Anda di halaman 1dari 3

Profesionalisme dan Kredibilitas Asesor dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Aloisius Harso S.Si, M.Pd


NIDN.0804038202
I. Pendahuluan

Saat ini Indonesia memasuki era Revolusi Industri 4.0, agar mampu bersaing
pada era ini, maka perlu sumber daya manusia yang memadai. Kita patut bersyukur
sebelum era ini datang pemerintah Pusat melalui Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten serta pihak swasta telah membuka begitu banyak lembaga pendidikan mulai
dari Pendidikan Usia Dini (PAUD) sampai pada tingkat SMA maupun SMK. Hampir
disetiap Kecamatan di Provinsi NTT telah memiliki lebih dari satu SMA ataupun SMK.
Tentu ini mempermudah akses pendidikan bagi setiap anak bangsa. Agar lembaga
pendidikan ini benar-benar menjalankan fungsinya untuk menyiapkan manusia
Indonesia yang bermutu dan berdaya saing maka pemerintah telah membentuk Badan
Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M) sebagai lembaga eksternal yang
bersifat independen yang berperan dan penentuan peringkat mutu satuan pendidikan
berdasarkan standar yang sudah ditetapkan. Diharapkan hasil evaluasi yang dilakukan
oleh tim visitasi dari BAN S/M mampu memperbaiki berbagai kekurangan dan
mempertahankan apa yang menjadi keunggulan dari masing-masing satuan pendidikan
tersebut sehingga kemajuan dan eksistensi suatu lembaga pendidikan tetap
dipertahankan dan khusus satuan pendidikan tingkat SMK lulusannya mampu diserap
didunia kerja.
Akan tetapi yang menjadi pertanyaan besar apakah anggota tim BAN S/M yang
berperan sebagai asesor sudah melaksanakan tugasnya secara profesional dan
kredibel dan mampu memahami prinsip-prinsip dalam menjalani kegiatan akreditasi
sehingga hasil penilaian borang akrediasi betul-betul sesuai kondisi dilapangan dan
bebas dari konflik kepentingan (confic of interest) sehingga keputusan dan masukan
dari Tim asesor mampu diterima oleh setiap satuan pendidikan yang dinilai, atau hanya
sekedar memberi penilaian yang berdampak tidak adanya upaya perbaikan untuk
mendorong terjadinya peningkatam mutu suatu satuan pendidikan. Untuk itu melalui
tulisan sederhana ini penulis mengkaji tentang profesionalime dan kredibilitas asesor
dalam meningkatkan mutu pendidikan.
II. Pembahasan
(a) Profesionalisme dan kredibilitas Asesor
Akreditasi merupakan serangkaian proses dan sistem mengumpulkan,
menganalisis, dan melaporkan data mengenai kinerja satuan pendidikan. Kegiatan
Akreditasi sekolah/madrasah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip antara
lain: objektif, komprehensif, adil , transparan dan akutabel. Agar pinsip ini dapat
dijalankan dengan baik, maka diperlukan seorang asesmen atau asesor yang profesioal
dan kredibel. Asesor merupakan pihak yang bertugas untuk menilai mutu/tidaknya
suatu satuan lembaga pendidikan. Karena tugas sebagai evaluator mutu pada suatu
lembaga pendidikan, maka asesor harus terikat dan wajib memiliki: norma, kode etik,
tata tertib, dan larangan dalam melaksanakan akreditasi. Termasuk di dalamnya adalah
kompetensi asesor seperti termuat dalam buku panduan yang dikeluarkan BANSM
(Malik Abdul, dkk.(2018), antara lain: 1) asesor harus memahami berbagai ketentuan
dan prosedur dalam pelaksanaan akreditasi. Ketentuan dan prosedur dibuat sebagai
acuan/panduan agar pelaksanaan akreditasi sesuai standar mutu yang ditetapkan; 2)
asesor harus professional, yang dalam hal ini asesor perlu memiliki keterampilan untuk
menggunakan berbagai perangkat akreditasi sekolah/madrasah seperti Instrumen
Akreditasi SD/MI, Petunjuk Teknis (Juknis) Pengisian Instrumen Akreditasi SD/MI,
Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung (IPDIP), dan Teknik
Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi SD/MI. Semua perangkat ini dibuat
BANSM untuk digunakan asesor dalam menilai borang secara terukur; 3) memberikan
penilaian secara objektif. Asesor menilai apa adanya sesuai borang dan bukti borang
sekolah/madrasah. Penilaian didasarkan pada data yang disediakan sekolah dengan
acuan pada pedomaan/rubrik yang sudah disiapkan BANSM; dan 4) memberikan saran
dan rekomendasi dalam rangka perbaikan, pengembangan, dan peningkatan kinerja
sekolah/madrasah. Saran dan rekomendasi harus mampu mendorong untuk
meningkatkan mutu sekolah/madrasah yang dinilai oleh asesor.
Kredibilitas seorang asesor sangat terkait dengan tiga aspek yakni pengetahuan,
sikap dan keterampilan tertentu. Pengetahuan diartikan bahwa asesor memahami dan
menguasai subtansi akreditasi dan selalu memperbaharui pengetahuannya dengan
mempelajari berbagai dinamika teoritis dan praktis akreditasi dari berbagai sumber
belajar dan selalu mengikuti pelatihan-pelatihan terkait. Keterampilan diartikan bahwa
asesor mampu menggunakan instrumen akreditasi secara tepat,melakukan analisis
terhadap data yang ada pada instrumen secra tepat. Dan melaporkan hasil analisis
dengan berpedoman pada panduan yang sudah ditetapkan. Sikap diartikan bahwa
asesor memiliki kode etik, mejaga kerahasian, bersikap adil dan tidak memilki konflik
kepentingan tertentu.
(b) Peningkatan mutu pendidikan pada setiap lembaga pendidikan
Ketika seorang asesor bekerja secara profesional dan kredibel maka hasil
penilaian akreditasi akan diterima oleh setiap pemangku kepentingan. Apapun
peringkat yang diberikan oleh tim asesor secara sadar pihak satuan pendidikan akan
menerima hasilnya. Berbagai rekomendasi yang diberikan untuk meningkatkan mutu
satuan pendidikan akan diterima dan dijalankan oleh pihak satuan pendidikan yang
diakreditasi. Dengan demikian hasil akreditasi akan menjadi suatu pedoman bagi pihak
sekolah untuk menyusun rencana kerja yang baru dan melakukan berbagai perubahan
demi meningkatkan mutu di satuan pendidikan tersebut. di sisi lain ada upaya dari
pemerintah atau pihak lainnya untuk memberi bantuan dalam mengatasi masalah-
masalah yang ada.
III. Penutup
Seorang asesor diharapkan mampu bekerja secara profesional dan kredibel
sehingga hasil penilaian terhadap setiap satuan pendidikan yang telah divisitasi benar-
benar sesuai dengan kondisi yang terjadi dilapangan dan mampu memberikan
rekomendasi yang sesuai sehingga satuan pendidikan/sekolah yang telah diakreditasi
mampu meningkatkan mutu pendidikanya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Daftar Pustaka
1. Hendarman, 2013. Pemanfaatan Hasil Akreditasi dan Krediblitas Asesor Sekolah
Madrasah. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Volume 4 (3) p . 532-542.
2. Malik Abdul, dkk. 2018. Pedomaan Akreditasi Sekolah/Madrasah. Jakarta: BANSM.
3. Sudyono dan Suryawati,D., 2008. Dampak Akreditasi terhadap Upaya Pembinaan
Sekolah/Madrasah Dalam Rangka Menigkatkan Mutu Pendidikan. Jakarta. Pusat
Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai