PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang
sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Sehubungan dengan ini maka dengan
sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya
mempunyai gejala yang sama. Sejumlah individu yang mempunyai kedudukan
(status) yang sama menurut ukuran masyarakat dikatakan berada dalam suatu
lapisan stratum. Pitirim A. Sorokin memberikan definisi sebagai berikut, suatu
masyarakat ialah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang
tersusun secara bertingkat (hiearchis).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan dan lingkungan sosial?
2. Apa saja faktor-faktor dalam perkembangan manusia?
3. Apa fungsi sekolah?
4. Bagaimana perubahan sosial dan pendidikan?
5. Bagaimana peranan pendidikan dalam masyarakat?
6. Apa saja masalah yang terdapat dalam masyarakat akan pendidikan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk dapat memahami pendidikan dan lingkungan sosial.
2. Untuk dapat mengetahui faktor-faktor dalam perkembangan manusia.
3. Untuk dapat mengetahui fungsi sekolah.
4. Untuk dapat memahami perubahan sosial dan pendidikan.
5. Untuk dapat mengaplikasikan peranan pendidikan dalam masyarakat.
6. Untuk dapat mengetahui masalah yang terdapat dalam masyarakat akan
pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Nasution, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 76
2
yang sempit dengan kontrol sosial dimaksud pengendalian eksternal atas kelakuan
individu oleh orang lain yang memegang otoritas atau kekuasaan.2
2
Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.
59
3
Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 33
4
Ibid., h. 34
3
E. Pendidikan dan Pembaharuan Masyarakat
Ada para pendidik yang menaruh kepercayaan yang besar sekali akan
kekuasaan pendidikan dalam membentuk masyarakat baru. Karena itu setiap anak
diharapkan memasuki sekolah dan dapat diberikan ide-ide baru tentang
masyarakat yang lebih indah dari pada yang sudah-sudah.5 Tak dapat diharapkan
bahwa guru-gurulah yang akan mengambil inisiatif untuk mengadakan reformasi,
oleh sebab guru itu sendiri diangkat oleh pihak yang berkuasa dan telah menerima
norma-norma yang dipersyaratkan oleh atasannya.
Tentu saja sekolah dapat digunakan oleh yang berkuasa untuk mengadakan
perubahan-perubahan radikal yang diinginkan oleh pihak yang berkuasa itu,
seperti dilakukan oleh Hitler di Jerman partai komunis di Uni Sovyet , Jepang
didaerah jajahan dulu dan sebagainya. Perubahan-perubahan itu antara lain
tercermin dalam perubahan dan pembaharuan kurikulum dan sistem pendidikan
peralihan dari zaman kolonial ke zaman kemerdekaan memerlukan berbagi
perubahan kurikulum.
5
Ibid., h. 69
6
Nasution, Pendidikan…, h. 54
4
ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan secara tepat dan benar,
sehingga membawa kemajuan pada individu masyarakat dan negara untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional.
Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat
adalah:
1. Fungsi Sosialisasi
Di dalam masyarakat pra industri, generasi baru belajar mengikuti pola
perilaku generasi sebelumnya tidak melalui lembaga-lembaga sekolah seperti
sekarang ini. Pada masyarakat pra industri tersebut anak belajar dengan jalan
mengikuti atau melibatkan diri dalam aktivitas orang-orang yang telah lebih
dewasa. Anak-anak mengamati apa yang mereka lakukan, kemudian
menirunya dan anak-anak belajar dengan berbuat atau melakukan sesuatu
sebagaimana dilakukan oleh orang-orang yang telah dewasa.
Dengan semakin majunya masyarakat, pola budaya menjadi lebih
kompleks dan memiliki diferensiasi antara kelompok masyarakat yang satu
dengan yang lain, antara yang dianut oleh individu yang satu dengan individu
yang lain. Dengan perkataan lain masyarakat tersebut telah mengalami
perubahan-perubahan sosial. Ketentuan-ketentuan untuk berubah ini
mengakibatkan terjadinya setiap transmisi budaya dan satu generasi ke
generasi berikutnya selalu menjumpai permasalahan-permasalahan
Di dalam suatu masyarakat sekolah telah melembaga demikian kuat,
maka sekolah menjadi sangat diperlukan bagi upaya menciptakan/melahirkan
nilai-nilai budaya baru (cultural reproduction). Dengan berdasarkan pada
proses reproduksi budaya tersebut, upaya mendidik anak-anak untuk
mencintai dan menghormati tatanan lembaga sosial dan tradisi yang sudah
mapan adalah menjadi tugas dari sekolah. Termasuk di dalam lembaga-
lembaga sosial tersebut diantaranya adalah keluarga, lembaga keagamaan,
lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga ekonomi. Di dalam permulaan
masa-masa pendidikannya, merupakan masa yang sangat penting bagi
pembentukan dan pengembangan pengadopsian nilai-nilai ini. Masa-rnasa
5
pembentukan dan pembangunan upaya pengadopsian ini dilakukan sebelum
anak-anak mampu memiliki kemampuan kritik dan evaluasi secara rasional.7
7
Ibid., h. 56
8
Ibid., h. 57
6
sekolah di Sumatera Barat untuk mempertahankan nilai-nilai budaya
Minangkabau dan sebagainya dan kedua sekolah mempunyai tugas untuk
mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa dengan mempersatukan nilai-nilai
yang ada yang beragam demi kepentingan nasional.9
9
Ibid., h. 58
7
pribadi yang baik untuk menjadi seorang pekerja sesuai dengan bidangnya.
Jadi fungsi pendidikan ini merupakan pengembangan pribadi social.10
10
Ibid., h. 58
11
Ibid., h. 59
8
6. Fungsi Sekolah dalam Masyarakat
a. Sebagai Partner Masyarakat
Sekolah sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi oleh corak
pengalaman seseorang di dalam lingkungan masyarakat. Pengalarnan pada
berbagai kelompok masyarakat, jenis bacaan, tontonan serta aktivitas-
aktivitas lainnya dalam masyarakat dapat mempengaruhi fungsi
pendidikan yang dimainkan oleh sekolah. Sekolah juga berkepentingan
terhadap perubahan lingkungan seseorang di dalam masyarakat. Perubahan
lingkungan itu antara lain dapat dilakukan melalui fungsi layanan
bimbingan, penyediaan forum komunikasi antara sekolah dengan lembaga
sosial lain dalam masyarakat. Sebaliknya partisipasi sadar seseorang untuk
selalu belajar dari lingkungan masyarakat, sedikit banyak juga dipengaruhi
oleh tugas-tugas belajar serta pengarahan belajar yang dilaksanakan di
sekolah.
Fungsi sekolah sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi pula
oleh sedikit banyaknya serta fungsional tidaknya pendayagunaan sumber-
sumber belajar di masyarakat. Kekayaan sumber belajar dalam masyarakat
seperti adanya orang-orang sumber, perpustakaan, museum, surat kabar,
majalah dan sebagainya dapat digunakan oleh sekolah dalam menunaikan
fungsi pendidikan.12
b. Sebagai Penghasil Tenaga Kerja
Sebagai produser kebutuhan pendidikan masyarakat sekolah dan
masyarakat memiliki ikatan hubungan rasional di antara keduanya.
Pertama, adanya kesesuaian antara fungsi pendidikan yang dimainkan oleh
sekolah dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Kedua, ketepatan
sasaran atau target pendidikan yang ditangani oleh lembaga persekolahan
akan ditentukan pula oleh kejelasan perumusan kontrak antara sekolah
selaku pelayan dengan masyarakat selaku pemesan. Ketiga, keberhasilan
penunaian fungsi sekolah sebagai layanan pesanan masyarakat sebagian
akan dipengaruhi oleh ikatan objektif di antara keduanya.
12
Ibid., h. 60
9
Ikatan objektif ini dapat berupa perhatian, penghargaan dan
tunjangan tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan objektif lainnya yang
memberikan makna penting eksistensi.13
13
Ibid., h. 52
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kelakuan manusia pada hakikatnya hampir seluruhnya bersifat sosial,
yakni dipelajari dalam interaksi dengan manusia lainnya. Hampir semua
yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain
dirumah, sekolah, tempat bermain, pekerjaan dan sebagainya.
2. Perkembangan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni faktor
biologis, lingkungan alamiah , dan lingkungan sosial budaya.
3. Kontrol eksternal itu biasanya diterima dan disetujui oleh guru-guru dan
diinternalisasikan dalam sikap mereka lalu menjadi norma yang dijadikan
pegangan dalam kelakuan dan tindakan mereka sebagai pengajar.
4. Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga
pendidikan sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial.
11
DAFTAR PUSTAKA
12