 197 Tahun 2017. Analsisis capaian kinerja bidang
pendidikan dapat dilihat beberapa indikator yaitu; Penggunaan kurikulum KKNI
mencapai 100% dilakukan oleh semua jurusan di IAIN Lhokseumawe. Dosen
menyusun silabus pelaksanan perkuliahan yang memuat tentang mekanisme
penilaian yang meliputi metode penilaian, kriteria dan indikator penilaian serta
bobot penilaian mencapai 80%. Dosen memiliki dan menggunakan rubrik
penilaian untuk setiap instrumen penilaian mencapai 80%, Mahasiswa lulus
dengan predikat terpuji (cumlaude) mencapai 40% dari jumlah lulusan yang ada,
Lulusan bekerja dengan kompetensi bidang keahliannya mencapai 93%, Setiap

288
Program Studi memiliki rasio dosen: mahasiswa sebesar 1:30 mencapai 80%,
Dosen memiliki keahlian dan kualifikasi kompetensi professional mencapai 90%,
Rata-rata persentase kesesuaian bidang kerja lulusan dari program utama di
IAIN Lhokseumawe terhadap kompetensi bidang studi adalah 93%, Presentase
keberhasilan studi untuk program sarjana (S1) adalah 100% dan Program
magister (S2) adalah 100%, Rata-rata lama studi program Sarjana (S1) di IAIN
Lhokseumawe adalah 4 tahun dan rata rata lama studi program magister (S2) di
IAIN Lhokseumawe adalah 2 tahun, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan
IAIN Lhokseumawe baik program sarjana (S1) dan Program Magister (S2)
diatas 3.25, dan Dosen melakukan integritasi PkM dan Penelitian ke dalam
pembelajaran sebanyak 5%.
Berdasarkan data di atas, kelengkapan kinerja bidang pendidikan
sangat mendukung dengan disertai dokumen KKNI di setiap Jurusan yang
dihasilkan melalui workshop atau lokakarya kurikulum di setiap Jurusan. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa kelengkapan pengeloaan pendidikan sebagai
syarat utama tentang kurikulum yang dipakai adalah KKNI. Demikian halnya
dengan keluasan dan kedalaman kineja bidang kurikulum IAIN
Lhokseumawe sudangat baik. Indikator luas dan mendalam adalah dokumen
kurikulum yang dilaksanakan selama ini adalah hasil telaah pakar/ahli dan farum
bidang kelimuan yang sengaja dihadirkan untuk mereview dan memberikan
kontribusi kepengkapan, kedalaman dan kelauas kurikulum yang diberikan
sesuai dengan tuntutan zaman dan kedaerahan. Analisis keluasan dan kedalam
juga dapat dilihat melalui materi yang disusun serta yang diajarkan oleh tim
penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Penyusunan RPS bagi
setiap matakuliah merupakan hasil rembuk bersama rumbupn matakuliah untuk
menghasilkan persepsi yang sama, keluasan dan kedalaman materi untuk
diajarkan kepada mahasiswa.
Sedangkan analisis ketepatan kinerja bidang pendidikan pada satuan
kerja IAIN Lhokseumawe dinilai sangat baik dan tepat. Pengelolaan pendidikan
pada satuan kerja IAIN Lhokseumawe sudah memberikan pertimbangan yang
matang dalam memberikan pengampuh matakuliah. Tidak hanya memberikan
matakuliah kepada dosen sesuai dengan bidang keilmuannya, akan tetapi
pedoaman pengelolaan pembelajaran yang baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang sesuai dengan keinginan. Misalnya pengembangan
pembelajaran dengan menggunakan Metode Dıskusı kelompok (Small Group
Discussion); Metode Sımulasi (Role-Play & Simulation); Metode Studi kasus
(Case Study); Model Pembelajaran kolaboratif (Collaborative Learning); Model
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning); Model Pembelajaran berbasis
proyek (Project Based Learning); Model Pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning and Inquiry); Model pembelajaran Discovery
Learning (DL) dan Model pembelajaran Self-Directed Learning (SDL).
g) Capaian Kinerja Penelitian IAIN Lhokseumawe
Capaian kinerja penelitian IAIN Lhokseumawe sejak tiga tahun terakhir

289
dapat dlihat melalui analisis keberhasilan dosen pada kriteria penelitian dosen.
Capaian kinerja penelitian dosen IAIN Lhokseumawe yaitu Adanya regulasi,
rencana induk pengembangan parsial dan instrument penelitian, Penelitian
diarahkan pada pengembangan yang terintegrasi dengan disiplin ilmu dosen
dan pengembangan program studi, Melaksanakan Peningkatan Judul Penelitian
Dosen Pendanaan Perguruan Tinggi dan Mandiri dalam dan Luar PT Sendiri,
Melaksanakan Klasifikasi Penelitian kelompok dan individu dosen Berbasis
Integrasi Keilmuan (matakuliah) Yang Melibatkan Mahasiswa, Melaksanakan
Peningkatan Luaran Penelitian (HKI), Melaksanakan Peningkatan Luaran
Penelitian (Buku ISBN), Melaksanakan Peningkatan Artikeln Jurnal
Internasional Terindeks, Melaksanakan Peningkatan Penelitian Jurnal
Internasional Tidak Terindeks, Melaksanakan Peningkatan Penelitian Jurnal
Nasional Terakreditasi, Melaksanakan Peningkatan Penelitian Jurnal Nasional
Tidak Terakreditasi, Melaksanakan Penulisan Opini di Media Nasional dan
Internasional.
Capaian ini sesuai dengan tebel LKPT 3.c.1 dan yang berjumlah 832 judul
penelitian yang diperoleh data dan informasinya dari laporan penelitian dosen
dan jurnal dosen oleh TIM Laporan Evaluasi Diri (LED) IAIN Lhokseumawe. Jika
dilihat dari capaian kelengkapan penelitian IAIN Lhokseumawe melalui data
dan informasi yang diperoleh maka, sesungguhnya sudah sangat memadai.
Artinya jika dilihat dengan jumlah dosen dengan hasil penelitiannya selama tiga
tahun terakhir melihat matrik instrumen BAN-PT 9 standar sudah mencapai nilai
yang sangat baik. Walau sebenarnya pemberian anggaran penelitian belum
sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah pusat akan tetapi gairah penenlitian dosen
untuk memenuhi kewajibannya untuk meneliti sangat baik, terbukti dari hasil
penelitian mandiri yang dilakukan oleh dosen sebagai wujud kewajiban
tridharma perguruan tinggi tetap dilaksanakan walau diibiayai secara mandiri.
Namun dari kelengkapan tersebut sedikit kendala pada bidang penelitian yang
berkolaborasi dengan pendanan luar negeri yang belum terlaksana namun
sudah direncanakan pada tahun 2020-2021 mendatang.
Demikian halnya dengan capaian keluasan dan kedalaman penelitian
dosen IAIN Lhokseumawe sangat sadah sangat luas dan mendalam. Capaian
ini dibuktikan dengan dilakukan secara kompetitif dan transparan serta direview
oleh reviwer nasional sesuai dengan bidang keahlian masing-masing dari
internal dan ekternal. Keluasan dan kedalaman penelitian tersebut dipertajam
melalui proses seminar proposal dan seminar hasil penelitian. Masukan dan
komentar dari reviwer menjadi indikator keluasan dan kedalaman hasil
penelitian yang menunjukan penelitian tersebut bernilai sangat baik dan
berbobot. Demikian halnya penelitian mandiri yang dilakukan dosen baik yang
terlaporkan dalam jurnal OJS atau jurnal terindeks lainnya. Artikel yang
diterbitkan oleh dosen yang diwalai dari penelitian mandiri dengan direview oleh
mitrabertasi jurnal menjadikan artikel tersebut sangat luas dan mendalam
sebagaimana yang diinginkan.

290
Selanjutnya pencapaian ketepatan penelitian IAIN Lhokseumawe
melalui indikator utama dan indikator tambahan dinilai sudah sangat tepat.
Berbagai kebijakan dan strategi yang dilakukan IAIN Lhokseumawe untuk
peningkatan dan pengembangan penelitian sejalur dengan apa yang
diamanahkan oleh tridharma perguruan tinggi. Indikator ini tergambar pada
roudmap penelitian LPPM yang disajikan dalam rencana strategi LPPM Tahun
2017-2021. Amanah tersebut diaplikasikan melalui program terstruktur di setiap
tahunnya sesuai dengan anggaran dana dan kondisi kebutuhan IAIN
Lhokseumawe hari ini dan esok.
h) Capaian Kinerja Pengabdian Kepada Masyarakat IAIN Lhokseumawe
Analisis Capaian Kinerja Pengabdan Kepada Masyarakat IAIN
Lhokseumawe dilakukan melalui hasil capaian keberhasilan IAIN Lhokseumawe
bidang kriteria pengabdian kepada msyarakat (PkM). Berikut capaian
keberhasilan IAIN Lhokseumawe dalam beberapa tahun terakhir Pengabdian
kepada Masyarakat yang dilakukan oleh para dosen IAIN Lhokseumawe telah
berkontribusi dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh
masyarakat, sehingga terjadi peningkatan kepuasan masyarakat. Rekomendasi
yang diberikan pasca Pengebdian kepada Masyarakat telah dapat dimanfaatkan
oleh para pemangku kebijakan. Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan
oleh para dosen IAIN Lhokseumawe menggunakan teknologi yang tepat guna
agar efektif dan efisien dalam menyelesaikan permasalahan di tengah
masyarakat. Untuk pengabdian kepada masyarakat yang bergerak dalam ranah
pendidikan dan ilmu sosial, IAIN Lhokseumawe telah mampu melakukan
pembelajaran serta pematangan civitas akademika. Sebagai outcome
Pengabdian kepada Masyarakat, para pelaksana telah membuat bahan
ajar/modul pelatihan sebagai bahan pengayaan sumber belajar.
Analisis ketepatan Capaian Kinerja Pengabdan Kepada Masyarakat
IAIN Lhokseumawe dirasa belum sepenuh mencapai sebagai yang diharapkan.
Capaian Kinerja Pengabdan Kepada Masyarakat IAIN Lhokseumawe pada
dasarnya sudah dilakukan akan tetapi belum terstruktur dengan baik khusus
bidang pengabdian penyuluhan kepada masyarakat. Penyuluhan kepada
msyarakat yang dilakukan secara tradisional belum dalam sampai pada taraf
laporan dan publikasi. Ketetepatan Capaian Kinerja Pengabdan Kepada
Masyarakat IAIN Lhokseumawe sudah sampai pada tujuan subtansi pengabdian
kepada masyarakat yang dilakukan secara bersama dalam bentuk pembinaan
desa binaan, pembinaan desa terpencil, dan penyuluhan keagamaan,
penyuluhan perbintangan Islam.
Sedangkan ketajaman Capaian Kinerja Pengabdan Kepada Masyarakat
IAIN Lhokseumawe juga dinilai baik. Indikator kinerja tambahan yang ditetapkan
oleh IAIN Lhokseumawe menjadi modal baik bentuk ketajaman Capaian Kinerja
Pengabdan Kepada Masyarakat IAIN Lhokseumawe. Ketajamana Capaian
Kinerja Pengabdan Kepada Masyarakat IAIN Lhokseumawe diawali dari
perencanaan, observasi kondisi masyarakat, pendekatan masyarakat termasuk
pemerintah gampong, identifkasi kebutuhan permasalahan masyarakat,

291
pelakanaan, evaluasi dan pelaporan admnistrasi. Berdasarkan beberapa
kegiatan yang dimaksud Capaian Kinerja Pengabdan Kepada Masyarakat IAIN
Lhokseumawe secara subtansi sudah sangat tajam dan mengena terhadap
permasalahan masyarakat.
Demikian halnya dengan kesesuaian Capaian Kinerja Pengabdan
Kepada Masyarakat IAIN Lhokseumawe. Secara subtansi yang dilakukan oleh
IAIN Lhokseumawe sudah sesuai terhadap kebutuhan dan permasalahan
masyarakat yang selama ini menjadi kebutuhan masyarakat. Penentuan program
dilakukan secara FGD dengan perwakilan pemerintah daerah, masyarakat,
panitia, pimpinan IAIN Lhokseumae (Ketua LPPM) dan selanjutnya menentukan
program. Artinya secara subtasi dan pelaksanaan sudah sangat sesuai dengan
kondisi masyarakat yang menjadi objek pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat. Namun dibalik hal tersebut secara publikasi belaumsepenuhnya
dilakukan kecuali dengan media online dan cetak dalam bentuk berita media
masa.
i) Capaian Kinerja Luaran IAIN Lhokseumawe
Analisis capaian kinerja luaran IAIN Lhokseumawe terlihat pada
keberhasilan luaran yang telah dicapai oleh IAIN selama beberapa tahun
terakhir. Capaian kinerja bidang luaran di antaranya adalah Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) lulusan IAIN Lhokseumawe baik program sarjana (S1) dan
Program Magister (S2) diatas 3.25. Prestasi akademik mahasiswa IAIN
Lhokseumawe 5 tahun terakhir yaitu tingkat provinsi/wilayah sebanyak 15
prestasi, tingkat nasional 62 prestasi dan tingkat Internasional 9 prestasi.
Prestasi Non Akademik Mahasiswa IAIN Lhokseumawe 5 tahun terakhir yaitu
tingkat provinsi/wilayah sebanyak 41 prestasi, tingkat nasional 62 prestasi dan
tingkat Internasional 13 prestasi. Rata-rata lama studi program Sarjana (S1) di
IAIN Lhokseumawe adalah 4 tahun dan rata rata lama studi program magister
(S2) di IAIN Lhokseumawe adalah 2 tahun. Presentase kelulusan tepat waktu
untuk program sarjana (S1) adalah 100% dan Program magister (S2) adalah
100%.
Presentase keberhasilan studi untuk program sarjana (S1) adalah 100%
dan Program magister (S2) adalah 100%. Masa tunggu lulusan IAIN
Lhokseumawe mendapatkan pekerjaan pertama < 6 bulan. Rata-rata
persentase kesesuaian bidang kerja lulusan dari program utama di IAIN
Lhokseumawe terhadap kompetensi bidang studi adalah 93%. Jumlah publikasi
di jurnal dalam 3 tahun terakhir jurnal tidak terakreditasi 386 judul. Jurnal
nasional terakreditasi 37 judul, jurnal internasional 19 judul. Jurnal internasional
bereputasi 26 judul. Dan Jumlah publikasi di seminar/tulisan di media massa
dalam 3 tahun terakhir jumlah publikasi di Seminar wilayah/lokal/perguruan
tinggi 52 judul. Seminar nasional 6 judul, di seminar Internasional 17 judul., di
media massa nasional 29 judul.
Mengingat capaian keberhasilan yang dicapai oleh para dosen dan
mahasiswa sedikit kesulitan untuk mengklasifikasinya. Kelengkapan capaian

292
luaran luaran prestasi akademik mahasiswa yang dicapai pada prestasi
akademik mahasiswa IAIN Lhokseumawe 5 tahun terakhir yaitu tingkat
provinsi/wilayah sebanyak 15 prestasi, tingkat nasional 62 prestasi dan tingkat
Internasional 9 prestasi dan Prestasi Non Akademik Mahasiswa IAIN
Lhokseumawe 5 tahun terakhir yaitu tingkat provinsi/wilayah sebanyak 41
prestasi, tingkat nasional 62 prestasi dan tingkat Internasional 13 prestasi..
Capaian itu sebenarnya belum terlalu lengkap dibandingkan dengan jumlah
mahasiswa yang ada, kelengkapan penyumpulan informasi menyulitkan tim
untuk mengumpulkan data dan infomasi kedua prestasi tersebut. Sedangkan
Capaian kinerja bidang luaran di antaranya adalah Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) lulusan IAIN Lhokseumawe baik program sarjana (S1) dan Program
Magister (S2) diatas 3.25 dinilai sangat baik dan mencapai standar yang
ditetapkan oleh sandar mutu lulusan IAIN Lhokseumawe.
Demikian halnya dengan capaian kelengkapan keberhasilan studi untuk
program sarjana (S1) adalah 100% dan Program magister (S2) adalah 100%.
Masa tunggu lulusan IAIN Lhokseumawe mendapatkan pekerjaan pertama < 6
bulan. Rata-rata persentase kesesuaian bidang kerja lulusan dari program
utama di IAIN Lhokseumawe terhadap kompetensi bidang studi adalah 93%.
Indikator kelengkapan ini diihat dari hasil suvei online melalui instrumen yang
sudah disesuikan dengan ketentuan pelacakan alumni pada setiap
angkatannya. Indikator kelengkapan capaian luaran juga diperkuat hasil
presentase kelulusan tepat waktu untuk program sarjana (S1) adalah 100% dan
Program magister (S2) adalah 100% dari standar mutu perguruan tinggi yang
sudah ditetapkan.
Tidak hanya kelengkapan dibidang capaian luaran bidang mahasiswa,
kelengkapan capaian kinerja luaran bidang dosen IAIN Lhokseumawe
tergambar pada jumlah publikasi di jurnal dalam 3 tahun terakhir jurnal tidak
terakreditasi 386 judul. Jurnal nasional terakreditasi 37 judul, jurnal internasional
19 judul. Jurnal internasional bereputasi 26 judul. Dan Jumlah publikasi di
seminar/tulisan di media massa dalam 3 tahun terakhir jumlah publikasi di
Seminar wilayah/lokal/perguruan tinggi 52 judul. Seminar nasional 6 judul, di
seminar Internasional 17 judul., di media massa nasional 29 judul. Jika dilihan
dari data kuantitatif tersebut capaian tersebut dinilai sangat lengkap
sebagaimana yang diharapkan. Kelengkapan ini ditelusuri TIM melalui media
online dan manual sesuai dengan klasifikasi dosen di setiap fakultas
lingkunggan IAIN Lhokseumawe.
Kesesuaian capaian kinerja luaran IAIN Lhokseumawe yang telah
terkumpul melalui data dan informasi dinilai angat sesuai. Hasil kesesuaian
tersebut terlihat jelas pada capaian pretasi akademik, non akademik baik tingkat
lokal, nasional dan internasional. Hasil kesesuaian capaian luaran IAIN
Lhokseumawe tergambar pada capaian Presentase keberhasilan studi untuk
program sarjana (S1) adalah 100% dan Program magister (S2) adalah 100%.
Masa tunggu lulusan IAIN Lhokseumawe mendapatkan pekerjaan pertama < 6

293
bulan. Rata-rata persentase kesesuaian bidang kerja lulusan dari program
utama di IAIN Lhokseumawe terhadap kompetensi bidang studi adalah 93%.
Jumlah publikasi di jurnal dalam 3 tahun terakhir jurnal tidak terakreditasi 386
judul. Jurnal nasional terakreditasi 37 judul, jurnal internasional 19 judul. Jurnal
internasional bereputasi 26 judul. Dan Jumlah publikasi di seminar/tulisan di
media massa dalam 3 tahun terakhir jumlah publikasi di Seminar
wilayah/lokal/perguruan tinggi 52 judul. Seminar nasional 6 judul, di seminar
Internasional 17 judul., di media massa nasional 29 judul. Capaian tersebut
meunjukkan luaran yang sangat lauar biasa dengan jumlah dan komptensi
dosen yang bermacam-macam dapat melakukan pengembangan tridharma
perguruan tinggi tingkat lokal, nasional dan internasional. Namun demikian
khusus bidang pemcapaian Hak Karya Intektual (HKI) dan penulisan buku
berISBN nilai masih cukup hal ini karena dalam dan kelauasan pembaca dan
editor dari bukua yang telah ditulis oleh para dosen masih relatif kurang. Dari
sekian luaran yang dicapai terlihat jelas bahwa komptensi hasil tersebut sangat
sesuai dengan latar belakang dan bidang keahlian komptensi mahasiswa dan
para dosen IAIN Lhokseumawe.
2) Analisis SWOT atau Analisis Lain yang Relevan
Berdasarkan analisis setiap kriteria yang dilakukan di atas, maka analisis
SWOT sebagai berikut:

3) Strategi pengembangan
Program pengembangan dalam menetapkan program proritas
pengembangan IAIN Lhokseumawe berdasarkan SWOT pada sub sebelumnya
sebagai berikut:
a) Kapasitas IAIN Lhokseumawe
Sebagai lembaga yang sedang melakukan pengembangan tridharma
perguruan tinggi berdasarkan standar perguruan tinggi, IAIN Lhokseumawe
memiliki kapasitas tinggi untuk menjalankan dan mengembangkan sesuai
peraturan yang belaku. Indikator kinerja utama dan kinerja tambahan yang telah
dirumuskan serta disesuiakn standar perguruan tinggi menjadi pedoman utama

294
IAIN Lhokseumawe untuk menunjukkan kepasitas lembaga mampu memberikan
peran terbaiknya bagi agama, nusa dan bangsa. Capaian kinerja sembilan
standar yang telah uraikan pada sub bab sebelumnya merupakan bukti autentik
kepasita IAIN Lhokseumawe dalam menjalankan roda perguruan tinggi di Kota
Lhokseumawe dan sekitarnya.
Sebagai indikator kepasitas IAIN Lhokseumawe dibuktikan dengan
perumusan visi, misi, tujuan, strategi sudah tepat dalam 25 tahun kedepan.
Demikian halnya dengan tata pamong, tata kelola dan kerjama yang baik sesuai
dengan ORTAKER IAIN Lhokseumawe, kecukupan sumber daya manusia,
dukungan pendanaan yang memungkina untuk berkembang, input mahasiswa
yang merata di beberapa wilayah Aceh dan luar Aceh, penelitian yang
kompetitif, pengabdian masyarakat yang tepat sasaran serta capaian pada
luaran yang luar biasa dari mahasiswa dan para dosen-dosen.
b) Kebutuhan IAIN Lhokseumawe di Masa Depan
Berdasarkan data dan informasi LKPT dan LED yang telah dideskripsikan
oleh tim beberapa kebutuhan IAIN Lhokseumawe di masa mendatang di
antaranya adalah sebagai berikut:
1) Penguatan hubungan kerjasama luar negeri bidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
2) Mengajukan akreditasi lembaga internasional (ISO) dan lembaga
keuangan yang kredibel.
3) Percepatan fungsional dosen mencapai guru besar (Prof)
4) Penguatan gugus dan unit mutu pada Fakultas dan Jurusan.
5) Luaran penelitian mencapai jurnal internasional terindeks scopus
6) Perolehan dana luar negeri untuk penelitian dan Pkm
c) Rencana Strategis IAIN Lhokseumawe
Ketepatan IAIN Lhokseumawe di dalam menetapkan program proritas
pengembangan dirumuskan pada Rencana Strategis IAIN Lhokseumawe Tahun
2017 sesuai dengan SK Rektor 191. Penyusunan Renstra IAIN Lhokseumawe
dilakukan untuk menentukan rencana pengembangan strategis selama lima
tahunan. Penyusunan tersebut jabaran dari Rencana Induk Pengembangan
IAIN Lhokseumawe tahun 2017 sesuai dengna SK rektor nomor 188.
Selanjutnya jabaran dari renstra dioperasionalkan dalam rencana operasioal
IAIN Lhokseumawe setiap satu tahun sekali sejak tahun 2017, 2018, 2019, dan
2020 serta 2021 nantinya.
Rencana strategis IAIN Lhokseumawe mengacu pada sembilan standar
BAN-PT sehingga dalam terukur capaian sesuai dengan kriteria yang ada.
Melaluui rencana strategis IAIN Lhokseumawe tersebut, lembaga memiliki
program prioritas yang harus dilakukan disetiap tahunnya dalam lima tahun
terakhir. Penentuan program prioritas merujuk pada kemampuan dan kapasitas
IAIN Lhokseumawe dari berbagai link sesuai dengan sumberdaya masing-
masing perunit.

295
d) Aspirasi Internal dan Eksternal
Sesuai dengan kondisi IAIN sekarang ini, aspirasi pemangku
kepentingan internal IAIN Lhokseumawe dalam menyikapi program
pengembangan IAIN Lhokseumawe ke depan di antaranya IAIN Lhokseumawe
dapat melakukan peningkatan status menjadi univresitas Islam Negeri (UIN)
Lhokseumawe. untuk itu proses akreditasi APT harus segera diusul untuk
peningkatan akreditasi tahun 2020. Aspirasi pemangku kepentingan internal
IAIN Lhokseumawe dalam beberap tahun mendatang membuka Fakultas dan
jurusan baru sesuai dengan kebutuhan pasar yang dilakukan melalusi FGD dan
Seminar bersama civitas akademika dan stakeholder IAIN Lhokseumawe.
Selanjutnya aspirasi pemangku kepentingan internal IAIN Lhokseumawe
pada bidang pengembangan bidang pendidikan dengan melakukan penguataan
strategi, metode dan perdekatan pembelajaran teoritis dan praktim sesuai
dengan kompetensi matakuliah masing-masing fakultas. Lahirnya beberapa
lektor kepala menjadi guru besar sesuai dengan bidang kelimuannya masing-
masing. Selanjutnya bidang kerjasamaa lahirnya beberapaa lembaga luar
negeri yang dapat menerima mahasiswa untuk magang di luar negeri sesuai
dengan komptensi mahasiswa masing-masing. Sedangkan bidang penelitian
lahirnya penelitian dosen yang terintegrasi dengan mata kuliah menjadi hak
kekayaan intekektual dosen serta dapat memberikan konribusi kepada
masyarakat umum. Selanjutnya aspirasi bidang pengabdian kepada masyarakat
adalah mengayaan terhadap bidang pengabdian kepada masyarakat dalam
bentuk prodak yang bisa dimanfaatkan oleh stakeholder dan masyarakat pada
umumnya. Khusus bidang pengabdian kepada masyarakat hal yang diharapkan
sangat adalah IAIN Lhokseumawe menjadi lembaga konsultan pendidikan
Islam, Hukum Islam dan Ekonomi Islam bagi civitaskademik IAIN dan
stakeholder dan masyarakat umum lainnya.
Selanjutnya aspirasi pemangku kepentingan eksternal IAIN
Lhokseumawe terhaaddap program pengembangan lembaga di antaranya
adalah diharapkan menjadi lembaga obsservatorium perbindangan Islam di
wilayah Aceh. menerima dan menampung masyarakat yang memiliki
kemampuan ekonomi rendah untuk menikmati dunia pendidikan sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi agama, nusa dan bangsa. Selain itu, aspirasi
pemangku kepentingan eksternal IAIN Lhokseumawe memiliki harapan menjadi
perangkul dan fasilitator pengembangan pendidikan dayah (sistem pendidikan
Aceh/pesantren) yang ada di wilayah Lhokseumawe khususnya dan wilayah
Aceh umumnya. Dan terakhir aharapan mereka adalah sebagai lembaga
pendidikan Islam yang pernah melekatkan nama Malikussaleh (Raja Terkenal di
Samudera Pase) melakukan kajian khusus terhadap kerajaaan Malikussaleh
untuk dapat dikenal kembali oleh generasi milenial terhadap leluhurnya.
e) Penjamin keberlangsungan Program
Penjamin keberlangsungan program pengembangan IAIN
Lhokseumawe dijamin melalui dukungan dana pemerintah pusat dari beberapa

296
sumber di antara dana PNBP, Rupiah Murni, BOPTN, SBSN, PUPR dan
sumber dana bantuan pihak ketiga termasuk dari alumni IAIN Lhokseumawe.
selaian sumber dana yang berkelanjutan, keberlangusngan program juga
didukung oleh manajerial perencanaan, pelakanaan dan monitoring yang
terstruktur dengan baik dan profesional dibidang masing-masing. Jaminan
keberlangsungan juga dikatar belakangi oleh dukungan internal dan ekternal
yang menginginkan IAIN Lhokseumaweu tetap ekstis dan berkembang sesuai
dengan kebuhan masyarakat dan zaman. Eksistensi IAIN Lhokseumawe juga
dipengaruhi oleh arah kebijakan pimpinan sehingga program yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sebagaimana yang telah
direncanakan.
Setidaknya ada tiga hal yang dapat menjamin keberlangsungan program
perguruan tinggi di IAIN Lhokseumawe yaitu tenaga dosen pendidik,
pengelolaan manajerial IAIN Lhokseumawe (Rektor dan wakil rektor) dan sistem
informasi IAIN yang terintegrasi sehingga memudahkan semua unit untuk
mengakases berbagaimacam informasi yang diinginkan untuk pengembangan
lemabaga IAIN Lhokseumawe.
4) Program Keberlanjutan
Mekanisme penjaminan keberlangsungan program dan good practices
yang dihasilkan dapat dideskripsikan sebagai berikut:
(a) Alokasi Sumberdaya
Keberlanjutan program yang telah direncanakan IAIN Lhokseumawe
didukung sepenuhnya dengan pengalolkasian sumberdaya yang sangat
mencukup dari berbagai bidang. Pengalokasian sumberdaya yang
dimaksud dibagi dua, pertama sumberdaya kekuangan yang sesuai
dengan kebutuhan dan kedua suberdaya manusia yang sesuai dengan
biang kebutuhan masing-masing. Kedua biang itu sama-sama pentingnya
untuk keberlanjutan program yang telah direncanakan. Ketersedian kedua
sumbedaya tersebut menjadi sangat penting didukung dengan
perecanaan yang baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Misalanya
sektor keuangan, keuangan akan sulit bahkan tidak bisa digunkan jika
belum didukung dengan perencanaan yang baik dan terukung.
(b) Kemampuan melaksanakan
Selanjutnya setelah sumberdaya manusia dan sumberdaya keuangan
mendukung, maka dengan sendiri keberlanjutan program yang telah
direncanakan IAIN Lhokseumawe akan mampu dilaksanakan sesuai
dengan program yang dijadwalkan. Kemampuan melaksanakan
program pada lembaga IAIN Lhokseumawe sangat dipengaruhi beberapa
hal diantara kemampuan sumberdaya yang mencukupi serta profesional
di bidangnya, kemampuan mencari dana serta menggunakannya,
pembagian tugas dan fungsinya ditentukan oleh santar oprerasional setiap
unit masing-masing, sistem penjaminan mutu yang memiliki standar,
sarana dan prasarana yang memadai serta dapat digunakan serta sama-

297
sama mendukung antar unit di IAIN Lhokseumawe.
(c) Rencana Jaminan Mutu yang berkelanjutan
Selanjutnya yang perlu dilakukan untuk menjamin program
berkelanjutan adalah sistem penjaminan mutu yang baik dan benar.
Program berkelanjutan dapat dianalisis melalui pelaksanaan penjamian
mutu yang profesional, sejak perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
dimonitoring oleh lembaga penjaminan mutu (LPM) bidang kinerja
kegiatan dan unit sistem pengawasan internal (SPI) dibidang keuangan.
Kedua unit tersebut dapat berperan sebagai unit yang dapat memberikan
rekomendasi program dapat berkelanjutan atau tidak.
Lembaga penjaminan mutu IAIN Lhokseumawe mengelurakan
kebijakan melalui buku standar mutu, manual mutu, formulis mutu
dansantar yang lain sehingga setiap kegiatan memiliki standar yang jelas
dan terukur ketika dilakukan monitoring porgram. Sedangkan unit satuan
pengawasan internal berfungsi sebagai reviwer perencanaan anggaran,
monitoring penggunaan anggaran sampai dengan pelaporan keuangan
program sehingga keberlanjutan program dapat terukung dengan baik
berstandar.
(d) Keberadaan Dukungan Stakeholder Eksternal.
Bidang yang tidak kalah penting untuk program keberlanjutan adalah
peran dan dukungan stakeholder dalam berbagai kegiatan yang di IAIN
Lhokseumawe. sebagian besar program yang dilaksanakan di IAIN
Lhokseumawe merupakan kontribusi moril dan material yang diberikan oleh
stakeholder. Program bekelanjutnya yang disusun oleh IAIN Lhokseumawe
selalu melibatkan dan meminta bantuan bahkan samapai persetujuan dari
stakeholder sesuai dengan bidangnya masing-masing. Misalnya lembaga
pendidikan, perbankan, kantor pemerintahan, kantor lembaga suwadaya
masyarakat, media masa, dan lain-lain. Kontirbusi dari berbagai
stakeholder menjadi pendukung kuat keberlanjutan program yang telah
direncanakan IAIN Lhokseumawe.

III. PENUTUP
Melalui Laporan Evaluasi Diri ini diharapkan dapat memberikan gambaran
yang sejelas-jelasnnya tentang kondisi riil pada IAIN Lhokseumawe. Evaluasi
Diri ini juga akan menjadi bentuk dan ajang evaluasi terhadap semua kinerja
civitas akademika mulai dari tahun peralihan statur STAIN ke IAIN
Lhokseumawe ini pada tahun 2017 hingga saat ini. Berbagai kekuatan
(strength) yang dimiliki seyogyanya lebih diperkuat lagi untuk dipertahankan
dan diketingkatkan, sedangkan semua kelemahan (weakness) harus
dapat motivasi pengembangan dan diminimalisir dalam tempo waktu yang tidak
terlalu lama. Peluang demi peluang yang telah ada, dapat diambil sebagai

298
kesempatan emas guna memperkokoh kampus peradaban IAIN
Lhokseumawe.
Kemitraan dan stakeholder yang telah dijalin baik secara internal maupun
eksternal harus terus digalang dan diperluas sehingga memberikan pengaruh
yang positif terhadap seluruh civitas akademika, terutama ditujukan kepada para
mahasiswa dan dosen yang nantinya akan berjuang demi masa depan mereka.
Masa dimana mereka akan hidup tidak sama dengan masa yang kita hiduo
sekarang, kita harus dapat memberikan bekal sesuai dengan perkembangan
zaman dan ilmu pengetahuan yang terus mengalami perkembangan cepat dari
tahun ke tahun.
Dengan adanya Laporan Evaluasi Diri ini, para pendidik dalam hal ini
para dosen juga harus mampu memberikan layanan pembelajaran yang prima
dan terarah kepada semua mahasiswa. Tenaga kependidikan juga memiliki
andil untuk menempatkan diri sebagai pelayan para mahasiswa sehingga
para mahasiswa/i merasa terayomi saat mereka melaksanakan perkuliahan di
kampus IAIN Lhokseumawe ini.
Lembaga Penjaminan Mutu Internal IAIN Lhokseumawe pun harus
terus melakukan evaluasi kinerja terhadap seluruh jalannya proses
pembelajaran baik itu tatap muka maupun non tatap muka seperti penelitian,
pengabdian kepada masyarakat. Untuk penjaminan mutu external, selain
berasal dari pihak internal IAIN Lhokseumawe selaku pembina juga diharapkan
pihak BAN-PT dapat memberikan masukan yang berarti guna pengembangan
dan peningkatan status akreditasi IAIN Lhokseumawe ke depannya. Generasi
penerus bangsa memerlukan dasar pijakan yang kuat, dan semuanya itu dimulai
dari pendidikan dan lebih khusus lagi pada tingkatan perguruan tinggi.

LAMPIRAN
Disampaikan sebagai dokumen terpisah

299

Anda mungkin juga menyukai