Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan

Dosen Pengampu :

Dr. Nani Hartini, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Karliana Ageng Wahyuni 1907829

Muhammad Alfathan Fadillah 1909134

Raisa Putri Sekararum 1900193

Sahla Azkiya 1909206

Salwaa Rustin Salsabiil 1903798

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktunya.
Makalah ini disusun berdasarkan hasil penelitian dan referensi-referensi bacaan yang
telah dilakukan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada


semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu dalam
penyusunan makalah ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis selalu terbuka terhadap segala kritik
dan saran yang dapat berguna untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, Oktober 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................2
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
2.1. Definisi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan....................................................4
2.2. Tujuan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan.....................................................6
2.3. Tugas dan Fungsi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan....................................7
2.4. Jenis – Jenis Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan.............................................8
2.5. Aktivitas Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan..................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................13
3.2. Kritik dan Saran..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan


strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan
kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran,
peranan pendidik (guru, dosen, pamong belajar, instruktur, tutor, widyaiswara) dalam
masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada
dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus lagi proses pembelajaran, yang
diperankan oleh pendidik yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka
tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta
didiknya. Begitu pun dengan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, tenaga
perpustakaan, tenaga administrasi) mereka bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Guru dan dosen merupakan salah satu dari tenaga pendidik profesional.
Profesional yang dimaksud merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi (Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen). Tenaga pendidik memiliki peran penting dalam meningkatkan standar
mutu pendidikan nasional. Tidak hanya tenaga pendidik saja, tenaga kependidikan
seperti pustakawan, laboran, staff dan lain-lain juga sangat berperan dalam membantu
menunjang peningkatan kualitas mutu pendidikan nasional.

Menurut Herawan dan Hartini ( dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan


Universitas Pendidikan Indonesia, 2013) tenaga pendidik dan kependidikan dalam

3
proses pendidikan memegang peran strategis terutama dalam membentuk watak
bangsa yang diinginkan. Pada proses pembelajaran, peran pendidik tidak dapat
digantikan hanya dengan teknologi yang semakin maju saja. Hal tersebut disebabkan
karena fungsi tenaga pendidik sebagai pengajar bagi peserta didiknya begitu pula
dengan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tenaga
admisnistrasi) memiliki peran penting dalam melaksanakan tugas administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan yang tidak dapat dihilangkan.

Sehubungan dengan tuntutan kearah profesionalisme tenaga pendidik dan


kependidikan, maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu
pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi komitmen
pendidikan nasional. Oleh karenanya penting untuk memahami terlebih dahulu
bagaimana mengelola pendidik dan tenaga kependidikan tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan?
1.2.2 Apa tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan?
1.2.3 Apa saja tugas dan fungsi tenaga pendidik dan kependidikan?
1.2.4 Apa saja jenis-jenis tenaga pendidik dan kependidikan?
1.2.5 Bagaimana aktivitas manajemen tenaga pendidik dan kependidikan?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1 Memahami definisi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan.
1.3.2 Mengetahui dan memahami tujuan manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan.
1.3.3 Mengetahui tugas dan fungsi tenaga pendidik dan kependidikan.
1.3.4 Mengetahui jenis-jenis tenaga pendidik dan kependidikan.
1.3.5 Mengetahui aktivitas manajemen tenaga pendidik dan kependidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management yang dikembangan dari


kata to manage, yang artinya mangatur atau mengelola. Kata manage itu sendiri
berasal dari Italia, maneggio yang diadopsi dari bahas latin managiare, yang berasal
dari kata manus yang artinya tangan. Konsep manajemen tidaklah mudah untuk
didefinisikan.

Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat


5 dan 6 yang dimaksud dengan Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat
yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Sedangkan Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.

Berdasarkan keterkaitan antara Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dan pendapat Herawan dan Hartini (dalam Tim Dosen Administrasi
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2013 ), dirasa profesionalitas tenaga
pendidik dan kependidikan perlu ditingkatkan agar mutu pendidikan nasional juga
akan meningkat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya manajemen
tenaga pendidik dan kependidikan sebagai upaya peningkatan mutu pendidik dan
kependidikan yang mengatur begaimana cara pengelolaan tenaga pendidik dan
kependidikan tersebut.

Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus


dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam

5
organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM,
perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan
dan latihan atau pengembangan dan pemberhentian. Manajemen tenaga kependidikan
(guru dan pegawai) mutlak harus diterapkan oleh kepala sekolah agar dapat
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai
hasil yang optimal. Sesuai dengan hal ini, maka seorang kepala sekolah harus dapat
mencari, memposisikan, mengevaluasi, mengarahkan, memotivasi, dan
mengembangkan bakat setiap guru dan pegawainya serta mampu menyelaraskan
tujuan individu dan organisasi.

Danim dan Khairil (2012) menyebutkan bahwa secara umum tenaga kependidikan itu
dapat dibedakan menjadi empat kategori yaitu:

1. Tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar dan pelatih.


2. Tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas pemilik, pengawas peneliti dan
pengembang dibidang kependidikan dan pustakawan.
3. Tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laporan dan teknisi sumber belajar.
4. Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah, direktur,
ketua, rector dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
5. Tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administratif
kependidikan.

Dari uraian diatas maka dapat diketahui bahwa guru merupakan salah satu rumpun
dari tenaga pendidik. Dimana tenaga pendidik termasuk dalam tenaga kependidikan.
Nunu Heryanto ( dalam Tim Dosen Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia :
2013 ) mengemukakan hakikat guru dan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut :

1. Guru dan tenaga kependidikan merupakan agen pembaruan


2. Guru dan tenaga kependidikan berperan sebagai pemimpin dan pendukung
nilai-nilai masyarakat.
3. Guru dan tenaga kependidikan berperan sebagai fasilitator memungkinkan
terciptanya kondisi yang baik bagi subjek didik untuk belajar.
4. Guru dan tenaga kependidikan bertanggungjawab atas tercapainya hasil
belajar subjek didik.
5. Guru dan tenaga kependidikan dituntut untuk menjadi contoh dalam
pengelolaan proses belajar mengajar bagi calon guru yang menjadi subjek
didiknya.
6. Guru dan tenaga kependidikan bertanggungjawab secara professional untuk
terus menerus meningkatkan kemampuannya.
7. Guru dan tenaga kependidikan menunjang tinggi kode etik professional.

Danim dan Khairil (2012) mengatakan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan


merupakan dua jenis profesi atau pekerjaan yang saling mengisi. Pendidik dengan
derajat profesionalitas tingkat tinggi sekalipun nyaris tidak berdaya dalam bekerja
tanpa dukungan tenaga kependidikan. Sebaliknya, tenaga kependidikan yang
profesional sekalipun tak bisa berbuat apa-apa, tanpa dukungan guru yang profesional
sebaga aktor langsung di dalam dan di luar kelas, termasuk di laboratorium sekolah.

2.2. Tujuan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan berbeda dengan


manajemen sumber daya manusia pada konteks bisnis, di dunia pendidikan tujuan
manajemen SDM lebih mengarah pada pembangunan pendidikan yang bermutu,
membentuk SDM yang handal, produktif, kreatif, dan berprestasi.

Berdasarkan (Permendiknas No 8 Tahun 2005) TUGAS DITJEN PMPTK


Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen
PMTK) mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan standarisasi
teknis di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan non formal.

Fungsi Ditjen PMPTK :

1. Penyiapan perusahaan kebijakan departermen di bidang peningkatan mutu


pendidik dan tenaga kependidikan.

7
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan.
3. Penyusunan standar, norma, pedoman, criteria, dan prosedur di bidang
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jendral.

Penjabaran tugas dan fungsi dari Dirjen PMPTK merupakan tujuan yang ingin
dicapai dalam manajemen tenaga pendidik dan kependidikan. Aas Syaefudin (dalam
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2013) 
menyebutkan bahwa tujuan pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan adalah
agar mereka memiliki kemampuan, motivasi dan kreativitas untuk :

Mewujudkan sistem sekolah yang mampu mengatasi kelemahan-


kelemahannya  sendiri.
Secara berkesinambungan menyesuaikan program pendidikan sekolah
terhadap kebutuhan kehidupan (belajar) peserta didik dan persaingan terhadap
kehidupan masyarakat secara sehat dan dinamis.
Menyediakan bentuk  kepemimpinan (khususnya menyiapkan kader
pemimpin pendidikan yang handal dan dapat menjadi teladan) yang mampu
mewujudkan human organization yang pengertiannya lebih dari relationship
pada setiap jenjang manajemen organisasi pendidikan nasional.

2.3. Tugas dan Fungsi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Berdasarkan (Permendiknas No 8 Tahun 2005) Tugas Ditjen (Direktorat Jendral)


PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan) mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan standarisasi teknis di bidang peningkatan
mutu pendidik  dan kependidikan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal.
Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 juga
disebutkan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah”. Dilanjutkan pada  pasal 6 disebutkan bahwa “Kedudukan
guru dan dosen sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem
pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu, beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.”

Berdasarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional Pasal 39 dijelaskan tentang tugas dari tenaga pendidik dan kependidikan
yaitu :

Pasal (1)
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
Pasal (2)
Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara professional tenaga pendidik dan
kependidikan harus memiliki kompetensi yang disyaratkan baik dari pemerintah
maupun kebutuhan masyarakat sesuai dengan Undang-Undang No 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 42 antara lain:

Pasal (1)

9
Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal (2)
Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidik usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi yang
terakreditasi.

Adapun fungsi tenaga pendidik dan kependidikan terdapat dalam Undang-Undang


No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yaitu sebagai agen pembelajaran, 
pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada
masyarakat berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

2.4. Jenis – Jenis Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Tenaga Kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat dalam instansi


atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan
keseluruhan yang berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat dari jabatannya, tenaga
kependidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Tenaga Struktural
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif
umum (pemimpin) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak
langsung atas satuan pendidikan. (Kepsek, Wakepsek, urusan kurikulum,
kesiswaan, sapras, dan pelayanan khusus).
2. Tenaga Fungsional
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu
jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian
akademis kependidikan. (Guru, guru BP, pengembangan kurikulum dan
teknologi kependidikan, pengembangan tes, dan pustakawan).
3. Tenaga Teknis Kependidikan
Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih
dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administrative. (Laboran,
teknisi sumber belajar, pelatih ; olahraga, kesenian dan keterampilan. Dan
petugas TU).
Tenaga kependidikan merupakan hasil analisis jabatan yang dibutuhkan oleh
suatu sekolah atau satuan organisasi yang lebih luas. Sejalan dengan UU No 22
Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan PP No 25 Tahun 2000 tentang
kewenagan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, maka jenis-
jenis tenaga kependidikan dapat bervariasi sesuai kebutuhan organisasi yang
bersangkutan.

2.5. Aktivitas Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Menurut Sabrina Laine (Improving Teacher Quality,2010), aktivitas yang bisa


dilakukan untuk memanajemen tenaga pendidik dan kependidikan antara lain adalah:

1. Preparation (perencanaan)
2. Recruitment (rekrutmen)
3. Hiring (kinerja)
4. Induction (pengesahan)
5. Professional Development (pengembangan profesionalitas)
6. Compensation and Incentive (kompensasi dan stimulasi)
7. Working Condition (kondisi tempat kerja)
8. Performance Management (pengelolaan pelaksanan)

Herawan dan Hartini ( dalam TIM Dosen Administrasi Pendidikan Universitas


Pendididikan Indonesia, 2013 ) menjelaskan bahwa aktivitas manajemen tenaga
pendidik dan kependidikan meliputi kegiatan perencanaan, seleksi, manajemen
kinerja, pemberian kompensasi, dan pengembangan karier. Adapun penjelasan dari
masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut.

11
1. Perencanaan
Perencanaan manajemen pendidik dan kependidikan adalah
pengembangan dan strategi dan penyusunan tenaga pendidik dan
kependidikan (Sumber Daya Manusia/SDM) yang komprehensif guna
memenuhi kebutuhan organisasi di masa depan. Perencanaan SDM
merupakan awal dari pelaksanaan fungsi manajemen SDM. Walaupun
merupakan langkah awal yang harus dilaksanakan, perencanaan ini sering kali
tidak diperhatikan secara seksama. Dengan melakukan perencanaan ini, segala
fungsi SDM dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Di negara Indonesia status kepegawaian tenaga pendidik dan
kependidikan terbagi 2 yaitu PNS dan Non PNS dan berada dibawah naungan
Departermen Pendidik Nasional dan Departemen Agama. Merujuk pada teori
perencanaan SDM, maka ada beberapa metode yang dipakai  dalam
merencanakan SDM antara lain:
 Model tradisional
Metode ini biasanya disebut sebagai perencanaan tenaga kerja, semata-
mata memperhatikan masalah jumlah tenaga kerja serta jenis dan
tingkat keterampilan dalam organisasi. Model ini pada saat sekarang
dianggap paling sempit karena hanya membahas perencanaan jumlah
tenaga kerja dan perhatian tidak sesuai pada keterampilan, selain itu
meningkatkan kesadaran untuk memperhatikan masalah-masalah yang
kualitatif, seperti tentang perilaku peserta didik serta budaya
organisasi.
 Model terintegrasi
Bila dilihat perencanaan SDM sebagai pendekatan yang berbeda,
tampak jelas bahwa perencanan SDM telah bersifat lebih luas.
Perencanaan SDM tidak lagi terbatas pada masalah pasokan dan
permintaan tenaga kerja. Dalam perencanaan terintegrasi, segala aspek
yang penting dalam pembuatan dan pencapaian visi organisasi ataupun
SDM turut diperhatikan. Dalam perencanaan terintegrasi segala
perencanaan terpusat pada visi stratejik. Visi tersebut dijadikan
standart pencapaian.
2. Seleksi
“Selection” atau seleksi didefinisikan sebagai suatu proses
pengambilan keputusan dimana individu dipilih untuk mengisi suatu jabatan
yang didasarkan pada penilaian terhadap sebesar karakteristik individu yang
bersangkutan, sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh jabatan tersebut.
Dalam proses seleksi, kelompok pelamar yang terdiri dari para pengajar
professional, pengawas administrasi professional, pelaksana teknis
professional, dan tenaga pendukung lainnya harus melalui tiga tahapan proses,
yaitu:
 Pra seleksi
Melibatkan kebijakan dan penepatan prosedur seleksi. Inti dari tahap
pra seleksi adalah bahwa suatu sistem keputusan yang dijabarkan
dalam bentuk prosedur dan kebijakan sistem dapat membantu
memfokuskan upaya organisasi dalam mencapai tujuan seleksi.
 Seleksi
Merupakan pengajuan seleksi dan implementasi aturan yang
ditetapkan pada tahap satu. Proses seleksi di fokuskan pada pertanyaan
sejauh mana kecocokan antara pelamar dan segala kualitasnya dengan
tuntunan jabatan.
3. Manajemen kinerja
Manajemen kinerja adalah suatu proses yang berlangsung terus-menerus
dengan fungsi-fungsi manajerial kinerja. Manajemen kinerja merupakan
sebuah proses komunikasi yang berlangsung terus-menerus atau
berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara karyawan dengan
penyedia langsungnya. Berdasarkan definisi di atas manajemen kinerja tenaga
pendidik dan kependidikan itu meliputi:

13
  Fungsi kinerja yang esensial yang diharapkan oleh tenaga pendidik
dan kependidikan.
 Seberapa besar kontribusi pekerjaan pendidik dan kependidikan bagi
pencapaian tujuan kependidikan.
  Apa arti konkrit mengerjakan pekerjaan yang baik.
  Bagaimana tenaga pendidikan dan dinas bekerja sama untuk
mempertahankan, memperbaiki maupun mengembangkan kinerja yang
ada sekarang.
 Bagaimana prestasi kerja akan diukur.
 Mengenali berbagai hambatan kerja dan menyingkirkannya.
4. Pemberian kompensasi
Program kompensasi atau balas jasa umumnya bertujuan untuk kepentingan
perusahaan, karyawan dan pemerintah. Supaya tujuan tercapai dan
memberikan kepuasan bagi semua pihak hendaknya program pemberian
kompensasi didasarkan pada prinsip adil dan wajar.
5. Pengembangan karier
Berbicara tentang karier maka akan bertitik tolak pada asumsi dasar bahwa
seseorang yang mulai bekerja setelah bekerja dalam suatu organisasi akan
terus bekerja untuk organisasi tersebut.
Secara umum hakikat dan tujuan pengembangan karier merupakan proses
awal yang harus diketahui dengan jelas. Hakikat akan mengacu pada dasar
kekuatan yang membantu proses pengembangan, sedangkan tujuan justru
pada apa serta bagaimana meniti karier yang diharapkan. Prinsip dasar yang
dijadikan panduan pengembangan karier terdiri dari:
 Kemampuan manajerial
 Kemampuan fungsional
 Keamanan
 Kreativitas
 Otonomi independen
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini mengenai Manajemen Tenaga Pendidik dan
Kependidikan, yaitu:

a. Tenaga kependidikan merupakan anggota masyarakat yang mengabdikan


diri dan diangkat menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan
tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
b. Tenaga pendidik dan kependidikan berfungsi sebagai agen pembelajaran,
pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada
masyarakat berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
c. Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan merupakan proses
pengelolaan yang meliputi aktivitas yang harus dilakukan mulai dari
tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi
pendidikan sampai akhirnya berenti.
d. Tujuan dari manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah
pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk SDM yang handal,
produktif, kreatif dan berprestasi.
e. Aktivitas yang dilakukan untuk manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan antara lain meliputi perencanaan, seleksi, pengangkatan atau
penempatan, pembinaan, kesejahteraan, evaluasi dan pemberhentian.

3.2. Kritik dan Saran


Kritik dan saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

 Pemerintah harus memperhatikan tentang kualifikasi dan standart yang harus


dimiliki tenaga pendidik dan kependidikan

15
 Lembaga sekolah harus mampu mengelola tenaga pendidik dan kependidikan
dengan baik karena mereka memiliki peran yang penting dalam meningkatkan
kualitas pendidikan nasional.
 Tenaga pendidik dan kependidikan harus terus mengembangkan kariernya
agar mampu disumbangkan dengan baik kepada pendidikan nasional.
 Pemerintah memperhatikan secara serius dan berkala pada aspek manajemen
pendidikan ini, karena dari pendidikanlah landasan kemajuan bangsa
Indonesia ini, manajemen pendidikan mengatur manusia-manusia (tenaga
pendidik) yang berada didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arikuntoi, Suharsimi dan Yuliana, Lia. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:


                  Aditya Media.

Kanwil Depdiknas Provinsi Jawa Barat. 2000. Buku Perundang-Undangan Tahun


2000.
                Bandung: Kanwil Depdiknas Provinsi Jawa Barat.

Siagiaan, S. 2000. Manajemen SDM. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukirman, Hartati. 2000. Manajemen Tenaga Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY.

Danim,Sudarman & Khairil,H. 2012. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Samsudin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.


2013. Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Peraturan Pemerintah No 98 Tahun 2000 tentang pengadaan Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 8 Tahun 2005 tentang Tugas DITJEN


PMPTK Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang No 12 Tahun 1964 KUHP.

17

Anda mungkin juga menyukai