Penulis,
Joko Prasetyo
S iapa saja yang membaca buku ini secara jernih dari awal
hingga akhir, insya Allah akan menemukan gambaran
sejarah bahwa dulu Nusantara merupakan bagian dari
khilafah Islam. Salah satu pragmennya ada di masa Khalifah
Sultan Abdul Majid II (1842-1918) yang dapat dibaca pada
bab pertama Surat dari Serambi Mekah Membuat Khalifah Marah.
Begitu Khilafah Utsmani runtuh pada 1924, kaum
Muslimin di Nusantara pun melalui berbagai ormas Islamnya
seperti Syarikat Islam, Muhammadiyah dan cikal bakal
Nahdlatul Ulama bersepakat untuk membaiat seorang
khalifah baru untuk kaum Muslimin sedunia, sebagai langkah
untuk mewujudkannya mereka membentuk Komite Khilafah
(1924-1926). Penggalannya dapat dibaca pada bab kedua
Respon Muslim Hindia Belanda Atas Runtuhnya Khilafah.
Meskipun kafir penjajah berhasil membuat puluhan
negara bangsa di atas puing-puing khilafah, tetapi mereka
tidak bisa menyekat perasaan keislaman kaum Muslimin.
Setidaknya hal itu ditunjukkan pasukan British Indian Army
yang beragama Islam dalam pertempuran di Surabaya pada 10
November 1945. Detailnya ada pada bab ketiga Membelot dari
Inggris Demi Ukhuwah Islam.
Salah satu faktor berdirinya negara bangsa lantaran
tekanan penjajah yang begitu kuat serta pemikiran kaum
Muslimin yang semakin merosot, sehingga alih-alih membaiat
2| Joko Prasetyo
Walhasil, mayoritas kaum Muslimin di Indonesia mengira
demokrasi itu bukan jebakan penjajah, lebih parah lagi
menyangka demokrasi sesuai Islam bahkan lahir dari Islam.
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pun tampil menjelaskan
hakikat demokrasi. Dan mengajak kaum Muslimin
meninggalkan sistem kufur jebakan penjajah tersebut seraya
menggantinya dengan khilafah.
Banyak kaum Muslimin yang tersadarkan, namun
penguasa sekuler radikal intoleran tak tinggal diam. Melalui
kekuasaan dan kaki tangannya, rezim melarang HTI bersuara
tentang khilafah salah satunya dalam Kongres Umat Islam
Indonesia (KUII) ke-6.
Tapi, takdir Allah berkata lain. Sri Sultan
Hamengkubuwono X dalam pidato sambutannya malah
menjelaskan Raden Patah dikukuhkan menjadi Sultan Demak
oleh Sultan Turki Utsmani. Reportasenya ada pada bab
ketujuh KUII Ke-6: Khilafah Memiliki Fakta dan Akar Historis
yang Kuat di Indonesia.
Sejarah masuknya Islam ke Nusantara dan bagaimana
hubungannya dengan khilafah dapat pembaca temukan pada
bab kedelapan Surat Raja Sriwijaya Awali Hubungan Khilafah
dengan Nusantara (Wawancara dengan sejarawan Septian AW).
Salah satu cara pemerintah menjauhkan kaum Muslimin
dari Islam adalah dengan pembelokan sejarah sehingga
membuat pengertian terhadap aktivitas politik yang terjadi di
masa lalu menjadi tersimpangkan. Pemaparannya ada pada
bab sembilan Deislamisasi Sejarah (Wawancara dengan sejarawan
Ahmad Mansur Suryanegara).
4| Joko Prasetyo
Surat dari Serambi Mekah
Membuat Khalifah Marah
“Tetapi warga Aceh sudah bersumpah akan tetap berkomitmen
bersama Khilafah Utsmani, mereka bilang tidak pernah mendengarkan
larangan-larangan Belanda tersebut.”
6| Joko Prasetyo
kabar, menjadi sebuah persatuan. Dan oleh sebab itu pula
Belanda tidak mengizinkan orang Aceh untuk pergi haji.
Sembari menuruni tangga menuju ruangan yang lebih
besar lagi, Pasha menceritakan bahwa Belanda tidak hanya
menghalangi warga Aceh untuk pergi haji tetapi melarang
pula para khatib membaca khutbah dengan menyebut
Khilafah Utsmaniyyah serta mencopot panji-panjinya.
“Tetapi warga Aceh sudah bersumpah akan tetap
berkomitmen bersama Khilafah Utsmani, mereka bilang tidak
pernah mendengarkan larangan-larangan Belanda tersebut,”
ujar Pasha.
Sultan lalu menyibak tirai merah yang menutupi peta
dunia yang menempel di dinding ruangan tersebut. Kemudian
tongkatnya ditunjuk-tunjukkan ke peta ujung utara Pulau
Sumatera seraya berkata:
“Di tengah-tengah samudera yang sangat besar, beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, bangsa yang membaiat kita
sebagai khalifah. Selagi kekuatan kita cukup, kita harus selalu
berada di samping mereka. Tetapi yang dipahami kekuatan
kita tidaklah cukup...”
“Sultanku, untuk sekarang masalah terbesarnya adalah
tidak bisa naik haji,” sanggah Pasha.
“Itu dia masalahnya…” jawab Sultan.
Lalu Sultan pun mengingatkan pentingnya membuat
proyek Demiryolu (jalur kereta api haji). “Demiryolu dari
Istambul (ibu kota Khilafah Utsmani) ke Hijaz, dari sana ke
Baghdad, dan akan menyambung ke India dan dari sana juga
dengan kapal ke Aceh,” ujarnya.
8| Joko Prasetyo
Salah satu pragmen saat kaum Muslimin masih memiliki
junnah (pelindung dan pengayom). Meski khilafah Islam
dalam kondisi kritis, khalifah tetap saja berupaya keras
melindungi umat meski lokasinya di Aceh, lokasi yang sangat
jauh dari ibu kota.
Dikudeta
Sultan lahir pada hari Rabu, 21 September 1842. Dengan
nama lengkap Abdul Hamid Khan II bin Abdul Majid Khan.
Komite Khilafah
Pucuk dicinta, ulam tiba. Pada pertengahan 1924,
beberapa tokoh umat Islam di Surabaya menerima surat
undangan dari ulama Al-Azhar Mesir untuk kongres khilafah
pada Maret 1925. Surat juga berisi tujuh belas poin penjelasan
soal kekisruhan pasca runtuhnya Khilafah Utsmani.
“Secara garis besar ada dua hal yang ditekankan. Salah
satunya adalah persoalan khilafah merupakan bagian dari
syariat dan wajib untuk ditegakkan kembali,” ungkap
sejarawan Septian AW kepada Media Umat, Senin
(18/9/2017).
Maka pada 4 dan 5 Oktober para tokoh Islam
mengadakan pertemuan di Madrasah Tarbiatoel Aitam,
Genteng, Surabaya untuk membahasnya. Dihadiri oleh
Sarekai Islam, Muhammadiyah, Al-Irsyad, At-Tadibiyah,
Tasfirul Afkar, Ta’mirul Masajid dan lainnya.
Tokoh Syarikat Islam (SI) Oemar Said Tjokroaminoto
dalam pidatonya menyampaikan tentang perlunya umat Islam
A
nda pernah mendengar ada sekira 600 tentara Inggris
British Indian Army (BIA) membelot untuk
membela Indonesia? Meski dalam buku sejarah yang
dipelajari di sekolah tidak diungkap, tetapi kisahnya ada dan
benar-benar nyata. Itu terjadi pada saat Kerajaan Kristen
Inggris mengerahkan tentaranya untuk membantu
melanggengkan penjajahan Kerajaan Kristen Belanda di
Indonesia pada 1942-1949. Salah satu dari 600 tentara
tersebut bernama Hikmat Khan.
“Bapak saya menekankan pada ukhuwah Islam, karena
Indonesia adalah negeri Islam, tidak mungkin mereka
memerangi sesama Muslim. Kalau tidak, kita akan menjadi
kufur. Jadi dorongan utamanya adalah ukhuwah Islam,” kata
Zahir Khan (73 tahun), mengungkap alasan mengapa Hikmat
Khan dan ratusan tentara Muslim yang seluruhnya berasal
dari wilayah Pakistan membelot ke Indonesia.
Anak kelima dari dua belas bersaudara tersebut
mengatakan sedangkan ribuan anggota BIA lainnya yang non
Dibohongi Inggris
Sebelum menjadi tentara Inggris, Hikmat Khan menjadi
polisi yang ditugaskan Inggris di Hongkong sejak 1916.
Kembali ke Pakistan, Inggris menempatkan lelaki kelahiran
Peshawar itu untuk menjadi tentara. Meski sempat menolak --
-karena kuatir bakal dihadapkan dengan musuh Inggris yang
sesama Muslim--- Hikmat akhirnya pada 1930 menjadi
tentara BIA.
“Penerimaannya itu didasarkan niat untuk
menyelamatkan Pakistan dan negeri Muslim lainnya,
sebagaimana kemudian terbukti di Indonesia,” ungkap Zahir.
Tidak nyaman dengan kondisi Pakistan yang dalam
cengkeraman Inggris, ia pun mengikuti jejak Aslam Khan,
saudaranya, memboyong keluarga ke Asembagus, Situbondo,
Jawa Timur. “Keluarga tinggal di sana, sedangkan bapak di
Pakistan, bila ada kesempatan datang ke Asembagus untuk
menengok keluarga,” ujar mantan diplomat RI.
Pada 1942, Inggris mengirim ribuan tentara BIA yang
disebar ke berbagai kota untuk mengokohkan kembali
Dikhianati
Sidang Konstituante adalah sidang yang sangat dinanti
para tokoh dan umat Islam, tak terkecuali Ketua PP
Muhammadiyah (1942-1953) Ki Bagoes Hadikoesoemo.
Sebelumnya, pada 22 Juni 1945, panitia sembilan yang
dibentuk Badan Persiapan Usaha Penyelidik Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) menandatangani rancangan Pembukaan
Undang-Undang Dasar negara RI yang belakangan disebut
sebagai Piagam Jakarta. Meski telah disahkan namun
menyisakan perdebatan antara kelompok Islam di satu sisi
dan kelompok sekuler (mengaku beragama Islam tetapi
menolak penerapan syariat Islam secara kaffah) dan Kristen
di sisi lain terkait tujuh kata dalam Pembukaan UUD 1945.
Menagih Janji
Dalam sidang Konstituante, Kasman mengingatkan
kembali peristiwa penghapusan dan janji kepada Ki Bagoes
itu. “Saudara Ketua, kini juru bicara Islam Ki Bagoes
Hadikoesoemo itu telah meninggalkan kita untuk selama-
lamanya, karena telah pulang ke rahmatullah. Beliau telah
menanti dengan sabarnya, bukan menanti 6 bulan seperti
A
da dua kubu besar dalam Sidang Konstituante (1955-
1959) yakni Blok Pancasila dan Blok Islam. Blok
Pancasila anggotanya adalah koalisi antara partai
sekuler dan komunis-sosialis. Sedangkan Blok Islam seluruh
anggotanya hanya dari partai-partai Islam. (Lihat tabel
Komposisi Anggota Sidang Konstituante).
Nasakom
Melihat gagasan ketuhanan ala Soekarno di atas maka
wajar dan bisa dimengerti golongan sekuler dan komunis bisa
menerima Pancasila, karena memang sejalan dengan
penafsiran mereka tentang Pancasila yang bercorak netral
agama (sekuler). Pemahaman ini secara politik dijalankan
Soekarno dengan kekuasaannya (1959-1965) menafsirkan
Penulis:
Pristian Surono Putro, Founder Komunitas Suka Baca Indonesia,
Tutor Baca Efektif
Editor: Joko Prasetyo
Orang Kuat NU
Dalam kurun 1971-1977 di Losarang, Indramayu, Jawa
Barat, ada sebuah wilayah yang menjadi basis Partai NU, yang
mengalami kekerasan sadis, diteror dan diintimidasi.
Penduduknya mengungsi untuk menyelamatkan diri, sebagian
mereka tinggal di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU), Jalan Kramat Raya 164, Jakarta.
Peristiwa tersebut terungkap dan diangkat di Harian Sinar
Harapan. Media ini mengirim seorang wartawannya, Panda
Nababan, untuk meliput Losarang. Nababan datang ke sana
dengan ditemani KH Yusuf Hasyim dan Zamroni.
Mereka menyaksikan masjid dibakar dan rumah-rumah
dihancurkan. Nababan mengatakan, bahwa kemungkinan
besar warga NU Losarang meninggalkan rumahnya secara
tiba-tiba dan tergesa-gesa, karena dirinya menyaksikan di atas
meja makan masih ada piring-piring dan cangkir beserta
makanan yang sudah membusuk. Dan setelah kembali ke
Jakarta, Nababan melaporkan hasil liputannya itu dengan
judul “Empatpuluh Lima Djam Bersama Orang Kuat NU”.
Di Brebes, Jawa Tengah, ada pembunuhan aktivis NU
dan anggota Komisaris PPP KH Hasan Basri, tahun 1977. Ia
merupakan salah satu korban kekerasan rezim Orde Baru. Ia
tewas oleh sekelompok orang yang tidak dikenal dan
mayatnya diceburkan ke dalam sumur.
Terbagi Dua
Dalam keadaan genting, banyak ulama NU dizalimi
karena menolak asas tunggal Pancasila. Di awal-awal tahun
1980, guna meredam kezaliman itu, Gus Dur coba memberi
pengertian kepada para kiai, agar mereka mau menerima
Pancasila. Dari situlah kemudian Kiai-kiai NU terbagi ke
dalam dua kelompok, ada yang menerima dan ada yang
menolak.
Berdasarkan fakta sejarah tersebut, maka dapat
disimpulkan, bahwa semua ulama, termasuk kiai-kiai NU
dahulu pun menolak Pancasila. Logikanya, jika mereka
menerima Pancasila seharusnya mereka tidak menolak ketika
Soeharto memaksakan asas tunggal kepada semua ormas
Islam. Nyatanya, mereka menolak, dan kemudian mereka
dibredel oleh penguasa.
Jika dikatakan bahwa dari awal NU menerima Pancasila,
lalu atas dasar apa para ulama dahulu diintimidasi oleh
penguasa?
Penulis:
Irkham Fahmi al-Anjatani, Pengasuh Ma’had Nurul Falah Cirebon
Editor:
Joko Prasetyo
Reporter:
Yusuf Mustakim dan Joy
Editor:
Joko Prasetyo
Deislamisasi Sejarah
Telah terjadi pembelokan sejarah sehingga membuat pengertian
terhadap aktivitas politik yang terjadi di masa lalu menjadi
terbelokkan. mengecilkan peranan ulama dan santri dalam mengusir
penjajah. Parahnya lagi pihak yang bersekutu dengan penjajah malah
dianggap pahlawan. Bahkan hari lahir organisasinya dijadikan Hari
Kebangkitan Nasional. Benarkah? Untuk menjawabnya simaklah
perbincangan wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo dengan
sejarawan Ahmad Mansyur Suryanegara berikut ini.
Nasionalisme?
Nasionalisme yang dimaksud itu gerakan anti penjajah,
cinta tanah air, cinta agama. Jadi arti mula-mula nasionalisme
itu bukan berarti non Islam. Orang Islam sendiri tidak
mengerti bahwa nasionalisme itu adalah Islam.
Tapi karena ada partai yang bernama Partai Nasional
Indonesia yang didirikan Soekarno itu, seolah-olah
nasionalisme itu bukan Islam. Padahal Soekarno itu
menantunya Tjokroaminoto. Jadi sebenarnya hari yang pantas
disebut sebagai Hari Kebangkitan Nasional adalah 16
Oktober yakni hari lahirnya Sjarikat Dagang Islam.
Pembelokan lainnya?
Disebutkan Kerajaan Hindu lebih dulu daripada Kerajaan
Islam. Padahal Keradjaan Hindoe Madjapahit muncul tahun
1294. sedangkan Keradjaan Islam Samoedra Pasai lahir 1275.
Duluan mana? Tapi mengapa disebutkan Hindu lebih dulu.
Dari situ saja sudah terlihat bahwa Islam lebih dulu. Apalagi
dulu sebelum adanya kerajaan atau kesultanan, Islam itu
sudah masuk lewat perdagangan ke Nusantara ini pada abad
ke-7 Masehi.
Jadi Islam sudah masuk ke nusantara 200 tahun sebelum
adanya Candi Borobudur. Atau 500 tahun sebelum adanya
Madjapahit, Islam itu sudah masuk ke Nusantara.[]
Umat Islam
Seperti Belum Merdeka
Rencana Kemenag menghapus materi khilafah dan jihad dalam
kurikulum sekolah mendapatkan reaksi penolakan keras dari
berbagai kalangan Islam. Bagi yang mengerti sejarah, ada pula yang
menyebut rezim mendapat saran dari pembisik busuk macam Snouck
Hurgronje, bahkan rezim tak ubahnya seperti Kemal Pasha.
Siapa mereka berdua? Dan bagaimana kiprah keduanya dalam
merusak pemahaman umat Islam dan menghancurkan peradaban
Islam? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan Tabloid
Media Umat Joko Prasetyo dengan sejarawan UIN Sunan Gunung
Djati Bandung Moeflich Hasbullah. Berikut petikannya.