agama Islam terlebih dahulu kita harus tahu pengertian dari pendidikan agama
Islam itu sendiri. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terancana
guru mengajar dan siswa belajar yang biasa dikenal dengan istilah proses
dari segi kognitif, afektif dan atau psikomotorik. Benyamin S. Bloom dalam
yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek pengetahuan (cognitive), aspek sikap
1[1] Abdul Madjid dan Dian Andayani. Pendidikan Agam Islam Berbasis
Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2004. hal. 130.
2[2] Muhaimin. Abd. Ghofir dan Nur Ali, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya : CV.
Citra Media, 1996. hal. 70.
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan individual mengenai
Ketiga aspek tersebut secara sederhana dapat dipandang sebagai aspek yang
arti luas.
aspek tersebut di atas, begitu juga dalam pembelajaran PAI, hanya saja tingkat
Taxsonomi Bloom yaitu tujuan pendidikan agama yang meliputi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dan sifat perubahan yang terjadi pada masing-
membawa anak ke arah tujuan dan saat itu juga anak sedang melakukan suatu
kegiatan yang disediakan oleh guru yaitu kegiatan belajar yang juga terarah
pada suatu tujuan yang ingin dicapai. Dengan pengertian lain “kegiatan guru”
hal-hal sebagai berikut : 1) Tujuan pendidikan Agama yang akan dicapai telah
dirumuskan secara jelas, 2) Bahan ajar pendidikan agama yang akan menjadi
isi interaksi telah dipilih dan ditetapkan, 3) Guru-siswa aktif dalam melakukan
agama.3[3]
pada pengertian interaksi yaitu hubungan aktif dua arah (timbal balik) antara
guru dan murid. Hubungan aktif antara guru dan murid harus diikuti oleh
3[3] Muhaimin, Op.Cit. hal. 73-74.
tujuan pendidikan agama. Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
membantu murid untuk mencapai tujuan adalah guru harus memilih bahan ajar
atau meteri pendidikan agama yang sesuai dengna tujuan yang akan dicapai.di
menetapkan metode dan sasaran yang paling tepat dan sesuai dalam
Pendidikan Agama
baik secara kognitif, afektif maupun psikomorik yang akan berpengaruh pada
tingkah laku siswa ynag relatif menetap. Dan perubahan yang terjadi harus
agama.
Agar perubahan dalam diri siswa sampai pada tujuan yang diharapkan,
perlu diperhatikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses dan hasil
b. Metode pembelajaran PAI yaitu cara-cara tertentu yang cocok digunakan
pembelajaran
c. Hasil pembelajaran PAI adalah mencakup semua akibat yang dapat
dijadikan indikator tentang nilai dari pada penggunaan metode PAI dibawah
kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakanya. Oleh sebab itu guru
ia mau belajar. Dalam menciptakan kondisi mengajar yang efektif ada lima
terkandung dalam ajaran Aqidah dan Akhlak Islam. Ada 10 prinsip yang perlu
Setiap siswa yang belajar PAI (Aqidah Akhlak) memiliki perbedaan satu
sama lain. Perbedaan tersebut bisa dalam hal minat, kemampuan, kesenangan,
beragama, ada siswa yang berasal dari keluarga taat beragama, dan ada yang
acuh tak acuh terhadap pengamalan nilai-nilai keagamaan. Ditinjau dari gaya
belajarnya, siswa tertentu lebih mudah belajar dengar baca dan melihat
(visual), dengan mendengar (audio), atau dengan cara gerak (kinestika). Oleh
waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam sesuai
karakteristik siswa.
sehari-hari.
nilai yang terkandung dalam aqidah dan akhlak Islam, apabila dapat
lingkungan sosial.
dan butuh bimbingan agar beraqidah dan berakhlak yang benar dan lurus
(hanif). Rasa ingin tahu dan daya imajinasi merupakan modal dasar yang
harus dikembangkan agar siswa mampu bersikap sesuai dengan nilai dan
masalah dan kemampuan untuk dapat mengambil keputusan sikap dan nilai
secara tepat dan benar dalam kehidupan. Untuk itu KBM Aqidah akhlak
KBM Aqidah Akhlak juga perlu memberikan peluang agar siswa memperoleh
pembelajaran.
membangun kepribadian dan moral siswa sebagai anak Indonesia. Karena itu
negara yang taat beragama serta menghormati dan mengharagi agama lain
sosial yang dapatmembekali siswa agar menjadi warga masyarakat dan warga
pengajaran, yaitu tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi agar dapat
Strategi mengajar juga dapat dikatakan sebagai tindakan nyata dari guru atau
dinilai lebih efektif dan lebih efesien. Dengan perkataan lain strategi mengajar
dilakukan guru pada waktu mengajar berurutan secara rapi dan logis sehingga
Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan
a. Tahapan mengajar, secara umum ada tiga tahapan pokok dalam strategi
telah disusun guru sebelumnya, dan c) Tahap penilaian dan tindak lanjut.
b. Pendekatan mengajar, inti dari proses belajar mengajar adalah kegiatan
guru. Richard Anderson seperti yang dikutip Nana Sudjana mengajukan dua
pendekatan, yaitu pendekatan yang berorientasi kepada guru (teacher
[2]
secara optimal. Beberapa prinsip mengajar yang utama dan harus digunakan
guru antara lain, prinsip motivasi, koperasi dan kompetisi, korelasi dan
pendidikan agama, dan 3) Karakteristik siswa yang akan mengikutinya. Hal ini
tersebut.
itu terletak pada tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk
dasar mengajar yang harus dikuasai guru agar dapat mencapai tujuan
dimulai dari awal hingga akhir pelajaran. Pada awal pelajaran dimulai tidak
semua siswa memiliki kesiapan mental dan tertarik untuk mengikuti hal-hal
kesiapan mental dan perhatian siswa tidak selalu tertuju pada hal-hal yang
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan prakondisi bagi siswa agar mereka siap menerima materi yang
mengajar.6[3]
Dengan kata lain, kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan
suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada
tetapi pada setiap penggal awal dan akhir pelajaran atau setiap kali beralih hal
atau topik baru. Beberapa cara yang dapat diusahakan guru dalam membuka
atau kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, pokok permasalahan yang
6
akan dibahas, rencana kerja dan pembagian waktu, 4) Mengaitkan topik yang
sudah dikuasai dengan topik baru, dan 5) Menanggapi situasi kelas. 7[4]
Menjelang akhir jam pelajaran atau pada setiap penggal kegiatan belajar,
siswa menemukan konsep, dalil, hukum atau prosedur dari inti pokok bahasan
dorongan psikologis dan atau sosial kepada siswa, 3) Memberi petunjuk untuk
kegiatan yang mutlak dilakukan oleh guru, bahkan dapat dikatakan inti dari
yang terasuk dalam aktifitas menerangkan yaitu hal-hal tentang “apa” dan
dan mengerti.
perndapat di atas bersifat subyektif tetapi guru telah melatih siswa untuk
(1) Membimbing anak didik untuk mendapat dan memahami hukum, dalil,
atau pertanyaan-pertanyaan.
langkahnya untuk menjelaskan materi tertentu kepada orang lain. Maka dari itu
11[8] Siti Fatimah Sunaryo, Kemampuan Dasar Mengajar, Malang : UMM. Press, 2002.
hal. 8-7
mendapatkan jawaban atau balikan dari orang lain. Lebih lanjut E.C. Wragg
ketrampilan serta kelancaran bicara dari guru harus dilatih dan ditingkatkan.
jenis pertanyaan. Dalam hal ini penggolongan itu terdiri atas jenis pertanyaan
jawaban yang sifatnya hafalan atau ingatan terhadap apa yang telah dipelajari
siswa, dalam hal ini siswa tidak diminta pendapatnya atau penilainya terhadap
ada.
lebih dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta
daya kreasi.
dari satu, sebab pertanyaan ini belum mempunyai jawaban yang spesifik,
3) Pertanyaan luas menilai, adalah pertanyaan yang meminta siswa untuk
Suatu pertanyaan yang baik bisa ditinaju dari segi isinya, tetapi jika cara
tujuan yang dikehendaki. Oleh karena itu aspek teknik pertanyaan harus pula
dipahami dan dilatih, agar guru dapat menggunakan pertanyaan secara efektif
yang kuat untuk meningkatkan prestasi yang telah dicapai, begitu pula
penguatan.
dilakukan guru atas perilaku positif yang dicapai siswa dalam proses
tersebut.
sederhana, yaitu memberi tanda dalam persetujuan guru terhadap tingkah laku
demikian, ketrampilan ini sulit dilakuakn jika guru tidak memahami makna
komponen yang perlu dipahami dan dikuasai oleh guru agar ia dapat
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu
hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan
mengajar yang efektif. Untuk itu ada beberpa prinsip yang perlu diperhatikan
yang harus dihindari oleh guru, yaitu 1) Campur tangan yang berlebihan, 2)