Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 2
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktunya.
Makalah ini disusun berdasarkan hasil penelitian dan referensi-referensi bacaan yang
telah dilakukan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis selalu terbuka terhadap segala kritik
dan saran yang dapat berguna untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................2
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
2.1. Definisi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan....................................................4
2.2. Tujuan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan.....................................................6
2.3. Tugas dan Fungsi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan....................................7
2.4. Jenis – Jenis Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan.............................................8
2.5. Aktivitas Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan..................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................13
3.2. Kritik dan Saran..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Guru dan dosen merupakan salah satu dari tenaga pendidik profesional.
Profesional yang dimaksud merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi (Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen). Tenaga pendidik memiliki peran penting dalam meningkatkan standar
mutu pendidikan nasional. Tidak hanya tenaga pendidik saja, tenaga kependidikan
seperti pustakawan, laboran, staff dan lain-lain juga sangat berperan dalam membantu
menunjang peningkatan kualitas mutu pendidikan nasional.
3
proses pendidikan memegang peran strategis terutama dalam membentuk watak
bangsa yang diinginkan. Pada proses pembelajaran, peran pendidik tidak dapat
digantikan hanya dengan teknologi yang semakin maju saja. Hal tersebut disebabkan
karena fungsi tenaga pendidik sebagai pengajar bagi peserta didiknya begitu pula
dengan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tenaga
admisnistrasi) memiliki peran penting dalam melaksanakan tugas administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan yang tidak dapat dihilangkan.
PEMBAHASAN
5
organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM,
perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan
dan latihan atau pengembangan dan pemberhentian. Manajemen tenaga kependidikan
(guru dan pegawai) mutlak harus diterapkan oleh kepala sekolah agar dapat
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai
hasil yang optimal. Sesuai dengan hal ini, maka seorang kepala sekolah harus dapat
mencari, memposisikan, mengevaluasi, mengarahkan, memotivasi, dan
mengembangkan bakat setiap guru dan pegawainya serta mampu menyelaraskan
tujuan individu dan organisasi.
Danim dan Khairil (2012) menyebutkan bahwa secara umum tenaga kependidikan itu
dapat dibedakan menjadi empat kategori yaitu:
Dari uraian diatas maka dapat diketahui bahwa guru merupakan salah satu rumpun
dari tenaga pendidik. Dimana tenaga pendidik termasuk dalam tenaga kependidikan.
Nunu Heryanto ( dalam Tim Dosen Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia :
2013 ) mengemukakan hakikat guru dan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut :
7
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan.
3. Penyusunan standar, norma, pedoman, criteria, dan prosedur di bidang
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jendral.
Penjabaran tugas dan fungsi dari Dirjen PMPTK merupakan tujuan yang ingin
dicapai dalam manajemen tenaga pendidik dan kependidikan. Aas Syaefudin (dalam
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2013)
menyebutkan bahwa tujuan pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan adalah
agar mereka memiliki kemampuan, motivasi dan kreativitas untuk :
Pasal (1)
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
Pasal (2)
Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara professional tenaga pendidik dan
kependidikan harus memiliki kompetensi yang disyaratkan baik dari pemerintah
maupun kebutuhan masyarakat sesuai dengan Undang-Undang No 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 42 antara lain:
Pasal (1)
9
Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal (2)
Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidik usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi yang
terakreditasi.
1. Tenaga Struktural
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif
umum (pemimpin) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak
langsung atas satuan pendidikan. (Kepsek, Wakepsek, urusan kurikulum,
kesiswaan, sapras, dan pelayanan khusus).
2. Tenaga Fungsional
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu
jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian
akademis kependidikan. (Guru, guru BP, pengembangan kurikulum dan
teknologi kependidikan, pengembangan tes, dan pustakawan).
3. Tenaga Teknis Kependidikan
Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih
dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administrative. (Laboran,
teknisi sumber belajar, pelatih ; olahraga, kesenian dan keterampilan. Dan
petugas TU).
Tenaga kependidikan merupakan hasil analisis jabatan yang dibutuhkan oleh
suatu sekolah atau satuan organisasi yang lebih luas. Sejalan dengan UU No 22
Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan PP No 25 Tahun 2000 tentang
kewenagan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, maka jenis-
jenis tenaga kependidikan dapat bervariasi sesuai kebutuhan organisasi yang
bersangkutan.
1. Preparation (perencanaan)
2. Recruitment (rekrutmen)
3. Hiring (kinerja)
4. Induction (pengesahan)
5. Professional Development (pengembangan profesionalitas)
6. Compensation and Incentive (kompensasi dan stimulasi)
7. Working Condition (kondisi tempat kerja)
8. Performance Management (pengelolaan pelaksanan)
11
1. Perencanaan
Perencanaan manajemen pendidik dan kependidikan adalah
pengembangan dan strategi dan penyusunan tenaga pendidik dan
kependidikan (Sumber Daya Manusia/SDM) yang komprehensif guna
memenuhi kebutuhan organisasi di masa depan. Perencanaan SDM
merupakan awal dari pelaksanaan fungsi manajemen SDM. Walaupun
merupakan langkah awal yang harus dilaksanakan, perencanaan ini sering kali
tidak diperhatikan secara seksama. Dengan melakukan perencanaan ini, segala
fungsi SDM dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Di negara Indonesia status kepegawaian tenaga pendidik dan
kependidikan terbagi 2 yaitu PNS dan Non PNS dan berada dibawah naungan
Departermen Pendidik Nasional dan Departemen Agama. Merujuk pada teori
perencanaan SDM, maka ada beberapa metode yang dipakai dalam
merencanakan SDM antara lain:
Model tradisional
Metode ini biasanya disebut sebagai perencanaan tenaga kerja, semata-
mata memperhatikan masalah jumlah tenaga kerja serta jenis dan
tingkat keterampilan dalam organisasi. Model ini pada saat sekarang
dianggap paling sempit karena hanya membahas perencanaan jumlah
tenaga kerja dan perhatian tidak sesuai pada keterampilan, selain itu
meningkatkan kesadaran untuk memperhatikan masalah-masalah yang
kualitatif, seperti tentang perilaku peserta didik serta budaya
organisasi.
Model terintegrasi
Bila dilihat perencanaan SDM sebagai pendekatan yang berbeda,
tampak jelas bahwa perencanan SDM telah bersifat lebih luas.
Perencanaan SDM tidak lagi terbatas pada masalah pasokan dan
permintaan tenaga kerja. Dalam perencanaan terintegrasi, segala aspek
yang penting dalam pembuatan dan pencapaian visi organisasi ataupun
SDM turut diperhatikan. Dalam perencanaan terintegrasi segala
perencanaan terpusat pada visi stratejik. Visi tersebut dijadikan
standart pencapaian.
2. Seleksi
“Selection” atau seleksi didefinisikan sebagai suatu proses
pengambilan keputusan dimana individu dipilih untuk mengisi suatu jabatan
yang didasarkan pada penilaian terhadap sebesar karakteristik individu yang
bersangkutan, sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh jabatan tersebut.
Dalam proses seleksi, kelompok pelamar yang terdiri dari para pengajar
professional, pengawas administrasi professional, pelaksana teknis
professional, dan tenaga pendukung lainnya harus melalui tiga tahapan proses,
yaitu:
Pra seleksi
Melibatkan kebijakan dan penepatan prosedur seleksi. Inti dari tahap
pra seleksi adalah bahwa suatu sistem keputusan yang dijabarkan
dalam bentuk prosedur dan kebijakan sistem dapat membantu
memfokuskan upaya organisasi dalam mencapai tujuan seleksi.
Seleksi
Merupakan pengajuan seleksi dan implementasi aturan yang
ditetapkan pada tahap satu. Proses seleksi di fokuskan pada pertanyaan
sejauh mana kecocokan antara pelamar dan segala kualitasnya dengan
tuntunan jabatan.
3. Manajemen kinerja
Manajemen kinerja adalah suatu proses yang berlangsung terus-menerus
dengan fungsi-fungsi manajerial kinerja. Manajemen kinerja merupakan
sebuah proses komunikasi yang berlangsung terus-menerus atau
berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara karyawan dengan
penyedia langsungnya. Berdasarkan definisi di atas manajemen kinerja tenaga
pendidik dan kependidikan itu meliputi:
13
Fungsi kinerja yang esensial yang diharapkan oleh tenaga pendidik
dan kependidikan.
Seberapa besar kontribusi pekerjaan pendidik dan kependidikan bagi
pencapaian tujuan kependidikan.
Apa arti konkrit mengerjakan pekerjaan yang baik.
Bagaimana tenaga pendidikan dan dinas bekerja sama untuk
mempertahankan, memperbaiki maupun mengembangkan kinerja yang
ada sekarang.
Bagaimana prestasi kerja akan diukur.
Mengenali berbagai hambatan kerja dan menyingkirkannya.
4. Pemberian kompensasi
Program kompensasi atau balas jasa umumnya bertujuan untuk kepentingan
perusahaan, karyawan dan pemerintah. Supaya tujuan tercapai dan
memberikan kepuasan bagi semua pihak hendaknya program pemberian
kompensasi didasarkan pada prinsip adil dan wajar.
5. Pengembangan karier
Berbicara tentang karier maka akan bertitik tolak pada asumsi dasar bahwa
seseorang yang mulai bekerja setelah bekerja dalam suatu organisasi akan
terus bekerja untuk organisasi tersebut.
Secara umum hakikat dan tujuan pengembangan karier merupakan proses
awal yang harus diketahui dengan jelas. Hakikat akan mengacu pada dasar
kekuatan yang membantu proses pengembangan, sedangkan tujuan justru
pada apa serta bagaimana meniti karier yang diharapkan. Prinsip dasar yang
dijadikan panduan pengembangan karier terdiri dari:
Kemampuan manajerial
Kemampuan fungsional
Keamanan
Kreativitas
Otonomi independen
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini mengenai Manajemen Tenaga Pendidik dan
Kependidikan, yaitu:
15
Lembaga sekolah harus mampu mengelola tenaga pendidik dan kependidikan
dengan baik karena mereka memiliki peran yang penting dalam meningkatkan
kualitas pendidikan nasional.
Tenaga pendidik dan kependidikan harus terus mengembangkan kariernya
agar mampu disumbangkan dengan baik kepada pendidikan nasional.
Pemerintah memperhatikan secara serius dan berkala pada aspek manajemen
pendidikan ini, karena dari pendidikanlah landasan kemajuan bangsa
Indonesia ini, manajemen pendidikan mengatur manusia-manusia (tenaga
pendidik) yang berada didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
17