MAKALAH
Disusun Oleh:
Dedeh Jubaedahh 1707874
Devy Putri Romadhoni 1705237
Febrian Aulyarachman 1703363
Nabila Nur Pratiwi 1702280
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,
hidayah dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah bentuk
sebuah makalah yang berjudul “Kesetian Konsumen Dan Strategi Produk Serta
Penetapan Harga dan Kredit” ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar dapat
menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah Kewirausahaan.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga saya
mengharapkan, kritik dan saran positif yang kiranya dapat membantu dalam
penyempurnaan makalah berikutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
3.2 Deskripsi Usaha Lampu Gentur ...................................................................33
3.3 Kolektor Pemburu Lampu Gentur ................................................................34
BAB 4 PEMBAHASAN ........................................................................................36
4.1 Kesetiaan Konsumen Terhadap Lampu Hias Gentur Cianjur ......................36
4.2 Strategi Penetapan Produk Lampu Hias Gentur Cianjur .............................37
4.3 Strategi Penetapan Harga Lampu Hias Gentur Cianjur ...............................37
4.4 Strategi Penetapan Kredit Lampu Hias Gentur Cianjur ...............................38
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................39
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................39
5.2 Saran .............................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................42
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................43
iii
4
BAB 1
PENDAHULUAN
nilainilai dan tujuan organisasi, (2) kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan
sungguh-sungguh atas nama organisasi, (3) keinginan untuk mempertahankan
keanggotaan di dalam organisasi (Porter, 1992: 45 dalam Fatoni, 2007: 6).
Kemudian komitmen dari para pelanggan, akan diwujudkan dalam tindakan
nyata, seperti selalu menggunakan merek produk tersebut, mendukung seluruh
aktivitas dari merek produk tersebut dan siap mengadakan pembelian atas
pengembangan merek produk tersebut pada masa mendatang, serta berkomitmen
untuk tidak beralih ke merek yang lain. Dari sedikit uraian mengenai pengertian
kesetiaan pelanggan di atas, kita bisa lihat, betapaberharganya pelanggan yang
memiliki kesetiaan ini, karena dengan memiliki pelanggan yang loyal ini, merek
produk akan berkembang dengan pesat, yang pada akhirnya akan menciptakan
profit margin yang tinggi dan berkesinambungan.
Dalam dunia modern saat ini, perkembangan dunia bisnis/dunia usaha
semakin cepat berkembang, strategi pemasaran akan semakin didukung sukses jika
didorong juga oleh kesetiaan para konsumen dan kepuasaan konsumen yang
berkelanjutan membuat para pelanggan selalu terpaku pada produk yang disukai
nya, oleh karena itu strategi penetapan harga , kredit, dan strategi produk harus di
fikirkan sedemikian rupa agar bisa memunculkan kesetiaan dan kepuasaan
konsumen secara terus menerus yang akan menguntungkan perusahaan juga.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan
permasalahan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kesetiaan konsumen mempengaruhi nilai pelanggan dalam dunia
bisnis/kewirausahaan?
2. Bagaimana kepuasaan konsumen mempengaruhi nilai pelanggan dalam dunia
bisnis/kewirausahaan?
3. Bagaimana strategi produk serta penetapan harga dan kredit dapat
mempengaruhi kesetiaan dan kepuasaan konsumen dalam dunia
bisnis/kewirausahaan?
4. Bagaimana contoh nyata studi kasus kesetiaan dan kepuasaan konsumen
terhadap produk pada perusahaan yang sudah memiliki branding?
1.3 Tujuan Masalah
6
BAB 2
KAJIAN TEORI
Ada satu hal yang penting mengenai kesetiaan konsumen di atas, yaitu aspek
kesikapan positif berupa perasaan senang. Pembelian berulang kali produk yang
sama mungkin saja terjadi karena terpaksa, bukan disertai dengan perasaan senang.
Misalnya, seorang konsumen tidak memiliki alternatif produk untuk memenuhi
kebutuhannya karena di tempat yang dapat atau nyaman dijangkaunya hanya satu
produk yang tersedia. Pembelian yang terpaksa itu sulit diharapkan untuk terjadi
berulang kali di waktu yang akan datang jika kondisi yang memaksa itu tidak ada.
Misalkan, jika di lokasi konsumen itu di kemudian hari tersedia beberapa alternatif
produk yang dapat untuk memenuhi, maka sulit untuk diharapkan bahwa ia akan
tetap untuk membeli dan mengkonsumsi produk sebelumnya.
Dari kedua definisi tersebut, kita bisa mengetahui ada satu kesamaan yang bisa
kita cermati, yaitu sama-sama berkomitmen terhadap produk atau jasa yang
diinginkan dan dan bertahan lama secara berulang di masa depan. Sedangkan
perbedaannya, Mowen dan Minor (2002:89) lebih menekankan proses orang yang
8
setia dimana proses tersebut diawali dengan kesikapannya, lalu barulah ditunjukkan
melalui perilaku. Lain halnya dengan Oliver dalam Kotler dan Keller (2009:138),
ia lebih memfokuskan komitmen itu sendiri yang terjadi secara mendalam.
7. Bukti fisik, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel, dan alat-alat
komunikasi.
2.7. Ciri-Ciri Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2016:155) pada umumnya pelanggan yang
sangat puas dapat dilihat dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Stay loyal longer, (tetap setia).
2. Buy more as the company introduces new and upgraded products, (membeli
lebih banyak pada produk baru perusahaan).
3. Talks favorably to others about the company and its products, (berbicara yang
menguntungkan kepada orang lain tentang produk dan perusahaan).
4. Pay less attention to competing brands and is less sensitive to price, (kurang
memperhatikan merek pesaing dan kurang sensitive terhadap harga).
5. Offer product or service ideas to the company, (menawarkan ide untuk produk
atau jasa kepada perusahaan).
6. Cost less to serve than new customers because transactions can become
routine, (mengurangi biaya untuk konsumen baru karena transaksinya dapat
menjadi rutinitas).
2.8. Tingkat Kepuasan Konsumen
Kepuasan pelanggan terbagi kedalam lima tingkat atau level dimulai dengan
pelanggan merasa tidak puas hingga pelanggan merasa berada pada tingkat sangat
puas, menurut Kotler dan Keller (2016:155) yaitu :
1. At level one, customer are likely abandon the company and even bad-mouth.
(Level pertama, pelanggan yang mungkin akan meninggalkan perusahaan dan
bahkan menjelek-jelekan).
2. At level two to level four, customer are fairly satisfied but still find it easy to
swich when better offer comes along. (Pada level kedua sampai level kelima,
pelanggan cukup puas tetapi masih merasa mudah untuk beralih ketika tawaran
yang lebih baik datang).
3. At level five, the customer is very likely to repurchase and even spread good
word of mouth about the company. (Pada level kelima, pelanggan sangat
14
mungkin untuk membeli kembali dan bahkan menyebarkan berita baik dari
mulut ke mulut tentang perusahaan).
2.9. Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan
dalam mengukur kepuasan konsumen. Menurut Fandy Tjiptono (2012:314)
mengemukakan empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :
1. Sistem Keluhan dan Saran
Organisasi yang berpusat konsumen (Customer Centered) memberikan
kesempatan yang luas kepada para konsumennya untuk menyampaikan saran
dan keluhan. Informasi-informasi ini dapat memberikan ide-ide cemerlang bagi
perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksi secara tanggap dan cepat
untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. Media yang digunakan bisa
berupa kotak saran yang ditempatkan dilokasi-lokasi strategis (yang mudah
dijangkau atau sering dilewati konsumen), kartu komentar (yang bisa diisi
langsung maupun yang dikirim via pos kepada perusahaan), saluran telepon
khusus bebas pulsa, website dan lain-lain.
2. Mhystery Shopper (pembeli misterius)
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan konsumen
mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pembeli
potensial, kemudian melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan
kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka
dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para mhystery shopper
juga dapat mengamati cara penanganan setiap keluhan.
3. Loss Customer Analysis
Perusahaan menghubungi para konsumen yang telah berhenti membeli atau
yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi.
Bukan hanya exit interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer loss
rate juga penting, peningkatan customer loss rate menunjukkan kegagalan
perusahaan dalam memuaskan konsumennya.
4. Survei kepuasan konsumen (Periodic Survey)
Umumnya penelitian mengenai kepuasan konsumen dilakukan dengan
penelitian survey, baik melalui pos, telepon, kuesioner maupun wawancara
15
dengan tipe kepuasan ini berharap bahwa penyedia jasa akan mampu
memuaskan ekspektasi mereka yang semakin meningkat dimasa depan.
Selain itu mereka bersedia meneruskan relasi memuaskan dengan penyedia
jasa.
2. Stable Customer Satisfaction yaitu konsumen tipe ini memiliki tingkat
aspirasi pasif dan berperilaku yang demanding. Emosi positifnya terhadap
penyedia jasa bercirikan steadiness dan trust dalam relasi yang terbina saat
ini. Mereka menginginkan segala sesuatunya tetap sama berdasarkan
pengalamanpengalaman positif yang telah terbentuk hingga saat ini, mereka
bersedia melanjutkan relasi dengan penyedia jasa.
3. Resigned Customer Satisfaction yaitu konsumen dalam tipe ini juga merasa
puas. Namun, kepuasannya bukan disebabkan oleh pemenuhan ekspektasi,
namun lebih didasarkan pada kesan bahwa tidak realistis untuk berharap
lebih. Perilaku konsumen tipe ini cenderung pasif. Mereka tidak bersedia
melakukan berbagai upaya dalam rangka menuntut perbaikan situasi.
4. Stable Customer Dissatisfaction yaitu konsumen dalam tipe ini tidak puas
terhadap kinerja penyedia jasa, namun mereka cenderung tidak melakukan
apaapa. Relasi mereka dengan penyedia jasa diwarnai emosi negative dan
asumsi bahwa ekspektasi mereka akan terpenuhi dimasa datang. Mereka juga
tidak melihat adanya peluang untuk perubahan dan perbaikan.
5. Demanding Customer Dissatisfaction yaitu tipe ini bercirikan tingkat aspirasi
aktif dan perilaku demanding. Pada tingkat emosi, ketidakpuasannya
menimbulkan protes dan oposisi. Hal ini menyiratkan bahwa mereka akan
aktif dalam menuntut perbaikan.
2.11. Pengertian Pengembangan Produk
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller : “Pengembangan produk
adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru
atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang. Mengembangkan konsep
produk menjadi produk fisik untuk meyakinkan bahwa gagasan produk dapat
diubah menjadi produk yang dapat diwujudkan”.
Menurut Henry Simamora :“Pengembangan produk adalah proses
pencarian gagasan untuk barang dan jasa baru dan mengkonversikannya kedalam
17
tambahan lini produk yang berhasil secara komersial”. Pencarian produk baru
didasarkan pada asumsi bahwa para pelanggan menginginkan unsur-unsur baru dan
pengenaan produk baru akan membantu mencapai tujuan perusahaan.
Pengembangan produk ini sendiri bukanlah hal yang mudah, karena dalam
pengembangan produk itu sendiri terdapat banyak hambatan baik itu dari dalam
perusahaan ataupun dari luar perusahaan. Tidak sedikit perusahaan yang
mengalami kegagalan dalam mengembangan produknya yang disebabkan karena
perusahaan tersebut tidak dapat memecahkan hambatan-hambatan itu.
Keberhasilan sistem perusahaan di masa depan akan banyak tergantung
kepada kemampuan perusahaan menyajikan produk-produk yang menarik,
kompetitif dan memberikan kualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Inovasi
produk harus menjadi strategi prioritas bagi perusahaan, sebab inovasi memiliki
peran penting di tengah pasar yang kompetitif, karena itu suatu prusahaan harus
dapat terus melakukan inovasi-inovasi baru. Oleh karena itu pengembangan
produk sangatlah penting bagi perusahaan agar dapat tetap bertahan.
2.12. Tujuan Pengembangan Produk
Suatu perusahaan yang melakukan pengembangan terhadap produknya
terlebih dahulu harus menyadari apa tujuan dilakukannya pengembangan tersebut
dan bagaimana proses pengembangan produk tersebut dilaksanakan sehingga dapat
mencapai sasaran yang diinginkan. Untuk memperoleh laba yang diinginkan
melalui volume penjualan yang ditingkatkan suatu perusahaan harus memperbaiki
maupun menambah produk-produk yang dihasilkan berdasarkan atas dua fungsi
dasar yaitu pemasaran dan inovasi produk. Produk baru secara keseluruhan,
misalnya produk baru di rancang untuk menjaga posisi perusahaan dalam pangsa
pasar, atau untuk menjaga posisi perusahaan untuk mengembalikan investasi disaat
merintis posisi dalam pasar baru, sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan
pengembangan produk yang dilaksanakan oleh perusahaan. Umumnya tujuan yang
ingin di capai dari penciptaan produk baru adalah:.
1. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan
sebagai investor, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada
produk sebelumnya.
18
2. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu
dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan
yang baru. Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk yang sudah ada
maupun revisi terhadap produk yang telah ada.
2.13. Tahap-Tahap Pengembangan Produk
Tahap-tahap pengembangan produk baru Program pengembangan produk
yang dilakukan oleh perusahaan pada dasarnya adalah untuk mencapai sasaran yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan demikian, para
eksekutif puncak, khususnya yangberhubungan dengan program ini, dituntut
haruslah benar-benar mengembangkan dan mengelola produknya dengan sebaik
mungkin. Untuk mencapai hal itu, perusahaan tentuharus mengikuti langkah-
langkah dari pengembangan produk ini secara sistematis. Tahapannya yaitu:
1. Gagasan produk
Pengembangan produk dimulai dengan pencarian gagasan bagi produk-
produk baru. Para manajer puncak harus mendefinisikan produk dan pasar
yang ingin ditekankanya menyatakan tujuan produk baru itu. Merek juga
harus menyatakan berapa banyak usaha yang harus dicurahkan untuk
mengembangkan produk terobosan, memodifikasi produk lama dan meniru
produk pesaing.
2. Penyaringan
Tahap ini dirancang untuk menghilangkan seluruh gagasan produk yang tidak
berhubungan dengan kemampuan atau tujuan perusahaan. Para perwakilan
dari pemasaran, teknis dan produksi harus memberikan input pada tahap ini.
3. Pengujian konsep
Setelah gagasan disaring, perusahaan menggunakan riset pasar untuk
mendaptkan input dari konsumen tentang manfaat dan harga. Gagasan yang
telah melewati tahap penyaringan kemudian dilanjutkan dengan membuat
konsep serta dilanjutkan dengan mengembangkan konsep produk tersebut.
Pada dasarnya konsumen tidak membeli gagasan dari suatu produk melainkan
konsep dari produk tesebut. Dari berbagai konsep produk yang ada kemudian
dilakukan pengujian yang pada akhirnya di pilih konsep produk yang paling
tepat.
19
4. Analisis bisnis
Setelah mengumpulkan opini konsumen, Adapun cara mengevaluasi usulan
dengan cara membuat suatu perkiraan tentang tingkat penjualan, biaya
produksi, dan keuntungan yang diharapkan sesuai dengan sasaran peruahaan.
Analisis usaha biasanya selalu berubah-ubah dalam melakukan perbaikan,
jika didapatkan informasi yang baru, sehingga perkiraan yang dibuat semakin
mendekati kebenaran.
5. Pengembangan prototipe
Sewaktu perusahaan telah menentukan potensi profitabilitas produk. Bagian
teknik atau riset dan pengembangan akan membuat prototipe. Prototipe ini
dapat menjadi sangat mahal, yang sering kali memerlukan peralatan dan
pengembangan komponen yang ekstensif.
6. Pengujian produk dan uji pemasaran.
Dengan menggunakan hal-hal yang dipelajari dari prototipe, perusahaan
menjalankan produksi yang terbatas. Kemudian perusahaan dapat menguji
produk tersebut untuk melihat apakah produknya memenuhi persyaratan
kinerja. Jika ya, maka produknya akan dijual pada daerah yang terbatas.
Karena kampanye promosi dan saluran distribusi harus ditetapkan untuk uji
pasar, tahap ini menjadi cukup mahal.
7. Komersialisasi
Jika hasil uji pemasaran positif, perusahaan akan memulai produksi dan
pemasaran berskala penuh. Komersialisasi yang bertahap, yang bertujuan
menyebarkan produk tersebut ke daerah yang semakin luas, mencegah
ketegangan yang semestinya tidak perlu terjadi pada kemampuan produksi
awal. Sebaiknya, keterlambatan dalam komersialisasi dapat memberikan
kesempatan bagi perusahaan lain untuk mengeluarkan produk saingan
2.14. Faktor-Faktor yang Mendorong Pengembangan Produk
Faktor-faktor yang mendorong perusahaan melakukan pengembangan
produk Ada beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan
pengembangan produk, faktor-faktor ini harus dipertimbangkan agar terlaksananya
pengembangan produk yang berhasil. Apabila dalam situasi persaingan yang ketat
20
a. Terdapat cukup banyak pembeli yang permintaan saat ini yang tinggi.
b. Biaya satuan memproduksi volume kecil tidak begitu tinggi hingga
menghilangkan keuntungan dari mengenakan harga maksimum yang
mampu diserap pasar.
c. Harga awal tinggi menarik lebih banyak pesaing kepasar.
d. Harga tinggi mengkomunikasikan citra produk yang unggul.
5. Kepemimpinan Kualitas Produk (Product- Quality Leadership)
Banyak merek berusaha menjadi “kemewahan terjangkau” produk atau
jasa yang ditentukan karakternya oleh tingkat kualitas anggapan, selera
dan status yang tinggi dengan harga yang cukup tinggi agar tidak berada
diluar jangkauan konsumen.
6. Tujuan-tujuan Lainnya (Other Obejctives)
Organisasi nirlaba dan masyarakat mungkin mempunyai tujuan penetapan
harga lain. Universitas membidik pemulihan biaya parsial, mengingat
bahwa universitas harus bergantung pada hadiah pribadi dan sumbangan
masyarakat untuk menutup biaya sisanya. Namun apapun tujuan
khususnya, bisnis yang menggunakan harga sebagai alat strategis akan
menghasilkan lebih banyak laba dibandingkan bisnis yang hanya
25
bagi pembeli.
Berdasarkan uraian di atas untuk mencapai tujuan harga tersebut ada
beberapa faktor penentu yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam
menetapkan harga produknya, yaitu :
1. Mengenal permintaan produk dan persaingan. Besarnya permintaan
produk dan banyaknya pesaing juga mempengaruhi harga jual, jadi jangan
hanya menentukan harga semata-mata didasarkan pada biaya produksi,
distribusi dan promosi saja.
2. Target pasar yang hendak dilayani atau diraih. Semakin menetapkan target
yang tinggi maka penetapan harga harus lebih teliti.
3. Marketing mix sebagai strategi
4. Produk baru, jika itu produk baru maka bias ditetapkan harga yang tinggi
ataupun rendah, tetapi kedua strategi ini mempunyai kelebihan dan
kelemahan masing masing. Penetapan harga yang tinggi dapat menutup
biaya riset, tetapi juga dapat menyebabkan produk tidak mampu bersaing
di pasar. Sedangkan dengan harga yang rendah jika terjadi kesalahan
peramalan pasae, pasar akan terlalu rendah dari yang diharapkan. Maka
biaya-biaya tidak dapat tertutup sehingga perusahaan mungkin menderita
kerugian.
5. Reaksi pesaing, dalam pasar yang semakin kompetitif maka reaksi pesaing
ini harus selalu dipantau oleh perusahaan, sehingga perusahaan dapat
menentukan harga yang dapat diterima pasar dengan mendatangkan
keuntungan.
6. Biaya produk dan perilaku biaya.
7. Kebijakan atau peraturan yang ditentukan oleh pemerintah dan lingkungan.
2.19. Strategi Harga Produk Baru
Menurut Kotler dan Amstrong (2016:349) terdapat beberapa strategi harga
sebagai berikut :
1. Market - Skimming Pricing (harga Pemerahan pasar)
Pada harga pemerahan pasar perusahaan menetapkan harga yang tinggi
pada produk baru untuk memerah pendapatan maksimum sedikit demi sedikit
dari segmen yang bersedia membayar dengan harga tinggi. Penetapan harga
27
produk baru untuk menarik sejumlah besar pembeli dan oangsa pasar
yang besar. Beberapa kondisi yang harus dipenuhi untuk strategi harga
rendah ini agar bekerja, antara lain :
a. Pasar harus sangat sensitive terhadap harga sehingga harga yang
rendah menghasilkan pertumbugan pasar yang lebih.
b. Biaya produksi dan distribusi harus menurun untuk meningkatan
volume penjualan.
c. Harga yang lebih rendah harus membantu menjaga persaingan diluar
dan harga penetrasi harus mempertahankan posisi harga rendah. Jika
tidak, keuntungan harga yang didapat hanya sementara.
2.20. Metode Penetapan Harga
Metode penetapan harga menurut Kotler dan Keller (2016:497)
diantaranya sebagai berikut:
1. Penetapan harga mark up (Markup Pricing)
Metode penetapan harga paling mendasar adalah menambah markup standar
ke biaya produk. Perusahaan kontruksi memasukan penawaran tender
dengan memperkirakan total biaya proyek dan menambahkan markup
standar untuk laba. Markup biasanya lebih tinggi pada barang-barang
musiman (untuk menutup risiko tidak terjual), barang-barang khusus,
barang-barang yang pergerakannya lambat, barang-barang dengan biaya
penyimpanan dan penanganan tinggi dan barang yang inelastic terhadap
permintaan. Penetapan metode markup ini tidak selamanya masuk akal,
namun penetapan harga
28
a) Perolehan laba;
b) Struktur permodalan;
c) Arus kas; dan
d) Sensitivitas terhadap risiko pasar.
3) Kemampuan membayar Penilaian terhadap kemampuan membayar
dilakukan berdasarkan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai
berikut :
a) Ketepatan pembayaran pokok dan bunga;
b) Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitor;
c) Kelengkapan dokumentasi kredit;
d) Kepatuhan terhadap perjanjian kredit;
e) Kesesuaian penggunaan dana; dan
f) Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.
b. Kriteria dari masing-masing komponen sebagaimana dimaksud pada huruf a
diuraikan dalam lampiran Surat Edaran Bank Indonesia ini.
c. Penetapan kualitas kredit dilakukan dengan mempertimbangkan materialitas
dan signifikasi dari faktor penilaian dan komponen, serta relevansi dari faktor
penilaian dan komponen tersebut terhadap karakteristik debitor yang
bersangkutan.
d. Selanjutnya berdasarkan penilaian pada huruf b dan huruf c, kualitas kredit
ditetapkan menjadi Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar,
diragukan atau Macet.
33
BAB 3
HASIL OBSERVASI
Saat pagi hari, sekitar pukul 09.00 WIB, mereka mulai beraktivitas membuat
lentera hingga pukul 16.00 WIB sore hari. Setelah istirahat dan sholat Magrib,
mereka kembali melanjutkan membuat lampu hias hingga jelang waktu sholat Isya.
Maklum saja, kerajinan lentera atau lampu hias sudah mendarah daging bagi
penduduk Kampung Gentur. Dengan rekam jejak seperti itu, sentra lentera ini
menjadi ikon atau simbol kebanggaan warga Kampung Gentur, sekaligus
pemerintah daerah setempat.
Lentera atau lampu hias dengan warna-warna terang, merah, kuning, hijau tampak
bergantung di etalase hingga pintu rumah penduduk Cianjur. Tepatnya di kampung
Gentur, Desa Jambudipa, Kecamatan Warung Kondang, Cianjur, Jawa Barat.
Lampu gentur merupakan warisan nenek moyang sejak dulu dan sudah dikenal di
pasar dunia.
Maklum saja, kerajinan lentera atau lampu hias sudah mendarah daging bagi
penduduk Gentur. Konon keberadaan sentra ini sebelum awal Kemerdekaan
Republik Indonesia. Seperti kebanyakan produsen lampion di Gentur, Entis
Sutrisna, pemilik “Kurnia Lamp”, mengatakan usaha yang digelutinya ini mewarisi
usaha ini dari orang tuanya Baban Subandi yang juga diwarisi kakeknya Aki Musin
yang sudah membuat lentera sejak tahun 1940-an. Dirinya merupakan generasi ke-
empat penerus setelah ayahnya meninggal dunia tahun 1980.
3.3 Kolektor Pemburu Lampu Gentur
Lambat laun keberadaan lampu gentur banyak diminati para kolektor untuk
berbagai macam keperluan dekorasi ruangan dan koleksi di beberapa ruangan
rumah, hotel, restauran, maupun kafe. Beberapa koleksi lampu gentur dengan gaya
modern klasik dari gaya maroko, mediterania, oriental disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen dari lampu gantung , lampu tembok, lampu meja, maupun
tempat lilin dengan material kuningan dipadukan dengan berbagai kaca bevel, kaca
es flora yang berwarna-warni sesuai permintaan konsumen. Makanya, galeri tempat
memajang hasil akhir lampu hias dibuat di ruang tamunya. Trisna membanderol
satu lampu dengan harga Rp 85.000- Rp 3 juta sesuai model dan kerumitan
pembuatannya.
Saat ini, ada sekitar 30 perajin di Gentur yang menggantungkan ekonomi
keluarganya pada usaha pembuatan lentera. “Sekitar 30% warga di sini aktif
35
BAB 4
PEMBAHASAN
daya tarik bagi produk produk lampion yang sejenis, tapi lanpu gentur dapat
menunjukan kekebalan dari daya tarik produk lampu gentur.
Kampung Gentur, Cianjur sohor sebagai pusat kerajikan lentera atau lampu
hias sejak dulu. Tanpa embel-embel merek, produk mereka bisa terkenal hingga di
luar negeri. Tak pelak, banyak warga Gentur menggantungkan ekonominya pada
pembuatan lentera. Lentera atau lampu hias dengan warna-warna terang, merah,
kuning, hijau tampak bergantung di etalase hingga pintu rumah penduduk Cianjur.
Lentera hasil produksi masyarakat Gentur umumnya terbuat dari kuningan,
aluminium dan kaca berwarna. Proses pengerjaannya sederhana. Pertama-tama
membuat rangka dari aluminium dengan cara dipatri. Kemudian, potongan-
potongan kaca yang telah disesuaikan dengan bentuk atau model disemprot dengan
warna sesuai keinginan. Dan terakhir adalah menempel kaca di rangka.
Yang paling susah dalam proses pembuatan lentera adalah menemukan ide
bentuk. "Kami juga melayani order," ujar Dede. Bahkan, saat ini, Dede tak memiliki
stok lantaran semua lampu hias yang dibuatnya adalah pesanan pelanggan. Tiap
bulan, Dede melayani sedikitnya 500 lentera.
Untuk strategi penetapan harga pada lampu gentur dibanderol satu produk
lampunya dengan kisran harga Rp 85 ribu – Rp 3 juta sesuai model dan kerumitan
pembuatannya. Pada penetapan harga lampu gentur berdasarkan pada:
1. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai
Penetapan harga berdasarkan nilai (value-Based Pricing) menggunakan
persepsi nilai dari pembeli, bukan dari biaya penjual sebagai kunci
penetapan harga. Penetapan harga berdasarkan nilai berarti bahwa pemasar
tidak dapat mendesain suatu produk atau program pemasaran dan kemudian
menetapkan harga. Harga dihitung bersama-sama dengan bauran pemasaran
lainnya sebelum program pemasaran ditetapkan. Strategi penetapan harga
lampu gentur akan menyesuaikan dengan bauran pasar lainnya untuk
menhindari adanya ketimpangan dalam memberikan harga pasar.
38
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesetiaan konsumen tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui
proses belajar dan berdasarkan hasil pengalaman dari konsumen itu sendiri dari
pembelian konsisten sepanjang waktu. Bila yang didapat sudah sesuai dengan
harapan, maka proses pembelian ini terus berulang. Hal ini dapat dikatakan bahwa
telah timbul kesetiaan konsumen. Bila dari pengalamannya, konsumen tidak
mendapatkan merek yang memuaskan maka ia tidak akan berhenti untuk mencoba
merek-merek lain sampai ia mendapatkan produk atau jasa yang memenuhi kriteria
yang mereka tetapkan. Kesetiaan merupakan besarnya konsumsi dan frekuensi
pembelian dilakukan oleh seorang konsumen terhadap suatu perusahaan. Dan
mereka berhasil menemukan bahwa kualitas keterhubungan yang terdiri dari
kepuasan, kepercayaan dan komitmen mempunyai hubungan yang positif dengan
kesetiaan (Hirdinis, 2009: 6).
Kepuasan adalah fungsi dari perceived performance dan expectation. Jika
produk atau jasa yang dibeli sesuai dengan harapan yang diharapkan oleh
konsumen, maka akan mendapat kepuasan. Sebaliknya jika produk atau jasa yang
dibeli tidak sesuai dengan harapan yang diharapkan oleh konsumen maka akan
timbul ketidakpuasan seta perasaan kecewa.
Intinya kesetiaan pelanggan diperoleh dari kepuasan pelanggan itu sendiri
semakin puas pelanggan semakin tinggi kesetian pelanggan terhadap produk
tertentu, begitupun sebaliknya semakin tidak puas pelanggan semakin rendah
tingkat kesetiaan atau bahkan tidak akan ada kesetiaan terhadap suatu produk dan
memilih produk lain yang memberi kepuasan lebih baik.
Strategi Pengembangan Produk Dalam melakukan pengembangan produk
baru, perusahaan menghadapi berbagai kendala. Untuk menghadapi kendala-
kendala tersebut maka perusahaan harus mempunyai seperangkat startegi dalam
menghadapi setiap perubahan bisnis yang mungkin terjadi. Pengembangan produk
sangatlah mempengaruhi kesetiaan dan kepuasan pelanggan karena pengembangat
produk membuat pelanggan tidak bosan dengan satu produk itu saja perlu adanya
40
inovasi baru pada produk agar perlanggan tidak mengalami kejenuhan dan
kesetiaan terjalin dari penjual dengan pelanggan serta meningkatkan kepercayaan
terhadap produk kita.
Secara umum, penetapan harga betujuan untuk mencari laba agar
perusahaan dapat berjalan namun dalam kondisi persaingan yang semakin ketat
tujuan mencari laba maksimal dalam praktisnya akan sulit dicapai. Oleh karena itu,
manajemen memerlukan tujuan-tujuan.
Salah satu contoh usaha yang mempeerhatikan kepuasan dan kesetiaan yaitu
kerajinan lampu dari Kampung Gentur yang sohor sebagai pusat kerajinan lentera
atau lampu hias sejak dulu. Tanpa embel-embel merek, produk mereka bisa terkenal
hingga di luar negeri. Tak pelak, banyak warga Gentur menggantungkan
ekonominya pada pembuatan lentera tersebut. Meski tanpa menggunakan merek,
namun usaha lampu gentur lampu gentur sudah merajalela di pasar dunia. Tak
hanya di kawasan Asia, lentera cantik khas Cianjur ini pun banyak dipesan para
konsumen dari negara-negara Timur Tengah, Eropa seperti Yunani, Bulgaria, dan
Amerika Serikat. Selain itu, telah dipasarkan ke Thailand, Jerman, Belanda, dan
Dubai.
5.2 Saran
Setiap usaha yang sudah mempunyai nama dipasar ataupun yang masih baru
haruslah memperhatikan kepuasan setiap pelanggan untuk memperlebar pasar yang
dimiliki dan mendapatkan kesetiaan dari pelanggan. Hal tersebut sangat
mempengaruhi jalannya usaha. Tidak hanya itu untuk mendapatkan kepuasan serta
kesetiaan pelanggan harus dibarengi dengan inovasi atau pengembangan produk
agar pelanggan tidak merasa bosan dengan produk yang itu-itu saja. Dan pengusaha
juga harus menetapkan harga produk agar sesuai dengan kualitas produk itu sendiri
dan pelanggan merasa sesuai dengan harga yang telah ditetapkan.
41
DAFTAR PUSTAKA